Tempat Persembunyian Orang Kudus pada Hari yang Jahat
Pendahuluan: Hari yang Jahat dalam Kehidupan Orang Percaya
Dalam dunia yang rusak oleh dosa, setiap orang percaya tidak luput dari masa-masa sulit, pencobaan besar, penganiayaan, dan tekanan rohani yang menyesakkan. Kitab Suci menyebut masa-masa ini sebagai “hari yang jahat” (Efesus 6:13). Pada saat-saat seperti itulah, setiap orang kudus membutuhkan tempat perlindungan, sebuah tempat sembunyi, tempat penghiburan, dan kekuatan rohani — itulah yang disebut sebagai “The Saint’s Hiding-Place in the Evil Day.”
Dalam artikel ini, kita akan membahas eksposisi dari tema tersebut berdasarkan beberapa ayat Alkitab utama dan didukung oleh pandangan teolog-teolog Reformed seperti John Owen, Thomas Brooks, Charles Spurgeon, hingga John Calvin.
1. Hari yang Jahat: Apa dan Kapan?
a. Dasar Alkitabiah: Efesus 6:13
“Sebab itu, ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.”
Hari yang jahat bukanlah satu hari secara literal, melainkan menunjuk pada masa pencobaan yang berat, ujian iman, krisis hidup, penderitaan besar, bahkan penganiayaan karena iman. Hari-hari seperti ini bisa datang kapan saja dalam hidup orang percaya.
Matthew Henry dalam komentarnya menulis: “The evil day may refer to the time of temptation, affliction, or persecution. It is the day when the believer is most assaulted by spiritual enemies.”
b. Jenis-Jenis Hari yang Jahat
Menurut Thomas Brooks (1608–1680), dalam bukunya “Precious Remedies Against Satan’s Devices,” hari yang jahat bisa muncul dalam bentuk:
-
Serangan spiritual dari Iblis (Efesus 6:12)
-
Godaan dosa yang sangat kuat (Yakobus 1:14)
-
Penderitaan fisik atau mental
-
Tekanan duniawi dan politik terhadap gereja
-
Kejatuhan moral di tengah masyarakat
Hari yang jahat adalah realita yang pasti, tetapi Allah menyediakan tempat perlindungan bagi orang-orang-Nya.
2. Tempat Persembunyian Orang Kudus: Di Mana Itu?
a. Mazmur 91:1-2
“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: ‘Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.’”
Mazmur 91 sering disebut sebagai pasal perlindungan bagi umat Allah. Pemazmur menyatakan bahwa perlindungan yang sejati bagi orang benar adalah bernaung di dalam Allah sendiri.
John Calvin menjelaskan: “There is no fortress like the promises of God and the presence of God. The saints must take refuge not in circumstances, but in the covenant faithfulness of Jehovah.”
b. Kristus sebagai Tempat Persembunyian
Kolose 3:3 mengatakan:
“Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.”
Ayat ini menegaskan bahwa hidup orang percaya tersembunyi — bukan dalam dunia, bukan dalam kekuatan diri, tetapi dalam Kristus. Dalam pengajaran John Owen, Kristus adalah satu-satunya tempat berlindung yang efektif dari murka Allah, godaan Iblis, dan penderitaan dunia.
3. Perlindungan Allah dalam Hari yang Jahat
a. Providensia Ilahi sebagai Pelindung
Dalam teologi Reformed, Allah bukan hanya menyelamatkan jiwa, tetapi juga memelihara seluruh kehidupan umat-Nya melalui providensia (pemeliharaan) yang aktif.
Heidelberg Catechism pertanyaan 26 mengajarkan:
“Apa yang kamu percayai ketika kamu mengatakan: Aku percaya kepada Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi?
Bahwa Bapa kekal Tuhan kita Yesus Kristus… memelihara aku sedemikian rupa, sehingga tanpa kehendak-Nya, satu helai rambut pun tidak dapat jatuh dari kepalaku…”
Ini berarti pada hari yang jahat, anak-anak Tuhan tidak ditinggalkan begitu saja — mereka dipelihara dan dilindungi, bahkan ketika mereka tidak sadar akan hal itu.
b. Perlindungan Melalui Firman dan Doa
Efesus 6:17-18:
“Dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan.”
Hari yang jahat menuntut senjata rohani, dan tempat persembunyian orang kudus juga mencakup keterhubungan yang erat dengan firman dan doa. Charles Spurgeon menulis:
“There is no safer shelter than the promises of God prayed back to Him.”
