PENGABULAN DOA KRISTEN (1 RAJA-RAJA 18:36-38)
Pdt. Budi Asali M.Div.
Ada beberapa kemungkinan tentang sikap Tuhan terhadap doa manusia.
1) Tuhan tidak mendengar / tidak menggubris doa itu.
a) Orang yang berdoa itu bukan anak Allah / belum percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh.
Dasarnya:
· Yohanes 14:6 dan 1Timotius 2:5.
Yohanes 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.
1Timotius 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.
Kedua ayat ini menunjukkan bahwa hanya melalui Yesus kita dapat datang kepada Bapa. Orang yang belum percaya kepada Yesus, dosa-dosanya belum beres, dan dosa-dosanya itu memisahkan dia dengan Allah yang maha suci.
Yesaya 59:1-2 - “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”.
· Yohanes 16:23-24 - “(23) Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepadaKu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu. (24) Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu”.
Ayat ini menunjukkan bahwa doa harus dinaikkan ‘dalam nama Yesus’.
Jangan berpikir bahwa ini berarti bahwa kita harus sekedar mengucapkan kata-kata ‘dalam nama Yesus’ pada akhir doa itu. Sama sekali tidak. Mengapa? Karena dalam Kitab Suci tidak pernah ada doa yang diakhiri dengan kata-kata ‘dalam nama Yesus’. Bahkan pada waktu Yesus mengajarkan doa Bapa Kami, Ia tidak menggunakan kata-kata ‘dalam nama Yesus’ pada akhir dari doa itu. Kalau demikian apa arti Yohanes 16:23-24 itu? Artinya adalah: pada waktu kita berdoa, dalam diri kita harus ada suatu pengertian dan kesadaran bahwa hanya karena jasa penebusan Yesuslah maka kita bisa / boleh menghadap Allah. Tanpa pengertian dan kesadaran itu doa kita tidak didengar Allah.
Bdk. Ibrani 10:19-22 - “(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri, (21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. (22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni”.
Dalam persoalan ini ada satu hal yang perlu diwaspadai: Kalau pada suatu waktu kita memegangi dosa tertentu secara sengaja / sadar, maka mungkin sekali kita takut berdoa, karena kita tahu Allah tidak akan mendengarkan doa kita. Ini adalah sesuatu yang wajar. Tetapi sebaliknya, kalau kita hidup saleh, dan kita lalu berdoa dengan keyakinan bahwa doa kita pasti didengar karena kita sudah hidup saleh, maka itu salah! Bagaimanapun salehnya kita hidup, kita masih penuh dengan dosa, dan karena itu setiap saat kita harus sadar bahwa kita hanya bisa diterima oleh Allah karena jasa penebusan Kristus!
Penerapan:
¨ Kalau saudara bukanlah orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, dan saudara merasa heran mengapa doa saudara selama ini tidak dikabulkan oleh Tuhan, maka pertama-tama datanglah dan percayalah kepada Yesus!
¨ Kalau saudara adalah orang kristen dan suatu hari saudara memberikan counseling kepada orang yang belum percaya yang sedang mengalami kesukaran, janganlah saudara menyuruh dia berdoa. Injili dia lebih dulu dan desak dia untuk percaya kepada Yesus, baru suruh dia berdoa untuk problemnya. Beri orang itu pengertian bahwa hanya melalui Yesus orang bisa datang kepada Bapa.
Catatan: Kadang-kadang Tuhan bisa mengabulkan doa orang yang belum percaya, dengan tujuan mempertobatkan orang itu.
b) Ada dosa yang belum diakui / ditinggalkan atau bahkan dipegangi dengan sikap tegar tengkuk.
Yesaya 59:1-2 - “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”.
Contoh dosa yang bisa menghalangi doa:
· tidak perduli pada teguran / nasehat Firman Tuhan.
Amsal 1:24-31 - “(24) Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. (29) Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, (30) tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku, (31) maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka”.
