SERI KHOTBAH KITAB YUNUS
PDT. BUDI ASALI, M.DIV.
SERI KHOTBAH KITAB YUNUS. Yunus 1:1-3 - (1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: (2) Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepadaKu. (3) Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
I) Perintah Allah kepada Yunus.
1) Yunus.
Sebelum disuruh ke Niniwe, Yunus sudahlah seorang nabi Tuhan.
2Raja-raja 14:25 - Ia mengembalikan daerah Israel, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke Laut Araba sesuai dengan firman TUHAN, Allah Israel, yang telah diucapkanNya dengan perantaraan hambaNya, nabi Yunus bin Amitai dari Gat-Hefer.
Jadi Yunus menubuatkan bahwa daerah Israel akan kembali sampai pada batas tertentu, dan raja Yerobeam II menggenapi nubuat tersebut.
Tetapi Clarke (hal 698) mengatakan bahwa tidak bisa diketahui apakah nubuat ini terjadi sebelum atau sesudah cerita dalam kitab Yunus ini.
2) Niniwe.
a) Niniwe adalah ibukota Asyur, dan didirikan oleh Nimrod (Kejadian 10:9-11).
b) Dalam Yunus 1: 2 dikatakan bahwa Niniwe adalah kota yang besar.
Calvin mengatakan bahwa penulis-penulis kafir mengatakan bahwa keliling kota ini adalah 400 stadia (1 stadia = 1/8 mil). Tetapi Editor dari Calvins Commentary mengatakan:
1. Keliling Niniwe adalah 480 stadia atau 60 mil. Ini berarti bahwa kalau kota itu berbentuk lingkaran, maka kota itu mempunyai garis tengah 30 km! Tidak heran bahwa Keil & Delitzsch mengatakan (hal 390) bahwa penulis-penulis klasik mengatakan bahwa pada saat itu Niniwe merupakan kota terbesar di dunia!
2. Niniwe mempunyai tembok yang tingginya 100 kaki (30 meter), dan begitu tebalnya tembok itu sehingga bisa dilalui 3 kereta secara berjejer.
3. Bahwa dari 4:11 yang mengatakan 120.000 penduduknya tak bisa membedakan tangan kanan dan kiri, yang dianggap sebagai bayi, maka diperkirakan penduduk Niniwe adalah lebih dari 2 juta orang.
c) Kota ini adalah kota yang jahat.
Yunus 1: 2: karena kejahatannya telah sampai kepadaKu.
Calvin: he reminds us, that though the Ninevites felicitated themselves, and also gained the plaudits of the whole world on account of their power, yet all this was of no moment, because their wickedness and iniquity had ascended into heaven (= Ia mengingatkan kita, bahwa sekalipun Niniwe memberi selamat kepada dirinya sendiri / memuji dirinya sendiri, dan juga mendapatkan pujian dari seluruh dunia karena kekuasaan mereka, tetapi semua ini tidak penting / berarti, karena kejahatan mereka telah naik ke surga) - hal 25.
Karena itu Calvin berkata: kalau kita ditegur oleh Tuhan, jangan melihat ke kanan atau ke kiri kepada sesama manusia kita. Kita harus melihat kepada Tuhan.
Barnes Notes: every iniquity has its own voice at the hidden judgment seat of God (= setiap kejahatan mempunyai suaranya sendiri pada kursi penghakiman Allah yang tersembunyi) - hal 397.
Bandingkan dengan:
1. Kejadian 4:10 - FirmanNya: Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah..
2. Kejadian 18:20-21 - “(20) Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. (21) Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepadaKu atau tidak; Aku hendak mengetahuinya..
3. Yakobus 5:4 - Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.
Penerapan: karena itu jangan merasa aman pada waktu saudara berbuat dosa, hanya karena tidak ada orang yang tahu akan dosa saudara. Tuhan selalu tahu, dan bahkan mencatat dosa-dosa saudara!
3) Tuhan mengutus Yunus ke Niniwe.
Yunus 1: 1-2: “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: (2) Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepadaKu.”.
a) Mengapa Tuhan mengutus Yunus ke Niniwe?
1. Untuk mempertobatkan orang Niniwe.
2. Untuk memberi petunjuk bahwa Ia bukan mau menyelamatkan hanya orang Israel saja.
Pulpit Commentary: In its history there is, indeed, concealed prophecy of the highest importance which our eyes are open to discern. To the Jews, perhaps, the chief lesson which it was meant to teach was the capacity of the Gentiles for salvation and that God designed to make them partakers thereof (= Dalam sejarah Yunus memang ada nubuat tersembunyi yang sangat penting terhadap mana mata kita terbuka untuk melihat. Bagi orang-orang Yahudi, mungkin pelajaran utama yang dimaksudkan untuk diajarkan adalah kapasitas dari orang-orang non Yahudi untuk keselamatan, dan bahwa Allah merencanakan untuk membuat mereka ikut ambil bagian dalam keselamatan tersebut) - Introduction, hal ii.
Memang dalam Perjanjian Lama sangat sedikit orang non Israel yang diselamatkan, tetapi dalam Perjanjian Baru tidak demikian. Adanya orang-orang non Israel yang bertobat, seperti Rahab, Rut, janda di Sarfat (1Raja 17), Naaman (2Raja 5), orang-orang di kapal yang ditumpangi Yunus (ay 16), dan orang-orang Niniwe, memberikan petunjuk bahwa nanti dalam Perjanjian Baru gereja akan terdiri bukan hanya dari orang Israel / Yahudi, tetapi juga dari bangsa-bangsa lain.
BACA JUGA: KERASUKAN SETAN DAN PENGUSIRANNYA
3. Supaya Niniwe bisa menjadi pembanding bagi orang Israel / Yahudi.
Calvin berkata bahwa Yunus dikirim oleh Tuhan ke Niniwe, karena Tuhan bosan / jengkel dengan sikap tegar tengkuk dari Israel, yang selalu meremehkan Firman Tuhan yang diberitakan oleh nabi-nabi Tuhan. Dengan mengirim Yunus ke Niniwe dan mempertobatkan mereka dalam 3 hari, maka kesalahan Israel menjadi makin menyolok. Dengan kata lain, Tuhan mengutus Yunus ke Niniwe supaya Niniwe bisa menjadi pembanding terhadap Israel. Dalam pada jaman Yesus melayani di dunia ini, Ia juga menggunakan Niniwe sebagai pembanding terhadap orang-orang Yahudi saat itu.
Matius 12:40-41 - “(40) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. (41) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!.
Penerapan: kalau saudara banyak mendapat dan mengerti Firman Tuhan, tetapi tidak melaksanakannya, atau tidak punya semangat dalam doa / melayani Tuhan / memberitakan Injil, maka cobalah lihat kepada pembanding-pembanding di sekitar saudara, yaitu orang-orang yang dengar dan mengerti sedikit tentang Firman Tuhan, tetapi bersemangat dalam doa / melayani Tuhan / memberitakan Injil!
b) Apa yang harus Yunus lakukan terhadap Niniwe?
Yunus 1: 2: berserulah terhadap mereka.
KJV: cry against it (= berteriaklah terhadap / menentangnya).
Keil & Delitzsch: against, indicating the threatening nature of the preaching (= terhadap / menentang, menunjukkan sifat mengancam dari khotbah / pemberitaan) - hal 389.
Niniwe merupakan pusat dari suatu kerajaan besar yaitu Asyur, dan Yunus bukan saja tidak dikenal oleh mereka, tetapi juga berasal dari bangsa yang bermusuhan dengan mereka. Sekarang Yunus disuruh oleh Tuhan untuk berteriak menentang mereka. Jelas ini menunjukkan bahwa Yunus bukannya disuruh menyatakan kasih Allah, tetapi sebaliknya disuruh menyatakan dosa mereka dan ancaman hukuman Tuhan terhadap mereka. Dari sudut pandang manusia / logika, ini merupakan sesuatu yang tidak masuk akal.
Calvin: it was an unpleasant undertaking to cry out against her immediately at the beginning (= merupakan sesuatu usaha yang tidak menyenangkan untuk berteriak menentangnya langsung pada permulaan) - hal 25.
Penerapan: dalam memberitakan Injil kita harus mengikuti pimpinan Tuhan, dan melakukan apapun yang Ia kehendaki. Jangan terpancang pada caranya Evangelism Explosion atau cara penginjilan yang manapun, yang biasanya menekankan kasih Allah di awal penginjilan. Juga pada waktu saudara sudah mempunyai langkah-langkah penginjilan dengan sistim tertentu, jangan selalu mengikuti langkah-langkah itu seperti mesin. Saudara harus peka terhadap pimpinan Tuhan, dan mengikutinya.
II) Penolakan Yunus.
1) Yunus menolak perintah Tuhan.
a) Yunus melarikan diri ke Yafo lalu ke Tarsis.
Yunus 1: 3: Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
Ini menunjukkan bahwa Yunus lari sejauh mungkin dari tempat dimana ia bisa melaksanakan perintah Allah itu.
Barnes Notes: He set about removing himself as far as possible from being under the influence of God, and from the place where he could fulfill them. God bid him to go to Nineveh, which lay North-East from his home; and he instantly set himself to flee to the then furthermost West (= Ia mulai menyingkirkan dirinya sendiri sejauh mungkin dari keberadaan di bawah pengaruh Allah, dan dari tempat dimana ia bisa menggenapi perintah Allah. Allah memintanya pergi ke Niniwe, yang terletak di sebelah Timur Laut dari rumahnya; dan ia segera menyiapkan dirinya untuk lari ke tempat yang pada saat itu merupakan bagian Barat yang paling jauh) - hal 397.
Pulpit Commentary: He went, too, in a direction exactly the opposite of the one in which he had been sent. God had said, Go north-east, and he went south-west. (= Ia juga pergi ke arah yang persis bertentangan dengan tempat kemana ia telah diutus. Allah telah berkata: Pergilah ke Timur Laut, dan ia pergi ke Barat Daya) - hal 12.
b) Yunus lari jauh dari hadapan Tuhan’.
Ada beberapa penafsiran tentang ungkapan ini:
1. Menolak pemerintahan Tuhan atas dirinya, atau menolak untuk melayani Allah.
Barnes Notes: Jonah fled, not from Gods presence, but from standing before him, as His servant and minister (= Yunus lari, bukan dari kehadiran Allah, tetapi dari keberadaannya di hadapanNya sebagai pelayanNya) - hal 397.
Calvin mengatakan bahwa Yunus tidak begitu salah pikirannya sehingga mengira bahwa ia bisa lari dari hadapan Tuhan yang maha ada. Bandingkan dengan Mazmur 139:7-12 - “(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku. (11) Jika aku berkata: Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam, (12) maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagiMu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.
Perlu dipertanyakan: Apakah Yunus tahu tentang Maz 139 ini? Kelihatannya ya, karena kalau dilihat dari Yunus 2, maka terlihat dengan jelas bahwa ia sangat mengenal kitab Mazmur (Pulpit, hal 11).
Jadi Calvin beranggapan bahwa yang dimaksud adalah: ia menolak pemerintahan Tuhan atas dirinya.
Tetapi Pulpit Commentary berkata: The sinner is seldom logical. If he were, he would be a sinner no longer (= Orang berdosa biasanya tidak logis. Seandainya ia logis, ia tidak lagi merupakan orang berdosa) - hal 15.
2. Meninggalkan Israel.
Keil & Delitzsch: away from the presence of the Lord, out of the land of Israel, where Jehovah dwelt in the temple, and manifested His presence (= jauh dari kehadiran Tuhan, di luar tanah Israel, dimana Yehovah tinggal di Bait Allah, dan menyatakan kehadiranNya) - hal 391.
Calvin menambahkan bahwa kata-kata jauh dari hadapan TUHAN ditulis sampai 2 x (Yunus 1: 3a,3b) untuk menunjukkan bahwa ini bukan merupakan suatu dosa yang remeh.
2) Yunus bisa mendapatkan jalan yang terbuka untuk lari dari Tuhan (Yunus 1: 3).
a) Ia pergi ke Yafo (Yunus 1: 3b).
KJV: and he went down to Joppa (= dan ia turun ke Yafo).
Barnes Notes: He went down, as the man who fell among the thieves, is said to have gone down from Jerusalem to Jericho. He went down from the place which God honored by His presence and protection. ... He goes down to Joppa. Wherever thou turnest, if thou depart from the Will of God, thou goest down. Whatever glory, riches, power, honors, thou gainest, thou risest not a whit; the more thou advances, while turned from God, the deeper and deeper thou goest down (= Ia turun, seperti orang yang jatuh ke tangan pencuri / perampok, dikatakan turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia turun dari tempat dimana Allah dihormati oleh kehadiran dan perlindunganNya. ... Ia turun ke Yafo. Kemanapun engkau berbelok, jika engkau meninggalkan Kehendak Allah, engkau turun. Berapapun kemuliaan, kekayaan, kuasa, kehormatan yang engkau dapatkan, engkau tidak naik sedikitpun; makin engkau maju, sementara berbalik dari Allah, makin lama makin dalam engkau turun) - hal 399.
Catatan: kata-kata Albert Barnes ini mengandung sesuatu yang indah dan benar, dan perlu direnungkan / dihayati. Tetapi bagaimanapun kebenaran tersebut ia dapatkan melalui penyalah-tafsiran suatu ayat. Mengapa? Karena ia mengalegorikan / merohanikan ayat tersebut padahal ayat tersebut merupakan suatu bagian yang bersifat cerita sejarah, dan suatu cerita sejarah tidak boleh dialegorikan / dirohanikan / diartikan sebagai lambang!
Jadi, dikatakan Yunus turun ke Yafo karena Yafo memang terletak di sebelah selatan / barat daya dari keberadaan Yunus pada saat itu. Mengapa ia harus pergi ke Yafo? Karena menurut Albert Barnes (hal 378) Yafo merupakan satu-satunya pelabuhan bagi Yudea pada saat itu (2Taw 2:16) dan ini berlaku sampai saat sesudah pembuangan (Ezra 3:7).
b) Ia bukan hanya bisa mendapatkan sebuah kapal, tetapi juga masih ada tempat baginya, dan ia mempunyai uang untuk membayar tiket kapal itu (ay 3b). Ini semua merupakan jalan / pintu yang terbuka baginya!
Perhatikan bahwa sekalipun jalan / pintu yang terbuka bisa datang / diberikan oleh Tuhan, seperti misalnya dalam 2Kor 2:12, tetapi tidak setiap jalan / pintu yang terbuka merupakan jalan yang benar / dari Tuhan, seperti dalam kasus Yunus ini.
Beberapa komentar tentang pintu / jalan yang terbuka ini:
1. Editor dari Calvins Commentary memberikan 2 kutipan:
a. Kata-kata Marckius: God sometimes not only suffers the wicked to advance prosperously in their sins, but does not immediately restore the godly in their declensions; nay, he gives them every facility for a time in their downward course, in order that they may know themselves more, and that the glory of God may become thereby more manifest. Foolish then is the sinner, who, having begun life prosperously, concludes that the end will be equally happy (= Allah kadang-kadang bukan hanya membiarkan orang jahat untuk menjadi makmur dalam dosa mereka, tetapi juga tidak segera memulihkan orang saleh dalam kejatuhan mereka; tidak, ia memberi mereka semua fasilitas untuk sementara dalam jalan mereka yang turun ke bawah, supaya mereka bisa lebih mengenal diri mereka, dan supaya dengan demikian kemuliaan Allah bisa lebih dinyatakan. Jadi, bodohlah orang berdosa, yang memulai hidupnya dengan makmur, dan lalu menyimpulkan bahwa akhirnya juga akan sama bahagianya) - hal 30.
b. Kata-kata Matthew Henry: Providence seemed to favour his design, and gave him an opportunity to escape: we may be out of the way of duty, and yet may meet with a favourable gale. The ready way is not always the right way (= Providensia kelihatannya baik terhadap rencananya, dan memberinya suatu kesempatan untuk lari / lolos: kita bisa ada di luar jalan kewajiban, tetapi mendapat angin yang menyenangkan. Jalan yang siap / mudah tidak selalu merupakan jalan yang benar) - hal 30.
Catatan: providensia bisa diartikan sebagai semua pekerjaan Allah untuk melaksanakan rencanaNya.
2. Pulpit Commentary: Jonahs effort to escape from Gods presence seemed successful - he found a ship going to Tarshish. Providence seemed to favour him; but this was a narrow view - providence must be interpreted widely. ... So he paid the fare thereof. He had the money ready - another apparently favourable providence, and he paid it at once (= Usaha Yunus untuk lari dari kehadiran Allah kelihatannya berhasil - ia mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Providensia kelihatannya baik kepadanya / mendukungnya; tetapi ini merupakan suatu pandangan yang sempit - providensia harus ditafsirkan secara luas. ... Ia membayar biaya perjalanannya. Ia mempunyai uang - lagi-lagi kelihatan sebagai providensia yang baik / menguntungkan, dan ia langsung membayarnya) - hal 25.
Penerapan: pintu terbuka pada waktu kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan ini merupakan sesuatu yang membahayakan! Yunus masuk melaluinya, dan menyangka semua akan baik-baik saja, tetapi apa yang lalu terjadi dengan dia?
Karena itu kalau saudara melakukan sesuatu yang salah, seperti bekerja pada hari Minggu, dusta / ketidak-jujuran, pacaran dengan orang yang tidak seiman, berselingkuh, meninggalkan pelayanan demi kesenangan pribadi, atau dosa-dosa pasif seperti tidak berdoa, tidak belajar Firman Tuhan / tidak ikut Pemahaman Alkitab, tidak melayani, tidak memberi persembahan persepuluhan, dsb., maka hati-hatilah dengan setiap pintu yang terbuka dan dengan setiap berkat Tuhan yang saudara dapatkan dalam pelarian dari Tuhan tersebut! Jangan menjadi seperti Yunus!
c) Yunus membayar biaya perjalanannya / tiket kapal (Yunus 1: 3b).
Pulpit Commentary: ... men do not grudge expense to carry out their own will, however reluctant often to spend it to carry out Gods. See the costliness of sin - yet the devils taxes are usually paid cheerfully (= ... manusia biasanya tidak segan mengeluarkan uang untuk melaksanakan kehendak mereka sendiri, betapapun seringnya ia segan menggunakan uangnya untuk melaksanakan kehendak Allah. Lihatlah harga / biaya dari dosa - tetapi pajak dari setan biasanya dibayar dengan senang hati) - hal 25.
Penerapan:
1. Ada banyak orang yang kalau tidak ada kendaraan, lalu tidak pergi ke gereja. Mereka keberatan untuk mengeluarkan ongkos taxi, padahal mereka termasuk orang yang mampu. Tetapi anehnya, kalau mereka ingin pergi ke toko atau ke pesta (pokoknya sesuatu yang menyenangkan diri mereka sendiri) dan tidak ada kendaraan, mereka mau mengeluarkan ongkos taxi tersebut.
2. Banyak orang yang pelit sekali kalau memberi untuk Tuhan, apalagi kalau harus memberi persembahan persepuluhan. Tetapi mereka dengan senang hati mengeluarkan uang untuk sesuatu yang bersifat dosa atau yang menyenangkan diri sendiri, seperti rokok, foya-foya, jalan-jalan ke luar negeri, atau bahkan perzinahan, berapapun banyaknya uang yang harus dikeluarkan!
d) Kapal yang ditumpangi Yunus itu menuju ke Tarsis (Yunus 1: 3).
Dimanakah Tarsis itu? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan ini, dan para penafsir juga mempunyai banyak perbedaan pendapat.
Calvin: With regard to the word Tharsis, or Tharsisa, I doubt not but that it means Cilicia. There are those who think that it is the city Tharsus; but they are mistaken, for it is the name of a country. They are also mistaken who translate it, Sea; for Jonah intended not only to go to sea, but also to pass over into Cilicia, which is opposite to the Syrian Sea (= Berkenaan dengan kata Tarsis, atau Tarsisa, saya tidak meragukan bahwa itu berarti Kilikia. Ada yang menganggap bahwa itu adalah kota Tarsus; tetapi mereka salah, karena itu adalah nama suatu negara. Mereka yang menterjemahkan Laut juga salah; karena Yunus bermaksud tidak hanya pergi ke laut, tetapi juga menyeberang ke Kilikia, yang berlawanan / berseberangan dengan Laut Syria) - hal 29.
Bandingkan dengan Kis 21:39 - “Paulus menjawab: Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu..
Rasanya pandangan Calvin ini tidak terlalu masuk akal, karena kota yang ia maksudkan ada di Utara. Agak aneh kalau ia turun ke Yafo, lalu naik kapal menuju ke Utara (naik lagi).
Matthew Poole: others say it was Tunis or Carthage in Africa (= orang-orang lain mengatakan itu adalah Tunis atau Carthage di Afrika) - hal 926.
Barnes Notes: Tarshish, ... an ancient merchant-city of Spain (= Tarsis, ... suatu kota perdagangan kuno dari Spanyol) - hal 398.
Leslie C. Allen (NICOT): Tarshish was at the other end of the world from Niniveh (= Tarsis berada di sisi yang lain dari dunia dibanding Niniwe) - hal 204.
Ia menambahkan bahwa ini adalah kota yang sama dengan yang dibicarakan dalam Yes 66:19 - Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat kemuliaanKu, supaya mereka memberitakan kemuliaanKu di antara bangsa-bangsa.
e) Apakah Allah membiarkan Yunus menolak panggilan / perintahNya?
Seorang penafsir / pengkhotbah dari Pulpit Commentary menyusun sebuah khotbah berdasarkan Yunus 1:1-3, dan ia lalu memberi komentar sebagai berikut: God did not coerce Jonah, did not drive him to Nineveh. He merely commanded him to go, and Jonah resisted the Divine command. Man has the power to resist God ... Ye do always resist the Spirit of God. (= Allah tidak memaksa Yunus, tidak memaksanya ke Niniwe. Ia hanya memerintahkan dia untuk pergi, dan Yunus menentang / menolak perintah ilahi. Manusia mempunyai kuasa / kekuatan untuk menentang / menolak Allah ... Kamu selalu menentang Roh Kudus) - hal 41.
Catatan: kutipan ayat dari Kisah Para Rasul 7:51 - “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
Tanggapan saya atas kata-kata Pulpit Commentary di atas:
Ini merupakan kebodohan, karena sekalipun sampai ay 3 ini Allah masih membiarkan Yunus, tetapi kalau saudara membaca Yunus 1:4-17, lebih-lebih sampai akhir kitab Yunus ini, maka saudara akan melihat dengan jelas bahwa Tuhan tidak membiarkan, tetapi sebaliknya memaksa Yunus untuk pergi ke Niniwe, dan Yunus tidak bisa menolak paksaan Tuhan! Kalau sampai saat ini (ay 3) Tuhan tidak memaksa Yunus, maka itu disebabkan karena Ia mempunyai rencana tertentu dengan dosa Yunus tersebut.
Barnes Notes: Tell me, Fleest thou the Lord? Wait then a little, and thou shalt learn from the event, that thou canst not escape the hands of His servant, the sea (= Katakan kepadaku, apakah engkau lari dari Tuhan? Tunggulah sebentar, dan engkau akan belajar dari kejadian / peristiwa ini, bahwa engkau tidak bisa lolos dari tangan pelayanNya, yaitu laut) - hal 399.
3) Mengapa Yunus menolak perintah Tuhan?
Ada banyak kemungkinan alasan, seperti:
a) Merupakan sesuatu yang sangat tidak umum bagi seorang nabi Israel untuk ditarik dari bangsa pilihan tersebut (Israel) dan lalu dikirim ke bangsa kafir.
Calvin membandingkan dengan Petrus yang juga ragu-ragu waktu disuruh pergi ke Kornelius (Kis 10:17-dst. Perhatikan kata-kata jangan bimbang dalam Kis 10:20).
b) Ia ragu-ragu apakah ia akan mempunyai pengaruh terhadap bangsa kafir yang terkenal akan kejahatannya itu. Terhadap bangsanya sendiri ia sudah mendapatkan pengalaman betapa tegar tengkuknya bangsa tersebut, dan betapa sedikitnya hasil yang ia dapatkan. Apalagi dengan bangsa kafir ini, hasil apa yang bisa ia harapkan?
c) Ia adalah orang yang fanatik terhadap bangsanya sendiri (Israel), dan karena itu ia acuh tak acuh terhadap bangsa asing (Asyur / Niniwe), dan tidak mau berkorban untuk melakukan pelayanan di sana (Pulpit, hal 11).
Barnes Notes: Zeal for the people and, as he doubtless thought, for the glory of God, narrowed love in him (= Semangat untuk bangsanya, yang tak diragukan lagi ia anggap untuk kemuliaan Allah, menyempitkan kasih dalam dia) - hal 396.
