Kristus sebagai Batu Karang Keselamatan

Kristus sebagai Batu Karang Keselamatan

Pendahuluan: Batu Karang dalam Narasi Alkitab

Salah satu gambaran paling kuat dan konsisten yang digunakan dalam Alkitab untuk merujuk pada Allah dan Kristus adalah "batu karang" (rock). Dalam banyak bagian, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, batu karang melambangkan kekuatan, keteguhan, perlindungan, dan dasar yang tidak tergoyahkan.

Frasa “The Rock of our Salvation” berasal dari Mazmur 95:1 (AYT):

"Marilah kita bersorak-sorai bagi TUHAN, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita!"

Dalam artikel ini, kita akan menelusuri makna teologis dari metafora ini, mengekspose ayat-ayat Alkitab yang berkaitan, dan menyelami pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Charles Hodge, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul

1. Latar Biblika: “Rock” dalam Perjanjian Lama dan Baru

a. Batu Karang dalam Perjanjian Lama

Dalam PL, Allah sering digambarkan sebagai “Gunung Batu” (Ibrani: tsur) — lambang keandalan dan keteguhan. Contoh penting:

  • Mazmur 18:2 – “TUHAN adalah gunung batuku, bentengku dan penyelamatku.”

  • Ulangan 32:4 – “Gunung Batu yang pekerjaan-Nya sempurna…”

  • Yesaya 26:4 – “Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah Gunung Batu yang kekal.”

b. Batu Karang dalam Perjanjian Baru

Perjanjian Baru mengungkapkan bahwa Kristus adalah batu karang sejati:

  • 1 Korintus 10:4 – “...mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka. Batu karang itu adalah Kristus.”

  • Matius 7:24-25 – Orang bijak membangun rumah di atas batu.

  • 1 Petrus 2:4-8 – Kristus adalah batu penjuru yang hidup, meskipun ditolak manusia.

2. Eksposisi Teologis: Kristus sebagai Dasar Keselamatan

a. Kristus, Dasar yang Tak Tergoyahkan

Menurut John Calvin, dalam komentarnya atas Mazmur, dia menulis:

“Ketika pemazmur menyebut Allah sebagai batu karang, itu berarti tidak ada keselamatan sejati di luar Dia. Kristus adalah realitas dari gambaran ini.”

Bagi Calvin, "batu karang keselamatan" menunjuk kepada kemutlakan dan eksklusivitas Kristus sebagai satu-satunya jalan kepada Bapa.

b. Keteguhan dan Perlindungan dalam Kristus

Charles Hodge, dalam sistematikanya, menyatakan bahwa penggambaran Kristus sebagai batu berarti:

“Keselamatan bukan sekadar perasaan atau pengalaman subjektif, melainkan berdiri di atas fondasi objektif — kebenaran dan karya Kristus yang tak tergoyahkan.”

c. Konteks Penghakiman dan Penolakan

1 Petrus 2:6-8 menekankan bahwa Kristus, batu penjuru, adalah:

  • Dasar bagi mereka yang percaya

  • Batu sandungan bagi mereka yang menolak

R.C. Sproul menafsirkan bagian ini:

“Kristus adalah batu pondasi bagi umat pilihan, tapi juga batu sandungan bagi yang menolak. Penolakan kepada Kristus bukan kegagalan rencana Allah, melainkan bagian dari kedaulatan-Nya.”

3. Kristus sebagai Batu Karang dalam Narasi Penebusan

a. Bayangan dalam Keluaran 17:6

Allah berkata kepada Musa:

“Pukullah gunung batu itu, dan air akan keluar darinya, sehingga bangsa itu dapat minum.”

Paulus (1 Korintus 10:4) mengungkap bahwa batu ini adalah Kristus. Pengorbanan Kristus menjadi sumber air kehidupan — anugerah dan pengampunan.

