HIDUP KRISTEN YANG BERBUAH LEBAT
Pdt. DR. Stephen Tong.
PRAKATA:
HIDUP KRISTEN YANG BERBUAH LEBAT. Kemandulan merupakan suatu hal yang paling memalukan bagi orang Israel, khususnya kaum wanita. Karena mereka merasa sangat malu menjadi tertawaan masyarakat. Sebaliknya, anak-anak penerus generasi di dalam keluarga menjadi kemuliaan besar bagi mereka.
Sebaliknya, berapa banyakkah orang Kristen yang tidak berbuah? Berapa banyakkah orang Kristen yang menempati bumi tanpa menerima anugerah bahkan menghamburkan waktu secara sia-sia? Bukankah ini waktunya bagi kita mengintrospeksi diri sendiri dan kembali kepada Sumber kekuatan yang abadi untuk menghidupkan kembali rohani kita agar mampu berbuah? Alangkah kecewanya pada waktu Tuhan berkata kepada orang Israel: “Bukankah yang Kutanam adalah anggur yang manis, mengapa menghasilkan buah yang asam?” Alangkah kecewanya pada waktu Yesus memberikan perumpamaan tentang pohon yang tiga tahun tidak berbuah yang seharusnya ditebang, namun Tuhan yang penuh dengan kesabaran masih memberikan satu tahun lagi serta menunggu buah yang diharapkan.
Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita mengecewakan Tuhan? Atau maukah kita mengalami kuasa berbuah demi memuaskan hati Tuhan kita dengan menyajikan buah-buah hidup sebagai Kristen? Semoga melalui buku HIDUP KRISTEN YANG BERBUAH kita dapat memuliakan Tuhan.
Jakarta, April 1992
BAB I :
POKOK ANGGUR YANG BENAR
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:1-8)
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” (Yohanes 15:16)
Dalam abad ini banyak orang mengira mereka telah mengalami pekerjaan Roh Kudus. Tetapi jika kita kaji dengan teliti berdasarkan terang firman Allah, ternyatalah bahwa kebanyakan orang yang sering mengatakan bahwa dirinya dipenuhi Roh Kudus itu kurang mempunyai pengertian dan bahkan belum mempelajari mengenai ajaran Roh Kudus secara ketat dan sempurna dalam Alkitab. Kita perlu memiliki pengertian berdasarkan wahyu Tuhan dalam Alkitab mengenai Roh Kudus. Dalam pasal 14 dan 16 Injil Yohanes, Tuhan Yesus memberikan pengajaran mengenai Pneumatologi, doktrin Roh Kudus.
Dalam Matius 5, Yesus berbicara mengenai Kerajaan Allah yang menjadi pengharapan dan fase baru di dalam sejarah manusia. Pengajaran teragung ini ditujukan kepada para murig-Nya, serta juga didengarkan oleh ribuan orang. Tetapi ketiga pasal penutup dalam Injil Yohanes ini hanya didengarkan oleh 12 murid saja. Ini merupakan pengajaran yang eksklusif yang sangat penting dan mendalam sebagai suatu ungkapan rahasia kebenaran Allah.
A. KESEJATIAN DAN BUAH YANG LEBAT
Yohanes 15 menyatakan mengenai hidup berbuah dan hidup bersatu dengan Kristuis, union with Christ. Dalam pasal 10, Tuhan Yesus menyatakan diri, “Akulah pintu” dan “Akulah gembala yang baik”. Tetapi dalam pasal 15 ini Tuhan Yesus menyatakan diri dengan satu istilah remeh dan hina, “Akulah pokok anggur yang benar (sejati).” Yesus menyamakan diri sengan tumbuhan yang begitu remeh. Yohanes 15:1 dan 6 mempunyai istilah yang penting sekali, yang saling mengisi dan menjelaskan satu dengan yang lain. Ayat 1 mengatakan tentang “yang benar”, yaitu kualitas dan kesejatian. Sedangkan ayat 8 menyebutkan “banyak”, yaitu jumlah atau kuantitas. Di sini kualitas dan kuantitas saling melengkapi.
Yesus mengatakan “Akulah pokok anggur yang sejati” dan “kamu harus berbuah banyak.” Gereja selalu menjadi timpang dan tidak seimbang karena hanya menekankan salah satu aspek saja, entah itu dari kualitas atau kuantitas. Banyak gereja sekarang memperhatikan dan memperdebatkan mengennai pertumbuhan gereja, namun penekanan mereka cenderung hanya di dalam aspek kuantias semata-mata.
Kuantitas yang identik dengan banyaknya orang yang datang ke gereja. Siapa pun yang datang, asal anggota gereja bertambah, akan menjadikan gereja itu berkembang; demikian teori mereka. Banyak orang berkata: “Lihat, gereja anu begitu banyak anggotanya. Bukankah hal itu menunjukklan bahwa Tuhan memberkatinya?”
Tetapi iman yang berdasarkan firman Tuhan tidak bisa menerima kuantias sebagai tanda satu-satunya sebuah gereja diberkati oleh Tuhan. Kuantitas harus diuji dengan kualitas dan kualitas harus diuji dengan kuantitas. Orang-orang yang dipengaruhi oleh Kekristenan sepanjang sejarah gereja seperti orang Marcion, Arius, Gnostik, Neo Platonisa ataupunManichaeis sudah pernah berkembang menjadi besar dan menganggap Yesus adalah nabi dan orang suci, tetapi ajaran mereka tetap tidak bisa kita terima menjadi sejajar dengan kebenaran Alkitab. Mari kita membedakan dengan jelas berdasarkan suatu kriteria yang penting, yaitu kualitas dan kebenaran dari pengajaran.
Yesus berkata, “Aku adalah pokok anggur yang sejati.....maka kamu harus berbuat banyak.” Ayat 1 mementingkan mementingkan kualitas, baru dilanjutkan dengan ayat 8 yang menekankan akan kuantitas. Kuantitas harus berdiri di atas kualitas. Jika kualitas tidak menjadi dasar dari kuantitas maka kuantitas akan menyelewengkan, mencairkan dan membengkokkan serta mengubah esensi Kekristenan yang sejati. Kuantitas bukan kualitas, kualitas bukan kuantitas. Kualitas dan kuantitas tidak perlu berbenturan, sebaliknya bisa berkerja seiring sejalan. Namun demikian kita harus berdasarkan kualitas sebagai pokok, baru menuntut kuantitas.
Mengapa Tuhan Allah tidak memakai setiap orang untuk dipercayakan melakukan pekerjaan Tuhan yang besar? Waktu Taurat diberikan kepada Israel, maka saat itu 3000 orang dibinasakan. Pada waktu Tuhan mau memakai sekelompok orang untuk menyatakan kemenangan besar, maka Ia menjaring dari antara puluhan ribu orang sampai tersisa 300 orang saja yang dipimpin oleh Gideon. Semua ini mengajarkan kepada kita suatu hal yang sering tidak kita pedulikan yaitu kualitas. Kita menganggap bahwa Tuhan harus berterima kasih kepada kita jika kita melayani Dia. Kita menganggap bahwa Tuhan memerlukan uang kita, bahkan jika kita bisa membawa banyak jiwa kepada Tuhan, kita cenderung menganggap diri sebagai orang yang hebat dan sukses.
Prinsip dari Tuhan mengatakan, “Saring dulu sampai orang-orang itu betul-betul mengasihi Aku dan murni hatinya.” Jikalau orang yang mau melayani Tuhan tidak mau melewati ujian dan saringan Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan menyaring dengan tangan-Nya yang kuat untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak beres. Kalau motivasi kita tidak dimurnikan oleh darah Yesus Kristus dan jika kita melayani Dia hanya untuk mencari muka atau kedudukan dan kemuliaan dengan kegiatan kita, maka Tuhan akan turun tangan menyaring kita.
Waktu Uza berusaha menolong peti perjanjian yang sedang miring, maka Tuhan membunuh dia. Tuhan tidak memerlukan orang yang tangannya tidak beres. Wakltu Ananias dan Safira mempersembahkan uangnya dengan tidak jujur, maka Tuhan menyingkirkan mereka. Petrus berkata, “Kalian bukan menipu manusia, melainkan Tuhan.” Mereka harus mati pada saat itu juga, karena Tuhan menyaring umat-Nya. Ketika Bileam menjadi nabi yang tidak lagi taat kepada Tuhan, ia disingkirkan oleh Tuhan. Yesus mengatakan, “Akulah pokok anggur yang sejati.”
Bukankah kita harus menjadi gentar melihat begitu banyak orang yang kelihatan giat bagi Tuhan, tetapi pada suatu hari mungkin disingkirkan oleh Tuhan? Bukankah kita harus menjadi gentar melihat orang yang kelihatan berusaha menolong Tuhan tetapi tidak mengerti bahwa Tuhan tidak memerlukan pertolongan siapapun? Tuhan akan menyaring dan menyingkirkan dia. Tuhan akan memakai sekelompok orang yang murni mau melayani Dia untuk melakukan pekerjaan yang besar. Jangan bermain-main dengan Tuhan! Dia Mahasuci. Tidak ada seorang pun yang dapat mempermainkan Dia. God is consuming fire. Tuhan kita adalah api yang menghanguskan.
Mengapa banyak orang Kristen yang waktu muda kelihatan beres, tetapi setelah tua menjadi bengkok? Mengapa banyak penginjil yang mula-mula begitu rendah hati tapi setelah sukses menjadi sombong luar biasa? Jawaban dari seorang pendeta atas pertanyaan itu adalah satu kalimat pendek, “Kalau Anda adalah emas murni, mengapa harus takut api?” Kalimat ini pendek tetapi penuh kekuatan. Kita tidak perlu mengkuatirkan banyak hal untuk mulai melayani Tuhnan, yang penting adalah murnikan hati Anda sampai Anda menjadi seperti emas yang sejati, murni dan tidak takut api. Hendaklah motivasi kita murni, pelayanan kita murni, dengan hasrat mau dipakai Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kekristenan berdiri di atas dasar kesungguhan dan kesejatian.
Sejati, baik dan indah, merupakan idaman dari kebudayaan manusia. True, good, and beautiful, ketiganya merupakan arus pokok yang penting dalam kebudayaan Barat dan Timur. Barangsiapa mempunyai kesungguhan sebagai dasar dan mempunyai kebaikan sebagai motivasi serta mempunyai keindahan dalam penyampaian, orang itu boleh dikatakan sangat sempurna.
Bahkan seorang filsuf di Tiongkok mengatakan bahwa sebenarnya agama boleh diganti dengan tiga esensi ini. Filsuf tersebut berteori bahwa yang manusia perlukan bukanlah ibadat, moralitas atau apa pun, tetapi manusia membutuhkan kesungguhan, kebajikan dan keindahan dalam seluruh aspek hidup. Tetapi iman Kristen Reformed menolak teori itu karena sebenarnya kesungguhan tidak mungkin dicapai oleh manusia kalau kita tidak beribadah kepada Tuhan dan tidak memiliki hidup di dalamn Kristus.
Kesungguhan hanya ada pada Kristus. Di dalam Dia tidak ada hal-hal yang palsu, tidak ada topeng dan kemunafikan. Tuhan Yesus berkata kepada orang Farisi, ”Celakalah kamu, karena di luar kalian terlihat indah, tetapi di dalamnya penuh dengan tulang yang busuk.” Jika kita tersenyum di luar sementara di dalam penuh dengan kebencian, apa gunanya kita menjadi orang Kristen? Kalau orang mempunyai kesopanan tetapi hatinya tidak percaya kepada orang lain, penuh dengan kejahatan dan pikiran tidak benar, bagaimanakah dia dapat bersaksi bagi Tuhan?
Orang yang luar dan dalamnya sama memang tidak mudah mendapat teman akrab. Ia selalu disalah-mengerti orang lain dan selalu kurang indah dalam penampilan. Tetapi walaupun banyak kelemahannya, orang itu masih diberkati Tuhan karena kesungguhannnya. Belajarlah menjadi orang yang sungguh-sungguh. Belajarlah mempunyai cinta, rendah hati, pelayanan, kehidupan, iman dan rohani yang sungguh. Orang yang rohaninya sungguh-sungguh kurang baik masih lebih baik daripada orang yang kerohaniannya baik di luar palsu di dalam. Orang yang sungguh-sungguh congkak lebih baik daripada orang yang rendah hatinya palsu.
B. KEKEKALAN KRISTUS DINYATAKAN
Istilah Aku adalah, yang diucapkan Yesus selalu merupakan suatu pengenalan diri Kristus dalam satu s\esensi Ilahi yang sejati dan kekal. Dalam Keluaran 2:14, Tuhan berfirman kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Allah menyatakan dengan tuntas, I AM THAT I AM. Ia adalah Allah yang tidak berubah. Siapakah yang tidak pernah berubah? Benda tidak berubah bentuk karena waktu, tetapi benda itu akan menjadi rusak dan hancur. Bumi, gunung, galaksi, dan seluruh aklam semesta berada di tengah perubahan.
Ibrani 1 mengatakan, bahwa langit dan bumi makin lama makin tua, tetapi satu-satunya yang tidak ada dalam proses perubahan yaitu Tuhan Allah sendiri. Dulu I AM, sekarang I AM, besok I AM. I AM THAT I AM. Dengan status seperti inilah Kristus berinkarnasi, menjadi manusia, dan berkata, “Aku adalah pokok anggur yang sejati.” Kesejatian Kristus ditonjolkan melalui istilah I AM. Seorang tua-tua yang mencintai Tuhan berkata: “Saya menjadi orang Kristen sudah puluhan tahun. Saya sadar ada semacam kesenjangan besar antara yang dibicarakan oleh mulut orang Kristen dengan yang dijalankannya.”
“Aku adalah pokok anggur yang sejati.” Istilah “adalah” menunjukkan fakta, bukan hanya teori, menyatakan hidup, bukan mimpi, menyatakan kelakuan, dalam kehidupan sehari-jari bagaimana kita memuliakan Tuhan, bukan hanya mendengarkjan khotbah yang muluk-muluk di telinga kita. Kesejatian seperti inilah yang diperlukan setiap orang.
C. MENGAPA POKOK ANGGUR?
Ada pohon cemara yang besar dari Libanon, ada pohon ara yang subur dan berbuah banyak, ada pohon-pohon yang banyak dicatat dalam Alkitab, tetapi Tuhan Yesus tidak memakainya melainkan memakai pohon anggur sebagai analogi untuk menyatakan diri. Mengapa? Yesus Kristus tidak mengatakan, ”Aku adalah pohon aras Libanon”, namun ia mengatakan, “Aku adalah pokok anggur yang sejati.” Suatu contoh yang sederhana dipakai-Nya bagi diri-Nya. Dia tidak mau meninggikan diri sendiri. Demikianlah gereja dibangun dan perkerjaan Tuhan dapat dikerjakan dengan baik jika orang-orang di dalamnya tidak menegakkan dan menonjolkan diri sendiri.
Kalau tanaman anggur boleh disebut pohon, maka itu adalah pohon yang paling tidak berbentuk. Artinya, bila seorang petani anggur membangun para-para yang pendek untuk tanaman itu, maka pohon anggur akan merambat di para-para yang pendek. Tetapi bila para-paranya tinggi, maka tanaman ini akan merambat tinggi. Tanaman anggur tidak mempunyai bentuk sendiri. Yesus berkata, “Aku adalah pokok anggur yang sejati dan Bapa-Kulah pengusaha-Ku, yang membentuk Aku.” Kristrus menjadi contoh kita. Hal ini mengajarkan bahwa kalau Tuhan kita sendiri saja dibentuk di tangan Bapa dan tidak mempertahankan apa yang ada pada-Nya menjadi kecongkakan-Nya, maka biarlah kita pun meneladani-Nya.
Cara Tuhan menilai pemberian seseorang bukan dari jumlahnya, melainkan dari hatinya. Kita harus menilai dari cara Tuhan menilai. Itu sebabnya yang kaya tidak boleh sombong dan yang miskin tidak boleh minder. Yesus justru pernah memuji persembahan dari seorang janda yang memberikan dua keping perak karena janda itu telah memberikan seluruh nafkahnya. Banyak orang kaya memberikan sisa-sisa untuk Tuhan, seolah-olah Tuhan sama seperti anjing. Allah melihat hati nurani sedalam-dalamnya. Yesus Kristus berkata, “Di dunia, burung memiliki sarang, serigala mempunyai lubang, namun Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
Pada waktu datang ke dunia sebagai manusia, Yesus Kristus tidak mempunyai tempat tidur, tidak mempunyai waktu cukup untuk makan, pergi ke sana ke mari untuk menolong orang lain bahkan orang menghina Dia. Mereka berkata, “Bukankah Dia anak Yusuf tukang kayu itu?” Yesus tidak menjawab apa pun. Ia hanya mengatakan satu kalimat, “Bagaimana jika engkau melihat Anak Manusia kembali ke tempat asal-Nya dan melihat kemuliaan-Nya bersama dengan Bapa?”
D. BERBUAH ATAU DI BAKAR?
Alkitab mengatakan bahwa iman yang sejati dibangun di atas Alkitab. Bila seseorang tetap tidak bertobat sesudah mendengarkan firman, maka meskipun orang mati seperti Lazarus bangkit dari kematian dan menjadi penginjil, tetap orang itu tidak akan bertobat dan beriman. Firman Tuhan menumbuhkan iman yang teguh, sedangkan mujizat tidak. Gereja yang memakai waktu cukup panjang untuk pemberitaan firman Tuhan hendaknya menghindari kesaksian kosong dan egoisme manusia.
Jika kita tidak berbuah, maka alternatif lain adalah kita akan dikumpulkan dan dibakar. Yohanes Pembaptis berkata, “Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.”
Kita tidak mungkin mencintai Yesus Kristus kecuali kita mengerti berapa besar pengorbanan Yesus Kristus untuk kita. Seperti pohon anggur, Yesus rela ditanam, diinjak, merambat dari tanah kering dengan daun kecil yang gampang dipatahkan, lalu dibentuk sesuai dengan pengusaha-Nya yaitu Allah Bapa. Bila Dia yang adalah pokoknya dan kita diibaratkan sebagai ranting anggur, masih beranikah kita berlaku sombong dan menganggap diri berjasa bagi kerajaan Allah?
Anugerah Tuhan bukan hanya untuk diri sendiri. Anugerah Tuhan bukan untuk dipermainkan, tetapi untuk dibagikan kepada orang lain sepanjang kita hidup. Maukah kita berkata kepada Tuhan, “Pakailah saya supaya lembut seperti Kristus dan taat seperti anggur, tidak membentuk diri dan menuntut hak sendiri; tetapi berserah kepada Pengusaha saya, yaitu Tuhan” supaya kita bisa berbuah banyak dan tidak dilempar ke tempat pembakaran?
BAB II : HIDUP KRISTEN YANG BERBUAH
RAHASIA HIDUP KRISTEN YANG BERBUAH
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:1-8)
“Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:8)
Kesungguhan adalah dasar dari segala etika, pelayanan, bahkan kesungguhan adalah dasar dari segala sesuatu yang bertahan sampai selama-lamanya. Janganlah takut akan kegagalan, tapi takutlah kalau diri Anda adalah orang yang palsu. Jangan takut hidup Anda tidak berbuah, tetapi takutlah kalau Anda memiliki iman yang tidak murni. Jangan takut digagalkan ataupun dianiaya sehingga Anda menjadi orang yang tidak sukses, tetapi takutlah jika Anda tidak membersihkan hal-hal yang tidak beres dalam motivasi Anda. Kalau kita sudah menerima kualitas yang benar dan teruji, barulah kita mempertumbuhkan kuantitasnya. Berbuahlah banyak.
Banyak orang Kristen yang sudah berpuluh-puluh tahun menjadi Kristen dan belum pernah berbuah bagi Tuhan. Bolehkah kita menjadi orang Kristen yang terus menerima anugerah Tuhan tetapi tidakmenyalurkannya dalam hidup orang lain? Bolehkah kita menjadi orang Kristen yang terus menerima berkat, tetapi tidak berbuah untuk Tuhan? Bolehkah kita menjadi orang Kristen yang egois? Tidak. Egoisme adalah musuh hidup kekristenan yang terbesar. Hidup Kristen adalah hidup yang tidak berpusat pada diri sendiri,melainkan hidup untuk memuliakan Tuhan dan berfaedah bagi orang lain. Kalau prinsip ini terus menerus mendasari akan etika dan tingkah laku kita, maka kita akan menjadi orang Kristen yang rohaninya beres.
A. KONSEP BUAH-BUAH ORANG KRISTEN
Berbuah merupakan suatu tanda. Ini merupakan suatu tanda perbedaan antara ciptaan Allah dan buatan tangan manusia. Yang dibuat oleh manusia, tidak bisa berbuah; sedangkan yang dibuat oleh Allah, bisa berbuah. Toko-toko seni banyak menjual ukir-ukiran kayu yang bentuknya mirip sekali dengan pohon pisang yang sedang berbuah.
Meskipun rupanya seperti asli, tetapi pohon tersebut tidak bisa berbuah lagi karena itu buatan manusia. Buatan Tuhan adalah tumbuh-tumbuhan yang bisa mengeluarkan buah dari hidup yang memiliki kromosom yang sejenis dengan induknya. Yesus Kristus berkata, “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah.” Di sini adalah satu kehendak Tuhan yaitu agar kita menjadi orang Kristen yang berbuah.
1. Buah Merupakan Tanda Kehidupan
Pada waktu sebuah pohon berbuah, ini menandakan pohon itu masih hidup. Jadi buah adalah tanda hidup. Jika Anda mempunyai kehidupan, maka dengan sendirinya kehidupan itu akan mengeluarkan buah. Alkitab berkata, “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”(Yakobus 2:17). Dan Alkitab berkata dengan jelas kepada kita bahwa tubuh tanpa jiwa adalah mayat. Demikian pula iman tanpa buah adalah mati. Jikalau kita mempunyai iman di dalam tetapi tidak mempunyai kelakuan di luar, kita merupakan orang Kristen yang mati, orang Kristen yang menipu diri. Yohanes Pembaptis berkata: “Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:8).
