EKSPOSISI INJIL MATIUS PASAL 25-26

Pdt.Budi Asali, M.Div.
EKSPOSISI INJIL MATIUS PASAL 25-26

MATIUS 25:1-13

Matius 25:1-13 - “(1) ‘Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. (2) Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. (3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, (4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. (5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. (6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! (7) Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. (8) Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. (9) Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. (10) Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. (11) Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! (12) Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. (13) Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.’”.


1) Matius 25: 1: ‘Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama ...’.


a) Bagian ini adalah suatu perumpamaan, dan dalam menafsirkan suatu perumpamaan, yang perlu diperhatikan adalah tujuan / penekanan utama dari perumpamaan itu. Sedangkan detaildetail / hal yang kecil-kecil hanya boleh ditafsirkan kalau detaildetail itu sesuai dengan arah dari tujuan / penekanan utama perumpamaan itu. Detaildetail yang tidak sesuai dengan arah dari tujuan / penekanan utama perumpamaan, harus diabaikan. Dalam perumpamaan ini terlihat jelas bahwa tujuan / penekanan utama dari perumpamaan ini adalah supaya kita semua bersiap sedia / berjagajaga menghadapi akhir jaman / kedatangan Yesus yang kedua kalinya (ay 13: “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.’”). Detaildetail yang tidak sesuai dengan tujuan perumpamaan, misalnya: apa arti pelita, minyak, bulibuli, penjual minyak, bilangan 10, bilangan 5 dsb. Ini semua harus diabaikan!


Memang ada banyak orang yang menafsirkan bahwa ‘minyak’ adalah Roh Kudus. Kalau ditinjau sepintas lalu, kelihatannya cocok, karena 5 gadis yang bijaksana mempunyai minyak dan ini menggambarkan orang kristen sejati yang mempunyai Roh Kudus, sedangkan 5 gadis yang bodoh tidak mempunyai minyak, menggambarkan orang kristen KTP yang tidak mempunyai Roh Kudus. Tetapi kalau kita perhatikan lebih seksama, terlihat bahwa penafsiran ini tidak bisa dipertahankan, karena:

  • kelima gadis yang bodoh itu bukan tidak pernah mempunyai minyak, tetapi mereka kehabisan minyak (ay 8). Ini tentu tidak bisa diartikan sebagai orang yang kehabisan Roh Kudus / ditinggal oleh Roh Kudus, karena ini akan bertentangan dengan Yoh 14:16 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus akan tinggal diri orang percaya selamalamanya.

  • kalau minyak menggambarkan Roh Kudus, lalu apa artinya cadangan minyak yang dibawa oleh 5 gadis yang bijaksana itu? Apa artinya bulibuli tempat minyak itu? Apa artinya membeli minyak? Apa artinya penjual minyak?


b) Katakata ‘hal Kerajaan Sorga’ menunjukkan bahwa bagian ini berkenaan dengan gereja / lingkungan kristen (baik asli maupun palsu), tetapi tidak berhubungan dengan orang kafir total yang ada diluar lingkungan kristen.

Jadi, 5 gadis yang bijaksana menggambarkan orang kristen yang sejati, dan 5 gadis yang bodoh menggambarkan orang kristen KTP.

Bahwa 5 gadis yang bodoh itu tidak menggambarkan orang kafir total, juga terlihat dari fakta bahwa mereka juga mau menyambut kedatangan mempelai lakilaki yang jelas merupakan gambaran dari Tuhan Yesus.


2) Sekalipun bagian ini mempunyai tujuan / penekanan yang sama dengan Mat 24:45-51, tetapi dalam bagian ini ada halhal tambahan, yaitu:


a) Dalam bagian ini ditekankan perlunya ketekunan dalam bersiap sedia menghadapi kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Tindakan bersiap sedia yang tidak disertai ketekunan sampai akhir, adalah siasia!

Ada 2 penafsiran tentang katakata ‘tidak membawa minyak’ dalam ay 3:

1. William Hendriksen menafsirkan bahwa 5 gadis yang bodoh itu bukan sekedar tidak membawa cadangan minyak, tetapi sama sekali tidak membawa minyak.  Jadi mereka hanya membawa pelita yang kosong. Ia juga berkata bahwa ay 7 merupakan saat pertama kalinya 10 gadis itu mau menyalakan pelita mereka.

2. Mayoritas penafsir menafsirkan bahwa 5 gadis bodoh itu mempunyai minyak dalam pelita mereka, tetapi tidak membawa cadangan minyak.

Bahwa ini merupakan pandangan yang benar, terlihat dengan jelas dari ay 8 dimana 5 gadis bodoh itu berkata: ‘pelita kami hampir padam’ (bdk. NIV / NASB: ‘our lamps are going out’). Jadi, jelaslah bahwa 5 gadis yang bodoh itu juga mengadakan persiapan, tetapi karena tidak bisa bertekun sampai akhir, maka semua persiapan mereka siasia sama sekali. Ini menunjukkan bahwa orang kristen yang bersiap sedia, tetapi tidak bertekun sampai akhir, akan binasa!


Catatan: Ini tidak bertentangan dengan doktrin Perseverance of the Saints, karena nanti akan kita lihat bahwa 5 gadis bodoh ini melakukan persiapan yang tidak memadai, dan itu menunjukkan bahwa mereka bukan orang kristen sejati. Juga Kitab Suci menunjukkan bahwa orang yang tidak bertekun sampai akhir, memang bukan orang kristen yang sejati (Yoh 8:31  1Yoh 2:19). Jadi, mereka bukannya kehilangan keselamatan, tetapi mereka memang tidak pernah selamat!


Penerapan: apakah saudara bertekun dalam mencari Firman Tuhan, mentaati Firman Tuhan / menguduskan diri, berbakti kepada Tuhan, berdoa, melayani Tuhan dan memberitakan Injil?  Atau saudara sering malas dalam melakukan halhal itu? Kalau ya, bertobatlah dan bertekunlah, atau semua itu akan siasia belaka!


b) Adalah mungkin bagi seseorang untuk melakukan persiapan yang tidak / kurang memadai! Ingat bahwa 5 gadis yang bodoh itu bukannya tidak melakukan persiapan sama sekali. Mereka melakukan persiapan, yaitu membawa pelita dengan minyak di dalamnya. Tetapi persiapan mereka tidak memadai karena mereka tidak membawa cadangan minyak.

Kesalahan mereka terletak bukan pada apa yang mereka lakukan (kontras dengan Mat 24:49 dimana kesalahan hamba itu terletak pada apa yang ia lakukan), tetapi pada apa yang tidak mereka lakukan (dosa pasif)!


Penerapan:

  • Jangan sekalikali membatasi persiapan saudara dengan pemikiran bahwa apa yang saudara lakukan itu sudah cukup! Misalnya: sudah cukup saya ke gereja pada hari minggu, saya tidak perlu ikut Pemahaman Alkitab. Atau, sudah cukup saya ikut Kebaktian dan Pemahaman Alkitab, saya tidak perlu ikut Persekutuan Doa, dsb. Bisa saja itu sudah cukup dalam pandangan saudara, tetapi tidak memadai dalam pandangan Allah!

  • Hatihatilah dengan dosa pasif, yaitu dosa dimana saudara tidak melakukan apa yang seharusnya saudara lakukan. Contoh: tidak berdoa untuk gereja (bdk. 1Sam 12:23), tidak memberitakan Injil, dsb


3) Matius 25: 5: ‘mempelai itu lama tidak datangdatang juga’.

Dalam Kitab Suci terdapat:

a) Bagianbagian yang menunjukkan bahwa Yesus akan segera datang keduakalinya, seperti Wah 3:11  22:20.

b) Bagianbagian yang menunjukkan bahwa Yesus tidak akan segera datang (ditinjau dari saat itu, yaitu abad I), seperti Mat 24:68,14  Mat 25:5,19  Luk 19:1112  2Tes 2:18.

Bagianbagian ini tidak bertentangan satu sama lain, karena Tuhan tidak terbatas oleh waktu (bdk. 2Pet 3:8). Ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita bayangkan / mengerti, karena ini adalah sesuatu yang melampaui akal kita.


4) Ay 5: ‘mereka semua lalu tertidur’.

Ada bermacammacam penafsiran tentang bagian ini:


a) Ada yang menafsirkan ‘tidur’ di sini dalam arti negatif / jelek, yaitu bahwa mereka tidak / kurang berjagajaga.

Ini disebabkan karena ‘tidur’ memang sering mempunyai arti seperti itu (bdk. Mat 26:40  Mark 13:36  1Tes 5:67).

Tetapi, bagaimanapun juga, terlihat dengan jelas bahwa penafsiran ini tidak sesuai dengan seluruh perumpamaan, karena dalam perumpamaan itu 5 gadis yang bijaksana, yang menggambarkan orang kristen sejati yang bersiap sedia menghadapi kedatangan Yesus yang keduakalinya, ikut tertidur. Dan mempelaI lakilaki tidak mengecam mereka karena hal itu. Juga, dalam perumpamaan ini, ketidak-siapan digambarkan dengan ‘tidak dibawanya cadangan minyak’, bukan dengan ‘tidur’.


b) Ada juga yang menafsirkan bahwa ‘tidur’ berarti ‘mati’, dan ay 67 menunjuk pada kebangkitan orang mati (bdk. Yoh 5:28-29).

Ini juga jelas merupakan penafsiran yang salah, karena penafsiran ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa semua orang sudah mati pada saat Yesus datang keduakalinya, dan ini bertentangan dengan bagianbagian Kitab Suci yang menunjukkan bahwa pada saat Yesus datang kedua-kalinya masih ada orangorang (baik Kristen maupun kafir) yang masih hidup (bdk. 1Tes 4:17  Wah 6:1517).


c) Calvin menafsirkan bahwa ‘tidur’ di sini menunjuk pada ‘pekerjaan duniawi / seharihari’ (‘earthly occupation’).

Sekalipun seseorang betulbetul berjagajaga terhadap kedatangan Kristus yang keduakalinya, tetapi tidak mungkin ia hanya berjagajaga (terus menerus berdoa, belajar Firman Tuhan, melayani Tuhan, memberitakan Injil, dsb, dan membuang pekerjaan sehariharinya).


Jadi, sekalipun kita berjagajaga, kita boleh tetap melakukan pekerjaan kita seharihari.

Bandingkan dengan sekelompok orang Kristen di Korea yang percaya bahwa Yesus akan datang kembali pada Oktober 1992, yang lalu membuang pekerjaannya, menjual rumahnya, bahkan menggugurkan kandungannya, dan lalu berkumpul di suatu tempat hanya untuk menunggui kedatangan Yesus yang keduakalinya. Ini jelas merupakan tindakan extrim yang tidak bisa dibenarkan!


d) ‘Tidur’ bisa diartikan secara positif, yaitu sebagai suatu tindakan yang bertujuan untuk mengumpulkan tenaga dan kesegaran untuk penyambutan mempelai dan pesta nanti. Jadi, ‘berjagajaga senantiasa’ tidak berarti bahwa kita tidak boleh relax, istirahat, santai, cuti dsb. Semua ini boleh dilakukan asal dengan tujuan supaya kita bisa berjagajaga / hidup lebih baik bagi Tuhan (bdk. 1Kor 10:31).


Illustrasi: busur panah yang tidak dipakai harus dikendurkan dengan tujuan, kalau nanti dipakai busur itu akan ada dalam kondisi yang baik!


5) Matius 25: 8-12: “(8) Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. (9) Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. (10) Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. (11) Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! (12) Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu”.


a) Para gadis bodoh itu meminta minyak (ay 8), dan lalu berusaha untuk membeli minyak (ay 10), tetapi akhirnya ditolak untuk masuk ke pesta!

Ini merupakan peringatan bagi pertobatan yang terlambat!

Ada penafsir yang mengatakan:

  • “Diligence in the future can not atone for negligence in the past” (= Kerajinan di kemudian hari tidak bisa menebus kelalaian pada masa lalu).

  • “Lost opportunities never return” (= Kesempatankesempatan yang hilang / disiasiakan tidak pernah akan kembali / terulang).


Penerapan: jangan menunda persiapan saudara! Lakukanlah sekarang, sebelum semuanya terlambat! Dan kalau saudara mau rajin / giat bagi Tuhan, rajinlah / giatlah sekarang! Besok mungkin sudah terlambat!


b) Gadisgadis yang bijaksana tidak mau memberi minyak (ay 9).

Ini bukan merupakan egoisme, tidak kasih dsb! Memang ada halhal yang tidak bisa kita berikan / bagikan kepada orang lain, seperti iman, keselamatan (bdk. Kel 32:31-32  Ro 9:3), ketaatan, hubungan / persekutuan dengan Tuhan, persiapan menghadapi kedatangan Yesus yang keduakalinya, dsb.


Dalam ajaran Roma Katolik dipercaya adanya orangorang suci yang hidup melampaui standard Tuhan, sehingga mempunyai kelebihan perbuatan baik. Perbuatan baik yang lebih itu lalu disimpan di suatu tempat dan lalu oleh Paus dibagikan kepada orangorang yang ‘kekurangan perbuatan baik’ supaya merekapun bisa masuk surga. Kalau memang ajaran ini benar, maka pasti dalam perumpamaan ini 5 gadis yang bijaksana itu bisa dan mau memberikan minyaknya kepada para gadis yang bodoh supaya 5 gadis bodoh itupun bisa ikut pesta!

Ingat bahwa Kitab Suci mengajarkan bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri (Ro 14:12  Yeh 18:20) dan karena itu jangan harap bisa ‘nunut’ pada persiapan orang lain! Saudara sendiri harus bersiap sedia menghadapi kedatangan Yesus yang kedua-kalinya!


c) Para gadis bodoh itu mengetok pintu tetapi ditolak (ay 11-12  bdk. Luk 13:25). Pada saat itu, katakata Yesus yang berbunyi ‘Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu’ (Mat 7:7) tidak berlaku bagi orang-orang itu!

Semua orang yang dalam selama hidupnya mengabaikan ketokan Tuhan Yesus pada pintu hati mereka (bdk. Wah 3:20), pada akhir jaman akan mengalami penolakan pada saat mereka mengetok pintu Kerajaan Sorga! Seseorang mengatakan: “Those who refused to accept the invitation to ‘come’ will have to obey the order to ‘go’” (= Mereka yang menolak untuk menerima undangan untuk ‘datang’ akan harus mentaati perintah untuk ‘pergi / enyah’).


d) Matius 25: 12: ‘aku tidak mengenal kamu’.

NIV: ‘I don’t know you’. Ini ada dalam present tense!

Tetapi dalam Mat 7:23, NIV menterjemahkan ‘I never knew you’ (= Aku tidak pernah mengenal kamu), yaitu dalam past tense!

Jadi, kalau pada saat itu Yesus tidak mengenal saudara, itu menunjukkan bahwa Ia memang tidak pernah mengenal saudara! Kalau Yesus pernah mengenal saudara, Ia pasti akan mengenal saudara selamalamanya!

Penerapan: boleh jadi semua orang mengenal saudara sebagai orang kristen. Tetapi yang penting adalah: apakah Yesus mengenal saudara? Apakah saudara sudah pernah datang kepadaNya, menerimaNya sebagai Juruselamat pribadi dan sebagai Tuhan saudara, dan apakah saudara mempunyai hubungan pribadi dengan Dia?

MATIUS 25:14-30


Mat 25:14-30 - “(14) ‘Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. (15) Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. (16) Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. (17) Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. (18) Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. (19) Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. (20) Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. (21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (22) Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. (23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. (25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! (26) Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? (27) Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. (28) Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. (29) Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (30) Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.


1) Perumpamaan tentang talenta ini tidak sama dengan perumpamaan tentang uang mina dalam Lukas 19:12-27. Alasannya:


a) Ceritanya mempunyai banyak perbedaanperbedaan, seperti:

  • dalam Lukas ada 10 hamba; sedangkan dalam Matius hanya ada 3 hamba.

  • dalam Lukas digunakan ‘uang mina’; sedangkan dalam Matius ‘talenta’.

  • dalam Lukas pemberian mina sama rata; sedangkan dalam Matius pemberian talenta berbeda-beda.

  • dalam Lukas ada perbedaan kesetiaan dengan pemberian uang mina yang sama; sedangkan dalam Matius hamba pertama dan kedua mempunyai kesetiaan yang sama dengan pemberian talenta yang berbeda.

  • dalam Lukas hamba yang jahat itu menyimpan minanya dalam sapu tangan; sedangkan dalam Matius hamba yang jahat itu mengubur talentanya.

  • dalam Lukas hamba yang ketiga dikatakan hanya sebagai jahat, dirampas minanya tetapi tidak dicampakkan ke dalam kegelapan; sedangkan dalam Matius hamba yang ketiga dikatakan sebagai jahat dan malas, dirampas talentanya dan dicampakkan ke dalam kegelapan.

  • dalam Lukas ada penobatan raja dan orang-orang yang menolak, dan hukuman untuk orang-orang yang menolak itu (Luk 19:14-15,27); sedangkan dalam Matius tidak ada.


b) Saat penceritaannya berbeda.

Luk 19:1227 diceritakan sebelum Yesus masuk ke Yerusalem (bdk. Luk 19:11,28), sedangkan Mat 25:1430 diceritakan setelah Yesus masuk ke Yerusalem. Tetapi saya berpendapat bahwa argumentasi yang ini kurang kuat karena Lukas memang sering menceritakan secara tidak khronologis / tidak sesuai dengan urut-urutan waktu.


2) Perumpamaan ini berbicara tentang gereja!


a) Matius 25: 14: ‘Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti ...’.

KJV: ‘For the Kingdom of heaven is as ...’

Sebetulnya katakata ‘Kerajaan Sorga’ / ‘Kingdom of heaven’ tidak ada dalam aslinya. Bandingkan dengan terjemahanterjemahan di bawah ini:

RSV: ‘For it will be as ...’ (= Karena itu akan seperti ....).

NIV: ‘Again, it will be like ...’ (= Juga, itu akan seperti ...).

NASB: ‘For it is just like ...’ (= Karena itu persis seperti ...).

Tetapi, bagaimanapun juga, katakata ini menunjukkan bahwa katakata dalam ay 1, yang berbunyi ‘pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama ...’, berlaku untuk perumpamaan ini!


Jadi, sama seperti perumpamaan dalam Mat 25:113, perumpamaan ini juga berbicara tentang gereja!


b) Ay 14: ‘yang memanggil hambahambanya.

NASB / Lit: ‘called his own slaves (= memanggil hambahambanya sendiri).

Jadi, jelaslah bahwa perumpamaan ini berbicara tentang orang kristen / orang di dalam gereja.

Tetapi hukuman yang diberikan kepada hamba ke III menunjukkan bahwa ia bukan orang kristen sejati (bdk. Ro 8:1), dan karena itu jelaslah bahwa perumpamaan ini berbicara tentang seluruh gereja, baik orang kristen sejati maupun orang kristen KTP.


3) Pemberian talenta (ay 14-15).


a) Talenta sebetulnya adalah satuan berat [bdk. Wah 16:21 (Lit): ‘about the weight of a talent’ (= kirakira seberat satu talenta)].

Tetapi talenta juga digunakan untuk menunjuk pada satuan uang (bdk. Mat 18:24). Nilainya berubahubah tergantung tempat, waktu, dan logam yang dipakai (emas, perak, tembaga), tetapi banyak penafsir mengatakan bahwa 1 talenta bernilai 6000 dinar, dan kalau upah seorang buruh adalah 1 dinar sehari (bdk. Mat 20:2), maka 1 talenta adalah upah seorang buruh dalam 20 tahun!


Ini menunjukkan bahwa hamba yang ke III, sekalipun mendapat lebih sedikit dibandingkan dengan dua hamba yang lain, tetapi tetap mendapat uang yang cukup banyak!


b) Biasanya ‘talenta’ diartikan sebagai ‘karuniakarunia Roh Kudus’. Tetapi karena karuniakarunia Roh Kudus hanya diberikan kepada orang kristen yang sejati, sedangkan talenta juga diberikan kepada hamba yang ke III, yang jelas menunjuk pada orang kristen KTP, maka saya berpendapat bahwa ‘talenta’ mempunyai arti yang lebih luas dari pada ‘karuniakarunia Roh Kudus’.


‘Talenta’ bisa diartikan ‘segala sesuatu yang diberikan oleh Tuhan kepada orang kristen (kristen asli maupun kristen KTP) yang bisa dipergunakan untuk menyenangkan / memuliakan Tuhan’ (Pulpit Commentary, hal 489). Jadi, ‘talenta’ bisa berupa bermacammacam hal seperti:

  • kesempatan / waktu.

Ada perbedaan antara orang yang betulbetul mempunyai sedikit waktu (misalnya seorang ibu, yang tanpa pembantu harus mengurus banyak anak, atau seseorang yang harus study dan bekerja pada saat yang sama), dengan orang yang tidak mau memberi waktu untuk Tuhan!

  • kepandaian / daya ingat.

  • pendidikan.

Kita juga harus membedakan antara orang yang memang tidak mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan orang yang memang sengaja mengabaikan pendidikan.

  • kesehatan.

Lagilagi harus dibedakan antara orang yang terpaksa tidak sehat dan orang yang tidak sehat karena mengabaikan kesehatan.

  • kekayaan.

  • pengaruh.

  • jabatan.

  • bakat.

  • suara.

  • kepandaian bergaul.

  • karuniakarunia Roh Kudus (tetapi yang ini hanya diberikan kepada kristen yang asli).

  • dsb.

Apakah saudara sudah menggunakan halhal itu (yang ada pada saudara) dengan sebaikbaiknya untuk menyenangkan / memuliakan Tuhan?


c) Setiap orang dari 3 hamba itu diberi talenta, dan tidak ada yang tidak diberi, dan karena itu tidak ada yang tidak perlu bertanggung jawab kepada tuannya tentang cara penggunaan talenta yang dipercayakan kepadanya. Kata ‘mempercayakan’ (ay 14) jelas menunjukkan bahwa mereka harus bertanggung jawab!

Setiap orang di antara kita juga harus bertanggung jawab kepada Tuhan tentang penggunaan ‘talenta’ yang dipercayakan padanya!


d) Pemberian talenta ini berbedabeda (ay 15).

  • makin banyak ‘talenta’ yang kita terima, makin besar tanggung jawab kita. Bdk. Luk 12:48b - “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”.

Karena itu kalau saudara termasuk orang yang mempunyai banyak ‘talenta’, jangan menyombongkannya ataupun sekedar senang atas ‘talenta’ yang banyak itu! Berusahalah menggunakan semuanya bagi Tuhan! Sebaliknya, kalau saudara menerima hanya sedikit ‘talenta’, jangan menganggap Tuhan tidak adil. Orang-orang yang diberi ‘talenta’ lebih banyak dari saudara dituntut lebih banyak juga, dan karena itu kalau saudara bisa sama setianya dengan mereka dalam menggunakan ‘talenta’ saudara, maka saudara akan mendapat penghargaan yang sama dengan mereka.

  • pemberian talenta yang berbedabeda ‘tergantung kesanggupan mereka’ dalam perumpamaan ini (ay 15), tidak mempunyai analogi dalam dunia rohani!


e) Tujuan tuan itu dalam memberikan / mempercayakan talenta ialah supaya ia mendapat untung / laba (bdk. ay 27).

Tujuan Tuhan memberikan ‘talenta’ kepada kita adalah untuk mendapatkan kemuliaan bagi diriNya sendiri. Karena itu perhatikan supaya saudara betulbetul hidup untuk kemuliaan Tuhan (bdk. 1Kor 10:31).


4) Matius 25: 15: ‘lalu ia berangkat’ (bdk. ay 19  lama sesudah itu baru ia pulang).

Kelihatannya hambahamba itu tidak dijaga / dikontrol oleh tuannya, tetapi nanti akan dimintai pertanggung-jawaban!


Dalam pekerjaan duniawi biasanya ada boss / atasan yang mengawasi / mengontrol pekerjaan kita, dan ini menolong / memaksa kita untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Tetapi dalam kita hidup bagi Tuhan / melayani Tuhan (apalagi untuk orangorang yang menjadi hamba Tuhan fulltimer!), kelihatannya tidak ada yang mengawasi / mengontrol! Semua tergantung pada kesadaran dan disiplin diri sendiri. Dengan mudah kita bisa hidup seenak kita, melayani Tuhan dengan asalasalan dsb! Tetapi ingatlah, bahwa kalau saudara selama ini hidup bagi Tuhan dengan cara seenaknya, dan kalau saudara melayani Tuhan dengan cara asalasalan, maka pada akhir jaman saudara harus mempertanggung-jawabkan semua itu! Karena itu, sekalipun kelihatannya tidak ada yang mengawasi / mengontrol, hiduplah bagi Tuhan dan layanilah Dia dengan cara yang sebaik mungkin!


5) Penggunaan talenta (ay 16-18).


a) Hamba I.


1. ‘segera’ (Matius 25: 16).

Ia tidak menundanunda / membuang-buang waktu! Ia adalah orang yang bertanggung jawab dalam hal waktu! Tirulah dia, dan jangan menyianyiakan waktu dengan:

  • menundanunda untuk hidup bagi Tuhan / melayani Tuhan.

  • hidup santai / bermalasmalasan, bersenangsenang dsb.


2. Ia menjalankan uang sehingga menguntungkan tuannya (ay 16).

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menyenangkan dan memuliakan Tuhan, seperti:

  • menggunakan waktu, tenaga, uang,  kendaraan untuk pergi ke gereja dan menggunakan telinga dan pikiran untuk mendengar dan mengerti Injil dan mempercayainya!

  • menggunakan waktu, tenaga, pikiran untuk belajar dan mengerti Firman Tuhan.

  • menggunakan waktu, tenaga, pikiran, bakat, karunia untuk melayani Tuhan / memberitakan Injil.

  • menggunakan apapun yang ada pada kita untuk menolong / berbuat baik kepada orang lain.

  • hidup saleh sehingga menjadi sesuatu yang memuliakan Tuhan.

  • mendidik anakanak kita secara jasmani / rohani.


b) Hamba II.

Matius 25: 17: ‘berbuat demikian juga’.

William Barclay: “Men are not equal in talent, but men can be equal in effort” (= Manusia tidak sama dalam talenta, tetapi manusia bisa sama dalam usaha).

Penerapan: saudara mungkin tidak bisa memberitakan Injil / Firman Tuhan secara masal seperti yang dilakukan oleh Billy Graham atau Stephen Tong, tetapi saudara bisa melakukan usaha yang sama kerasnya dengan mereka dalam melakukan pemberitaan Injil pribadi atau pemberitaan Injil / Firman Tuhan dalam Sekolah Minggu!


c) Hamba III.


1. Matius 25: 18 menunjukkan bahwa hamba ini tidak bekerja untuk tuannya. Tetapi ia bukannya tidak bekerja sama sekali! Ia menggali lubang (yang jelas menunjukkan bahwa ia bekerja!). Jadi, jangan membayangkan bahwa orang yang termasuk golongan hamba ke III ini pastilah adalah orang yang terus menganggur dalam hidupnya!


Dalam dunia, bahkan dalam gereja, kita melihat banyak orang yang sibuk bekerja! Mereka bekerja untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk negara, untuk ilmu pengetahuan, untuk binatang (supaya tidak punah), untuk kesenian, dsb, tetapi mereka sama sekali tidak bekerja untuk Tuhan / tidak melakukannya untuk Tuhan! Mereka bisa saja mendapat penghormatan dari manusia (bahkan mendapat hadiah Nobel), tetapi di hadapan Tuhan, mereka adalah orang yang malas, dan apa yang mereka lakukan hanyalah ‘menggali lubang dan mengubur talenta’!

Kalau saudara termasuk orang yang seperti ini, pikirkanlah kutipankutipan di bawah ini:

  • “This wicked and lazy fellow had dug a hole, little realizing that in a sense he was digging it for himself” (= Orang yang jahat dan malas ini menggali lubang, tanpa menyadari bahwa dalam arti tertentu ia sedang menggali lubang untuk dirinya sendiri).

Jadi, dengan kata lain, kalau saudara tidak melakukan apaapa untuk Tuhan, saudara sedang menggali kubur saudara sendiri / membinasakan diri saudara sendiri!

  • “The church is filled with willing people  some willing to work and others willing to let them” (= Gereja penuh dengan orangorang yang rela  sebagian rela untuk bekerja, dan yang lain rela untuk membiarkan mereka bekerja).

Saudara termasuk golongan yang mana?

  • “All that is necessary for the triumph of evil is that good men do nothing” (= Semua yang dibutuhkan untuk kemenangan kejahatan adalah bahwa orangorang yang baik tidak melakukan apaapa).

Jadi, kalau saudara tidak melakukan apaapa untuk Tuhan, saudara memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi kemenangan kejahatan, dan setan akan sangat menghargai / berterima kasih kepada saudara!


2. Banyak alasan yang menyebabkan hamba ini tidak bekerja bagi tuannya.

a. Merasa minder, karena dirinya mempunyai talenta yang tidak sebanyak 2 hamba yang lain.

Apakah saudara tidak melakukan apaapa bagi Tuhan karena ini?

Pulpit Commentary: “Limited opportunities do not condone neglect” (= Kesempatan-kesempatan yang terbatas tidak memaafkan kelalaian) - hal 477.

b. Menganggap dirinya tidak diberi apaapa (bdk. ay 24).

Apakah saudara selalu menolak pelayanan dengan alasan bahwa saudara tidak bisa apaapa? Ini jelas merupakan anggapan yang salah, karena tidak ada orang yang tidak diberi apa-apa!

c. Malas (ay 26).

Malas adalah sesuatu yang dikecam oleh Kitab Suci.

Amsal 6:611 - “(6) Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: (7) biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, (8) ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. (9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? (10) ‘Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring’ - (11) maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata”.

Amsal 18:9 - “Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak”.

Amsal 20:13 - “Janganlah menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin, bukalah matamu dan engkau akan makan sampai kenyang”.

Orang malas selalu punya alasan, baik logis maupun tidak, untuk tidak bekerja.

Amsal 20:4 - “Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa”.

Amsal 26:13 - “Berkatalah si pemalas: ‘Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!’”.

Pkh 11:4 - “Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai”.


Tetapi bandingkan dengan katakata Paulus dalam 2Tim 4:2 yang menyuruh kita bekerja / memberitakan Firman Tuhan, baik atau tidak baik waktunya! Karena itu, kalau saudara adalah orang yang malas untuk bekerja bagi Tuhan, bertobatlah!


6) Saat pertanggung-jawaban (ay 1930).

Sekalipun lama (ay 19), tetapi saat ini pasti akan tiba! Calvin mengatakan (hal 444) bahwa kedatangan tuan itu untuk meminta pertanggung-jawaban dari hamba-hambanya harus mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang baik, karena kita tahu bahwa jerih payah kita tidak sia-sia. Sebaliknya orang-orang yang malas dan ceroboh seharusnya merasa takut akan hal ini.


Karena itu janganlah lamanya kedatangan Kristus yang kedua-kalinya saudara jadikan alasan untuk hidup secara tidak bertanggung jawab! Bdk. Mat 24:48-51 - “(48) Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: (49) Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, (50) maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, (51) dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.’”.


a) Hamba I.

Matius 25: 20-21: “(20) Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. (21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”.


1. Pertanggung-jawabannya (ay 20).

  • ada laba yang ia bawa / persembahkan kepada tuannya.

Renungkan! Apa yang kirakira akan saudara bawa dan persembahkan kepada Tuhan pada saat itu?

  • ia mengakui kalau semua talenta itu dari Tuhan. Ini yang menyebabkan dia menggunakannya untuk Tuhan.

Penerapan: adalah sesuatu yang penting kalau saudara menyadari bahwa segala sesuatu yang ada pada saudara diberikan oleh Tuhan. Kalau tidak, maka saudara akan menggunakannya untuk kepentingan saudara sendiri dan bukan untuk Tuhan. Misalnya: kalau saudara menganggap bahwa uang yang ada pada saudara adalah hasil kerja keras saudara, maka saudara akan merasa berhak untuk menggunakannya untuk diri saudara sendiri. Tetapi kalau saudara menyadari bahwa Tuhanlah yang memberikan semua itu kepada saudara, maka saudara akan menggunakannya untuk Tuhan.


2. Sikap / jawaban tuannya (ay 21).


a. Ini jelas merupakan suatu pujian dari tuannya.

Ini menggambarkan pujian dari Tuhan yang akan kita terima kalau kita betulbetul hidup untuk Tuhan.

Hiduplah sedemikian rupa supaya saudara mendapat pujian dari Tuhan! Jangan hidup untuk pujian manusia (bdk. Mat 6:118  Yoh 12:4243).

Dan kalau selama ini saudara merasa bahwa hidup saudara sangat berat, justru karena saudara hidup sesuai kehendak Tuhan, maka pikirkanlah pujian yang akan saudara terima nanti, dan tetaplah bertekun dalam hidup sesuai kehendak Tuhan!


b. Tuan itu berkata: ‘Baik sekali perbuatanmu, hai hambaku yang baik dan setia. Engkau telah setia ...’.

  • Tuan itu tidak berkata ‘banyak sekali hasilmu’, tetapi ‘baik sekali perbuatanmu’!

  • Juga tuan itu tak memuji hamba itu sebagai ‘hamba yang sukses’ (successful), tetapi sebagai ‘hamba yang setia’ (faithful)!

Ini menunjukkan bahwa yang Tuhan pentingkan bukanlah kesuksesan / keberhasilan, tetapi kesetiaan! Tuhan bukan menghendaki supaya gereja / orang Kristen sukses, tetapi supaya gereja / orang Kristen setia kepada Tuhan dan FirmanNya! Memang Kitab Suci juga menekankan perlunya untuk berbuah (Mat 3:8,10  Mat 21:1819  Luk 13:69). Tetapi, bagaimanapun juga buah / hasil merupakan pekerjaan Allah (1Kor 3:67). Jadi, yang penting adalah melakukan halhal yang benar dengan setia. 

Seseorang mengatakan bahwa pada saat Petrus berkhotbah, ia mendapatkan 3000 jiwa, tetapi pada waktu Stefanus berkhotbah, ia mendapatkan 3000 batu! Tetapi belum tentu Tuhan menilai Petrus lebih hebat dari Stefanus!


Karena itu, kalau saudara berkhotbah / mengajar sekolah minggu / memberitakan Injil secara pribadi, janganlah putus asa kalau saudara tidak berhasil membawa orang kepada Kristus. Yang penting saudara melakukannya dengan benar dan dengan setia!


c. Tuan itu juga berkata: ‘Engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberimu tanggung jawab dalam perkara yang besar’.

Ada banyak orang yang menafsirkan ayat ini sebagai berikut: orang yang setia dalam pelayanan yang kecil akan diberi pelayanan yang besar. Misalnya: kalau saudara melayani Tuhan dengan setia sebagai seorang guru sekolah minggu, maka Tuhan akan menjadikan saudara seorang pendeta. Atau kalau saudara setia dalam menggembalakan suatu jemaat yang kecil, maka Tuhan akan memberi saudara suatu jemaat yang besar.


Tetapi, saya tidak setuju dengan penafsiran itu, karena tidak cocok dengan kontex ini. Dalam perumpamaan ini kedatangan tuan itu menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua kalinya, dan saat pertanggung-jawaban menunjuk pada pengadilan akhir jaman. Karena itu, jelas sekali bahwa ‘perkara kecil’ menunjuk pada kehidupan dan pelayanan di dunia, dan ‘perkara besar’ bukan menunjuk pada pelayanan yang lebih besar di dunia, tapi menunjuk pada kehidupan dan pelayanan di surga!


b) Hamba II.

Matius 25: 22-23: “(22) Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. (23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”.


Jelas sekali bahwa tuan itu tidak mempersoalkan besarnya hasil! Sekalipun hasil / laba dari hamba II ini lebih sedikit dibandingkan dengan hamba I, tetapi karena mereka sama giatnya dalam berusaha, maka pujian yang diberikan juga sama (bandingkan ay 23 dengan ay 21).


Catatan: dalam Kitab Suci Indonesia ay 21 dan ay 23 tidak betul-betul identik, tetapi sebetulnya kedua ayat itu betul-betul identik.

