FILIPUS PEMBERITA INJIL: Kisah Para Rasul 8:5-25

Pdt. Budi Asali. M. Div.
FILIPUS PEMBERITA INJIL: Kisah Para Rasul 8:5-25FILIPUS PEMBERITA INJIL: Kisah Para Rasul 8:5-25. Kisah Para Rasul 8:5-25 - (5) Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. (6) Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. (7) Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. (8) Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. (9) Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. (10) Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar. (11) Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya. (12) Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan. (13) Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi. (14) Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. (15) Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. (16) Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (17) Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. (18) Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, (19) serta berkata: Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus. (20) Tetapi Petrus berkata kepadanya: Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. (21) Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. (22) Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; (23) sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan. (24) Jawab Simon: Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu. (25) Setelah keduanya bersaksi dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung di Samaria..

I) Filipus.

1) Sama seperti Stefanus, ia bukanlah seorang rasul, tetapi diaken (Kisah Para Rasul 6:5).

Alasannya:

a) Kisah Para Rasul 8:1b mengatakan bahwa rasul-rasul tetap di Yerusalem.

b) Kisah Para Rasul 8:14 menunjukkan bahwa masih dibutuhkan rasul untuk menumpangi tangan. Kalau Filipus adalah seorang rasul, tentu tidak hal ini tidak dibutuhkan.

2) Ia memberitakan Injil (Kisah Para Rasul 8: 5,12).

Kisah Para Rasul 8: 5,12: “(5) Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. ... (12) Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan.”.

a) Di tengah-tengah kesedihan karena kematian Stefanus, ia tetap memberitakan Injil!

Ini harus ditiru! Kita harus melayani / memberitakan Injil bukan hanya pada masa senang tetapi juga pada masa sedih (2Tim 4:2).

2Timotius 4:2 - Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran..

BACA JUGA: HAL BERPUASA

b) Ia memberitakan Injil disertai tanda-tanda / mujijat-mujijat (Kisah Para Rasul 8: 6,13).

Kisah Para Rasul 8: 6,13: “(6) Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. ... (13) Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.”.

Tidak semua orang kristen harus bisa melakukan mujijat!

1Korintus 12:8-10 - “(8) Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (9) Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (10) Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu..

Dalam Perjanjian Baru, selain Yesus dan rasul-rasul, orang yang bisa melakukan mujijat hanyalah Stefanus (Kisah Para Rasul 6:8), Barnabas (Kisah Para Rasul 14:3) dan Filipus! Tetapi sekalipun kita tidak bisa melakukan mujijat, kita tetap harus memberitakan Injil!

c) Kepada siapa ia memberitakan Injil? Ia memberitakan Injil kepada:

1. Orang-orang Samaria yang adalah musuh orang Yahudi dan yang dipandang rendah oleh orang Yahudi.

Maukah saudara memberitakan Injil kepada orang yang lebih rendah dari saudara (seperti pegawai, pembantu rumah tangga)?

2. Tukang sihir dan pengikut-pengikutnya (Kisah Para Rasul 8: 9-13)!

Kebanyakan orang kristen tidak mau memberitakan Injil kepada orang yang tidak mungkin bertobat. Tetapi ini salah! Kita harus memberitakan Injil kepada mereka! Ingat bahwa pertobatan tidak tergantung pada saudara maupun pada mereka, tetapi tergantung pada Tuhan.

d) Filipus rajin memberitakan Injil sehingga ia dikenang terus sebagai pemberita Injil (Kis 21:8).

Kisah Para Rasul 21:8 - Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya..

Jadi sama seperti Stefanus, Filipus tidak puas hanya dengan satu pelayanan saja (sebagai diaken) dan ia selalu memberitakan Injil. Ini ciri orang yang penuh Roh Kudus (bdk. Kis 6:3), yaitu selalu ingin berbuat lebih banyak untuk Tuhan.

Penerapan: Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara selalu ingin berbuat sebanyak mungkin bagi Tuhan, atau sebaliknya?

II) Orang Samaria.

1) Orang-orang Samaria bermusuhan dengan orang Yahudi.

Permusuhan ini terlihat dalam banyak bagian Kitab Suci, antara lain Lukas 9:51-56 Yohanes 4:9 Yoh 8:48. Jelas bahwa ada gap (= celah) yang sangat besar antara orang Yahudi dan Samaria!