Penerapan: kita juga bisa seperti itu, pada waktu kita hanya berjuang untuk gereja kita sendiri. Ingat bahwa kita harus berjuang untuk Kerajaan Allah di bumi ini, dan bukan hanya untuk gereja sendiri. Apa gunanya mengucapkan kata-kata Gereja yang kudus dan am pada waktu Pengakuan Iman, tetapi dalam prakteknya kita hanya mementingkan gereja sendiri? Ini sama seperti Yunus yang mempunyai pengakuan iman yang bagus (ay 9b), tetapi melarikan diri dari Tuhan dan tidak mau mentaati perintahNya.
d) Ia menginginkan kehancuran Niniwe, yang adalah musuh Israel, sedangkan ia tahu bahwa kalau ia berkhotbah di sana dan mereka bertobat, Allah pasti akan mengampuni mereka. Ia tidak menghendaki hal ini.
Barnes Notes: Jonah fled, not from Gods presence, but from standing before him, as His servant and minister. He refused Gods service, because, as he himself tells God afterward, he knew what it would end in, and he misliked it (= Yunus lari, bukan dari kehadiran Allah, tetapi dari keberadaannya di hadapanNya sebagai pelayanNya. Ia menolak pelayanan Allah, karena, seperti belakangan ia sendiri ceritakan kepada Allah, ia tahu bagaimana itu akan berakhir dan ia tidak menyenanginya) - hal 397.
Bdk. Yunus 4:2 - “Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkanNya.
Saya ingin memberikan 2 komentar tentang Yunus 4:2 ini:
1. J. C. Metcalfe: Even in his moments of stark rebellion Jonahs view of his God was a right one. How different it was, for instance, to the expressed thoughts of the slothful servant of Matthew 25:24-30, who said: I knew thee that thou art an hard man (= Bahkan pada saat-saat pemberontakannya yang keras pandangan Yunus tentang Allahnya adalah pandangan yang benar. Alangkah berbedanya pandangannya, misalnya dengan pemikiran dari hamba yang malas dari Matius 25:24-30, yang berkata: Aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam) - The Angry Prophet, hal 7.
2. Barnes Notes: He feared not the fierceness of their lion-nature, but Gods tenderness, and lest that tenderness should be the destruction of his own people (= Ia takut bukan terhadap keganasan dari orang Niniwe yang seperti singa, tetapi pada kelembutan Allah, dan bahwa kelembutan itu akan menjadi kehancuran bagi bangsanya sendiri) - hal 396.
Catatan: ini dihubungkan dengan kata-kata Nahum tentang orang-orang Niniwe dalam Nah 2:11-12 - “(11) Di mana gerangan persembunyian singa dan gua singa-singa muda, tempat singa pulang pergi, tempat anak singa, di mana tidak ada yang mengganggunya? (12) Biasanya singa itu menerkam supaya cukup makan anak-anaknya, mencekik mangsa bagi betina-betinanya, dan memenuhi liangnya dengan mangsa dan persembunyiannya dengan terkaman.
Bahwa Nahum memang berbicara tentang orang Niniwe, terlihat dari Nah 1:1 - Ucapan ilahi tentang Niniwe. Kitab penglihatan Nahum, orang Elkosh.
Tetapi juga perlu diketahui bahwa Nahum hidup / melayani lebih dari 120 tahun setelah Yunus. Jadi, itu adalah orang-orang Niniwe dari generasi yang berbeda.
Apapun alasan Yunus untuk menolak panggilan / perintah Tuhan, ia tetap salah, bahkan sangat salah.
Calvin: But he doubtless grievously transgressed: for the first rule, as to all our actions, is to follow the call of God. ... The call of God then, as I have said, holds the first place as to the conduct of men; ... Disordered then will be the whole course of our life, except God presides over and guides us, raises up over us, as it were, his own banners (= Tetapi tak diragukan lagi ia melanggar secara menyedihkan: karena peraturan pertama berkenaan dengan semua tindakan kita adalah mengikuti panggilan Allah. ... Jadi panggilan Allah seperti telah saya katakan menempati tempat pertama berkenaan dengan tingkah laku manusia; ... Maka akan kacaulah seluruh jalan kehidupan kita, kecuali Allah memimpin dan membimbing kita, dan seakan-akan mengangkat benderaNya sendiri di atas kita) - hal 28.
Calvin: it is a genuine proof of obedience when we simply obey God, however numerous the obstacles which may meet us and may be suggested to our minds, and though no escape may appear to us; yea, when we follow God, as it were with closed eyes, wherever he may lead us, and doubt not but that he will add strength to us, and stretch forth also his hand, whenever need may require, to remove all difficulties (= merupakan bukti yang asli dari ketaatan, pada waktu kita mentaati Allah betapapun banyaknya halangan yang bisa kita jumpai dan bisa dipikirkan oleh pikiran kita, dan sekalipun kelihatannya tidak ada jalan keluar bagi kita; ya, pada waktu kita mengikuti Allah seakan-akan dengan mata tertutup kemanapun Ia memimpin kita, dan tidak meragukan bahwa Ia akan menambah kekuatan kita dan mengulurkan tanganNya, kapanpun itu dibutuhkan, untuk menyingkirkan semua kesukaran) - hal 24.
Catatan:
a. Bandingkan dengan Musa yang dalam Kel 3-4 mengajukan bermacam-macam keberatan yang menurutnya tidak memungkinkannya untuk memenuhi panggilan / perintah Tuhan.
b. Demikian juga waktu Yeremia dipanggil Tuhan, dikatakan dalam Yeremia 1:6 - “Maka aku menjawab: Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda..
Calvin: Whenever then God demands any service from us, and we at the same time see that what the discharge of our duty demands is either difficult or apparently impossible, let this come to our minds, - that there is not anything in the whole world which ought not to give way to Gods command: we shall then gather courage and confidence, nor will anything be able to call us away from our duty and a right course, though the whole world were fighting against God (= Maka kapanpun Allah menuntut pelayanan apapun dari kita, dan pada saat yang sama kita melihat bahwa pelaksanaan kewajiban kita itu menuntut sesuatu yang sukar atau kelihatannya mustahil, biarlah kita memikirkan hal ini, - bahwa tidak ada apapun dalam seluruh dunia ini yang tidak harus memberi jalan pada perintah Allah: maka kita akan mendapatkan keberanian dan keyakinan, dan tidak ada apapun yang bisa menyimpangkan kita dari kewajiban kita dan jalan yang benar, andaikatapun seluruh dunia berperang melawan Allah) - hal 24-25.
Penerapan: kemanapun dan kepada siapapun Tuhan mengutus kita untuk melayani / memberitakan Injil, kita harus tunduk.
Penutup.
Yunus diberi tanggung jawab / kewajiban; kita juga demikian.
Pulpit Commentary (hal 11):
I slept, and dreamed that life was beauty.
I woke, and found that life was duty
(= Saya tidur, dan bermimpi bahwa hidup itu indah.
Saya bangun, dan mendapati bahwa hidup merupakan kewajiban).
Yunus mula-mula menolak melaksanakan tanggung jawab / kewajibannya. Bagaimana dengan saudara? Setiap saudara yang adalah orang kristen sejati mempunyai tanggung jawab untuk memberitakan Injil (Matius 28:19), dan Tuhan Yesus berkata: “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan (Matius 12:30).
Untuk bisa melaksanakan kewajiban saudara dalam hal penginjilan, belajarlah cara-cara memberitakan Injil, baik melalui buku, kaderisasi, dan sebagainya, dan lalu mulailah memberitakan Injil.
YUNUS 1:4-7
Yunus 1:4-7 - (4) Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. (5) Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. (6) Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa. (7) Lalu berkatalah mereka satu sama lain: Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.
Kalau dalam pelajaran yang lalu kita melihat bagaimana Yunus mendapat perintah Allah dan lalu menolaknya, maka dalam pelajaran ini kita melihat bagaimana dan dengan cara apa Allah mengejar Yunus.
BACA JUGA: TUHAN ADALAH GEMBALAKU
I) Badai (Yunus 1: 4).
1) Badai ini tidak datang atau terjadi secara kebetulan.
Yunus 1: 4 mengatakan: ‘Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar.
Calvin: He then says that a tempest arose in the sea; but he at the same time tells us, that this tempest did not arise by chance, as ungodly men are wont to say, who ascribe everything that happens to fortune. God, he says, sent a strong wind on the sea (= Ia lalu mengatakan bahwa badai muncul di laut; tetapi pada saat yang sama ia menceritakan kepada kita bahwa badai ini tidak muncul secara kebetulan, seperti yang biasa dikatakan oleh orang-orang yang tak beriman, yang menganggap bahwa segala sesuatu yang terjadi sebagai kebetulan. Allah, ia berkata, mengirimkan angin yang kuat ke laut) - hal 32.
Calvin lalu menambahkan: Though indeed the Prophet speaks here only of one tempest, we may yet hence generally gather that no storms, nor any changes in the air, which produce rain or stir up tempests on the sea, happen by chance, but that heaven and earth are so regulated by a Divine power, that nothing takes place without being foreseen and decreed (= Sekalipun memang sang nabi di sini hanya berbicara tentang satu badai, tetapi kita boleh menyimpulkan secara umum bahwa tidak ada badai, ataupun perubahan apapun di udara, yang menghasilkan hujan atau menimbulkan badai di laut, terjadi secara kebetulan, tetapi bahwa langit / surga dan bumi begitu diatur oleh kuasa Ilahi, sehingga tidak ada suatu apapun yang terjadi tanpa dilihat lebih dulu dan ditentukan) - hal 33.
Calvin: ... it is certain that not one drop of rain falls without Gods sure command (= ... adalah pasti bahwa tidak satu titik hujanpun yang jatuh tanpa perintah yang pasti dari Allah) - Institutes of the Christian Religion, Book I, Chapter XVI, No 5.
Bdk. Yeremia 14:22 - Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?. Bandingkan juga dengan Ayub 28:25-26 37:6,10-13 Mazmur 68:10 Maz 147:8 Amos 4:7 Amos 9:5a,6b.
Penerapan: kalau saudara sedang lari dari Tuhan, dan saudara lalu mengalami kesialan / bencana / hal yang tidak menyenangkan apapun, atau sekedar mengalami badai di dalam hati saudara, jangan menganggapnya sebagai kebetulan, tetapi anggaplah itu sebagai tangan Tuhan yang memanggil saudara untuk kembali pada jalan yang benar! Juga kalau pada saat seperti itu tahu-tahu saudara mendapatkan bacaan Saat Teduh atau pemberitaan khotbah yang menegur saudara, jangan menganggap itu sebagai kebetulan, tetapi anggaplah sebagai panggilan Tuhan bagi saudara untuk bertobat!
Barnes Notes: Tell me, Fleest thou the Lord? Wait then a little, and thou shalt learn from the event, that thou canst not escape the hands of His servant, the sea (= Katakan kepadaku, apakah engkau lari dari Tuhan? Tunggulah sebentar, dan engkau akan belajar dari kejadian / peristiwa ini, bahwa engkau tidak bisa lolos dari tangan pelayanNya, yaitu laut) - hal 399.
Barnes Notes: He had let him have his way, as He often deals with those who rebel against Him. He lets them have their way up to a certain point. He waits, in the tranquility of His Almightiness, until they have completed their preparations; and then, when man has ended, He begins, that man may see the more that it is His doing (= Ia telah membiarkan Yunus melakukan apa yang diinginkannya, seperti yang sering Ia lakukan terhadap mereka yang memberontak terhadapNya. Ia membiarkan mereka melakukan apa yang diinginkannya sampai pada titik tertentu. Ia menunggu, dalam ketenangan dari kemahakuasaanNya, sampai mereka telah menyelesaikan persiapan-persiapan mereka; dan lalu, pada saat manusia sudah selesai, Ia mulai, supaya manusia bisa lebih melihat bahwa itu adalah perbuatanNya) - hal 399.
2) Badai itu bukan hanya mengenai Yunus, tetapi juga semua orang yang ada dalam kapal tersebut (Yunus 1: 4-5a).
a) Ini menyebabkan kita harus berpikir 2 x sebelum menentang perintah / panggilan Tuhan.
J. C. Metcalfe: It is frightening to realize that our disobedience never affects ourselves alone, but also always brings trouble to those about us (= Merupakan sesuatu yang menakutkan bahwa ketidak-taatan kita tidak pernah mempengaruhi diri kita sendiri saja, tetapi juga selalu membawa problem bagi mereka di sekitar kita) - The Angry Prophet, hal 7.
Pulpit Commentary: The prophet, so far from getting out of trouble himself, got others into it (= Sang nabi, bukannya menjauhkan dirinya dari kesukaran tetapi menyebabkan orang-orang lain masuk ke dalam kesukaran) - hal 14.
Karena itu pikirkanlah keluarga saudara / orang-orang yang saudara cintai, yang akan terkena bencana tersebut, kalau saudara ingin lari dari perintah Tuhan.
b) Adilkah Allah pada waktu ia menimpakan badai itu kepada seluruh orang di kapal, padahal Ia hanya mengejar satu orang, yaitu Yunus?
Calvin menjawab pertanyaan ini sebagai berikut: though God had a regard only, in a special manner, to the case of Jonah, yet there were hidden reasons why he might justly involve others in the same danger. ... though the Lord may involve many men in the same punishment, when he especially intends to pursue only one man, yet there is never wanting a reason why he might not call before his tribunal any one of us, even such as appear the most innocent. ... God can punish one man, as to humble some others at the same time, and to chastise others for their various sins, and also to try their patience (= sekalipun Allah hanya memperhatikan, dengan cara yang khusus, kepada kasus Yunus, tetapi di sana ada alasan-alasan tersembunyi mengapa Ia bisa secara benar / adil melibatkan orang-orang lain dalam bahaya yang sama. ... sekalipun Tuhan bisa melibatkan banyak orang dalam hukuman yang sama, pada waktu Ia secara khusus bermaksud mengejar satu orang saja, tetapi Ia tidak pernah kekurangan alasan mengapa Ia tidak memanggil ke depan pengadilanNya setiap orang di antara kita, bahkan yang kelihatannya paling tidak bersalah. ... Allah bisa menghukum seseorang, dengan maksud merendahkan beberapa orang lain pada saat yang sama, dan menghajar yang lain untuk bermacam-macam dosa mereka, dan juga untuk menguji kesabaran mereka) - hal 33.
3) Awak kapal sangat ketakutan, mereka berdoa kepada allahnya masing-masing, dan mereka membuang muatan kapal ke laut untuk meringankan kapal supaya tidak tenggelam.
Yunus 1: 5a: Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya.
Ada beberapa hal yang ingin saya bahas dalam persoalan ini:
a) Ini menunjukkan bahwa badai itu adalah badai yang luar biasa hebatnya.
Pelaut adalah orang yang sudah biasa menghadapi badai dan karena itu seharusnya tidaklah terlalu takut terhadap badai. Bahwa pada saat itu pelaut-pelaut itu sampai ketakutan, berdoa kepada allah mereka masing-masing, membuangi muatan kapal ke laut, menunjukkan bahwa itu merupakan badai yang sangat hebat!
b) Dalam problem yang hebat, orang yang paling brengsekpun akan berdoa / mencari Allah.
Pulpit Commentary: No man, it has been said, was ever an atheist in a shipwreck. (= Dikatakan bahwa tidak seorangpun adalah seorang ateis dalam suatu kecelakaan kapal) - hal 26.
Henry More: In agony or danger, no nature is atheist. The mind that knows not what to fly to, flies to God (= Dalam penderitaan yang hebat atau bahaya, tidak ada manusia yang atheis. Pikiran yang tidak tahu harus lari kemana, akan lari kepada Allah) - The Encyclopedia of Religious Quotations, hal 25.
Seorang lagi berkata: An atheist is one who prays when he can think of no other way out of his trouble (= Seorang atheis adalah orang yang berdoa pada waktu ia tidak bisa memikirkan jalan keluar dari problemnya) - The Encyclopedia of Religious Quotations, hal 26.
Banyak orang yang baru sungguh-sungguh mencari Allah / datang kepada Yesus / berdoa kalau ada problem yang luar biasa hebat. Kalau saudara adalah orang seperti itu maka renungkan Maz 32:9 yang berbunyi: Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.
Karena itu, sekalipun saudara tidak mengalami problem yang terlalu berarti, tetap datanglah kepada Tuhan!
c) Karena kebutaan rohani mereka, maka mereka mencari Allah secara salah.
Dalam komentarnya tentang bagian ini Calvin mengatakan bahwa dalam hati setiap orang ada perasaan akan adanya Tuhan / Allah, dan dalam keadaan bahaya / takut, perasaan itu dibangkitkan. Tetapi mereka buta secara rohani sehingga mereka mencari allah yang salah, karena dalam Yunus 1: 5a dikatakan mereka masing-masing berteriak kepada allahnya, yang jelas bukan allah yang benar, tetapi mungkin sekali berhala / dewa.
Calvin: As, then, this passage teaches, that men are constrained by necessity to seek God, so also, on the other hand, it shows, that men go astray in seeking God, except they are directed by celestial truth, and also by the Spirit of God (= Sebagaimana text ini mengajarkan bahwa manusia didesak oleh kebutuhan yang hebat untuk mencari Allah, demikian juga di sisi yang lain text ini menunjukkan bahwa manusia tersesat dalam mencari Allah kecuali mereka dipimpin oleh kebenaran surgawi, dan juga oleh Roh Allah) - hal 36.
Bagian terakhir kata-kata Calvin itu menunjukkan bahwa manusia bisa menemukan Allah / kebenaran dari Kitab Suci dan pimpinan Roh Kudus. Karena itu banyaklah berdoa untuk pimpinan Roh Kudus tersebut, dan banyaklah belajar Kitab Suci / Firman Tuhan, dan tunduklah pada Kitab Suci / Firman Tuhan.
4) Di tengah-tengah apa yang dilakukan orang-orang dalam kapal itu, Yunus terus tidur.
Yunus 1: 5b: Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak.
a) Dalam Yunus 1: 5b dikatakan bahwa Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan lalu tidur dengan nyenyak. Ini terjadi lebih dulu dari pada ay 4-5a, sehingga kalau ay 5b diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, maka seharusnya diterjemahkan ke dalam bentuk past perfect, seperti terjemahan NIV: But Jonah had gone below deck (= Tetapi Yunus telah pergi / turun ke bawah geladak).
b) Dalam Septuaginta (Perjanjian Lama yang berbahasa Yunani), Yunus 1: 5 ini diterjemahkan tidur dan mendengkur.
Barnes (hal 378) mengatakan bahwa Yunus tidur karena:
1. Ia lelah setelah melakukan perjalanan ke Yafo.
2. Merupakan sesuatu yang biasa bagi orang yang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan untuk berusaha melupakan dirinya.
Penerapan: untuk melupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan Firman Tuhan kita bisa tidur, jalan-jalan, bekerja, olah raga, mencari hiburan, dsb, tetapi itu tidak akan bisa melepaskan kita dari kejaran Allah!
c) Tidurnya Yunus di sini menyebabkan ada orang yang menafsirkan bahwa seluruh cerita Yunus mulai saat ini adalah mimpi dari Yunus.
Adam Clarke: Others have thought that the whole of the account of Jonahs being swallowed by a great fish, his praying in its belly, and being cast on dry land, was a dream which he had while fast asleep in the ship (= Orang-orang lain menganggap bahwa seluruh cerita tentang Yunus yang ditelan ikan besar, doanya dalam perut ikan, dan dimuntahkannya Yunus ke darat, merupakan mimpi dari Yunus pada waktu ia tertidur dalam kapal) - hal 698.
Ada 3 hal yang menunjukkan bahwa tafsiran / pandangan ini sangat tidak masuk akal, yaitu:
1. Perhatikan bahwa badai diceritakan lebih dulu (Yunus 1: 4) dari cerita tentang tidurnya Yunus dalam kapal (Yunus 1: 5b). Sekalipun di atas telah saya katakan bahwa sebetulnya ay 5b terjadi lebih dulu dari Yunus 1: 4-5a, tetapi kalau semua itu adalah mimpi Yunus, maka adalah aneh kalau mimpinya diceritakan lebih dulu dari tidurnya.
2. Perhatikan juga bahwa dalam ay 6 diceritakan kalau nakhoda membangunkan dia, dan baru setelah itu ada cerita tentang ikan yang menelan Yunus (Yunus 1: 17). Apakah peristiwa nakhoda membangunkan Yunus itu juga merupakan mimpi Yunus?
3. Dalam Mat 12:40-42 Yesus berkata: “(40) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. (41) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! (42) Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!.
Cara Yesus menggunakan cerita Yunus dan Niniwe ini jelas menunjukkan bahwa ini merupakan cerita sejarah, bukan sekedar perumpamaan, ilustrasi atau mimpi.
Memang banyak orang, termasuk Martin Luther, yang tidak mau menganggap cerita Yunus sebagai cerita sejarah.
Leslie C. Allen (NICOT): Luther viewed the story as nonhistorical (= Luther memandang cerita ini sebagai tidak bersifat sejarah) - hal 178.
Saya berpendapat ini salah satu blunder dari Luther. Cerita Yunus harus dianggap sebagai cerita sejarah.
Ungers Bible Dictionary: This book is certainly designed to be viewed as historical. There is nothing in it to suggest otherwise (= Kitab ini pasti direncanakan untuk dipandang sebagai kitab yang bersifat sejarah. Tidak ada apapun di dalamnya yang menunjuk pada sesuatu yang lain) - hal 601.
d) Tidurnya Yunus ini kontras / bertentangan dengan tidurnya Kristus dalam kapal (Mat 8:24 Mark 4:38).
Pulpit Commentary: Contrast this sleep in the storm with that of Christ (Mark 4:38) [= Bandingkan / kontraskan tidur dalam badai ini dengan tidurnya Kristus (Mark 4:38)] - hal 3.
Jadi, bahwa seseorang bisa tidur pada waktu ada dalam problem yang hebat, belum tentu menunjukkan bahwa ia orang yang beriman.
e) Di sini terlihat betapa tidak pekanya Yunus, sehingga bisa tidur dalam badai tersebut.
Orang yang bisa tidur tidak selalu lebih baik dari orang yang tidak bisa tidur! Kalau ada 2 orang yang sama-sama berkeras dalam dosa / meninggalkan Tuhan, dan yang pertama tidak bisa tidur, tetapi yang kedua bisa tidur, maka mungkin sekali orang yang pertama masih lebih baik dari orang yang kedua. Mengapa? Karena kasus kedua itu menunjukkan orangnya keras hati, dan acuh tak acuh terhadap dosanya.
Pulpit Commentary: The iron that has been heated soft, and cooled again in water, is harder than ever. The process has simply tempered it. So the man who has been softened in the fires of grace, and plunged again into the waters of sin, is a harder man that he was at first (Heb. 6:4) [= Besi yang telah dipanaskan sehingga lunak, dan didinginkan lagi dalam air, lebih keras dari sebelumnya. Proses itu hanya mengeraskannya. Demikian juga dengan orang yang telah dilunakkan dalam api kasih karunia, dan mencebur lagi ke dalam air dosa, menjadi orang yang lebih keras dari ia semula (Ibr 6:4)] - hal 15.
Catatan: Saya kira Ibr 6:4 itu harus dibaca terus sampai dengan Ibrani 6:6.
Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum.
Penerapan: karena itu kalau saudara memang sudah pernah mengenal Allah, jangan bermain-main dengan dosa / tindakan yang melawan Allah / meninggalkan Allah! Itu bisa membuat saudara menjadi keras seperti Yunus!
II) Nakhoda (Yunus 1: 6).
Yunus 1: 6: Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa..
Andaikata nakhoda tidak turun ke bawah, melihat Yunus yang tidur, dan membangunkan dia, maka tidak akan ada cerita tentang Yunus yang ditelan ikan dan sebagainya, dan juga tidak akan ada pemberitaan Firman Tuhan dan pertobatan di Niniwe. Jadi jelas bahwa turunnya nakhoda ke bawah, dan juga tindakannya membangunkan Yunus dan menyuruhnya berdoa (Yunus 1: 6), merupakan pekerjaan Allah, yang mengejar Yunus.
1) Baik kata-kata nakhoda (ay 6a) maupun doa yang sungguh-sungguh dari para awak kapal (ay 5a) merupakan suatu teguran terhadap Yunus yang tidak berdoa.
Pulpit Commentary: Prayerless Jonah (how can the backslider pray?) is reproved by those praying sailors. ... And how the heathens passionate cries to his god rebuke our restraint of and coldness in prayer! How the full-hearted earnestness of (it may be) the illiterate Christian reproves our heartless accuracies and formal worship! [= Yunus yang tidak berdoa (bagaimana seseorang yang mundur dari Tuhan bisa berdoa?) ditegur oleh pelaut-pelaut yang berdoa. ... Dan betapa teriakan yang sungguh-sungguh dari orang kafir kepada Allahnya, menegur sikap kita yang tidak berdoa atau sikap kita yang dingin dalam doa! Betapa kesungguhan yang sepenuh hati dari orang Kristen yang buta huruf menegur ibadah kita yang cermat dan formil tetapi tanpa hati!] - hal 34.