Zakh 7:8-13 - “(8) Firman TUHAN datang kepada Zakharia, bunyinya: (9) ‘Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing! (10) Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing.’ (11) Tetapi mereka tidak mau menghiraukan, dilintangkannya bahunya untuk melawan dan ditulikannya telinganya supaya jangan mendengar. (12) Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui rohNya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN. (13) ‘Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN semesta alam”.
· ada niat jahat dalam hati.
Mazmur 66:18 - “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar”.
· ada kesombongan, khususnya kesombongan rohani.
Lukas 18:9-14 - “(9) Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: (10) ‘Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. (11) Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; (12) aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. (13) Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (14) Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.’”.
· tidak mau menolong orang yang membutuhkan pertolongan.
Amsal 21:13 - “Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru”.
· ada berhala.
Yeremia 11:10-11 - “(10) Mereka sudah jatuh kembali kepada kesalahan nenek moyang mereka yang dahulu telah menolak mendengarkan firmanKu. Mereka mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya. Kaum Israel dan kaum Yehuda telah mengingkari perjanjianKu yang telah Kuikat dengan nenek moyang mereka. (11) Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mendatangkan ke atas mereka malapetaka yang tidak dapat mereka hindari, dan apabila mereka berseru-seru kepadaKu, maka Aku tidak akan mendengarkan mereka”.
2) Tuhan mendengar doa itu, tetapi tidak mengabulkannya.
Ini berbeda dengan yang no 1 di atas. Yang no 1 di atas doanya tidak digubris; sedangkan yang no 2 ini doanya didengar, tetapi tidak dikabulkan.
Illustrasi: Kalau anak tetangga minta sesuatu kepada saudara, saudara tidak menggubrisnya, karena anak itu bukan anak saudara. Tetapi kalau anak saudara minta sesuatu yang kurang baik kepada saudara, saudara mendengarnya tetapi tidak mengabulkannya.
Hal ini bisa terjadi karena:
a) Apa yang kita minta itu tidak baik dalam pandangan Tuhan.
Matius 7:11 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.
Jangan pernah berpikir bahwa asal saudara beriman dan tekun, doa saudara pasti akan dikabulkan. Pandangan ini sangat populer pada jaman ini tetapi salah! Juga jangan hanya menyoroti Matius 7:7 yang berbunyi: “‘Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”, dan menganggap bahwa Tuhan pasti mengabulkan permintaan apapun. Mat 7:7 ini harus ditafsirkan dengan memperhatikan Mat 7:11, dan Mat 7:11nya dengan jelas menunjukkan bahwa Tuhan hanya mengabulkan doa kita kalau permintaan kita itu baik, dan yang dimaksud dengan ‘baik’ tentu ‘baik dalam pandangan Tuhan’.
Illustrasi: seorang bapa yang bijaksana pasti menyensor permintaan anaknya. Hanya bapa yang bodoh yang memberi apapun yang diminta anaknya, dan sikap seperti itu pasti akan mencelakakan anaknya. Misalnya anak usia 8 tahun minta sepeda motor.
Dan ingat bahwa Tuhan mempunyai pemikiran yang jauh lebih tinggi / sangat berbeda dengan kita
Yes 55:8-9 - “(8) Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN. (9) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu”.
Karena itu, bisa saja apa yang ‘baik’ dalam pandangan kita adalah ‘tidak baik’ dalam pandangan Tuhan, dan Ia tidak memberikannya kepada kita.
Bdk. 2Kor 12:7-10 - “(7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. (9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna.’ Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Ayat ini menunjukkan bahwa doa Pauluspun ditolak oleh Tuhan karena dianggap tidak baik.
b) Doa itu tidak sesuai dengan kehendak / rencana Tuhan.
Sebelum permulaan segala jaman, Tuhan sudah membuat / menetapkan suatu rencana, yang pasti akan dilaksanakanNya. Kalau kita berdoa tak sesuai dengan rencanaNya itu, Ia tidak akan mengabulkan doa kita.
1Yohanes 5:14 - “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.
