DOA YESUS DI GETSEMANI (MATIUS 26:36-46)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Matius 26:36-46 - “(Matius 26:36) Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-muridNya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-muridNya: ‘Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.’ (37) Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus sertaNya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, (38) lalu kataNya kepada mereka: ‘HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’ (39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’ (40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-muridNya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ‘Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’ (42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!’ (43) Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. (44) Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. (45) Sesudah itu Ia datang kepada murid-muridNya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.’”.
I) Perasaan Yesus di Taman Getsemani.
Matius 26: 37b: “Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,”.
Kata-kata ‘sedih dan gentar’ ini salah terjemahan!
NIV: ‘to be sorrowful and troubled’ [= sedih dan susah].
NASB: ‘to be grieved and distressed’ [= sedih dan susah].
Jadi, dari ayat ini hanya terlihat bahwa Yesus sedih, tetapi tidak terlihat bahwa Ia takut.
Sekarang mari kita perhatikan ayat-ayat paralelnya:
1) Lukas 22:44: ‘Ia sangat ketakutan’. Ini juga salah terjemahan!
NIV: ‘being in anguish’ [= ada dalam kesedihan].
NASB: ‘being in agony’ [= ada dalam penderitaan].
Jadi dari ayat inipun tak terlihat bahwa Yesus takut.
2) Markus 14:33: ‘sangat takut dan gentar’.
NIV/NASB: ‘deeply / very distressed and troubled’ [= sangat sedih dan susah].
Tetapi di sini terjemahan NIV/NASB juga salah, karena kata yang diterjemahkan ‘distressed’ [= sedih] itu dalam bahasa Yunaninya adalah EKTHAMBEISTHAI yang berasal dari kata EKTHAMBEOMAI, yang sebetulnya berarti ‘be greatly alarmed’ [= sangat takut].
Jadi, dari ayat ini kita bisa melihat bahwa Yesus bukan hanya sedih tetapi juga takut.
Ada hal-hal lain yang menunjukkan bahwa saat itu Yesus takut:
a) Doa Yesus dalam Matius 26: 39 secara implicit menunjukkan bahwa Ia takut terhadap ‘cawan’ itu.
b) Luk 22:44b mengatakan bahwa Ia mencucurkan peluh seperti darah. Ada yang menganggap bahwa ini betul-betul adalah darah, dan orang-orang ini mengatakan bahwa hal seperti ini memang bisa terjadi (dan pernah terjadi) pada orang yang mengalami ketakutan yang luar biasa.
c) Ibrani 5:7 (KJV): ‘... he had offered up prayers and supplications with strong crying and tears unto him that was able to save him from death, and was heard in that he feared‘ [= Ia menaikkan doa dan permohonan dengan tangisan keras dan air mata kepada Dia yang bisa melepaskanNya dari maut, dan didengarkan dalam hal yang Ia takuti].
Bahwa Yesus sedih, itu bukan sesuatu yang aneh, karena saat itu Ia sedang dikhianati oleh Yudas, akan ditinggal oleh murid-muridNya, akan disangkal oleh Petrus, akan ditolak oleh orang-orang Yahudi, dan akan terpisah dari Allah. Dan kesedihan itu juga bukan dosa (Filipi 4:4 memang tidak boleh dimutlakkan!).
Tetapi bagaimana dengan rasa takutNya? Sekarang mari kita bahas tentang rasa takut yang dialami oleh Yesus itu.
1. Ia bukan takut pada kematian atau penderitaan, tetapi takut pada murka Allah yang akan menimpaNya pada saat Ia menanggung hukuman umat manusia.
William Hendriksen, dalam tafsirannya tentang Markus 14:33, berkata:
“Did he, perhaps, here in Gethsemane see this tidal wave of God’s wrath because of our sin coming?” [= Mungkinkah Ia, di sini di Getsemani, melihat datangnya gelombang pasang {= tsuna¬mi} murka Allah karena dosa kita?].
