PERSEKUTUAN ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT (2)-1RAJA-RAJA 22:1-54
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
PERSEKUTUAN ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT (2)-1Raja-Raja 22:1-54. 1Raja-Raja 22:1-54 - “(1) Tiga tahun lamanya orang tinggal aman dengan tidak ada perang antara Aram dan Israel. (2) Pada tahun yang ketiga pergilah Yosafat, raja Yehuda, kepada raja Israel. (3) Berkatalah raja Israel kepada pegawai-pegawainya: ‘Tahukah kamu, bahwa Ramot-Gilead sebenarnya milik kita? Tetapi kita tinggal diam saja dan tidak merebutnya dari tangan raja negeri Aram.’ (4) Lalu katanya kepada Yosafat: ‘Maukah engkau pergi bersama-sama aku untuk memerangi Ramot-Gilead?’ Jawab Yosafat kepada raja Israel: ‘Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku dan rakyatmu, kudaku dan kudamu.’ (5) Tetapi Yosafat berkata kepada raja Israel: ‘Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN.’ (6) Lalu raja Israel mengumpulkan para nabi, kira-kira empat ratus orang banyaknya, kemudian bertanyalah ia kepada mereka: ‘Apakah aku boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?’ Jawab mereka: ‘Majulah! Tuhan akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (7) Tetapi Yosafat bertanya: ‘Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?’ (8) Jawab raja Israel kepada Yosafat: ‘Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla.’ Kata Yosafat: ‘Janganlah raja berkata demikian.’ (9) Kemudian raja Israel memanggil seorang pegawai istana, katanya: ‘Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera!’ (10) Sementara raja Israel dan Yosafat, raja Yehuda, duduk masing-masing di atas takhtanya dengan pakaian kebesaran, di suatu tempat pengirikan di depan pintu gerbang Samaria, sedang semua nabi itu bernubuat di depan mereka, (11) maka Zedekia bin Kenaana membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka.’ (12) Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: ‘Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’ (14) Tetapi Mikha menjawab: ‘Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.’ (15) Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: ‘Mikha, apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau kami membatalkannya?’ Jawabnya kepadanya: ‘Majulah dan engkau akan beruntung, sebab TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (16) Tetapi raja berkata kepadanya: ‘Sampai berapa kali aku menyuruh engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran demi nama TUHAN?’ (17) Lalu jawabnya: ‘Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat.’ (18) Kemudian raja Israel berkata kepada Yosafat: ‘Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?’ (19) Kata Mikha: ‘Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya, di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (20) Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (21) Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.’ (24) Sesudah itu tampillah Zedekia bin Kenaana, ditamparnyalah pipi Mikha serta berkata: ‘Mana boleh Roh TUHAN pindah dari padaku untuk berbicara kepadamu?’ (25) Tetapi Mikha menjawab: ‘Sesungguhnya engkau akan melihatnya pada hari engkau lari dari satu kamar ke kamar yang lain untuk menyembunyikan diri.’ (26) Berkatalah raja Israel: ‘Tangkaplah Mikha, bawa dia kembali kepada Amon, penguasa kota, dan kepada Yoas, anak raja, (27) dan katakan: Beginilah titah raja: Masukkan orang ini dalam penjara dan beri dia makan roti dan minum air serba sedikit sampai aku pulang dengan selamat.’ (28) Tetapi jawab Mikha: ‘Jika benar-benar engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku!’ Lalu disambungnya: ‘Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!’ (29) Sesudah itu majulah raja Israel dengan Yosafat, raja Yehuda, ke Ramot-Gilead. (30) Raja Israel berkata kepada Yosafat: ‘Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu.’ Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian masuk ke pertempuran. (31) Adapun raja negeri Aram telah memberi perintah kepada para panglima pasukan keretanya, tiga puluh dua orang banyaknya, demikian: ‘Janganlah kamu berperang melawan sembarang orang, melainkan melawan raja Israel saja.’ (32) Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: ‘Itu pasti raja Israel!’ Lalu majulah mereka untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak. (33) Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat, bahwa dia bukanlah raja Israel, maka undurlah mereka dari padanya. (34) Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: ‘Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka.’ (35) Tetapi pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja tetap ditopang berdiri di dalam kereta berhadapan dengan orang Aram itu, sampai ia mati pada waktu petang. Darahnya mengalir dari lukanya ke dalam palung kereta. (36) Kira-kira pada waktu matahari terbenam terdengarlah teriakan di sepanjang barisan tentara itu: ‘Masing-masing ke kotanya, masing-masing ke negerinya! (37) Raja sudah mati!’ Maka pulanglah mereka ke Samaria, lalu mereka menguburkan raja di Samaria. (38) Ketika kereta itu dicuci di tepi telaga Samaria, maka darah raja dijilat anjing, sedang perempuan-perempuan sundal mandi di tempat itu, sesuai dengan firman TUHAN yang telah diucapkanNya. (39) Selebihnya dari riwayat Ahab dan segala yang dilakukannya serta istana gading dan segala kota yang didirikannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel? (40) Demikianlah Ahab mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya. Maka Ahazia, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. (41) Yosafat, anak Asa, menjadi raja atas Yehuda dalam tahun keempat zaman Ahab, raja Israel. (42) Yosafat berumur tiga puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Azuba, anak Silhi. (43) Ia hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya; ia tidak menyimpang dari padanya dan melakukan apa yang benar di mata TUHAN. (44) Hanya bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan. Orang masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu. (45) Dan Yosafat hidup dalam damai dengan raja Israel. (46) Selebihnya dari riwayat Yosafat dan kepahlawanan yang dilakukannya dan bagaimana ia berperang, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda? (47) Dan sisa pelacuran bakti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya, dihapuskannya dari negeri itu. (48) Tidak ada raja di Edom, karena itu yang menjadi raja ialah seorang kepala daerah. (49) Yosafat membuat kapal-kapal Tarsis untuk pergi ke Ofir mengambil emas, tetapi kapal-kapal itu tidak jadi pergi ke sana, sebab kapal-kapal itu pecah di Ezion-Geber. (50) Pada waktu itu Ahazia, anak Ahab, berkata kepada Yosafat: ‘Baiklah anak buahku pergi bersama-sama anak buahmu dengan kapal-kapal itu.’ Tetapi Yosafat tidak mau. (51) Kemudian Yosafat mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di kota Daud, bapa leluhurnya. Maka Yoram, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. (52) Ahazia, anak Ahab, menjadi raja atas Israel di Samaria dalam tahun ketujuh belas zaman Yosafat, raja Yehuda, dan ia memerintah atas Israel dua tahun lamanya. (53) Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan hidup menurut kelakuan ayahnya dan ibunya dan Yerobeam bin Nebat, yang telah mengakibatkan orang Israel berdosa. (54) Ia beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya dan dengan demikian ia menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, tepat seperti yang dilakukan ayahnya.”.
