Penatua Pemimpin dalam Gereja
.jpg)
Pendahuluan
Gereja bukanlah sekadar perkumpulan sosial atau organisasi kemanusiaan. Gereja adalah tubuh Kristus, tempat Kristus sendiri berdaulat sebagai Kepala. Namun dalam pemerintahan gereja di dunia, Kristus telah menetapkan para pelayan yang bertanggung jawab menjaga, memimpin, dan membimbing umat-Nya. Salah satu jabatan yang sangat penting dalam konteks gereja Reformed dan Presbiterian adalah ruling elder, atau penatua pemimpin.
Tema ini penting, sebab seringkali banyak jemaat tidak memahami peran penatua. Bahkan ada yang menyamakan jabatan penatua hanya dengan “panitia gereja” atau sekadar “orang tua yang dituakan”. Padahal, jabatan penatua adalah panggilan rohani, pelayanan kudus, dan merupakan instrumen Kristus dalam menggembalakan umat-Nya.
Hari ini kita akan melihat secara ekspositori dasar Alkitab mengenai penatua, mendengar pandangan beberapa teolog Reformed, lalu merenungkan bagaimana hal itu diaplikasikan dalam kehidupan gereja masa kini.
I. Dasar Alkitabiah Jabatan Penatua
Ada beberapa ayat penting yang menjadi dasar jabatan penatua dalam Perjanjian Baru.
1. Kisah Para Rasul 14:23
"Di setiap jemaat, rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan yang adalah sumber kepercayaan mereka."
Dari ayat ini kita melihat bahwa jabatan penatua bukanlah ide manusia, melainkan penetapan rasuli. Para rasul yang mendirikan jemaat-jemaat menunjuk penatua sebagai pemimpin rohani setempat.
2. 1 Timotius 3:1-7 – Syarat Seorang Penilik Jemaat
Ayat ini sering disebut tentang “penilik jemaat” (bishop/overseer), yang dalam tradisi Reformed dipahami identik dengan penatua yang memimpin (ruling elder). Paulus menekankan:
-
Penatua harus tidak bercacat.
-
Seorang suami dari satu istri.
-
Bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan.
-
Cakap mengajar.
-
Bukan peminum atau pemarah, melainkan pendamai.
-
Harus dapat memimpin keluarganya dengan baik.
3. Titus 1:5-9
"Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu."
Paulus menegaskan pentingnya penatua di setiap jemaat. Mereka dipanggil untuk memimpin jemaat dalam ajaran yang sehat, menegur pengajar sesat, dan memberi teladan hidup.
4. 1 Petrus 5:1-3
"Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah; jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berkuasa atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu."
Penatua dipanggil untuk menggembalakan, bukan sekadar memimpin secara administratif.
II. Perbedaan “Teaching Elder” dan “Ruling Elder”
Dalam tradisi Reformed, ada perbedaan antara teaching elder (pendeta, gembala jemaat yang terutama bertugas mengajar dan memberitakan firman) dan ruling elder (penatua pemimpin yang bersama pendeta mengatur dan menggembalakan jemaat).
-
Teaching elder fokus pada pelayanan firman dan sakramen.
-
Ruling elder fokus pada kepemimpinan, pengawasan, disiplin, serta mendukung pelayanan firman.
Namun keduanya sama-sama adalah penatua, sama-sama bagian dari presbiteri (majelis penatua), yang memerintah jemaat di bawah otoritas Kristus.
John Calvin menegaskan dalam Institutes (IV.3.8):
"Ada dua jenis penatua yang diajarkan dalam Kitab Suci: beberapa ditugaskan untuk pelayanan firman, yang lain untuk pengawasan dan disiplin gereja."
III. Pandangan Teologi Reformed tentang Ruling Elder
1. John Calvin
Calvin sangat menekankan pentingnya penatua. Ia melihat penatua sebagai wakil Kristus dalam menggembalakan jemaat. Baginya, pemerintahan gereja bukan demokrasi manusia, tetapi teokrasi Kristus, yang dijalankan melalui para penatua.
2. James Bannerman
Dalam bukunya The Church of Christ, Bannerman menulis bahwa penatua pemimpin memiliki otoritas rohani yang sah karena ditetapkan oleh Kristus melalui gereja. Mereka berfungsi menjaga kemurnian ajaran dan disiplin jemaat.
