MENGGUNAKAN KEKAYAAN DENGAN BIJAK (MATIUS 19:16-26)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
MENGGUNAKAN KEKAYAAN DENGAN BIJAK. Matius 19:16-26 - “(16) Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: ‘Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’ (17) Jawab Yesus: ‘Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.’ (18) Kata orang itu kepadaNya: ‘Perintah yang mana?’ Kata Yesus: ‘Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, (19) hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ (20) Kata orang muda itu kepadaNya: ‘Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?’ (21) Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ (22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. (23) Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’ (25) Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: ‘Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?’ (26) Yesus memandang mereka dan berkata: ‘Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.’”.
gadget, bisnis, otomotif |
Matius 19: 16: “Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: ‘Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’”.
1) Seorang datang kepada Yesus.
Ia kaya (Matius 19: 22) dan Lukas 18:18 menyebutkan bahwa ia adalah seorang pemimpin.
Matius 19: 22: “Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.”.
Lukas 18:18 - “Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: ‘Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’”.
Tetapi orang itu mau datang kepada Yesus dengan bertelut (Markus 10:17) dan mau bertanya kepada Yesus.
Markus 10:17 - “Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalananNya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapanNya ia bertanya: ‘Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’”.
Ini menunjukkan kerendahan hatinya. Ia tidak seperti orang Farisi dan ahli Taurat yang sombong dan selalu menyerang Yesus.
2) Orang ini muda, kaya dan punya jabatan. Tetapi ia memikirkan hal-hal rohani, yaitu hidup yang kekal. Ini sesuatu yang bagus! Banyak orang hanya memikirkan hal-hal duniawi / jasmani saja.
3) Tetapi, dari pertanyaannya kepada Yesus terlihat, bahwa orang ini percaya pada doktrin sesat ‘salvation by works’ (keselamatan melalui ketaatan / perbuatan baik), karena ia mengira bahwa ia harus berbuat sesuatu untuk bisa mendapatkan hidup kekal.
Matius 19: 16: “Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: ‘Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’”.
Doktrin sesat ini bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci seperti:
a) Roma 3:24,27-28 - “(24) dan oleh kasih karunia Allah telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. ... (27) Jika demikian, apa dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”.
b) Ro 9:30-32a - “(30) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah memperoleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. (31) Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. (32a) Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan.”.
c) Galatia 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat.”.
d) Galatia 3:6-11 - “(6) Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. (7) Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. (8) Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: ‘Olehmu segala bangsa akan diberkati.’ (9) Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. (10) Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’ (11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’”.
e) Efesus 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”.
f) Filipi 3:7-9 - “(7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.”.
Ingat bahwa kita adalah manusia berdosa yang tidak bisa ber¬buat baik. Kalaupun kita bisa berbuat baik, perbuatan baik kita tidak bisa menghapus dosa-dosa kita. Karena itu janganlah sekali-kali percaya bahwa saudara bisa selamat / masuk surga dengan usaha saudara berbuat baik. Kita hanya bisa diselamatkan kalau kita percaya / beriman kepada Yesus yang sudah mati untuk menebus dosa-dosa kita.
Calvin (tentang Matius 19:16): “He did not come treacherously, as the scribes were wont to do, but from a desire of instruction; and, accordingly, both by words and by kneeling, he testifies his reverence for Christ as a faithful teacher. But, on the other hand, a blind confidence in his works hindered him from profiting under Christ, to whom, in other respects, he wished to be submissive. Thus, in our own day, we find some who are not ill-disposed, but who, under the influence of I know not what shadowy holiness, hardly relish the doctrine of the Gospel.” [= Ia tidak datang secara berkhianat / membahayakan / licik, seperti ahli-ahli Taurat biasa lakukan, tetapi dari suatu keinginan tentang pengajaran; dan, karena itu, baik dengan kata-kata dan dengan berlutut, ia menyaksikan rasa takut / hormatnya kepada Kristus sebagai seorang guru yang setia. Tetapi, di sisi lain, suatu keyakinan yang buta dalam pekerjaan / perbuatan baiknya menghalanginya untuk mendapatkan manfaat di bawah Kristus, terhadap siapa, dalam hal-hal yang lain, ia ingin untuk tunduk. Demikian juga, pada jaman kita, kita mendapati beberapa orang yang tidak mempunyai kecondongan yang buruk / jahat, tetapi yang, di bawah pengaruh kekudusan yang bersifat bayangan (tidak nyata) yang tidak saya mengerti, tidak menikmati ajaran dari Injil.].
Calvin (tentang Matius 19:16): “He does not simply ask how and by what means he shall reach life, but ‘what good thing he shall do, in order to obtain it.’ He therefore dreams of merits, on account of which he may receive eternal life as a reward due; and therefore Christ appropriately sends him to the keeping of the law, which unquestionably is the way of life, as I shall explain more fully afterwards.” [= Ia tidak hanya bertanya bagaimana dan dengan cara apa ia akan mencapai hidup, tetapi ‘hal baik apa yang harus ia lakukan untuk memperolehnya’. Karena itu ia bermimpi tentang jasa, yang menyebabkan ia bisa menerima hidup yang kekal sebagai upah / pahala yang layak; dan karena itu Kristus secara tepat / cocok menyuruhnya untuk mentaati hukum Taurat, yang tak bisa diragukan adalah jalan kehidupan, seperti yang akan saya jelaskan dengan lebih penuh belakangan / setelah ini.].