teknologi, otomotif, bisnis |
Catatan: hanya dibaca yang warna biru; karena bagian itu saja yang dibahas pada session ini.
I) Yosafat minta petunjuk Tuhan.
1) Sebelum berperang Yosafat minta petunjuk Tuhan lebih dulu (1 Raja-Raja 22: 5).
Ini bagusnya Yosafat; ia masih menginginkan petunjuk Tuhan. Tetapi kesalahannya adalah bahwa ia sudah menyanggupi untuk ikut berperang (ay 4), dan baru sesudah itu ia menanyakan kehendak Tuhan.
2) Ahab lalu mengumpulkan 400 nabi-nabinya (1 Raja-Raja 22: 6).
Ada yang mengatakan bahwa 400 nabi di sini adalah nabi-nabi Asyera (bdk. 1RajaRaja 18:19), yang tidak ikut hadir dalam pertemuan dengan Elia di gunung Karmel, sehingga tidak ikut dibasmi.
Tetapi Keil & Delitzsch (hal 274) menganggap bahwa nabi-nabi ini bukan nabi-nabi Baal maupun Asyera. Alasannya:
a) Mereka tidak bernubuat demi Baal / Asyera.
b) Yosafat adalah raja yang saleh dan jelas anti Baal / Asyera sehingga tidak mungkin Ahab melakukan tindakan yang begitu bodoh dengan memanggil nabi-nabi Baal / Asyera.
Tetapi mereka jelas juga bukan nabi-nabi Tuhan yang asli. Perhatikan bahwa dalam 1 Raja-Raja 22: 23 Mikha berbicara kepada Ahab dan menyebut nabi-nabi itu sebagai ‘semua nabiMU’. Ini adalah nabi-nabi Tuhan yang menyembahNya melalui patung sapi jantan (bdk. ay 11), dan bernubuat tanpa panggilan dari Allah.
Pulpit Commentary memperjelas dengan mengatakan bahwa ini adalah imam-imam dari bukit-bukit pengorbanan di Betel dan Dan, penerus dari mereka yang diangkat sebagai imam oleh Yerobeam (1Raja 12:25-33, khususnya perhatikan 1Raja 12:28-29,31,32b).
3) Nubuat dari nabi-nabi palsu itu (1 Raja-Raja 22: 6b-12).
a) Waktu Ahab bertanya kepada mereka, nabi-nabi palsu itu menjawab / bernubuat: ‘Majulah! Tuhan (ADONAY) akan menyerahkannya ke dalam tangan raja’ (1 Raja-Raja 22: 6).
Ini adalah:
1. Nubuat yang menyenangkan Ahab (1 Raja-Raja 22: 6b, bdk. ay 11-13).
Matthew Henry: “Those that love to be flattered shall not want flatterers.” [= Mereka yang senang untuk disanjung tidak akan kekurangan penyanjung-penyanjung.].
Memang salah satu ciri nabi palsu adalah: nubuat / ajarannya menyenangkan orang (Yeremia 23:16-17 Yer 8:10b-11 2Timotius 4:3-4).
Yeremia 23:16-17 - “(16) Beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN; (17) mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!’”.
Yeremia 8:10-11 - “(10) Sebab itu Aku akan memberikan isteri-isteri mereka kepada orang lain, ladang-ladang mereka kepada penjajah. Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar, semuanya mengejar untung; baik nabi maupun imam, semuanya melakukan tipu. (11) Mereka mengobati luka puteri umatKu dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.”.
2Timotius 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”.
Penyesuaian theologia dengan tempat dimana seorang pengkhotbah berkhotbah juga bisa dianggap sebagai hal-hal yang menyenangkan pendengar, dan merupakan salah satu ciri dari nabi palsu!
2. Nubuat yang berarti ganda (Clarke).
Clarke mengomentari kata-kata ‘Tuhan / TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja’ (1 Raja-Raja 22: 6,12), dan berkata bahwa sebetulnya kata ‘nya’ itu tidak ada dalam bahasa aslinya.
Jadi kata-kata dalam 1 Raja-Raja 22: 6,12 itu bisa berarti:
a. Tuhan / TUHAN akan menyerahkan Ramot-Gilead ke dalam tangan raja Israel.
b. Tuhan / TUHAN akan menyerahkan Israel ke dalam tangan raja Aram.
Catatan: terjemahan hurufiah dari ay 12 adalah: ‘Majulah ke Ramot-Gilead, dan menanglah! TUHAN akan menyerahkan ke dalam tangan raja’. Jadi nubuat inipun tidak menjamin apa-apa.
Clarke mengatakan bahwa arti ganda ini sengaja dilakukan supaya apapun yang terjadi nubuat itu tetap benar, dan kewibawaan nabi-nabi palsu itu tetap terjaga (Catatan: tetapi perlu juga dilihat bahwa dalam ay 11 nanti Zedekia tidak memberikan nubuat dengan arti ganda seperti itu).