Renungkan: bahwa Yesus bisa takut melihat murka Allah itu, menun¬jukkan secara jelas betapa hebatnya dan mengerikannya murka Allah atas dosa-dosa kita itu!
Penerapan:
a. Untuk saudara yang belum betul-betul percaya kepada Yesus, sadarilah bahwa saudara akan ditimpa oleh murka Allah yang mengerikan itu! Karena itu, cepatlah datang dan percaya kepada Yesus sebagai Juru¬selamat / Penebus saudara, supaya saudara terhindar dari murka Allah itu.
b. Untuk saudara yang mempunyai suami / istri / orang tua / anak / saudara / teman yang belum percaya kepada Yesus, sadarilah bahwa orang-orang yang saudara kasihi itu akan ditimpa oleh murka Allah yang mengerikan itu! Karena itu doakanlah mereka dengan tekun dan sunggguh-sungguh, dan beritakanlah Injil kepada mereka, supaya mereka bisa bertobat dan terhindar dari murka Allah itu!
c. Untuk saudara yang seringkali bermain-main dengan dosa, meremehkan dosa dsb, maka sadarilah bahwa murka Allah terhadap dosa adalah sesuatu yang luar biasa! Karena itu, berhentilah berbuat dosa!
2. Apakah rasa takut Yesus di sini menunjukkan bahwa Ia berdosa?
a. Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah berbuat dosa dalam bentuk apapun (Ibrani 4:15 2Korintus 5:21).
b. Ada ayat yang bisa digunakan untuk menunjukkan bahwa rasa takut Yesus itu adalah dosa, yaitu 1Yohanes 4:17-18 - “(17) Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. (18) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.”.
1Yohanes 4:18 kelihatannya menunjukkan bahwa rasa takut adalah dosa, tetapi kalau saudara baca mulai 1Yohanes 4:17 maka saudara akan melihat bahwa ayat itu mengecam rasa takut terhadap hukuman Allah pada akhir jaman. Jelas bahwa ini tidak bisa diterapkan terhadap rasa takut Kristus pada saat ini.
c. Calvin:
(1) “In the present corruption of our nature it is impossible to find ardour of affections accompanied by moderation, such as existed in Christ; but we ought to give such honour to the Son of God, as not to judge him by what we find in ourselves.” [= Dalam keadaan kita yang berdosa sekarang ini, tidak mungkin untuk mendapatkan perasaan yang tidak berlebihan, seperti yang ada dalam Kristus; tetapi kita harus menghormati Anak Allah dengan tidak menghakimiNya dengan apa yang kita dapatkan dalam diri kita sendiri.] - hal 232.
(2) “When Christ was struck with horror at the divine curse, the feeling of the flesh affected him in such a manner, that faith still remained firm and unshaken. For such was the purity of his nature, that he felt, without being wounded by them, those temptations which pierce us with their stings.” [= Ketika Kristus takut pada kutuk ilahi, perasaan dari daging mempengaruhiNya dengan cara sedemikian rupa sehingga iman tetap teguh dan tidak tergoyahkan. Karena begitu murninya hakekatNya, sehingga Ia merasa, tanpa terluka, oleh pencobaan-pencobaan yang akan menusuk kita dengan sengatnya.] - hal 234.
Jadi dengan kata-kata ini Calvin memaksudkan bahwa:
(a) Kita sebagai manusia yang berdosa, sangat berbeda dengan Kris¬tus yang suci murni itu.
(b) Karena itu kita tidak boleh menghakimi Kristus dengan apa yang ada dalam diri kita, karena Ia memang beda dengan kita.
(c) Pada saat Kristus takut, Ia bisa tetap beriman (kita tak bisa seperti ini), dan karena itu Ia tetap tidak berdosa.
II) Yesus meminta dukungan murid-muridNya.
Matius 26: 38: “lalu kataNya kepada mereka: ‘HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’”.