Matius 19: 17: “Jawab Yesus: ‘Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.’”.
1) Matius 19: 17a: “Jawab Yesus: ‘Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik.”.
Bdk. Markus 10:18 - “Jawab Yesus: ‘Mengapa kaukatakan Aku baik? Tidak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.”.
a) Bagian ini sering dipakai untuk membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah.
Tetapi penafsiran seperti ini jelas salah karena bertentangan dengan banyak ayat-ayat Kitab Suci yang jelas menun¬jukkan bahwa Yesus adalah Allah.
Yohanes 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”.
b) Penjelasan Matius 19: 17a: Tadi, pemuda itu menyebut Yesus dengan sebutan ‘guru yang baik’ (Mark 10:17). Ini berarti bahwa sekalipun ia menganggap Yesus itu baik, tetapi Yesus tetap dianggapnya sebagai manusia biasa. Yesus mengucapkan Matius 19: 17a / Markus 10:18, karena Yesus ingin pemuda itu percaya bahwa Ia baik dan sekaligus adalah Allah.
2) Matius 19: 17b: “Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah SEGALA perintah Allah.’”.
Banyak orang, berdasarkan ayat ini, menganggap bahwa Kristus mengajarkan keselamatan melalui perbuatan baik. Tetapi ini sama sekali salah. Pertama, itu akan bertentangan dengan banyak ayat yang mengajarkan keselamatan hanya karena iman, dan kedua, Yesus di sini menjawab pertanyaan orang itu, yang menanyakan perbuatan baik apa yang harus ia lakukan untuk mendapat hidup yang kekal. Dan memang jawaban Yesus sesuai dengan hukum Taurat yang ada dalam ayat-ayat seperti Im 18:5 dan Ul 30:19.
Ulangan 30:19-20 - “(19) Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, (20) dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suaraNya dan berpaut padaNya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.’”.
Imamat 18:5 - “Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapanKu dan peraturanKu. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN.”.
Tetapi jangan lupakan satu hal ini: Memang mentaati hukum Taurat bisa menyelamatkan kita, tetapi ketaatan itu haruslah ketaatan YANG SEMPURNA, dan tidak ada orang yang bisa melakukan itu.
Calvin (tentang Matius 19:17): “‘Keep the commandments.’ This passage was erroneously interpreted by some of the ancients, whom the Papists have followed, as if Christ taught that, by keeping the law, we may merit eternal life. On the contrary, Christ did not take into consideration what men can do, but replied to the question, What is the righteousness of works? or, What does the Law require? And certainly we ought to believe that God comprehended in his law the way of living holily and righteously, in which righteousness is included; for not without reason did Moses make this statement, ‘He that does these things shall live in them,’ (Leviticus 18:5;) and again, ‘I call heaven and earth to witness that l have this day showed you life,’ (Deuteronomy 30:19.)” [= ‘Taatilah perintah-perintah’. Text ini ditafsirkan secara salah oleh beberapa orang-orang kuno, yang telah diikuti oleh orang-orang Katolik, seakan-akan Kristus mengajar bahwa, dengan mentaati hukum Taurat, kita bisa layak mendapatkan hidup yang kekal. Sebaliknya, Kristus tidak mempertimbangkan apa yang manusia bisa lakukan, tetapi menjawab terhadap pertanyaan, ‘Apakah kebenaran karena pekerjaan / perbuatan baik?’ atau, ‘Apa yang dituntut oleh hukum Taurat?’ Dan pasti kita harus percaya bahwa Allah mencakup dalam hukum TauratNya jalan untuk hidup secara kudus dan benar, dalam mana kebenaran dicakup; karena bukan tanpa alasan Musa membuat pernyataan ini, ‘Ia yang melakukan hal-hal ini akan hidup di dalamnya’, (Im 18:5); dan lagi, ‘Aku memanggil langit dan bumi untuk menyaksikan bahwa pada hari ini Aku telah menunjukkan kepadamu hidup’, (Ul 30:19).].
Calvin (tentang Matius 19:17): “We have no right, therefore, to deny that the keeping of the law is righteousness, by which any man who kept the law PERFECTLY - if there were such a man - would obtain life for himself. But as we are ‘all destitute of the glory of God,’ (Romans 3:23,) nothing but cursing will be found in the law; and nothing remains for us but to betake ourselves to the undeserved gift of righteousness.” [= Karena itu, kita tidak mempunyai hak untuk menyangkal bahwa ketaatan terhadap hukum Taurat adalah kebenaran, oleh mana orang manapun yang mentaati hukum Taurat SECARA SEMPURNA - seandainya di sana ada orang seperti itu - akan mendapatkan hidup bagi dirinya sendiri. Tetapi karena kita ‘semua tidak mempunyai / kehilangan kemuliaan Allah’, (Ro 3:23), tak ada apapun kecuali kutuk akan ditemukan dalam hukum Taurat; dan tak ada apapun yang tertinggal bagi kita kecuali membawa diri kita sendiri pada karunia kebenaran yang tak layak kita dapatkan.].