Jonathan Edwards menafsirkan peristiwa ini sebagai:

“Bayangan salib, di mana Sang Gunung Batu dipukul demi kehidupan bangsa berdosa.”

b. Batu Karang vs Pasir: Dua Fondasi Hidup

Matius 7:24-27 menggambarkan perbedaan antara:

  • Orang yang membangun di atas batu → kokoh

  • Orang yang membangun di atas pasir → hancur

Kristus menegaskan bahwa ketaatan pada firman-Nya adalah tanda hidup yang dibangun di atas batu sejati.

4. Batu Karang dan Teologi Reformed: Pengakuan Iman dan Sola Christus

Dalam pengakuan Reformed, Kristus adalah satu-satunya dasar iman dan keselamatan, seperti tertulis dalam:

a. Pengakuan Iman Westminster (WCF XI.1)

“Mereka yang dibenarkan, Allah memberikan, bukan karena sesuatu yang ada dalam diri mereka, tetapi semata karena Kristus, Gunung Batu yang benar.”

b. Sola Christus: Hanya Kristus

Dalam prinsip Sola Christus, keselamatan hanya melalui Kristus — satu-satunya Gunung Batu. Herman Bavinck menyatakan:

“Semua yang berada di luar Kristus berada di atas pasir. Hanya di dalam Dia, iman memiliki dasar objektif yang kuat.”

5. Kristus sebagai Gunung Batu dalam Penderitaan dan Pengharapan

a. Tempat Perlindungan dalam Penderitaan

Mazmur 61:2-3 – “...Bawalah aku ke Gunung Batu yang terlalu tinggi bagiku.”

John Owen, teolog Puritan, berkata:

“Dalam badai pencobaan, kita tidak berlari ke dalam emosi atau logika kita, tapi ke dalam pribadi Kristus. Ia lebih tinggi dari badai kita.”

b. Pengharapan Eskatologis

Yesaya 28:16 – “Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu…”

Yesaya menubuatkan kedatangan Kristus sebagai batu dasar kerajaan Allah. Batu ini akan menjadi dasar bagi seluruh rencana kekal Allah hingga kedatangan-Nya yang kedua.

6. Penerapan Pribadi dan Gerejawi

a. Iman Pribadi yang Berakar di Kristus

  • Bangunlah kehidupan rohani di atas pengajaran Kristus, bukan perasaan atau moralitas semu.

  • Dalam pencobaan, larilah kepada Kristus, bukan ke dunia.

b. Gereja Lokal: Berdiri di Atas Kristus

Efesus 2:20 – Gereja dibangun di atas dasar para rasul, dengan Kristus sebagai batu penjuru.

Gereja Reformed yang sejati harus:

  • Mewartakan Kristus sebagai satu-satunya dasar keselamatan

  • Menolak pengajaran yang menggeser Kristus dari pusat

7. Bahaya Membangun di Luar Batu Karang

a. Kristus sebagai Batu Sandungan

Bagi dunia, Kristus bisa tampak:

  • Lemah (karena Ia disalibkan)

  • Tidak relevan (karena tidak menawarkan kekuasaan duniawi)

Namun seperti dikatakan Petrus, mereka yang menolak batu ini akan tersandung dan jatuh (1 Ptr 2:8).

b. Kegagalan Gereja Modern

Beberapa gereja mengalihkan fokus dari Kristus kepada:

  • Psikologi

  • Motivasi hidup

  • Aktivitas sosial

Tanpa Kristus sebagai dasar, gereja tidak lebih dari bangunan di atas pasir, dan akan runtuh di tengah badai modernisme.

Kesimpulan: Kristus adalah Batu Karang Keselamatan Kita

Frasa "The Rock of Our Salvation" bukan sekadar metafora puitis, tetapi realitas teologis yang dalam. Kristus adalah:

  • Dasar keselamatan kita (Soteriologi)

  • Batu penjuru gereja (Ekklesiologi)

  • Perlindungan dalam pencobaan (Spiritualitas)

  • Pengharapan dalam kekekalan (Eskatologi)

Teologi Reformed menempatkan Kristus di pusat — sebagai batu karang sejati tempat kita dapat membangun iman yang tidak tergoyahkan.

Next Post Previous Post