Mengapa demikian? Karena hamba I itu menerima banyak, maka ia dituntut banyak; sedangkan hamba II itu menerima lebih sedikit sehingga ia juga dituntut lebih sedikit (bdk. Luk 12:48b).


Ini seharusnya membuat saudara yang mempunyai ‘talenta’ sedikit menjadi lebih giat dalam hidup bagi Tuhan! Sekalipun saudara tidak bisa melakukan pemberitaan Injil massal seperti yang dilakukan oleh Billy Graham, dan saudara hanya bisa melakukan pemberitaan Injil pribadi / mengajak orang pergi ke gereja, tetapi kalau saudara melakukannya sama giatnya dengan Billy Graham, maka saudara nanti akan memperoleh pujian / pahala yang sama dengan yang diterima oleh Billy Graham!


Bahkan sekalipun saudara tidak bisa memberikan persembahan sebesar yang diberikan oleh orangorang yang kaya, tetapi kalau dalam persembahan saudara itu ada pengorbanan yang lebih besar dibandingkan dengan persembahan orangorang kaya itu, maka saudara akan menerima pujian / pahala yang lebih besar dari pada yang diterima oleh orangorang kaya itu.


Bdk. Luk 21:14 - “(1) Ketika Yesus mengangkat mukaNya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. (2) Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. (3) Lalu Ia berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. (4) Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.’”.


c) Hamba III.

Matius 25: 24-30: “(24) Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. (25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! (26) Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? (27) Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. (28) Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. (29) Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (30) Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.


Dari banyaknya ayat yang dipergunakan untuk menceritakan tentang hamba III ini, jelaslah bahwa penekanan perumpamaan ini bukan terletak pada hamba I atau hamba II, tetapi pada hamba III ini.


Jadi, ini lebih merupakan pengajaran yang negatif (menunjukkan / menegur kesalahan) dari pada pengajaran yang positif (menunjukkan teladan yang baik).

Banyak hamba Tuhan yang anti dengan pengajaran yang negatif, dan mereka berpendapat bahwa kita harus memberikan pengajaran yang positif, bukan yang negatif. Tetapi kenyataannya, Kitab Suci memberikan banyak pengajaran yang negatif, dan karena itu tidak ada alasan untuk anti dengan pengajaran yang negatif!


1. Pertanggung-jawaban hamba III (ay 24-25).


a. Perhatikan bahwa hamba III ini tetap menyebut tuannya dengan sebutan ‘tuan’ (Yunani: KURIOS / Tuhan). Memang ada banyak orang yang menyebut Yesus sebagai Tuhan, tetapi tidak taat kepada Tuhan dan tidak melayani Tuhan, dan karena itu tidak menghasilkan apa apa bagi Tuhan. Bandingkan dengan:

  • Mat 7:21 - “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga”.

  • Luk 6:46 - “‘Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.

Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, maka saudara akan mengalami nasib yang sama dengan hamba III ini!


b. Hamba III ini mencari alasan untuk menutupi kesalahan / kemalasannya.

Mungkin pada saat tuannya belum kembali, ia sudah sering memberikan alasan seperti itu kepada orang yang menanyakan mengapa ia tidak menggunakan talenta yang diberikan tuannya. Dan sekarang ia mau memberikan alasan yang sama kepada tuannya sendiri!


c. Hamba III ini bukan sekedar menutupi / tak mengakui kesalahannya, tetapi ia bahkan mengoperkan kesalahannya kepada tuannya!

Taktik ini adalah taktik kuno yang sudah dilakukan oleh Adam dan Hawa (Kej 3:12,13), tetapi tetap digunakan sampai saat ini!


2. Sikap / katakata tuannya.

Ay 26-30: “(26) Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? (27) Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. (28) Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. (29) Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (30) Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.


a. Ia menyebut hamba itu ‘jahat dan malas’ (ay 26).

Kontras dengan kedua hamba pertama yang dikatakan ‘baik dan setia’, maka hamba ketiga ini dikatakan ‘jahat dan malas’.

Bahwa hamba III itu ‘malas’, sudah jelas. Tetapi mengapa dikatakan ‘jahat’?

  • karena ia tak mengakui kesalahannya, dan ia mencari alasan untuk membenarkan dirinya, dan ia bahkan menyalahkan tuannya. Ini jelas merupakan sesuatu yang jahat!

  • seseorang mengatakan: “It is wicked to be slothful” (= Malas itu jahat). Seseorang lain lagi mengatakan ‘orang jahat tak selalu malas, tetapi orang malas itu jahat’!

Ini sesuai dengan ajaran Kitab Suci yang menunjukkan bahwa orang yang malas / tidak berperang / tidak ikut berusaha dsb dianggap sebagai terkutuk, merusak dan sebagainya

Hak 5:23 - “‘Kutukilah kota Meros!’ firman Malaikat TUHAN, ‘kutukilah habis-habisan penduduknya, karena mereka tidak datang membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan.’”.

Yer 48:10 - “Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedangNya dari penumpahan darah!”.

Amsal 18:9 - “Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak”.

Mat 12:30 - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.


Dari penyebutan ‘jahat dan malas’ ini jelaslah bahwa alasan / dalih yang diberikan oleh hamba ketiga tadi sama sekali tidak berguna pada saat itu!


Calvin: “there will be no excuse for the indolence of those who both conceal the gifts of God, and waste their time in idleness” (= tidak akan ada dalih untuk kelambanan dari mereka yang menyembunyikan karunia-karunia Allah, dan membuang-buang / menyia-nyiakan waktu mereka dalam kemalasan) - hal 444.


Penerapan: saudara bisa saja memberikan bermacammacam alasan / dalih kepada orang orang di sekitar saudara (Pendeta, Penginjil, Majelis, pengurus, orang kristen yang lain) untuk tidak melakukan apa-apa bagi Tuhan, dan saudara mungkin bisa mengelabui orangorang itu dengan alasanalasan / dalih-dalih saudara. Tetapi pada akhir jaman, saudara tidak akan bisa mengelabui Tuhan dengan menggunakan alasanalasan / dalih-dalih itu! Karena itu, jangan membiasakan diri dengan segala macam alasan / dalih, bertobatlah dari segala kemalasan saudara, dan mulailah menggunakan ‘talenta’ yang ada pada saudara demi kemuliaan Tuhan!


b. Ia menyebut hamba itu ‘tidak berguna’ (ay 30).

C. H. Spurgeon membandingkan bagian ini dengan Luk 17:710 - “(7) ‘Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! (8) Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. (9) Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? (10) Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.’”.


Perhatikan khususnya Luk 17:10, dimana hamba itu juga disebut ‘tak berguna’. Tetapi ada bedanya dengan Mat 25:1430 ini:

  • dalam Mat 25:1430 hamba itu memang tidak melakukan apaapa bagi tuannya, sedangkan dalam Luk 17:710 hamba itu bekerja bagi tuannya.

  • dalam Mat 25:1430 tuannyalah yang menilai hamba itu sebagai tidak berguna, sedangkan dalam Luk 17:710 hamba itu sendiri yang menilai dirinya sendiri sebagai tidak berguna.

Dari perbandingan 2 bagian ini, terlihat adanya 2 extrim yang harus dihindari:

  • ada orang kristen yang bekerja sehingga merasa dirinya berguna / penting. Ini merupakan kesombongan rohani!

  • ada orang kristen yang merasa diri tidak berguna (minder), sehingga tidak bekerja apaapa.

Hamba III dalam Mat 25:1430 ini lebih brengsek dari kedua extrim ini, karena ia tidak bekerja tetapi menganggap dirinya berguna / berjasa (ia merasa dirinya telah mempertahankan talenta tuannya  ay 2425).


Penerapan: dalam gereja ada banyak orang yang tidak berguna, tetapi menganggap dirinya berguna / penting! Biasanya ini adalah orangorang yang namanya terdaftar dalam macammacam kepengurusan / kepanitiaan, bahkan dalam kemajelisan, tetapi dirinya sendiri tidak melakukan apaapa, kecuali mengkritik / menggurui orang lain! Kalau saudara termasuk orang seperti ini, bertobatlah!


C. H. Spurgeon: “He who proudly thinks himself profitable shall be found unprofitable, and he who modestly judges himself to be unprofitable may in the end come to hear his Master say, ‘Well done, good and faithful servant’” (= Ia yang dengan sombong / bangga menganggap dirinya sendiri berguna akan didapati tidak berguna, dan ia yang dengan rendah hati menilai dirinya sendiri tidak berguna mungkin pada akhirnya datang untuk mendengar Tuannya berkata: ‘Baik sekali perbuatanmu, hai hamba yang baik dan setia’).

Komentar saya: adalah sesuatu yang bagus kalau Spurgeon menggunakan kata ‘may’ (= bisa / mungkin), karena bisa saja seseorang menganggap dirinya tak berguna dan ia memang tak berguna!


c. Ay 26b: “jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?”.

Ini tentu tidak berarti bahwa tuan itu mengakui kebenaran katakata hamba III itu (ay 24), karena bagian ini merupakan irony (= sindiran / ejekan).


d. Ay 27: “Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya”.

  • ada orangorang yang menafsirkan bahwa ini adalah dasar yang membenarkan orang kristen membungakan uang. Sekalipun memang Kitab Suci tidak melarang membungakan uang (asal tak dilakukan terhadap orang miskin  bdk. Kel 22:25), tetapi jelas ay 27 itu tak bisa dipakai sebagai dasar, karena persoalan membungakan uang sama sekali bukan merupakan tujuan perumpamaan.

  • ay 27 ini menekankan perlunya melakukan apa saja yang bisa dilakukan (yang paling remeh sekalipun) untuk bisa memuliakan Tuhan.

Jadi, kalau saudara memang mempunyai hanya sedikit ‘talenta’ maka tetaplah pergunakan untuk kemuliaan Tuhan. Jangan abaikan halhal kecil yang bisa saudara lakukan, misalnya mengajak orang ke gereja, mengunjungi orang yang sakit atau yang tidak hadir di gereja, mendoakan hamba Tuhan dan jemaat yang lain dsb!


e. Ay 2829: “(28) Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. (29) Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”.

Ada banyak orang yang mengartikan bahwa bagian ini menunjukkan bahwa kalau seseorang menggunakan karunianya dengan setia, maka Tuhan akan menambah karunianya, dan sebaliknya, kalau seseorang tidak menggunakan karunianya maka Tuhan akan mencabutnya.

Keberatan saya:

  • penafsiran ini tak sesuai dengan kontex yang menunjuk pada akhir jaman. Pada akhir jaman, semua karunia akan lenyap (bdk. 1Kor 13:89), sehingga tidak memungkinkan penafsiran ini.

  • dalam tubuh manusia, jari yang setia melakukan tugasnyapun tidak akan diberi kemampuankemampuan yang baru seperti melihat, mendengar dan sebagainya.


Kesimpulan saya: bagian ini tidak punya analogi dalam dunia rohani. Bagian ini hanya bisa ditafsirkan sebagai berikut: yang bekerja / menggunakan talenta dengan baik akan diberkati, sedangkan yang tidak bekerja / menggunakan talenta dengan baik akan rugi / dihukum.


Calvin: “We ought to keep in remembrance what I formerly mentioned, that those who insist on explaining, with exactness, every minute phrase, are mistaken” (= Kita harus mengingat apa yang sudah saya sebutkan tadi, bahwa mereka yang berkeras untuk menjelaskan dengan persis setiap kata / ungkapan secara mendetail, adalah salah) - hal 444.


f. Ay 30: “Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.


  • Ini jelas menggambarkan bahwa orang itu masuk ke neraka.

Pulpit Commentary: “While the faithful servants enter into the joy of the Lord, he is rejected from his presence, expelled from the kingdom of heaven, ... And why? Not for great ill doing, sacrilege, crime, offence against the common laws of God and man; but for neglect, idleness, omission of duty. ... Spiritual indolence is as serious a sin as active wickedness, and meets with similar punishment” (= Sementara pelayan-pelayan yang setia masuk ke dalam kebahagiaan Tuhan, ia ditolak dari kehadiranNya, dibuang / dikeluarkan dari kerajaan surga, ... Dan mengapa? Bukan karena perbuatan yang sangat jahat, pelanggaran hal-hal keramat, kejahatan, pelanggaran terhadap hukum-hukum umum dari Allah dan manusia; tetapi karena penyia-nyiaan, kemalasan, penghapusan kewajiban. ... Kelambanan rohani sama seriusnya dengan kejahatan aktif, dan menerima hukuman yang serupa) - hal 480.


  • Mengapa neraka digambarkan sebagai tempat yang gelap, padahal dalam bagian lain Kitab Suci menggambarkan neraka sebagai lautan api?

Ingat bahwa kalau neraka dikatakan sebagai lautan api, dengan ulat yang tak dapat mati, ataupun sebagai tempat yang gelap, itu semua hanya gambaran / simbol belaka. Tetapi janganlah hal ini menyebabkan saudara meremehkan neraka, karena kalau simbolnya mengerikan, maka bisa dipastikan bahwa aslinya akan lebih mengerikan lagi.

Di sini neraka digambarkan sebagai tempat yang gelap karena:

  • digambarkan seperti penjara di bawah tanah, yang gelap gulita. Ini adalah tempat yang sangat ditakuti, dan karena itu neraka digambarkan seperti itu.

  • dikontraskan dengan sorga yang adalah Kerajaan Terang (bdk. Wah 21:11,23,25  22:5).

  • di sana manusia terpisah untuk selamalamanya dengan Allah / Yesus yang adalah Terang (Yoh 8:12  1Yoh 1:5).


  • Ay 30 bdk. ay 21,23.

Bagian ini tidak berarti bahwa orang yang bekerja bagi Tuhan akan masuk surga dan orang yang tidak bekerja bagi Tuhan akan masuk neraka (Salvation by works / keselamatan karena perbuatan baik).

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan:

  • Ingat bahwa iman juga termasuk pada laba yang bisa kita bawa kepada Tuhan.

  • orang yang beriman pasti akan berbuat sesuatu untuk Tuhan. Jadi, orang yang berbuat sesuatu untuk Tuhan membuktikan bahwa ia mempunyai iman sejati, dan karena itu ia diselamatkan. Sebaliknya, orang yang tak melakukan apaapa untuk Tuhan membuktikan bahwa ia tidak beriman, dan karena itu ia binasa.

MATIUS 25:31-46


Mat 25:31-46 - “(31) ‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, (33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kananNya dan kambing-kambing di sebelah kiriNya. (34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.


Sekalipun bagian ini adalah suatu perumpamaan, tetapi bagian ini lebih merupakan nubuat dari pada perumpamaan.


Matius 25:31-33: “(31) ‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, (33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kananNya dan kambing-kambing di sebelah kiriNya”.


1) Bagian ini menunjukkan Yesus sebagai Hakim pada akhir jaman (bdk. Yoh 5:22). Bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, menunjukkan bahwa Ia juga adalah Allah sendiri. Mengapa?


a) Jumlah manusia yang pernah hidup dalam dunia ini sejak dari jaman Adam dan Hawa sampai kedatangan Kristus yang keduakalinya adalah begitu banyak.

Kalau Kristus bukanlah Allah sendiri, bagaimana mungkin Ia bisa menghakimi begitu banyak manusia itu dengan adil?


b) Karena ada begitu banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam menjatuhkan hukuman kepada orang-orang berdosa (ingat bahwa neraka bukanlah semacam ‘masyarakat komunis’ dimana hukuman semua orang sama), seperti:

  • banyaknya dosa yang dilakukan seseorang. Orang yang dosanya sedikit tentu tidak bisa disamakan hukumannya dengan orang yang dosanya banyak.

  • tingkat dosanya.

Misalnya, dosa membunuh dan mencuri tentu tidak sama hukumannya (bdk. Kel 21:12  dan Kel 22:1).

  • tingkat pengetahuannya.

Makin banyak pengetahuan Firman Tuhan yang dimiliki seseorang, makin berat hukumannya kalau ia berbuat dosa (Luk 12:47-48).

  • kesengajaannya.

Dosa sengaja dan tidak sengaja tentu juga berbeda hukumannya (Kel 21:12-14).

  • pengaruh dosa yang ditimbulkan.

Kalau seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja berbuat dosa, maka pengaruh negatif yang ditimbulkan akan lebih besar dari pada kalau orang kristen biasa berbuat dosa. Dan karena itu hukumannya juga lebih berat. Hal ini bisa terlihat dari kata-kata Yesus yang menunjukkan bahwa para ahli Taurat pasti akan menerima hukuman yang lebih berat (Mark 12:40b  Luk 20:47b).

  • apa yang menyebabkan seseorang berbuat dosa.

Seseorang yang mencuri tanpa ada pencobaan yang terlalu berarti tentu lebih berat dosanya dari pada orang yang mencuri karena membutuhkan uang untuk mengobati anaknya yang hampir mati. Hal ini bisa terlihat dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang-orang yang melakukan dosa tanpa sebab / alasan, seperti dalam Maz 25:3b  Maz 35:19  Maz 69:5  Maz 119:78,86. Juga dari ayat-ayat Kitab Suci yang mengecam orang yang mencintai / mencari dosa, seperti Maz 4:3.


c) Demikian juga pada saat mau memberi pahala kepada orang-orang yang benar, pasti ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti:

  • banyaknya perbuatan baik yang dilakukan.

  • jenis perbuatan baik yang dilakukan.

  • besarnya pengorbanan pada waktu melakukan perbuatan baik. Yesus berkata bahwa janda yang memberi 2 peser memberi lebih banyak dari semua orang kaya yang memberi persembahan besar, karena janda itu memberikan seluruh nafkahnya (Luk 21:1-4).

  • motivasinya dalam melakukan perbuatan baik itu, dsb.

Untuk bisa melakukan semua ini dengan benar, maka Hakim itu haruslah seseorang yang maha tahu, maha bijaksana dan maha adil, dan karena itu Ia harus adalah Allah sendiri!


Charles Hodge: “As Christ is to be the judge, as all men are to appear before him, as the secrets of the hearts are to be the grounds of judgment, it is obvious that the sacred writers believed Christ to be a divine person, for nothing less than omniscience could qualify any one for the office here ascribed to our Lord” (= Karena Kristus akan menjadi Hakim, karena semua orang akan menghadap di hadapanNya, karena rahasia dari hati adalah dasar penghakiman, jelaslah bahwa penulis-penulis sakral / kudus percaya bahwa Kristus adalah Pribadi ilahi, karena hanya kemahatahuan yang bisa memenuhi syarat bagi siapapun untuk jabatan / tugas yang di sini dianggap sebagai milik Tuhan kita) - ‘I & II Corinthians’, hal 501.


Karena itu adalah sesuatu yang aneh kalau ada orang-orang yang percaya bahwa Yesus akan menjadi Hakim pada akhir jaman, tetapi tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Allah sendiri!


2) Yang dihakimi adalah ‘semua bangsa’ (ay 32).

Jadi, berbeda dengan Mat 25:113 dan Mat 25:1430 yang berhubungan hanya dengan gereja, maka Mat 25:3146 berhubungan dengan seluruh umat manusia.

Bdk. Wah 20:1115 - “(11) Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. (12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. (13) Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. (14) Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. (15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.

Jadi, Kristus bukan hanya menghakimi orang kristen saja, atau orang Yahudi saja, tetapi seluruh umat manusia, dari bangsa dan agama apapun juga!


3) Seluruh umat manusia yang dihakimi itu dipisah menjadi hanya 2 grup saja:

a) Domba, yaitu orang benar / diberkati (ay 34,37,46).

Ini jelas menunjuk kepada orang kristen yang sejati, karena setiap orang yang percaya kepada Yesus dibenarkan / dianggap sebagai orang benar oleh Allah dan karena itu disebut sebagai orang benar.

Ro 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.

b) Kambing, yaitu orang terkutuk (ay 41).

Ini jelas menunjuk pada orang yang non Kristen dan orang kristen KTP.


Perhatikan bahwa tidak ada grup yang ke 3 (orang yang setengah kristen, orang yang kadangkadang saja kristen dsb)! Mengapa? Karena tempatnya hanya 2, yaitu surga dan neraka!


Juga tidak ada orangorang yang dimusnahkan seperti yang diajarkan oleh Saksi Yehuwa / Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh! Perhatikan kata-kata ‘api yang kekal’ (ay 41) dan ‘siksaan yang kekal’ (ay 46). Pemusnahan orang-orang berdosa sama sekali tidak cocok dengan kedua istilah ini. Apa gunanya apinya kekal dan tidak bisa padam (Mark 9:48) kalau orang-orang berdosa itu musnah? Dan apa maksud dari kata-kata ‘siksaan kekal’ kalau orangnya musnah?


4) Domba diletakkan di sebelah kanan Yesus (ay 33), karena kanan adalah tempat yang terhormat (bdk. Kej 48:17  Kis 7:56).

Awas, ay 33 ini bukan dasar untuk mengatakan bahwa penjahat yang bertobat di atas kayu salib adalah yang di sebelah kanan Yesus!


Matius 25: 34-40: “(34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kananNya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (35) Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.


1) Ini jelas menunjuk kepada orang kristen dan itu menunjukkan bahwa pada akhir jaman orang kristen juga akan dihakimi (Yoh 5:28-29  Ro 14:10  2Kor 5:10), tetapi tidak mungkin dihukum.

Yoh 3:18 - “Barangsiapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah”.

Yoh 5:24 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup”.

Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.


Adalah sesuatu yang menarik kalau dalam ay 34-40 ini Hakim itu hanya membicarakan perbuatan baik dari orangorang benar itu, dan tidak satu kalipun Ia berbicara tentang dosa mereka! Memang Allah tidak mengingatingat dosa yang sudah ditebus dan diampuni!

Yes 43:25 - “Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu”.

Mikha 7:19 - “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut”.


2) Orangorang ini disebut:


a) ‘Kamu yang diberkati oleh BapaKu’ (ay 34).

Sebetulnya orang Kristen tadinya juga adalah orang terkutuk, karena mereka semua adalah orang berdosa (Gal 3:10). Tetapi karena kutuk mereka telah dipikul oleh Kristus (Gal 3:13), maka sekarang mereka disebut ‘orang yang diberkati’.


b) ‘Orang benar’ (ay 37,46).

Lagi-lagi, sebetulnya orang Kristen bukanlah orang benar, tetapi orang berdosa. Tetapi iman kepada Kristus membuat orang kristen itu dibenarkan (dianggap / dinyatakan sebagai orang benar) oleh Allah (Ro 5:1a).


3) Kepada mereka diberikan Kerajaan yang telah disediakan sejak dunia dijadikan (ay 34).


a) Ini tidak bertentangan dengan Ef 1:4 yang mengatakan sebelum dunia dijadikan’, karena artinya adalah sama yaitu ‘sejak kekekalan’.


b) Ini jelas mendukung doktrin Predestinasi dari Calvinisme!

Kerajaan itu telah disediakan sejak kekekalan, dan karena itu jelas bahwa Allah sudah menentukan orangorang itu untuk selamat. Dan karena penentuanNya terjadi sejak kekekalan, maka itu berarti bahwa Allah melakukan pemilihan yang tidak bersyarat / Unconditional Election, artinya kita tak dipilih karena kebaikan kita, tetapi sematamata karena kehendak dan kasih karunia Allah saja (bdk. Ro 9:1113).


4) Sekalipun dalam ay 34-36 dikatakan bahwa mereka menerima Kerajaan itu karena mereka telah melakukan perbuatanperbuatan baik tertentu, tetapi ini tidak berarti bahwa bagian ini mengajarkan doktrin Salvation by works (= keselamatan karena perbuatan baik) yang sesat itu.

Penafsiran yang benar adalah: mereka berbuat baik, dan hal itu menunjukkan bahwa mereka beriman. Dan karena mereka beriman, mereka diselamatkan.

Dalam bagian ini Yesus menekankan perbuatan baik, supaya para pendengarNya menantikan kedatanganNya yang kedua-kalinya dengan cara hidup saleh / sesuci mungkin.


5) Dalam ay 35-36 ini yang Yesus tekankan adalah perbuatan baik yang berupa kebaikankebaikan sosial yang kecil (bdk. Mat 10:42), dan karena itu janganlah lalai untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang kecil ini.

Ini tentu tidak berarti bahwa kebaikan yang besar tidak dihargai oleh Allah dan tidak perlu dilakukan. Kalau Allah menghargai kebaikan yang kecil, maka tentu Ia juga menghargai kebaikan yang besar.


6) Kalau kita berbuat baik kepada orang lain, seringkali rasanya tidak ada gunanya, dan bahkan kadangkadang kita dibalas dengan kejahatan. Ini membuat kita sering merasa jemu untuk hidup baik. Tetapi bagian ini menunjukkan bahwa ada saatnya bahwa kita akan diberi upah untuk segala perbuatan baik yang kita lakukan (Amsal 19:17)! Karena itu, janganlah jemujemu dalam berbuat baik.


Gal 6:9 - “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah”.

Ibr 6:10-12 - “(10) Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap namaNya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. (11) Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, (12) agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah”.

Yak 5:10-11 - “(10) Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. (11) Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan”.


7) Pertanyaan orangorang benar dalam ay 3739 itu menunjukkan bahwa mereka tidak menyadari atau tidak mengingatingat perbuatan baik mereka (bdk. Luk 17:710). Sebaliknya, orang benar menyadari dosadosanya (bdk. Paulus dalam Ro 7:1824  1Tim 1:15).

Tetapi orang fasik justru terbalik! Mereka tidak menyadari dosadosa mereka (ay 44), tetapi mereka menyadari / mengingatingat ‘perbuatan baik’ mereka, yang sebetulnya bukanlah perbuatan baik (bdk. Mat 7:22). Bandingkan semua ini dengan Luk 18:914 dan Mat 5:3!


Penerapan: saudara termasuk golongan yang mana? Golongan domba yang tidak mengingatingat perbuatan baiknya tetapi mengingat dosadosanya, atau golongan kambing yang tidak menyadari dosadosanya tetapi mengingatingat perbuatan baiknya?


8) Siapa yang dimaksud dengan ‘saudaraKu yang paling hina’ dalam ay 40?

Ada 2 pandangan:

a) Ini menunjuk kepada sesama manusia, baik kristen maupun kafir.

b) Ini menunjuk pada orang kristen.

Saya lebih setuju dengan pandangan ini, karena dalam ay 40 ini Yesus mengidentikkan diriNya dengan orang itu, dan dalam Kitab Suci Yesus berulangulang mengidentikkan diriNya dengan orang kristen (Mat 10:4042  Kis 9:45), bukan dengan orang kafir.

Karena itu sekalipun kita disuruh mengasihi semua manusia (Mat 22:39), dan karena itu kita harus berbuat baik kepada semua orang, tetapi kita tetap harus mengutamakan untuk berbuat baik terhadap saudara seiman kita.

Gal 6:10 - “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman”.


Matius 25: 41-46: “(41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.


1) Ini adalah orangorang yang bukan kristen. Mungkin mereka adalah orang kafir, atau kristen KTP.


a) Mereka disuruh pergi / enyah dari hadapan Tuhan (ay 41), dan mereka terpaksa menuruti perintah itu (ay 46).

Pulpit Commentary: “Those who refused to accept the invitation to ‘come’, will have to obey the order to ‘go’” (= Mereka yang menolak untuk menerima undangan untuk ‘datang’, akan harus mentaati perintah untuk ‘pergi / enyah’) - hal 507.

Karena itu, kalau sampai saat ini saudara belum pernah betulbetul datang kepada Yesus, cepatlah datang kepadaNya!  Kalau tidak, akan datang waktunya bahwa saudara tidak lagi diundang untuk datang kepadaNya, tetapi diperintahkan untuk pergi dari hadapanNya (dan masuk ke neraka!) dan saat itu saudara harus menurut!


b) Mereka disebut sebagai ‘orang terkutuk’ (ay 41).

Ini kontras sekali dengan orang kristen yang disebut sebagai ‘yang diberkati oleh BapaKu’ (ay 34)! Tadi sudah saya katakan bahwa orang kristen sebetulnya juga adalah orang berdosa yang ada di bawah kutuk. Tetapi Yesus telah mati di salib untuk memikul kutuk itu (Gal 3:13), dan karena mereka telah percaya kepada Yesus, maka di atas mereka tidak ada lagi kutuk, dan mereka disebut ‘yang diberkati oleh Bapa’. Tetapi orangorang non kristen / orang kristen KTP itu menolak Yesus, yang adalah satusatunya pemikul kutuk, dan karena itu mereka harus memikul kutuk itu sendiri, dan karena itulah maka mereka disebut ‘orang terkutuk’!

Sudahkah saudara datang kepada Yesus dan menerimaNya sebagai pemikul kutuk saudara? Kalau tidak, bagaimanapun salehnya hidup saudara di hadapan manusia, di hadapan Tuhan saudara tetap adalah orang terkutuk!


Catatan: Yesus yang maha kasih itu bisa mengusir orang ke dalam api yang kekal dan menyebut mereka terkutuk! Ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh menyoroti Yesus / Allah hanya dari sudut kasihNya saja, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Saksi Yehuwa. Allah memang kasih, tetapi pada saat yang sama Ia juga adalah suci sehingga tidak bisa bersatu dengan dosa, dan adil sehingga tidak bisa tidak menghukum dosa.

Bdk. Nahum 1:3a - “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah.


c) Mereka menyebut Yesus sebagai ‘Tuhan’ (ay 44).

Memang pada akhir jaman semua orang akan bertelut dan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.

Fil 2:911 - “(9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.

Orang kristen akan melakukannya dengan sukarela, tetapi orang kafir / kristen KTP akan melakukan itu dengan terpaksa, dan tanpa ada gunanya bagi mereka.

Karena itu, dari pada pada akhir jaman saudara mengakui Yesus sebagai Tuhan dengan terpaksa dan tanpa guna, lebih baik sekarang saudara mengakuinya dengan sukarela!


2) Dalam dialog antara Yesus dengan orangorang terkutuk itu, terlihat 2 hal, yaitu:


a) Yesus sama sekali tak menyebutnyebut tentang perbuatan baik mereka!

Jelas bahwa mereka memang tidak mempunyai perbuatan baik barang satupun. Ini sesuai dengan penggambaran orang berdosa dalam Ro 3:1018 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. (13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. (14) Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, (15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. (16) Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, (17) dan jalan damai tidak mereka kenal; (18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.’”.

Mengapa mereka dianggap sama sekali tidak mempunyai perbuatan baik? Karena perbuatan baik baru dianggap baik di hadapan Tuhan kalau perbuatan baik itu dilakukan karena cinta kepada Tuhan (Yoh 14:15), dan dilakukan demi kemuliaan Tuhan (1Kor 10:31). Orang non Kristen tidak mungkin bisa melakukan perbuatan baik yang memenuhi kedua syarat ini, dan ‘perbuatan baik’ yang dilakukan tanpa memenuhi 2 syarat itu, merupakan perbuatan baik yang dilakukan tanpa mempedulikan Tuhan, dan ini jelas bukan perbuatan baik!


b) Yesus lagilagi menekankan dosa pasif di sini!

Ini tentu tidak berarti bahwa dosa aktif tak dipedulikan! Dosa pasif ditekankan karena manusia lebih sukar menyadari dosa pasif dari pada dosa aktif. Karena itu hatihatilah dengan dosadosa pasif dalam hidup saudara, seperti:

  • tidak berbakti.

  • tidak belajar Firman Tuhan.

  • tidak berdoa (bdk. 1Sam 12:23).

  • tidak memberitakan Injil.

  • tidak memberikan persembahan persepuluhan (Mal 3:810).

  • tidak berbuat baik (bdk. Yak 4:7).

  • dsb.

Karena itu, pikirkan / renungkan apa yang Tuhan perintahkan yang belum saudara taati. Akuilah hal itu sebagai dosa, dan bertobatlah!


3) Hukuman mereka (ay 41,46).


a) Ini jelas menunjukkan bahwa:

  • neraka itu ada.

Dari sini terlihat bahwa ajaran Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa neraka itu tidak ada, adalah ajaran yang sesat / tidak Alkitabiah!

  • ada orangorang yang masuk ke neraka.

Dari sini terlihat bahwa ajaran Universalisme yang mengatakan bahwa akhirnya semua orang akan selamat / masuk surga, juga adalah ajaran yang sesat / tidak Alkitabiah!


b) Hukuman itu berupa api yang kekal / siksaan yang kekal (ay 41,46).

Bandingkan dengan Yes 66:24 / Mark 9:43-48 yang menunjukkan bahwa hukumannya berupa api yang tidak bisa padam dan ulat-ulat yang tidak bisa mati. Ada 2 hal yang perlu diketahui:

  • api maupun ulat hanyalah simbol. Diberikan dalam bentuk simbol, karena kita tak akan bisa mengerti hal yang sebenarnya. Tetapi, jangan lalu meremehkan hukuman di neraka, karena kalau simbolnya mengerikan, maka pasti aslinya lebih mengerikan lagi!

  • hukuman di neraka itu kekal. Jadi, kalau seseorang masuk ke neraka, maka tidak ada saat dimana Allah menganggap hukumannya sudah cukup sehingga akan mengangkatnya dari sana dan memasukkannya ke surga. Tidak! Ia akan disana untuk selamalamanya!


Penerapan: renungkan hal ini!

  • Inginkah saudara mengalami nasib seperti ini? Kalau tidak, cepatlah datang / percaya kepada Yesus!

  • Tegakah saudara kalau suami / istri / anak / orang tua / saudara / keluarga saudara masuk ke sana? Kalau tidak, berdoalah senantiasa untuk keselamatan mereka dan beritakanlah Injil kepada mereka!


c) ‘telah sedia untuk Iblis dan malaikatmalaikatnya’ (ay 41).


1. Iblis / setan sudah pasti akan masuk ke neraka untuk dihukum / disiksa di sana, dan mereka mengetahui hal itu.

Bdk. Mat 8:29 - “Dan mereka itupun berteriak, katanya: ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’”.

Karena itu, jangan percaya kepada cerita dari orang-orang yang mengaku dibawa Tuhan untuk melihat neraka dimana mereka melihat setan-setan menyiksa orang-orang yang masuk neraka. Mengapa?

  • karena pada saat ini setan belum masuk neraka. Ia baru akan dibuang ke neraka pada kedatangan Yesus yang kedua-kalinya.

Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.

  • kalau setan dibuang ke neraka, ia disiksa, bukan menyiksa. Siapa yang mengangkat dia menjadi algojonya Tuhan? Dia bukan algojo tetapi justru ‘orang hukuman’ yang paling bejat sehingga paling hebat hukumannya.


2. Kalau selama di dunia saudara mengikut setan (ingat bahwa tidak ikut / percaya Yesus berarti saudara ikut setan!), maka dalam kekekalan nanti saudara juga akan bersama dengan dia dalam neraka untuk selamalamanya. Karena itu pastikanlah bahwa saudara tidak mengikut dia, tetapi betulbetul mengikut Tuhan!

Penutup
  • Bagi saudara yang belum sungguhsungguh percaya / ikut Yesus, percayalah dan ikutlah Dia!

  • Bagi saudara yang sudah percaya dan ikut Yesus, beritakanlah Injil dan ajaklah lebih banyak orang untuk percaya dan ikut Yesus, supaya jangan mereka masuk ke dalam neraka!

MATIUS 26:1-16


Matius 26:1-5 - “(1) Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaranNya itu, berkatalah Ia kepada murid-muridNya: (2) ‘Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.’ (3) Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, (4) dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. (5) Tetapi mereka berkata: ‘Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat.’”.


1) ‘Paskah’ (Matius 26: 2).


a) Yang dimaksud dengan ‘Paskah’ di sini bukanlah Paskah Perjanjian Baru / Easter (Hari Kebangkitan Yesus), tetapi Paskah Perjanjian Lama / Passover (Hari keluarnya Israel dari Mesir).


Catatan: sebetulnya dalam Kitab Suci tidak pernah ada Paskah Perjanjian Baru, sehingga semua kata ‘Paskah’ menunjuk pada Paskah Perjanjian Lama.

Sebetulnya ‘Paskah’ ini hanya berlangsung 1 hari saja, tetapi lalu diikuti oleh Hari Raya Roti Tak Beragi yang berlangsung selama 7 hari (bdk. Kel 12:3-dst  Im 23:4-dst  Bil 28:16-dst).

