PERSEKUTUAN ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT (3): 1 RAJA-RAJA 22:1-54

Pdt. Budi Asali, M. Div.
PERSEKUTUAN ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT (3).1 Raja-Raja 22:1-54 - (1) Tiga tahun lamanya orang tinggal aman dengan tidak ada perang antara Aram dan Israel. (2) Pada tahun yang ketiga pergilah Yosafat, raja Yehuda, kepada raja Israel. (3) Berkatalah raja Israel kepada pegawai-pegawainya: Tahukah kamu, bahwa Ramot-Gilead sebenarnya milik kita? Tetapi kita tinggal diam saja dan tidak merebutnya dari tangan raja negeri Aram. (4) Lalu katanya kepada Yosafat: Maukah engkau pergi bersama-sama aku untuk memerangi Ramot-Gilead? Jawab Yosafat kepada raja Israel: Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku dan rakyatmu, kudaku dan kudamu. (5) Tetapi Yosafat berkata kepada raja Israel: Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN. (6) Lalu raja Israel mengumpulkan para nabi, kira-kira empat ratus orang banyaknya, kemudian bertanyalah ia kepada mereka: Apakah aku boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya? Jawab mereka: Majulah! Tuhan akan menyerahkannya ke dalam tangan raja. (7) Tetapi Yosafat bertanya: Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk? (8) Jawab raja Israel kepada Yosafat: Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla. Kata Yosafat: Janganlah raja berkata demikian. (9) Kemudian raja Israel memanggil seorang pegawai istana, katanya: Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera! (10) Sementara raja Israel dan Yosafat, raja Yehuda, duduk masing-masing di atas takhtanya dengan pakaian kebesaran, di suatu tempat pengirikan di depan pintu gerbang Samaria, sedang semua nabi itu bernubuat di depan mereka, (11) maka Zedekia bin Kenaana membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka. (12) Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja. (13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya: Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik. (14) Tetapi Mikha menjawab: Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan. (15) Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: Mikha, apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau kami membatalkannya? Jawabnya kepadanya: Majulah dan engkau akan beruntung, sebab TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja. (16) Tetapi raja berkata kepadanya: Sampai berapa kali aku menyuruh engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran demi nama TUHAN? (17) Lalu jawabnya: Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat. (18) Kemudian raja Israel berkata kepada Yosafat: Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka? (19) Kata Mikha: Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya, di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (20) Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (21) Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu. (24) Sesudah itu tampillah Zedekia bin Kenaana, ditamparnyalah pipi Mikha serta berkata: Mana boleh Roh TUHAN pindah dari padaku untuk berbicara kepadamu? (25) Tetapi Mikha menjawab: Sesungguhnya engkau akan melihatnya pada hari engkau lari dari satu kamar ke kamar yang lain untuk menyembunyikan diri. (26) Berkatalah raja Israel: Tangkaplah Mikha, bawa dia kembali kepada Amon, penguasa kota, dan kepada Yoas, anak raja, (27) dan katakan: Beginilah titah raja: Masukkan orang ini dalam penjara dan beri dia makan roti dan minum air serba sedikit sampai aku pulang dengan selamat. (28) Tetapi jawab Mikha: Jika benar-benar engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku! Lalu disambungnya: Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian! (29) Sesudah itu majulah raja Israel dengan Yosafat, raja Yehuda, ke Ramot-Gilead. (30) Raja Israel berkata kepada Yosafat: Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu. Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian masuk ke pertempuran. (31) Adapun raja negeri Aram telah memberi perintah kepada para panglima pasukan keretanya, tiga puluh dua orang banyaknya, demikian: Janganlah kamu berperang melawan sembarang orang, melainkan melawan raja Israel saja. (32) Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: Itu pasti raja Israel! Lalu majulah mereka untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak. (33) Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat, bahwa dia bukanlah raja Israel, maka undurlah mereka dari padanya. (34) Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka. (35) Tetapi pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja tetap ditopang berdiri di dalam kereta berhadapan dengan orang Aram itu, sampai ia mati pada waktu petang. Darahnya mengalir dari lukanya ke dalam palung kereta. (36) Kira-kira pada waktu matahari terbenam terdengarlah teriakan di sepanjang barisan tentara itu: Masing-masing ke kotanya, masing-masing ke negerinya! (37) Raja sudah mati! Maka pulanglah mereka ke Samaria, lalu mereka menguburkan raja di Samaria. (38) Ketika kereta itu dicuci di tepi telaga Samaria, maka darah raja dijilat anjing, sedang perempuan-perempuan sundal mandi di tempat itu, sesuai dengan firman TUHAN yang telah diucapkanNya. (39) Selebihnya dari riwayat Ahab dan segala yang dilakukannya serta istana gading dan segala kota yang didirikannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel? (40) Demikianlah Ahab mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya. Maka Ahazia, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. (41) Yosafat, anak Asa, menjadi raja atas Yehuda dalam tahun keempat zaman Ahab, raja Israel. (42) Yosafat berumur tiga puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Azuba, anak Silhi. (43) Ia hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya; ia tidak menyimpang dari padanya dan melakukan apa yang benar di mata TUHAN. (44) Hanya bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan. Orang masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu. (45) Dan Yosafat hidup dalam damai dengan raja Israel. (46) Selebihnya dari riwayat Yosafat dan kepahlawanan yang dilakukannya dan bagaimana ia berperang, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda? (47) Dan sisa pelacuran bakti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya, dihapuskannya dari negeri itu. (48) Tidak ada raja di Edom, karena itu yang menjadi raja ialah seorang kepala daerah. (49) Yosafat membuat kapal-kapal Tarsis untuk pergi ke Ofir mengambil emas, tetapi kapal-kapal itu tidak jadi pergi ke sana, sebab kapal-kapal itu pecah di Ezion-Geber. (50) Pada waktu itu Ahazia, anak Ahab, berkata kepada Yosafat: Baiklah anak buahku pergi bersama-sama anak buahmu dengan kapal-kapal itu. Tetapi Yosafat tidak mau. (51) Kemudian Yosafat mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di kota Daud, bapa leluhurnya. Maka Yoram, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. (52) Ahazia, anak Ahab, menjadi raja atas Israel di Samaria dalam tahun ketujuh belas zaman Yosafat, raja Yehuda, dan ia memerintah atas Israel dua tahun lamanya. (53) Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan hidup menurut kelakuan ayahnya dan ibunya dan Yerobeam bin Nebat, yang telah mengakibatkan orang Israel berdosa. (54) Ia beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya dan dengan demikian ia menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, tepat seperti yang dilakukan ayahnya.”.
PERSEKUTUAN ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT (3)
teknologi, otomotif, bisnis
Catatan: yang dibaca hanya yang warna merah; karena bagian itu saja yang dibahas pada session terakhir ini.

