AHITOFEL DAN DOA DAUD (2)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
AHITOFEL DAN DOA DAUD (2).2 Samuel 15:12,30-37 - “(12) Ketika Absalom hendak mempersembahkan korban, disuruhnya datang Ahitofel, orang Gilo itu, penasihat Daud, dari Gilo, kotanya. Demikianlah persepakatan gelap itu menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom. ... (30) Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis. (31) Ketika kepada Daud dikabarkan, demikian: ‘Ahitofel ada di antara orang-orang yang bersepakat dengan Absalom,’ maka berkatalah Daud: ‘Gagalkanlah kiranya nasihat Ahitofel itu, ya TUHAN.’ (32) Ketika Daud sampai ke puncak, ke tempat orang sujud menyembah kepada Allah, maka datanglah Husai, orang Arki, mendapatkan dia dengan jubah yang terkoyak dan dengan tanah di atas kepala. (33) Berkatalah Daud kepadanya: ‘Jika engkau turut dengan aku, maka engkau menjadi beban kepadaku nanti, (34) tetapi jika engkau kembali ke kota dan berkata kepada Absalom: Aku ini hambamu, ya raja, sejak dahulu aku hamba ayahmu, tetapi sekarang aku menjadi hambamu, - dengan demikian engkau dapat membatalkan nasihat Ahitofel demi aku. (35) Bukankah Zadok dan Abyatar, imam-imam itu, ada bersama-sama engkau di sana? Jadi segala yang kaudengar dari dalam istana raja, haruslah kauberitahukan kepada Zadok dan Abyatar, imam-imam itu. (36) Ingatlah, di sana bersama-sama dengan mereka ada kedua anak mereka, Ahimaas anak Zadok dan Yonatan anak Abyatar; dengan perantaraan mereka haruslah kamu kirimkan kepadaku segala hal yang kamu dengar.’ (37) Dan tibalah Husai, sahabat Daud, di Yerusalem tepat pada waktu Absalom masuk ke kota itu.”.
AHITOFEL DAN DOA DAUD (2)
gadget, otomotif, asuransi
2Samuel 16:15-17:23 - “(16:15) Maka Absalom dan seluruh rakyat, orang-orang Israel, sampailah ke Yerusalem, dan Ahitofel ada bersama-sama dengan dia. (16:16) Ketika Husai, orang Arki, sahabat Daud itu, sampai kepada Absalom, berkatalah Husai kepada Absalom: ‘Hiduplah raja! Hiduplah raja!’ (16:17) Berkatalah Absalom kepada Husai: ‘Inikah kesetiaanmu kepada sahabatmu? Mengapa engkau tidak pergi menyertai sahabatmu itu?’ (16:18) Lalu berkatalah Husai kepada Absalom: ‘Tidak, tetapi dia yang dipilih oleh TUHAN dan oleh rakyat ini dan oleh setiap orang Israel, dialah yang memiliki aku dan bersama-sama dengan dialah aku akan tinggal. (16:19) Lagipula, kepada siapakah aku memperhambakan diri? Bukankah kepada anaknya? Sebagaimana aku memperhambakan diri kepada ayahmu, demikianlah aku memperhambakan diri kepadamu.’ (16:20) Kemudian berkatalah Absalom kepada Ahitofel: ‘Berilah nasihat; apakah yang harus kita perbuat?’ (16:21) Lalu jawab Ahitofel kepada Absalom: ‘Hampirilah gundik-gundik ayahmu yang ditinggalkannya untuk menunggui istana. Apabila seluruh Israel mendengar, bahwa engkau telah membuat dirimu dibenci oleh ayahmu, maka segala orang yang menyertai engkau, akan dikuatkan hatinya.’ (16:22) Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel. (16:23) Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom. (17:1) Berkatalah Ahitofel kepada Absalom: ‘Izinkanlah aku memilih dua belas ribu orang, maka aku akan bersiap dan mengejar Daud pada malam ini juga. (17:2) Aku akan mendatangi dia, selagi ia lesu dan lemah semangatnya, dan mengejutkan dia; seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia akan melarikan diri, maka aku dapat menewaskan raja sendiri. (17:3) Demikianlah aku akan membawa pulang seluruh rakyat itu kepadamu seperti seorang mempelai perempuan kembali kepada suaminya. Jadi, engkau mencari nyawa satu orang saja, sedang seluruh rakyat tetap selamat.’ (17:4) Perkataan ini disetujui oleh Absalom dan oleh semua tua-tua Israel. (17:5) Tetapi berkatalah Absalom: ‘Panggillah juga Husai, orang Arki itu, supaya kita mendengar apa yang hendak dikatakannya.’ (17:6) Ketika Husai datang kepada Absalom, berkatalah Absalom kepadanya, demikian: ‘Beginilah perkataan yang dikatakan Ahitofel; apakah kita turut nasihatnya? Jika tidak, katakanlah.’ (17:7) Lalu berkatalah Husai kepada Absalom: ‘Nasihat yang diberikan Ahitofel kali ini tidak baik.’ (17:8) Kata Husai pula: ‘Engkau tahu, bahwa ayahmu dan orang-orangnya adalah pahlawan, dan bahwa mereka sakit hati seperti beruang yang kehilangan anak di padang. Lagipula ayahmu adalah seorang prajurit sejati; ia tidak akan membiarkan rakyat tidur. (17:9) Tentulah ia sekarang bersembunyi dalam salah satu lobang atau di salah satu tempat. Apabila pada penyerangan pertama beberapa orang tewas dan ada orang mendengar hal itu, maka orang akan berkata: Rakyat yang telah mengikut Absalom sudah menderita kekalahan. (17:10) Maka seorang gagah perkasa sekalipun yang hatinya seperti hati singa akan tawar hati sama sekali, sebab seluruh Israel tahu, bahwa ayahmu itu seorang pahlawan dan orang-orang yang bersama-sama dia adalah orang gagah perkasa. (17:11) Sebab itu kunasihatkan: Suruhlah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba berkumpul kepadamu, seperti pasir di tepi laut banyaknya dan engkau sendiri juga harus turut bertempur. (17:12) Apabila kita mendatangi dia di salah satu tempat, di mana ia terdapat, maka kita akan menyergapnya, seperti embun jatuh ke bumi, sehingga tidak ada yang lolos, baik dia maupun orang-orang yang menyertainya. (17:13) Dan jika ia mengundurkan diri ke suatu kota, maka seluruh Israel akan mengikat kota itu dengan tali, dan kita akan menyeretnya sampai ke sungai, hingga batu kecilpun tidak terdapat lagi di sana.’ (17:14) Lalu berkatalah Absalom dan setiap orang Israel: ‘Nasihat Husai, orang Arki itu, lebih baik dari pada nasihat Ahitofel.’ Sebab TUHAN telah memutuskan, bahwa nasihat Ahitofel yang baik itu digagalkan, dengan maksud supaya TUHAN mendatangkan celaka kepada Absalom. (17:15) Sesudah itu berkatalah Husai kepada Zadok dan kepada Abyatar, imam-imam itu: ‘Ini dan itu dinasihatkan Ahitofel kepada Absalom dan kepada para tua-tua Israel, tetapi ini dan itu kunasihatkan. (17:16) Oleh sebab itu, suruhlah dengan segera memberitahukan kepada Daud, demikian: Pada malam ini janganlah bermalam di tempat-tempat penyeberangan ke padang gurun, tetapi menyeberanglah dengan segera, supaya jangan raja dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia itu ditelan habis.’ (17:17) Yonatan dan Ahimaas menunggu di En-Rogel, dan setiap kali ada seorang budak perempuan yang datang membawa kabar kepada mereka; dan merekapun langsung memberitahu raja Daud, sebab mereka tidak boleh dilihat memasuki kota. (17:18) Tetapi seorang anak melihat mereka, lalu memberitahu Absalom. Jadi pergilah keduanya dengan segera, dan sampailah mereka ke rumah seseorang di Bahurim yang mempunyai sumur di halamannya; maka turunlah mereka ke dalamnya. (17:19) Kemudian perempuan itu mengambil kain tudungan, membentangkannya di atas mulut sumur itu dan menaburkan butir-butir gandum di atasnya, sehingga tidak kelihatan apa-apa. (17:20) Sampailah orang-orang Absalom kepada perempuan itu di rumahnya, lalu bertanya: ‘Di manakah Ahimaas dan Yonatan?’ Jawab perempuan itu kepada mereka: ‘Mereka telah menyeberangi sungai itu.’ Kemudian mereka mencari, tetapi tidak mendapatnya, lalu pulanglah mereka ke Yerusalem. (17:21) Setelah orang-orang itu pergi, keluarlah keduanya dari sumur, lalu pergi memberitahu raja Daud, kata mereka kepada Daud: ‘Bersiaplah dan seberangilah dengan segera sungai ini, sebab ini dan itu dinasihatkan Ahitofel terhadap kamu.’ (17:22) Lalu bersiaplah Daud dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia, dan mereka menyeberangi sungai Yordan. Pada waktu fajar tidak ada seorangpun yang ketinggalan, yang tidak menyeberangi sungai Yordan. (17:23) Ketika dilihat Ahitofel, bahwa nasihatnya tidak dipedulikan, dipasangnyalah pelana keledainya, lalu berangkatlah ia ke rumahnya, ke kotanya; ia mengatur urusan rumah tangganya, kemudian menggantung diri. Demikianlah ia mati, lalu ia dikuburkan dalam kuburan ayahnya.”.

