Intermediate State 3 (Annihilation)

Oleh:PDT.BUDI ASALI, M.DIV.
Intermediate State 3
Annihilation (= Pemusnahan).

1) Louis Berkhof (hal 690) mengatakan bahwa ajaran ini mempunyai beberapa bentuk:

a) Manusia diciptakan sebagai mahluk yang immortal, tetapi kalau ia terus hidup dalam dosa, maka Allah mencabut immortality itu, dan setelah mati ia akhirnya dimusnahkan sehingga tidak mempunyai keberadaan lagi, atau setelah mati ia tidak mempunyai kesadaran untuk selama-lamanya, dan ini sebetulnya tidak terlalu berbeda dengan non-existence (tak mempunyai keberadaan).

b) Manusia sebetulnya tidak mempunyai immortality, tetapi bagi yang percaya kepada Kristus lalu diberikan immortality itu. Sedangkan orang yang tidak percaya akhirnya musnah atau kehilangan kesadaran secara total untuk selama-lamanya.

c) Ada juga yang mempercayai bahwa orang-orang jahat akan mengalami hukuman dalam kehidupan yang akan datang, tetapi hanya bersifat sementara, dan sesudah itu mereka dimusnahkan.

2) Dasar Kitab Suci mereka dan jawabannya:

a) Kitab Suci mengatakan bahwa hanya Allah yang mempunyai immortality / ketidak-bisa-binasaan.

1Tim 6:16 - “Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. BagiNyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.

KJV: Who only hath immortality (= Yang adalah satu-satunya yang mempunyai kekekalan / ketidak-bisa-binasaan).

Ini sudah dibahas dalam pelajaran yang lalu, dan tidak akan saya ulang di sini.

b) Kitab Suci tidak pernah mengatakan adanya immortality dari jiwa manusia secara umum, tetapi hanya bagi orang-orang percaya saja.

Yohanes 10:27-28 - (27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu.

Yohanes 17:3 - Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Roma 2:7 - yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan.

Ro 6:22-23 - (22) Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. (23) Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Galatia 6:8 - Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

Jawab:

Kitab Suci memang berbicara tentang pemberian hidup kekal kepada orang-orang percaya, tetapi ini tidak berarti bahwa Kitab Suci mengajarkan bahwa orang-orang yang tidak percaya akan musnah.

c) Kitab Suci mengancam orang-orang berdosa dengan kehancuran / kematian, yang ditafsirkan sebagai pemusnahan.

Matius 7:13 - Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya.

Matius 10:28 - Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.

Yohanes 3:16 - Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Roma 6:23 - Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Roma 8:13 - Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

2Tesalonika 1:9 - Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya.

Jawab:

Kata-kata mati, hancur, dihancurkan, binasa, dibinasakan, maut dsb, kalau ditujukan kepada manusia tidak pernah boleh diartikan sebagai dimusnahkan.

Bandingkan dengan:

1. Wahyu 21:8 - Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua..

Para Saksi Yehuwa mengatakan bahwa yang dimaksud dengan neraka adalah kematian yang kedua (musnah), sedangkan kita berpendapat bahwa kematian yang kedua berarti masuk neraka selama-lamanya.

2. 2Tesalonika 1:9 - Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya.

Ayat ini menunjukkan bahwa hukuman kebinasaan selama-lamanya itu maksudnya dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya. Kalau manusia itu dimusnahkan, apanya yang dijauhkan dari hadirat Tuhan?

3) Argumentasi-argumentasi yang menentang pandangan ini.

a) Kitab Suci mengajarkan bahwa orang-orang percaya maupun orang-orang yang tidak percaya akan terus ada selama-lamanya.

Pkh 12:7 - dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.

Matius 25:46 - Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal..

Roma 2:8,10 - (8) tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. ... (10) tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.

b) Kitab Suci mengajarkan adanya tingkat-tingkat hukuman yang berbeda bagi orang-orang yang tidak percaya, dan ini memang sesuai dengan keadilan Allah yang menghukum setiap orang sesuai dengan dosanya.

Matius 11:20-24 - (20) Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizatNya: (21) Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. (22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. (23) Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. (24) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu..

Lukas 12:47-48 - (47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut..

Tingkat-tingkat hukuman itu tidak mungkin ada kalau mereka dimusnahkan, dan pemusnahan seperti ini ini tidak bisa menunjukkan keadilan Allah.

c) Annihilation / pemusnahan bukanlah hukuman.

1. Tidak ada yang perlu ditakuti dari pemusnahan, dan ini akan mendorong orang-orang untuk berbuat jahat.

1Kor 15:32b - Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.

2. Bagi orang-orang yang lelah / bosan hidup, pemusnahan bahkan lebih merupakan berkat dari pada hukuman.

d) Kitab Suci secara sangat jelas mengajarkan adanya hukuman kekal bagi orang-orang yang tidak percaya.