I) Tetap berperang sekalipun dilarang (1 Raja-Raja 22: 29).

Yosafat tetap maju berperang sekalipun nabi Tuhan sudah melarangnya (ay 29). Mengapa? Ada banyak kemungkinan alasan yaitu:

1) Karena tadi ia sudah berjanji kepada Ahab untuk ikut berperang (ay 4), sehingga sekarang ia malu untuk menarik kembali kata-katanya.
Kalau ini alasannya, maka sebetulnya ia harus lebih mau menjilat ludahnya sendiri dari pada menentang Tuhan.

2) Hubungannya dengan Ahab (2Tawarikh 18:1 - besan) menyebabkan ia tidak bisa membiarkan Ahab pada waktu Ahab memerlukan bantuannya.
Kalau ini alasannya, maka ia sebetulnya harus mengutamakan Tuhan di atas siapapun juga. Bdk. Matius 10:37 - “Barang siapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu.”.

3) Ia takut dianggap sebagai pengecut kalau batal berperang karena adanya nubuat Mikha.
Ini jelas adalah alasan tolol, karena ia lebih senang dianggap berani terhadap Tuhan.

4) Ia juga takut terhadap ancaman dari Syria / Aram. Jadi, mumpung sekarang ada teman untuk bersama-sama memerangi mereka, maka ia melakukannya.
Kalau ini alasannya, maka itu berarti ia sudah bersandar kepada manusia, bukan kepada Tuhan. Ia seharusnya belajar dari kata-kata Yonatan dalam 1Sam 14:6 - “Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.”.

5) Semua orang termasuk anak buahnya lebih setuju pada suara nabi-nabi palsu yang banyak dari pada pada suara Mikha.
Sebetulnya bukan saja ia tidak boleh ikut-ikutan pada orang banyak, tetapi juga bahwa dalam hal ini akal sehat bisa menentukan siapa di antara 400 nabi-nabi itu dan Mikha yang harus dicurigai sebagai nabi palsu.

