Intermediate State 4 (Hades)

PDT.BUDI ASALI, M.DIV.
Intermediate State 4
Tempat penantian (SHEOL / HADES).

1) Pandangan populer tentang arti dari SHEOL / HADES.

Banyak orang menganggap SHEOL / HADES sebagai tempat netral, bukan surga maupun neraka, dan bukan merupakan tempat dimana diberikan pahala ataupun hukuman.

Ada yang mengatakan bahwa tempat ini terbagi menjadi 2 bagian, untuk orang jahat dan orang baik, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa tidak ada pembagian seperti itu.

Ada juga yang beranggapan bahwa orang percaya yang masuk ke HADES mengalami kebahagiaan di sana, sedangkan orang yang tidak percaya mengalami penderitaan di sana. Tetapi tingkat kebahagiaan dan penderitaan itu berbeda dengan yang akan mereka alami di surga / neraka nanti. Dabney mengatakan bahwa yang terakhir ini merupakan pandangan Yahudi (Lectures in Systematic Theology, hal 823-824).

2) Dasar pandangan ini:

a) Anggapan dari banyak orang Kristen bahwa orang baru masuk ke surga / neraka setelah penghakiman akhir jaman, mengharuskan mereka untuk mempercayai adanya suatu tempat netral / sementara, sampai Yesus datang untuk kedua-kalinya.

William G. T. Shedd: the assumption that the real happiness, or the final misery of the departed, does not begin till after the general judgment and the resurrection of the body, appeared to necessitate the belief in an intermediate state, in which the soul was supposed to remain, from the moment of its separation from the body to the last catastrophe (= anggapan / asumsi bahwa kebahagiaan yang sejati, atau kesengsaraan akhir dari orang-orang mati, tidak dimulai sampai setelah penghakiman umum dan kebangkitan tubuh, kelihatannya mengharuskan kepercayaan pada intermediate state, dalam mana jiwa dianggap tetap tinggal, dari saat keterpisahannya dengan tubuh sampai pada peristiwa puncak yang terakhir) - Shedds Dogmatic Theology, vol II, hal 598.

Tanggapan saya:

Nanti akan saudara lihat [pada point 5) di bawah dimana saya menjelaskan pandangan Reformed tentang intermediate state] bahwa masuk surga dan neraka tidak baru terjadi setelah kedatangan Kristus yang kedua-kalinya / penghakiman akhir jaman, tetapi segera terjadi pada saat seseorang mati. Pandangan ini mempunyai argumentasi yang sangat kuat, dan menurut saya bahkan tak terbantah. Karena itu asumsi di atas harus dibuang!

b) Dasar Kitab Suci.

Kejadian 37:35 - Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati! Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya.

Kejadian 42:38 - Tetapi jawabnya: Anakku itu tidak akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena dukacita..

1Sam 28:11,14,19 - (11) Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu? Jawabnya: Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku. ... (14) Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: Bagaimana rupanya? Jawabnya: Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah. Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah. ... (19) Juga orang Israel bersama-sama dengan engkau akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin..

Banyak orang berpendapat bahwa ini betul-betul adalah roh Samuel. Dan roh Samuel itu berkata kepada Saul bahwa besok Saul dan anak-anaknya akan bersama-sama dengan dia. Padahal Samuel dan Yonatan adalah orang beriman / saleh, sedangkan Saul adalah orang yang tidak beriman. Bahwa mereka semua akan bersama-sama setelah mati, dianggap sebagai dasar untuk mengatakan bahwa semua orang mati akan berkumpul di suatu tempat yang netral.

Zakh 9:11 - Mengenai engkau, oleh karena darah perjanjianKu dengan engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lobang yang tidak berair”.

Mazmur 6:6 - Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepadaMu; siapakah yang akan bersyukur kepadaMu di dalam dunia orang mati?.

Mazmur 88:11 - Apakah Kaulakukan keajaiban bagi orang-orang mati? Masakan arwah bangkit untuk bersyukur kepadaMu? Sela.

Mazmur 115:17 - Bukan orang-orang mati akan memuji-muji TUHAN, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi.