Bdk. Matius 20:20-23 - “(20) Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya. (21) Kata Yesus: ‘Apa yang kaukehendaki?’ Jawabnya: ‘Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu.’ (22) Tetapi Yesus menjawab, kataNya: ‘Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Kami dapat.’ (23) Yesus berkata kepada mereka: ‘CawanKu memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa BapaKu telah menyediakannya.’”.
Bahkan doa Yesus yang tidak sesuai kehendak / rencana Allah tidak dikabulkan.
Matius 26:39 - “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’”.
Karena itulah maka dalam Doa Bapa Kami, Yesus mengajar kita untuk berdoa ‘Jadilah kehendakMu’ (Mat 6:10a).
c) Doa itu hanya untuk memuaskan nafsu kita.
Yakobus 4:3 - “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu”.
Dan kalau Tuhan menolak mengabulkan permintaan kita, kadang-kadang Dia memberikan kita sesuatu yang lain sebagai gantinya, yang tidak pernah kita inginkan, tetapi yang sebetulnya membawa kebaikan bagi kita.
‘Streams in the Desert’, vol 2, Jan 7: “The Lord’s answers to prayers are infinitely perfect, and they will show that often when we were asking for a stone that looked like bread, He was giving us bread that to our shortsightedness looked like stone” (= Jawaban-jawaban Tuhan terhadap doa-doa adalah sempurna secara tak terbatas, dan mereka menunjukkan bahwa seringkali pada saat kita meminta untuk suatu batu yang kelihatannya seperti roti, Ia memberikan kepada kita roti yang bagi penglihatan kita yang cupet terlihat seperti batu).
3) Tuhan mendengar doa itu, tetapi menunda pengabulannya.
Ini bisa terjadi karena:
a) Waktu Tuhan belum tiba, atau, karena Tuhan punya rencana dengan penundaan itu.
Contoh:
· Yusuf dalam Kej 40:1-41:45.
Sekalipun tidak dikatakan bahwa Yusuf berdoa supaya Tuhan membebaskannya dari penjara itu, tetapi jelas bahwa sebagai seseorang yang rohani, ia pasti berdoa. Tetapi ternyata pembebasannya tertunda sampai 2 tahun. Tetapi dari penundaan itu muncul hal yang luar biasa, yaitu Yusuf menafsirkan mimpi Firaun sehingga akhirnya ia menjadi orang kedua di seluruh Mesir, yang menolong dan menyelamatkan bangsa Israel dalam bahaya kelaparan selama 7 tahun.
· Maria dan Marta dalam Yohanes 11:3-6.
Yohanes 11:3-6 - “(3) Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: ‘Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.’ (4) Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: ‘Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.’ (5) Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. (6) Namun setelah didengarNya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada”.
Seandainya Tuhan Yesus langsung datang dan mengabulkan doa mereka, maka hanya akan terjadi penyembuhan orang sakit. Tetapi dengan Dia menunda 2 hari, baru datang, maka terjadi pembangkitan seseorang dari antara orang mati! Ini tentu lebih memuliakan nama Tuhan dari pada sekedar penyembuhan orang sakit. Tetapi tentu saja kita tak bisa berharap bahwa Ia akan selalu mau membangkitkan orang yang sudah mati (bdk. Ibr 9:27).
b) Tuhan mau menguji ketekunan kita.
Lukas 18:1-8 - “(1) Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (2) KataNya: ‘Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. (3) Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. (4) Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, (5) namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.’ (6) Kata Tuhan: ‘Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! (7) Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
c) Adanya ‘sabotase’ dari setan.
Daniel 10:12-14 - “(12) Lalu katanya kepadaku: ‘Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. (14) Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu.’”.
Memang ada perdebatan dalam persoalan ini, tetapi saya berpendapat bahwa ‘pemimpin kerajaan orang Persia’ ini menunjuk kepada setan.
Tentu saja setan hanya bisa menyabotase doa kita / menunda pengabulan doa kita, kalau Tuhan mengijinkan hal itu.
4) Tuhan mendengar doa itu dan langsung mengabulkannya.
