Yohanes 6:63 Roh yang Menghidupkan

Yohanes 6:63 Roh yang Menghidupkan

Pendahuluan

Dalam Yohanes 6:63, Yesus berkata:

"Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup."(Yohanes 6:63, TB)

Ayat ini merupakan salah satu pernyataan paling teologis dan dalam dari Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes. Yesus sedang menjelaskan kepada para pengikut-Nya tentang makna rohani sejati dari kehadiran-Nya sebagai roti hidup, dan dalam proses itu, Ia menyingkapkan kebenaran penting tentang Roh Kudus, natur manusia, serta kuasa firman-Nya.

Artikel ini menyajikan eksposisi mendalam terhadap Yohanes 6:63 berdasarkan kerangka teologi Reformed, dengan rujukan pada para teolog Reformed ternama seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, B.B. Warfield, hingga R.C. Sproul. Pembahasan akan menyertakan analisis teks, konteks historis, serta aplikasi praktis dan pastoral untuk kehidupan orang percaya masa kini.

1. Konteks Yohanes 6:63

1.1 Narasi Yohanes 6

Yohanes 6 mencatat mujizat Yesus memberi makan lima ribu orang, berjalan di atas air, dan ajaran-Nya sebagai "Roti Hidup". Ketika orang banyak mencari Yesus demi roti jasmani, Ia menjawab dengan pengajaran mendalam mengenai diri-Nya sebagai roti sejati dari surga (Yohanes 6:35).

Namun, saat Yesus berkata bahwa manusia harus makan daging-Nya dan minum darah-Nya (Yohanes 6:53), banyak yang tersandung dan meninggalkan-Nya (Yohanes 6:66). Ayat 63 muncul tepat sebelum reaksi ini. Di sinilah Yesus menjelaskan bahwa perkataan-Nya harus dimengerti secara rohani, bukan secara daging.

2. Eksegesis Yohanes 6:63

2.1 “Rohlah yang memberi hidup”

Kalimat ini menegaskan bahwa hidup rohani hanya dapat diberikan oleh Roh Kudus. Dalam teologi Reformed, ini berkaitan erat dengan doktrin regenerasi (kelahiran baru). Manusia yang mati secara rohani tidak mungkin memperoleh hidup tanpa pekerjaan Roh.

John Calvin menulis dalam Commentary on John:

“Yesus menunjukkan bahwa pengajaran-Nya bukan makanan bagi tubuh, melainkan bagi jiwa. Hidup rohani itu hanya berasal dari Roh; sebab daging manusia tidak dapat menghasilkan sesuatu selain kematian.”

Dalam sistem Reformed, manusia dilihat sebagai mati dalam dosa (Efesus 2:1) dan hanya bisa hidup kembali melalui Roh yang menghidupkan. Ini menolak gagasan bahwa manusia bisa merespons Injil dari kehendak bebasnya sendiri tanpa pertolongan anugerah ilahi.

2.2 “Daging sama sekali tidak berguna”

Istilah “daging” (sarx) di sini bukan sekadar tubuh manusia, tetapi menunjuk pada kodrat manusiawi yang jatuh, terbatas, dan berdosa. Ini menggemakan doktrin Reformed tentang kerusakan total (total depravity).

Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, menjelaskan:

“Semua bagian dari keberadaan manusia telah tercemar oleh dosa. Oleh karena itu, daging tidak berguna untuk menghasilkan kehidupan rohani. Tanpa pembaruan oleh Roh, manusia tetap berada dalam keadaan mati rohani.”

Yesus tidak bermaksud meremehkan tubuh, tetapi menunjukkan bahwa usaha manusia dalam kekuatannya sendiri tidak bisa mendatangkan keselamatan. Semua usaha keagamaan, ritual, atau pengetahuan tanpa Roh tidak berguna.

2.3 “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup”

Yesus menegaskan bahwa perkataan-Nya, yakni Injil, bukan hanya informasi, melainkan kuasa kehidupan rohani. Dalam doktrin Reformed, firman Allah adalah alat anugerah (means of grace), di mana Roh bekerja untuk membangkitkan iman dan memberi hidup.

Herman Bavinck menulis:

“Firman Allah bukan hanya menyampaikan berita, tetapi membawa kuasa ilahi yang menciptakan realitas rohani dalam hati yang dipilih-Nya.”

Artinya, bukan hanya Roh yang bekerja secara langsung di hati manusia, tetapi Roh bekerja melalui firman untuk menghidupkan dan membarui hati manusia.

3. Pandangan Teologi Reformed tentang Ayat Ini

3.1 Regenerasi oleh Roh

Yohanes 6:63 adalah salah satu dasar bagi pengajaran monergisme—bahwa kelahiran baru adalah hasil pekerjaan Roh Kudus secara unilateral tanpa partisipasi kehendak bebas manusia.