KJV: The dead praise not the LORD, neither any that go down into silence (= orang mati tidak memuji TUHAN, demikian juga orang-orang yang turun ke tempat sunyi).

Tanggapan saya tentang ayat-ayat ini:

Dalam ayat pertama dan kedua kata SHEOL menunjuk pada kuburan. Dalam ayat ketiga roh Samuel itu hanyalah setan yang menyamar, jadi tak semua kata-katanya bisa dipercaya. Ayat keempat sama sekali tidak berbicara tentang orang yang sudah mati, tetapi orang yang masih hidup (lihat / baca sendiri kontext ayat itu). Sedangkan ayat ke 5-7 sama sekali tidak menunjukkan bahwa semua orang mati akan menuju suatu tempat yang netral.

Kesimpulan: ayat-ayat dasar dari pandangan ini sangat tidak kuat.

3) Theologia Reformed menolak pandangan populer tentang adanya tempat penantian ini.

Sekalipun pandangan di atas sekarang ini secara luas diterima sebagai suatu pandangan yang Alkitabiah, tetapi Louis Berkhof berkata sebagai berikut: it plainly contradicts the Scriptural representation that the righteous at once enter glory and the wicked at once descend into the place of eternal punishment (= itu secara jelas bertentangan dengan gambaran Kitab Suci bahwa orang benar segera / langsung masuk ke dalam kemuliaan dan orang jahat segera / langsung turun ke tempat hukuman kekal) - Systematic Theology, hal 682.

4) Beberapa keberatan terhadap pandangan populer tentang adanya tempat penantian ini:

a) Kalau semua orang mati akan menuju tempat netral seperti itu, bagaimana mungkin beberapa ayat dalam Kitab Suci menggunakan istilah SHEOL / HADES sebagai suatu peringatan / tempat hukuman? Contoh:

Mazmur 9:18 - Orang-orang fasik akan kembali (berbelok) ke dunia orang mati (SHEOL), ya, segala bangsa yang melupakan Allah.

Amsal 5:5 - Kakinya turun menuju maut, langkahnya menuju dunia orang mati (SHEOL)”.

Amsal 7:27 - Rumahnya adalah jalan ke dunia orang mati (SHEOL), yang menurun ke ruangan-ruangan maut.

Amsal 9:18 - Tetapi orang itu tidak tahu, bahwa di sana ada arwah-arwah dan bahwa orang-orang yang diundangnya ada di dalam dunia orang mati (SHEOL)”.

Amsal 15:24 - Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati (SHEOL) di bawah.

Amsal 23:14 - Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati (SHEOL)”.

Matius 11:23 - Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati (HADES)! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.

Lukas 16:23 - Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut (HADES) ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

b) Kalau SHEOL / HADES itu merupakan tempat netral, bagaimana mungkin ada ayat yang mengatakan bahwa murka Allah bernyala-nyala di sana?

Ulangan 32:22 - Sebab api telah dinyalakan oleh murkaKu, dan bernyala-nyala sampai ke bagian dunia orang mati (SHEOL) yang paling bawah; api itu memakan bumi dengan hasilnya, dan menghanguskan dasar gunung-gunung.

c) Bagaimana mungkin kata SHEOL bisa digunakan sebagai kata yang sama artinya dengan kata ABADDON, yang berarti destruction (= penghancuran / kebinasaan)?

Contoh:

Ayub 26:6 - “Dunia orang mati (SHEOL) terbuka di hadapan Allah, tempat kebinasaanpun tidak ada tutupnya.

Amsal 15:11 - “Dunia orang mati (SHEOL) dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih hati anak manusia!.

Amsal 27:20 - “Dunia orang mati (SHEOL) dan kebinasaan tak akan puas, demikianlah mata manusia tak akan puas.

d) Bagaimana mungkin kata Yunani HADES digambarkan sebagai bermusuhan dengan kerajaan Kristus / Gereja?

Matius 16:18 - Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat (gereja) Ku dan alam maut (Yunani: HADES) tidak akan menguasainya.

e) Bagaimana mungkin Kitab Suci menggambarkan bahwa orang-orang percaya / saleh, mengharapkan kebahagiaan / sukacita pada saat mati?