Misalnya:

1. Mat 25:41,46 - (41) Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. ... (46a) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, ....

2. Wahyu 14:11 - Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.

3. Wahyu 20:10 - dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.

Sedangkan hukuman yang hanya bersifat sementara, jelas bertentangan dengan:

a. Kata-kata api yang tidak terpadamkan’ (Mat 3:12b Mark 9:43b,48).

b. Kata-kata api yang kekal’ (Matius 25:41 Yudas 7).

c. Kata-kata siksaan yang kekal’ (Matius 25:46).

d. Kata-kata siang malam tidak henti-hentinya (Wahyu 14:11).

e. Kata-kata siang malam sampai selama-lamanya (Wahyu 20:10).

f. Kata-kata ulat-ulatnya tidak akan mati’ (Mark 9:44,46,48).

g. Tidak bisanya orang kaya menyeberang ke surga karena adanya jurang yang tidak terseberangi.

Luk 16:26 - Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.

William G.T. Shedd: Had Christ intended to teach that future punishment is remedial and temporary, he would have compared it to a dying worm, and not to an undying worm; to a fire that is quenched, and not to an unquenchable fire (= Andaikata Kristus bermaksud untuk mengajar bahwa hukuman yang akan datang itu bersifat memperbaiki dan sementara, Ia akan membandingkannya dengan ulat yang bisa mati, dan bukannya dengan ulat yang tidak bisa mati; dengan api yang bisa padam, dan bukannya dengan api yang tidak dapat dipadamkan) - Shedds Dogmatic Theology, vol II, hal 681.

Jawaban dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh:

Penafsiran mereka tentang kata kekal / selama-lamanya:

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: Perjanjian Baru menggunakan istilah kekal dan selama-lamanya. Istilah ini merupakan terjemahan dari Yunani AIONIOS, diterapkan kepada Tuhan dan juga kepada manusia. Untuk menghindarkan salah pengertian, seseorang harus mengingat bahwa AIONIOS adalah istilah relatif; maknanya ditentukan oleh obyek yang diterangkannya. Jadi, apabila Kitab Suci menggunakan kata AIONIOS (selama-lamanya, kekal) mengenai Allah, itu berarti bahwa Ia memiliki eksistensi yang baka - karena Tuhan itu abadi. Tetapi apabila kata ini digunakan untuk manusia yang fana atau makhluk yang dapat binasa, maka yang dimaksudkannya ialah selama orang itu hidup atau benda itu masih ada. ... Apabila hal itu berkaitan dengan Tuhan, maka maknanya adalah mutlak - karena Tuhan itu kekal; apabila itu berkaitan dengan manusia yang fana, maka maknanya terbatas” - Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 427,428.

Tanggapan saya:

(a) Apa dasarnya untuk membedakan istilah itu pada saat diterapkan kepada Allah dan kepada manusia? Memang tidak diragukan bahwa kata kekal atau selama-lamanya sering digunakan dalam arti yang terbatas. Tetapi menurut saya, yang menentukan adalah kontext, bukan apakah kata itu diterapkan kepada Allah atau manusia.

(b) Bagaimana kalau istilah itu diterapkan kepada api, setan dsb?

(c) Mengapa kalau orang percaya dikatakan mendapat hidup kekal kok dianggap betul-betul kekal? Mengapa dibedakan penafsiran kata kekal itu untuk hukuman / siksaan kekal dan untuk hidup kekal?

Catatan: Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh memang menafsirkan bahwa pada waktu Kitab Suci mengatakan bahwa orang percaya mendapatkan hidup kekal, maka kata kekal betul-betul berarti kekal secara mutlak.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: Yang dimaksudkan-Nya dengan kehidupan yang kekal (yang akan dinikmati orang yang benar) akan berlangsung dari abad-abad kekekalan, yang abadi dan tidak berkesudahan - Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 427.

Padahal dalam kutipan di atas mereka berkata bahwa kalau kata itu ditujukan untuk manusia, maka artinya adalah kekal yang terbatas. Bukankah ini menunjukkan bahwa kata-kata mereka saling bertentangan?

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: Yudas 7, sekadar contoh, mengatakan bahwa Sodom dan Gomora menderita siksaan api kekal. Namun demikian kota-kota itu toh tidak terbakar sampai sekarang ini. Petrus mengatakan bahwa api itu membakar kota tersebut menjadi debu, menghukum mereka dengan kebinasaan (2Ptr 2:6). Api kekal membakar sampai tidak ada lagi yang tersisa, dan sesudah itu padam (lihat juga Yer 17:27; 2Taw 36:19). Begitu pula Kristus mengirimkan orang jahat masuk ke dalam api kekal (Mat 25:41), api itu akan membakar orang jahat dengan api yang tidak terpadamkan (Mat 3:12). Api itu padam bila tidak ada lagi sesuatu yang akan dibakarnya - Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 427.