III) Jawaban atas doa Daud.

1) Datangnya Husai kepada Daud.

2Sam 15:32 - “Ketika Daud sampai ke puncak, ke tempat orang sujud menyembah kepada Allah, maka datanglah Husai, orang Arki, mendapatkan dia dengan jubah yang terkoyak dan dengan tanah di atas kepala.”.

a) Ini merupakan jawaban atas doa Daud.

Munculnya Husai ini jelas merupakan jawaban langsung atas doa Daud! Kalau semua doa selalu dijawab langsung, saya yakin semua kita akan rajin berdoa. Yang jadi problem, kebanyakan doa tidak dijawab langsung. Ada yang ditunda lama jawabannya, dan ada yang dijawab: ‘tidak!’. Tetapi yang manapun jawaban Tuhan, kalau kita memang adalah anak-anakNya, itu pasti baik bagi kita (Ro 8:28).

b) Usaha Daud melalui Husai.

2Sam 15:33-34 - “(33) Berkatalah Daud kepadanya: ‘Jika engkau turut dengan aku, maka engkau menjadi beban kepadaku nanti, (34) tetapi jika engkau kembali ke kota dan berkata kepada Absalom: Aku ini hambamu, ya raja, sejak dahulu aku hamba ayahmu, tetapi sekarang aku menjadi hambamu, - dengan demikian engkau dapat membatalkan nasihat Ahitofel demi aku.”.

1. Mengapa Daud berkata bahwa kalau Husai ikut dengan dia maka Husai akan menjadi beban baginya? Pulpit Commentary mengatakan mungkin karena Husai sudah tua dan lemah.

Pulpit Commentary: “the aged Hushai expresses his desire to go with David into exile, but David suggests that he can render him good service by returning to the city and living as a servant of Absalom, and he advises him to act in concert with Zadok and Abiathar.” [= Husai yang sudah tua menyatakan keinginannya untuk pergi dengan Daud ke dalam pembuangan / pengasingan, tetapi Daud mengusulkan bahwa ia bisa menyumbangkan pelayanan yang baik kepadanya dengan kembali ke kota dan hidup sebagai pelayan Absalom, dan Daud menasehatinya untuk bertindak bersama-sama / secara harmonis dengan Zadok dan Abyatar.] - hal 378.

2. Dari sudut tertentu apa yang Daud lakukan di sini adalah sesuatu yang bagus, yaitu sekalipun ia berdoa tetapi ia juga berusaha.

Pulpit Commentary: “This combination of trust in God and action among men is characteristic of all true religious life.” [= Kombinasi dari kepercayaan kepada Allah dan tindakan di antara manusia ini merupakan ciri dari semua kehidupan agama yang benar.] - hal 379.

