1 KORINTUS 12:7-11 (KARUNIA ORANG KRISTEN BERASAL DARI ALLAH)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
KARUNIA ORANG KRISTEN BERASAL DARI ALLAH.1Korintus 12:7-11 - “(7) Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. (8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.”.
1 KORINTUS 12:7-11 (KARUNIA ORANG KRISTEN BERASAL DARI ALLAH)
bisnis, gadget, otomotif

Pengantar:

I) Tiap orang Kristen pasti mempunyai karunia.

1) 1Korintus 12: 7: ‘kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh’.

Kata-kata ‘tiap-tiap orang’ bukan berarti ‘semua / setiap manusia’, tetapi berarti ‘semua / setiap orang Kristen yang sejati’. Ini terlihat dengan jelas karena dalam ay 12 dst Paulus menggambarkan mereka itu sebagai anggota-anggota tubuh Kristus.

1Korintus 12: 12: “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.”.

Jadi, berbeda dengan ‘bakat’ yang ada pada setiap orang sejak ia lahir, maka ‘karunia’ hanya ada pada orang kristen sejati, dan baru ada sejak ia percaya kepada Yesus.

Memang ‘karunia’ bisa berasal dari ‘bakat’ yang diubahkan oleh Tuhan menjadi karunia. Misalnya, orang yang mempunyai bakat menyanyi lalu diberi karunia menyanyi pada saat ia bertobat. Tetapi kadang-kadang karunia itu merupakan sesuatu yang sama sekali baru dalam hidup orang itu. Misalnya karunia bahasa roh, kesembuhan, dsb. Tentu tidak ada keharusan bahwa seorang ahli bahasa yang bertobat akan menerima karunia bahasa Roh, ataupun seorang dokter yang bertobat akan menerima karunia kesembuhan.

2) Tidak ada orang Kristen yang tidak mempunyai karunia sehingga ia tidak dibutuhkan dalam gereja. Karena itu, jangan sekali-kali menolak untuk melayani Tuhan dengan alasan bahwa saudara tidak mempunyai karunia sama sekali! Mengatakan ‘saya tak bisa melayani Tuhan’ atau ‘saya tidak mempunyai karunia’, pada hakekatnya sama dengan berkata ‘saya adalah orang kafir’ atau ‘saya bukan orang Kristen’.

Sebaliknya, juga tidak ada orang kristen yang mempunyai semua karunia yang ada sehingga ia tidak membutuhkan kerja sama dengan orang kristen yang lain (bdk. 1Korintus 12: 21).

Calvin (tentang 1Korintus 12: 11): “no one has so much as to have enough within himself, so as not to require help from others.” [= tak seorangpun mempunyai begitu banyak sehingga mempunyai cukup dalam dirinya sendiri sehingga tidak membutuhkan bantuan orang-orang lain.].

Calvin (tentang 1Korintus 12: 11): “The Spirit of God, therefore, distributes them among us, in order that we may make all contribute to the common advantage. To no one does he give all, lest any one, satisfied with his particular portion, should separate himself from others, and live solely for himself.” [= Karena itu, Roh Allah membagikan karunia-karunia itu di antara kita, supaya kita bisa membuat semua itu menyumbang pada keuntungan bersama. Tak ada orang kepada siapa Ia memberi semua karunia, supaya jangan siapapun, karena puas dengan bagian khususnya, memisahkan dirinya dari orang-orang lain, dan hidup sendirian untuk dirinya sendiri.].

Semua ini menunjukkan bahwa Tuhan memang ingin semua orang Kristen berpartisipasi dan bekerja sama dalam melayani Dia!

3) Setiap orang Kristen mempunyai karunia-karunia yang berbeda.

1Korintus 12: 8-11: “(8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan Mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. (11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.”.

Ini menyebabkan selalu ada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan tetapi yang bisa dilakukan oleh orang kristen yang lain, dan hal ini makin menunjukkan perlunya kita bekerja sama dengan orang kristen yang lain.

Sekarang mari kita membahas contoh-contoh karunia dalam 1Korintus 12: 8-10 itu satu persatu:

a) Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat (1 Korintus 12:8a), dan karunia untuk berkata-kata dengan pengetahuan (1Korintus 12: 8b).

KJV: ‘the word of wisdom ... the word of knowledge’ [= kata hikmat ... kata pengetahuan].

