DOA: PERUMPAMAAN SEORANG JANDA DAN HAKIM YANG LALIM (LUKAS 18:1-8)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
DOA: PERUMPAMAAN SEORANG JANDA DAN HAKIM YANG LALIM-Lukas 18:1-8 . Lukas 18:1-8 - “(1) Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (2) KataNya: ‘Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. (3) Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. (4) Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, (5) namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.’ (6) Kata Tuhan: ‘Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! (7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
I) Tujuan / penekanan perumpamaan.
1) Kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu (Lukas 18: 1).
a) ‘tidak jemu-jemu’.
NIV: ‘not give up’ [= tidak menyerah].
NASB: ‘not to lose heart’ [= tidak kehilangan / kecil hati].
RSV: ‘not lose heart’ [= tidak kehilangan / kecil hati].
KJV: ‘not to faint’ [= tidak menjadi lemah].
Dengan menggabungkan terjemahan-terjemahan ini, kita bisa mendapatkan pengertian yang lebih baik tentang maksud ayat ini.
The Bible Exposition Commentary: “Praying contrasted with fainting (v. 1). If we don’t pray, we will faint; it’s as simple as that! The word faint describes a believer who loses heart and gets so discouraged that he or she wants to quit. ... Take your choice: do you want to pray - or faint?” [= Berdoa dikontraskan dengan menjadi lemah (ay 1). Jika kita tidak berdoa, kita akan menjadi lemah; begitu sederhana! Kata ‘menjadi lemah’ menggambarkan seorang percaya yang kehilangan hati / semangat dan menjadi begitu kecil hati sehingga ia ingin berhenti. ... Tentukanlah pilihanmu: apakah engkau ingin berdoa - atau menjadi lemah?].
b) Secara implicit ini menunjukkan bahwa doa bisa ditunda jawabannya untuk waktu yang cukup lama (karena kalau tidak, untuk apa kita disuruh untuk terus berdoa tanpa jemu-jemu, tidak menyerah, dengan tidak kecil hati dsb?).
Kadang-kadang pada saat kita berdoa hanya ada keheningan dan kelihatannya tak ada jawaban apapun. Kadang-kadang jawabannya kelihatannya justru menunjukkan kemarahan Tuhan. Kadang-kadang keadaan makin memburuk setelah kita berdoa. Perhatikan beberapa text di bawah ini.
Matius 15:21-26 - “(21) Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. (22) Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita. (23) Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepadaNya: Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak. (24) Jawab Yesus: Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (25) Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: Tuhan, tolonglah aku. (26) Tetapi Yesus menjawab: Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”.
Catatan: tetapi kalau kita meneruskan bacaan ini, kita melihat bahwa Yesus akhirnya mengabulkan doa perempuan Kanaan ini (Matius 15:27-28).
Mazmur 65:6a - “Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami”.
KJV: ‘By terrible things in righteousness wilt thou answer us, O God of our salvation’ [= Dengan / oleh hal-hal yang mengerikan dalam kebenaran Engkau akan menjawab kami, ya Allah keselamatan kami].
Catatan: kata ‘terrible’ bisa berarti ‘dahsyat’, ‘buruk sekali’, ‘mengerikan’, ‘sama sekali tidak menyenangkan’.
Yeremia 8:15 - “Kita mengharapkan damai, tetapi tidak datang sesuatu yang baik, mengharapkan waktu kesembuhan, tetapi yang ada hanya kengerian!”.
The Biblical Illustrator: “They must never give over praying, but ‘pray always.’ And Satan sometimes plies distressed souls to give up with it, as what they may see they will do no good with, for that God will not hear them. But that is a deceit of hell which ye must never yield to.” [= Mereka tidak pernah boleh menyerah dalam berdoa, tetapi ‘berdoa senantiasa’. Dan Iblis kadang-kadang membengkokkan / memaksa jiwa-jiwa yang tertekan untuk menyerah dengan itu, pada saat mereka melihat bahwa doa-doa mereka tidak akan mendatangkan kebaikan, karena Allah tidak akan mendengarkan mereka. Tetapi itu adalah suatu tipuan dari neraka terhadap apa engkau tidak pernah boleh menyerah.].
Penundaan jawaban doa bisa terjadi karena bermacam-macam hal:
1. Karena waktu Tuhan belum sampai, atau karena Tuhan punya rencana tertentu dengan penundaan tersebut.
Contoh:
a. Yohanes 11. Andaikata Yesus langsung mengabulkan permintaan Maria dan Marta, maka yang akan terjadi hanyalah penyembuhan Lazarus dari penyakitnya. Tetapi dengan Yesus menunda (Yohanes 11:6), akhirnya yang terjadi adalah pembangkitan Lazarus dari antara orang mati. Ini adalah sesuatu yang lebih membawa kemuliaan bagi Tuhan.
b. Kejadian 40-41. Sekalipun tidak diceritakan, tetapi pasti Yusuf berdoa untuk meminta Tuhan mengeluarkannya dari penjara. Tetapi Tuhan menunda pengabulan doa Yusuf, dengan membuat juru minuman lupa sampai 2 tahun (Kejadian 40:23 41:1,9-11).
Andaikata tidak ada penundaan ini, paling-paling Yusuf dibebaskan begitu saja. Tetapi dengan adanya penundaan ini, akhirnya Yusuf berhasil menafsirkan mimpi Firaun, lalu menjadi penguasa kedua di Mesir, sehingga bisa dipakai oleh Allah untuk memelihara Yakub dan keturunannya selama 7 tahun kelaparan.
2. Karena adanya serangan / pekerjaan setan.
Daniel 10:12-13 - “(12) Lalu katanya kepadaku: ‘Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia.”.
a. Sekalipun ada perbedaan tafsiran tentang siapa yang dimaksudkan dengan ‘raja-raja orang Persia’ atau ‘pemimpin kerajaan orang Persia’ itu, tetapi saya yakin itu menunjuk kepada setan.
b. Tentu saja setan hanya bisa melakukan hal seperti ini kalau Tuhan mengijinkan dia untuk melakukannya!
c. Orang-orang Kharismatik memberikan ‘pemecahannya’ supaya setan tidak bisa mencegah jawaban doa kita, yaitu dengan berdoa dalam bahasa roh. Menurut mereka ini tidak dimengerti oleh setan! Lucunya, doa bahasa roh ini juga tidak dimengerti oleh mereka yang menaikkan doa itu, dan bahkan oleh Tuhan!
Catatan: saya percaya adanya bahasa Roh, tetapi saya tidak percaya pada ‘doa dengan bahasa Roh’! Bahasa Roh sama sekali bukan untuk berdoa!
3. Karena Tuhan menguji ketekunan kita dalam berdoa / berharap kepada Tuhan (Lukas 18:1-8).
Karena itu, kalau doa saudara belum dikabulkan Tuhan, teruslah berdoa!
2) Ada penafsir yang menghubungkan Lukas 18:1-8 ini dengan kontex sebelumnya, yaitu Lukas 17:20-37, yang berbicara tentang kedatangan Yesus yang keduakalinya (bdk. Lukas 18:8 - ‘jika Anak Manusia itu datang’), dan mengatakan bahwa kita harus bertekun dalam doa sampai Yesus datang keduakalinya!