Dengan menyuruh Husai bertindak seperti itu, Daud juga percaya bahwa sekalipun Allah bisa mengacaukan nasehat Ahitofel secara langsung, tetapi Allah juga bisa melakukannya dengan menggunakan manusia / Husai.

3. Tetapi dari sudut yang lain, apa yang Daud perintahkan kepada Husai merupakan sesuatu yang salah.

Pulpit Commentary: “David was thus meeting treachery by treachery, and we cannot approve of it, even granting that Ahithophel’s conduct was base and selfish, while Hushai was risking his life for his master. Still, he was sent back to tell a falsehood, and his excuse was necessity; for Ahithophel was so sagacious that, if his counsel were not upset, David’s cause was lost. It was not Christian morality, but yet it has a sort of nobleness about it in Hushai’s devotion to his king. And even now, in war and diplomacy, such acts are not uncommon, and a distinction is unhappily drawn between political and social morality. ... the Old Testament must not be taken as approving all that it records.” [= Dengan demikian Daud menghadapi pengkhianatan dengan pengkhianatan, dan kami tidak bisa menyetujuinya, sekalipun kami mengakui bahwa tingkah laku Ahitofel adalah jelek / hina dan egois, sementara Husai meresikokan hidupnya untuk tuannya. Tetap, ia dikirim kembali untuk menceritakan sesuatu yang tidak benar dan alasannya adalah karena terpaksa; karena Ahitofel adalah begitu cerdik / cerdas sehingga jika nasehatnya tidak dikacaukan, maka Daud akan kalah. Itu bukan moral Kristen, tetapi itu mempunyai semacam kemuliaan dalam pembaktian Husai kepada rajanya. Dan bahkan pada jaman ini, dalam perang dan diplomatik, tindakan-tindakan seperti itu merupakan sesuatu yang umum, dan secara salah telah dibuat suatu pembedaan antara moral politik dan sosial. ... Perjanjian Lama tidak boleh dianggap menyetujui semua yang dicatatnya.] - hal 371-372.

Bdk. 2Sam 16:16-19 - “(16) Ketika Husai, orang Arki, sahabat Daud itu, sampai kepada Absalom, berkatalah Husai kepada Absalom: ‘Hiduplah raja! Hiduplah raja!’ (17) Berkatalah Absalom kepada Husai: ‘Inikah kesetiaanmu kepada sahabatmu? Mengapa engkau tidak pergi menyertai sahabatmu itu?’ (18) Lalu berkatalah Husai kepada Absalom: ‘Tidak, tetapi dia yang dipilih oleh TUHAN dan oleh rakyat ini dan oleh setiap orang Israel, dialah yang memiliki aku dan bersama-sama dengan dialah aku akan tinggal. (19) Lagipula, kepada siapakah aku memperhambakan diri? Bukankah kepada anaknya? Sebagaimana aku memperhambakan diri kepada ayahmu, demikianlah aku memperhambakan diri kepadamu.’”.

Semua kemunafikan dan dusta ini ‘terpaksa’ dilakukan oleh Husai karena ia ingin menyusup ke dalam kelompok Absalom, untuk mentaati perintah / keinginan Daud!

Kalau Husai jelas-jelas salah, bagaimana dengan Zadok dan Abyatar?

Pulpit Commentary: “Similar blame does not attached to Zadok and Abiathar. They were known to be David’s friends, and had even tried to go with him, bearing with them the ark. They professed no friendship for Absalom, and returned for no covert purpose, looking for protection, not to guile, but to their sacred office.” [= Zadok dan Abyatar tidak bisa dikecam secara sama. Mereka dikenal sebagai teman-teman Daud, dan bahkan berusaha untuk pergi dengan dia sambil membawa tabut perjanjian. Mereka tidak mengaku sebagai sahabat Absalom, dan kembali tanpa suatu tujuan tersembunyi, mereka mencari perlindungan, bukan kepada akal bulus / tipu muslihat, tetapi kepada jabatan / tugas mereka yang kudus.] - hal 372.

Catatan: tentang Zadok dan Abyatar ceritanya terdapat dalam 2Samuel 15:22-29.

2) Dibalikkannya nasehat Ahitofel.

Ahitofel memberi 2 nasehat kepada Absalom, yaitu:

a) Nasehat untuk meniduri istri-istri ayahnya.