Adam Clarke: “When prophecies and oracles were not delivered in this dubious way, they were generally couched in such intricate and dark terms that the assistance of the oracle was necessary to explain the oracle, and then it was IGNOTUM PER IGNOTIUS, a dark saying paraphrased by one yet more obscure.” [= Pada waktu nubuat dan sabda Allah tidak diberikan dengan cara yang meragukan ini, biasanya mereka dituliskan dalam istilah-istilah yang ruwet / berbelit-belit dan kabur sehingga dibutuhkan bantuan untuk menjelaskan sabda Allah itu, dan lalu itu menjadi IGNOTUM PER IGNOTIUS, suatu kalimat yang kabur diungkapkan dengan kata-kata lain yang lebih kabur lagi.] - hal 475-476.
Saya berpendapat bahwa kata-kata Clarke ini harus sangat diperhatikan, karena memang kebanyakan nabi palsu melakukan hal-hal yang ia katakan ini. Seorang pengkhotbah / pengajar seharusnya mengajarkan sedemikian rupa sehingga tidak ada arti ganda, dan ajarannya bisa dimengerti dengan jelas dan tidak mungkin disalah-mengerti. Tetapi pada waktu seorang nabi palsu mengajarkan ajaran sesatnya, biasanya ia berlaku sebaliknya. Tujuannya supaya kalau diserang, ia bisa berkelit, dan mengatakan bahwa itu bukan maksudnya.
Tanggapan Yosafat terhadap nubuat nabi-nabi palsu dalam ay 6b: Yosafat minta seorang nabi TUHAN / YAHWEH (1 Raja-Raja 22: 7).
Rupanya Yosafat menyadari atau setidaknya mencurigai bahwa orang-orang ini bukan nabi TUHAN, dan ia lalu menanyakan apakah ada nabi TUHAN. Ada yang mengatakan bahwa kecurigaan Yosafat itu disebabkan karena nabi-nabi itu hanya menyebut ADONAY, bukan YAHWEH (1 Raja-Raja 22: 6). Juga karena mereka tidak menggunakan kata-kata yang biasanya digunakan nabi-nabi yaitu ‘Demikianlah firman TUHAN (YAHWEH)’.
Penerapan:
Orang kristen seharusnya juga belajar tentang ciri-ciri pemberitaan firman dari nabi asli dan nabi palsu. Misalnya untuk jaman sekarang:
1. ‘nabi’ yang terus bicara tentang mujijat / kesembuhan, atau yang terus menekankan bahasa roh.
2. ‘nabi’ yang merendahkan Kitab Suci. Ini bisa terlihat dari banyak hal seperti, kalau ia berkhotbah tanpa membahas ayat Alkitab manapun (sekalipun ada text yang dibaca sebelum khotbah, tetapi textnya tak pernah dibahas), atau kalau ia berani menabrak ayat manapun dalam Alkitab, atau merendahkan ayat sebagai salah (bukan salah penyalinan / terjemahan, tetapi memang salah), dsb.
3. ‘nabi’ yang tidak mengakui Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Ini bisa ia lakukan dengan mengagung-agungkan tokoh agama lain yang jelas-jelas sesat, menyamakan kristen dengan agama lain manapun juga, dsb.
4. ‘nabi’ yang tidak pernah memberitakan Injil / mendorong jemaatnya untuk percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamatnya.
5. ‘nabi’ yang mengajarkan keselamatan karena perbuatan baik.
6. ‘nabi’ yang melarang untuk mengatakan gereja apapun / pendeta manapun sebagai sesat.
Dan kalau seorang kristen tahu bahwa seorang nabi tertentu adalah nabi palsu, maka kalau ia adalah orang kristen yang baik mestinya ia tidak mau mendengarkan nabi palsu itu (kecuali kalau mendengarkan untuk menyerang). Karena itu jangan berbakti di gereja yang saudara tahu pengkhotbahnya adalah nabi palsu.
Banyak orang kristen yang tidak peduli di gereja yang bagaimana ia berbakti, karena yang penting ia berbakti kepada Tuhan. Perlu saudara pikirkan: kalau pemberitaan firmannya sesat, itu berarti setan yang berbicara dalam kebaktian itu. Apakah itu dianggap sebagai kebaktian oleh Tuhan?
Ada juga orang kristen yang mengatakan bahwa kalau mendengar khotbah, ia akan membuang yang salah, dan hanya menerima yang benar. Seakan-akan merupakan hal yang mudah untuk memisahkan racun yang sudah dicampurkan ke dalam makanan!
b) Bernubuat demi Yahweh (ay 11-12)!
1 Raja-Raja 22: 11-12: “(11) maka Zedekia bin Kenaana membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka.’ (12) Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: ‘Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’”.
Ada beberapa hal yang bisa diperhatikan dari bagian ini:
1. Sementara menunggu Mikha dipanggil, maka nabi-nabi palsu itu terus bernubuat, padahal Yosafat sudah menolak mereka. Jadi mereka mempunyai ketekunan pada waktu mereka / berita mereka ditolak. Ketekunan seperti ini harus ditiru, khususnya dalam menginjili seseorang!
2. Rupanya mereka tahu alasan Yosafat menolak mereka, dan sekarang mereka ‘menyesuaikan diri’ dengan keinginan Yosafat. Sekarang nabi-nabi yang banyak itu mengganti ADONAY dari ay 6b menjadi YAHWEH (ay 12b), dan Zedekia bukan hanya menggunakan nama YAHWEH tetapi juga meniru kebiasaan nabi-nabi Perjanjian Lama dengan mengucapkan kata-kata ‘Demikianlah firman TUHAN (YAHWEH)’.
Penerapan:
a. Sikap yang flexible belum tentu baik! Hati-hatilah dengan pendeta / pengkhotbah yang bersikap seperti bunglon. Dalam kalangan Kharismatik ia menekankan bahasa roh dan kesembuhan / mujijat; dalam kalangan Liberal ia merendahkan Kitab Suci; dalam kalangan Injili ia menekankan ketidak-bersalahan Kitab Suci dan Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat.
b. Jangan terlalu cepat percaya kepada ‘nabi’ jaman sekarang sekalipun mereka berdoa, mengusir setan, melakukan mujijat, menyembuhkan orang, demi nama Yesus. Bdk. Matius 7:22-23 Kis 19:13. Mereka tahu ungkapan ‘demi nama Yesus’ itu dianggap ‘keramat’ oleh banyak orang Kristen, sehingga mereka bisa saja menggunakan secara cukup banyak.