1. Dalam Perjanjian Lama:

Bilangan 23:10 - Siapakah yang menghitung debu Yakub dan siapakah yang membilang bondongan-bondongan Israel? Sekiranya aku mati seperti matinya orang-orang jujur dan sekiranya ajalku seperti ajal mereka!.

Maz 16:9,11 - (9) Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; ... (11) Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa.

Maz 73:24,26 - (24) Dengan nasihatMu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. ... (26) Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.

Yesaya 57:1-2 - (1) Orang benar binasa, dan tidak ada seorangpun yang memperhatikannya; orang-orang saleh tercabut nyawanya, dan tidak ada seorangpun yang mengindahkannya; sungguh, karena merajalelanya kejahatan, tercabutlah nyawa orang benar (2) dan ia masuk ke tempat damai; orang-orang yang hidup dengan lurus hati mendapat perhentian di atas tempat tidurnya.

2. Dalam Perjanjian Baru:

Lukas 16:25 - Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.

Lukas 23:43 - Kata Yesus kepadanya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus..

2Kor 5:1,8 - (1) Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. ... (8) tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan”.

Fil 1:21,23 - (21) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. ... (23) Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik”.

Wah 6:9,11 - (9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. ... (11) Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.

Wahyu 14:13 - Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini. Sungguh, kata Roh, supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka..

f) Kalau SHEOL diartikan sebagai tempat netral, maka Perjanjian Lama tidak mempunyai kata untuk neraka; padahal Perjanjian Lama mempunyai kata untuk surga, yaitu SHAMAYIM. Dan kadang-kadang SHEOL dikontraskan dengan SHAMAYIM itu.

Contoh:

Ayub 11:8 - Tingginya seperti langit - apa yang dapat kaulakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati - apa yang dapat kauketahui?.

Mazmur 139:8 - Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.

Amos 9:2 - Sekalipun mereka menembus sampai ke dunia orang mati, tanganKu akan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka naik ke langit, Aku akan menurunkan mereka dari sana.

g) Dalam Perjanjian Baru kata HADES juga dikontraskan dengan surga / langit.

Lukas 10:15 - Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!. Bdk. Matius 11:23.

5) Arti yang benar dari kata SHEOL / HADES.

Kalau kita mempelajari semua ayat-ayat yang menggunakan kata SHEOL / HADES, maka dapat disimpulkan bahwa kata SHEOL / HADES itu tidak selalu mempunyai arti yang sama.

Ini terlihat dari beberapa Kitab Suci yang menterjemahkan kata-kata itu secara berbeda di tempat yang berbeda. Misalnya:

a) KJV kadang-kadang menterjemahkan sebagai grave (= kuburan), seperti dalam Kej 37:35; dan kadang-kadang sebagai hell (= neraka), seperti dalam Ulangan 32:22; dan kadang-kadang sebagai pit (= lubang), seperti dalam Ayub 17:16.

b) Kitab Suci bahasa Inggris yang lain, ada yang tetap mempertahankan kata SHEOL / HADES itu, dan hanya mentransliterasikan ke dalam huruf-huruf Latin.

c) Kitab Suci Indonesia pada umumnya menterjemahkan sebagai dunia orang mati, seperti dalam 1Sam 2:6; tetapi dalam beberapa ayat menterjemahkannya sebagai alam maut, seperti dalam Lukas 16:23; dan sebagai kerajaan maut, seperti dalam Wahyu 6:8 Wahyu 20:13.

Louis Berkhof mengatakan bahwa SHEOL / HADES mempunyai beberapa kemungkinan arti, yaitu:

1. Kadang-kadang kata SHEOL / HADES itu tidak menunjuk pada suatu tempat, tetapi pada suatu keadaan kematian.

2. Kalau menunjuk pada suatu tempat, maka SHEOL / HADES mempunyai 2 kemungkinan, yaitu:

a. Kuburan.

b. Neraka.

Tetapi kalau saya melihat contoh-contoh ayat yang diberikan oleh Louis Berkhof, kelihatannya sukar membedakan antara keadaan kematian dan kuburan.