Contoh: 1Raja-raja 18:36-38 - “(36) Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: ‘Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hambaMu dan bahwa atas firmanMulah aku melakukan segala perkara ini. (37) Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali.’ (38) Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya”.
‘Streams in the Desert’, vol 3, Sept 5: “Prayer is one of the most sacred and precious privileges vouchsafed to mortals. The following is a scene from the life of that mighty Elijah in prayer, Chas. G. Finney. The summer of 1853 was unusually hot and dry; pastures were scorched. There seemed likely to be a total crop failure. At the church in Oberlin the great congregation had gathered as usual. Though the sky was clear the burden of Finney’s prayer was for the rain. ‘We do not presume, O Lord, to dictate to Thee what is best for us; yet Thou didst invite us to come to Thee as children to an earthly father and tell Thee all our wants. We want rain. Our pastures are dry. The earth is gaping open for rain. The cows are wandering about and lowing in search of water. Even the squirrels are suffering from thirst. Unless Thou givest us rain our cattle will die, and our harvest will come to naught. O, Lord, send us rain, and send it now! This is an easy thing for Thee to do. Send it now, Lord, for Christ’s sake.’ In a few minutes he had to cease preaching; his voice could not be heard because of the roar and rattle of the rain!” (= Doa adalah salah satu dari hak-hak yang paling kudus dan berharga yang dianugerahkan kepada manusia. Yang berikut ini adalah suatu adegan dari kehidupan ‘Elia yang perkasa dalam doa’, Chas G. Finney. Musim panas tahun 1853 sangat panas dan kering; padang rumput hangus. Kelihatannya di sana sangat mungkin terjadi kegagalan panen total. Di gereja di Oberlin jemaat yang besar telah berkumpul seperti biasa. Sekalipun langit cerah, beban dari doa Finney adalah untuk hujan. ‘Kami tidak bertindak dengan sombong / lancang, Ya Tuhan, untuk mendikteMu apa yang terbaik bagi kami; tetapi Engkau memang mengundang kami untuk datang kepadaMu seperti anak-anak kepada seorang bapa duniawi dan memberitahu Engkau semua kebutuhan kami. Kami membutuhkan hujan. Padang rumput kami kering. Bumi menganga mengharapkan hujan. Sapi-sapi mengembara dan melenguh untuk mencari air. Bahkan tupai-tupai menderita karena kehausan. Kecuali Engkau memberi kami hujan ternak kami akan mati, dan panen kami akan musnah. Ya, Tuhan, kirimkan kami hujan, dan kirimkan itu sekarang! Ini merupakan hal yang mudah untuk Engkau lakukan. Kirimkan itu sekarang, Tuhan, demi nama Kristus’. Dalam beberapa menit ia harus berhenti berkhotbah; suaranya tidak bisa didengar karena deru / gemuruh dan bunyi dari hujan!).
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan tentang pengabulan doa.
a) Doa setiap orang kristen bisa dikabulkan.
Ada banyak orang kristen yang senang didoakan oleh hamba Tuhan, karena mereka mempunyai pemikiran bahwa doa pendeta itu lebih manjur, lebih didengar dan dikabulkan oleh Tuhan. Ini adalah pemikiran yang salah! Setiap orang kristen yang sejati doanya bisa didengar dan dikabulkan oleh Tuhan. Karena itu, sekalipun orang kristen boleh saja meminta pendeta untuk mendoakannya, tetapi orang kristen tidak boleh bergantung pada doa pendeta. Ia juga harus berdoa sendiri.
b) Bukan hanya Tuhan yang bisa mengabulkan doa; setan juga bisa.
Setan bisa mengabulkan doa seseorang yang dinaikkan dengan cara yang salah, dengan tujuan supaya orang itu terus berdoa dengan cara yang salah.
Penutup:
Ingat! Apakah Tuhan menjawab doa kita dengan ‘tidak’, tunggu’, atau ‘ya’, semuanya adalah untuk kebaikan kita.
Roma 8:28 - “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.
-AMIN-