Yudas 7 - sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.

2Pet 2:6 - dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian.

Tanggapan saya:

Tentang Yudas 7 dan 2Pet 2:6 ada perbedaan. Yang 2Pet 2:6 memang menunjuk pada penghancuran Sodom dan Gomora dengan hujan api dan belerang. Tetapi yang Yudas 6 menunjuk pada masuknya orang-orang Sodom dan Gomora ke dalam neraka. Jadi, api kekal dalam Yudas 6 betul-betul menunjuk pada api yang kekal.

Yeremia 17:27 - Tetapi apabila kamu tidak mendengarkan perintahKu untuk menguduskan hari Sabat dan untuk tidak masuk mengangkut barang-barang melalui pintu-pintu gerbang Yerusalem pada hari Sabat, maka di pintu-pintu gerbangnya Aku akan menyalakan api, yang akan memakan habis puri-puri Yerusalem, dan yang tidak akan terpadamkan..

Tanggapan saya:

(a) Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris.

KJV: and it shall not be quenched (= dan itu tidak akan dipadamkan).

RSV: and shall not be quenched (= dan tidak akan dipadamkan).

NIV: ‘an unquenchable fire’ (= suatu api yang tidak bisa dipadamkan).

NASB: ‘and not be quenched’ (= dan tidak akan dipadamkan).

Dalam bahasa Ibraninya kata-katanya hanyalah tidak akan dipadamkan, bukannya tidak bisa padam seperti dalam terjemahan NIV. Api yang tidak dipadamkan memang bisa saja padam sendiri. Ini berbeda dengan ungkapan dalam Perjanjian Baru tentang api neraka yang dikatakan tidak bisa padam.

Mat 3:12b - ... debu jerami itu akan dibakarnya dengan api yang tidak terpadamkan”.

KJV/RSV/NIV/NASB: unquenchable fire (= api yang tidak bisa dipadamkan).

Bandingkan dengan ayat paralelnya dalam Lukas 3:17 yang juga menggunakan kata yang sama.

(b) Kitab Suci jelas mengatakan api yang tidak bisa padam, dan ulat yang tidak bisa mati (Mark 9:43-48 Matius 3:12), tetapi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menafsirkan bahwa apinya akan padam kalau sudah tak ada lagi sesuatu yang dibakar.

Markus 9:43-48 - (43) Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (44) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (45) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (46) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (47) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, (48) di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.

Catatan: sekalipun ay 44 dan ay 46 diletakkan dalam tanda kurung tegak, yang menunjukkan bahwa ayat-ayat itu diragukan keasliannya, tetapi ay 48, yang bunyinya boleh dikatakan persis sama, tidak berada dalam tanda kurung tegak.

Mat 3:12b - ... debu jerami itu akan dibakarnya dengan api yang tidak terpadamkan”.

KJV/RSV/NIV/NASB: unquenchable fire (= api yang tidak bisa dipadamkan).

Contoh lain yang mereka berikan adalah Yes 34:9-10 (Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 428).

Yesaya 34:9-10 - (9) Sungai-sungai Edom akan berubah menjadi ter, dan tanahnya menjadi belerang; negerinya akan menjadi ter yang menyala-nyala. (10) Siang dan malam negeri itu tidak akan padam-padam, asapnya naik untuk selama-lamanya. Negeri itu akan menjadi reruntuhan turun-temurun, tidak ada orang yang melintasinya untuk seterusnya.


Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: Edom telah dibinasakan, akan tetapi tidak terus menyala sampai sekarang. Kata selama-lamanya di sini digunakan untuk menyatakan sampai kehancuran itu sempurna betul - Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 428.

Mereka lalu mengutip Kel 21:6 1Samuel 1:22 Yun 2:6 Filemon 15 Mazmur 92:7 dimana kata selama-lamanya digunakan dalam arti terbatas.

Kel 21:6 - maka haruslah tuannya itu membawanya menghadap Allah, lalu membawanya ke pintu atau ke tiang pintu, dan tuannya itu menusuk telinganya dengan penusuk, dan budak itu bekerja pada tuannya untuk seumur hidup”.

KJV: for ever (= selama-lamanya).

1Sam 1:22 - Tetapi Hana tidak ikut pergi, sebab katanya kepada suaminya: Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya..

KJV: for ever (= selama-lamanya).

Yunus 2:6 - di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.

Filemon 15 - Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya”.

Mazmur 92:8 - Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya”.