Ini diakui oleh Louis Berkhof sendiri, karena ia berkata: There are also several passages in which SHEOL and HADES seem to designate the grave. It is not always easy to determine, however, whether the words refer to the grave or to the state of the dead. (= Ada juga beberapa text dimana SHEOL dan HADES kelihatannya menunjuk pada kuburan. Tetapi tidak selalu mudah untuk menentukan, apakah kata itu menunjuk pada kuburan atau pada keadaan dari orang mati) - Systematic Theology, hal 686.

Karena itu bagi saya lebih baik untuk membedakan arti dari SHEOL / HADES hanya dalam 2 arti saja, yaitu:

1. Kuburan / keadaan kematian.

Secara umum, rumusnya adalah sebagai berikut: kalau ayatnya menunjukkan bahwa semua orang akan ke sana, maka harus dipilih arti ini. Juga kalau ayatnya menunjukkan bahwa orang benar / orang percaya pergi ke sana / akan ke sana, maka harus dipilih arti ini.

Contoh:

Kejadian 42:38 - Tetapi jawabnya: Anakku itu tidak akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena dukacita..

Ayub 7:9 - Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali.

1 Samuel 2:6 - TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.

1Raja 2:6,9 - (6) Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati. ... (9) Sekarang janganlah bebaskan dia dari hukuman, sebab engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa yang harus kaulakukan kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dalam dunia orang mati..

Ayub 14:13 - Ah, kiranya Engkau menyembunyikan aku di dalam dunia orang mati, melindungi aku, sampai murkaMu surut; dan menetapkan waktu bagiku, kemudian mengingat aku pula!.

Ayub 17:13-14 - (13) Apabila aku mengharapkan dunia orang mati sebagai rumahku, menyediakan tempat tidurku di dalam kegelapan, (14) dan berkata kepada liang kubur: Engkau ayahku, kepada berenga: Ibuku dan saudara perempuanku.

Mazmur 88:3-4 - (3) Biarlah doaku datang ke hadapanMu, sendengkanlah telingaMu kepada teriakku; (4) sebab jiwaku kenyang dengan malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati”.

Mazmur 89:49 - Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian, yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati? Sela.

Pkh 9:10 - Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.

Yes 38:10,18 - (10) Aku ini berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku. ... (18) Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepadaMu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaanMu.

Hosea 13:14 - Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati? MataKu tertutup bagi belas kasihan.

Kis 2:27,31 - (27) sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan. ... (31) Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa dagingNya tidak mengalami kebinasaan”.

Dalam Kitab Suci Indonesia, sama seperti Maz 16:10 dari mana ayat ini dikutip, ayat ini salah terjemahan. Bandingkan dengan terjemahan bahasa Inggris di bawah ini.

NIV: (27) because you will not abandon me to the grave, nor will you let your Holy One see decay. ... (31) Seeing what was ahead, he spoke of the resurrection of the Christ, that he was not abandoned to the grave, nor did his body see decay’ [= (27) sebab Engkau tidak meninggalkan / membiarkan aku di kuburan, atau membiarkan Orang KudusMu mengalami pembusukan. ... (31) Melihat apa yang ada di depan, ia berbicara tentang kebangkitan Mesias, bahwa Ia tidak ditinggalkan dalam kuburan, dan tubuhNya tidak mengalami pembusukan].

Catatan: jelas bahwa ayat ini bicara tentang Yesus, dan jelas bahwa Yesus mengalami kematian, tetapi Ia tidak dibiarkan / ditinggalkan di sana (artinya tidak mati untuk selama-lamanya). Jadi, saya lebih memilih terjemahan NIV yang menggunakan kata abandon (= membiarkan / meninggalkan), dari pada Kitab Suci Indonesia yang menterjemahkan menyerahkan.

Juga pada waktu dikatakan bahwa daging / tubuhNya tidak mengalami kebinasaan. Kalau kata kebinasaan diartikan sebagai kematian maka jelas bahwa kata-kata itu salah. Karena itu, saya lebih setuju dengan NIV, yang menterjemahkan decay (= pembusukan). Yesus memang mati / binasa, tetapi tubuhNya tidak mengalami pembusukan. Alasan pertama, karena adanya pemberian rempah-rempah dsb, dan alasan kedua, karena Ia bangkit pada hari ke 3.