Dua hari raya yang berdekatan itu sering diidentikkan (Mark 14:1  Luk 22:1).


b) Pada waktu bangsa Israel mau keluar dari Mesir, Tuhan menyuruh mereka menyembelih domba dan menyapukan darahnya pada ambang pintu. Malamnya malaikat Tuhan berkeliling untuk memberikan hukuman Tuhan dengan cara membunuh setiap anak sulung. Kalau malaikat itu melihat rumah yang ada darah pada ambang pintu, maka ia lewat begitu saja dan tidak menimpakan hukuman. Tetapi kalau ia melihat rumah yang tidak mempunyai tanda darah itu, ia masuk untuk membunuh anak sulung di rumah itu (Kel 12:3-7,21-23,29-30).

Karena itu tepatlah kalau anak domba Paskah itu merupakan TYPE (= bayangan) dari Kristus (1Kor 5:7), karena darah Kristus juga merupakan satu-satunya jalan melalui mana kita bisa bebas dari hukuman Tuhan!

Bdk. 1Kor 5:7 - “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus”.

Karena Kristus merupakan Anti-Type (= penggenapan bayangan) dari anak domba Paskah itu, maka kematian Kristus harus terjadi pada Paskah / Passover.


2) Pemberitaan tentang kematian Kristus.

Matius 26: 2: “‘Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.’”.


a) Saat itu kematianNya tinggal 2 hari lagi (ay 2), tetapi Kristus tidak lari meninggalkan Yerusalem (tempat dimana ia harus mati - bdk. Mat 16:21). Ini menunjukkan bahwa Ia memang sengaja / rela mati untuk menebus dosa kita, karena itulah tujuan utama kedatanganNya di dunia ini!


b) Ini merupakan pemberitaan yang ke 4 tentang kematian Kristus.

Pemberitaan ke 3 terjadi dalam Mat 20:18-19. Dan setelah pemberitaan ke 3 itu, lalu terjadi peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kehebatan / kebesaran Kristus:

  • Mat 21:1-11 - Yesus masuk ke Yerusalem dengan menunggang keledai, dan dielu-elukan oleh banyak orang. Ini menunjukkan Dia sebagai Mesias!

  • Mat 21:12-17 - Yesus menyucikan Bait Allah. Ini menunjukkan otoritasnya!

  • Mat 21:18-22 - Yesus mengutuk pohon ara sehingga pohon itu kering. Ini menunjukkan kemahakuasaanNya!

  • Mat 21:23-27 - Yesus mengalahkan tokoh-tokoh Yahudi yang menye rangNya.

  • Mat 21:28-43 dan Mat 22:1-14 - Yesus menyerang tokoh-tokoh Yahudi dengan perumpamaan-perumpamaan.

  • Mat 22:15-46 - Yesus mengalahkan tokoh-tokoh Yahudi yang mau menjeratnya dengan pertanyaan-pertanyaan.

  • Mat 23:1-39 - Yesus mengecam tokoh-tokoh Yahudi dalam pengajaranNya.

  • Mat 24-25 - Yesus mengajarkan / menubuatkan tentang akhir jaman dimana Ia akan datang untuk kedua-kalinya sebagai Raja dengan penuh kemuliaan dan diiringi para malaikat.


Supaya hal-hal yang hebat ini tidak menyebabkan murid-murid lupa bahwa Kristus yang hebat itu harus mati, maka di sini Yesus memberitakan kematianNya untuk keempat-kalinya!


Penerapan: dari sini kita bisa belajar bahwa kalau kita mengalami sukses / kemenangan / mendapat berkat, baik dalam hal jasmani (sukses dalam pekerjaan / study, punya anak dsb) maupun dalam hal rohani (berhasil dalam pelayanan, berhasil mentobatkan orang, menang melawan pencobaan setan dsb), baik secara pribadi, maupun secara kolektif (gereja), kita tetap tidak boleh lupa bahwa jalan kristen adalah jalan salib!


3) Matius 26: 3-4: “(3) Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, (4) dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia”.


a) Bandingkan bagian ini dengan Yoh 11:45-53 dimana dijelaskan bahwa tokoh-tokoh Yahudi ini ingin membunuh Yesus karena banyak orang ikut Dia. Padahal para tokoh Yahudi ini adalah ‘pelayan Tuhan’ juga! Tetapi melihat Yesus lebih berhasil dalam pelayananNya, mereka menjadi iri hati dan ingin membunuh Dia!


Yoh 11:45-53 - “(45) Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepadaNya. (46) Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. (47) Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: ‘Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. (48) Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepadaNya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.’ (49) Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak tahu apa-apa, (50) dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.’ (51) Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. (53) Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia”.


Bdk. Mat 27:18 - “Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki”.


Penerapan:

Kepada saudara yang adalah guru sekolah minggu: apakah saudara iri hati pada guru sekolah minggu lain yang lebih disenangi anak- anak dari pada saudara?

Kepada saudara yang adalah hamba Tuhan: apakah saudara iri hati kepada hamba Tuhan lain yang lebih hebat khotbahnya dari pada saudara? Kalau jemaat saudara pindah ke gereja lain, yang juga adalah gereja yang benar, apakah saudara menjadi marah / benci kepada hamba Tuhan dari gereja itu?

Kalau saudara betul-betul melayani Tuhan, dan bukan melayani diri saudara sendiri, maka saudara sebetulnya harus bersukacita melihat orang lain diberkati oleh Tuhan dalam pelayanannya!


b) Orang-orang yang berkumpul itu adalah: imam-imam kepala, tua-tua, dan Imam Besar! (bdk. Yoh 11:47 - ‘mahkamah agama’). Mereka adalah tokoh-tokoh tertinggi dalam agama Yahudi, tetapi mereka berkumpul untuk merencanakan pembunuhan terhadap Yesus! Tepatlah kata-kata seseorang yang berbunyi: “Sacredness of office is no security against rascality” (= Kudusnya suatu jabatan bukan jaminan / pelindung terhadap tindakan yang rendah / jahat).


Penerapan: karena itu, kita tidak boleh sembarangan percaya kepada seseorang hanya karena orang itu mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja!


4) Matius 26: 5: “Tetapi mereka berkata: ‘Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat.’”.


a) ‘Supaya jangan terjadi keributan di antara rakyat’ (ay 5).

Ini menunjukkan bahwa mereka takut kepada manusia [mungkin kepada orang banyak (bdk. Luk 22:2), dan / atau kepada Roma yang benci pada keributan / huru hara (Kis 19:40)], tetapi mereka tidak takut kepada Allah. Buktinya: mereka merencanakan pembunuhan, sekalipun mereka pasti tahu firman Allah yang berbunyi ‘jangan membunuh’!

Bandingkan sikap mereka ini dengan ajaran Yesus dalam Mat 10:28 - “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”.


Penerapan: yang mana yang lebih saudara takuti / taati: Allah atau boss saudara? Allah atau rekan bisnis / langganan saudara? Allah atau suami / istri saudara? Allah atau orang tua saudara? Allah atau pemerintah? Allah atau majelis / hamba Tuhan? Allah atau guru / dosen saudara?


b) ‘Jangan pada waktu perayaan’ (ay 5).

Ada 2 kemungkinan arti:

  • tidak pada waktu pesta.

Alasan: secara hurufiah terjemahannya adalah: ‘not in the feast’ (= tidak / jangan di dalam pesta). Jadi, mereka merencanakan untuk membunuh Yesus pada masa Paskah, tetapi tidak pada saat pesta sedang berlangsung.

  • Setelah masa hari raya (Paskah dan Roti tak beragi) lewat; ini pandangan yang diterima mayoritas penafsir.

Yesus sendiri menubuatkan dalam ay 2 bahwa ia akan ditangkap / disalibkan pada Paskah. Tetapi musuh-musuhNya merencanakan untuk menangkap / membunuh Dia setelah Paskah. Tetapi akhirnya muncullah Yudas (ay 14-16), yang memberikan ‘jalan keluar’ bagi para tokoh Yahudi itu sehingga merekapun akhirnya menangkap dan membunuh Yesus pada Paskah!

Knox Chamblin:

“Even as they plan his death, his enemies are under his sovereign lordship” (= Bahkan pada saat mereka merencanakan kematianNya, musuh-musuhNya ada di bawah pemerintahanNya yang berdaulat) - hal 229.


Penerapan: kalau ada orang-orang yang merencanakan kejahatan terhadap diri saudara / gereja saudara, ingatlah bahwa merekapun tetap ada di bawah kontrol yang berdaulat dari Tuhan! Juga kalau saudara mengalami problem / bencana apapun, percayalah bahwa segala sesuatu ada di bawah kontrol dari Tuhan, yang berjanji mengatur segala sesuatu untuk kebaikan saudara yang adalah anak-anakNya (bdk. Ro 8:28). Karena itu, tetaplah percaya dan bersandar kepada Tuhan dalam segala situasi dan kondisi!


Matius 26:6-13 - “(6) Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, (7) datanglah seorang perempuan kepadaNya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. (8) Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: ‘Untuk apa pemborosan ini? (9) Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.’ (10) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: ‘Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik padaKu. (11) Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. (12) Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuhKu, ia membuat suatu persiapan untuk penguburanKu. (13) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.’”.


1) Mat 26:6-13 ini tidak paralel dengan Luk 7:36-50!

Memang pemilik rumah dalam Matius dan Lukas namanya adalah sama yaitu ‘Simon’, tetapi nama ‘Simon’ adalah nama yang umum, dan disamping itu dalam Matius ia disebut sebagai ‘Simon si kusta’, sedangkan dalam Lukas, ia adalah seorang Farisi.

Perbedaan-perbedaan yang lain adalah:

  • dalam Lukas perempuan yang mengurapi ditekankan sebagai perempuan berdosa; dalam Matius tidak

  • dalam Lukas ada dialog antara Yesus dengan Simon; dalam Matius tidak.

  • dalam Lukas, yang mengkritik tindakan perempuan itu adalah Simon, dan ia mengkritik dalam hatinya. Sedangkan dalam Matius, yang mengkritik adalah murid-murid, dan mereka mengkritik dengan ucapan.

  • dalam Lukas, kritikannya adalah karena Yesus yang adalah seorang nabi mau diurapi oleh seorang perempuan berdosa. Sedangkan dalam Matius, kritikannya adalah karena pengurapan dengan minyak wangi yang mahal itu dianggap sebagai pemborosan.

Kesimpulannya: sekalipun 2 cerita ini mirip, tetapi sebetulnya merupakan 2 cerita yang berbeda!


2) Tetapi Mat 26:6-13 ini paralel dengan:

  • Mark 14:3-9.

  • Yoh 12:1-8.

Dengan Mark 14:3-9 jelas memang paralel, tetapi dengan Yoh 12:1-8 ada perbedaan-perbedaan sehingga ada orang-orang yang meragukan keparalelannya.


a) Dalam Yoh 12:1 dikatakan bahwa peristiwa itu terjadi 6 hari sebelum Paskah, sedangkan dalam Mat 26:2 dikatakan saat itu sudah 2 hari sebelum Paskah. Demikian juga dengan Markus (bdk. Mark 14:1).

Pengharmonisan:

Yohanes menulis sesuai dengan urut-urutan waktu / chronologis:

  • Yoh 12:1-8: ia menceritakan tentang pengurapan Yesus.

  • Yoh 12:12-16: ia menceritakan peristiwa dimana Yesus masuk Yerusalem naik keledai.

Matius dan Markus tidak menulis sesuai dengan urut-urutan waktu (tidak chronologis). Jadi, Mat 26:6-13 itu sebetulnya tidak terjadi setelah Mat 26:1-5, tetapi sebelum Mat 21:1-11 (Yesus masuk ke Yerusalem naik keledai). Karena itulah ay 6 mengatakan bahwa saat itu Ia masih ada di Betania (belum masuk Yerusalem).


Tetapi mengapa Matius dan Markus menempatkan cerita tentang pengurapan Yesus itu di sini? Ada 2 kemungkinan:

  • Untuk mengkontraskan Maria yang begitu cinta kepada Yesus dan royal bagi Yesus, dengan Yudas yang mengkhianati Yesus hanya dengan 30 keping perak (ay 14-16).

Penerapan: saudara lebih mirip yang mana?

  • Untuk mendekatkan peristiwa pengurapan, yang merupakan persiapan penguburan Yesus (ay 12), dengan peristiwa kematian dan penguburan Yesus.


b) Dalam Yoh 12:3 dikatakan bahwa pengurapan dilakukan pada kaki Yesus, sedangkan dalam Mat 26:7 dikatakan bahwa pengurapan dilakukan pada kepala Yesus.

Pengharmonisan: pengurapan biasanya memang dilakukan pada kepala, tetapi karena Maria mencurahkan begitu banyak minyak [bdk. Yoh 12:3  ‘setengah kati’ [NASB: a pound; NIV: a pint; footnote NIV: about 0.5 liter (= sekitar setengah liter)], maka minyak yang dicurahkan ke kepala itu turun ke tubuh (bdk. ay 12: ‘sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuhKu’), dan terus sampai ke kaki Yesus, lalu Maria menyekanya dengan rambutnya.


c) Dalam Matius dan Markus, pemilik rumah disebut sebagai Simon si kusta, tetapi perempuan yang mengurapi Yesus tidak disebutkan namanya. Dalam Yohanes, perempuan yang mengurapi disebut Maria (Yoh 12:3), sedangkan pemilik rumah tidak disebutkan namanya.

Ini bukan kontradiksi tetapi saling melengkapi!


d) Dalam Matius, yang gusar dan menegur perempuan itu adalah ‘murid- murid’ (ay 8). Dalam Markus hanya dikatakan ‘ada orang’ (Mark 14:4) sedangkan dalam Yohanes dikatakan ‘Yudas Iskariot’ (Yoh 12:4).

Pengharmonisan: mungkin sekali Yudas yang mulai menegur sehingga ‘membakar’ murid-murid lain, sehingga akhirnya semua ikut mengkritik.

Penerapan: ini mengajar kita untuk tidak membiarkan diri kita dihasut oleh orang lain. Juga untuk tidak ikut-ikutan mengkritik orang sebelum tahu dengan jelas salah tidaknya orang itu.


3) Pengurapan oleh Maria (ay 7 bdk. Yoh 12:3).


a) Ia melakukannya dengan sangat royal!

  • ia menggunakan minyak narwastu murni (Yoh 12:3).

  • dalam Yoh 12:3 dikatakan bahwa ia menggunakan sejumlah setengah kati [NASB: a pound; NIV: a pint; footnote NIV: about 0.5 liter (= sekitar setengah liter)].

  • minyak itu mahal harganya (ay 7,9).

Dalam Mark 14:5 dan Yoh 12:5 dikatakan bahwa harganya adalah 300 dinar. Karena saat itu 1 dinar adalah upah buruh kasar dalam sehari (bdk. Mat 20:2), maka harga minyak itu adalah hampir sama dengan upah seorang buruh kasar dalam 1 tahun!

  • ‘dicurahkan’ (ay 7).

Botol minyak wangi itu mempunyai leher yang menyempit sehingga biasanya digunakan dengan ‘dikencrotkan’. Tetapi Mark 14:3b mengatakan bahwa Maria telah memecahkan leher botol itu, sehingga ia bukan lagi mengencrotkan, tetapi mencurahkan seluruh isi botol itu ke kepala Yesus!


Penerapan: kalau saudara memberikan sesuatu untuk Tuhan, bagaimana saudara memberikannya? Mengencrotkannya, yang menunjukkan saudara kikir dalam memberi untuk Tuhan? Atau mencurahkannya, yang menunjukkan bahwa saudara royal dalam memberi untuk Tuhan?


Seseorang mengatakan: “A gift is never really a gift when we can easily afford it; a gift truly becomes a gift when there is sacrifice behind it, and when we give far more than we can afford” (= Suatu pemberian tidak pernah betul-betul merupakan suatu pemberian kalau kita dapat mengusahakannya dengan mudah; suatu pemberian betul-betul adalah suatu pemberian kalau ada pengorbanan dibalik pemberian itu, dan kalau kita memberikan jauh lebih banyak dari kemampuan kita).

Bandingkan dengan:

  • 1Taw 21:26 - “Tetapi berkatalah raja Daud kepada Ornan: ‘Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dengan harga penuh, sebab aku tidak mau mengambil milikmu untuk TUHAN dan tidak mau mempersembahkan korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa.’”.

  • Luk 21:1-4 - persembahan 2 peser dari janda miskin.

  • 2Kor 8:1-5 - “(1) Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. (2) Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. (3) Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. (4) Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. (5) Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami”.


Mengapa Maria memberi dengan begitu royal? Jelas karena di dalam dirinya ada kasih kepada Yesus!

  • adanya pemberian yang royal belum tentu menunjukkan adanya kasih (bdk. Kis 5:1-11  1Kor 13:3). Tetapi kalau ada kasih, maka pasti kita akan memberi dengan royal!

  • biasanya orang yang tidak / kurang mengasihi Tuhan, berusaha memberi seminim mungkin asal tidak dosa (10 % persis, tidak pernah mau 11 % atau lebih), tetapi orang yang mengasihi Tuhan akan memberi tanpa banyak perhitungan!

  • Maria adalah orang awam, tetapi ia mengasihi Yesus. Bandingkan dengan Yudas yang adalah rasul, tetapi justru menjual Yesus!

Memang dalam gereja sering ada jemaat yang lebih bagus dari pendeta / majelisnya dalam hal mengasihi Tuhan.


b) Ia melakukannya dengan rendah hati (bdk. Yoh 12:3 dimana ia menyeka kaki Yesus dengan rambutnya!).

Maria memberi banyak tetapi ia tetap memberi dengan rendah hati. Ada banyak orang kristen, karena memberi banyak, lalu memberi dengan sombong / bangga, dan mereka berpikir bahwa tanpa mereka gereja / Tuhan pasti bangkrut! Apakah saudara memberi dengan sikap seperti itu, atau dengan sikap seperti sikap Maria?


4) Kritikan / serangan terhadap Maria (ay 8-9).


a) Yang mengkritik adalah:

  • ay 8: ‘murid-murid’ (= rasul-rasul!).

  • Yoh 12:4-6: ‘Yudas Iskariot’.

  • Mark 14:4-5: ‘Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain ... Lalu mereka memarahi perempuan itu’.

Semua ini menunjukkan bahwa yang mengkritik ada banyak, dan mereka adalah orang-orang yang mempunyai jabatan yang tinggi (rasul).

Penerapan:

  • kalau saudara berbuat baik / melakukan sesuatu yang benar karena kasih saudara kepada Tuhan, jangan heran kalau saudara bukannya dipuji, tetapi bahkan diserang / dikritik.

  • kalau saudara memang melakukan sesuatu yang benar, saudara tidak perlu takut / mundur sekalipun saudara dikritik oleh banyak orang, bahkan oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam gereja (seperti pendeta, majelis dsb). Belajarlah untuk taat kepada Allah lebih dari pada kepada manusia (bdk. Kis 5:29).


b) Mengapa mereka mengkritik Maria?


1. Karena  mereka menggunakan common sense (= pikiran / akal sehat), dan karena itu mereka menganggap bahwa tindakan Maria itu adalah suatu pemborosan (ay 8b).

Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan:

  • Orang yang memberikan uang / sesuatu kepada Tuhan, memang sering dianggap sebagai melakukan pemborosan. Tetapi sebetulnya memberi kepada Tuhan merupakan ‘investasi’ yang terbaik, karena dengan demikian kita mengumpulkan harta di surga (Mat 6:19-20).

  • Harus diakui bahwa pada umumnya kita memang harus menggunakan common sense, tetapi bagaimanapun juga, common sense tidak selalu benar! Ingat bahwa pikiran Tuhan dan pikiran kita berbeda seperti langit dengan bumi (Yes 55:8-9)!


2. Yudas mengkritik Maria, bukan karena ia memperhatikan orang miskin, tetapi karena ia ingin mengkorupsi uang itu (Yoh 12:4-6). Jadi, ia menggunakan ‘amal’ sebagai topeng untuk ketamakan / pencuriannya!

Ini merupakan sesuatu yang sering terjadi! Misalnya dompet bencana alam yang dikorupsi sehingga tidak mencapai orang-orang yang membutuhkan bantuan. Karena itu, kalau saudara ingin menyumbang, aturlah sedemikian rupa sehingga betul-betul bisa mencapai orang- orang yang membutuhkan bantuan itu!

Dan jangan heran kalau pencurian / korupsi seperti itu juga terjadi di dalam gereja! Karena itu organisasi dalam gereja harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan pencurian / korupsi.


5) Sikap / jawaban Yesus.

Matius 26: 10-13: “(10) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: ‘Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik padaKu. (11) Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. (12) Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuhKu, ia membuat suatu persiapan untuk penguburanKu. (13) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.’”.


a) Ay 10: ‘Yesus mengetahui pikiran mereka’. Ini salah terjemahan!

Lit: ‘And knowing, Jesus said to them’ [= dan mengetahui (hal itu) Yesus berkata kepada mereka].

NIV: ‘Aware of this, Jesus said to them’ (= menyadari hal ini, Yesus berkata kepada mereka).

Ingat bahwa para pengkritik itu bukan hanya berbicara dalam pikiran mereka atau berbisik satu dengan yang lain! Mereka betul-betul mengucapkan kata-kata untuk menegur perempuan itu. Jadi, Yesus tahu bukan karena Ia ‘membaca’ pikiran mereka, tetapi karena Ia mendengar kata-kata mereka.


b) Dari kata-kata Yesus ini (ay 10b-13), terlihat dengan jelas bahwa Ia menyalahkan para pengkritik dan membenarkan / memuji Maria.

Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari sini:


1. Tidak jadi soal berapa banyak orang menyalahkan kita, yang penting Tuhan membenarkan / memuji kita. Rasul Paulus juga tidak mempedulikan penghakiman manusia, dan hanya mempedulikan penghakiman Tuhan saja.

1Kor 4:3-4 - “(3) Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi. (4) Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan”.

Bisakah / maukah saudara mempunyai sikap seperti ini?


2. Kalau ada orang mempersembahkan sesuatu / uang untuk Tuhan, maka kita tidak boleh sembarangan mengalihkan hal itu untuk orang miskin!

Penerapan:

  • Jangan menggunakan kas gereja untuk menyumbang orang miskin (kecuali kalau gereja punya kas khusus untuk diakonia)! Jemaat memberikan uang itu untuk Tuhan, bukan untuk orang miskin! Jadi, kalau mau menyumbang orang miskin, sebaiknya diedarkan kantong persembahan khusus untuk hal itu.

  • Ini berlaku juga untuk persembahan persepuluhan. Itu adalah milik Tuhan (Im 27:30) dan harus dipersembahkan kepada Tuhan / gereja (Ul 12:5-6  Neh 10:37-38  13:10-12), dan tidak boleh saudara alihkan kepada orang miskin, dsb!


3. Sekalipun saat itu Yesus membenarkan tindakan Maria, tentu saja itu tidak berarti bahwa Ia menghendaki supaya pengurapan dengan minyak wangi itu dilakukan setiap hari!


c) Tuhan Yesus berkata bahwa apa yang Maria lakukan itu adalah suatu persiapan untuk penguburanNya (ay 12). Tidak jelas apakah Maria sendiri memang melakukan pengurapan itu dengan tujuan seperti itu.


d) Yang dimaksud dengan ‘Injil’ dalam ay 13 adalah seluruh cerita tentang Yesus dalam Kitab Suci. Penggenapan kata-kata Yesus ini adalah bahwa cerita tentang pengurapan yang dilakukan oleh Maria ini tercatat dalam Kitab Suci.


Matius 26:13-16 - “(14) Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. (15) Ia berkata: ‘Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?’ Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. (16) Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus”.


1) Dalam Luk 22:3-4 dikatakan bahwa Iblis masuk ke dalam Yudas sehingga Yudas melakukan semua ini.

Luk 22:3-4 - “(3) Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. (4) Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka”.


a) Ada orang yang menganggap bahwa tadinya Yudas adalah orang kristen yang sejati yang dipimpin oleh Roh Kudus, tetapi sekarang Roh Kudus meninggalkan dia dan Iblis merasuknya. Tetapi ini adalah pandangan yang salah! Mengapa? Karena Yudas tidak pernah menjadi orang kristen yang sejati! Ia memang meninggalkan sesala sesuatu dan mengikut Yesus (bdk. Mat 19:27), tetapi dari ayat-ayat seperti  Yoh 6:64,70-71  12:6  13:10-11  17:12b terlihat dengan jelas bahwa ia hanya mengikut Yesus secara lahiriah saja!


Jadi jelaslah bahwa Yudas bukannya kehilangan keselamatannya, tetapi ia memang tidak pernah selamat! Dari dulu ia adalah hamba setan, tetapi sekarang ia diserahkan sepenuhnya kepada setan, sehingga ia tidak lagi takut pada dosa dan hukuman, bahkan tidak takut kepada Tuhan sendiri!


Penerapan: kalau saudara selama ini bermain-main dengan dosa, dan saudara tidak pernah mau datang kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, maka nasib Yudas bisa menjadi nasib saudara! Karena itu, cepatlah bertobat dan datang kepada Yesus!


b) Dari masuknya Iblis ke dalam diri Yudas sehingga Yudas akhirnya mengkhianati Yesus, maka terlihat bahwa Tuhan juga menguasai dan memakai setan / Iblis:

  • untuk melaksanakan rencanaNya.

  • supaya dosa terjadi.

Bandingkan semua ini dengan 1Raja 22:19-23 - “(19) Kata Mikha: ‘Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya, di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (20) Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (21) Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.’”.


2) Apa alasan Yudas sehingga ia menjual Yesus? Kita memang tidak bisa tahu dengan pasti. Ada beberapa kemungkinan:


a) Karena ketamakan Yudas.

Dari Yoh 12:6 dimana dikatakan bahwa ia adalah seorang pencuri yang sering mencuri uang yang dipercayakan kepadanya, maka jelaslah bahwa ia adalah orang yang tamak. Mungkin sekali ketamakannya itulah yang menyebabkan ia lalu menjual Yesus.

Dengan demikian ia mengabaikan kata-kata Yesus dalam Mat 16:26 - “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”.

Bdk. 1Tim 6:6-10 - “(6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. (9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”.


b) Benci / jengkel kepada Yesus.

Yudas tahu bahwa Yesus mempunyai kemahakuasaan untuk mengalahkan / menghancurkan Romawi dan membebaskan orang Yahudi dari belenggu penjajahan, tetapi Yesus tidak mau melakukannya. Ini menyebabkan Yudas, yang adalah seorang patriot, menjadi jengkel / benci kepada Yesus, sehingga ia menjual Yesus.


c) Jengkel karena peristiwa pengurapan dalam ay 6-13.

Ia menegur Maria supaya tidak memboroskan minyak wangi itu tetapi memberikannya kepada orang miskin, tetapi Yesus malah membenarkan Maria dan menyalahkan dia. Ini membuat ia jadi jengkel sehingga menjual Yesus.

Orang bisa keberatan dengan pandangan ini karena peristiwa pengurapan dalam ay 6-13 itu sebetulnya terjadi sebelum Mat 21.

Jawab terhadap keberatan ini:

  • Memang ay 6-13 terjadi sebelum Mat 21, tetapi bagaimanapun itu hanya berbeda 4 hari!

  • Kalau ini memang merupakan alasan Yudas untuk menjual Yesus, maka dapat dimengerti mengapa Matius dan Markus sama-sama memindahkan cerita tentang pengurapan itu persis sebelum pengkhianatan Yudas.


d) Kata-kata Yesus dalam ay 2 yang mengatakan bahwa 2 hari lagi Ia akan mati. Yudas bisa saja berpikir: Yesus toh akan mati dua hari lagi, apa gunanya ikut Dia. Jual saja sekalian!


e) Yudas mungkin tidak pernah menginginkan kematian Yesus. Ia melihat bahwa Yesus adalah seorang pemimpin rohani. Tetapi ia mungkin menganggap bahwa Yesus maju terlalu lambat. Karena itu, Yudas menjual Yesus dengan tujuan untuk memaksa Yesus bertindak (mungkin ia berharap bahwa Yesus akan ‘terpaksa’ menggunakan kuasaNya untuk menghancurkan musuh-musuh Yesus, baik tokoh-tokoh Yahudi maupun Romawi).

Alasan ini cocok dengan fakta bahwa Yudas menyesal dan bahkan bunuh diri setelah ia melihat bahwa Yesus diam saja sekalipun dijatuhi hukuman mati (Mat 27:3-5).

William Barclay menganggap bahwa kemungkinan inilah yang paling benar. Dan ia lalu memberikan komentar sebagai berikut:

“... the tragedy of Judas is that he refused to accept Jesus as he was and tried to make him what he wanted him to be ... We can never use him for our purposes; we must submit to be used for his. The tragedy of Judas is that of a man who thought he knew better than God” (= tragedi Yudas adalah bahwa ia menolak untuk menerima Yesus sebagaimana adanya dan mencoba untuk membuat Dia menjadi seperti yang ia inginkan ... Kita tidak pernah bisa menggunakan Dia untuk tujuan-tujuan kita; kita harus tunduk untuk digunakan untuk tujuan-tujuanNya. Tragedi Yudas adalah tentang seseorang yang mengira bahwa ia lebih tahu dari Allah).


3) Perundingan Yudas dengan imam-imam kepala.


a) Mereka sepakat dengan harga 30 uang perak (ay 15).

  • Ay 15 mengatakan bahwa mereka membayar harga itu. Tetapi Mark 14:11 mengatakan bahwa mereka baru menjanjikan.

Pengharmonisan: mungkin Matius sekedar menyingkat ceritanya.


UBS New Testament Handbook Series (tentang Mat 26:15): “‘Paid.’ (so also NJB, NAB) is translated by two verbs in TEV: ‘counted ... gave’ The Greek verb itself has a number of different meanings, and it may possibly be used in the sense of ‘offered’ or ‘agreed to pay’ (Lu; Phps, Brc ‘settled with ... for’), as the NEB footnote indicates” (= ).

KJV And said unto them, What will ye give me, and I will deliver him unto you? And they covenanted with him for thirty pieces of silver.

RSV and said, "What will you give me if I deliver him to you?" And they paid him thirty pieces of silver.

NIV and asked, "What are you willing to give me if I hand him over to you?" So they counted out for him thirty silver coins.

NASB and said, "What are you willing to give me to betray Him to you?" And they weighed out thirty pieces of silver to him.

ASV and said, What are ye willing to give me, and I will deliver him unto you? And they weighed unto him thirty pieces of silver.

NKJV and said, "What are you willing to give me if I deliver Him to you?" And they counted out to him thirty pieces of silver.


  • 30 uang perak adalah harga seorang budak (bdk. Kel 21:32).

Hanya untuk uang begitu sedikit, Yudas rela menjual Yesus! Tetapi sebelum saudara memandang rendah / menghakimi Yudas, sebaiknya saudara melihat pada diri saudara sendiri lebih dulu. Apakah saudara tidak pernah berbuat seperti apa yang Yudas lakukan? Kalau dalam bekerja / bisnis, demi keuntungan yang lebih banyak saudara rela berdusta dan melakukan segala sesuatu yang menyakitkan Tuhan, apakah itu tidak berarti bahwa saudara menjual Yesus? Apalagi kalau demi uang, saudara rela bekerja pada hari minggu, sehingga tidak bisa pergi ke gereja! Maukah saudara bertobat dari tindakan dan kehidupan yang seperti Yudas itu?

  • Bandingkan dengan Mat 27:3-10 dan Zakh 11:12-13. Terlihat dengan jelas bahwa jumlah 30 uang perak itu sudah ditentukan oleh Tuhan dalam RencanaNya, dan ini terjadi dengan tepat!

Dari sini lagi-lagi kita bisa melihat bahwa dalam perencanaan dan usaha mereka untuk membunuh Yesus, para musuh Yesus itu tetap dikuasai / dikontrol oleh Allah!


b) Kesepakatan ini menyebabkan Yudas lalu berusaha membantu imam-imam kepala itu di dalam usaha mereka untuk menangkap Yesus tanpa setahu orang banyak (Luk 22:6).

Tadinya mereka merencanakan untuk menangkap Yesus setelah masa hari raya selesai, supaya tidak menyebabkan keributan di antara orang banyak (ay 5). Tetapi pertolongan Yudas ini memungkinkan mereka untuk menangkap Yesus pada Paskah / Passover, tanpa setahu orang banyak. Karena itu akhirnya para musuh Yesus itu mengubah rencana mereka semula dan mereka menangkap Yesus pada Paskah / Passover, sesuai dengan nubuat Yesus (ay 2).

Dari sini lagi-lagi terlihat bahwa dalam perencanaan / usaha mereka membunuh Yesus, mereka tetap dikuasai / dikontrol oleh Tuhan!


c) Dalam bagian paralelnya dikatakan bahwa bantuan Yudas ini menyebabkan imam-imam gembira.

Mark 14:11 - “Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus”.

Luk 22:5 - “Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya”.

Memang seringkali ada kesenangan tertentu dalam berbuat dosa!

Misalnya:

  • setelah melabrak orang / membalas dendam, ada perasaan senang / lega.

  • kalau kita membolos dari kebaktian untuk pergi piknik dsb, kita tetap bisa merasa senang.

  • kalau kita bisa menyontek tanpa ketahuan, sehingga mendapat nilai baik tanpa belajar, kita bisa merasa senang (bahkan bangga!).

Kalau kesenangan yang disebabkan karena dosa seperti ini sering saudara alami, maka bacalah Amsal 10:23! Tetapi Amsal 10:23 ini dalam Kitab Suci Indonesia agak kurang tepat terjemahannya. Perhatikan terjemahan NIV/NASB di bawah ini:

NASB: ‘doing wickedness is like sport to a fool’ (= melakukan kejahatan adalah seperti olah raga / hiburan bagi orang bebal).

NIV: ‘a fool finds pleasure in evil conduct’ (= seorang bebal mendapatkan kesenangan dalam tingkah laku yang jahat).

Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan:

  • Kalau saudara bisa merasa senang setelah berbuat dosa, saudara adalah orang bebal / tolol! Ingat bahwa ini adalah kata-kata Tuhan, bukan kata-kata saya!

  • Perasaan tidak bisa kita jadikan ukuran benar atau tidaknya tindakan kita! Ingat bahwa kalau saudara berbuat dosa, setan bisa memberikan damai / sukacita / kesenangan yang palsu yang menyebabkan saudara terus hidup dalam dosa! Karena itu, jangan gunakan perasaan saudara sebagai ukuran benar tidaknya kehidupan saudara. Gunakanlah firman Tuhan sebagai ukuran!

MATIUS 26:17-25


Mat 26:17-20 - “(17) Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepadaNya dan berkata: ‘Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagiMu?’ (18) Jawab Yesus: ‘Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktuKu hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-muridKu.’ (19) Lalu murid-muridNya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. (20) Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu”.


1) Penjelasan hal-hal tertentu.


a) Dalam Matius 26: 19 dikatakan ‘murid-murid’ yang melaksanakan tugas untuk mempersiapkan Paskah. Dalam Mark 14:13 dikatakan lebih jelas yaitu ‘dua murid’. Dan dalam Luk 22:8 dikatakan lebih jelas lagi yaitu ‘Petrus dan Yohanes’.


b) Dalam ay 18 dikatakan bahwa mereka harus menemui ‘si Anu’.

NIV / NASB: 'a certain man' (= orang tertentu).

Dalam Mark 14:13 dan Luk 22:10 diceritakan lebih jelas tentang orang yang harus ditemui itu, yaitu seorang (laki-laki) yang membawa kendi berisi air. Pada saat itu mengambil air adalah tugas orang perempuan. Jadi, pasti tak ada orang laki-laki lain yang membawa kendi berisi air. Karena itu mereka pasti tak akan salah orang.


c) Dalam ay 18 dikatakan bahwa Yesus berkata: ‘Pergilah ke kota’ (bdk. Mark 14:16a). Yang dimaksud tentu adalah kota Yerusalem. Tetapi bukankah mereka sudah masuk kota Yerusalem? Bagaimana sekarang Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes untuk pergi ke Yerusalem lagi?