2) Orang-orang Samaria itu memperhatikan Filipus.

Kisah Para Rasul 8: 6: “Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.”.

Kata menerima dalam Kisah Para Rasul 8: 6 seharusnya adalah memperhatikan.

a) Ini langkah yang penting menuju iman! Memang orang yang mendengar belum tentu akan percaya, tetapi orang yang tidak mau / tidak bisa mendengar pasti tidak akan percaya, karena iman timbul dari pendengaran.

Roma 10:14-17 - “(14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? (15) Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik! (16) Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?’ (17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus..

Karena itu, berusahalah untuk bisa menjadi pendengar Firman yang baik!

b) Orang-orang Samaria ini tadinya memperhatikan tukang sihir.

Kisah Para Rasul 8: 10: “Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar.”.

Kata mengikuti dalam Kisah Para Rasul 8: 10 seharusnya juga adalah memperhatikan (Kata Yunani yang digunakan sana dengan yang ada dalam Kisah Para Rasul 8: 6).

Kita memang harus memilih satu diantara dua hal ini: memperhatikan Tuhan / Firman Tuhan, atau memperhatikan setan. Kalau saudara tidak memperhatikan Tuhan / Firman Tuhan, pasti saudara sedang memperhatikan setan!

3) Mereka percaya dan dibaptis (Kisah Para Rasul 8: 12).

(Kisah Para Rasul 8:  12: “Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan.”.

Sekalipun baptisan tidak menyelamatkan, tetapi setiap orang yang percaya harus mau dibaptis, karena itu adalah perintah Tuhan!


4) Ditumpangi tangan sehingga menerima Roh Kudus (Kisah Para Rasul 8: 14-17).

Ay 14-17: “(14) Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. (15) Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. (16) Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (17) Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.”.

a) Kisah Para Rasul 8: 16: hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus (bdk. Kis 2:38 10:48 19:5).

Kisah Para Rasul 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus..

Kisah Para Rasul 10:48 - “Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka..

Kisah Para Rasul 19:5 - “Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus..

Ada beberapa hal yang akan saya bahas dari bagian ini:

1. Ini bukan formula baptisan! Formula baptisan hanya ada dalam Matius 28:19! Ada gereja-gereja yang menganggap ini sebagai formula baptisan, sehingga mereka lalu membaptis dengan kata-kata dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Ini salah!

2. Arti kata-kata ini:

a. Dibaptis dengan otoritas Yesus.

b. Dibaptis sehingga masuk ke dalam tubuh Kristus (gereja).

3. Kata hanya dalam Kisah Para Rasul 8: 16 tidak bermaksud untuk merendahkan / menghina baptisan! Kata hanya secara tidak langsung menunjukkan bahwa seharusnya pertobatan / baptisan dan penerimaan Roh Kudus sama-sama sudah terjadi.

Bdk. Kisah Para Rasul 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus..

Tetapi dalam kasus ini ternyata penerimaan Roh Kudus belum terjadi. Hanya baptisannya yang terjadi.

b) Penerimaan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 8: 17).

Kisah Para Rasul 8: 17: “Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.”.

Ada 2 penafsiran:

1. Ini adalah karunia-karunia Roh Kudus (bahasa roh, nubuat, dsb). Dasarnya:

a. Adanya gap (= selang waktu) antara saat percaya dan saat penerimaan Roh Kudus adalah sesuatu yang bertentangan dengan:

Yohanes 7:38-39 - “(38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ (39) Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan..

Efesus 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu..

Roma 8:9 - “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus..

b. Simon bisa melihat penerimaan Roh Kudus itu (Kisah Para Rasul 8: 18).

(Kisah Para Rasul 8:  18: “Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka,”.

Jadi pasti yang diterima saat itu bukanlah Roh Kudusnya, tetapi karunia-karunia Roh Kudus, seperti bahasa Roh, nubuat dsb.

