Injil Kerajaan Allah: Markus 1:14-15

Injil Kerajaan Allah: Markus 1:14-15

Pendahuluan

Perikop Markus 1:14-15 merupakan salah satu bagian paling penting dalam Injil Markus, sebab ayat ini menandai transisi besar dari pelayanan Yohanes Pembaptis kepada pelayanan Yesus Kristus. Markus menggambarkan bahwa setelah Yohanes ditangkap, Yesus datang ke Galilea dan mulai memberitakan Injil Allah. Ringkasan pengajaran Yesus ini disajikan dengan tegas dan padat: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Ayat ini sering disebut sebagai tesis pelayanan Yesus atau program teologis Injil Markus, sebab seluruh pelayanan Yesus yang dilaporkan Markus dapat dipahami dalam terang deklarasi ini. Dalam teologi Reformed, ayat ini memiliki signifikansi yang sangat besar, karena berhubungan dengan doktrin anugerah, kerajaan Allah, serta panggilan kepada pertobatan dan iman.

Eksposisi ini akan dibagi ke dalam beberapa bagian utama: (1) analisis historis dan literer, (2) eksposisi Markus 1:14, (3) eksposisi Markus 1:15, (4) implikasi teologis menurut teologi Reformed, dan (5) relevansi praktis bagi kehidupan orang percaya.

I. Analisis Historis dan Literer

1. Konteks Historis

Markus menulis Injilnya pada masa di mana orang-orang percaya mula-mula menghadapi penganiayaan dan tantangan iman, kemungkinan besar sekitar tahun 60-70 M. Pada masa itu, orang Kristen membutuhkan penguatan bahwa Yesus Kristus benar-benar adalah Mesias yang dinantikan, dan pelayanan-Nya merupakan penggenapan janji Allah.

Dalam tradisi Yahudi, pengharapan akan datangnya kerajaan Allah sangat kuat, terutama di bawah penjajahan Romawi. Banyak orang menantikan Mesias politik yang akan membebaskan bangsa Israel. Namun, Yesus datang bukan untuk membangun kerajaan duniawi, melainkan untuk menyatakan kerajaan Allah yang bersifat rohani dan kekal.

2. Konteks Literer

Markus 1:14-15 muncul setelah narasi tentang pelayanan Yohanes Pembaptis (1:1-8), baptisan Yesus (1:9-11), dan pencobaan di padang gurun (1:12-13). Tiga peristiwa awal itu menjadi persiapan pelayanan Yesus. Yohanes sebagai pendahulu telah menyiapkan jalan, baptisan menunjukkan pengesahan ilahi atas Yesus, dan pencobaan meneguhkan ketaatan-Nya.

Dengan demikian, ayat 14-15 merupakan awal dari pelayanan publik Yesus. Markus menyingkat peristiwa yang panjang menjadi satu pernyataan inti, menekankan bahwa isi pelayanan Yesus berpusat pada pemberitaan Injil tentang kerajaan Allah.

II. Eksposisi Markus 1:14

“Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah.”

1. “Sesudah Yohanes ditangkap”

Frasa ini menandai peralihan dari pelayanan Yohanes Pembaptis ke pelayanan Yesus. Yohanes ditangkap oleh Herodes Antipas (lih. Markus 6:17-18) karena keberaniannya menegur dosa raja.

Dalam perspektif teologi Reformed, hal ini menunjukkan ketetapan Allah dalam sejarah keselamatan. Calvin menekankan bahwa Allah mengatur peran setiap hamba-Nya. Yohanes diutus untuk mempersiapkan jalan, dan ketika misinya selesai, ia disingkirkan dari panggung publik. Dengan demikian, perhatian beralih kepada Kristus sebagai pusat rencana keselamatan.

Herman Ridderbos menambahkan bahwa peralihan ini menunjukkan kesinambungan dan eskalasi: Yohanes sebagai nabi terakhir dari Perjanjian Lama, sedangkan Yesus adalah penggenapan nubuat itu sendiri. Dengan ditangkapnya Yohanes, masa persiapan berakhir, dan masa penggenapan dimulai.