II) Perumpamaannya (Lukas 18:2-6).
1) Hakim.
Ia digambarkan sebagai orang yang:
a) Tidak takut kepada Allah (Lukas 18: 2).
b) Tidak menghormati manusia (Lukas 18: 2).
NIV: nor cared about men [= tidak peduli pada manusia].
NASB: did not respect man [= tidak menghormati manusia].
KJV: neither regarded man [= tidak menganggap / menghormati manusia].
c) Tidak peduli pada firman Tuhan yang mengharuskan membela / menolong janda.
Dalam Perjanjian Lama ada banyak ayat yang menyuruh bangsa Israel memperhatikan / menolong janda / anak yatim piatu, orang asing, orang miskin dan sebagainya Tetapi hakim ini tidak peduli hal itu dan ia tak mau menolong janda itu (Lukas 18: 4a)
d) Mengasihi dirinya sendiri (Lukas 18: 4b-5).
Ia mengabulkan permintaan janda itu, bukan karena ia kasihan kepada janda itu / mengasihi janda itu, bukan juga karena ia mau bertindak membela keadilan, tetapi hanya supaya ia tak diganggu lagi!
Penerapan: kalau ada orang yang selalu menjengkelkan saudara, pernahkah saudara berdoa untuk pertobatan orang itu, bukan karena saudara mengasihi dia, tetapi hanya supaya saudara tidak diganggu lagi olehnya?
e) Lalim (Lukas 18: 6).
RSV/NASB: unrighteousness [= ketidak-benaran].
KJV/NIV: unjust [= tidak adil].
Kesimpulan: hakim ini adalah orang yang sangat brengsek!
2) Janda.
Ia adalah orang miskin yang tak punya apa-apa, dan ia tak punya hubungan apa-apa dengan hakim itu!
3) Mula-mula permintaan janda itu diabaikan oleh hakim itu, tetapi karena janda itu tekun meminta, akhirnya hakim mengabulkan permintaannya (Lukas 18: 4-5).
III) Realita dari perumpamaan (Lukas 18: 7-8).
1) Allah.
Barclay: “It does not liken God to an unjust judge; it contrasts him to such a person” [= Perumpamaan ini tidak menyamakan Allah dengan hakim yang tak adil; perumpamaan ini mengkontraskan Dia dengan orang semacam itu].
Catatan: bandingkan dengan Matius 7:9-11 / Lukas 11:5-13 yang juga merupakan perumpamaan yang mengkontraskan.
Matius 7:9-11 - “(9) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, (10) atau memberi ular, jika ia meminta ikan? (11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.
Jadi, kalau hakim itu tidak adil / tidak benar, tidak mempedulikan orang lain, mengasihi dirinya sendiri, dsb, maka sebaliknya Allah adalah adil / benar, mencintai manusia, bahkan rela berkorban demi manusia.
2) Kita / orang kristen.
Lukas 18: 7 menyebut kita / orang kristen dengan sebutan ‘orang-orang pilihan’.
Ini lagi-lagi kontras dengan janda dalam perumpamaan tadi, karena kalau janda itu tak mempunyai hubungan apa-apa dengan hakim itu, maka kita adalah orang-orang pilihan Allah, yang dipilih dan dikasihi Allah dengan kasih yang kekal!
The Biblical Illustrator: “God is just, and this man was unjust. This petitioner was a lonely widow and a stranger; God was dealing with His own elect. The woman came uninvited; Christians are pressed with invitations to ask, and knock, and seek. The unjust judge never agreed to listen to the widow; God has promised, over and over again, that it shall be granted to those that ask. The judge may have had relations with this woman’s adversary ...; God is in open and declared conflict, ... with our adversary, ... Hence, the whole teaching of the story is directed towards our encouragement thus: If we would persist with a wicked judge that regarded nobody, God nor man, then surely we would press our prayers with God. What is the duty then? Simply, go on praying.” [= Allah itu adil, dan orang ini tidak adil. Pemohon ini adalah seorang janda yang sendirian dan seorang asing / tak dikenal; Allah menangani orang-orang pilihanNya sendiri. Perempuan itu datang tanpa diundang; orang-orang Kristen didesak dengan undangan-undangan untuk meminta, dan mengetuk, dan mencari. Hakim yang tidak adil itu tidak pernah menyetujui untuk mendengarkan janda itu; Allah telah berjanji, berulang-ulang, bahwa yang meminta akan diberi. Hakim itu mungkin mempunyai hubungan dengan musuh / lawan dari janda ini ...; Allah berada dalam konflik terbuka dan dinyatakan, ... dengan lawan kita, ... Jadi, seluruh pengajaran dari cerita ini diarahkan untuk memberi semangat kepada kita seperti ini: Jika kita bertekun dengan seorang hakim yang jahat yang tidak mempedulikan siapapun, Allah atau manusia, maka tentulah kita akan mendesakkan doa-doa kita kepada Allah. Lalu apa kewajiban kita? Sederhana, teruslah berdoa.].
The Bible Exposition Commentary: “Consider the contrasts. To begin with, the woman was a stranger, but we are the children of God, and God cares for His children (Luke 11:13). The widow had no access to the judge, but God’s children have an open access into His presence and may come at any time to get the help they need (Eph 2:18; 3:12; Heb 4:14-16; 10:19-22). The woman had no friend at court to help get her case on the docket. All she could do was walk around outside the tent and make a nuisance of herself as she shouted at the judge. But when Christian believers pray, they have in heaven a Saviour who is Advocate (1 John 2:1) and High Priest (Heb 2:17-18), who constantly represents them before the throne of God. When we pray, we can open the Word and claim the many promises of God, but the widow had no promises that she could claim as she tried to convince the judge to hear her case. We not only have God’s unfailing promises, but we also have the Holy Spirit, who assists us in our praying (Rom 8:26-27). Perhaps the greatest contrast is that the widow came to a court of law, but God’s children come to a throne of grace (Heb 4:14-16]. She pled out of her poverty, but we have all of God’s riches available to us to meet our every need (Phil 4:19). ... That should encourage us to pray!” [= Perhatikan kontrasnya. Pertama-tama, perempuan itu adalah orang asing / tak dikenal, tetapi kita adalah anak-anak Allah, dan Allah peduli / sayang kepada anak-anakNya (Lukas 11:13). Janda itu tidak punya jalan masuk kepada sang hakim, tetapi anak-anak Allah mempunyai jalan masuk yang terbuka ke dalam hadiratNya dan boleh datang kapanpun untuk mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan (Ef 2:18; 3:12; Ibrani 4:14-16; 10:19-22). Perempuan itu tidak mempunyai sahabat di pengadilan untuk menolongnya untuk memasukkan perkaranya ke dalam acara pengadilan. Semua yang bisa ia lakukan adalah berjalan keliling tenda dan membuat gangguan dari dirinya pada saat ia berteriak kepada hakim itu. Tetapi pada saat orang-orang percaya Kristen berdoa, mereka mempunyai di surga seorang Juruselamat yang adalah seorang Pengacara (1Yohanes 2:1) dan Imam Besar (Ibrani 2:17-18), yang secara terus menerus mewakili mereka di depan takhta Allah. Pada waktu kita berdoa, kita bisa membuka Firman dan mengclaim banyak janji Allah, tetapi janda itu tidak mempunyai janji-janji yang bisa ia claim pada waktu ia mencoba untuk meyakinkan sang hakim untuk mendengarkan perkaranya. Kita bukan hanya mempunyai janji-janji Allah yang tak akan gagal, tetapi kita juga mempunyai Roh Kudus, yang membantu kita dalam doa kita (Roma 8:26-27). Mungkin kontras yang terbesar adalah bahwa janda itu datang ke suatu pengadilan, tetapi anak-anak Allah datang kepada takhta kasih karunia (Ibrani 4:14-16). Ia memohon dari kemiskinannya, tetapi kita mempunyai seluruh kekayaan Allah tersedia bagi kita untuk memenuhi / mencukupi setiap kebutuhan kita (Filipi 4:19). Maksudnya jelas. ... Itu harus mendorong kita untuk berdoa!].