2. Ini adalah Roh Kudus.

Lalu mengapa ada gap (= selang waktu) antara saat percaya dan saat penerimaan Roh Kudus? Ini disebabkan karena adanya perpecahan / permusuhan di antara orang Yahudi dan orang Samaria. Kalau orang Samaria percaya kepada Yesus dan langsung menerima Roh Kudus, maka mungkin gereja akan pecah menjadi dua. Tetapi dengan adanya penundaan penerimaan Roh Kudus, lalu dengan adanya rasul-rasul Yahudi dari Yerusalem yang menumpangkan tangan sehingga Roh Kudus diberikan, maka orang Samaria akan sadar bahwa mereka yang sudah percaya kepada Yesus harus bersatu dengan orang Yahudi yang juga percaya Yesus. Dan orang-orang Yahudi yang mengetahui bahwa orang Samaria menerima Roh Kudus karena penumpangan tangan oleh rasul-rasul Yahudi, akan menerima orang Samaria itu. Dengan demikian gereja akan tetap bersatu.

Catatan: gap seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi (Efesus 1:13 Yoh 7:38,39).

Efesus 1:13 - Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu..

Yohanes 7:38-39 - “(38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ (39) Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan..

Jadi, pada jaman sekarang, kalau seseorang percaya kepada Yesus, ia akan langsung menerima Roh Kudus! Karena itu orang kristen sejati tidak perlu mencari baptisan Roh Kudus!

Hal yang menarik adalah bahwa orang-orang Samaria itu tidak dilayani dengan doa pelepasan padahal mereka adalah pengikut-pengikut tukang sihir! Doa pelepasan bagi orang yang betul-betul kristen adalah sesuatu yang tidak pernah ada dalam Kitab Suci!

III) Simon.

1) Ia terkenal dengan nama Simon Magus.

Kata Magus memang tidak ada dalam Kitab Suci kita, tetapi kata ini banyak digunakan oleh para penafsir.

Kata Magus adalah bentuk singular / tunggal dari Magi (Matius 2:1 versi NIV/NASB; dalam Kitab Suci Indonesia diterjemahkan orang-orang majus). Kata Magus / Magi berasal dari kata-kata melakukan sihir dalam ay 9, yang dalam bahasa Yunaninya adalah MAGEUON. Jadi, nama itu menunjukkan bahwa ia adalah tukang sihir. Sebagai seorang tukang sihir, ia diikuti banyak orang (Kisah Para Rasul 8: 9-11).

2) Ia menjadi percaya, lalu dibaptis (Kisah Para Rasul 8: 13).

Kisah Para Rasul 8: 13: “Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.”.

Tetapi dari teguran Petrus kepada dia dalam Kisah Para Rasul 8: 20-23, jelas bahwa ia bukan orang kristen yang sejati.

(Kisah Para Rasul 8:  20-23: “(20) Tetapi Petrus berkata kepadanya: Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. (21) Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. (22) Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; (23) sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.”.

Jadi imannya mungkin adalah:

a) Iman intelek (hanya di otak).

b) Iman mujijat (bdk. Kisah Para Rasul 8: 13b).

Kisah Para Rasul 8: 13: “Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.”.

3) Ia selalu bersama-sama dengan Filipus dan ia takjub pada mujijat-mujijat yang dilakukan oleh Filipus ((Kisah Para Rasul 8:  13b).

Calvin mengatakan bahwa hal ini menunjukkan sukarnya membedakan orang kristen yang sungguh-sungguh dengan orang kristen yang palsu! Orang ini aktif dan mengikut dengan antusias, tetapi ia bukan orang kristen yang sejati.

4) Ia melihat Roh Kudus diberikan melalui penumpangan tangan rasul-rasul dan ia lalu mau membeli kemampuan itu dengan uang (Kisah Para Rasul 8: 18-19).

(Kisah Para Rasul 8:  18-19: “(18) Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, (19) serta berkata: Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.”.

Penekanan (Kisah Para Rasul 8:  19 jelas pada kata aku, bukan pada kata-kata ia boleh menerima Roh Kudus. Ini menunjukkan bahwa ia adalah orang yang mencari kemuliaan diri sendiri. Dulu ia diikuti banyak orang dan sekarang ia tetap menginginkan hal itu terjadi. Mungkin sekali ia mengikuti Filipus dengan maksud untuk mengetahui rahasia Filipus supaya ia sendiri bisa melakukan mujijat dan supaya ia diikuti oleh banyak orang.