Yesus menceritakan perasaanNya kepada murid-muridNya karena Ia membutuhkan dukungan dari murid-muridNya. Ada 2 hal yang akan saya soroti:
1) Mengapa Yesus menginginkan dukungan dari manusia?
Bdk. Yohanes 2:24-25 - “(24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”.
Bukankah dalam Yohanes 2:24-25 itu dikatakan bahwa Yesus tahu apa yang ada dalam diri manusia, sehingga Ia tidak mau mempercayakan diriNya kepada manusia? Lalu mengapa sekarang Ia mengharapkan dukungan manusia?
John White: “We crave human support because we have never been truly learned to rest in God. Jesus craved it because divine support was to be taken away.” [= Kita sangat menginginkan dukungan manusia karena kita tak pernah betul-betul belajar untuk bersandar kepada Allah. Yesus menginginkan dukungan manusia itu, karena dukungan ilahi akan diambil dari padaNya.].
2) Dukungan apa yang Ia harapkan dari murid-muridNya? Ada 2 hal:
Matius 26: 38,40: “(38) lalu kataNya kepada mereka: ‘HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’ ... (40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-muridNya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ‘Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?”.
a) Kehadiran mereka bersama Dia.
Penerapan: pelayanan dimana kita menemani orang yang sedang sedih, adalah sesuatu yang penting, khususnya kalau orang itu baru ditinggal mati oleh orang yang ia cintai, dikhianati oleh pacarnya dsb. Maukah saudara menemani orang yang sedang sedih?
b) Doa mereka.
Dengan mengharapkan doa dari murid-muridNya, terlihat dengan jelas bahwa sebetulnya Ia bukannya bersandar kepada manusia, tetapi tetap kepada Tuhan.
Penerapan:
1. Kalau saudara mempunyai kesedihan / penderitaan, beranilah untuk menceritakannya kepada saudara-saudara seiman saudara, supaya mereka bisa mendukung saudara dalam doa!
2. Kalau ada orang yang menceritakan kesedihannya / penderitaannya kepada saudara, jangan:
a. Bersikap acuh tak acuh.
b. Membuatnya sebagai bahan guyonan.
c. Apalagi membuatnya sebagai gossip!
Ini akan membuat orang kapok untuk sharing kepada saudara! Yang harus saudara lakukan adalah mendoakan orang itu!
1) Yesus mau berdoa dan karena itu Ia menyendiri.
a) Mula-mula Ia masih membawa 3 orang murid, yaitu Petrus, Yohanes, dan Yakobus (Matius 26: 37a Markus 14:33).
Mengapa 3 orang ini yang dibawa?
1. Karena 3 orang ini memang merupakan murid-murid yang paling dekat dengan Yesus (bdk. Mat 17:1 Markus 5:37).
2. Mungkin Petrus dibawa karena kesombongannya dalam Matius 26: 33,35, sedangkan Yohanes dan Yakobus karena kesombongan mereka dalam Matius 20:20-22 / Markus 10:35-39.
Matius 20:20-22 - “(20) Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya. (21) Kata Yesus: ‘Apa yang kaukehendaki?’ Jawabnya: ‘Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu.’ (22) Tetapi Yesus menjawab, kataNya: ‘Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Kami dapat.’”.
Dengan melihat pergumulan Yesus di taman Getsemani, mereka akan bisa menyadari bahwa hidup ikut Yesus, apalagi menderita bagi Yesus, tidaklah semudah seperti yang mereka perkirakan.
b) Akhirnya, 3 murid ini juga ditinggal (Matius 26: 38-39a bdk. Lukas 22:41), sehingga Yesus betul-betul sendirian.
Lukas 22:41 - “Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kataNya:”.
Mengapa Yesus harus menyendiri?
1. Supaya Ia bisa lebih berkonsentrasi dalam doa. Hal yang sama terjadi dalam Markus 1:35 dan Luk 6:12.
Penerapan: apakah saudara berusaha menyendiri dan mencari tempat yang sunyi kalau saudara mau berdoa?