3. Nubuat Zedekia (1 Raja-Raja 22: 11).
Ia menjadi lembu / banteng dan menubuatkan suatu dusta!
Barnes’ Notes: “The horn in Scripture is the favourite symbol of power; and pushing with the horn is a common metaphor for attacking and conquering enemies” [= Tanduk dalam Kitab Suci merupakan simbol yang favorit tentang kuasa / kekuatan; dan mendorong dengan tanduk merupakan kiasan yang umum untuk menyerang dan mengalahkan musuh] - hal 221.
c) Apakah para nabi palsu itu sendiri percaya pada nubuat mereka?
Barnes’ Notes: “He may have believed his own words; for the ‘lying spirit’ (v. 22) may have seemed to him a messenger from Jehovah.” [= Ia (Zedekia) mungkin percaya pada kata-katanya sendiri; karena ‘roh dusta’ (ay 22) bisa kelihatan olehnya sebagai utusan dari Yehovah.] - hal 221.
Tetapi apakah para nabi palsu itu memang yakin akan nubuat mereka? Ada 2 hal yang meragukan hal ini:
1. Adanya ay 13 yang mengatakan bahwa ‘nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja’. Kata ‘sepakat’ itu kelihatannya menunjukkan kesengajaan untuk menubuatkan yang salah.
Jawab:
a. Ini bisa menunjukkan bahwa mereka sepakat karena sama-sama ditipu oleh setan / diilhami oleh pemikiran yang sama dari setan.
b. Disamping itu perhatikan terjemahan KJV yang memberikan terjemahan hurufiah tentang 1 Raja-Raja 22: 13 ini.
KJV: ‘the words of the prophets declare good unto the king with one mouth’ [= kata-kata dari nabi-nabi menyatakan kebaikan bagi raja dengan satu mulut].
Jadi, ini tidak / belum menunjukkan adanya suatu kesepakatan, tetapi hanya menunjukkan bahwa kata-kata mereka itu sama.
Matthew Henry: “All the prophets agreed, as one man, that Ahab should return from this expedition a conqueror, v. 12. Unity is not always the mark of a true church and a true ministry. Here were 400 men that prophesied with one mind and one mouth, and yet all in an error.” [= Semua nabi-nabi itu setuju, sebagai satu orang, bahwa Ahab akan kembali dari expedisi ini sebagai seorang pemenang, ay 12. Kesatuan tidak selalu merupakan tanda / ciri dari suatu gereja yang benar dan suatu pelayanan yang benar. Di sini ada 400 orang yang bernubuat dengan satu pikiran dan satu mulut, tetapi semuanya dalam suatu kesalahan.].
2. ‘roh dusta’ (1 Raja-Raja 22: 22-23) menyebabkan nabi-nabi itu berdusta.
Jawab: orang bisa berdusta secara sadar / sengaja maupun secara tidak sadar / tidak sengaja.
Bahkan kalau kata-kata Clarke di atas itu benar (tentang nubuat yang berarti ganda), itu tidak menunjukkan bahwa nabi-nabi palsu itu sendiri yang sengaja memberi arti ganda. Mungkin kelihaian setanlah yang mengilhami mereka dengan nubuat yang berarti ganda itu.
Jadi ada kemungkinan bahwa para nabi palsu itu betul-betul yakin akan kebenaran nubuat mereka. Penjelasan tentang ay 25 (lihat point II, 4, c di bawah) akan lebih mendukung pandangan ini.
II) Mikha bin Yimla dan nubuatnya.
1) Jawaban Ahab (1 Raja-Raja 22: 8).
a) Mikha bin Yimla. Mengapa bukan Elia? Mungkin karena Elia selalu sembunyi dan sukar dicari.
b) Kata-kata Ahab ini menyebabkan ada penafsir yang berpendapat bahwa nabi yang menegur Ahab dalam 1Raja 20:35-43 adalah nabi Mikha ini. Teguran itulah yang menyebabkan Ahab membenci nabi itu.
c) Ahab membenci Mikha (ay 8b).
1. Ahab membenci Mikha karena kesetiaan Mikha dalam melakukan pemberitaan firman Tuhan.
Pulpit Commentary: “Continued faithfulness, if it may not win, must be repelled and hated. ‘Woe unto you when all men speak well of you; for so,’ &c.” [= Kesetiaan yang terus menerus, jika itu tidak memenangkan, pasti ditolak dan dibenci. ‘Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian’, dst.] - hal 557.
Lukas 6:26 - “Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.
Pulpit Commentary: “‘I hate him.’ Whom did Ahab hate? Micaiah, the faithful prophet of the Lord .... Why does Ahab hate Micaiah? ‘For he doth not prophesy good concerning me, but evil.’ Because he does not falsify the truth of God to flatter me. Because he does not play the devil to please me, as these four hundred do!” [= ‘Aku membencinya’. Siapa yang dibenci oleh Ahab? Mikha, nabi yang setia dari Tuhan. ... Mengapa Ahab membenci Mikha? ‘Sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka’. Karena ia tidak memalsukan kebenaran Allah untuk menjilat aku. Karena ia tidak melakukan permainan setan untuk menyenangkan aku, seperti yang dilakukan oleh 400 orang ini!] - hal 547.
Bandingkan dengan Bambang Noorsena yang selalu membanggakan dirinya karena katanya ia diterima oleh orang-orang / tokoh-tokoh agama lain (bdk. Luk 6:22-23,26). Saya hampir yakin bahwa andaikata ia hidup dan melayani pada jaman Ahab, ia juga akan diterima oleh Ahab! Ini bukanlah sesuatu yang membanggakan, tetapi menyedihkan!
