EKSPOSISI INJIL MATIUS PASAL 27-28
MATIUS 27:1-10
Matius 27:1-2 - “(1) Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. (2) Mereka membelenggu Dia, lalu membawaNya dan menyerahkanNya kepada Pilatus, wali negeri itu”.
1) Matius 27: 1: ‘Ketika hari mulai siang’.
Ini kelihatannya bertentangan dengan bagian paralelnya, yaitu Mark 15:1 yang mengatakan ‘pagi-pagi benar’.
Pertentangan ini sebetulnya tidak ada, karena Mat 27:1 versi Kitab Suci bahasa Indonesia ini salah terjemahan. Bandingkan dengan terjemahan bahasa Inggris di bawah ini:
NIV: ‘early in the morning’ (= pagi-pagi benar).
NASB: ‘now when morning had come’ (= ketika pagi telah datang).
2) Ay 1: ‘mengambil keputusan untuk membunuh Yesus’.
Sebetulnya dalam Mat 26:66 mereka sudah menjatuhkan hukuman mati. Sekarang mereka merencanakan bagaimana supaya hukuman mati itu bisa terlaksana. Persoalan mereka adalah: pihak Romawi tidak akan mau menghukum mati seseorang dengan tuduhan menghujat Allah seperti yang mereka tuduhkan (bdk. 26:65-66). Karena itu akhirnya mereka mengganti tuduhan mereka menjadi seperti dalam Luk 23:1-2 (melarang membayar pajak dan menyatakan diriNya sebagai Raja), yang jelas merupakan dusta / fitnah.
3) Matius 27: 2: ‘membawaNya dan menyerahkanNya kepada Pilatus, wali negeri itu’.
a) ‘wali negeri’.
NIV/NASB: governor (= gubernur).
Pontius Pilatus adalah gubernur Yudea.
b) Mereka membawa dan menyerahkan Yesus kepada Pontius Pilatus karena mereka sendiri dilarang menghukum mati oleh pemerintah Roma.
Bdk. Yoh 18:31 - “Kata Pilatus kepada mereka: ‘Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu.’ Kata orang-orang Yahudi itu: ‘Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.’”.
c) Dalam Mat 20:19 Yesus sudah menubuatkan: ‘mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah’ [bdk. NIV: ‘will turn him over to the Gentiles’ (= akan menyerahkan Dia kepada orang-orang non Yahudi)].
Sekarang, dengan mereka menyerahkan Yesus kepada Pontius Pilatus / Romawi, nubuat itu tergenapi.
d) Ay 1-2 ini bersambung pada ay 11.
Jadi, dalam ay 3-10 Matius menyimpang sebentar untuk menceritakan tentang Yudas.
Matius 27:3-10 - “(3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, (4) dan berkata: ‘Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.’ Tetapi jawab mereka: ‘Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!’ (5) Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri. (6) Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: ‘Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah.’ (7) Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. (8) Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah. (9) Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: ‘Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel, (10) dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku.’”.
1) Tindakan Yudas (ay 3-4a).
a) Ia menyesal waktu melihat bahwa Yesus dijatuhi hukuman mati (ay 3a).
Ini mendukung teori yang mengatakan bahwa Yudas menjual Yesus untuk memaksa Yesus menggunakan kemaha-kuasaanNya untuk menghancurkan musuh / Roma. Sekarang, setelah ia melihat bahwa semua rencananya gagal total, ia putus asa, menyesal, lalu bunuh diri.
b) Ia mengembalikan uang hasil menjual Yesus itu kepada imam-imam / tua-tua (ay 3b).
c) Ia memberikan pengakuan bahwa ia berdosa karena menyerahkan darah orang yang tidak bersalah (ay 4a).
Pengakuan bahwa Yesus tidak bersalah ini sebetulnya merupakan suatu teguran / peringatan bagi para tokoh-tokoh Yahudi itu, bahwa mereka sedang membunuh orang yang tidak bersalah!
Apa yang Yudas lakukan ini tidaklah cukup! Ia ingin membetulkan kesalahannya, tetapi ia hanya melakukannya dalam hubungan horizontal, yaitu berhubungan dengan sesama manusia. Seharusnya, ia melakukannya dalam hubungan vertikal, yaitu berhubungan dengan Allah.
Penerapan: kalau saudara merasa telah melakukan sesuatu yang salah terhadap seseorang, maka tidak cukup untuk hanya minta maaf kepadanya! Saudara juga harus datang kepada Tuhan untuk meminta ampun kepadaNya!
2) Sikap / tanggapan imam-imam dan tua-tua (ay 4b).
Mereka bukan hanya menolak uang yang dikembalikan oleh Yudas, tetapi mereka juga menganggap bahwa penyesalan Yudas bukanlah urusan mereka tetapi urusan Yudas sendiri.
Mereka adalah orang-orang yang melayani Tuhan. Lebih dari itu mereka adalah imam, yang fungsinya adalah menjadi pengantara antara Allah dan manusia yang berdosa. Orang yang menyadari dosanya memang harus datang kepada imam, dan imam itu harus mengadakan pendamaian antara orang itu dengan Allah (Catatan: ingat bahwa sebelum Yesus mati dan bangkit, maka peraturan Perjanjian Lama tentang hal itu masih berlaku). Tetapi lucunya, di sini mereka menganggap penyesalan Yudas bukanlah urusan mereka!
Penerapan:
Kita harus bersimpati kepada orang yang sadar akan dosanya dan menyesali dosanya.
Pulpit Commentary: “To sympathize with repentance is the duty and privilege of the christian; to deride and scoff at the returning sinner is devilish” (= Bersimpati pada pertobatan adalah kewajiban dan hak orang kristen; mengejek dan mencemoohkan orang berdosa yang bertobat adalah sesuatu yang sangat jahat).
Pada jaman ini juga ada banyak hamba Tuhan yang tidak mau melakukan kewajibannya, yaitu mengajarkan Firman Tuhan kepada jemaatnya. Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang seperti ini, apa bedanya saudara dengan imam-imam itu?
3) Tindakan Yudas selanjutnya.
a) Melemparkan uang itu ke dalam Bait Allah (ay 5a).
b) Pergi dan menggantung diri (ay 5b).
1. Kesedihan / penyesalan Yudas ini bukannya menghasilkan pertobatan, tetapi kebinasaan. Ini menunjukkan bahwa kesedihan / penyesalan Yudas ini tidak datang dari Allah.
Bdk. 2Kor 7:10 - “Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian”.
2. Yudas jelas tidak selamat.
a. Bahwa Yudas tidak selamat ditunjukkan dengan jelas oleh ayat-ayat seperti:
Matius 26:24 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”.
Yoh 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”.
KJV/RSV/NASB: ‘but the son of perdition’ (= kecuali anak kebinasaan / neraka).
NIV: ‘except the one doomed to destruction’ (= kecuali orang yang ditentukan / ditakdirkan untuk kehancuran).
Kis 1:25 - “untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.’”.
KJV: ‘that he might go to his own place’ (= supaya ia bisa pergi ke tempatnya sendiri).
RSV/NASB: ‘to go to his own place’ (= pergi ke tempatnya sendiri).
NIV: ‘to go to where he belongs’ (= pergi ke tempat yang cocok baginya).
Pada umumnya kata-kata ini ditafsirkan sebagai: Yudas pergi ke neraka. Neraka memang adalah tempat yang cocok untuk Yudas.
b. Tetapi mengapa Yudas tidak selamat?
bukan karena ia menjual Yesus.
Sekalipun ia menjual Yesus, tetapi kalau ia bertobat, dan mau percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, ia pasti diampuni dan selamat!
karena dari semula ia hanyalah orang kristen KTP. Ini terlihat dari ayat-ayat seperti: Yohanes 6:70 12:6 13:10-11.
karena di sini ia hanya menyesal tetapi tidak bertobat / datang kepada Allah.
Kesimpulannya: Yudas tidak selamat bukan karena dosanya terlalu besar! Tidak ada dosa yang terlalu besar sehingga tidak dapat dibersihkan / diampuni dengan darah Kristus! Ia tidak selamat karena ia tidak betul-betul beriman / bertobat.
c. Hal-hal yang bisa kita pelajari dari sini:
Yudas tidak selamat sekalipun ia adalah salah satu dari 12 orang rasul! Karena itu janganlah saudara merasa ‘aman’ hanya karena saudara sudah dibaptis, pergi ke gereja, melayani Tuhan, mempunyai jabatan di gereja dsb! Hal-hal itu tidak bisa menyelamatkan saudara! Saudara selamat hanya karena iman kepada Yesus!
Kalau suatu hari saudara jatuh dalam dosa yang besar, janganlah putus asa / bunuh diri seperti Yudas. Ingat bahwa dalam Kristus selalu ada pengampunan, harapan, dan bahkan pembaharuan!
4) Tindakan imam-imam / tua-tua terhadap uang Yudas (ay 6-8).
a) Mereka tidak mau memasukkan uang itu kedalam peti persembahan karena itu adalah uang darah.
Sikap ini sebetulnya adalah sikap yang benar dan alkitabiah, karena ada dasar Kitab Sucinya, yaitu Ul 23:18 - “Janganlah kaubawa upah sundal atau uang semburit ke dalam rumah TUHAN, Allahmu, untuk menepati salah satu nazar, sebab keduanya itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.’”.
Penerapan: gereja tidak boleh rakus terhadap uang persembahan. Kalau uang itu jelas adalah hasil dosa, maka gereja tidak boleh menerimanya! Sungguh memalukan bahwa ada gereja yang mau menerima sumbangan dari perjudian seperti SDSB!
b) Yang salah dari sikap mereka adalah bahwa mereka sangat tidak konsisten! Mereka menolak untuk memasukkan uang darah ke dalam peti persembahan, tetapi mereka tadinya mau mengeluarkan uang darah dari peti persembahan (bdk. 26:15). Mereka menolak menerima uang darah, tetapi mereka mau berdusta, memfitnah, bahkan membunuh Yesus yang tidak bersalah!
Bandingkan sikap mereka ini dengan kata-kata Yesus tentang mereka dalam Mat 23:23-24 - “(23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (24) Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan”.
5) Pengharmonisan bagian ini dengan Kis 1:18.
Kis 1:18 - “Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar”.
Ada beberapa hal dalam Kis 1:18 ini yang kelihatannya bertentangan dengan seluruh cerita dalam Matius 27:3-10 ini, yaitu:
a) Kis 1:18 mengatakan Yudas membeli tanah dengan upah kejahatannya, sedangkan Mat 27 mengatakan bahwa Yudas mengembalikan uang itu / melemparkannya ke Bait Suci, dan imam-imamlah yang membeli tanah dengan uang itu.
b) Kis 1:18 mengatakan Yudas jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga isi perutnya tertumpah keluar, sedangkan Mat 27 mengatakan bahwa Yudas mati menggantung diri.
Bagaimana mengharmoniskan hal-hal yang kelihatannya bertentangan / kontradiksi ini?
Jawab:
a) Ada beberapa kemungkinan penjelasan / pengharmonisan:
1. Uang itu memang dikembalikan / dilemparkan ke Bait Suci, dan imam-imam lalu membeli tanah atas nama Yudas karena Yudaslah yang dianggap memiliki uang itu dan lalu dalam Kisah Rasul Lukas menuliskan bahwa Yudas yang membeli tanah.
Catatan: kitab Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas.
2. Yudas sudah menyetujui pembelian tanah itu sebelum ia mengkhianati Yesus tetapi ia lalu menyesali perbuatannya dan lalu bunuh diri sehingga imam-imam yang menyelesaikan / meneruskan pembelian tanah itu atas nama Yudas.
3. Imam-imam yang membeli tanah, sedangkan Yudas mendapatkan tanah itu sebagai kuburannya.
Dalam Kis 1:18 ada kata ‘membeli’. Kata bahasa Yunaninya adalah EKTESATO yang mempunyai beberapa arti sehingga terjemahannya juga berbeda-beda:
NIV/RSV: ‘bought’ (= membeli).
KJV: ‘purchased’ (= membeli).
NASB: ‘acquired’ (= mendapatkan).
Calvin: ‘possessed’ (= memiliki).
A. T. Robertson: ‘obtained’ (= mendapatkan).
Ada penafsir yang mengatakan bahwa kata Yunani EKTESATO itu seharusnya diterjemahkan ‘mendapatkan’. Ini digunakan sebagai sindiran. Yudas mendapatkan tanah, artinya ia mendapatkan tanah itu sebagai kuburannya.
Kalau penafsiran ini benar, maka pertentangan dalam persoalan ini menjadi hilang. Bukan Yudas, tetapi imam yang membeli tanah, sedangkan Yudas mendapatkan tanah itu sebagai kuburannya.
b) Mungkin saja Yudas menggantung diri pada sebuah pohon yang ada di tepi tebing, dan lalu dahan pohon itu patah karena tidak kuat menahan berat badan Yudas, sehingga tubuh Yudas lalu ‘jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah keluar’ seperti yang dikatakan oleh Kis 1:18.
6) Semua ini merupakan penggenapan nubuat (ay 9-10).
Bagian ini merupakan bagian yang sukar, karena Matius mengatakan ‘nabi Yeremia’ (ay 9) sedangkan ayat yang paling cocok dengan peristiwa ini kelihatannya adalah Zakh 11:12-13 - “(12) Lalu aku berkata kepada mereka: ‘Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!’ Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak. (13) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku: ‘Serahkanlah itu kepada penuang logam!’ - nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku. Lalu aku mengambil ketiga puluh uang perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN”.
Perhatikan persamaan bagian ini dengan Zakh 11:12-13:
a) Pekerjaan Yesus maupun Zakharia sama-sama dihargai rendah.
Kalau dalam Zakh 11:13 ada kata-kata ‘nilai tinggi’ [NIV: the handsome price (= harga yang bagus)], maka itu merupakan suatu ejekan / sindiran belaka.
b) Sama-sama dihargai 30 keping perak.
c) Uangnya sama-sama dilempar ke Bait Allah (ay 5 bdk. Zakh 11:13).
Kata-kata ‘serahkanlah’ dan ‘menyerahkannya’ dalam Zakh 11:13 versi Kitab Suci Indonesia, salah terjemahan. Seharusnya adalah ‘lemparkanlah’ dan ‘melemparkan’.
Zakh 11:13 (NIV): “And the Lord said to me, ’Throw it to the potter’ - the handsome price at which they priced me! So I took the 30 pieces of silver and threw them into the house of the Lord to the potter” (= dan Tuhan berkata kepadaku: ‘Lemparkan itu kepada tukang periuk’ - harga yang bagus untuk mana mereka menilai aku. Lalu aku mengambil ke 30 keping perak itu dan melemparkan mereka ke dalam rumah Tuhan kepada tukang periuk).
d) Dalam kedua peristiwa ini uang akhirnya jatuh ke tangan tukang periuk.
Dalam Matius, uang dibelikan ‘tanah tukang periuk’, sehingga jelas dibayarkan kepada tukang periuk.
Dalam Zakharia, uang juga dilemparkan kepada tukang periuk.
Kitab Suci Indonesia lagi-lagi salah karena menterjemahkan ‘penuang logam’.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘potter’ (= tukang periuk / penjunan).
Sekarang persoalannya, kalau bagian ini cocok dengan Zakh 11:12-13, mengapa dalam ay 9 ini Matius tidak mengatakan ‘nabi Zakharia’ tetapi ‘nabi Yeremia’? Ada bermacam-macam tafsiran / jawaban:
1. Matius salah. Ia mengira ayat itu ada dalam Yeremia, tetapi ternyata ada dalam Zakharia.
Pandangan ini pasti disenangi oleh orang-orang Liberal yang selalu justru senang kalau bisa mendapatkan kesalahan dalam Kitab Suci. Tetapi kalau kita betul-betul percaya bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah yang tidak ada salahnya karena para penulisnya diilhami / dikuasai Roh Kudus pada saat menuliskannya, maka kita harus menolak pandangan ini!
2. Ini bukan kesalahan Matius, tetapi kesalahan penyalin yang menyalin. Ada 2 kemungkinan kesalahan penyalin:
Matius hanya menyebut ‘nabi’ (tanpa nama), tetapi penyalin menambahkan nama ‘Yeremia’.
Penyalin salah tulis sehingga ‘nabi Zakharia’ ia tuliskan ‘nabi Yeremia’.
3. Ada yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi membagi Perjanjian Lama menjadi 3 bagian, yaitu:
Taurat.
Mazmur.
Yeremia (ini mencakup semua kitab nabi-nabi, termasuk Zakharia).
Karena itu, maka Matius menuliskan ‘Yeremia’, bukan ‘Zakharia’.
Tetapi William Hendriksen menganggap teori ini tidak dapat dipercaya / diandalkan.
4. Ada juga yang mengatakan bahwa pasal-pasal terakhir dari Zakharia memang ditulis oleh Yeremia.
5. Matius bukan hanya memikirkan 1 bagian dari Perjanjian Lama, tetapi 2 atau lebih. Bagian yang ia tulis itu bukan hanya berhubungan dengan Zakh 11:12-13, tetapi juga dengan Yer 19:1-2, dan mungkin sekali juga dengan Yer 32:6-14 (yang berbicara soal pembelian ladang).
Yer 19:1-2 - “(1) Beginilah pula firman TUHAN kepadaku: ‘Pergilah membeli buli-buli yang dibuat dari tanah, lalu ajaklah bersama-sama engkau beberapa orang tua-tua bangsa itu dan beberapa orang imam yang tertua, (2) kemudian berangkatlah ke Lembah Ben-Hinom yang di depan pintu gerbang Beling! Serukanlah di sana perkataan-perkataan yang akan Kusampaikan kepadamu!”.
Persamaan antara Mat 27:3-10 dengan Yer 19:
sama-sama ada pencurahan darah orang yang tak bersalah (Mat 27:4 Yer 19:4).
sama-sama melibatkan tokoh-tokoh agama Yahudi (Mat 27:3,6,7 Yer 19:1).
sama-sama ada tukang periuknya (Mat 27:7,10 Yer 19:1,11).
Tofet / lembah pembunuhan dalam Yer 19:6 menurut tradisi adalah sama dengan tanah tukang periuk / tanah darah dalam Mat 27:7 (ini kata-kata Hendriksen).
sama-sama ada tempat penguburan (Mat 27:7 Yer 19:11).
Tetapi, sekalipun Matius memikirkan beberapa bagian Perjanjian Lama, ia menuliskan bagian-bagian itu atas nama salah satu orang saja, yaitu Yeremia (karena Yeremia adalah nabi yang lebih besar dibandingkan Zakharia).
Hal seperti ini juga terjadi dalam Mark 1:2-3. Mark 1:2 sebetulnya mengutip Mal 3:1, dan Mark 1:3 mengutip Yes 40:3. Tetapi Markus menggabungkan kedua bagian itu dan menuliskannya hanya atas nama satu orang saja yaitu Yesaya (karena Yesaya adalah nabi yang lebih besar dari Maleakhi).