2. Kadang-kadang, kalau seseorang mengalami problem yang sangat berat, ia tidak bisa menceritakan hal itu kepada orang lain. Ia tidak bisa berdoa tentang hal itu dalam suatu persekutuan doa. Ia harus berdoa secara pribadi. Inilah yang sedang dialami Yesus, dan karena itulah maka Ia menyendiri untuk berdoa.
2) Mula-mula Ia meminta supaya cawan itu berlalu dari padaNya, tetapi lalu Ia berkata ‘tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, tetapi seperti yang Engkau kehendaki’ (ay 39).
a) Yang dimaksud dengan ‘cawan’ jelas adalah murka / hukuman Allah. Penggambaran murka / hukuman Allah dengan sebuah cawan / piala yang harus diminum, sering digunakan dalam Kitab Suci (bdk. Mazmur 11:6 Mazmur 75:8-9 Yesaya 51:17,22 Yeremia 25:15,17,28 Yeremia 49:12 Hab 2:16 Wahyu 14:10 Wahyu 16:19).
b) Dalam doa ini terlihat 2 kehendak dari Yesus, yaitu kehendak ilahi dan kehendak manusia. Ini jelas bertentangan dengan ajaran sesat yang disebut Monothelitism, yang mengatakan bahwa Kristus hanya mempunyai 1 kehendak.
c) Arah doa Yesus bisa berubah-ubah. Dalam ay 39 saja kita sudah melihat ada perubahan arah dalam doa. Lalu dalam ay 42, kita melihat bahwa sekalipun inti doanya sama dengan pada Matius 26: 39, tetapi jelas bahwa ketakutanNya sudah berkurang sehingga Ia lebih berserah pada kehendak Allah.
Matius 26: 39,42: “(39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’ ... (42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!’”.
Calvin mengatakan bahwa ini merupakan suatu pergumulan dalam doa, dan dalam hal seperti itu permintaan kita memang tidak selalu menuju ke arah yang sama.
Misalnya: saya benci kepada seseorang, dan saya lalu berdoa minta Tuhan membunuh orang itu. Tetapi saya lalu berpikir bahwa Tuhan menyuruh saya mengasihi dan mendoakan musuh, sehingga saya lalu mengubah arah doa saya dan berkata ‘Tuhan ampuni kebencian saya, dan sadarkan orang itu dan berkatilah dia’.
d) Sekalipun ‘cawan’ itu tidak enak, sangat menakutkan bagiNya, tetapi Ia tetap menundukkan diriNya kepada kehendak BapaNya. Di sini Yesus berdoa seperti yang Ia ajarkan dalam doa Bapa Kami (Matius 6:10 - ‘jadilah kehendakMu’ / ‘Thy will be done’). Setiap kita mempunyai ‘Getsemani’ kita, dimana kehendak Tuhan bertentangan dengan kehendak kita. Pada saat seperti itu, kita harus belajar untuk bisa mempunyai sikap seperti sikap Yesus dan berdoa seperti Yesus di sini. Tetapi kenyataannya, dalam keadaan seperti itu, orang Kristen sering mengubah kata-kata ‘Thy will be done’ [= Jadilah kehendakMu] menjadi ‘My will be done’ [= Jadilah kehendakku]. Dengan kata lain, saudara memaksakan kehendak saudara kepada Tuhan!
e) Jangan mengucapkan kalimat ini dalam doa dengan sikap apatis / terpaksa, tetapi dengan penyerahan dan iman bahwa Tuhan selalu mempunyai kehendak yang baik untuk saudara!
3) Yesus berdoa 3 x (Matius 26: 39,42,44).
Matius 26: 44 mengatakan ‘doa yang itu juga’ (bdk. Markus 14:39).
Tetapi ini tidak sama dengan doa bertele-tele yang dilarang oleh Yesus sendiri dalam Matius 6:7 - “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.”.
