Roma 15:17–21 Paulus dan Kemuliaan Injil Kristus

Pendahuluan
Surat Paulus kepada jemaat di Roma merupakan salah satu teks teologis paling dalam dan sistematis dalam seluruh Perjanjian Baru. Di dalam Roma 15:17–21, kita menemukan suatu pengakuan pribadi yang sangat menyentuh dari Rasul Paulus. Di sini, ia menyingkapkan dasar kemuliaan pelayanannya: bukan pada dirinya sendiri, tetapi dalam apa yang telah dilakukan Kristus melalui dirinya. Ini adalah esensi dari pelayanan Reformed: Kristus-sentris, berorientasi pada ketaatan, dan berakar pada kasih karunia Allah.
I. Pembacaan Teks: Roma 15:17–21 (AYT)
17 Oleh karena itu, dalam Kristus Yesus, aku bermegah dalam hal-hal yang berhubungan dengan Allah.18 Sebab, aku tidak akan berani berkata apa-apa selain dari apa yang Kristus telah lakukan melalui aku untuk menjadikan bangsa-bangsa lain taat, melalui perkataan dan perbuatanku,19 dengan kuasa tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat, dengan kuasa Roh Allah. Dengan demikian, dari Yerusalem dan sekitarnya sampai ke Ilirikum, aku telah memberitakan Injil Kristus sepenuhnya.20 Dengan demikian, aku berusaha untuk memberitakan Injil bukan di tempat di mana nama Kristus telah dikenal, supaya aku tidak membangun di atas dasar orang lain,21 tetapi seperti ada tertulis, “Mereka yang belum pernah diberi tahu tentang Dia akan melihat, dan mereka yang belum pernah mendengar akan mengerti.”
II. Latar Belakang Historis dan Teologis
Menurut John Calvin, bagian ini memperlihatkan bagaimana Paulus memandang keberhasilan pelayanan sebagai hasil karya Kristus semata. Paulus bukanlah seorang yang mencari pujian manusia, tetapi seorang yang menempatkan seluruh kemuliaan pada Kristus.
Sementara itu, Herman Bavinck, dalam karya monumentalnya Reformed Dogmatics, menekankan pentingnya misi universal Allah. Apa yang dilakukan Paulus di sini merupakan wujud dari panggilan Allah kepada gereja untuk memberitakan Injil kepada seluruh bangsa.
III. Eksposisi Ayat per Ayat
Roma 15:17 – Kemegahan dalam Kristus Yesus
"Oleh karena itu, dalam Kristus Yesus, aku bermegah dalam hal-hal yang berhubungan dengan Allah."
Menurut John Stott, ini adalah puncak dari kehidupan pelayanan seorang Kristen. Paulus tidak bermegah dalam jumlah jemaat, keberhasilan program, atau pencapaian pribadi. Ia hanya bermegah dalam apa yang telah Kristus lakukan melalui dia. Dalam teologi Reformed, ini dikenal sebagai prinsip Soli Deo Gloria—segala kemuliaan hanya bagi Allah.
Sinclair Ferguson menambahkan bahwa “megah dalam Kristus” adalah tindakan penyembahan. Kita melihat bahwa Paulus bukan hanya menyampaikan fakta, tetapi menyatakan adorasi terhadap Kristus.
Roma 15:18 – Kristus yang Bekerja Melalui Paulus
“Sebab, aku tidak akan berani berkata apa-apa selain dari apa yang Kristus telah lakukan melalui aku...”
Paulus menolak semua bentuk pengagungan diri sendiri. Ini sangat kontras dengan budaya zaman sekarang yang mengedepankan branding pribadi. Paulus mengajarkan bahwa seorang pelayan sejati adalah mereka yang menyadari bahwa seluruh hasil adalah karena Kristus bekerja melalui dia, bukan karena kecakapan dirinya.
Teologi Reformed memahami ini dalam kerangka Efesus 2:10, bahwa kita adalah ciptaan baru dalam Kristus, diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Paulus hanya menggenapi apa yang telah Allah tentukan.
Roma 15:19 – Kuasa Roh dan Penyertaan Supranatural
“...dengan kuasa tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat, dengan kuasa Roh Allah...”