Jawaban Petrus terhadap penawaran ini (Kisah Para Rasul 8: 20-23):

Kisah Para Rasul 8: 20-23: “(20) Tetapi Petrus berkata kepadanya: Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. (21) Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. (22) Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; (23) sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.”.

a) Ini adalah teguran yang sangat keras. Dalam Kitab Suci orang yang munafik selalu diperlakukan dengan keras.

b) Karunia Allah adalah sesuatu yang gratis dan tidak boleh diperjual-belikan. Bandingkan dengan penjualan pengampunan dosa oleh gereja Roma Katolik pada jaman Reformasi!

c) Dalam Kisah Para Rasul 8: 22 ada perintah untuk bertobat.

Ada 2 hal yang perlu disoroti dari (Kisah Para Rasul 8:  22 ini:

1. Dalam bahasa Yunaninya ada kata EI ARA (= if perhaps / jika mungkin). Jadi seharusnya adalah: Bertobatlah, mungkin Allah akan mengampuni. Ini untuk menekankan besarnya dosa Simon dan untuk memperbesar motivasi Simon untuk bertobat. Tetapi tentu saja, kalau Simon betul-betul bertobat, Tuhan pasti mengampuninya.

2. Di sini ada teguran keras disertai perintah untuk bertobat. Jadi Petrus masih memberi harapan.

d) Sesuatu yang harus kita perhatikan dari jawaban Petrus ini adalah bahwa Petrus tidak menengking roh jahat dari tukang sihir ini. Juga tidak ada doa pelepasan. Orang kristen / hamba Tuhan yang tergila-gila dengan penengkingan setan ataupun doa pelepasan, seharusnya merenungkan bagian ini!

Catatan:

Saya bukan anti secara total terhadap penengkingan setan. Dalam kasus orang non kristen / kristen KTP yang betul-betul kerasukan setan (saya tidak percaya ada orang kristen sejati bisa kerasukan setan!), tentu saya setuju kalau dilakukan penengkingan. Tetapi saya tidak setuju kalau sedikit-sedikit orang melakukan penengkingan setan atau doa pelepasan, padahal tidak ada bukti jelas bahwa orangnya kerasukan setan!

5) Tanggapan Simon Magus (Kisah Para Rasul 8: 24).

Kisah Para Rasul 8: 24: “Jawab Simon: Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu.”.

Tidak ada kepastian apakah Simon bertobat atau tidak. Tetapi rupa-rupanya Simon tidak bertobat karena:

a) Ia meminta Petrus berdoa untuk dia, padahal tadinya Petrus menyuruh dia yang berdoa (ay 22). Tidak bisa berdoa atau tidak mau berdoa sendiri adalah ciri orang kafir (bandingkan dengan Firaun yang selalu minta Musa berdoa untuk dia).

b) Kisah Para Rasul 8: 24 menunjukkan bahwa ia tidak menyesali dosa. Ia hanya takut pada hukuman dosa.

Disamping itu, tradisi dan tulisan-tulisan dari bapa-bapa gereja menyebutkan bahwa Simon menjadi anti Kristus abad I dan ia terus menentang kekristenan dan diri Petrus. Tetapi bagaimanapun semua ini tidak pasti benar.

Tetapi dalam sejarah ada satu jejak dari Simon Magus ini. Dalam bahasa Inggris ada kata Simony yang berasal dari nama Simon. Kata Simony ini berarti: the buying or selling of sacred or spiritual things, as ecclesiastical pardons, church offices etc [= pembelian atau penjualan hal-hal / barang-barang yang kudus atau rohani, seperti pengampunan dosa, jabatan-jabatan gereja, dsb].

Catatan: nama Simon Magus masuk dalam Websters New World Dictionary!

Kesimpulan: 

Filipus rajin memberitakan Injil sehingga terus dikenang sebagai Pemberita Injil (Kis 21:8).

Simon Magus ingin membeli karunia Allah dan akhirnya ia terus dikenang melalui kata Simony.

Tindakan-tindakan saudara bisa menyebabkan saudara dikenang terus, tetapi saudara bisa dikenang sebagai seseorang yang baik atau seseorang yang jahat. Karena itu renungkan seluruh segi hidup saudara. Apakah saudara akan dikenang seperti Filipus atau seperti Simon Magus?

FILIPUS PEMBERITA INJIL: Kisah Para Rasul 8:5-25 
-AMIN-
Next Post Previous Post