Perlu diingat bahwa pada masa hari raya Yerusalem penuh sesak, sehingga sukar untuk mendapatkan tempat bermalam di sana. Mungkin karena itu Yesus dan murid-muridNya bermalam di Bukit Zaitun (bdk. Luk 21:37  Luk 22:39), yang terletak di sebelah timur Yerusalem.


2) Matius 26: 18: ‘waktuKu hampir tiba’ (bdk. Yoh 7:6,8,30  8:20  12:23  13:1  17:1).

Semua ini menunjukkan bahwa dalam Rencana Allah, Allah bukan hanya menentukan peristiwanya, tetapi juga menentukan waktu / saat terjadinya peristiwa itu!

Penerapan:

  • jangan menguatirkan kematian, baik kematian saudara maupun orang yang saudara cintai. Kalau belum saatnya, itu tidak akan terjadi, dan sebaliknya, kalau sudah saatnya, itu toh tidak akan bisa dihindari! (bdk. Mat 6:27  2Sam 7:12a  Maz 39:6a).

Catatan: Ini tidak berarti bahwa saudara boleh sengaja mencari bahaya, tidak menjaga kesehatan, apalagi bunuh diri!

  • kalau saudara sudah lama berdoa untuk suatu hal tertentu dan sampai sekarang saudara belum menerimanya, tetaplah tekun dalam berdoa (bdk. Luk 18:1-8  Gal 6:9)! Kalau sudah sampai waktunya, Tuhan akan memberikan apa yang saudara minta (kecuali saudara meminta sesuatu yang tidak sesuai kehendak Tuhan!).


3) Matius 26: 20: sebelum / pada saat makan ini terjadi 2 peristiwa yang tidak ditulis dalam Injil Matius, yaitu:


a) Luk 22:24-30 - “(24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. (25) Yesus berkata kepada mereka: ‘Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. (26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. (27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. (28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. (29) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti BapaKu menentukannya bagiKu, (30) bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam KerajaanKu dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel”.


1. Memang dalam Injil Lukas bagian ini ditempatkan sesudah Perjamuan Kudus yang pertama. Tetapi dalam menceritakan bagian ini, Lukas sangat tidak chronologis / tidak sesuai dengan urut-urutan waktu.


2. Dalam cerita ini dikatakan bahwa murid-murid bertengkar tentang siapa yang dianggap terbesar di antara mereka. Pada saat seperti ini, dimana Yesus sebentar lagi akan menderita dan mati, mereka masih bisa bertengkar / berebut untuk menjadi yang terbesar! Ini menunjuk-kan betapa berbahayanya ambisi itu, dan betapa kita harus sangat berhati-hati terhadap ambisi duniawi dalam bentuk apapun!

Penerapan: ambisi ini bisa muncul dalam bertopengkan kerohanian! Misalnya kalau kita ingin top dalam pelayanan / keaktifan di gereja, atau kalau kita belajar firman Tuhan supaya menjadi yang paling hebat dalam pengetahuan Kitab Suci! Kalau hal-hal ini ada dalam diri saudara, bertobatlah!


b) Yoh 13:1-20 (cerita tentang Yesus membasuh kaki murid-murid; baca dalam Alkitab saudara).


1. Karena murid-murid berebut untuk menjadi yang terbesar, maka Yesus justru mau menjadi pelayan yang membasuh kaki mereka. Dengan tindakan ini Yesus memberikan teladan untuk menjadi rendah hati dan mau melakukan pelayanan yang paling hina!


2. Peristiwa ini juga menunjukkan kasih Yesus yang luar biasa kepada Yudas, karena sekalipun Yesus tahu Yudas sedang mengkhianatiNya, tetapi Ia mau membasuh kaki Yudas!


4) Perbedaan saat makan Paskah antara Yesus dan murid-muridNya di satu pihak, dan orang-orang lain di lain pihak.



Yesus makan paskah Yesus mulai disalib            



Yesus mati


    A B

-------------|-----------------|----------------|-----------------|----------------|----------------|------------

            18.00            24.00             6.00             12.00           18.00            24.00


Kamis-------><---------------------------------Jum’at-----------------------------------------><---------------Sabtu-----------



Yesus dan murid-muridNya makan Paskah pada hari Kamis malam (bagi orang Yahudi ini sudah termasuk hari Jum’at, karena pergantian hari bagi mereka adalah pk 18.00! - lihat gambar di atas!).

Tetapi dari Yoh 18:28 dan Yoh 19:14, terlihat bahwa pada saat Yesus diadili (hari Jum’at), orang-orang Yahudi yang lain belum makan Paskah. Karena itu jelas bahwa Yesus memang makan Paskah sebelum orang-orang yang lain. Tetapi berapa banyak perbedaan waktunya? Ada 2 pandangan:


a) Ada orang-orang yang berpendapat bahwa orang-orang lain makan Paskah pada titik A (lihat gambar di atas). Ini berarti bahwa sekalipun Yesus dan murid-muridNya makan Paskah lebih dulu dari orang-orang lain, tetapi Yesus tetap makan Paskah pada hari yang sama dengan mereka, yaitu hari Jum’at.


b) Kebanyakan penafsir menganggap bahwa orang-orang lain makan Paskah pada titik B, yang sudah termasuk hari Sabtu (lihat gambar di atas). Itu berarti bahwa Yesus dan murid-muridNya makan Paskah 1 hari lebih dahulu dibandingkan dengan orang-orang yang lain.

Apa alasan Yesus untuk makan Paskah 1 hari lebih dulu dari orang- orang yang lain? Perlu diingat bahwa hari untuk makan Paskah ditentukan oleh Tuhan sendiri (bdk. Kel 12:2-6  Im 23:5  Bil 9:4-5), dan karena itu tidak boleh diubah semaunya sendiri. Lalu mengapa Yesus mengubahnya menjadi 1 hari lebih dulu?

Ada orang yang memberikan alasan: karena Yesus tahu bahwa sebentar lagi Ia akan ditangkap, dan besoknya Ia sudah akan mati.

Tetapi Calvin mengatakan bahwa adalah tradisi orang Yahudi, kalau suatu hari raya terjadi pada hari Jum’at, maka supaya mereka tidak libur 2 hari berturut-turut (ingat bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat / hari libur), maka mereka mengundurkan perayaan hari raya itu 1 hari, dan mereka menggabungkan hari raya itu dengan hari Sabat. Jadi mungkin sekali bahwa pada saat itu Paskah seharusnya terjadi pada hari Jum’at, tetapi orang-orang Yahudi mengundurkannya 1 hari dan merayakannya pada hari Sabat / Sabtu. Tetapi Yesus tidak mau menuruti tradisi yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, dan karena itu, Ia tetap merayakan Paskah pada hari Jum’at.

Dari sini kita bisa belajar bahwa Kristus berusaha mentaati Firman Tuhan / hukum Taurat sampai yang sekecil-kecilnya (bdk. Mat 5:17-19).

Penerapan: bagaimana dengan ketaatan saudara pada Firman Tuhan? Apakah saudara hanya mau mentaati hukum yang besar-besar seperti jangan membunuh, jangan berzinah dsb? Bagaimana dengan hukum dan peraturan yang kecil-kecil seperti:

  • jangan berdusta.

  • jangan menyebut nama Tuhan Allah dengan sia-sia / sembarangan.

  • keharusan menggunakan 1 roti dalam Perjamuan Kudus (1Kor 10:17).

Maukah saudara memperhatikan dan mentaati semua hukum / peraturan baik yang besar maupun yang kecil?


5) Posisi duduk Yesus dan murid-muridNya.

Ay 20: ‘Yesus duduk makan’. Terjemahan ini kurang tepat!

NIV/NASB: ‘Jesus / He was reclining at the table’ (= Yesus / Ia sedang berbaring / bersandar pada meja).

Catatan: kata-kata ‘at the table’ (= pada meja), seharusnya tidak ada dalam bahasa Yunaninya (karena itu, dalam NASB kata-kata itu ditulis dengan cetakan miring).


Mari kita bandingkan dengan 2 bagian Kitab Suci yang lain:


a) Yoh 13:23,25,28 (bdk. Yoh 21:20).

  • Yoh 13:23 (NASB): ‘There was reclining on Jesus’ breast one of His disciples, whom Jesus loved’ (= disana bersandar pada dada Yesus, seorang dari murid-muridNya, yang dikasihi oleh Yesus).

  • Yoh 13:25 (NASB): ‘He, leaning back thus on Jesus’ breast, said to Him ...’ (= Ia, kembali bersandar demikian pada dada Yesus, berkata kepadaNya ...).

  • Yoh 13:28 (NASB): ‘Now, no one of those reclining at the table knew for what purpose He had said this to him’ (= tidak seorangpun dari mereka yang bersandar pada meja tahu apa maksud Yesus mengatakan ini kepadanya).


b) Luk 7:36,37,38.

Catatan: ini memang bukan makan Paskah, tetapi mungkin sekali mereka duduk dengan cara yang sama seperti pada waktu makan Paskah.

  • Luk 7:36 (NASB): ‘He entered the Pharisee’s house and reclined at the table ...’ (= Ia masuk ke rumah orang Farisi itu dan bersandar pada meja).

  • Luk 7:37 (NASB): ‘... and when she learned that He was reclining at the table in the Pharisee's house ...’ (= ... dan ketika ia tahu bahwa Yesus sedang bersandar pada meja dalam rumah orang Farisi ...).

  • Luk 7:38 (NASB): ‘and standing behind Him at His feet, weeping, she began to wet His feet with her tears, ...’ (= dan berdiri di belakangNya pada kakiNya, sambil menangis ia mulai membasahi kakiNya dengan air matanya ...).


Dari istilah ‘recline’ yang berarti ‘berbaring / bersandar’, dan juga dari cerita dalam Yoh 13:23-28 dan Luk 7:36-38, terlihat dengan jelas bahwa posisi mereka pada waktu duduk makan, tidaklah sama seperti kalau kita duduk makan! Kalau posisi duduk mereka sama seperti kita, maka:

  • bagaimana Yohanes bisa bersandar pada dada Yesus?

  • bagaimana perempuan itu bisa berdiri di belakang Yesus, tetapi toh dikatakan pada / dekat kaki Yesus, dan bisa membasahi kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya?


Dari semua ini, dan juga dari tradisi Yahudi, maka seorang penafsir mengatakan bahwa posisi duduk mereka pada saat makan Paskah adalah sebagai berikut:

1. Mereka duduk pada semacam dipan, yang tidak mempunyai sandaran.

2. Di depan dipan itu ada meja yang pendek.

3. Posisi badan mereka miring ke kiri, dengan siku kiri terletak di meja dan tangan kiri menahan kepala. Kedua kaki ada di sebelah kanan dan diletakkan di atas dipan; kedua lutut ditekuk dan kedua telapak kaki menghadap ke belakang. Ini menyebabkan perempuan yang berdiri di belakang Yesus itu bisa berada dekat kaki Yesus dan bisa membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya!

4. Badan dan wajah agak menghadap ke sebelah kanan.

Karena itulah Yohanes bisa bersandar pada dada Yesus! Tetapi ini tidak berarti bahwa punggung Yohanes menempel pada dada Yesus terus menerus! Harus ada jarak antara dada Yesus dengan punggung / kepala Yohanes yang ada di sebelah kanannya, supaya tangan kanan Yesus bebas untuk mengambil makanan dan memasukkan makanan itu kemulutNya. Sekalipun demikian, dengan hanya sedikit mencondongkan kepala ke kiri, Yohanes bisa menempelkan kepalanya pada dada Yesus.


Sekarang perlu dipertanyakan, mengapa mereka duduk dengan posisi aneh seperti itu?

a. Pada Paskah I, terlihat dari Kel 12:11 bahwa mereka harus makan dengan berdiri. Ini disebabkan karena pada saat itu mereka terburu-buru, karena sebentar lagi mereka akan diusir oleh Firaun / orang Mesir.

b. Pada Paskah-paskah yang berikutnya (untuk memperingati Paskah I itu), mereka tidak sedang terburu-buru untuk meninggalkan Mesir dan mereka bukan lagi budak seperti pada waktu mereka ada di Mesir. Karena itu, mereka sengaja makan Paskah dengan posisi duduk santai, bahkan dengan posisi duduk yang diatur sedemikian rupa sehingga paling menyulitkan untuk berdiri! Posisi duduk seperti ini memang disengaja untuk melambangkan bahwa mereka tidak terburu-buru, dan juga bahwa mereka bukan lagi budak!

c. Posisi duduk santai seperti ini merupakan tradisi mereka, dan ini diharuskan hanya pada saat makan Paskah. Kalau bukan makan Paskah, posisi duduk bebas (boleh duduk biasa, boleh juga seperti pada saat makan Paskah).


Catatan: dari semua tradisi ini jelas terlihat bahwa cara duduk Yesus dan para murid dalam lukisan Perjamuan Terakhir karya Leonardo Da Vinci adalah salah sama sekali!


Selanjutnya, dari Yoh 13:23-26 terlihat jelas bahwa Yohanes duduk persis di sebelah kanan Yesus. Dan mungkin sekali bahwa Yudas Iskariot duduk persis di sebelah kiri Yesus. Alasannya:

  • Yesus bisa memberikan roti kepada Yudas (Yoh 13:26-27).

  • kata-kata Yesus ‘Engkau telah mengatakannya’ dalam Mat 26:25b (yang berarti: ya!), jelas hanya didengar oleh Yudas, dan tidak oleh murid-murid yang lain.


Bahwa dalam Perjamuan Paskah itu Yudas bisa duduk persis di sebelah kiri Yesus, menunjukkan 2 hal:

  • Betapa munafiknya Yudas! Ia mengkhianati Yesus, tetapi masih bisa pura-pura begitu cinta kepada Yesus, sehingga ia duduk persis di sebelah Yesus!

  • Betapa besar kasih Yesus kepada Yudas! Yesus tahu Yudas sedang mengkhianatiNya, tetapi Ia tetap mau duduk persis di sebelah Yudas, bahkan dengan posisi kepalaNya yang begitu dekat dengan dada Yudas, dimana terdapat hati yang begitu busuk, yang dipenuhi dengan rencana jahat untuk mengkhianati Guru dan Tuhannya sendiri! Yesus betul-betul mempraktekkan ajaran ‘kasihilah musuhmu’ yang Ia sendiri ajarkan!


Matius 26:21-25 - “(21) Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.’ (22) Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepadaNya: ‘Bukan aku, ya Tuhan?’ (23) Ia menjawab: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. (24) Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’ (25) Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ‘Bukan aku, ya Rabi?’ Kata Yesus kepadanya: ‘Engkau telah mengatakannya.’”.


1) Yudas mengkhianati Yesus tanpa setahu murid-murid yang lain. Tetapi ay 21-25 menunjukkan bahwa ia tidak bisa menyembunyikan hal itu dari Yesus! Ini menunjukkan kemahatahuan dan sekaligus keilahian Yesus!

Penerapan:

  • apakah saudara percaya bahwa Yesus betul-betul adalah Allah sendiri?

  • seringkah saudara merasa ‘aman’ dalam melakukan suatu dosa, karena tidak ada orang yang mengetahui hal itu? Ingat bahwa sekalipun tidak ada manusia yang tahu, tetapi Tuhan tahu!


Sekalipun Yesus tahu bahwa Yudas akan / sedang mengkhianatiNya, tetapi Yesus tetap mengasihi Yudas. Ini terlihat dari:

  • maunya Ia membasuh kaki Yudas.

  • maunya Ia duduk persis di sebelah Yudas.

  • maunya Ia memperingati Yudas supaya bertobat (bagian ini jelas merupakan peringatan bagi Yudas).

Penerapan: kalau saudara sudah melakukan dosa yang hebat, atau kalau saudara sedang merencanakan dosa tertentu, atau kalau saudara mundur dari Tuhan, maka sadarilah bahwa Tuhan tetap mencintai saudara, dan Ia menginginkan supaya saudara bertobat! Jangan sia-siakan kasihNya yang besar itu!


2) Kata-kata ‘seorang di antara kamu’ (ay 21) menunjukkan adanya pengkhianatan oleh orang dalam (bdk. Kis 20:30  2Tim 1:15  4:9-16  1Yoh 2:18-19  3Yoh 9-10).

Ini menunjukkan bahwa sekalipun saudara adalah orang kristen, saudara tetap harus berhati-hati terhadap dosa ini!

Pengkhianatan oleh orang dalam ini:


a) Dari sudut Tuhan Yesus, ini harus terjadi supaya Ia bisa menjadi Imam Besar yang merasakan pencobaan / penderitaan yang kita alami (bdk. Ibr 2:17-18  4:15). Dengan demikian, kalau kita dikhianati, Ia bisa lebih bersimpati / mengerti, dan juga bisa menolong kita!

Penerapan: kalau saudara dikhianati, datanglah kepada Yesus!  Ia juga pernah dikhianati, dan karena itu Ia mengerti akan ‘sakit’ yang saudara rasakan dan Ia bisa menolong saudara!


b) Dari sudut setan, ini ia lakukan karena ini merupakan hal yang sangat menyakitkan (bdk. ay 22: ‘hati yang sangat sedih’), dan mudah sekali meruntuhkan iman orang yang lain.

Penerapan: kalau kita sudah tahu bahwa tujuan setan adalah untuk meruntuhkan iman kita, maka pada saat kita dikhianati (oleh teman, teman bisnis, pacar, suami / istri, anak, saudara kandung, saudara seiman di gereja dsb), maka janganlah saudara mewujudkan keinginan setan itu dengan menjadi patah semangat / mundur dari Tuhan. Sebaliknya, saudara justru harus berusaha untuk lebih dekat dengan Tuhan, lebih mengasihi Tuhan, dan terus berjuang untuk Tuhan!


3) Ini adalah hari raya roti tak beragi (bdk. ay 17), dimana mereka membuang semua ragi dari rumah mereka (Kel 12:15  13:6-7).

Ragi, yang merupakan simbol dari dosa (bdk. 1Kor 5:6-8), dibuang jauh- jauh. Tetapi dosanya sendiri tetap disimpan oleh Yudas! Jadi jelas bahwa ia melakukan upacara agama itu dengan baik, tetapi ia membuang maknanya secara total!

Dalam melakukan upacara agama, kita memang harus mengikuti perintah Tuhan dengan teliti. Tetapi yang lebih penting lagi adalah bahwa maknanya juga ada dalam hidup kita!

Misalnya:

  • kalau saudara mau dibaptis, maka jelas harus menggunakan baptisan air, dan bukan dengan bendera seperti yang dilakukan oleh segolongan orang kristen tertentu. Tetapi kalau saudara hanya melakukan upacaranya dengan benar, padahal hati saudara tak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, maka saudara tidak berbeda dengan Yudas!

  • dalam Perjamuan Kudus, kita makan roti yang dipecah-pecahkan, yang menggambarkan tubuh Kristus yang dihancurkan bagi kita. Juga kita minum anggur yang menggambarkan darah Kristus yang dicurahkan bagi kita. Kalau kita melakukan semua itu dengan benar, tetapi tidak mempercayai pengorbanan Kristus bagi dosa-dosa kita, maka sebetulnya kita tidak berbeda dengan Yudas! 

  • kalau melakukan Perjamuan Kudus, kita seharusnya menggunakan satu roti (1Kor 10:17) yang menggambarkan kesatuan tubuh Kristus. Kalau kita melakukan upacara agama itu dengan benar, tetapi kita bersikap acuh tak acuh, bahkan jengkel, benci, sombong, iri hati terhadap saudara seiman kita, maka kita sedang melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Yudas!


4) Ay 21-22 paralel dengan Luk 22:21-23, tetapi Lukas menulis bagian ini secara tidak chronologis / tak sesuai dengan urut-urutan waktu, karena ia menempatkan bagian ini setelah Perjamuan Kudus.

Karena itu hati-hati pada waktu menafsir bagian ini dalam Injil Lukas, karena terlihat seolah-olah Yudas Iskariot ikut dalam Perjamuan Kudus itu, padahal sebetulnya tidak. Ini akan saya buktikan di bawah.


5) Ada 2 penafsiran tentang arti kata-kata murid-murid dalam ay 22:

a) Mereka ragu-ragu terhadap iman dan kesetiaan mereka masing-masing.

b) Mereka masing-masing yakin bahwa bukan mereka yang akan mengkhianati Yesus. Jadi kata-kata itu sebetulnya lebih merupakan suatu penegasan dari pada suatu pertanyaan.

Kalau dilihat dari keyakinan para murid itu pada diri mereka sendiri selama ini, bahkan juga setelah ini (bdk. ay 31-35), maka sukar dibayangkan bahwa mereka ragu-ragu akan iman dan kesetiaan mereka. Karena itu saya lebih condong pada pandangan yang kedua ini.


6) Matius 25: 23: “Ia menjawab: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku”.


a) ‘Mencelupkan tangannya ke dalam pinggan’.

Pinggan ini berisi semacam sop sayur pahit (bdk. Kel 12:8). 

‘Mencelupkan tangan ke dalam pinggan’ tentu tidak berarti bahwa mereka makan sop sayur pahit itu langsung dengan menggunakan tangan. Mereka makan sayur pahit ini dengan menggunakan roti mereka sebagai sendok (bdk. Mark 14:20 - ‘mencelupkan roti).

Perlu saudara ingat bahwa roti yang mereka gunakan tidak sama dengan roti kita sekarang ini. Roti mereka berbentuk bundar dan tipis dengan lubang di tengah-tengahnya, dan roti itu keras (tidak lembek seperti roti kita). Karena itu bisa dipakai untuk menyendok sayur pahit itu, dan juga bisa ‘dipecah-pecahkan’ (ay 26).


b) Ada macam-macam penafsiran tentang kata-kata Yesus dalam ay 23 ini:


  • Pada saat itu Yudas, bersama-sama dengan Yesus, sedang mencelupkan tangannya ke dalam pinggan.

Penafsiran ini didasarkan atas terjemahan dari KJV yang berbunyi: ‘he that dippeth his hand with Me ...’.

Perhatikan bahwa KJV menterjemahkan kata ‘mencelupkan’ ke dalam present tense!

Kalau memang penafsiran ini benar, maka itu berarti Yesus sebetulnya memberikan petunjuk pada murid-murid yang lain bahwa Yudaslah pengkhianatnya.

Keberatan terhadap pandangan pertama ini:

Kata yang diterjemahkan ‘he that dippeth’ (= ia yang mencelupkan), dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk aorist participle.


Suatu participle diterjemahkan ke bahasa Inggris sebagai ‘kata kerja + ing’ (misalnya: going, walking, saying, dsb). Dan aorist menunjuk pada masa lampau.  Karena itu, kata itu bisa diterjemahkan ‘the one that having dipped’ atau ‘the one who has been dipping’ (= orang yang selama ini telah mencelupkan). Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus tidak memaksudkan orang yang pada saat itu sedang mencelupkan tangannya bersama dengan dia, tetapi orang yang dari tadi mencelupkan tangannya ke dalam pinggan itu.


Catatan: Sekalipun Mat 26:23 menggunakan aorist participle, tetapi ayat paralelnya, yaitu Mark 14:20 menggunakan present participle, sehingga RSV menterjemahkan Mark 14:20 itu dengan ‘one who is dipping bread into the dish with Me’ (= orang yang sedang mencelupkan roti ke dalam masakan dengan Aku). 


  • Mereka semua makan menggunakan beberapa pinggan (kalau kita mengingat akan cara duduk mereka, dan bahwa jumlah mereka ada 13 orang, maka ini adalah sesuatu yang sangat masuk akal), dan Yesus dan Yudas makan dengan menggunakan satu pinggan (ingat bahwa Yesus duduk persis di sebelah kanan Yudas)!

Pandangan ini didasarkan atas Mark 14:20 yang berbunyi: ‘... dia yang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku’.

Kalau pandangan ini benar, maka dengan kata-kata itu Yesus memberikan petunjuk kepada murid-murid lain, bahwa Yudaslah pengkhianatnya.

Keberatan: kata ‘satu’ itu sangat diragukan keasliannya, karena tidak didukung oleh manuscript-manuscript yang kuno. Karena itu dalam terjemahan-terjemahan KJV, RSV, NIV, NASB, kata ini tidak ada!


  • Yesus bukan memaksudkan orang yang sedang mencelupkan tangannya, tetapi orang yang telah mencelupkan tangannya, ke dalam pinggan bersama-sama dengan Dia.

Dasar dari pandangan ini adalah penggunaan aorist participle dalam bahasa Yunaninya (lihat keberatan terhadap pandangan pertama di atas). Karena penggunaan aorist participle ini, maka kata ‘mencelupkan’ itu harus menunjuk pada waktu lampau.

NIV: ‘the one who has dipped his hand’ (= orang yang telah mencelupkan tangannya).

NASB: ‘he who dipped his hand’ (= ia yang tadi mencelupkan tangannya).

Kalau pandangan ini benar, maka itu berarti bahwa berbeda dengan pandangan pertama dan kedua di atas, di sini Yesus tidak memberitahu kepada murid-muridNya siapa yang akan mengkhianati Dia, karena mereka semua telah mencelupkan tangannya ke dalam pinggan. Jadi arti kata-kata ini adalah ‘salah seorang dari kamu akan mengkhianati Aku’, sama seperti kata-kataNya dalam ay 21.

Keberatan: dalam ayat paralel dari Mat 26:23 ini, yaitu dalam Mark 14:20, kata-kata yang diterjemahkan ‘dia yang mencelupkan’ dalam bahasa Yunani menggunakan bentuk present participle sehingga diterjemahkan seperti ini oleh Kitab Suci bahasa Inggris:

NIV: ‘one who dips bread into the bowl with me’.

NASB: ‘one who dips with Me in the bowl’.

KJV: ‘that dippeth with me in the dish’.

RSV: ‘one who is dipping bred into the dish with me’.

Harus diakui bahwa penggunaan aorist participle dalam Mat 26:23 dan present participle dalam Mark 14:20 adalah sesuatu yang memusingkan. Tetapi mungkin keduanya bisa digabungkan, dan berarti ‘orang yang dari tadi sampai sekarang mencelupkan tangannya dengan Aku ke dalam pinggan’.


Dari ketiga pandangan di atas, saya paling condong pada pandangan ketiga.


c) Apakah nubuat dalam Yoh 13:18 / Maz 41:10 sudah digenapi pada ay 23 ini? Mungkin ya, tetapi mungkin juga bahwa nubuat itu baru digenapi sesaat lagi, yaitu dalam Yoh 13:26-27 (lihat no 8a di bawah).


7) Matius 26: 24: “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”.


a) Di sini dikatakan ‘Anak Manusia memang akan PERGI.

Pada saat menunjuk pada kelahiran Yesus sebagai manusia di dunia, Kitab Suci menggunakan kata ‘datang’ (bdk. Mat 9:13  Luk 19:10 Yoh 1:9,11  Yoh 10:10  1Tim 1:15). Sekarang pada waktu menggambarkan kematian Yesus, Kitab Suci menggunakan istilah ‘pergi’. Ini menunjukkan keaktifan, kerelaan, kesengajaan Yesus baik pada waktu lahir, maupun pada waktu mati!


b) Kata-kata ‘yang ada tertulis tentang Dia’ menunjuk pada banyak nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama yang menubuatkan kesengsaraan dan kematian Mesias / Yesus, seperti Maz 22  Yes 53  Daniel 9:26a  Maz 41:10 dsb.

Ini menunjukkan bahwa dosa pengkhianatan yang dilakukan oleh Yudas memang sudah ditentukan oleh Allah!


Ajaran Reformed / Calvinisme yang sejati memang mengajarkan bahwa Allah sudah menentukan segala sesuatu dalam arti kata yang mutlak, termasuk dosa, di dalam rencanaNya. Dan semua yang Ia tentukan, pasti akan terjadi!

Untuk menunjukkan bahwa ini bukan ajaran Hyper-Calvinisme (seperti yang dituduhkan / difitnahkan oleh beberapa orang), tetapi betul-betul ajaran Calvinisme yang murni, disini saya memberikan beberapa kutipan kata-kata John Calvin sendiri!


Calvin: “what could be more unreasonable than that the Son of God should be infamously betrayed by a disciple, and abandoned to the rage of enemies, in order to be dragged to an ignominious death? But Christ declares that all this takes place only by the will of God; and he proves this decree by the testimony of the Scripture, because God formerly revealed, by the mouth of his prophet, what he had determined.” [= apa yang bisa lebih tidak masuk akal / melampaui batasan dari pada bahwa Anak Allah harus secara buruk dikhianati oleh seorang murid, dan ditinggalkan pada kemarahan dari musuh-musuh, untuk diseret pada suatu kematian yang hina / memalukan? Tetapi Kristus menyatakan bahwa semua ini terjadi hanya oleh kehendak Allah; dan Ia membuktikan ketetapan ini dengan menggunakan kesaksian Kitab Suci, karena Allah menyatakan, melalui mulut nabiNya, apa yang sudah Ia tentukan lebih dahulu.].


Calvin: “We now perceive what is intended by the words of Christ. It was, that the disciples, knowing that what was done was regulated by the providence of God, might not imagine that his life or death was determined by chance. But the usefulness of this doctrine extends much farther; for never are we fully confirmed in the result of the death of Christ, till we are convinced that he was not accidentally dragged by men to the cross, but that the sacrifice had been appointed by an eternal decree of God for expiating the sins of the world.” [= Sekarang kita mengerti apa yang dimaksudkan oleh kata-kata Kristus. Itu adalah, supaya murid-murid, mengetahui bahwa apa yang terjadi diatur oleh Providensia Allah, tidak membayangkan / mengkhayalkan bahwa hidupNya atau kematianNya ditentukan oleh kebetulan. Tetapi manfaat dari doktrin ini menjangkau jauh lebih jauh; karena kita tidak pernah diteguhkan dengan sepenuhnya dalam hasil dari kematian Kristus, sampai kita diyakinkan bahwa Ia bukan diseret secara kebetulan oleh orang-orang kepada salib, tetapi bahwa korban itu telah ditetapkan oleh suatu ketetapan kekal dari Allah untuk penebusan dosa-dosa dunia.].


Selanjutnya Calvin juga berkata: “Wherefore let us always place before our minds the providence of God, which Judas himself, and all the wicked men - though it is contrary to their wish, and though they have another end in view - are compelled to obey.” [= Karena itu marilah kita selalu mengingat Providensia Allah, terhadap mana Yudas sendiri, dan semua orang-orang jahat (sekalipun hal itu bertentangan dengan harapan mereka, dan sekalipun mereka mempunyai tujuan yang lain), terpaksa untuk taat.].


Calvin juga menyatakan ketidak-setujuannya dengan orang-orang yang beranggapan bahwa Allah bukan menentukan dosa, tetapi hanya mengetahui lebih dulu bahwa dosa akan terjadi. Ini terlihat dari kutipan di bawah ini.


Calvin: “I am aware of the manner in which some commentators endeavour to avoid this rock. They acknowledge that what had been written was accomplished through the agency of Judas, because God testified by predictions what He foreknew. By way of softening the doctrine, which appears to them to be somewhat harsh, they substitute the foreknowledge of God in place of the decree, as if God merely beheld from a distance future events, and did not arrange them according to his pleasure.  But very differently does the Spirit settle this question;  for not only does he assign as the reason why Christ was delivered up, that it was so written, but also that it was so determined. For where Matthew and Mark quote Scripture, Luke leads us direct to the heavenly decree, saying, according to what was determined; as also in the Acts of the Apostles, he shows that Christ was delivered not only by the foreknowledge, but likewise by the fixed purpose of God, (Acts 2:25) and a little afterwards, that Herod and Pilate, with other wicked men, ‘did those things which had been fore-ordained by the hand and purpose of God,’ (Acts 4:27, 28.) Hence it is evident that it is but an ignorant subterfuge which is employed by those who betake themselves to bare foreknowledge.” [= Saya tahu tentang cara yang digunakan oleh beberapa penafsir untuk menghindari batu karang ini. Mereka mengakui bahwa apa yang telah tertulis terlaksana melalui Yudas sebagai agen / perantara, karena Allah memberi kesaksian melalui ramalan apa yang telah Ia ketahui. Mereka melunakkan doktrin ini, yang bagi mereka kelihatannya agak keras, dengan cara menggantikan ‘ketetapan Allah’ dengan ‘pengetahuan lebih dulu dari Allah’, seakan-akan Allah hanya melihat dari jauh hal-hal yang akan terjadi, dan tidak mengaturnya sesuai kehendak / kesenanganNya. Tetapi Roh menjawab / membereskan pertanyaan / persoalan ini dengan cara yang sangat berbeda; karena Ia memberikan alasan mengapa Kristus diserahkan, yaitu bukan hanya karena hal itu sudah tertulis, tetapi juga karena hal itu sudah ditetapkan. Karena dimana Matius dan Markus mengutip Kitab Suci, Lukas mengarahkan kita langsung pada ketetapan surgawi, karena ia berkata: ‘seperti yang telah ditetapkan’; seperti juga dalam Kisah Rasul, ia menunjukkan bahwa Kristus diserahkan bukan hanya oleh pra-pengetahuan, tetapi juga oleh rencana yang tetap dari Allah, (Kis 2:25) dan sebentar lagi, bahwa Herodes dan Pilatus, bersama orang-orang jahat yang lain, ‘melakukan hal-hal yang sebelumnya telah ditentukan lebih dulu oleh tangan dan rencana Allah’, (Kis 4:27,28). Jadi adalah jelas bahwa itu hanya merupakan suatu penipuan yang bodoh yang digunakan oleh mereka yang membawa diri mereka sendiri pada semata-mata pra-pengetahuan.].

Catatan: Kis 2:25 seharusnya adalah Kis 2:23.


Keterangan tentang kutipan di atas: Mat 26:24 dan Mark 14:21 memang mengatakan ‘sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia’. Tetapi ayat paralelnya dalam Lukas mengatakan ‘seperti yang telah ditetapkan (Luk 22:22).


Setelah kutipan di atas, Calvin memberikan argumentasi tambahan untuk menunjukkan bahwa Kitab Suci memang mengajarkan bahwa dosa juga ditentukan oleh Allah. Untuk itu Calvin mengutip Kis 2:23 dan Kis 4:27-28!

Kis 2:23 - “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”.

Kis 4:27-28 - “(27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu.”.


c) ‘Akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu, sekiranya ia tidak dilahirkan’.


1. Ini menunjukkan bahwa sekalipun dosa telah ditentukan oleh Allah, tetapi orang yang berbuat dosa tetap harus bertanggung jawab dan akan dihukum!


Calvin: “Hence we perceive that though men can do nothing but what God has appointed, still this does not free them from condemnation, when they are led by a wicked desire to sin. For though God directs them, by an unseen bridle, to an end which is unknown to them, nothing is farther from their intention than to obey his decrees.” [= Jadi, kami mengerti bahwa sekalipun manusia tidak bisa melakukan apa-apa kecuali apa yang telah Allah tentukan, tetapi hal ini tidak membebaskan mereka dari kutukan / hukuman, pada saat mereka dipimpin oleh keinginan yang jahat untuk berbuat dosa. Karena sekalipun Allah mengarahkan mereka, dengan menggunakan kekang yang tak terlihat, menuju suatu tujuan yang tidak mereka ketahui, tetapi tujuan / maksud mereka sama sekali bukan untuk mentaati ketetapan-ketetapanNya.].