Kita harus membedakan hati pertobatan dan buah-buah pertobatan. Hati pertobatan itu dilihat oleh Tuhan, tetapi buah pertobatan dilihat oleh sesama manusia. Jikalau hati Anda beriman kepada Tuhan,tetapi kelakuan Anda bertentangan dengan iman, maka Anda bukan saja tidak mempermuliakan nama Tuhan, tetapi juga akan memberikan kesempatan bagi orang bukan Kristen untuk menganiaya orang Kristen, mengumpat orang Kristen, dan memfitnah orang Kristen lain, karena buah merupakan tanda hidup.
2. Buah Merupakan Tanda Pertumbuhan
Kalau Anda belum pernah menanam pohon dengan tangan sendiri dan hanya bisa membeli buah-buahan dari pasar, maka Anda belum mengerti apa artinya sabar menantikan dan mengharapkan pohon yang ditanam bertumbuh dan mengeluarkan buah. Jika Anda menanam benih dan menyaksikan benih itu bertumbuh makin besar dan suatu saat berbuah, maka Anda akan sangat terhibur. Demikian juga hidup orang Kristen.
Paulus berkata kepada orang Kristen zamannya dengan suatu ilustrasi bahwa ia bagaikan ibu rohani, yang terus bertahan melahirkan anak rohani. Ia bertahan dan sabar menunggu supaya suatu hari, dengan penderitaan seperti seorang ibu yang melahirkan, Paulus bisa melihat Kristus hidup di dalam orang yang beriman.
Kadang kita melihat anak orang lain yang bertumbuh dengan cepat dan heran melihatnya, tetapi tentu saja ibunya yang setiap hari mengasuih dan memberinya makan dan merawatnya tidaklah terkejut melihat anaknya bertambah besar. Buah-buahan yang baik yang dibeli di pasa rbisa Anda dapatkan lebih mudah daripada menanamnya sendiri. Berbuah adalah tanda pertumbuhan.
Jika Anda mau menjadi orang Kristen yang bertumbuh, nyatakanlah anugerah Tuhan yang sudah Anda terima kepada orang lain dengan mengabarkan Injil. Setiap orang yang mau melayani Tuhan harus belajar bergumul sendiri untuk bertumbuh, karena bertumbuh itu tidak bisa dibantu atau ditolong oleh orang lain. Ada prinsip-prinsip dasar untuk bertumbuh. Tidak ada satu metode pun yang bisa diciptakan manusia yang dapat dengan mutlak memperkembangkan penginjilan yang sejati.
Begitu banyak orang hendak memperkembangkan penginjilan dengan cara yang cepat, bahkan yang tidak sesuai dengan Alkitab. Penginjilan dan iman dari mendengarkan firman Tuhan, mengerti firman Tuhan, bertobat meninggalkan dosa, dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.
3. Buah Merupakan Tanda Kematangan
Jika sebatang pohon berbuah, maka buah tidak hanya menyatakan pohon itu hidup dan bertumbuh tapi juga menyatakan bahwa pohon itu sudah matang. Mengapa ada orang Kristen yang rohaninya tidak matang-matang? Karena rahasia kematangan belum diterima dan dijalankan olehnya. Siapakah orang yang kerohaniannya matang?
Pertama: Orang yang matang adalah orang yang tidak lagi mementingkan diri sendiri. Kalau Anda selalu merasa kurang diperhatikan orang lain, maka Anda belum memiliki kematangan secara rohani. Lebih baik Anda mulai memikirkan untuk belajar rendah hati,menyapa orang lain lebih dahulu, melayani orang lain, mengubah pembawaan yang tadinya pasif terhadap orang lain menjadi aktif dan menuntut lebih banyak dari diri sendiri, bukan dari orang lain.
Kalau Anda selalu merasa dirugikan olehorang lain, maka Anda tak akan pernah merasakan sukacita. Tetapi orang yang menuntut diri sendiri untuk lebih banyak melayani senantiasa memperoleh kesukaan. Manusia yang masih suka mementingkan diri sendiri, tetap belum memiliki kematangan.
Namun meskipun orang masih berusia muda, tapi sudah memikirkan orang lain, ia sudah memiliki kematangan. The self centered life is hated by God. Yesus mengatakan, “Jikalau ada orang mau mengikut Aku, biarlah ia menyangkal diri dan memikul salib.” Kalau orang selalu menganggap dirinya sebagai yang paling penting, maka justru dia tidak bisa menjadi murid Yesus. Kalau Anda mau berbuah, harus menyangkal sikap egoisme diri pribadi.
Kedua: Bertanggung jawab. Apa saja yang sudah kita katakan dan janjikan kepada orang lain, harus kita lakukan. Seorang anak kecil dapat melihat keagungan atau keburukan watak orangtuanya melalui berapa banyak mereka memenuhi janji yang sudah mereka ucapkan di hadapan anaknya. Di gereja ada dua macam orang yang kurang bertanggung jawab, yang pertama adalah orang yang tidak melakukan suatu apapun jika itu tidak menguntungkan dirinya sendiri; dan macam orang kedua yaitu orang yang setiap kali mengiyakan setiap pekerjaan, tapi tidak pernah melakukannya.
Tuhan Yesus mengatakan tentang dua orang anak yang diperintahkan oleh ayahnya untuk pergi ke ladang. Anak yang satu menolak perintah ayahnya, sedangkan anak yang lain mengiyakan perintah ayahnya.Tapi akhirnya anak yang menolak perintah ayahnya menyesal lalu pergi ke ladang; sedangkan anak yang tadinya mengiyakan perintah ayahnya malah tidak pergi. Manakah yang lebih baik dari antara dua orang ini? Dua-duanya kurang baik.
Lebih baik kita berkata: Ya, lalu menjalankan apa yang diperintahkan. Orang macam apakah Anda di hadapan Tuhan? Kristen macam apakah Anda di hadapan Tuhan? Jika kita mau berbuah, maka kita harus mempunyai kematangan. Kematangan datang dari menyangkal diri, kematangan datang dari perasaan tanggung jawab.
4. Buah Merupakan Tanda Dari Jenis
Buah bukan hanya tanda dari hidup, bukan saja tanda dari pertumbuhan, bukan saja tanda dari kematangan; tetapi buah juga merupakan tanda dari jenis. Kalau memang jenisnya baik, maka buahnya itu baik.Tuhan Yesus berkata: “Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?” (Matius7:16). Tentu saja tidak mungkin. Di sini Tuhan Yesus menantang dengan suatu pertanyaan yang tidak mempunyai jawaban. Kalau jenisnya tidak beres, maka janganlah menginginkan buahnya beres.
Pada waktu Anda belum menjadi orang Kristen yang matang, akan mudah bagi Anda untuk menerima begitu saja hal-hal yang kelihatannya rohani dan alkitabiah. Tetapi kalau Anda terus memperdalam pengertian Alkitab dan betul-betul mengetahui kerohanian yang sejati, maka Anda akan berwaspada kepada ajaran-ajaran yang simpang siur. Dengan hidup sekehendak hati dan suka mengatakan hal-hal yang tidak ada kebenarannya, banyak pengajar Kristen tanpa sadar sudah bersalah kepada Roh Kudus.
Janganlah Anda mengira bahwa setan tidak bisa memalsukan Roh Kudus. Roh Kudus, Roh yang suci, banyak dipalsukan. Alkitab mengatakan agar kita jangan percaya kepada setiap roh, melainkan harus mengujinya (1 Yohanes 4:1-6). Orang sekarang banyak yang tidak menguji tapi hanya menerima saja. Hal ini sama seperti seorang istri yang membukakan pintu pada tengah malam untuk perampok yang mengaku sebagai suaminya, istri semacam itu baru akan menyesal setelah melakukannya.
Begitu banyak orang yang memperhatikan hal-hal yang bukan merupakan prinsip firman Tuhan, tetapi hanya melihat gejala luar yang bersifat emosional, superfisial, dan hanya dibuat-buat oleh manusia. Alkitab berkata: “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Matius 7:15-16). Apakah hidupnya berbuahkan kesucian dan betul-betul mentaati firman?
Bahasa lidah tiruan dimiliki oleh agama-agama lain yang tidak menyembah Tuhan, dan itu terjadi apabila orang yang memeluk agama tersebut sudah masuk ke dalam suasana mistis. Dalam keadaan semacam itu, maka dari mulutnya akan keluar bahasa-bahasa yang berlainan. Kita harus hidup berbuah, dan buah itu adalah buah yang memiliki fakta nyata yang sungguh-sungguh menyatakan bahwa kita memang dipenuhi oleh Roh.
Roh Kudus sifatnya kudus, orang yang berbuah dari Roh Kudus mempunyai hidup yang kudus, hidupnya menyukai kesucian. Kalau hidup Anda masih menyukai yang najis, tetapi memiliki gejala seperti dipenuhi Roh Kudus, itu omong kosong. Kalau hidup Anda memiliki kesucian, dalam pikiran, perkataan, dan kelakuan, maka itu menandakan di dalam hidup Anda ada benih yang suci dari Roh Kudus.
Jika dalam hidup Anda ada roh kasih, roh setia, roh yang sabar, roh yang mawas diri, roh sukacita,maka itulah buah Roh Kudus yang menyatakan sifat-sifat-Nya dalam hidup Anda. Buah menyatakan akan jenis dari hidup itu. Anda harus lebih memperhatikan hal-hal yang tidak mungkin dipalsukan, lebih dari hal-hal yang mungkin dipalsukan.
Orang yang menyimpan banyak kebencian didalam hatinya, tidak mungkin tidak banyak mengutuk orang lain di dalam perkataannya. Tetapi orang yang banyak mempunyai cinta kasih di dalam hatinya, dengan sesungguhnya akan mengeluarkan kelakuan dan perbuatan yang sejati. Apakah segala yang Anda katakan itu benar, baik, setia, suci dan adil? Tuhan kita adalah Tuhan yang memberikan benih yang baik. Dalam kitab Yeremia, firman Tuhan berkata bahwa anggur-anggur pilihan yang ditanam-Nya berubah menjadi anggur-anggur berbau busuk dan liar (Yeremia 2:21). Apakah hidup Anda sesuai dengan firman? Nyatakan benih dengan jenis yang sesungguhnya yang murni!
5. Buah Merupakan Tanda Derajat Hidup Yang Baru
Buah yang kita nyatakan menunjukkan sampai di mana derajat hidup kita. Peribahasa Tiongkok mengatakan: Dari mulut anjing tidak mungkin keluar gading. Anda tentu merasa aneh kalau ada seekor anjing yang mempunyai gading, tetapi jika di dalam mulut gading yang dewasa lalu keluar gading, itu memang wajar. Tidak setiap gajah memiliki gading, tapi pada suatu taraf tertentu, gading gajah akan keluar.
Demikian juga hidup kita, jangan sekali-kali kita meniru cara orang rohani. Jika seorang rohani berbuat ini dan itu, janganlah selalu menirunya karena bagi orang tersebut hal itu adalah wajar namun bagi kita hal tersebut merupakan paksaan. Bagi orang-orang tertentu, apa yang dikatakannya cocok dengan pribadi dan tingkah lakunya,karena baginya itu alamiah. Tetapi bagi orang yang meniru-niru maka hal itu merupakan paksaan.
Sebuah gelas yang terus menerus diisi penuh dengan air akan meluap. Jika Anda melihat orang rohani yang terus menerus mengalirkan berkat bagi orang lain, lalu Anda ingin menjadi sama seperti dia, itu ibarat gelas yang mengalirkan air melalui pembocoran, bukan mengalirkan air melalui kelimpahan. Yang alamiah itu mengalir melimpah, yang paksaan itu mengalir karena bocor. Kelihatan sama-sama mengalirkan air, tetapi yang pertama adalah alamiah, dan yang terakhir karena paksaan. Berbuah itu harus alamiah, jangan bersaing terhadap orang lain.
Jika Anda selalu berusaha menyamakan diri Anda dengan orang lain yang rohani, meniru caranya mencintai Tuhan, caranya berbicara, caranya berdoa dan sebagainya, maka Anda akan memaksakan sesuatu yang tidak seharusnya. Biarlah Anda menghasilkan buah secara alamiah, mengalir secara alamiah. Karena memaksa diri sendiri seperti orang lain, itu tidak ada gunanya.
Jika orang lain memberikan persembahan yang jumlahnya cukup besar, lalu Anda pun karena memaksakan diri supaya sama seperti orang itu memberikan persembahan dalam jumlah cukup besar padahal Anda tak mampu, bukankah persembahan Anda itu tidak berguna? Jika orang lain bersaksi dengan kalimat-kalimat yang panjang, lalu Anda juga ingin seperti dia bersaksi di atas mimbar dengan kalimat-kalimat sama banyaknya meski dipaksakan, tentu itu akan membuat isi kesaksian Anda menjadi sembarangan saja. Jika orang lain membuat sesuatu yangt benar, lalu Anda juga meniru dia membuat sesuatu yang benar untuk sekedar menyaingi orang tersebut, maka hal itu juga tidak ada gunanya.
Buah adalah hasil yang alamiah, sehingga tidak ada pohon yang bisa dipaksa untuk berbuah. Waktu pohon sudah sampai tarafnya berbuah, maka buah akan muncul. Namun karena ada perbedaan derajat,maka walaupun dalam satu pohon, tentu ada buah yang masam dan ada buah yang manis. Mulai sekarang janganlah Anda meminta sesuatu pada Tuhan sesuai dengan kehendak sendiri ataupun memaksa Tuhan untuk taat kepada Anda, itu bukanlah doa.
Berdoalah supaya Anda digarap oleh Tuhan sehingga bertumbuh, betul-betul mengerti dan betul-betul menghasilkan buah secara alamiah seperti apa yang diinginkan oleh Tuhan. Berjanjilah kepada Tuhan dalam doa untuk tidak lagi menjadi orang yang egois seperti sebelumnya, tidak lagi menjadi orang Kristen yang tidak berbuah, tidak lagi menjadi orang Kristen yang kekanak-kanakan,tetapi menjadi orang Kristen yang mau berbuah di dalam anugerah Tuhan dan yangmemuliakan Dia.
B. PRINSIP DAN PENERAPAN HIDUP BERBUAH
Sebelum Yesus Kristus naik ke atas kayu salib, Ia mengumpulkan semua murid yang dicintai-Nya, menunjukkan kepada mereka akan kasih yang tuntas, kasih yang sampai kesudahan kepada mereka. Dalam Yohanes 15 kita melihat pengajaran penting dari Tuhan Yesus tentang hidup yang berbuah, yang berlainan dengan banyaknya ajaran orang masa kini tentang buah yang dihasilkan Roh Kudus. Dalam Injil Yohanes pasal 14 dan 16, pekerjaan Roh Kudus dipaparkan dengan jelas, antara lain mempertobatkan orang dan mengajar orang tentang kebenaran. Tetapi Yohanes 15 memiliki tempat tersendiri, karena didalamnya mengajar bahwa hidup yang berbuah yaitu hidup sesudah dipenuhi Roh Kudus.
Tanpa Roh Kudus tidak ada orang yang sungguh-sungguh bisa hidup suci, memiliki buah yang sungguh-sungguh, dan perlengkapan untuk berani memberitakan Injil. Dalam pasal ini, istilah Roh Kudus tidak banyak muncul, karena tersisip di dalam hidup kita yang berkaitan dengan Tuhan, hidup manusia digabungkan dengan suatu kekuatan yang mengeluarkan kuasa hidup yang berasal dari pokok kepada carang.
Yesus berkata: “Akulah pokok anggur yang sejati dan kamulah ranting-rantingnya.” Dari pokok sampai ke carang (ranting) ada cairan yang menggabungkan dan itu sebenarnya melukiskan pekerjaan Roh Kudus yaitu dengan menggabungkan kita sebagai orang beriman kepada sumber iman kita yaitu Yesus Kristus. Ada orang Kristen yang melayani Tuhan tidak habis-habis, tapi selalu merasa kurang melayani;dan sebaliknya ada pula orang Kristen yang tak pernah melayani tetapi merasa dirinya adalah orang Kristen yang cukup baik. Adakah pekerjaan Roh Kudus dalam kita pada saat melayani Tuhan?
Doktrin yang paling penting dan paling banyak ditiru serta disamar-samarkan dengan ajaran yang palsu dan tidak beres adalah doktrin tentang Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh yang suci. Segala gejala-gejala kehidupan di luar yang kelihatannya suci tetapi tidak mengakibatkan kesucian yang sesungguhnya yang keluar dari dalam hidup Anda,tidak pernah menjadi tanda bahwa orang itu sungguh-sungguh dipenuhi Roh Kudus.
Pada waktu Yesus Kristus berkata, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu….”(Yohanes 15:7); ini menunjukkan suatu penggabungan yang hanya mungkin dikerjakan oleh Roh Kudus. Kristus berada dalam diri kita melalui hadirnya Roh Kudus, kita bersatu dengan Kristus melalui penggabungan yang dilakukan Roh Kudus. “Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kudus, ia bukan milik Kristus.” (Roma 8:9).
Roh Kudus menggabungkan kita dengan kematian Yesus Kristus, dan dengan otomatis juga menggabungkan kita dengan kebangkitan Yesus Kristus. Karena Roh Kudus telah membangkitkan Kristus dengan kuasa kebangkitan,maka Roh Kudus juga akan membangkitkan kita dengan kuasa kebangkitan yang sama. Dengan kuasa Roh Kudus, kita boleh melayani dengan tidak mengenal lelah,melayani tanpa memperhitungkan pengorbanan, melayani dengan kerelaan dan sukacita, serta berbuah terus dalam hidup yang berkelimpahan.
Ada perbedaan besar antara orang yang hidupnya papa dengan orang yang hidupnya kaya. Orang yang hidupnya kaya, terus mengalirkan anugerah dan berkat Tuhan. Dari mulut dan perkataannya mengalir perkataan yang indah bagaikan madu rohani, tingkah lakunya memberikan teladanyang membangun bagi orang lain, hidup yang limpah dihasilkan dari kepenuhan Roh Kudus. Waktu Roh Kudus memenuhi seseorang dan betul-betul mengurapi seseorang, maka orang ini mengeluarkan kalimat yang indah, sifat dan tingkah laku yang indah, ketegasan dan keadilan yang seturut kehendak Allah, kesucian, tidak kompromi dengan dosa dan penuh dengan kesabaran terhadap sesama manusia – orang ini tidak toleran terhadap dosa, tetapi mengasihi orang berdosa.
Beberapa prinsip yang Tuhan berikan tentang bagaimana berbuah, kita dapatkan di sini:
1. Senantiasa Berada Dalam Tuhan
Istilah senantiasa berada di dalam Tuhan, memiliki dua arti yaitu kontinuitas dan konsistensi. Banyak orang tidak mengerti akan kontinuitas ini sehingga mereka kadang-kadang cinta Tuhan, kadang-kadang cinta hantu; kadang-kadang pergi kepada Tuhan, kadang-kadang pergi ke klenteng. Orang seperti ini tidak memelihara suatu kesetiaan di dalam kontinuitas. Keadaan senantiasa ini menjadikan kita orang yang terus hidup di dalam Tuhan.
Jika kita memerlukan 300 liter oksigen tiap hari untuk bernafas, bolehkah jika kita selama dua jam berturut-turut bernafas dan berusaha menghirup 300 liter oksigen, lalu selama sepuluh jam berikutnya tidak bernafas lagi? Tidak, karena hidup memerlukan suatu kontinuitas, satu keberlangsungan. Senantiasa merupakan suatu keberlangsungan yang sinambung untuk memelihara diri di dalam Tuhan.
Setan selalu berkata: “Ayo keluar dari hidup dalam cinta Tuhan, ambil cuti dan nanti setelah ambil cuti baru kembali lagi ke kandang Tuhan.” Prinsip firman Tuhan selalu berkata: “Hendaklah kita selalu berada di dalam cinta Tuhan, jangan menjadi seorang yang hari ini panas, besok dingin, hari ini giat, besoknya tidak.” (band. Wahyu 3:14).
Ini adalah hal yang paling sering terjadi di kalangan pemuda-pemudi yang mau melayani Tuhan. Lebih mudah memulai pelayanan bagi Tuhan daripada memelihara kontinuitas pelayanan itu. Lebih mudah mati bagi Tuhan daripada hidup setengah mati bekerja bagi Tuhan selama berpuluh-puluh tahun dalam dunia. Konsistensi dan kontinuitas harus terus menerus terjadi dalam hidup melayani Tuhan. Hendaklah kita tetap berdoa meminta jiwa yang senantiasa tetap berada di dalam kasih Tuhan.
Banyak orang Kristen tidak dapat berbuah karena mereka menolak untuk terus menerus taat kepada Tuhan. Mereka taat hanya untuk sementara waktu lalu setelah itu mencoba untuk menipu dan memanipulasi kemudian meninggalkan Tuhan. Jangan bermain-main dengan Tuhan, karena Tuhan adalah TUHAN, maka Anda harus menyerahkan diri untuk taat. Adakah yang mengganti tempat Tuhan di dalam hati Anda? Apakah konsistensi dan kontinuitas Anda melayani Tuhan masih seperti dulu atau tidak?
Yesus mengatakan jika Anda selalu berada didalam Dia, maka Anda akan berbuah. Cara kesuksesan berbuah yang sejati, yaitu terus menerus berada di dalam Tuhan, bukan hidup kerohanian yang panas-dingin. Ikan yang hidupnya di permukaan laut adalah ikan yang ikut arus dan ombak. Waktu permukaan laut tenang, ikan itu ikut tenang; waktu ombak bergolak, ikan itu bergolak karena ia terpengaruh oleh permukaan laut yang tidak tetap itu. Tidak demikian halnya dengan ikan yang hidup di laut yang dalam. Biar bagaimana pun ombak bergolak ia tetap stabil. Kita memerlukan kestabilan dan kemantapan rohani yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, senantiasa berada di dalam Tuhan – ini adalah rahasia berbuah yang pertama.