6. Kata-kata yang ditulis oleh Zakharia itu memang berasal dari kata-kata Yeremia.
Loraine Boettner: “Many critics claim that the reference to Jeremiah in Matt. 27:9 is an error, and that the reference should have been to Zechariah (11:12,13). This, however, seems to be a case of ‘Subsequent Mention,’ such as Acts 20:35 and Jude 14. Matthew says that Jeremiah ‘spoke’ these words, and certainly no one can prove otherwise. Apparently Jeremiah spoke them, Zechariah wrote them down, and Matthew, under the guidance of the Holy Spirit, quoted them and assigned them to Jeremiah. Perhaps Matthew had other books which assigned them to Jeremiah but which have since been lost. The fact that Matthew’s quotation is not quite the same as that found in Zechariah may also indicate that he possessed other books” [= Banyak pengkritik mengclaim bahwa referensi kepada Yeremia dalam Matius 27:9 merupakan suatu kesalahan, dan bahwa referensi itu seharusnya kepada Zakharia (11:12,13). Tetapi ini kelihatannya merupakan suatu kasus ‘penyebutan sesudahnya’ seperti Kis 20:35 dan Yudas 14. Matius berkata bahwa Yeremia ‘mengatakan’ kata-kata ini, dan jelas bahwa tidak ada orang yang bisa membuktikan sebaliknya. Rupanya Yeremia mengucapkan kata-kata itu, Zakharia menuliskan kata-kata itu, dan Matius, dibawah pimpinan Roh Kudus, mengutip kata-kata itu dan menganggapnya berasal dari Yeremia. Mungkin Matius mempunyai kitab-kitab lain yang menganggap kata-kata itu berasal dari Yeremia, tetapi kitab-kitab itu lalu hilang. Fakta bahwa kutipan Matius itu tidak persis sama seperti dengan yang didapatkan dalam Zakharia juga bisa menunjukkan bahwa ia mempunyai kitab-kitab yang lain] - ‘Studies in Theology’, hal 31.
Catatan:
Kis 20:35 - “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.’”.
Yudas 14 - “Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: ‘Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya”.
MATIUS 27:11-18
Mat 27:11-18 - “(11) Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepadaNya: ‘Engkaukah raja orang Yahudi?’ Jawab Yesus: ‘Engkau sendiri mengatakannya.’ (12) Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun. (13) Maka kata Pilatus kepadaNya: ‘Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?’ (14) Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran. (15) Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak. (16) Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas. (17) Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada mereka: ‘Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?’ (18) Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki”.
Matius 27: 11: “Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepadaNya: ‘Engkaukah raja orang Yahudi?’ Jawab Yesus: ‘Engkau sendiri mengatakannya.’”.
1) Setelah menyimpang sebentar untuk membicarakan kematian Yudas (ay 3- 10), maka sekarang dalam ay 11 ini Matius melanjutkan apa yang ia ceritakan dalam ay 1-2.
2) Pontius Pilatus adalah gubernur Yudea.
Setelah Herodes Archelaus (bdk. Mat 2:22) dibuang oleh Kaisar Agustus, maka Yudea digabungkan dengan propinsi Romawi yang besar, yaitu Syria. Dan Yudea lalu diperintah oleh wakil / utusan yang disebut procurator. Pontius Pilatus adalah procurator yang ke 5. Ia sebetulnya berkedudukan di Kaisarea seperti halnya dengan procurator yang lain (bdk. Kis 23:33 dan Kis 25:1,4,6,13). Tetapi pada hari raya Paskah, ia pergi ke Yerusalem untuk menjaga keamanan / perdamaian di sana.
3) Yesus di hadapan Pontius Pilatus.
Calvin: “Though it was a shocking exhibition, and highly incompatible with the majesty of the Son of God, to be dragged before the judgment-seat of a profane man, to be tried on the charge of a capital offence, as a malefactor in chains; yet we ought to remember that our salvation consists in the doctrine of the cross, which is folly to the Greeks, and an offence to the Jews, (1Cor. 1:23)” [= Sekalipun itu merupakan suatu pertunjukan yang mengejutkan, dan sangat tidak sesuai dengan keagungan dari Anak Allah, untuk diseret di hadapan kursi pengadilan dari seorang kafir, untuk diadili dengan tuduhan melakukan pelanggaran besar / dengan ancaman hukuman mati, sebagai seorang penjahat / kriminil; tetapi kita harus ingat bahwa keselamatan kita ada dalam doktrin dari salib, yang merupakan kebodohan bagi orang-orang Yunani, dan batu sandungan bagi orang-orang Yahudi (1Kor 1:23)] - hal 274-275.
Calvin: “For the Son of God chose to stand bound before an earthly judge, and there to receive sentence of death, in order that we, delivered from condemnation, may not fear to approach freely to the heavenly throne of God. ... So then, the Son of God stood, as a criminal, before a mortal man, and there permitted himself to be accused and condemned, that we may stand boldly before God. His enemies, indeed, endeavoured to fasten upon him everlasting infamy; but we ought rather to look at the end to which the providence of God directs us. For if we recollect how dreadful is the judgment-seat of God, and that we could never have been acquitted there, unless Christ had been pronounced to be guilty on earth, we shall never be ashamed of glorying in his chains” (= Karena Anak Allah memilih untuk berdiri dengan terbelenggu di hadapan seorang hakim duniawi, dan di sana menerima hukuman mati, supaya kita, dibebaskan dari kutukan / penghukuman, bisa tanpa takut mendekat secara bebas pada takhta surgawi dari Allah. ... Maka demikianlah, Anak Allah berdiri, sebagai seorang kriminil, di hadapan seorang manusia yang fana, dan di sana mengijinkan diriNya untuk dituduh dan dihukum, supaya kita bisa berdiri dengan berani di hadapan Allah. Memang musuh-musuhNya berusaha untuk melekatkan padaNya keburukan yang kekal; tetapi kita seharusnya melihat pada akhir / tujuan pada mana providensia Allah mengarahkan kita. Karena jika kita mengingat bagaimana mengerikannya kursi penghakiman Allah, dan bahwa kita tidak akan pernah bisa dibebaskan di sana, kecuali Kristus telah dinyatakan bersalah di bumi, kita tidak akan pernah malu untuk bermegah dalam belengguNya) - hal 275.
4) Pontius Pilatus bertanya kepada Yesus: ‘Engkaukah raja orang Yahudi?’.
a) Pertanyaan ini muncul karena adanya tuduhan dari orang-orang Yahudi.
Luk 23:1-2 - “(1) Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. (2) Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: ‘Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diriNya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.’”.
b) Yesus menjelaskan bahwa kerajaanNya bersifat rohani.
Yoh 18:36-37 - “(36) Jawab Yesus: ‘KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi KerajaanKu bukan dari sini.’ (37) Maka kata Pilatus kepadaNya: ‘Jadi Engkau adalah raja?’ Jawab Yesus: ‘Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.’”.
Penerapan: karena itu hati-hati dengan Theologia Kemakmuran. Sekalipun kita memang anak Raja, tetapi kita adalah anak Raja dalam arti rohani, bukan dalam arti jasmani. Karena itu kita tidak harus kaya!
5) “Jawab Yesus: ‘Engkau sendiri mengatakannya.’” (ay 11b).
Kata ‘sendiri’ yang saya coret itu seharusnya tidak ada. Jawaban Yesus dalam ay 11b ini berarti ‘Ya’.
Memang ada yang menafsirkan bahwa jawaban ini berarti: ‘Engkau yang mengatakan bahwa Aku adalah raja; Aku sendiri tidak mengatakan hal itu’. Atau dengan kata lain, jawaban Yesus berarti bahwa Ia menyangkal kalau diriNya adalah raja.
Tetapi penafsiran ini salah karena:
a) Tidak cocok dengan Mat 26:63-66, karena kalau diartikan seperti itu, maka mengapa orang-orang Yahudi itu menjadi marah dan menganggap Yesus menghujat Allah?
Mat 26:63-66 - “(63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepadaNya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64) Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’ (65) Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya. (66) Bagaimana pendapat kamu?’ Mereka menjawab dan berkata: ‘Ia harus dihukum mati!’”.
b) Tidak cocok dengan Yoh 18:37b, karena kalau kata-kata Yesus dalam Yoh 18:37a berarti ‘tidak’ maka Yoh 18:37b sama sekali tidak cocok diletakkan di situ.
Yoh 18:37 - “Maka kata Pilatus kepadaNya: ‘Jadi Engkau adalah raja?’ Jawab Yesus: ‘Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.’”.
Matius 27: 12-14: “(12) Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun. (13) Maka kata Pilatus kepadaNya: ‘Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?’ (14) Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran”.
1) Tuduhan terhadap Yesus adalah:
a) Luk 23:1-2,5 yaitu:
menyesatkan bangsa Yahudi.
melarang membayar pajak kepada kaisar (bdk. Mat 22:15-22).
mengaku bahwa diriNya adalah Kristus, yaitu raja.
menghasut rakyat.
Luk 23:1,2,5 - “(1) Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. (2) Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: ‘Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diriNya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.’ ... (5) Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya: ‘Ia menghasut rakyat dengan ajaranNya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea dan sudah sampai ke sini.’”.
b) Yoh 18:29-30 - Ia adalah penjahat.
Yoh 19:7 - Ia mengaku sebagai Anak Allah.
Yoh 19:12 - Ia mengaku sebagai raja.
Yoh 18:29-30 - “(29) Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: ‘Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?’ (30) Jawab mereka kepadanya: ‘Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkanNya kepadamu!’”.
Yoh 19:7,12 - “(7) Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: ‘Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diriNya sebagai Anak Allah.’ ... (12) Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: ‘Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.’”.
2) Yesus tidak mau menjawab tuduhan-tuduhan itu, padahal dalam berdebat dengan orang-orang Yahudi itu Yesus tidak pernah kalah. Kalau saat itu Ia menjawab, mereka pasti akan kalah. Ia tidak mau menjawab karena:
a) Tidak ada gunanya berdebat dengan orang-orang yang bukan saja tidak mencari kebenaran, tetapi bahkan berusaha menginjak-injak / menindas kebenaran.
b) Ia mau menggenapi nubuat Kitab Suci tentang diriNya dalam Yes 53:7, yang berbunyi: “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya”.
c) Ia memang mau mati untuk menebus dosa kita.
3) Yesus tidak menjawab tuduhan-tuduhan itu, tetapi anehnya, Pontius Pilatus tetap bisa melihat bahwa Yesus tidak bersalah, dan bahwa tokoh-tokoh Yahudi itulah yang bersalah (ay 18 bdk. Luk 23:4,14,22 Yoh 18:38b Yoh 19:4,6b).
Luk 23:4,14,22 - “(4) Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu: ‘Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini.’ ... (14) dan berkata kepada mereka: ‘Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksaNya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati padaNya. ... (22) Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka: ‘Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahanpun yang kudapati padaNya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskanNya.’”.
Yoh 18:38b - “Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: ‘Aku tidak mendapati kesalahan apapun padaNya”.
Yoh 19:4,6 - “(4) Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: ‘Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun padaNya.’ ... (6) Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: ‘Salibkan Dia, salibkan Dia!’ Kata Pilatus kepada mereka: ‘Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apapun padaNya.’”.
Calvin: “The integrity of Christ was such that the judge saw it plainly without any defence” (= Ketulusan / kejujuran Kristus adalah sedemikian rupa sehingga hakim bisa melihatnya dengan jelas sekalipun tidak ada pembelaan diri) - hal 277.
Penerapan: Mengapa kalau orang memfitnah kita, selalu ada banyak orang yang mempercayai fitnahan itu? Salah satu kemungkinan / sebabnya adalah: karena kita tidak hidup seperti Kristus! Kalau saja kita bisa hidup seperti Dia, maka ada banyak fitnahan dan gossip tentang diri kita yang tanpa kita jawabpun sudah nyata kesalahannya, sehingga tidak akan dipercayai orang.
4) Dalam Injil Lukas ada Luk 23:6-12 dimana Yesus dikirim oleh Pontius Pilatus kepada Herodes (Antipas).
Luk 23:6-12 - “(6) Ketika Pilatus mendengar itu ia bertanya, apakah orang itu seorang Galilea. (7) Dan ketika ia tahu, bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem. (8) Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihatNya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. (9) Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apapun. (10) Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia. (11) Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepadaNya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus. (12) Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan”.
Luk 23:6-7 - Pontius Pilatus mengirimkan Yesus kepada Herodes karena ia ingin melepaskan tanggung jawabnya!
Kalau saudara adalah orang yang tidak bertanggung jawab, saudara tidak berbeda dengan Pontius Pilatus.
Luk 23:8 - Herodes senang karena sudah lama ia ingin melihat Yesus. Tetapi ia ingin melihat Kristus, bukan karena ia percaya kepada Yesus atau ingin mendengar firmanNya, tetapi hanya karena ia ingin melihat tanda / mujijat.
Ini seperti banyak orang kristen jaman ini yang hanya senang melihat hal-hal yang spektakuler, tetapi sebetulnya tidak percaya kepada Yesus, dan tidak rindu mendengar dan belajar firman Tuhan.
Luk 23:9 - Yesus tidak menjawabnya, dan tidak memberikan tanda apapun. Memang, orang yang tidak mencari kebenaran, tidak perlu diberi apa-apa! Kalau saudara pergi ke gereja tanpa suatu kerinduan untuk lebih mengenal Tuhan / lebih mengerti firman Tuhan, maka tidak aneh kalau saudara tidak mendapat apa-apa di gereja!
Luk 23:11 - Herodes lalu mengolok-olok Yesus dan setelah itu mengembalikan Yesus kepada Pontius Pilatus.
Matius 27: 15-18: “(15) Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak. (16) Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas. (17) Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada mereka: ‘Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?’ (18) Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki”.
1) Ay 15: tidak diketahui dari mana asal usulnya tradisi pembebasan tawanan pada hari raya ini. Dalam buku-buku Yahudi, hal ini tidak ada, sehingga mungkin sekali tradisi ini berasal dari pihak Romawi (Pontius Pilatus).
a) Calvin mengatakan bahwa ini adalah suatu tradisi / kebiasaan yang jelek / salah, karena Tuhan tidak pernah mengajar untuk merayakan hari raya dengan membebaskan orang jahat yang memang selayaknya dihukum.
Calvin: “The custom of having one of the prisoners released by the governor on the festival, to gratify the people, was a foolish and improper practice, and, indeed, was an open abuse of the worship of God; for nothing could be more unreasonable than that festivals should be honoured by allowing crimes to go unpunished. God has armed magistrates with the sword, that they may punish with severity those crimes which cannot be tolerated without public injury; and hence it is evident that He does not wish to be worshipped by a violation of laws and punishments. But since nothing ought to be attempted but by the rule of his word, all that men gain by methods of worshipping God which have been rashly contrived by themselves is, that under the pretence of honouring, they often throw dishonour upon Him. We ought therefore to preserve such moderation, as not to offer to God any thing but what he requires; for he is so far from taking pleasure in profane gifts, that they provoke his anger the more” (= Tradisi / kebiasaan untuk melepaskan satu orang tahanan oleh gubernur pada hari raya, untuk menyenangkan orang banyak, merupakan suatu praktek yang bodoh dan tidak benar, dan bahkan merupakan suatu penyalah-gunaan terbuka dari ibadah kepada Allah; karena tidak ada yang lebih tidak masuk akal dari pada bahwa hari raya harus dihormati dengan mengijinkan kejahatan bebas tanpa dihukum. Allah telah mempersenjatai hakim-hakim dengan pedang, supaya mereka bisa menghukum dengan keras kejahatan-kejahatan yang tidak bisa ditoleransi tanpa melukai masyarakat; dan karena itu jelaslah bahwa Ia tidak menginginkan untuk disembah dengan suatu pelanggaran terhadap hukum-hukum dan hukuman-hukuman. Tetapi karena tidak ada apapun yang boleh diusahakan kecuali oleh peraturan dari firmanNya, semua yang didapatkan manusia oleh metode-metode penyembahan terhadap Allah yang telah dibuat dengan gegabah oleh mereka sendiri adalah, bahwa di bawah kepura-puraan untuk menghormatiNya, mereka sering memberikan ketidak-hormatan kepadaNya. Karena itu, kita harus memelihara sikap yang terbatas sedemikian rupa sehingga tidak memberikan kepada Allah apapun kecuali yang Ia kehendaki; karena Ia begitu jauh dari berkenan pada pemberian yang duniawi, sehingga hal-hal itu justru membangkitkan murkaNya) - hal 282-283.
Hari raya seperti ini (Paskah) seharusnya digunakan untuk beribadah kepada Tuhan. Tetapi ternyata pada saat seperti itu justru dibebaskan seorang penjahat, dan ini merupakan tradisi yang diciptakan manusia sendiri, tanpa dasar Firman Tuhan apapun. Karena itu jelaslah bahwa ini sama sekali bukan sesuatu yang menyenangkan Allah! Jadi, dalam melakukan ibadah / kebaktian, kita tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak Ia perintahkan dalam FirmanNya.
Penerapan: dalam kebanyakan kebaktian saat ini dilakukan hal-hal yang tidak mempunyai dasar Kitab Suci, seperti:
acara penyembahan dengan menggunakan bahasa Roh.
doa yang diiringi dengan alat musik.
doa dimana semua jemaat membuka suara untuk berdoa.
doa dan nyanyi bersama-sama (sebagian berdoa, sebagian menyanyi).
adanya pengumuman dalam kebaktian; ini seharusnya dilakukan setelah kebaktian!
dan sebagainya.
b) Pontius Pilatus adalah pemerintah kafir, tetapi ikut campur dalam persoalan rohani, yaitu perayaan Paskah. Ini menyebabkan perayaan hari raya itu menjadi tidak alkitabiah!
Penerapan: dalam perayaan Natal, Jum’at Agung, ataupun Paskah, sering gereja / orang kristen meminta pejabat (RT, RW, Lurah dsb) untuk memberikan sambutan / amanat dsb. Kalau pejabat itu adalah orang kristen, maka hal itu bisa diterima. Tetapi kalau pejabat itu adalah orang kafir, maka ini merupakan sesuatu yang keliru karena kita membiarkan orang kafir ikut campur dalam perayaan hari raya kristen! Biasanya sambutan / amanat yang mereka berikan juga salah dan tidak alkitabiah, karena mereka memang tidak mengerti apa-apa!
2) Matius 27: 16-17.
a) Sekalipun hal ini dilakukan oleh Pontius Pilatus untuk membebaskan Kristus, tetapi ia jelas sudah melakukan kompromi secara salah. Karena ia tahu bahwa Kristus tidak bersalah dan orang-orang Yahudilah yang bersalah, maka seharusnya ia melepaskan Kristus tanpa syarat! Dengan demikian orang akan mengenang Kristus sebagai orang yang tidak bersalah. Tetapi dengan cara yang ia pakai, andaikata caranya ini berhasil, dan Kristus bebas, maka orang banyak akan mengenang Kristus sebagai penjahat yang bisa bebas hanya karena tradisi pelepasan penjahat pada hari raya Paskah!
b) Nama penjahat itu.
Ay 16 (Kitab Suci Indonesia): ‘Yesus Barabas’.
KJV/RSV/NIV/NASB/NKJV: ‘Barabbas’.
Footnote RSV/NKJV: ‘Jesus Barabbas’.
Ini disebabkan karena adanya perbedaan manuscript.
Sukar diketahui yang mana yang benar, tetapi dari ay 17,22 dimana untuk Yesus digunakan istilah ‘Yesus, yang disebut Kristus’ (untuk membedakan dengan ‘Yesus, yang disebut Barabas’), maka bisalah ditarik kesimpulan bahwa Barabas juga mempunyai nama ‘Yesus’.
Adam Clarke mengatakan bahwa mungkin sekali penyalin Kitab Suci menghapus nama ‘Yesus’ dari ‘Yesus Barabas’, karena menganggap bahwa Barabas, yang adalah penjahat itu, tidak pantas memakai nama ‘Yesus’.
Penerapan: Kalau saudara / anak saudara menyandang nama Kristen, maka saudara harus berusaha supaya saudara / anak saudara hidup sesuai dengan namanya!
c) Kejahatan Barabas.
ay 16 - ‘terkenal kejahatannya’.
Kis 3:14 - ‘pembunuh’.
Mark 15:7 & Luk 23:19,25 - ‘pemberontak dan pembunuh’.
Yoh 18:40 - ‘penyamun’.