Calvin: “Those two principles, no doubt, appear to human reason to be inconsistent with each other, that God regulates the affairs of men by his Providence in such a manner, that nothing is done but by his will and command, and yet he damns the reprobate, by whom he has  carried into execution what he intended. But we see how Christ, in this passage, reconciles both, by pronouncing a curse on Judas, though what he contrived against God had been appointed by God; not that Judas’ act of betraying ought strictly to be called the work of God, but because God turned the treachery of Judas so as to accomplish His own purpose.” [= Tak perlu diragukan lagi bahwa dalam akal / pikiran manusia dua prinsip ini kelihatannya bertentangan satu dengan yang lain, yaitu bahwa Allah mengatur peristiwa / hal tentang manusia dengan menggunakan ProvidensiaNya sedemikian rupa, sehingga tak ada yang terjadi kecuali oleh kehendak dan perintahNya, tetapi sekalipun demikian Ia mengutuk / menghukum orang-orang yang ditentukan untuk binasa, melalui siapa Ia telah melaksanakan apa yang Ia inginkan. Tetapi kita melihat bahwa dalam bagian ini Kristus mendamaikan keduanya dengan menyatakan suatu kutuk pada Yudas, sekalipun apa yang ia lakukan terhadap Allah telah ditentukan oleh Allah; bukan berarti bahwa tindakan pengkhianatan Yudas bisa disebut sebagai pekerjaan Allah, tetapi karena Allah membalik pengkhianatan Yudas sedemikian rupa untuk mencapai tujuanNya sendiri.].


2. Ini tidak berarti bahwa Rencana Allah itu tidak baik atau kurang baik! Perhatikan kata-kata ‘adalah lebih baik BAGI ORANG ITU sekiranya ia tidak dilahirkan’.

Jadi, bagi Yudas, adalah lebih baik kalau ia tidak dilahirkan / tidak pernah ada! Ini menunjukkan bahwa Ro 8:28 tidak berlaku untuk orang-orang yang bukan pilihan, dan karena itu jangan menggunakan ayat ini untuk menghibur orang yang belum percaya!

Tetapi bagi Allah dan orang-orang pilihan, jelas lebih baik kalau Yudas lahir, karena tanpa Yudas, penebusan oleh Kristus tidak akan terjadi. Karena itulah maka Allah menentukan / merencanakan kelahiran maupun pengkhianatan Yudas, dan melaksanakan rencana itu!

Bandingkan ini dengan Amsal 16:4 yang mengatakan bahwa orang jahatpun diciptakan oleh Allah untuk tujuan tertentu!


3. Kata-kata ini jelas merupakan peringatan, bahkan ancaman, bagi Yudas! Yudas adalah orang yang menerima banyak hal-hal istimewa yang tidak diterima / dialami oleh orang lain, seperti: bertemu dan ikut Yesus secara langsung, mendengar ajaranNya secara langsung, melihat mujijat-mujijatNya secara langsung, melihat kesucianNya secara langsung dsb. Semua ini seharusnya membuat ia percaya kepada Yesus. Tetapi Yudas bukan saja tidak percaya, tetapi ia bahkan mengkhianati dan menjual Yesus! Kalau kita membandingkan semua ini dengan Luk 12:47-48, maka terlihat dengan jelas bahwa Yudas akan ‘menerima banyak pukulan’.


4. Kata-kata ini sebetulnya juga berlaku bagi semua orang yang tidak percaya kepada Kristus! Sekalipun tidak semua mereka akan mengalami hukuman seberat hukuman Yudas, tetapi bagaimanapun juga mereka tetap akan masuk ke neraka, yang adalah tempat yang sangat mengerikan, sehingga bagi siapapun yang masuk ke sana, adalah lebih baik kalau ia tidak pernah dilahirkan!

Karena itu, kalau sampai saat ini saudara belum percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, cepatlah bertobat dan datang kepadaNya!

Dan kalau saudara mempunyai keluarga / teman yang belum percaya, renungkan: apakah saudara ingin mereka mengalami nasib begitu mengerikan sehingga lebih baik bagi mereka kalau mereka tidak pernah dilahirkan?  Kalau saudara tidak ingin hal itu terjadi, banyaklah berdoa untuk pertobatan mereka, dan beritakanlah Injil kepada mereka!


8) Rupa-rupanya peristiwa yang terjadi dalam Yoh 13:23-27a, terjadi di antara ay 24 dan ay 25.

Yoh 13:23-27a - “(23) Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihiNya, bersandar dekat kepadaNya, di sebelah kananNya. (24) Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: ‘Tanyalah siapa yang dimaksudkanNya!’ (25) Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepadaNya: ‘Tuhan, siapakah itu?’ (26) Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. (27a) Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis”.

Jadi, karena dalam ay 23 ini Yesus tetap belum menunjukkan siapa yang akan mengkhianati Dia, maka Petrus menyuruh Yohanes, yang duduk di sebelah Yesus, untuk menanyakan hal itu kepada Yesus (Yoh 13:23-24).


a) Mengapa dalam menjawab pertanyaan Yohanes dalam Yoh 13:25 Yesus tidak langsung saja menjawab: ‘Yudas’? Mengapa Ia harus menunjukkan hal itu dengan memberikan roti kepada Yudas dsb (Yoh 13:26)? Mungkin supaya Yoh 13:18 / Maz 41:10 (perhatikan kata ‘rotiKu) tergenapi!


b) Dalam Yoh 13:27a dikatakan bahwa Yudas kerasukan Iblis. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:


  • Ini tidak berarti bahwa Iblis betul-betul masuk ke dalam diri Yudas. Dengan kata lain, Yudas tidak betul-betul kerasukan.

Jadi, ini berbeda dengan kasus kerasukan seperti dalam Mat 12:22  Mat 17:14-20  Mark 5:1-20 dsb.

Calvin menganggap bahwa istilah ‘kerasukan’ di sini hanya menunjukkan bahwa Yudas dikuasai oleh Iblis.

Saya berpendapat bahwa kata-kata Calvin sangat beralasan, karena orang yang kerasukan setan selalu menunjukkan tanda-tanda tertentu, seperti mengamuk, menjadi kuat, sakit dsb. Sedangkan dalam kasus Yudas, hal-hal itu tidak terjadi.


  • Dalam Yoh 13:2 dikatakan bahwa Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas. Yudas mentaati bisikan Iblis ini, dan akibatnya sekarang ia kerasukan / dikuasai oleh Iblis!

Memang Allah sering menghukum orang yang melakukan suatu dosa, dengan jalan menyerahkan orang itu ke dalam dosa-dosa lain (bdk. Ro 1:24,26,28).

Karena itu, kalau saudara tidak mau hal itu terjadi pada diri saudara, maka janganlah turuti bisikan Iblis, apapun juga yang ia bisikkan! Dan saudara bisa mengenali bisikan Iblis, dengan membandingkannya dengan Firman Tuhan. Semua keinginan dalam hati / pikiran saudara, dan juga semua ajakan dari orang lain, yang bertentangan dengan Firman Tuhan, pasti merupakan bisikan Iblis! Misalnya: keinginan untuk membolos dari kebaktian, ajakan keluarga untuk piknik sehingga tidak memungkinkan ke gereja, keinginan untuk mengutamakan hobby lebih dari Tuhan, dsb.


  • Dalam Luk 22:3 (yang pasti terjadi sebelum Yoh 13:27a) telah dikatakan bahwa Iblis masuk ke dalam Yudas. Mengapa sekarang, dalam Yoh 13:27a dikatakan lagi bahwa Yudas kerasukan Iblis?

  • Saya berpendapat bahwa hal ini menguatkan pandangan Calvin yang mengatakan bahwa Yudas tidak betul-betul kerasukan Iblis, tetapi hanya dikuasai Iblis.

  • Lalu, kalau Luk 22:3 sudah mengatakan bahwa ia dikuasai Iblis, mengapa Yoh 13:27a mengatakan lagi bahwa ia dikuasai Iblis?

Calvin menjawab pertanyaan ini sebagai berikut: Dalam Kitab Suci sering dikatakan ada orang yang percaya kepada Tuhan, padahal sebelum itu ia sudah pernah percaya. Misalnya: murid-murid sudah percaya dalam Yoh 1:35-51. Tetapi lalu dalam Yoh 2:11 dan Yoh 2:22 mereka lagi-lagi dikatakan percaya. Ini jelas menunjukkan pertumbuhan iman mereka. Analoginya, kalau tadi sudah dikatakan dikuasai Iblis, lalu sekarang dikatakan dikuasai Iblis lagi,  itu berarti bahwa Yudas makin dikuasai Iblis!


9) Ay 25: “Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ‘Bukan aku, ya Rabi?’ Kata Yesus kepadanya: ‘Engkau telah mengatakannya.’”.


a) Ada perbedaan antara pertanyaan Yudas dan murid-murid yang lain: pertanyaan Yudas menggunakan kata ‘Rabi’ (= Guru), tidak menggunakan ‘Tuhan’ seperti pertanyaan murid-murid yang lain dalam ay 22.


b) Jawaban Yesus (ay 25b): “Engkau telah mengatakannya”.

  • kata-kata ini berarti ‘ya’.

NIV: ‘Yes, it is you’ (= ya, itu adalah kamu).

Bandingkan juga dengan Mat 26:63-64a - “(63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64a) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya.

  • kata-kata ini tidak diucapkan dengan keras, tetapi dibisikkan sehingga hanya didengar oleh Yudas (jangan lupa bahwa Yudas duduk persis di sebelah kiri Yesus).


10) Setelah ay 25, rupa-rupanya terjadilah Yoh 13:27b-30, dimana Yudas keluar meninggalkan Yesus dan murid-murid yang lain. Jadi, Perjamuan Kudus dalam Mat 26:26-28 tidak diikuti oleh Yudas. Memang kalau kita melihat Luk 22:21 maka kelihatannya Yudas ikut dalam Perjamuan Kudus. Tetapi perlu diingat bahwa dalam Luk 22 ada banyak hal yang ditulis secara tidak chronologis (tak sesuai urut-urutan waktu). Dan ketidak-chronologisan Lukas dalam bagian ini sudah saya tunjukkan di atas.

MATIUS 26:26-30


Mat 26:26-30 - “(26) Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-muridNya dan berkata: ‘Ambillah, makanlah, inilah tubuhKu.’ (27) Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ‘Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. (28) Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. (29) Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan BapaKu.’ (30) Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-muridNya ke Bukit Zaitun”.


1) ‘Ketika mereka sedang makan’ (Matius 26: 26).

Yang dimaksud dengan makan di sini, tentu saja adalah makan Paskah, karena saat itu mereka sedang merayakan Paskah (bdk. ay 18). Jadi, Perjamuan Kudus yang pertama itu dilakukan di tempat yang sama dan pada saat yang sama dengan perayaan Paskah (persis setelah perayaan Paskah tersebut), yaitu:


a) Di sebuah rumah biasa (bdk. ay 18  Mark 14:15  Luk 22:12), bukan di Bait Allah, synagogue / tempat ibadah Yahudi, ataupun gereja.

Dari sini bisa kita dapatkan bahwa Perjamuan Kudus tidak memerlukan tempat tertentu yang sakral dsb, tetapi boleh dilakukan dimana saja! Memang, kalau ada gedung gereja, tentu lebih baik kalau hal itu dilakukan di gedung gereja. Tetapi kalau karena adanya alasan tertentu, kita mau mengadakan Perjamuan Kudus di tempat lain, atau bahkan di luar kota, itu tidak salah.


b) Pada hari Kamis malam (menurut orang Yahudi, itu sudah termasuk hari Jum’at), bukan pada hari Sabat atau Minggu.

Jadi jelaslah bahwa Perjamuan Kudus tidak harus dilakukan pada hari Minggu, tetapi boleh dilakukan pada hari apa saja.


2) ‘Yesus mengambil roti’ (ay 26).

Karena saat ini mereka ada pada masa perayaan Paskah / hari raya roti tak beragi (ay 17,18), maka jelaslah bahwa roti yang mereka pakai untuk Perjamuan Kudus yang pertama ini adalah roti yang tidak beragi. Ingat bahwa pada saat itu mereka harus membuang semua ragi jauh-jauh.

Bdk. Kel 12:15,19-20 - “(15) Kamu makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya; pada hari pertamapun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel. ... (19) Tujuh hari lamanya tidak boleh ada ragi dalam rumahmu, sebab setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, orang itu harus dilenyapkan dari antara jemaah Israel, baik ia orang asing, baik ia orang asli. (20) Sesuatu apapun yang beragi tidak boleh kamu makan; kamu makanlah roti yang tidak beragi di segala tempat kediamanmu.’”.


Ini menyebabkan Adam Clarke beranggapan bahwa kita harus menggunakan roti yang tidak beragi dalam Perjamuan Kudus (Catatan: sepanjang yang saya ketahui ia adalah satu-satunya penafsir yang mempunyai pandangan seperti itu), dan ia juga mengatakan bahwa gereja Lutheran melakukan hal itu.

Saya berpendapat bahwa pembuangan ragi hanya ditekankan untuk Paskah (supaya orang Israel bisa mengingat penderitaan mereka selama dalam perbudakan di Mesir), tetapi tidak untuk Perjamuan Kudus. Dan karena itu, kita tidak perlu menggunakan roti yang tidak beragi!


3) Untuk roti, Yesus mengucap berkat (ay 26), sedangkan untuk anggur Ia   mengucap syukur (ay 27). Mark 14:22-23 juga menceritakan seperti ini.


a) Dua hal ini sebetulnya bersifat interchangeable (= bisa dibolak-balik), dan karena itu tidak perlu dibedakan.

Ini terlihat dari Luk 22:19-20 yang mengatakan bahwa untuk roti, Yesus ‘mengucap syukur’, sedangkan untuk anggur ‘demikian juga’ .

Luk 22:19-20 - “(19) Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kataNya: ‘Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.’ (20) Demikian juga dibuatNya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang ditumpahkan bagi kamu”.

Bdk. 1Kor 11:24-25 - “(24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: ‘Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!’ (25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!’”.


b) Arti dari istilah ‘mengucap berkat’:

Ada yang menganggap bahwa berkat di sini bukan ditujukan pada roti, tetapi ditujukan kepada Allah. Dengan kata lain, Yesus memuji Allah. Tetapi pada umumnya para penafsir berpendapat bahwa di sini Yesus meminta berkat dari Allah untuk roti itu.

Tetapi ini tidak sama seperti doa sebelum makan dimana kita meminta berkat atas makanan yang akan kita makan. Ini terlihat dari Luk 22:17, dimana Yesus sudah mengucap syukur atas cawan I. Awas, cawan I ini bukan cawan Perjamuan Kudus, tetapi cawan perjamuan Paskah. Jadi, Yesus sudah mengucap syukur atas semua makanan / minuman dalam perjamuan Paskah.  Tetapi dalam Luk 22:19-20, Ia mengucap syukur lagi, baik untuk roti, maupun untuk anggur, yang akan digunakan dalam Perjamuan Kudus.


Jadi, Yesus mengucap syukur / berkat sebelum membagikan roti dan anggur, supaya roti dan anggur itu dikuduskan untuk dipakai sebagai sakramen. Karena itu, dalam Perjamuan Kudus, roti dan anggur tidak boleh dianggap sekedar sebagai roti dan anggur biasa, dan tidak boleh diperlakukan dengan tidak hormat, seperti dibuang-buang, diberikan kepada orang yang belum percaya, dibuat sebagai bahan gurauan dsb. Tetapi tentu saja, setelah Perjamuan Kudus selesai, roti dan anggur yang tersisa tidak lagi merupakan barang yang kudus.


c) Kata-kata Yesus pada waktu mengucap syukur / berkat, tidak tercatat dalam Kitab Suci.

Ada orang yang menganggap bahwa Ia mengucapkan syukur / berkat menggunakan kata-kata yang sama seperti yang dilakukan oleh orang- orang Yahudi pada saat mau makan Paskah.

Saya berpendapat bahwa pengucapan syukur yang Yesus lakukan dalam Luk 22:17 (atas cawan I, yaitu cawan perjamuan Paskah) mungkin sama dengan tradisi Yahudi. Tetapi pengucapan syukur / berkat sebelum membagikan roti dan anggur, jelas berbeda.

Kalau Kitab Suci tidak mencatat kata-kata Yesus pada saat itu, maka jelas bahwa kita memang tidak perlu meniru kata-kataNya dalam Perjamuan Kudus.


4) ‘Memecah-mecahkannya’ (ay 26).


a) Ada orang yang mengkontraskan ini dengan domba Paskah yang justru tidak boleh dipatahkan tulangnya (bdk. Kel 12:46  Yoh 19:36).


b) Adam Clarke mengatakan bahwa di sini dikatakan ‘memecah-mecahkan’, bukan ‘memotong / mengiris’, dan karena itu kitapun harus meniru hal itu.

Saya berpendapat bahwa yang penting roti itu dari satu dijadikan banyak. Apakah itu dilakukan dengan memecah atau memotong, tidak jadi soal. Bukankah tubuh Kristus juga tidak dipecah-pecahkan?


c) Pemecahan roti merupakan simbol penyerahan / penghancuran tubuh Kristus untuk kita (bdk. Luk 22:19  1Kor 11:24), dan karena itu maka dalam Perjamuan Kudus, simbol ini (menjadikan roti dari satu menjadi banyak), tidak boleh dibuang.

Karena itu, maka penggunaan hosti dalam Perjamuan Kudus, yang sama sekali membuang pemecahan roti, adalah sesuatu yang salah!


Barnes’ Notes (tentang 1Kor 11:23-24): “It was not a wafer, such as the papists now use; but it was the ordinary bread which was eaten on such occasions” (= itu bukanlah hosti, seperti yang sekarang dipakai oleh para pengikut Paus / orang-orang Roma Katolik, tetapi roti biasa yang dipakai dalam peristiwa-peristiwa seperti itu).


Pulpit Commentary (tentang 1Kor 11:23-24): “The ‘broken’ is nevertheless involved in the ‘he brake it,’ which was a part of the ceremony as originally illustrated. The breaking of the bread ought not, therefore, to be abandoned, as in the case when ‘wafers’ are used” (= kata ‘broken / dipecahkan’ bagaimanapun sudah termasuk dalam ‘he brake it / Ia memecah-mecahkannya’, yang merupakan sebagian dari upacara aslinya. Karena itu, pemecahan roti tidak seharusnya dibuang, seperti dalam kasus dimana digunakan hosti).


Charles Hodge (tentang 1Kor 10:17): “The custom, therefore, of using a wafer placed unbroken in the mouth of the communicant, leaves out an important significant element in this sacrament” (= Karena itu, kebiasaan / tradisi menggunakan hosti, yang diletakkan secara utuh di dalam mulut dari peserta Perjamuan Kudus, menghapuskan suatu elemen yang berarti dan penting dalam sakramen ini).


5) Ay 26: ‘Inilah tubuhKu’; ay 28: ‘Inilah darahKu’.

NIV/NASB: ‘This is my body / blood’ (= ini adalah tubuh / darahKu).

Ada beberapa penafsiran tentang kata-kata Yesus ini:


Arti yang salah:


a) Roma Katolik mengatakan bahwa pada saat itu roti dan anggur betul- betul berubah menjadi tubuh dan darah Yesus. Karena itu doktrin mereka ini disebut Transubstantiation, yang berarti ‘a change of substance’ (= perubahan zat). Kalau ditanya mengapa bau, rasa dan bentuknya tetap seperti roti dan anggur, maka mereka berkata: sekalipun zatnya berubah menjadi tubuh dan darah, tetapi accidents-nya (yaitu: rupa, rasa dan bau) tidak berubah.


b) Gereja Lutheran mempunyai doktrin yang disebut Consubstantiation yang mengatakan bahwa sekalipun roti dan anggur tetap tidak berubah, tetapi tubuh dan darah Kristus ada bersama-sama dengan roti dan anggur. Jadi, mereka percaya bahwa pada saat Perjamuan kudus, Kristus hadir secara jasmani!


Arti yang benar:


Roti dan anggur merupakan simbol dari tubuh dan darah Kristus.

Dasar:


a) Kalau kata-kata Yesus itu mau dihurufiahkan, bagaimana menafsirkan Luk 22:20, yang berbunyi: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu’? Haruskah kita menafsirkan bahwa cawan / anggur berubah menjadi perjanjian?


b) Adam Clarke mengatakan bahwa dalam bahasa Ibrani tidak ada kata yang berarti ‘menggambarkan / menunjukkan / berarti’, dan karena itu kalau mereka mau berkata bahwa ‘A menggambarkan B’ maka mereka berkata ‘A adalah B’.

Contoh:

  • Kej 40:12 (NASB/Lit): ‘the three branches are three days’ (= tiga cabang itu adalah tiga hari).

  • Kej 40:18 (NASB/Lit): ‘the three baskets are three days’ (= tiga keranjang itu adalah tiga hari).

  • Kej 41:26: ‘Ke 7 ekor lembu yang baik itu ialah 7 tahun, dan ke 7 bulir gandum yang baik itu ialah 7 tahun juga’.

  • Kej 41:27 (NIV): ‘The 7 lean, ugly cows that came up after they did are 7 years, and so are the 7 worthless heads of grain scorched by the east wind: They are 7 years of famine’ (= ke 7 lembu yang kurus dan buruk yang keluar setelahnya adalah 7 tahun, dan demikian pula ke 7 bulir gandum yang hampa dan layu oleh angin timur itu: mereka adalah 7 tahun kelaparan).

  • Daniel 7:23-24: ‘... Binatang yang ke 4 itu ialah kerajaan yang ke 4 yang akan ada di bumi, ... Ke 10 tanduk itu ialah ke 10 raja ...’.

  • Daniel 8:21: ‘Dan kambing jantan yang berbulu kesat itu ialah raja negeri Yunani, dan tanduk besar yang di antara kedua matanya itu ialah raja yang pertama’.


Dalam Perjanjian Baru digunakan bahasa Yunani, dan dalam bahasa Yunani ada kata yang berarti ‘berarti / menunjukkan / menggambarkan’. Tetapi anehnya, Perjanjian Baru masih sering mengikuti jejak bahasa Ibrani seperti di atas.

Contoh:

  • Mat 13:37b-39 - ‘(37b) Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; (38) ladang ialah dunia. Benih yang baik itu (ialah) anak-anak Kerajaan dan lalang (ialah) anak-anak si jahat. (39) Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir jaman dan para penuai itu (ialah) malaikat’.

  • 1Kor 10:4 - ‘... batu karang itu ialah Kristus’.

  • Gal 4:24-31 - “(24) Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar - (25) Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab - dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. (26) Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita. (27) Karena ada tertulis: ‘Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami.’ (28) Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. (29) Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini. (30) Tetapi apa kata nas Kitab Suci? ‘Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu.’ (31) Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka”.


Catatan:

  • kata-kata ‘kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji’ (ay 28) seharusnya adalah ‘kamu adalah anak-anak janji menurut Ishak’.

  • kata-kata ‘kita bukanlah anak-anak hamba perempuan’ (ay 31) dalam bahasa Inggris seharusnya adalah ‘we are not children of a maidservant’ (= kami adalah bukan anak-anak seorang hamba perempuan).

  • Wah 1:20: ‘... ke 7 bintang itu ialah malaikat ke 7 jemaat dan ke 7 kaki dian itu ialah ke 7 jemaat’.

  • Masih banyak contoh-contoh lain seperti Luk 8:9  Luk 15:26  Yoh 7:36  Yoh 10:6  Kis 10:17. Tetapi ayat-ayat ini harus dilihat dalam terjemahan NASB.


Kesimpulan:

Dari semua ini terlihat dengan jelas bahwa pada saat Yesus berkata ‘This is my body / blood’ (= Ini adalah tubuh / darahKu), maksudnya ialah: roti / anggur itu menggambarkan tubuh / darahKu.

Jadi, ini sebetulnya sama dengan pada waktu Ia berkata:

  • Akulah pokok anggur yang benar (Yoh 15:1)

  • Akulah pintu (Yoh 10:9).

  • Akulah jalan (Yoh 14:6).

  • Akulah terang dunia (Yoh 8:12  9:5).

  • Akulah roti hidup (Yoh 6:35).


6) Matius 26: 27-28: “(27) Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ‘Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. (28) Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa”.


a) Yang ditekankan tentu saja anggurnya, bukan cawannya. Jadi, dalam Perjamuan Kudus, kita boleh saja memakai cawan, gelas dsb.


b) Dalam Lukas, ada 2 x minum anggur.

Luk 22:17,20 - “(17) Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: ‘Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. ... (20) Demikian juga dibuatNya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang ditumpahkan bagi kamu”.

Yang pertama, yaitu dalam Luk 22:17, bukan Perjamuan Kudus, tetapi Perjamuan Paskah. Yang kedua, yaitu dalam Luk 22:20, adalah Perjamuan Kudus.


c) ‘Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa’ (ay 27b-28).


1. Untuk roti, tidak ada kata-kata ‘kamu semua’ (lihat ay 26), tetapi untuk anggur, kata-kata ini ada.

Bdk. Mark 14:22-23 - “(22) Dan ketika Yesus dan murid-muridNya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ‘Ambillah, inilah tubuhKu.’ (23) Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu”.


Adalah sesuatu yang aneh, bahwa Roma Katolik justru menahan anggurnya (tidak dibagikan kepada jemaat)! Mungkinkah Tuhan menekankan kata ‘semua’ untuk anggur ini karena Ia sudah mengantisipasi kesalahan Gereja Roma Katolik ini?

Bdk. 1Kor 11:26,28 - “(26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. ... (28) Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.

Kedua-duanya disebutkan, dan karena itu jelas keduanya harus dibagikan kepada semua jemaat. Menahan anggur hanya untuk pastor merupakan praktek yang tidak Alkitabiah.


2. Yudas Iskariot tidak termasuk dalam kata-kata ‘kamu semua’ ini, karena ia sudah keluar meninggalkan Yesus dan murid-murid yang lain (Yoh 13:30), dan Yudas memang tidak mendapatkan pengampunan dosa.

Yoh 13:30 - “Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam”. Ini bukan roti Perjamuan Kudus, tetapi roti Perjamuan Paskah.

Juga kata-kata ‘diserahkan bagi kamu’ dan ‘ditumpahkan bagi kamu’ dalam Luk 22:19-20, tidak mencakup Yudas!


d) ‘DarahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa’ (ay 28).


1. Kata-kata ‘darah perjanjian’ terjemahan hurufiahnya: (the) my blood of the covenant.


2. Matius hanya menulis ‘perjanjian’, tetapi Luk 22:20 menuliskan ‘perjanjian baru’.

  • Perjanjian Lama: di Sinai, dengan darah binatang (Kel 24:5-8).

  • Perjanjian Baru: dengan darah Kristus (bdk. Ef 1:7  1Yoh 1:7).


3. Darah Kristus dicurahkan untuk pengampunan / penebusan dosa.

  • kita seringkali berbuat dosa dengan begitu gampang, lalu minta ampun dsb. Kita perlu menyadari dan merenungkan bahwa untuk bisa mengampuni dosa kita, Kristus harus mencurahkan darahNya! Dan karena itu, kita tak boleh berbuat dosa secara sembarangan!

  • banyak orang berdoa minta Tuhan membungkus dirinya dirinya dengan darah Kristus supaya terhindar dari serangan setan. Bahkan ada yang mengusir setan demi darah Yesus! Ini semua menunjukkan pengertian yang salah tentang darah Kristus! Darah Yesus berfungsi untuk mencuci dosa kita, bukan untuk melindungi kita dari serangan setan (yang merupakan tugas dari Roh Kudus), dan lebih-lebih lagi bukan untuk mengusir setan!


e) ‘bagi banyak orang’.

Tidak dikatakan bagi semua orang, tetapi bagi banyak orang! Ayat ini, bersama-sama dengan ayat-ayat lain seperti Yes 53:11-12  Mat 1:21  Mat 20:28  Yoh 10:11,15  Kis 20:28  Ro 8:32-33  Ef 5:25-27 menjadi dasar dari doktrin Calvinisme / Reformed yang disebut Limited Atonement (= Penebusan Terbatas), yang mengajarkan bahwa tujuan Kristus mati di atas kayu salib, bukanlah untuk menebus setiap individu di dunia, tetapi hanya menebus orang-orang pilihanNya saja!


7) Matius 26: 29: “Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan BapaKu.’”.


a) Dalam Injil Lukas, kata-kata ini ada dalam Luk 22:18, yang oleh Lukas ditempatkan sebelum Perjamuan Kudus (Luk 22:19-20).

Ini menyebabkan adanya orang yang menganggap bahwa dalam Perjamuan Kudus yang pertama itu, Yesus tidak ikut makan roti dan minum anggur. Untuk ini, ada dua hal yang perlu kita perhatikan:


1. Di atas sudah berulang-ulang saya tunjukkan bahwa Injil Lukas, khususnya Luk 22, mengandung banyak hal yang disusun secara tidak chronologis (tak sesuai dengan urut-urutan waktu). Jadi, dalam hal ini saya lebih setuju dengan urut-urutan dari Matius dan Markus, yang meletakkan kata-kata ini setelah Perjamuan Kudus.


2. Sekalipun demikian, memang mungkin bahwa Yesus tidak ikut makan roti dan minum anggur dalam Perjamuan Kudus yang pertama itu. Alasannya:

  • Ay 26-28 menekankan supaya murid-murid makan roti dan minum anggur. Yesus hanya dikatakan membagikan roti dan anggur, tetapi tidak pernah dikatakan bahwa Yesus juga ikut makan roti dan minum anggur itu (baca ay 26-28 sekali lagi).

  • Roti dan anggur adalah simbol tubuh dan darahNya sendiri. Makan roti dan minum anggur merupakan persekutuan kita dengan Kristus sendiri.

Bdk. 1Kor 10:16 - “Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?”.

Lalu untuk apa Ia sendiri makan roti dan minum anggur itu? Untuk bersekutu dengan diriNya sendiri?

  • 1Kor 10:17 menunjukkan bahwa dengan makan roti yang satu, itu menunjukkan kesatuan orang-orang kristen sebagai tubuh Kristus.

1Kor 10:17 - “Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu”.

Kalau Kristus ikut makan roti itu, itu menggambarkan Ia juga satu tubuh dengan orang-orang kristen, padahal penggambaran Kitab Suci tentang hal ini adalah: orang-orang kristen adalah tubuh, tetapi Kristus adalah kepalanya!


b) Apa arti kata-kata Yesus ini? Ada 2 macam penafsiran:

1. Ini menunjuk pada Perjamuan Kudus yang dilakukan setelah Kristus bangkit dari antara orang mati (Luk 24:30).

Luk 24:30 - “Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka”.

Calvin tidak setuju dengan penafsiran ini dengan alasan:

  • Luk 24:30 bukanlah Perjamuan Kudus! Yesus selalu makan roti dengan cara seperti itu (bdk. Mat 14:19  15:36).

  • kata-kata ‘dalam Kerajaan BapaKu’ menunjuk keadaan di surga, yang jelas belum terjadi pada saat Yesus bangkit dari antara orang mati.


2. Ini menunjuk pada keadaan di surga.

Dengan kata-kata dalam ay 29a, Ia menunjukkan bahwa sebentar lagi Ia akan mati (sehingga tidak bisa minum anggur lagi). Dan dalam ay 29b, Ia memberikan hiburan dengan menunjuk ke surga, dimana mereka (Yesus dan murid-muridNya, dan juga semua orang yang percaya), akan mengadakan reuni dan pesta kekal di surga.

‘Anggur yang baru’ hanya merupakan simbol dari sukacita dan pesta besar di surga. Bahwa di surga akan ada pesta, bisa terlihat dari:

  • Yes 25:6-8 - “(6) TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya. (7) Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa. (8) Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umatNya akan dijauhkanNya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya”.

  • Mat 8:11 - “Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga”.

  • Mat 25:10 - “Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup”.

  • Luk 22:30 - “bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam KerajaanKu dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel”.

  • Wah 19:9 - “Lalu ia berkata kepadaku: ‘Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.’ Katanya lagi kepadaku: ‘Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.’”.

Jadi, sekalipun saat itu Yesus sudah sangat dekat dengan kematian / salib, tetapi Ia tetap bicara tentang reuni dan pesta dan sukacita di surga!


William Barclay: “To Jesus the cross was never defeat; it was the way to glory. He was on his way to Calvary, but he was also on his way to a throne” (= Bagi Yesus salib tak pernah berarti kekalahan; salib adalah jalan menuju kemuliaan. Ia ada dalam perjalanan menuju Kalvari, tetapi Ia juga ada dalam perjalanan menunju suatu takhta).


Penerapan: kalau saudara mengalami penderitaan karena Kristus, atau kalau saudara sedang memikul salib bagi Kristus, apakah saudara menganggapnya sebagai suatu kekalahan? Tujukanlah pandangan saudara ke surga dimana kita semua akan mengadakan reuni dan pesta kekal dengan Kristus!


8) Matius 26: 30: “Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-muridNya ke Bukit Zaitun”.


a) Ini merupakan nyanyian penutup bagi Perjamuan Kudus itu, dan karena itu ay 30 ini sebetulnya bergabung dengan kontex diatasnya, bukan dengan kontex di bawahnya.


b) Yesus dan murid-muridNya juga menyanyi!

Ada banyak orang yang menekankan nyanyian, tetapi mengabaikan Firman Tuhan. Ini tentu salah! Tetapi ada banyak orang yang jatuh pada extrim yang sebaliknya, yaitu menekankan Firman Tuhan dan mengabaikan nyanyian. Ini terlihat dari banyaknya orang yang terlambat datang dalam Kebaktian dan Pemahaman Alkitab, dan merasa bahwa hal itu tidak apa-apa, karena toh Firman Tuhan belum diberitakan. Perlu saudara sadari bahwa sekalipun dalam kebaktian Firman Tuhan lebih penting dari nyanyian, tetapi nyanyian juga merupakan bagian dari ibadah, yang juga harus dianggap penting!


c) Mereka lalu pergi ke Bukit Zaitun, yang merupakan kebiasaan mereka selama masa Paskah itu (bdk. Luk 22:39).

MATIUS 26:31-35


Mat 26:31-32 - “(31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: ‘Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. (32) Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.’”.


1) Matius 26: 31: ‘tergoncang imanmu’.

RSV/NIV/NASB: ‘fall away’ (= meninggalkan / menjadi lemah).

KJV: ‘be offended’ (= sakit hati / terganggu).

NKJV: ‘be made to stumble’ (= tersandung).

Kata Yunani yang dipakai adalah SKANDALISTHESESTHE, yang berasal dari kata dasar SKANDALIZO yang artinya: ‘menyebabkan seseorang berdosa’ atau ‘menyebabkan seseorang berhenti beriman’.  Kalau kata ini ada dalam bentuk pasif (seperti dalam ay 31 ini), maka bisa berarti: berhenti percaya / jatuh ke dalam dosa.  Kalau kata ini dalam bentuk pasif dan diikuti dengan kata Yunani EN (seperti dalam ay 31 ini), artinya: menolak / meninggalkan / ragu-ragu.

Dalam Mat 11:6 kata Yunani SKANDALISTHEI, yang juga berasal dari kata dasar SKANDALIZO, diterjemahkan ‘kecewa dan menolak’ [NASB: ‘stumbling’ (= tersandung); NIV: ‘fall away’ (= meninggalkan / menjadi lemah)].

Dalam 1Kor 1:23 kata Yunaninya SKANDALON (ini adalah kata bendanya) diterjemahkan ‘batu sandungan’.

Semua ini menunjukkan bahwa Yesus, apalagi Yesus yang tersalib, memang adalah batu sandungan (bdk. Yes 52:14  53:2-3  1Kor 1:23  1Pet 2:6-8).


Penerapan: Dalam hidup kristen ini kita mengikut Kristus, dan karena itu jangan heran ada banyak ‘batu sandungan’. Misalnya:

  • kita hidup beriman dan taat kepada Tuhan, tetapi hidup kita justru penuh dengan penderitaan dan kegagalan. Sedangkan ada banyak orang yang hidup brengsek, tetapi hidupnya justru enak dan berhasil.

  • gereja yang betul-betul memberitakan Injil dan firman Tuhan justru sukar maju, tetapi gereja yang mengajarkan ajaran-ajaran sesat seperti Theologia Kemakmuran dan sebagainya, justru ‘sukses’.

Hal-hal seperti ini gampang sekali menjadi batu sandungan bagi kita maupun orang lain, karena hal ini bisa menyebabkan orang menjadi lemah imannya, kecewa, dan meninggalkan Tuhan.

Pengetahuan / pengertian saudara bahwa Yesus memang adalah suatu batu sandungan, seharusnya membuat saudara tetap setia dan tetap mengikut Kristus dengan benar, dan tidak membiarkan diri saudara tersandung oleh hal-hal seperti itu!