Penerapan: bagaimana kehidupan doa / saat teduh saudara? Kalau orang beragama lain, orang kristen dari gereja-gereja yang tidak karuan, para penganut sekte, dan bahkan para penganut gereja setan, bisa berdoa dengan serius, sedangkan saudara tidak, tidakkah saudara merasakan itu sebagai sesuatu yang memalukan?
2) Nakhoda itu mengakui bahwa hidup tergantung Tuhan.
Yunus 1: 6b: ‘berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.
Calvin: Here the pilot clearly owns, that he thought the life of man to be in the power of God; for he concluded, that they must perish, unless the Lord brought aid. ... Now what excuse can we have, if we think our safety to be in our own hands, if we depend not wholly on God, and if we neglect him in prosperity, as though we could be safe without his help? (= Di sini sang nakhoda dengan jelas mengakui bahwa ia beranggapan bahwa hidup manusia ada dalam kuasa Allah; karena ia menyimpulkan, bahwa mereka pasti binasa, kecuali Allah memberi pertolongan. ... Sekarang, alasan apa yang kita punyai, jika kita beranggapan bahwa keamanan / keselamatan kita ada dalam tangan kita sendiri, jika kita tidak bergantung sepenuhnya kepada Allah, dan jika kita mengabaikan Dia dalam kemakmuran, seakan-akan kita bisa aman / selamat tanpa pertolonganNya?) - hal 43.
Penerapan: banyaklah berdoa untuk perlindungan dan berkat Tuhan, khususnya pada saat ini dimana hidup itu begitu berbahaya. Dan kalau saudara makmur janganlah lalu mengabaikan Dia, karena tanpa Dia jangan kata makmur, sekedar hiduppun saudara tidak akan bisa.
Bandingkan dengan Kis 17:28 - “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.
III) Undian.
Yunus 1: 7: Lalu berkatalah mereka satu sama lain: Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.
1) Pembuangan undi dilakukan karena doa mereka tidak berguna dan mereka kehabisan akal.
Tadi masing-masing berdoa kepada allahnya. Ini seperti doa bersama yang dilakukan di Indonesia, dimana setiap orang doa menurut kepercayaannya masing-masing.
Tetapi ternyata tidak ada hasilnya, sehingga sekarang mereka memutuskan untuk membuang undi untuk menentukan siapa yang salah. Jadi, bahwa mereka membuang undi, itu disebabkan karena mereka sudah kehabisan akal.
2) Kesalahan mereka dalam pembuangan undi ini adalah: mereka ingin mencari kambing hitam.
Calvin mengatakan bahwa pembuangan undi ini menunjukkan bahwa mereka beranggapan bahwa hanya satu orang saja yang salah. Dengan kata lain mereka ingin melemparkan kesalahan hanya kepada satu orang, seakan-akan semua yang lain tidak salah.
Calvin: But it must at the same time be observed, that through error they cast lots; for they did not know, that if God intended to punish each of them, they were worthy even of heavier punishment. They would not indeed have thrown the blame on one man, if each had well considered what he deserved before God. When a calamity happens, it is the duty of every one to examine himself and his whole life before God: then every one, from first to the last, must confess that he bears a just judgment. (= Tetapi pada saat yang sama harus diperhatikan bahwa mereka membuang undi melalui suatu kesalahan, karena mereka tidak tahu bahwa jika Allah bermaksud menghukum setiap orang dari mereka, mereka bahkan layak mendapatkan hukuman yang lebih berat. Mereka tidak akan melemparkan kesalahan pada satu orang, seandainya setiap orang dari mereka merenungkan apa yang layak ia dapatkan di hadapan Allah. Pada waktu terjadi suatu bencana, merupakan kewajiban dari setiap orang untuk memeriksa dirinya sendiri dan seluruh kehidupannya di hadapan Allah: lalu setiap orang, dari yang pertama sampai yang terakhir, harus mengaku bahwa ia memikul hukuman yang adil) - hal 45.
Penerapan: pada saat negara kacau, keluarga / rumah tangga kacau, perusahaan kacau, atau gereja kacau, jangan mencari kambing hitam kepada siapa saudara bisa melemparkan kesalahan / tanggung jawab, seakan-akan saudara sendiri tidak salah. Ini sudah dilakukan manusia sejak jaman Adam, dimana Adam melemparkan kesalahan kepada Hawa, dan Hawa melemparkan kepada setan (Kej 3:12-13). Jangan mengikuti teladan mereka dalam hal itu. Setiap orang harus mengintrospeksi dirinya sendiri, dan bertobat!
Sekarang mari kita soroti satu hal, yaitu gereja kita yang kacau / tidak maju. Salah siapa? Salah pendeta? Mungkin. Tetapi apakah hanya salah pendeta? Mustahil. Setiap saudara ambil bagian dalam hal ini. Mungkin gereja tidak maju karena saudara kurang atau tidak berdoa. Mungkin gereja tidak maju karena saudara kurang / tidak memberikan persembahan. Mungkin gereja tidak maju karena saudara tidak mau bersekutu dengan sesama saudara seiman, tetapi sebaliknya ada sentimen, ada penyebaran gosip, dan sebagainya. Mungkin gereja tidak maju karena saudara tidak melayani Tuhan atau kurang punya beban / komitmen dalam melayani Tuhan. Mungkin gereja tidak maju karena saudara kurang atau tidak memberitakan Injil. Karena itu banyaklah berdoa, layanilah Tuhan dan beritakanlah Injil dengan sungguh-sungguh!
3) Undi mengenai Yunus (Yunus 1: 7b).
a) Ini tidak berarti bahwa pada jaman Perjanjian Baru ini undi boleh digunakan secara sembarangan.
Calvin: when lots are cast, the event is not by chance but by Gods providence. ... But we must yet remember that lots are not to be used indiscriminately. ... when any one adopts the lot without any reason, he is no doubt superstitious, and differs not much from the magician or the enchanter. ... Were we continually to imitate such examples, such a liberty would not certainly be pleasing to God, nor consistent with his word. We must therefore bear in mind, that there were some peculiar influences whenever Gods servants used the lot in doubtful and extreme cases (= pada waktu undi dibuang, peristiwa itu terjadi bukan karena kebetulan, tetapi karena Providensia Allah. ... Tetapi kita harus ingat bahwa undi tidak boleh digunakan secara sembarangan. ... ketika seseorang menggunakan undi tanpa alasan / akal, tak diragukan ia mempercayai tahyul, dan tidak terlalu berbeda dengan tukang sulap atau tukang sihir. ... Jika kita terus menerus meniru contoh tersebut, kebebasan seperti itu pasti tidak akan menyenangkan bagi Allah, dan tidak konsisten dengan FirmanNya. Karena itu kita harus ingat bahwa ada pengaruh-pengaruh yang khusus kapanpun hamba-hamba Allah menggunakan undi dalam kasus-kasus yang meragukan dan extrim) - hal 47-48.
Saya berpendapat bahwa sejak Kitab Suci lengkap (akhir abad pertama), maka mencari kehendak Tuhan melalui pengundian ini sudah tidak boleh lagi dilakukan.
b) Tetapi dalam kasus ini, dan juga dalam kasus-kasus lain seperti kasus Akhan (Yos 7), kasus Yonatan (1Sam 14:40-43), kasus Matias (Kis 1:26), jelas bahwa hasil pengundian tersebut merupakan pekerjaan Tuhan.
Amsal 16:33 - Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.
Kesimpulan / penutup.
Hasil undian ini menunjukkan kepada Yunus bahwa ia tidak bisa lari / bersembunyi dari Tuhan! Tadi dalam Yunus 1: 5b dikatakan bahwa Yunus turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan lalu tidur dengan nyenyak. Tetapi tempat yang tersembunyi ini tidaklah menyembunyikan Yunus dari Tuhan yang maha tahu.
Pulpit Commentary: No hiding from God (Jer. 23:24; Rev. 6:16). Only hiding-place in God (Ps. 32:7) [= Tidak ada persembunyian dari Allah (Yer 23:24 Wah 6:16). Yang ada hanya tempat bersembunyi di dalam Allah (Maz 32:7)] - hal 25.
Maz 139:7-12 - “(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku. (11) Jika aku berkata: Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam, (12) maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagiMu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.
Yeremia 23:24 - “Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN.
Wahyu 6:16 - Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu..
Mazmur 32:7 - Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela.
Apakah ada saudara yang sedang lari dari Tuhan? Tidak ada kemungkinan untuk lari / bersembunyi dari Tuhan. Saudara hanya bisa bersembunyi di dalam Tuhan. Karena itu bertobatlah dan kembalilah kepada Tuhan.
Dan kalau ini mau diterapkan pada penginjilan, maka terlihat bahwa penolakan Yunus dalam memberitakan Injil tidak dianggap remeh ataupun dibiarkan oleh Tuhan. Karena itu janganlah tidak memberitakan Injil, tetapi sebaliknya aktiflah dalam menunaikan Amanat Agung Tuhan Yesus.
SERI KHOTBAH KITAB YUNUS
YUNUS 1:8-17
Yunus 1:8-17 - (8) Berkatalah mereka kepadanya: Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau? (9) Sahutnya kepada mereka: Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan. (10) Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: Apa yang telah kauperbuat? - sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. (11) Bertanyalah mereka: Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora. (12) Sahutnya kepada mereka: Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu. (13) Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. (14) Lalu berserulah mereka kepada TUHAN, katanya: Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki. (15) Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk. (16) Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar. (17) Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.
I) Pengaturan Tuhan sehingga Yunus dilempar ke laut.
1) Percakapan antara Yunus dengan para awak kapal (Yunus 1: 8-12).
a) Orang-orang di kapal menanyai Yunus.
Yunus 1: 8: “Berkatalah mereka kepadanya: Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?.
b) Yunus menjawab.
Yunus 1: 9: “Sahutnya kepada mereka: Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan..
1. aku takut akan TUHAN.
Calvin: By the word fear is meant worship (= Yang dimaksudkan dengan kata takut adalah penyembahan) - hal 51. Jadi maksud Yunus: aku menyembah Tuhan / YAHWEH’.
2. Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.
Ini mirip sekali dengan kata-kata Aku percaya kepada Allah, Bapa yang maha kuasa, khalik langit dan bumi dari 12 Pengakuan Iman Rasuli, atau dengan kata-kata Aku percaya kepada satu Allah Bapa yang maha kuasa, pencipta langit dan bumi, dan segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan dari Pengakuan Iman Nicea - Konstantinople.
Leslie C. Allen (NICOT): The wonder is that Jonah can recite such a creed and yet show disrespect to the commands of the God whose sovereignty it celebrates (= Hal yang mengherankan adalah bahwa Yunus bisa mengucapkan pengakuan iman seperti itu, tetapi menunjukkan ketidak-hormatan pada perintah Allah, yang kedaulatanNya dinyatakan oleh pengakuan iman itu) - hal 210.
Penerapan: jangan asal mengucapkan pengakuan iman, tetapi hiduplah sesuai pengakuan itu!
3. Jawaban Yunus dalam Yunus 1: 9 tidak dicatat secara lengkap. Ini terlihat dari ay 10b - “orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka”.
Jadi jelas bahwa ia juga memberitahu mereka bahwa ia melarikan diri dari Tuhan.
c) Orang-orang dalam kapal lalu mengucapkan 2 hal kepadanya:
1. Yunus 1: 10a: “Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: Apa yang telah kauperbuat?.
NIV: What have you done? (= Apakah yang telah kaulakukan / kauperbuat?).
KJV: Why hast thou done this? (= Mengapa engkau telah melakukan ini?).
NASB: How could you do this? (= Bagaimana engkau bisa melakukan ini?).
RSV: What is this that you have done! (= Apakah ini yang telah engkau lakukan!).
Sekalipun kalimat ini ada dalam bentuk pertanyaan, tetapi sebetulnya ini merupakan teguran / celaan terhadap Yunus.
a. Pulpit Commentary: Why hast thou done this? was the question that pierced deepest of all. It was unanswered. Jonah could not attempt excuses, and reason for his flight was none. Backslider, once you could find time for Christian service; you had joy in it; you were a blessing; you were blest. Not so now. You have withdrawn from Christian work. Why hast thou done this? What valid reason can you give? Once you were in fellowship with Gods people. Not so now. The worlds spell is on you. You are intent on making a position, pushing the fortune of your family; pleasure is your pursuit, ambition your aim. But were you not happier in the former days than in these? Why hast thou done this? Once you tasted that the Lord was gracious; now you are far out on the godless, reckless deep, where there is no peace. Why is this? Speechless you must be. For such guilty flight reason there can be none (= Mengapa engkau telah melakukan ini? merupakan suatu pertanyaan yang menusuk paling dalam dari semua. Pertanyaan itu tidak dijawab. Yunus tidak bisa mengusahakan alasan-alasan, dan tidak ada alasan bagi pelariannya. Orang yang mundur dalam kerohanian, dulu engkau bisa mencari waktu untuk pelayanan Kristen; engkau mempunyai sukacita di dalamnya; engkau menjadi berkat dan engkau diberkati. Tidak demikian sekarang. Engkau telah menarik diri / mundur dari pekerjaan Kristen. Mengapa engkau telah melakukan ini? Alasan sah / benar apa yang bisa engkau berikan? Dulu engkau ada dalam persekutuan dengan umat Allah. Tidak demikian sekarang. Dunia ini telah mempesonakan engkau. Engkau bermaksud dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan kedudukan, mengusahakan kekayaan keluargamu; kesenangan merupakan sesuatu yang kaukejar, ambisi adalah tujuanmu. Tetapi apakah engkau tidak lebih bahagia pada waktu yang lalu dari pada sekarang ini? Mengapa engkau telah melakukan ini? Dulu engkau mengecap / merasakan bahwa Tuhan itu pemurah; sekarang engkau berada jauh di tempat yang dalam yang penuh dengan kesembronoan dan kejahatan, dimana tidak ada damai. Mengapa demikian? Engkau pasti tidak bisa berkata apa-apa. Untuk pelarian yang bersalah seperti itu, tidak bisa ada alasan) - hal 34-35.
Catatan: komentar Pulpit Commentary di atas diberikan berdasarkan terjemahan KJV.
b. Yunus 1: 10a ini menunjukkan bahwa Yunus ditegur orang-orang di atas kapal. Tadinya dalam Yunus 1: 6 ia sudah ditegur karena tidur dan tidak berdoa; sekarang ia ditegur lagi karena lari dari Tuhan yang adalah pencipta langit dan bumi. Seorang nabi biasanya memberitakan Firman Tuhan untuk menegur orang, tetapi pada waktu ia lari / memberontak terhadap Tuhan, Tuhan membuat ia justru ditegur habis-habisan oleh orang kafir.
Calvin: with regard to the reproof which the sailors and other passenger gave to Jonah, the Lord returned to him this as a reward which he had deserved. ... Since Jonah then sought to shun God, he was now placed before men. There were present heathens, and even barbarians, who rebuked him for his sin, who were his censors and judges. And the same thing we see happening often. ... If at any time the same thing should happen to us, if God should subject us to the reproaches of men when we seek to avoid his judgment, let us not wonder. But as Jonah here calmly answers, and raises no clamour, and shows no bitterness, so let every one of us, in the true spirit of meekness, acknowledge our own sins; when charged with them, were even children our condemners, or were even the most contemptible of the people to rise up against us, let us patiently bear all this; and let us know that these kinds of censors befall us through the providence of God (= berkenaan dengan teguran / celaan yang diberikan oleh para pelaut dan penumpang yang lain kepada Yunus, Tuhan memberikan ini kepadanya sebagai upah yang layak ia dapatkan. ... Karena Yunus berusaha untuk menghindari Allah, sekarang ia ditempatkan di hadapan manusia. Di sana ada ada orang-orang kafir, dan bahkan orang-orang barbar / biadab, yang menegur dia karena dosanya, yang menjadi pemeriksa / pengkritik dan hakim baginya. Dan kita sering melihat hal yang sama terjadi. ... Jika pada suatu saat hal yang sama terjadi pada diri kita, jika Allah membiarkan kita menjadi sasaran celaan manusia pada waktu kita berusaha menghindari penghakim-anNya, janganlah kita heran. Tetapi seperti Yunus di sini menjawab dengan tenang, dan tidak berteriak dengan jengkel, dan tidak menunjukkan kepahitan, maka hendaknya setiap kita, dalam roh kelemah-lembutan yang benar, mengakui dosa-dosa kita sendiri; pada waktu dosa-dosa itu dituduhkan kepada kita, bahkan sekalipun anak-anak adalah pengecam kita, ataupun orang yang paling hina bangkit menentang kita, hendaknya kita dengan sabar menanggung semua ini; dan dan hendaknya kita tahu bahwa kritik-kritik ini menimpa kita melalui providensia Allah) - hal 53-54.
2. Yunus 1: 11: Bertanyalah mereka: Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora..
d) Yunus menjawab (Yunus 1: 12).
Yunus 1: 12: “Sahutnya kepada mereka: Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu..
1. Satu hal yang bagus dari Yunus adalah bahwa ia tahu dan mengakui bahwa badai itu merupakan hajaran Tuhan kepadanya.
Penerapan: seringkali kita dihajar oleh Tuhan karena suatu dosa tertentu, tetapi kita tidak mempunyai kejujuran / ketulusan seperti Yunus, sehingga kita tetap berkeras bahwa penderitaan itu bukanlah karena dosa kita, tetapi merupakan serangan setan atau ujian Tuhan dan sebagainya.
2. Tetapi di sini juga ada kesalahan dari Yunus. Barnes mengatakan bahwa Yunus tidak mempunyai hak untuk menjatuhkan hukuman mati atas dirinya sendiri, tanpa perintah dari Allah. Ia seharusnya pergi ke Niniwe dan bukannya mati di Laut Tengah.
2) Para awak kapal tidak mau menuruti kata-kata Yunus; mereka berjuang untuk membawa kapal itu ke darat.
Ay 13a: Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat.
a) Hal yang baik dalam diri orang-orang ini adalah bahwa mereka menghargai nyawa manusia, dan mereka berbelas kasihan terhadap Yunus.
b) Kebaikan orang-orang kafir ini juga merupakan suatu teguran bagi Yunus, yang tidak mau memberitakan Firman Tuhan kepada orang kafir / Niniwe.
Daily Bible Commentary (vol 2): The sheer goodness and humanity of these heathen sailors, in not blaming Jonah for bringing such trouble upon them and then in trying their hardest to save his life, are a silent condemnation of Jonahs unwillingness to take the word of the Lord to the heathen Ninevites (= Kebaikan dan perikemanusiaan yang murni dari para pelaut kafir ini, yang ditunjukkan dengan tidak menyalahkan Yunus karena mendatangkan problem seperti itu kepada mereka, dan dengan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan hidupnya, merupakan kecaman yang tidak bersuara terhadap ketidak-mauan Yunus untuk membawa firman Tuhan kepada orang-orang Niniwe yang kafir) - hal 458.
c) Tetapi bagaimanapun juga ini merupakan belas kasihan / tindakan menolong yang salah, karena di sini mereka kasihan dan melindungi orang yang sedang dihajar oleh Tuhan.
Menolong orang yang dihukum / dihajar Tuhan bukan hanya salah, tetapi bahkan bisa-bisa menyebabkan hajaran itu menimpa kita. Tetapi ini merupakan suatu prinsip yang dalam faktanya sukar dipraktekkan, karena kita sukar sekali untuk bisa tahu bahwa seseorang itu memang dihukum / dihajar oleh Tuhan. Jangan sembarangan menghakimi dalam persoalan ini!
Contoh lain dari belas kasihan / tindakan menolong / kebaikan yang salah:
1. Tidak menghukum anak yang salah, karena kasihan.
2. Menolong teman dalam ulangan, karena kasihan.
3. Menolong mengabsenkan teman yang bolos kuliah.
4. Memberi rokok sebagai tanda terima kasih. Ini sama seperti menyuruh orang itu bunuh diri pelan-pelan!
5. Melindungi seseorang / menutupi kesalahan seseorang dengan jalan berdusta.
d) Ditinjau dari sudut Yunus, kebaikan orang-orang itu terhadap dia tidak berarti bahwa ia ada di jalan yang benar / diberkati Tuhan.
Adanya orang-orang yang baik kepada kita tidak menjamin bahwa kita sedang ada di jalan yang benar. Itu bukan berkat Tuhan tetapi berkat setan!
3) Tuhan memaksa mereka untuk melempar Yunus ke laut (ay 13b-15).
a) Yunus 1: 13b: “tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka”.
Calvin: But the Lord so turned their hearts, that they now saw more clearly how grievous a sin it was to flee away from the call of God, and not to yield obedience, as we have before observed, to his command. Many think that this is a light offence, and readily indulge themselves in it: but it is not in the power of men to weigh sins; the balance is deceitful when men estimate their sins according to their own judgment. Let us then learn to ascribe to God his own honour, - that he alone is Judge, and is far above us, and can alone determine how grievous or how slight any sin is (= Tetapi Tuhan membalikkan hati mereka sedemikian rupa sehingga sekarang mereka melihat dengan lebih jelas betapa menyedihkannya dosa melarikan diri dari panggilan Allah, dan tidak memberikan ketaatan, seperti yang kita amati sebelumnya, pada perintahNya. Banyak orang beranggapan bahwa ini merupakan pelanggaran yang ringan, dan mereka siap menuruti hatinya untuk hidup di dalamnya: tetapi manusia tidak bisa menimbang dosa; timbangan itu bersifat menipu pada waktu manusia menilai dosa-dosa mereka menurut penghakiman mereka sendiri. Biarlah kita belajar untuk memberikan kepada Allah kehormatanNya sendiri, - bahwa hanya Ia sendiri yang adalah Hakim, dan ada jauh di atas kita, dan hanya Ia sendiri bisa menentukan betapa menyedihkan atau betapa ringan suatu dosa itu) - hal 58.
Calvin: The Lord, then, designed to show here, that his displeasure could not be otherwise pacified than by drowning Jonah in the sea; ... the Lord intended to make Jonah an example, that all may now know that he is not to be trifled with, but that he ought to be obeyed as soon as he commands any thing (= Maka, di sini Tuhan hendak menunjukkan bahwa ketidak-senanganNya tidak bisa diredakan oleh hal lain kecuali dengan menenggelamkan Yunus di dalam laut; ... Tuhan bermaksud untuk menjadikan Yunus suatu contoh, supaya semua bisa tahu bahwa Ia tidak boleh diremehkan, tetapi harus langsung ditaati begitu Ia memerintahkan suatu apapun) - hal 59.
Manusia memang sering kacau dalam memandang berat ringannya suatu dosa. Contoh: kalau saudara melihat seseorang mencuri dan seorang lain membolos dari kebaktian / bekerja pada hari Sabat, yang mana yang saudara anggap lebih jahat / lebih memalukan? Saya yakin bahwa hampir semua orang di dunia ini akan menganggap bahwa yang mencuri itulah yang dosanya lebih berat / lebih memalukan. Tetapi Kitab Suci / Perjanjian Lama tidak menjatuhkan hukuman mati kepada pencuri, melainkan hanya hukuman denda (Kel 22:1), sedangkan terhadap pelanggar peraturan Sabat, Kitab Suci / Perjanjian Lama menjatuhkan hukuman mati (Kel 31:14-15 Bil 15:32-36). Karena itu jelaslah bahwa Kitab Suci / Tuhan menganggap bahwa pelanggaran peraturan Sabat adalah dosa yang lebih besar dari pada mencuri! Karena itu jangan remehkan pelanggaran terhadap hukum ini, dan banyaklah belajar Firman Tuhan supaya saudara bisa mengetahui berat ringannya suatu dosa dalam pandangan Tuhan.
b) Akhirnya mereka terpaksa melempar Yunus ke laut.
Yunus 1: 14-15: (14) Lalu berserulah mereka kepada TUHAN, katanya: Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki. (15) Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.
1. Ada yang mengalegorikan sebagai berikut (Pulpit, hal 29): mendayung dengan sekuat tenaga menunjuk pada usaha untuk selamat dengan kekuatan sendiri; sedangkan melemparkan Yunus ke laut menunjukkan penggunaan korban / substitute, seperti Kristus. Orang yang mengeluarkan tafsiran ini memang kreatif, tetapi jelas salah!
2. Kata darah orang yang tidak bersalah dalam Yunus 1: 14 mungkin menunjukkan bahwa mereka takut kalau-kalau tindakan mereka melempar Yunus ke laut itu merupakan tindakan yang salah.
c) Begitu Yunus dilempar ke laut, badai langsung berhenti (Yunus 1: 15b).
Calvin: this sudden change sufficiently proved that Jonah was the only cause why they were so nearly shipwrecked. For if the sea had not calmed immediately, but after some interval of time, it might have been ascribed to chance: but as the sea instantly rested, it could not be otherwise said than that Jonah was condemned by the judgment of God (= perubahan mendadak ini merupakan bukti yang cukup bahwa Yunus merupakan satu-satunya penyebab mengapa mereka hampir mengalami bencana kapal. Karena jika laut itu tidak langsung tenang, tetapi setelah beberapa waktu, maka itu bisa dianggap sebagai kebetulan: tetapi karena laut langsung tenang, maka tidak bisa dikatakan sesuatu yang lain selain dari pada bahwa Yunus dihukum oleh penghakiman Allah) - hal 63.
