Lukas 22:31 Iman yang Tidak Gagal

Pendahuluan
Dalam Injil Lukas 22:31, kita menjumpai salah satu momen paling intens menjelang penyaliban Kristus. Yesus berbicara langsung kepada Simon Petrus, salah satu murid yang paling menonjol, dan menyatakan bahwa Iblis telah menuntut untuk menampi mereka seperti gandum. Ayat ini secara teologis sangat kaya dan penting, bukan hanya dalam memahami natur pencobaan, tetapi juga tentang jaminan iman dalam Kristus.
Lukas 22:31 (AYT):
"Simon, Simon, lihat, Iblis telah meminta untuk menampi kamu sekalian seperti gandum."
Menggali ayat ini memberikan kita wawasan mendalam tentang:
-
Peran Iblis dalam pencobaan
-
Kuasa doa syafaat Yesus
-
Kedaulatan Allah dalam membatasi pencobaan
-
Jaminan ketekunan orang percaya
I. Latar Konteks Lukas 22:31
Lukas 22 menggambarkan saat-saat terakhir Yesus bersama para murid-Nya sebelum pengkhianatan Yudas dan penyaliban. Di tengah diskusi yang tampaknya biasa – termasuk siapa yang terbesar di antara mereka – Yesus tiba-tiba mengungkapkan realitas spiritual yang tak terlihat: Iblis sedang bekerja keras menyesatkan murid-murid-Nya.
Frasa penting: “Simon, Simon”
Yesus menyebut nama Petrus dua kali sebagai bentuk urgensi dan kasih. Seperti dalam kisah Maria (Lukas 10:41), pengulangan nama sering digunakan dalam Alkitab untuk mengungkapkan kedekatan emosi. Petrus menjadi fokus karena ia akan mengalami guncangan iman paling besar.
II. Analisis Kata dan Makna Teks
1. “Iblis telah meminta” (dalam Yunani: ἐξῃτήσατο - exēitēsato)
Kata ini secara harfiah berarti “meminta dengan kuat” atau “menuntut dengan mendesak”. Ini menggambarkan bahwa Iblis tidak bertindak sembarangan – ia perlu izin Allah.
John Calvin menafsirkan hal ini sebagai bukti bahwa:
“Iblis tidak dapat menyentuh umat Allah tanpa izin Sang Pemelihara mereka.”
2. “Menampi seperti gandum”
Menampi berarti memisahkan gandum dari sekam – sebuah proses yang mengguncang dan penuh gesekan. Ini adalah metafora pencobaan yang menyaring: siapa yang sungguh-sungguh beriman akan tetap bertahan.
Menurut R.C. Sproul, kata ini mengandung makna bahwa:
“Pencobaan bukan hanya serangan, tetapi ujian untuk membuktikan iman sejati.”
III. Dimensi Teologi Reformed dalam Lukas 22:31
A. Kedaulatan Allah atas Segala Hal, Termasuk Iblis
Dalam ayat ini, kita melihat kedaulatan mutlak Allah. Iblis tidak bisa bertindak tanpa izin. Ini sejalan dengan kisah Ayub (Ayub 1–2), di mana Iblis juga meminta izin dari Allah sebelum mencobai.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menyatakan:
“Allah adalah penguasa tertinggi; bahkan keinginan dan tindakan Iblis pun berada di bawah kontrol-Nya.”
Teologi Reformed tidak pernah menempatkan Allah dan Iblis sebagai dua kekuatan yang setara dan berlawanan. Iblis adalah ciptaan, tunduk di bawah kehendak Allah.
B. Ketekunan Orang Kudus (Perseverance of the Saints)
Ayat ini adalah pengantar untuk ayat berikutnya, Lukas 22:32, di mana Yesus berkata:
"Namun Aku telah berdoa untukmu, supaya imanmu tidak gagal."
John Owen, teolog Reformed Puritan, berkata:
“Kita tetap berdiri bukan karena kekuatan iman kita, tetapi karena Kristus mendoakan kita.”
Ini memperkuat doktrin Reformed bahwa mereka yang sungguh-sungguh diselamatkan akan bertahan sampai akhir – bukan karena kekuatan sendiri, tetapi karena anugerah Allah dan doa Yesus sebagai Imam Besar.