Dalam Perjanjian Barupun Paulus menulis tentang kebenaran karena iman dan kebenaran karena hukum Taurat (Roma 10:5-6), tetapi ia juga mengatakan bahwa orang tak bisa mendapatkan keselamatan karena taat pada hukum Taurat (Roma 9:30-32 Roma 10:2-3).
Roma 10:5-6 - “(5) Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: ‘Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya.’ (6) Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: ‘Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?’, yaitu: untuk membawa Yesus turun,”.
Catatan: Roma 10:5 dikutip oleh Paulus dari Im 18:5 yang akan kita pelajari di bawah.
Kemustahilan dari kebenaran karena hukum Taurat / perbuatan baik terlihat dari ayat-ayat di bawah ini
a) Ro 9:30-32a - “(30) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. (31) Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. (32a) Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena (oleh / dengan) iman, tetapi karena (oleh / dengan) perbuatan.”.
b) Roma 10:2-3 - “(2) Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. (3) Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.”.
Jelas bahwa tidak mungkin ada orang yang bisa taat secara sempurna, dan karena itulah maka tidak ada seorangpun bisa dibenarkan oleh Allah karena ketaatan / perbuatan baiknya sendiri.
Bandingkan dengan:
1. Imamat 18:4-5 - “(4) Kamu harus lakukan peraturanKu dan harus berpegang pada ketetapanKu dengan hidup menurut SEMUANYA ITU; Akulah TUHAN, Allahmu. (5) Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapanKu dan peraturanKu. Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya; Akulah TUHAN.”.
Catatan: Kata-kata ‘SEMUANYA ITU’ sebetulnya tidak ada. Tetapi kata-kata ‘peraturan’ dan ‘ketetapan’ dalam Im 18:4-5 ADA DALAM BENTUK JAMAK.
KJV: ‘Ye shall do my judgments, and keep mine ordinances, to walk therein: I am the LORD your God.’.
Perhatikan bahwa tidak ada kata-kata yang bisa diterjemahkan ‘semuanya itu’. Dalam Alkitab-Alkitab bahasa Inggris yang lain juga sama.
Dan Calvin menafsirkan bahwa penggunaan kata-kata bentuk jamak ini maksudnya ‘keseluruhan’.
Calvin (tentang Imamat 18:5): “We must observe, however, that salvation is not to be expected from the Law unless its precepts be IN EVERY RESPECT complied with; for life is not promised to one who shall have done this thing, or that thing, but, by the plural word, FULL obedience is required of us. The pratings of the Popish theologians about partial righteousness are frivolous and silly, since God embraces at once all the commandments; and who is there that can boast of having THOROUGHLY fulfilled them? If, then, none was ever clear of transgression, or ever will be, although God by no means deceives us, yet the promise becomes ineffectual, because we do not perform our part of the agreement.” [= Tetapi kita harus memperhatikan, bahwa keselamatan tidak boleh diharapkan dari hukum Taurat kecuali ajaran-ajaran / perintah-perintahnya ditaati DALAM SETIAP HAL; karena hidup tidak dijanjikan kepada orang yang telah melakukan hal ini atau hal itu, tetapi OLEH KATA BENTUK JAMAK, ketaatan SEPENUHNYA dituntut dari kita. Ocehan dari ahli-ahli theologia Katolik tentang kebenaran sebagian adalah sembrono dan tolol, karena Allah mencakup sekaligus semua perintah-perintah / hukum-hukum; dan siapa disana yang bisa bermegah bahwa ia telah SEPENUHNYA menggenapi mereka? Maka, jika tidak ada yang pernah bebas, atau akan bebas, dari pelanggaran, sekalipun Allah sama sekali tidak menipu kita, tetapi janji itu menjadi tidak efektif, karena kita tidak melakukan bagian kita dari perjanjian itu.] - hal 205.
Calvin (tentang Roma 10:5): “The passage is taken from Leviticus 18:5, where the Lord promises eternal life to those who would keep his law; for in this sense, as you see, Paul has taken the passage, and not only of temporal life, as some think. Paul indeed thus reasons, - ‘Since no man can attain the righteousness prescribed in the law, EXCEPT HE FULFILLS STRICTLY EVERY PART OF IT, and since of this perfection all men have always come far short, it is in vain for any one to strive in this way for salvation: Israel then were very foolish, who expected to attain the righteousness of the law, from which we are all excluded.’ See how from the promise itself he proves, that it can avail us nothing, and for this reason, because the condition is impossible.” [= Text ini diambil dari Im 18:5, dimana Tuhan menjanjikan hidup yang kekal kepada mereka yang mentaati hukum TauratNya; karena kamu melihat dalam arti ini Paulus telah mengambil text ini, dan bukan hanya tentang hidup sementara, seperti beberapa orang menganggapnya. Jadi, Paulus memang berargumentasi, - ‘Karena tak ada orang bisa mencapai kebenaran yang dinasehatkan / dinyatakan dalam hukum Taurat, KECUALI IA MENGGENAPI SECARA KETAT SETIAP BAGIAN DARINYA, dan karena tentang kesempurnaan ini semua orang telah selalu gagal mencapainya, adalah sia-sia bagi siapapun untuk berjuang dalam jalan keselamatan ini: Israel pada saat itu adalah sangat tolol, yang mengharapkan untuk mencapai kebenaran dari hukum Taurat, dari mana kita semua dikeluarkan’. Lihatlah bagaimana dari janji itu sendiri ia membuktikan, bahwa itu tidak memberi manfaat apapun bagi kita, dan untuk alasan ini, karena syaratnya adalah mustahil.].