Pulpit Commentary: Ahabs prophets were interested in their testimony. They enjoyed the patronage of the king, and they said what they knew would gratify him. Their testimony, therefore, is open to suspicion. ... Micaiah, on the contrary, had nothing to gain, but everything to lose, in taking his course. He knew the temper of the king. ... He had already suffered for his faithfulness, for he seems to have been brought from the custody of Amon, in whose prison he had probably lain for three years. By flattering Ahab he might now obtain release, but by taking an opposite course he could only expect to go back to jail. ... Should the king of Israel now return in peace what may Micaiah expect? ... Nothing but the consciousness that he was uttering the truth of God could account for the son of Imlah deliberately encountering all this. ... Suspicion, therefore, as to the honesty of Micaiah is out of the question.” [= Nabi-nabi Ahab mendapat keuntungan dari kesaksian mereka. Mereka menikmati perlindungan / dukungan dari raja, dan mereka mengatakan apa yang mereka ketahui akan memuaskan / menyenangkannya. Karena itu, kesaksian mereka terbuka terhadap kecurigaan. ... Sebaliknya, Mikha tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, tetapi kehilangan segala-galanya, pada waktu menempuh jalannya. Ia mengenal watak sang raja. ... Ia telah menderita untuk kesetiaannya, karena ia kelihatannya dibawa dari tahanan Amon, dalam penjara siapa ia mungkin telah berada selama 3 tahun. Dengan menjilat Ahab mungkin sekarang ia bisa mendapatkan pembebasan, tetapi dengan mengambil jalan yang bertentangan ia hanya bisa mengharapkan untuk kembali ke penjara. ... Seandainya raja Israel kembali dengan selamat, apa yang diharapkan oleh Mikha? ... Tidak ada suatu apapun, kecuali bahwa ia sedang mengucapkan kebenaran Allah, bisa menerangkan mengapa Mikha bin Yimla secara sengaja melakukan konfrontasi ini. ... Karena itu, berkenaan dengan kejujuran Mikha, sama sekali tidak mungkin ada kecurigaan.] - hal 549.

Selalu ada banyak alasan untuk tidak mentaati Firman Tuhan, tetapi berapapun banyaknya alasan untuk tidak taat, ketidak-taatan pada Firman Tuhan tetap adalah dosa.
Tidak ada gunanya ingin tahu kehendak Tuhan (ay 5,7), kalau toh dilanggar / tidak ditaati. Banyak orang seperti ini, dimana mereka mau belajar Firman Tuhan / mencari kehendak Tuhan, tetapi tidak mau melaksanakannya.

II) Perang melawan Aram (ay 30-33).

1) Ahab menyamar (1 Raja-Raja 22: 30).

a) Alasan menyamar.
Beberapa penafsir mengatakan bahwa rupanya Ahab mendengar rencana dari raja Aram dalam ay 31, sehingga ia maju ke medan perang dengan menyamar.
Tetapi Keil & Delitzsch (hal 279) mengatakan bahwa Ahab tidak tahu akan rencana raja Aram itu. Pulpit Commentary juga menganggap bahwa tidak mungkin ada mata-mata Israel yang bisa mengetahui perintah dalam ay 31 itu dan juga tidak mungkin ada pengkhianat di kalangan Aram yang mau menyampaikan berita itu kepada Ahab. Ahab menyamar, karena nubuat Mikha membuatnya takut. Jadi, sekalipun kata-katanya dalam ay 27 (‘sampai aku pulang dengan selamat) menunjukkan ketidakpercayaannya terhadap nubuat Mikha, bagaimanapun juga hatinya merasa was-was, dan ini menyebabkan ia menyamar.


Penerapan: Ini perlu kita camkan dan manfaatkan pada waktu kita menghadapi orang yang menyatakan ketidakpercayaannya / ketidak-peduliannya terhadap Tuhan / Firman Tuhan. Jangan terlalu percaya akan ketidak-percayaannya / ketidak-peduliannya terhadap Tuhan / Firman Tuhan, dan teruslah memberitakan Injil kepadanya.

Mungkin sebetulnya Ahab ingin absen saja dari peperangan, dan hanya menyuruh tentaranya dan Yosafat untuk berperang. Tetapi ia tidak bisa tidak ikut perang, kalau ia tidak ingin dianggap sebagai pengecut. Apalagi peperangan ini terjadi atas inisiatifnya sendiri (ay 3-4). Juga perlu diingat bahwa sejak semula Israel menghendaki raja supaya raja itu bisa memimpin dalam perang (1Sam 8:20).

1Samuel 8:19-20 - (19) Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: Tidak, harus ada raja atas kami; (20) maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang.”.

b) Cara penyamaran (1 Raja-Raja 22: 30).
Ay 30: “Raja Israel berkata kepada Yosafat: Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu. Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian masuk ke pertempuran.”.