Wahyu 6:8 - Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut (HADES) mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi.

Wahyu 20:13 - Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut (HADES) menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.

2. Neraka.

Secara umum, rumusnya adalah sebagai berikut: kalau ayatnya menunjukkan bahwa pergi ke tempat itu merupakan suatu yang tidak enak atau bahwa tempat itu merupakan suatu ancaman terhadap orang-orang jahat / orang yang tidak percaya, maka harus dipilih arti ini.

Louis Berkhof: The warning and threatening contained in these passages is lost altogether, is SHEOL is conceived of as a neutral place whither all go (= Peringatan dan ancaman yang ada dalam text-text itu hilang sama sekali, jika SHEOL dipahami sebagai suatu tempat netral kemana semua orang pergi) - Systematic Theology, hal 685.

Contoh:

Mazmur 9:18 - Orang-orang fasik akan kembali (berbelok) ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah.

Mazmur 49:15 - Seperti domba mereka meluncur ke dalam dunia orang mati, digembalakan oleh maut; mereka turun langsung ke kubur, perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka.

Mazmur 55:16 - Biarlah maut menyergap mereka, biarlah mereka turun hidup-hidup ke dalam dunia orang mati! Sebab kejahatan ada di kediaman mereka, ya dalam batin mereka.

Amsal 15:24 - Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah.

Lukas 16:23 - Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut (HADES) ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.


Karena kata SHEOL / HADES tidak selalu mempunyai arti yang sama, maka kontext harus menentukan arti mana yang diambil. Dan kalau salah mengambil arti, maka jelas bisa memunculkan ajaran yang salah atau bahkan sesat. Juga dari penjelasan tentang arti kata SHEOL / HADES di atas ini, jelas bahwa kata itu tidak pernah digunakan dalam arti tempat penantian.

6) Penginjilan dalam dunia orang mati.

Sebagian (tidak semua!) orang yang mempercayai adanya tempat penantian, mempunyai pandangan sesat yang cukup populer, yaitu bahwa dalam intermediate state / di tempat penantian itu akan ada kesempatan kedua. Artinya adalah bahwa jiwa / roh (yang belum percaya Yesus) yang telah masuk ke tempat penantian itu akan diinjili lagi, dan mereka bisa bertobat / percaya kepada Yesus di sana dan diselamatkan.

Pandangan ini sesat, tetapi cukup populer, bahkan dalam kalangan orang-orang yang sebetulnya cukup nggenah. Pandangan ini bukan hanya sesat, tetapi sangat membahayakan, karena bisa menyebabkan orang merasa tidak perlu memberitakan Injil, dan juga menyebabkan seseorang menunda pertobatan, karena semua itu toh bisa dilakukan setelah mati. Karena itu, saya menyediakan satu point khusus di sini untuk membahas pandangan ini secara panjang lebar.

Catatan: pandangan ini berbeda dengan ajaran / praktek penginjilan terhadap orang mati yang diajarkan / dilakukan oleh Andereas Samudera, karena dia menganggap bahwa jiwa / roh dari orang mati itu bisa gentayangan di dunia ini, dan merasuk orang yang masih hidup, dan menimbulkan problem dalam diri orang hidup yang dirasuknya itu. Dan jiwa / roh yang merasuk ini bisa diinjili dan bisa bertobat / percaya Yesus. Dan kalau jiwa / roh itu mau percaya Yesus, maka ia akan masuk surga, dan meninggalkan orang hidup yang tadi dirasuknya itu sehingga orang itu akan terbebas dari problemnya. Ajaran ini lebih sesat lagi dari yang di atas. Kalau mau tahu lebih banyak tentang ajaran ini bacalah buku saya yang berjudul Penginjilan terhadap orang mati, jilid 1 dan 2.

a) Orang-orang yang mempercayai adanya penginjilan dalam dunia orang mati ini biasanya mempunyai dasar anggapan sebagai berikut:

1. Keadaan kekal dari manusia baru tercapai pada saat Yesus datang kedua-kalinya / penghakiman akhir jaman, bukan pada saat orang itu mati.