2. Suci Di Dalam Firman
Yesus berkata: “Kamu memang sudah bersih karena firman yang Kukatakan kepadamu” dan “firman-Ku tinggal di dalam kamu.” Darimanakah kesucian dihasilkan? Sebagai orang Kristen, bagaimanakah kita bisa menjadi lebih suci? Apakah dengan doa kita bisa langsung menjadi suci? Alkitab ada mengajarkan tentang doa memohon kesucian, hati yang lurus dan hidup yang suci.
Pemaparan Alkitab tentang cara yang konkrit untuk hidup yang suci adalah hidup menjadi suci karena firman bekerja di dalam hati. Firman Tuhan mempunyai kuasa penyucian yang tidak bisa dibandingkan dengan yang lain. Salah satu contohnya mungkin Anda pernah alami, yaitu saat di mana Anda sungguh-sungguhmempersiapkan hati dan diri untuk mengikuti kebaktian, membuka hati Anda seperti tanah yang sudah dipersiapkan untuk ditanami benih. Lalu waktu Anda mendengarkan khotbah, hati Anda diterangi dan ditelanjangi oleh perkataan-perkataan dari firman Tuhan yang diucapkan oleh pengkhotbah, sehingga Anda melihat diri sendiri begitu banyak kesalahan yang perlu dibereskan di hadapan Tuhan.
Ada dua tanggapan jika Anda dalam keadaan seperti ini, pertama, yaitu Anda dapat saja bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa, walaupun firman Tuhan sudah menerangi hati Anda. Kedua, yaitu Anda bersikap mengoreksi diri dan membersihkan diri kembali. Yang manakah yang menjadi respons Anda?
Yesus Kristus mengatakan bahwa firman itu membersihkan. Jikalau firman membersihkan Anda, maka Anda akan berbuah. Hari ini terlalu banyak orang Kristen tidak bisa berbuah, tidak mempunyai kekuatan berbuah karena hidupnya tidak dibersihkan firman Tuhan. Jika motivasi tidak bersih, maka perkataan kita tidak mungkin mengandung kuasa. Tuhan tidak akan mengaruniakan kuasa bagi mereka yang memiliki motivasi-motivasi yang tidak beres dalam melayani Dia.
Jikalau kita menjadi orang Kristen yang tidak bersih,baik dalam pikiran, hati dan tangan, maka kita tidak mungkin mempunyai kuasa untuk berbuah. Apakah hubungan antara firman Tuhan dan kesucian? Yesus Kristus dengan jelas mengatakan dalam Yohanes 17:17, “Kuduskanlah mereka (murid-murid Kristus) dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” Hanya melalui kebenaran-lah manusia bisa menjadi suci dan itu berada di dalam firman Tuhan. Itu sebabnya, jika kita tidak memberitakan firman, tidak mungkin ada pengudusan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh kebenaran yang menguduskan.
Waktu kita mendengarkan dan menerima firman,firman itu sendiri menjadi cahaya menerangi segala kesalahan dan dosa yang ada pada kita. Firman itu sekaligus menjadi pisau yang mengoperasi dan membuang segala yang tidak beres dalam hidup kita. Firman itu juga menjadi seperti air yang menguduskan kita. Jikalau Anda sudah mendengarkan khotbah selama puluhan tahun dan kelihatan menjadi seorang Kristen yang tua, tetapi hidup Anda lebih najis dari sebelumnya, celakalah Anda!
Jikalau Anda sudah masuk ke dalam gereja, lalu setelah kebaktian Anda keluar dan hidup lebih kotor daripada sebelum masuk ke gereja atau tanpa ada perubahan, maka kebaktian yang Anda ikuti itu tidak menjadi berkat bagi Anda. Kebaktian itu bukan menjadi berkat tetapi menjadi kutukan, dan firman yang Anda dengarkan akan menjadi tuntutan yang menghakimi Anda pada hari kiamat. Mengapa banyak orang yang membaca Kitab Suci sambil menghakimi dan menuntut orang lain?
Alkitab mengatakan bahwa barangsiapa datang kepada firman Tuhan, sama seperti berdiri di hadapan cermin (Yakobus 1:22-24).Waktu melihat cermin, maka yang Anda lihat bukanlah cermin itu sendiri tetapi diri Anda. Bukankah jika Anda melihat cermin, maka yang Anda lihat adalah diri Anda sendiri? Dengan melihat diri di cermin, maka Anda dapat tahu ketidak-beresan dalam diri Anda, kotornya Anda dan kurang bagusnya Anda. Waktu Anda melihat kotornya diri Anda melalui cermin, bukankah Anda bersyukur dapat melihat hal itu, lalu pergi membersihkan diri? Demikianlah seharusnya yang kita lakukan bila kita mendengar firman Tuhan.
Mintalah Tuhan membersihkan diri Anda. Setiapkali sebelum membaca Kitab Suci, berdoalah mohon penyucian dari Tuhan, dan setiap kali setelah membaca Kitab Suci, hiduplah lebih suci. Setiap kali sebelum mendengarkan khotbah, bersiap untuk rela dibersihkan oleh firman. Setelah mendengarkan khotbah, hiduplah lebih bersih. Dengan hidup secara demikian, Anda bisa berbuah bagi Tuhan.
3. Pemotongan dan Pembersihan Daun
“Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang sudah Kukatakan kepadamu.” Dalam terjemahan lain, kata dibersihkan berarti dipotong supaya lebih rapi. Apa yang tidak diperlukan harus dibuang, sehingga yang sisa adalah yang perlu saja.
Mendidik anak-anak memerlukan bijaksana seperti Tuhan memotong daun-daun yang tidak perlu tumbuh. Kenakalan anak-anak harus diperhatikan dengan saksama, kalau perlu dihukum dengan bijaksana. Marah-marah tidak ada gunanya dalam pendidikan anak, tetapi mendidik dengan ketat, dengan mengingat bahwa apa-apa yang tidak perlu dalam diri mereka mesti dibersihkan. Itulah pendidikan yang efisien dan efektif.
Hal-hal yang bersifat membesarkan diri harus dipotong demi hidup yang berbuah. Apa yang merupakan kemuliaan diri dan kebanggaan-kebanggaan Anda akan dipotong oleh Tuhan supaya Anda berbuah. Pada waktu ‘gunting’ Tuhan memotong Anda, hendaklah Anda bersabar. Kadang-kadangTuhan mengambil pacar Anda atau anak yang paling Anda cintai, karir, kecukupan materi, atau hal lain yang tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya dan bahkan hari depan kelihatan begitu suram sehingga kita tidak tahu apa yang harus kita perbuat. Mungkin Anda bertanya: “Dimanakah Tuhan? Aku tidak melihat kemuliaan-Mu. Di manakah Tuhan? Aku tidak melihat penyertaan-Mu.” Tuhan tinggal diam seolah-olah tidak menjawab sampai Anda mengerti firman yang mengatakan bahwa Dia sedang membersihkan dan memotong daun-daun yang merintangi Anda berbuah.
Pada waktu api yang besar menelan kota London, maka setelah selesai kebakaran besar itu, raja Inggris menugaskan seorang arsitek yang besar bernama Christopher Ramm membangun kembali gereja St. Paul yang megah. yang lalu dipakai oleh pangeran Charles melangsungkan pernikahan. Ukiran-ukiran yang besar dan bagus dipasang kira-kira 260 kaki tingginya dari tanah.
Ada seorang yang mengukir salah satu hiasan di situ dan berdiri pada tempat tertinggi dari gereja itu. Ia sedang memandangi hasil ukirannya yang baru saja selesai. Tetapi secara tidak sadar, ia memandangnya sambil berjalan mundur setapak demi setapak sampai sudah berada di ujung papan pembatas. Jika ia mundur setapak lagi ia pasti jatuh dan mati. Seorang rekan dipinggirnya melihatnya, lalu amat terkejut karena posisi berdiri rekan pengukiritu sudah amat berbahaya, bahkan mungkin jika ia berteriak memperingatkan malah akan membuat rekan tersebut jatuh.
Akhirnya tidak ada cara lain, maka ia mengambil kuas seorang yang sedang mengapur dinding dan merusak hasil ukiran rekannya itu. Waktu ukiran tersebut dicat tidak karuan oleh rekan yang berusaha menyelamatkannya itu, si pengukir amat marah dan langsung menghampiri dia dan mau memukulnya. Tapi orang itu lalu memperingatkan dan menunjuk tempat di mana si pengukir itu berdiri. Akhirnya si pengukit sadar bahwa rekannya itu sedang berusaha menyelamatkan dirinya.
Demikian Tuhan kita, kadang-kadang Dia merusak gambaran yang kita idam-idamkan, mengambil orang yang paling kita cintai dan memberikan hal-hal yang paling sulit dalam hidup kita. Cara Tuhan seringkali melawan logika dan pikiran manusia, tetapi justru cara Tuhan adalah cara yang terbaik.
Mungkin sudah lama Anda marah dan dengan tangisan Anda berdebat dengan Tuhan, tetapi biarlah Anda mendengar suara Tuhan yang penuh kasih, yang mengatakan bahwa hal itu perlu dikerjakan dalam diri Anda untuk kebaikan Anda. Bisakah Anda dengan air mata kembali kepada Tuhan dan bersyukur atas ‘gunting’ Tuhan yang sedang memotong daun-daun yang indah dalam diri Anda sehingga Anda kelihatan gundul? Maukah Anda tetap mencintai Tuhan? Maukah Anda mendapatkan rahasia hidup berbuah?
BAB III : HIDUP KRISTEN YANG BERBUAH
BUAH-BUAH ORANG KRISTEN
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:1-8)
“Hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:8)
“Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.” (Roma 6:22)
“Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,” (Efesus 5:8-9)
“Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.” (2 Korintus 9:10)
“Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” (Ibrani 13:15)
“Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibrani 12:9-11)
Pada waktu Tuhan menciptakan pohon-pohon, maka Ia memerintahkan pohon-pohon itu untuk berbuah. Dalam buah ada benih. Maka urutannya adalah pohon – buah – benih. Di dalam benih tersimpan hidup yang baru. Di dalam hidup yang baru tersimpan potensi untuk berbuah. Inilah cara Tuhan dalam menciptakan sesuatu. Hidup mengandung unsur materi, tetapi hidup mempunyai sifat positif yang melebihi sifat materi yang pasif. Materi tanpa hidup adalah materi yang bersifat pasif, tidak bertumbuh dan berbuah. Tetapi hidup yang bisa berbuah mempunyai sifat positif karena berlainan dengan kepasifan dari materi.
Pada malam terakhir sebelum disalibkan, Tuhan Yesus mengatakan tentang satu keadaan yang begitu indah yang diberikan-Nya kepada para murid-Nya, “Aku adalah pokok anggur yang sejati dan Bapa-Kulah pengusahanya.” Yesus Kristus menyatakan diri sebagai Sumber hidup dan kita semua hanya ranting-ranting di atas pohon yang diasuh dan diusahakan oleh Bapa di sorga. Ranting yang menyimpan firman di dalamnya akan berbuah, sedangkan yang tidak akan menjadi kering, dikumpulkan dan dibakar.
Kalimat dalam Yohanes 15:5, “Sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat-apa-apa.” Persis artinya dengan satu kalimat yang diucapkan oleh Confusius 2600 tahun yang lalu, “Kalam atau Firman tidak boleh kita tinggalkan untuk sekejap matapun.” Menurut Confusius, Kalam itu mempunyai kaitan dengan hidup kita. Maka jika kita terlepas darinya walaupun hanya untuk satu momen saja kita akan mati. Confusius memiliki pengenalan bahwa eksistensi manusia berdasar dari eksistensi total, atau sumber eksistensi. Keberadaan manusia tergantung pada Dia yang memberikan hidup.
Confusius tidak mengatakan, “Kalau engkau meninggalkan aku, engkau tidak bisa berbuat apa-apa.” Dia sendiri mengetahui bahwa dia bukan sumber kehidupan dan keberadaan itu. Tetapi Yesus Kristus berkata, ”Barangsiapa meninggalkan Aku, dia tidak dapat berbuat apa-apa.” Penggabungan antara kita dengan Kristus sebagai Sumber hidup adalah rahasia kekonsistenan hidup dan keberadaan kita untuk berbuah. Buah apakah yang seharusnya dihasilkan oleh orang beriman kepada Yesus Kristus.
Dalam semua agama yang besar yang pernah dianut dan dijalankan manusia pada akhirnya hanya akan menemukan satu buah yaitu kelakuan baik. Tetapi Alkitab memberikan pengajaran akan hidup berbuah yang sempurna dan limpah adanya.
A. BUAH PERTOBATAN
Hati pertobatan dan buah pertobatan adalah dua hal yang berbeda. Hati pertobatan ada di dalam sedangkan buah pertobatan ada di luar. Hati pertobatan adalah suatu niat, sedangkan buah pertobatan adalah perbuatan. Hati pertobatan dilihat oleh Tuhan Allah, sedangkan buah pertobatan disaksikan oleh manusia. Pertobatan mempunyai dua aspek besar. Aspek di dalam dan aspek di luar. Pertobatan bukan merupakan satu pengakuan di mulut atau satu pengakuan di otak semata-mata, tetapi perubahan sifat dasar dari sikap hidup dan arah hidup dari kegelapan menuju kepada terang yang diperkenan oleh Tuhan. Pertobatan adalah betul-betul membenci dosa dan kembali kepada Tuhan, berkenan di hadapan Tuhan Allah. Tapi mungkinkah hati demikian dihasilkan oleh orang berdosa sendiri?
Alkitab dengan jelas berkata kepada kita bahwa pertobatan bukanlah syarat untuk dilahirkan kembali. Tetapi justru Roh Kudus memperanakkan manusia berdosa sehingga mengakibatkan manusia bertobat. “Saya bertobat sehingga Tuhan menerima dan memberikan hidup baru kepada saya.” Ataukah “Tuhan memberikan hidup yang baru melalui mendengar firman sehingga mengerjakan satu pertobatan dalam diri saya?” Paulus begitu keras memberikan penghakiman kepada mereka yang mengatakan bahwa setelah percaya kepada Tuhan Yesus, orang harus disunat lagi (Kisah Para Rasul 15:1-2 dan Galatia 5:1-12). Kalimat-kalimatnya begitu keras karena ia tahu bahwa tidak semua ajaran itu sama dan Alkitab dengan begitu jelas mengajarkan kepada kita untuk mempertahankan kebenaran.
Hati pertobatan bukan suatu hal lahiriah, melainkan satu perubahan total dalam jiwa. Allah memberikan hidup baru kepada seseorang sehingga melalui hidup baru itu menghasilkan suatu perasaan benci kepada dosa. Firman Tuhan mengatakan, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.” Tuhan tidak berubah apa-apa jika seseorang menjadi Kristen, tetapi perubahan pasti ada dari diri orang Kristen menjadi orang yang menerima anugerah pengampunan dosa. Setelah Roh Kudus memperanakkan kembali seseorang, ada tiga tahap yang terjadi:
1. Menumbuhkan Iman
Iman datang dari pendengaran akan firman Kristus (Roma 10:7). Faith comes by hearing, dan bukan faith comes by healing. Iman kepercayaan yang memegang janji Tuhan dan yang mengerti firman Tuhan serta mengkaitkan diri dengan rencana Allah yang kekal, itulah iman yang dimaksudkan Alkitab. Jika seorang mengatakan, “Saya percaya Yesus hebat!”, maka itu bukan hasil pekerjaan iman yang menyelamatkan, namun hanya satu pengakuan kuasa Ilahi.
Iman kepercayaan yang dihasilkan melalui pendengaran firman mengakibatkan benih yang mempunyai satu kaitan dengan janji dan kebenaran Allah dan mengakibatkan keselamatran bagi kita masing-masing. Iman bekerja menjadi kebenaran yang bersinar dan memberi iluminasi kepada kita untuk mengerti firman. Roh Kudus melalui firman dan kebenaran mencerahkan pikiran menusia sehingga mereka sadar dan bertobat.
2. Menggerakkan Emosi
Setelah mengerti firman melalui pencerahan dari Tuhan, kita mulai mencintai firman Allah. Cinta kepada firman berasal dari Roh Kudus yang menggugah emosi. Roh Kudus menggugah emosi manusia untuk mencintai Alkitab.
3. Menaklukkan Diri Kepada Kebenaran Firman Tuhan
Yang dulu suka sekarang benci, yang dulu benci sekarang suka. Dulu dan sekarang mengalami perubahan dan perubahan ini dinyatakan di dalam buah pertobatan. Orang-orang di kantor, di rumah, di sekitar, tidak mengetahui hati kita yang bertobat, tetapi mereka melihat buah-buah pertobatan kita.
Sebelum Tuhan Yesus melayani dalam dunia ini, Yohanes Pembaptis telah muncul terlebih dahulu dan menegur dengan keras agar manusia bertobat. Yohanes adalah seorang hamba Tuhan yang penuh Roh Kudus sebelum ia lahir. Peristiwa ini tidak pernah ada lagi selain Yesus Kristus, sebab Dia adalah Allah sendiri yang berada dalam rahim manusia. Tetapi di hadapan Allah, satu-satunya orang yang dipenuhi Roh Kudus sebelum dia dilahirkan adalah Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis berkhotbah dan dipenuhi Roh Kudus sehingga ia dapat berkhotbah dengan keras kepada orang-orang: “Bertobatlah kamu sebab kerajaan sorga sudah dekat.”
Dari zaman Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, fokus dari berita Allah adalah agar orang berdosa datang kembali kepada-Nya. “Kembalilah kepada-Ku!” Teriakan ini mengajak kepada kita untuk bertobat, itu adalah berita anugerah dari Tuhan. Kalimat-kalimat yang penuh dengan madu yang menipu dan kosong adalah kesalahan dari banyak orang di segala zaman. Terlalu sedikit nabi yang berani menegur dosa, karena mulutnya tertutup jika orang memberikan fasilitas kepadanya. Asal diberi fasilitas, maka nabi-nabi itu mengatakan: “Selamat.” Tetapi nabi yang sungguh-sungguh setia, membawa berita Tuhan yang tidak terpengaruh oleh penerimaan dari pihak manusia (band.Yeremia dan Hananya, dalam Yeremia 28:1-17; juga Mikha bin Yimia dan Zedekia bin Kenaana dalam 1 Raja-raja 22:1-28).
Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan dengan seruan yang mendesak, supaya orang melihat bahwa mereka tidak dapat memilih kesempatan dan waktunya untuk bertobat sekehendak mereka. Perhatikan kalimat: “Kerajaan Sorga sudah dekat!” Ini berarti kalau Tuhan memberikan kesempatan untuk bertobat, maka janganlah manusia mempermainkan kesempatan ini karena satu hari kelak semua orang harus berdiri di hadapan Allah. Tuhan menunda penghakiman-Nya atas orang yang tidak mau bertobat pada akhir hidup mereka ataupun pada hari kiamat. Dosa sebagian orang langsung mengejar mereka selama masih hidup dan dosa sebagian lain mengejar pelakunya pada hari penghakiman terakhir.
Nabi Elia dikecam oleh raja Ahab karena kesetiaannya menyampaikan kehendak Allah yang melawan penyembahan Baal. Tetapi dengan tegas Elia mengatakan: ”Kalau Baal itu Allah, ikutilah dia.” Setelah waktunya ditetapkan, maka empat ratus lima puluh nabi-nabi Baal bertemu dengan nabi Elia. Mereka berdoa. Bagaimana cara nabi palsu berdoa? Dengan teriakan-teriakan paling keras dari pagi sampai tengah hari kepada Baal agar mengirimkan api, tetapi api tidak turun. Lalu mereka berjingkat-jingkat sekeliling mezbah sambil menoreh-noreh diri sehingga darah bercucuran dan kerasukan, tetapi api tidak kunjung turun. Setelah semua itu, barulah Elia berdoa kepada Tuhan memohon api turun dari langit membakar persembahan di atas mezbah. “Tuhan nyatakanlah bahwa Engkau Allah dan nyatakanlah bahwa aku ini hamba-Mu.” Maka kemudian api turun dari langit, lalu seluruh bangsa Israel kembali kepada Allah (1 Raja-raja 18:16-40). Elia adalah seorang yang telah mengubah situasi kerusakan agama yang tidak disadari oleh bangsa Israel dalam Perjanjian Lama.
Juga dalam Perjanjian Baru, ada satu orang yang tanpa kompromi telah berkhotbah sehinmgga menggoncangkan seluruh masyarakat. Pada zaman itu sudah banyak imam orang Lewi, sudah banyak pemimpin agama dan ahli Taurat. Tetapi Tuhan tidak mau memakai mereka ataupun Bait Suci di Yerusalem yang megah untuk menyatakan kehendak-Nya melainkan memakai Yohanes Pembaptis di padang pasir.
Yohanes berkhotbah di tempat di mana ada angin ribut, panas terik matahari bahkan tidak ada mimbar, karena Tuhan tidak tergantung pada gedung yang besar ataupun uang yang banyak. Tuhan menyatakan, kalau bukan karena Roh-Nya yang menggerakkan, maka semua tidak terlaksana. Yohanmes Pembaptis tidak pernah melakukan mujizat satu kalipun, tetapi berita yang disampaikannya adalah: “Bertobatlah kamu!” Ini adalah khotbah yang tidak enak didengar, tetapi inilah berita yang dinyatakan Roh Kudus kepadanya.
Maukah kita berdoa memohon agar Tuhan senantiasa membangkitkan hamba-hamba-Nya yang betul-betul jujur dan dengan penuh cinta kasih berani menegur dosa? Allah adalah Allah yang suci, Allah yang adil, Allah yang tidak dapat dipermainkan. Barangsiapa bermain-main dengan Allah, orang itu sedang membuang dirinya sendiri dalam kesesatan. Nyatakanlah buah-buah pertobatan Anda. Hati pertobatan ada di dalam, tetapi buah pertobatan ada di luar.
