Mazmur 2:7-8 Kristus sebagai Anak dan Raja
Pendahuluan
Mazmur 2 sering dipandang sebagai salah satu mazmur mesianik yang paling penting dalam Perjanjian Lama. Ia melukiskan pergolakan bangsa-bangsa melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya, sekaligus menegaskan penetapan Allah atas raja yang dipilih-Nya. Bagian ayat 7-8 merupakan pusat teologis dari mazmur ini, di mana Allah menyatakan pengangkatan Raja-Nya sebagai Anak dan memberikan janji akan warisan bangsa-bangsa.
Teks (Mazmur 2:7-8, TB):
7 Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Kulah engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.
8 Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.”
Ayat ini memiliki kedalaman teologis yang luas: menyangkut doktrin Kristologi, teologi perjanjian, misi Allah, dan pemerintahan Kristus atas bangsa-bangsa. Teologi Reformed menafsirkan teks ini sebagai nubuat yang digenapi dalam diri Yesus Kristus, Anak Allah yang dijadikan Raja atas segala bangsa melalui kebangkitan dan kenaikan-Nya.
Analisis Kata-Kata Kunci
-
“Ketetapan TUHAN” (חֹק - ḥōq)
Kata ini berarti dekrit atau perintah resmi. Menurut para teolog Reformed, ini menunjukkan keputusan kekal Allah mengenai pengangkatan Kristus sebagai Anak dan Raja. -
“Anak-Kulah engkau” (בְּנִי אַתָּה - beni attah)
Frasa ini menyatakan hubungan khusus antara Allah dan Raja yang diurapi-Nya. Dalam Perjanjian Lama, raja Israel disebut “anak Allah” secara perjanjian (bdk. 2 Samuel 7:14). Namun, dalam Kristus, istilah ini mencapai pemenuhannya secara unik dan eskatologis. -
“Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini” (אֲנִי הַיּוֹם יְלִדְתִּיךָ - ani hayyom yelidtikha)
Frasa ini sering diperdebatkan. Apakah menunjuk pada kelahiran biologis, pengangkatan sebagai raja, atau kebangkitan Kristus? Penafsiran Reformed cenderung melihatnya sebagai penggenapan dalam kebangkitan dan kenaikan Kristus (bdk. Kis. 13:33; Ibrani 1:5). -
“Bangsa-bangsa… ujung bumi”
Menunjukkan lingkup universal kerajaan Kristus. Tidak hanya Israel, tetapi seluruh dunia menjadi warisan-Nya. Ini berhubungan erat dengan mandat misi dalam Perjanjian Baru (Matius 28:18-20).
Eksposisi Ayat
Mazmur 2:7: “Anak-Kulah engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini”
Perspektif Historis
Dalam konteks Israel, ayat ini dipahami sebagai deklarasi adopsi ilahi bagi raja Daud atau keturunannya. Namun, adopsi di sini bukan berarti raja menjadi “anak Allah” dalam hakikat, melainkan dalam fungsi: ia mewakili Allah dan memerintah sebagai wakil-Nya di bumi.
Perspektif Kristologis
Perjanjian Baru mengutip ayat ini beberapa kali:
-
Kisah Para Rasul 13:33 – menunjuk pada kebangkitan Kristus.
-
Ibrani 1:5 – menunjuk pada keunikan Kristus sebagai Anak Allah.
-
Ibrani 5:5 – menunjuk pada pengangkatan Kristus sebagai Imam Besar.
Bagi para teolog Reformed, ayat ini adalah nubuat yang digenapi sepenuhnya dalam Kristus. Herman Bavinck menegaskan bahwa “hari ini” menunjuk pada momen eksaltasi Kristus, ketika Ia dibangkitkan dan ditinggikan sebagai Raja Mesias.
John Calvin menafsirkan bahwa gelar “Anak” di sini menegaskan kemuliaan kekal Kristus, namun pernyataan “hari ini telah Kuperanakkan engkau” mengacu pada perwujudan nyata dalam sejarah keselamatan, khususnya kebangkitan. Dengan demikian, ayat ini mempersatukan doktrin Anak Kekal dengan pengangkatan Mesianik.
Mazmur 2:8: “Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu…”
Perspektif Historis
Dalam kerangka kerajaan Israel, ayat ini melambangkan penguasaan raja atas bangsa-bangsa di sekitarnya. Namun sejarah menunjukkan bahwa raja Israel tidak pernah benar-benar menguasai “ujung bumi.” Karena itu, penafsiran Reformed melihat ayat ini sebagai janji profetis tentang kerajaan Kristus yang universal.
Perspektif Kristologis
Ayat ini menemukan pemenuhannya dalam misi Kristus:
-
Matius 28:18 – “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.”
-
Filipi 2:9-11 – Allah meninggikan Kristus dan memberi-Nya nama di atas segala nama.
-
Wahyu 11:15 – “Kerajaan dunia telah menjadi kerajaan Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya.”