Ini menunjukkan bahwa Pontius Pilatus memang sangat ingin melepaskan Kristus, sehingga ia mencari orang yang sejahat mungkin dari penjaranya, dengan harapan bahwa orang-orang Yahudi akan memilih supaya Kristuslah yang dibebaskan.
3) Ay 18: ia tahu bahwa orang-orang Yahudi menuduh Kristus hanya karena dengki / iri hati!
a) Ini menunjukkan bahayanya iri hati!
Jangan meremehkan kalau dosa ini ada dalam diri saudara!
b) Pontius Pilatus tahu apa yang benar, tetapi takut melaksanakan hal yang benar itu! Seringkah saudara seperti itu? Kalau ya, apa bedanya saudara dengan Pontius Pilatus?
MATIUS 27:19-26
Mat 27:19-26 - “(19) Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: ‘Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam.’ (20) Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati. (21) Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: ‘Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?’ Kata mereka: ‘Barabas.’ (22) Kata Pilatus kepada mereka: ‘Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?’ Mereka semua berseru: ‘Ia harus disalibkan!’ (23) Katanya: ‘Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukanNya?’ Namun mereka makin keras berteriak: ‘Ia harus disalibkan!’ (24) Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: ‘Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!’ (25) Dan seluruh rakyat itu menjawab: ‘Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!’ (26) Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan”.
Matius 27: 19: “Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: ‘Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam.’”.
1) Istri Pontius Pilatus.
dalam buku Apocrypha yang disebut ‘Injil Nikodemus’, dikatakan bahwa istri Pontius Pilatus adalah orang yang memeluk agama Yahudi / Yudaisme.
bahkan ada orang-orang yang mengatakan bahwa akhirnya istri Pontius Pilatus menjadi orang kristen.
Tetapi tentu saja hal-hal ini tak bisa dipastikan kebenarannya.
2) Mimpi istri Pontius Pilatus.
a) Ini jelas bukan mimpi biasa tetapi merupakan petunjuk dari Tuhan.
Calvin mengatakan bahwa banyak orang beranggapan bahwa setanlah yang memberikan mimpi ini, untuk menggagalkan penebusan dosa umat manusia, tetapi Calvin menganggap hal itu tidak mungkin, karena setan justru ingin membunuh Kristus. Jadi, menurut Calvin, mimpi itu merupakan cara Allah untuk menyatakan ketidak-bersalahan AnakNya. Tetapi Allah melakukan hal ini bukan untuk membebaskan Yesus, tetapi supaya dengan makin nyatanya ketidak-bersalahan Yesus maka makin terlihat dengan jelas bahwa Yesus menderita dan mati bagi kita / di tempat kita.
b) Bagi Pontius Pilatus, ‘pesan Tuhan’ ini makin menjerumuskannya ke- dalam neraka yang lebih dalam!
Matius 27: 20-26: “(20) Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati. (21) Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: ‘Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?’ Kata mereka: ‘Barabas.’ (22) Kata Pilatus kepada mereka: ‘Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?’ Mereka semua berseru: ‘Ia harus disalibkan!’ (23) Katanya: ‘Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukanNya?’ Namun mereka makin keras berteriak: ‘Ia harus disalibkan!’ (24) Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: ‘Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!’ (25) Dan seluruh rakyat itu menjawab: ‘Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!’ (26) Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan”.
1) Matius 27: 20-21: “(20) Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati. (21) Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: ‘Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?’ Kata mereka: ‘Barabas.’”.
Sementara Pontius Pilatus membaca dan merenungkan pesan istrinya, tokoh-tokoh Yahudi menghasut orang banyak sehingga mereka memilih Barabas untuk dibebaskan.
Penerapan:
ini menunjukkan bahayanya hasutan. Karena itu, berhati-hatilah setiap kali saudara mendengar kata-kata seseorang yang membangkitkan ketidak-senangan / kebencian terhadap seseorang.
kalau saudara adalah orang yang sering menghasut, maka saudara tidak berbeda dengan orang-orang brengsek ini! Saudara sedang menjadi alat setan! Bertobatlah!
2) Ay 22-23: “(22) Kata Pilatus kepada mereka: ‘Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?’ Mereka semua berseru: ‘Ia harus disalibkan!’ (23) Katanya: ‘Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukanNya?’ Namun mereka makin keras berteriak: ‘Ia harus disalibkan!’”.
a) Kata-kata Pontius Pilatus dalam ay 22a,23a menunjukkan bahwa ia betul-betul frustrasi menghadapi keadaan itu.
b) Dalam Injil Yohanes ada tambahan, yaitu Yoh 19:15b - “Kata Pilatus kepada mereka: ‘Haruskah aku menyalibkan rajamu?’ Jawab imam-imam kepala: ‘Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!’”.
c) Ini menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi itu hanya suka ikut-ikutan. Tadinya mereka ikut-ikutan berseru ‘Hosana’, dsb (Mat 21:9), dan sekarang mereka ikut-ikutan berseru ‘salibkan Dia’!
Penerapan: jangan suka-ikut-ikutan. Berusahalah untuk mengetahui kebenaran, dan ikutilah kebenaran itu, tak peduli apa yang dilakukan oleh orang lain!
d) Mereka menuntut supaya Yesus disalibkan, padahal salib bukanlah hukuman Yahudi (Yahudi biasanya menggunakan rajam), tetapi hukuman Romawi.
Mengapa mereka, yang adalah orang Yahudi, memilih salib, yang adalah hukuman Romawi?
1. Karena ini adalah hukuman yang paling menyakitkan / mengerikan
Pulpit Commentary menyebut penyaliban sebagai: “the most painful, barbarous, and ignominious punishment which the cruelty of man ever invented” (= hukuman yang paling menyakitkan, paling biadab / kejam, dan paling jahat yang pernah ditemukan oleh kekejaman manusia).
Kebencian mereka kepada Yesus menyebabkan mereka sengaja memilih hukuman yang paling menyakitkan / mengerikan untuk membunuh Yesus!
2. Ada tangan Allah / Providence of God yang mengatur sehingga mereka memilih hukuman ini. Mengapa Allah mengatur seperti itu? Karena orang yang berbuat dosa / tidak mentaati Firman Tuhan adalah orang terkutuk (Ul 27:26 Gal 3:10b). Kristus menebus / memikul hukuman umat manusia, dan karena itu Ia harus menjadi terkutuk, dan karena itu Ia harus mengalami kematian yang terkutuk, yaitu tergantung pada salib (Gal 3:13 Ul 21:23).
3) Matius 27: 24: “Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: ‘Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!’”.
a) Dalam sepanjang pengadilan ini Pontius Pilatus terombang-ambing di antara 2 hal:
Fakta bahwa Kristus tidak bersalah.
Rasa takut kepada orang banyak yang menuntut supaya Kristus dihukum mati.
Setelah berusaha dengan macam-macam cara, akhirnya Pontius Pilatus menyerah pada tuntutan orang banyak itu.
Penerapan: seringkali kitapun mengalami saat-saat dimana ketaatan pada Firman Tuhan / kehendak Allah / kebenaran mengandung resiko tinggi. Pada saat seperti itu, apakah saudara lalu mengabaikan firman Tuhan / kehendak Allah / kebenaran itu? Kalau ya, saudara tidak berbeda dengan Pontius Pilatus!
b) Mengapa Pontius Pilatus menyerah?
1. Karena ia takut pada tuduhan dalam Yoh 19:12 - “Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang Yahudi berteriak: ‘Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.’”.
Bertentangan dengan ajaran Yesus dalam Mat 10:28, Pontius Pilatus lebih takut kepada manusia dari pada kepada Allah.
2. Karena ia ingin memuaskan orang banyak.
Mark 15:15 - “Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan”.
Bdk. Gal 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus”.
3. Karena ia mengira bahwa ia bisa melepaskan diri dari tanggung jawab dengan mencuci tangan.
4. Karena ia hanya mengetahui kebenaran secara intelektual saja.
Orang yang betul-betul mengerti dan mengenal kebenaran (dengan otak maupun hati), pasti akan membela kebenaran mati-matian. Tetapi orang yang mengerti kebenaran secara intelektual, hanya akan membela kebenaran dengan setengah hati, dan setelah itu mengorbankan kebenaran itu
Renungkan: bagaimana saudara mengenal kebenaran / Firman Tuhan? Bagaimana saudara membela firman Tuhan / kebenaran?
c) Pontius Pilatus mencuci tangannya.
1. Ini merupakan tradisi Yahudi untuk menunjukkan bahwa seseorang itu tidak bersalah / tidak ikut apa-apa (bdk. Ul 21:6 Maz 26:6).
2. Tetapi dalam kasus ini jelas bahwa Pontius Pilatus bukannya tidak ikut apa-apa! Hal itu memang adalah tanggung jawabnya, dan tidak bisa ia lepaskan begitu saja! Jadi, cuci tangan yang ia lakukan jelas tidak berguna sedikitpun!
Penerapan: jangan terlalu gampang berkata: ‘itu bukan urusan / tanggung jawab saya’!
4) Matius 27: 25: “Dan seluruh rakyat itu menjawab: ‘Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!’”.
Ini mereka ucapkan tanpa berpikir. Tetapi hal ini akhirnya betul-betul terjadi pada tahun 70 Masehi dimana Yerusalem dihancur-leburkan oleh Romawi. Ahli sejarah Josephus mengatakan bahwa pada saat itu:
sekitar 1,1 juta orang Yahudi mati.
ribuan dari mereka mati disalib.
darah mengalir di jalanan begitu banyak seperti sungai sehingga memadamkan benda-benda yang terbakar.
Dari sudut orang-orang yang pro Yesus, mereka harus menunggu lebih dari 30 tahun sebelum keadilan Allah dilaksanakan!
Karena itu, kalau saudara sebagai orang kristen mengalami penindasan dan perlakuan yang tidak adil dari orang lain, dan saudara melihat bahwa orang-orang itu tetap jaya dan makmur untuk waktu yang lama, jangan saudara berkata bahwa Allah tidak adil! Allah pasti akan bertindak, pada saatNya!
5) Matius 27: 26: “Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan”.
a) Penyesahan terhadap Yesus ini adalah suatu penggenapan nubuat, baik nubuat Yesus sendiri (Mat 20:19), maupun nubuat Perjanjian Lama (Yes 53:5 Yes 50:6).
b) Mungkin sekali Yesus disesah 2 x (2 set penyesahan), karena:
1. Mat 27:26 dan Mark 15:15 menceritakan tentang penyesahan yang terjadi persis sebelum penyaliban. Memang tradisi saat itu adalah: sebelum disalib disesah dulu (lihat komentar William Barclay di bawah).
2. Yoh 19:1-16 dan Luk 23:13-25 menceritakan adanya penyesahan yang dilakukan selama pengadilan masih berlangsung / belum selesai. Ini dilakukan oleh Pontius Pilatus dengan tujuan supaya orang-orang Yahudi menjadi kasihan kepada Yesus sehingga lalu tidak jadi menyalibkan Yesus.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari tentang penyesahan yang ini:
a. Ini jelas merupakan sesuatu hal yang tidak adil terhadap Yesus. Ia tidak bersalah, tetapi harus disesah!
Penerapan: pernahkah saudara ‘mengorbankan’ orang yang tidak bersalah demi memuaskan orang yang marah kepada dia? Misalnya dengan menyuruhnya meminta maaf (sekalipun ia tidak bersalah)? Ini adalah suatu tindakan yang tidak terlalu berbeda dengan apa yang Pontius Pilatus lakukan pada saat ia menyesah Yesus!
b. Di sini Pontius Pilatus melakukan tawar-menawar dengan kebenaran. Memang setan sering menggoda kita untuk menawar kebenaran / kehendak Allah. Misalnya: supaya kita memberikan hanya 5 % dari penghasilan kita kepada Tuhan, atau supaya kita pergi ke gereja 3 x sebulan, atau supaya kita pergi ke gereja yang dekat tetapi tidak alkitabiah, dsb. Apakah saudara sering tunduk pada godaan seperti itu?
c. Pontius Pilatus melakukan dosa yang relatif lebih kecil (menyesah Kristus), dengan harapan bisa terhindar dari dosa yang lebih besar (membunuh Kristus). Ini adalah tindakan yang salah! Yang harus ia lakukan saat itu adalah: memilih untuk tidak berdosa dengan jalan membebaskan Kristus.
Pulpit Commentary:
“Sin ever leads on to sin” (= Dosa selalu membawa kepada dosa).
“We may not do evil that good may come” (= Kita tidak boleh melakukan yang jahat dengan tujuan supaya yang baik datang).
c) Penyesahan.
Untuk bisa mengerti lebih baik tentang hebatnya penderitaan Kristus pada waktu disesah, mari kita lihat 2 komentar di bawah ini.
William Hendriksen: “The Roman scourge consisted of a short wooden handle to which several thongs were attached, the ends equipped with pieces of lead or brass and with sharply pointed bits of bone. The stripes were laid especially on the victim's back, bared and bent. Generally two men were employed to administer this punishment, one lashing the victim from one side, one from the other side, with the result that the flesh was at times lacerated to such an extent that deep-seated veins and arteries, sometimes even entrails and inner organs, were exposed. Such flogging, from which Roman citizens were exempt (cf. Acts 16:37), often resulted in death” [= Cambuk Romawi terdiri dari gagang kayu yang pendek yang diberi beberapa tali kulit, yang ujungnya dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau kuningan dan potongan-potongan tulang yang diruncingkan. Pencambukan diberikan terutama pada punggung korban, yang ditelanjangi dan dibungkukkan. Biasanya 2 orang dipekerjakan untuk melaksanakan hukuman ini, yang seorang mencambuki dari satu sisi, yang lain mencambuki dari sisi yang lain, dengan akibat bahwa daging yang dicambuki itu kadang-kadang koyak / sobek sedemikian rupa sehingga pembuluh darah dan arteri yang terletak di dalam, kadang-kadang bahkan isi perut dan organ bagian dalam, menjadi terbuka / terlihat. Pencambukan seperti itu, yang tidak boleh dilakukan terhadap warga negara Romawi (bdk. Kis 16:37), sering berakhir dengan kematian].
William Barclay: “Roman scourging was a terrible torture. The victim was stripped; his hands were tied behind him, and he was tied to a post with his back bent double and conveniently exposed to the lash. The lash itself was a long leather thong, studded at intervals with sharpened pieces of bone and pellets of lead. Such scourging always preceded crucifixion and ‘it reduced the naked body to strips of raw flesh, and inflamed and bleeding weals’. Men died under it, and men lost their reason under it, and few remained conscious to the end of it” [= Pencambukan Romawi adalah suatu penyiksaan yang hebat. Korban ditelanjangi, tangannya diikat kebelakang, lalu ia diikat pada suatu tonggak dengan punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka terhadap cambuk. Cambuk itu sendiri adalah suatu tali kulit yang panjang, yang ditaburi dengan potongan-potongan tulang dan butiran-butiran timah yang runcing. Pencambukan seperti itu selalu mendahului penyaliban dan ‘pencambukan itu menjadikan tubuh telanjang itu menjadi carikan-carikan daging mentah, dan bilur-bilur yang meradang dan berdarah’. Ada orang yang mati karenanya, dan ada orang yang kehilangan akalnya (menjadi gila?) karenanya, dan sedikit orang bisa tetap sadar sampai akhir pencambukan].
d) Yesus rela mengalami penyesahan itu untuk kita (bdk. Yes 53:5 1Pet 2:24).
Kita yang adalah orang berdosa, dan karena itu kitalah yang seharusnya mengalami hukuman seperti itu. Tetapi Yesus yang tidak bersalah, karena kasihnya kepada kita, rela menanggung hukuman itu bagi kita, supaya kalau kita percaya kepada Dia, kita bebas dari semua hukuman dosa!
Penerapan:
masihkah saudara meragukan kasih Tuhan kepada saudara? Pada saat-saat dimana saudara mengalami problem / penderitaan yang hebat, sehingga saudara meragukan kasih Tuhan, atau bahkan marah kepada Tuhan, renungkan tentang penyesahan yang Yesus alami bagi saudara!
kalau Yesus mengalami semua ini bagi saudara, pantaskah saudara menolak untuk menderita bagi Dia? Pantaskah saudara masih mempunyai ‘allah lain’ atau hal-hal yang saudara utamakan / cintai lebih dari Tuhan? Pantaskah saudara masih segan untuk berkorban bagi Tuhan, baik dalam hal tenaga, waktu, pikiran, uang dsb?
kalau Yesus rela mengalami semua ini bagi saudara, pantaskah kalau saudara enggan / segan untuk:
pergi berbakti ke gereja (sekalipun hari hujan!)?
membaca / belajar Firman Tuhan / ikut Pemahaman Alkitab?
bersaat teduh?
berdoa / datang ke persekutuan doa?
melayani Tuhan / memberitakan Injil?
memberikan perpuluhan / persembahan kepada Tuhan?
e) Barabas bebas, dan Yesus disesah lalu disalib.
Banyak orang menganggap hal ini sebagai suatu TYPE dari kematian Kristus sebagai substitute (= pengganti) bagi kita.
Calvin: “Meanwhile, we ought to consider the purpose of God, by which Christ was appointed to be crucified, as if he had been the basest of men. The Jews, indeed, rage against him with blinded fury; but as God had appointed him to be a sacrifice to atone for the sins of the world, he permitted him to be placed even below a robber and murderer. That the Son of God was reduced so low none can properly remember without the deepest horror, and displeasure with themselves, and detestation of their own crimes. But hence also arises no ordinary ground of confidence; for Christ was sunk into the depths of ignominy, that he might obtain for us, by his humiliation, an ascent to the heavenly glory: he was reckoned worse than a robber, that he might admit us to the society of the angels of God. If this advantage be justly estimated, it will be more than sufficient to remove the offence of the cross” (= Sementara itu, kita harus memikirkan tujuan Allah, dengan mana Kristus ditetapkan untuk disalibkan, seakan-akan Ia adalah orang yang paling jahat. Memang orang-orang Yahudi marah kepadaNya dengan suatu kemarahan yang buta; tetapi karena Allah telah menetapkan Dia untuk menjadi korban untuk menebus dosa-dosa dunia, Ia mengijinkan Dia untuk ditempatkan bahkan di bawah seorang perampok dan pembunuh. Bahwa Anak Allah direndahkan begitu rendah tidak ada seorangpun yang bisa mengingat dengan benar tanpa kengerian yang terdalam, dan ketidak-senangan dengan diri mereka sendiri, dan kebencian / kejijikan terhadap kejahatan-kejahatan mereka sendiri. Tetapi dari sana juga muncul suatu dasar yang luar biasa bagi keyakinan; karena Kristus ditenggelamkan ke dalam suatu kedalaman yang memalukan, supaya Ia bisa mendapatkan bagi kita, oleh perendahanNya, suatu peninggian / pengangkatan kepada kemuliaan surgawi: Ia dianggap lebih buruk dari seorang perampok, supaya Ia bisa menerima kita pada perhimpunan malaikat-malaikat Allah. Jika manfaat ini dinilai dengan benar, itu lebih dari cukup untuk menyingkirkan sandungan dari salib) - hal 282.
f) Yesus dihakimi oleh Pontius Pilatus secara tidak adil.
Padahal nanti pada kedatangan Yesus yang kedua-kalinya, Ia yang akan menjadi Hakim, dan Pontius Pilatuslah yang akan diadili oleh Yesus. Bisakah saudara bayangkan bagaimana sikap Pontius Pilatus dalam pengadilan akhir jaman nanti?
Juga semua hakim yang mengadili dengan cara yang tidak adil seperti Pontius Pilatus, nanti harus menghadap dengan gemetar kepada Hakim akhir jaman ini!