Pada waktu Zakheus bertobat, ia berkata: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” (Lukas 19:8). Bertobat terjadi dalam hati tetapi buah pertobatan dilihat dari kelakuannya. Jika seorang beriman tidak menunjukkan kelakuan yang benar maka imannya itu mati adanya (Yakobus 2:17). Tuhan mau memberikan kita kekuatan untuk bertobat dan saya katakan dengan tulus: Bertobatlah, tinggalkanlah hidup yang lama, berjanjilah di hadapan Tuhan berdasarkan cinta kasih Kristus yang telah mati untukmenebus dosa kita, membersihkan hati nuraniu dan dengan airmata di hadapan Tuhan katakanlah: “Saya mau menyatakan buah pertobatan.” Dan sesudah Anda mengatakannya dalam doa, lakukanlah dalam tindakan.
B. BUAH PENGUDUSAN
Buah orang Kristen pertama adalah buah pertobatan, tetapi buah kedua adalah buah Pengudusan. Tetapi sekarang... (Roma 6:22). Dulu kita adalah hamba dosa, sekarang hamba kebenaran. Dulu kita begitu rela melakukan dosa, sekarang perubahan dalam diri orang bertobat menghasilkan adanya kerelaan untuk menjadi orang yang suci, yang rindu dan mau meletakkan kebebasan diri di bawah tangan Tuhan.
Dulu kita diperhamba oleh setan, tetapi kita tidak memiliki kekuatan untuk melawan bahkan sebaliknya setuju dengan hal itu. Tetapi Kristus mencurahkan darah mengganti kita dan mengalahkan setan. Dia (Kristus) berkata: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yoh.14:15). Itulah artinya hidup orang Kristen.
Dengan satu kebebasan yang mengenal kebenaran, rela menyerahkan diri dengan penuh ketaatan kepada Dia yang sudah mati bagi kita. Serahkanlah tangan, kaki, mata, telinga, fungsi seks, dan seluruhnya dalam jalur kebenaran, Menyanyilah dan persembahkanlah musik yang agung bagi-Nya, pakailah otak yang pintar untuk memikirkan kehendak Tuhan. Ini yang disebut buah Pengudusan.
Buah Pengudusan membawa kepada hidup yang kekal. Mungkin Anda berkata : “Kalau sudah mendapat hidup yang kekal, mengapa harus ada lagi pengudusan yang membawa kepada hidup yang kekal?” Perhatikanlah bahwa hidup kekal sebagai status dan hidup kekal sebagai sesuatu kenikmatan sehari-hari adalah dua hal yang berbeda. Menikmati hidup kekal; setiap hari. Inilah buah Pengudusan.
C. BUAH TERANG
“Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,” (Efesus 5:8-9)
Setelah bertobat, kita menyatakan buah Pertobatan. Setelah mengejar kesucian, kita menguduskan tubuh kita. Sekarang kita menyatakan buah Terang.
Menjadi orang Kristen berarti mempunyai jiwa yang di dalamnya tidak ada kegelapan. Menjadi Kristen bukan hanya namanya saja, tetapi hatinya, matanya, pikirannya, rencananya, dan sikapnya adalah sikap di dalam terang. Orang seperti ini dapat menjadi kawan dan penolong yang sangat berharga. Jadikan diri Anda seperti ini untuk menjadi kawan bagi orang lain. Ada tiga buah terang yaitu kebajikan, keadilan dan kebenaran. Atau terjemahan yang lain yaitu kebaikan, keadilan dan kejujuran.
Orang yang hatinya berliku-liku selalu mempunyai perkataan yang tidak dapat dimengerti dengan jelas, tetapi anak kecil yang hatinya jujur tidak pernah mengatakan kepalsuan. Jadilah orang Kristen yang berani membuka topeng, baik itu di kantor, di rumah maupun di mana saja. Kejujuran merupakan bukti bahwa kita adalah anak terang. Jadilah orang yang jujur, tulus, ikhlas, di mana pun juga.
Arti pertama dari anak terang adalah jangan hidup berpura-pura. Arti yang kedua adalah hidup dalam cahaya firman, artinya berani dikoreksi sesuai dengan firman. Sikap sebagai anak-anak terang adalah rela menerima kritik, rela menerima koreksi atas kesalahan yang diperbuat, karena kesadaran bahwa setiap orang mungkin berbuat kekeliruan. Biarlah kita belajar untuk mau dikoreksi oleh Tuhan dan mau benar-benar meneliti Alkitab supaya terang Alkitab berbicara kepada kita. Arti ketiga yaitu hidup dengan bijaksana, sehingga setan tidak mempunyai tempat untuk menyerang Kekristenan.
Tuhan Yesus berkhotbah pada Nikodemus pada waktu malam hari, tetapi berkhotbah pada perempuan Samaria pada waktu siang hari. Bagaimana jika waktunya terbalik? Maka orang akan mengatakan Tuhan Yesus sebagai suami ke-tujuh dari perempuan Samaria itu. Yesus mencari orang yang tidak beres itu siang hari, tetapi Yesus menerima pemimpin orang Farisi itu pada malam hari. Mengapa? Karena Nikodemus akan mengalami kesulitan besar dari sekitarnya jika ketahuan orang Farisi lainnya. Tetapi kalau perempuan Samaria dikunjungi Yesus pada malam hari maka Yesus akan mengalami kesulitan besar dan celaan. Yesus begitu bijaksana. Kita tidak dapat mengatakan bahwa orang jujur itu bodoh. Orang bodoh belum tentu jujur. Yang paling celaka adalah orang yang bodoh dan tidak jujur.
Rasul Paulus menasihatkan Timotius agar melakukan segala sesuatu dengan baik dalam terang, supaya jangan orang lain menganggap dirinya rendah (1 Timotius 4:12; 2 Timotius 2:15). Setiap kita harus bijaksana dalam segala hal. Seringkali hal-hal yang kita anggap sepele sebenarnya adalah hal yang penting. Kita harus berhati-hati supaya dalam melakukan segala sesuatu dan kita berlaku sebagai anak terang. Manusia yang mengeluarkan kebajikan dari hati yang bersih.
D. BUAH KEBENARAN / KEADILAN
2 Korintus 9:8-10, menunjukkan suatu dalil yang tak pernah berubah dari zaman ke zaman, yaitu kebajikan akan menerima benih yang baru dari Tuhan. Amsal 3:27-28 mengajarkan bahwa jika kita mampu, hendaklah kita membagi-bagikan milik kita kepada mereka yang memerlukan.
Banyak orang yang mempunyai kebiasaan sepertinya merekalah orang yang perlu dibantu dan selamanya tak pernah berhenti berambisi untuk hanya mendapatkan apa yang dirasanya perlu. Orang memiliki kebiasaan untuk senang jika mendapatkan sesuatu dan tidak senang jikalau ia memberi sesuatu. Manusia mempunyai semacam kecenderungan egois. Tetapi siapakah yang benar-benar perlu dibantu? Orang yang betul-betul perlu dan orang yang merasa diri perlu adalah orang yang berbeda. Saya boleh merumuskan orang demikian dalam dua kalimat: “Orang yang menganggap dirinya perlu dibantu, justru tak perlu dibantu; tetapi orang yang sesudah betul-betul berusaha dan tetap tidak dapat mencukupi kebutuhannya, orang itulah yang harus kita perhatikan keperluannya.”
Orang Kristen hendaknya mempunyai etika inisiatif. Orang-orang beriman yang betul-betul berusaha dan tetap miskin harus kjita bantu dengan saksama. Orang Kristen harus mempunyai mata yang tajam untuk melihat, dengan bijaksana dari Tuhan tentang bagaimana membantu orang yang miskin. Kita sepatutnya membantu orang-orang yang perlu dibantu, dan mendidik serta memperhatikan bagaimana mempersiapkan orang-orang yang agung yang bisa dipakai Tuhan di kemudian hari. Jika dua hal itu bisa dikerjakan, maka gereja memiliki hari depan yang baik. Firman Tuhan menjanjikan satu hal kepada kita. Kalau engkau memberi kepada orang lain, maka Tuhan memberi kepadamu (Lukas 6:38). Orang yang tidak pernah sukacita untuk memberi kepada orang lain, ia tak pernah menjadi orang yang diberkati oleh Tuhan. Lebih berbahagia orang yangmemberi daripada orang yang menerima.
“Kalau kantung tidak berisi uang, itu bukan berarti miskin; tetapi kalau hati kosong tanpa niat untuk berjuang mencapai yang lebih baik, itu adalah kemiskinan seumur hidup”, demikianlah ibu saya sering menasihati kami anak-anaknya. Kalau kita mampu, janganlah lupa untuk membantu orang miskin yang perlu; dan bukan pula membantu mereka sedemikian rupa sehingga menjadi lumpuh tetapi membantu mereka untuk menjadi giat dan bisa berjuang, ini mengakibatkan suatu sharing dari iman kita kepada orang lain. Ibu saya harus bekerja berat setiap hari dari pagi sampai malam untuk membesarkan anak-anak, namun ia menggunakan setiap hari Jum’at pergi mengabarkan Injil dan mengunjungi orang sakit – demikianlah walaupun fisiknya lelah luar biasa, namun ia tetap memiliki sukacita di hatinya. Ibu saya menyisihkan apa yang bisa dibawanya dari rumah untuk memberi kepada orang-orang yang lebih miskin dari keluarga kami. Kesan-kesan seperti itu amat membekas dalam hati saya. Suka memberi akan buah kebenaran, kebajikan, keadilan, buah dari orang Kristen yang sejati. Selama ini ada berapa banyak uang yang ada pada Anda? Lalu sudah berapa banyak orang yang sudah Anda tolong?
Social Gospel itu melumpuhkan, tetapi Social Concern (menolong dan membantu mereka yang perlu) adalah ajaran dari Alkitab. Apakah orang memberi selalu akan menjadi miskin dan kekurangan? Suatu fakta kehidupan yaitu: Tak ada orang yang membantu orang lain dan akhirnya dilupakan oleh Tuhan. Alkitab berjanji bahwa orang benar yang suka membantu orang miskin tidak akan mempunyai keturunan yang menjadi pengemis (Mazmur 37:25).
Jika anak Anda mempunyai niat perjuangan, maka meskipun Anda tidak meninggalkan yang satu sen pun untuk dia, anak itu tidak mungkin mati karena tidak ada uang. Lebih-lebih jika orang tua bisa menjadi teladan dan contoh untuk berbuahkan kebenaran, maka benih kebenaran akan tertanam dalam diri anak mereka dan pada saatnya benih dalam hati anak akan membuahkan kebenaran pula.
Tuhan mempunyai dua pekerjaan yang khusus, Dia menyediakan benih untuk penabur dan roti untuk dimakan. Allah memberi benih dan memberi roti; manakah yang Anda lebih suka menerimanya? Roti atau benih? Roti bisa langsung dimakan tetapi benih mesti ditanam, perlu waktu untuk bertumbuh dan berbuah, dipanen. Lalu digiling dan dibakar agar bisa jadi roti. Banyak orang Kristen menginginkan roti tapi tidak banyak orang Kristen yang mau benih. Banyak orang mau supaya Tuhan langsung memberi apa yang mereka minta dalam doa, langsung menjawab apa yang mereka doakan – inilah orang Kristen yang suka roti, tapi tidak suka benih. Manakah yang lebih bijaksana, orang yang memohonkan benih atau orang yang memohonkan roti kepada Tuhan?
Orang yang meminta benih adalah orang yang lebih bijak, karena roti segera habis setelah kita makan, tetapi benih tak pernah berhenti bertumbuh dan membuahkan hasil. Alkitab mengajarkan agar kita menjadi orang yang bijak, bukan orang yang bodoh. Gereja yang bijaksana akan menanamkan benih firman Tuhan dan tentu saja untuk menuai hasilnya memerlukan waktu yang panjang dan penuh kesabaran. Lebih mudah mengadakan kebaktian yang besar daripada kebaktian yang bersifat stabil dan berkembang setahap demi setahap dan jelas dalam mengikuti pimpinan Tuhan.
Tuhan pemberi roti dan Tuhan pemberi benih adalah Tuhan yang sama, tetapi anugerah itu memberikan akibat yang berbeda. Barangsiapa yang banyak menolong orang lain dan berhati lapang untuk menolong orang lain, maka orang itu bukan hanya menerima roti, tetapi juga menerima benih. Bunga mawar yang hari ini Anda bisa lihat dan pegang, adalah bunga yang ada sebelum Adam tinggal di taman Eden. Setiap butir beras yang Anda makan, bersumber dari induknya dan sumbernya permulaannya ada sebelum Adam.
Rahasia hidup adalah benih yang terus-menerus berbuah. Kematian akan menelan satu generasi tetapi benih akan terus melanjutkan keturunan dan kematian akan ditertawakan oleh benih yang baru. Kita harus belajar memiliki semangat mempertumbuhkan dan merealisasikan bakat-bakat yang ada dalam diri kita, lalu sesudah secara optimal baik-baik memperkembangkannya untuk Tuhan dan untuk sesama, bukan untuk diri kita sendiri.
Roti adalah barang jadi yang enak dinikmati, tapi tidak bertumbuh lagi. Saya harap kita mempunyai sikap bijaksana yang memohonkan benih dari Tuhan, benih yang berakar dan berbuah dan mengolah buah dari benih tersebut sebagian menjadi roti dan sebagian lagi tetap sebagai benih – dengan demikian Tuhan memberikan kecukupan kepada kita.
E. BUAH BIBIR
“Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” (Ibrani 13:15)
Ucapan bibir yang memuliakan Tuhan adalah buah Bibir yang bersyukur kepada Tuhan, senantiasa berterima kasih kepada Tuhan dan mulutnya tidak dikotori oleh hal-hal yang tidak perlu yang mempermalukan nama Tuhan. Pada waktu mengalami kesulitan, kita selalu ditipu oleh setan dengan kalimat: “Tuhan telah melupakan engkau.” Pada waktu kita senang, setan berkata: “Lupakanlah Tuhan.”
Tuhan tak pernah melupakan kita dan seharusnya kita tak pernah melupakan Tuhan. Seringkali kita tidak konsisten dengan perkataan kita. Mulur dan bibir kita tidak mempunyai buah yang baik padahal buah Bibir adalah pohon hidup. Buah bibir orang benar adalah sumber kehidupan (Amsal 10:11). Dari mulutnya keluar kalimat-kalimat yang mengakibatkan hidup yang baru. Bibir harus dipelihara dengan baik.
Surat Yakobus mengatakan bahwa orang yang sempurna dan tidak bercacat cela yaitu orang yang bibirnya tidak bercacat cela, lidahnya mengatakan hal-hal yang betul-betul baik, membangun orang lain (Yakobus 3:2). Kecelakaan akan datang pada mereka yang tidak memperhatikan perkataannya sendiri. Peribahasa Tionghoa mengatakan: “Penyakit masuk dari mulut, kecelakaan keluar dari mulut.”
Pada waktu mendapatkan bahaya ataupun musibah, biasanya orang berkata: “Di manakah Tuhan? Mengapa hal ini terjadi?” Martin Luther mengatakan: “There’s no ‘Why’ in the heart of believers. Tidak ada pertanyaan ‘Mengapa’ dalam hati orang percaya.” Orang Kristen yang hanya mau berkat saja dari Tuhan, tidak mungkin rohaninya bisa teguh. Orang Kristen yang hanya mau kesuksesan dan kemakmuran tanpa membayar harga, tidak mungkin mempunyai buah Bibir yang memuliakan nama Tuhan.
Waktu Ayub mendapatkan musibah-musibah besar bahkan musibah yang merenggut nyawa sepuluh orang anaknya, ia menjadi contoh bagi orang-orang sebagai orang yang berbuah Bibir memuliakan Tuhan. Tidak demikian halnya dengan istri Ayub, ia tidak seperti Ayub, melainkan sebaliknya. Pada waktu sepuluh anak Ayub mati dan dimasukkan ke dalam peti dan rumah Ayub penuh dengan peti mati yang menyimpan jenasah anaknya (peristiwa itu adalah hal yang paling pedih bagi diri setiap orangtua, termasuk Ayub). Tetapi ia mengatakan: “Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang berhak menerimanya, terpujilah nama untuk selama-lamanya.” Adakah orang yang memuliakan Tuhan dengan bibirnya pada waktu anak-anaknya mati dihadapan orangtuanya? Pujian yang keluar dari manusia pada waktu kematian, ditimpa musibah, bahaya dan penderitaan adalah konser yang paling mulia. Tuhan mau menunggu dan sedang mencari orang yang ketika mendapatkan penderitaan, bibirnya tetap beres, orang itu berbuah Bibir. Kalau Anda bijaksana, maka pada waktu mengalami kesulitan Anda akan berkata: “Tuhan, meskipun hal ini begitu sulit, saya tahu bahwa Engkau tak pernah berbuat salah.”
Ketika Anda menderita sengsara dan kesulitan serta mulai memaki-maki nama Tuhan, maka itulah saatnya setan paling senang karena di dalam dunia ini makin banyak orang yang diciptakan oleh Tuhan sedang mempermalukan Tuhan mereka sendiri. Bukankah kalau kita diberi kesempatan melayani Tuhan itu juga karena anugerah Tuhan? Bukankah kalau kita diberi beban berat itu berarti kepercayaan yang besar dari Tuhan diberikan kepada kita?
Phillip Brooks mengatakan: “Jangan minta pekerjaan yang sama besarnya dengan kekuatanmu; tetapi sebaliknya mintalah kekuatan yang lebih besar untuk pekerjaan yang dipercayakan kepadamu.” Ini suatu kepercayaan di mana kita rela menanggung beban tugas yang besar dari Tuhan bahkan melebihi kekuatan kita, dan memohon kekuatan yang lebih besar dari Tuhan untuk melaksanakannya. Bolehkah mulai hari ini Anda berjanji agar tidak lagi menggunakan bibir melayani setan dan tidak lagi mengatakan kalimat yang tidak membangun orang lain serta tidak lagi mengeluarkan kalimat yang mendukakan Roh Kudus tetapi hanya mengeluarkan kalimat-kalimat yang beres?
F. BUAH SEJAHTERA
Ibrani 12:9-11 berisikan pengajaran tentang suatu perdamaian dan kesejahteraan atas mereka yang taat kepada pengajaran. Ayat ini merupakan suatu perbandingan antara bapa duniawi dan Bapa soredawi.
Seorang ayah mewakili sifat keadilan dan kekerasan Tuhan, seorang ibu mewakili kemurahan dan kelembutan Tuhan juga. Apabila hal ini bisa harmonis dalam pendidikan anak, maka anak-anak akan dididik dengan baik. Bapa kita di dalam dunia mendidik dan menghajar kita dan didikan serta ajarannya selalu mendatangkan sedih dan dukacita. Bagaimana dengan Bapa di sorga? Bapa di sorga juga demikian.
Bapa dunia mengajar sesuai dengan apa yang dianggapnya baik, bagaimana dengan Bapa di sorga? Bapa di sorga memiliki cara dan tujuan pendidikan yang paling agung, paling suci dan tak mungkin Ia sembarangan menghajar anak-anak-Nya dalam Kristus. Kalau Anda mengatakan: “Kalau Tuhan cinta saya, janganlah menghajar saya, janganlah mendisiplin saya.” Maka Tuhan akan mengatakan: “Justru karena Aku mencintai engkau maka Aku mendisiplin engkau. Aku menghajar dan mencambuk engkau.” Hukuman dan cambukan itu berbeda; hukuman adalah untuk para kriminal tetapi cambukan dan ajaran diperuntukkan bagi anak sendiri.
1. Ketaatan Pada Ajaran Tuhan
Tuhan tidak akan membiarkan seseorang tetap menerima cinta-Nya tanpa disertai hidup yang diubahkan. Tuhan mau kita menjadi orang Kristen yang beres. Kristus mencintai Anda, maka Dia mati di salib. Apakah Anda tergerak karena cinta-Nya dan hidup berbuah banyak bagi kerajaan Allah? Tuhan mengatakan satu hal tentang buah orang Kristen yaitu: “Buahmu itu tetap.”
Jadi selain kewajiban untuk berbuah, ada satu hal lagi yaitu ketahanan atau sesuatu yang bisa bertahan. Jadi buah kita bukanlah buah yang sementara kelihatannya indah, mewah, baguis, tetapi sebentar kemudian menjadi layu. Buah kita harus bisa bertahan sampai Tuhan Yesus datang kembali. John Sung hanya 2 kali ke Indonesia, tetapi hasil buah kedatangannya bertahan 40 sampai 50 tahun sesudahnya – itulah kebangunan rohani yang sejati. Sekarang begitu banyak kebangunan rohani yang diadakan, yang begitu muluk-muluk, berapi-api dan berkobar-kobar, tetapi 3 minggu kemudian apinya sudah habis. Di sinilah Kristus mengatakan satu hal yang penting, yaitu: Bertahan.
Hiduplah bagi Tuhan dengan memelihara kualitas iman yang murni dari muda sampai tua, dari hari Anda bertobat sampai bertemu dengan Tuhan. Yang penting dalam hidup bukanlah penampakan luar tetapi karakter hidup, karya serta pemikiran. Sebagaimana pada waktu muda Anda cinta Tuhan, tetaplah sampai mati mencintai Tuhan. Jika pada waktu Anda bertobat begitu murni dan tetap demikian sampai puluhan tahun kemudian hidup di dunia, maka itulah buah yang tetap.