2. “Datanglah Yesus ke Galilea”

Pemilihan Galilea sebagai tempat awal pelayanan sangat signifikan. Galilea adalah daerah yang sering dianggap rendah oleh orang Yudea, namun justru menjadi ladang subur bagi pemberitaan Injil. Yesaya 9:1-2 menubuatkan bahwa tanah Zebulon dan Naftali, wilayah Galilea, akan melihat terang besar.

Dalam kerangka teologi Reformed, hal ini menegaskan prinsip anugerah Allah yang bebas dan berdaulat: Allah memilih tempat yang dianggap hina untuk memulai karya keselamatan. John Stott menekankan bahwa pelayanan Yesus sejak awal sudah menunjukkan bahwa Injil bukan hanya untuk kaum elit Yerusalem, tetapi juga untuk mereka yang dianggap kecil dan hina.

3. “Memberitakan Injil Allah”

Frasa ini menunjukkan bahwa isi pelayanan Yesus adalah euangelion tou theou (Injil Allah). Ada dua makna penting di sini:

  1. Injil berasal dari Allah, bukan buatan manusia.

  2. Injil berisi kabar baik tentang karya keselamatan Allah.

Bagi Markus, Injil bukan sekadar informasi, melainkan kekuatan Allah yang menyelamatkan (lih. Rom. 1:16). Bavinck menekankan bahwa Injil bukanlah undangan kosong, melainkan proklamasi objektif tentang apa yang Allah kerjakan di dalam Kristus.

Dengan demikian, Markus ingin pembaca memahami bahwa pelayanan Yesus bukan sekadar pengajaran moral, melainkan pewartaan kabar baik dari Allah sendiri.

III. Eksposisi Markus 1:15

“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Ayat ini adalah ringkasan inti dari seluruh pelayanan Yesus, yang terdiri dari tiga bagian: (1) pengumuman waktu, (2) deklarasi kerajaan, dan (3) panggilan respon.

1. “Waktunya telah genap”

Istilah “kairos” dalam bahasa Yunani merujuk bukan sekadar waktu kronologis (chronos), melainkan momen penentuan dalam rencana Allah.

Menurut Calvin, “waktunya telah genap” berarti bahwa semua nubuat Perjanjian Lama telah mencapai puncaknya dalam kedatangan Kristus. Seluruh sejarah keselamatan diarahkan pada momen ini.

Ridderbos menambahkan bahwa ini adalah pembukaan zaman baru, di mana kerajaan Allah memasuki dunia secara nyata melalui kehadiran Yesus. Dengan demikian, Yesus bukan sekadar melanjutkan tradisi para nabi, melainkan menggenapkan janji keselamatan Allah.

2. “Kerajaan Allah sudah dekat”

Ungkapan ini merupakan inti dari teologi Yesus dalam Injil Sinoptik. Kerajaan Allah bukanlah kerajaan politik atau geografis, melainkan pemerintahan Allah yang dinyatakan melalui Kristus.

Menurut Geerhardus Vos, kerajaan Allah memiliki dimensi “sudah” dan “belum”:

  • “Sudah” karena kerajaan Allah hadir melalui pelayanan Yesus, mukjizat-Nya, pengusiran setan, dan terutama salib serta kebangkitan-Nya.

  • “Belum” karena kerajaan itu akan mencapai kepenuhannya pada kedatangan Kristus yang kedua kali.

Dalam konteks Reformed, ini disebut eschatologi yang sudah dan belum (already–not yet). Louis Berkhof menegaskan bahwa kerajaan Allah sudah hadir dalam hati orang percaya melalui Roh Kudus, namun penggenapan penuh masih dinantikan.

3. “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”

Yesus menuntut respon manusia terhadap pemberitaan Injil, yaitu pertobatan dan iman. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan.

  • Pertobatan (metanoeite) berarti perubahan pikiran, hati, dan arah hidup dari dosa menuju Allah. Bukan sekadar penyesalan emosional, melainkan perubahan total yang dikerjakan oleh anugerah Roh Kudus.

  • Iman (pisteuete) adalah sikap percaya dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Injil, yakni kepada Yesus Kristus sebagai kabar baik itu sendiri.