Lukas 11:13 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.
Efesus 2:18 - “karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.”.
Efesus 3:12 - “Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepadaNya.”.
Ibrani 4:14-16 - “(14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. (15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (16) Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”.
Ibrani 10:19-22 - “(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri, (21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. (22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”.
1Yohanes 2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.”.
Catatan: kata ‘pengantara’ diterjemahkan dari kata Yunani PARAKLETOS, yang bisa berarti ‘pengacara’, ‘pembela’, ‘penolong’.
Ibrani 2:17-18 - “(17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”.
Roma 8:26-27 - “(16) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (27) Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.”.
Filipi 4:19 - “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus.”.
3) Allah pasti mengabulkan doa kita.
Lukas 18: 7-8: “(7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
Penekanan text ini: kalau hakim yang begitu brengsek, mau mengabulkan permintaan janda yang tak punya hubungan apa-apa dengan dia, hanya karena ketekunannya dalam meminta, maka lebih-lebih lagi Allah yang kasih itu akan mengabulkan doa orang pilihanNya yang mau berdoa dengan tekun!
The Bible Exposition Commentary: “He argued from the lesser to the greater. ‘If a poor widow got what she deserved from a selfish judge, how much more will God’s children receive what is right from a loving Heavenly Father!’” [= Ia berargumentasi dari yang lebih kecil kepada yang lebih besar. ‘Jika seorang janda miskin mendapatkan apa yang layak ia dapatkan dari seorang hakim yang egois, lebih-lebih anak-anak Allah akan menerima apa yang benar dari seorang Bapa surgawi yang penuh kasih!’].
Perhatikan ay 7-8 lagi: “(7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
a) Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan tentang Lukas 18: 7-8 ini:
1. Lukas 18: 7a: ‘membenarkan’.
NIV/NASB: bring about justice [= mengadakan / menghasilkan keadilan].
Yesus mengucapkan ini, mungkin karena pada saat itu banyak orang kristen ditindas / diperlakukan dengan tidak adil. Dengan kata-kata ini Yesus mendorong mereka untuk berdoa dengan tekun supaya Allah menegakkan keadilan bagi mereka.
2. ‘orang-orang pilihanNya’.
Matthew Henry: “There are a people in the world that are God’s people, his elect, his own elect, a choice people, a chosen people.” [= Ada orang-orang dalam dunia yang adalah umat Allah, orang-orang pilihanNya, orang-orang pilihanNya sendiri, orang-orang pilihan, orang-orang yang dipilih.].
Bdk. Efesus 1:4-5 - “(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya,”.
3. Lukas 18: 7b: ‘Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?’.
NIV: ‘will he keep putting them off?’ [= akankah Ia terus menerus menunda mereka?].
RSV/NASB: ‘will he delay long over them?’ [= akankah Ia menunda lama terhadap mereka?].
KJV/NKJV: ‘though he bear(s) long with them?’ [= sekalipun Ia panjang sabar terhadap mereka?].
Ada penafsir-penafsir yang mengambil terjemahan KJV dan mengartikan bagian ini sebagai berikut: sekalipun Allah sabar terhadap orang-orang jahat yang menindas orang kristen itu, tetapi karena orang kristennya tekun berdoa, maka Allah mengabulkan doa itu dan bertindak untuk menegakkan keadilan.
4. Lukas 18: 8a: ‘segera’.
Ini tidak berarti bahwa jawaban doa tidak bisa ditunda sampai lama sekali! Tetapi bagaimana kita mengharmoniskan hal ini dengan kata ‘segera’ dalam Lukas 18: 8 ini? Ada beberapa penafsiran:
a. Ada yang mengartikan ‘segera’ ini sebagai ‘mendadak’.
b. Jangan lupa bahwa bagi Tuhan 1 hari adalah seribu tahun, dan seribu tahun adalah satu hari (2Pet 3:8).
c. Penundaan Allah bukanlah suatu penundaan tanpa aktivitas, tetapi penundaan yang mempersiapkan!
The Bible Exposition Commentary: “How, then, do we explain delays in answers to prayer, especially when Jesus said that God would ‘avenge (give them justice) speedily’? (Luke 18:8). Remember that God’s delays are not the delays of inactivity but of preparation. God is always answering prayer, otherwise Rom 8:28 could not be in the Bible. God works in all things at all times, causing all things to work together to accomplish His purposes. The moment we send Him a request that is in His will (see 1 John 5:14-15), God begins to work. We may not see it now, but one day the answer will come.” [= Lalu bagaimana kita menjelaskan penundaan jawaban terhadap doa, khususnya pada waktu Yesus berkata bahwa Allah akan ‘membalas (memberi mereka keadilan) dengan cepat / segera’? (Lukas 18:8). Ingatlah bahwa penundaan Allah bukanlah penundaan dari ketidak-aktifan, tetapi dari persiapan. Allah selalu menjawab doa, kalau tidak, maka Roma 8:28 tidak bisa ada dalam Alkitab. Allah bekerja dalam segala hal pada segala waktu, menyebabkan segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk mencapai rencanaNya. Pada saat kita mengirimkan kepadaNya suatu permohonan yang sesuai dengan kehendakNya (lihat 1Yohanes 5:14-15), Allah mulai bekerja. Kita mungkin tidak melihatnya sekarang, tetapi suatu hari jawaban itu akan datang.].
Dari 3 penafsiran ini saya sangat condong pada yang ke 3.
5. Lukas 18: 8b: ‘jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’.
Orang-orang yang menganut ajaran Dispensationalisme mengatakan bahwa ay 8b ini menunjukkan bahwa pada kedatangan Yesus yang keduakalinya tidak ada iman di bumi, karena orang percaya sudah diangkat ke surga (mengalami Rapture).
Keberatan terhadap pandangan ini:
a. Yesus tak berkata bahwa pada kedatanganNya yang kedua bakal tak ada iman di bumi! Yesus hanya ‘menguatirkan’ terjadinya hal itu. Dan Ia mengajarkan bagian ini justru dengan tujuan supaya hal itu tidak terjadi!
b. Ini adalah penafsiran yang out of context karena tidak sesuai dengan tujuan perumpamaan ini.