4) Akibat dari semua ini, orang-orang di kapal menjadi sangat takut kepada TUHAN / YAHWEH, dan mereka lalu mempersembahkan korban sembelihan.
Yunus 1: 16: “Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar”.
Calvin mengatakan bahwa mungkin sekali segera setelah semua bahaya ini berakhir, maka para awak kapal itu meninggalkan Allah lagi.
Calvin: It is indeed probable that, shortly after, they relapsed into their former indifference; after having been freed from their danger, they probably despised God, and all religion was regarded by them with contempt. And so it commonly happens as to ungodly men, who never obey God except when they are constrained (= Adalah mungkin bahwa segera sesudahnya mereka kembali pada sikap acuh tak acuh yang semula; setelah dibebaskan dari bahaya, mereka mungkin meremehkan Allah, dan memandang semua agama dengan sikap jijik. Dan demikianlah yang biasanya terjadi dengan orang jahat, yang tidak pernah mentaati Allah kecuali mereka didesak) - hal 36-37.
Calvin juga mengatakan bahwa kalau Kitab Suci mengatakan takut kepada Tuhan itu bisa menunjuk pada ibadah lahiriah, atau kesalehan, dan kadang-kadang pada rasa takut yang bersifat perhambaan. Dan mungkin yang terakhir inilah yang merupakan rasa takut dari orang-orang ini.
Sekalipun apa yang dikatakan oleh Calvin itu memang merupakan sesuatu yang sering terjadi, tetapi mayoritas penafsir beranggapan bahwa tindakan para awak kapal itu dalam ay 16 merupakan pertobatan yang sejati, dan saya sendiri tidak sependapat dengan Calvin; saya lebih setuju dengan penafsiran Albert Barnes di bawah ini.
Barnes Notes: And so they were doubtless enrolled among the people of God, first-fruits from among the heathen, won to God Who overrules all things, through the disobedience and repentance of His Prophet. Perhaps, they were the first preachers among the heathen, and their account of their wonderful deliverance prepared the way for Jonahs mission to Nineveh (= Dan demikianlah mereka tidak diragukan lagi terdaftar di antara umat Allah, buah pertama dari antara orang kafir, dimenangkan bagi Allah yang menguasai segala sesuatu, melalui ketidak-taatan dan pertobatan dari NabiNya. Mungkin, mereka adalah pengkhotbah-pengkhotbah pertama di antara orang-orang kafir, dan cerita mereka tentang penyelamatan mereka yang luar biasa mempersiapkan jalan untuk misi Yunus ke Niniwe) - hal 406.
Tuhan mengijinkan Yunus berdosa / memberontak, salah satu tujuannya adalah untuk mempertobatkan orang-orang di kapal ini. Bahkan mungkin pertobatan Niniwe tidak akan terjadi kalau tidak ada pemberontakan Yunus, badai, pelemparan Yunus ke laut dsb, seperti yang dikatakan Albert Barnes di atas.
II) Ikan besar.
Yunus 1: 17: Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.
1) Ikan besar inipun diatur oleh Tuhan.
Ay 17: ‘atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar.
KJV: Now the Lord had prepared a great fish (= Tuhan telah menyiapkan seekor ikan yang besar).
RSV/NASB: And the Lord appointed a great fish (= Dan Tuhan menetapkan seekor ikan yang besar).
NIV: But the Lord provided a great fish (= Tetapi Tuhan menyediakan / menetapkan seekor ikan yang besar).
2) Yunus tinggal selama 3 hari dalam perut ikan tersebut.
a) 3 hari tidak harus berarti 72 jam. Itu berarti sebagian dari hari pertama, seluruh hari kedua, dan sebagian hari yang ketiga. Bandingkan dengan Yesus yang bangkit pada hari ke 3.
b) Perjanjian Baru menceritakan cerita Yunus ditelan ikan dan berada dalam perut ikan selama 3 hari dengan cara sedemikian rupa sehingga terlihat bahwa itu betul-betul merupakan cerita sejarah yang betul-betul terjadi. Disamping itu, itu merupakan TYPE dari penguburan Kristus.
Pulpit Commentary: It is not credible that Christ would use a mere legendary tale with no historical basis, to confirm his most solemn statement concerning the momentous fact of his resurrection (= Tidak bisa dipercaya bahwa Kristus menggunakan semata-mata suatu dongeng yang tidak mempunyai dasar sejarah, untuk meneguhkan pernyataanNya yang paling khidmat mengenai fakta yang penting tentang kebangkitanNya) - hal 6.
Pulpit Commentary: there is another object in this history. It is a type and prophecy of the resurrection of Christ and the issues of that momentous fact. Of this feature the Saviour himself shed clear light. As Jonah was three days and three nights in the whales belly, so shall the Son of Man be three days and three nights in the heart of the earth (Matt. 12:40) [= ada tujuan yang lain dari cerita sejarah ini. Ini merupakan suatu TYPE dan nubuat tentang kebangkitan Kristus dan hal-hal tentang fakta yang penting itu. Tentang hal ini sang Juruselamat sendiri memberikan terang yang jelas. Seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam (Mat 12:40)] - Introduction, hal iii.
Lagi-lagi terlihat tujuan baik dari Allah waktu membiarkan Yunus memberontak. Dengan demikian sekarang peristiwa ini bisa menjadi TYPE dari peristiwa dimana Kristus ada dalam kubur selama 3 hari.
3) Ikan apa yang menelan Yunus ini?
Sebetulnya Kitab Suci tidak mengatakan jenis dari ikan ini; Kitab Suci hanya mengatakan ikan besar. Tetapi boleh dikatakan semua penafsir mencoba untuk memperkirakan ikan apa yang menelan Yunus ini.
a) Banyak orang yang menganggap bahwa ini adalah ikan paus, mungkin karena ikan paus dikenal sebagai ikan yang terbesar, dan juga mungkin karena terjemahan salah dari Mat 12:40 versi KJV/RSV, yang menyebutkan whale (= ikan paus).
Mat 12:40 - “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.
Dalam Mat 12:40 ini KJV/RSV menterjemahkan whale (= ikan paus), dan NASB menterjemahkan sea monster (= monster laut), sedangkan NIV menterjemahkan a huge fish (= seekor ikan yang besar).
Editor dari Calvins Commentary mengomentari tentang kata Yunani yang digunakan dalam Mat 12:40 sebagai berikut: that word is a general term applied to a large fish, and does not necessarily mean the whale (= kata itu merupakan istilah umum yang diterapkan pada ikan yang besar, dan tidak harus berarti ikan paus) - Commentaries on Jonah, hal 72, footnote.
Barnes Notes: Our Lords words then would be rendered more literally in the fishs belly, than in the whale belly. Infidels seized eagerly on the fact of the narrowness of the whales throat; their cavil applied only to an incorrect rendering of modern versions. [= Maka kata-kata Tuhan kita diterjemahkan secara lebih hurufiah dengan kata-kata dalam perut ikan dari pada dalam perut ikan paus. Orang kafir cepat-cepat mencekam fakta tentang sempitnya tenggorokan ikan paus; pertengkaran mereka tentang hal-hal yang kecil ini hanya berlaku terhadap suatu terjemahan yang salah dari versi-versi (Kitab Suci) modern] - hal 385.
b) Ada banyak orang modern yang justru menentang bahwa ikan ini adalah ikan paus, dan mereka menganggap bahwa ikan ini adalah ikan hiu putih.
Alasan pandangan ini:
1. Di Laut Tengah tidak ada ikan paus kecuali kalau tersesat.
2. Sekalipun ikan paus itu ikan terbesar tetapi tenggorokan ikan paus justru kecil sehingga tidak memungkinkan menelan seorang manusia. Tetapi tentang hal ini ada beberapa penafsir yang mengatakan bahwa ada paus tertentu yang bisa menelan seorang manusia secara utuh yaitu ikan paus Sperm.
3. Di Laut Tengah banyak ikan hiu putih, yang memang bisa menelan seorang manusia atau bahkan seekor kuda secara utuh.
Adam Clarke: This could not have been a whale, for the throat of that animal can scarcely admit a mans leg; but it might have been a shark, which abounds in the Mediterranean, and whose mouth and stomach are exceedingly capacious. In several cases they have been known to swallow a man when thrown overboard [= Ini tidak mungkin seekor ikan Paus, karena tenggorokan dari binatang itu hampir tidak bisa menelan kaki (leg) manusia; tetapi itu mungkin adalah seekor ikan hiu, yang banyak terdapat di Laut Tengah, dan yang mulutnya dan perutnya sangat luas. Dalam beberapa kasus mereka telah diketahui menelan seorang manusia pada waktu terlempar keluar kapal] - hal 701.
Dalam tafsirannya tentang Mat 12:40 Clarke juga mengatakan bahwa di Laut Tengah tidak biasanya ada ikan paus, kecuali ikan itu kesasar. Tetapi ikan hiu memang banyak di sana.
Ungers Bible Dictionary: Much objection has been urged against the truth of the story of Jonah and the fish. It is simply said, The Lord had prepared a great fish to swallow up Jonah. The species of marine animal is not defined, and the Greek KETOS is often used to specify, not the genus whale, but any large fish or sea monster. All objection to its being a whale which lodged Jonah in its stomach, from the straitness of throat or rareness of haunt in the Mediterranean, are thus removed. Since the days of Bochart it has been a common opinion that the fish was of the shark species, Lamia canis carcharias, or sea dog. Entire human bodies have been found in some fishes of this kind. Still, granting all these facts, the narrative is miraculous, and nothing is impossible with God” (= Banyak keberatan telah diberikan terhadap kebenaran dari cerita Yunus dan ikan. Hanya dikatakan Tuhan telah mempersiapkan seekor ikan besar untuk menelan Yunus. Jenis dari binatang laut itu tidak diberikan, dan kata Yunani KETOS sering digunakan untuk menunjuk, bukan pada jenis ikan paus, tetapi pada seadanya ikan besar atau monster laut. Dengan demikian, semua keberatan tentang ikan paus yang memberikan penginapan kepada Yunus dalam perutnya, karena sempitnya tenggorokannya atau jarangnya ikan Paus mengunjungi Laut Tengah, disingkirkan. Sejak jaman dari Bochart telah menjadi pandangan umum bahwa ikan itu adalah dari jenis hiu, Lamia canis carcharias, atau anjing laut. Tubuh manusia yang utuh telah ditemukan dalam beberapa ikan jenis ini. Sekalipun mengakui fakta-fakta ini, tetap cerita ini merupakan sesuatu yang bersifat mujijat, dan tidak ada yang mustahil bagi Allah) - hal 601.
Catatan: yang disebut anjing laut adalah sejenis ikan, bukan anjing laut yang kita kenal, karena anjing laut yang kita kenal dalam bahasa Inggris adalah seal, sedangkan ini disebut sebagai sea-dog.
Barnes Notes: In all modern works on Zoology, we find 30 feet given as a common length for a sharks body. Now a sharks body is usually only about eleven times the length of the half of its lower jaw. Consequently a shark of 30 feet would have a lower jaw of nearly 6 feet in its semicircular extent. Even if such a jaw as this was of hard bony consistence instead of a yielding cartilaginous nature, it would qualify its possessor for engulfing one of our own species most easily (= Dalam semua tulisan Zoology modern, kami mendapatkan bahwa 30 kaki diberikan sebagai panjang yang umum untuk tubuh seekor ikan hiu. Panjang tubuh seekor ikan hiu biasanya hanyalah 11 x panjang dari setengah dari rahang bawahnya. Jadi seekor hiu yang panjangnya 30 kaki mempunyai rahang bawah hampir 6 kaki dalam bentuk ½ lingkaran. Bahkan jika rahang seperti ini terdiri dari tulang yang keras dan bukannya dari bahan yang bersifat elastis, itu memungkinkan pemilikinya untuk menelan seorang dari jenis kita dengan sangat mudah) - hal 386.
Barnes Notes: Fish, of such size that they can swallow a man whole, and which are so formed as naturally to swallow their prey whole, have been found in the Mediterranean. The white shark, having teeth merely incisive, has no choice, except between swallowing its prey whole, or cutting off a portion of it. It cannot hold its prey, or swallow it piecemeal. Its voracity leads it to swallow at once all which it can. Hence Otto Fabricius relates, Its wont is to swallow down dead and somtimes also, living men, which it finds in the sea. [= Ikan, dengan ukuran sedemikian rupa sehingga mereka bisa menelan seorang manusia secara utuh, dan yang dibentuk secara alamiah untuk menelan mangsa mereka secara utuh, telah ditemukan di Laut Tengah. Ikan hiu putih, yang hanya mempunyai gigi-gigi yang tajam, tidak mempunyai pilihan, kecuali menelan mangsanya secara utuh atau memotong / menyobek sebagian dari mangsanya. Ia tidak bisa menahan mangsanya, atau menelannya sedikit demi sedikit. Kerakusannya mendorongnya untuk menelan sekaligus semua yang bisa ditelannya. Karena itu Otto Fabricius menceritakan: Kebiasaannya adalah menelan orang yang mati, dan kadang-kadang orang yang hidup, yang ditemuinya di laut] - hal 385-386.
The International Standard Bible Encyclopedia, vol 2:
While the throats of most whales are too narrow to swallow a man, the cachalot or sperm whale can [= Sementara tenggorokan dari kebanyakan ikan paus terlalu sempit untuk menelan seorang manusia, Cachalot atau ikan paus Sperm bisa (menelan manusia)] - hal 1115.
Daily Bible Commentary (vol 2): we do know that sperm whale and large sharks capable of swallowing a man have been identified in the East Mediterranean, and it is probable one of these creatures that is meant by Jonahs great fish. (= kita tahu bahwa ikan paus jenis Sperm dan ikan hiu besar yang mampu menelan seorang manusia telah diidentifikasi di Laut Tengah bagian Timur, dan adalah mungkin bahwa satu dari makhluk-makhluk inilah yang dimaksud dengan ikan besarnya Yunus) - hal 458-459.
Barnes (hal 386) mengatakan bahwa ikan hiu putih tak pernah terlihat dekat pantai kecuali ia sedang mengejar mangsanya atau dikejar oleh ikan Paus Sperm, yang sangat ditakutinya sehingga tidak berani didekatinya bahkan kalau ikan paus itu sudah mati. Ini menunjukkan bahwa ikan paus Sperm jauh lebih besar dari ikan hiu putih.
Barnes Notes: A natural historian of repute relates, In 1758 in stormy weather a sailor fell overboard from a frigate in the Mediterranean. A shark was close by, which, took him in his wide throat, so that he forthwith disappeared. Other sailors had leapt into the sloop, to help their comrade, while yet swimming; the captain had a gun which stood on the deck discharged at the fish, which struck it so, that it cast out the sailor which it had in its throat, who was taken up, alive and little injured, by the sloop which had now come up. The fish was harpooned, taken up on the frigate, and dried. The captain made a present of the fish to the sailor who, by Gods Providence, had been so wonderfully preserved. The sailor went round Europe exhibiting it. He came to Franconia, and it was publicly exhibited here in Erlangen, as also at Nurnberg and other places. The dried fish was delineated. It was 20 feet long, and, with expanded fins, nine feet wide, and weight 3924 pounds. From all this, it was probable that this was the fish of Jonah. [= Seorang sejarawan alam yang mempunyai nama baik menceritakan: Pada tahun 1758 dalam cuaca yang berangin keras seorang pelaut jatuh keluar dari sebuah kapal perang ukuran sedang yang ada di Laut Tengah. Seekor hiu ada di dekatnya, dan pada waktu orang itu sedang berenang dan berteriak minta tolong, menelannya sehingga ia segera hilang. Pelaut-pelaut yang lain telah melompat ke dalam sekoci untuk menolong teman mereka, pada waktu ia masih sedang berenang; sang kapten mempunyai sebuah senapan di kapal dan menembakkannya pada ikan itu, sehingga ikan itu memuntahkan si pelaut yang ada di tenggorokannya, yang lalu diangkat, dalam keadaan hidup dan hanya terluka sedikit, oleh sekoci yang sekarang datang. Ikan itu lalu ditembak dengan harpun, diangkat ke dalam kapal perang itu, dan dikeringkan. Sang kapten memberikan ikan itu sebagai hadiah kepada si pelaut, yang oleh providensia Allah, telah dipelihara dengan cara yang luar biasa. Si pelaut itu pergi keliling Eropah memamerkan ikan itu. Ia datang di Franconia, dan ikan itu dipamerkan secara umum di sini di Erlangen, seperti juga di Nurnberg dan tempat-tempat lain. Ikan yang kering itu dilukiskan. Panjangnya 20 kaki, dan dengan sirip dikembangkan lebarnya 9 kaki, dan beratnya 3924 pounds. Dari semua ini, itu mungkin merupakan ikan yang menelan Yunus] - hal 385-386.
Catatan: cerita tentang pelaut yang ditelan ikan pada tahun 1758 itu juga diceritakan oleh Keil & Delitzsch pada footnote / catatan kaki dari hal 398.
Barnes Notes melanjutkan lagi: This is by no means an insulated account of the size of this fish. Blumenbach states, the white shark, or Canis carcharias, is found of the size of 10,000 lbs, and horses have been found whole in its stomach. A writer of the 16th century on the fish of Marseilles says, they of Nice attested to me, that they had taken a fish of this sort, approaching to 4000 lbs weight, in whose body they had found a man whole. Those of Marseilles told something similar, that they had once taken a Lamia (so they still popularly call the Carcharias) and found in it a man in a coat of mail (loricatus.) ... Richardson, speaking of the white shark in N. America, says that they attain the length of 30 feet, i.e. a 3d larger than that which swallowed the sailor whole. Lacepede speaks of a fish of this kind as more than 30 feet long. [= Ini sama sekali bukan merupakan cerita satu-satunya tentang ukuran ikan ini. Blumenbach menyatakan, Ikan hiu putih, atau Canis carcharias, ditemukan dengan ukuran 10.000 pounds, dan kuda-kuda telah ditemukan secara utuh dalam perutnya. Seorang penulis abad ke 16 tentang ikan dari Marseiles mengatakan, mereka dari Nice menegaskan kepada saya, bahwa mereka telah menangkap seekor ikan dari jenis ini, yang beratnya mendekati 4.000 pounds, dalam tubuh siapa mereka menemukan seorang manusia yang utuh. Mereka dari Marseiles menceritakan hal yang serupa, bahwa suatu kali mereka menangkap seekor Lamia (begitulah mereka memberi sebutan populer pada Carcharias) dan menemukan di dalamnya seorang manusia dalam sebuah pakaian pos (?). ... Richardson, berbicara tentang ikan hiu putih di Amerika Utara, mengatakan bahwa mereka mencapai panjang 30 kaki, yaitu 1/3 lebih panjang dari pada ikan yang menelan pelaut secara utuh itu. Lacepede berbicara tentang ikan jenis ini yang panjangnya lebih dari 30 kaki] - hal 385-386.
c) Kalaupun ikan itu menelan Yunus secara utuh, sehingga Yunus masuk ke perut ikan itu dalam keadaan hidup, mungkinkan Yunus tetap hidup selama 3 hari dalam perut ikan? Biasanya 2 hal yang dipersoalkan:
1. Dari mana udara / oksigen untuk bernafas?
Dalam persoalan oksigen, beberapa penafsir mengajak untuk menyoroti bayi yang ada dalam kandungan ibunya selama 9 bulan. Ia juga tidak bisa bernafas, tetapi tetap hidup. Kalau Tuhan bisa melakukan hal itu, maka Tuhan pasti juga bisa menjaga agar Yunus tetap hidup di dalam perut ikan selama 3 hari!
2. Zat asam lambung dari ikan itu pasti menghancurkan / membunuh Yunus.
Tentang zat asam yang seharusnya membunuh Yunus ini, Barnes (hal 387) mengutip kata-kata Agustinus, yang menunjuk kepada peristiwa Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang dimasukkan ke dalam dapur api. Kalau Allah bisa memelihara mereka di sana sehingga mereka tetap hidup, maka mengapa Allah tidak bisa memelihara Yunus dalam perut ikan?
Perhatikan juga 2 kutipan di bawah ini.
The International Standard Bible Encyclopedia, vol 2:
Moreover, G. Macloskie ... has suggested that even other species of whales could preserve a man alive, were the man able to reach the great laryngeal pouch. This structure, with its thick, elastic walls, is large enough to contain a man and to supply him with air for breathing [= Selanjutnya, G. Macloskie ... menunjukkan bahwa bahkan jenis-jenis ikan paus yang lain bisa memelihara / menjaga seorang manusia tetap hidup, asal orang itu bisa mencapai kantung perut yang besar pada pangkal tenggorokan. Struktur ini, dengan dindingnya yang tebal dan bersifat elastis, cukup besar untuk menampung seorang manusia dan menyuplainya dengan udara untuk bernafas] - hal 1115.
The International Standard Bible Encyclopedia, vol 2: A. J. Wilson [Princeton Theological Review, 25 (1941), 636] records the case of a man swept overboard by a harpooned sperm whale in the vicinity of the Falkland Islands. The whale was eventually killed and cut apart. After three days, the missing sailor was found in the animals stomach, unconscious. He was successfully revived, although the skin of his face, neck and hands was bleached white by the whales gastric juice [= A. J. Wilson {Princetin Theological Review, 25 (1941), 636} mencatat kasus seorang manusia yang disapu keluar kapal oleh seekor ikan paus Sperm yang terkena harpun di sekitar kepulauan Falkland. Ikan paus itu akhirnya dibunuh dan dibelah. Setelah 3 hari, pelaut yang hilang itu ditemukan dalam perut binatang itu dalam keadaan pingsan. Ia berhasil disadarkan kembali, sekalipun kulit wajah, leher, dan tangannya menjadi putih karena getah perut / cairan asam perut dari ikan paus itu] - hal 1115.
d) Bagaimanapun juga, peristiwa Yunus yang ditelan ikan dan tetap hidup setelah 3 hari, tetap merupakan suatu mujijat.
Saya mengutip ulang bagian terakhir kata-kata dari Unger yang sudah saya kutip di atas.
Ungers Bible Dictionary: Still, granting all these facts, the narrative is miraculous, and nothing is impossible with God (= Sekalipun mengakui fakta-fakta ini, tetap cerita ini merupakan sesuatu yang bersifat mujijat, dan tidak ada yang mustahil bagi Allah) - hal 601.
Leslie C. Allen (NICOT) mengutip kata-kata Campbell Morgan: Men have been looking so hard at the great fish that they have failed to see the great God (= Manusia melihat dengan begitu keras pada ikan besar itu sehingga mereka gagal untuk melihat Allah yang besar) - hal 192.
Pulpit Commentary: See how easily God can turn the destroyer into a preserver. Instead of killing Jonah, the fish saves his life (= Lihatlah betapa mudahnya Allah bisa membalikkan penghancur / pemusnah menjadi pemelihara. Bukannya membunuh Yunus, tetapi ikan itu justru menyelamatkan nyawanya) - hal 23.
Kesimpulan / penutup.
1) Semua ini merupakan perwujudan bukan dari kebencian Allah tetapi dari kasih Allah kepada Yunus.
Pulpit Commentary: When man forsakes God, he who is infinite in mercy does not forsake man (= Pada waktu manusia meninggalkan Allah, Ia yang tidak terbatas dalam belas kasihan tidak meninggalkan manusia) - hal 39.
J. C. Metcalfe: One of the most comforting things about this little Book is that we see in action Gods patience with His rebellious servant, and are permitted to watch His education of him, and His loving efforts to win him from his self-centredness (= Salah satu dari hal-hal yang paling menghibur tentang Kitab yang kecil ini adalah bahwa kita melihat sedang beraksinya kesabaran Allah terhadap hambaNya yang memberontak, dan kita diijinkan untuk melihat pendidikan terhadapnya, dan usaha kasihNya untuk memenangkannya dari sikap egoisnya) - The Angry Prophet, hal 6.
2) Semua ini mengajar kita untuk tidak lari dari panggilan Allah.
Leslie C. Allen (NICOT): This universal sovereignty is displayed in the first two chapters, where the hurricane, the tempestuous sea, and the enormous fish are represented as but minions in the service of the divine will (1:14). The uselessness of pitting oneself against it is dramatically portrayed: it is irresistible [= Kedaulatan yang universal ditunjukkan dalam 2 pasal yang pertama, dimana badai, laut yang bergelora, dan ikan yang sangat besar digambarkan sebagai tangan-tangan yang melayani kehendak ilahi (1:14). Ketidakbergunaan untuk menentang kehendak itu digambarkan secara dramatis: kehendak itu tidak bisa ditolak] - hal 192.