2) Matius 26: 31: ‘kamu semua akan tergoncang imanmu ... Sebab ada tertulis ..’.

Mereka semua akan tersandung; itu pasti akan terjadi karena kalimat itu sudah dinubuatkan dalam Firman Tuhan! Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa dosa mereka sudah ditentukan sehingga pasti akan terjadi.

Bandingkan juga dengan kata-kata Yesus dalam ay 34, yang bukan hanya menentukan terjadinya dosa Petrus, tetapi juga jumlah dosanya (3 x) dan saat terjadinya (yaitu sebelum ayam berkokok 2 x - bdk. Mark 14:30).


3) Ay 31b: “Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai”.

Bdk. Zakh 13:7 - “‘Hai pedang, bangkitlah terhadap gembalaKu, terhadap orang yang paling karib kepadaKu!’, demikianlah firman TUHAN semesta alam. ‘Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai-berai! Aku akan mengenakan tanganKu terhadap yang lemah”.


a) Matius 26: 31: Aku akan membunuh gembala’.

Yesus agak mengubah kata-kata dari Zakh 13:7. Dalam Zakh 13:7 tidak dikatakan secara explicit bahwa Allah / Yahweh yang membunuh gembala itu. Tetapi dalam ay 31b itu Yesus berkata bahwa Allahlah yang akan membunuh gembala (= Yesus) itu. Ini cocok dengan ayat-ayat seperti:

  • Yes 53:10a - “Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan”.

  • Kis 2:23 - “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka”.

  • Kis 4:27-28 - “(27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu”.

  • Ro 8:32 - Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”.

Sekalipun yang membunuh Yesus sebetulnya adalah orang-orang Romawi, tokoh-tokoh Yahudi dsb, tetapi karena Allahlah yang menetapkan hal itu, dan Ia juga yang mengatur sehingga hal itu terjadi, maka dikatakan bahwa Allah yang membunuh Yesus!


b) Kematian gembala akan menyebabkan domba-domba tercerai berai.

Zakharia menggunakan kejadian yang sering terjadi dalam hidup sehari-hari sebagai suatu nubuat. Nubuat ini menunjuk pada kematian Yesus yang menyebabkan murid-muridNya tercerai berai.


c) Ada hiburan dalam kata-kata ini.

Sekalipun murid-murid akan tercerai berai, tetapi mereka adalah domba! Dan karena mereka adalah domba, mereka tidak mungkin binasa.

Bdk. Yoh 10:27-30 - “(27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. (30) Aku dan Bapa adalah satu.’”.


d) Dalam Zakh 13:7c ada kata-kata ‘Aku akan mengenakan tanganKu terhadap yang lemah’. Apa artinya kata-kata ini?

NIV/NASB: ‘I will turn my hand against the little ones’ (= Aku akan membalikkan tanganKu terhadap / menentang domba-domba yang kecil).

Mungkin sekali bahwa adanya kata ‘against’ (= terhadap / menentang) dalam terjemahan bahasa Inggris ini menyebabkan ada penafsir-penafsir yang menafsirkan bagian ini seakan-akan Tuhan tetap melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan bagi domba-domba itu. Albert Barnes mengambil pandangan ini.


Tetapi Calvin menafsirkan bagian ini sesuai dengan arti yang diberikan oleh terjemahan dari Living Bible yang berbunyi: ‘but I will come back and comfort and care for the lambs’ (= tetapi Aku akan kembali dan menghibur dan menjaga / memelihara domba-domba yang kecil). Dan banyak penafsir lain, seperti Adam Clarke, Jamieson, Fausset & Brown, Wycliffe, Keil & Delitzsch juga menafsirkan seperti penafsiran Calvin ini.

Kalau arti ini benar, maka jelas ini merupakan tambahan penghiburan. Jadi Zakh 13:7 itu mengatakan bahwa Allah akan membunuh gembala sehingga domba-domba akan tercerai berai, tetapi Ia akan kembali kepada domba-domba itu dan menghibur / memelihara mereka.


4) Ay 32 boleh dikatakan menjadi penggenapan dari Zakh 13:7c karena kalau ay 31 menunjukkan Yesus akan mati dan murid-murid akan tercerai berai, maka ay 32 ini mengatakan bahwa:


a) Yesus akan bangkit kembali.


b) Yesus akan mengumpulkan mereka kembali di Galilea.

Ay 32: “Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea”.

Kata ‘mendahului’ dalam ay 32 ini sebetulnya berarti ‘to go before’ (= berjalan di depan), yang merupakan tindakan penggembalaan. Tradisi saat itu di sana seorang gembala domba tidak berjalan di belakang, tetapi di depan domba-dombanya.

Bdk. Yoh 10:4 - “Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya”.

Kata-kata Yesus dalam ay 32 ini tergenapi dalam Mat 28:7,10,16-17 dan Mark 16:7.


5) Matius 26: 31-32 ini menunjukkan bahwa keadaan akan menjadi ‘gelap’ bagi murid-murid, tetapi setelah itu akan kembali menjadi ‘terang’.

Penerapan: dalam hidup kita sebagai orang kristen ada saat dimana Allah itu seakan-akan menentang kita, sehingga segala sesuatu kelihatannya kacau dan gelap. Tetapi ingat bahwa itu tidak akan berlangsung selama-lamanya! Pasti akan ada waktunya dimana Allah itu akan ‘kembali’ kepada kita, dan menghibur / memelihara kita, sehingga semua kembali menjadi ‘terang’!

Karena itu, kalau saat ini saudara sedang mengalami saat-saat yang gelap, bersabarlah dan tetaplah setia dan percaya kepada Dia!


6) Ay 31-32 ini menunjukkan bahwa sekalipun Yesus tahu bahwa murid-muridNya akan meninggalkan Dia, tetapi Ia tidak mengecam mereka. Sebaliknya Ia menghibur mereka!


William Barclay:

  • “It is the greatness of Jesus that he knew men at their worst and still loved them” (= Merupakan kebesaran Yesus bahwa Ia tahu hal-hal yang terjelek tentang manusia dan tetap mengasihi mereka).

  • “Jesus has nothing but sympathy for the man who in his weakness is driven to sin” (= Yesus tidak mempunyai apa-apa selain simpati untuk orang yang di dalam kelemahannya jatuh ke dalam dosa).


Memang ada beda antara dosa yang dilakukan oleh Yudas Iskariot dan dosa yang dilakukan oleh murid-murid yang lain. Yudas Iskariot sengaja merencanakan dosa itu, sedangkan murid-murid sebetulnya sama sekali tidak ingin melakukan dosa itu (ay 33,35). Tetapi kelemahan mereka menyebabkan mereka akhirnya jatuh ke dalam dosa itu. Karena itu, Yesus bersikap berbeda terhadap Yudas dan terhadap murid-murid yang lain.

Penerapan: kalau saudara jatuh ke dalam dosa karena kelemahan saudara, apapun juga adanya dosa itu, janganlah mempercayai bisikan setan yang mengatakan bahwa Tuhan benci kepada saudara, meninggalkan saudara dsb! Tuhan tetap mengasihi dan bersimpati kepada saudara! Ia tahu bahwa kita ini adalah debu.


Bdk. Maz 103:8-14 - “(8) TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. (9) Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. (10) Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, (11) tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia; (12) sejauh timur dari barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita. (13) Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. (14) Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu”.


7) Dalam bagian paralelnya dalam Injil Lukas, ada Luk 22:31-32 yang tidak ada dalam Injil Matius. Karena itu mari kita bahas secara singkat Luk 22:31-32 ini.


Luk 22:31-32 - “(31) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, (32) tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.’”.


a) ‘Iblis menuntut’.

RSV/NASB: ‘demanded’ (= menuntut).

KJV: ‘desired’ (= menginginkan).

NIV/NKJV: ‘asked’ (= meminta).

Lit: ‘begged earnestly’ (= mengemis / meminta dengan sungguh- sungguh).

Ini menunjukkan bahwa:


1. Setan ‘berdoa’ dengan sungguh-sungguh supaya diijinkan menyerang dan menghancurkan kita. Bagaimana kalau saudara berdoa? Juga bersungguh-sungguh dan tekun? Atau saudara kalah dibanding dengan setan dalam hal berdoa?


2. Setan selalu dibatasi oleh Tuhan! Bandingkan dengan kasus Ayub. Ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali dengan ijin Tuhan! Dan Tuhan hanya mengijinkan apa yang membawa kebaikan bagi kita yang adalah anak-anakNya (Ro 8:28). Karena itu, bagaimanapun hebatnya serangan setan yang saudara alami, tetaplah tenang dan percaya bahwa Tuhan mengatur semua itu untuk kebaikan saudara!


b) ‘menampi kamu seperti gandum’.


1. Kata ‘kamu’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan bentuk jamak. Jadi, sekalipun kata-kata itu kelihatannya hanya ditujukan kepada Simon Petrus, tetapi jelas ini merupakan peringatan untuk mereka semua.


2. ‘menampi seperti gandum’.

Calvin menganggap bahwa setan mau ‘mengocok’ mereka dengan menggunakan kematian Yesus.

Kelihatannya kata-kata ini berhubungan dengan tradisi menampi gandum pada saat itu. Gandum yang sudah ditumbuk (sekam dan gandum sudah terlepas), lalu diletakkan di tempat yang banyak anginnya, lalu dihambur-hamburkan ke atas. Angin akan meniup sekam (yang lebih ringan) sehingga jatuh ke tempat yang agak jauh. Tetapi gandumnya (yang lebih berat) tetap akan jatuh ke bawah. Dengan cara itu gandum terpisah dari sekamnya.

Jelas bahwa 11 murid itu adalah ‘gandum’, bukan ‘sekam’. Tetapi setan ingin menyerang mereka sedemikian rupa sehingga sekalipun mereka adalah gandum, tetapi mereka tetap terbang / tertiup ke tempat sekam. Dengan kata lain, setan berusaha supaya mereka murtad.


c) Yesus berdoa untuk Petrus.

Tentu Yesus tidak hanya berdoa untuk Petrus saja, tetapi juga untuk murid-murid yang lain, bahkan untuk semua orang yang akan menjadi percaya (bdk. Yoh 17:9-21). Ia memang adalah Juru-syafaat kita!

Bagian ini menunjukkan penting doa syafaat (= doa untuk orang lain). Andaikata Yesus tidak mendoakan Petrus dan murid-murid yang lain, mungkin sekali keinginan setan untuk membuat mereka murtad akan terlaksana.

Sekalipun Yesus adalah Juru-syafaat kita, tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu menaikkan doa syafaat!

Bdk. 1Tim 2:1 - “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang”.

Berapa banyaknya / seringnya saudara menaikkan doa syafaat? Ingat bahwa 1Tim 2:1 itu merupakan perintah, sehingga kalau saudara tidak mau menaikkan doa syafaat, saudara hidup dalam dosa.

Bdk. 1Sam 12:23a - “Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu.


Matius 26:33-35 - “(33) Petrus menjawabNya: ‘Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.’ (34) Yesus berkata kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’ (35) Kata Petrus kepadaNya: ‘Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.’ Semua murid yang lainpun berkata demikian juga”.


1) Ay 33,35a - Petrus sesumbar bahwa ia tidak akan menyangkal Yesus sekalipun ia harus mati untuk itu.


a) Kata-kata Petrus di sini, khususnya pada ay 33, betul-betul menunjukkan kesombongan yang hebat, karena ia menganggap / menilai dirinya sendiri lebih hebat dari murid-murid yang lain.


1. Kalau saudara adalah orang yang sombong, baca dan renungkan ayat- ayat ini:

  • Amsal 16:18 - “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan”.

  • Amsal 18:12 - “Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan”.

  • Amsal 26:12 - “Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu”.

  • Amsal 29:23 - “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian”.

  • 1Kor 10:12 - “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”.

  • 1Pet 5:5 - “Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’”.


2. Kata-kata Petrus ini, dimana ia membandingkan dirinya dengan murid-murid yang lain dan menganggap dirinya sendiri lebih hebat dari murid-murid yang lain, menyebabkan terjadinya pertanyaan Yesus (setelah kebangkitan) yang berbunyi: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari mereka ini?” (Yoh 21:15).

Yang Yesus maksudkan dengan pertanyaan itu, bukanlah ‘Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari engkau mengasihi mereka ini?’, tetapi ‘Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari mereka ini mengasihi Aku?’.


Jadi, di sini Yesus ingin melihat apakah Petrus masih berani menganggap dirinya lebih hebat dari murid-murid yang lain atau tidak. Dan ternyata bahwa pada saat itu Petrus sudah berubah / bertobat! Tetapi ini bisa terjadi karena kejatuhannya yang hebat pada saat ia menyangkal Yesus 3 x (ay 69-75).

Sebelum saudara dipaksa menjadi rendah hati oleh suatu kejatuhan, bertobatlah dari kesombongan saudara!


b) Kata-kata Petrus ini menunjukkan self-confidence (= keyakinan pada diri sendiri).


1. Ia bahkan lebih percaya kepada dirinya sendiri dari pada pada kata-kata Yesus / nubuat firman Tuhan dalam ay 31,34!


Penerapan: apakah saudara sendiri tidak pernah mempercayai diri saudara sendiri lebih dari pada Firman Tuhan? Kalau Tuhan memperingati saudara untuk berjaga-jaga / berhati-hati menghadapi pencobaan dsb, tetapi saudara meremehkan semua itu, dan menganggap diri saudara toh kuat menghadapi semua pencobaan itu, bukankah itu berarti saudara lebih percaya pada diri saudara sendiri dari pada kepada Firman Tuhan? Sebetulnya setiap kali kita meremehkan peringatan dari Tuhan, kita sudah jatuh dalam dosa yang sama seperti yang dilakukan Petrus di sini!


2. Keyakinan pada diri sendiri menyebabkan ia tidak berdoa.

Bandingkan dengan ay 40 yang menunjukkan bahwa di Taman Getsemani, ia tidur pada saat ia seharusnya berdoa. Dan ini justru menyebabkan ia jatuh ke dalam dosa!

Karena itu, berhentilah untuk percaya kepada diri saudara sendiri dan belajarlah untuk bersandar dan percaya kepada Tuhan! (bdk. Yoh 15:5  Fil 4:13).


c) Beberapa kutipan berkenaan dengan kata-kata Petrus dalam ay 33,35 ini.


  • Adam Clarke: “The presumptuous person imagines he can do everything, and can do nothing; thinks he can excell all, and excells in nothing; promises everything, and performs nothing” (= Orang yang sombong mengira ia bisa melakukan segala sesuatu, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa; mengira ia bisa mengungguli semua orang, tetapi tidak unggul dalam hal apapun; menjanjikan segala sesuatu, tetapi tidak melakukan apapun).

Pikirkan / renungkan: apakah saudara termasuk orang seperti ini?


  • Augustine: “He thought he was able, because he felt that he wished” (= Ia mengira ia bisa, karena ia merasa bahwa ia mau / ingin).

Adalah sesuatu yang baik kalau kita bisa mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang baik. Tetapi kita harus sadar bahwa kita juga membutuhkan kekuatan untuk melakukan hal yang baik itu, dan kekuatan itu harus kita minta dari Tuhan! (bdk. Fil 2:12-13  Roma 7:18-19).


  • Pulpit Commentary: “It is easy to talk boldly and carelessly of death at a distance” (= Adalah mudah untuk berbicara dengan berani dan sembarangan tentang kematian, kalau kematian itu masih jauh).

Karena itu janganlah terlalu gegabah untuk berkata bahwa saudara berani mati syahid untuk Tuhan. Saudara mungkin akan punya pikiran yang sangat berbeda pada saat kematian syahid itu betul-betul ada di depan mata saudara!


  • Pulpit Commentary:

“Beware of Peter’s word

Nor confidently say

I never will deny thee, Lord,

But, ‘Grant I never may’

Man’s wisdom is to seek

His strength in God alone

And e’en an angel would be weak

Who trusted in his own”

[= Hati-hatilah dengan kata-kata Petrus

Janganlah berkata dengan penuh keyakinan

Aku tidak akan pernah menyangkal Engkau, Tuhan,

Tapi, ‘Berilah aku (kekuatan) supaya aku tak akan pernah (menyangkal Engkau)’

Hikmat manusia adalah mencari

Kekuatannya di dalam Allah saja

Dan bahkan seorang malaikat akan menjadi lemah

Kalau ia percaya kepada dirinya sendiri].


d) Petrus memang sering mengeluarkan kata-kata / melakukan tindakan berdasarkan impulse (= dorongan hati yang muncul secara tiba-tiba).

Misalnya: Mark 9:5-6  Mat 16:22  Mat 26:51.

Di sini ia menilai dirinya sendiri dan memberikan janji kepada Tuhan, juga berdasarkan impulse. Padahal seharusnya, untuk bisa menilai diri sendiri dan juga untuk mau memberikan janji kepada Tuhan, kita harus memikirkan dan merenungkan lebih dulu!


Penerapan:

  • seringkah saudara menggunakan waktu untuk memikirkan / merenungkan diri saudara sendiri sehingga saudara mengenal diri saudara sendiri dengan benar?

  • apakah saudara sering memberikan janji hanya berdasarkan impulse? Kalau ya, maka saudara pasti termasuk orang yang sangat sering tidak menepati janji!


e) Kesombongan dan keyakinan Petrus pada dirinya sendiri, ternyata diikuti oleh murid-murid yang lain (ay 35b). Mereka semua sombong dan percaya kepada diri sendiri. Akhirnya mereka semua jatuh (ay 56), dan orang yang paling sombong dan yang paling percaya diri sendiri (yaitu Petrus), adalah orang yang paling dalam jatuhnya (ay 69-75)!


2) Matius 26: 34: “Yesus berkata kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’”.

Bdk. Luk 22:34 - “Tetapi Yesus berkata: ‘Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.’”.


a) Ada orang-orang yang menganggap nubuat ini tidak mungkin terjadi, karena ayam adalah binatang haram bagi orang Yahudi, sehingga mereka jelas tidak memelihara ayam. Tetapi perlu diingat, bahwa orang Romawi tidak menganggap ayam sebagai binatang haram, dan mereka memelihara ayam.


b) Nubuat ini penting, karena nanti kokok ayam itulah yang mengingatkan Petrus pada nubuat ini, dan menyadarkannya bahwa ia sudah menyangkal Yesus (ay 74-75).


3) Kata-kata Petrus dan murid-murid yang lain itu tidak dijawab oleh Yesus. Memang tidak ada gunanya berdebat dengan orang-orang yang tegar tengkuk!

Ada saat-saat dimana kita harus meniru tindakan Yesus ini. Kalau saudara berdebat dengan orang-orang yang melakukan debat kusir, atau yang berdebat tanpa dasar, maka sebaiknya saudara menghentikan perdebatan itu!

MATIUS 26:36-46


Sebelum Matius 26:36, terjadi:

  • Yoh 14-17. Ini terlalu panjang untuk dibahas di sini.

  • Lukas 22:35-38. Ini akan saya bahas di sini.


Luk 22:35-38 - “(35) Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?’ (36) Jawab mereka: ‘Suatupun tidak.’ KataNya kepada mereka: ‘Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. (37) Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi padaKu: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.’ (38) Kata mereka: ‘Tuhan, ini dua pedang.’ JawabNya: ‘Sudah cukup.’”.


a) Dalam Luk 22:35-36a, Yesus dan murid-muridNya membicarakan pengutusan murid-murid dalam:

  • Luk 9:1-6 / Mat 10:5-15.

  • Luk 10:1-12,17-20.

Saat itu murid-murid yang diutus oleh Yesus itu tidak kekurangan apa-apa sekalipun mereka pergi tanpa membawa apa-apa.


b) Luk 22:35-36 ini menunjukkan bahwa akan terjadi kontras yang sangat besar antara dulu dan sekarang  (perhatikan kata-kata ‘Tetapi sekarang ini’ dalam ay 36b). Dulu mereka enak, banyak orang mau menerima mereka, menjamu mereka dan sebagainya Tetapi sekarang / sebentar lagi, keadaan akan berubah, dan hidup maupun pelayanan mereka akan menjadi sukar dan berat.


Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari bagian ini:

1. Text-text seperti Luk 9:1-6 / Mat 10:5-15 / Luk 10:1-12,17-20 tidak boleh dijadikan dasar untuk mengutus seorang hamba Tuhan / misionaris tanpa bekal apa-apa.

Luk 22:35-36 ini menunjukkan secara jelas bahwa Luk 9:1-6 / Mat 10:5-15 / Luk 10:1-12,17-20 itu berlaku untuk sementara saja!


2. Tuhan tidak selalu mau melakukan mujijat. Kalau misalnya Tuhan itu mau selalu melakukan mujijat seperti:

  • gagak yang memberi makan Elia.

  • 5 roti dan 2 ikan untuk 5000 orang.

maka jelas bahwa murid-murid itu tetap tidak perlu membawa bekal, uang dan sebagainya!


c) Luk 22:37 - “Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi padaKu: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.’”.


1. Luk 22:37 ini merupakan kutipan dari Yes 53:12.

Kristus yang adalah orang benar itu, harus dianggap sebagai ‘pemberontak’ [NIV/NASB: ‘transgressors’ (= pelanggar hukum)] supaya kita yang adalah pemberontak / pelanggar hukum (bdk. Yes 53:5) bisa dianggap sebagai orang benar! Bdk. 2Kor 5:21.


2. Yesus mengutip Yes 53:12 ini untuk menunjukkan bahwa Firman Tuhan sudah menubuatkan bahwa Ia akan dianggap sebagai pemberontak / pelanggar hukum, dan sebentar lagi nubuat itu akan tergenapi:

  • Mat 26:47,55 - Ia ditangkap seperti penyamun.

  • Mat 26:65 - Ia dianggap sebagai penghujat.

  • Mat 27:63 - Ia dianggap sebagai penyesat [NIV: deceiver (= penipu)].

  • Salib adalah hukuman untuk orang yang sangat jahat dan terkutuk (Gal 3:13  Ul 21:23).

  • Ia mati di antara 2 penjahat (bdk. Yes 53:9,12  Mark 15:27-28).

Karena Ia dianggap sebagai orang jahat, maka jelas murid-muridNya juga tidak akan diterima seperti dulu! Inilah yang menyebabkan hidup dan pelayanan murid-murid akan menjadi berat dan sukar. Ini alasan mengapa kontras dulu dan sekarang itu akan terjadi.


Penerapan: kalau saudara adalah seorang pelayan Tuhan, jangan heran kalau ada orang-orang, bahkan banyak orang, yang tahu-tahu berubah sikap terhadap saudara. Pada saat seperti itu, jangan menujukan pandangan saudara orang-orang itu, tetapi tujukanlah pandangan saudara kepada Tuhan. Ia tidak pernah berubah sikap terhadap saudara!


d) Luk 22:36b - “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang”.


Apa arti ‘pedang’ dalam Luk 22:36b ini? Arti kata ‘pedang’ ini begitu sukar / membingungkan sehingga Adam Clarke berkata sebagai berikut: “I must confess that the matter about the swords appears to me very obscure. I am afraid I do not understand it, and I know of none who does” (= Saya harus mengakui bahwa persoalan tentang pedang ini kelihatan sangat kabur bagi saya. Saya tidak mengertinya dan saya tidak tahu ada orang yang mengerti hal ini).


Ada macam-macam tafsiran tentang kata ‘pedang’ dalam Luk 22:36 ini:


1. Kata ini diallegorikan, dan diartikan sebagai Firman Tuhan (bdk. Ef 6:17). Bahkan ada orang yang menambahkan bahwa ‘2 pedang’ dalam Luk 22:38 menunjuk pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru!


Keberatan terhadap pandangan ini:

  • Tidak ada alasan yang menyebabkan bagian ini boleh dialegorikan seperti itu. Dan kalaupun mau dialegorikan, apa dasarnya untuk mengatakan bahwa pedang melambangkan Firman Tuhan? Bahwa dalam Ef 6:17 pedang menggambarkan Firman Tuhan, itu tidak berarti bahwa di sini artinya juga harus begitu! Disamping itu, kalau ‘pedang’ diartikan sebagai Firman Tuhan, lalu apa artinya kata-kata ‘membeli pedang’? Mereka harus membeli Firman Tuhan? Lalu apa arti kata-kata ‘menjual jubahnya’ dalam kalimat ‘menjual jubahnya dan membeli pedang’?

  • Pada saat itu Perjanjian Baru belum ada! Jadi lucu sekali kalau kata-kata ‘2 pedang’ diartikan menunjuk pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

  • Pedang yang digunakan oleh Petrus dalam Mat 26:51 jelas adalah salah satu dari 2 pedang dalam Luk 22:38! Jadi jelas bahwa itu adalah pedang sungguhan!


2. Ada yang menghurufiahkan kata pedang dalam Luk 22:36 ini. Jadi mereka mengartikan bahwa Yesus betul-betul menyuruh mereka yang tidak mempunyai pedang untuk menjual jubahnya dan membeli pedang.

Keberatan terhadap pandangan ini: kalau memang Yesus menyuruh membeli pedang sungguhan, mengapa waktu Petrus menggunakan pedang itu, Yesus justru menegurnya? Bdk. Mat 26:51-52.

Jawab terhadap keberatan ini: Yesus memaksudkan pedang itu untuk melindungi diri mereka sendiri, bukan untuk melindungi Yesus.

Keberatan terhadap jawaban ini:

  • bahwa orang kristen harus menjaga diri dengan pedang pada waktu mengalami masa sukar dalam pelayanan, adalah sesuatu yang bertentangan dengan seluruh Kitab Suci. Kekristenan tidak pernah boleh dipertahankan / disebarkan dengan kekerasan.

  • setelah Yesus naik ke surga sekalipun tidak pernah ada murid yang betul-betul membawa pedang untuk menjaga diri.


3. Di sini Yesus berbicara secara figurative (= dalam arti kiasan).

Ia tidak memaksudkan mereka betul-betul harus menjual jubah untuk membeli pedang. Seluruh ay 36 hanya menunjukkan bahwa hidup dan pelayanan akan menjadi sukar dan berat, dan karena itu mereka perlu untuk lebih berjaga-jaga / berhati-hati.

Ini adalah pandangan dari mayoritas penafsir, dan inilah pandangan yang saya terima.


e) Luk 22:38 - “Kata mereka: ‘Tuhan, ini dua pedang.’ JawabNya: ‘Sudah cukup.’”.

Luk 22:38a menunjukkan bahwa murid-murid itu salah mengerti kata-kata Yesus. Mereka menghurufiahkan kata-kata Yesus itu!

Tetapi, kalau memang mereka salah mengerti, mengapa Yesus lalu berkata ‘Sudah cukup’ (Luk 22:38b)?


Jawaban saya: Kata-kata ‘sudah cukup’ ini jelas tidak menunjuk pada 2 pedang yang ditunjukkan oleh murid-murid kepada Yesus, karena:


1. Kalau kata-kata ini memang menunjuk pada 2 pedang itu, maka jelas bahwa ‘pedang’ dalam Luk 22:36 mempunyai arti hurufiah. Tetapi kalau ‘pedang’ dalam Luk 22:36 itu mempunyai arti hurufiah, maka jelas bahwa 2 pedang itu tidak mungkin cukup untuk 11 orang. Dengan demikian, kata-kata ‘sudah cukup’ dalam Luk 22:38 itu akan bertentangan dengan kata-kata ‘dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang’ dalam Luk 22:36.


2. Bandingkan kata-kata ‘Sudah cukup’ itu dengan terjemahan dari Kitab Suci bahasa Inggris.

KJV/RSV/NASB: It is enough’.

NIV: That is enough’.

Penggunaan bentuk tunggal seperti itu tidak mungkin menunjuk pada dua buah pedang! Kalau memang me pada dua buah pedang maka seharusnya digunakan kata-kata ‘they are enough’ atau those are enough!


Kalau memang kata-kata ‘sudah cukup’ itu tidak menunjuk pada 2 pedang itu, lalu menunjuk kepada apa? Jelas menunjuk pada pembicaraan mereka. Jadi, Yesus menghentikan pembicaraan tentang hal itu, mungkin karena Ia merasa jengkel dengan kebodohan murid-murid yang selalu tidak mengerti apa yang Ia katakan, atau mungkin karena memang saat itu sudah tidak ada waktu bagiNya untuk menjelaskan hal itu.


Sekarang, mari kita membahas Matius 26:36-46.


Mat 26:36-46 - “(36) Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-muridNya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-muridNya: ‘Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.’ (37) Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus sertaNya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, (38) lalu kataNya kepada mereka: ‘HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.’ (39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’ (40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-muridNya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ‘Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’ (42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!’ (43) Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. (44) Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. (45) Sesudah itu Ia datang kepada murid-muridNya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.’”.


1) Matius 26: 36, dan juga Mark 14:32, mengatakan bahwa tempat itu adalah Getsemani. Tetapi Luk 22:39 mengatakan Bukit Zaitun. Ini bukan kontradiksi, karena Getsemani memang terletak di Bukit Zaitun.

Lukas juga menambahkan kata-kata ‘sebagaimana biasa’ (Luk 22:39), untuk menunjukkan bahwa Yesus pergi ke sana bukan untuk bersembunyi / melarikan diri. Ia pergi ke tempat yang sudah biasa Ia datangi bersama murid-muridNya, dan karena itu Yudaspun tahu akan tempat itu (Yoh 18:1-2).


2) Perasaan Yesus pada saat itu.

Matius 26: 37: ‘sedih dan gentar’. Ini salah terjemahan!

NIV: ‘to be sorrowful and troubled’ (= sedih dan susah).

NASB: ‘to be grieved and distressed’ (= sedih dan susah).

Jadi, dari ayat ini hanya terlihat bahwa Yesus sedih, tetapi tidak terlihat bahwa Ia takut.

Sekarang mari kita perhatikan ayat-ayat paralelnya:

  • Luk 22:44 - ‘Ia sangat ketakutan’. Ini juga salah terjemahan!

NIV: ‘being in anguish’ (= ada dalam kesedihan).

NASB: ‘being in agony’ (= ada dalam penderitaan).

Jadi dari ayat inipun tak terlihat bahwa Yesus takut.

  • Mark 14:33 - ‘sangat takut dan gentar’.

NIV/NASB: ‘deeply / very distressed and troubled’ (= sangat sedih dan susah).

Tetapi di sini terjemahan NIV/NASB juga salah, karena kata yang diterjemahkan ‘distressed’ (= sedih) itu dalam bahasa Yunaninya adalah EKTHAMBEISTHAI yang berasal dari kata EKTHAMBEOMAI, yang sebetulnya berarti ‘be greatly alarmed’ (= sangat takut).

Jadi, dari ayat ini kita bisa melihat bahwa Yesus bukan hanya sedih tetapi juga takut.


Ada hal-hal lain yang menunjukkan bahwa saat itu Yesus takut:

  • doa Yesus dalam ay 39 secara implicit menunjukkan bahwa Ia takut terhadap ‘cawan’, yang menggambarkan murka Allah itu.

  • Luk 22:44b mengatakan bahwa ia mencucurkan peluh seperti darah. Ada yang menganggap bahwa ini betul-betul adalah darah, dan orang-orang ini mengatakan bahwa hal seperti ini memang bisa terjadi (dan pernah terjadi) pada orang yang mengalami ketakutan yang luar biasa.

  • Ibr 5:7 (KJV): ‘... he had offered up prayers and supplications with strong crying and tears unto him that was able to save him from death, and was heard in that he feared (= Ia menaikkan doa dan permohonan dengan tangisan keras dan air mata kepada Dia yang bisa melepaskanNya dari maut, dan didengarkan dalam hal yang Ia takuti).


Bahwa Yesus sedih, itu bukan sesuatu yang aneh, karena saat itu Ia sedang dikhianati oleh Yudas, akan ditinggal oleh murid-muridNya, akan disangkal oleh Petrus, akan ditolak oleh orang-orang Yahudi, dan akan terpisah dari Allah. Dan kesedihan itu juga bukan dosa (Fil 4:4 memang tidak boleh dimutlakkan!). Tetapi bagaimana dengan rasa takut pada diri Yesus pada saat itu? Sekarang mari kita bahas tentang rasa takut yang dialami oleh Yesus itu.


a) Ia bukan takut pada kematian atau penderitaan, tetapi takut pada murka Allah yang akan menimpaNya pada saat Ia menanggung hukuman umat manusia.

William Hendriksen, dalam tafsirannya tentang Mark 14:33, berkata:

“Did he, perhaps, here in Gethsemane see this tidal wave of God’s wrath because of our sin coming?” [= Mungkinkah Ia, di sini di Getsemani, melihat datangnya gelombang pasang (= tsunami) murka Allah karena dosa kita?].

Renungkan: bahwa Yesus bisa takut melihat murka Allah itu, menunjukkan secara jelas betapa hebatnya dan betapa mengerikannya murka Allah atas dosa-dosa kita itu!


Penerapan:

  • untuk saudara yang belum betul-betul percaya kepada Yesus, sadarilah bahwa saudara akan ditimpa oleh murka Allah yang mengerikan itu! Karena itu, cepatlah datang dan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat / Penebus saudara, supaya saudara terhindar dari murka Allah itu.

  • untuk saudara yang mempunyai suami / istri / orang tua / anak / saudara / teman yang belum percaya kepada Yesus, sadarilah bahwa orang-orang yang saudara kasihi itu akan ditimpa oleh murka Allah yang mengerikan itu! Karena itu doakanlah mereka dengan tekun dan sunggguh-sungguh, dan beritakanlah Injil kepada mereka, supaya mereka bisa bertobat dan terhindar dari murka Allah itu!

  • untuk saudara yang seringkali bermain-main dengan dosa, meremehkan dosa dsb, maka sadarilah bahwa murka Allah terhadap dosa adalah sesuatu yang luar biasa! Karena itu, berhentilah berbuat dosa!


b) Apakah rasa takut Yesus di sini menunjukkan bahwa Ia berdosa?

  • Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah berbuat dosa dalam bentuk apapun (Ibr 4:15  2Kor 5:21).

  • Bdk. 1Yoh 4:17-18 - “(17) Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. (18) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih”.

1Yoh 4:18 kelihatannya menujukkan bahwa rasa takut adalah dosa, tetapi kalau saudara baca mulai 1Yoh 4:17 maka saudara akan melihat bahwa ayat itu mengecam rasa takut terhadap hukuman Allah pada akhir jaman. Jelas bahwa ini tidak bisa diterapkan terhadap rasa takut Kristus pada saat ini.

  • Calvin mengatakan:

“In the present corruption of our nature it is impossible to find ardour of affections accompanied by moderation, such as existed in Christ; but we ought to give such honour to the Son of God, as not to judge him by what we find in ourselves” (= Dalam keadaan kita yang berdosa sekarang ini, tidak mungkin untuk mendapatkan perasaan yang tidak berlebihan, seperti yang ada dalam Kristus; tetapi kita harus menghormati Anak Allah dengan tidak menghakimiNya dengan apa yang kita dapatkan dalam diri kita sendiri).

“When Christ was struck with horror at the divine curse, the feeling of the flesh affected him in such a manner, that faith still remained firm and unshaken. For such was the purity of his nature, that he felt, without being wounded by them, those temptations which pierce us with their stings”  (= Ketika Kristus takut pada kutuk ilahi, perasaan dari daging mempengaruhiNya dengan cara sedemikian rupa sehingga iman tetap teguh dan tidak tergoyahkan. Karena begitu murninya hakekatnya, sehingga ia merasa tanpa terluka oleh pencobaan-pencobaan yang akan menusuk kita dengan sengatnya).


Jadi dengan kata-kata ini Calvin memaksudkan bahwa:

  • kita sebagai manusia yang berdosa, sangat berbeda dengan Kristus yang suci murni itu.

  • karena itu kita tak boleh menghakimi Kristus dengan apa yang ada dalam diri kita, karena Ia memang beda dengan kita.

  • pada saat Kristus takut, Ia bisa tetap beriman (kita tak bisa seperti ini), dan karena itu Ia tetap tidak berdosa.


3) Matius 25: 38: Yesus menceritakan perasaanNya kepada murid-muridNya karena Ia membutuhkan dukungan dari murid-muridNya.