Tanggapan saya:

Seperti sudah saya katakan di atas, memang tidak diragukan bahwa kata kekal atau selama-lamanya sering digunakan dalam arti yang terbatas, seperti dalam ayat-ayat yang mereka gunakan di atas ini. Yang menentukan apakah kata kekal atau selama-lamanya itu harus diartikan dalam arti mutlak atau dalam arti terbatas, adalah kontext dari ayat itu.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: Sekali orang jahat - Setan, malaikat-malaikat jahat umat yang tidak bertobat - dibinasakan oleh api, baik akar maupun cabangnya, maka tidak ada guna lagi maut maupun hades (baca bab 25). Ini juga akan dibinasakan Tuhan selama-lamanya (Why 20:14) - Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 428.

Wahyu 20:14 - Lalu maut dan kerajaan maut (Yunani: HADES) itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.

Tanggapan saya:

HADES dalam Wahyu 20:14 mungkin berarti kuburan / keadaan kematian, bukan neraka! Dan ayat itu hanya berarti bahwa setelah saat itu tidak ada lagi kematian. Yang ada hanyalah kematian yang kedua, dan ini berbeda dengan kematian yang dimusnahkan itu.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: Oleh karena itu, Alkitab menjelaskan dengan tandas, bahwa hukuman, bukan penghukuman, yang kekal - adalah kematian yang kedua. Setelah hukuman ini tidak akan ada lagi kebangkitan; efeknya adalah kekal - Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 428.

Tanggapan saya:

Saya tidak mengerti mengapa mereka membedakan hukuman dan penghukuman. Tetapi yang saya tekankan adalah bagian akhir dari kutipan di atas.

Kitab Suci menggunakan istilah siksaan yang kekal dan disiksa siang malam sampai selama-lamanya, dsb, dan ini tidak mungkin diartikan bahwa mereka sekedar dimusnahkan, dan efeknya kekal, sehingga tak ada lagi kebangkitan.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: Apabila Kristus berbicara mengenai siksaan yang kekal maka yang dimaksudkan-Nya bukanlah hukuman yang kekal. ... hukuman (bagi orang jahat) akan abadi juga - yang dimaksudkan bukanlah ketahanan yang abadi dengan kesadaran yang sempurna dan bersifat final. Tamatnya orang-orang yang mengalami siksa kematian yang kedua itu. Kematian ini untuk selama-lamanya, karena dari situ tidak akan ada lagi dan tidak akan dapat lagi kebangkitan yang bagaimanapun. Apabila Alkitab berbicara darihal kelepasan yang kekal (Ibr 9:12) dan hukuman kekal (Ibr 6:2), yang ditunjukkannya ialah akibat yang kekal dari penebusan dan penghakiman - bukanlah proses yang berkelanjutan tidak ada akhirnya dari penebusan dan penghakiman. Dengan cara yang sama, apabila yang dibicarakan mengenai hukuman yang abadi dan kekal, yang dimaksudkannya ialah hasil akhir dan bukan proses penghukuman itu. Kematian orang jahat itu merupakan kematian yang akhir dan selama-lamanya - Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 427.

Ibrani 9:12 - dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darahNya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal”.


Ibrani 6:2 - yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal”.

Tanggapan saya:

(a) Kata-kata mereka ini jelas tidak cocok dengan:

Wahyu 14:11 - Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.

KJV: they have no rest day nor night (= mereka tidak mendapat istirahat pagi atau malam).

Wah 20:10 - dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.

(b) Pengontrasan mereka tentang Ibrani 9:12 dan Ibr 6:2 justru salah. Seharusnya diperhatikan bahwa kalau Ibr 9:12 mengatakan bahwa orang-orang percaya mendapatkan kelepasan yang kekal, itu berarti mereka tidak mungkin dihukum sampai selama-lamanya. Di sini kata selama-lamanya / kekal digunakan dalam arti mutlak, bukan dalam arti terbatas. Maka demikian juga dengan kata kekal dalam Ibrani 6:2.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: Pandangan mengenai sifat Tuhan diputarbalikkan karena perbuatan jemaat ini, dan doktrin purgatori (api penyucian) dan siksaan yang kekal telah membuat orang menolak kekristenan” - Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, hal 191.

Tanggapan saya:

(a) Mereka bicara tanpa dasar apapun. Mana buktinya bahwa ajaran tentang siksaan kekal menyebabkan orang menolak kekristenan?

(b) Doktrin tentang api penyucian (yang sifatnya sementara) justru sesuai / mirip dengan ajaran mereka tentang siksaan terbatas. Mengapa mereka menyerang doktrin ini? Apakah itu bukannya menampar muka mereka sendiri? Saya sendiri menolak kedua ajaran ini.
INTERMEDIATE STATE 3 (ANNIHILATION).

-Bersambung-
Next Post Previous Post