Saya berpendapat bahwa kata ‘iman’ di sini harus ditafsirkan sesuai dengan kontexnya, yaitu: iman yang bertekun dalam doa / pengharapan yang tekun kepada Allah.
b) Lukas 18: 7-8 ini bisa menimbulkan penafsiran yang salah yang harus dihindari.
Lukas 18: 7-8: “(7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
1. Ada orang yang berpendapat bahwa ketekunan adalah satu-satunya syarat yang menyebabkan doa dikabulkan. Jadi sekalipun permintaan kita jelek, asal kita tekun, kita akan mendapatkannya. Ini jelas salah karena bertentangan dengan:
a. Mat 7:11 yang mengatakan bahwa Tuhan hanya memberikan yang baik kepada kita.
Matius 7:11 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.
b. 1Yoh 5:14 mengatakan bahwa Allah hanya mengabulkan doa kita kalau doa itu sesuai dengan kehendak / rencanaNya.
1Yohanes 5:14 - “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya.”.
2. Ada orang yang berkata bahwa kalau kita berdoa dengan tekun, maka kita bisa mengubah kehendak Tuhan. Ini merupakan pandangan Arminian, dan ini salah, karena kehendak Allah, dalam arti Rencana Allah yang kekal, tidak bisa berubah!
Bilangan 23:19 - “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?”.
1Samuel 15:29 - “Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal.’”.
Mazmur 33:10-11 - “(10) TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; (11) tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hatiNya turun-temurun.”.
Yesaya 14:24,26-27 - “(14) TUHAN semesta alam telah bersumpah, firmanNya: ‘Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: ... (26) Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa. (27) TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?”.
Yesaya 25:1 - “Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi namaMu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancanganMu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.”.
Yesaya 43:13 - “Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tanganKu; Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegahnya?”.
Yesaya 46:10-11 - “(10) yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai, dan segala kehendakKu akan Kulaksanakan, (11) yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusanKu dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.”.
Yeremia 4:28 - “Karena hal ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan menyesalinya dan tidak akan mundur dari pada itu.’”.
Dan perhatikan juga Matius 6:10 dan Mat 26:39,42 yang menunjukkan bahwa kita harus menyesuaikan doa kita dengan kehendak Tuhan, dan bukan sebaliknya!
Matius 6:10 - “datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.”.
Matius 26:39,42 - “(39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’ ... (42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!’”.
Ada orang yang menganggap bahwa dalam kasus Hizkia, doa Hizkia berhasil mengubah kehendak Allah (Yesaya 38:1-8 2Tawarikh 32:24-26 2Raja-raja 20:1-11). Tetapi ini lagi-lagi salah, karena bertentangan dengan banyak ayat di atas. Saya berpendapat bahwa dalam kehendak / Rencana yang kekal dari Allah memang sudah direncanakan bahwa Hizkia akan sakit, lalu ia akan berdoa, dan ia akan disembuhkan sehingga bisa hidup 15 tahun lagi. Dengan demikian doa Hizkia tidak mengubah kehendak Allah, tetapi sebaliknya sesuai dengan kehendak Allah.
Calvin: “they ought to be importunate in their prayers to God the Father, till they at length draw from him what He would otherwise appear to be unwilling to give. Not that by our prayers we gain a victory over God, and bend him slowly and reluctantly to compassion, but because the actual facts do not all at once make it evident that he graciously listens to our prayers.” [= mereka harus mendesak dan terus menerus dalam doa-doa mereka kepada Allah Bapa, sampai akhirnya mendapatkan dari Dia apa yang kelihatannya Ia tidak mau berikan. Bukan bahwa oleh doa-doa kita, kita mendapatkan kemenangan atas Allah, dan membengkokkan Dia dengan perlahan-lahan dan dengan segan pada belas kasihan, tetapi karena fakta-fakta yang sesungguhnya, tidak segera menunjukkan dengan jelas bahwa Ia dengan murah hati mendengarkan doa-doa kita.].
Jadi, dalam mendengarkan doa kita, Allah sering kelihatannya tidak mempedulikan doa kita. Hanya pada waktu kita bertekun dalam doa, maka Ia akan mengabulkan doa kita dan dengan itu menunjukkan bahwa sebetulnya dari tadipun Ia mendengar, tetapi memperlihatkan sikap tak peduli hanya untuk menguji kita.
Catatan: pandangan Reformed tentang doa ini TIDAK BOLEH menjadikan kita tidak tekun dalam doa, karena kita menyimpulkan terlalu cepat bahwa doa kita tidak sesuai dengan kehendak / rencana Allah!
IV) Ketekunan dalam doa.
Sekarang mari kita perhatikan secara khusus ketekunan dari janda itu.
Ketekunan janda itu terlihat dari:
1) Lukas 18: 3: ‘selalu datang’.
2) Lukas 18: 4: ‘beberapa waktu lamanya’. Tetapi ia tak putus asa.
3) Lukas 18: 5: ‘terus saja ia datang’.
4) Ay 5b: ‘dan akhirnya menyerang aku’.
NIV/NASB/RSV: ‘wear me out’ [= melelahkan / menjemukan aku].
KJV: ‘weary me’ [= melelahkan / menjemukan aku].
Sekalipun terjemahan Kitab Suci Indonesia berbeda dengan yang bahasa Inggris, tetapi Kitab Suci Indonesia di sini tidak bisa disalahkan karena kata Yunani HUPOPIAZEI yang dipakai bisa berarti:
a) Memukul pada bagian di bawah mata sehingga mata menjadi biru (kata ini juga digunakan dalam 1Korintus 9:27, lihat terjemahan NIV / NASB).
b) Lelah karena desakan yang terus menerus.
Ada yang menggabungkan kedua arti ini dan menafsirkan sebagai berikut: janda itu mengganggu terus sehingga hakim itu tidak bisa tidur, sehingga matanya menjadi biru seperti bekas dipukul.
5) Selanjutnya, dalam Lukas 18: 7 Yesus menggunakan istilah ‘siang malam’, yang jelas juga menunjukkan ketekunan. Ini menunjukkan sedikitnya kita harus berdoa 2 x sehari untuk hal yang kita inginkan!
Semua hal ini betul-betul menunjukkan ketekunan yang luar biasa dari janda itu, dan ini harus kita tiru dalam kehidupan doa kita!
Bdk. Yesaya 62:6-7 - “(6) Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang (7) dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi.”.
BACA JUGA: EKPOSISIS LUKAS 18:1-8 ( BERDOA DENGAN TEKUN)
I) Tujuan / penekanan perumpamaan.
1) Kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu (Lukas 18: 1).
a) ‘tidak jemu-jemu’.
NIV: ‘not give up’ [= tidak menyerah].
NASB: ‘not to lose heart’ [= tidak kehilangan / kecil hati].
RSV: ‘not lose heart’ [= tidak kehilangan / kecil hati].
KJV: ‘not to faint’ [= tidak menjadi lemah].
Dengan menggabungkan terjemahan-terjemahan ini, kita bisa mendapatkan pengertian yang lebih baik tentang maksud ayat ini.