Ada 2 hal yang bisa kita pelajari:


a) Mengapa Yesus menginginkan dukungan dari manusia?

Bdk. Yoh 2:24-25 - “(24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia”.

Bukankah dalam Yoh 2:24-25 ini dikatakan bahwa Yesus tahu apa yang ada dalam diri manusia, sehingga Ia tidak mau mempercayakan diriNya kepada manusia? Lalu mengapa sekarang Ia mengharapkan dukungan manusia?


John White: “We crave human support because we have never been truly learned to rest in God. Jesus craved it because divine support was to be taken away” (= Kita sangat menginginkan dukungan manusia karena kita tak pernah betul-betul belajar untuk bersandar kepada Allah. Yesus menginginkan dukungan manusia itu, karena dukungan ilahi akan diambil dari padaNya).


b) Dukungan apa yang Ia harapkan dari murid-muridNya? Ada 2 hal:


1. Kehadiran mereka bersama Dia (bdk. ay 38b,40b: ‘berjaga-jagalah dengan Aku’).

Penerapan: pelayanan dimana kita menemani orang yang sedang sedih, adalah sesuatu yang penting, khususnya kalau orang itu baru ditinggal mati oleh orang yang ia cintai, dikhianati oleh pacarnya dsb.  Maukah saudara menemani orang yang sedang sedih?


2. Doa mereka.

Dengan mengharapkan doa dari murid-muridNya, terlihat dengan jelas bahwa sebetulnya Ia bukannya bersandar kepada manusia, tetapi tetap kepada Tuhan.

Penerapan:

  • kalau saudara mempunyai kesedihan / penderitaan, beranilah untuk menceritakannya kepada saudara-saudara seiman saudara, supaya mereka bisa mendukung saudara dalam doa!

  • kalau ada orang-orang yang curhat / menceritakan kesedihannya / penderitaannya kepada saudara, jangan:

  • bersikap acuh tak acuh.

  • membuatnya sebagai bahan guyonan.

  • di atas segala-galanya, jangan membuatnya sebagai gossip!

Ini akan membuat orang kapok untuk sharing kepada saudara! Yang harus saudara lakukan adalah mendoakan orang itu!


4) Doa Yesus di taman Getsemani.


a) Yesus mau berdoa dan karena itu Ia menyendiri.


1. Mula-mula Ia masih membawa 3 orang murid, yaitu Petrus, Yohanes, dan Yakobus (ay 37a  Mark 14:33).

Mengapa 3 orang ini yang dibawa?

  • karena 3 orang ini memang merupakan murid-murid yang paling dekat dengan Yesus (bdk. Mat 17:1  Mark 5:37).

  • Mungkin Petrus dibawa karena kesombongannya dalam ay 33,35, sedangkan Yohanes dan Yakobus karena kesombongan mereka dalam Mat 20:20-22 / Mark 10:35-39. Dengan melihat pergumulan Yesus di taman Getsemani, mereka akan bisa menyadari bahwa hidup ikut Yesus, apalagi menderita bagi Yesus, tidaklah semudah seperti yang mereka perkirakan.


2. Akhirnya, 3 murid ini juga ditinggal (ay 38-39a  bdk. Luk 22:41), sehingga Yesus betul-betul sendirian.


3. Mengapa Yesus harus menyendiri?

  • supaya Ia bisa lebih berkonsentrasi dalam doa. Hal yang sama terjadi dalam  Mark 1:35 dan Luk 6:12.

Penerapan: apakah saudara berusaha menyendiri dan mencari tempat yang sunyi kalau saudara mau berdoa?

  • kadang-kadang, kalau seseorang mengalami problem yang sangat berat, ia tidak bisa menceritakan hal itu kepada orang lain. Ia tidak bisa berdoa tentang hal itu dalam suatu persekutuan doa. Ia harus berdoa secara pribadi. Inilah yang sedang dialami Yesus, dan karena itulah maka Ia menyendiri untuk berdoa.


b) Doa Yesus: “Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (ay 39).


Ada beberapa hal yang perlu dibahas dari bagian ini:


1. Yang dimaksud dengan ‘cawan’ jelas adalah murka / hukuman Allah. Penggambaran murka / hukuman Allah dengan sebuah cawan / piala yang harus diminum, sering digunakan dalam Kitab Suci (bdk. Maz 11:6  Maz 75:8-9  Yes 51:17,22  Yer 25:15,17,28  Yer 49:12  Hab 2:16  Wah 14:10  Wah 16:19).


2. Dalam doa ini terlihat 2 kehendak dari Yesus, yaitu kehendak ilahi dan kehendak manusia. Ini jelas bertentangan dengan ajaran sesat yang dalam dunia Kristologi, yang disebut Monothelitism, yang mengatakan bahwa Kristus hanya mempunyai 1 kehendak.


3. Arah doa Yesus bisa berubah-ubah. Dalam ay 39 saja kita sudah melihat ada perubahan arah dalam doa. Lalu dalam ay 42, kita melihat bahwa sekalipun inti doanya sama dengan pada ay 39, tetapi jelas bahwa ketakutanNya sudah berkurang sehingga Ia lebih berserah pada kehendak Allah.

Calvin mengatakan bahwa ini merupakan suatu pergumulan dalam doa, dan dalam hal seperti itu permintaan kita memang tidak selalu menuju ke arah yang sama.

Misalnya: saya benci kepada seseorang, dan saya lalu berdoa minta Tuhan membunuh orang itu. Tetapi saya lalu berpikir bahwa Tuhan menyuruh saya mengasihi dan mendoakan musuh, sehingga saya lalu mengubah arah doa saya dan berkata ‘Tuhan ampuni kebencian saya, dan sadarkan orang itu dan berkatilah dia’.


4. Sekalipun ‘cawan’ itu tidak enak, sangat menakutkan bagiNya, tetapi Ia tetap menundukkan diriNya kepada kehendak BapaNya. Di sini Yesus berdoa seperti yang Ia ajarkan dalam doa Bapa Kami (Mat 6:10 - ‘jadilah kehendakMu’ / ‘Thy will be done’). Setiap kita mempunyai ‘Getsemani’ kita, dimana kehendak Tuhan bertentangan dengan kehendak kita. Pada saat seperti itu, kita harus belajar untuk bisa mempunyai sikap seperti sikap Yesus dan berdoa seperti Yesus di sini. Tetapi kenyataannya, dalam keadaan seperti itu, orang Kristen sering mengubah kata-kata Thy will be done’ (= Jadilah kehendakMu) menjadi My will be done’ (= Jadilah kehendakku). Dengan kata lain, ia memaksakan kehendaknya kepada Tuhan!


5. Jangan mengucapkan kalimat ini dalam doa dengan sikap apatis / terpaksa, tetapi dengan penyerahan dan iman bahwa Tuhan selalu mempunyai kehendak yang baik untuk saudara!


c) Ay 39: ‘Jikalau sekiranya mungkin’.

Luk 22:42 - ‘jikalau Engkau mau’.

Mark 14:36 - ‘tidak ada yang mustahil bagiMu’.

Bagaimana mungkin Yesus berdoa menentang Rencana Allah, bahkan mengkontraskan kuasa Allah dengan Rencana Allah?

Calvin mengatakan:

  • ini bukan doa yang direnungkan / disusun lebih dulu!

  • dalam doa kita tidak selalu memikirkan Rencana Allah, juga sering tidak memikirkan apakah doa itu mungkin atau tidak mungkin terjadi. Bandingkan dengan doa Musa dalam Kel 32:33 - “Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’”!

Contoh: kalau kita berdoa untuk pertobatan seluruh dunia, atau supaya semua gereja bisa menjadi Alkitabiah dan Injili, maka ini jelas merupakan doa yang tidak sesuai dengan Rencana Allah. Tetapi kita toh menaikkan doa seperti itu!

  • Yesus bukan mengkontraskan kuasa Allah dengan Rencana Allah, tetapi Ia minta tolong dengan hanya melihat pada kuasa Allah.


d) Yesus berdoa 3 x (ay 39,42,44).

Ay 44 mengatakan ‘doa yang itu juga’ (bdk. Mark 14:39).

Tetapi ini berbeda dengan doa bertele-tele yang dilarang oleh Yesus sendiri dalam Mat 6:7. Ini justru adalah doa yang tekun! (bdk. Luk 18:1-7).

Selama saudara mengucapkan doa dengan ketulusan dan kesungguhan, maka biarpun saudara mengulang-ulang doa saudara, itu jelas bukan doa yang bertele-tele!


e) Dalam pergumulan ini Yesus berjuang sendirian. Ia sebetulnya juga menyuruh murid-muridNya untuk berdoa, tetapi ternyata mereka bukannya berdoa melainkan tidur. Tetapi sekalipun Ia mendapati mereka tidur, Ia tidak lalu ikut tidur, tetapi Ia tetap bergumul dalam doa sampai Ia menang!

Penerapan: kalau dalam persekutuan doa yang hadir hanya saudara saja, apakah saudara lalu tidak jadi berdoa dan ‘tidur’ bersama jemaat yang lain? Atau saudara mau meniru Yesus, yang sekalipun sendirian, tetapi tetap bergumul dalam doa sampai menang?


f) Dalam Lukas dikatakan bahwa Allah mengirimkan seorang malaikat untuk menguatkan Yesus (Luk 22:43).

  • jangan merasa aneh melihat Yesus yang adalah Allah dikuatkan oleh seorang malaikat. Ingat bahwa Yesus adalah Allah dan manusia!

  • ini menunjukkan bahwa pergumulan Yesus saat itu betul-betul luar biasa, sehingga Allah merasa perlu untuk menguatkanNya dengan kehadiran seorang malaikat.

  • ini menunjukkan bahwa asal kita mau berdoa dengan tekun, Tuhan pasti akan memberi kekuatan kepada kita!


g) Ay 45-46: “(45) Sesudah itu Ia datang kepada murid-muridNya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.’”.


Tadi Ia berlutut dalam doa. Tetapi sekarang Ia bangkit berdiri dan menghadapi para penangkapNya dengan berani!


William Barclay: “Jesus rose from his knees to go out to the battle of life. That is what prayer is for. In prayer a man kneels before God that he may stand erect before men. In prayer a man enters heaven that he may face the battles of earth” (= Yesus bangkit dari lututNya untuk menghadapi pertempuran kehidupan. Itulah gunanya doa. Dalam doa seseorang berlutut di hadapan Allah supaya ia bisa berdiri tegak di depan manusia. Dalam doa seseorang masuk ke surga supaya ia bisa menghadapi pertempuran bumi).


5) Murid-murid bukannya berdoa tetapi tidur (ay 40,43).


a) Dalam ay 43 dikatakan bahwa mata mereka sudah berat, tetapi toh mereka ditegur oleh Yesus karena mereka tidak berdoa tetapi tidur. Dalam keadaan biasa, kita memang harus memberikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh kita seperti makanan, minuman, istirahat dsb. Tetapi dalam sikon tertentu, kita harus bisa mengabaikan kebutuhan jasmani itu!

Illustrasi: seorang tentara juga perlu makan, minum, dan istirahat. Tetapi ada saat, dimana ia sedang betul-betul terlibat dalam suatu pertempuran, dimana semua kebutuhan jasmani itu harus disangkal untuk sementara waktu, dan ia harus terus berperang!


b) Luk 22:45 mengatakan bahwa mereka tidur karena dukacita.

Calvin mengatakan hal ini menunjukkan bahwa dalam segala situasi dan kondisi setan selalu menemukan cara untuk membuat kita melupakan / mengabaikan Tuhan dengan tidak berdoa. Kalau semua berjalan lancar, maka kita tidak merasa butuh Tuhan, sehingga kita tidak berdoa. Tetapi kalau problem hebat muncul, kita merasa begitu putus asa, sehingga kita juga tidak berdoa! Karena itu, hati-hatilah dengan semua alasan yang menyebabkan saudara tidak berdoa!


6) Teguran Yesus (ay 40,41).

Ay 40-41: “(40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-muridNya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ‘Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’”.


a) Kata ‘kamu’ dalam ay 40 ada dalam bentuk jamak, dan karena itu sebetulnya teguran ini diberikan kepada murid-murid, bukan hanya kepada Petrus saja. Tetapi ay 40 ini mengatakan bahwa Yesus mengatakan ini kepada Petrus, dan ini menunjukkan bahwa ini paling ditekankan untuk Petrus, karena ialah yang paling sombong (ay 33,35).


b) Ay 41a: ‘jatuh ke dalam pencobaan’.

NASB/Lit: ‘enter into temptation’ (= masuk ke dalam pencobaan).

Artinya jelas bahwa mereka harus berdoa supaya tidak jatuh pada waktu menghadapi pencobaan.

Jadi, perintah ini, dan juga kata-kata ‘janganlah membawa kami ke dalam pencobaan’ dalam Mat 6:13, tidak berarti bahwa kita harus berdoa supaya Allah menghindarkan kita dari pencobaan, tetapi supaya Allah menolong sehingga kita tidak jatuh ke dalam dosa pada waktu dicobai. Ingat bahwa pencobaan adalah sesuatu yang berguna bagi kita (bdk. Yak 1:2-4 Ro 5:3-4), sehingga minta pencobaan dibuang dari kehidupan kita adalah sesuatu yang merugikan. Ini bisa disamakan dengan seorang petinju yang meminta supaya ia tidak diberi sparring partner!


c) Ay 41b: ‘roh memang penurut, tetapi daging lemah’.

Ada 2 kemungkinan arti, yaitu:

  • sekalipun dalam diri kita sudah ada kemauan untuk berbuat baik, tetapi kita tidak punya kekuatan untuk melakukan hal itu. Karena itu kita harus berdoa supaya Tuhan memberikan kekuatan kepada kita untuk melaksanakan kemauan yang baik itu.

  • dalam diri kita ada 2 kekuatan yang tarik menarik (bdk. Gal 5:17  Ro 7:18-20). Kita harus berdoa supaya tarikan ke arah yang baiklah yang menang!


d) Murid-murid tidak bisa menjawah teguran Yesus (Mark 14:40).

Kalau saudara tidak mau berdoa, jangan mengira bahwa saudara akan bisa menjawab teguran Yesus! Karena itu, berdoalah!


7) Ay 45-46: “(45) Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.’”.


a) Yesus menyuruh tidur atau menyuruh bangun?

Pada ay 45 Ia menyuruh mereka tidur / beristirahat, tetapi pada ay 46 Ia menyuruh mereka bangun. Lalu yang mana yang benar? Ada penafsiran-penafsiran yang berbeda tentang bagian ini:


1. Ada yang menterjemahkan ay 45 dalam bentuk pertanyaan yang bersifat menegur.

RSV/NASB: ‘Are you still sleeping and taking your rest?’ (= Apakah engkau masih tidur dan beristirahat?).

NIV/NKJV: ‘Are you still sleeping and resting?’ (= Apakah engkau masih tidur dan beristirahat?).


2. Ada yang menterjemahkan ay 45 sebagai perintah.

Catatan: bahasa Yunaninya memang bisa diterjemahkan sebagai pertanyaan maupun perintah.

KJV/ASV: ‘Sleep on now, and take your rest’ (= Tidurlah sekarang dan beristirahatlah).


Kalau diterjemahkan sebagai perintah, maka ada 2 penafsiran:


a. Perintah untuk tidur / beristirahat ini adalah suatu irony / sindiran. Jadi, sebetulnya Yesus tidak menyuruh mereka tidur / istirahat.


b. Ini betul-betul perintah / ijin untuk tidur.

Kalau ini adalah arti yang benar, maka dianggap bahwa di antara ay 45a dan ay 45b-46 ada selang waktu, yang memberikan mereka kesempatan untuk tidur. Baru setelah itu Yesus berkata: ‘Lihatlah ... Bangunlah ...’.

Bdk. Mark 14:41 - “Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa”.

Kata ‘cukuplah’ di sini secara implicit menunjukkan bahwa ada selang waktu dimana mereka betul-betul tidur.


b) ‘Marilah kita pergi’ (ay 46).

Ini bukan ajakan untuk lari terhadap para penangkap, tetapi justru untuk mendekati para penangkap.


8) Kesimpulan dari semua ini.

Ada kontras yang besar antara Yesus dan murid-muridNya.


Yesus: Murid-murid:

- sedih dan takut. - berani dan percaya diri.

- bergumul dalam doa. - tidak berdoa tetapi tidur.

- menang. - kalah / jatuh.


Yang mana yang ingin saudara tiru?

MATIUS 26:47-56


Mat 26:47-56 - “(47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. (48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.’ (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Salam Rabi,’ lalu mencium Dia. (50) Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Hai teman, untuk itukah engkau datang?’ Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkapNya. (51) Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. (52) Maka kata Yesus kepadanya: ‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. (53) Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? (54) Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?’ (55) Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. (56) Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.’ Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri”.


1) Matius 26: 47: “Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi”.


a) Peristiwa dalam Mat 26:21-25 menyadarkan Yudas bahwa Yesus tahu akan rencana pengkhianatannya. Mungkin ini justru menyebabkan ia menyuruh imam-imam untuk cepat-cepat bertindak untuk menangkap Yesus. Ini menyebabkan akhirnya nubuat Yesus dalam Mat 26:2 tergenapi.


b) Yudas datang dengan serombongan besar orang.

Bdk. Yoh 18:3 - “Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata”.


Dalam Yoh 18:3 ini dikatakan bahwa:

1. Ia membawa sepasukan prajurit dan penjaga Bait Allah. 

Untuk kata ‘pasukan’ di sini digunakan kata bahasa Yunani SPEIRA, yaitu suatu pasukan yang besarnya adalah sepersepuluh legion. Satu legion terdiri dari 6000 orang. Jadi pasukan yang dibawa Yudas berjumlah 600 orang! Padahal mereka hanya mau menangkap Yesus yang hanya disertai oleh belasan orang!

2. Orang banyak itu membawa senjata (bdk. ay 47 - ‘pedang dan pentung’).

3. Mereka juga membawa lentera dan suluh.

Semua ini disebabkan karena dalam masa yang lalu Yesus sudah sering mau ditangkap, tetapi Ia selalu bisa meloloskan diri dengan cara-cara yang aneh (Luk 4:30  Yoh 8:59  10:39). Karena itu, sekarang mereka melakukan persiapan penangkapan sedemikian rupa, supaya mereka tidak gagal dalam menangkap Yesus.


2) Matius 26: 48-50: “(48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.’ (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Salam Rabi,’ lalu mencium Dia. (50) Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Hai teman, untuk itukah engkau datang?’ Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkapNya”.


a) Tanda cium ini untuk orang-orang Romawi dan orang-orang yang tidak mengenal Yesus.


b) Kata ‘cium’ dalam ay 48 menggunakan kata Yunani PHILEIN, yang sekedar berarti mencium. Tetapi kata ‘cium’ dalam ay 49 menggunakan kata Yunani KATAPHILEIN yang menunjuk pada tindakan mencium yang bersemangat dan berulang-ulang, seperti seseorang mencium pacarnya. Ini menunjukkan betapa munafiknya Yudas!

Penerapan: seringkah saudara bersikap / berkata-kata pada seseorang seakan-akan saudara mencintai dia, padahal sebetulnya saudara tidak senang kepadanya? Kalau ya, apa bedanya saudara dengan Yudas?


c) Yesus tahu semua kemunafikan Yudas (ay 50  bdk. Luk 22:48).


3) Dalam Injil Yohanes, ada tambahan yang tidak ada dalam ketiga Injil yang lain, yaitu Yoh 18:4-9 - “(4) Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diriNya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: ‘Siapakah yang kamu cari?’ (5) Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ KataNya kepada mereka: ‘Akulah Dia.’ Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. (6) Ketika Ia berkata kepada mereka: ‘Akulah Dia,’ mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. (7) Maka Ia bertanya pula: ‘Siapakah yang kamu cari?’ Kata mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ (8) Jawab Yesus: ‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.’ (9) Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakanNya: ‘Dari mereka yang Engkau serahkan kepadaKu, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.’”.


a) Yoh 18:6 menunjukkan kuasa yang luar biasa dari Yesus. Ia bisa merebahkan orang hanya dengan suaraNya! Ini menunjukkan bahwa sebetulnya Yesus bisa saja melarikan diri, atau bahkan mengalahkan para penangkapNya, kalau saja Ia mau.


b) Yoh 18:8-9 menunjukkan bahwa Yesus rela ditangkap dan mati, asal murid-muridNya selamat. Ini juga yang Ia lakukan di atas kayu salib. Ia rela mati supaya kita bisa selamat!


4) Matius 26: 51: “Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya”.


a) Dalam Injil Lukas, ada tambahan, dimana murid-murid bertanya kepada Yesus: ‘Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?’ (Luk 22:49). Tetapi sebelum Yesus menjawab pertanyaan itu, Petrus sudah lebih dulu menyerang dengan pedangnya sehingga memutuskan telinga Malkhus (Yoh 18:10).


1. Tindakan ini memang ada segi positifnya, karena ini menunjukkan kasih Petrus yang berkobar-kobar kepada Yesus, dan juga menunjukkan keberaniannya, karena dengan menyerang, ia tentu menghadapi resiko kehilangan nyawanya sendiri.

Penerapan: saudara boleh jadi rajin datang dalam kebaktian dan Pemahaman Alkitab, rajin dalam bersaat teduh dan bahkan dalam melayani dan memberikan persembahan, tetapi apakah dalam diri saudara ada kasih yang berkobar-kobar kepada Yesus, seperti yang ada dalam diri Petrus? Hati-hatilah supaya saudara tidak kehilangan kasih saudara yang semula! (bdk. Wah 2:4-5).


2. Tetapi bagaimanapun juga, tindakan ini ada negatifnya karena:

  • ia tidak menunggu Yesus menjawab pertanyaan dalam Luk 22:49 itu. Ini merupakan tindakan yang mirip dengan tindakan Saul yang tidak mau menunggu Samuel (1Sam 13:1-14).

Penerapan: kalau saudara mau mengetahui dan mentaati kehendak Tuhan, sabarlah dalam menunggu sampai Tuhan menunjukkannya kepada saudara!

  • ini jelas merupakan tindakan yang dilandasi oleh kemarahan dan kebencian.


b) Murid-murid bisa bertanya seperti dalam Luk 22:49, dan Petrus bisa betul-betul menyerang dengan pedang, karena mereka semua salah paham tentang arti kata-kata Yesus dalam Luk 22:36!

Ini menunjukkan bahwa kalau seseorang tidak mengerti / salah mengerti tentang firman Tuhan, maka dengan sendirinya tindakannya juga akan salah! Karena itu, rajinlah dan tekunlah dalam belajar Firman Tuhan!


5) Sikap Yesus.


a) Dalam Luk 22:51 Yesus berkata ‘sudahlah itu’.

NASB: ‘Stop! No more of this’ (= berhentilah! Jangan lagi).

NIV/RSV: ‘No more of this’ (= jangan lagi).

KJV: ‘Suffer ye thus far’ (= tahanlah / biarkanlah sampai sejauh ini).

NKJV: ‘Permit even this’ (= ijinkanlah / biarkanlah bahkan hal ini).

Lit: ‘Permit / allow ye until this’ (= ijinkanlah / biarkanlah sampai sejauh ini).

Dalam bahasa Yunaninya digunakan kata EATE yang berasal dari kata Yunani EAO, yang bisa berarti ‘to allow, to permit, to leave, to let go’ (= membiarkan, mengijinkan, meninggalkan, membiarkan).

Ada 2 kemungkinan tentang kata-kata Yesus ini:

  • Kata-kata ini ditujukan kepada para penangkap. Maka artinya adalah: Yesus meminta supaya mereka memaafkan tindakan Petrus.

  • Kata-kata ini ditujukan kepada murid-muridNya (bukan kepada Petrus saja, karena kata EATE ini merupakan kata perintah bentuk jamak). Maka artinya adalah: Yesus memerintahkan supaya murid-murid menerima / membiarkan kekerasan yang dilakukan terhadap diriNya.

Saya lebih setuju dengan pandangan kedua ini.


b) Matius 26: 52: “Maka kata Yesus kepadanya: ‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang”.


1. Menurut Matthew Henry, Petrus dipersalahkan, karena:

  • Ketergesa-gesaannya, dimana ia sudah bertindak tanpa menunggu jawaban / perintah dari Yesus.

  • Ia memang mempunyai semangat / kasih terhadap Yesus, tetapi semangat itu tidak dilandasi pengetahuan yang benar (bdk. Amsal 19:2 - “Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah”).

  • Tanpa ia sadari, ia membahayakan keselamatan mereka semua, karena apa yang bisa mereka lakukan menghadapi pasukan Romawi itu?

  • Kristus datang untuk membawa damai, dan senjata kita bukanlah senjata duniawi.

Bdk. 2Kor 10:3-4 - “(3) Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, (4) karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng”.

Bdk. juga dengan Ef 6:17 yang mengatakan Firman Tuhan adalah pedang Roh.

Tuhan tidak mau kekristenan dimajukan / dibela dengan kekerasan / senjata duniawi.

  • Apa yang Petrus lakukan tidak berguna, karena kalau Kristus mau Ia bisa berdoa minta Bapa mengirim 12 pasukan malaikat (ay 53).

  • Petrus melakukan hal itu pada saat yang sangat tidak tepat, karena Kristus memang datang dengan tujuan untuk mati menebus dosa manusia. Juga, Kristus bukan hanya harus mati, tetapi harus mati sesuai dengan nubuat Yes 53:7 - “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Kalau Yesus mengijinkan para murid untuk melawan mereka yang mau menangkapNya, atau kalau Ia memanggil pasukan malaikat membantu Dia, maka  nubuat ini tidak tergenapi (bdk. ay 54: “Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?’”.).

  • Kekristenan tidak boleh dipertahankan / disebarkan dengan kekerasan, seperti melalui perang salib dsb.

Seseorang mengatakan: “Violence can beget nothing but violence. Love begets love” (= Kekerasan hanya bisa menurunkan / menghasilkan kekerasan. Kasih menurunkan / menghasilkan kasih).


2. Kata-kata Yesus dalam ay 52 ini bukan berarti bahwa orang Kristen sama sekali tidak boleh membela diri pada waktu diserang. Tetapi Yesus melarang seorang pribadi untuk menentang pemerintah yang ada, supaya damai dan keteraturan umum terjaga / terpelihara. Harus diingat bahwa pada saat itu yang mau menangkap Yesus, adalah tentara Romawi. Biarpun mereka adalah penjajah, dan brengsek, tetapi mereka tetap adalah pemerintah yang berkuasa saat itu.

Bdk. Ro 13:1-2 - “(1) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. (2) Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya”.


Matthew Henry: “Not that the law of Christ overthrows either the law of nature of (or?) the law of nations, as far as those warrant subjects to stand up in defence of their civil rights and liberties, and their religion, ... but it provides for the preservation of public peace and order, by forbidding private persons, qua tales - as such, to resist the powers that are (= Bukan bahwa hukum Kristus menghancurkan hukum alam atau hukum bangsa-bangsa, sejauh hukum-hukum itu membenarkan warga negara berdiri untuk membela hak-hak dan kebebasan pribadi, dan agama mereka, ... tetapi hukum Kristus itu mengurus pemeliharaan damai dan keteraturan umum, dengan melarang seorang pribadi seperti itu, untuk menentang kekuasaan yang ada).


Adam Clarke: “Even the shadow of public justice is not to be resisted by a private person, when coming from those in public authority” (= Bahkan bayangan dari keadilan umum tidak boleh ditentang oleh seorang pribadi, pada waktu itu datang dari mereka yang mempunyai otoritas umum).


3. Dalam ay 52 ini Yesus menegur murid-muridNya dimuka umum. Selain itu Ia menyembuhkan telinga yang putus itu (Luk 22:51b). Ini semua Ia lakukan untuk menunjukkan kepada para penangkapNya bahwa bukan Dia yang menyuruh murid-muridNya membelaNya dengan pedang.

Dari sini terlihat bahwa peneguran dosa tidak selalu harus dilakukan di bawah 4 mata seperti dalam Mat 18:15! Kadang-kadang peneguran bahkan harus dilakukan di depan umum (bdk. 1Tim 5:20  Gal 2:11-14). Jadi, kalau dosa itu mempermalukan Kristus / seluruh kekristenan / gereja, dan peneguran di depan umum itu bisa menetralisir / mengurangi effek negatif yang ditimbulkan oleh dosa itu, maka harus dilakukan peneguran di depan umum!


c) Matius 26: 53: “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?”.


1. ‘lebih dari 12 pasukan malaikat’.

a. Mengapa Yesus menggunakan bilangan 12? Ada 2 pandangan:

  • Yesus menggunakan bilangan 12 karena murid-muridNya ada 12. Jadi, Ia memaksudkan sebagai berikut: dari pada mengandalkan kamu yang 12 orang ini (apalagi salah satu adalah pengkhianat!), Aku bisa minta kepada Bapa untuk mengirimkan lebih 12 pasukan malaikat.

  • Pulpit Commentary (tentang Yoh 18:3): “a legion of angel for each one of the little group” (= satu legion malaikat untuk setiap orang dari grup kecil itu) - ‘The Gospel According to John’, hal 380.

b. Kata ‘pasukan’ di sini adalah ‘legion’ yang merupakan pasukan dengan 6000 tentara! Kalau dari Yoh 18:3 terlihat bahwa pasukan yang menangkap Yesus hanya 1 SPEIRA, yang terdiri dari 600 orang, maka disini dikatakan bahwa Yesus bisa memanggil lebih dari 12 legion malaikat, atau lebih dari 72.000 malaikat! (bdk. 2Raja 6:15-17).

c. Seorang malaikat bisa membunuh 185.000 orang dalam sekejap (2Raja 19:35), apalagi kalau lebih dari 72.000 malaikat!

Ini semua menunjukkan bahwa Yesus sama sekali tidak membutuhkan bantuan dari murid-muridNya / manusia!


2. Yesus bisa berdoa untuk minta lebih dari 12 pasukan malaikat membantuNya, tetapi Ia tidak melakukan hal itu. Mengapa? Karena Ia sendiri memang menghendaki untuk menyerahkan nyawaNya.

Bdk. Yoh 10:17-18 - “(17) Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawaKu untuk menerimanya kembali. (18) Tidak seorangpun mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu.’”.


d) Matius 26: 54: “Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?’”.

Ini salah satu alasan yang menunjukkan kesalahan tindakan Petrus tadi. Dengan tindakan itu ia menghalangi / menentang Rencana Allah yang memang menetapkan bahwa Yesus harus mati untuk menebus dosa umat manusia!


e) Yesus menyembuhkan telinga yang putus itu (Luk 22:51b).

Ini menunjukkan:

  • kasihNya kepada para musuhNya (bdk. Mat 5:44).

  • kemahakuasaannya. Jadi, dalam peristiwa penangkapan ini Ia menunjukkan kemaha-kuasaanNya 2 x. Tadi dalam Yoh 18:6 Ia merebahkan orang hanya dengan suaraNya; dan sekarang Ia menyembuhkan telinga yang putus. Ini menunjukkan keilahian Yesus. Tetapi anehnya, orang-orang yang sudah dibutakan oleh setan itu tetap menangkap Dia!


6) Matius 26: 55: “Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku”.


a) Di sini Yesus sudah diperlakukan sebagai penyamun sesuai dengan kata-katanya dalam Luk 22:37 (bdk. Yes 53:12).


b) Kata-kata Yesus ini menunjukkan bahwa Ia berani mengajar terang-terangan dan ini menunjukkan Ia tidak bersalah. Tetapi orang-orang itu tidak berani menangkapNya secara terang-terangan, dan ini menunjukkan bahwa mereka ada di pihak yang salah!


c) Dalam Luk 22:53b ada tambahan: ‘Inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu’.

  • kalau belum saatnya, maka mereka tidak akan bisa menangkap Yesus (bdk. Yoh 7:44  8:20  10:39). Tetapi karena saatnya sekarang sudah tiba, maka Tuhan memberi mereka kebebasan sehingga mereka bisa menangkap Yesus (bdk. Yoh 19:10-11).

  • Kuasa gelap / setan ikut bekerja dalam diri para penangkap itu, sehingga mereka menangkap dan akhirnya membunuh Yesus.


7) Matius 26: 56: “Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.’ Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri”.

a) Tadi murid-murid berani mati untuk membela Yesus, tetapi sekarang terlihat bahwa mereka takut untuk hidup menderita bagi Tuhan!

Penerapan: adalah sesuatu yang bagus kalau saudara berani mati untuk Tuhan. Tetapi bagaimana kalau Tuhan menyuruh saudara hidup menderita bagi Dia? Kalau saudara merasa berat untuk melakukan hal itu, ingatlah bahwa Ia sudah lebih dulu menderita, berkorban, dan bahkan mati bagi saudara!

b) Dalam Mark 14:51-52 ditambahkan tentang adanya seorang muda yang lari dengan telanjang, saking takutnya akan ditangkap bersama-sama dengan Yesus. Ada orang-orang yang beranggapan bahwa orang ini adalah Markus sendiri, tetapi tentu saja hal ini tidak bisa dipastikan.

c) Larinya semua murid meninggalkan Yesus adalah penggenapan kata-kata Yesus dalam Mat 26:31!

d) Inilah akibat dari tidurnya mereka pada saat mereka seharusnya berdoa! Sekarang mereka jatuh / kalah!

Kalau saudara tidak mau mengalami hal seperti ini, banyaklah berdoa dalam menghadapi pencobaan!

MATIUS 26:57,59-68


Mat 26:57,59-68 - “(57) Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawaNya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. ... (59) Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, (60) tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, (61) yang mengatakan: ‘Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari.’ (62) Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepadaNya: ‘Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?’ (63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadaNya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’ (65) Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya. (66) Bagaimana pendapat kamu?’ Mereka menjawab dan berkata: ‘Ia harus dihukum mati!’ (67) Lalu mereka meludahi mukaNya dan meninjuNya; orang-orang lain memukul Dia, (68) dan berkata: ‘Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?’”.


1) Dalam Injil Lukas, penyangkalan Petrus terhadap diri Tuhan Yesus (Luk 22:54-62), diceritakan lebih dulu dari peristiwa pengadilan Mahkamah Agama terhadap Tuhan Yesus (Luk 22:63-71).

Memang, seperti yang sudah saya katakan berulang-ulang, dalam Luk 22 ada banyak hal yang tidak chronologis  dalam penceritaannya.


2) Yang mengadili Yesus adalah Mahkamah Agama (ay 59) yang disebut Sanhedrin, yang terdiri dari ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi, orang-orang Saduki dan tua-tua bangsa Yahudi, berjumlah 71 orang, dengan Imam Besar sebagai ketua.

Imam Besar saat itu bernama Kayafas. Ini adalah orang yang memutuskan bahwa Yesus harus dibunuh demi seluruh bangsa (bdk. Yoh 11:49-53), dan juga rencana pembunuhan terhadap Yesus dilakukan di rumahnya (ay 3). Orang seperti inilah yang menjadi ketua Mahkamah Agama yang mengadili Yesus! Sudah jelas ia tidak mungkin bersikap adil / mencari kebenaran dalam mengadili Yesus!


Tentang peristiwa ini Calvin berkata: Imam Besar merupakan gambaran satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia; orang-orang yang duduk bersamanya dalam dewan / mahkamah itu menggambarkan seluruh gereja Allah; tetapi semua mereka bersatu untuk memadamkan satu-satunya harapan keselamatan ... Kejahatan manusia yang seperti itu tidak boleh membingungkan orang-orang percaya.


Penerapan: Kalau pada jaman itu saja keadaan gereja bisa begitu jelek, jangan heran kalau saat ini, menjelang akhir jaman, hal itu akan terulang lagi. Bahkan bisa-bisa keadaan gereja akan lebih jelek dari itu! Kalau hal ini terjadi, janganlah saudara, sebagai orang yang percaya, menjadi bingung! Tetaplah setia dan ikut Tuhan dengan tekun!


3) Pengadilan oleh Mahkamah Agama terhadap Yesus (ay 59-66).


a) Pengadilan ini dilakukan dengan melanggar banyak peraturan mereka sendiri, seperti:

1. Pengadilan ini dilakukan pada malam hari.

Sedangkan mereka punya peraturan yang mengatakan bahwa semua kasus kriminal harus disidangkan pada pagi hari. Tetapi mungkin karena mereka takut murid-murid Yesus keburu mendatangkan bala bantuan, maka mereka melanggar peraturan mereka sendiri dan mereka menyidangkan Yesus pada malam hari.