Lukas 6:22-23,26 - “(22) Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. (23) Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. ... (26) Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.
2. 1 Raja-Raja 22: 8 ini juga menunjukkan bahwa Ahab adalah type orang yang hanya menyenangi berita yang enak, tetapi menolak berita yang tidak enak. Sikap Ahab ini seperti yang dikatakan dalam Yes 30:9-11!
Yes 30:9-11 - “(9) Sebab mereka itu suatu bangsa pemberontak, anak-anak yang suka bohong anak-anak yang enggan mendengar akan pengajaran TUHAN; (10) yang mengatakan kepada para tukang tilik: ‘Jangan menilik,’ dan kepada para pelihat: ‘Janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, lihatlah bagi kami hal-hal yang semu, (11) menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel.’”.
Sikap seperti ini mempunyai andil terhadap munculnya nabi-nabi palsu yang memberitakan berita yang menyenangkan pendengarnya! Karena itu janganlah saudara bersikap seperti itu.
Juga, lebih baik menjadi seorang pengkhotbah ‘yang tak laku’ karena memberitakan kebenaran, dari pada menjadi seorang pengkhotbah ‘yang laris’ karena selalu memberitakan hal-hal yang enak-enak, dan menyesuaikan pemberitaannya dengan para pendengarnya!
3. Kebencian Ahab dinyatakan dengan memasukkan Mikha ke dalam penjara (perhatikan kata ‘kembali’ dalam ay 26). Bandingkan dengan Herodes yang memasukkan Yohanes Pembaptis ke dalam penjara (Matius 14:3-4).
2) Penekanan terhadap Mikha (1 Raja-Raja 22: 13-14).
Ay 13-14: “(13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’ (14) Tetapi Mikha menjawab: ‘Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.’”.
a) Mikha disuruh menubuatkan seperti nubuat para nabi palsu (1 Raja-Raja 22: 13).
b) Nabi Mikha menolak perintah itu.
Ia hanya mau memberitahu apa yang betul-betul datang dari Tuhan (1 Raja-Raja 22: 14).
Matthew Henry: “The two kings sat each in their robes and chairs of state, in the gate of Samaria, ready to receive this poor prophet, and to hear what he had to say; ... They were attended with a crowd of flattering prophets, that could not think of prophesying any thing but what was very sweet and very smooth to two such glorious princes now in confederacy. ... Micaiah, who knows better things, protests, and backs his protestation with an oath, that he will deliver his message from God with all faithfulness, whether it be pleasing or displeasing to his prince ... This was nobly resolved, and as became one who had his eye to a greater King than either of these, arrayed with brighter robes, and sitting on a higher throne.” [= Kedua raja masing-masing duduk dengan jubah mereka di takhta kebesaran mereka, di pintu gerbang Samaria, siap untuk menerima nabi yang malang / miskin ini, dan untuk mendengar apa yang harus ia katakan; ... Mereka disertai dengan banyak nabi-nabi yang suka menyanjung, yang tak bisa memikirkan tentang nubuat apapun kecuali yang sangat manis dan sangat halus bagi dua raja yang begitu mulia yang sekarang ada dalam persekutuan. ... Mikha, yang mengetahui hal-hal yang lebih baik, memprotes, dan menguatkan protesnya dengan suatu sumpah, bahwa ia akan menyampaikan pesannya dari Allah dengan segala kesetiaan, apakah itu menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi rajanya ... Ini diputuskan secara mulia, karena ia menjadi seseorang yang matanya diarahkan kepada seorang Raja yang lebih besar dari yang manapun dari mereka berdua, berpakaian dengan jubah yang lebih terang, dan duduk di sebuah takhta yang lebih tinggi.].
Memang seorang pengkhotbah tidak boleh membiarkan diri untuk didikte untuk mengatakan apa yang tidak benar!
Penerapan: dalam kebanyakan gereja terdapat salah satu dari 2 extrim ini:
1. Pendeta yang menjadi raja kecil / diktator.
2. Pendeta yang menjadi budak, dan dalam segala hal didikte oleh majelis / orang kaya dalam gereja, termasuk dalam apa yang ia beritakan! Pendeta seperti ini harus belajar dari nabi Mikha di sini!
3) Nubuat dari nabi Mikha.
a) Nubuat ejekan dari Mikha.
Terhadap pertanyaan Ahab dalam ay 15a, Mikha menjawab dengan ‘nubuat’ dalam ay 15b.
1 Raja-Raja 22: 15: “Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: ‘Mikha, apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau kami membatalkannya?’ Jawabnya kepadanya: ‘Majulah dan engkau akan beruntung, sebab TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’”.
Perhatikan, bahwa dalam ‘nubuat’ ini Mikha tidak mengatakan ‘demikianlah firman TUHAN’ seperti biasanya (bdk ay 17,19,20 dimana ia menggunakan kata-kata itu.).
Perhatikan juga bahwa kata-kata ini sama dengan nubuat para nabi palsu dalam ay 12. Jelas bahwa nabi Mikha mengatakan ini dengan sinis sebagai suatu irony / ejekan. Pasti nada dan / atau mimik wajahnya menunjukkan secara jelas bahwa ia sedang mengejek, bukan sungguh-sungguh bernubuat. Ini menunjukkan keberanian yang luar biasa dari Mikha, yang sama sekali tidak takut kepada Ahab.
Adam Clarke: “This was a strong irony; ... These were the precise words of the false prophets, (see ver. 6 and 12,) and were spoken by Micaiah in such a tone and manner as at once showed to Ahab that he did not believe them; hence the king adjures him, ver. 16, that he would speak to him nothing but truth;” [= Ini adalah ironi / ejekan yang kuat; ... Ini persis merupakan kata-kata dari nabi-nabi palsu itu, (lihat ay 6 dan 12), dan diucapkan oleh Mikha dengan nada dan cara sedemikian rupa sehingga segera menunjukkan kepada Ahab bahwa ia (Mikha) tidak mempercayai kata-kata itu; karena itu raja mendesaknya, ay 16, supaya ia tidak mengatakan apapun selain kebenaran kepadanya;] - hal 475.