2. Roma 2:6-13 - “(6) Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, (7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan TEKUN berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, (8) tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. (9) Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, (10) tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. (11) Sebab Allah tidak memandang bulu. (12) Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. (13) Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.”.
Perhatikan kata ‘tekun’ dalam Roma 2:7. Kalau ini mau diartikan sebagai keselamatan karena perbuatan baik, maka ini menunjukkan bahwa orang berbuat baik bisa selamat, kalau ia TERUS MENERUS, TANPA PERNAH JATUH SATU KALIPUN, berbuat baik. Ini berlaku untuk Ro 2:7,10,13. Dan jelas tidak mungkin ada orang yang bisa seperti itu.
Calvin (tentang Roma 2:13): “The import then of this verse is the following, - ‘That if righteousness be sought from the law, the law must be fulfilled; for the righteousness of the law consists in the perfection of works.’ They who pervert this passage for the purpose of building up justification by works, deserve most fully to be laughed at even by children.” [= Maka maksud dari ayat ini adalah sebagai berikut, - ‘Bahwa jika kebenaran dicari dari hukum Taurat, hukum Taurat harus digenapi; karena kebenaran dari hukum Taurat terdiri dari kesempurnaan dari perbuatan-perbuatan baik’. Mereka yang membengkokkan text ini untuk tujuan membangun pembenaran dari perbuatan-perbuatan baik, layak ditertawai sepenuhnya bahkan oleh anak-anak.].
Calvin (tentang Roma 2:13): “the Apostle only urges here on the Jews what he had mentioned, the decision of the law, - That by the law they could not be justified, except they fulfilled the law, that if they transgressed it, a curse was instantly pronounced on them. Now we do not deny but that perfect righteousness is prescribed in the law: but as all are convicted of transgression, we say that another righteousness must be sought. Still more, we can prove from this passage that no one is justified by works; for if they alone are justified by the law who fulfill the law, it follows that no one is justified; for no one can be found who can boast of having fulfilled the law.” [= sang Rasul hanya berkeras di sini kepada orang-orang Yahudi apa yang telah ia sebutkan, keputusan dari hukum Taurat, - Bahwa oleh hukum Taurat mereka tidak bisa dibenarkan, kecuali mereka menggenapi hukum Taurat, bahwa jika mereka melanggarnya, suatu kutuk segera diumumkan kepada mereka. Jadi kita tidak menyangkal kecuali bahwa kebenaran yang sempurna dinyatakan / dinasehatkan dalam hukum Taurat: tetapi karena semua orang dinyatakan / dibuktikan tentang pelanggaran, kami mengatakan bahwa suatu kebenaran yang lain harus dicari. Lebih lagi, kami bisa membuktikan dari text ini bahwa tak seorangpun dibenarkan oleh pekerjaan / perbuatan baik; karena jika hanya mereka yang menggenapi hukum Taurat saja yang dibenarkan oleh hukum Taurat, akibatnya tak seorangpun dibenarkan; karena tak seorangpun bisa ditemukan yang bisa membanggakan tentang telah menggenapi hukum Taurat.].
3. Galatia 3:10 - “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’”.
Bdk. Ulangan 28:1 - “‘Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan DENGAN SETIA SEGALA PERINTAHNYA yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.”.
Catatan: kalau saudara membaca kelanjutan dari ayat ini maka akan terdapat serentetan berkat (Ul 28:2-14), yang lalu disambung dengan serentetan kutuk (Ulangan 28:16-68) apabila mereka tidak mentaati segala perintahNya dengan setia (Ul 28:15).
Ulangan 28:15 - “‘Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan DENGAN SETIA SEGALA PERINTAH DAN KETETAPANNYA, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:”.
Calvin (tentang Galatia 3:10): “The sentence of the law is, that all who have transgressed any part of the law are cursed. Let us now see if there be any living man who fulfils the law. But no such person, it is evident, has been, or ever can be found. ... the entire syllogism would run thus: ‘Whoever has come short in any part of the law is cursed; all are held chargeable with this guilt; therefore all are cursed.’ This argument of Paul would not stand, if we had sufficient strength to fulfill the law; ... Either Paul reasons badly, or it is impossible for men to fulfill the law.” [= Hukuman dari hukum Taurat adalah, bahwa semua orang yang telah melanggar bagian manapun dari hukum Taurat dikutuk / terkutuk. Sekarang marilah kita lihat jika disana ada orang hidup manapun yang menggenapi hukum Taurat. Tetapi jelas bahwa tak ada orang seperti itu, yang pernah, atau akan, bisa ditemukan. ... seluruh kesimpulan dari argumentasi adalah sebagai berikut: ‘Siapapun telah gagal mencapai dalam bagian manapun dari hukum Taurat dikutuk / terkutuk; semua dianggap bersalah dengan kesalahan ini; karena itu semua orang dikutuk / terkutuk’. Argumentasi Paulus ini tidak akan bertahan, seandainya kita mempunyai kekuatan yang cukup untuk menggenapi hukum Taurat; ... Atau Paulus berargumentasi secara buruk, atau adalah mustahil bagi manusia untuk menggenapi hukum Taurat.].