Di sini Paulus menekankan otoritas apostolik yang disertai dengan tanda-tanda ilahi. Namun menurut Calvin, tanda dan mukjizat bukanlah tujuan, melainkan alat konfirmasi dari pewartaan Injil.
Dalam perspektif Reformed, karya Roh Kudus adalah hal sentral. Seperti dikatakan oleh Bavinck: “Tanpa Roh Kudus, tidak ada Injil yang dapat dimengerti atau diterima.” Paulus sadar bahwa bukan hanya kata-kata, tetapi kuasa Roh Allahlah yang menjadikan bangsa-bangsa lain taat.
Roma 15:20 – Fondasi Misi Paulus
“...aku berusaha untuk memberitakan Injil bukan di tempat di mana nama Kristus telah dikenal...”
Ini menunjukkan strategi misi Paulus: menjangkau yang belum terjangkau. Dalam teologi misi Reformed, ini adalah prinsip missio Dei—misi berasal dari Allah dan digerakkan oleh Allah sendiri.
Menurut Stott, Paulus tidak anti pada pembangunan gereja di tempat yang sudah ada, tetapi panggilan pribadinya adalah menjangkau daerah yang belum pernah mendengar Injil.
Hal ini sesuai dengan Amanat Agung dalam Matius 28:19–20, yang menjadi dasar kuat dalam teologi Reformed untuk misi lintas budaya.
Roma 15:21 – Penggenapan Nubuat Yesaya
“...seperti ada tertulis, ‘Mereka yang belum pernah diberi tahu tentang Dia akan melihat, dan mereka yang belum pernah mendengar akan mengerti.’”
Paulus mengutip Yesaya 52:15, yang berbicara tentang Mesias yang akan mengejutkan banyak bangsa. Paulus melihat dirinya sebagai alat penggenapan nubuat tersebut. Ini memperlihatkan bagaimana ia melihat kesatuan antara Perjanjian Lama dan Injil Kristus.
Menurut Ferguson, ini menegaskan bahwa Injil bukan sekadar proyek manusia, tetapi bagian dari rencana kekal Allah.
IV. Aplikasi dalam Pelayanan Masa Kini
1. Kemuliaan Harus Kembali kepada Kristus
Pelayanan yang sejati bukan tentang nama besar, jumlah jemaat, atau bangunan megah. Reformed theology mengingatkan kita bahwa Kristus adalah pusat dan tujuan dari segala sesuatu.
2. Ketaatan Bangsa-Bangsa adalah Tujuan Injil
Bukan sekadar pertobatan emosional, melainkan ketaatan yang lahir dari hati yang diperbarui oleh Roh Kudus. Ini adalah buah Injil sejati.
3. Kuasa Roh Kudus Adalah Kunci Pelayanan
Tidak cukup hanya dengan strategi dan metode. Kita memerlukan urapan dan kuasa dari Roh Kudus yang membuat pelayanan menjadi efektif secara rohani.
4. Kita Dipanggil Menjangkau yang Belum Terjangkau
Seperti Paulus, gereja masa kini perlu memperhatikan bahwa masih banyak yang belum mendengar Injil. Misi lintas budaya dan penginjilan ke suku-suku terabaikan harus tetap menjadi prioritas.
5. Firman Tuhan dan Nubuat Perjanjian Lama Masih Relevan
Pemahaman teologi Reformed menekankan kesatuan antara Perjanjian Lama dan Baru, dan bahwa semua nubuat mengenai Kristus adalah dasar yang kokoh bagi pemberitaan Injil.
V. Kesimpulan
Roma 15:17–21 adalah pengakuan penuh kerendahan hati dan kebergantungan pada Kristus. Paulus adalah contoh sempurna dari pelayan yang hidup bagi kemuliaan Allah, memberitakan Injil dengan kuasa Roh, dan menjangkau mereka yang belum mengenal Kristus.
Dalam terang teologi Reformed, kita diajak kembali merenungkan bahwa pelayanan bukanlah tentang “aku”, tetapi tentang apa yang Kristus lakukan melalui aku, demi kemuliaan Allah, demi ketaatan bangsa-bangsa, dan demi penyebaran Injil hingga ke ujung bumi.