Catatan: kata ‘word’ [= kata] diterjemahkan dari kata Yunani LOGOS. Jadi, memang terjemahan yang benar adalah ‘kata’ (KJV) bukan ‘berkata-kata’ (TB).

Ada bermacam-macam pandangan tentang apa yang dimaksudkan dengan kedua istilah / karunia ini.

UBS New Testament Handbook Series mengatakan bahwa perbedaan keduanya tidak jelas bagi kita, dan dalam ayat ini Paulus memang tidak terlalu peduli dengan perbedaan yang persis antara karunia-karunia itu, tetapi lebih peduli pada fakta bahwa semua karunia-karunia itu datang dari satu Roh yang sama.

Ada yang menafsirkan bahwa ‘kata hikmat’ sekedar berarti ‘hikmat’, dan ‘kata pengetahuan’ sekedar berarti ‘pengetahuan’. Saya tak setuju dengan penafsiran ini karena:

1. Menurut saya baik hikmat maupun pengetahuan bukanlah karunia dalam arti karunia untuk melayani, yang sedang dibahas oleh Paulus di sini.

2. Kalau yang dimaksudkan adalah ‘hikmat’ dan ‘pengetahuan’ mengapa Paulus menggunakan istilah ‘kata hikmat’ dan ‘kata pengetahuan’?

Pulpit Commentary kelihatannya menganggap bahwa ‘kata hikmat’ menunjuk pada pemberitaan Injil, sedangkan ‘kata pengetahuan’ menunjuk pada pengajaran Firman Tuhan.

Charles Hodge mengatakan bahwa tidak mudah untuk menentukan perbedaan antara kedua karunia ini. Ia sendiri beranggapan bahwa ‘kata hikmat’ menunjuk pada ‘Injil’, sedangkan ‘kata pengetahuan’ menunjuk pada karunia dari seorang pengajar. Ini menjadi sama seperti pandangan dari Pulpit Commentary di atas.

Catatan: perlu diperhatikan bahwa karunia memberitakan Firman Tuhan selalu diletakkan di tempat teratas dalam daftar karunia (bdk. 1Korintus 12: 28-30 Roma 12:6-8 bdk. 1Korintus 14:1), dan karena itu jelaslah bahwa ini adalah karunia yang paling penting!

b) Karunia iman (ay 9a).

Yang dimaksud dengan ‘iman’ di sini, pasti bukan ‘saving faith’ [= iman yang menyelamatkan], karena ‘saving faith’ harus dimiliki oleh semua orang Kristen yang sejati,

sedangkan karunia iman di sini hanya dimiliki oleh orang-orang Kristen tertentu.


Tentang apa artinya ‘iman’ di sini, ada beberapa pandangan:

1. Iman mujijat.

2. Iman seperti dalam Ibrani 11:33-40.

3. Iman dalam doa (bdk. 1Korintus 13:2 Matius 17:19-20).

Barnes’ Notes: “Another shall be distinguished for simple confidence in God; and his endowment is also given by the same Spirit. Many of the most useful people in the church are distinguished mainly for their simple confidence in the promises of God; and often accomplish more by prayer and by their faith in God than others do who are distinguished for their wisdom and learning. Humble piety and reliance in the divine promises, and that measure of ardor, fearlessness, and zeal which result from such confidence; that belief that all obstacles must be and will be overcome that oppose the gospel; and that God will secure the advancement of his cause, will often do infinitely more in the promotion of his kingdom than the most splendid endowments of learning and talent.” [= Yang lain akan dibedakan karena keyakinan yang sederhana kepada Allah; dan pemberian ini juga diberikan oleh Roh yang sama. Banyak dari orang-orang yang paling berguna dalam gereja dibedakan, terutama karena keyakinan mereka yang sederhana pada janji-janji Allah; dan sering mencapai lebih banyak oleh doa dan iman mereka kepada Allah, dari pada yang dilakukan oleh orang-orang lain, yang dibedakan karena hikmat dan pengetahuan mereka. Kesalehan yang rendah hati dan kebersandaran pada janji-janji ilahi, dan takaran dari gairah, keberanian, dan semangat yang dihasilkan oleh keyakinan seperti itu; kepercayaan bahwa semua halangan yang menentang Injil, pasti dan akan diatasi; dan bahwa Allah akan memastikan kemajuan dari perkara-Nya, sering melakukan jauh lebih banyak dalam kemajuan dari kerajaan-Nya dari pada pemberian-pemberian yang paling bagus dari pengetahuan dan talenta.].

c) Karunia kesembuhan (1Korintus 12: 9b).

d) Karunia untuk mengadakan Mujizat (1Korintus 12: 10a).