Dalam tradisi Reformed, pertobatan dan iman adalah dua sisi dari respons manusia yang digerakkan oleh anugerah Allah. Calvin menekankan bahwa pertobatan sejati selalu berjalan seiring dengan iman. Herman Bavinck menegaskan bahwa iman bukanlah prestasi manusia, melainkan anugerah Allah yang mengikat orang percaya kepada Kristus.

IV. Implikasi Teologis Menurut Teologi Reformed

1. Kedaulatan Allah dalam Sejarah

Markus menekankan bahwa pelayanan Yesus dimulai pada waktu yang ditentukan Allah. Teologi Reformed menegaskan bahwa Allah berdaulat atas sejarah. Tidak ada peristiwa, termasuk penangkapan Yohanes, yang terjadi di luar kendali Allah. Ini menunjukkan bahwa rencana keselamatan berlangsung sesuai ketetapan kekal Allah.

2. Kristus sebagai Pusat Injil

Yesus bukan sekadar pembawa Injil, melainkan isi Injil itu sendiri. Dalam teologi Reformed, Injil bukan sekadar ajaran moral, tetapi kabar baik tentang karya Kristus. Kerajaan Allah hadir karena Raja, yaitu Kristus, hadir di tengah-tengah dunia.

3. Kerajaan Allah dan Eschatologi

Konsep “sudah” dan “belum” dalam kerajaan Allah sangat penting bagi teologi Reformed. Kerajaan Allah sudah hadir melalui karya Kristus, tetapi belum digenapi sepenuhnya sampai kedatangan-Nya kembali. Hal ini meneguhkan orang percaya untuk hidup di antara dua zaman dengan penuh pengharapan.

4. Pertobatan dan Iman sebagai Respon Anugerah

Yesus memanggil manusia untuk bertobat dan percaya, namun teologi Reformed menegaskan bahwa kemampuan untuk merespons hanya mungkin melalui karya Roh Kudus. Pertobatan dan iman adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia. Hal ini menjaga Injil dari distorsi legalisme maupun antinomianisme.

V. Relevansi Praktis Bagi Orang Percaya

  1. Kesadaran akan Waktu Allah
    Orang percaya diajak untuk hidup dengan kesadaran bahwa Allah memiliki kairos dalam setiap aspek kehidupan. Waktu keselamatan telah dinyatakan dalam Kristus, dan kita dipanggil untuk hidup setia dalam penantian akan kepenuhan kerajaan-Nya.

  2. Menghidupi Realitas Kerajaan Allah
    Kerajaan Allah bukan sekadar pengharapan masa depan, tetapi realitas saat ini. Orang percaya dipanggil untuk hidup di bawah pemerintahan Kristus, mempraktikkan keadilan, kasih, dan kebenaran dalam dunia ini.

  3. Panggilan Pertobatan dan Iman yang Berkelanjutan
    Pertobatan bukan hanya langkah awal dalam iman Kristen, tetapi sikap terus-menerus. Iman juga bukan sekadar persetujuan intelektual, melainkan penyerahan diri setiap hari kepada Kristus.

  4. Kepastian dalam Injil Allah
    Karena Injil berasal dari Allah, maka orang percaya memiliki kepastian bahwa kabar baik itu tidak tergoyahkan. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, Injil adalah dasar pengharapan yang kokoh.

Kesimpulan

Markus 1:14-15 merupakan ringkasan esensial dari Injil Yesus Kristus. Ayat ini menegaskan bahwa pelayanan Yesus dimulai dalam kairos Allah, berisi pemberitaan Injil tentang kerajaan Allah, dan menuntut respon berupa pertobatan dan iman.

Dalam terang teologi Reformed, perikop ini menyingkapkan kedaulatan Allah dalam sejarah, Kristus sebagai pusat Injil, dimensi eskatologis dari kerajaan Allah, dan kebutuhan akan anugerah dalam pertobatan serta iman.

Bagi orang percaya masa kini, teks ini meneguhkan pengharapan dalam Injil Allah, memanggil kita untuk hidup di bawah pemerintahan Kristus, dan mengarahkan pandangan kepada penggenapan penuh kerajaan Allah pada kedatangan-Nya kembali.

Next Post Previous Post