1. Dalam 2Samuel 15:16 memang dikatakan bahwa Daud meninggalkan 10 gundik untuk menunggui istana. Ahitofel lalu menasehati Absalom untuk meniduri para gundik ini (2Sam 16:20-21), dan nasehat ini ditaati oleh Absalom (2Sam 16:22).

2. Ini merupakan nasehat yang sangat terkutuk.

Pulpit Commentary: “Ahithophel’s counsel was utterly abominable, even though the deed would not be regarded by any of the Israelites as incestuous. A king inherited his predecessor’s harem, and Absalom’s act was a coarse and rude assertion that David’s rights were at an end, and that crown and lands and property, even to his wives, now all belonged to the usurper. But, while polygamy had thus degraded the wives and concubines into mere chattels, the harem was the property most jealously guarded by its owner (ch. 3:7; 1Kings 2:22);” [= Nasehat Ahitofel sama sekali menjijikkan, sekalipun tindakan itu tidak akan dianggap oleh orang Israel yang manapun sebagai incest / perzinahan dalam keluarga. Seorang raja mewarisi harem dari pendahulunya, dan tindakan Absalom merupakan penegasan yang kasar dan tidak sopan bahwa hak-hak Daud telah berakhir, dan bahwa mahkota dan tanah dan harta, bahkan istri-istrinya, sekarang menjadi milik dari perebut kekuasaan. Tetapi sementara poligami telah merendahkan istri-istri dan gundik-gundik menjadi seperti barang bergerak / budak, harem merupakan milik yang paling dijaga oleh pemiliknya (2Sam 3:7; 1Raja 2:22);] - hal 399.

Saya tidak setuju dengan bagian yang saya garis bawahi itu; bandingkan dengan kata-kata Adam Clarke di bawah ini.

Adam Clarke: “The wives of the conquered king were always the property of the conqueror; and in possessing these, he appeared to possess the right to the kingdom. ... But for a son to take his father’s wives was the sum of abomination, and was death by the law of God, Lev. 20:11. This was a sin rarely found, even among the Gentiles.” [= Istri-istri dari raja yang kalah selalu menjadi milik dari raja yang menang; dan dengan memiliki istri-istri ini ia kelihatan mempunyai hak atas kerajaan. ... Tetapi seorang anak yang mengambil istri-istri ayahnya merupakan puncak dari hal yang menjijikkan, dan diancam dengan hukuman mati oleh Hukum Taurat Allah, Im 20:11. Ini merupakan dosa yang jarang ditemukan, bahkan di antara orang-orang non Yahudi.] - hal 354.

3. Apa maksud Ahitofel dengan nasehat ini?

Barnes’ Notes: “Taking possession of the harem was the most decided act of sovereignty (see 1K. 2:22). It was also the greatest offence and insult that could be offered. Such an act on Absalom’s part made reconciliation impossible. A further motive has been found in this advice, viz., the desire on the part of Ahithophel to make David taste the bitterness of that cup which he had caused others (Uriah and all Bath-sheba’s family) to drink, and receive the measure which he had meted withal.” [= Mengambil harem merupakan tindakan yang paling jelas / nyata dari raja (lihat 1Raja 2:22). Itu juga merupakan tindakan yang paling menyakitkan dan penghinaan terbesar yang bisa dilakukan. Tindakan seperti itu dari pihak Absalom menyebabkan perdamaian tidak dimungkinkan. Telah ditemukan motivasi lebih lanjut dari nasehat ini, yaitu keinginan Ahitofel untuk membuat Daud merasakan pahitnya cawan yang ia minumkan kepada orang-orang lain (Uria dan keluarga Batsyeba), dan menerima ukuran yang ia pakai untuk mengukur.] - hal 106.