3. Samuel Miller (Princeton)
Miller, seorang teolog Presbiterian abad ke-19, menegaskan bahwa jabatan ruling elder adalah fondasi bagi sistem presbiterian. Ia berkata: “Ruling elders are the representative rulers of the Church, chosen by the people, ordained by the presbytery, and accountable to Christ the Head.”
4. Louis Berkhof
Dalam Systematic Theology, Berkhof menulis bahwa penatua memiliki dua fungsi utama:
-
Pastoral oversight (pengawasan pastoral) atas jemaat.
-
Governmental rule (pemerintahan) dalam konsistori atau majelis.
IV. Fungsi Utama Ruling Elder
Berdasarkan Alkitab dan teologi Reformed, penatua pemimpin memiliki beberapa fungsi:
-
Mengawasi kehidupan rohani jemaat
Penatua dipanggil untuk memastikan jemaat hidup dalam iman, bukan hanya hadir dalam ibadah. -
Menjaga kemurnian pengajaran
Walaupun mereka tidak selalu berkhotbah, penatua harus peka terhadap ajaran sesat yang masuk. -
Menggembalakan secara pribadi
Mengunjungi jemaat, mendoakan, menasihati, dan menegur dengan kasih. -
Menjalankan disiplin gereja
Ruling elder bertanggung jawab dalam disiplin, termasuk memberi teguran, larangan sakramen, bahkan ekskomunikasi bila diperlukan. -
Menjadi teladan hidup
Kepemimpinan rohani bukan soal kata-kata, tetapi teladan dalam kesetiaan, kesucian, dan kerendahan hati.
V. Tantangan bagi Ruling Elder
-
Godaan untuk menjadi sekadar pejabat administratif
Banyak penatua hanya fokus pada rapat dan program, lupa bahwa inti tugasnya adalah menggembalakan. -
Tekanan dari budaya modern
Dunia menekankan demokrasi dan popularitas, tetapi Alkitab menekankan kesetiaan kepada Kristus. -
Beban rohani yang berat
Ruling elder harus mendoakan, menegur, bahkan mengambil keputusan sulit demi kebaikan jemaat.
VI. Aplikasi bagi Jemaat
Apa yang dapat kita pelajari dari tema ini?
1. Hargai dan doakanlah penatua
Ibrani 13:17 berkata: “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab.”
2. Jadilah jemaat yang mudah digembalakan
Bukan berarti pasif, tetapi rendah hati menerima arahan rohani, disiplin, dan bimbingan dari penatua.
3. Calonkanlah penatua dengan bijak
Gereja harus berhati-hati memilih penatua, bukan berdasarkan popularitas, tetapi kualifikasi rohani sesuai Alkitab.
4. Doronglah generasi muda untuk mengerti panggilan ini
Ruling elder bukan jabatan sementara, tetapi pelayanan yang kudus. Generasi muda perlu dipersiapkan untuk menjadi pemimpin rohani di masa depan.
VII. Penatua sebagai Bayangan Kristus Sang Gembala Agung
Akhirnya, kita tidak boleh lupa bahwa setiap penatua hanya wakil, hanya instrumen. Gembala sejati gereja adalah Yesus Kristus.
-
Kristus adalah Kepala Gereja (Kolose 1:18).
-
Kristus adalah Gembala Agung (1 Petrus 5:4).
-
Kristuslah yang memberikan otoritas kepada para penatua.
Dengan demikian, penatua harus memimpin dengan rendah hati, sadar bahwa mereka sendiri berada di bawah otoritas Kristus.
Kesimpulan
Saudara-saudara, jabatan ruling elder bukan sekadar fungsi administratif, melainkan pelayanan rohani yang kudus.
-
Alkitab menegaskan pentingnya penatua dalam setiap jemaat.
-
Teologi Reformed menekankan peran ruling elder dalam menjaga pengajaran, disiplin, dan penggembalaan.
-
Jemaat dipanggil untuk menghormati, menaati, dan mendoakan para penatua.
-
Dan para penatua harus sadar bahwa mereka hanyalah alat Kristus, Gembala Agung Gereja.
Kiranya kita semua semakin menghargai tata gereja yang alkitabiah, dan khususnya, para penatua yang melayani kita dengan kasih dan kesetiaan.
Amin.