Ahab menyamar, dalam arti ia tidak memakai pakaian kebesaran / pakaian raja, dan ia berkata kepada Yosafat: tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu’ (ay 30).
Dalam LXX / Septuaginta: pakailah pakaian kebesaranku.
Tetapi ini merupakan permintaan yang sangat tidak masuk akal, dan lebih tidak masuk akal lagi kalau Yosafat mau menuruti permintaan itu. Perlu diperhatikan bahwa ay 10 menunjukkan bahwa raja Yosafat mempunyai pakaian kebesarannya sendiri.

1. Ini merupakan tindakan dan permintaan yang betul-betul kurang ajar.
Dengan dia menyamar, dan Yosafat memakai pakaian kebesaran, maka Yosafat akan menggantikan dia menjadi sasaran dari serangan pasukan Aram. Ahab mengorbankan Yosafat, yang ikut berperang untuk menolong dia!

Matthew Henry: “See what those get that join in affinity with vicious men, whose consciences are debauched, and who are lost to every thing that is honourable. How can it be expected that he should be true to his friend that has been false to his God? [= Lihat apa yang mereka dapatkan, yang bergabung dengan orang-orang jahat, yang hati nuraninya rusak, dan yang kehilangan segala sesuatu yang terhormat. Bagaimana bisa diharapkan bahwa ia akan setia kepada sahabatnya yang telah berkhianat / tidak setia terhadap Allahnya?].

2. Tetapi tindakan menyamar dari Ahab ini justru membantu tergenapinya nubuat Elia.

Pulpit Commentary: by his disguise Ahab, unwittingly, helped the prophecy. ... Suppose Ahab had been in Jehoshaphats place, and had fallen into the hands of the captains, what would have become of the words of Elijah? [= oleh penyamarannya, tanpa disadarinya Ahab membantu nubuat itu. ... Andaikata Ahab ada di tempat Yosafat, dan ia jatuh ke tangan para kapten / panglima (Aram), apa yang akan terjadi dengan nubuat Elia?] - hal 552.

Bdk. 1Raja-Raja 21:19 - “Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu.”.

Penjelasan: penafsir ini menganggap bahwa kata-kata di tempat dalam 1Raja 21:19 menunjuk pada Samaria. Kalau Ahab jatuh ke tangan para panglima Aram, pasti ia tidak akan mati di Samaria, tetapi mungkin di Aram / Syria. Dan ini berarti nubuat Elia jadi salah / tak tergenapi.

2) Instruksi raja Aram (1 Raja-Raja 22: 31).
Ay 31: “Adapun raja negeri Aram telah memberi perintah kepada para panglima pasukan keretanya, tiga puluh dua orang banyaknya, demikian: Janganlah kamu berperang melawan sembarang orang, melainkan melawan raja Israel saja.”.

Maksudnya dalam perang itu Ahab haruslah dijadikan tujuan utama serangan mereka. Mungkin kekalahannya dahulu membuatnya mendendam terhadap Ahab. Segala kebaikan / kemurahan hati Ahab kepadanya sama sekali tidak diingatnya.

Matthew Poole: this he ordered either in policy, truly supposing this to be the best way to put an end to the war; or with design to take him prisoner, that thereby he might wipe out the stain of his own captivity, and recover the honour and advantage which then he lost; or rather by the power and providence of God, which disposeth the hearts of kings as he pleaseth, and inclined them to this course, that they might, though ignorantly, accomplish his word and counsel.” [= ini diperintahkannya atau sebagai suatu kebijaksanaan / siasat, dimana ia betul-betul menganggap bahwa ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri peperangan; atau dengan rencana untuk menjadikannya tawanan, sehingga dengan itu ia bisa menghapus noda dari penawanan terhadap dirinya sendiri, dan memulihkan kehormatan dan keunggulan yang hilang darinya pada saat itu; atau lebih mungkin oleh kuasa dan providensia Allah, yang mengatur / mencondongkan hati dari raja-raja sekehendakNya, dan mencondongkan mereka pada jalan ini, supaya mereka, sekalipun tanpa sepengetahuan mereka, bisa mengerjakan firman dan rencanaNya.] - hal 714.

Catatan: Saya tidak setuju dengan kemungkinan ketiga yang diberikan oleh Poole, karena Ahab akhirnya mati bukan karena perintah raja Aram dalam ay 31 ini, tetapi karena seseorang yang memanah secara sembarangan (1 Raja-Raja 22: 34).

3) Yosafat hampir jadi korban (1 Raja-Raja 22: 32-33).

a) Karena Yosafat memakai pakaian kebesaran, maka tentara Aram mengira bahwa ia adalah Ahab, dan mereka menyerang dia.