The Bible Exposition Commentary: “Praying contrasted with fainting (v. 1). If we don’t pray, we will faint; it’s as simple as that! The word faint describes a believer who loses heart and gets so discouraged that he or she wants to quit. ... Take your choice: do you want to pray - or faint?” [= Berdoa dikontraskan dengan menjadi lemah (ay 1). Jika kita tidak berdoa, kita akan menjadi lemah; begitu sederhana! Kata ‘menjadi lemah’ menggambarkan seorang percaya yang kehilangan hati / semangat dan menjadi begitu kecil hati sehingga ia ingin berhenti. ... Tentukanlah pilihanmu: apakah engkau ingin berdoa - atau menjadi lemah?].
b) Secara implicit ini menunjukkan bahwa doa bisa ditunda jawabannya untuk waktu yang cukup lama (karena kalau tidak, untuk apa kita disuruh untuk terus berdoa tanpa jemu-jemu, tidak menyerah, dengan tidak kecil hati dsb?).
Kadang-kadang pada saat kita berdoa hanya ada keheningan dan kelihatannya tak ada jawaban apapun. Kadang-kadang jawabannya kelihatannya justru menunjukkan kemarahan Tuhan. Kadang-kadang keadaan makin memburuk setelah kita berdoa. Perhatikan beberapa text di bawah ini.
Matius 15:21-26 - “(21) Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. (22) Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita. (23) Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepadaNya: Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak. (24) Jawab Yesus: Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. (25) Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: Tuhan, tolonglah aku. (26) Tetapi Yesus menjawab: Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”.
Catatan: tetapi kalau kita meneruskan bacaan ini, kita melihat bahwa Yesus akhirnya mengabulkan doa perempuan Kanaan ini (Matius 15:27-28).
Mazmur 65:6a - “Dengan perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami”.
KJV: ‘By terrible things in righteousness wilt thou answer us, O God of our salvation’ [= Dengan / oleh hal-hal yang mengerikan dalam kebenaran Engkau akan menjawab kami, ya Allah keselamatan kami].
Catatan: kata ‘terrible’ bisa berarti ‘dahsyat’, ‘buruk sekali’, ‘mengerikan’, ‘sama sekali tidak menyenangkan’.
Yeremia 8:15 - “Kita mengharapkan damai, tetapi tidak datang sesuatu yang baik, mengharapkan waktu kesembuhan, tetapi yang ada hanya kengerian!”.
The Biblical Illustrator: “They must never give over praying, but ‘pray always.’ And Satan sometimes plies distressed souls to give up with it, as what they may see they will do no good with, for that God will not hear them. But that is a deceit of hell which ye must never yield to.” [= Mereka tidak pernah boleh menyerah dalam berdoa, tetapi ‘berdoa senantiasa’. Dan Iblis kadang-kadang membengkokkan / memaksa jiwa-jiwa yang tertekan untuk menyerah dengan itu, pada saat mereka melihat bahwa doa-doa mereka tidak akan mendatangkan kebaikan, karena Allah tidak akan mendengarkan mereka. Tetapi itu adalah suatu tipuan dari neraka terhadap apa engkau tidak pernah boleh menyerah.].
Penundaan jawaban doa bisa terjadi karena bermacam-macam hal:
1. Karena waktu Tuhan belum sampai, atau karena Tuhan punya rencana tertentu dengan penundaan tersebut.
Contoh:
a. Yohanes 11. Andaikata Yesus langsung mengabulkan permintaan Maria dan Marta, maka yang akan terjadi hanyalah penyembuhan Lazarus dari penyakitnya. Tetapi dengan Yesus menunda (Yohanes 11:6), akhirnya yang terjadi adalah pembangkitan Lazarus dari antara orang mati. Ini adalah sesuatu yang lebih membawa kemuliaan bagi Tuhan.
b. Kejadian 40-41. Sekalipun tidak diceritakan, tetapi pasti Yusuf berdoa untuk meminta Tuhan mengeluarkannya dari penjara. Tetapi Tuhan menunda pengabulan doa Yusuf, dengan membuat juru minuman lupa sampai 2 tahun (Kejadian 40:23 41:1,9-11).
Andaikata tidak ada penundaan ini, paling-paling Yusuf dibebaskan begitu saja. Tetapi dengan adanya penundaan ini, akhirnya Yusuf berhasil menafsirkan mimpi Firaun, lalu menjadi penguasa kedua di Mesir, sehingga bisa dipakai oleh Allah untuk memelihara Yakub dan keturunannya selama 7 tahun kelaparan.
2. Karena adanya serangan / pekerjaan setan.
Daniel 10:12-13 - “(12) Lalu katanya kepadaku: ‘Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia.”.
a. Sekalipun ada perbedaan tafsiran tentang siapa yang dimaksudkan dengan ‘raja-raja orang Persia’ atau ‘pemimpin kerajaan orang Persia’ itu, tetapi saya yakin itu menunjuk kepada setan.
b. Tentu saja setan hanya bisa melakukan hal seperti ini kalau Tuhan mengijinkan dia untuk melakukannya!
c. Orang-orang Kharismatik memberikan ‘pemecahannya’ supaya setan tidak bisa mencegah jawaban doa kita, yaitu dengan berdoa dalam bahasa roh. Menurut mereka ini tidak dimengerti oleh setan! Lucunya, doa bahasa roh ini juga tidak dimengerti oleh mereka yang menaikkan doa itu, dan bahkan oleh Tuhan!
Catatan: saya percaya adanya bahasa Roh, tetapi saya tidak percaya pada ‘doa dengan bahasa Roh’! Bahasa Roh sama sekali bukan untuk berdoa!
3. Karena Tuhan menguji ketekunan kita dalam berdoa / berharap kepada Tuhan (Lukas 18:1-8).
Karena itu, kalau doa saudara belum dikabulkan Tuhan, teruslah berdoa!
2) Ada penafsir yang menghubungkan Lukas 18:1-8 ini dengan kontex sebelumnya, yaitu Lukas 17:20-37, yang berbicara tentang kedatangan Yesus yang keduakalinya (bdk. Lukas 18:8 - ‘jika Anak Manusia itu datang’), dan mengatakan bahwa kita harus bertekun dalam doa sampai Yesus datang keduakalinya!
II) Perumpamaannya (Lukas 18:2-6).
1) Hakim.
Ia digambarkan sebagai orang yang:
a) Tidak takut kepada Allah (Lukas 18: 2).
b) Tidak menghormati manusia (Lukas 18: 2).
NIV: nor cared about men [= tidak peduli pada manusia].
NASB: did not respect man [= tidak menghormati manusia].
KJV: neither regarded man [= tidak menganggap / menghormati manusia].
c) Tidak peduli pada firman Tuhan yang mengharuskan membela / menolong janda.
Dalam Perjanjian Lama ada banyak ayat yang menyuruh bangsa Israel memperhatikan / menolong janda / anak yatim piatu, orang asing, orang miskin dan sebagainya Tetapi hakim ini tidak peduli hal itu dan ia tak mau menolong janda itu (Lukas 18: 4a)
d) Mengasihi dirinya sendiri (Lukas 18: 4b-5).