Pulpit Commentary: he found that desertion, however possible, can never be satisfactory. Gods authority is not to be run away from. He makes storms his artillery, and thunders after the run-away. He makes heathen sailors his officers, and captures him in his flight. He makes a fishs belly his dungeon keep, and puts him in durance there. Do not for a moment dream of evading God. If you run away from his spade, you run against his sword. ... Disobedience accomplished means judgment on the way, and judgment on the way means judgment ahead of the transgressor, and waiting for him as the angle for wretched Balaam [= ia mendapati bahwa tindakan desertir / meninggalkan, betapapun dimungkinkan, tidak pernah bisa memuaskan. Kita tidak boleh lari dari otoritas Allah. Ia membuat badai sebagai artilerinya, dan petir mengejar orang yang lari itu. Ia membuat para pelaut kafir sebagai pejabat-pejabatNya, dan menangkapnya dalam pelariannya. Ia membuat perut ikan sebagai penjaraNya, dan meletakkannya sementara waktu (?) di sana. Jangan sesaatpun bermimpi untuk menghindari Allah. Jika engkau lari dari sekopNya, engkau berlari terhadap pedangNya. ... Ketidaktaatan yang dicapai / dilakukan berarti penghakiman yang sedang dalam perjalanan, dan penghakiman yang sedang dalam perjalanan berarti penghakiman ada di depan si pelanggar, dan menunggunya seperti sang malaikat menunggu Bileam yang hina] - hal 14.
Catatan: kata-kata lari dari sekopNya mungkin maksudnya adalah lari dari pekerjaan di ladang Tuhan.
SERI KHOTBAH KITAB YUNUS
YUNUS 1:17-2:10
Yunus 1:17-2:10 - (1:17) Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. (2:1) Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu, (2:2) katanya: Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku. (2:3) Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombangMu melingkupi aku. (2:4) Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mataMu. Mungkinkah aku memandang lagi baitMu yang kudus? (2:5) Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku (2:6) di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku. (2:7) Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepadaMu, ke dalam baitMu yang kudus. (2:8) Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia. (2:9) Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN! (2:10) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat.
I) Penjelasan tentang Yunus 2: 2-9.
Kalau dilihat sepintas lalu, maka ay 2-9 itu kelihatannya adalah doa Yunus di dalam perut ikan itu:
1) Yunus 2: 1 mengatakan bahwa Yunus berdoa dari dalam perut ikan.
2) Ay 2-9 terletak sebelum Yunus 2: 10, dimana ikan itu memuntahkan Yunus.
Tetapi kalau kita mempelajari dengan lebih teliti, maka kesimpulannya akan lain:
a) Ay 2-9 berbentuk puisi. Apakah dalam perut ikan Yunus masih bisa membuat puisi?
b) Kata-kata kerja yang ada dalam bentuk lampau (past tense), seperti:
1. Ay 2: ‘Ia menjawab aku’ dan ‘Kaudengarkan suaraku. Kata kerja yang saya garis bawahi itu ada dalam past tense (= bentuk lampau).
2. Yunus 2: 6: ‘Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur. Kata Engkau naikkan juga ada dalam past tense (= bentuk lampau).
Catatan: dalam bahasa Ibrani subyek dan kata kerja pada umumnya tergabung menjadi satu kata.
c) Seluruh bagian ini tidak berbentuk permintaan, tetapi syukur atas pertolongan Tuhan.
Karena itu, kesimpulannya adalah: ay 2-9 sebetulnya adalah doa syukur Yunus setelah ia keluar dari dalam perut ikan, tetapi di dalam doa itu dimasukkan juga pikiran-pikiran / doa Yunus ketika ia ada di dalam perut ikan. Karena itu, dari doa syukur ini kita bisa mempelajari pengalaman Yunus ketika ia berada di dalam perut ikan.
II) Apa yang dialami Yunus di dalam perut ikan.
1) Penderitaan.
Pada pelajaran yang lalu kita sudah mempelajari bahwa apa yang dialami oleh Yunus ini, dimana ia ditelan oleh seekor ikan besar dan tinggal selama 3 hari dalam perut ikan itu, adalah suatu fakta historis atau merupakan suatu peristiwa yang betul-betul terjadi! Karena ini adalah sesuatu yang betul-betul terjadi, ini jelas merupakan suatu penderitaan hebat bagi Yunus. Bayangkan gelapnya, kotornya, baunya, dan pengapnya keadaan di dalam perut ikan itu.
2) Keadaan tanpa harapan.
a) Ay 2a dan ay 2b adalah 2 kalimat pararel yang artinya sama. Jadi kesusahan Yunus seperti dalam dunia orang mati. Artinya: ia merasa tidak ada harapan.
b) Yunus 2: 3: ini hurufiah. Karena ia ditelan ikan lalu dibawa menyelam. Lagi-lagi menunjukkan suatu keadaan yang tanpa harapan.
c) Ay 4a: telah terusir aku dari hadapan mataMu. Orang yang merasa terusir dari hadapan Tuhan, pasti merasa bahwa dirinya tidak punya harapan.
d) Ay 5-6a: lagi-lagi menunjukkan keadaan yang tanpa harapan.
e) Yunus 2: 7: jiwaku letih lesu di dalam aku. Ini menunjukkan keputus-asaannya karena merasa tidak ada harapan.
Dari 2 hal di atas ini kita melihat apa yang dialami orang yang sengaja tidak mau taat kepada Tuhan. Ia mengalami penderitaan yang berat dan ia merasa tidak ada harapan.
Memang, kalau kita taat kepada Tuhan, kita juga akan menderita karena serangan setan. Tetapi dalam penderitaan itu Tuhan menyertai kita dan akan menolong kita, sehingga kita dapat menanggungnya.
Tetapi kalau kita menderita karena tidak taat kepada Tuhan, penderitaan itu datang sebagai hajaran dari Tuhan, sehingga tidak ada yang bisa menolong kita dan kita akan merasakan penderitaan itu sebagai sesuatu yang tidak bisa kita tanggung.
Tetapi bagaimanapun juga, semua hajaran ini diberikan oleh Tuhan, bukan karena Ia benci kepada Yunus, tetapi justru karena Ia cinta kepada Yunus dan karena Ia ingin Yunus bertobat melalui penderitaan itu. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
1. Maz 119:67 - Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janjiMu.
2. Mazmur 119:71 - Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu.
3. Maz 119:75 - Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukumMu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan.
Tetapi sekalipun hajaran itu diberikan dalam kasih, itu bisa tetap sangat menyakitkan, dan bisa membuat kita sangat menderita. Karena itu dalam hidup saudara, kalau saudara mendapat perintah Tuhan, bersikaplah bijaksana dalam memilih 2 pilihan ini:
a. Taat pada Tuhan dan menderita karena serangan setan.
b. Tidak taat kepada Tuhan dan menderita karena hajaran Tuhan.
Yunus telah berlaku bodoh dan memilih pilihan yang kedua, tapi ia tidak tahan menghadapi hajaran Tuhan!
III) Tindakan Yunus selanjutnya.
1) Bertobat.
Dalam Yunus 2: 9 ia bernazar kepada Tuhan bahwa ia akan mentaati perintahNya, dan akhirnya ia betul-betul melakukannya (3:1-3). Ini adalah langkah yang bijaksana!
Ay 9: “Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!’”.
Pada waktu saudara bertentangan dengan kehendak Tuhan, saudara mungkin berharap supaya Tuhan yang berubah. Tetapi ini tidak mungkin! Ia tidak akan berubah, karena Ia memang tidak bisa berubah! Bandingkan Yun 1:1-2 dengan Yun 3:1-2 di bawah ini:
Yun 1:1-2 - “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: (2) Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepadaKu..
Yunus 3:1-2 - “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: (2) Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu..
Perhatikan: apakah Tuhan berubah? Tidak! Karena itu kalau saudara bertentangan dengan Tuhan / kehendak Tuhan, saudara yang harus berubah / bertobat!
Illustrasi: Sebuah kapal sedang berlayar pada suatu malam dengan cuaca buruk. Dari kejauhan tampak sebuah lampu yang kelihatannya berasal dari kapal lain yang sedang menuju ke arah kapal itu. Untuk menghindari tabrakan, kapten kapal lalu memerintahkan untuk mengirim pesan ke kapal itu, yang berbunyi: Beloklah 10 derajat ke utara. Tetapi kapal itu bukannya belok 10 derajat ke utara, tetapi sebaliknya mengirim pesan balasan: Kamu yang belok 10 derajat ke selatan. Kapten kapal itu jengkel, dan mengirim pesan lagi: Saya kapten, kamu belok 10 derajat ke utara. Pesan balasan: Saya pelaut kelas satu, kamu belok 10 derajat ke selatan. Kapten itu jadi sangat marah dan lalu mengirim pesan lagi: Ini kapal perang; kamu belok 10 derajat ke utara. Pesan balasan: Dan ini mercu suar; kamu belok 10 derajat ke selatan.
Kalau kapten kapal itu waras, maka tentunya ia yang harus membelokkan kapalnya 10 derajat ke selatan, karena mercu suar itu benda yang tidak bisa bergerak.
Pada waktu kehendak saudara dan kehendak Tuhan bertabrakan, ingatlah bahwa kehendak Tuhan tidak bisa berubah, dan karenanya saudaralah yang harus mengubah kehendak saudara, dan menyesuaikan kehendak saudara dengan kehendak Tuhan (bdk. Mat 6:10b Mat 26:39,42).
Penerapan: Karena itu, kalau saudara mengalami penderitaan yang tidak tertahankan, yang disebabkan oleh kehidupan saudara yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, periksalah dimana saudara sudah berdosa! Mungkin karena saudara berzinah, tidak memberikan perpuluhan, sombong, tidak mau melayani / memberitakan Injil, tidak berdoa / bersaat teduh, berdusta / tidak jujur, suka membolos dalam kebaktian, berjudi, mabuk-mabukan / menggunakan ganja / ecstasy dsb, main dukun / Gunung Kawi / jimat, dsb. Bertobatlah dari hal-hal itu dan janganlah berharap bahwa Allah yang akan berubah dan menyesuaikan diriNya dengan kehidupan saudara yang berdosa itu!
2) Berdoa.
a) Yunus berdoa di dalam perut ikan.
C. H. Spurgeon: What a strange place for prayer! Surely this is the only prayer that ever went up to God out of a fishs belly. Jonah found himself alive; - that was the surprising thing, that he was alive in the belly of a fish; - and because he was alive, he began to pray. It is such a wonder that some people here should continue to live that they ought to begin to pray. If you live with death so near, and in so great peril, and yet you do not pray, what is to become of you? (= Betul-betul suatu tempat yang aneh untuk berdoa! Pasti ini merupakan satu-satunya doa yang pernah naik kepada Allah dari perut ikan. Yunus mendapatkan dirinya dalam keadaan hidup; - merupakan suatu kejutan bahwa ia hidup dalam perut ikan; - dan karena ia hidup, ia mulai berdoa. Merupakan sesuatu yang mengherankan bahwa sebagian manusia di sini terus hidup supaya mereka mulai berdoa. Jika engkau hidup begitu dekat dengan kematian, dan dalam bahaya yang begitu besar, dan engkau tidak berdoa, apa yang akan terjadi denganmu?) - Spurgeons Expository Encyclopedia, vol 12, hal 246.
Pulpit Commentary: Never surely was prayer offered in so strange a place as this! Men have often prayed upon the sea, but Jonah is represented as praying from the ocean depths. ... No place is unsuitable for prayer. ... in every place God may be sought and found (= Pasti tidak pernah ada doa yang dinaikkan di tempat yang seaneh ini! Manusia sering berdoa di laut, tetapi Yunus digambarkan sebagai berdoa dari kedalaman lautan. ... Tidak ada tempat yang tidak cocok untuk doa. ... di setiap tempat Allah bisa dicari dan ditemukan) - hal 45.
Pulpit Commentary: Acceptable prayer proceeds from necessity. There are those who have never prayed before, who have been driven to supplication by their needs. And many, whose prayers have often been formal, have learned to pray in earnest when they have been plunged into the overwhelming ocean of affliction. None ask so urgently as those who are in want; and one purpose of Providence in permitting men to suffer need may well be this - to call forth entreaties and supplication which shall be sincere, profound, and urgent (= Doa yang bisa diterima muncul dari kebutuhan. Ada orang-orang yang tidak pernah berdoa sebelumnya, yang telah didorong pada permohonan oleh kebutuhan mereka. Dan banyak orang, yang selama ini doanya bersifat formal, telah belajar berdoa dengan sungguh-sungguh pada waktu mereka dimasukkan ke dalam lautan penderitaan / kesusahan yang meluap-luap. Tidak ada yang meminta dengan begitu mendesak seperti mereka yang ada dalam kebutuhan; dan satu tujuan dari Providensia dalam mengijinkan manusia untuk mengalami kebutuhan mungkin adalah ini - membangkitkan permohonan yang adalah sungguh-sungguh, amat sangat, dan mendesak) - hal 45.
Tentang kata-kata teringatlah aku kepada Tuhan’ dalam ay 7, Pulpit Commentary berkata: External adversity may have prompted him to a kind of remembrance which in his prosperity he had not cultivated (= Kesengsaraan lahiriah bisa mendesak seseorang pada sejenis ingatan yang tidak akan ditumbuhkannya dalam kemakmurannya) - hal 47.
Tetapi bagaimana mungkin Yunus bisa berdoa di dalam perut ikan?
Adam Clarke menjawab dengan santai: Very easily, if God so willed it (= Sangat mudah, jika Allah menghendakinya demikian) - hal 702.
Dan ia menambahkan: Some men, because they cannot work a miracle themselves, can hardly be persuaded that God can do it (= Sebagian orang, karena mereka sendiri tidak bisa mengerjakan mujijat, hampir tidak bisa diyakinkan bahwa Allah bisa melakukannya) - hal 703.
b) Yunus berseru kepada Tuhan (ay 2).
Barnes Notes mengutip kata-kata Agustinus: Loud crying to God is not with the voice but with the heart. Many, silent with their lips, have cried aloud with their heart; many, noisy with their lips, could, with heart turned away, obtain nothing. If then thou criest, cry within, where God heareth (= Berteriak dengan keras kepada Allah bukannya dilakukan dengan suara tetapi dengan hati. Banyak orang bibirnya diam, tetapi berteriak keras dengan hatinya; dan banyak orang lain yang ribut dengan bibirnya, tidak bisa bisa mendapatkan apa-apa karena hatinya berpaling. Karena itu jika engkau berteriak, berteriaklah di dalam, dimana Allah men-dengarkan) - hal 408.
c) Orang yang berdosa harus bertobat dulu dari dosanya, baru berdoa.
Pulpit Commentary: Acceptable prayer is the offspring of a submissive mind. Rebellion, and even murmuring, are incompatible with a prayerful spirit. It proves that Jonah was not wholly bad that, in his affliction, he did not resent the Lords treatment, he did not kick against the goad. [= Doa yang dapat diterima adalah keturunan dari pikiran yang tunduk. Pemberontakan, dan bahkan sungut-sungut, tidak cocok dengan roh yang berdoa. Merupakan bukti bahwa Yunus tidak sepenuhnya jelek bahwa dalam penderitaannya, ia tidak marah pada perlakuan Tuhan, ia tidak menendang ke galah rangsang (bdk. Kis 26:14)] - hal 45.
Kalau saudara berdoa tanpa bertobat, maka Tuhan tidak akan men-dengar doa saudara.
Amsal 28:9 - “Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengar-kan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Yes 1:15 - “Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali ber-doa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.
Yes 59:1-2 - “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
d) Tetapi sekalipun seorang berdosa itu bertobat, tidak selalu mudah baginya untuk berdoa!
Seringkali setan lalu bekerja dengan berkata kepadanya bahwa ia mengalami semua penderitaan itu justru karena ia berdosa terhadap Allah, dan Allah sedang marah kepadanya dan tidak mau menerimanya lagi. Hal ini juga terjadi pada diri Yunus.
1. Ay 3b: segala gelora dan gelombangMu’.
Ia menyebut gelora dan gelombangMu, bukan hanya karena Tuhan yang membuat dan menguasai semua itu, tetapi karena Tuhan mengatur semua itu untuk mengejar Yunus. Kata-kata ini dikutip dari Maz 42:8. Apa yang diucapkan oleh Daud secara kiasan dalam Maz 42:8 itu, oleh Yunus diterapkan bagi dirinya sendiri dalam arti hurufiah.
2. Ay 4a: telah terusir aku dari hadapan mataMu.
Calvin: when he sought to pray, not only the door was closed against him, but there were mountains, as it were, intervening, so that he could not breathe a prayer to God (= pada waktu ia berusaha untuk berdoa, bukan hanya pintu tertutup baginya, tetapi juga di sana seakan-akan ada gunung-gunung yang menghalangi, sehingga ia tidak bisa berdoa kepada Allah) - hal 78.
Calvin: It was a great thing that he cries to God from the bowels of the fish; but it was far more difficult for him to raise up his mind in prayer, when he knew or thought God to be angry with him: ... as it came to his mind that all evil he suffered was inflicted by God, because he tried to shun his call, how was it possible for him to penetrate into heaven when such an obstacle stood in his way? (= Merupakan hal yang besar bahwa ia berteriak kepada Allah dari dalam perut ikan; tetapi jauh lebih sukar baginya untuk mengangkat pikirannya dalam doa, pada waktu ia mengetahui atau mengira bahwa Allah marah terhadapnya: ... pada waktu ia menganggap bahwa semua bencana yang dialaminya diberikan oleh Allah, karena ia berusaha untuk menolak panggilanNya, bagaimana mungkin baginya untuk menembus surga pada saat halangan seperti itu menghalanginya?) - hal 77-78.
Calvin: Jonah ... directed his prayers to God not without great struggle; he contended with many difficulties; but however great the impediments in his way, he still persevered and ceased not from praying (= Yunus ... mengarahkan doa-doanya kepada Allah bukan tanpa pergumulan yang hebat; ia berjuang dengan banyak kesukaran; tetapi betapapun besarnya kesukaran / rintangan yang ada dalam jalannya, ia tetap bertekun dan tidak berhenti dari doa) - hal 76.
Sekarang perhatikan apa saja yang dilakukan oleh Yunus.
1. Ia berdebat melawan pikiran yang diberikan oleh setan itu.
Ay 4a adalah pikiran Yunus yang merupakan bujukan setan supaya Yunus tidak berdoa. Tetapi Yunus tidak mau menuruti pemikiran itu, dan ia mendebatnya dengan ay 4b.
Tetapi ay 4b dalam Kitab Suci Indonesia yang berbunyi: Mungkinkah aku memandang lagi baitMu yang kudus? merupakan suatu bagian yang salah terjemahan!
Seharusnya bunyinya adalah: Tetapi aku akan memandang lagi baitMu yang kudus (NIV: yet I will look again toward your holy temple).
Jadi ay 4b itu bukan merupakan kalimat tanya yang menunjukkan keraguan Yunus apakah ia bisa melihat Bait Suci lagi atau tidak. Sebaliknya ay 4b itu merupakan suatu pernyataan yang menunjukkan keyakinan bahwa ia akan melihat Bait Suci lagi. Disamping itu kata tetapi pada awal dari ay 4b itu mengkontraskan ay 4a dengan ay 4b.
Jadi, dengan kata-kata dalam ay 4b itu, Yunus meneguhkan dirinya untuk tetap berdoa
Penerapan: Kalau saudara berbuat dosa (apalagi dengan sengaja, dosa besar, dsb), maka pada waktu saudara sudah sungguh-sungguh bertobat sekalipun, bisa saja saudara masih takut untuk berdoa / berbakti kepada Tuhan / membaca Firman Tuhan, dsb. Saudara merasa Allah masih tidak mau menerima saudara, atau saudara merasa bahwa dosa saudara belum diampuni dsb. Itu adalah pikiran dari setan! Jangan membiarkan pikiran semacam itu ada dalam kepala saudara! Saudara harus mendebat pikiran itu! Saudara bisa menggunakan ayat-ayat Firman Tuhan untuk itu, misalnya: Ro 8:1 Ro 5:8-10 1Yoh 1:9 dsb.
2. Ia mengingat hal-hal yang bisa membangkitkan imannya.
Ay 4b,7: baitMu yang kudus. Ini simbol kehadiran Allah! Bait Allah mengingatkan dia akan apa yang telah ia lakukan bagi Allah, sebelum ia membangkang terhadap Allah. Ini menguatkan imannya dan membantu mengatasi kesukarannya untuk berdoa.
Calvin: by speaking of the temple, he no doubt set the temple before him as an encouragement to his faith. As then he had been cast away, he gathers everything that might avail to raise up and confirm his hope. He had indeed been circumcised, he had been a worshipper of God from his childhood, he had been educated in the Law, he had exercised himself in offering sacrifices: under the name of temple he now includes briefly all these things (= dengan membicarakan Bait Suci, tak diragukan lagi ia meletakkan Bait Suci itu di hadapannya sebagai sesuatu yang menguatkan imannya. Karena pada saat itu ia telah terbuang, ia mengumpulkan segala sesuatu yang berguna untuk membangkitkan dan meneguhkan pengharapannya. Ia memang telah disunat, ia telah menjadi seorang penyembah Allah sejak masa kanak-kanaknya, ia telah dididik dalam hukum Taurat, ia telah mempersembahkan korban: sekarang di bawah nama Bait Suci ia secara singkat mencakup semua hal-hal itu) - hal 80.
Calvin: when every access to God seems closed up against us, nothing is more useful than to recall to mind, that he has adopted us from our very infancy, that he has also testified his favour by many tokens, especially that he has called us by his Gospel into a fellowship with his only-begotten Son, who is life and salvation (= pada waktu setiap jalan masuk kepada Allah kelihatannya tertutup bagi kita, tidak ada yang lebih berguna dari pada mengingat bahwa Ia telah mengadopsi kita sejak kita bayi, bahwa Ia juga telah menyaksikan perkenanNya dengan banyak tanda, khususnya bahwa Ia telah memanggil kita dengan Injilnya kedalam persekutuan dengan Anak tunggalnya, yang adalah hidup dan keselamatan) - hal 80-81.
Penerapan: kalau saudara mengalami hal seperti ini, saudara bisa mengingat:
a. Saat pertama saudara bertobat.
b. Baptisan saudara.
c. Orang yang menginjili saudara.
d. Semangat yang berkobar-kobar pada waktu saudara bertobat.
Ini bisa menguatkan iman saudara, sehingga saudara bisa berdoa kembali.
3. Membandingkan agamanya dengan agama-agama kafir.
a. Ay 8: Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia.
KJV: They that observe lying vanities forsake their own mercy (= Mereka yang mengikuti kesia-siaan yang dusta meninggal-kan belas kasihan mereka sendiri).
Ini tentang agama-agama lain yang menyembah berhala; mungkin ini berhubungan dengan para orang di kapal yang berteriak kepada allahnya masing-masing (1:5).
b. Ay 9: ‘Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Kese-lamatan adalah dari TUHAN!.
Ini tentang agamanya sendiri.
Mengomentari ay 8-9 ini Pulpit Commentary berkata: They who quit the Lord prepare for themselves a terrible fate. In God is salvation; out of him is destruction (= Mereka yang meninggalkan Tuhan menyiapkan bagi diri mereka sendiri suatu nasib yang mengerikan. Di dalam Allah ada keselamatan; di luar Dia ada kehancuran) - hal 47.
Calvin: I doubt not, therefore, but that Jonah here sets his own religion in opposition to the false invention of men (= Karena itu, saya tidak meragukan bahwa di sini Yunus mempertentangkan agamanya sendiri dengan agama yang merupakan penemuan palsu manusia) - hal 87.
Dengan ini Yunus hendak menyakinkan dirinya bahwa agama yang ia pilih itu benar, sedangkan agama lain itu sia-sia / salah. Atau dengan kata lain, ia berpikir: Masakan saya tak diterima oleh Tuhan, padahal saya ikut agama yang benar / saya datang kepada Tuhan dengan cara yang benar?.
Penerapan: saudara bisa juga membandingkan kristen dengan agama lain. Semua agama lain berdasarkan perbuatan baik, tetapi kristen mengajarkan: saudara diterima berdasarkan iman!! Jadi, jelas bukan karena saudara baik / saleh, maka saudara diterima oleh Tuhan!
4. Dia berdoa dengan menggunakan ayat-ayat Kitab Suci yang ia ingat / hafal.
Bandingkan doa Yunus dengan ayat-ayat Mazmur ini!
Ay 2 bdk. Maz 120:1.
Ay 3b bdk. Maz 42:8.
Ay 4a bdk. Maz 31:23.
Ay 5-6a bdk. Maz 69:2-3.
Ay 7a bdk. Maz 142:4.
Ay 8a bdk. Maz 31:7.
Ay 9b bdk. Maz 3:9.
C. H. Spurgeon: Here is a man inside a fish with a Book inside of him; and it was the Book inside of him that brought him out from the fish again (= Di sini ada seseorang yang ada di dalam seekor ikan dengan sebuah Kitab di dalamnya; dan Kitab yang ada di dalamnya itu yang membawa ia keluar dari ikan itu lagi) - Spurgeons Expository Encyclopedia, vol 12, hal 247.