Matthew Henry: “Those that associate with evil doers are in danger of sharing in their plagues. [= Mereka yang bersekutu dengan pelaku-pelaku kejahatan ada dalam bahaya mengambil bagian dalam bencana-bencana mereka.].

b) Teriakan Yosafat, yang rupanya merupakan teriakan kepada Allah / doa, menyebabkan Allah menolongnya dengan membuat tentara Aram menyadari bahwa itu bukanlah Ahab sehingga mereka undur dari padanya.
Bahwa teriakan Yosafat merupakan suatu doa tak terlihat dalam 1Raja 22 ini, tetapi terlihat dari ayat paralelnya dalam 2Taw 18:31.
2Taw 18:31 - “Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: ‘Itu raja Israel!’ Lalu mereka mengepung dia, untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak dan TUHAN menolongnya. Allah membujuk mereka pergi dari padanya.”.
KJV: ‘and God moved them to depart from him.’ [= dan Allah menggerakkan mereka untuk meninggalkan dia.].

Matthew Henry: “it is said (2 Chron 18:31) that God moved them (for he has all hearts in his hand) to depart from him. To him he cried out, not in cowardice, but devotion, and from him his relief came: Ahab was in no care to succour him. God is a friend that will not fail us when other friends do. [= dikatakan (2Taw 18:31) bahwa Allah menggerakkan mereka (karena Ia mempunyai semua hati dalam tanganNya) untuk meninggalkan dia. KepadaNya ia berteriak, bukan dalam kepengecutan, tetapi dalam pembaktian, dan dari Dia pertolongannya datang: Ahab tidak peduli untuk menolongnya. Allah adalah seorang sahabat yang tidak akan mengecewakan kita pada waktu sahabat-sahabat yang lain mengecewakan kita.].

III) Penggenapan nubuat / Firman Tuhan.

1) Ay 34: “Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka.”.

Mula-mula kelihatannya Ahab sukses dengan taktik penyamarannya itu. Tetapi lalu terjadi ay 34 yang menghancurkan kesuksesannya itu. Ada tradisi yang mengatakan bahwa pemanah ini adalah Naaman (bdk. 2Raja 5:1-dst), tetapi ini adalah anggapan yang tidak berdasar.

a) Ay 34: menembak dengan sembarangan’.
KJV/RSV: drew a bow at a venture’ [= menarik busurnya secara untung-untungan].
NIV/NASB: drew his bow at random’ [= menarik busurnya secara sembarangan].
Catatan: Kata bentuk jamaknya muncul dalam 2Sam 15:11 dan dalam Kitab Suci Indonesia diterjemahkan tanpa curiga.
NIV: quite innocently [= dengan tak bersalah].
NASB: innocently [= dengan tak bersalah].
KJV/RSV: in their simplicity [= dalam kesederhanaan mereka].

Pulpit Commentary: An unknown, unconscious archer. The arrow that pierced Ahabs corselet was shot in simplicity, without deliberate aim, with no thought of striking the king. It was an unseen Hand that guided that chance shaft to its destination. It was truly the arrow of the Lords vengeance. [= Seorang pemanah yang tak dikenal, dan yang tak menyadari tindakannya. Panah yang menusuk pakaian perang Ahab ditembakkan dalam kesederhanaan, tanpa tujuan yang disengaja, dan tanpa pikiran untuk menyerang sang raja. Adalah Tangan yang tak kelihatan yang memimpin panah kebetulan itu pada tujuannya. Itu betul-betul merupakan panah pembalasan Tuhan.] - hal 545.

Pulpit Commentary: how useless are disguises when the providence of Omniscience is concerned! Ahab might hide himself from the Syrians, but he could not hide himself from God. Neither could he hide himself from angels and devils, who are instruments of Divine Providence, ever influencing men, and even natural laws, or forces of nature.” [= betapa tidak bergunanya penyamaran pada waktu providensia dari Yang Mahatahu yang dipersoalkan! Ahab bisa menyembunyikan dirinya dari orang Aram, tetapi ia tidak bisa menyembunyikan dirinya dari Allah. Ia juga tidak bisa menyembunyikan dirinya dari malaikat dan setan, yang merupakan alat-alat dari Providensia Ilahi, yang selalu mempengaruhi manusia, dan bahkan hukum-hukum alam, atau kuasa / kekuatan alam.] - hal 552.

Pulpit Commentary: The chance shot. The success of Ahabs device only served to make the blow come more plainly from the hand of God. Ben-hadads purpose could be baffled, but not His. There is no escape from God.” [= Tembakan kebetulan. Sukses dari muslihat Ahab hanya berfungsi untuk membuat kelihatan dengan lebih jelas bahwa serangan itu datang dari tangan Allah. Tujuan / rencana Benhadad bisa digagalkan / dihalangi, tetapi tidak tujuan / rencanaNya. Tidak ada jalan untuk lolos dari Allah.] - hal 557.