Ini justru adalah doa yang tekun! (bdk. Lukas 18:1-7).
Selama saudara mengucapkan doa dengan ketulusan dan kesungguhan, maka biarpun saudara mengulang-ulang doa saudara, itu jelas bukan doa yang bertele-tele!
Kesaksian: pada waktu saya sudah jadi calon hamba Tuhan, tetapi masih belum sekolah Theologia, pendeta saya pernah menyuruh saya khotbah 15 menit tanpa text. Saya begitu takut, sehingga mungkin saya berdoa berpuluh-puluh kali untuk hal itu, khususnya sebelum naik ke podium.
4) Dalam Lukas dikatakan bahwa Allah mengirimkan seorang malaikat untuk menguatkan Yesus (Luk 22:43).
Lukas 22:43 - “Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepadaNya untuk memberi kekuatan kepadaNya.”.
a) Jangan merasa aneh melihat Yesus yang adalah Allah dikuatkan oleh seorang malaikat. Ingat bahwa Yesus adalah Allah dan manusia!
b) Ini menunjukkan bahwa pergumulan Yesus saat itu betul-betul luar biasa, sehingga Allah merasa perlu untuk menguatkanNya dengan kehadiran seorang malaikat.
c) Ini menunjukkan bahwa asal kita mau berdoa dengan tekun, Tuhan pasti akan memberi kekuatan kepada kita!
5) DoaNya memberi kekuatan, keberanian, dan kemenangan!
Matius 26: 45-46: “(45) Sesudah itu Ia datang kepada murid-muridNya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.’”.
Tadi Ia berlutut dalam doa, tetapi sekarang Ia bangkit berdiri dan menghadapi para penangkapNya dengan berani!
William Barclay: “Jesus rose from his knees to go out to the battle of life. That is what prayer is for. In prayer a man kneels before God that he may stand erect before men. In prayer a man enters heaven that he may face the battles of earth.” [= Yesus bangkit dari lututNya untuk menghadapi pertempuran kehidupan. Itulah gunanya doa. Dalam doa seseorang berlutut di hadapan Allah supaya ia bisa berdiri tegak di depan manusia. Dalam doa seseorang masuk ke surga supaya ia bisa menghadapi pertempuran bumi.].
IV) Murid-murid bukannya berdoa tetapi tidur.
1) Murid-murid bukan berdoa tetapi tidur.
a) Dalam Matius 26: 43 dikatakan bahwa mata mereka sudah berat, tetapi toh mereka ditegur oleh Yesus karena mereka tidak berdoa tetapi tidur. Dalam keadaan normal, kita memang harus memberikan apa yang dibu¬tuhkan oleh tubuh kita seperti makanan, minuman, istirahat, dsb. Tetapi dalam sikon tertentu, yang bersifat darurat, kita harus bisa mengabaikan kebutuhan jasmani itu!
Illustrasi: seorang tentara juga perlu makan, minum, dan istirahat. Tetapi ada saat, dimana ia sedang betul-betul terlibat dalam suatu pertempuran, dimana semua kebutuhan jasmani itu harus di¬sangkal untuk sementara waktu, dan ia harus terus berperang!
b) Lukas 22:45 mengatakan bahwa mereka tidur karena dukacita.
Lukas 22:45 - “Lalu Ia bangkit dari doaNya dan kembali kepada murid-muridNya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.”.
Calvin mengatakan hal ini menunjukkan bahwa dalam segala situasi dan kondisi setan selalu menemukan cara untuk membuat kita melupakan / mengabaikan Tuhan dengan tidak berdoa. Kalau semua berjalan lan¬car, maka kita tidak merasa butuh Tuhan, sehingga kita tidak berdoa. Tetapi kalau problem hebat muncul, kita merasa begitu putus asa, sehingga kita juga tidak berdoa! Karena itu, hati-hatilah dengan semua alasan yang menyebabkan saudara tidak berdoa!