Ia mengabulkan permintaan janda itu, bukan karena ia kasihan kepada janda itu / mengasihi janda itu, bukan juga karena ia mau bertindak membela keadilan, tetapi hanya supaya ia tak diganggu lagi!
Penerapan: kalau ada orang yang selalu menjengkelkan saudara, pernahkah saudara berdoa untuk pertobatan orang itu, bukan karena saudara mengasihi dia, tetapi hanya supaya saudara tidak diganggu lagi olehnya?
e) Lalim (Lukas 18: 6).
RSV/NASB: unrighteousness [= ketidak-benaran].
KJV/NIV: unjust [= tidak adil].
Kesimpulan: hakim ini adalah orang yang sangat brengsek!
2) Janda.
Ia adalah orang miskin yang tak punya apa-apa, dan ia tak punya hubungan apa-apa dengan hakim itu!
3) Mula-mula permintaan janda itu diabaikan oleh hakim itu, tetapi karena janda itu tekun meminta, akhirnya hakim mengabulkan permintaannya (Lukas 18: 4-5).
III) Realita dari perumpamaan (Lukas 18: 7-8).
1) Allah.
Barclay: “It does not liken God to an unjust judge; it contrasts him to such a person” [= Perumpamaan ini tidak menyamakan Allah dengan hakim yang tak adil; perumpamaan ini mengkontraskan Dia dengan orang semacam itu].
Catatan: bandingkan dengan Matius 7:9-11 / Lukas 11:5-13 yang juga merupakan perumpamaan yang mengkontraskan.
Matius 7:9-11 - “(9) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, (10) atau memberi ular, jika ia meminta ikan? (11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.
Jadi, kalau hakim itu tidak adil / tidak benar, tidak mempedulikan orang lain, mengasihi dirinya sendiri, dsb, maka sebaliknya Allah adalah adil / benar, mencintai manusia, bahkan rela berkorban demi manusia.
2) Kita / orang kristen.
Lukas 18: 7 menyebut kita / orang kristen dengan sebutan ‘orang-orang pilihan’.
Ini lagi-lagi kontras dengan janda dalam perumpamaan tadi, karena kalau janda itu tak mempunyai hubungan apa-apa dengan hakim itu, maka kita adalah orang-orang pilihan Allah, yang dipilih dan dikasihi Allah dengan kasih yang kekal!
The Biblical Illustrator: “God is just, and this man was unjust. This petitioner was a lonely widow and a stranger; God was dealing with His own elect. The woman came uninvited; Christians are pressed with invitations to ask, and knock, and seek. The unjust judge never agreed to listen to the widow; God has promised, over and over again, that it shall be granted to those that ask. The judge may have had relations with this woman’s adversary ...; God is in open and declared conflict, ... with our adversary, ... Hence, the whole teaching of the story is directed towards our encouragement thus: If we would persist with a wicked judge that regarded nobody, God nor man, then surely we would press our prayers with God. What is the duty then? Simply, go on praying.” [= Allah itu adil, dan orang ini tidak adil. Pemohon ini adalah seorang janda yang sendirian dan seorang asing / tak dikenal; Allah menangani orang-orang pilihanNya sendiri. Perempuan itu datang tanpa diundang; orang-orang Kristen didesak dengan undangan-undangan untuk meminta, dan mengetuk, dan mencari. Hakim yang tidak adil itu tidak pernah menyetujui untuk mendengarkan janda itu; Allah telah berjanji, berulang-ulang, bahwa yang meminta akan diberi. Hakim itu mungkin mempunyai hubungan dengan musuh / lawan dari janda ini ...; Allah berada dalam konflik terbuka dan dinyatakan, ... dengan lawan kita, ... Jadi, seluruh pengajaran dari cerita ini diarahkan untuk memberi semangat kepada kita seperti ini: Jika kita bertekun dengan seorang hakim yang jahat yang tidak mempedulikan siapapun, Allah atau manusia, maka tentulah kita akan mendesakkan doa-doa kita kepada Allah. Lalu apa kewajiban kita? Sederhana, teruslah berdoa.].
The Bible Exposition Commentary: “Consider the contrasts. To begin with, the woman was a stranger, but we are the children of God, and God cares for His children (Luke 11:13). The widow had no access to the judge, but God’s children have an open access into His presence and may come at any time to get the help they need (Eph 2:18; 3:12; Heb 4:14-16; 10:19-22). The woman had no friend at court to help get her case on the docket. All she could do was walk around outside the tent and make a nuisance of herself as she shouted at the judge. But when Christian believers pray, they have in heaven a Saviour who is Advocate (1 John 2:1) and High Priest (Heb 2:17-18), who constantly represents them before the throne of God. When we pray, we can open the Word and claim the many promises of God, but the widow had no promises that she could claim as she tried to convince the judge to hear her case. We not only have God’s unfailing promises, but we also have the Holy Spirit, who assists us in our praying (Rom 8:26-27). Perhaps the greatest contrast is that the widow came to a court of law, but God’s children come to a throne of grace (Heb 4:14-16]. She pled out of her poverty, but we have all of God’s riches available to us to meet our every need (Phil 4:19). ... That should encourage us to pray!” [= Perhatikan kontrasnya. Pertama-tama, perempuan itu adalah orang asing / tak dikenal, tetapi kita adalah anak-anak Allah, dan Allah peduli / sayang kepada anak-anakNya (Lukas 11:13). Janda itu tidak punya jalan masuk kepada sang hakim, tetapi anak-anak Allah mempunyai jalan masuk yang terbuka ke dalam hadiratNya dan boleh datang kapanpun untuk mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan (Ef 2:18; 3:12; Ibrani 4:14-16; 10:19-22). Perempuan itu tidak mempunyai sahabat di pengadilan untuk menolongnya untuk memasukkan perkaranya ke dalam acara pengadilan. Semua yang bisa ia lakukan adalah berjalan keliling tenda dan membuat gangguan dari dirinya pada saat ia berteriak kepada hakim itu. Tetapi pada saat orang-orang percaya Kristen berdoa, mereka mempunyai di surga seorang Juruselamat yang adalah seorang Pengacara (1Yohanes 2:1) dan Imam Besar (Ibrani 2:17-18), yang secara terus menerus mewakili mereka di depan takhta Allah. Pada waktu kita berdoa, kita bisa membuka Firman dan mengclaim banyak janji Allah, tetapi janda itu tidak mempunyai janji-janji yang bisa ia claim pada waktu ia mencoba untuk meyakinkan sang hakim untuk mendengarkan perkaranya. Kita bukan hanya mempunyai janji-janji Allah yang tak akan gagal, tetapi kita juga mempunyai Roh Kudus, yang membantu kita dalam doa kita (Roma 8:26-27). Mungkin kontras yang terbesar adalah bahwa janda itu datang ke suatu pengadilan, tetapi anak-anak Allah datang kepada takhta kasih karunia (Ibrani 4:14-16). Ia memohon dari kemiskinannya, tetapi kita mempunyai seluruh kekayaan Allah tersedia bagi kita untuk memenuhi / mencukupi setiap kebutuhan kita (Filipi 4:19). Maksudnya jelas. ... Itu harus mendorong kita untuk berdoa!].