Ini menunjukkan bahwa tidak ada kebetulan. Semua yang kelihatannya merupakan kebetulan, diatur oleh Allah.

b) 1 Raja-Raja 22: 34: sambungan baju zirah.
Di bagian depan ada 2 tempat yang memungkinkan yaitu: dada atas dekat dengan leher, atau perut. Kalau tempat pertama yang terkena, mungkin sekali ia akan langsung mati. Bahwa ia masih bisa berbicara (ay 34b), menunjukkan bahwa rupanya ia terkena panah di perut.

Matthew Henry: “That which to us seems altogether casual is done by the determinate counsel and fore-knowledge of God. [= Apa yang bagi kita kelihatannya sama sekali bersifat kebetulan dilakukan oleh rencana yang tetap dan pra-pengetahuan Allah.].

2)1 Raja-Raja 22:35-38:

a) Ay 35a: Pertempuran yang makin seru menyebabkan permintaan Ahab untuk keluar dari medan perang dalam ay 34b tidak bisa dituruti. Saya percaya bahwa ini juga merupakan pengaturan dari Allah, supaya Ahab tidak bisa mendapat pertolongan, dan mati di medan perang itu.

b) Ay 35b: Ahab ditopang untuk tetap berdiri supaya tentaranya tidak kecil hati.

c) Ay 36-37: rupanya ini adalah teriakan untuk menghentikan perang, karena Ahab sudah mati.
Dalam 1Raja 20 Israel menang melawan Aram. Dalam 1Raja 22 Israel yang dibantu oleh Yehuda / Yosafat kalah melawan Aram! Jelas bahwa faktor Tuhanlah yang menentukan menang atau kalah.

d) 1 Raja-Raja 22: 35-38:
Pulpit Commentary: The prophecies of Elijah and Micaiah seem to be in conflict. The one speaks of the dogs licking the blood of Ahab at Samaria; the other of Ahab falling at Ramoth-Gilead. Who but God could so order events that there should be no conflict here? [= Nubuat-nubuat dari Elia dan Mikha kelihatannya bertentangan. Yang satu berkata tentang anjing yang menjilat darah Ahab di Samaria; yang lain tentang Ahab jatuh di Ramot-Gilead. Siapa kecuali Allah bisa mengatur kejadian-kejadian sehingga tidak ada pertentangan di sini?] - hal 553.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah: apakah Ramot-Gilead, yang termasuk wilayah Manasye, tidak termasuk pada Samaria?

e) 1 Raja-Raja 22: 38: sedang perempuan-perempuan sundal mandi di tempat itu.
Ini sama dengan RSV/NIV/NASB.

KJV: and they washed his armour [= dan mereka mencuci senjatanya].
Footnote NIV: and cleaned the weapons [= dan membersihkan senjata].
Pulpit Commentary menolak terjemahan ini dengan alasan bahwa kata Ibraninya selalu diterjemahkan perempuan sundal dalam Perjanjian Lama.

f) 1 Raja-Raja 22: 38 akhir: sesuai dengan firman TUHAN yang telah diucapkanNya.
Ini kelihatannya tidak menunjukkan bahwa ini adalah hukuman yang baru, setelah yang lama dibatalkan. Kelihatannya ini adalah hukuman yang lama, yang diucapkan dengan perantaraan Elia dalam 1Raja 21:19.

1Raja 21:19 - “Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu.”.
Lalu mengapa tempat kejadian tidak sesuai dengan 21:19? Ada bermacam-macam  jawaban:

1. Matthew Poole (hal 711) mengatakan bahwa kata Ibrani yang diterjemahkan di tempat [NIV: in the place where {= di tempat dimana}] dalam 1Raja 21:19, bisa diterjemahkan:
a. instead of this that [= bukannya ini tetapi itu], yang justru menunjukkan bahwa itu akan terjadi di tempat lain.
b. because that [= karena], yang tidak menunjukkan tempat, tetapi penyebab dari terjadinya hal itu.

2. Ada penafsir yang beranggapan bahwa darah Nabot juga dijilati anjing di telaga Samaria. Jadi dengan terjadinya ay 38 ini tergenapilah nubuat Elia dalam 21:19.

Keberatan: Matthew Poole (hal 710) mengatakan bahwa Yizreel termasuk wilayah Isakhar, sedangkan telaga Samaria termasuk wilayah Efraim. Bagaimana mungkin darah Nabot dijilati anjing di telaga Samaria, yang termasuk wilayah Efraim, sedangkan ia dibunuh di Yizreel, yang termasuk wilayah Isakhar?