R.C. Sproul, dalam bukunya Chosen by God, menyatakan:

“Yesus tidak berkata bahwa Roh membantu manusia untuk menghidupkan dirinya, tetapi Roh sendirilah yang menghidupkan. Ini adalah tindakan Allah sepenuhnya.”

Pekerjaan Roh dalam menghidupkan orang mati rohani disebut regenerasi, dan hal ini mendahului iman. Ini kontras dengan teologi Arminian yang menempatkan kehendak manusia sebagai faktor penentu.

3.2 Kekuatan Firman sebagai Sarana Anugerah

Dalam Reformed theology, firman bukan hanya bacaan, melainkan alat Roh Kudus untuk menghidupkan. Maka, pemberitaan Injil menjadi sangat penting.

B.B. Warfield menulis:

“Firman Tuhan adalah instrumen yang efektif, bukan hanya persuasif. Ketika firman diberitakan, Roh Kudus menyertainya dengan kuasa kreatif yang membangkitkan jiwa mati menjadi hidup.”

Hal ini menjelaskan mengapa pengkhotbah Reformed selalu menekankan pemberitaan firman secara setia, bukan hanya motivasi atau pengajaran moral.

3.3 Penolakan terhadap Ketergantungan pada Usaha Daging

Yohanes 6:63 juga secara implisit menolak legalisme dan ritualisme. Segala bentuk upaya manusia untuk memperoleh kehidupan kekal tanpa kuasa Roh adalah sia-sia.

Calvin menambahkan:

“Daging yang ia sebut di sini bukan hanya tubuh, tetapi segala sesuatu yang berasal dari manusia, termasuk pengertian, keinginan, usaha. Semua itu tidak membawa kehidupan sejati.”

4. Aplikasi Praktis dan Pastoral

4.1 Percaya kepada Kuasa Roh Kudus

Seringkali orang Kristen merasa frustrasi karena merasa tidak mampu bertumbuh secara rohani. Yohanes 6:63 mengingatkan kita bahwa pertumbuhan rohani tidak bergantung pada kekuatan manusia, tetapi pada pekerjaan Roh melalui firman.

Panggilan kita adalah untuk menyerahkan diri pada firman dan percaya bahwa Roh akan bekerja di dalam kita.

4.2 Menghindari Ketergantungan pada Kekuatan Manusia

Baik dalam ibadah, pelayanan, maupun kehidupan rohani pribadi, kita sering mengandalkan metode, teknik, atau kebiasaan. Namun, ayat ini memperingatkan kita bahwa semua itu tidak berguna tanpa Roh.

Pelayanan yang sejati bukan tentang kepintaran strategi, melainkan ketergantungan pada kuasa Roh Kudus yang bekerja melalui firman.

4.3 Menghargai Pemberitaan Firman

Yohanes 6:63 juga mengajarkan kita untuk menghargai pemberitaan firman sebagai sarana utama kehidupan rohani. Gereja yang berfokus pada hiburan atau hanya motivasi moral kehilangan kekuatan Injil sejati.

Setiap orang percaya perlu memperdalam relasi dengan firman, bukan sebagai kewajiban, tetapi sebagai sumber hidup.

5. Yohanes 6:63 dan Soli Deo Gloria

Dalam kerangka lima sola Reformasi, ayat ini paling erat berkaitan dengan Sola Gratia dan Soli Deo Gloria. Keselamatan adalah anugerah murni dari Roh Kudus, dan karena itu semua kemuliaan hanya bagi Allah.

Yohanes 6:63 menggugurkan segala bentuk kesombongan rohani atau rasa layak dari manusia. Karena Roh yang menghidupkan, tidak ada tempat untuk menyombongkan iman, pengetahuan, atau pelayanan.

6. Penutup: Firman yang Menjadi Roh dan Hidup

Yohanes 6:63 merupakan ayat yang padat teologi dan penuh kuasa. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini menunjukkan bahwa:

  • Manusia tidak bisa memperoleh hidup dari dirinya sendiri karena daging tidak berguna.

  • Roh Kudus adalah satu-satunya sumber kehidupan rohani.

  • Firman Kristus adalah sarana Roh untuk memberikan hidup.

  • Keselamatan dan pertumbuhan iman adalah karya Allah dari awal hingga akhir.

Sebagaimana dikatakan Yesus, “perkataan-Ku adalah roh dan hidup”, maka respon orang percaya adalah untuk terus membuka hati, membaca, dan mendengar firman dengan rendah hati dan iman, percaya bahwa Roh Kudus akan bekerja di dalamnya.

Next Post Previous Post