1. William Barclay menganggap bahwa karunia melakukan Mujizat ini berarti karunia mengusir setan. Tetapi saya tak setuju dengan pandangan ini.

2. Ada yang membandingkan dengan 2Kor 12:12 di mana rasul-rasul dikatakan bisa melakukan mujijat untuk membuktikan kerasulan mereka.

2Korintus 12:12 - “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.”.

3. Calvin mengatakan bahwa peristiwa dalam Kisah Para Rasul 5:1-11 di mana Petrus ‘membunuh’ Ananias dan Safira, dan juga Kis 13:11 di mana Paulus membutakan mata seorang tukang sihir, merupakan contoh penggunaan karunia Mujizat ini.

e) Karunia bernubuat (1Korintus 12: 10b).

Ada 2 pandangan tentang arti dari karunia bernubuat ini:

1. Ini adalah karunia yang ada pada seorang nabi, yang menyebabkan ia bisa menyampaikan wahyu dari Tuhan.

2. Ini adalah karunia untuk mengerti Kitab Suci, mengajarkannya dan memberikan penerapannya dalam hidup sehari-hari (Calvin).

f) Karunia membedakan roh (1Korintus 12: 10c).

Banyak orang jaman ini menganggap bahwa ini adalah karunia yang menyebabkan pemiliknya bisa mengetahui apakah suatu rumah, benda, dsb, ada roh jahatnya atau tidak. Tetapi kalau kita membaca buku-buku tafsiran, tak seorang penafsir pun mengartikannya seperti itu.

Dalam Kitab Suci, kata ‘roh’ tidak selalu menunjuk pada roh manusia ataupun roh jahat. Misalnya dalam 1Tim 4:1 dan 1Yoh 4:1-3 jelas terlihat bahwa kata ‘roh’ menunjuk pada seorang pengajar firman.

1Timotius 4:1 - “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”.

1Yohanes 4:1-3 - “(1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.”.

Karena itu, boleh dikatakan semua penafsir Kitab Suci menganggap bahwa ‘karunia membedakan roh’ artinya adalah karunia yang menyebabkan seseorang bisa membedakan antara hamba Tuhan yang sejati dan seorang nabi palsu (Calvin), atau antara orang Kristen yang sejati dan orang kristen yang palsu (Adam Clarke), atau antara Mujizat asli dan Mujizat palsu (Adam Clarke).

g) Karunia bahasa roh dan karunia menafsirkan bahasa roh (1Korintus 12: 10d).

Perhatikan bahwa 2 karunia ini selalu diletakkan pada akhir daftar (1Korintus 12: 8-10 1Korintus 12: 28 1Korintus 12: 29-30). Mengapa selalu diletakkan pada akhir daftar? Ada macam-macam jawaban:

1. Itu diletakkan pada akhir daftar, bukan karena itu adalah yang terkecil, tetapi karena itu adalah problem yang sedang dibahas oleh Paulus.

2. Itu diletakkan pada akhir daftar karena itu terlalu dihargai dan dipamerkan oleh orang-orang Korintus (Hodge).

3. Itu diletakkan pada akhir daftar karena itu adalah karunia yang terkecil / terendah!

Saya setuju dengan penafsiran ini, karena karunia bahasa roh memang tidak bisa membangun siapapun (karena tidak ada yang bisa mengertinya), kecuali kalau karunia bahasa roh itu dibarengi dengan adanya karunia penafsiran bahasa roh.

Tentang karunia bahasa Roh, perhatikan kata-kata A. T. Robertson ini.

A. T. Robertson: “It was not mere gibberish or jargon like the modern ‘tongues,’ but in a real language that could be understood by one familiar with that tongue as was seen on the great Day of Pentecost when people who spoke different languages were present. In Corinth, where no such variety of people existed, it required an interpreter to explain the tongue to those who knew it not. Hence, Paul placed this gift lowest of all. It created wonder, but did little real goodness” [= Itu bukan semata-mata ocehan yang tidak bisa dimengerti seperti ‘bahasa Roh’ modern, tetapi dalam suatu bahasa yang sungguh-sungguh yang bisa dimengerti oleh orang yang akrab dengan bahasa Roh itu seperti yang terlihat pada hari besar Pentakosta pada waktu hadir orang-orang yang berbicara dalam bahasa-bahasa yang berbeda. Di Korintus, dimana tak ada bermacam-macam bangsa, dibutuhkan seorang penafsir untuk menjelaskan bahasa Roh itu kepada mereka yang tidak mengertinya. Karena itu Paulus meletakkan karunia ini sebagai yang terendah dari semua. Karunia ini menciptakan keheranan, tetapi hanya membuat sedikit kebaikan.].