Pulpit Commentary: “There was an exquisite propriety in this. The question was insincere; the reply was ironical ... No doubt Micaiah’s mocking tone showed that his words were ironical (cf. ch. 18:27).” [= Ada kesesuaian yang sangat indah di sini. Pertanyaan itu tidak tulus; jawabannya bersifat ironi / ejekan ... Tidak diragukan lagi bahwa nada mengejek dari Mikha menunjukkan bahwa kata-katanya bersifat ironi / mengejek (bdk. pasal 18:27).] - hal 534.
Barnes’ Notes: “Micaiah speaks the exact words of the 400 in so mocking and ironical a tone, that the king cannot mistake his meaning, or regard his answer as serious.” [= Mikha mengucapkan secara persis kata-kata dari 400 orang itu dengan nada yang begitu mengejek dan bersifat ironi, sehingga raja tidak bisa salah tentang arti yang ia maksudkan, atau menganggap jawabannya sebagai sesuatu yang serius.] - hal 221.
Barnes’ Notes: “The king’s rejoinder implies that this mocking manner was familiar to Micaiah, who had used it in some former dealings with the Israelite monarch.” [= Jawaban raja secara tak langsung menunjukkan bahwa cara mengejek ini sudah lazim bagi Mikha, yang telah menggunakannya pada beberapa urusan sebelumnya dengan raja Israel.] - hal 221.
Elia mengejek nabi-nabi palsu dalam 1Raja 18:27, dan Mikha mengejek Ahab di sini. Dan banyak orang di facebook selalu mencela saya karena saya menggunakan kata-kata keras, tidak hormat, tidak ‘lemat lembut’, tidak ‘kasih’ dan sebagainya. Beranikah mereka mencela Elia maupun Mikha dan semua nabi lain, bahkan Yesus, yang tak pernah berbicara lemah lembut, hormat, kasih dsb, kalau berhadapan dengan nabi-nabi palsu, orang-orang sesat / brengsek dsb??? Betul-betul orang-orang bodoh yang tak pernah belajar Alkitab!
b) Setelah didesak oleh Ahab dalam ay 16, maka Mikha memberikan nubuat yang serius / sungguh-sungguh (ay 17).
1 Raja-Raja 22: 16-17: “(16) Tetapi raja berkata kepadanya: ‘Sampai berapa kali aku menyuruh engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran demi nama TUHAN?’ (17) Lalu jawabnya: ‘Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat.’”.
1. Ay 17a: Kata-kata yang mengatakan bahwa Israel tercerai-berai seperti domba tanpa gembala ini menunjukkan bahwa kalau mereka maju berperang, maka Ahab akan mati, sehingga Israel akan kehilangan raja.
2. 1 Raja-Raja 22: 17b: ‘baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat’.
Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:
a. Janganlah maju berperang, pulang saja ke rumah masing-masing.
b. Ini adalah suatu nubuat yang digenapi dalam ay 36 (Matthew Poole).
Ahab lalu mengomentari nubuat itu kepada Yosafat (ay 18). Kata-kata Ahab menunjukkan bahwa rupanya ia beranggapan bahwa nabi Mikha mengatakan hal itu hanya karena Mikha membencinya, dan itu bukanlah nubuat dari Tuhan.
c) Mikha melanjutkan nubuatnya (1 Raja-Raja 22: 19-23).
Ay 19-23: “(19) Kata Mikha: ‘Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya, di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (20) Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (21) Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.’”.
Roh dusta ini jelas adalah setan. Kalau ada keberatan mengapa setan bisa hadir di depan takhta Allah, maka jawabnya adalah: itu juga terjadi dalam Ayub 1:6 2:1.
Ay 19-23 ini kelihatannya aneh, tetapi coba bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
1. Yeh 14:3-4 - “(3) ‘Hai anak manusia, orang-orang ini menjunjung berhala-berhalamereka dalam hatinya dan menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang menjatuhkan mereka ke dalam kesalahan. Apakah Aku mau mereka meminta petunjuk dari padaKu? (4) Oleh sebab itu berbicaralah kepada mereka dan katakan: Beginilah firman Tuhan ALLAH (ADONAY YAHWEH): Setiap orang dari kaum Israel yang menjunjung berhala-berhalanya dalam hatinya dan menempatkan di hadapannya batu sandungan yang menjatuhkannya ke dalam kesalahan, lalu datang menemui nabi - Aku, TUHAN sendiri akan menjawab dia oleh karena berhala-berhalanya yang banyak itu.”.
Kata-kata yang saya garisbawahi itu diterjemahkan berbeda oleh NIV, yang menterjemahkannya sebagai berikut: ‘I the LORD will answer him myself in keeping with his great idolatry’ [= Aku TUHAN sendiri akan menjawabnya sesuai dengan penyembahan berhalanya yang hebat / besar].
Barnes’ Notes menafsirkan bagian ini dengan berkata: “I will give him an answer as delusive as the idols which he serves.” [= Aku akan memberinya jawaban yang sama menyesatkan / menipunya dengan berhala-berhala yang ia sembah / layani.] - ‘Ezekiel’, hal 334.
Contoh: orang yang menyembah Maria dan patungnya lalu mendapatkan ‘mujijat’ dimana patung Maria mengeluarkan air mata darah, atau penglihatan tentang Maria, yang menyatakan dirinya tanpa dosa.
2. Yeh 14:9 - “Jikalau nabi itu membiarkan dirinya tergoda dengan mengatakan suatu ucapan - Aku, TUHAN yang menggoda nabi itu - maka Aku akan mengacungkan tanganKu melawan dia dan memunahkannya dari tengah-tengah umatKu Israel.”.