Tetapi kalau saudara sendiri bukan orang yang betul-betul percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, maka sikap saudara pada saat itu tidak akan berbeda terlalu jauh dari sikap Pontius Pilatus dan hakim-hakim itu!
MATIUS 27:27-34
Matius 27:27-31 - “(27) Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. (28) Mereka menanggalkan pakaianNya dan mengenakan jubah ungu kepadaNya. (29) Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepalaNya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kananNya. Kemudian mereka berlutut di hadapanNya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: ‘Salam, hai Raja orang Yahudi!’ (30) Mereka meludahiNya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepalaNya. (31) Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari padaNya dan mengenakan pula pakaianNya kepadaNya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan”.
1) Yesus diejek / dipermainkan / dihina.
Dalam ay 26 Yesus disesah, lalu diserahkan untuk disalibkan. Sekarang, sementara salib disiapkan, Yesus ada di tangan para tentara Romawi, yang lalu mengejek dan mempermainkanNya habis-habisan. Mereka tidak mengenal Dia, tidak pernah dirugikan oleh Dia, tidak bermusuhan dengan Dia, tetapi bisa begitu jahat terhadap Dia.
Penerapan: pernahkah / seringkah saudara berbuat jahat kepada orang yang sama sekali tidak pernah bersalah kepada saudara? Berbuat jahat kepada orang yang bersalah kepada kita sudah merupakan dosa, apalagi berbuat jahat kepada orang yang tidak pernah berbuat salah kepada kita!
2) ‘Jubah ungu’ (ay 28). Ini salah terjemahan!
NIV/NASB: ‘a scarlet robe’ (= jubah merah tua).
Tetapi dalam Mark 15:17 dan Yoh 19:2 memang dikatakan ‘jubah ungu’ [NIV / NASB: ‘purple’ (= ungu)].
Ada beberapa cara untuk mengharmoniskan bagian-bagian yang kelihatannya kontradiksi / bertentangan ini:
a) Warna jubah itu ada di antara merah tua dan ungu.
b) J. A. Alexander mengatakan bahwa istilah bahasa Yunani untuk warna sangat tidak pasti, sehingga yang mereka sebut dengan ‘ungu’ adalah warna-warna yang terletak di antara merah cerah sampai pada biru gelap.
c) Kain / jubah ungu pada saat itu adalah kain yang sangat mahal, dan hanya dipakai oleh orang-orang kaya, raja atau orang yang mendapat penghormatan dari raja (bdk. Ester 8:15 Daniel 5:7,29 Luk 16:19 Wah 17:4). Karena itu, jelas tidak mungkin bahwa tentara Romawi itu betul-betul memakaikan jubah ungu kepada tubuh Yesus yang penuh dengan darah itu. Sama seperti mahkota yang dipakaikan bukanlah mahkota sungguh-sungguh tetapi mahkota duri, dan tongkat kerajaan yang diberikan hanyalah sebatang buluh (ay 29), maka jelaslah jubah yang dipakaikan bukanlah betul-betul jubah ungu.
Jadi, mungkin sekali Matius menuliskan ‘merah tua’ sesuai dengan aslinya, tetapi Markus dan Yohanes menuliskan ‘ungu’ karena mereka meninjaunya dari sudut pemikiran para tentara Romawi itu.
3) ‘Mahkota duri’ (ay 29).
a) Ada penafsir yang menganggap ini betul-betul ditujukan sebagai siksaan dan karena itu mereka menggambarkan duri itu panjang-panjang sehingga mencocok / melukai kepala Yesus.
Tetapi banyak juga penafsir yang beranggapan bahwa mahkota duri ini tidak dimaksudkan untuk menyiksa Yesus, tetapi hanya untuk mengejek Yesus. Ini lebih sesuai dengan kontex dari ay 27-31 ini yang memang secara umum bukan menunjukkan penyiksaan, tetapi pengejekan. Kalau memang demikian mungkin sekali durinya tidaklah panjang-panjang, sekalipun memang duri ini tetap bisa melukai kepala Yesus, apalagi ketika kepala yang bermahkotakan duri itu dipukul dengan buluh (ay 30).
b) Seorang penafsir mengatakan bahwa duri ada di dunia karena dosa dari Adam pertama (bdk. Kej 3:18), dan sekarang Adam kedua, yaitu Kristus, harus menderita karenanya.
Kej 3:18 - “semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu”.
4) Yesus diejek, dihina, diludahi.
Calvin mengatakan bahwa kitalah yang seharusnya diludahi oleh malaikat / Allah, tetapi Yesus menanggung semua ini sehingga sekarang Ialah yang diludahi.
Kalau Yesus mengalami hal ini demi kita, maka kita tidak usah terlalu heran, dan juga tidak boleh merasa keberatan, kalau pada suatu waktu kita juga mengalami semua ini, demi Dia!
Matius 27:32-34 - “(32) Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. (33) Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak. (34) Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya”.
1) Matius 27: 32: “Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus”.
a) ‘Berjalan ke luar kota’.
1. Bandingkan dengan Im 24:14,23 yang menunjukkan bahwa firman Tuhan mengajarkan bahwa penghujat Allah harus dihukum mati di luar perkemahan. (bdk. 1Raja 21:13 Kis 7:58).
Im 24:14,23 - “(14) ‘Bawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan dan semua orang yang mendengar haruslah meletakkan tangannya ke atas kepala orang itu, sesudahnya haruslah seluruh jemaah itu melontari dia dengan batu. ... (23) Demikianlah Musa menyampaikan firman itu kepada orang Israel, lalu dibawalah orang yang mengutuk itu ke luar perkemahan, dan dilontarilah dia dengan batu. Maka orang Israel melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa”.
1Raja 21:13 - “Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: ‘Nabot telah mengutuk Allah dan raja.’ Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati”.
Kis 7:58 - “Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus”.
Karena Kristus dianggap menghujat Allah (26:65), maka mereka menghukum mati Dia di luar kota. Ingat bahwa sekalipun yang melaksanakan penghukuman mati itu adalah tentara Romawi, tetapi tokoh-tokoh Yahudi jelas mempunyai ‘suara’ yang sangat kuat (bdk. 27:62-66 28:11-15).
2. Semua ini justru menjadikan Kristus sebagai ANTI TYPE / penggenapan dari korban penghapus dosa, yang adalah TYPE dari Kristus, yang harus dibakar / dibunuh di luar perkemahan.
Kel 29:14 - “Tetapi daging lembu jantan itu, kulitnya dan kotorannya haruslah kaubakar habis dengan api di luar perkemahan, itulah korban penghapus dosa”.
Im 4:12,21 - “(12) jadi lembu jantan itu seluruhnya harus dibawanya ke luar perkemahan, ke suatu tempat yang tahir, ke tempat pembuangan abu, dan lembu itu harus dibakarnya sampai habis di atas kayu api di tempat pembuangan abu. ... (21) Dan haruslah ia membawa lembu jantan itu ke luar perkemahan, lalu membakarnya sampai habis seperti ia membakar habis lembu jantan yang pertama. Itulah korban penghapus dosa untuk jemaah”.
Im 9:11 - “Tetapi daging dan kulitnya dibakarnya habis di luar perkemahan”.
Im 16:27 - “Lembu jantan dan kambing jantan korban penghapus dosa, yang darahnya telah dibawa masuk untuk mengadakan pendamaian di dalam tempat kudus, harus dibawa keluar dari perkemahan, dan kulitnya, dagingnya dan kotorannya harus dibakar habis”.
Bil 19:3 - “Dan haruslah kamu memberikannya kepada imam Eleazar, maka lembu itu harus dibawa ke luar tempat perkemahan, lalu disembelih di depan imam”.
Ibr 13:11-12 - “(11) Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya dibawa masuk ke tempat kudus oleh Imam Besar sebagai korban penghapus dosa, dibakar di luar perkemahan. (12) Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umatNya dengan darahNya sendiri”.
Dari semua ini terlihat dengan jelas bahwa semua ini dikontrol oleh Allah, sehingga terlaksanalah Rencana Allah, yang memang sudah menetapkan Kristus sebagai penggenapan dari korban penghapus dosa.
b) Pemikulan salib.
1. William Barclay mengatakan bahwa yang dipikul hanyalah bagian horizontal dari salib, sedangkan bagian vertikalnya sudah menunggu di tempat penyaliban. Tetapi tidak semua penafsir setuju dengan dia.
2. Route pemikulan salib ini selalu dipilih yang sejauh mungkin, dengan tujuan sebanyak mungkin orang bisa melihat penghukuman penjahat itu dan lalu takut untuk berbuat jahat.
Ini betul-betul sesuatu yang merendahkan dan mempermalukan Yesus karena menjadikan Dia ‘tontonan’ bagi orang banyak.
3. Matius mengatakan bahwa Simonlah yang memikul salib Yesus, sedangkan Yoh 19:17 mengatakan bahwa Yesus sendirilah yang memikul salib itu.
Yoh 19:17 - “Sambil memikul salibNya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota”.
Jadi, mula-mula Yesus memikul salibNya sendiri, tetapi Ia lalu tidak kuat dan terjatuh, sehingga tentara Romawi lalu memaksa Simon untuk memikul salib Yesus. Bahkan ada orang-orang yang berpendapat bahwa Simon tidak memikul salib itu sendirian, tetapi memikulnya di belakang Yesus (jadi Yesus tetap memikul sebagian). Karena itu Luk 23:26b mengatakan ‘dipikulnya sambil mengikuti Yesus’.
Penerapan: Yesus rela memikul salib demi kita. Maukah saudara memikul salib atau menderita karena Dia? bdk. Mat 16:24 - “Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”!
4. Simon dipaksa untuk memikul salib Yesus.
Dari kata ‘paksa’ ini terlihat bahwa Simon bukanlah orang Kristen pada saat itu. Tetapi mungkin gara-gara ia dipaksa memikul salib Yesus ini, ia akhirnya menjadi orang Kristen.
a. Barclay mengatakan bahwa Simon adalah seorang Yahudi yang datang dari Tripoli (Lybia), untuk merayakan Paskah di Yerusalem. Tetapi persis pada waktu ia sampai di Yerusalem, ia bertemu dengan Yesus yang memikul salib, dan Yesus jatuh karena tidak kuat memikul salib itu. Seorang tentara Romawi menyentuhkan tombaknya pada pundak Simon, yang merupakan tanda bahwa ia disuruh memikul salib Yesus. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Simon. Ia pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah, yang merupakan suatu keinginan dalam hidupnya, tetapi ia mendapati dirinya memikul salib Yesus. Pasti hatinya dipenuhi dengan kepahitan terhadap tentara Romawi itu, dan mungkin juga terhadap ‘orang kriminil’ ini, yang telah melibatkannya dalam kejahatannya.
b. Barclay melanjutkan ceritanya dengan membandingkan dengan Mark 15:21 - “Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus”.
Dalam ayat ini Simon digambarkan sebagai ayah dari Alexander dan Rufus. Kita tidak biasanya memperkenalkan seseorang dengan nama anak-anaknya, kecuali anak-anak tersebut sangat dikenal dalam masyarakat kepada siapa kita menulis. Ada persetujuan umum bahwa Markus menuliskan Injilnya kepada gereja Roma. Karena itu, mari sekarang kita melihat pada surat Paulus kepada gereja Roma. Di antara salam-salamnya pada akhirnya ia menulis: “Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan, dan salam kepada ibunya, yang bagiku adalah juga ibu” (Ro 16:13). Jadi dalam gereja Roma ada Rufus, seorang Kristen yang disebut sebagai salah seorang pilihan Allah, dengan ibunya yang begitu dikasihi oleh Paulus sehingga ia sebut sebagai ibunya. Bisa jadi bahwa ini adalah Rufus yang sama dengan Rufus yang adalah anak dari Simon, dan bahwa ibunya adalah istri dari Simon.
c. Mungkin pertobatan Simon terjadi pada saat ia memikul salib Yesus.
William Barclay: “It may well be that as he looked on Jesus Simon’s bitterness turned to wondering amazement and finally to faith; that he became a Christian; and that his family became some of the choicest souls in the Roman church. It may well be that Simon from Tripoli thought he was going to realize a life’s ambition, to celebrate the Passover in Jerusalem at last; that he found himself sorely against his will carrying a criminal’s cross; that, as he looked, his bitterness turned to wonder and to faith; and that in the thing that seemed to be his shame he found a Saviour” (= Bisa jadi bahwa pada saat ia memandang kepada Yesus, kepahitan Simon berbalik menjadi keheranan dan akhirnya menjadi iman; sehingga ia menjadi orang kristen; dan keluarganya menjadi jiwa-jiwa yang paling berharga dalam gereja Roma. Merupakan sesuatu yang memungkinkan bahwa Simon dari Tripoli berpikir bahwa ia akan mewujudkan ambisi hidupnya, untuk akhirnya bisa merayakan Paskah di Yerusalem; bahwa ia mendapati dirinya, sangat bertentangan dengan kehendaknya, mengangkat salib seorang kriminil; bahwa pada saat ia memandang, kepahitannya berbalik menjadi keheranan dan menjadi iman; dan bahwa dalam hal yang kelihatannya merupakan aib baginya ia menemukan seorang Juruselamat) - hal 283.
5. Spurgeon menghubungkan Simon dari Kirene dengan Simon Petrus.
Ia berkata bahwa Simon dari Kirene memikul salib Yesus karena Simon Petrus tidak ada.
C. H. Spurgeon: “‘His name was Simon: and where was that other Simon? What a silent, but strong rebuke this would be to him. Simon Peter, Simon son of Jonas, where wast thou? Another Simon has taken thy place. Sometimes the Lord’s servants are backward where they are expected to be forward, and he finds other servitors for the time. If this has ever happened to us it ought gently to rebuke us as long as we live. Brothers and sisters, keep your places, and let not another Simon occupy your room. It is of Judas that it is said, ‘His bishopric shall another take;’ but a true disciple will retain his office. Remember that word of our Lord, ‘Hold that fast which thou hast, that no man take thy crown.’ Simon Peter lost a crown here, and another head wore it” [= Namanya adalah Simon: dan dimana Simon yang satunya? Ini merupakan suatu hardikan yang tenang tetapi keras baginya. Simon Petrus, Simon bin Yunus / Yohanes, dimanakah engkau? Seorang Simon yang lain telah mengambil tempatmu. Kadang-kadang pelayan-pelayan Tuhan mundur pada saat mereka diharapkan untuk maju, dan Ia mendapatkan pelayan-pelayan yang lain untuk saat itu. Jika ini pernah terjadi pada kita, itu seharusnya memarahi / menegur kita dengan lembut selama kita hidup. Saudara-saudara dan saudari-saudari, tetaplah di tempatmu, dan jangan biarkan seorang Simon yang lain menempati tempatmu. Tentang Yudas dikatakan ‘Biarlah jabatannya diambil orang lain’ (Kis 1:20b); tetapi seorang murid sejati akan mempertahankan jabatannya. Ingatlah kata-kata Tuhan kita ‘Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu’ (Wah 3:11). Simon Petrus kehilangan mahkota di sini, dan sebuah kepala yang lain memakai mahkota itu] - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol VI, hal 447-448.
c) Dalam perjalanan memikul salib ke luar kota itulah terjadi peristiwa dalam Luk 23:27-32 - “(27) Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. (28) Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: ‘Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! (29) Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. (30) Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! (31) Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?’ (32) Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia”.
1. Luk 23:27 menunjukkan bahwa tidak semua orang Yahudi saat itu membenci Kristus. Ada orang-orang Yahudi yang pro / mengasihi Yesus, atau setidaknya merasa kasihan kepada Yesus, sehingga menangisi Dia.
2. Dalam Luk 23:28, kata-kata ‘janganlah kamu menangisi Aku’ bukanlah suatu teguran seolah-olah hal itu adalah suatu dosa. Tujuan Yesus mengatakan ini adalah: mengalihkan perhatian mereka dari penderitaan yang sedang Ia alami kepada hukuman Allah yang akan menimpa orang-orang Yahudi itu. Ini yang lebih perlu untuk ditangisi!
Tetapi kata-kata itu juga menunjukkan bahwa Ia tidak membutuhkan belas kasihan kita. Yang Ia inginkan bukanlah supaya kita menangisi Dia, tetapi supaya kita percaya kepadaNya!
Pulpit Commentary (tentang Mat 27): “He does not want our pity. This would be a wasted and mistaken sentiment.” [= Ia tidak membutuhkan / menghendaki belas kasihan kita. Ini adalah suatu perasaan yang sia-sia dan salah.] - hal 617-618.
David Gooding: “It was, it seems, a psychological reaction to the sight of ‘such a nice young man’ being so rudely taken out to such a hideously cruel death. It had nothing to do with moral conscience or repentance. In a month’s time they would have forgotten it. Christ wanted no such pity” (= Kelihatannya itu adalah reaksi psikhologis terhadap pemandangan tentang ‘seorang muda yang baik’ yang dengan begitu kasar dibawa keluar kepada suatu kematian yang kejam dan mengerikan. Itu tidak berhubungan dengan hati nurani moral atau pertobatan. Dalam waktu satu bulan mereka akan melupakannya. Kristus tidak menginginkan belas kasihan seperti itu) - hal 341.
Leon Morris (Tyndale): “Jesus greets them as ‘Daughters of Jerusalem,’ ... At this moment, as He goes out to execution, Jesus thinks not of Himself but of them. He wants their repentance, not their sympathy” (= Yesus menyebut mereka sebagai ‘puteri-puteri Yerusalem’, ... Pada saat ini, pada saat Ia pergi keluar untuk dihukum mati, Yesus tidak berpikir tentang diriNya sendiri tetapi tentang mereka. Ia menginginkan pertobatan mereka, bukan simpati mereka) - hal 325.
Norval Geldenhuys (NICNT): “It is not sympathy but sincere faith in Him and genuine repentance that Jesus expects from us” (= Bukan simpati tetapi iman yang tulus / sungguh-sungguh kepadaNya dan pertobatan sejati yang Yesus harapkan dari kita) - hal 605.
3. Luk 23:29-30: Ini menunjukkan hebatnya hukuman Allah sehingga:
a. Sekalipun sebetulnya anak adalah berkat Tuhan, tetapi pada saat itu orang akan menyesal bahwa dirinya mempunyai anak (Luk 23:29). Mengapa? Karena anak itupun akan mengalami penderitaan yang hebat dan bahkan kematian!
b. Pada saat itu mereka lebih suka kalau gunung dan bukit runtuh menimpa mereka (Luk 23:30 bdk. Wah 6:15-17).
4. Luk 23:31: kayu kering disini menggambarkan orang Yahudi yang bejad, sedangkan kayu hidup menggambarkan Yesus yang suci. Manusia lebih cenderung untuk membakar kayu kering dari pada kayu hidup. Jadi arti kata-kata Yesus ini adalah: kalau Yesus yang tidak berdosa saja diperlakukan seperti itu oleh orang Romawi, apalagi orang-orang Yahudi yang bejad itu. Pasti akan diperlakukan dengan lebih kejam! Hal ini digenapi pada tahun 70 Masehi pada saat orang Romawi menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah.
5. Luk 23:27-31 ini menunjukkan bahwa dalam penderitaanNyapun Kristus tidak memikirkan diriNya sendiri tetapi orang lain, yang bahkan adalah orang-orang yang jahat.
Penerapan: bagaimana dengan diri saudara? Pada saat saudara sendiri menderita, apakah saudara masih memikirkan orang-orang lain, khususnya yang menderita / yang belum percaya?