2. Kepatuhan Astas Disiplin Tuhan
Kita tidak dapat mendustai bahwa orang Kristen adalah orang yang penuh kelemahan. Orang Kristen bisa jatuh dalam godaan dan tidak ada satu orang Kristen pun yang tidak mungkin berbuat dosa. Kita harus membenci dosa tetapi bagaimana pun juga kita tidak boleh membenci orang berdosa. Kita harus mencintai orang berdosa sehingga dengan segala pengertian dan segala usaha, kita mengharapkan adanya perubahan dari hidup orang yang berdosa. Mengharapkan adanya perubahan, itulah hal yang menjadi suatu kekuatan baru bagi kita untuk terus melayani.
Kesabaran dan cinta kasih yang mengharapkan perubahan orang lain, akan mengakibatkan ketekunan, upaya, dan doa syafaat yang murni dari kita. Lalu mengapa banyak orang yang tidak berubah? Karena mereka tidak mau diajar. Kalau kita beres di dalam segala sesuatu, bisa dipercaya dan bertanggung jawab dalam menjalankan apa yang sudah kita janjikan kepada orang lain, maka hari depan kita itu lapang dan kita bisa berjalan di jalan yang baik.
Kalau kita selalu tidak bertanggung jawab, selalu menipu orang lain, itu sama artinya dengan melempar batu yang besar ke depan jalan kita. Janganlah lupa bahwa apa yang di depan kita, akan kita jalani nantinya. Kita perlu melemparkan dosa yang telah kita lakukan, tetapi bukan ke depan tapi ke samping. Pada waktu kita melakukan kesalahan-kesalahan yang melawan akan prinsip-prinsip etika dan moral yang berasal dari Tuhan, maka pukulan Tuhan akan datang kepada kita. Kalau pukulan itu kita mau terima, mau mengaku dan mau menanggungnya, maka kita masih mempunyai hari depan yang baik. Tetapi justru banyak orang berani berdosa tidak berani mengaku dosa, inilah kerbodohan manusia. Berani berdosa tapi tidak berani menanggung hukuman; berani berbuat dosa, tapi tidak berani menanggung kesalahan; berani berbuat dosa tapi tidak berani menanggung ajaran dari Tuhan. Orang seperti itu tidak mungkin mempunyai sejahtera.
Satu contoh yang penting dalam Alkitab yaitu pada waktu Daud menghitung rakyat Israel (2 Samuel 24:1-25). Pada waktu menghitung rakyat Israel, Daud sebenarnya sudah menerima tawaran dari setan. Hanyalah Tuhan yang mempunyai mata yang begitu tajam, yang menilai baik-tidaknya tindakan-tindakan tertentu.
Di sinilah kesulitan jika kita tidak mempunyai kepekaan, sebab kita tidak bisa membedakan dan menganggap semua sama. Alkitab mengatakan bahwa Daud menerima satu desakan dari setan (1 Tawariukh 21:1), tetapi di dalam ayat yang lain dituliskan bahwa Tuhanlah yang mendorong Daud melakukan hal itu. Tuhan mengizinkan setan merangsang Daud sehingga dia bersalah di dalam satu hal yang tidak disadarinya. Secara lahiriah, membuat sensus seperti Daud itu tidak salah bahkan semua negara di dunia melakukannya. Lalu mengapa waktu Daud melaksanakan sensus ia dianggap bersalah oleh Tuhan? Jawabannya adalah karena motivasi Daud yang berusaha membanggakan diri. Motivasi yang tidak beres muncul dalam hatinya.
Orang yang memberikan 10 rupiah dari seluruh uangnya yang berjumlah 30 rupiah, mempunyai cinta yang besar tetapi orang yang memberikan 10 rupiah dari 1 juta rupiah yang dimilikinya, sudah menghina Tuhan. Walaupun kelihatan sama-sama 10 rupiah, tetapi dibelakangnya ada motivasi yang berbeda. Orang yang satu memberikan karena cinta, orang yang lain memberikan karena takut dilihat orang lain sebagai orang yang tidak mau memberi. Ada satu orang yang memberi karena melihat orang lain memerlukannya; ada orang lain yang memberi karena motivasinya hendak menyombongkan diri di hadapan Tuhan. Itulah yang terjadi waktu Daud menghitung prajurit Israel – Tuhan Allah menghukum dia.
Seorang nabi diutus kepada Daud untuk menghentikan perbuatannya. Nabi Gad mengatakan terus terang kepada Daud bahwa Tuihan akan memberikan musibah kepada bangsa Israel karena perbuatan Daud. Daud harus memilih dari tiga macam kecelakaan yang akan Tuhan datangkan kepada umat Israel dan dia memilih untuk jatuh ke dalam tangan Tuhan dan bukan ke tangan manusia. Daud memilih pedang dari Tuhan untuk menebang dirinya, lalu Tuhan memukul bangsa itu dengan pedang-Nya dan yang mati dalam tiga hari itu ada 70.000 orang. Zaman ini terlalu banyak orang Kristen suka mendengarkan khotbah yang isinya menyatakan cinta kasih Allah tetapi lupa bahwa Allah juga mnempunyai cambuk dxan pedang; bahkan Allah menghajar anak-anak-Nya sendiri.
Kalau ajaran dari tangan Tuhan tiba kepada kita, janganlah kita lari tetapi taat dan menerimanya, telan dan tanggunglah kesulitan yang timbul sebagai akibat dari dosa Anda; dan sesudah menerima ajaran Tuhan dengan taat maka seumur hidup Anda akan menjadi lain, akan berubah. Andfa tidak seperti dulu lagi yang penuh dengan kegelisahan dan hanya menginginkan kesuksesan yang sifatnya superfisial dan lahiriah tetapi tidak ada prinsip dasarnya. Jadi pada waktu Allah mencambuk, Anda sakit di badan tetapi damai di hati.
Setelah ajaran dari Tuhan Anda terima, maka Anda akan mempunyai satu kestabilan. Sejak menerima buah Sejahtera, Anda akan menilai orang lain dengan stabil dan tenang, tidak lagi iri dan dengki, tetapi memiliki hubungan pribadi yang lebih dekat kepada Tuhan. Orang yang demikian berkata kepada Tuhan: “Meskipun aku harus lapar, aku bersyukur kepada-Mu karena sudah menjalankan kehendak-Mu; meskipun aku harus menanggung sakit yang berat akibat dosaku sendiri, jiwaku sudah disembuhkan oleh Tuhan.” Sejahtera sebagai satu buah yang luar biasa dimiliki mereka yang taat kepada ajaran Tuhan.
Begitu banyak orang Kristen tidak mau diajar oleh Tuhan. Pada waktu kesulitan melarikan diri dan tidak mau menanggungnya, padahal lari ke mana pun orang demikian sudah menjadi kesulitan bagi dirinya sendiri. Orang demikian tidak akan lolos dari egoisme, kebencian, dan tidak bisa lolos dari hidup yang tidak pernah menjadi matang. Hendaklah kita menjadi seperti Daud, yang rela diajar dan dididik oleh Tuhan dan menjadi anak Tuhan yang baik.
Tuhan kadang-kadang memukul, mencambuk dan mendisiplin kita. Orang Kristen yang tidak mau didisiplin oleh Tuhan, tak mungkin menjadi orang Kristen yang baik. Jangan kira setelah menjadi orang Kristen, Anda boleh leluasa berbuat dosa. Apa sebabnya Yesus Kristus berteriak di atas kayu salib: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Karena pada waktu itu Dia menanggung dosa Anda dan dosa saya. Di hadapan Allah tidak ada dosa yang terkecuali, tidak ada keringanan atau pun dispensasi atas dosa. Allah itu suci adanya. Anak-anak Allah yang dicintai-Nya, tidak mungkin luput dari pada hajaran Bapa. Orang yang melarikan diri dari disiplin Tuhan, bahkan mau mencari gereja yang menyenangkan diri dan tidak menerapkan disiplin, tak ada kemungkinan bertumbuh dalam kerohaniannya.
Kalau perlu dipukul oleh Tuhan, janganlah lari karena pukulan Tuhan menghasilkan buah Sejahtera. Anak yang tak pernah didisiplin dan dipukul sepatutnya bahkan yang keingainannya selalu dituruti, tidak akan memiliki kepribadian dan hidup yang benar. Anak yang tidak disiplin orang tuanya sebenarnya tidak memiliki kepuasan dalam jiwanya meskipun segala keinginannya dituruti, karena di dalam sanubari dan nalurinya ia mengetahui bahwa hal itu tidak benar, akhirnya pada waktu ia dihajar dan mendapatkan pukulan yang perlu, barulah hidupnya tenang dan sejahtera.
Setelah Allah menghukum dan memberikan pengajaran kepada kita anak-anak-Nya, barulah kita mempunyai damai sejahtera. Buah Sejahtera terjadi setelah pukulan yang patut. Sebelum itu terjadi, bagaimana pun Anda kelihatan lancar dan tidak pernah terganggu apa-apa, tidak pernah hati Anda memiliki sejahtera yang sejati. Begitu banyak orang bisa meloloskan diri dari hukum negara, begitu banyak orang bisa meloloskan diri daripada hakim, jaksa dan pengadilan, tetapi hati mereka tak akan pernah merasakan damai sejahtera sampai suatu hari orang itu menerima hukumannya.
Prinsip Alkitab mengatakan supaya kita menerima ajaran dan menanggung hukuman. Para hamba Tuhan yang melayani dalam khotbah, harus memberi keseimbangan antara pengajaran tentang kasih Allah dan pengajaran tentang hukuman Allah. Jangan mengkhotbahkan hal yang satu dan meninggalkan yang lainnya. Setelah menanggung ajaran dan hukuman barulah Anda menghasilkan buah Sejahtera. Pada masa kini banyak orang Kristen melarikan diri dari cambukan Tuhan dan mau supaya tidak usah dihukum atau diajar dan disiplin. Orang demikian pergi ke mana-mana, tetapi hatinya tidak pernah memiliki sejahtera, kecuali kembali kepada Tuhan, dan mengaku dosa, serta minta Tuhan mengajar dan mendisiplin dirinya.
BAB 4 :HIDUP KRISTEN YANG BERBUAH
SIFAT DAN KARYA ROH KUDUS
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:1-8)
“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:19-23)
Seorang Kristen adalah seorang yang diberi hidup, dan orang yang hidup harus diberi suatu tanda yang membuktikan hidup itu sedang berlangsung yaitu berbuah. Allah menciptakan segala tumbuh-tumbuhan dengan satu keinginan yaitu agar tumbuh-tumbuhan itu berbuah. Jadi urutannya adalah: pohon – buah – benih. Setiap buah mengandung benih, dan di dalam benih itu mengandung hidup yang baru untuk berbuah lagi. Itu adalah dalil di mana Tuhan yang hidup menyatakan kuasa-Nya dalam ciptaan dengan menciptakan hidup yang terus menerus. Demikianlah akan terjadi sampai kehendak Tuhan genap atas dunia ini.
Yesus Kristus berkata kepada murid-murid-Nya, “Bukan kamu yang telah memilih Aku, tetapi Akulah yang telah memilih kamu.” Inisiatif berasal dari Tuhan. Orang yang bijaksana adalah orang yang selalu mau berinisiatif dalam segala hal yang bijak, bajik dan bermoral. Orang yang tidak perlu disuruh ataupun dipaksa dan tidak perlu harus dipengaruhi oleh orang lain dan dari dalam dirinya timbul suatu pikiran yang sehat dan bijak, akan menjadi seorang yang penting sekali.
A. INISIATOR YANG BIJAKSANA
Allah kita adalah Allah yang berinisiatif dan menjadi sumber segala yang baik. Segala kebajikan berasal dario Tuhan Allah sendiri. Ia memberikan anugerah-Nya kepada manusia dan kemudian manusia bersaksi dan digerakkan. Kalau ajaran ini tidak memiliki fokus dan titik pusat serta urutan yang jelas, maka gereja bisa menjadi gereja di mana manusia dianggap menjadi pusat dan Allah menjadi tamu di dalam gereja. Inisiatif-inisiatif ysng baik berasal dari Inisiator yang asli. Kalau kita senantiasa memikirkan kewajiban dan apa yang seharusnya kita kerjakan dan ada suatu sumber inisiatif dalam diri kita yang meneladani Kristus Tuhan, maka saat itulah kita akan membereskan banyak hal.
Yesus Kristus adalah sumber dari pemilihan atas umat yang diselamatkan. Kristus adalah sumber dari anugerah. Sebelum kita mengenal Dia, Dia sudah mengenal kita; sebelum kita mencintai Dia dan bertobat, Dia sudah mati di atas kayu salib untuk menggantikan kita, dan sudah mengirimkan Roh Kudus yang bekerja dalam hati, sehingga kita menjadi orang yang kembali kepada Dia. Demikianlah keadaan hidup berbuah adalah hidup yang meneladani Kristus, yaitu hidup yang berinisiatif. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang telah memilih kamu.” Kristus menjadi sumber inisiatif hidup kerohanian yang beres.
Charles H.Spurgeon yang disebut sebagai The Prince of The Preacher, mengatakan, “Bagaimana orang berdosa seperti saya bisa memilih Allah yang sejati?” Bukankah orang-orang telah memilih dewa-dewa yang tidak beres untuk menjadi dewa mereka? Bukankah begitu banyak orang telah memilih ilah-ilah yang palsu sebagai obyek penyembahan mereka? Ini berarti di dalam agama-agama, kita selalu bisa memilih yang salah. Alkitab berkata kepada kita bahwa kita adalah seperti domba-domba yang tersesat dan masing-masing memilih jalan kesesatannya sendiri. Tuhan memakai sebutan “domba” untuk mencerminkan keadaan rohani kita masing-masing. Mengapakah Tuhan memakai domba sebagai lukisan dari hidup rohani manusia? Mengapa bukan ayam, anjing, kucing?
Charles H.Spurgeon mempunyai suatu jawaban yang baik. Domba mempunyai suatu kelemahan yang besar yaitu begitu bodoh di dalam menentukan arah. Domba selalu tidak bisa kembali ke tempat asalnya, apabila ia dilepaskan dari kandangnya. Tuhan tidak salah telah memilih domba untuk melukiskan keadaan rohani kita masing-masing. Orang-orang pada abad ini bukan tidak memiliki ilmu pengetahuan, teknologi atau pun pendidikan yang tinggi. Kalau dulu orang yang mempunyai gelar sarjana sudah mengagumkan seluruh kampung, maka sekarang orang bergelar PH.D sudah banyak. Pendidikan sudah begitu maju, ilmu pengetahuan sudah begitu modern, tetapi ada satu hal yang tidak pernah ada kemajuan, yaitu: Mengenal arah yang benar.
Jika tidak mengenal arah yang benar, maka manusia terjerumus dalam keadaan meraba-raba tentang arti hidup dan bagaimana menetapkan hari depan. Manusia paling tidak bisa mengetahui arah yang benar, baik itu dalam pengetahuan, politik maupun teknologi. Segala ideologi dan isme-isme, tidak pernah memberikan arah yang benar dan tepat kepada umat manusia. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan bahwa kita seperti domba yang tersesat. Ini merupakan fakta yang begitu nyata. Kita harus berhati-hati memilih, tetapi dalam memilih kemungkinan untuk salah selalu ada. Waktu memilih barang bisa salah, memilih makanan salah, memilih buku salah, memilih istri bisa salah, memilih suami bisa salah, pilih sekolah bisa salah. Kalau di dalam hal yang kecil-kecil saja kita bisa salah, mengapa waktu memilih agama bisa betul?
Kalau Anda bisa memilih agama yang benar dan bisa memilih Allah yang benar, itu berarti Anda sudah menerima anugerah sebelum Anda memilih. Agustinus memberikan ilustrasi seperti demikian: “Apakah karena saya berdoa kepada Allah, maka kemudian Allah menjawab doa saya dan menerima anugerah? Bagaimana saya bisa berdoa kepada-Nya dengan baik, kecuali Allah sudah memberikan anugerah dan arah yang benar kepada saya?”
Akhirnya Agustinus mengerti bahwa karena anugerah Allah maka ia bisa berdoa dengan benar dan memiliki hidup kerohanian yang beres. Pandangan ini akhirnya diangkat kembali oleh Charles H.Spurgeon setelah1350 tahun, ia mengatakan: “Kalau saya bisa pilih Allah yang tepat dan Allah yang saya pilih adalah Allah yang sejati, ini bukan berarti bahwa saya sudah bisa memilih Allah, tetapi karena Allah yang sejati sudah memilih saya dan menaruh bibit iman di dalam hati saya, sehingga saya bisa memilih Allah yang benar melalui bibit yang ditanamkan Allah.” Inilah suatu pengertian yang luar biasa, yaitu: Anugerah Tuhan mendahului respons manusia. Anugerah Tuhan menetapkan seseorang agar bisa mempunyai tindakan yang benar.
B. DIPILIH UNTUK APA ?
Teologi Reformed menegaskan Kedaulatan Allah dan mementingkan Kebijaksanaan Allah. The Supreme Wisdom of God and The Supreme Power of God determined the grace which caused us to have the right position and right response. Hanya Allah yang mempunyai anugerah yang berinisiatif dan kebijaksanaan tertinggi serta kuasa tertinggi yang mengakibatkan manusia memilih untuk menyembah Dia. Mengapa ada orang yang tidak dipilih? Saya tahu. Saya tahu ada sebagian orang yang dipilih karena Allah mau memilih, karena Allah berkata: “Aku akan memilih siapa yang Kupilih. Aku akan memberikan anugerah kepada siapa yang Kuberi anugerah. Aku tidak berbelas kasihan kepada siapa Aku berbelas kasihan.”
Gereja menjadi simpang siur dan tidak mempunyai arah karena terlalu banyak orang Kristen yang tidak mau belajar. Kalau orang Kristen juga tidak mempunyai arah, bagaimanakah gereja bisa membawa dunia ke arah yang benar? Apakah gereja hanya bisa membawa umat manusia ke dalam emosi keagamaan saja? Barangsiapa yang sudah sadar dengan pengertian bahwa dirinya sudah dipilih oleh Tuhan dalam anugerah-Nya, maka hendaklah ia juga mengerti bahwa Tuhan memilih kita bukan supaya tidak melakukan apa-apa.
Kita dipilih dan ditetapkan Tuhan Yesus untuk berbuah. Barangsiapa yang sudah menerima anugerah Tuhan, lalu setelah itu bermain-main dengan anugerah, akan menerima hukuman yang besar. Begitu banyak orang sudah membiasakan diri untuk menerima segala sesuatu dan menganggapnya sebagai hal yang seharusnya diterimanya. Take it for granted. Orang demikian menganggap bahwa memang seharusnya Tuhan berbuat baik kepadanya serta mengaruniakan segala sesuatu yang diperlukannya.
Alkitab jelas mengajarkan kepada kita bahwa anugerah Tuhan mengandung suatu tuntutan dan kewajiban yang mutlak untuk taat kepada perintah Tuhan. Yang diberi banyak harus memberikan banyak, mengembalikan banyak dan bekerja dengan giat. Kita dipilih Tuhan supaya dikirim pergi dan menghasilkan buah. Pohon yang berbuah adalah pohon yang menyenangkan Tuhan; pohon yang tidak berbuah adalah pohon yang menunggu untuk ditebang. Begitu banyak orang mulai ditebang dari Kerajaan Tuhan karena mereka hidup tidak berbuah. Mutu yang Tuhan tanamkan adalah mutu yang tinggi dan Dia mengharapkan kita berbuah dengan mutu yang tinggi juga.
C. BUAH KEDAGINGAN
Buah Roh Kudus dicatat setelah serangkaian buah-buah dari hawa nafsu, Galatia 5:19-23 terbagi atas dua bagian, yaitu: tanda-tanda orang yang belum diselamatkan dan tanda-tanda orang yang sebaliknya. Perbuatan-perbuatan orang-orang yang belum diselamatkan adalah perbuatan daging atau buah kedagingan. Sebaliknya buah dari Roh Kudus adalah buah roh. Manusia dilahirkan dengan daging dan memiliki hidup alamiah yang ditandai dengan nafsu kedagingan. Siapa yang tidak memiliki nafsu kedagingan kecuali orang mati? Meskipun demikian, orang yang hidup dengan nafsu kedagingan mungkin diubah dengan merindukan hal-hal rohaniah yang jauh lebih tinggi dari hal-hal duniawi.
Percabulan menyebabkan seorang suami mengkhianati keluarganya, isteri dan anak-anaknya. Apakah Anda tidak puas dengan isteri Anda? Apakah Anda berjanji untuk berlaku tidak setia terhadap hidup rumah tangga yang benar dan bahkan berlaku cemar dengan tidur dengan orang yang bukan suami/isteri Anda? Kalau Anda bisa menguasai seks dengan cinta kasih, maka Anda orang yang hebat; tetapi jika Anda seorang yang cinta kasihnya dikuasai oleh seks, maka itu seperti binatang. Itulah nafsu kedagingan.
Otak kita sangat terbatas kapasitasnya, mengapakah kita mengisinya dengan kejahatan serta kejelekan orang-orang lain dan bahkan menikmati hal itu sebagai kesenangan? Mengapakah Anda bisa hafal kesalahan orang lain dan tidak bisa hafal Alkitab? Orang yang menyimpan kesalahan orang lain adalah seperti orang yang memenjarakan orang lain di dalam penjara pikirannya. Orang seperti ini mengeluarkan tawanannya pada waktu ia mau, lalu memaki-maki dia, setelah itu memasukkannya lagi ke dalam penjara buatannya sendiri.
Jika Anda terus berbuat demikian, maka pada waktu beranjak tua, pikiran sedemikian akan merongrong Anda. Cobalah untuk melupakan kerusakan orang lain, memaafkan kegagalan orang lain, dan jika mungkin, mengubah hal itu dan bukan menghakimi. Orang yang mengetahui kesalahan adalah orang yang pintar, tetapi orang yang bisa mengubah dunia menjadi lebih baik adalah orang yang agung. Lebih baik menjadi orang yang agung, jangan menjadi orang yang pintar saja. Apakah gunanya Anda mengetahui segala kesalahan dan segala yang kurang baik tanpa bisa memperbaikinya?