Calvin (tentang Galatia 3:10): “And so he concludes boldly that all are cursed, because all have been commanded to keep the law perfectly; which implies that in the present corruption of our nature the power of keeping it perfectly is wanting. Hence we conclude that the curse which the law pronounces, though, in the phrase of logicians, it is accidental, is here perpetual and inseparable from its nature. The blessing which it offers to us is excluded by our depravity, so that the curse alone remains.” [= Demikianlah ia menyimpulkan secara berani bahwa semua orang terkutuk, karena semua orang telah diperintahkan untuk mentaati hukum Taurat dengan sempurna; yang secara implicit menunjukkan bahwa dalam keadaan kita yang rusak sekarang ini kuasa / kekuatan untuk mentaatinya dengan sempurna tidak ada. Jadi kami menyimpulkan bahwa kutuk yang diumumkan oleh hukum Taurat, sekalipun, dalam ungkapan dari ahli-ahli logika, adalah memungkinkan (bisa terjadi, bisa tidak), disini adalah kekal / terus menerus dan tak terpisahkan dari hakekat / sifat dasarnya. Berkat yang ditawarkan hukum Taurat bagi kita dikeluarkan / dibuang oleh kebejatan kita, sehingga hanya kutuk yang tertinggal.].
Ini sesuai dengan ajaran / jawaban Yesus kepada pemuda kaya itu. Perhatikan kata ‘segala’ dalam Matius 19: 17b.
Matius 19: 17b: “Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah SEGALA perintah Allah.’”.
Calvin (tentang Matius 19:17): “And therefore Paul lays down a twofold righteousness, ‘the righteousness of the law,’ (Romans 10:5,) and ‘the righteousness of faith,’ (Romans 10:6.) He makes the first to consist in works, and the second, in the free grace of Christ. Hence we infer, that this reply of Christ is legal, because it was proper that the young man who inquired about the righteousness of works should first be taught that no man is accounted righteous before God unless he has fulfilled the law, (which is impossible,) that, convinced of his weakness, he might betake himself to the assistance of faith. I acknowledge, therefore, that, as God has promised the reward of eternal life to those who keep his law, we ought to hold by this way, if the weakness of our flesh did not prevent; but Scripture teaches us, that it is through our own fault that it becomes necessary for us to receive as a gift what we cannot obtain by works.” [= Dan karena itu Paulus menyatakan suatu kebenaran rangkap dua, ‘kebenaran dari hukum Taurat’, (Ro 10:5), dan ‘kebenaran dari iman’, (Ro 10:6). Ia membuat yang pertama terdiri dari pekerjaan / perbuatan baik, dan yang kedua, dalam kasih karunia yang cuma-cuma dari Kristus. Jadi, kami menyimpulkan, bahwa jawaban Kristus ini sah, karena adalah tepat bahwa orang muda yang bertanya tentang kebenaran dari pekerjaan / perbuatan baik harus pertama-tama diajar bahwa tak seorangpun dianggap benar di hadapan Allah kecuali ia telah menggenapi hukum Taurat, (yang adalah mustahil), supaya, diyakinkan oleh kelemahannya, ia bisa membawa dirinya sendiri pada bantuan dari iman. Karena itu, saya mengakui bahwa, karena Allah telah menjanjikan upah / pahala hidup yang kekal bagi mereka yang mentaati hukum Taurat, kita harus mempertahankan / menganggap dengan cara ini, seandainya kelemahan daging kita tidak menghalangi; tetapi Kitab Suci mengajar kita, bahwa adalah melalui kesalahan kita sendiri bahwa menjadi perlu bagi kita untuk menerima sebagai suatu karunia apa yang tidak bisa kita dapatkan dari pekerjaan / perbuatan baik.].
JADI, TUJUAN YESUS MENGUCAPKAN AY 17b, BUKANLAH UNTUK MENGAJARKAN KESELAMATAN / PEMBENARAN MELALUI KETAATAN / PERBUATAN BAIK! TUJUAN YESUS JUSTRU ADALAH UNTUK MENYADAR¬KAN PEMUDA ITU BAHWA IA TIDAK MUNGKIN MENDAPATKAN HIDUP YANG KEKAL DENGAN USAHANYA SENDIRI.
Matius 19:18-20: “(18) Kata orang itu kepadaNya: ‘Perintah yang mana?’ Kata Yesus: ‘Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, (19) hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ (20) Kata orang muda itu kepadaNya: ‘Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?’”.
1) Ternyata usaha Yesus untuk menyadarkan pemuda itu bahwa ia tidak mungkin bisa masuk surga dengan usahanya sendiri, belum berhasil. Mengapa? Karena pemuda itu adalah orang yang merasa dirinya benar (self righteous person). Ini terlihat dari ay 20.
2) Matius 19: 20 menunjukkan bahwa pemuda itu mengira bahwa ia sudah taat. Ia merasa dirinya baik. Semua ini terjadi karena ia buta terhadap dosa-dosanya.