Pulpit Commentary: “His criminality appears not only in (1) his sanctioning and promoting rebellion against the authority of the king; but also in (2) his lawless and shameless advice against his honour (ch. 16:21,22), whereby he sought to make reconciliation and compromise impossible in the view of all, and to gratify his revenge in the most effective and significant manner” [= Kekriminilannya terlihat bukan hanya dalam (1) persetujuannya dan dorongannya untuk memberontak terhadap otoritas raja; tetapi juga dalam (2) nasehatnya yang tak sesuai dengan hukum dan yang tak tahu malu terhadap kehormatan Daud (16:21,22), dengan mana ia berusaha supaya perdamaian dan kompromi tidak dimungkinkan dalam pandangan semua, dan untuk memuaskan pembalasannya dengan cara yang paling efektif dan penuh arti] - hal 389.

Pulpit (hal 399) juga mengatakan bahwa dengan dilakukannya hal ini, maka tidak ada kemungkinan Daud mau mengampuni Absalom, dan memang itulah yang dikehendaki oleh Ahitofel. Ia takut kalau-kalau suatu waktu Daud berdamai dengan Absalom, maka Daud bisa mengampuni Absalom, tetapi pasti akan menghukum dia (Ahitofel).

4. Absalom menuruti nasehat itu (2Samuel 16:22).

2Sam 16:22 - “Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel.”.

Kata-kata ‘di atas sotoh’ oleh NIV diterjemahkan ‘on the roof’ [= pada / di atas atap].

Adam Clarke: “this was probably transacted in the very same place where David’s eye took the adulterous view of Bathsheba; see chap. 11:2.” [= ini mungkin dilakukan di tempat yang sama dimana mata Daud memandang dengan pandangan perzinahan kepada Batsyeba; lihat pasal 11:2.] - hal 354.

2Sam 11:2 - “Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.”.

NIV: ‘on the roof of the palace’ [= pada / di atas atap istana].

5. Mengapa Tuhan tidak menggagalkan nasehat itu? Karena seperti dikatakan di atas, ini merupakan hukuman / hajaran yang sudah dinubuatkan oleh nabi Natan bagi Daud, karena dosanya dalam persoalan Batsyeba dan Uria (2Sam 12:11).

b) Menyerbu Daud malam itu juga (2Sam 17:1-3).

2Sam 17:1-3 - “(1) Berkatalah Ahitofel kepada Absalom: ‘Izinkanlah aku memilih dua belas ribu orang, maka aku akan bersiap dan mengejar Daud pada malam ini juga. (2) Aku akan mendatangi dia, selagi ia lesu dan lemah semangatnya, dan mengejutkan dia; seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia akan melarikan diri, maka aku dapat menewaskan raja sendiri. (3) Demikianlah aku akan membawa pulang seluruh rakyat itu kepadamu seperti seorang mempelai perempuan kembali kepada suaminya. Jadi, engkau mencari nyawa satu orang saja, sedang seluruh rakyat tetap selamat.’”.

1. Inti nasehat ini adalah: Daud tidak boleh diberi kesempatan untuk pulih / menyusun kekuatan kembali.

2. Nasehat itu disetujui oleh Absalom dan semua tua-tua (2Sam 17:4).

2Sam 17:4 - “Perkataan ini disetujui oleh Absalom dan oleh semua tua-tua Israel.”.

3. Tetapi Absalom tetap menganggap perlu untuk mendengar pandangan Husai (2Sam 17:5-6).

2Sam 17:5-6 - “(5) Tetapi berkatalah Absalom: ‘Panggillah juga Husai, orang Arki itu, supaya kita mendengar apa yang hendak dikatakannya.’ (6) Ketika Husai datang kepada Absalom, berkatalah Absalom kepadanya, demikian: ‘Beginilah perkataan yang dikatakan Ahitofel; apakah kita turut nasihatnya? Jika tidak, katakanlah.’”.

Ini aneh. Mengapa aneh?

a. Karena mereka semua menganggap nasehat Ahitofel sebagai nasehat yang baik.

b. Sebagai penasehat, Husai tidak mempunyai reputasi sebaik Ahitofel.

c. Husai belum membuktikan kesetiaannya kepada Absalom, seperti yang sudah dilakukan Ahitofel. Bahkan Husai perlu dicurigai.

Tetapi hal ini toh terjadi. Dan ini pasti merupakan pekerjaan Tuhan yang menjawab doa Daud, dan membuat Absalom menjadi bodoh, dan hancur karena kebodohannya sendiri.