Menurut Geerhardus Vos, janji bangsa-bangsa ini menunjuk pada misi universal gereja. Kristus adalah Raja segala bangsa, dan gereja dipanggil untuk membawa Injil sampai ke ujung bumi.
Calvin menekankan bahwa “mintalah kepada-Ku” menunjukkan bahwa Kristus menerima warisan itu bukan karena Ia merebutnya, melainkan karena Ia berdoa kepada Bapa dan Bapa menganugerahkan-Nya. Ini mengajarkan bahwa seluruh kerajaan Kristus adalah anugerah Bapa.
Pandangan Teolog Reformed
1. John Calvin
Calvin menyatakan bahwa Mazmur 2:7-8 adalah deklarasi ilahi tentang pengangkatan Kristus sebagai Raja dan Anak. Ia menolak penafsiran yang semata-mata terbatas pada Daud, karena lingkup janji (“ujung bumi”) jelas melampaui kerajaan Israel historis.
2. Herman Bavinck
Bavinck menegaskan bahwa ayat ini menyatakan “kesatuan antara Anak Kekal dan Anak Mesias.” Kristus adalah Anak secara ontologis sejak kekekalan, namun Ia juga diangkat secara historis sebagai Anak Mesianik dalam kebangkitan-Nya.
3. Geerhardus Vos
Vos melihat ayat ini sebagai landasan teologi misi Reformed. Kristus menerima bangsa-bangsa sebagai warisan, dan gereja sebagai tubuh-Nya dipanggil untuk menggenapi janji itu melalui penginjilan.
4. Matthew Henry
Henry menafsirkan bahwa ayat ini adalah janji penghiburan bagi gereja yang dianiaya: sekalipun bangsa-bangsa melawan Kristus, pada akhirnya mereka akan tunduk karena Kristus adalah Raja segala raja.
Implikasi Teologis
1. Doktrin Kristologi
Mazmur 2:7-8 meneguhkan keunikan Kristus sebagai Anak Allah, baik secara kekal maupun historis. Ia adalah Anak dalam natur ilahi, tetapi juga Anak Mesias melalui kebangkitan dan eksaltasi.
2. Teologi Perjanjian
Ayat ini melanjutkan janji perjanjian Allah kepada Daud (2 Samuel 7:14). Dalam Kristus, janji itu digenapi secara sempurna. Teologi Reformed melihatnya sebagai bagian dari perjanjian anugerah yang berpuncak pada Kristus.
3. Teologi Misi
“Bangsa-bangsa” dan “ujung bumi” menegaskan sifat universal Injil. Gereja dipanggil untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa karena Kristus adalah Raja atas mereka.
4. Penghiburan Eskatologis
Bagi orang percaya, ayat ini memberi penghiburan bahwa Kristus memerintah atas seluruh dunia. Sekalipun bangsa-bangsa bergolak, Kristus tetap Raja yang berdaulat.
Aplikasi Praktis
-
Kesetiaan dalam Misi
Gereja harus sadar bahwa misi bukan sekadar program, melainkan penggenapan janji Allah kepada Kristus. Setiap tindakan penginjilan adalah bagian dari warisan yang dijanjikan. -
Penghiburan dalam Penganiayaan
Mazmur ini menegaskan bahwa Kristus telah menang. Gereja tidak perlu takut terhadap kuasa dunia, karena semua bangsa akhirnya tunduk kepada-Nya. -
Pusat Kristus dalam Gereja
Pelayanan gereja harus berpusat pada Kristus yang adalah Anak Allah dan Raja segala bangsa. Segala bentuk penyembahan berhala manusia harus ditolak. -
Hidup dalam Pengharapan Eskatologis
Orang percaya dipanggil untuk menantikan penggenapan janji bahwa seluruh bumi akan menjadi kerajaan Kristus, dan segala bangsa akan mengakui-Nya.
Kesimpulan
Mazmur 2:7-8 adalah deklarasi mesianik yang menemukan pemenuhannya dalam Kristus. Allah menetapkan Kristus sebagai Anak dan Raja, membangkitkan-Nya, meninggikan-Nya, dan memberi-Nya bangsa-bangsa sebagai warisan. Teologi Reformed menafsirkan ayat ini dalam kerangka Kristologi, teologi perjanjian, dan misi gereja.
Ayat ini menegaskan bahwa:
-
Kristus adalah Anak Allah yang unik, baik secara kekal maupun dalam eksaltasi historis.
-
Kerajaan Kristus bersifat universal, mencakup seluruh bangsa.
-
Gereja dipanggil untuk menggenapi janji ini melalui misi ke ujung bumi.
-
Orang percaya memperoleh penghiburan karena Kristus memerintah atas segala sesuatu.
Dengan demikian, Mazmur 2:7-8 bukan hanya teks tentang kerajaan Israel kuno, melainkan pengumuman Injil bahwa Yesus Kristus adalah Raja segala raja dan Tuhan segala tuan.