2. Pengadilan ini dilakukan pada masa Paskah.

Padahal mereka punya peraturan yang melarang pengadilan pada Paskah. Kalau mereka tidak bisa menunggu untuk menyidangkan Yesus pada pagi hari, bagaimana mungkin mereka bisa menunggu sampai masa Paskah itu selesai?

3. Mereka juga punya peraturan sebagai berikut: hanya kalau sidang memutuskan bahwa terdakwa tidak bersalah, maka sidang boleh diselesaikan dalam 1 hari. Tetapi kalau sidang memutuskan bahwa terdakwa bersalah, maka harus ada selang waktu 1 malam sebelum vonis  hukumannya dijatuhkan.

Tujuannya adalah supaya ada waktu untuk menumbuhkan rasa belas kasihan terhadap terdakwa di dalam diri para juri / hakim. Tetapi di sini mereka melanggar peraturan ini karena mereka memutuskan bahwa Yesus bersalah dan sekaligus menjatuhkan hukuman mati, tanpa ada selang waktu di antaranya!

4. Mereka juga mempunyai peraturan bahwa saksi palsu harus dihukum mati.

Tetapi di sini bukan saja saksi palsu itu dibiarkan, tetapi mereka sendirilah yang mencari saksi palsu itu (ay 59)!


Dari semua ini Barclay menyimpulkan: “The Jews had reached such a peak of hatred that any means were justified to put an end to Jesus” (= Orang-orang Yahudi telah mencapai puncak kebencian yang sedemikian rupa sehingga mereka membenarkan segala cara untuk mengakhiri / membunuh Yesus).


Penerapan: Apakah saudara juga bertindak seperti ini kalau saudara membenci seseorang dan ingin menyingkirkannya (dari pekerjaan, sekolah, atau bahkan dari gereja!)? Ingat bahwa membenci sudah merupakan dosa dari mana saudara harus bertobat. Apalagi kalau saudara menghalalkan seadanya cara (dusta, fitnah, sumpah palsu, adu domba dsb) untuk melampiaskan kebencian itu!


b) Saksi-saksi palsu (ay 59-61).

1. Ini dicari oleh Mahkamah Agama itu sendiri (ay 59).

Ini membuktikan bahwa mereka bukan mencari / mau menegakkan kebenaran / keadilan! Mereka hanya punya satu keinginan, yaitu membunuh Yesus!

2. Saksi-saksi itu bertentangan satu dengan yang lain (Mark 14:56).

Padahal suatu kesaksian baru dianggap sah kalau ada sedikitnya 2-3 saksi yang tentunya setuju satu dengan yang lain (bdk. Bil 35:30  Ul 17:6  19:15  Mat 18:16  1Tim 5:19  Ibr 10:28).

3. Tuduhan tentang Bait Allah (ay 60b-61).

Ay 61: ‘Aku dapat merobohkan Bait Allah’.

Mark 14:58: ‘Aku akan merobohkan Bait Suci’.

Tuduhan tentang Bait Allah ini sangat tidak masuk akal karena:

  • peristiwa ini terjadi dalam Yoh 2:19, dan ini terjadi 3 tahun yang lalu! Lalu mengapa baru sekarang disidangkan? Jelas bahwa ini hanyalah tuduhan yang dicari-cari!

Catatan: peristiwa penyucian Bait Allah dalam Yoh 2 itu terjadi pada awal pelayanan Yesus. Itu peristiwa yang berbeda dengan penyucian Bait Allah dalam Mat 21:12-13 yang terjadi pada akhir pelayanan Yesus.

  • dalam Yoh 2:19 itu Yesus tidak berkata bahwa Ia dapat ataupun akan merobohkan Bait Allah! Ia berkata: ‘Rombak Bait Allah ini dan dalam 3 hari Aku akan mendirikannya kembali’.

  • Yang Yesus maksudkan dengan ‘Bait Allah’ dalam Yoh 2:19 itu bukanlah ‘Bait Allah’, tetapi ‘tubuhNya sendiri’ (Yoh 2:21-22).

Dalam tuduhan inipun para saksi tidak sependapat. Mark 14:59 - “Dalam hal inipun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain”.


Tuduhan berkenaan dengan Bait Allah juga pernah dialami oleh Stefanus (Kis 6:14), dan Paulus (Kis 21:28).

Kis 6:14 - “sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.’”.

Kis 21:28 - “sambil berteriak: ‘Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!’”.

Memang apa yang dialami oleh Yesus sering menjadi pengalaman pengikutNya!

Bdk. Yoh 15:18,20 - “(15) ‘Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. ... (20) Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firmanKu, mereka juga akan menuruti perkataanmu”.


c) Yesus diam / tidak menjawab (ay 62-63a).


1. Dalam melakukan hal ini, Ia tidak bersalah karena hukum saat itu berkata bahwa terdakwa memang mempunyai hak untuk diam ataupun untuk berbicara [bandingkan dengan kata-kata dalam film-film Amerika kalau ada polisi menangkap penjahat: “You have the right to remain silent. Anything you say can and will be used against you in the court of law” (= kamu mempunyai hak untuk berdiam diri. Apapun yang kamu katakan bisa dan akan digunakan terhadap kamu di dalam pengadilan)].


2. Mengapa Yesus diam / tidak menjawab?

Selama 3 tahun lebih tokoh-tokoh Yahudi sering berusaha menjebak Yesus dengan pertanyaan-pertanyaan. Tetapi waktu Yesus menjawab mereka, tidak pernah mereka bisa menang! Tetapi mengapa kali ini Yesus diam saja? Ada beberapa alasan:

a. Mereka / pertanyaan mereka tidak layak untuk dijawab!

Seseorang mengatakan:

“The personal Word, like the written Word, declines to answer questions that are idle an insincere” (= Firman yang berpribadi, sama seperti Firman yang tertulis, menolak untuk menjawab pertanyaan yang sia-sia dan tak tulus).

Karena itu kalau saudara bertanya kepada Tuhan, jangan mengharapkan jawaban dari Tuhan / Firman Tuhan, kecuali kalau saudara bertanya dengan penuh kesungguhan dan ketulusan!

b. Ia memang tidak mau bebas. Ini adalah saatNya untuk mati menebus dosa kita!

c. Ia diam untuk menggenapi nubuat dalam Yes 53:7 - “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya”.


3. Diamnya / tidak menjawabnya Yesus pada waktu diadili, tidak harus kita tiru! Dalam sikon tertentu boleh ditiru, tetapi dalam sikon yang lain tidak. Alasannya:

a. Ini hanyalah merupakan bagian yang bersifat descriptive (= menggambarkan), bukan didactic (= mengajar), dan karena itu ini tidak boleh dijadikan rumus dalam hidup kita. Hal yang sama kalau kita melihat bahwa Yesus berpuasa 40 hari, Yesus mempunyai hanya 12 murid, Yesus tidak menikah, dsb. Ini tentu bukan sesuatu untuk dijadikan rumus / pedoman hidup!

b. Petrus membela diri pada waktu diadili (Kis 4:1-22  5:26-33), demikian juga dengan Stefanus (Kis 7:1-53) dan Paulus (Kis 22:1-22  23:1-10).

c. Dalam Mat 10:17-20 ada janji bahwa Roh Kudus akan memimpin kita dalam menjawab pertanyaan dalam pengadilan seperti itu! Apa gunanya janji seperti itu kalau kita harus meniru Yesus dengan bungkam 1000 bahasa pada saat diadili?


4. Kesimpulan: kita harus tahu kapan saat berbicara dan kapan saat diam. Bdk. Pengkhotbah 3:7b - “ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara”.

Contoh:

a. Saat diam.

  • waktu mendengar firman Tuhan.

Ingat bahwa sekalipun saudara bisa berbicara sambil terus mendengar firman Tuhan, tetapi orang-orang di sekitar saudara mungkin sekali terganggu konsentrasinya!

  • dalam rapat, kalau ada satu yang berbicara, maka yang lain harus diam dan mendengarkan!

b. Saat berbicara.

  • pada waktu berhadapan dengan orang yang belum percaya, berbicaralah dan beritakanlah Injil kepada dia!

  • pada waktu acara sharing, berbicaralah dan ceritakanlah pengalaman saudara dengan Tuhan, supaya orang yang lain juga bisa merasakan berkat.

  • pada waktu ada hal yang tidak benar terjadi dalam gereja, saudara harus berani berbicara dan berusaha menegakkan kebenaran!


d) Pertanyaan tentang ke-mesias-an Yesus.

Matius 26: 63-66: “(63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadaNya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’ (65) Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya. (66) Bagaimana pendapat kamu?’ Mereka menjawab dan berkata: ‘Ia harus dihukum mati!’”.


1. Pertanyaan dalam ay 63 disertai sumpah demi Allah, sehingga harus dijawab oleh Yesus. Kalau Yesus tidak menjawab pertanyaan seperti itu, Ia merendahkan nama Allah.


2. Jawaban Yesus.

a. Kata-kata ‘Engkau telah mengatakannya’ dalam ay 64a berarti ‘Ya’.

  • Andaikata Yesus menjawab ‘tidak’, maka mereka tidak punya alasan untuk menghukum mati Yesus, dan mungkin sekali mereka harus membebaskan Yesus.

  • Bahwa Yesus tetap mengaku dirinya sebagai Mesias / Anak Allah sekalipun diancam dengan hukuman mati, membuktikan bahwa Ia betul-betul adalah Mesias / Anak Allah.

b. Ay 64b: ini menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua-kalinya (bdk. Daniel 7:13-14). Kata-kata ini menunjukkan bahwa sekalipun sekarang Mahkamah Agama kelihatan menang dan Yesus kelihatan kalah, tetapi nanti Allah akan membalik hal itu. Nanti Yesus akan datang sebagai Hakim, dan Ialah yang menang.

Dua tahun setelah peristiwa ini, Kayafas dan Pontius Pilatus dipecat oleh gubernur Syria yang bernama Vitellius (yang akhirnya menjadi kaisar Romnawi). Akhirnya, Kayafas bunuh diri pada tahun 35 M. Ini menunjukkan bahwa sekalipun di sini Kayafas kelihatannya menang, tetapi akhirnya ia kalah! Hal ini akan dialami oleh setiap orang yang menentang Kristus atau tidak mau percaya / mengikut Kristus!


e) Sikap / keputusan Mahkamah Agama.

Ay 65-66: “(65) Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya. (66) Bagaimana pendapat kamu?’ Mereka menjawab dan berkata: ‘Ia harus dihukum mati!’”.


1. Imam Besar mengoyakkan pakaiannya (ay 65a).


a. Kata ‘pakaian’ dalam ay 65 berasal dari kata Yunani HIMATIA, yang berarti ‘outer garments’ (= pakaian luar). Tetapi dalam bagian paralelnya dalam Mark 14:63, digunakan kata Yunani CHITONAS, yang berarti ‘under garments’ (= pakaian sebelah dalam).

Jadi, Kayafas mengoyakkan pakaian luar maupun dalam.


b. Pada saat Kayafas mengoyakkan pakaiannya, ia melakukan 2 kesalahan sekaligus karena:

  • Imam Besar dilarang mengoyakkan pakaiannya.

Im 21:10 - “Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya.

  • Ia bertindak munafik.

Pada jaman itu, mengoyakkan pakaian adalah suatu tindakan yang umum untuk menyatakan kesedihan atau penyesalan, kadang-kadang atas dosanya sendiri, tetapi juga bisa atas dosa orang lain (Kej 37:29,34  Ayub 1:20  2Raja 18:37  19:1  Kis 14:14). Andaikata Yesus tidak mengakui dirinya sebagai Mesias / Anak Allah, mereka tidak punya alasan untuk menghukum mati Yesus. Tetapi Yesus ternyata tetap mengaku diri sebagai Mesias / Anak Allah, sehingga mereka punya alasan untuk menghukum mati Yesus. Ini pasti membuat Kayafas ingin bersorak karena girangnya. Tetapi yang ia lakukan adalah justru mengoyakkan pakaiannya! Betul-betul seorang pemain sandiwara!


2. Pendapat Mahkamah Agama (ay 66).


a. Yesus harus dihukum mati, karena Ia dianggap menghujat Allah. Memang dalam hukum Taurat dikatakan bahwa orang yang menghujat Allah harus dihukum mati (Im 24:16). Tetapi pengakuan Yesus sebagai Mesias / Anak Allah, punya 2 kemungkinan, yaitu:

  • Ia bukan Anak Allah. Dalam hal ini Ia memang menghujat Allah.

  • Ia betul-betul adalah Anak Allah / Allah sendiri. Dalam hal ini, Ia tidak menghujat, tetapi sebaliknya, menyatakan kebenaran.

Tetapi mereka mengesampingkan kemungkinan ke 2 ini dan menganggap bahwa Yesus menghujat Allah dan karena itu Ia harus dijatuhi hukuman mati.


b. Mereka menjatuhkan vonis hukuman mati itu dengan suara bulat (Mark 14:64). Padahal kalau kita lihat dalam Luk 23:50-51 dikatakan bahwa Yusuf dari Arimatea tidak setuju dengan hal itu. Lalu mengapa saat itu bisa ada suara bulat? Ada 2 kemungkinan:

  • Yusuf dari Arimatea hadir saat itu, tetapi ia tidak berani memberikan suara menentang suara orang banyak.

Penerapan: jangan sekali-kali bertindak pengecut seperti ini!

  • Yusuf dari Arimatea tidak hadir saat itu, sehingga tidak bisa memberikan suara untuk menentang keputusan itu.

Penerapan: ini mengajar setiap majelis / pengurus / panitia untuk selalu berusaha hadir dalam rapat, karena kalau saudara tidak hadir, dan dalam rapat itu diputuskan hal-hal yang salah, maka saudara harus ikut bertanggung jawab atas keputusan itu.


4) Matius 26: 67-68: “(67) Lalu mereka meludahi mukaNya dan meninjuNya; orang-orang lain memukul Dia, (68) dan berkata: ‘Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?’”.


a) Dalam Injil Lukas, bagian ini diceritakan sebelum sidang (Luk 22:63-64). Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Luk 22 mengandung banyak hal yang ditulis tanpa mempedulikan urut-urutan waktu!


b) Dalam Mark 14:65 dan Luk 22:64 dijelaskan bahwa sebelum Yesus dipukuli mukaNya ditutupi lebih dulu. Dan Ia disuruh menerka siapa yang memukuliNya.


5) William Barclay menutup komentarnya terhadap text ini dengan kata-kata ini:

“To this day when a man is brought face to face with Jesus Christ, he must either hate him or love him; he must either submit to him, or desire to destroy him. No man who realizes what Jesus Christ demands can possibly be neutral. He must either be his liege-man or his foe” (= sampai hari ini pada waktu seseorang dihadapkan dengan Yesus Kristus, ia harus membenciNya atau mengasihiNya; ia harus tunduk kepadaNya atau ingin menghancurkanNya. Tak ada orang yang menyadari apa yang dituntut oleh Yesus Kristus bisa bersikap netral. Ia harus menjadi pengikutNya yang setia, atau menjadi musuhNya).


Mayoritas orang Yahudi dan tokoh-tokoh agama Yahudi telah berhadapan dengan Yesus Kristus, dan mereka memilih untuk menjadi musuh Yesus Kristus dan berusaha menghancurkanNya. Bagaimana dengan saudara? 

MATIUS 26:58,69-75


Mat 26:58,69-75 - “(58) Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu. ... (69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: ‘Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.’ (70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: ‘Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud.’ (71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: ‘Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.’ (72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.’ (73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.’ (74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.’ Dan pada saat itu berkokoklah ayam. (75) Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: ‘Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’ Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”.


1) Ay 58,69a: “(58) Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu. ... (69a) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman”.

Petrus mengikuti Yesus dari jauh, lalu duduk di halaman pengadilan. Ada 2 pandangan tentang hal ini:


a) Petrus salah karena ia mengikuti Yesus dari jauh; ia seharusnya tetap dekat dengan Yesus.

Harus diakui bahwa rasa takut seringkali menyebabkan kita mengikut Yesus dari jauh, atau menyebabkan kita sengaja membatasi diri kita supaya tidak terlalu dekat dengan Yesus, atau menyebabkan kita dengan sengaja mempertahankan dosa-dosa tertentu yang jelas menjadi penghalang antara kita dengan Tuhan.

Contoh:

  • karena takut kekurangan uang, kita lalu tidak memberikan persembahan persepuluhan, atau kita bekerja pada hari Minggu, atau kita menghalalkan segala cara dalam mencari uang.

  • karena takut ditolak, dibenci, diejek oleh manusia, maka kita lalu tidak berani memberitakan Injil, sharing, melayani Tuhan, dsb.

  • karena kita tahu bahwa setan pasti akan menyerang kita kalau kita dekat dengan Tuhan dan hidup sesuai kehendak Tuhan, maka kita lalu sengaja menjaga jarak dengan Tuhan!


b) Petrus salah karena ia mendekati bahaya.

Andaikata ia tidak dekat-dekat dengan tempat berbahaya itu, mungkin sekali ia tidak perlu menyangkal Yesus 3 x.

Pada saat iman sedang lemah / kerohanian sedang turun, kita tidak seharusnya mendekati tempat-tempat yang berbahaya yang bisa menjadi jerat bagi kita.


Penerapan: kalau saudara sedang lemah dalam iman, maka janganlah mencari kompensasi dengan mendekati tempat-tempat yang berbahaya seperti:

  • berkumpul dengan pergaulan saudara yang lama, sebelum saudara bertobat

  • bar, night club, tempat pelacuran, tempat perjudian dsb.

Pada saat saudara kuat dalam iman, boleh jadi saudara bisa bertahan menghadapi semua itu, tetapi pada saat saudara sedang lemah, hal-hal seperti itu bisa menjatuhkan saudara ke dalam dosa!


2) Penyangkalan pertama.

Ay 69b-70: “(69b) Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: ‘Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.’ (70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: ‘Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud.’”.


a) Serangan pertama.

Ini dilakukan oleh seorang hamba perempuan (ay 69). Calvin mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa manusia bisa tidak jatuh, hanya karena kasih karunia Allah. Begitu Allah tidak menopang, maka serangan kecilpun akan menjatuhkan. Petrus tidak menyangkal Yesus setelah ditangkap pasukan tentara, atau setelah dihadapkan kepada Mahkamah Agama, atau pada saat mau dihukum mati, tetapi pada waktu ditanyai oleh seorang hamba perempuan. Mayoritas penafsir juga mengecam Petrus karena sudah menyangkal Yesus pada waktu ditanyai hanya oleh seorang hamba perempuan.


Saya meragukan apakah tafsiran seperti ini adalah penafsiran yang benar, karena sekalipun yang menanyai adalah seorang hamba perempuan, tetapi hamba perempuan itu dengan mudah bisa berteriak memanggil orang-orang lain, bahkan tentara, untuk menangkap Petrus.


b) Jawaban / penyangkalan Petrus yang pertama (ay 70  bdk. Luk 22:57).

Penyangkalan ini ia lakukan di depan semua orang (ay 70). Padahal dalam Mat 10:32-33 Yesus melarang murid-muridNya untuk menyangkal di depan orang, dan mengharuskan mereka untuk berani mengakui Dia di depan orang!


1. Boleh jadi saudara belum pernah menyangkal Yesus dengan cara berkata bahwa saudara tidak kenal Yesus, saudara bukan orang kristen dsb. Tetapi ada banyak hal yang sebetulnya juga merupakan penyangkalan terhadap Yesus, seperti:

  • kalau biasanya saudara berdoa dulu sebelum makan, tetapi pada waktu saudara makan bersama / di antara orang-orang kafir (lebih-lebih yang suka mengejek orang kristen), saudara lalu tidak berdoa. Atau saudara berdoa hanya di dalam hati, tanpa menutup mata, dsb, supaya orang-orang di sekitar saudara tidak tahu kalau saudara sedang berdoa. Maka ini jelas adalah suatu penyangkalan terhadap Yesus! Memang tidak salah orang berdoa tanpa menutup mata, tetapi kalau saudara berdoa tanpa menutup mata supaya tidak terlihat sebagai orang kristen, maka saudara jelas sedang menyangkal Yesus!

  • kalau saudara tidak mau diketahui orang bahwa saudara mau pergi ke gereja, atau kalau saudara malu pada waktu kelihatan membawa Kitab Suci, sehingga saudara menyembunyikan Kitab Suci itu, maka itu berarti saudara sedang menyangkal Yesus.

  • kalau saudara tidak menginjili seseorang karena saudara malu dikenal sebagai orang kristen, bukankah saudara sedang menyangkal / tidak mengakui Yesus?

Setiap kali saudara mau menyangkal Yesus karena malu / takut, ingatlah bahwa Yesus tidak malu menjadi manusia, menderita bahkan mati bagi saudara! Bagaimana mungkin saudara malu / takut mengakui Dia?


2. Dalam Mat 16:16 Petrus mengakui Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Tetapi di sini ia menyangkal bahwa ia mengenal Yesus!

  • Ini menunjukkan betapa mudahnya kita mengalami naik turun dalam iman, kerohanian, semangat, dsb. Karena itu, kalau saudara sedang dalam ‘kondisi puncak’ jangan lalu merasa aman dan menjadi gegabah. Dalam waktu yang singkat saudara bisa jatuh ke dasar jurang!

  • Tim LaHaye mengatakan bahwa orang yang termasuk golongan Sanguinis memang mudah sekali untuk naik turun baik dalam iman, sukacita, semangat, dsb. Karena itu, kalau saudara termasuk golongan ini, maka saudara harus extra hati-hati!


3. Penyangkalan Petrus ini menunjukkan bahwa kata-kata Yesus dalam ay 41 (roh memang penurut, tetapi daging lemah) memang benar. Petrus sama sekali tidak ingin menyangkal Yesus (ay 33,35), tetapi sekalipun keinginannya baik, ia tidak mempunyai kemampuan untuk mewujudkan keinginan itu, dan ia jatuh.

Penerapan: apakah saudara termasuk orang yang sering mempunyai keinginan muluk-muluk, tetapi dalam kenyataannya tidak pernah mewujudkan keinginan itu? Kalau demikian, maka setiap kali saudara mempunyai keinginan yang baik, berdoalah supaya Tuhan memberi saudara kekuatan untuk melaksanakan keinginan itu!


c) Dalam Mark 14:68b dikatakan bahwa setelah penyangkalan Petrus yang pertama ini, ayam lalu berkokok (untuk pertama kalinya).

  • Tetapi dalam Kitab Suci Indonesia bagian ini terletak dalam tanda kurung, dan ini menunjukkan bahwa bagian ini diragukan keasliannya, karena adanya perbedaan di antara manuscript-manuscript bahasa Yunaninya.

  • Kalau bagian ini benar, maka kokok ayam yang pertama ini jelas merupakan peringatan bagi Petrus. Tetapi mungkin sekali saking takutnya, Petrus tidak mempedulikan peringatan ini.

Penerapan: hati-hati dengan rasa takut / kuatir! Itu bisa menyebabkan saudara tidak bisa mempedulikan peringatan Tuhan.


3) Penyangkalan kedua.

Matius 26: 71-72: “(71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: ‘Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.’ (72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.’”.


a) Serangan kedua ini dilakukan oleh siapa?

  • dalam ay 71 dikatakan ‘seorang hamba lain’. Ini mirip dengan kata-kata dalam Luk 22:58 yang menyebutkan ‘seorang lain’.

  • tetapi Mark 14:69 mengatakan ‘hamba perempuan itu melihat Petrus lagi’, dan ini menunjukkan bahwa ini adalah hamba yang sama dengan hamba yang pertama tadi.

  • sedangkan dalam Yoh 18:25 dikatakan ‘orang-orang’.

Jadi kesimpulannya: yang menanyai Petrus kali ini ada lebih dari satu orang, yaitu hamba perempuan yang tadi sudah menanyainya, hamba yang lain, dan mungkin ada orang-orang lain lagi. Ini menunjukkan bahwa serangan kedua ini lebih hebat dan lebih kuat dari pada serangan pertama! Jelas bahwa pada waktu setan melihat bahwa Petrus jatuh karena serangan pertama, ia menjadi lebih bersemangat dalam menyerang Petrus!


Penerapan: jangan sembarangan tunduk / menyerah pada serangan setan, karena hal itu akan mengundang serangan yang lebih hebat!


b) Jawaban Petrus terhadap serangan kedua ini:

  • Terhadap serangan kedua ini Petrus menyangkal Yesus lagi dengan berkata: “Aku tidak kenal orang itu” (Lit: ‘I don’t know the man’). Ia bukan hanya mengatakan bahwa ia tidak mengenal Yesus, tetapi ia menyebut Yesus, Tuhan dan Gurunya, Mesias dan Anak Allah, dengan sebutan ‘orang itu / the man’ (bdk. Mark 14:71)!

  • Kali ini ia merasa tidak cukup sekedar menyangkal Yesus, dan karena itu ia menyangkalnya dengan bersumpah (ay 72)!

  • Ini menunjukkan kejatuhan yang lebih hebat dari kejatuhan pertama tadi!


4) Penyangkalan ketiga.

Matius 26: 73-75: “(73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: ‘Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.’ (74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: ‘Aku tidak kenal orang itu.’ Dan pada saat itu berkokoklah ayam. (75) Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: ‘Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.’ Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya”.

Bdk. Luk 22:59 - “Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: ‘Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.’”.


a) Serangan ketiga (Matius 26: 73).

Serangan ini lebih hebat lagi dari serangan kedua. Ini terlihat dari:

  • ‘orang-orang’ (ay 73).

Yang menanyainya adalah banyak orang. Bahkan menurut Yoh 18:26 diantara orang-orang yang bertanya itu, terdapat seorang hamba Imam Besar, yang adalah keluarga dari hamba yang telinganya dipotong oleh Petrus!

  • Pasti engkau juga salah seorang dari mereka’ (ay 73).

  • ‘Itu nyata dari bahasamu (ay 73).

NASB: ‘the way you talk’ (= caramu berbicara).

NIV: ‘your accent’ (= logatmu).

Jadi mereka mengenali logat Petrus sebagai logat Galilea, sama dengan Tuhan Yesus!

Kesimpulan: serangan setan makin lama makin hebat!


b) Kalau tadi Petrus sudah menyangkal dengan bersumpah, maka sekarang ia menyangkal disertai dengan sumpah dan kutuk (ay 74)! Artinya ia rela kena kutukan tertentu kalau sumpahnya itu tidak benar (bandingkan dengan orang yang berkata ‘sumpah mati disamber geledek’).

Ini menunjukkan kejatuhan yang lebih hebat lagi dari pada kejatuhan yang kedua! Memang dosa satu selalu menarik pada dosa yang lain yang lebih hebat!


c) Setelah penyangkalan ketiga ini, ayam berkokok (ay 74b).

Mark 14:72 mengatakan bahwa ini adalah kokok ayam yang kedua-kalinya, tetapi kata-kata ‘untuk kedua kalinya’ dan ‘dua kali’ itu diragukan keasliannya karena adanya perbedaan manuscript (lihat footnote NIV). Demikian juga dengan kata-kata ‘dua kali’ dalam Mark 14:30.


d) Kokok ayam ini mengingatkan Petrus akan kata-kata Yesus (ay 75  bdk. ay 34). Tetapi dari Luk 22:60-61 terlihat bahwa setelah ayam berkokok, Yesus berpaling memandang kepada Petrus, dan ini menyebabkan Petrus ingat akan kata-kata Yesus.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari bagian ini:


1. Peringatan Yesus dalam ay 34, maupun kokok ayam di sini, kalau tidak disertai pekerjaan Tuhan (Yesus berpaling dan memandang kepada Petrus), akan sia-sia belaka.

Charles Haddon Spurgeon:

“When Peter first denied his Master a cock crew. Peter must have heard that crowing, or he would not have communicated the fact to the evangelists who recorded it. But though he heard it, he was an example of those who have ears, but hear not. One would have thought that the warning would have touched his conscience; but it did not; and when the cock crowed a second time, after he had committed three denials, it might not have awakened him from his dreadful sleep if a higher instrumentality had not been used, namely, a look from the Lord Jesus” (= Pada waktu Petrus pertama kalinya menyangkal Tuannya, ayam berkokok. Petrus pasti mendengar kokok itu, atau ia tidak akan menyampaikan fakta itu kepada para penginjil yang mencatatnya. Tetapi sekalipun ia mendengarnya, ia merupakan contoh dari mereka yang mempunyai telinga, tetapi tidak mendengar. Seseorang mengira bahwa peringatan ini menyentuh hati nuraninya; tetapi itu tidak menyentuhnya; dan pada waktu ayam berkokok untuk kedua-kalinya, setelah ia melakukan 3 penyangkalan, itu mungkin tidak membangunkannya dari tidurnya yang menakutkan, seandainya alat pembantu yang lebih tinggi tidak digunakan, yaitu, pandangan dari Tuhan Yesus) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 12, hal 22.


Catatan: Satu-satunya catatan tentang kokok pertama dari ayam yang terjadi setelah penyangkalan Petrus yang pertama dicatat dalam Mark 14:68b, tetapi kata-kata ‘dan berkokoklah ayam’ dalam Mark 14:68b itu ada dalam tanda kurung, yang menandakan bahwa bagian itu diragukan keasliannya.


2. Pada waktu Yesus berpaling dan memandang kepada Petrus:

  • Ia pasti memandang dengan kasih, bukan dengan melotot / marah!

  • mungkin sekali wajahNya bengkak karena pukulan-pukulan dalam ay 67-68. Ini pasti merupakan sesuatu yang sangat ‘berbicara’ kepada Petrus.


3. Mengapa Yesus tidak berpaling dan memandang kepada Petrus sebelum Petrus menyangkalNya, atau setelah penyangkalan pertama atau kedua? Mengapa Ia menunggu sampai Petrus telah menyangkalNya sebanyak 3 x? Ini merupakan bukti bahwa Allah juga mengatur segala sesuatu sehingga dosa terjadi seperti yang Ia tentukan!


4. Mengomentari Luk 22:60-61, Charles Haddon Spurgeon berkata:

“God has all things in his hands, he has servants everywhere, and the cock shall crow, by the secret movement of his providence, just when God wills; and there is, perhaps, as much of divine ordination about the crowing of a cock as about the ascending of an emperor to his throne. Things are only little and great according to their bearings; and God reckoned not the crowing bird to be a small thing, since it was to bring a wanderer back to his Saviour, for, just as the cock crew, ‘The Lord turned, and looked upon Peter.’ That was a different look from the one which the girl had given him, but that look broke his heart” [= Allah mempunyai / memegang segala sesuatu di tanganNya, Ia mempunyai pelayan di mana-mana, dan ayam akan berkokok, oleh gerakan / dorongan rahasia dari providensiaNya, persis pada saat Allah menghendakinya; dan di sana mungkin ada pengaturan / penentuan ilahi yang sama banyaknya tentang berkokoknya seekor ayam seperti tentang naiknya seorang kaisar ke tahtanya. Hal-hal hanya kecil dan besar menurut hubungannya / sangkut pautnya / apa yang diakibatkannya; dan Allah tidak menganggap berkokoknya burung / ayam sebagai hal yang kecil, karena itu akan membawa orang yang menyimpang kembali kepada Juruselamatnya, karena, persis pada saat ayam itu berkokok, ‘berpalinglah Tuhan memandang Petrus’. Ini adalah pandangan yang berbeda dengan pandangan yang tadi telah diberikan seorang perempuan kepadanya (Luk 22:56), tetapi pandangan itu menghancurkan hatinya] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 12, hal 20.


e) Petrus pergi ke luar (Matius 26: 75).

Mengapa orang-orang yang mencurigai dan bahkan memastikan bahwa Petrus adalah pengikut Yesus ini membiarkan Petrus pergi? Mengapa mereka tidak menangkap dan membunuh Petrus? Jelas bahwa di sini Tuhan bekerja dan mengatur sehingga hal itu tidak terjadi. Dengan demikian Petrus tidak akan binasa / mati (bdk. Yoh 17:12  18:8-9), dan ia juga tidak perlu menyangkal Yesus lebih dari 3 x.

Jadi, Providence of God tidak hanya berhubungan dengan hal yang jelek (seperti pengaturan terjadinya dosa), tetapi juga dengan hal yang baik!


f) Petrus menangis dengan sedihnya (ay 75).


1. Ini merupakan kesedihan karena sadar akan dosa, dan ini harus ada pada setiap orang kristen (bdk. Maz 51:19  2Kor 7:9-10  Mat 5:4). Adakah kesedihan ini ada pada saudara kalau saudara sadar bahwa saudara telah melakukan suatu dosa tertentu?


2. Kesedihan Petrus ini sangat dalam dan lama.

Tradisi mengatakan bahwa setelah peristiwa ini Petrus tidak pernah bisa mendengar kokok ayam tanpa bertelut dan menangis!

Mungkin karena ini maka setelah Yesus bangkit, malaikat menyuruh perempuan-perempuan untuk memberitahukan hal itu kepada murid- murid dan kepada Petrus (Mark 16:7). Petrus sengaja ditekankan / disebut khusus, karena ia yang paling membutuhkan penghiburan ini!


3. Banyak orang kristen menyangkal Yesus dengan alasan: ‘Petrus saja menyangkal, apa lagi saya!’. Ini adalah orang-orang yang memandang / menyoroti Petrus dengan cara yang tidak fair / adil. Kita tidak boleh hanya menyoroti Petrus dari sudut penyangkalannya saja, tetapi juga:

  • penyesalannya yang begitu dalam akan hal ini. 

  • keberaniannya dalam Kis 4-5.

  • kematiannya secara syahid.

Kalau saudara mau meniru Petrus, janganlah hanya meniru penyangkalannya, tetapi juga penyesalan dan pertobatannya dan bahkan kematiannya sebagai martir!



g) Tentang pertobatan Petrus ini, Charles Haddon Spurgeon berkata:

“It was brought about by two outward means. I like to think of the singular combination: the crowing of the cock, and a look from the Lord. When I come to preach to you, it almost makes me smile to think that God should save a soul through me. I may find a fit image of myself in the poor cock. Mine is poor crowing. But as the Master’s look went with the cock’s crowing, so, I trust, it will go with my feeble preaching. The next time you also go out to try and win a soul for Jesus, say to yourself, ‘I cannot do it: I cannot melt a hard, rebellious heart; but yet the Lord may use me; and if there come a happy conjunction of my feeble words with my Lord’s potent look, then the heart will dissolve in streams of repentance.’ Crow away, poor bird: if Jesus looks whilst thou art crowing, thou wilt not crow in vain, but Peter’s heart will break” (= Itu ditimbulkan / disebabkan oleh 2 cara lahiriah / luar. Saya senang memikirkan kombinasi yang luar biasa ini: kokok dari ayam, dan pandangan dari Tuhan. Pada saat saya datang untuk berkhotbah kepadamu, memikirkan bahwa Allah menyelamatkan seorang jiwa melalui saya hampir membuat saya tersenyum. Saya bisa mendapatkan gambar yang cocok dari diri saya sendiri dalam ayam yang hina ini. Khotbahku adalah kokok yang hina. Tetapi sebagaimana pandangan Tuan menyertai kokok ayam itu, begitu juga saya percaya bahwa pandanganNya akan menyertai khotbahku yang lemah. Pada kali yang akan datang engkau juga akan keluar dan mencoba dan memenangkan seorang jiwa untuk Yesus, katakanlah kepada dirimu sendiri: ‘Aku tidak bisa melakukannya: Aku tidak bisa melelehkan hati yang keras dan bersifat pemberontak; tetapi Tuhan bisa memakai aku; dan jika di sana ada gabungan dari kata-kataku yang lemah dan pandangan Tuhan yang kuat, maka hati akan larut dalam aliran pertobatan’. Berkokoklah burung yang hina: jika Yesus memandang pada waktu engkau sedang berkokok, engkau tidak akan berkokok dengan sia-sia, tetapi hati Petrus akan hancur) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 12, hal 23.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post