Saudarapun bisa melakukan hal yang dilakukan oleh Yunus, misalnya dengan berdoa menggunakan ayat-ayat seperti:
a. Maz 9:19 - “Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara.
b. Maz 25:3 - “Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu.
c. Mazmur 34:19 - “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
d. Maz 103:8-9 - “(8) TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. (9) Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
e. Yesaya 42:3 - “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.
Catatan: Kalau saudara berdoa menggunakan ayat-ayat Kitab Suci, saudara tidak perlu mengutipnya secara persis, yang penting artinya sama.
IV) Sikap Tuhan.
1) Tuhan mendengar dan menjawab doa Yunus (ay 2).
Pulpit Commentary: There is no depth from which he cannot lift us; no recess from which he cannot draw us forth; no sorrow of which he cannot relieve us; no sin which he cannot pardon. Of how many of Gods people may it be said, They looked unto him, and were lightened, and their faces were not ashamed! (= Tidak ada kedalaman dari mana Ia tidak bisa mengangkat kita; tidak ada lubang dari mana Ia tidak bisa mengeluarkan kita; tidak ada kesedihan dari mana Ia tidak bisa menolong kita; tidak ada dosa yang Ia tidak bisa ampuni. Tentang banyak umat Allah bisa dikatakan: Mereka memandang kepadaNya, dan diterangi, dan wajah mereka tidak malu!) - hal 47.
Catatan: kutipan ayat dari Maz 34:6 versi KJV, yang agak berbeda dengan versi Kitab Suci Indonesia.
2) Tuhan memerintahkan ikan itu memuntahkan Yunus, dan ikan itu memuntahkan Yunus (ay 10).
Memang Tuhan tidak memerintahkan kepada ikan itu seperti kalau Ia memerintah malaikat atau manusia. Mungkin ini harus diartikan sebagai mengatur (bdk. 1Raja 17:4,9).
Barnes Notes kutip kata-kata Chrysostom: Wherefore God did not lead him straight from the vessel to the city; but the sailors gave him over to the sea, the sea to the vast fish, the fish to God, God to the Ninevites, and through this long circuit brought back the fugitive; that He might instruct all, that it is impossible to escape the Hands of God [= Mengapa Allah tidak memimpinnya langsung dari kapal ke kota (Niniwe); tetapi para pelaut menyerahkannya kepada laut, laut kepada ikan yang besar, ikan kepada Allah, Allah kepada orang-orang Niniwe, dan melalui perjalanan keliling yang panjang ini membawa kembali buronan ini; supaya Ia bisa mengajar semua orang, bahwa merupakan sesuatu yang mustahil untuk lolos dari tangan Allah] - hal 411.
Barnes Notes: God had commanded the Prophet, and he disobeyed. God, in some way, commanded the fish. He laid His will upon it, and the fish forthwith obeyed; a pattern to the Prophet when He released him (= Allah telah memerintahkan sang Nabi, dan ia tidak taat. Allah, dengan cara tertentu, memerintahkan ikan. Ia meletakkan kehendakNya padanya, dan ikan itu mentaatinya dengan segera; suatu contoh bagi sang Nabi pada waktu Ia membebaskannya) - hal 411.
Kesimpulan / penutup.
Pergumulan Yunus dalam perut ikan tidak sia-sia, karena Tuhan mendengar dan menolongnya. Karena itu kalau saudara mau bertobat, dan mendapatkan ada halangan, jangan putus asa dan lalu berhenti dalam usaha saudara! Saudara harus terus bergumul sampai menang! Maukah saudara melakukannya?
Calvin: the servants of God do not gain the victory without great struggle. We must fight, and indeed strenuously, that we may conquer (= pelayan-pelayan Allah tidak mendapatkan kemenangan tanpa pergumulan yang hebat. Kita harus bergumul, dan dengan hebat, supaya kita bisa menang) - hal 75.
Tuhan beserta saudara!
SERI KHOTBAH KITAB YUNUS
YUNUS 3:1-10
Yunus 3:1-10 - (1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: (2) Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu. (3) Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. (4) Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan. (5) Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. (6) Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (7) Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. (8) Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. (9) Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murkaNya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa. (10) Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkanNya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
I) Pengutusan kedua terhadap Yunus (Yunus 3: 1-2).
Ay 1-2: “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: (2) Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.”.
1) Dimana Yunus berada pada saat itu?
Barnes menganggap bahwa kata-kata dalam ay 2 - Bangunlah, pergilah ke Niniwe - tidak mungkin diberikan kepada Yunus yang sedang dalam perjalanan ke Niniwe. Ia mengatakan bahwa Yunus pergi ke Yerusalem untuk membayar nazarnya dan bersyukur kepada Allah di sana, dan lalu pulang ke rumahnya. Setelah beberapa saat maka datanglah Firman Tuhan kepadanya yang menyuruhnya pergi ke Niniwe (ay 1-2). Dengan demikian ada suatu jangka waktu yang memungkinkan kabar tentang dirinya yang ditelan ikan dsb untuk bisa tersebar dan sampai ke telinga orang-orang Niniwe.
Pulpit Commentary juga mempunyai pandangan yang serupa. Ia mengatakan: The beginning of the next verse, arise, seem to imply that he was then in some settled home, perhaps at Gath-hepher (= Permulaan dari ayat selanjutnya, bangunlah, kelihatannya menunjukkan bahwa pada saat itu ia ada di rumah, mungkin di Gat-Hefer) - hal 58.
2) Yunus harus memberitakan Firman Tuhan.
Yunus 3: 2: sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.
KJV: preach unto it the preaching that I bid thee (= khotbahkanlah kepadanya khotbah yang Kuperintahkan kepadamu).
Pulpit Commentary: It is only the Word of the Lord which should be proclaimed by the minister of religion in any position, in all circumstances (= Hanya Firman Tuhanlah yang harus diberitakan oleh pelayan agama dalam posisi apapun, dalam semua keadaan) - hal 61.
Pulpit Commentary: His instructions were the preachers instructions for all lands and times. Preach the preaching that I bid thee. It was this Moses preached (Deut. 18:18), and Jeremiah (Jer. 1:7), and Paul (1Cor. 11:23), and Christ himself (John 7:16; 12:50). It is this we must preach. What else is worth preaching, or can or dare be preached? As to the substance of his message, the preacher has no discretionary power. He is not to preach science, nor philosophy, nor sentiment, nor his own notions, nor human knowledge [= InstruksiNya merupakan instruksi untuk semua tempat dan waktu. Khotbahkanlah kepadanya khotbah yang Kuperintahkan kepadamu. Inilah yang dikhotbahkan / diberitakan oleh Musa (Ul 18:18), dan Yeremia (Yer 1:7), dan Paulus (1Kor 11:23), dan Yesus sendiri (Yoh 7:16; 12:50). Inilah yang harus kita khotbahkan / beritakan. Hal lain apa yang layak / berharga untuk diberitakan, atau bisa atau berani kita beritakan? Berkenaan dengan isi dari beritanya, sang pengkhotbah tidak mempunyai kuasa untuk memilih. Ia tidak boleh memberitakan / mengkhotbahkan ilmu pengetahuan, atau filsafat, atau pandangan yang didasarkan pada perasaan, atau kepercayaan / pandangannya sendiri, atau pengetahuan manusia] - hal 66.
Catatan: saya berpendapat Ul 18:18 itu tidak cocok.
Pulpit Commentary mengutip kata-kata Abbot: There is not the greatest minister, not the most learned or acute, but must observe this rule; not James, not John, not Peter, not all the troop of the apostles, may once vary from this: he who shall bring other doctrine, let him be accursed by us; he who speaketh of himself, let him be refused by us; howsoever godly or holy he do pretend himself, yet if he decline that word which should be his direction, let him be declined by us (= Tidak ada pendeta terbesar, yang paling terpelajar atau pandai, yang tidak harus mentaati peraturan ini; baik Yakobus, Yohanes, Petrus, ataupun seluruh kelompok rasul-rasul, tidak boleh berbeda dari hal ini: ia yang membawa ajaran yang lain, hendaklah ia kita kutuk; ia yang berbicara tentang dirinya sendiri, hendaklah ia kita tolak; bagaimanapun saleh atau kudusnya ia berpura-pura, tetapi jika ia menolak firman yang seharusnya menjadi pembimbingnya, hendaklah ia kita tolak) - hal 67.
Ul 18:18,20-22 - “(18) seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. ... (20) Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi namaKu perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. (21) Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? - (22) apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya..
Yes 8:20 - Carilah pengajaran dan kesaksian! Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.
Gal 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”.
3) Petunjuk tentang belas kasihan Tuhan.
Barnes menganggap bahwa dalam perintah Tuhan ini ada sedikit petunjuk tentang belas kasihan Tuhan, karena kalau dalam 1:2 Tuhan berkata Cry against her / it (= Berteriaklah terhadapnya / menentangnya), maka sekarang dalam 3:2 Tuhan berkata Cry unto her / it (= Berteriaklah kepadanya).
4) Tuhan tetap mau memakai hambaNya yang pernah memberontak / jatuh.
Calvin menganggap bahwa ini menunjukkan kasih karunia dari Tuhan, karena Ia tetap mau memakai Yunus seperti semula (tetap sebagai nabi).
Penerapan: kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan atau pelayan Tuhan, dan suatu kali saudara jatuh / memberontak, dan setelah itu saudara bertobat, maka janganlah mempercayai bisikan setan yang mengatakan bahwa Tuhan tidak lagi mau memakai saudara. Renungkan tentang Simson, Elia, Daud, Salomo, Yunus, Petrus, dsb, yang semuanya tetap dipakai lagi oleh Tuhan setelah kejatuhan mereka, dan percayalah bahwa Tuhan tetap mau memakai saudara.
II) Yunus memberitakan Firman Tuhan di Niniwe (Yunus 3: 3-4).
Ay 3-4: “(3) Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. (4) Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.”.
1) Ini menunjukkan kesia-siaan pelarian Yunus.
Barnes Notes kutip kata-kata Chrysostom: Wherefore God did not lead him straight from the vessel to the city; but the sailors gave him over to the sea, the sea to the vast fish, the fish to God, God to the Ninevites, and through this long circuit brought back the fugitive; that He might instruct all, that it is impossible to escape the Hands of God (= Mengapa Allah tidak membimbingnya dari kapal langsung ke kota itu; tetapi para pelaut menyerahkannya kepada laut, laut menyerahkannya kepada ikan yang besar, ikan menyerahkannya kepada Allah, Allah menyerahkannya kepada Niniwe, dan melalui perjalanan keliling yang panjang ini membawa kembali orang buronan / pelarian ini; supaya Ia bisa mengajar semua orang bahwa merupakan sesuatu yang mustahil untuk lolos dari tangan Allah) - hal 411.
Penerapan: kalau Allah menyuruh saudara melakukan apapun, janganlah memberontak, karena itu tidak ada gunanya, dan hanya bisa menyakitkan diri saudara sendiri.
2) Niniwe adalah kota yang besar bagi Allah.
Editor dari Calvins Commentary mengatakan bahwa terjemahan ay 3 seharusnya adalah: And Nineveh was a great city to God (= Dan Niniwe adalah suatu kota besar bagi Allah).
Footnote NIV: a city important to God (= suatu kota yang penting bagi Allah).
Jadi, sekalipun Allah sebetulnya tidak membutuhkan orang-orang Niniwe itu, tetapi orang-orang Niniwe itu tetap penting bagi Allah. Mengapa? Karena Allah mengasihi mereka.
Bdk. Maz 8:4-6 - “(4) Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: (5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? (6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Penerapan: apakah saudara adalah orang yang rendah diri? Apakah saudara menganggap diri saudara tidak penting bagi Allah? Memang sebetulnya, sama seperti Allah tidak membutuhkan orang-orang Niniwe itu, Ia juga tidak membutuhkan saudara! Tetapi karena Allah mengasihi saudara, maka saudara adalah seseorang yang penting bagi Dia! Renungkan hal ini, dan berhentilah memandang rendah diri saudara sendiri!
3) Pemberitaan Firman Tuhan di Niniwe.
a) Yunus tidak takut untuk memberitakan Firman Tuhan di Niniwe, yang merupakan ibukota kerajaan Asyur.
Calvin (hal 94) mengatakan bahwa pengalaman di dalam perut ikan membuat Yunus sadar / percaya bahwa even amidst thousand deaths there is enough in Gods protection to secure our safety (= bahkan di tengah-tengah 1000 kematian perlindungan Allah cukup untuk menjamin keamanan / keselamatan kita), dan itu menyebabkan Yunus tidak takut untuk menghadapi Niniwe. Dan Calvin lalu mengatakan bahwa makin seseorang merasakan / mengalami kebaikan Allah, makin ia harus berani dalam melaksanakan tugasnya / pelayanannya.
b) Orang-orang Niniwe bisa mengerti Yunus.
Orang Niniwe bisa mengerti kata-kata Yunus, karena mengerti bahasa Ibrani maupun Aram. Bandingkan dengan Yes 36:11-13a - “(11) Lalu berkatalah Elyakim, Sebna dan Yoah kepada juru minuman agung: Silakan berbicara dalam bahasa Aram kepada hamba-hambamu ini, sebab kami mengerti; tetapi janganlah berbicara dengan kami dalam bahasa Yehuda sambil didengar oleh rakyat yang ada di atas tembok. (12) Tetapi juru minuman agung berkata: Adakah tuanku mengutus aku untuk mengucapkan perkataan-perkataan ini hanya kepada tuanmu dan kepadamu saja? Bukankah juga kepada orang-orang yang duduk di atas tembok, yang memakan tahinya dan meminum air kencingnya bersama-sama dengan kamu? (13a) Kemudian berdirilah juru minuman agung dan berserulah ia dengan suara nyaring dalam bahasa Yehuda. Ia berkata: Dengarlah perkataan raja agung, raja Asyur!.
c) Isi pemberitaan Yunus.
Ay 4: “Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan..
Ada beberapa hal yang ingin saya persoalkan:
1. Dari ay 5 dimana dikatakan bahwa orang-orang Niniwe percaya kepada Allah, Calvin menyimpulkan bahwa khotbah Yunus tidaklah sesingkat apa yang dituliskan dalam ay 4b, karena kalau memang sesingkat itu, bagaimana mereka bisa percaya kepada Allah? Jadi, Yunus pasti berbicara tentang Allah. Juga orang-orang Niniwe bisa bertobat dengan berkabung, jelas menunjukkan bahwa Yunus pasti berbicara tentang dosa-dosa mereka.
2. Kata ditunggang-balikkan ini merupakan kata yang sama dengan kata yang digunakan untuk Sodom.
Pulpit Commentary: This is the word used for the destruction of Sodom (Gen. 19:25,27; Amos 4:11) [= Ini adalah kata yang digunakan untuk penghancuran Sodom (Kej 19:25,27; Amos 4:11)] - hal 59.
Kej 19:25,29 - (25) dan ditunggangbalikkanNyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah. ... (29) Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkanNyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.
Amos 4:11 - Aku telah menjungkirbalikkan kota-kota di antara kamu, seperti Allah menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga kamu menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran, namun kamu tidak berbalik kepadaKu, demikianlah firman TUHAN.
3. Ancaman hukuman mati ini menyebabkan mereka bertobat.
Barnes Notes: Why predictest Thou, asks S. Chrysostom, the terrible things which Thou are about to do? That I may not do what I predict. Wherefore also He threatened hell, that He may not bring to hell. Let words terrify you that ye may be freed from the anguish of death (= Mengapa Engkau meramalkan, tanya S. Chrysostom, hal-hal yang mengerikan yang akan Engkau lakukan? Supaya Aku tidak melakukan apa yang Aku ramalkan. Juga Ia mengancamkan neraka, supaya Ia tidak membawa ke neraka. Biarlah kata-kata menakutkanmu sehingga engkau dibebaskan dari penderitaan kematian) - hal 420.
Barnes Notes: The sentence threatening death was the parent of life (= Hukuman yang memberikan ancaman kematian merupakan orang tua dari kehidupan) - hal 418.
Penerapan:
a. Untuk diri saudara sendiri, jangan mengabaikan ancaman Tuhan.
b. Dalam memberitakan Injil / Firman Tuhan kepada orang-orang lain, jangan takut / segan / sungkan memberitakan ancaman Tuhan / neraka.
III) Pertobatan Niniwe (Yunus 3: 5-9).
Ay 5-9: “(5) Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. (6) Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (7) Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. (8) Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. (9) Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murkaNya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.”.
1) Pengikut-sertaan binatang (Yunus 3: 7).
a) Itu merupakan kebiasaan pada saat itu.
1. Pulpit Commentary mengutip kata-kata Kitto sebagai berikut:: It was a custom among the ancient heathen to withhold food from their cattle as well as from themselves in times of mourning and humiliation; in some instances they cut off the hair of their beasts as well as their own (= Merupakan suatu kebiasaan di kalangan orang-orang kafir kuno untuk menahan makanan dari ternak mereka maupun dari diri mereka sendiri pada masa perkabungan dan perendahan; kadang-kadang mereka menggunduli rambut / bulu dari binatang mereka maupun diri mereka sendiri) - hal 72.
2. Adam Clarke: Virgil tells us that the mourning for the death of Julius Cæsar was so general, that the cattle neither ate nor drank (= Virgil memberitahu kita bahwa perkabungan untuk kematian Julius Cæsar adalah begitu umum, sehingga ternak tidak makan ataupun minum) - hal 704.
3. Barnes mengatakan bahwa pada saat seorang kaya mati, bukan hanya budak-budak yang diberi kain kabung, tetapi binatang juga.
b) Tujuan pengikut-sertaan binatang.
Calvin menganggap bahwa pengikut-sertaan binatang ini sebetulnya dilakukan demi manusia. Yaitu supaya manusia lebih bisa melihat kemurkaan Allah terhadap mereka, dan dengan demikian lebih cepat dan lebih sungguh-sungguh untuk bertobat.
Calvin: The same was the intention of different washings under the law, the cleansing of garments and of vessels; it was, that the people might know that every thing they touched was polluted by their filth (= Hal yang sama dimaksudkan dengan berbagai-bagai pembasuhan di bawah hukum Taurat, pencucian pakaian dan bejana; itu dilakukan supaya orang-orang itu tahu bahwa segala sesuatu yang mereka sentuh dikotori / dinajiskan oleh kekotoran mereka) - hal 106.
Calvin juga memperingatkan untuk tidak sembarangan meniru hal-hal ini, karena kita harus tahu apa tujuan dari hal ini, supaya kita jangan hanya meniru luarnya tetapi mengabaikan apa yang terutama, yaitu tujuan / motivasi dari hal itu.
Tentang perintah untuk berseru kepada Allah dalam ay 8, Calvin berpendapat bahwa ini tentu saja tidak ditujukan pada binatang, tetapi hanya kepada manusia.
Barnes Notes: The irrational animals cannot, through words, learn the anger of God; let them learn through hunger, that the infliction is from God: ... It was no arbitrary nor wanton nor careless act of the king of Nineveh to make the dumb animals share in the common fast. It proceeded probably from an indistinct consciousness that God cared for them also, and, that they were not guilty. ... As the Lord teaches that Gods care of the sparrows is a pledge to man of Gods minute unceasing care for him, so the Ninevites felt truly that the cry of the poor brutes would be heard by God. And God confirmed that judgment, when He told Jonah of much cattle (4:11b), as a ground for having pity on Nineveh. The moanings and lowings of the animals, their voices of distress, pierce mans heart too, and must have added to his sense of the common misery [= Binatang yang tidak berakal tidak bisa mengerti tentang murka Allah melalui kata-kata; biarlah mereka mengertinya melalui rasa lapar, bahwa itu merupakan hukuman dari Allah: ... Itu bukan merupakan tindakan yang sewenang-wenang atau tak beralasan atau ceroboh dari raja Niniwe untuk membuat binatang yang bisu / bodoh ikut serta dalam puasa bersama itu. Hal itu mungkin muncul dari kesadaran yang samar-samar bahwa Allah juga memperhatikan mereka, dan bahwa mereka tidak bersalah. ... Sebagaimana Tuhan mengajar bahwa pemeliharaan Allah terhadap burung pipit merupakan suatu jaminan bagi manusia tentang pemeliharaan yang terus menerus dari Allah terhadap mereka, demikian juga orang-orang Niniwe betul-betul merasakan bahwa teriakan dari binatang-binatang yang malang itu akan didengar oleh Allah. Dan Allah meneguhkan penilaian itu, ketika Ia memberitahu Yunus tentang banyak ternak (4:11b) sebagai dasar mengapa Ia berbelas kasihan terhadap Niniwe. Lenguhan binatang, suara mereka yang sedih, juga menusuk hati manusia, dan pasti menambahkan pada pengertian / perasaannya tentang kesengsaraan bersama] - hal 417.
Yunus 4:11 - Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?.
2) Pertobatan raja dan penduduk Niniwe disertai dengan puasa, kain kabung dan abu.
a) Puasa, kain kabung dan pertobatan dari dosa.
1. Pulpit Commentary (hal 59-60) mengatakan bahwa penggunaan kain kabung tidak terbatas pada bangsa Israel saja (Yeh 26:16).
2. Ay 8b menunjukkan bahwa mereka bukan hanya melakukan hal-hal lahiriah saja, tetapi juga bertobat dari dosa-dosa mereka. Ay 8b ini cuma salah satu contoh dosa-dosa mereka, yang pasti banyak dan bermacam-macam.
Calvin mengatakan bahwa hal-hal lahiriah, seperti puasa, menggunakan kain kabung, dsb, kalau tidak disertai pertobatan dari hati, bukan saja tidak berguna tetapi merupakan ejekan terhadap Allah, dan membangkitkan kemurkaan Tuhan.
Bdk. Yoel 2:13 - “Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukumanNya.
Pulpit Commentary: Numbers will do everything in religion but turning from sin to the Saviour; and where this is not done, all the rest is lost labour - their religion is hypocrisy, their hope is mere delusion, and their latter end is bitterness and woe; for all who refuse to depart from sin must perish in sin. In vain shall we fast for sin, if we do not fast from sin; and what blessings can all our prayers bring down while we refuse to turn from our evil ways? (= Banyak orang mau melakukan segala hal dalam agama kecuali berbalik dari dosa kepada sang Juruselamat; dan jika ini tidak dilakukan maka semua yang lain merupakan pekerjaan yang sia-sia - agama mereka merupakan kemunafikan, harapan mereka merupakan khayalan, dan akhir mereka adalah kepahitan dan kesengsaraan; karena semua orang yang menolak untuk berpisah dari dosa pasti binasa dalam dosa. Sia-sia kita berpuasa untuk dosa, jika kita tidak berpuasa dari dosa / berhenti berbuat dosa; dan berkat apa yang bisa diturunkan oleh doa-doa kita sementara kita menolak untuk berbalik dari jalan kita yang jahat?) - hal 69.
Barnes Notes: Repentance and restitution clear the hands from the guilt of the violence: restitution, which gives back what was wronged; repentance, which, for the love of God, hates and quits the sins, of which it repents. ... The fruits of sin are temporal gain, eternal loss. We cannot keep the gain and escape the loss. ... The Hebrews had a saying, Whoso hath stolen a beam, and used it in building a great tower, must pull down the whole tower, and restore the beam to its owner, i.e. restitution must be made at any cost (= Pertobatan dan penggantian kerugian membersihkan tangan dari kesalahan kekerasan: penggantian kerugian, yang mengembalikan apa yang diambil dengan kekerasan; pertobatan, yang karena kasih kepada Allah, membenci dan meninggalkan dosa. ... Buah dari dosa adalah keuntungan sementara, kerugian kekal. Kita tidak bisa menahan keuntungan dan lolos dari kerugian. ... Orang-orang Ibrani mempunyai pepatah: Barangsiapa yang telah mencuri sebuah balok dan menggunakannya untuk membangun menara yang besar, harus merobohkan seluruh menara, dan mengembalikan balok itu kepada pemiliknya, artinya, penggantian kerugian harus dilakukan berapapun ongkosnya) - hal 418.
Bandingkan dengan kata-kata Zakheus dalam Luk 19:8 - “Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat..
Penerapan: ini termasuk hutang yang belum dibayar, dan bahkan dilupakan, juga persembahan persepuluhan yang ditunggak!
3. Pertobatan mereka dilandasi oleh iman, karena ay 5 mengatakan: Orang Niniwe percaya kepada Allah.
b) Pertobatan raja Niniwe.
Calvin mengatakan bahwa raja Niniwe bisa bertobat, padahal raja biasanya sombong dan semaunya sendiri. Karena itu pertobatannya ini pasti menunjukkan bahwa Tuhanlah yang bekerja sehingga hal itu bisa terjadi.