Ada satu dalil yang hampir dimiliki oleh setiap gereja. Yang banyak bicara tidak keluar uang, yang keluar uang tidak banyak bicara. Kadang-kadang ada orang yang keluar uang sedikit, bicara banyak; juga ada orang yang keluar uang banyak, bicara sedikit. Janganlah menjadikan kebencian, perseteruan, sikap pemecah-belah dan suka menghakimi, menjadi kebiasaan kita, karenaTuhan mengatakan bahwa barangsiapa yang datang kepada-Nya dan mengaku dosa, maka Tuhan akan memberikan pengampunan dan membenarkan orang itu.
Iri hati adalah sikap yang tidak rela melihat orang lain lebih baik. Iri hati tidak pernah memberikan kekuatiran apa pun kepada orang yang mempunyainya bahkan hanya melemahkan kekuatan yang diperlukan untuk memperjuangkan kehidupan. Orang yang iri, sudah mengaku diri sendiri bersalah dan sudah kalah. Bukankah kalau orang lain mempunyai kelebihan di satu aspek, kita pun mempunyai kelebihan di aspek yang lain?
Alkitab memakai satu ayat untuk iri, yaitu: “Iri hati meremukkan tulang” (Amsal 14:30). Iri adalah keroposnya tulang. Kalau kulit yang rusak bisa kelihatan, kalau daging yang rusak masih bisa dirasakan, tetapi kalau keroposnya tulang sangatlah berbahaya karena di dalam tulang sumsum, sel-sel darah dihasilkan dan di situlah sumber hidup. Orang yang iri kepada orang lain, dengan sendirinya mengakibatkan hidupnya keropos. Kalau Anda iri, Anda tidak mungkin mempunyai kekuatan apa-apa lagi untuk berjuang karena segala niat dan segala kekuatan untuk perjuangan itu sudah dikonsumsi untuk iri.
Daripada melakukan hal yang bodoh seperti itu lebih baik kita memuji Tuhan. Memuji Tuhan karena orang lain yang lebih baik dari kita, lebih cantik dari kita, lebih pintar dari kita. Waktu Anda memuji orang lain, maka Anda menikmati kelebihan-kelebihan orang lain, ini suatu hal yang membangun. Kalau orang lain bisa baik dan kita bisa belajar apa yang menjadi keahliannya sehingga menjadi seahli orang itu, maka kita tidak perlu iri padanya. Kalau ada orang lain bisa baik, lalu seumur hidup kita belajar, tapi tidak pernah sama baiknya dengan orang itu, maka tidak ada gunanya jika kita iri. Jika Anda mengerti hal ini, Anda pasti akan lepas dari ikatan kesusahan.
Buah nafsu yang lain, yaitu kemarahan. Allah menciptakan kita dengan otak di atas, hati di tengah, organ seks di bawah. Menurut Plato, Allah sudah mengatur bahwa orang yang hidup dengan rasionya, lebih tinggi derajatnya dari orang yang hidup dengan emosinya; sedangkan orang yang hidup dengan emosinya lebih tinggi derajatnya dari orang yang hidup hanya dengan seksnya. Jika Anda bisa menguasai seks dengan cinta kasih, lalu menguasai cinta dengan rasio, barulah itu membuktikan bahwa Anda adalah seorang yang sangat bermutu. Tapi semua yang dicetuskan Plato ini tetap mempunyai kekurangan. Apa sebabnya? Karena dalam teori Plato, rasio ada pada tempat yang paling tinggi dan tidak ada yang memimpinnya. Sedangkan Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus-lah yang menguasai pikiran kita.
Orang yang marah adalah orang yang mengaku sudah tidak ada jalan keluar. Tetapi jika kemarahan mempunyai dasar kebenaran maka kemarahan itu adalah kemarahan yang suci dan betul-betul dipakai oleh Tuhan. Orang Kristen bukan orang yang tidak boleh marah. Marahlah jika itu perlu dilakukan karena marah yang suci itu perlu. Justru Kekristenan saat ini kekurangan kemarahan yang suci sehingga menjadi bobrok.
Kita menjadi orang Kristen bobrok karena tidak ada orang yang berani marah berdasarkan kebenaran. Kemarahan yang menguasai kebenaran, itu tidak benar, karena itu adalah nafsu. Perlukah kita marah? Lihatlah Mazmur 21. Yesus Kristus marah? Marah. Coba lihat pada waktu Ia mengusir orang-orang yang tidak beres yang berada di Bait Allah (Yohanes 2:14-17; Lukas 19:45-46). Apakah Yesus kurang cinta kasih sehingga Ia marah? Tidak. Roh Kudus marah? Marah.
Barangsiapa menghujat Roh Kudus, orang itu tidak akan diampuni selama-lamanya (Matius 12:31). Kemarahan itu bahkan akan menggenapi kemuliaan Allah, ini tercantum dalam Mazmur 76:11, “Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu, dan sisa panas hati itu akan Kau perikat-pinggangkan.” Terjemahan lain berbunyi, “Sesungguhnya kemarahan manusia itu akan menggenapi kemuliaan Tuhan, tetapi kelebihan kemarahan itulah yang akan dihentikan oleh Tuhan sendiri.”
Pada waktu Musa marah sehingga 3000 orang harus mati, maka saat itu juga kemuliaan Tuhan dinyatakan. (Keluaran 32:21-35). Kemarahan itu perlu, tetapi kemarahan yang tidak dikuasai oleh kebenaran, itu akan merusak. Kemarahan yang berlebihan merusak kemuliaan Tuhan. Kemarahan manusia bisa memuliakan Tuhan Allah, jika marah itu sesuai dengan kemarahan Allah.
Buah yang lain dari nafsu yaitu : kepentingan diri sendiri. Memikirkan segala sesuatu menurut kepentingan diri sendiri adalah sikap yang seringkali merugikan orang lain bahkan menyusahkan orang lain. Dengan selalu memikirkan orang lain, maka hidup dan keberadaan Allah akan menjadi berkat bagi orang lain. Belajarlah untuk tidak lagi memikirkan kepentingan sendiri, kenyamanan sendiri, keuntungan sendiri, tanpa menghiraukan pengaruhnya bagi orang lain. Itu bukanlah buah dari Roh Kudus, tetapi buah dari hawa nafsu.
Bukan saja demikian, buah nafsu yang lain adalah: percideraan. Dalam terjemahan lain, kata ini berarti: suka membuat pengelompokan dan pemisahan, serta pemisahan yang berakibat munculnya bidat-bidat serta ajaran yang salah.
Yang terakhir yaitu: kedengkian, kemabukan dan pesta pora. Berfoya-foya untuk membanggakan diri sebagai orang yang jauh lebih hebat dari orang lain, itu kurang baik. Paulus menuliskan: “Terhadap semuanya itu – kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa yang berbuat hal-hal demikian, tidak akan mendapat bagian di dalam Kerajaan Allah.” Peringatan ini keras sekali.
D. SIFAT BUAH ROH
Paulus melanjutkan lagi: “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan. Kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal itu.” (Galatia 5:22). Buah Roh tidak mungkin dirintangi oleh seluruh hukum yang ada di dunia. Alangkah baiknya jika kita mempunyai paspor yang bisa diterima baik di manca negara. Buah Roh Kudus adalah paspor yang diterima baik di mana-mana.
1. Kepunyaan Tuhan
Manusia yang hidup berpusat kepada diri sendiri dan kedagingan dengan keadaan yang tidak mungkin dicegah, akan mengalirkan hidup kedagingan dan buah-buah nafsu yang tidak beres. Bagaimanakah dengan orang Kristen yang diperanakkan pula oleh Roh Kudus dan hidup dalam hidup yang baru? Setelah Roh Allah memberikan hidup yang baru kepada manusia, maka manusia akan berbuah Roh.
Segala kelembutan, sukacita, kedamaian dan cinta kasih disebut sebagai buah Roh Kudus dan bukan buah manusia. Manusia tidak bisa membanggakan dirinya dan menganggap rohaninya lebih tinggi dari orang lain, jika ia hidup berbuah Roh, karena Kitab Suci mengatakan bahwa buah itu berasal dari Roh Kudus. Roh Kudus yang menjadi sumber hidup yang mengandung segala kebajikan. Sikap orang Kristen yang benar yaitu jika ia berbuat kebajikan, maka orang itu mengakui bahwa kebajikan itu berasal dari anugerah Tuhan – dan tidak ada jasa kita di dalamnya.
Tidak ada jasa di dalam melakukan kebajikan, bukan berarti tidak ada kewajiban untuk melakukan kebajikan. Setiap orang Kristen harus melunaskan kewajiban yang ditetapkan bagi kita masing-masing, tetapi setelah kita menjalankan segala sesuatu yang seharusnya kita tanggung dan kerjakan, maka seharusnya kita pun mengetahui bahwa itu berasal dari anugerah Tuhan.
Jika Anda memetik buah dari suatu pohon, Anda akan menyebut nama buah itu sama dengan nama pohonnya. Jika buahnya baik, maka Anda akan menyebut buah pohon itu baik, dan bukan menyebut bahwa buah ranting itu baik. Anda tidak pernah mengatakan bahwa ranting itu berbuah baik, tapi pohon yang berbuah baik. Sebuah pohon berbuah melalui ranting. Ini suatu pengertian yang jelas bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan, tetapi melalui kita.
Tuhan yang memiliki buah, tetapi buah itu berada dalam diri kita masing-masing. Kalau pengertian ini jelas Anda terima, maka Anda akan mengerti bahwa Alkitab begitu ketat dan menuntut kita menjadi orang yang betul-betul rendah hati dan taat kepada Tuhan. Janganlah sombong kalau Anda mencintai Tuhan, janganlah mnengambil kemuliaan kalau Anda bisa mengasihi orang lain, karena itu adalah buah dari Roh Kudus yang bekerja di dalam diri Anda. Yesus Kristus berkata: “Berbuahlah banyak supaya Bapa-Ku dipermuliakan.” Buah adalah milik Tuhan, tetapi berbuah adalah kewajiban kita.
2. Buah dengan sembilan rasa
Buah Roh Kudus hanya ada satu, bukan sembilan. Di dalam bahasa Yunani. Juga bahasa Inggris tidak memakai istilah buah di dalam bentuk jamak (buah-buah), tetapi dalam bentuk tunggal (buah). The only fruit of the Goly Spirit. Paulus tidak salah dalam menuliskan hal ini karena konsep Alkitab mengajarkan bahwa di dalam satu hidup, dikeluarkan rasa yang berbeda. Buah Roh adalah satu buah dengan sembilan rasa, bukan sembilan buah dengan sembilan rasa. Buah apel memiliki rasa manis, pahit, asam; dan bukankah setiap buah memiliki rasa yang bermacam-macam?
Buah Roh Kudus hanya satu, tetapi memiliki sembilan macam rasa. Hal ini mengandung arti bahwa buah Roh Kudus berasal dari dalam dan tidak ditambah dari luar. Yang dari dalam berasal dari pengaliran hidup, tetapi yang dari luar adalah tambahan. Beda antara manusia yang harum dengan bunga yang harum yaitu: Bunga memiliki keharuman dari dalam, tetapi manusia memiliki keharuman dari minyak wangi. Berbuah berarti mengeluarkan satu hidup yang mengandung banyak macam sifat yang bajik.
Sifat rendah hati orang Kristen seharusnya berbeda dengan orang-orang moralis. Orang moralis belajar rendah hati, tetapi melupakan cinta kasih; belajar cinta kasih, tapi melupakan kesetiaan; belajar kesetiaan, tetapi lupa akan kesabaran. Jadi orang moralis harus menambah dan terus menambah dari luar. Sedangkan Alkitab mengajarkan bahwa buah Roh adalah satu buah yang tidak ditambah dari luar, tetapi keluar dari dalam. Segala moral dan kebajikan yang berasal dari Alkitab tidak bisa ditiru dan dipalsukan. Orang Kristen yang baik, mendasarkan perilakunya berdasarkan apa yang ada pada hatinya, dan bukan menambalkan pribadinya dengan sesuatu kepribadian yang bukan miliknya. Suatu hidup yang utuh, dengan sendirinya mengeluarkan segala kebajikan yang berbeda-beda rasanya.
3. Ketaatan Menghasilkan Perubahan
Kalau seorang anak kecil kita ajar menulis, maka kita akan memegang tangannya dan menyuruhnya mengikuti gerakan tangan kita dengan patuh. Jika anak itu mengeraskan tangannya dan tidak menuruti gerakan tangan kita, maka anak itu tidak akan bisa menulis sesuai dengan kehendak kita. Banyak orang Kristen mau menjadikan Kekristenan sebagai suatu alat memanipulasi Tuhan dan jika mungkin, membuat Tuhan taat kepada dirinya. Orang yang demikian tidak mau taat kepada Tuhan, tetapi mau supaya Tuhan yang taat kepadanya. Menjadi orang Kristen sejati adalah menjadi orang yang mau menjalankan kehendak Tuhan seumur hidup, dan mau dipakai melakukan kehendak Tuhan yang jauh lebih tinggi daripada segala rencana manusia – itulah kesuksesan hidup yang sejati. Di dalam rencana Tuhan dan melalui ketaatan kita, kita bisa menjadi orang yang paling berguna di dalam segala sesuatu yang sudah Tuhan rencanakan.
Ada satu teori yang menganggap bahwa setiap anak kecil pasti memiliki bakat seni, hanya saja bakat tersebut seringkali belum menemukan tempat yang cocok. Bakat harus ditemukan, setiap anak pasti memiliki bakat seni, baik itu musik, lukis, desain, atau yang lain. Menemukan siapa diri Anda serta memperkembangkan potensi yang ada pada Anda, lalu melatih dan menyempurnakan bakat yang ada pada Anda, merupakan perilaku yang bijaksana luar biasa. Tetapi siapakah orang yang betul-betul mengetahui diri kita selain Tuhan?
Kalau kita betul-betul jujur dan taat kepada Roh Kudus, barulah kita dapat mengalami hidup yang semaksimal mungkin. Manusia sering menjadi tidak puas dengan apa yang sudah dicapainya. Orang lain dapat saja mengatakan keadaan kita sebagai orang yang sukses dan berhasil, tetapi kalau kita belum taat sepenuhnya di dalam pimpinan Roh Kudus dan belum berbuah bagi-Nya, kita tetap tidak akan menerima sukacita yang sejati.
Setelah Adam jatuh ke dalam dosa, maka satu-satunya yang dapat diperbuat manusia adalah menentang Roh Kudus. Ini dibuktikan dengan tindakan yang berontak kepada Allah dan tidak mengakui kedaulatan Tuhan Allah. Tetapi setelah Roh Kudus bekerja, Ia melunakkan hati kita untuk taat kepada Tuhan. Waktu kita tidak lagi menentang dan tidak lagi mempunyai kehendak yang berontak kepada Tuhan, barulah tangan Roh Kudus memimpin kita. Waktu kita mengerti dan taat pada pimpinan-Nya, maka segala yang indah mulai keluar dari hidup kita bagaikan seorang anak yang sudah pandai menulis, menuliskan kalimat-kalimat yang begitu agung dan indah. Hidup orang Kristen menjadi indah, lebih sempurna dan lebih berarti, melalui ketaatan kepada Roh Kudus.
Sekarang timbul satu pertanyaan: “Sudah berapa lama Anda memberontak kepada Tuhan Pencipta dan Pengasih-sayang jiwa Anda? Sampai kapan akan terus begitu?” Kiranya mulai hari ini kita berdoa: “Saya taat pimpinan-Mu, silahkan Roh Kudus berbuah melalui ketaatanku.”
4. Kebudayaan dan Pembawaan
Adakah orang Kristen yang sifatnya terlalu keras, dan adakah orang bukan Kristen yang sifatnya terlalu lembut? Ada. Adakah orang-orang agama lain yang melakukan kebajikan-kebajikan lebih banyak daripada majelis-majelis gereja dan pendeta-pendeta? Ada. Kita sering mendengar: “Buat apa percaya Yesus, sedangkan saya yang belum percaya Yesus, sudah lebih baik daripada mereka yang Kristen.”
Kalau kalimat-kalimat seperti itu muncul di hadapan Anda, janganlah menentangnya karena itu adalah satu hal yang benar. Ada banyak orang belum Kristen yang hidup lebih baik dari orang Kristen, dan ada banyak orang yang mengaku Kristen namun hidupnya tidak benar. Kita harus menerima fakta dan mengatakan keadilan karena Allah kita adalah Allah yang adil. Jika ada orang melawan gereja dan mengatakan bahwa orang-orang Kristen itu bobrok dan jelek, maka saya biasanya akan membetulkan orang itu.
Tetapi jika orang itu melanjutkan mengatakan bahwa dirinya yang paling baik maka saya akan menjawab bahwa hal itu tidak tentu demikian. Kalau orang mengkritik gereja, biarkanlah dia, karena memang gereja banyak kelemahan; kalau orang Kristen dikritik, memang kita harus jujur menerimanya. Tetapi pertanyaannya: “Apakah kebajikan yang dibuat orang berdosa juga adalah buah Roh Kudus?”
Jika buah Roh Kudus adalah sukacita, bukankah orang lain juga memiliki sukacita? Jika dalam Alkitab mengatakan tentang cinta kasih, bukankah orang yang bukan Kristen juga memikliki cinta kasih dan sikap dermawan? Jika Alkitab mengatakan tentang damai sejahtera, bukankah orang bukan Kristen juga ada sejahtera dan perdamaian? Apakah ada buah Roh Kudus di dalam hidup orang yang tidak percaya Yesus Kristus? Tidak. Buah Roh Kudus berbeda dengan buah kebudayaan. Buah kebudayaan adalah akibat dari perubahan moral yang dipelajari dari luar diri manusia.
Orang-orang yang dipengaruhi oleh kebudayaan tertentu, memiliki perilaku luar yang begitu halus dan apik. Karena apa? Karena selama beribu-ribu tahun telah tertumpuk suatu latihan dan pembentukan serta heriditas dari kebudayaan. Kelemah-lembutan, kerendahan hati dan kesopanan yang dihasilkan kebudayaan yang paling tinggi sekalipun, tidak dapat dipersamakan dengan buah Roh Kudus, Mengapa? Karena itu merupakan buah dari kebudayaan dan tradisi.
Buah Roh Kudus juga berbeda dengan buah pembawaan. Ayah yang lembut dan ibu yang lembut, cenderung mempunyai anak yang pembawaannya lembut. Kelembutan anak itu merupakan buah pembawaan, bukan buah Roh Kudus. Orang yang lain memiliki pembawaan yang lembut di luarnya, tapi kaku di dalam hatinya. Orang lain lagi memiliki pembawaan yang keras di luarnya, tapi lembut di dalam hatinya. Buah pembawaan merupakan pengaruh dari kebudayaan, pengaruh masyarakat dan darah yang diwariskan dari orang tua.
Tetapi seorang yang pembawaannya galak, namun setelah percaya kepada Kristus bisa melakukan kelembutan yang luar biasa. Sudah melawan pembawaan dan sifat aslinya – itulah buah Roh Kudus. Waktu Roh Kudus memenuhi seseorang, Ia memberikan kebajikan luar biasa yang melawan sifat yang kurang baik. Yang marah menjadi lembut dan penuh cinta kasih dan sanggup menyatakan sikap hidup yang berbeda dengan sikap hidup yang dijalani sebelum orang itu percaya kepada Tuhan.
5. Kebajikan Yang Melampaui Seluruh Hukum Dunia
Tidak ada hukum negara mana pun yang dapat memberikan keutuhan buah dengan sembilan rasa ini. Bahkan tidak ada satu agama pun yang mungkin memberikan seseorang satu buah dengan sembilan rasa. Ini melampaui segala pengajaran, kegiatan fisik, rohani maupun agama. Maka Paulus berkata bahwa ini tidak mungkin dilawan oleh hukum, di mana pun hukum itu berada. Bawalah buah Roh Kudus ke mana pun Anda pergi,maka Anda akan hidup penuh sukacita, penuh cinta kasih, panjang sabar, penuh pengorbanan diri dan damai sejahtera. Kemana pun Anda pergi tidak akan ada permusuhan yang Anda buat. Barangsiapa mempunyai buah Roh Kudus akan bebas ke seluruh dunia, bahkan juga ke sorga. Sudahkah Anda taat dan rela menyerahkan diri kepada-Nya sehingga hidup sorgawi nyata lewat hidup Anda?
BAB V : HIDUP KRISTEN YANG BERBUAH
BUAH ROH KUDUS
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:1-8)
“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:22-23)
Ketika Roh Kudus bekerja dalam diri seseorang dan mengubah sifatnya, maka hal yang pertama dipancarkan adalah sifat Ilahi itu sendiri. Tidak mungkin seseorang yang sudah dipenuhi Roh Kudus tidak memiliki Kasih. Jangan percaya kepada orang yang mengaku diri dipenuhi Roh Kudus, tetapi selalu berselisih dengan orang lain.
Seseorang yang ramah dan baik hanya di dalam gereja, belum memastikan bahwa kerohaniannya baik. Bagaimanakah orang yang dipenuhi Roh Kudus hidup dan menanggapi orang-orang yang lebih muda, hina dan lebih miskin dari dirinya? Adakah Kasih, jika kita menghadapi orang yang lebih kaya dan sikap rendah hati dan ramah dalam menghadapi orang yang lebih rendah dan miskin? Kasih tidak memandang lapisan masyarakat dan tidak memandang untung rugi dalam berelasi dengan orang lain, sebab Kasih adalah sifat Ilahi.