2. Keputusan yang dilakukan seseorang pada masa intermediate state ini akan menentukan apakah ia akan selamat atau tidak.

3. Tentang siapa yang akan mendapatkan kesempatan kedua ini, tidak ada keseragaman pandangan. Ada yang mengatakan:

a. Orang-orang yang mati pada saat masih bayi.

b. Hanya orang-orang yang selama hidupnya belum pernah mendengar Injil.

c. Orang-orang yang sudah pernah mendengar Injil, tetapi tidak pernah dengan sungguh-sungguh memikirkan hal itu.

d. Semua orang.

4. Tentang siapa yang memberitakan Injil dan bagaimana caranya, juga tidak ada keseragaman pandangan.

b) Dasar pandangan adanya penginjilan terhadap orang mati ini dan jawabannya.

1. Tidak adil kalau ada orang yang harus masuk neraka tanpa pernah mendengar Injil.

Jawab:

Allah tidak pernah mempunyai kewajiban untuk membuat setiap orang mendengar Injil. Kalau kita bisa mendengar Injil, itu karena kasih karunia Allah, dan Ia tidak wajib memberikan kasih karuniaNya kepada seadanya orang. Allah tidak wajib berlaku sama rata terhadap semua orang.

Bdk. Mat 20:13-15 - (13) Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? (14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. (15) Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?”.

Jadi, Allah tetap adil kalau ia membuang orang-orang berdosa ke neraka tanpa memberi mereka kesempatan untuk mendengar Injil. Kepada orang-orang yang diselamatkan, Allah memberikan kemurahan / belas kasihan, sedangkan kepada orang-orang yang dibinasakan, Allah memberikan keadilan. Tidak ada orang yang mendapatkan ketidak-adilan.

2. Text-text Kitab Suci, khususnya 1Pet 3:18-20 dan 1Pet 4:6.

1Pet 3:18-20 - (18) Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, (19) dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, (20) yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.

1Pet 4:6 - Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.

Kedua text ini dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Kristus turun ke SHEOL / HADES, dan memberitakan Injil di sana.

Jawab:

a. Kedua text di atas termasuk dalam golongan ayat-ayat tersukar dalam seluruh Kitab Suci, dan ini terlihat dari banyaknya penafsiran yang berbeda-beda / saling bertentangan tentang text-text ini. Kalau suatu ajaran hanya mempunyai dasar ayat-ayat yang sukar seperti ini, maka ajaran itu perlu diragukan.

b. Kalaupun text-text ini digunakan untuk mengatakan bahwa orang-orang di SHEOL / HADES bisa mendengar Injil, jelas bahwa itu hanya berlaku untuk orang-orang jaman Perjanjian Lama, bahkan orang-orang pada jaman Nuh (ay 20).

c. Arti text-text ini menurut saya:

1Pet 3:18-20 menunjukkan bahwa orang-orang itu diinjili oleh Yesus melalui Nuh, dan itu terjadi pada saat mereka masih hidup. Mereka disebut roh-roh yang di dalam penjara, karena pada saat Petrus menuliskan suratnya ini, mereka sudah mati dan sudah ada di dalam neraka.

1Pet 4:6 persamaan dengan 1Pet 3:18-20, tetapi juga merupakan kebalikan / kontrasnya. ama dengan dalam 1Pet 3:18-20, orang-orang ini juga diinjili pada saat mereka masih hidup. Mereka disebut orang-orang mati, karena pada saat surat ini ditulis, mereka sudah mati. Tetapi berbeda / kontras dengan dalam 1Pet 3:18-20 dimana orang-orang itu menolak pemberitaan Injil itu, maka dalam 1Pet 4:6 itu orang-orang itu menerima pemberitaan Injil itu dan mereka diselamatkan.

Catatan: kalau saudara mau membaca pembahasan lengkap / mendetail tentang penafsiran dari kedua text sukar di atas, bacalah buku saya yang berjudul Penginjilan terhadap orang mati, jilid 2.

3. Text-text yang menunjukkan bahwa hanya ketidak-percayaan seseorang, atau penolakan seseorang terhadap Kristuslah yang menyebabkan ia masuk neraka.