2) Matius 27: 33: “Maka sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak”.
a) GOLGOTA merupakan kata bahasa Aram; dalam bahasa Latinnya adalah CALVA / CALVARIUM (dan dari kata ini diturunkan kata CALVARY), yang artinya adalah ‘tempat tengkorak’.
b) Mengapa tempat itu disebut demikian? Ada macam-macam jawaban:
ada yang mengatakan karena tempat itu berbentuk tengkorak.
ada yang mengatakan karena tengkorak Adam ditemukan di sana.
ada yang mengatakan karena ada banyak tengkorak di tempat itu.
ada yang mengatakan karena itu merupakan tempat pelaksanaan hukuman mati.
3) Matius 27: 34: “Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya”.
a) Pemberian anggur bercampur empedu ini merupakan penggenapan dari nubuat dalam Maz 69:22a, tetapi Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.
Maz 69:22a - “Bahkan, mereka memberi aku makan racun”.
NIV: ‘They put gall in my food’ (= Mereka memberikan empedu dalam makananku).
b) Peristiwa ini terjadi sebelum Yesus disalibkan, dan ini berbeda dengan peristiwa pemberian minum anggur asam dalam Mat 27:48 / Mark 15:36 / Yoh 19:28-30a (yang ini merupakan penggenapan dari Maz 69:22b - “dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam”).
c) Mark 15:23 menyebutkan anggur bercampur mur.
Ini bukan suatu kontradiksi. Mungkin sekali itu adalah anggur bercampur ramuan tertentu, antara lain empedu dan mur.
d) Apa gunanya pemberian minuman ini? Ada beberapa pandangan:
1. Calvin: untuk mempercepat keluarnya darah, sehingga mempercepat kematian. Calvin juga mengatakan bahwa penolakan Yesus menolak terhadap minuman itu menunjukkan bahwa Ia tidak cepat-cepat ingin mati supaya bebas dari penderitaan, tetapi dengan sabar memikul penderitaanNya sampai selesai.
2. Dr. Knox Chamblin: ini bukan obat bius, tetapi hanya olok-olok / ejekan, karena dengan adanya empedu dan mur, anggur itu menjadi tidak bisa diminum. Kalau kita melihat kontex Maz 69:22, maka pemberian empedu itu bukanlah suatu tindakan yang baik, tetapi untuk membuat menderita.
3. Mayoritas penafsir: minuman ini berfungsi sebagai obat bius, untuk mengurangi rasa sakit. Tradisi mengatakan bahwa minuman ini dipersiapkan oleh perempuan-perempuan Yerusalem sebagai tindakan belas kasihan terhadap orang yang akan disalibkan.
e) Kristus menolak minuman anggur bercampur empedu dan mur itu. Mengapa? Kalau dalam d) di atas yang benar adalah pandangan dari mayoritas penafsir, dimana anggur itu adalah anggur bius yang bisa mengurangi rasa sakit, maka Kristus menolak minuman itu karena Ia tidak mau penderitaanNya dikurangi. Mengapa? Karena Ia sadar bahwa saat itu Ia sedang memikul hukuman dosa umat manusia, termasuk hukuman dosa saudara dan saya. Kalau penderitaanNya dikurangi, maka Ia tidak memikul seluruh hukuman kita, tetapi sebagian saja. Dan ini pasti tidak akan bisa menyelamatkan kita! Dengan menolak minuman bius itu, Ia memikul seluruh / 100 % hukuman dosa kita!
Kristus memang konsekwen! Dalam Mat 26:39,42 Ia sudah mengatakan kepada Bapa bahwa Ia mau meminum ‘cawan’ (artinya ‘penderitaan’ atau ‘murka Allah’) dari Bapa itu. Dan di sini Ia betul-betul meminum ‘cawan penderitaan / murka Allah’ itu sampai habis; Ia memikul seluruh hukuman dosa kita tanpa sisa sedikitpun! Karena itulah kalau kita percaya kepada Yesus, tidak ada dosa yang tidak diampuni, dan tidak ada lagi kemungkinan kita akan dihukum oleh Allah.
Bdk. Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
Tetapi persoalannya, sudahkah saudara percaya kepada Yesus?
f) Charles Haddon Spurgeon: “Dr. Kitto explained the passage by an Oriental custom. He says that kings when they invited their subjects to great festivals would employ persons to sprinkle with perfume all who arrived, as they passed the palace gate. I scarcely think that that is the meaning of the text, but at any rate it supplies an illustration of it. Jesus invites men of all nations to come to the gospel feast, and as they enter he casts upon them the sweet perfumes of his love and grace, so that they are fragrant before the Lord. There were no perfumes for thee, O Jesus, upon Calvary! Vinegar and gall were all they could afford thee; but now, since thou hast gone to heaven thou dost provide perfumes for multitudes of the sons of men, and nations north and south and east and west are refreshed with the delicious showers of fragrance which through the gospel fall upon them” (= Dr. Kitto menjelaskan text ini dengan suatu tradisi / kebiasaan Timur. Ia mengatakan bahwa raja-raja pada waktu mereka mengundang orang-orang yang ada dibawah kekuasaannya ke hari-hari raya yang besar menggunakan / mempekerjakan orang-orang untuk memerciki dengan minyak wangi semua orang yang datang, pada waktu mereka melewati pintu gerbang istana. Saya hampir tidak memikirkan itu sebagai arti dari text ini, tetapi bagaimanapun itu memberikan suatu illustrasi tentangnya. Yesus mengundang orang-orang dari semua bangsa untuk datang pada pesta Injil, dan pada waktu mereka masuk Ia melemparkan kepada mereka minyak wangi yang harum dari kasih dan kasih karuniaNya, sehingga mereka menjadi harum di hadapan Tuhan. Tidak ada minyak wangi bagiMu, O Yesus, di Kalvari! Cuka dan empedu adalah apa yang mereka berikan kepadaMu; tetapi sekarang, karena Engkau telah pergi ke surga Engkau menyediakan minyak wangi untuk banyak anak-anak manusia, dan bangsa-bangsa dari utara, selatan, timur dan barat disegarkan dengan curahan yang nikmat dari bau wangi yang melalui Injil jatuh kepada mereka) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol I, ‘Christ in the Old Testament’, hal 583.
Catatan: text yang dijelaskan oleh Dr. Kitto adalah Yes 52:15 - ‘ia akan membuat tercengang banyak bangsa’. Tetapi sebetulnya terjemahan hurufiah dari bagian ini adalah seperti yang diberikan oleh KJV/NIV/NASB di bawah ini.
KJV: ‘so shall he sprinkle many nations’ (= demikianlah ia akan memerciki banyak bangsa).
NIV: ‘so will he sprinkle many nations’ (= demikianlah ia akan memerciki banyak bangsa).
NASB: ‘Thus He will sprinkle many nations’ (= Demikianlah ia akan memerciki banyak bangsa).
MATIUS 27:35-44
Matius 27:35-38 - “(35) Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaianNya dengan membuang undi. (36) Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. (37) Dan di atas kepalaNya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: ‘Inilah Yesus Raja orang Yahudi.’ (38) Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiriNya”.
Matius 27: 35: “Sesudah menyalibkan Dia mereka membagi-bagi pakaianNya dengan membuang undi”.
1) Yesus disalibkan.
a) Ini merupakan penggenapan dari:
1. Maz 22:17b - “mereka menusuk tangan dan kakiku”.
2. Sebagian dari Kej 3:15, yaitu ular (= setan) akan meremukkan tumit dari keturunan Hawa (= Yesus).
Tetapi kalau sebagian dari Kej 3:15 digenapi, maka pastilah sebagian yang lain (keturunan Hawa akan meremukkan kepala ular / setan) juga akan digenapi. Dan ini terjadi pada saat Yesus bangkit dari antara orang mati.
b) Saat penyaliban.
Mark 15:25 mengatakan bahwa Yesus mulai disalibkan pada pukul 9 pagi [NIV / NASB / Lit: ‘the third hour’ (= jam yang ke 3).
Ini memang sama dengan pukul 9 pagi, karena orang Yahudi memulai hari mereka pada pukul 6 pagi].
Tetapi anehnya, Yoh 19:14 mengatakan bahwa pada pukul 12 siang [NIV / NASB / Lit: ‘about the sixth hour’ (= jam yang ke 6)], Yesus masih diadili oleh Pontius Pilatus.
Yoh 19:14 - “Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: ‘Inilah rajamu!’”.
Bagaimana mengharmoniskan bagian-bagian yang kelihatannya kontradiksi / bertentangan ini? Ada 2 cara untuk menafsirkan Yoh 19:14 sehingga menjadi harmonis dengan Mark 15:25:
Ini merupakan kesalahan ahli Taurat dalam menyalin Kitab Suci.
Di sini Yohanes menggunakan waktu Romawi, bukan waktu Yahudi, sehingga ‘jam yang ke 6’ (ini merupakan terjemahan hurufiah dari Yoh 19:14 itu) berarti pukul 6 pagi, bukan pukul 12 siang.
c) Bentuk salib.
Salib yang paling awal / mula-mula, hanya berbentuk sebuah tiang tegak (Catatan: kedua tangan dipakukan diatas kepala).
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘salib’ adalah STAUROS, yang artinya adalah ‘tiang tegak’. Jadi, salib yang paling awal hanyalah berbentuk tiang tegak (Karena itu jangan heran kalau Saksi-Saksi Yehuwa berkeras dengan bentuk salib seperti ini / tiang tegak).
Tetapi setelah itu lalu muncul beberapa variasi dari salib, yaitu:
seperti yang biasanya kita kenal, ada yang bagian vertikalnya lebih panjang, dan ada juga yang bagian horizontal dan vertikalnya sama panjang.
seperti huruf T.
seperti huruf X.
seperti huruf Y.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa salib yang digunakan untuk Yesus adalah yang pertama dari 3 bentuk di atas, karena dalam Mat 27:37 dikatakan bahwa diatas kepala Yesus terpasang tulisan, dan ini tak mungkin terjadi dengan salib yang berbentuk huruf T / X. Sebetulnya argumentasi ini tidak sepenuhnya meyakinkan, dan karena itu, sebetulnya kita tidak tahu dengan pasti bagaimana bentuk dari kayu salib yang digunakan untuk menyalibkan Yesus.
d) Tradisi penyaliban.
Pulpit Commentary: “Nails were driven through the hands and feet, and the body was supported partly by these and partly by a projecting pin of wood called the seat. The rest for the feet, often seen in picture, was never used” (= Paku-paku menembus tangan dan kaki, dan tubuh disangga / ditopang sebagian oleh paku-paku ini dan sebagian lagi oleh sepotong kayu yang menonjol yang disebut ‘tempat duduk’. Tempat pijakan kaki, yang sering terlihat dalam gambar, tidak pernah digunakan).
William Barclay: “When they reached the place of crucifixion, the cross was laid flat on the ground. The prisoner was stretched upon it and his hands nailed to it. The feet were not nailed, but only loosely bound. Between the prisoner’s legs projected a ledge of wood called the saddle, to take his weight when the cross was raised upright - otherwise the nails would have torn through the flesh of the hands. The cross was then lifted upright and set in its socket - and the criminal was left to die ... Sometimes prisoners hung for as long as a week, slowly dying of hunger and thirst, suffering sometimes to the point of actual madness” [= Ketika mereka sampai di tempat penyaliban, salib itu ditidurkan di atas tanah. Orang hukuman itu direntangkan di atasnya, dan tangannya dipakukan pada salib itu. Kakinya tidak dipakukan, tetapi hanya diikat secara longgar. Di antara kaki-kaki dari orang hukuman itu (diselangkangannya), menonjol sepotong kayu yang disebut sadel, untuk menahan berat orang itu pada waktu salib itu ditegakkan - kalau tidak maka paku-paku itu akan merobek daging di tangannya. Lalu salib itu ditegakkan dan dimasukkan di tempatnya - dan kriminil itu dibiarkan untuk mati .... Kadang-kadang, orang-orang hukuman tergantung sampai satu minggu, mati perlahan-lahan karena lapar dan haus, menderita sampai pada titik dimana mereka menjadi gila].
Catatan: Barclay menganggap bahwa yang dipaku hanyalah tangan saja. Kaki hanya diikat secara longgar, tetapi tidak dipaku. Ini ia dasarkan pada:
tradisi.
Yoh 20:25,27 yang tidak menyebut-nyebut tentang bekas paku pada kaki (lihat tafsiran Barclay tentang Yoh 20:24-29, hal 276).
Yoh 20:25,27 - “(25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: ‘Kami telah melihat Tuhan!’ Tetapi Tomas berkata kepada mereka: ‘Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya.’ (27) ... Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”.
Tetapi saya berpendapat bahwa Yesus dipaku bukan hanya tangannya, tetapi juga kakinya. Alasan saya:
penulis-penulis lain ada yang mengatakan bahwa tradisinya tidak selalu seperti yang dikatakan oleh Barclay (misalnya penulis dari Pulpit Commentary yang saya kutip di atas). Juga tentang pemakuan kaki ini caranya tidak selalu sama. Ada orang yang kedua kakinya dipaku menjadi satu, dan ada juga yang kedua kakinya dipaku secara terpisah.
Maz 22, yang adalah mazmur / nubuat tentang salib (baca seluruh mazmur itu), berkata pada ay 17b: ‘mereka menusuk tangan dan kakiku’.
Dalam Luk 24:39-40, Tuhan Yesus menunjukkan tangan dan kakiNya! Pasti karena ada bekas pakunya!
Luk 24:39-40 - “(39) Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’ (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kakiNya kepada mereka”.
Barclay lalu mengutip kata-kata Klausner sebagai berikut:
“The criminal was fastened to his cross, already a bleeding mass from the scourging. There he hung to die of hunger and thirst and exposure, unable even to defend himself from the torture of the gnats and flies which settled on his naked body and on his bleeding wounds” [= Kriminil / orang hukuman itu dilekatkan / dipakukan pada salib; pada saat itu ia sudah penuh dengan darah karena pencambukan. Di sana ia tergantung untuk mati karena lapar, haus dan kepanasan, bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri dari siksaan dari serangga dan lalat yang hinggap pada tubuhnya yang telanjang dan pada luka-lukanya yang berdarah].
Barclay lalu mengatakan: “It is not a pretty picture but that is what Jesus Christ suffered - willingly - for us” (= Itu bukanlah suatu gambaran yang bagus, tetapi itulah yang diderita oleh Yesus Kristus - dengan sukarela - bagi kita).
Penerapan:
kalau sampai saat ini saudara masih belum percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan secara pribadi, maka sadarilah bahwa Ia sudah tersalib dan mati untuk menebus dosa umat manusia. Tetapi ini tidak ada gunanya bagi saudara, kalau saudara tidak mau percaya kepada Dia. Karena itu datanglah kepada Dia sekarang juga!
Setiap kali saudara merasa bahwa Allah tidak / kurang mengasihi saudara, renungkan peristiwa penyaliban ini. Kalau Yesus tidak mengasihi saudara, bagaimana mungkin Ia mau mengalami semua itu untuk saudara? Kalau Bapa tidak mengasihi saudara, bagaimana mungkin Ia bisa merelakan AnakNya yang tunggal untuk mengalami semua itu bagi saudara?
Setiap kali saudara merasa segan melakukan sesuatu untuk Tuhan, berkorban bagi Tuhan, kikir dalam memberikan persembahan bagi Tuhan dsb, maka renungkan penyaliban yang Yesus sudah rela alami demi saudara. Pantaskah semua itu saudara balas dengan keseganan saudara?
2) Pakaian Yesus diundi (ay 35b).
a) Ini merupakan penggenapan dari Maz 22:19 (bdk. Yoh 19:23-24).
Maz 22:19 - “Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku”.
Yoh 19:23-24 - “(23) Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaianNya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian - dan jubahNya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. (24) Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.’ Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Mereka membagi-bagi pakaianKu di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubahKu.’ Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu”.
b) Calvin mengatakan bahwa Anak Allah ditelanjangi supaya oleh ketelanjanganNya kita mendapatkan kekayaan yang membuat kita terhormat di hadapan Allah!
Calvin: “the Evangelists exhibits to us the Son of God stripped of his garments, in order to inform us, that by this nakedness we have obtained those riches which makes us honourable in the presence of God. God determined that his own Son should be stripped of his raiment, that we, clothed with his righteousness and with abundance of all good things, may appear with boldness in company with the angels, whereas formerly our loathsome and disgraceful aspect, in tattered garments, kept us back from approaching to heaven” (= sang penginjil menunjukkan kepada kita Anak Allah dilepaskan pakaianNya untuk memberi tahu kita bahwa oleh ketelanjangan ini kita telah mendapatkan kekayaan yang membuat kita terhormat di hadapan Allah. Allah menetapkan bahwa AnakNya sendiri harus ditelanjangi, supaya kita, dipakaiani dengan kebenaranNya dan dengan hal-hal baik yang berlimpah-limpah, bisa tampil dengan keberanian dalam kumpulan malaikat, padahal sebelumnya, aspek menjijikkan dan memalukan kita, dalam pakaian yang compang camping, menahan kita untuk mendekati surga) - hal 298.
c) Ketidak-pedulian dunia terhadap kasih Allah.
William Barclay: “No picture so shows the indifference of the world to Christ. There on the Cross Jesus was dying in agony; and there at the foot of the Cross the soldiers threw their dice as if it did not matter. ... The tragedy is not the hostility of the world to Christ; the tragedy is the world’s indifference which treats the love of God as if it did not matter” (= Tidak ada penggambaran yang begitu menunjukkan ketidak-pedulian / sikap acuh tak acuh dari dunia terhadap Kristus. Disana pada Salib Yesus sedang sekarat dalam penderitaan yang hebat; dan disana pada kaki Salib tentara-tentara melemparkan dadu mereka seakan-akan itu tidak ada artinya. ... Tragedinya bukanlah permusuhan dari dunia terhadap Kristus; tragedinya adalah ketidak-pedulian / sikap acuh tak acuh yang memperlakukan kasih Allah seakan-akan itu tidak ada artinya) - ‘The Gospel of John’, vol 2, hal 254.
Matius 27: 36-37: “(36) Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. (37) Dan di atas kepalaNya terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum: ‘Inilah Yesus Raja orang Yahudi.’”.
1) Tulisan yang ada di atas kepala Yesus.
Ay 37: ‘Inilah Yesus, raja orang Yahudi’.
Mark 15:26 - ‘Raja orang Yahudi’.
Luk 23:38 - ‘Inilah raja orang Yahudi’.
Yoh 19:19 - ‘Yesus, orang Nazaret, raja orang Yahudi’.
Ini tidak berarti bahwa keempat orang ini bertentangan satu sama lain. Mungkin sekali tulisan lengkapnya berbunyi: ‘Inilah Yesus, orang Nazaret, raja orang Yahudi’, sedangkan keempat penulis Kitab Suci itu masing-masing menuliskan sebagian saja.
2) Ketegasan Pontius Pilatus dalam hal tulisan ini.
Peristiwa pemberian tulisan di atas kepala Yesus ini diceritakan secara lebih lengkap dalam Yoh 19:19-22 - “(19) Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: ‘Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi.’ (20) Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. (21) Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: ‘Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.’ (22) Jawab Pilatus: ‘Apa yang kutulis, tetap tertulis.’”.
Jadi, tokoh-tokoh Yahudi itu sebetulnya keberatan dengan bunyi tulisan itu, tetapi pada waktu mereka memprotesnya, Pontius Pilatus menolak protes itu dengan tegas (Catatan: William Barclay menganggap bahwa Pontius Pilatus sengaja menuliskan tulisan itu untuk menjengkelkan orang-orang Yahudi).