1. KASIH
Istilah Kasih merupakan kata yang paling penting dan mendasar. Sifat Ilahi akan memancar dari seseorang yang taat kepada Roh Kudus. Allah itu kasih adanya. Allah mengasihi mereka yang tidak patut dikasihi. Yesus berfirman, “Jikalau engkau hanya mencintai mereka yang cinta kepadamu, apa bedanya engkau dengan anak-anak kafir?” (Lukas 6:32-36)
Allah yang mewahyukan Alkitab adalah Kasih. Jika ada agama yang mengajarkan agar kita berbuat baik kepada mereka yang baik serta kepada mereka yang kurang baik, maka agama itu cukup agung. Tetapi Yesus Kristus mengatakan, “Cintailah musuhmu.” Ketika seorang percaya tidak lagi membenci dan membalas musuhnya yang melanggar hak azasinya, serta bisa mengasihi musuhnya, maka itu merupakan kekuatan yang asalnya dari Roh Kudus.
Buah Roh Kudus yang pertama dinyatakan melalui Kasih. Kasih yang bukan hanya teori dan perkataan belaka, tetapi nyata dalam tindakan. Obyek Kasih tidak terbatas kepada yang patut dikasihi saja, tetapi juga kepada yang tidak layak dikasihi. Kita sebenarnya menghargai mereka yang selalu mempunyai Cinta Kasih yang keluar dari hati mereka tanpa memandang bulu. Janganlah hanya mencintai orang yang kaya. Jika ada Cinta Kasih dalam hati kita, hendaklah itu bukan menjadi satu modal untuk mencari keuntungan.
2. SUKACITA
Sukacita berbeda dengan bersenang-senang. Alkitab sering memakai istilah sukacita, tetapi bukan bersenang-senang. Senang-senang hanya kesenangan yang menempel dari luar, tetapi suka cita berasal dari hati yang memancar keluar. Senang-senang bisa dibeli dengan uang atau kegiatan jasmaniah, tetapi sukacita adalah gerakan Roh Kudus kepada roh kita. Ketika kita taat kepada Roh Kudus, kita menikmati satu sifat Roh Kudus yang alamiah. Pada waktu rohani kita dilatih oleh Roh, kita mendapatkan latihan secara alamiah. Hidup yang diisi dengan bersenang-senang saja, tidak akan pernah memberikan sukacita yang sejati. Waktu kita memiliki sukacita, segala jerih payah terlupakan. Seorang ibu yang baru melahirkan anaknya, melupakan segala kesusahan yang pernah dideritanya selama sembilan bulan mengandung.
Pada waktu hidup kita dikoreksi dan diperbaharui oleh Tuhan, kita merasa tidak enak dan tidak bebas. Tetapi disiplin Tuhan mengakibatkan kita mengalami sukacita yang sungguh-sungguh. Yang penting adalah ketaatan.
3. DAMAI SEJAHTERA
Kita sudah dimeteraikan Roh Kudus menjadi anak-anak Allah. Itu sebabnya kita tidak perlu lagi merasa gelisah pada waktu menghadapi kesulitan. Damai sejahtera yang stabil tidak akan terpengaruh oleh kekuatiran. Terlalu mudah terkejut, gelisah, kuatir, cemas, takut dan merasa tidak ada jalan lain, menyatakan tidak adanya damai sejahtera dalam hati Anda. Ini merupakan tanda bahaya untuk manusia yang hidup dalam zaman modern. Hidup zaman ini adalah hidup yang makin lama makin tegang.
Ada orang yang perlu suasana tenang untuk dapat berdoa. Kalau demikian, orang tidak bisa berdoa di tengah suasana perang. Seharusnya kita mampu berdoa, bukan hanya karena ketenangan di luar, tetapi ketenangan di dalam. Ada satu lukisan yang menggambarkan ketenangan Yesus Kristus khususnya pada waktu menghadapi pengadilan Pilatus. Pilatus dilukiskan sedang mendengarkan semua saksi yang menuduh Yesus Kristus. Mukanya miring, air mukanya dingin sekali. Ada kelompok orang yang memfitnah dan ada kelompok yang membela. Yang membela tampak tidak berdaya melihat gaya para saksi yang menuding Yesus.
Yesus Kristus di tengah tetap sopan, suci dan anggun. Jubah yang dikenakan-NMya sampai ke lantai, mata-Nya menatap ke depan. Ia tidak terganggu oleh fitnahan, umpatan, ejekan dan ancaman kuasa Pilatus. Ia berdiri dengan tenang, menunjukkan bahwa kedamaian-Nya tidak dapat diambil oleh siapa pun. Itulah damai sejahtera yang sungguh-sungguh.
Damai sejahtera ini bukan berarti hanya suka damai dengan siapa pun. Itu namanya bukan damai tetapi kompromi. Damai sejahtera yang sesungguhnya tidak dipengaruhi oleh ancaman dan kesulitan apa pun dari luar. Karena Kasih, maka kita tidak memiliki musuh. Yang paling melawan kita pun dapat kita kasihi. Orang demikian akan bebas dari segala belenggu emosi dan tidak mungkin menjadi gila, karena kasih, sukacita dan damai sejahtera yang ada di dalam hatinya.
4. KESABARAN
Tidak mudah bagi orang yang suka serba cepat untuk bersabar. Cara orang Tionghoa menuliskan kata “sabar” adalah dengan lambang “pisau di atas jantung.” Kesabaran berarti kemauan yang harus takluk kepada proses waktu. Waktu itu pelan, kemauan itu cepat. Manusia itu makhluk yang paradox. Pikiran manusia berkonflik karena mermpunyai daya pikir yang cepat sekali tetapi waktu tidak selalu berjalan secepat pikiran kita. Jika Anda sedang terburu-buru dalam perjalanan dan melihat lampu lalu lintas berwarna merah, Anda pasti jengkel. Hati Anda sudah berada di tempat tujuan, tetapi tubuh Anda masih di tengah perjalanan. Kesabaran menjadi konflik yang menjadikan kecepatan pikiran dengan proses waktu sepadan.
Kesabaran di sini memiliki arti yang lebih dalam lagi, yaitu ketekunan yang melihat dengan pengharapan, sehingga bisa menerima sesuatu pada saat yang sulit. Orang yang tidak mempunyai pengharapan akan melawan atau menyerah pada keadaan. Tetapi orang yang mempunyai pengharapan menanti kehendak Tuhan digenapi. Itulah kesabaran. Dalam Alkitab, kesabaran selalu dikaitkan dengan penderitaan. “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus, yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:5). Dalam penderitaan pun, Roh Kudus mencurahkan Cinta Kasih dari Tuhan Allah ke dalam hati manusia. Kesabaran mendatangkan pengharapan yang menghasilkan ketekunan, sebab kesabaran mengkaitkan diri dengan pengharapan yang kekal.
5. KEMURAHAN
Kemurahan bukan berarti jual murah. Anugerah Allah diberikan secara cuma-Cuma tetapi bukan berarti murahan. Waktu kita memikirkan kemurahan, janganlah berpikir tentang sesuatu yang tidak berharga. Kemurahan merupakan sesuatu yang berharga tinggi tetapi rela diberikan kepada orang lain. Kemurahan yang dianggap murah berarti sudah berubah dari konsep aslinya.
Di New York ada seorang berkata, “Saya melayani sampai akhirnya pelayanan saya tidak dihargai sama sekali. Saya begitu mencintai rekan dan kolega, tetapi mereka akhirnya menghina saya seperti orang yang tidak berharga. Saya ajak mereka ke gereja, memberikan traktat, mengajak makan, mengirim buku. Namun akhirnya mereka tidak menghargai saya.” Kemurahan dan jual murah berbeda. Kita perlu mengetahui bahwa Allah penuh dengan kemurahan, tetapi Allah itu tidak murah. Yesus Kristus berkata, “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” (Matius 7:6)
Pada saat kemurahan dan Cinta Kasih Anda diperalat untuk menghina anugerah Tuhan, seharusnya Anda berhenti melakukannya. Anugerah Tuhan dihina orang, mungkin karena orang Kristen mengobral Cinta Kasih Allah. Manusia mempunyai kecenderungan untuk menerima segala sesuatu secara gratis. Seringkali ada orang mempersembahkan uang recehan yang sudah kotor dan lusuh. Pengemis pun belum tentu mau menerima uang seperti itu, tetapi orang Kristen berani memberikannya kepada Tuhan! Mengapa tidak menyediakan uang yang lebih baik untuk dipersembahkan? Kalau memang tidak mampu memberikan persembahan, Tuhan pasti mengerti keadaan kita, tetapi janganlah kita menganggap anugerah Tuhan itu murahan.
Buah Roh Kudus menghasilkan kemurahan bagi orang lain, mau mengerti orang lain, mengampuni orang lain dan memberikan anugerah kepada orang lain. Tetapi kemurahan kita jangan sampai dianggap rendah oleh orang lain, sehingga membuat mereka menghina Tuhan. Biarlah di mana pun berada, kita menjadi anak Tuhan yang menyalurkan anugerah dengan anggun dan berharga walaupun ini tidak mudah. Kalau kita menjunjung tinggi orang yang tidak percaya pada Tuhan serta menganggap mereka yang paling penting dengan tujuan agar mereka kembali kepada Tuhan, itu sama sekali tidak mendidik mereka untuk mengerti bahwa anugerah Tuhan penuh dengan harga yang tinggi. Banyak orang yang baru bertobat ingin membawa orang lain kepada Tuhan dan berbuat segala kebaikan. Orang yang demikian harus mengingat bahwa kemurahan diberikan hanya pada saat diperlukan, sehingga orang menghargai kemurahan itu.
6. KEBAIKAN
Banyak orang yang berpendapat bahwa orang yang baik adalah orang yang berbuat baik kepada diri kita, sedangkan orang jahat adalah orang yang tidak baik kepada kita. Tetapi banyak orang yang menyetujui prinsip ini akhirnya terjerat pada kebaikan yang tidak bermotivasi baik. Bagaimana menilai suatu kebaikan? Apa patokan kita untuk mengukur kebaikan seseorang?
Alkitab mengatakan bahwa kebaikan bukanlah diukur dari segi lahiriah dan bukan diukur dari perlakuan seseorang yang memberikan keuntungan kepada orang lain. Yang baik kepada kita, belum tentu orang baik, yang kurang baik kepada kita belum tentu orang jujur. Hati-hati dengan mereka yang selalu tersenyum. Hati-hati dengan orang yang terlalu baik. Kecuali mereka adalah orang yang telah diperanakkan Roh Kudus dan mempunyai buah Roh Kudus, maka kebaikan yang diberikan kepada kita membawa sesuatu cerita lain di belakangnya. Kebaikan sering digunakan untuk membungkus motivasi didalamnya. Orang Kristen harus bisa membedakannya dengan bijaksana, sehingga tidak gampang dipengaruhi oleh segala sesuatu yang kelihatannya memberi keuntungan kepada kita.
Pepatah Perancis yang mengatakan bahwa “orang baik adalah orang egois yang mempunyai pikiran panjang.” Itu bukan buah Roh Kudus. Itu menghasilkan etika munafik. Kebaikan yang sejati adalah kebaikan yang tidak menghiraukan pamrih ataupun balasan. Kebaikan yang sejati mengalir dari motivasi yang suci, yang rela mengorbankan diri sendiri sehingga membangun orang lain. Kebaikan yang sejati adalah kebaikan yang digerakkan oleh Roh Kudus dan menjadi cermin sifat Tuhan sendiri.
7. KESETIAAN
Kesetiaan bukanlah ketaatan kepada sesuatu yang tidak ada dasarnya. Kesetiaan adalah suatu kesungguhan untuk tetap jujur dan terus menerus bertanggung jawab di hadapan kebenaran, berpegang pada kebenaran. Orang setia seperti ini adalah orang yang sangat tinggi wataknya. Selalu konsisten. Istilah faith, fide, iman, pistis memiliki arti yang sama, yaitu : kesetiaan kepada yang asli, atau kesetiaan kepada yang harus kita patuhi. Kesetiaan dimanifestasikan dengan melaksanakan apa yang sudah dijanjikan.
8. KELEMAH-LEMBUTAN
Orang Jepang adalah orang yang paling lembut. Seharusnya mereka yang hidupnya paling harmonis. Tetapi banyak orang Jepang yang mati bunuh diri. Orang Jepang yang sakit jiwa juga banyak. Kelembutan hasil kebudayaan tidak dapat disejajarkan dengan buah Roh Kudus. Kalau Roh Kudus memimpin kita kepada sikap yang keras maka sikap keras kita pun tetap merupakan kelembutan. Kelembutan juga dapat dimaksudkan dengan hal lahiriah, tetapi bukan kompromi. Yesus lembut tetapi tidak lemah. Waktu kita berdosa, kita lemah tetapi tidak lembut.
Hidup yang lembut berarti hidup yang taat, yang bisa diolah oleh Tuhan. Waktu kita bersedia taat kepada pimpinan Roh Kudus, itu berarti lembut. Lemah berarti tidak mempunyai kekuatan, tapi lembut berarti mempunyai kekuatan untuk menaklukkan diri kepada pimpinan Tuhan. Kelembutan berlawanan dengabn kelemahan. Pohon yang banyak berbuah, mempunyai carang yang turun. Pohon yang berbuah sedikit, mempunyai carang yang naik. Begitu banyak orang kelihatan bagus dan tinggi tetapi belum berbuah. Jika suatu ranting sudah berbuah, dengan sendirinya ranting itu akan menunduk.
9. PENGUASAAN DIRI
Satu oknum yang sudah menunggangi oknum lain itu memiliki bahaya yang sama seperti orang yang dirasuk oleh setan. Tetapi Alkitab tidak pernah memakai istilah merasuk, untuk Roh Kudus. Oknum Roh Kudus berada pada manusia dengan istilah pimpinan, gerakan, pencerahan, iluminasi, urapan atau pembersihan. Ketika seseorang dirasuk setan, ia akan kehilangan kejernihan pikiran, emosi stabil dan kemauan yang pasif. Tetapi penguasaan diri berarti Roh Kudus memimpin sehingga kita bisa digerakkan, dicerahkan dan diurapi-Nya. Ini berarti suatu hal yang paling tinggi.
Bagaimana mencapai penguasaan diri? Dengan kuasa Roh Kudus, bukan kekuatan diri sendiri. Barangsiapa bisa menguasai diri, dia akan bisa menguasai dunia. Salah satu kekuatan paling besar adalah bisa mengendalikan kuda liar dalam hati kita dan memelihara diri untuk terus melakukan kehendak Tuhan.
Dari buahnya engkau mengenal pohonnya
Buah merupakan pengaliran alamiah dari sifat Ilahi
Melalui manusia yang diciptakan
Buah Roh merupakan pernyataan teragung dan tertinggi
Akan watak dan kebudayaan manusia
Buah Roh merupakan penggenapan keselamatan
yang akan mencapai kesempurnaan yang mulia
Berbuah Roh merupakan kemungkinan terbesar
Dalam hidup kita selama di dunia.
BAB VI : HIDUP KRISTEN YANG BERBUAH - Pdt. DR. Stephen Tong
BUAH INJIL
"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:1-8)
“Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu -- tetapi hingga kini selalu aku terhalang -- agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain. Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.” (Roma 1:13-14).
“Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.” (Kolose 1:6b)
“Agama merupakan suatu hal yang sangat berlawanan dengan rasio yang sehat, merupakan takhyul dan satu hal yang seharusnya kita buang dalam sampah. Tetapi mengapa banyak mahasiswa dan kaum intelektual telah terpengaruh dalam api semacam ini?” Demikianlah satu pertanyaan dari orang komunis yang berusaha menumpas kekristenan di Cina dengan menghentikan atau merintangi pekerjaan Tuhan. Kalau Tuhan menggerakkan kita mengerjakan sesuatu, biarlah kita mempunyai suatu perasaan takut kepada-Nya dan tidak menolak apa yang dibebankan kepada kita, karena kesempatan-kesempatan seperti ini tidak selalu terulang.
Hendaklah, setiap hari kita melihat sebagai satu hari yang khusus, setiap minggu adalah minggu yang khusus, setiap tahun adalah tahun yang tidak kembali lagi. Dengan perasaan dan kesadaran semacam demikian, baru kita dapat secara maksimal mempergunakan hidup ini dengan baik. Fasih lidah kita terlalu terbatas sehingga kebenaran firman Tuhan itu terbatas oleh kesanggupan kita. Kita terlalu lemah. Di pihak lain hal ini membuktikan bahwa firman Tuhan terlalu limpah, sehingga kita terlalu sedikit mengenalnya.
A. HIDUP SI MISKIN
“Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu -- tetapi hingga kini selalu aku terhalang -- agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain. Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.” (Roma 1:13-14).
“Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.” (Kolose 1:6b)
Setelah kita mempunyai buah-buah seperti yang diajarkan Alkitab di dalam hidup pribadi kita, maka semua buah itu sudah ada dan tidak sulit bagi kita untuk memiliki buah yang teralkhir dalam hidup kita, yaitu buah Injil. Buah Injil adalah membawa orang lain pada Tuhan. Betapa banyak orang yang menganggap dirinya Kristen belum pernah membawa satu jiwa pun kepada Tuhan karena hidupnya belum pernah diperanakkan pula dengan sesungguhnya, tidak memiliki hidup sorgawi, dan yang ada padanya hanyalah hidup Kristen warisan, hidup alamiah, hidup yang penuh dengan jerat dan cengkeraman dosa. Itulah sebabnya untuk menghidupkan diri sendiri pun tidak mungkin, untuk mendapatkan kenikmatan hidup sendiri pun sudah begitu payah, bagaimana mungkin ia dapat memiliki kelimpahan untuk membagikannya kepada orang lain?
Mengapa banyak orang Kristen tidak pernah berbuah? Karena mereka memiliki hidup tetapi hidup mereka terlalu miskin. Hidup kemiskinan rohani adalah hidup yang senantiasa mau memelihara diri untuk bereksistensi semata, tanpa mempunyai kekuatan untuk mengalirkan hidup bagi orang lain. Tuhan Yesus berkata, “Aku datang supaya kamu memiliki hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10b).
Hidup dan hidup yang berkelimpahan adalah dua hal yang berbeda. Satu kali saya mengalami kecelakaan lalu lintas, lalu di bawa ke rumah sakit. Akhirnya saya harus tidur di tempat tidur tanpa boleh bergerak selama 31 hari. Saya tidak bisa terus tidur, saya ingin berkhotbah, ingin melayani Tuhan, ingin mengunjungi banyak tempat, namun sekarang saya harus menunda semua itu dan harus tinggal di rumah sakit. Karena semua itu begitu parah, maka saya mulai memikirkan satu hal : Apakah saya masih hidup? Masih! Belum mati? Belum! Hidup apa? Hidup yang miskin, hidup yang tidak berkekuatan apa-apa! Waktu sehat saya dapat berdiri menyampaikan firman Tuhan terus menerus 12 jam sehari untuk melayani jiwa-jiowa yang perlu. Tetapi sekarang bukan saja tidak dapat menyampaikan firman Tuhan dan melayani orang lain, bahkan sikat gigi sekali pun tidak bisa. Saya menangis, sebab meskipun masih hidup, hidup itu tidak berkelimpahan.
B. HIDUP BERKELIMPAHAN
Tuhan Yesus mengatakan bahwa hidup berkelimpahan diberikan-Nya kepada kita. Berarti orang Kristen adalah orang yang dinamis, kaya, mempunyai kekuatan yang banyak. Kaya dan miskin, bukan kaya dalam materi dan uang, tetapi dalam iman, pengharapan dan kasih yang melimpah.
Jika kita memiliki hidup yang berkelimpahan, maka bukan saja kita dapat menjaga diri, tetapi juga mempunyai kekuatan lebih untuk melayani orang lain dan kerelaan untuk melayani. Hidup berkelimpahan dapat dilihat pada orang Kristen yang segala pekerjaannya beres, melayani dengan giat, berdoa untuk orang lain; seolah-olah ia mempuntyai kekuatan, waktu dan segala sesuatu yang tidak habis-habis di dalamnya. Mengapakah ada orang seperti ini? Tapi sebaliknya, mengapa ada orang yang harus terus dilayani? Bedanya hanya terletak pada satu kalimat, yaitu hidup berkelimpahan.
Kadang-kadang ada orang datang pada kita mengajak datang ke kebaktian, tetapi kita menjawab : “Tidak ada waktu!” Lalu apakah orang yang mengajak kita ke kebaktian itu adalah orang yang kelebihan waktu? Tidak demikian! Mereka juga mungkin tidak punya banyak waktu. Tetapi ketika mereka mengingat akan jiwa kita yang mendengar Injil, mereka meluangkan waktu. Ketika mereka rela meluangkan waktu, ini membuktikan bahwa dalam diri mereka ada unsur kelebihan. Hidup yang berkelimpahan menjadi fondasi, menjadi rahasia di mana orang Kristen bisa berbuah. Berapa banyak orang telah kita bawa kepada Kristus, berapa banyak orang sudah menjadi Kristen karena pelayanan kita?
Mereka yang hidup tidak limpah dan mau terus dilayani, cenderung untuk terus merasa bahwa orang lain tidak bersikap baik pada dirinya, namun tidak pernah merasa dirinya bersikap kurang baik kepada orang lain. Mereka mengatakan, “Mengapa pendeta tidak mengunjungi saya? Mengapa majelis tidak mendatangi saya?” Tetapi mereka tidak pernah berpikir, “Mengapa saya tidak pernah menjenguk orang lain? Mengapa tidak pernah mendatangi orang lain?” Beda antara hidup yang papa dan hidup yang limpah terletak pada menuntut pelayanan dari orang lain, ataukah menuntut diri sendiri untuk terus menerus melayani.
C. HIDUP UNTUK SIAPA ?
Hidup yang berkelimpahan penuh dengan kesuburan dan kekayaan yang dari Tuhan, sehingga menjadikan kita hidup untuk orang lain, bukan untuk diri sendiri. Barangsiapa yang hidup untuk diri sendiri saja, orang itu sedang berjalan dalam jalur anti Kekristenan! Hidup untuk diri dan hidup hanya bagi diri, adalah semangat yang sedang melawan kekristenan.