Lukas 11:13 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.
Efesus 2:18 - “karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.”.
Efesus 3:12 - “Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepadaNya.”.
Ibrani 4:14-16 - “(14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. (15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (16) Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”.
Ibrani 10:19-22 - “(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri, (21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. (22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”.
1Yohanes 2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.”.
Catatan: kata ‘pengantara’ diterjemahkan dari kata Yunani PARAKLETOS, yang bisa berarti ‘pengacara’, ‘pembela’, ‘penolong’.
Ibrani 2:17-18 - “(17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (18) Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.”.
Roma 8:26-27 - “(16) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (27) Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.”.
Filipi 4:19 - “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus.”.
3) Allah pasti mengabulkan doa kita.
Lukas 18: 7-8: “(7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
Penekanan text ini: kalau hakim yang begitu brengsek, mau mengabulkan permintaan janda yang tak punya hubungan apa-apa dengan dia, hanya karena ketekunannya dalam meminta, maka lebih-lebih lagi Allah yang kasih itu akan mengabulkan doa orang pilihanNya yang mau berdoa dengan tekun!
The Bible Exposition Commentary: “He argued from the lesser to the greater. ‘If a poor widow got what she deserved from a selfish judge, how much more will God’s children receive what is right from a loving Heavenly Father!’” [= Ia berargumentasi dari yang lebih kecil kepada yang lebih besar. ‘Jika seorang janda miskin mendapatkan apa yang layak ia dapatkan dari seorang hakim yang egois, lebih-lebih anak-anak Allah akan menerima apa yang benar dari seorang Bapa surgawi yang penuh kasih!’].
Perhatikan ay 7-8 lagi: “(7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
a) Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan tentang Lukas 18: 7-8 ini:
1. Lukas 18: 7a: ‘membenarkan’.
NIV/NASB: bring about justice [= mengadakan / menghasilkan keadilan].
Yesus mengucapkan ini, mungkin karena pada saat itu banyak orang kristen ditindas / diperlakukan dengan tidak adil. Dengan kata-kata ini Yesus mendorong mereka untuk berdoa dengan tekun supaya Allah menegakkan keadilan bagi mereka.
2. ‘orang-orang pilihanNya’.
Matthew Henry: “There are a people in the world that are God’s people, his elect, his own elect, a choice people, a chosen people.” [= Ada orang-orang dalam dunia yang adalah umat Allah, orang-orang pilihanNya, orang-orang pilihanNya sendiri, orang-orang pilihan, orang-orang yang dipilih.].
Bdk. Efesus 1:4-5 - “(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya,”.
3. Lukas 18: 7b: ‘Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?’.
NIV: ‘will he keep putting them off?’ [= akankah Ia terus menerus menunda mereka?].
RSV/NASB: ‘will he delay long over them?’ [= akankah Ia menunda lama terhadap mereka?].
KJV/NKJV: ‘though he bear(s) long with them?’ [= sekalipun Ia panjang sabar terhadap mereka?].
Ada penafsir-penafsir yang mengambil terjemahan KJV dan mengartikan bagian ini sebagai berikut: sekalipun Allah sabar terhadap orang-orang jahat yang menindas orang kristen itu, tetapi karena orang kristennya tekun berdoa, maka Allah mengabulkan doa itu dan bertindak untuk menegakkan keadilan.
4. Lukas 18: 8a: ‘segera’.
Ini tidak berarti bahwa jawaban doa tidak bisa ditunda sampai lama sekali! Tetapi bagaimana kita mengharmoniskan hal ini dengan kata ‘segera’ dalam Lukas 18: 8 ini? Ada beberapa penafsiran:
a. Ada yang mengartikan ‘segera’ ini sebagai ‘mendadak’.
b. Jangan lupa bahwa bagi Tuhan 1 hari adalah seribu tahun, dan seribu tahun adalah satu hari (2Pet 3:8).
c. Penundaan Allah bukanlah suatu penundaan tanpa aktivitas, tetapi penundaan yang mempersiapkan!
The Bible Exposition Commentary: “How, then, do we explain delays in answers to prayer, especially when Jesus said that God would ‘avenge (give them justice) speedily’? (Luke 18:8). Remember that God’s delays are not the delays of inactivity but of preparation. God is always answering prayer, otherwise Rom 8:28 could not be in the Bible. God works in all things at all times, causing all things to work together to accomplish His purposes. The moment we send Him a request that is in His will (see 1 John 5:14-15), God begins to work. We may not see it now, but one day the answer will come.” [= Lalu bagaimana kita menjelaskan penundaan jawaban terhadap doa, khususnya pada waktu Yesus berkata bahwa Allah akan ‘membalas (memberi mereka keadilan) dengan cepat / segera’? (Lukas 18:8). Ingatlah bahwa penundaan Allah bukanlah penundaan dari ketidak-aktifan, tetapi dari persiapan. Allah selalu menjawab doa, kalau tidak, maka Roma 8:28 tidak bisa ada dalam Alkitab. Allah bekerja dalam segala hal pada segala waktu, menyebabkan segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk mencapai rencanaNya. Pada saat kita mengirimkan kepadaNya suatu permohonan yang sesuai dengan kehendakNya (lihat 1Yohanes 5:14-15), Allah mulai bekerja. Kita mungkin tidak melihatnya sekarang, tetapi suatu hari jawaban itu akan datang.].
Dari 3 penafsiran ini saya sangat condong pada yang ke 3.
5. Lukas 18: 8b: ‘jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’.
Orang-orang yang menganut ajaran Dispensationalisme mengatakan bahwa ay 8b ini menunjukkan bahwa pada kedatangan Yesus yang keduakalinya tidak ada iman di bumi, karena orang percaya sudah diangkat ke surga (mengalami Rapture).
Keberatan terhadap pandangan ini:
a. Yesus tak berkata bahwa pada kedatanganNya yang kedua bakal tak ada iman di bumi! Yesus hanya ‘menguatirkan’ terjadinya hal itu. Dan Ia mengajarkan bagian ini justru dengan tujuan supaya hal itu tidak terjadi!
b. Ini adalah penafsiran yang out of context karena tidak sesuai dengan tujuan perumpamaan ini.
Saya berpendapat bahwa kata ‘iman’ di sini harus ditafsirkan sesuai dengan kontexnya, yaitu: iman yang bertekun dalam doa / pengharapan yang tekun kepada Allah.
b) Lukas 18: 7-8 ini bisa menimbulkan penafsiran yang salah yang harus dihindari.
Lukas 18: 7-8: “(7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
1. Ada orang yang berpendapat bahwa ketekunan adalah satu-satunya syarat yang menyebabkan doa dikabulkan. Jadi sekalipun permintaan kita jelek, asal kita tekun, kita akan mendapatkannya. Ini jelas salah karena bertentangan dengan:
a. Mat 7:11 yang mengatakan bahwa Tuhan hanya memberikan yang baik kepada kita.
Matius 7:11 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.
b. 1Yoh 5:14 mengatakan bahwa Allah hanya mengabulkan doa kita kalau doa itu sesuai dengan kehendak / rencanaNya.
1Yohanes 5:14 - “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya.”.