2) Teguran Yesus.
Matius 26: 40-41: “(40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-muridNya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ‘Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’”.
a) Kata ‘kamu’ dalam ay 40 ada dalam bentuk jamak, dan karena itu sebetulnya teguran ini diberikan kepada murid-murid, bukan hanya kepada Petrus saja. Tetapi Matius 26: 40 itu juga mengatakan bahwa Yesus mengatakan ini kepada Petrus, dan ini menunjukkan bahwa ini paling ditekankan untuk Petrus, karena ialah yang paling sombong (Matius 26: 33,35).
Matius 26:31-35 - “(31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: ‘Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. (32) Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.’ (33) Petrus menjawabNya: ‘Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.’ (34) Yesus berkata kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’ (35) Kata Petrus kepadaNya: ‘Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.’ Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.”.
Yang paling sombong adalah yang paling rawan untuk jatuh, dan karena itu, seharusnya paling banyak berdoa.
b) Matius 26: 41a: ‘jatuh ke dalam pencobaan’.
NASB/Lit: ‘enter into temptation’ [= masuk ke dalam pencobaan].
Artinya jelas bahwa mereka harus berdoa supaya tidak jatuh pada waktu menghadapi pencobaan.
Jadi, perintah ini, dan juga kata-kata ‘janganlah membawa kami ke dalam pencobaan’ dalam Matius 6:13, tidak berarti bahwa kita harus berdoa supaya Allah menghindarkan kita dari pencobaan, tetapi supaya Allah menolong sehingga kita tidak jatuh ke dalam dosa pada waktu dicobai. Ingat bahwa pencobaan adalah sesuatu yang berguna bagi kita.
Yakobus 1:2-4 - “(2) Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, (3) sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. (4) Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”.
Roma 5:3-4 - “(3) Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, (4) dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.”.
Karena itu, meminta pencobaan dibuang dari kehidupan kita adalah sesuatu yang merugikan. Ini bisa disamakan dengan seorang petinju yang meminta supaya ia tidak diberi sparring partner!
c) Matius 26: 41b: ‘roh memang penurut, tetapi daging lemah’.
Ini merupakan alasan mengapa mereka / kita harus berdoa. Ini menunjukkan bahwa:
1. Sekalipun dalam diri kita sudah ada kemauan untuk berbuat baik (inipun datang dari Tuhan), tetapi kita tidak mempunyai kekuatan untuk melakukan hal itu. Karena itu kita harus berdoa supaya Tuhan memberikan kekuatan kepada kita untuk melaksanakan kemauan yang baik itu.
2. Dalam diri kita ada 2 kekuatan yang tarik menarik (bdk. Galatia 5:17 Roma 7:18-20).
Galatia 5:17 - “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”.
Roma 7:18-20 - “(18) Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. (19) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. (20) Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.”.
Kita harus berdoa supaya tarikan ke arah yang baik¬lah yang menang!
V) Akhir dari semua itu.
Matius 26: 45-46: “(45) Sesudah itu Ia datang kepada murid-muridNya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.’”.
Perhatikan bagian yang saya garis-bawahi. Ini bukan ajakan untuk lari terhadap para penangkap, tetapi justru untuk mendekati para penangkap. Ini menunjukkan kemantapan hati Yesus untuk meminum cawan yang diberikan BapaNya. Dia tidak lagi takut, Dia menjadi berani.
Tetapi bagaimana dengan murid-muridNya?
Matius 26:56b - “Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.”.
VI) Kesimpulan.
Ada kontras yang besar antara Yesus dan murid-muridNya:
Yesus: Murid-murid:
- sedih dan takut. - berani dan percaya diri
- bergumul dalam doa. - tidak doa tetapi tidur
- menang. - kalah / jatuh
Yang mana yang ingin saudara tiru? Kiranya Tuhan memberkati saudara untuk memilih, dan bisa melakukan, yang benar. gadget, bisnis, otomotif .
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-