Jawab: Ahab mati di Ramot-Gilead, yang termasuk wilayah Manasye, tetapi darahnya bisa dijilati anjing di telaga Samaria, yang termasuk wilayah Efraim. Kalau hal seperti ini bisa terjadi pada diri Ahab, mengapa tidak bisa terjadi pada diri Nabot?

3. Di tempat (21:19) maksudnya Samaria (Matthew Poole hal 710). Ini memang memungkinkan, karena kontex dari 21:19 memang adalah Samaria (perhatikan 21:18).

4. Nubuat Elia itu digenapi khususnya dalam diri anak Ahab yang bernama Yoram (2Raja 9:24-26), yang darahnya bisa dikatakan sebagai darah Ahab (Matthew Poole hal 710-711).

2Raja 9:24-26 - “(24) Tetapi Yehu menarik busurnya dengan sepenuh kekuatannya, lalu memanah Yoram di antara kedua bahunya, sehingga anak panah itu menembus jantungnya, maka rebahlah ia di dalam keretanya. (25) Kemudian berkatalah Yehu kepada Bidkar, perwiranya: Angkat dan lemparkanlah mayatnya ke kebun Nabot, orang Yizreel itu, sebab ketahuilah, bahwa pada waktu aku dan engkau berdampingan menunggang kuda mengikuti Ahab, ayahnya, maka TUHAN telah mengucapkan terhadap dia hukuman ini: (26) Sesungguhnya, Aku telah melihat darah Nabot dan darah anak-anaknya tadi malam, demikianlah firman TUHAN, maka Aku akan membalaskannya kepadamu di kebun ini, demikianlah firman TUHAN. Oleh sebab itu angkat dan lemparkanlah mayatnya ke kebun ini sesuai dengan firman TUHAN.”.

Keberatan: 1Raja 21:19 - darahmu’.
KJV: thy blood, even thine [= darahmu, bahkan darahmu].
NASB: your blood, even yours [= darahmu, bahkan darahmu].
NIV: your blood - yes, yours! [= darahmu - ya, darahmu].
Lit: your blood, also you [= darahmu, juga engkau].
Bagian ini kelihatannya menekankan bahwa yang dimaksud oleh nubuat Elia itu betul-betul adalah darah Ahab sendiri, bukan darah anak Ahab.

Jawab: mula-mula memang begitulah hukuman itu, tetapi karena pertobatan Ahab maka hukuman itu ditransfer kepada anaknya. Ini tidak berarti bahwa anaknya dihukum karena dosa ayahnya (bdk. Yeh 18:20). Anaknya juga jahat (2Raja-Raja 3:2-3), dan layak mendapatkan hukuman itu.

Keberatan: tetapi 22:38 ini mengatakan bahwa nubuat Elia itu digenapi dengan kematian Ahab sendiri.

Jawab: ini digenapi hanya sebagian dalam diri Ahab, karena sebetulnya bagian nubuat yang berhubungan dengan Ahab sudah dibatalkan karena pertobatan Ahab, tetapi karena dosa Ahab dalam 1Raja 22 maka hukuman itu diberlakukan lagi, tetapi tempatnya berbeda.

Pulpit Commentary: The dogs licked Ahabs blood (ch. 21:19), not in Jezreel, indeed, because the judgment then pronounced was that of the overthrow of the dynasty. This was delayed on account of Ahabs repentance, and happened, as predicted, in his sons days (ch. 21:29). But the personal part of the prediction, The dogs shall lick thy blood, even thine, was not revoked.” [= Anjing-anjing menjilati darah Ahab (pasal 21:19), memang bukan di Yizreel, karena penghakiman yang diucapkan pada saat itu adalah kejatuhan dari dinasti. Ini ditunda karena pertobatan Ahab, dan terjadi seperti diramalkan, dalam zaman anaknya (pasal 21:29). Tetapi bagian pribadi dari ramalan itu, Anjing-anjing akan menjilati darahmu, bahkan darahmu tidak dicabut / ditarik kembali.] - hal 557-558.
PERSEKUTUAN ORANG BENAR DAN ORANG JAHAT (3): 1 RAJA-RAJA 22:1-54
otomotif, saham
5. Gabungan dari point 3 dan point 4 di atas.
Pulpit Commentary: But were not the words of Elijah In the place where the dogs licked the blood of Naboth (viz., Jezreel) shall dogs lick thy blood, even thine? But the context there, the vineyard of Naboth is said to be in Samaria (see ch. 21:18,19), because Jezreel, like Bethel, was one of the cities of Samaria (see ch. 13:32). In the very vineyard of Naboth did the blood of Ahab flow from the veins of his son (see 2Kings 9:25,26).” [= Tetapi bukankah kata-kata Elia di tempat dimana anjing menjilat darah Nabot (yaitu Yizreel) anjing akan menjilat darahmu, bahkan darahmu? Tetapi kontex di sana, kebun anggur Nabot dikatakan ada di Samaria (lihat pasal 21:18,19), karena Yizreel, seperti Betel, adalah salah satu dari kota-kota Samaria (lihat pasal 13:32). Persis di kebun anggur Nabot darah Ahab mengalir dari pembuluh darah anaknya (lihat 2Raja 9:25,26).] - hal 553.