Barnes Notes: Many wish to repent, yet so as not to part with their luxuries or the vanity of their dress, ... delicate food and costly dress agree not with penitence; ... It was a marvelous thing, that purple was outvied by sackcloth. Sackcloth availed, what the purple robe availed not. What the diadem accomplished not, the ashes accomplished. ... The king had conquered enemies by valor; he conquered God by humility. ... He forgets that he is a king, fearing God, the King of all; he remembereth not his own power, coming to own the power of the Godhead. Marvelous! While he remembereth not that he is a king of men, he beginneth to be a king of righteousness (= Banyak orang yang ingin bertobat, tetapi tidak ingin berpisah dengan kemewahan mereka atau dengan kesia-siaan dari pakaian mereka, ... makanan yang enak dan pakaian yang mahal tidak cocok dengan pertobatan; ... Merupakan sesuatu yang luar biasa bahwa kain ungu dikalahkan oleh kain kabung. Kain kabung berguna pada saat jubah ungu tidak berguna. Apa yang tidak bisa dicapai oleh mahkota, bisa dicapai oleh abu. ... Sang raja telah mengalahkan musuh dengan keberanian; ia mengalahkan Allah dengan kerendahan hati. ... Ia melupakan bahwa ia adalah seorang raja, ia takut kepada Allah, Raja dari semua; ia tidak mengingat kekuasaannya, ia mengakui kuasa dari Allah. Betul-betul mengagumkan! Sementara ia tidak mengingat bahwa ia adalah raja dari manusia, ia mulai menjadi raja kebenaran) - hal 416.
Penerapan:
1. Kerendahan hati raja ini harus ditiru oleh orang-orang kaya / berkedudukan, kalau mereka betul-betul mau bertobat.
2. Pengkhotbah tidak seharusnya meninggi-ninggikan atau mengumpak / menjilat orang kaya / berkedudukan dalam kebaktian di gereja, karena ini justru mempersulit pertobatan mereka. Bandingkan juga dengan kebaktian Natal nasional, dimana pengkhotbah menyebutkan nama dan jabatan tokoh-tokoh pemerintahan yang hadir.
Calvin: if he made such progress in so short a time, what excuse can we pretend, whose ears have been stunned by continual preaching for twenty or thirty years, if we yet come short of the noviciate of this king? (= jika ia membuat kemajuan seperti itu dalam waktu yang begitu singkat, alasan apa yang bisa kita berikan, jika kita mendengar khotbah selama 20 atau 30 tahun tetapi kita kalah oleh raja yang adalah orang baru ini?) - hal 110.
c) Mereka bertobat sekalipun tidak ada jaminan pengampunan.
Ay 9: Siapa tahu ...?.
Ia hanya mendengar ancaman hukuman dari Yunus (bdk. ay 4), tetapi ia bertobat dan diampuni / diselamatkan.
Bandingkan dengan Yoel 2:14 - “Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkanNya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.
Kalau mereka yang hanya mendengar ancaman, tanpa disertai janji pengampunan jika mereka bertobat, tetapi toh mau bertobat, maka saudara lebih brengsek dari mereka jika saudara tetap tidak bertobat sekalipun mendapatkan janji pengampunan.
d) Niniwe sebagai pembanding.
Mat 12:41 - Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!.
Calvin mengatakan bahwa dalam Mat 12:41 Yesus menggunakan Niniwe yang bertobat karena khotbah Yunus ini sebagai pembanding terhadap orang-orang di jamanNya yang tidak bertobat karena khotbahNya. Jadi, sekalipun pertobatan adalah pekerjaan Allah, tetapi manusia yang tidak bertobat tetap salah. Dari semua ini terlihat bahwa sekalipun Calvin mempercayai kedaulatan Allah, tetapi Calvin tetap mengajarkan tanggung jawab manusia.
Pulpit Commentary: The repentance of the people at the mere announcement of Jonah is used by Christ himself to accentuate the obstinate impenitence of the Jews under unusual privileges and advantages (Matt. 12:41). And to his own contemporaries the prophet, by this history, read a solemn, if silent, warning; he contrasts the submission of these Gentiles, who had so little light and knowledge, with the hardness and obstinacy of the Israelites, who had the Word of God and the light of his presence among them [= Pertobatan dari orang-orang Niniwe karena pemberitaan Yunus digunakan oleh Kristus sendiri untuk menekankan / menonjolkan sikap tegar tengkuk dari orang-orang Yahudi yang tidak mau bertobat di tengah-tengah hak-hak dan keuntungan yang luar biasa (Mat 12:41). Dan kepada orang-orang sejamannya sang nabi, oleh sejarah ini, membacakan suatu peringatan yang sekalipun tidak bersuara tetapi khitmat; ia mengkontraskan ketundukan orang-orang non Yahudi ini, yang mempunyai begitu sedikit terang dan pengetahuan, dengan kekerasan dan sikap tegar tengkuk dari orang-orang Israel, yang mempunyai Firman Allah dan terang kehadiranNya di antara mereka] - Introduction, hal iii.
Pulpit Commentary: (1) They had but one preacher, and that a stranger. (2) They heard but one message, and it was wrath. (3) They had but a vague hope of mercy [= (1) Mereka hanya mempunyai seorang pengkhotbah, dan ia adalah seorang asing. (2) Mereka hanya mendengar satu berita, dan itu adalah berita murka. (3) Mereka hanya mempunyai harapan belas kasihan yang samar-samar] - hal 74.
Bdk. Lukas 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.”.
e) Pertobatan sejati atau bukan?
Calvin: “It is certainly not probable that the whole city was converted to the Lord: for soon after that city became exceedingly hostile both to the Israelites and the Jews; and the Church of God was by the Ninevites continually harassed with slaughters. Since it was so, there is certainly no reason to think, that they had really and from the heart repented” (= Pasti tidak mungkin bahwa seluruh kota bertobat kepada Tuhan: karena segera setelahnya kota itu menjadi sangat bermusuhan baik terhadap bangsa Israel maupun Yahudi; dan Gereja Allah diganggu terus menerus oleh orang-orang Niniwe dengan pembunuhan-pembunuhan. Karena itu jelas tidak ada alasan untuk berpikir bahwa mereka sungguh-sungguh, dan dari hati, bertobat) - hal 22.
Adam Clarke mengatakan bahwa Niniwe kembali jatuh ke dalam dosa lagi, dan kira-kira 150 tahun setelah peristiwa ini nabi Nahum menubuatkan kehancuran Niniwe, yang terjadi pada tahun 710 S. M., dan lalu terjadi lagi penghancuran total terhadap Niniwe oleh Cyaxares dan sekutunya pada tahun 606 S. M. Tetapi Daily Bible Commentary, vol 2, hal 457, mengatakan bahwa Niniwe dihancurkan pada tahun 612 S. M.
Sekalipun demikian, saya tidak bisa menerima bahwa pertobatan pada jaman Yunus itu bukan pertobatan sejati. Setidaknya sebagian dari mereka pasti betul-betul bertobat, karena kalau tidak bagaimana Yesus bisa berkata dalam Mat 12:41 - “Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!?
Bahwa belakangan mereka dihancurkan, itu merupakan generasi yang baru dan berbeda dengan generasi yang bertobat di sini.
IV) Pertobatan Allah (ay 10).
Ay 10: “Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkanNya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya”.
BACA JUGA: HIDUP KRISTEN YANG BERBUAH LEBAT
Bandingkan dengan Yer 18:7-8 - “(7) Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya. (8) Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka.
Catatan: Yunus (780 SM) hidup jauh sebelum jaman Yeremia (600 SM).
Calvin: Strictly speaking, no repentance can belong to God; and it ought not to be ascribed to his secret and hidden counsel. God then is in himself ever the same, and consistent with himself; but he is said to repent, when a regard is had to the comprehension of men: ... it is according to our perceptions that there is any change, when God forgets his wrath, as though he had put on a new character. ... the Scripture accommodates itself to the grossness of our understanding. ... We hence see that there is a twofold view of God, - as he sets himself forth in his word, - and as he is as to his hidden counsel. With regard to his secret counsel, I have already said that God is always like himself, and is subject to none of our feelings: but with regard to the teaching of his word, it is accommodated to our capacities. God is now angry with us, and then, as though he were pacified, he offers pardon, and is propitious to us. Such is the repentance of God (= Berbicara secara ketat, Allah tidak mungkin bertobat / menyesal; dan pertobatan / penyesalan itu tidak boleh ditujukan pada rencanaNya yang rahasia dan tersembunyi. Dalam diriNya sendiri Allah selalu sama, dan konsisten dengan diriNya sendiri; tetapi ia dikatakan bertobat / menyesal berkenaan dengan pengertian manusia: ... menurut pengertian kita maka terjadi suatu perubahan, pada waktu Allah melupakan murkaNya, seakan-akan Ia memakai karakter yang baru. ... Kitab Suci menyesuaikan dirinya sendiri dengan kebodohan pengertian kita. ... Karena itu kita melihat bahwa ada 2 pandangan tentang Allah, sebagaimana Ia menyatakan diriNya sendiri dalam firmanNya, dan sebagaimana Ia ada berkenaan dengan rencanaNya yang tersembunyi. Berkenaan dengan rencanaNya yang rahasia, saya sudah mengatakan bahwa Allah selalu seperti diriNya sendiri, dan tidak mempunyai perasaan-perasaan seperti yang ada dalam diri kita: tetapi berkenaan dengan pengajaran firmanNya, itu disesuaikan dengan kapasitas kita. Sekarang Allah marah kepada kita, dan lalu, seakan-akan Ia ditenangkan, Ia menawarkan pengampunan, dan didamaikan dengan kita. Begitulah pertobatan / penyesalan Allah) - hal 115-116.
Tentang tidak terjadinya nubuat / ancaman hukuman ini, Calvin berkata sebagai berikut:
God, then, when he threatened ruin to the Ninevites, designed to speak conditionally: for what could have been the benefit of the word, unless this condition was added, - that the Ninevites, if they repented, should be saved? ... But Jonah was, so to speak, too literal a teacher; for he did not include what he ought to have done, - that there was room for repentance, and that the city would be saved, if the Ninevites repented of their wickedness (= Karena itu pada waktu Allah mengancamkan kehancuran terhadap orang-orang Niniwe, Ia memaksudkan untuk berbicara secara bersyarat: karena apa gunanya firman, kecuali syarat ini ditambahkan, - bahwa orang-orang Niniwe, jika mereka bertobat, akan diselamatkan? ... Tetapi Yunus boleh dikatakan merupakan seorang guru yang terlalu hurufiah; karena ia tidak memasukkan apa yang seharusnya ia lakukan, - bahwa di sana ada kesempatan untuk pertobatan, dan bahwa kota itu akan diselamatkan, jika orang-orang Niniwe bertobat dari kejahatan mereka) - hal 133,134.
Apakah Allah mengampuni Niniwe karena perbuatan mereka? Calvin mengatakan bahwa pertobatan mereka disebabkan rasa takut mereka, dan ini semua tidak mungkin tanpa adanya iman (bdk. ay 5 - Orang Niniwe percaya kepada Allah). Jadi, iman yang dibuktikan dengan perbuatan baik yang menyebabkan mereka diampuni.
Penutup.
Allah tidak jadi melaksanakan apa yang Ia ancamkan kepada orang-orang Niniwe karena mereka bertobat. Dalam banyak kasus yang lain, Allah melaksanakan ancamanNya, karena orang-orang yang Ia ancam tetap tidak mau bertobat. Ancaman Allah bukanlah sekedar gertak sambal! Karena itu datanglah kepada Kristus, terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, dan bertobatlah dari segala dosa saudara!
SERI KHOTBAH KITAB YUNUS
Yunus 4:1-11
Yunus 4:1-11 - (1) Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. (2) Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkanNya. (3) Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup. (4) Tetapi firman TUHAN: Layakkah engkau marah? (5) Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. (6) Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. (7) Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. (8) Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: Lebih baiklah aku mati dari pada hidup. (9) Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu? Jawabnya: Selayaknyalah aku marah sampai mati. (10) Lalu Allah berfirman: Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. (11) Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?.
I) Kemarahan Yunus.
1) Yunus marah (Yunus 4: 1).
a) Kemarahan belum tentu merupakan suatu dosa.
Pulpit Commentary: Anger is in itself an emotion which may be either good or evil. ... a righteous anger or indignation with wrong-doers is now and again in the Scripture narrative mentioned with approval. Indeed, a nature to which anger is foreign cannot but be lacking in moral fibre. On the other hand, into how many sins have men been led by giving way to foolish anger? ... An angry man can seldom decide with justice or act with consideration (= Kemarahan itu sendiri merupakan suatu perasaan yang bisa baik atau jahat. ... kemarahan yang benar terhadap orang-orang yang berbuat jahat berulang kali disebutkan dalam cerita Kitab Suci dan direstui. Memang, seseorang bagi siapa kemarahan merupakan sesuatu yang asing adalah orang yang tidak mempunyai kwalitet moral yang baik. Di sisi yang lain, orang-orang telah dibawa ke dalam banyak dosa karena menyerah pada kemarahan yang bodoh. ... Seorang yang marah jarang bisa memutuskan dengan keadilan atau bertindak dengan pertimbangan) - hal 82-83.
b) Perbandingan kemarahan Yunus dan kemarahan Samuel dan Daud.
Kata Ibrani yang dipakai sama seperti kata yang dipakai untuk menunjukkan sikap Samuel pada waktu Saul ditolak (1Sam 15:11b), dan sikap Daud pada waktu Uzza dihukum mati oleh Tuhan (2Sam 6:8 1Taw 13:11). Bedanya adalah: kalau Samuel dan Daud marah karena penghukuman Tuhan (kepada Saul / Uzza), maka Yunus marah karena:
1. Belas kasihan dan pengampunan Tuhan terhadap Niniwe (Yunus 4: 2).
Yunus ingin Niniwe dihancurkan. Dalam pandangan Yunus, orang-orang Niniwe bukan hanya sekedar merupakan orang kafir / non Israel, tetapi mereka juga adalah orang-orang yang sangat jahat dan merupakan musuh dari bangsa Israel. Karena itu Yunus, yang mempunyai jiwa patriot ini, ingin mereka dihancurkan. Sebetulnya merupakan sesuatu yang aneh bahwa Yunus marah melihat orang Niniwe diampuni, padahal ia sendiri baru saja diampuni Tuhan (Yun 2). Bandingkan dengan Mat 18:21-35.
Pulpit Commentary: Jonah had just complained of the great lenity of God. But he is only quarreling with his own mercy. He is the very first, as he is the very last, to profit by that lenity himself (= Yunus baru mengeluh tentang sifat belas kasihan yang besar dari Allah. Tetapi ia hanya bertengkar dengan belas kasihannya sendiri. Ia adalah orang yang pertama, dan juga yang terakhir, yang mendapatkan keuntungan dari sifat belas kasihan itu) - hal 89.
Pulpit Commentary: He is made to exhibit the unreasonableness and impiety of a spirit like that of the elder brother in the parable of the prodigal son, who is jealous of the mercy bestowed upon the returning penitent (= Ia dijadikan pameran untuk menunjukkan ke-tidak-masuk-akal-an dan kejahatan dari roh seperti yang ada dalam diri saudara sulung dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, yang cemburu terhadap belas kasihan yang diberikan kepada orang yang menyesal yang bertobat) - Introduction, hal ii.
Penerapan:
a. Jangan terlalu cepat mengecam Yunus seakan-akan saudara sendiri tidak mungkin melakukan apa yang Yunus lakukan ini. Seandainya saudara diutus untuk memberitakan Injil kepada para pemerkosa masal di Jakarta tempo hari, dan lalu semua mereka bertobat dan diampuni, apakah saudara tidak menjadi marah karena kebaikan Tuhan kepada para pemerkosa itu?
b. Kalau dalam hidup saudara ada orang yang begitu saudara benci, sehingga saudara menghendaki agar Allah membinasa-kan / tidak mengampuni dia, ingatlah bahwa saudara sendiri adalah orang yang penuh dengan dosa, dan sebetulnya sama tidak layaknya dengan dia untuk mendapat pengampunan Allah. Juga ingatlah bahwa Yesus menghendaki kita mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri (Matius 22:39), dan Ia menghendaki kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita (Matius 18:21-35).
2. Karena nubuatnya dalam 3:4 tidak terjadi.
Ini menghancurkan reputasinya sebagai seorang nabi (bdk. Ulangan 18:22). Bagi Yunus reputasinya lebih penting daripada nasib orang Niniwe.
Pulpit Commentary: He thinks more of himself and his own reputation than of the moral good of those to whom he is sent; he would rather let the heathen perish than see them repent and spared, and so bring discredit upon his prediction (= Ia lebih memikirkan tentang dirinya dan reputasinya sendiri dari pada kebaikan moral dari mereka kepada siapa ia diutus; ia lebih senang membiarkan orang-orang kafir itu binasa dari melihat mereka bertobat dan tidak dibinasakan, dan dengan demikian mencemarkan ramalannya) - Introduction, hal vi.
Calvin: he was unwilling to be deemed a false or a lying prophet: hence was his grief and his bitterness (= ia tidak mau dianggap sebagai seorang nabi yang palsu atau berdusta; itulah yang menyebabkan kesedihan dan kepahitannya) - hal 117.
Penerapan: apakah saudara juga seperti Yunus? Apakah reputasi / gengsi saudara lebih penting dari pada nasib kekal dari orang lain?
Calvin menambahkan dengan berkata bahwa sekalipun semua pekerjaan Tuhan itu tidak bercela, tetapi umat Allah sekalipun kadang-kadang marah terhadap tindakan Tuhan, dan itu disebabkan karena kebodohan kita sendiri.
c) Alasan kemarahan Yunus menurut Calvin.
Calvin menganggap bahwa Yunus marah karena pengampunan Tuhan menyebabkan nubuatnya dalam ay 4 tidak terjadi. Dan Yunus menganggap bahwa hal itu bisa menista nama Tuhan,. karena ia memberitakan Firman Tuhan sebagai nabi Tuhan.
Saya tidak setuju dengan penafsiran Calvin ini, tetapi Calvin lalu memberikan penerapan yang bagus, dan saya memberikannya di bawah ini.
Calvin: When we see many things happening through a Divine interposition, that is, through the secret providence of God, and things which expose his name to the blasphemies of the ungodly, we ought indeed to feel grief; but in the meantime let us ask of the Lord to turn at length these shameful reproaches to his own glory; and let us by no means raise an uproar, as many do, who immediately begin to contend with God, when things are otherwise ordered than what they wish or think to be useful. Let us learn by the example of Jonah not to measure Gods judgments by our own wisdom, but to wait until he turns darkness into light [= Pada waktu kita melihat banyak hal terjadi melalui campur tangan ilahi, yaitu melalui providensia yang rahasia dari Allah, dan hal-hal itu menyebabkan namaNya dihujat oleh orang-orang jahat, kita memang harus merasa sedih; tetapi pada saat yang sama hendaklah kita meminta kepada Tuhan untuk pada akhirnya membalikkan celaan-celaan yang memalukan ini bagi kemuliaanNya sendiri; dan hendaklah kita sama sekali tidak menaikkan teriakan-teriakan, seperti yang dilakukan banyak orang, yang segera mulai berbantah dengan Allah, pada waktu hal-hal diatur (oleh Allah) berbeda dengan apa yang mereka inginkan atau pikirkan sebagai hal-hal yang berguna. Hendaklah kita belajar melalui contoh Yunus untuk tidak mengukur penghakiman Allah dengan hikmat kita sendiri, tetapi menunggu sampai Ia membalikkan kegelapan menjadi terang] - hal 121.
Calvin: the best way is, to leave in Gods hand the issue of things. It becomes us indeed to fear and to feel concerned; but our anxiety ought, at the same time, to be in submission to God, so that it is enough for us to pray (= cara yang terbaik adalah meletakkan dalam tangan Allah hasil dari hal-hal yang terjadi. Memang kita harus takut dan merasa peduli / prihatin; tetapi pada saat yang sama kekuatiran kita harus ditundukkan kepada Allah, sehingga adalah cukup bagi kita untuk berdoa) - hal 126.
Penerapan: pernahkah saudara merasa jengkel kepada Allah karena adanya problem dalam gereja saudara, atau karena kegagalan dalam pelayanan saudara, atau karena saudara mendapatkan penyakit yang menyebabkan saudara tidak bisa melakukan sesuatu yang saudara anggap berguna untuk kemuliaan Tuhan, atau karena hal-hal apapun yang menggagalkan terjadinya sesuatu yang baik menurut saudara? Saudara tidak mempunyai hak untuk jengkel terhadap Tuhan. Ingat bahwa Ia lebih bijaksana dari saudara, dan bahwa jalan / rancanganNya ada jauh di atas jalan / rancangan kita seperti langit di atas bumi (Yesaya 55:8-9). Memang saudara harus merasa prihatin dengan terjadinya hal-hal yang jelek, tetapi dalam keadaan demikian apa yang harus kita lakukan hanyalah berdoa dengan sikap tunduk, bukannya bersungut-sungut, apalagi marah kepada Tuhan!
2) Yunus berdoa dalam keadaan marah (Yunus 4: 2).
Mestinya Yunus menenangkan diri dahulu baru berdoa. Tetapi ia tidak melakukan hal itu. Sebaliknya ia berdoa dalam keadaan marah. Akibatnya doanya ngawur!
a) Dalam ay 2 Yunus bukan hanya membenarkan tindakannya lari dari Niniwe, tetapi ia juga menyalahkan sikap Allah yang penuh belas kasihan sehingga mengampuni Niniwe.
Pulpit Commentary: Anger is never justifiable when occasioned by the action of a righteous and gracious God. ... He who is angry with the plans and purposes of the Eternal sets himself up as a judge of that Being who is Judge of all. ... anger with the Creator and Ruler of all is never defensible or excusable (= Kemarahan tidak pernah bisa dibenarkan pada saat itu disebabkan oleh tindakan dari Allah yang benar dan murah hati. ... Ia yang marah terhadap rencana dari Yang Kekal menempatkan dirinya sendiri sebagai hakim terhadap Dia yang adalah Hakim dari semua. ... kemarahan terhadap sang Pencipta dan Penguasa / Pemerintah dari semua tidak pernah bisa dipertahankan atau dimaafkan) - hal 83.
Pulpit Commentary: He began by quarreling with a particular command of God, and he ends by quarreling with his moral government as a whole (= Ia / Yunus mulai dengan bertengkar dengan suatu perintah tertentu dari Allah, dan ia mengakhiri dengan bertengkar dengan pemerintahan moralNya secara keseluruhan) - hal 85.
Calvin: it is certainly a most unseemly thing, when a mean creature rises up against God, and in a boisterous spirit contends with him: this is monstrous; and Jonah was in this state of mind (= jelas merupakan sesuatu yang paling tidak pantas pada waktu seorang makhluk yang kotor / buruk bangkit menentang Allah, dan dalam roh yang sengit menghadapiNya / menentangNya: ini merupakan sesuatu yang mengerikan; dan pikiran Yunus ada dalam keadaan ini) - hal 130.
Pulpit Commentary: Mercy of God is sometimes thought to be excessive. So thought Jews when Gentiles were to be admitted to Christian Church. Possibly this transaction was designed to foreshadow that event - Jonahs strong feeling a foreshadow of narrow Jewish jealousy (= Belas kasihan Allah kadang-kadang dianggap berlebihan. Demikianlah pemikiran orang-orang Yahudi ketika orang-orang non Yahudi diterima ke dalam Gereja Kristen. Mungkin catatan tentang cerita ini dimaksudkan sebagai bayangan dari peristiwa itu - perasaan yang kuat dari Yunus merupakan bayangan dari kecemburuan yang sempit dari orang-orang Yahudi) - hal 92.
b) Dalam Yunus 4: 3 ia minta mati.
Mirip dengan Elia yang minta mati, tetapi kalau Elia minta mati karena merasa pelayanannya gagal, maka Yunus minta mati karena pelayanannya berhasil mempertobatkan seluruh kota.
Pulpit Commentary: it is one thing to despond because labour is unsuccessful; another thing to despond because men are saved. Because Nineveh was spared, Jonah fain to die. Had Nineveh perished, he would have been willing to live (= merasa putus asa karena jerih payahnya tidak berhasil, berbeda dengan merasa putus asa karena banyak orang diselamatkan. Karena Niniwe diampuni, Yunus ingin mati. Seandainya Niniwe binasa, ia mau hidup) - hal 82.
Calvin: it was not the cry of despair, but of too much displeasure, which Jonah did not restrain (= ini bukan teriakan / tangisan keputus-asaan, tetapi karena ketidak-senangan yang sangat banyak, yang tidak dikekang oleh Yunus) - hal 127.
Calvin: He was first not free from blame in hastily wishing to die; for it is not in our power to quit this world; but we ought with submissive minds to continue in it as long as God keeps us in the station in which we are placed. Whosoever, then, hastens to death with so great an ardour no doubt offends God (= Pertama-tama ia tidak bebas dari kesalahan dalam keinginannya yang tergesa-gesa untuk mati; karena bukanlah dalam kuasa kita untuk meninggalkan dunia ini; tetapi kita harus dengan pikiran yang tunduk terus ada dalam dunia ini selama Allah menahan kita di tempat / posisi dimana kita ditempatkan. Karena itu siapapun yang dengan keinginan yang besar tergesa-gesa menuju kematian, tak diragukan lagi menyakiti Allah) - hal 127.