Terhadap sikap Pontius Pilatus yang bisa menolak dengan tegas ini, William Barclay memberikan komentar sebagai berikut:
“Here is Pilate the inflexible, the man who will not yield an inch. So very short a time before, this same man had been weakly vacillating as to whether to crucify Jesus or to let him go; and in the end had allowed himself to be bullied and blackmailed into giving the Jews their will. Adamant about the inscription, he had been weak about the crucifixion. It is one of the paradoxical things in life that we can be stubborn about things which do not matter and weak about things of supreme importance” (= Inilah Pilatus yang keras / tak dapat diubah, orang yang tak mau menyerah / mundur sedikitpun. Beberapa saat sebelum ini, orang yang sama ini terombang-ambing secara lemah mengenai apakah ia akan menyalibkan Yesus atau membebaskanNya; dan pada akhirnya membiarkan dirinya sendiri digertak dan dipaksa dengan ancaman sehingga menuruti kemauan orang Yahudi. Ia tak mau menyerah tentang tulisan, tetapi ia lemah tentang penyaliban. Ini merupakan salah satu dari hal-hal yang paradox dalam kehidupan dimana kita bisa keras kepala tentang hal-hal yang tidak penting dan lemah tentang hal-hal yang sangat penting).
Penerapan / contoh:
ada orang yang tegas / keras dalam hal-hal yang bersifat jasmani / duniawi, tetapi selalu plin plan / berkompromi dalam hal-hal yang bersifat rohani. Apakah saudara juga demikian?
ada gereja yang keras dalam mempertahankan tradisi (misalnya: penggunaan Doa Bapa Kami dan 12 Pengakuan Iman Rasuli dalam kebaktian, pemakaian toga, dsb), tetapi lemah dalam menjaga mimbar terhadap nabi-nabi palsu / ajaran yang salah / sesat.
Matius 27: 38: “Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiriNya”.
1) Ini merupakan penggenapan dari Yes 53:12 yang berbunyi ‘karena ia terhitung di antara pemberontak’.
Bdk. Mark 15:27-28 - “(27) Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kananNya dan seorang di sebelah kiriNya. (28) [Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: ‘Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.’]”.
Mark 15:28 terletak dalam tanda kurung tegak, yang menunjukkan bahwa ayat itu diperdebatkan keasliannya. Mungkin saja ayat itu hanya merupakan suatu penambahan, tetapi bagaimanapun jelas bahwa peristiwa ini memang merupakan penggenapan dari Yes 53:12 tersebut.
Menanggapi peristiwa penggenapan nubuat ini, Arthur W. Pink, dalam bukunya yang berjudul ‘The Seven Sayings of the Saviour on the Cross’, hal 24-25, mengatakan sebagai berikut:
“It was no accident that the Lord of Glory was crucified between two thieves. There are no accidents in a world that is governed by God. Much less could there have been any accident on that Day of all days, or in connection with that Event of all events - a Day and an Event which lie at the very centre of the world’s history. No; God was presiding over that scene. From all eternity He had decreed when and where and how and with whom His Son should die. Nothing was left to chance or the caprice of man. All that God had decreed came to pass exactly as He had ordained, and nothing happened save as He had eternally purposed. Whatsoever man did was simply that which God’s hand and counsel ‘determined to be done’ (Acts 4:28). When Pilate gave orders that the Lord Jesus should be crucified between the two malefactors, all unknown to himself, he was but putting into execution the eternal decree of God and fulfilling His prophetic word. Seven hundred years before this Roman officer gave command, God had declared through Isaiah that His Son should be ‘numbered with the transgressors’ (Isa 53:12). ... Not a single word of God can fall to the ground. ‘Forever, O LORD, Thy word is settled in heaven’ (Ps 119:89). Just as God had ordained, and just as He had announced, so it came to pass.” [= Bukanlah suatu kebetulan bahwa Tuhan Kemuliaan disalibkan di antara 2 pencuri. Tidak ada kebetulan dalam dunia yang diperintah oleh Allah. Lebih-lebih lagi tidak ada kebetulan pada Hari segala hari, atau dalam hubungannya dengan Peristiwa di antara segala peristiwa - suatu Hari dan Peristiwa yang terletak di pusat sejarah dunia. Tidak; Allah mengontrol adegan / peristiwa itu. Dari kekekalan Allah telah menentukan kapan dan dimana dan bagaimana dan dengan siapa AnakNya harus mati. Tidak ada yang terjadi karena kebetulan atau karena perubahan pikiran manusia. Semua yang telah Allah tentukan terjadi persis seperti yang Ia tentukan, dan tidak ada sesuatupun yang terjadi kecuali yang sudah Ia rencanakan secara kekal. Apapun yang manusia lakukan hanyalah apa yang kuasa / tangan dan rencana / kehendak Allah ‘tentukan untuk terjadi’ (Kis 4:28). Ketika Pilatus memberikan perintah supaya Tuhan Yesus disalibkan di antara 2 kriminil, tanpa ia sendiri sadari, ia sedang melaksanakan ketetapan kekal dari Allah dan menggenapi firman nubuatanNya. Tujuh ratus tahun sebelum pejabat Romawi ini memberikan perintah, Allah telah menyatakan melalui nabi Yesaya bahwa AnakNya harus ‘diperhitungkan sebagai pemberontak / pelanggar’ (Yes 53:12). ... Tidak satupun dari firman Allah bisa jatuh ke tanah / gagal. ‘Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firmanMu ditetapukulan di surga’ (Maz 119:89 - diterjemahkan dari KJV). Persis seperti yang Allah telah tentukan, dan persis seperti yang Ia beritakan, begitulah hal itu terjadi].
Inti dari kata-kata Arthur Pink ini adalah: Yesus bisa tersalib di antara 2 penjahat itu bukan hanya karena sudah dinyatakan melalui nubuat Yesaya, tetapi karena sudah ditentukan / direncanakan oleh Allah dalam kekekalan.
2) Kematian Yesus di antara 2 penjahat itu adalah suatu perendahan yang luar biasa. Seseorang mengatakan bahwa Yesus yang adalah Allah itu, dilahirkan di antara binatang, dan mati di antara penjahat.
3) Yesus rela dianggap penjahat dan dihukum sebagai penjahat, sekalipun Ia adalah orang benar, supaya kita, yang adalah penjahat, dibenarkan oleh Allah.
Calvin: “It was the finishing stroke of the lowest disgrace when Christ was executed between two robbers; for they assigned him the most prominent place, as if he had been the prince of robbers. If he had been crucified apart from the other malefactors, there might have appeared to be a distinction between his case and theirs; but now he is not only confounded with them, but raised aloft, as if he had been by far the most detestable of all. ... In order that he might free us from condemnation, this kind of expiation was necessary, that he might place himself in our room. Here we perceive how dreadful is the weight of the wrath of God against sins, for appeasing which it became necessary that Christ, who is eternal justice, should be ranked with robbers. We see, also, the inestimable love of Christ towards us, who, in order that he might admit us to the society of the holy angels, permitted himself to be classed as one of the wicked” (= Ini merupakan pukulan yang mengakhiri dari kehinaan terendah pada waktu Kristus dihukum mati di antara dua perampok; karena mereka memberiNya tempat terutama, seakan-akan Ia adalah pangeran / pemimpin dari perampok. Seandainya Ia disalibkan terpisah dari penjahat-penjahat yang lain, maka akan terlihat suatu perbedaan antara kasusNya dengan kasus mereka; tetapi sekarang Ia bukan hanya dicampurkan dengan mereka, tetapi ditinggikan di atas, seakan-akan Ia adalah betul-betul yang paling menjijikkan dari semua. ... Supaya Ia bisa membebaskan kita dari penghukuman, penebusan seperti ini dibutuhkan, sehingga Ia bisa menempatkan diriNya di tempat kita. Di sini kita mengerti betapa menakutkan beban dari murka Allah terhadap dosa-dosa, karena untuk memuaskan tuntutanNya adalah perlu bahwa Kristus, yang adalah keadilan yang kekal, digolongkan dengan perampok-perampok. Kita juga melihat, kasih yang tak ternilai terhadap kita dari Kristus, yang, supaya bisa menerima kita dalam kumpulan malaikat-malaikat kudus, mengijinkan diriNya sendiri untuk digolongkan sebagai salah satu dari orang-orang jahat) - hal 302.
Matius 27:39-44 - “(39) Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, (40) mereka berkata: ‘Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diriMu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!’ (41) Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: (42) ‘Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadaNya. (43) Ia menaruh harapanNya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepadaNya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah.’ (44) Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencelaNya demikian juga”.
1) Yesus diejek oleh:
orang-orang yang lewat (ay 39).
tokoh-tokoh Yahudi (ay 41).
penyamun-penyamun (ay 44).
tentara Romawi (ay 27-31 Luk 23:36-37).
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan di sini:
a) Ada perbedaan antara cara mengejek dari para tokoh Yahudi dan cara mengejek dari orang yang lewat, penyamun, dan tentara Romawi.
Orang-orang yang lewat, penyamun dan tentara Romawi menujukan ejekan mereka langsung kepada Yesus. Perhatikan penggunaan kata ganti orang ke 2 tunggal (‘Engkau’ dan ‘Mu’) dalam ay 40, dan juga dalam Luk 23:37,39 - “(37) dan berkata: ‘Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diriMu!’ ... (39) Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!’”.
Tetapi tokoh-tokoh Yahudi tidak mengucapkan ejekannya langsung kepada Yesus, tetapi mengucapkannya kepada orang-orang di sekitar mereka. Perhatikan penggunaan kata ganti orang ke 3 tunggal (‘Ia’ / ‘Dia’ dan ‘Nya’) dalam ay 42-43, dan juga dalam Mark 15:31 (perhatikan kata-kata ‘di antara mereka sendiri’) dan Luk 23:35.
Mark 15:31 - “Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: ‘Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!”.
Luk 23:35 - “Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: ‘Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diriNya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.’”.
Jadi jelas bahwa mereka bukan hanya mengejek Yesus, tetapi menghasut / membakar orang-orang lain supaya mengejek Yesus!
b) Tokoh-tokoh agama bisa ikut mengejek.
Ini betul-betul sesuatu yang ‘hebat’! Ahli-ahli Taurat adalah pengajar firman saat itu; dan imam-imam adalah pengantara manusia berdosa dengan Allah! Tetapi mereka bisa melakukan sesuatu yang begitu rendah! Seorang tokoh agama tidak pantas melakukan pengejekan, bahkan kalaupun Yesus adalah orang yang jahat!
Pulpit Commentary: “They forgot the dignity of their office” (= Mereka melupakan martabat dari jabatan mereka yang kudus).
Penerapan: makin tinggi jabatan saudara dalam gereja, makin saudara harus menjaga martabat saudara!
Catatan: tetapi awas! Jangan mengextrimkan hal ini secara kelewat batas, misalnya dengan mengecam pendeta yang makan di warung, dsb!
c) Semua pengejekan ini merupakan penggenapan dari Maz 22:7-9 dan Maz 109:25.
Maz 22:7-9 - “(7) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. (8) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: (9) ‘Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?’”.
Maz 109:25 - “Aku telah menjadi cela bagi mereka; melihat aku, mereka menggelengkan kepalanya”.
Catatan: tentang Maz 109:25 ini ada yang tidak setuju bahwa ini merupakan nubuat tentang hal ini.
2) Ejekannya (ay 40,42-43).
a) ‘Orang lain Ia selamatkan’ (ay 42a).
Dalam pelayananNya, Yesus memang telah menyelamatkan banyak orang dari penyakit, kematian, kelaparan, kerasukan setan, dosa, dsb. Hal ini mereka akui! Tetapi mengapa mereka tidak mau membiarkan Yesus menyelamatkan diri mereka sendiri? Atau mengapa mereka tidak mau percaya bahwa setidaknya Yesus adalah nabi / hamba Tuhan?
Calvin: “It was an ingratitude which admits of no excuse, that, taking offence at the present humiliation of Christ, they utterly disregarded all the miracles which he had formerly performed before their eyes. They acknowledge that ‘he saved others’. By what power, or by what means? Why do they not in this instance, at least, behold with reverence an evident work of God? But since they maliciously exclude, and - as far as lies in their power - endeavour to extinguish the light of God which shone in the miracles, they are unworthy of forming an accurate judgment of the weakness of the cross” (= Ini merupakan suatu tindakan tidak tahu terima kasih yang tidak bisa dimaafkan, dimana karena perendahan Kristus pada saat ini mereka mengabaikan sama sekali semua mujijat yang telah Ia lakukan di depan mata mereka. Mereka mengakui bahwa ‘orang lain Ia selamatkan’. Dengan kuasa apa, atau dengan cara apa? Mengapa dalam keadaan ini mereka setidaknya tidak memandang dengan rasa hormat pekerjaan yang nyata dari Allah? Tetapi karena mereka secara jahat membuang, dan berusaha semampu mereka untuk memadamkan terang dari Allah yang bersinar dalam mujijat-mujijat itu, mereka tidak layak untuk membentuk suatu penilaian yang akurat tentang kelemahan dari salib) - hal 306.
b) Jika Engkau:
Anak Allah (ay 40).
Raja Israel (ay 42).
diperkenan Allah (ay 43).
Maka:
selamatkan diriMu (ay 40).
turunlah dari salib (ay 40,42).
Allah akan menyelamatkan (ay 43).
Ada hal-hal yang bisa kita pelajari dari sini:
1. Injil / salib memang kelihatan bodoh, menggelikan, bahkan memalukan, kalau dilihat dengan logika duniawi. Bagaimana mungkin orang yang mengaku sebagai Allah, Raja dan Juruselamat, bisa menderita tidak berdaya di kayu salib dan kelihatan kalah secara total?
Bandingkan dengan 1Kor 1:18,22-23 dan juga Ro 1:16.
1Kor 1:18,22,23 - “(18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. ... (22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan”.
Ro 1:16 - “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani”.
Bagian yang saya garis-bawahi itu salah terjemahan.
NIV: ‘I am not ashamed of the gospel’ (= aku tidak malu karena Injil).
Ayat-ayat di atas ini memang menunjukkan bahwa Injil mengandung bagian yang memalukan / menggelikan.
Tetapi bagaimanapun juga Mark 8:38 / Luk 9:26 melarang kita malu karena Yesus / Injil!
Mark 8:38 - “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataanKu di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.’”.
Penerapan: seringkah saudara merasa malu:
karena saudara adalah orang kristen?
pada waktu memberitakan Injil?
2. Mereka mengatakan bahwa mereka mau percaya Yesus kalau Yesus turun dari salib. Orang-orang ini hanya mau ikut Yesus kalau Yesus kelihatan menang (turun dari salib).
Tetapi perlu disadari bahwa kalau Yesus turun, ia mungkin kelihatannya menang, tetapi sebetulnya Ia kalah, karena Ia tidak jadi menebus dosa manusia!
Penerapan: jaman sekarang juga ada banyak orang yang hanya mau ikut Yesus kalau jalan kristen kelihatannya menang, misalnya orang kristen harus sembuh dari penyakit, banyak yang mengalami mujijat, menjadi kaya, dan sebagainya. Hati-hati dengan ajaran seperti ini! Dari apa yang Yesus alami disini, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa jalan kristen justru sering kelihatan kalah!
3. Seandainya Yesus turun dari salib, maka tidak ada gunanya kita beriman kepadaNya.
William Barclay: “They all centred round one thing - the claims that Jesus had made and his apparent helplessness on the Cross. It was precisely there that the Jews were so wrong. They were using the glory of Christ as a means of mocking him. ‘Come down,’ they said, ‘and we will believe on you’. But as General Booth once said, ‘It is precisely because he would not come down that we believe in him’. The Jews could see God only in power; but Jesus showed that God is sacrificial love” (= Mereka semua menyoroti satu hal - pengakuan yang dibuat Yesus dan keadaan dimana Ia kelihatannya tidak berdaya di atas kayu salib. Tetapi justru disana orang-orang Yahudi itu salah. Mereka menggunakan kemuliaan Kristus sebagai cara / sarana untuk mengejek Dia. ‘Turunlah’, kata mereka, ‘dan kami akan percaya kepadaMu’. Tetapi seperti yang dikatakan oleh Jendral Booth, ‘Justru karena Ia tidak mau turun maka kita percaya kepadaNya’. Orang-orang Yahudi hanya bisa melihat Allah dalam kuasa, tetapi Yesus menunjukkan bahwa Allah adalah kasih yang berkorban).
Pulpit Commentary: “He might, indeed, have answered the jibe by coming down from the cross; but then, as Bishop Pearson says, in saving himself he would not have saved us” (= Ia bisa saja menjawab ejekan itu dengan turun dari salib; tetapi, seperti yang dikatakan oleh Bishop Pearson, dalam menyelamatkan diriNya sendiri, Ia tidak akan menyelamatkan kita).
Bdk. Yoh 12:24 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah”.
4. Mereka berkata bahwa mau percaya kepada Yesus kalau Yesus turun dari salib, tetapi anehnya pada waktu Yesus memberikan mujijat yang lebih besar, yaitu bangkit dari antara orang mati, mereka tetap tidak mau percaya kepada Yesus!
Pulpit Commentary: “Sceptics are ever ready to prescribe to God what miracles he must work in order to gain their confidence, as though that confidence also were an infinite benefit to him. When Christ gave them the more astonishing evidence of his Messiahship by rising from the dead, they did not believe”. [= Skeptic (orang yang ragu-ragu / tak percaya) selalu siap untuk menentukan bagi Allah mujijat apa yang harus Ia lakukan untuk mendapatkan kepercayaan / keyakinan mereka, seakan-akan keyakinan mereka itu merupakan suatu keuntungan yang tak terhingga bagi Dia. Ketika Kristus memberikan kepada mereka bukti yang lebih mengherankan tentang keMesiasanNya dengan bangkit dari antara orang mati, mereka tidak percaya].
Pulpit Commentary: “The sign he had given them was not his coming down from the cross, but his coming up from the grave” (= Tanda yang Ia telah berikan kepada mereka bukanlah turun dari salib, tetapi naik / bangkit dari kubur).
c) Calvin menyoroti kata-kata ‘diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan’ (ay 42), dan juga kata ‘sekarang’ yang seharusnya ada dalam ay 42 dan ay 43.
Ay 42 (NIV): ‘Let him come down now from the cross’ (= Baiklah Ia turun dari salib sekarang).
Ay 43 (NIV): ‘Let God rescue him now’ (= Biarlah Allah menolong Dia sekarang).