Yoh 3:18,36 - (18) Barangsiapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. ... (36) Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya..

Yoh 8:24 - Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu..

2Tes 2:12 - supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.

Wah 21:8 - Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua..

Jawab: Louis Berkhof mengatakan (hal 693) bahwa text-text ini hanya menunjukkan bahwa iman kepada Kristus merupakan jalan keselamatan, tetapi tidak menunjukkan bahwa penolakan terhadap Kristus merupakan satu-satunya dasar penghukuman. Dosalah yang merupakan dasar mengapa seseorang layak menerima hukuman, apakah itu dosa yang dilakukan orang itu sendiri (actual sins), atau bahkan dosa asal.

Louis Berkhof: Man is lost by nature, and even original sin, as well as actual sins, makes him worthy of condemnation. The rejection of Christ is undoubtedly a great sin, but is never represented as the only sin that leads to destruction (= Manusia terhilang secara alamiah, dan bahkan dosa asal, maupun dosa sungguh-sungguh / yang dilakukan orang itu sendiri, membuatnya layak untuk penghukuman. Tak diragukan bahwa penolakan terhadap Kristus merupakan dosa yang besar, tetapi itu tidak pernah digambarkan sebagai satu-satunya dosa yang membimbing pada kehancuran) - Systematic Theology, hal 693.

c) Hal-hal lain yang menunjukkan ketidak-mungkinan pandangan ini.

1. Nasib seseorang ditentukan berdasarkan apa yang ia lakukan dalam hidupnya di dunia ini, bukan berdasarkan apa yang ia lakukan dalam intermediate state.

2Kor 5:10 - Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Perhatikan kata-kata yang saya garis bawahi itu, yang diterjemahkan secara berbeda oleh Kitab Suci bahasa Inggris.

KJV: in his body (= dalam tubuhnya).

RSV/NIV/NASB: in the body (= dalam tubuh).

Dalam bahasa Yunani memang digunakan kata SOMA, yang artinya adalah tubuh.

Ini ayat yang sangat jelas dan kuat dalam persoalan ini. Penghakiman Kristus nanti tergantung hanya pada apa yang dilakukan seseorang dalam hidupnya / dalam tubuhnya, bukan pada apa yang dilakukannya setelah ia mati / ada di luar tubuhnya.

Jadi, seandainya orang mati itu bisa diinjili, dan seandainya orang mati itu bisa bertobat dan percaya kepada Yesus, maka pertobatannya / imannya itu tetap tidak akan diperhitungkan dalam penghakiman akhir jaman. Yang diperhitungkan hanyalah tindakan-tindakannya selama ia berada dalam tubuhnya.

Louis Berkhof: It (Scripture) also invariably represents the coming final judgment as determined by the things that were done in the flesh, and never speaks of this as dependent in any way on what occurred in the intermediate state [= Itu (Kitab Suci) juga selalu menggambarkan bahwa penghakiman terakhir nanti ditentukan oleh hal-hal yang dilakukan dalam daging, dan tidak pernah berbicara bahwa hal ini tergantung dengan cara apapun pada apa yang terjadi pada intermediate state (saat antara kematian seseorang dan kedatangan Yesus yang kedua-kalinya)] - Systematic Theology, hal 693.

Hal ini terlihat dengan jelas dari cerita tentang Lazarus dan orang kaya dalam Lukas 16:19-31. Dalam cerita itu jelas sekali bahwa orang kaya itu menyesal, tetapi penyesalan itu sama sekali tidak berguna, karena itu merupakan tindakan yang terjadi setelah kematiannya / di luar tubuh!

Illustrasi: kalau seseorang menghadapi ujian, maka ia mempunyai waktu untuk belajar dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tersebut. Kalau ternyata ia menyia-nyiakan kesempatan itu, dan baru menyesal akan kemalasannya dan mulai rajin belajar setelah ujian, maka penyesalan dan kerajinannya itu tidak akan mempengaruhi nilai ujiannya, karena semua itu terjadi setelah ujian. Apa yang mempengaruhi nilai ujiannya hanyalah apa yang ia lakukan sebelum ujian!