C. Natur Pencobaan dan Kelemahan Manusia
Petrus, sekalipun pemimpin murid-murid, tetap rentan dan lemah. Dalam ayat ini, teologi Reformed menekankan dua realitas penting:
-
Total depravity (kerusakan total): Tidak seorang pun bisa bertahan tanpa anugerah.
-
Providensia Allah: Allah tetap menopang umat-Nya dalam pencobaan.
Charles Spurgeon berkata:
“Jika kita dibiarkan sedetik saja tanpa anugerah Allah, kita akan jatuh lebih dalam dari Petrus.”
IV. Eksposisi Berdasarkan Pandangan Para Teolog Reformed
1. John Calvin
Calvin menyoroti bahwa permintaan Iblis menunjukkan intensitas serangan rohani terhadap gereja. Ia menulis:
“Setiap kali kita tergoda, kita tidak boleh mengabaikan kenyataan bahwa Iblis sedang bekerja dengan izin Allah untuk menguji iman kita.”
Ia juga menekankan bahwa:
“Doa Kristus lebih kuat daripada pencobaan Iblis.”
2. John Piper
Piper melihat Lukas 22:31-32 sebagai bukti nyata bahwa Yesus adalah Gembala Agung yang menjaga domba-domba-Nya. Dalam khotbahnya “Sifting Like Wheat”, ia menyatakan:
“Iblis ingin menghancurkan iman Petrus, tetapi Yesus tidak berkata, ‘Aku mencegahnya.’ Dia berkata, ‘Aku mendoakanmu.’ Iman kita bertahan karena Yesus tidak pernah berhenti menjadi Imam Besar kita.”
3. R.C. Sproul
Sproul menggarisbawahi bahwa saat Iblis mencobai, itu bukan tanda Allah meninggalkan kita, tetapi justru bagian dari pemurnian iman.
“Yesus tidak menghapus pencobaan, tapi menopang di dalamnya. Itu anugerah yang luar biasa.”
V. Aplikasi Praktis untuk Orang Percaya
A. Waspada Terhadap Serangan Rohani
Yesus tidak berkata "mungkin", tetapi "Iblis telah meminta". Ini mengingatkan kita bahwa:
-
Serangan rohani nyata dan intens.
-
Kita tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri.
-
Iman kita harus berakar dalam Kristus dan Firman.
B. Mengandalkan Doa Syafaat Kristus
Kristus mendoakan kita agar iman kita tidak gagal. Dalam Ibrani 7:25, dikatakan bahwa Yesus “senantiasa hidup untuk menjadi Pengantara mereka”.
A.W. Pink menyatakan:
“Doa Yesus adalah jaminan bahwa semua orang pilihan akan bertahan sampai akhir.”
C. Menghibur Mereka yang Jatuh
Yesus tahu Petrus akan jatuh, tapi Ia juga tahu Petrus akan dipulihkan. Jika seseorang jatuh dalam dosa:
-
Jangan langsung menghakimi.
-
Dorong mereka untuk kembali seperti Petrus.
-
Ingatkan mereka bahwa anugerah Kristus selalu tersedia.
D. Menjadi Penguat bagi Orang Lain
Setelah pemulihan, Yesus memerintahkan Petrus untuk menguatkan saudara-saudara (Luk. 22:32b). Pencobaan dan pemulihan yang kita alami bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk pelayanan kepada tubuh Kristus.
VI. Kesimpulan: Kejatuhan Tidak Menghancurkan, Jika Ada Yesus
Lukas 22:31 mengajarkan realitas pencobaan, tetapi juga anugerah yang menopang. Dalam terang teologi Reformed:
-
Allah berdaulat atas semua hal, termasuk pencobaan.
-
Yesus Kristus menjadi pengantara yang mendoakan umat-Nya.
-
Iblis tidak memiliki kuasa mutlak atas umat pilihan Allah.
-
Pencobaan digunakan untuk memurnikan, bukan menghancurkan iman sejati.
Seperti Petrus, kita semua bisa jatuh. Tapi jika kita berada dalam tangan Yesus, kita tidak akan hancur. Kita akan bertobat, dipulihkan, dan dipakai untuk memperkuat tubuh Kristus.