Saya setuju dengan penafsiran no 4.

g) Kematian Ahab menggenapi 3 nubuat, yaitu nubuat oleh nabi dalam 20:42, nubuat Elia dalam 21:19, dan nubuat Mikha dalam 22:17,19-23.

IV) Kematian dan prestasi duniawi Ahab (1 Raja-Raja 22: 38-39).

1) 1 Raja-Raja 22: 39: istana gading dan segala kota yang didirikannya.

Barnes Notes: the fact is important as indicating the general prosperity of the country in his time, ... Prosperity, it is plain, may for a while co-exist with causes - such as, the decay of religion - which are sapping the vital power of a nation, and leading it surely, if slowly, to destruction.” [= fakta ini penting karena menunjukkan kemakmuran secara umum dari negara itu pada jamannya, ... Adalah jelas bahwa kemakmuran untuk sementara bisa ada bersama-sama dengan penyebab-penyebab yang melemahkan kekuatan vital dari bangsa (seperti pembusukan agama), dan membawanya secara pasti, sekalipun secara lambat, pada kehancuran.] - hal 224.


Ini berlaku bukan hanya untuk suatu negara / bangsa tetapi juga untuk gereja, keluarga, individu! Karena itu suatu gereja / keluarga / individu bisa saja bobrok dalam kerohanian, tetapi makmur dalam keuangan!

2) 1 Raja-Raja 22: 38-39.
Menghubungkan ay 38 dengan ay 39, Pulpit Commentary memberikan komentar sebagai berikut: And this ignominious death - in what sharp contrast it stands with the indolent, luxurious, sensual life! The ivory house that he made, what an irony we may see in those words! ... The cities he built, the victories he won, how poor and empty do these exploits seem as we stand by the pool of Samaria, and see the livid, blood-stained corpse dragged from the chariot!” [= Dan kematian yang memalukan ini, sangat kontras dengan kehidupan yang malas, mewah, dan menuruti hawa nafsu! Rumah / istana gading yang dibuatnya - kita bisa melihat dalam kata-kata ini suatu ironi / ejekan! ... Kota-kota yang didirikannya, kemenangan-kemenangan yang dimenangkannya, alangkah miskin dan kosong kelihatannya hal-hal yang luar biasa ini pada waktu kita berdiri di dekat telaga Samaria, dan melihat mayat yang berwarna biru kehitam-hitaman dan berlumuran darah ini ditarik / diseret dari kereta!] - hal 546.

Saya berpendapat bahwa yang ditekankan seharusnya bukanlah sekedar kematian yang mengerikan dari Ahab, tetapi kematian yang mengerikan dari Ahab sebagai hukuman dari Tuhan. Perlu diingat bahwa:

a) Kematian yang mengerikan belum tentu merupakan hukuman Tuhan.
1. Nabot, dan banyak orang beriman yang lain, juga mengalami kematian yang mengerikan, tetapi itu bukanlah hukuman Tuhan. Itu hanyalah merupakan pintu gerbang menuju surga.
2. Lukas 13:1-5 menunjukkan bahwa Yesus menyalahkan orang yang menganggap bahwa kematian yang mengerikan pasti merupakan hukuman dosa.

b) Kematian yang tenang tetap bisa merupakan hukuman Tuhan.
Orang kaya yang bodoh dalam Lukas 12:16-21 dan juga orang kaya dalam Lukas 16:19-31 kelihatannya mengalami kematian biasa (tidak mengerikan), tetapi itu tetap merupakan hukuman Tuhan.

Jadi, dalam kasus Ahab, yang ditekankan adalah kematian yang mengerikan sebagai hukuman Tuhan. Apa artinya semua prestasi duniawi, kekayaan, dsb, kalau akhirnya ia mengalami kematian yang mengerikan sebagai hukuman Tuhan, dan lalu masuk ke neraka?
Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
1. Pkh 12:1  - Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!,”.
2. Yesaya 55:6 - Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat!.

-AMIN-
Next Post Previous Post