Calvin (tentang Mat 19:20): “‘The young man saith to him.’ The law must have been dead to him, when he vainly imagined that he was so righteous; for if he had not flattered himself through hypocrisy, it was an excellent advice to him to learn humility, to contemplate his spots and blemishes in the mirror of the law. But, intoxicated with foolish confidence, he fearlessly boasts that he has discharged his duty properly from his childhood.” [= ].
Ketidak-mauannya untuk menjual hartanya dan membagikannya kepada orang miskin (ay 21-22), membuktikan bahwa sebetulnya ia tidak mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri (ay 19).
Matius 19: 21-22: “(21) Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ (22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.”.
1) Matius 19: 21: “Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’”.
Dalam Markus dan Lukas ada tambahan, yang tak ada dalam Matius.
Markus 10:21 - “Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: ‘Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’”.
Bdk. Lukas 18:22 - “Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: ‘Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’”.
Calvin: “Markus 10:21. ‘One thing thou wantest.’ Christ therefore does not mean that the young man wanted one THING beyond the keeping of the law, but in the very keeping of the law. For though the law nowhere obliges us to sell all, yet as it represses all sinful desires, and teaches us to bear the cross, as it bids us be prepared for hunger and poverty, the young man is very far from keeping it fully, so long as he is attached to his riches, and burns with covetousness. And he says that ‘one thing is wanting,’ because he does not need to preach to him about fornication and murder, but to point out a particular disease, as if he were laying his finger on the sore.” [= Mark 10:21. ‘Kamu kekurangan satu hal’. Kristus tidak memaksudkan bahwa orang muda itu kekurangan satu hal sebagai tambahan dari ketaatan terhadap hukum Taurat, tetapi ia kekurangan satu hal dalam ketaatan terhadap hukum Taurat. Karena sekalipun hukum Taurat dimanapun tidak mewajibkan kita untuk menjual segala sesuatu, tetapi karena hukum Taurat menekan semua keinginan-keinginan yang berdosa, dan mengajar kita untuk memikul salib, karena hukum Taurat meminta kita untuk siap sedia untuk kelaparan dan kemiskinan, orang muda itu sangat jauh dari mentaatinya sepenuhnya, selama ia melekat pada kekayaannya, dan terbakar dengan ketamakan. Dan Ia mengatakan bahwa ‘satu hal yang kurang’, karena Ia tidak perlu berkhotbah kepadanya tentang percabulan dan pembunuhan, tetapi menunjukkan suatu penyakit khusus, seakan-akan Ia sedang meletakkan jariNya pada luka itu.].
2) Perintah Yesus dalam Matius 19: 21 ini (untuk menjual semua milik dan memberikan kepada orang miskin) berlaku hanya untuk pemuda ini.
Calvin mengatakan bahwa adalah lebih baik mempertahankan apa yang Allah berikan kepada kita untuk memelihara diri kita sendiri dan keluarga kita dengan cara yang wajar, dan memberi sebagian kepada orang-orang miskin, dari pada memberikannya semua untuk orang-orang miskin.
Calvin juga mengecam orang-orang yang menjadi biarawan, yang berdasarkan ayat ini, menjual segala sesuatu, lalu masuk biara dan mendapatkan makan tanpa bekerja dari pembiayaan orang-orang lain.
Calvin: “it is easy to infer, that Christ does not command all without exception to sell all that they have; for the husbandman, who had been accustomed to live by his labor, and to support his children, would do wrong in selling his possession, if he were not constrained to it by any necessity. To keep what God has put in our power, provided that, by maintaining ourselves and our family in sober and frugal manner, we bestow some portion on the poor, is a greater virtue than to squander all.” [= ].
Calvin: “it is excessively ridiculous in the monks, under the pretense of this passage, to claim for themselves state of perfection. ... what sort of thing is that famous selling, on which the monks plume themselves? A good part of them, finding no provision at home, plunge themselves into monasteries as well-stocked hog-styes. All take such good care of themselves, that they feed in idleness on the bread of others. A rare exchange truly, when those who are ordered to give to the poor what they justly possess are not satisfied with their own, but seize on the property of others.” [= ].
Jadi, perintah ini tidak berlaku umum. Tetapi, andaikata Tuhan memerin¬tahkan hal ini kepada saudara, maukah saudara taat? Atau saudara akan meniru pemuda itu?
3) Tujuan perintah Yesus dalam Matius 19: 21: menunjukkan dosa pemuda itu, yaitu adanya ‘allah lain’ dalam diri pemuda itu, yaitu uang / harta, yang ia cintai lebih dari Allah / sesama manusia, bahkan lebih dari hidup yang kekal!
Penerapan: apakah uang, pekerjaan, study, suami / istri / keluarga, hobby merupakan allah lain dalam hidup saudara? Bandingkan dengan Abraham yang mau mempersembahkan Ishak kepada Allah (Kej 22).
Calvin: “So the reply of Christ, which follows, was suited to the man’s disposition. And yet Christ does not demand any thing beyond the commandments of the law, but, as the bare recital had not affected him, Christ employed other words for detecting the hidden disease of avarice. I confess that we are nowhere commanded in the law to sell all; but as the design of the law is, to bring men to self-denial, and as it expressly condemns covetousness, we see that Christ had no other object in view than to correct the false conviction of the young man. For if he had known himself thoroughly, as soon as he heard the mention of the law, he would have acknowledged that he was liable to the judgment of God; but now, when the bare words of the law do not sufficiently convince him of his guilt, the inward meaning is expressed by other words.” [= ].