Matthew Poole: “A wonderful effect of Divine Providence, blinding his mind, and influencing his heart, that he could not rest in Ahithophel’s counsel, though it was so evidently wise, and good, and approved by the general counsel of his whole party; and that he should desire Hushai’s advice, though neither his reputation for wisdom was equal to Ahithophel’s, nor had he yet given any one proof of his fidelity to Absalom, as Ahithophel had done; nor was he so fixed by his interest to him as Ahithophel was; and though there wanted not just cause to suspect him and his counsel too. But there is no contending with that God who can arm a man against himself, and destroy him by his own mistakes and passions, without any other help.” [= Akibat yang luar biasa dari providensia ilahi, membutakan pikirannya, dan mempengaruhi hatinya, sehingga ia tidak bisa bersandar pada nasehat Ahitofel, sekalipun nasehat itu jelas begitu bijaksana dan baik dan disetujui oleh pandangan umum dari seluruh kelompok; sehingga ia menginginkan nasehat Husai, sekalipun reputasi Husai untuk hikmat tidaklah setara dengan reputasi Ahitofel, dan Husai belum memberikan bukti apapun tentang kesetiaannya kepada Absalom, seperti yang telah dilakukan oleh Ahitofel; dan ia belum begitu dilekatkan oleh kepentingannya kepada Absalom seperti Ahitofel; dan sekalipun di sana ada alasan yang benar untuk mencurigai Husai dan juga nasehatnya. Tetapi tidak ada yang bisa melawan Allah itu, yang bisa mempersenjatai seorang manusia melawan dirinya sendiri, dan menghancurkan dia oleh kesalahan-kesalahannya dan nafsu-nafsunya sendiri, tanpa pertolongan lain manapun.] - hal 623.

4. Pandangan dan nasehat Husai (2Sam 17:7-13).

2Samuel 17:7-13 - “(7) Lalu berkatalah Husai kepada Absalom: ‘Nasihat yang diberikan Ahitofel kali ini tidak baik.’ (8) Kata Husai pula: ‘Engkau tahu, bahwa ayahmu dan orang-orangnya adalah pahlawan, dan bahwa mereka sakit hati seperti beruang yang kehilangan anak di padang. Lagipula ayahmu adalah seorang prajurit sejati; ia tidak akan membiarkan rakyat tidur. (9) Tentulah ia sekarang bersembunyi dalam salah satu lobang atau di salah satu tempat. Apabila pada penyerangan pertama beberapa orang tewas dan ada orang mendengar hal itu, maka orang akan berkata: Rakyat yang telah mengikut Absalom sudah menderita kekalahan. (10) Maka seorang gagah perkasa sekalipun yang hatinya seperti hati singa akan tawar hati sama sekali, sebab seluruh Israel tahu, bahwa ayahmu itu seorang pahlawan dan orang-orang yang bersama-sama dia adalah orang gagah perkasa. (11) Sebab itu kunasihatkan: Suruhlah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba berkumpul kepadamu, seperti pasir di tepi laut banyaknya dan engkau sendiri juga harus turut bertempur. (12) Apabila kita mendatangi dia di salah satu tempat, di mana ia terdapat, maka kita akan menyergapnya, seperti embun jatuh ke bumi, sehingga tidak ada yang lolos, baik dia maupun orang-orang yang menyertainya. (13) Dan jika ia mengundurkan diri ke suatu kota, maka seluruh Israel akan mengikat kota itu dengan tali, dan kita akan menyeretnya sampai ke sungai, hingga batu kecilpun tidak terdapat lagi di sana.’”.

Tujuan dari nasehat Husai ini adalah Untuk memberi Daud dan rombongannya kesempatan untuk pulih / menyusun kekuatan kembali.

5. Keputusan Absalom.

2Samuel 17:14 - “Lalu berkatalah Absalom dan setiap orang Israel: ‘Nasihat Husai, orang Arki itu, lebih baik dari pada nasihat Ahitofel.’ Sebab TUHAN telah memutuskan, bahwa nasihat Ahitofel yang baik itu digagalkan, dengan maksud supaya TUHAN mendatangkan celaka kepada Absalom.”.

KJV: ‘had appointed’ [= telah menentukan / menetapkan].