Masa belajar bagi kita adalah hidup yang sekarang ini. Apapun yang kita lakukan dalam hidup ini mempengaruhi hidup yang akan datang. Tetapi apapun yang kita lakukan setelah kita mati, tidak akan mempengaruhi nilai ujian kita!

William Hendriksen: it will become clear that the one great truth here emphasized is that once a person has died, his soul having been separated from his body, his condition, whether blessed or doomed, is fixed forever. There is no such thing as a second chance (= akan menjadi jelas bahwa satu kebenaran besar / agung yang ditekankan di sini adalah bahwa sekali seseorang telah mati, setelah jiwanya terpisah dari tubuhnya, kondisinya, apakah diberkati atau dikutuk, tetap selama-lamanya. Tidak ada hal yang disebut kesempatan kedua) - hal 785.

2. Kitab Suci menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak pernah mendengar Injil akan masuk neraka.

Yehezkiel 3:18 - “Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! - dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.

Roma 2:12 - Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.

Kalau orang yang tidak mempunyai hukum Taurat dikatakan akan binasa tanpa hukum Taurat, artinya ia tidak akan dihakimi berdasarkan hukum Taurat, tetapi dihakimi berdasarkan suara hati / hati nurani mereka (bdk. Roma 2:14-15), tetapi mereka tetap akan binasa. Maka bisalah disimpulkan bahwa orang yang tidak mempunyai Injil atau tidak pernah mendengar Injil akan binasa tanpa Injil, artinya mereka tidak akan dihakimi berdasarkan Injil, tetapi mereka tetap akan binasa.

Ro 10:13-14 - (13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?.

Text ini memberikan suatu rangkaian: orang yang berseru kepada Tuhan akan selamat, tetapi bagaimana bisa berseru kalau tidak percaya, dan bagaimana bisa percaya kalau tidak pernah mendengar, dan bagaimana bisa mendengar kalau tidak ada yang memberitakan? Kalau rangkaian ini dibalik, maka akan didapatkan: kalau tidak ada yang memberitakan, maka orangnya tidak bisa mendengar. Kalau orangnya tidak mendengar, ia tidak bisa percaya. Kalau ia tidak percaya, ia tidak bisa berseru. Dan kalau ia tidak berseru maka ia tidak bisa selamat. Jadi kalau tidak ada yang memberitakan Injil kepadanya, ia tidak bisa selamat!


Jadi, semua ayat-ayat di atas ini menunjukkan bahwa orang yang tidak pernah mendengar Injil akan mati dalam dosanya / masuk neraka.

3. Ada ayat-ayat Kitab Suci yang jelas menunjukkan ketidak-mungkinan bagi seseorang untuk mendengar Injil setelah mati.

Mazmur 88:11-13 - (11) Apakah Kaulakukan keajaiban bagi orang-orang mati? Masakan arwah bangkit untuk bersyukur kepadaMu? Sela. (12) Dapatkah kasihMu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaanMu di tempat kebinasaan? (13) Diketahui orangkah keajaiban-keajaibanMu dalam kegelapan, dan keadilanMu di negeri segala lupa?.

Yesaya 38:18-19 - (18) Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepadaMu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaanMu. (19) Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepadaMu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaanMu kepada anak-anaknya”.

4. Kepercayaan bahwa orang mati masih bisa diinjili dan bisa bertobat / percaya kepada Kristus menghancurkan semangat penginjilan.

Kalau setelah mati orang masih bisa diinjili, apalagi kalau setelah mati orang diinjili oleh Yesus sendiri, untuk apa sekarang kita / orang-orang kristen memberitakan Injil? Kepercayaan seperti itu sangat bertentangan dengan ayat-ayat Perjanjian Baru yang menunjukkan bahwa rasul-rasul dan orang Kristen abad pertama mati-matian memberitakan Injil, bahkan pada saat mereka diancam dengan hukuman mati, yang menunjukkan betapa urgentnya / mendesaknya pemberitaan Injil itu.


5. Kitab Suci mengatakan bahwa setelah kematian hanya ada penghakiman, tidak ada kesempatan mendengar Injil / bertobat lagi.

Ibrani 9:27 - Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.

Intermediate State 4 (Hades). -Bersambung-
Next Post Previous Post