Calvin: death is not to be desired on account of the weariness of life (= kematian tidak boleh diinginkan karena kebosanan pada hidup) - hal 128.
Paulus juga menganggap bahwa mati merupakan suatu keuntungan baginya. Tetapi ketika ia menyadari bahwa hidupnya berguna untuk gereja, maka ia berserah pada kehendak Tuhan. Dengan demikian ia siap untuk mati maupun untuk hidup, sesuai apa yang Tuhan anggap baik baginya (Fil 1:21-25). Sikap inilah yang seharusnya ada dalam diri kita.
II) Problem Yunus 4: 5.
Ada bermacam-macam penafsiran tentang ay 5 ini:
1) Clarke menganggap bahwa ay 5 ini sudah terjadi lebih dulu, dan seharusnya diterjemahkan ke dalam bentuk past perfect. Jadi setelah memberikan Firman Tuhan / nubuatnya, Yunus pergi ke luar kota untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kota itu. Tetapi setelah lewat 40 hari dan kota itu tidak mengalami apa-apa seperti yang ia nubuatkan, maka ia lalu menjadi marah. Seorang penafsir lain dari Pulpit Commentary (hal 93) menambahkan dengan menyamakan perginya Yunus ke luar kota itu dengan masuknya Nuh ke dalam bahtera sebelum air bah datang untuk menghindarkan dirinya dari hukuman Tuhan.
2) Calvin menganggap bahwa ay 5 ini terjadi setelah hari ke 40, dan Calvin menganggap bahwa Yunus tidak bisa percaya bahwa apa yang ia beritakan atas perintah Allah, yaitu kehancuran Niniwe, ternyata tidak terjadi. Karena itu ia menunggu, barangkali Allah hanya menunda penghukumannya.
3) Pulpit Commentary (hal 79) tidak setuju dengan penterjemahan ay 5 ke dalam past perfect. Ia mengatakan bahwa sebelum 40 hari itu lewat Yunus sudah mendapat firasat bahwa nubuatnya akan gagal dan ia menjadi marah dan ingin mati. Tetapi kata-kata Tuhan dalam ay 4 ia salah tafsirkan, seakan-akan Allah mengatakan bahwa ia terlalu tergesa-gesa dalam menilai. Karena itu ia kembali berharap bahwa Niniwe akan dihancurkan, dan ia pergi ke luar kota dan memperhatikan apa yang akan terjadi pada kota itu.
Saya sendiri condong dengan penafsiran Adam Clarke (No 1).
III) Pendidikan Tuhan terhadap Yunus.
1) Allah menumbuhkan sebuah pohon / tanaman (Yunus 4: 6).
a) Ay 6: ‘Atas penentuan Tuhan Allah.
KJV: the LORD God prepared (= TUHAN Allah menyiapkan).
RSV/NASB: the LORD God appointed (= TUHAN Allah menetapkan).
NIV: the LORD God provided (= TUHAN Allah menyediakan).
Ini juga berlaku untuk ay 7 dan ay 8.
b) Ay 6: pohon jarak.
KJV: a gourd [= labu (manis), kundur, tanaman menjalar / merambat].
NIV: a vine (= pokok anggur).
RSV/NASB: a plant (= sebuah tanaman).
Kata Ibrani yang dipakai adalah KIKION, dan artinya tidak diketahui dengan pasti. Karena itu mungkin lebih baik diterjemahkan tanaman, seperti dalam RSV/NASB.
c) Pertumbuhan tanaman yang begitu cepat (ay 10b: tumbuh dalam satu malam) jelas merupakan suatu mujijat.
d) Yunus bersukacita karena pohon tersebut (ay 6b).
Rupa-rupanya pondok yang dibangun Yunus (ay 5) dibangun apa adanya, sehingga tidak cukup memberikan keteduhan, dan tanaman ini membantu untuk memberikan keteduhan dengan bayang-bayangnya. Ini menyebabkan Yunus bersukacita, tetapi tidak dikatakan bahwa ia bersyukur kepada Allah untuk tanaman itu, padahal pertumbuhan yang begitu cepat yang bersifat mujijat seharusnya membuat Yunus tahu bahwa Allahlah yang memberi pohon / tanaman itu.
Pulpit Commentary: he rejoiced in its grateful shade without considering it to be Gods gift or a blessing to thank him for. It is so that many of our mercies are received. They are welcomed and prized and rejoiced in. ... But our best blessings we do not trace to their heavenly source. We take them unheeding as to whence or where they come. It is a fault of our life, and a chief cause of our ingratitude and lack of love, that Gods gifts are treated often as our own gains, and so are godlessly enjoyed. They are understood only when God is seen in them, and rightly used when used as from his hand; but received with the dry eye of ingratitude, or with the shut eye of insensibility, they are deforced of their Divine element, and to us are Gods gifts no longer (= ia bersukacita dalam bayangan yang menyenangkan tanpa mempertimbangkannya sebagai pemberian Allah atau suatu berkat untuk mana ia harus bersyukur. Demikianlah banyak berkat-berkat diterima. Berkat-berkat itu diterima / disambut dengan baik dan dihargai dan orang-orang bersukacita di dalamnya. ... Tetapi kita tidak mengikuti jejak dari berkat-berkat terbaik kita pada sumber surgawinya. Kita menerimanya tanpa mempedulikan dari mana berkat-berkat itu datang. Ini merupakan kesalahan dari kehidupan kita, dan merupakan penyebab utama dari sikap tidak tahu terima kasih kita dan kurangnya kasih kita, bahwa pemberian Allah sering diperlakukan sebagai pencapaian kita sendiri, dan dengan demikian dinikmati dengan cara yang jahat. Berkat-berkat itu hanya dimengerti pada waktu Allah dilihat di dalamnya, dan digunakan dengan benar pada waktu digunakan sebagai sesuatu yang diterima dari tanganNya. Tetapi jika berkat-berkat itu diterima dengan sikap tidak berterima kasih, atau dengan hati yang tidak berperasaan, maka berkat-berkat itu disita / dipisahkan dari elemen ilahinya, dan bagi kita itu tidak lagi merupakan pemberian Allah) - hal 89-90.
Pulpit Commentary: And did Jonah meanwhile, ... think that after all God was favourable to his bitter longing for the punishment if not utter destruction of Nineveh though repentant? If so, he thought wrongly. Outward prosperity is no proof of the Divine approval. In doing wrong, in feeling wrong, all may seem to go well with us; still, it is none the less wrong (= Dan apakah sementara itu Yunus ... berpikir bahwa akhirnya Allah bersikap baik terhadap keinginannya yang pahit untuk penghukuman atau bahkan penghancuran Niniwe sekalipun mereka bertobat? Jika demikian, ia berpikir secara salah. Kemakmuran luar / lahiriah bukanlah bukti persetujuan / restu ilahi. Dalam melakukan kesalahan, dalam merasakan kesalahan, semua bisa kelihatan baik-baik dengan kita; tetapi itu tetap salah) - hal 96.
2) Tuhan mengatur sehingga seekor ulat / cacing menggerek pohon / tanaman itu (Yunus 4: 7).
a) Seekor ulat / cacing?
Mungkin agak aneh / tak masuk akal kalau seekor ulat bisa menggerogoti sebuah tanaman sehingga layu / mati, dan karena itu Pulpit Commentary (hal 80) mengatakan bahwa mungkin di sini kata seekor ulat yang ada dalam bentuk tunggal diartikan secara kolektif, seperti yang juga terjadi dalam Ul 28:39 - “Kebun-kebun anggur akan kaubuat dan kauusahakan, tetapi engkau tidak akan meminum atau menyimpan anggur, sebab ulat akan memakannya.
b) Hal yang remeh seperti gerogotan ulat dan layunya / matinya sebuah tanamanpun ditetapkan / diatur terjadinya oleh Allah, karena:
1. Allah memang berdaulat atas segala sesuatu, dan karena itu tidak mungkin ada sesuatu yang bagaimanapun kecilnya yang berada di luar penetapan dan pengaturan Tuhan.
Calvin: We see here also, that what seemed to happen by chance was yet directed by the hidden providence of God. Should any one say, that what is here narrated does not commonly happen, but what once happened; to this I answer, - that though God then designed to exhibit a wonderful example, worthy of being remembered, it is yet ever true that the gnawings even of worms are directed by the counsel of God, so that neither a herb nor a tree withers independently of his purpose. The same truth is declared by Christ when he says, that without the Fathers appointment the sparrows fall not on the ground, (Matth. 10:29.) [= Kita juga melihat di sini, bahwa apa yang kelihatannya terjadi karena kebetulan tetap diarahkan oleh providensia Allah yang tersembunyi. Jika ada orang yang berkata bahwa apa yang diceritakan di sini tidak terjadi secara umum, tetapi hanya untuk kali itu saja; saya menjawab bahwa sekalipun Allah saat itu bermaksud menunjukkan suatu contoh yang luar biasa, yang layak untuk diingat, merupakan sesuatu yang selalu benar bahwa bahkan gerogotan dari ulat-ulat diarahkan oleh rencana Allah, sehingga tidak ada semak atau pohon yang layu terpisah dari rencanaNya. Kebenaran yang sama dinyatakan oleh Kristus pada waktu Ia berkata bahwa tanpa penetapan Bapa tidak seekor burung pipitpun jatuh ke tanah (Matius 10:29)] - hal 137-138.
2. Hal kecil / remeh (gerogotan ulat, layunya tanaman) bisa menyebabkan hal besar / penting (Yunus ingin mati).
Pulpit Commentary: Again an important result due to a trifling cause - a worm (= Lagi-lagi suatu akibat yang penting yang disebabkan oleh suatu penyebab yang remeh, seekor cacing / ulat) - hal 93.
c) Apa yang dilakukan oleh ulat / cacing itu menyebabkan:
1. Berkat yang tadinya begitu cepat datangnya, juga pergi dengan cepat.
Bandingkan Yunus 4: 7 dengan ay 10b - yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
Pulpit Commentary: When things come to us in haste, they as hastily part again; when riches come too quickly they quickly take their flight; sudden glories decay suddenly; the fruit which is soonest ripe is found to be soonest rotten (= Pada saat hal-hal datang kepada kita dengan tergesa-gesa, mereka terpisah dari kita lagi juga dengan sama tergesa-gesanya; pada saat kekayaan datang dengan terlalu cepat mereka juga menghilang dengan cepat; kemuliaan yang mendadak membusuk secara mendadak; buah yang paling cepat menjadi matang paling cepat membusuk) - hal 90.
2. Berkat yang tadinya diberikan oleh Tuhan diambil kembali olehNya.
Pulpit Commentary: The things we have are not our own. We hold them at Gods pleasure. And he emphasizes this fact occasionally by taking away the thing or the good of it, when we are just settling down for a whole lifes enjoyment. Then we make idols of our mercies sometimes. We put the gift into the Givers place. The most effectual cure for this is to be left without it (= Hal-hal yang kita miliki bukan milik kita sendiri. Kita mempunyainya karena perkenan Allah. Dan kadang-kadang Ia menekankan fakta ini dengan mengambil hal-hal itu atau kebaikan dari hal itu, pada waktu kita baru saja menenangkan diri untuk menikmatinya seumur hidup kita. Kemudian kita kadang-kadang membuat berkat-berkat kita menjadi berhala. Kita meletakkan pemberian itu di tempat dari sang Pemberinya. Cara penyembuhan yang terbaik untuk ini adalah dibiarkan tanpa pemberian / berkat-berkat tersebut) - hal 90.
3) Tuhan memberikan angin yang panas dan matahari yang terik (Yunus 4: 8).
a) Lagi-lagi ini membicarakan pengaturan oleh Allah.
Calvin: It is now added, that when the sun arose the day following, a wind was prepared. We here learn the same thing, - that winds do not of themselves rise or by chance, but are stirred up by a Divine power. There may indeed be found causes in nature why now the air is tranquil, and then it is disturbed by winds; but Gods purpose regulates all these intermediate causes, so that this is ever true - that nature is not some blind impulse, but a law settled by the will of God. God then ever regulates by his own counsel and hand whatever happens. ... with regard to this wind, we must understand that it was not usual or common; and yet that winds are daily no less stirred up by Gods providence than this wind of which Jonah speaks (= Sekarang ditambahkan bahwa pada waktu matahari terbit keesokan harinya, angin dipersiapkan. Di sini kita mempelajari hal yang sama, yaitu bahwa angin tidak datang dari dirinya sendiri atau terjadi secara kebetulan, tetapi digerakkan oleh kuasa Ilahi. Memang ada penyebab alamiah mengapa sekarang udara tenang dan kemudian diganggu oleh angin; tetapi rencana Allah mengatur semua penyebab pengantara ini, sehingga hal ini selalu benar, bahwa alam bukanlah suatu kekuatan yang buta, tetapi merupakan suatu hukum yang ditetapkan oleh kehendak Allah. Jadi, Allah selalu mengatur dengan rencanaNya dan tanganNya sendiri apapun yang terjadi. ... berkenaan dengan angin ini, kita harus mengerti bahwa ini bukanlah sesuatu yang biasa; tetapi angin pada hari-hari yang lain sama-sama digerakkan oleh providensia Allah seperti angin yang dibicarakan oleh Yunus ini) - hal 138.
b) Reaksi Yunus: ia berharap untuk mati (ay 8b).
Ada 3 hal yang terlihat:
1. Yunus adalah orang yang hidup berdasarkan perasaannya, dan perasaannya mudah berubah-ubah.
2. Kalau tadi terlihat bahwa Yunus tidak bisa menerima berkat dengan cara yang baik (tidak bersyukur kepada Allah), maka sekarang terlihat bahwa Yunus juga tidak bisa menghadapi kehilangan berkat.
Pulpit Commentary: The great lesson - we should sit loose to creature comforts, like the gourd - thankful for them while we have them, not repining, and, above all, not despairing, when we lose them (= Pelajaran yang besar - kita tidak boleh terikat pada hal-hal yang nikmat / menyenangkan, seperti tanaman itu - bersyukur untuknya sementara kita memiliki mereka, tidak menggerutu, dan di atas segala-galanya tidak putus asa, pada waktu kita kehilangan mereka) - hal 94.
Bandingkan dengan sikap Ayub pada waktu segala sesuatu diambil darinya (Ayub 1:21).
3. Berbeda dengan ay 3 dimana ia berdoa supaya Tuhan mencabut nyawanya, maka di sini ia hanya berharap untuk mati.
Calvin: It is hence probable that Jonah was so overwhelmed with grief that he did not lift up his heart to God; and yet we see that he was not neglected by God (= Adalah mungkin bahwa Yunus begitu diliputi kesedihan sehingga ia tidak mengangkat hatinya kepada Allah / berdoa; tetapi kita melihat bahwa ia tidak diabaikan oleh Allah) - hal 139.
4) Tuhan menggunakan firmanNya (ay 9-11) supaya Yunus mengerti pendidikan yang Ia berikan melalui apa yang terjadi di sekitarnya (tanaman, ulat, angin panas, matahari yang terik).
a) Adanya Firman Tuhan dalam ay 9 ini menunjukkan bahwa Allah tidak meninggalkan Yunus.
Ay 4: Allah bertanya dan Yunus tidak menyahut.
Ay 6-8: kelihatannya Allah meninggalkan Yunus karena Allah tidak berbicara kepadanya. Tetapi sebetulnya Allah tidak meninggalkan Yunus. Allah bekerja bagi Yunus. Dalam ay 6-8, ada 3 x kata-kata atas penentuan Tuhan yang menunjukkan hal itu!
Calvin: We see here that God had concealed himself for a time, but did not yet forsake his servant. He often looks on us from behind; that is, though we think that he has forgotten us, he yet observes how we go on, that he may in due time afford help (= Kita melihat di sini bahwa Allah telah menyembunyikan diriNya untuk sementara waktu, tetapi tidak meninggalkan pelayanNya. Ia sering melihat kita dari belakang; yaitu, sekalipun kita mengira bahwa Ia telah melupakan kita, Ia mengamati bagaimana kita berjalan, supaya pada saat yang tepat Ia bisa memberikan pertolongan) - hal 139.
Penerapan: sekalipun saudara merasa Allah meninggalkan saudara dan sekalipun ada banyak hal yang terjadi di sekitar saudara yang seakan-akan menunjukkan bahwa Allah tidak perduli kepada saudara, percayalah bahwa Allah tidak meninggalkan saudara! (Ibrani 13:5 Yohanes 14:16).
b) Tuhan menggunakan FirmanNya untuk menjelaskan semua yang dialami Yunus baru-baru ini.
1. Tuhan menanyakan pertanyaan yang mirip dengan yang tadi: Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu? (ay 9a).
2. Yunus menjawab: Selayaknyalah aku marah sampai mati..
Calvin: We see here how obstinately the holy Prophet repelled the admonition of God, by which he ought to have been restored to a right mind. He was not ignorant that God spoke. Why then was he not smitten with shame? Why was he not moved by the authority of the speaker, so as immediately to repress the fierceness of his mind? But thus it commonly happens, when the minds of men are once blinded by some wrong feeling; though the Lord may thunder and fulminate from heaven, they will not hear, at least they will not cease violently to resist, as Jonah does here. Since then we find such an example of perverseness in this holy man, how much more ought every one of us to fear? Let us hence learn to repress in time our feelings, and instantly at the beginning to bridle them, lest if they should burst forth to a greater extent, we become at last altogether obstinate (= Kita melihat di sini betapa sang nabi kudus ini menolak dengan keras kepala nasehat / teguran Allah, dengan mana ia seharusnya telah dipulihkan pada pikiran yang benar. Ia bukannya tidak mengerti bahwa Allah berbicara. Lalu mengapa ia tidak menjadi malu? Mengapa ia tidak digerakkan oleh otoritas dari si pembicara, sehingga langsung menekan keganasan pikirannya? Tetapi demikianlah sering terjadi, pada waktu pikiran manusia dibutakan oleh perasaan yang salah; sekalipun Tuhan mengguntur dan mengecam dari surga, mereka tidak mau mendengar, setidaknya mereka tidak mau berhenti untuk menentang dengan keras, seperti yang Yunus lakukan di sini. Karena kita menemukan teladan yang suka menentang seperti itu dalam orang kudus ini, maka kita harus lebih takut. Karena itu baiklah kita belajar untuk menekan perasaan kita pada waktunya, dan langsung pada permulaan mengekangnya, supaya jangan perasaan itu meledak ke tingkat yang lebih luas, dan kita akhirnya menjadi tegar tengkuk sepenuhnya) - hal 140.
Calvin: let us be reminded, as I have already said, by this remarkable example, how furious and unreasonable are the passions of our flesh. There is, therefore, nothing better than to restrain them, before they gather more strength than they ought; for when any one feeds his vices, this obstinacy and hardness always follow (= baiklah kita diingatkan, seperti yang telah saya katakan, oleh contoh yang luar biasa ini, betapa hebat dan tak masuk akalnya nafsu daging kita. Karena itu tidak ada yang lebih baik dari pada mengekangnya sebelum nafsu itu mengumpulkan kekuatan yang lebih dari yang seharusnya; karena pada waktu seseorang memberi makan sifat buruk / kejahatannya, maka sikap tegar tengkuk dan kerap kepala ini selalu mengikuti) - hal 140.
3. Allah tidak menindak Yunus dengan keras tetapi memberikan firman lagi (ay 10-11).
Pulpit Commentary: God is patient and persistent to a marvel. He sticks to men whom we would unhesitatingly cast off, and bears with them when, to our mind, patience has ceased to be a virtue. His keen eye sees ground for hope where we should utterly despair; and he goes on dealing with cases that we should regard as quite beyond treatment (= Allah itu luar biasa sabar dan gigihnya. Ia tetap menangani orang-orang yang tanpa ragu-ragu akan kita buang, dan bersabar terhadap mereka pada waktu bagi pikiran kita kesabaran bukan lagi merupakan sesuatu yang baik. MataNya yang tajam melihat dasar untuk berharap dimana kita putus asa secara total; dan Ia terus menangani kasus-kasus yang kita anggap sebagai tidak bisa ditangani) - hal 88.
4. Dalam Yunus 4: 10-11 ini Allah menjelaskan mengapa Ia menumbuhkan tanaman itu, dan menyebabkannya mati dalam waktu yang singkat. Ia memberikan perbandingan sebagai berikut:
Yunus Allah
Tidak menanam / memelihara Mencipta dan memelihara
Tanaman yang remeh Kota besar
Hanya 1 tanaman Banyak orang dan ternak
Catatan: boleh dikatakan semua penafsir menganggap bahwa 120.000 orang yang tidak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kirinya itu menunjuk kepada bayi-bayi di Niniwe sampai usia 3-4 tahun. Calvin memberikan alasan: kota Niniwe terlalu besar untuk penduduk yang hanya 120.000 orang. Tetapi kalau ini menunjuk kepada anak-anak di bawah 4 tahun, maka jumlah penduduk Niniwe mungkin sekitar 600.000 orang. Bahkan ada yang memperkirakan penduduk Niniwe sekitar 2 juta orang.
Semua itu dimaksudkan untuk mengajar Yunus bahwa sikapnya terhadap Niniwe adalah tidak manusiawi. Kalau engkau sayang terhadap tanaman yang remeh itu yang tidak engkau tanam / pelihara, mengapa Aku tidak harus sayang terhadap Niniwe dengan penduduk dan ternaknya yang begitu banyak?
BACA JUGA: BUKTI ALLAH TRITUNGGAL
Pulpit Commentary: Learn from this how to conceive of the value of the souls of men. They are the priceless things. ... Let saint and sinner mark this well. To barter away our soul is a transaction which will not profit us, though we gain the whole world instead (= Belajarlah dari sini bagaimana untuk memahami nilai dari jiwa-jiwa manusia. Mereka tidak ternilai. ... Biarlah orang kudus dan orang berdosa memperhatikan ini dengan baik. Menukar jiwa kita merupakan suatu transaksi yang tidak akan menguntungkan kita, sekalipun kita memperoleh seluruh dunia ini sebagai gantinya) - hal 91.
5) Sampai sekarang Tuhan juga mendidik kita dengan cara yang sama seperti Ia mendidik Yunus, yaitu:
a) Melalui hal-hal yang terjadi di sekitar kita.
Misalnya: Adanya orang yang mati bisa mengajar pada kita bahwa setiap saat kitapun bisa mati. Adanya orang yang bermoral bejad, bisa mengajar kita untuk lebih berhati-hati dalam mendidik anak-anak kita. Adanya orang yang menjengkelkan kita, mungkin mengajar kita untuk menjadi lebih sabar. Adanya kegagalan-kegagalan dalam usaha kita mungkin mengajar kita untuk menyadari kelemahan kita supaya kita lebih bersandar kepada Allah
b) Melalui Firman Tuhan.
Dengan belajar Firman Tuhan selain kita mendapatkan pendidikan langsung, kita juga bisa lebih mengerti tentang hal-hal yang terjadi di sekitar kita.
Karena itu belajarlah Firman Tuhan dengan rajin! Saudara bisa belajar Firman Tuhan dalam Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab, juga dengan membaca buku-buku rohani, atau langsung membaca Kitab Suci dsb.
IV) Reaksi / sikap Yunus.
Tidak ditunjukkan apa / bagaimana reaksi dari Yunus! Cerita ini dibiarkan open-ended (= berakhir secara terbuka)! Ini seperti Luk 15 yang juga tidak menceritakan reaksi anak sulung terhadap kata-kata ayahnya! Tujuannya: supaya kita berhadapan dengan kata-kata Tuhan itu, seakan-akan kita adalah Yunus sendiri.
Pulpit Commentary: The book ends abruptly, but its object is accomplished. Jonah is silenced; he can make no reply; he can only confess that he is entirely wrong, and that God is righteous. ... and that narrow-mindedness which would exclude heathen from his kingdom is displeasing to him and alien from his design (= Kitab ini berhenti dengan mendadak, tetapi tujuannya tercapai. Yunus dibungkam; ia tidak bisa menjawab; ia hanya bisa mengakui bahwa ia sepenuhnya salah, dan bahwa Allah itu benar. ... dan bahwa pikiran sempit yang membuang orang kafir dari kerajaanNya tidak menyenangkan Dia dan merupakan sesuatu yang asing bagi rencanaNya) - hal 81.
Maukah kita mempunyai sikap yang sama dengan sikap Allah terhadap orang berdosa? Kalau ya, maka kita harus:
memberitakan Injil, juga kepada orang yang menjengkelkan.
berdoa bagi keselamatan mereka.
mengajak mereka ke gereja untuk mendengar Injil / Firman Tuhan, dsb.
Maukah saudara melakukan hal-hal ini?
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
SERI KHOTBAH KITAB YUNUS
-AMIN-