Ada sesuatu yang menarik dalam penafsiran A. T. Robertson tentang karunia penafsiran bahasa Roh.

A. T. Robertson: “The interpretation of tongues. HERMEENEIA GLOOSSOON. An old word, here only and 1 Cor 14:26 in the New Testament, from HERMEENEUOO from HERMEES (the god of speech).” [= Penafsiran bahasa Roh. HERMEENEIA GLOOSSOON. Suatu kata kuno, hanya di sini dan 1Korintus 14:26 dalam Perjanjian Baru, dari HERMEENEUOO dari HERMEES (dewa ucapan / kemampuan berbicara).].

Bdk. Kisah Para Rasul 14:12 - “Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara”.

Ini perlu dicamkan oleh orang-orang yang tak mau menggunakan apa pun yang menurut mereka berbau kekafiran dan penyembahan berhala (misalnya orang-orang yang anti Natal yang menganggap Natal / pohon Natal berasal dari penyembahan berhala, dan juga penganut Yahweh-isme yang menganggap kata ‘Allah’ berasal dari nama dewa pra Islam). Kalau mau konsisten dengan pandangan itu, kita harus juga membuang istilah Hermeneutics [= ilmu penafsiran Alkitab].

Apakah ke 9 hal di atas ini merupakan seluruh jumlah karunia yang ada?

Banyak orang yang berdasarkan 1Korintus 12:8-10, yang menyebutkan 9 buah karunia, lalu mengatakan bahwa karunia-karunia yang ada hanya berjumlah 9 buah. Tetapi ini jelas merupakan pandangan yang salah, karena daftar ini jelas tidak mencakup semua karunia yang ada (yang jumlahnya tentu banyak sekali). Bandingkan dengan 1Korintus 12: 28 dan Roma 12:4-8 di mana terlihat adanya karunia-karunia yang lain yang tidak ada di dalam 1Korintus 12: 8-10 ini.

1Korintus 12: 28: “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan Mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.”.

Roma 12:4-8 - “(4) Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, (5) demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. (6) Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. (7) Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; (8) jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.”.

The Bible Exposition Commentary: “The various gifts are named in 1 Cor 12:8-10 and 28, and also in Eph 4:11 and Rom 12:6-8. When you combine the lists, you end up with nineteen different gifts and offices. Since the listing in Romans is not identical with the listing in 1 Corinthians, we may assume that Paul was not attempting to exhaust the subject in either passage. While the gifts named are adequate for the ministry of the church, God is not limited to these lists. He may give other gifts as He pleases.” [= Bermacam-macam karunia disebutkan dalam 1Korintus 12:8-10 dan 28, dan juga dalam Efesus 4:11 dan Roma 12:6-8. Pada waktu engkau mengombinasikan daftar-daftar itu, engkau berakhir dengan / mendapati 19 karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang berbeda. Karena pendaftaran dalam surat Roma tidak identik dengan pendaftaran dalam 1Korintus, kita boleh menganggap bahwa Paulus bukannya sedang berusaha untuk menghabiskan sama sekali pokok ini dalam text yang manapun. Sementara karunia-karunia yang disebutkan cukup untuk pelayanan gereja, Allah tidak terbatas pada daftar-daftar ini. Ia bisa memberikan karunia-karunia lain seperti yang Ia senangi.].

4) Tidak ada satu karuniapun yang harus dimiliki oleh setiap orang kristen.

Jaman sekarang, banyak orang beranggapan bahwa semua orang kristen harus mempunyai karunia bahasa roh. Tetapi pandangan ini jelas sekali bertentangan dengan ay 8-10 dan 1Korintus 12: 29-30 yang jelas menunjukkan bahwa tidak semua orang diberi karunia bahasa roh!

1Korintus 12:8-10,28-30 - “(8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. ... (28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. (29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?”.

II) Semua karunia diberikan oleh Roh Kudus.

1) Semua karunia adalah pemberian dari Roh Kudus.

Dasarnya:

a) 1Korintus 12: 7: ‘penyataan Roh’.