Calvin: “Because Christ does not immediately deliver himself from death, they upbraid him with inability. And it is too customary with all wicked men to estimate the power of God by present appearances, so that whatever he does not accomplish they think that he cannot accomplish, and so they accuse him of weakness, whenever he does not comply with their wicked desire. ... This, as I said a little ago, is a very sharp arrow of temptation which Satan holds in his hand, when he pretends that God has forgotten us, because He does not relieve us speedily and at the very moment. ... Satan, therefore, attempts to drive us to despair by this logic, that it is vain for us to feel assured of the love of God, when we do not clearly perceive his aid. And as he suggests to our minds this kind of imposition, so he employs his agents, who contend that God has sold and abandoned our salvation, because he delays to give his assistance. We ought, therefore, to reject as false this argument, that God does not love those whom he appears for a time to forsake; and, indeed, nothing is more unreasonable than to limit his love to any point of time. God has, indeed, promised that he will be our deliverer; but if he sometimes wink at our calamities, we ought patiently to endure the delay. It is, therefore, contrary to the nature of faith, that the word ‘now’ should be insisted on by those whom God is training by the cross and by adversity to obedience, and whom he entreats to pray and to call on his name; for these are rather the testimonies of his fatherly love, as the apostle tells us, (Heb. 12:6.) But there was this peculiarity in Christ, that, though he was the well-beloved Son, (Matth. 3:17; 17:5,) yet he was not delivered from death, until he had endured the punishment which we deserved; because that was the price by which our salvation was purchased” [= Karena Kristus tidak segera membebaskan diriNya sendiri dari kematian, mereka mencelaNya dengan ketidak-mampuan. Dan adalah biasa bahwa orang-orang jahat menilai kuasa Allah oleh hal-hal yang terlihat sekarang ini, sehingga apapun yang Ia tidak lakukan mereka kita Ia tidak bisa melakukannya, dan mereka menuduhNya dengan kelemahan, kapanpun Ia tidak memenuhi keinginan mereka yang jahat. ... Ini seperti yang tadi baru saya katakan, merupakan suatu panah pencobaan yang tajam yang dipegang oleh setan di tangannya, pada waktu ia membujuk kita supaya kita percaya bahwa Allah telah melupakan kita, karena Ia tidak membebaskan kita dengan cepat dan pada saat itu juga. ... Karena itu, setan mencoba untuk menggiring kita pada keputus-asaan dengan menggunakan logika ini, bahwa adalah sia-sia bagi kita untuk yakin akan kasih Allah, pada waktu kita tidak secara jelas merasakan pertolonganNya. Dan pada saat ia mengusulkan pada pikiran kita tipuan ini, ia juga menggunakan agen-agennya, yang berargumentasi bahwa Allah telah menjual dan meninggalkan keselamatan kita, karena Ia menunda untuk memberikan pertolonganNya. Karena itu kita harus menolak argumentasi yang salah ini, bahwa Allah tidak mengasihi mereka yang kelihatannya Ia tinggalkan untuk sementara waktu; dan memang tidak ada yang lebih tidak masuk akal dari pada membatasi kasihNya pada waktu tertentu. Allah memang berjanji bahwa Ia akan menjadi Pembebas kita; tetapi jika Ia kadang-kadang seolah-olah tidak melihat pada bencana-bencana yang menimpa kita, kita harus dengan sabar menahan penundaan tersebut. Karena itu, merupakan sesuatu yang bertentangan dengan sifat dari iman bahwa kata ‘sekarang’ dipaksakan oleh mereka yang Allah latih oleh salib dan kesengsaraan supaya bisa taat dan yang Ia minta untuk berdoa dan berseru kepada namaNya; karena ini lebih merupakan kesaksian dari kasih bapa, seperti yang dikatakan oleh sang rasul (Ibr 12:6). Tetapi ada keanehan ini dalam Kristus, dimana sekalipun Ia adalah Anak yang dikasihi (Mat 3:17; 17:5), tetapi Ia tidak dibebaskan dari kematian, sampai Ia telah mengalami hukuman yang sebetulnya layak kita dapatkan; karena itulah harga dengan mana keselamatan kita dibeli] - hal 306,307.
Penerapan: Seringkah saudara menganggap bahwa Allah telah melupakan / meninggalkan saudara kalau Ia tidak menolong / menjawab doa saudara dengan segera? Ingatlah bahwa itu adalah bujukan setan!
3) Pada waktu diejek seperti ini Kristus tidak menjawab / membalas (1Pet 2:23). Ini merupakan penggenapan dari Yes 53:7.
1Pet 2:23 - “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil”.
Yes 53:7 - “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya”.
MATIUS 27:45-56
Mat 27:45-56 - “(45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. (46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (47) Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: ‘Ia memanggil Elia.’ (48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. (49) Tetapi orang-orang lain berkata: ‘Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.’ (50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya. (51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. (53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. (54) Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ‘Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.’ (55) Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. (56) Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus”.
Matius 27: 45: “Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga”.
1) Ini merupakan tanda / mujijat yang terjadi sebelum Kristus mati, yaitu gelap gulita selama 3 jam (pukul 12 sampai pukul 3 siang).
2) Ada yang menganggap bahwa ini merupakan penggenapan dari Amos 8:9.
Amos 8:9 - “‘Pada hari itu akan terjadi,’ demikianlah firman Tuhan ALLAH, ‘Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah”.
3) Kegelapan ini bukanlah suatu gerhana matahari.
Kata Yunani yang dipakai dalam Luk 23:45 adalah EKLIPONTOS (bandingkan dengan kata bahasa Inggris ‘Eclipse’, yang berarti gerhana), yang artinya adalah failing [= gagal (bersinar), melemah].
Tetapi setidaknya ada 2 alasan yang menunjukkan bahwa kegelapan ini bukanlah suatu gerhana matahari:
Paskah selalu dirayakan pada saat bulan purnama, dan pada saat-saat seperti itu tidak mungkin terjadi gerhana matahari.
gerhana matahari tidak mungkin terjadi selama lebih dari 15 menit, tetapi kegelapan ini berlangsung selama 3 jam.
4) Apa arti / maksud kegelapan ini?
a) Menunjukkan murka Allah.
Gelap sering merupakan simbol kemurkaan / hukuman Allah (bdk. Yes 5:30 60:2 Yoel 2:31 Amos 5:18,20 Zef 1:15 Mat 24:29 25:30 Kis 2:20 2Pet 2:17 Wah 6:12).
Kalau memang disini kegelapan itu menunjukkan kemurkaan Allah, maka perlu dipertanyakan: pada saat itu Allah murka kepada siapa?
kepada orang-orang yang menyalibkan Kristus.
kepada Kristus sendiri, karena pada saat itu Ia sedang memikul hukuman dosa kita. Mungkin ini adalah saat dimana Kristus mulai ‘turun ke neraka / kerajaan maut’ (bdk. 12 Pengakuan Iman Rasuli) sehingga Ia mengucapkan “Eli, Eli lama sabakhtani?” (ay 46).
Catatan: perhatikan bahwa kata-kata ‘turun ke dalam neraka / kerajaan maut’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli tidak berarti bahwa pada saat mati Kristus betul-betul turun ke suatu tempat (neraka / kerajaan maut), karena pada saat Kristus mati Ia jelas pergi ke surga / kepada Bapa (bdk. Luk 23:43,46).
b) Menunjukkan bahwa Kristus bukanlah penjahat, dan bahkan bukanlah manusia biasa. Kalau Kristus memang adalah penjahat / manusia biasa, maka kegelapan ini pasti tak akan terjadi.
Rupanya kegelapan ini merupakan salah satu faktor yang menyadarkan kepala pasukan (ay 54).
Matius 27: 46: “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”.
1) Ada 7 kalimat dari kayu salib:
a) Luk 23:34a - “Yesus berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’”.
b) Luk 23:43 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
c) Yoh 19:26-27 - “(26) Ketika Yesus melihat ibuNya dan murid yang dikasihiNya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibuNya: ‘Ibu, inilah, anakmu!’ (27) Kemudian kataNya kepada murid-muridNya: ‘Inilah ibumu!’ Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya”.
d) Mat 27:46 / Mark 15:34. Ini ayat yang sedang kita bahas.
e) Yoh 19:28 - “Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci -: ‘Aku haus!’”.
f) Yoh 19:30 - “Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya”.
g) Luk 23:46 - “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya”.
Catatan: para penafsir sering tidak sependapat dengan urut-urutan ke 7 kalimat ini.
2) Ini merupakan penggenapan dari Maz 22:2a.
Maz 22:2a - “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”.
Ada perbedaan antara Maz 22:2, Mat 27:46 dan Mark 15:34. Tetapi sebetulnya perbedaan ini terjadi hanya karena bahasa yang berbeda.
Maz 22:2 - ‘Eli, Eli, lama azavtani?’
(Ibrani)
Mat 27:46 - ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’
(Ibrani) (Aramaic)
Mark 15:34 - ‘Eloi, Eloi, lama sabakhtani?’
(Aramaic)
3) Ada beberapa penafsiran tentang arti kalimat ini:
a) Yesus tidak sungguh-sungguh ditinggal / mengalami keterpisahan dengan Allah, karena kata-kata yang Ia ucapkan itu hanyalah:
perasaan Yesus saja (bahasa jawa: Yesus kroso-krosoen), atau,
doa Yesus sambil mengutip Maz 22, atau,
perenungan Yesus tentang firman Tuhan dalam Maz 22.
Keberatan terhadap pandangan ini: kalau demikian Yesus tidak sungguh-sungguh memikul hukuman dosa kita, karena keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa!
b) Allah Anak meninggalkan Yesus sebagai manusia.
Dasar: Yesus berkata ‘AllahKu’, bukan ‘BapaKu’.
Keberatan terhadap pandangan ini:
1. Dalam Luk 23:34,46 Yesus tetap menyebut ‘Bapa’.
2. Dalam inkarnasi, Anak Allah mengambil hakekat manusia, yang lalu mendapatkan kepribadiannya dalam diri Anak Allah itu. Kalau terjadi perpisahan antara Allah Anak dan manusia Yesus, yang tertinggal di atas kayu salib hanyalah hakekat manusia itu. Ini tidak mungkin!
Catatan: untuk mengerti hal ini sepenuhnya, bacalah buku saya yang berjudul ‘CHRISTOLOGY’.
3. Andaikata Yesus memang mati sebagai manusia saja, maka penebusan yang Ia lakukan tidak bisa mempunyai kuasa yang tidak terbatas!
Maz 49:8-9 (NIV - Ps 49:6-7):
“(7) No man can redeem the life of another or give to God a ransom for him - (8) the ransom for a life is costly, no payment is ever enough” [= (7) Tak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia - (8) tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tak ada pembayaran yang bisa mencukupi].
Jadi, ayat ini mengatakan bahwa manusia tak bisa menebus manusia lain. Jadi, seandainya Yesus mati hanya sebagai manusia saja, maka Ia tidak bisa menebus dosa kita.
Adam Clarke: “Some suppose ‘that the divinity had now departed from Christ, and that his human nature was left unsupported to bear the punishment due to men for their sins.’ But this is by no means to be admitted, as it would deprive his sacrifice of its infinite merit, and consequently leave the sin of the world without an atonement. Take deity away from any redeeming act of Christ, and the redemption is ruined” (= Sebagian orang menganggap ‘bahwa keilahian sekarang telah pergi dari Kristus, dan bahwa hakekat manusiaNya ditinggalkan tanpa dukungan untuk memikul hukuman yang seharusnya bagi manusia untuk dosa-dosa mereka’. Tetapi ini sama sekali tidak boleh diterima, karena itu akan mencabut / menghilangkan manfaat yang tak terbatas dari pengorbananNya, dan sebagai akibatnya dosa dari dunia ditinggalkan tanpa penebusan. Ambillah keilahian dari tindakan penebusan Kristus, dan penebusan itu dihancurkan).
c) Allah Bapa meninggalkan Yesus sebagai Allah dan manusia.
Keberatan terhadap pandangan ini: terjadi perpisahan dalam diri Allah Tritunggal.
Jawaban atas keberatan ini:
1. Ini memang merupakan misteri yang tidak bisa kita mengerti sepenuhnya.
2. Perpisahan Allah Bapa dengan Allah Anak bukan bersifat lokal, seakan-akan yang satu ada di sini dan yang lain ada di sana. Perpisahan secara lokal ini tidak mungkin terjadi karena baik Bapa maupun Anak adalah Allah yang maha ada. Jadi perpisahan ini hanyalah dalam persoalan hubungan / persekutuan saja.
Memang hancurnya hubungan / persekutuan antara Allah dan manusia merupakan hukuman dosa, dan hukuman inilah yang dipikul oleh Kristus!
Bagusnya pandangan ini:
Kristus betul-betul memikul hukuman dosa.
Karena Kristus memikul hukuman dosa itu sebagai Allah dan manusia, maka penebusannya mempunyai kuasa yang tak terbatas!
4) Kata ‘mengapa’ dalam ay 46 ini tidak menunjukkan bahwa Kristus betul-betul tidak tahu apa sebabnya Ia ditinggalkan oleh BapaNya, tetapi hanya merupakan ungkapan kesedihan karena Ia ditinggal oleh BapaNya.
5) Ini merupakan penderitaan terberat bagi Yesus, karena:
a) Ini merupakan penderitaan rohani.
Setiap orang yang pernah mengalami penderitaan rohani tahu bahwa penderitaan rohani lebih berat dari penderitaan jasmani.
b) Yesus selalu dekat dengan BapaNya, tetapi sekarang harus terpisah.
Orang yang berdosa / orang dunia memang tidak peduli kalau dirinya tidak mempunyai hubungan dengan Allah. Tetapi orang kristen, makin rohani orang itu, makin akan merasa berat kalau menjauh dari Bapa. Apalagi Yesus!
c) Yesus ditinggal justru dipuncak penderitaanNya, yaitu pada saat Ia sedang menderita di atas kayu salib.
Biasanya orang-orang yang hampir mati syahid selalu merasakan kehadiran Allah. Contoh: Stephanus dalam Kis 7:56.
Tetapi Yesus justru ditinggal oleh Allah pada saat seperti itu!
6) Mengapa Yesus harus mengalami semua ini? Tidak cukupkah penghinaan, pukulan, cambukan, penyaliban yang Ia terima?
Jawabnya: tidak cukup, karena:
a) Manusia terdiri dari tubuh dan roh. Karena itu Yesus harus mengalami penderitaan jasmani maupun rohani.
b) Karena dosa memisahkan Allah dan manusia (Kej 3:23-24 Yes 59:1-2 Mat 25:41 Ro 6:23 2Tes 1:9 Wah 21:8). Karena itu kalau Yesus mau memikul hukuman dosa kita, Ia harus mengalami keterpisahan itu.
7) Karena Yesus sudah mengalami keterpisahan ini, maka:
a) Orang berdosa yang terpisah / tidak mempunyai hubungan dengan Allah, bisa diperdamaikan dengan Allah asal ia mau percaya kepada Yesus.
Ro 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.
2Kor 5:18-21 - “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Penerapan: sudahkah saudara mempunyai hubungan atau berdamai dengan Allah? Datanglah dan percayalah kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka saudara akan diperdamaikan dengan Allah! Kalau saudara tidak mau, maka saudara adalah musuh Allah!
b) Orang kristen yang sudah diperdamaikan dengan Allah, tidak bisa lagi mengalami keterpisahan dari Allah, baik di dunia ini maupun di dalam kekekalan.
Ibr 13:5b - “Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”.
Yoh 14:16 - “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”.
Ada beberapa ajaran yang bertentangan dengan doktrin ini:
1. Orang kristen yang berbuat dosa akan ditinggal oleh Roh Kudus, dan kalau ia bertobat ia harus mengundang Yesus untuk masuk ke dalam dirinya lagi.
Ini jelas adalah ajaran yang salah! Kita bisa merasa ditinggal oleh Allah, tetapi tidak bisa betul-betul ditinggal oleh Allah, karena Yesus sudah mengalami hal itu untuk kita!
2. Orang kristen bisa kehilangan keselamatannya. Ini berarti bahwa ia terpisah dari Allah dalam kekekalan. Ini lagi-lagi merupakan suatu ajaran yang salah, karena kita tak mungkin mengalami keterpisahan dari Allah karena hal ini sudah dialami oleh Yesus bagi kita!
Matius 27: 47-49: “(47) Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: ‘Ia memanggil Elia.’ (48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. (49) Tetapi orang-orang lain berkata: ‘Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.’”.
1) Ini tidak berarti bahwa mereka tidak mengerti arti dari kata-kata Yesus.
kalau mereka adalah orang Yahudi, mereka pasti mengerti.
kalau mereka adalah tentara Romawi, mereka mungkin tidak mengerti, tetapi bagaimana mungkin mereka mengenal Elia?
Kesimpulannya: kata-kata ini diucapkan hanya sebagai ejekan saja!
2) Mengapa mereka menghubungkan kata-kata Yesus dengan Elia?
a) Karena nama ‘Elia’ mirip dengan kata ‘ELI’ (= My God / AllahKu) yang diucapkan oleh Yesus.
b) Karena nubuat dalam Maleakhi 4:5 menyebutkan bahwa Elia akan datang kembali.
Mal 4:5 - “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu”.
3) Pemberian anggur asam.
a) Pemberian anggur asam ini terjadi bukan karena teriakan “Eli, Eli, lama sabakhtani?” (ay 46), tetapi karena teriakan “Aku haus” dalam Yoh 19:28.
b) Yesus berkata: “Aku haus”. Mengapa?
1. Karena ia memang sangat kehausan, dan kehausannya ini menggenapi Mazmur 22:16 - “kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku”.
Yesus harus mengalami kehausan yang luar biasa ini karena memang ini merupakan hukuman yang akan dialami oleh orang berdosa di dalam api neraka. Bandingkan dengan kata-kata orang kaya dalam Luk 16:24 yang berbunyi: “Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini”.
Penerapan: kalau saudara tidak mau percaya kepada Yesus, saudarapun akan mengalami apa yang dialami oleh orang kaya itu!
2. Supaya nubuat dalam Maz 69:22b tergenapi (bdk. Yoh 19:28).
Maz 69:22b - “pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam”.
Yoh 19:28 - “Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci -: ‘Aku haus!’”.
c) Kata-kata dalam ay 49 tidak betul-betul melarang pemberian minum itu, tetapi lagi-lagi hanya merupakan olok-olok saja, karena akhirnya Yesus tetap diberi minum anggur asam itu (Yoh 19:28-30).
Matius 27: 50: “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya”.
1) ‘Yesus berseru pula dengan suara nyaring’.
Seruannya:
a) ‘Sudah selesai’ (Yoh 19:30).
Ini menunjukkan bahwa karya keselamatan / penebusan dosa yang Ia lakukan bagi kita, sudah selesai!
b) ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu’ (Luk 23:46 bdk. Maz 31:6).
2) Yesus menyerahkan nyawaNya (ay 50b bdk. Luk 23:46).
a) Baik dalam ay 50b, maupun dalam Luk 23:46, kata ‘nyawa’ seharusnya adalah ‘roh’.
b) Yesus menyerahkan rohNya, menunjukkan bahwa:
1. KematianNya merupakan tindakan aktif.
Untuk menunjukkan kelahiranNya, Ia sering menggunakan kata ‘datang’ yang menunjukkan tindakan aktif (Yoh 1:11 10:10 dsb).
Sekarang untuk menunjukkan kematianNya, Ia menggunakan kata ‘Kuserahkan rohKu’ yang juga merupakan tindakan aktif.
Semua ini menunjukkan bahwa Yesus bukan sekedar manusia biasa, tetapi juga adalah Allah sendiri!
2. Ia mati karena kehendakNya sendiri (bdk. Yoh 10:17-18).
Catatan: kata-kata Yesus ini sekalipun mirip, tetapi berbeda, dengan kata-kata Stefanus: ‘Tuhan Yesus, terimalah rohku’ (Kis 7:59). Kata-kata Stefanus ini tidak menunjuk pada tindakan aktif, dan juga tidak menunjukkan bahwa Ia mati oleh kehendaknya sendiri. Kata-kata Stefanus ini hanya merupakan suatu permohonan supaya rohnya diterima oleh Yesus.
3) Kristus mati pada sekitar pukul 3 siang (ay 45-46).
Ini merupakan saat dimana orang-orang Yahudi membunuh domba Paskah.
Kel 12:6 - ‘Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja’.
Dengan demikian lagi-lagi Yesus menggenapi TYPE dalam Perjanjian Lama, dan Ia menjadi ANTI TYPE dari domba Paskah.
Bdk. 1Kor 5:7 - “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus”.
Matius 27: 51-56: “(51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. (53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. (54) Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ‘Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.’ (55) Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. (56) Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus”.
1) Ada beberapa tanda / mujijat yang terjadi pada saat Yesus mati, yaitu:
a) Tirai Bait Allah terbelah dua (ay 51a).
1. Tentang tirai yang memisahkan Ruang Suci dan Ruang Maha Suci ini saudara bisa membacanya dalam Kel 26:33 Ibr 6:19 9:3 10:20.