Calvin: “It ought also to be observed, that he does not only enjoin him to sell, but likewise to give to the poor; for to part with riches would not be in itself a virtue, but rather a vain ambition. Profane historians applaud Crates, a Theban, because he threw into the sea his money and all that he reckoned valuable; for he did not think that he could save himself unless his wealth were lost; as if it would not have been better to bestow on others what he imagined to be more than he needed.” [= ].
4) Ada perintah tambahan: Matius 19: 21c: “kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’”.
Semua ‘kebaikan’ tidak ada gunanya, kalau orangnya tidak ikut Yesus!
5) Matius 19: 22: “Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.”.
Pemuda itu menolak untuk mentaati Yesus, dan ia pergi meninggalkan Yesus dengan sedih. Setiap orang yang mau percaya dan taat kepada Yesus akan menerima damai dan sukacita, tetapi orang yang menolak Yesus tidak akan pernah mendapat damai dan sukacita yang sejati. Ia pergi dengan sedih, bukan dengan marah. Ini menunjukkan bahwa ia sadar bahwa Yesus memang benar, tetapi bagaimanapun ia tidak mau menurut. Hartanya menjadi penghalang bagi dia untuk datang kepada Tuhan / mendapatkan hidup kekal. Ini betul-betul merupakan suatu kegilaan.
Tetapi ingat, bahwa kalau bukan karena kasih karunia Allah, kita pasti akan sama seperti pemuda ini!
Apakah pemuda ini belakangan bertobat atau tidak, kita tidak bisa tahu. Tetapi Calvin menduga bahwa ketamakannya tetap mencegahnya untuk bertobat dan percaya kepada Yesus.
Calvin: “This young man, who had brought both a desire to learn and modesty, withdrew from Christ, because it was hard to part with a darling vice. The same thing will happen to us, unless the sweetness of the grace of Christ render all the allurements of the flesh distasteful to us. Whether or not this temptation was temporary, so that the young man afterwards repented, we know not; but it may be conjectured with probability, that his covetousness kept him back from making any proficiency.” [= ].
6) Pemuda itu hormat kepada Yesus, mau datang dan bertanya kepada Yesus. Ia mencari hidup kekal, ia orang beragama dan berusaha taat. Tetapi ia meninggalkan Yesus! Ia terhilang! Banyak orang seperti dia, mula-mula kelihatan bagus (pergi ke gereja, belajar Kitab Suci, ikut katekisasi, dibaptis dsb), tetapi akhirnya meninggalkan Yesus. Orang-orang seperti ini akan terhilang! Jangan saudara menjadi orang seperti itu!
Matius 19: 23-26: “(23) Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’ (25) Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: ‘Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?’ (26) Yesus memandang mereka dan berkata: ‘Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.’”.
1) Sukarnya orang kaya masuk surga digambarkan seperti unta masuk lubang jarum. Ada yang menganggap penggambaran ini tidak masuk akal karena ‘unta’ tak ada hubungannya dengan ‘lubang jarum’. Akhirnya muncul tafsiran-tafsiran seperti ini:
a) Pada tembok kota ada 2 buah pintu, pintu utama dan pintu sempit. Pada malam hari, pintu utama ditutup dan dikunci. Orang yang mau keluar / masuk, harus melalui pintu sempit. Pintu ini begitu kecil / sempit sehingga seorang manusia sukar masuk dengan berjalan tegak. Ada orang-orang yang mengatakan bahwa pintu ini disebut ‘lubang jarum’.
b) Kata bahasa Yunani untuk ‘unta’ adalah KAMELOS, sedang kata bahasa Yunani untuk kabel / tali / tampar adalah KAMILOS. Jadi, mungkin yang Yesus maksudkan bukan ‘unta’ tetapi ‘tali / tampar’.
Tetapi, sebetulnya kita tak perlu melakukan penafsiran seperti ini. Sekalipun ‘unta’ tidak ada hubungannya dengan ‘lubang jarum’, itu bukanlah hal yang aneh.
Bandingkan dengan Matius 23:24 - “Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.”.
Jadi, penggambaran ini tidak perlu diubah! Dan artinya adalah: orang kaya sukar sekali masuk ke surga.
2) Mark 10:24b - “Tetapi Yesus menyambung lagi: ‘Anak-anakKu, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”.
KJV: ‘Children, how hard it is for them that trust in riches to enter into the kingdom of God!’ [= Anak-anak, alangkah sukarnya bagi mereka yang mempercayai kekayaan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah!].
Ini karena KJV menterjemahkan dari manuscript yang berbeda. Manuscript yang dipakai oleh KJV ini tidak terlalu diper¬caya, sehingga bagaimanapun terjemahan yang lain (seperti Kitab Suci Indone¬sia) lebih diterima. Tetapi, bagaimanapun juga, kontex dan seluruh Kitab Suci membenarkan penafsiran seperti itu. Jadi, yang dimaksud dengan orang kaya dalam bagian ini, bukanlah seadanya orang kaya, tetapi orang kaya yang mengandalkan / percaya / bergantung / mencintai kekayaannya.