NIV / NASB: ‘the manifestation of the Spirit’ [= manifestasi / perwujudan dari Roh].

Jadi, adanya Roh Kudus dalam diri orang Kristen menimbulkan manifestasi, yaitu adanya karunia-karunia.

b) 1Korintus 12: 8-10 menunjukkan secara jelas bahwa Roh Kuduslah yang memberi karunia-karunia itu.

1Korintus 12: 8-10: “(8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.”.

Catatan: kata ‘Roh’ dan ‘Ia’ dalam 1Korintus 12: 10 sebetulnya tidak ada.

KJV: ‘(8) For to one is given by the Spirit the word of wisdom; to another the word of knowledge by the same Spirit; (9) To another faith by the same Spirit; to another the gifts of healing by the same Spirit; (10) To another the working of miracles; to another prophecy; to another discerning of spirits; to another [divers] kinds of tongues; to another the interpretation of tongues’ [= (8) Karena kepada seseorang diberikan oleh Roh kata hikmat; kepada yang lain kata pengetahuan oleh Roh yang sama; (9) Kepada yang lain iman oleh Roh yang sama; kepada yang lain karunia penyembuhan oleh Roh yang sama; (10) kepada yang lain pengerjaan mujijat-mujijat; kepada yang lain nubuat; kepada yang lain pembedaan roh-roh; kepada yang lain bermacam-macam jenis bahasa Roh; kepada yang lain penafsiran bahasa Roh].

c) 1Korintus 12: 11 mengatakan bahwa ‘semuanya itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan kepada tiap-tiap orang secara khusus, ...’.

Paulus menekankan hal ini untuk:

1. Menghancurkan kesombongan dari orang-orang Kristen yang memiliki karunia-karunia yang hebat-hebat.

Bagaimanapun hebatnya karunia-karunia yang ada pada kita, tidak seharusnya membuat kita menjadi sombong, karena karunia itu adalah pemberian Roh Kudus.

Bdk. 1Korintus 4:7 - “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”.

Sebetulnya, orang-orang Kristen juga tidak boleh meninggikan, apalagi mendewakan, hamba-hamba Tuhan yang mempunyai karunia-karunia yang hebat-hebat. Tetapi kenyataannya, betapa banyaknya orang-orang Kristen mengagung-agungkan hamba Tuhan yang mempunyai karunia-karunia yang hebat-hebat, misalnya Stephen Tong. Ini bukan hanya salah, tetapi juga membahayakan hamba Tuhan itu sendiri, karena bisa menimbulkan kesombongan dalam dirinya!

2. Membuang rasa minder / rendah diri dalam diri orang-orang Kristen yang mempunyai karunia-karunia yang kelihatannya rendah / remeh / kecil / tak berarti.

Barnes’ Notes (tentang 1Korintus 12: 7): “no Christian should be depressed and disheartened, as if he occupied an inferior or unimportant station, since his place has also been assigned him by God; ... That all should be contented, and satisfied with their allotments in the church, and should strive only to make the best use of their talents and endowments;” [= tak seorang Kristenpun harus tertekan atau kecil hati, seakan-akan ia menempati suatu pos / tempat yang lebih rendah atau tidak penting, karena tempatnya juga telah ditetapkan baginya oleh Allah; ... Bahwa semua orang harus puas / senang dengan bagian / pemberian kepada mereka dalam gereja, dan harus berusaha hanya untuk melakukan penggunaan yang terbaik dari talenta-talenta dan pemberian-pemberian mereka;].

Barnes’ Notes (tentang 1 Korintus 12:11): “No man should be depressed, or should despise his own gifts, however humble they may be. In their own place, they may be as important as the higher endowments of others. That God has placed him where he is, or has given less splendid endowments than he has to others, is no fault of his. There is no crime in it; and he should, therefore, strive to improve his ‘one talent,’ and to make himself useful in the rank where he is placed.” [= Tak seorangpun harus tertekan, atau meremehkan karunia-karunianya sendiri, betapapun rendahnya karunia-karunia itu. Di tempat mereka sendiri, mereka bisa sama pentingnya seperti pemberian-pemberian dari orang-orang lain. Bahwa Allah telah menempatkan dia dimana ia ada, atau telah memberinya pemberian-pemberian yang kurang bagus dari pada yang telah Ia berikan kepada orang-orang lain, bukanlah kesalahannya. Tidak ada kejahatan dalam hal itu; dan karena itu, ia harus berusaha untuk memperbaiki / meningkatkan ‘satu talenta’nya, dan membuat dirinya berguna di tempat dimana ia ditempatkan.].