Doa bukan hanya komunikasi, tetapi benteng spiritual tempat jiwa berlindung dan menyandarkan kekuatan.
4. Contoh dalam Alkitab: Orang-Orang Kudus di Tempat Persembunyian
a. Daud di Dalam Gua Adulam (1 Samuel 22)
Ketika Daud dikejar Saul, ia bersembunyi di gua, tetapi hatinya berlindung pada Tuhan. Mazmur 57 yang ditulis pada masa ini berkata:
“Aku berlindung dalam naungan sayap-Mu sampai penghancuran itu berlalu.”
b. Elia di Gunung Horeb
Elia yang ketakutan karena ancaman Izebel melarikan diri dan bersembunyi, namun Allah mendatanginya secara lembut. John Owen berkomentar bahwa “God’s hiding-place is not geographical, but spiritual. Even in despair, God speaks to His saints.”
5. Tempat Perlindungan di Dalam Kristus: Doktrin Union with Christ
a. Menjadi Satu dengan Kristus
Doktrin Reformed yang sangat penting adalah Union with Christ — penyatuan orang percaya dengan Kristus. Dalam kesatuan ini, kita bukan hanya mendapat keselamatan, tetapi juga perlindungan dan kekuatan.
Sinclair Ferguson menulis:
“Our hiding place is not a place, it is a person — Jesus Christ. In Him we are hidden from judgment, sustained in temptation, and carried in trials.”
b. Yesus sebagai Gunung Batu dan Kota Benteng
Mazmur 18:2:
“TUHAN adalah gunung batuku, kubu pertahananku, penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung.”
Kristus adalah gunung batu yang tidak terguncangkan. Ketika hari yang jahat datang, iman orang percaya akan membawa mereka masuk ke dalam perlindungan dari Pribadi yang tidak berubah — Tuhan Yesus Kristus.
6. Kesaksian dan Aplikasi: Bagaimana Berlindung pada Hari yang Jahat?
a. Tetap Melekat pada Kristus
Kita harus terus melekat pada Kristus melalui iman, firman, dan doa. Seperti ranting tidak dapat hidup tanpa pokok anggur (Yohanes 15), demikian juga kita tidak bisa berdiri pada hari yang jahat tanpa tinggal di dalam Kristus.
b. Menghindari Persembunyian Palsu
Banyak orang lari kepada uang, kekuasaan, pengaruh, atau bahkan pelarian emosional saat masa sulit datang. Namun Thomas Watson memperingatkan:
“When the storm comes, only Christ is a sure haven. Other ships will sink.”
c. Memperlengkapi Diri secara Rohani
Efesus 6 menyuruh kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Ini berarti mempersiapkan diri secara aktif:
-
Ikat pinggang kebenaran
-
Baju zirah keadilan
-
Kasut kerelaan memberitakan Injil
-
Perisai iman
-
Ketopong keselamatan
-
Pedang Roh
Perlengkapan ini bukan hiasan, tetapi pelindung aktif bagi jiwa di masa jahat.
7. Penghiburan Bagi Orang Percaya
a. Allah Tidak Pernah Meninggalkan
Ibrani 13:5:
“Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Louis Berkhof menekankan bahwa salah satu aspek penting dari pemeliharaan Allah adalah kehadiran-Nya yang tidak berubah. Pada hari yang paling kelam pun, Allah tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya.
b. Kristus Pernah Melewati Hari yang Jahat
Yesus sendiri mengalami hari yang jahat — di padang gurun, di taman Getsemani, dan di kayu salib. Karena itu, Ia mampu bersimpati dan menopang kita.
Ibrani 4:15:
“Sebab Imam Besar yang kita punya bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita...”
Kesimpulan: Hati yang Berlindung pada Allah
The Saint’s Hiding-Place in the Evil Day bukanlah tempat fisik, melainkan suatu realitas rohani — yaitu hidup yang tersembunyi dalam Kristus, terlindungi dalam janji-janji-Nya, dan dikuatkan oleh Roh-Nya.
Dalam teologi Reformed, perlindungan sejati bukanlah bebas dari masalah, tetapi disertai dalam pencobaan, diteguhkan dalam penderitaan, dan dimuliakan setelah pencobaan berlalu.
Hari yang jahat pasti datang. Namun, bagi orang-orang kudus, ada tempat aman — dalam Kristus, dalam firman, dalam doa, dan dalam providensia Allah yang kekal.