3) Mengapa kekayaan adalah sesuatu yang berbahaya?
a) Kekayaan menyebabkan rasa cukup sehingga orang yang mempunyai¬nya sering merasa tidak membutuhkan apa-apa, termasuk tidak membutuhkan Tuhan (bdk. Wahyu 3:17 Lukas 12:16-21).
Wahyu 3:17 - “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan AKU TIDAK KEKURANGAN APA-APA, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,”.
Lukas 12:16-21 - “(16) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kataNya: ‘Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. (17) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. (18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. (19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! (20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (21) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.’”.
b) Matius 6:21 - “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”.
c) Kekayaan sering menguasai pemiliknya.
1. Selalu ingin lebih kaya.
Seseorang mengatakan: “Enough is always a little more than a man has.” [= Cukup itu selalu sedikit lebih banyak dari yang dipunyai seseorang.].
2. Mendewakan uang.
d) Kekayaan memberi lebih banyak pencobaan / kesempatan untuk jatuh ke dalam dosa, misalnya piknik pada hari Minggu sehingga tidak pergi ke kebaktian, nonton bioskop sehingga tidak ke Pemahaman Alkitab, pergi ke pelacuran, punya istri lebih dari satu, dsb.
4) Sekalipun bagian ini berkata bahwa orang kaya sukar masuk surga, kita tidak boleh menarik kesimpulan bahwa orang miskin akan masuk surga secara otomatis. Kalau saudara tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara, maka saudara akan masuk neraka, baik saudara kaya maupun saudara miskin!
5) Matius 19: 25: “Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: ‘Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?’”.
KJV: ‘they were exceedingly amazed’ [= mereka sangat heran].
RSV/NIV: ‘they were greatly astonished’ [= mereka sangat heran].
NASB: ‘they were very astonished’ [= mereka sangat heran].
Calvin mengatakan bahwa bagusnya para murid adalah bahwa sekalipun mereka heran, berbeda / bertentangan dengan pemudah kaya itu, itu tidak menghentikan mereka dari ikut Yesus.
Pada waktu saudara mendengar ajaran keras, sukar, dsb, jangan lalu berhenti ikut Kristus. Tetap ikut Dia, dan berusahalah dengan bersandar pada kasih karunia Allah!
Calvin: “‘The disciples are astonished,’ because it ought to awaken in us no little anxiety, that riches obstruct the entrance into the kingdom of God; for, wherever we turn our eyes, a thousand obstacles will present themselves. But let us observe that, while they were struck with astonishment, they did not shrink from the doctrines of Christ. The case was different with him who was lately mentioned; for he was so much alarmed by the severity of the commandment, that he separated from Christ; while they, though trembling, and inquiring, ‘who can be saved?’ do not break off in an opposite direction, but are desirous to conquer despair. Thus it will be of service to us to tremble at the threatenings of God: whenever he denounces any thing that is gloomy or dreadful, provided that our minds are not discouraged, but rather aroused.” [= ].
6) Matius 19: 26: “Yesus memandang mereka dan berkata: ‘Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.’”.
Ini menekankan bahwa persoalan keselamatan sepenuh¬nya tergantung kepada Tuhan! Semua yang mustahil, bisa kita lakukan, hanya karena kasih karunia Allah! Ini cocok dengan ajaran Calvinisme / Reformed!
Baca Juga: Lukas 12:13-21 (Orang Kaya Yang Bodoh)
Calvin: “Christ does not entirely free the minds of his disciples from all anxiety; for it is proper that they should perceive how difficult it is to ascend to heaven; first, that they may direct all their efforts to this object; and next, that, distrusting themselves, they may implore strength from heaven. We see how great is our indolence and carelessness; and what the consequence would be if believers thought that they had to walk at ease, for pastime, along a smooth and cheerful plain. Such is the reason why Christ does not extenuate the danger - though he perceives the terror which it excited in his disciples - but rather increases it; for though formerly he said only that it was ‘difficult,’ he now affirms it to be ‘impossible.’ Hence it is evident, that those teachers are guilty of gross impropriety, who are so much afraid to speak harshly, that they give indulgence to the slothfulness of the flesh. They ought to follow, on the contrary, the rule of Christ, who so regulates his style that, after men have been bowed down within themselves, he teaches them to rely on the grace of God alone, and, at the same time, excites them to prayer. In this manner, the weakness of men is seasonably relieved, not by ascribing anything to them, but by arousing their minds to expect the grace of God.” [= ].
Calvin: “By this reply of Christ is also refuted that widely embraced principle - which the Papists have borrowed from Jerome - ‘Whoever shall say that it is impossible to keep the law, let him be accursed.’ For Christ plainly declares, that it is not possible for men to keep the way of salvation, except so far as the grace of God assists them.” [= ].
Kesimpulan / penutup.
Hari ini kita melihat suatu teladan buruk dari pemuda kaya itu, dan bahaya dari kekayaan. Kecintaannya pada kekayaan menyebabkan ia tak mau mentaati perintah Yesus, dan dengan demikian, ia tidak ikut Yesus. Jangan teladani dia. Ikutlah Yesus, dan gunakan kekayaan saudara bagi kemuliaan Tuhan!
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-