Ayat ini terletak dalam suatu kontex dimana Allah mengancam Israel. Ia berkata bahwa kalau ada orang yang pergi kepada seorang nabi palsu dan menanyakan petunjuk kepada nabi itu, maka Allah sendiri akan menjawab orang itu (Yeh 14:7). Lalu dalam Yeh 14:9 dikatakan bahwa pada waktu nabi palsu itu memberi petunjuk, yang tentunya merupakan petunjuk yang sesat, maka Tuhan yang menggoda nabi palsu itu.
3. 2Tes 2:9-12 - “(9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.”.
Beberapa kutipan tentang penafsiran 1Raja 22:19-23 ini:
a. Pulpit Commentary: “Ahab wished to be guided by false prophets, and the justice of God decreed that he should be guided by them to his ruin.” [= Ahab ingin dipimpin oleh nabi-nabi palsu, dan keadilan Allah menetapkan bahwa ia harus dipimpin oleh mereka menuju kehancurannya.] - hal 535.
b. Pulpit Commentary: “He wished for lies and he had them. ... It is thus God deals with deceivers still. He leaves them to be deceived, to be the prey of their own disordered fancies. It is notorious how men find in the Bible what they wish to find there; how all unsuspectingly they read their own meanings into the words of Scripture; how they interpret its injunctions by the rule of their own inclinations.” [= Ia menginginkan dusta dan ia mendapatkannya. ... Demikianlah Allah tetap memperlakukan penipu. Ia membiarkan mereka untuk ditipu, menjadi mangsa dari kesukaan mereka yang kacau. Merupakan sesuatu yang terkenal buruk bagaimana manusia mendapatkan dalam Akitab apa yang mereka ingin dapatkan di sana; bagaimana mereka semua tanpa kecurigaan memasukkan arti mereka sendiri ke dalam kata-kata dari Kitab Suci; bagaimana mereka menafsirkan perintah-perintah Kitab Suci menggunakan peraturan dari kecondongan mereka sendiri.] - hal 544.
c. Matthew Poole: “I will give them up into thy hands, and blind their minds, and leave them to their own ignorance and wickedness, which will certainly lead them into dreadful mistakes. ... I will not hinder thee from tempting them, nor give them grace to withstand their temptation; whereby thou mayest be assured of success.” [= Aku akan menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, dan membutakan pikiran mereka, dan membiarkan mereka pada kebodohan dan kejahatan mereka, yang pasti akan memimpin mereka ke dalam kesalahan-kesalahan yang mengerikan. ... Aku tidak akan menghalangi engkau untuk mencobai mereka, atau memberi mereka kasih karunia untuk bertahan terhadap pencobaan-pencobaan mereka; dengan mana engkau pasti berhasil.] - hal 713.
d. Keil & Delitzsch: “The words of Jehovah, ‘Persuade Ahab, thou wilt be able,’ and ‘Jehovah has put a lying spirit,’ etc., are not to be understood as merely expressing the permission of God, ... According to the Scriptures, God does work evil, but without therefore willing it and bringing forth sin. ... Jehovah has ordained that Ahab, being led astray by a prediction of his prophets inspired by the spirit of lies, shall enter upon the war, that he may find therein the punishment of his ungodliness.” [= Kata-kata Yehovah, ‘Bujuklah Ahab, engkau akan bisa’, dan ‘Yehovah telah meletakkan roh dusta’, dst, tidak boleh dimengerti sebagai semata-mata menyatakan ijin Allah, ... Menurut Kitab Suci, Allah memang mengerjakan kejahatan, tetapi tanpa menyenanginya, dan melahirkan / menimbulkan dosa. ... Yehovah telah menentukan bahwa Ahab, disesatkan oleh nubuat dari nabi-nabinya yang diilhami oleh roh dusta, akan maju berperang, supaya ia mendapatkan di dalamnya hukuman atas kejahatannya.] - hal 277.
e. Calvin: “God wills that the false king Ahab be deceived; the devil offers his services to this end; he is sent, with a definite command, to be a lying spirit in the mouth of all the prophets (1Kings 22:20,22). If the blinding and insanity of Ahab be God’s judgment, the figment of bare permission vanishes: because it would be ridiculous for the Judge only to permit what he wills to be done, and not also to decree it and to command its execution by his ministers.” [= Allah menghendaki bahwa raja Ahab yang tidak benar ditipu; setan menawarkan pelayanannya untuk tujuan ini; ia dikirim, dengan perintah yang pasti, untuk menjadi roh dusta dalam mulut semua nabi-nabi itu (1Raja 22:20,22). Jika pembutaan dan kegilaan Ahab adalah penghakiman Allah, isapan jempol tentang ‘sekedar ijin’ hilang: karena adalah menggelikan bagi sang Hakim untuk hanya mengijinkan apa yang Ia kehendaki untuk dilakukan, dan tidak juga menetapkannya dan memerintahkan pelaksanaannya oleh pelayan-pelayanNya.] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XVIII, no 1.
4) Penganiayaan terhadap Mikha dan jawaban Mikha terhadap hal itu (1 Raja-Raja 22: 24-28).
a) Zedekia menampar Mikha (1 Raja-Raja 22: 24).
Rupanya Zedekia yakin bahwa nubuatnya datang dari Tuhan, tetapi tindakannya menampar Mikha justru menunjukkan sebaliknya.
b) Zedekia berkata: ‘Mana boleh Roh TUHAN pindah dari padaku untuk berbicara kepadamu?’ (ay 24b).
RSV: ‘How did the spirit of the LORD go from me to speak to you?’ [= Bagaimana Roh TUHAN pergi dari aku untuk berbicara kepadamu?].
NASB: ‘How did the spirit of the LORD pass from me to speak to you?’ [= Bagaimana Roh TUHAN pindah dari aku untuk berbicara kepadamu?].
NIV: ‘Which way did the spirit from the LORD go when he went from me to speak to you?’ [= Jalan mana yang ditempuh Roh TUHAN pada waktu Ia pergi dari aku untuk berbicara kepadamu?].
KJV: ‘Which way went the spirit of the LORD from me to speak unto thee?’ [= Jalan mana yang dilalui Roh TUHAN dari aku untuk berbicara kepadamu?].
