Jehovah-Jireh: Doktrin Providensia

Jehovah-Jireh: Doktrin Providensia

Pendahuluan

Salah satu nama Allah yang paling dikenal dalam Alkitab adalah Jehovah-Jireh, yang berarti "Tuhan yang menyediakan." Nama ini muncul dalam Kejadian 22:14, ketika Abraham menamai tempat pengorbanan Ishak dengan sebutan tersebut sebagai respon atas penyediaan Allah akan anak domba untuk korban bakaran.

“Dan Abraham menamai tempat itu: TUHAN menyediakan; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.” (Kejadian 22:14, TB)

Nama ini bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga pengenalan yang sangat dalam akan karakter Allah. Dalam teologi Reformed, nama Jehovah-Jireh menjadi dasar penting dalam doktrin providensia, yakni bahwa Allah secara aktif dan berdaulat memelihara, mengatur, dan menyediakan segala sesuatu bagi ciptaan-Nya dan terutama bagi umat pilihan-Nya.

Dalam artikel ini, kita akan melakukan eksposisi terhadap pernyataan “Jehovah-Jireh,” mengaitkannya dengan konteks Kejadian 22, serta menggali pandangan para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul tentang providensia Allah.

1. Kejadian 22 dan Asal Usul Nama Jehovah-Jireh

1.1 Konteks Naratif

Kejadian 22 mencatat peristiwa pengujian iman Abraham, di mana Allah memerintahkannya untuk mempersembahkan Ishak, anak yang dijanjikan, sebagai korban bakaran. Dengan iman dan ketaatan yang luar biasa, Abraham bersiap untuk menaati perintah tersebut. Namun, ketika ia hendak menyembelih anaknya, malaikat TUHAN menahan tangannya dan menunjukkan seekor domba jantan yang tersangkut di semak-semak sebagai pengganti Ishak.

Dari peristiwa ini, Abraham menamai tempat itu Jehovah-Jireh, yang dalam bahasa Ibrani berarti “TUHAN akan melihat (provide/sees to it)” atau secara idiomatik, “Tuhan yang menyediakan.”

1.2 Arti Nama Secara Teologis

Nama “Jehovah-Jireh” menyatakan bukan hanya sebuah tindakan Allah yang spesifik, melainkan juga karakter-Nya. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak hanya melihat kebutuhan umat-Nya, tetapi juga bertindak untuk memenuhinya pada waktu dan cara yang paling tepat.

John Calvin dalam komentarnya terhadap Kejadian 22 menulis:

“Nama ini menegaskan kepercayaan Abraham bahwa Tuhan tidak hanya tahu akan kebutuhannya, tetapi juga aktif dalam menyediakan jalan keluar menurut kehendak-Nya. Bukan hanya mata-Nya melihat, tetapi tangan-Nya bekerja.”

2. Providensia: Doktrin Reformed tentang Penyediaan dan Pemeliharaan Allah

2.1 Definisi Providensia

Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, mendefinisikan providensia sebagai:

“Pekerjaan Allah yang terus-menerus dalam menopang, memimpin, dan mengatur seluruh ciptaan menurut tujuan dan rencana-Nya yang kekal.”

Providensia terdiri dari tiga aspek utama:

  1. Pemeliharaan (Preservation) – Allah memelihara eksistensi ciptaan.

  2. Pemerintahan (Government) – Allah mengatur segala peristiwa sesuai dengan kehendak-Nya.

  3. Penyediaan (Provision) – Allah memberikan kebutuhan makhluk-Nya, terutama umat pilihan-Nya.

2.2 Penyediaan dalam Konteks Reformed

Konsep Jehovah-Jireh menunjukkan aspek “penyediaan” dalam providensia Allah. Namun dalam teologi Reformed, penyediaan ini bukanlah respons Allah terhadap keadaan, tetapi bagian dari rencana kekal-Nya yang tidak berubah.

Herman Bavinck menulis:

“Providensia bukan sekadar tindakan reaktif dari Allah, tetapi merupakan eksekusi terus-menerus dari keputusan kekal-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari perhatian atau kendali-Nya.”

3. Eksposisi Kejadian 22:1–14 dan Keterkaitannya dengan Jehovah-Jireh

3.1 Ujian Iman Abraham

Allah menguji Abraham bukan untuk menghancurkannya, tetapi untuk memperkuat imannya dan menyatakan bahwa Tuhanlah satu-satunya sumber harapannya. Abraham tidak mengandalkan janji semata, tetapi pada Pribadi yang memberikan janji.

R.C. Sproul menggarisbawahi:

“Abraham percaya bukan karena situasinya masuk akal, melainkan karena ia tahu siapa yang memerintahkannya. Ketika kita percaya kepada Allah, kita tidak perlu tahu bagaimana; cukup kita tahu siapa.”

3.2 Ketaatan yang Dilandasi Iman

Iman Abraham bukan iman buta, melainkan iman yang berdasarkan pengenalan akan karakter Allah. Dalam Ibrani 11:19 dikatakan bahwa Abraham percaya bahwa Allah sanggup membangkitkan Ishak dari kematian. Ini membuktikan kepercayaannya yang mendalam akan providensia Allah.