NIV: ‘had determined’ [= telah menentukan].

RSV/NASB: ‘had ordained’ [= telah menentukan].

Bandingkan dengan Amsal 21:1 - “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkanNya ke mana Ia ingini.”.

Pulpit Commentary mengutip kata-kata Euripides: “When God is contriving misfortunes for man, he first deprives him of his reason” [= Pada waktu Allah merencanakan kesialan untuk manusia, pertama-tama Ia mencabut / menghilangkan akalnya] - hal 428.

Contoh yang menyolok adalah dalam kasus Firaun pada jaman Musa, yang terua menerus dikeraskan hatinya / mengeraskan hatinya sehingga menuju kehancuran / kebinasaannya sendiri (Kel 5-14). Bagaimana mungkin 10 tulah itu masih belum cukup untuk menyadarkan dia dari kebodohannya dalam melawan Tuhan???? Dan sekarang Tuhan bekerja secara sama dalam diri Absalom.

Ini jelas merupakan jawaban atas doa Daud!

6. Dibalikkannya nasehat Ahitofel ini menyebabkan Ahitofel bunuh diri (2Samuel 17:23).

2Samuel 17:23 - “Ketika dilihat Ahitofel, bahwa nasihatnya tidak dipedulikan, dipasangnyalah pelana keledainya, lalu berangkatlah ia ke rumahnya, ke kotanya; ia mengatur urusan rumah tangganya, kemudian menggantung diri. Demikianlah ia mati, lalu ia dikuburkan dalam kuburan ayahnya.”.

Bukankah aneh bahwa hanya karena nasehatnya ditolak Ahitofel lalu bunuh diri? Ahitofel bunuh diri bukan hanya karena ia kesal / kecewa dengan kebodohan Absalom yang menolak nasehatnya, tetapi juga karena ia tahu bahwa kalau Daud diberi waktu, Daud akan bangkit dan mengalahkan Absalom, dan pada saat itu ia pasti akan dihukum mati. Dari pada ia dihukum mati secara memalukan, lebih baik ia bunuh diri.

Perhatikan komentar-komentar tentang bunuh dirinya Ahitofel di bawah ini:

Pulpit Commentary mengutip kata-kata Hall sebagai berikut: “What a mixture do we find here of wisdom and madness!” [= Di sini kita betul-betul menjumpai suatu percampuran yang luar biasa dari hikmat dan kegilaan!] - hal 432.

Karena itu, kalau sudah punya anak yang pandai, ingatlah bahwa kepandaian / IQ tinggi tanpa kerohanian yang baik, bisa membuatnya berakhir seperti Ahitofel ini!

Pulpit Commentary: “all sin is of the nature of suicide. He who impenitently persists in it destroys the life of his own soul. All they that hate the Divine wisdom and forsake its ways ‘love death’ (Prov. 8:36).” [= semua dosa mempunyai sifat bunuh diri. Ia yang terus berkanjang di dalamnya tanpa mau bertobat, menghancurkan kehidupan dari jiwanya sendiri. Semua mereka yang membenci hikmat ilahi dan meninggalkan jalannya ‘mencintai maut’ (Amsal 8:36).] - hal 434.

Amsal 8:36 - “Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut.’”.


7. Kalau kita membaca kelanjutan cerita ini dalam 2Sam 18, maka kita bisa melihat bahwa akhirnya tujuan Husai tercapai. Daud dan tentaranya mendapat kesempatan menyegarkan fisik mereka dengan makanan dan minuman (17:27-29), dan juga mendapat kesempatan untuk menyusun kekuatan lagi (2Samuel 18:1-4), dan akhirnya mengalahkan pasukan Absalom dan membunuh Absalom (2Sam 18:5-dst).

Kesimpulan / penutup.

Betapapun jeleknya dan menyedihkannya keadaan, kita bisa mengharapkan Tuhan. Doa yang pendekpun bisa membawa manfaat yang luar biasa. Karena itu dalam keadaan yang bagaimanapun jeleknya, datanglah kepada Tuhan di dalam doa.

AHITOFEL DAN DOA DAUD (2)
-AMIN
Next Post Previous Post