Mungkin terjemahan KJV/NIV yang benar.
Nabi-nabi palsu sering mengatakan diri mereka punya Roh Kudus, dipenuhi Roh Kudus dsb, dan sebaliknya menganggap pendeta-pendeta / pengkhotbah-pengkhotbah lain yang bukan golongan mereka sebagai tak punya Roh Kudus.
c) Jawaban Mikha terhadap Zedekia (ay 25).
Ay 25: “Tetapi Mikha menjawab: ‘Sesungguhnya engkau akan melihatnya pada hari engkau lari dari satu kamar ke kamar yang lain untuk menyembunyikan diri.’”.
Mikha tidak menjawab pertanyaan Zedekia dalam ay 24b, tetapi bernubuat tentang persoalan utama yang ada di antara mereka berdua, yaitu: yang mana dari mereka yang betul-betul adalah nabi Tuhan. Nubuatnya menunjukkan bahwa Zedekia akan lari bersembunyi dari satu kamar ke kamar yang lain, atau untuk menghindari kemarahan Izebel karena nubuatnya salah, atau untuk menghindari kejaran dari pasukan Aram. Pada saat itu Zedekia akan tahu apakah ia atau Mikha yang adalah nabi Tuhan. Dari sini kelihatannya Zedekia memang tidak tahu bahwa nubuatnya salah. Dalam Kitab Suci tidak diceritakan penggenapan nubuat Mikha ini.
d) Ahab memerintahkan untuk mengembalikan Mikha ke penjara (ay 26-27).
1. Ay 26: ‘bawa dia kembali kepada Amon ...’.
Kata ‘kembali’ menunjukkan bahwa tadi ia sudah dipenjara, dan sekarang dikembalikan ke penjara. Karena itu tadi Ahab bisa menyuruh menjemput Mikha dengan segera (ay 9).
2. 1 Raja-Raja 22: 26: ‘Yoas, anak raja’.
Barnes’ Notes: “The phrase seems to designate a state office, rather than relationship to the sovereign.” [= Ungkapan ini kelihatannya menunjukkan suatu jabatan, dan bukannya hubungan dengan raja.] - hal 223. Bdk. 2Taw 28:7.
Tetapi Pulpit Commentary (hal 536) mengatakan bahwa adalah mungkin ini betul-betul adalah anak Ahab.
3. ‘beri dia makan roti dan minum air serba sedikit’ (ay 27b).
KJV: ‘feed him with bread of affliction, and with water of affliction’ [= beri dia makan roti penderitaan, dan air penderitaan].
RSV: ‘feed him with scant fare of bread and water’ [= beri dia makanan sedikit dari roti dan air].
NIV: ‘give him nothing but bread and water’ [= jangan beri dia apa-apa kecuali roti dan air].
NASB: ‘feed him sparingly with bread and water’ [= beri dia makan sedikit dengan roti dan air].
4. ‘sampai aku pulang dengan selamat’ (ay 27b).
Ini menunjukkan ketidakpercayaan Ahab pada nubuat Mikha, yang mengatakan bahwa ia akan mati dalam perang.
Ahab adalah seperti orang yang digambarkan dalam Ul 29:18-20, yang berbunyi sebagai berikut: “(18) Sebab itu janganlah di antaramu ada laki-laki atau perempuan, kaum keluarga atau suku yang hatinya pada hari ini berpaling meninggalkan TUHAN, Allah kita, untuk pergi berbakti kepada allah bangsa-bangsa itu; janganlah di antaramu ada akar yang menghasilkan racun atau ipuh. (19) Tetapi apabila seseorang pada waktu mendengar perkataan sumpah serapah ini menyangka dirinya tetap diberkati, dengan berkata: Aku akan selamat, walaupun aku berlaku degil - dengan demikian dilenyapkannya baik tanah yang kegenangan maupun yang kekeringan - (20) maka TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu, tetapi murka dan cemburu TUHAN akan menyala atasnya pada waktu itu; segenap sumpah serapah yang tertulis dalam kitab ini akan menghinggapi dia, dan TUHAN akan menghapuskan namanya dari kolong langit.”.
e) Jawaban Mikha terhadap Ahab (ay 28).
Ay 28: “Tetapi jawab Mikha: ‘Jika benar-benar engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku!’ Lalu disambungnya: ‘Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!’”.
Ini menunjukkan keyakinan Mikha bahwa nubuatnya itu pasti terjadi dan Ahab tidak mungkin pulang dengan selamat.
Penutup.
Baik Ahab maupun Yosafat akhirnya tetap memutuskan untuk maju berperang (ay 29), mengabaikan nubuat dari Mikha. Mungkinkah ini disebabkan karena Yosafat lebih memperhatikan kata-kata nabi palsu yang berjumlah 400 orang itu dari pada kata-kata Mikha yang hanya seorang diri?
Pulpit Commentary: “Here were ‘four hundred’ who prophesied professedly in the name of the Lord. Against this number Micaiah the son of Imlah stands alone; yet the truth of God is with him against the multitude. ‘Truth is not always to be determined by the poll. ... This instance does not stand alone. The majority was in the wrong side against Noah. Elijah was in the minority on Carmel, but he was right. Jesus had the whole Jewish Church against Him, though He was Truth itself.” [= Di sini ada empat ratus yang bernubuat dalam nama Tuhan. Terhadap bilangan ini Mikha bin Yimla berdiri sendirian; tetapi kebenaran Allah ada padanya menentang orang banyak itu. ‘Kebenaran tidak selalu ditentukan oleh jumlah suara. ... Contoh ini tidak berdiri sendirian. Mayoritas manusia ada pada sisi yang salah menentang Nuh. Elia termasuk golongan minoritas di Karmel, tetapi ia benar. Yesus mendapatkan seluruh Gereja Yahudi menentangNya, sekalipun Ia adalah Kebenaran itu sendiri.] - hal 548.
-AMIN-