Semangat kekristenan adalah hidup bagi Tuhan, hidup bagi orang lain, hidup dengan membagi-bagikan diri dan mengorbankan diri untuk kebaikan orang lain. Dan semangat ini dimulai dengan Tuhan Yesus Kristus yang rela memberikan diri, rela menyerahkan diri dan nyawa-Nya di atas salib. Itulah cinta, pengorbanan, pelayanan, dedikasi, rohani, iman, dan itulah artinya berkorban.
Tuhan mencipta pohon bukan saja supaya memberi warna pada alam agar jadi indah sekali. Tetapi Tuhan menciptakan pohon agar berbuah dan dari buah ada biji. Selain warna dan bentuk, Tuhan juga menetapkan suatu kebenaran, yaitu hidup yang mengandung hidup. Hidup yang mengandung hidup, hidup yang mempunyai kekuatan yang melahirkan hidup baru, adalah satu dalil yang Tuhan berikan untuk memberi tanda bahwa hidup itu sungguh-sungguh hidup.
Dalil dari alam itu boleh kita terapkan dalam kehidupan rohani kita masing-masing. Pada waktu seorang Kristen memiliki hidup yang beres, iman yang beres, jiwa yang beres, hubungan dengan Tuhan beres, maka ia pasti mempunyai kesanggupan untuk berbuah. Kita tidak berbuah karena kita tidak beres, kita tidak berbuah karena kita miskin secara rohani, kita tidak berbuahkan buah Injil karena hubungan kita dengan Tuhan terpurtus oleh dosa.
Hidup berbuah Injil dimulai dengan kuasa perubahan luar biasa dari Roh Kudus yang memperanakkan kita. Saya tidak tahu, apakah Anda mempunyai pengalaman seperti itu atau tidak. Tetapi, adakah perubahan dalam hidup kita sebelum dan sesudah menjadi orang Kristen? Jikalau belum, mungkin sekali kita hanya Kristen yang ikut-ikutan saja. Apa gunanya kita ikut-ikutan seperti orang Kristen, tetapi di dalam jiwanya tidak ada Kristus? Orang yang tidak mengalami kuasa Injil dari Yuhan, tidak dapat disebut sebagai orang Kristen sejati. Orang Kristen sejati adalah orang yang sudah menerima kuasa dari Injil dan mendapat perubahan dari Injil dan hidup yang baru melalui Injil Kristus yang sudah bertunas dalam diri manusia, sehingga hidup itu sudah berbuah Injil.
Hidup dalam Injil yang sudah dinikmati dengan kuasa Roh Kudus, dapat dibagikan dan terjadi pada orang lain. Dengan demikian, kita berbuahkan Injil dan membawa sesama kepada Tuhan. Tidaklah sulit mengajak orang lain untuk pergi ke tempat-tempat yang buruk dan tidak beres. Tetapi mengajak orang untuk menerima kerajaan Allah itu tidak gampang. Di sinilah kita melihat bahwa kewajiban orang Kristen bukanlah untuk diri sendiri tetapi untuk orang lain. Kita membawa seseorang datang pada Tuhan, mengalihkan mereka dari warga negara setan menjadi warga negara Sorga. Berusaha membawa orang dari cengkeraman setan untuk datang pada Tuihan yang adalah Pengasih jiwa, itu adalah peperangan luar biasa.
D. HIDUP BAGI KERAJAAN ALLAH
Banyak orang yang membantah, menyatakan tidak setuju dan sebagainya, jika kita berbicara tentang Injil kepada mereka. Padahal kalau kita berbicara tentang hal lain, maka segala perkataan kita pasti diturutinya. Mengajak orang lain datang ke dalam kerajaan Tuhan itu bukan sesuatu ajakan biasa, bukan ajakan masyarakat, tetapi suatu peperangan rohani di mana kita memerlukan kekuatan Roh Kudus, dan tanpa kuasa Roh Kudus tidak ada seorang pun yang dapat berhasil dalam penginjilan! Tanpa kuasa Roh Kudus, tidak ada seorang pun yang dapat menjadi saksi Kristus! Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang yang mengikuti Dia agar mereka berada di Yerusalem untuk berdoa, sampai Roh Kudus turun atas mereka dan mereka akan menjadi saksi Tuhan dari Yerusalem sampai ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8).
1. Kesadaran Akan Nilai Jiwa Manusia
Pengenalan nilai sangat menentukan sikap dan kegiatan dalam berusaha. Orang sibuk dari pagi sampai malam hari terus bergumul untuk mencari uang. Mereka betul-betul sadar bahwa uang itu bernilai. Tetapi kemudian, apa sebabnya ada orang yang pergi meninggalkan usahanya yang cukup besar, khusus untuk belajar sesuatu yang sama sekali tidak bisa menghasilkan banyak uang? Jawabnya adalah karena ia mengerti adanya nilai dalam bidang yang lain.
Suatu kali ada seorang pujangga besar Tiongkok bernama Lou-shin yang belajar ilmu kedokteran di Tokyo. Pada suatu hari teman-temannya mengajak dia untuk menonton film perang antara Jepang dan Tiongkok. Waktu orang Tionghoa yang ada di Jepang menonton perang antara Jepang-Tiongkok, maka ia sudah mempunyai kepekaan tertentu seperti kita menonton film perang antara Indonesia dengan Belanda. Lalu ada adegan beberapa orang Tionghoa yang ditembak oleh orang Jepang. Waktu mereka ditembak mati oleh orang jepang itu, si Lou-shin ini merasa sedih sekali sebab ia orang Tionghoa, dan lebih sedih lagi karena melihat orang-orang Tionghoa yang menonton film itu justru bertepuk tangan. Lalu mulai hari itu ia mengambil keputusan untuk tidak lagi masuk sekolah kedokteran melainkan menetapkan diri untuk menjadi pujangga. Ia menulis banyak buku dan essai untuk menyinggung orang-orang yang tidak mempunyai perasaan kebangsaan. Ia berkata bahwa ia tidak mau lagi mencari uang untuk mengobati orang lain. Kalau tubuh-tubuh mereka diobati sampai sembuh, tetapi jiwa mereka tidak mempunyai harga diri, maka bangsa ini akan ambruk. Sistem nilai yang berubah, memberikan konsep yang baru sehingga menyebabkan seseorang memilih yang lain.
Mengapa seseorang mengejar sesuatu? Karena nilai. Karena ia anggap itu berniulai, maka ia berani mengejar sesuatu itu. Mengapa kita tidak mengabarkan Injil pada orang lain? Karena kita tidak sadar akan nilai jiwa manusia yang perlu keselamatan dari Tuhan. Nilai jiwa seseorang merupakan sesuatu yang tidak dapat diganti, bukan saja tidak dapat diganti bahkan Yesus Kristus memberikan perbandingan demikian, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Matius 16:26).
Di sini Tuhan Yesus berusaha memberikan pengetahuan kepada kita tentang nilai jiwa yang lebih dari seluruh dunia. Kalau nilai jiwa lebih daripada seluruh dunia, kita harus melihat berapa harganya satu jiwa dan membawanya datang kepada Tuhan. Tuhan Yesus berkata, “Jikalau di bumi ada satu jiwa yang bertobat, di sorga ada beribu-ribu malaikat bersorak.” Satu hal yang menggemparkan sorga adalah bertobatnya satu jiwa di bumi. Inilah yang kekal. Inilah yang terjadi untuk selama-lamanya. Jika ada mujizat seorang yang saklit disembuhkan, suatu hari orang itu akan mati, jadi itu tidak kekal. Tetapi, jika ada satu orang bertobat dan datang kepada Tuhan Yesus dan diampuni dosanya serta mendapatkan hidup yang baru, itu mujizat yang bertahan sampai selama-lamanya. Kekal, tidak akan layu, tidak akan digugurkan oleh zaman, bahkan di dalam kekekalan kita akan melihat mujizat yang dilakukan oleh Kristus tetap untuk selama-lamanya. Dengan pengertian akan nilai jiwa manusia, kiranya kita menggunakan waktu dan kesempatan yang kita miliki untuk mencintai orang berdosa.
2. Keseriusan Dalam Hal-Hal Yang Kekal
Kalau selembar kertas yang tidak terlalu penting kita robek, maka hal itu tidak mengapa. Tapi kalau kertas itu mempunyai nilai kekekalan, maka hal itu amat disayangkan. Manusia adalah makhluk yang mempunyai jiwa kekal. Apa artinya kekal? Kekal itu berarti tidak ada habis-habisnya. Bayangkanlah bahwa beberapa puluh tahun lagi kita mati. Anda mungkin berkata bahwa sesudah mati lalu selesai, tetapi sesungguhnya mati tidak selesai! Sesudah mati, kita akan masuk ke dalam kekekalan, yang tidak habis-habis, bertahun-tahun, beribu-ribu tahun, beratus-ratus ribu tahun, selama-lamanya. Kalau jiwa manusia itu bersifat selama-lamanya, maka kita tidak boleh menghina seorang penyemir sepatu di pinggir jalan atau seorang pengemis, atau seorang presiden, pejabat ataupun penjaja surat kabar. Mereka semua adalah manusia yang diciptakan oleh Tuhan dan memiliki jiwa kekekalan, semuanya setelah berhenti dari kehidupan ini kemudian harus menghadap Tuhan dalam kekekalan. Dalam keadaan sadar tentang hal kekekalan yang serius ini, mau tidak mau kita harus membawa Injil Yesus Kristus kepada orang lain.
Apa artinya gereja yang missioner? Artinya adalah gereja yang mengutus orang untuk mengabarkan Injil. Gereja yang setiap anggotanya adalah anggota yang berbuah. Jika gereja bukan gereja yang missioner, lebih baik ditutup saja. Gereja yang tidak mengabarkan Injil lebih baik mati! Gereja yang tidak memikirkan Pekabaran Injil tidak mungkin menjadi gereja yang bertumbuh. Gereja yang tidak mengabarkan Injil tidak mungkin menikmati penyertaan dari Tuhan Allah. Doktrin yang kuat merupakan suatu yang berakar ke bawah tetapi penginjilan yang berapi-api merupakan tunas yang tumbuh ke atas, berbuah ke atas.
Gereja harus memperkembangkan visi dan misi yang Tuhan berikan kepada kita, demi kemuliaan Tuhan. Kalau visi dan misi itu tidak ada, kita tidak perlu membuka mulut berkhotbah. Tapi jika ada orang Kristen yang harus diminta-minta dulu oleh pihak gereja baru mau memberikan uangnya, maka orang Kristen seperti itu tetap seorang yang hina, meskipun ia memberikan satu milyar Orang yang mengerti prinsip Alkitab akan tahu bahwa tidak ada satu rasul pun yang pergi mencari uang, tetapi orang-orang percaya memberikan persembahannya kepada para rasul. Tidak ada nabi yang meminta-minta uang, tetapi umat Tuhan diberikan teguran untuk jangan mencuri uang Tuhan, tapi menyerahkan uang Tuhan! Yang menggarap harus jujur, harus setia dan tidakboleh egois. Dan yang memberikan uang harus memberikan dengan suka rela dan tidak sembarangan menyebut diri menolong Tuhan. Tuhan tidak perlu ditolong. Tuhan bukan pengemis. Tuhan adalah Allah, yang akan memberikan kepada kita dengan penuh melimpah.
Kekekalan itu begitu besar, begitu serius dan menyebabkan kita tidak berani sembarangan. Perasaan tanggung jawab dari segala tingkah laku dan perkataan dan etika kita semua itu berdasarkan bahwa kita menghadap kepada Allah yang kekal. Jika saya menghadap Allah yang kekal, maka saya tidak boleh sembarangan. Semua perkataan saya, semua kelakuan saya, harus saya kerjakan, karena saya akan menghadap Allah yang kekal. Jikalau demikian, bolehkah kita melihat orang lain sebagai orang yang tidak penting? Every person is an eternal being. Setiap manusia adalah makhluk yang bersifat kekekalan, di mana kita perlu mempunyai jiwa yang kasih pada mereka dan kita serius pada mereka. Kalau kita melihat pada seseorang, kita bukan melihat dua mata, satu hidung, satu mulut, cantik atau tidak. Waktu kita melihat seseorang, lihatlah dia adalah peta dan teladan Allah yang sedang menuju ke neraka. Inilah makhluk yang punya kekekalan dan memerlukan berita Injil!
3. Kesadaran Akan Kebinasaan
Jangan sampai kita ditipu oleh liberalisme. Jangan ditipu oleh ajaran-ajaran yang tidak bertanggungjawab, yang mengatakan tidak ada neraka, tidak ada penghukuman kekal, tidak ada penghakiman terakhir. Di abad ke-19 ada banyak teolog-teolog yang berusaha mengkompromikan Alklitab dengan pikiran manusia, berusaha menyesuaikan dengan pikiran yang popular pada zaman itu, dan mereka mengkompromikan iman Kristen dengan tidak bertanggung jawab. Mereka berkata, “Because God is love, it is imposible that He prepures the eternal fire for men’s sin.” Kalau Allah itu kasih, maka tidak mungkin bagi Allah yang penuh kasih itu menyediakan api neraka bagi manusia. Ajaran ini kelihatannya benar, dan sebagai akibatnya banyak kaum intelektual bisa menerima dan mereka berpikir bahwa itu logis.
Tetapi sesungguhnya, kita bukan mengabarkan sesuatu yang enak diterima atau sesuatu yang berdasarkan logika. Kita memberitakan firman Tuhan, kita memberitakan wahyu yang diberitakan pada kita. Apa yang diberitakan oleh Alkitab kita beritakan, apa yang tidak diberitakan oleh Alkitab tidak kita beritakan. Kita mengatakan : Saya tidak tahu, bukan karena kurang tahu, tetapi kita tidak mau tahu semua yang tidak sesuai dengan Alkitab dan apa yang tidak ada dalam Alkitab, kita tolak!
Alkitab mengatakan bahwa sorga dan neraka itu ada. Sorga dan neraka tidak menjadi ada karena kita membayangkan itu ada. Sorga dan neraka tidak menjadi tidak ada kalau kita membayangkannya tidak ada. Pendapat yang mengatakan bahwa lebih baik tidak ada sorga ataupun neraka adalah pikiran-pikiran subyektif tetapi bukan faktra, sebab Allah telah menetapkan apa yang telah Ia tetapkan.
Thomas Scott dari Inggris, adalah seorang politikus. Sebelum ia mati ia mengucapkan, “I never believe in heaven and hell; but now I believe both, yet it is too late.” Aku belum pernah percaya pada sorga dan neraka sampai saat ini, tetapi sekarang aku sadar, tetapi sudah terlambat. Apakah sorga? Apakah neraka? Apakah sorga adalah sebuah gedung besar yang didalamnya ada AC, dan neraka adalah tempat yang didalamnya ada api yang berkobar-kobar dan orang-orang berteriak? Sorga dan neraka bukan hanya satu pengertian yang bersifat superficial begitu saja, tetapi arti yang lebih dalam dari itu, sorga adalah tempat persatuan antara Sang Pencipta dan yang dicipta untuk selama-lamanya. Kita akan bergabung dengan sumber kebenaran. Kita bergabung dengan sumber cinta, sumber bijaksana, sumber kebajikan untukj selama-lamanya.
Dan apakah neraka? Kita akan dibuang dari hadapan Allah yang penuh kasih, kebenaran, kesucian, kebajikan, untuk selama-lamanya. Hidup tanpa ada kesucian, kasih, kebenaran, dalam siksaan akan akibat dosa kita sendiri. Jikalau kita mengerti akan apa yang dikatakan Alkitab ini betul-betul ada dan pasti ada, karena ini adalah firman Allah, maka kita biarkan orang masuk dalam neraka begitu saja? Saat seorang menghembuskan nafas untuk yang terakhir kali, mengalihkan dia dari dunia yang kelihatan menuju pada dunia yang tidak kelihatan, di situ merupakan suatu one way trafiic, point of no return, keadaan yang tidak mungkin kembali lagi.
Baca Juga: Eksposisi Kisah Para Rasul 17:1-14
Salah satu kebijaksanaan yang harus kita miliki adalah dengan melihat bagaimana orang melintasi batasan antara fana dan kekal. Jangan lihat berapa jaya, berapa kaya, berapa mulia atau berapa hebatnya seseorang. Tapi lihatlah pada saat ia pergi menuju kepada kekekalan. Bagaimana jiwanya pada saat ia pergi menuju kepada kekekalan. Dokter membuktikan bahwa gelombang dalam otak orang yang sudah mengenal Tuhan waktu ia meninggal dunia sangat stabil. Tapi vibrasi dari orang yang tidak mengenal Tuhan dan tidak berdamai dengan Tuhan, maka gelombang vibrasinya begitu naik turun dan menakutkan luar biasa. Ini satu fakta, satu hal yang sungguh-sungguh, itu sebabnya kita mengabarkan Injil.
4. Cinta Tuhan mendorong Kita
Karena cinta Tuhan mendorong kita, maka kita tidak mungkin hidup tidak membawa jiwa. Kita tidak miungkin hidup hanya bagi diri kita sendiri saja. Kita menjadi Kristen, didorong cinta kasih Tuhan. Pada waktu kita jatuh cinta untuk pertama kali pada seseorang, pada waktu itu kita berkata seolah-olah tidak bisa lagi hidup tanpa dia. Di Jakarta, ada seorang Kristen yang sudah tua, kemudian menyerahkan banyak bukunya untuk gereja. Setelah orang membaca-baca buku itu, ditemukan surat cinta yang ditulis 30 tahun sebelumnya. Kalimat puitis itu indah sekali. Orang yang pendiam kalau sudah jatuih cinta bisa menjadi pujangga. Orang yang pelit luar biasa pada saat jatuh cinta bisa memberikan segala sesuatu kepada orang yang dicintainya. Waktu jatuh cinta, mau tidak mau, harus didorong oleh emosi untuk bersatu dan untuk memperoleh yang dicintai.
Sekarang ini kita tidak memberitakan Injil karena kekurangan cinta Tuhan yang mendorong kita. Waktu Tuhan mendorong kita dengan cinta, maka kita melihat setiap jiwa itu sebagai sasaran dalam rencana Tuhan Allah mau memperoleh mereka. Tetapi di dalam keadaan demikian kita sadar kewajiban kita. Kalau sudah didorong, maka tidak mungkin kita meninggalkan atau membiarkan begitu saja. Kita harus membawa mereka pada Tuhan. Dalam cinta tidak ada ketakutan, kata Alkitab. Kita sering mau mengabarkan Injil kepada seseorang, tapi takut pada mereka, takut kalau mengabarkan Injil nanti orang itu marah. Cinta menjadi paradox. Tetapi Alkitab berkata bahwa kasih yang sempurna tidak ada ketakutan (1 Yohanes 4:18).
Tidak semua dari kita dilahirkan menjadi orang yang gagah berani. Tetapi dengan berdoa memohon agar Roh Kudus memberikan kepada kita keberanian, maka akhirnya di dalam cinta kasih Tuhan yang sempurna, tidak ada ketakutan. Tuhan menyertai kita, jangan takut. Dari seluruh kekuatiran yang ada pada kita, 98% sebenarnya tidak pernah terjadi. Dan sisa yang 2% itu ada dibawah tanggungan Tuhan, hanya Dia yang memberikan pertolongan pada kita.
BACA JUGA: HIDUP SEBAGAI ANAK-ANAK TERANG
Waktu cinta sudah mendorong dan memnuhi hati kita, maka kita menjadi lain. Kita melihat jiwa-jiowa yang lainmempunyai nilai yang luar biasa, dan cinta mendorong kita untukmembertitakan Injil kepada mereka. Kesadaran untuk berbuah adalah karena kita harus berjumpa dengan Tuhan kelak. Kalau kita sebagai orang Kristen tidak pernah berbuah, bagaimana kita kan bertemu dengan Tuhan?
PENUTUP:
Seseorang divonis oleh dokter bahwa hidupnya tak akan lama lagi, karena ia mendapat penyakit yang sangat parah. Orang itu menangis dan memanggil seorang pendeta untuk datang kepadanya. Pendeta itu menanyakan akan kesiapan hatinya menghadapi kematian dan berkata kepadanya, “Kalau Tuhan mau mengambil jiwamu, sudahkah bersedia hati?” Memang ada kalanya Tuhan menyembuhkan, tetapi ada kalanya tidak. Orang yang sakit tadi kemudian dengan berlinangan air mata mengatakan bahwa dirinya sudah siap kalau Tuhan memanggil dia, ia sudah rela hati. Ia sudah diselamatkan. Tetapi mengapa menangis? Ia menangis karena hidupnya akan berakhir dengan cepat, dan akan menuju kepada kekekalan,tetapi ia sedih karena belum pernah membawa orang lain kepada Tuhan. Ia akan berhadapan dengan Tuhan dengan tangan kosong, ia merasa malu kepada Tuhan. Tuhan mencintai dan menyelamatkan dirinya, tetapi ia sendiri belum pernah membawa jiwa kepada Tuhan. Pendeta itu begitu sedih dan perasaannya terhanyut. Akhirnya pendeta itu berkata, “Tuliskanlah perasaanmu itu dan akan dijadikan lagu untuk dinyanyikan orang lain.” Orang itu mulai menulis :
Dapatkah aku berjumpa Tuhan dengan tangan hampa?
Jiwaku sudah diselamatkan,
Tetapi aku belum mengerjakan apa-apa bagi Tuhan,
Bagaimana aku berjumpa dengan Dia?
Setelah ia selesai menulis lagu itu, kemudian ia meninggal. Pendeta itu menyuruh saeorang komponis yang mengasihi Tuhan untuk menjadikannya sebuah lagu. Lagu itu sekarang telah dinyanyikan oleh banyak orang.
Sudahkah Anda berbuah Injil? Sudahkah Anda membawa saudara, orang tua, pembantu, kolega, teman sekolah, dan kenalan Anda kepada Tuhan? Paulus berkata, “Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidakl terpelajar. Itulah sebabnya aku ingin untukmemberitakan Injil kepada kamu…..”
Maukah Anda memberitakan Injil Tuhan sejak saat ini?