2. Ada orang yang berkata bahwa kalau kita berdoa dengan tekun, maka kita bisa mengubah kehendak Tuhan. Ini merupakan pandangan Arminian, dan ini salah, karena kehendak Allah, dalam arti Rencana Allah yang kekal, tidak bisa berubah!
Bilangan 23:19 - “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?”.
1Samuel 15:29 - “Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal.’”.
Mazmur 33:10-11 - “(10) TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; (11) tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hatiNya turun-temurun.”.
Yesaya 14:24,26-27 - “(14) TUHAN semesta alam telah bersumpah, firmanNya: ‘Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: ... (26) Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa. (27) TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?”.
Yesaya 25:1 - “Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi namaMu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancanganMu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.”.
Yesaya 43:13 - “Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tanganKu; Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegahnya?”.
Yesaya 46:10-11 - “(10) yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai, dan segala kehendakKu akan Kulaksanakan, (11) yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusanKu dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.”.
Yeremia 4:28 - “Karena hal ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan menyesalinya dan tidak akan mundur dari pada itu.’”.
Dan perhatikan juga Matius 6:10 dan Mat 26:39,42 yang menunjukkan bahwa kita harus menyesuaikan doa kita dengan kehendak Tuhan, dan bukan sebaliknya!
Matius 6:10 - “datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.”.
Matius 26:39,42 - “(39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’ ... (42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!’”.
Ada orang yang menganggap bahwa dalam kasus Hizkia, doa Hizkia berhasil mengubah kehendak Allah (Yesaya 38:1-8 2Tawarikh 32:24-26 2Raja-raja 20:1-11). Tetapi ini lagi-lagi salah, karena bertentangan dengan banyak ayat di atas. Saya berpendapat bahwa dalam kehendak / Rencana yang kekal dari Allah memang sudah direncanakan bahwa Hizkia akan sakit, lalu ia akan berdoa, dan ia akan disembuhkan sehingga bisa hidup 15 tahun lagi. Dengan demikian doa Hizkia tidak mengubah kehendak Allah, tetapi sebaliknya sesuai dengan kehendak Allah.
Calvin: “they ought to be importunate in their prayers to God the Father, till they at length draw from him what He would otherwise appear to be unwilling to give. Not that by our prayers we gain a victory over God, and bend him slowly and reluctantly to compassion, but because the actual facts do not all at once make it evident that he graciously listens to our prayers.” [= mereka harus mendesak dan terus menerus dalam doa-doa mereka kepada Allah Bapa, sampai akhirnya mendapatkan dari Dia apa yang kelihatannya Ia tidak mau berikan. Bukan bahwa oleh doa-doa kita, kita mendapatkan kemenangan atas Allah, dan membengkokkan Dia dengan perlahan-lahan dan dengan segan pada belas kasihan, tetapi karena fakta-fakta yang sesungguhnya, tidak segera menunjukkan dengan jelas bahwa Ia dengan murah hati mendengarkan doa-doa kita.].
Jadi, dalam mendengarkan doa kita, Allah sering kelihatannya tidak mempedulikan doa kita. Hanya pada waktu kita bertekun dalam doa, maka Ia akan mengabulkan doa kita dan dengan itu menunjukkan bahwa sebetulnya dari tadipun Ia mendengar, tetapi memperlihatkan sikap tak peduli hanya untuk menguji kita.
Catatan: pandangan Reformed tentang doa ini TIDAK BOLEH menjadikan kita tidak tekun dalam doa, karena kita menyimpulkan terlalu cepat bahwa doa kita tidak sesuai dengan kehendak / rencana Allah!
IV) Ketekunan dalam doa.
Sekarang mari kita perhatikan secara khusus ketekunan dari janda itu.
Ketekunan janda itu terlihat dari:
1) Lukas 18: 3: ‘selalu datang’.
2) Lukas 18: 4: ‘beberapa waktu lamanya’. Tetapi ia tak putus asa.
3) Lukas 18: 5: ‘terus saja ia datang’.
4) Ay 5b: ‘dan akhirnya menyerang aku’.
NIV/NASB/RSV: ‘wear me out’ [= melelahkan / menjemukan aku].
KJV: ‘weary me’ [= melelahkan / menjemukan aku].
Sekalipun terjemahan Kitab Suci Indonesia berbeda dengan yang bahasa Inggris, tetapi Kitab Suci Indonesia di sini tidak bisa disalahkan karena kata Yunani HUPOPIAZEI yang dipakai bisa berarti:
a) Memukul pada bagian di bawah mata sehingga mata menjadi biru (kata ini juga digunakan dalam 1Korintus 9:27, lihat terjemahan NIV / NASB).
b) Lelah karena desakan yang terus menerus.
Ada yang menggabungkan kedua arti ini dan menafsirkan sebagai berikut: janda itu mengganggu terus sehingga hakim itu tidak bisa tidur, sehingga matanya menjadi biru seperti bekas dipukul.
5) Selanjutnya, dalam Lukas 18: 7 Yesus menggunakan istilah ‘siang malam’, yang jelas juga menunjukkan ketekunan. Ini menunjukkan sedikitnya kita harus berdoa 2 x sehari untuk hal yang kita inginkan!
Semua hal ini betul-betul menunjukkan ketekunan yang luar biasa dari janda itu, dan ini harus kita tiru dalam kehidupan doa kita!
Bdk. Yesaya 62:6-7 - “(6) Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang (7) dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi.”.
BACA JUGA: EKPOSISIS LUKAS 18:1-8 ( BERDOA DENGAN TEKUN)
Kata-kata ‘jangan biarkan Dia tinggal tenang’ pada awal ay 7, oleh KJV diterjemahkan ‘give Him no rest’ [= jangan beri Dia istirahat].
Penutup.
Banyak orang yang berdoa dengan tekun dan mereka berhasil!
Contoh:
1) Perempuan Kanaan dalam Matius 15:21-28.
2) Elia dalam 1Raja 18:42-45.
3) Jemaat gereja abad I dalam Kis 12:5.
4) Israel dalam Hakim 20:18-48 (baca cerita ini!!).
Karena itu kita semua harus berdoa dengan tekun:
1. Dalam persoalan pengudusan diri kita.
2. Dalam menghadapi problem-problem kita.
3. Dalam persoalan gereja / pelayanan.
4. Dalam meminta pertobatan orang yang kita kasihi.
5. Dsb.
Maukah saudara berdoa dengan tekun?
Penutup.
Banyak orang yang berdoa dengan tekun dan mereka berhasil!
Contoh:
1) Perempuan Kanaan dalam Matius 15:21-28.
2) Elia dalam 1Raja 18:42-45.
3) Jemaat gereja abad I dalam Kis 12:5.
4) Israel dalam Hakim 20:18-48 (baca cerita ini!!).
Karena itu kita semua harus berdoa dengan tekun:
1. Dalam persoalan pengudusan diri kita.
2. Dalam menghadapi problem-problem kita.
3. Dalam persoalan gereja / pelayanan.
4. Dalam meminta pertobatan orang yang kita kasihi.
5. Dsb.
Maukah saudara berdoa dengan tekun?
-AMIN-