Penerapan:

• Apakah saudara berusaha menggunakan karunia-karunia yang ada pada diri saudara dengan sebaik-baiknya?

• Apakah saudara berusaha meningkatkannya? Memang karunia-karunia yang sifatnya mujijat, tidak bisa ditingkatkan. Misalnya karunia bahasa Roh, karunia menyembuhkan, dan sebagainya. Tetapi karunia-karunia yang sifatnya natural, bisa ditingkatkan. Misalnya karunia berkhotbah / mengajar, karunia menyanyi dan sebagainya.

Penerapan: pengkhotbah awam / Guru Sekolah Minggu harus belajar Firman Tuhan dan ikut kader pengkhotbah / Guru Sekolah Minggu, pemimpin liturgi harus latihan vokal, belajar lagu-lagu baru, dan sebagainya.

3. Menekankan bahwa orang-orang kristen harus bersatu dan bekerja sama, karena karunia-karunia itu merupakan pemberian dari Roh Kudus yang satu dan yang sama.

Ilustrasi: mata, leher, kaki, tangan, mulut, rahang, tenggorokan harus bekerja sama supaya seseorang bisa makan. Yang manapun tak mau bekerja sama akan menghalangi atau mempersulit orang itu untuk makan.

Dari ilustrasi ini terlihat bahwa bukan hanya kita semua harus bekerja sama untuk melayani Tuhan / gereja, tetapi juga bahwa siapapun yang tidak mau melayani / menggunakan karunia-karunia yang ada padanya, menjadi penghalang / perusak kemajuan gereja.

2) Roh Kudus memberikan karunia-karunia itu sesuai dengan kehendakNya.

1Korintus 12:11,18 - “(11) Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya. ... (18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendakiNya.”.

Roma 12:6-8 - “(6) Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. (7) Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; (Roma 12:8) jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.”.

Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari hal ini:

a) Adanya ‘kehendak’ menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah ‘seseorang yang berpribadi’. Jadi, Ia adalah ‘seseorang’, bukan ‘sesuatu’. Bandingkan ini dengan ajaran Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa Roh Kudus bukanlah seseorang yang berpribadi, karena Roh Kudus itu mereka anggap hanya sebagai kuasa / kekuatan Allah (tenaga aktif Allah).

b) Orang Kristen tidak bisa pilih-pilih karunia sekehendaknya sendiri, karena pemberian karunia itu dilakukan sesuai kehendak Roh Kudus. Jadi, jelas kita tak bisa menghendaki supaya karunia kita ditukar dengan karunia yang lain, yang lebih kita senangi.

Pertanyaan yang sering dipersoalkan adalah: bolehkah orang kristen berdoa untuk meminta / berusaha untuk mendapatkan suatu karunia tertentu? Dan bisakah hal itu terjadi?

1. Ada yang menjawab: boleh / bisa.

Dasarnya:

a. 1Korintus 12:31 dan 1Korintus 14:1 memerintahkan untuk berusaha memperoleh karunia-karunia yang terutama (lihat juga 1Korintus 14:12).

1Korintus 12:31a - “Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama.”.

b. 1Korintus 14:13 mengatakan bahwa orang yang mempunyai karunia bahasa Roh harus berdoa supaya kepadanya diberikan juga karunia penafsiran bahasa Roh.

1Kor 14:13 - “Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.”.

2. Ada yang menjawab: tidak boleh / tidak bisa.

Dasarnya:

a. Karunia diberikan sesuai kehendak Roh Kudus, bukan kehendak kita (1Korintus 12: 11,18 Roma 12:6).

b. Sejak kita percaya Yesus, kita adalah anggota tubuh Kristus, dan tugas / fungsi / kemampuannya jelas sudah ditetapkan mulai saat itu (sebetulnya ini bahkan sudah direncanakan / ditetapkan oleh Allah sejak sebelum penciptaan dunia).

c. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘berusahalah untuk memperoleh’ dalam 1Korintus 12:31 dan 1Korintus 14:1,12 bisa diterjemahkan ‘value highly’ [= nilailah tinggi / hargailah]. Kalau kita memilih terjemahan ini, maka jelas bahwa ayat-ayat itu tidak menyuruh kita untuk berusaha mendapatkan, tetapi hanya menyuruh kita untuk meng¬hargai karunia-karunia tertentu. Juga itu merupakan kata perintah bentuk jamak, dan karena itu bukan ditujukan kepada setiap individu Kristen, tetapi diberikan kepada seluruh gereja.

d. 1Korintus 14:13 yang menyuruh orang yang mempunyai karunia bahasa Roh untuk meminta karunia penafsiran bahasa Roh, bisa dianggap sebagai satu-satunya perkecualian, karena 2 karunia itu memang merupakan suatu pasangan (1Korintus 12: 10b,30).