John Calvin mengatakan:

“Ketaatan Abraham adalah buah dari pengenalan yang benar akan Allah. Ia tahu bahwa Tuhan tidak mungkin gagal dalam janji-Nya. Oleh karena itu, sekalipun Ia memerintahkan sesuatu yang tampaknya kontradiktif, Abraham tetap taat.”

3.3 Domba Pengganti dan Tipologi Kristus

Domba jantan yang menggantikan Ishak merupakan simbol atau bayangan dari Yesus Kristus yang menjadi pengganti umat manusia dalam penghakiman Allah. Ini memperlihatkan aspek terbesar dari penyediaan Allah: penyediaan keselamatan.

Jehovah-Jireh tidak hanya berarti penyedia kebutuhan fisik, tetapi terlebih lagi penyedia Penebus bagi umat-Nya.

Matthew Henry menulis:

“Allah menyediakan apa yang paling dibutuhkan manusia: pengganti untuk menanggung hukuman mereka. Domba di semak-semak menunjuk pada Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.”

4. Providensia Allah dalam Kehidupan Orang Percaya

4.1 Penyediaan Sehari-hari

Ketika Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami, Ia mengajarkan kita untuk berdoa: “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Ini menunjukkan bahwa Allah berkenan untuk menyediakan kebutuhan fisik umat-Nya setiap hari.

Dalam Katekismus Heidelberg, Pertanyaan 27, ditanyakan: “Apakah yang kamu ketahui tentang providensia Allah?” Jawabannya:

“Providensia Allah adalah kuasa Allah yang mahakuasa dan senantiasa hadir, dengan mana Ia memelihara langit dan bumi beserta segala isinya...”

Ini menjadi dasar kepercayaan dan ketenangan umat Tuhan dalam menghadapi dunia yang tidak pasti.

4.2 Dalam Penderitaan dan Kesukaran

Salah satu misteri terbesar adalah bagaimana Allah tetap baik dan berdaulat di tengah penderitaan. Namun teologi Reformed dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada penderitaan yang sia-sia di bawah providensia Allah.

R.C. Sproul menyatakan:

“Jika ada satu molekul pun di alam semesta yang berada di luar kendali Allah, maka kita tidak dapat mempercayai-Nya. Tetapi karena segala sesuatu berada di bawah kuasa-Nya, kita dapat yakin bahwa bahkan penderitaan kita pun bermakna dan ditentukan untuk kebaikan kita.”

5. Jehovah-Jireh dan Pemahaman Modern yang Keliru

Sayangnya, banyak gereja modern mengartikan “Jehovah-Jireh” secara sempit sebagai Tuhan yang memberi berkat materi. Namun pengertian ini mereduksi makna agung dari penyediaan Allah.

Penyediaan Allah tidak selalu berarti kemakmuran, tetapi selalu berarti kecukupan untuk menjalankan kehendak-Nya.

Dalam Institutes of the Christian Religion, John Calvin mengingatkan:

“Tuhan tidak selalu memberi apa yang kita minta, tetapi selalu memberi apa yang kita butuhkan untuk keselamatan dan pertumbuhan iman.”

6. Jehovah-Jireh dalam Kristus: Puncak Providensia Allah

Penyediaan terbesar yang dilakukan Allah adalah Yesus Kristus. Dialah Anak Domba Allah yang disediakan menggantikan kita.

Dalam Roma 8:32 tertulis:

“Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkannya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”

Ayat ini menegaskan bahwa jika Allah sudah menyediakan yang terbesar, maka Ia juga akan setia dalam hal-hal kecil.

7. Aplikasi Pastoral

7.1 Menenangkan Hati yang Gelisah

Ketika menghadapi kehilangan pekerjaan, penyakit, atau kekhawatiran akan masa depan, nama Jehovah-Jireh mengingatkan kita bahwa Tuhan melihat dan menyediakan pada waktu-Nya. Keyakinan akan providensia Allah memberikan ketenangan jiwa.

7.2 Menumbuhkan Ketergantungan

Kesadaran bahwa Allah menyediakan bukan berarti kita menjadi pasif, melainkan menjadi aktif dalam bersandar pada-Nya. Kita bekerja, berusaha, dan bertanggung jawab—tetapi kita sadar bahwa hasil akhir tetap di tangan Tuhan.

7.3 Memberi dengan Murah Hati

Jika kita percaya bahwa Allah adalah Penyedia kita, maka kita tidak akan kikir atau takut memberi. Teologi providensia mendorong kita menjadi saluran berkat bagi sesama, karena kita percaya bahwa Tuhan akan terus mencukupkan.

Kesimpulan

Nama Jehovah-Jireh bukan hanya gelar yang indah, tetapi pengungkapan kebenaran ilahi yang mendalam: Allah yang melihat dan menyediakan bagi umat-Nya dalam kasih dan kedaulatan. Dalam terang teologi Reformed, penyediaan ini bukan hanya bersifat material, melainkan mencakup seluruh aspek kehidupan, terutama penyediaan keselamatan melalui Kristus.

Providensia Allah adalah dasar yang kokoh bagi iman Kristen. Kita dapat hidup tanpa takut, bekerja tanpa gelisah, dan menderita tanpa putus asa karena kita tahu bahwa Tuhan melihat, tahu, dan bertindak.

Seperti Abraham, kiranya kita juga dapat berkata:

"Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."

Jehovah-Jireh — Tuhan menyediakan. Dan itu cukup.

Next Post Previous Post