Saya setuju dengan pandangan ke 2 ini.

III) Tujuan pemberian karunia-karunia.

Roh Kudus memberikan karunia-karunia untuk kepentingan bersama / gereja (1Korintus 12: 7 bdk. 14:5,12,17,26 Efesus 4:11-12 1Petrus 4:10). Dari sini terlihat bahwa:

1) Karunia tak diberikan untuk dibuat sombong-sombongan / pameran, karena ini jelas tidak membangun siapapun juga.

Bandingkan dengan banyak orang jaman ini yang menyombongkan / memamerkan ‘karunia bahasa Roh’ mereka.

2) Karunia tidak diberikan untuk kepentingan diri sendiri!

Bandingkan dengan banyak orang kristen jaman ini yang beranggapan bahwa karunia bahasa Roh itu bisa membangun iman / menyucikan diri orang yang memilikinya! Pandangan ini jelas tak cocok dengan penggambaran orang-orang kristen sebagai anggota-anggota tubuh Kristus, karena dalam suatu tubuh tidak ada anggota yang fungsinya hanya untuk dirinya sendiri!

Karunia diberikan supaya digunakan untuk membangun gereja / jemaat (14:12,26 Roma 12:6-8).

Penutup:

The Bible Exposition Commentary: “The Corinthians especially needed this reminder, because they were using their spiritual gifts selfishly to promote themselves and not to prosper the church.” [= Orang-orang Korintus secara khusus membutuhkan pengingatan ini, karena mereka menggunakan karunia-karunia rohani mereka secara egois untuk mempromosikan diri mereka sendiri dan bukan untuk memperbaiki gereja.].

Charles Hodge (tentang 1Korintus 12:7): “To profit withal (πρὸς τὸ συμφέρον), i.e. for edification. This is the common object of all these gifts. They are not designed exclusively or mainly for the benefit, much less for the gratification of their recipients; but for the good of the church. Just as the power of vision is not for the benefit of the eye, but for the man. When, therefore, the gifts of God, natural or supernatural, are perverted as means of self-exaltation or aggrandizement, it is a sin against their giver, as well as against those for whose benefit they were intended.” [= ‘Untuk kepentingan bersama’ (πρὸς τὸ συμφέρον / PROS TO SUMPHERON), yaitu untuk pendidikan. Ini adalah tujuan umum dari semua karunia-karunia ini. Mereka tidak dirancang hanya atau terutama untuk kebaikan, apalagi untuk kepuasan, dari penerima karunia-karunia itu; tetapi untuk kebaikan dari gereja. Sama seperti kemampuan untuk melihat bukanlah untuk kebaikan dari mata, tetapi untuk orang itu. Karena itu, pada waktu karunia-karunia Allah, yang biasa atau yang bersifat mujijat, diselewengkan sebagai cara untuk peninggian diri sendiri atau memperbesar diri sendiri, itu merupakan suatu dosa terhadap pemberi karunia-karunia itu, maupun terhadap mereka bagi siapa keuntungan dari karunia-karunia itu dimaksudkan.].

Ingat bahwa saudara akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Tuhan tentang karunia yang Ia berikan kepada saudara (bdk. Matius 25:14-30 - yang dimaksud dengan ‘talenta’ sebetulnya bukan hanya karunia-karunia saja, tetapi juga mencakup hal-hal lain yang Tuhan berikan kepada kita. Tetapi ‘karunia’ jelas termasuk ‘talenta’).

Karena itu, carilah apa karunia saudara (dengan banyak berdoa dan menco¬ba untuk melayani Tuhan dalam bermacam-macam bidang seperti: sekolah minggu, paduan suara, kepengurusan dsb), gunakanlah karunia itu semaximal mungkin, dan juga, tingkatkan karunia-karunia itu!

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
---
Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


-AMIN-
Next Post Previous Post