2. Tinggi tirai ini adalah 60 feet (= 18 meter).
3. Arti terbelahnya tirai ini:
a. Dihapusnya Bait Allah, para imam, dan ceremonial law (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan dalam Perjanjian Lama).
b. Kematian Kristus membuka jalan kepada Bapa.
Ibr 10:19-20 - “(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri”.
b) Gempa bumi (ay 51b).
c) Bukit batu terbelah (ay 51c).
d) Kuburan terbuka (ay 52a).
Calvin: “This was also a striking miracle, by which God declared that his Son entered into the prison of death, not to continue to be shut up there, but to bring out all who were held captive. ... This is the reason why, when he was about to be shut up in a sepulchre, other sepulchres were opened by him. ... Now by this sign it was made evident, that he neither dies nor rose again in a private capacity, but in order to shed the odour of life on all believers” (= Ini juga merupakan mujijat yang menyolok, dengan mana Allah menyatakan bahwa AnakNya masuk ke dalam penjara kematian, tidak untuk terus dikurung di sana, tetapi untuk membawa keluar semua yang ditawan. ... Ini adalah alasan mengapa pada waktu Ia mau dikurung dalam kuburan, kuburan-kuburan yang lain terbuka oleNya. ... Oleh tanda ini dibuat jelas bahwa Ia tidak mati ataupun bangkit kembali untuk diriNya sendiri, tetapi untuk mencurahkan minyak wangi kehidupan kepada semua orang percaya) - hal 324-325.
Tetapi Calvin lalu menambahkan bahwa menurutnya peristiwa ini terjadi setelah kebangkitan Kristus, karena Kristus disebut yang sulung / pertama bangkit dari antara orang mati. Jadi Calvin kelihatannya berpendapat bahwa orang-orang ini bangkit dengan tubuh kebangkitan, dan karenanya tidak mungkin mendahului kebangkitan Kristus. Sejalan dengan itu Calvin juga berpendapat bahwa orang-orang itu akhirnya tidak mati lagi.
Saya tidak setuju dengan Calvin dalam persoalan ini.
e) Orang kudus bangkit (ay 52-53).
2) Matius 27: 54: “Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ‘Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.’”.
Bdk. Luk 23:47-48 - “(47) Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: ‘Sungguh, orang ini adalah orang benar!’ (48) Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri”.
a) Mujijat-mujijat itu ‘menyadarkan’ baik kepala pasukan, prajurit-prajurit, maupun orang-orang yang berkerumun. Tetapi sampai dimana ‘pertobatan’ mereka ini, tidak bisa diketahui.
b) Pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah (ay 54) dan pengakuan bahwa Yesus adalah ‘orang benar’ (Luk 23:47) tidak bertentangan, karena kalau ia mengakui bahwa Yesus adalah orang benar, maka ia harus mengakui bahwa claim Yesus sebagai Anak Allah adalah sesuatu yang benar!
Karena itu adalah aneh / tidak masuk akal, kalau ada orang-orang yang mengakui Yesus sebagai orang benar / saleh / nabi, tetapi tidak mempercayaiNya sebagai Anak Allah / Allah sendiri.
3) Ay 55-56: “(55) Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. (56) Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus”.
a) Ini adalah perempuan-perempuan yang melayani rombongan Yesus dengan uang mereka.
Luk 8:1-3 - “(1) Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas muridNya bersama-sama dengan Dia, (2) dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, (3) Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka”.
b) Pada saat Yesus disalibkan dan mati, murid-murid lari (hanya Yohanes yang kembali), tetapi perempuan-perempuan itu tetap di sana. Ini menunjukkan keberanian dan sekaligus kesetiaan mereka dalam mengikut Yesus!
Penerapan: keberanian dan kesetiaan saudara baru akan teruji kalau ada resiko dalam saudara mengikut Yesus! Tetapkah saudara setia pada saat-saat seperti itu?
MATIUS 27:57-66
Matius 27:57-61 - “(57) Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. (58) Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. (59) Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, (60) lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia. (61) Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu”.
1) Seluruh proses penguburan Yesus (ay 59-60) menunjukkan bahwa Yesus betul-betul sudah mati. Bandingkan juga dengan Mark 15:44-45 dan Yoh 19:31-37 yang menunjukkan secara jelas bahwa Yesus memang sudah mati.
Mark 15:44-45 - “(44) Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. (45) Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf”.
Yoh 19:31-37 - “(31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib - sebab Sabat itu adalah hari yang besar - maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kakiNya, (34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambungNya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. (35) Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. (36) Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: ‘Tidak ada tulangNya yang akan dipatahkan.’ (37) Dan ada pula nas yang mengatakan: ‘Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.’”.
Ini penting supaya orang tidak menganggap bahwa pada hari yang ke 3 nanti Yesus hanya sekedar sembuh dari luka-lukaNya, ataupun bangun dari pingsanNya, tetapi betul-betul bangkit dari antara orang mati!
2) Dalam tradisi Romawi, orang yang sudah mati disalibkan dibiarkan saja pada kayu salib, sampai membusuk atau dimakan burung / binatang buas. Tetapi orang Yahudi mempunyai peraturan dalam Taurat mereka yaitu dalam Ul 21:22-23 yang mengharuskan untuk menguburkan mayat seperti itu pada hari itu juga.
Ul 21:22-23 - “(22) ‘Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, (23) maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.’”.
Jadi, yang dilakukan oleh Yusuf dari Arimatea ini adalah suatu ketaatan terhadap firman Tuhan!
Tentang penguburan ini, Calvin juga memberikan komentar sebagai berikut: “Christ should be buried, that it might be more fully attested that he suffered real death on our account. But yet it ought to be regarded as the principal design, that in this manner the cursing, which he had endured for a short time, began to be removed; for his body was not thrown into a ditch in the ordinary way, but honourably laid in a hewn sepulchre” [= Kristus harus dikuburkan, supaya itu bisa membuktikan secara lebih penuh bahwa Ia mengalami kematian yang sungguh-sungguh karena kita. Tetapi harus dianggap sebagai tujuan utama, bahwa dengan cara ini kutuk, yang Ia alami untuk waktu yang singkat, mulai disingkirkan; karena tubuhNya tidak dibuang di got dengan cara biasa, tetapi dengan hormat diletakkan di suatu kuburan galian] - hal 330.
3) Matius 27: 57: ‘menjelang malam’.
Lit: ‘Now evening having come’ (= Sekarang setelah malam datang).
Mark 15:42 - ‘hari mulai malam’.
William Hendriksen mengatakan bahwa dalam tradisi kuno Yahudi ada 2 ‘evening / malam’:
malam yang pertama dimulai pukul 3 siang.
malam yang kedua dimulai pukul 6 sore.
Jelas bahwa yang dimaksud ‘malam’ dalam ay 57 ini adalah malam yang pertama, karena kalau tidak maka Yusuf akan dianggap melanggar peraturan Sabat.
4) Yusuf adalah ‘murid Yesus’ (ay 57b bdk. Mark 15:43 Luk 23:50).
Tetapi Yoh 19:38 mengatakan bahwa sebelum Yesus mati ia mengikut Yesus dengan sembunyi-sembunyi. Mengapa? Karena takut dimusuhi / dikucilkan oleh orang-orang Yahudi yang anti Yesus (Yoh 7:13 9:22).
Tetapi sekarang, justru setelah Yesus mati, ia menghadap Pontius Pilatus untuk meminta mayat Yesus (ay 58). Kata-kata ‘memberanikan diri’ dalam Mark 15:43 menunjukkan bahwa saat itu ia tetap merasa takut, tetapi ia berhasil mengatasi rasa takut itu!
Dalam Yoh 19:39 diceritakan tentang orang lain yaitu Nikodemus, yang dulunya datang pada waktu malam kepada Yesus (bdk. Yoh 3:2), tentu juga karena takut kelihatan banyak orang. Tetapi, sama seperti Yusuf dari Arimatea, sekarang Nikodemus berhasil mengalahkan rasa takutnya, sehingga ia lalu membantu Yusuf dengan mengurapi / memberi rempah-rempah pada mayat Yesus.
Cus D’Amato (pelatih dari Mike Tyson) mengatakan:
“Heroes and cowards feel exactly the same fear. Heroes just react to fear differently” (= Pahlawan dan pengecut merasakan rasa takut yang persis sama. Hanya saja pahlawan bereaksi secara berbeda terhadap rasa takut).
Penerapan: kalau saudara mempunyai rasa takut dalam memberitakan Injil, sharing, melayani Tuhan, berdoa di depan umum dsb; maka itu merupakan sesuatu yang normal. Tetapi persoalannya, apakah saudara membiarkan diri saudara terus dikalahkan oleh rasa takut itu? Atau, maukah saudara meniru Yusuf dan Nikodemus yang berhasil mengalahkan rasa takut mereka?
5) Yusuf dari Arimatea adalah orang kaya (ay 57) dan berkedudukan tinggi (Mark 15:43).
Tetapi ia mau:
mengorbankan uangnya (bdk. Mark 15:46 - membeli kain lenan).
mengorbankan kuburannya (ay 60).
melakukan pekerjaan yang rendah dan najis yaitu menurunkan mayat, mengapaninya, memberinya rempah-rempah, dan menguburkannya (ay 59-60).
melakukan tindakan yang beresiko tinggi demi menghormati / memuliakan Tuhan.
Dari semua ini Calvin mengatakan bahwa orang kaya / berkedudukan tinggi harus menggunakan kekayaan / kedudukannya untuk meninggikan Kristus. Kalau mereka justru menggunakan kekayaan / kedudukannya yang tinggi sebagai alasan untuk tidak melayani / meninggikan Tuhan, maka:
mereka melakukan tindakan kriminil dobel.
mereka menyalah-gunakan kekayaan dan kedudukan tersebut.
6) Yusuf dan Nikodemus mengambil mayat Yesus, mengapaniNya dan memberiNya rempah-rempah (bdk. Yoh 19:39-40).
Calvin mengatakan: kalau Yusuf dan Nikodemus bisa begitu menghormati Kristus pada saat Kristus tergantung di atas kayu salib, terkutuklah kemalasan kita kalau sekarang, setelah Kristus bangkit dari orang mati, kita tidak mempunyai semangat yang sedikitnya sama untuk memuliakan Kristus.
7) Penguburan / kubur Yesus.
a) ‘Kuburnya yang baru’ (ay 60 bdk. Luk 23:53b Yoh 19:41b).
Ini sengaja diceritakan untuk membuang kemungkinan bahwa yang bangkit pada hari yang ke 3 nanti adalah mayat orang lain (bandingkan dengan cerita dalam 2Raja 13:21 - “Pada suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri”.
b) Kubur itu digali di dalam bukit batu (ay 60).
Jadi kuburan itu tidak tembus kemana-mana, dan pintunya hanya satu, dan pintu yang satu ini ditutup dengan batu besar (ay 60), dan bahkan nantinya disegel dan dijaga tentara (ay 62-66).
Ini tidak memungkinkan mayat Yesus itu dicuri melalui jalan apapun juga!
c) Penguburan Yesus di kuburan Yusuf yang adalah orang kaya itu, oleh banyak penafsir dianggap sebagai penggenapan nubuat dalam Yes 53:9 (NIV/KJV) yang berbunyi ‘with the rich in his death’ (= dengan orang kaya dalam kematiannya).
Catatan: Calvin tidak setuju dengan ini, dan mengatakan bahwa ‘orang kaya’ berarti ‘orang jahat / kejam’ (seperti terjemahan Kitab Suci Indonesia). Dan ‘kubur’ dalam Yes 53:9 menurut Calvin harus diartikan ‘mati’. Jadi Calvin beranggapan bahwa Yes 53:9 ini digenapi bukan pada saat penguburan Kristus, tetapi pada saat kematian Kristus.
Saya condong pada penafsiran Calvin.
d) Pulpit mengutip kata-kata Wordsworth sebagai berikut:
“One Joseph was appointed by God to be guardian of Christ’s body in the virgin womb, and another Joseph was the guardian of his body in the virgin tomb, and each Joseph is called a ‘just man’ in Holy Scripture” [= Satu Yusuf ditetapkan oleh Allah sebagai penjaga tubuh Kristus dalam kandungan perawan, dan Yusuf yang lain adalah penjaga tubuhNya dalam kuburan yang perawan (kuburan yang baru), dan setiap Yusuf itu disebut ‘orang benar’ dalam Kitab Suci].
8) Matius 27: 61: “Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu”.
a) Kedua Maria ini mengawasi dengan tujuan supaya mereka bisa memberikan rempah-rempah lagi (bdk. Luk 23:55-56a).
b) Ay 55-56,61 (bdk. Mat 28:1) menunjukkan kesetiaan perempuan-perempuan itu.
Pulpit Commentary: “Last at the cross, first at the grave” (= Terakhir di salib, pertama di kubur).
Matius 27:62-66 - “(62) Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, (63) dan mereka berkata: ‘Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidupNya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. (64) Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-muridNya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.’ (65) Kata Pilatus kepada mereka: ‘Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya.’ (66) Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya”.
1) ‘Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan’ (ay 62a).
Ini menunjuk pada hari Sabtu / Sabat.
Tokoh-tokoh Yahudi itu berulang-ulang menentang Kristus dalam persoalan istirahat pada hari Sabat (bdk. Mat 12:1-8,9-14 Yoh 9:13-16).
Tetapi sekarang, mereka sendiri melanggar peraturan Sabat (bdk. Kel 20:10) dengan mempekerjakan tentara untuk menjaga kubur Kristus.
Penerapan: seringkah saudara bekerja / mempekerjakan orang pada hari Minggu? Apakah saudara memberikan Sabat / istirahat kepada pegawai / pembantu saudara? Ingat bahwa merekapun adalah manusia yang membutuhkan istirahat!
2) Mereka menyebut Kristus dengan sebutan ‘si penyesat’ (ay 63 bdk. ay 64 - penyesatan). Bandingkan dengan Wah 12:9 dimana sebutan itu dipakai untuk menunjuk kepada setan / Iblis.
a) Padahal mereka menyebut Pontius Pilatus dengan sebutan ‘tuan’ / Sir / KURIOS!
Penerapan: jangan merasa heran kalau orang yang seharusnya dihormati malah direndahkan, dan orang yang seharusnya direndahkan malah ditinggikan. Tetapi pengadilan pada akhir jaman akan meluruskan semua ini!
b) Banyaknya mujijat / tanda yang terjadi pada saat Yesus mati menyadarkan kepala pasukan, tentara Romawi, dan orang-orang yang berkerumun (ay 54 Mark 15:39 Luk 23:47-48).
Tetapi tokoh-tokoh Yahudi ini tetap mengeraskan hati dan sengaja membutakan diri dengan menyebut Yesus dengan sebutan ‘si penyesat’.
Hal yang serupa juga terjadi pada saat Yesus menyembuhkan seorang yang kerasukan setan yang menyebabkannya buta dan bisu. Pada saat Yesus berhasil menyembuhkan orang itu, maka orang banyak mulai menduga bahwa Yesus adalah Mesias / Anak Daud, tetapi orang-orang Farisi menganggap bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan (Mat 12:22-24).
Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Jelas karena mereka memang sengaja membutakan diri mereka sendiri!
Penerapan: bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga diajarkan dengan begitu jelas dalam Kitab Suci (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12), sehingga orang awampun bisa mengerti. Tetapi ada ‘pendeta / hamba Tuhan’ yang tetap tidak mempercayainya. Mengapa? Karena mereka membutakan diri terhadap kebenaran yang begitu menyolok! Janganlah saudara meniru mereka!
c) Mereka menyebut Yesus dan murid-muridNya sebagai ‘sesat’, padahal mereka sendiri yang sesat (ingat bahwa mayoritas imam termasuk golongan Saduki yang tidak percaya pada malaikat, roh, kebangkitan orang mati dsb).
Ini mengingatkan kita bahwa nabi palsu bisa menunjuk pada orang lain, baik orang itu adalah nabi asli maupun palsu, dan mencapnya sebagai sesat.
Misalnya:
ada orang / pendeta yang mencap orang kharismatik sebagai sesat, padahal ia adalah orang protestan yang liberal!
sebaliknya, ada orang / pendeta yang mencap protestan sebagai sesat, padahal ia adalah orang Kharismatik yang extrim!
3) Tokoh-tokoh Yahudi minta supaya kubur Yesus dijaga. Mengapa?
a) Menurut mereka: supaya mayat Yesus tidak dicuri oleh murid-muridNya dan lalu mengaku bahwa Yesus sudah bangkit (ay 64).
Karena mereka sering berdusta dan menipu orang lain, maka mereka juga selalu curiga bahwa orang lain akan mendustai dan menipu mereka.
William Hendriksen: “Ill doers are ill deemers” (= Orang yang perbuatannya jahat, akan mempunyai anggapan yang jahat).
b) Mungkin alasan sebenarnya adalah: mereka mau mencegah kebangkitan Yesus.
Kesimpulannya: yang mereka lakukan ini tujuannya adalah: atau mencegah terjadinya penipuan tentang kebangkitan, atau mencegah kebangkitan itu sendiri.
Tetapi akhirnya apa yang mereka lakukan ini (menjaga kubur Yesus), justru menjadi bukti dan saksi yang kuat tentang kebangkitan Yesus! Ini menunjukkan bahwa orang yang menentang Allah dan kebenaranNya, pasti akan kalah!
MATIUS 28:1-10
Matius 28:1-10 - “(1) Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. (2) Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. (3) Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. (4) Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. (5) Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: ‘Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. (6) Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakanNya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. (7) Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-muridNya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.’ (8) Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. (9) Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya. (10) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudaraKu, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.’”.
Matius 28: 1: “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu”.
1) ‘Setelah hari Sabat lewat, .... pada hari pertama minggu itu’.
a) Pada hari Sabat / Sabtu mereka beristirahat.
Bdk. Luk 23:56 - “Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat”.
Ini merupakan ketaatan terhadap hukum hari Sabat / hukum keempat (Kel 20:8-11)! Dalam keadaan seperti saat itu, dimana kematian Yesus memberikan kesedihan, depresi dan keputus-asaan yang luar biasa, mereka tetap memelihara hari Sabat!
Penerapan: bagaimana sikap saudara terhadap keharusan beristirahat pada hari Sabat itu? Apakah saudara justru menganggapnya sebagai suatu beban yang memberatkan, dan apakah saudara sering melanggarnya dengan tetap bekerja pada hari Sabat? Ingatlah bahwa hari istirahat itu sebetulnya adalah suatu karunia dari Tuhan kepada kita, dan karena itu harus ditaati dengan sukacita dan syukur / pujian kepada Tuhan!
b) ‘Hari pertama’ adalah hari Minggu.
Jadi Yesus bangkit pada hari Minggu dini hari, dan ini merupakan salah satu alasan yang menyebabkan orang-orang kristen berbakti kepada Tuhan bukan lagi pada hari Sabtu, tetapi pada hari Minggu.
Bandingkan dengan:
Kis 20:7 - “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam”.
1Kor 16:2 - “Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing - sesuai dengan apa yang kamu peroleh - menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang”.
2) ‘Menjelang menyingsingnya fajar’.
Mark 16:2 - ‘pagi-pagi benar ... setelah matahari terbit’.
Luk 24:1 - ‘pagi-pagi benar’.
Yoh 20:1 - ‘pagi-pagi benar ketika hari masih gelap’.
Bagian-bagian yang kelihatannya kontradiksi ini bisa diharmoniskan dengan menafsirkan bahwa hari masih gelap (matahari belum terbit) ketika mereka berangkat, tetapi fajar sudah menyingsing ketika mereka tiba di kuburan.
3) ‘Maria Magdalena dan Maria yang lain’.
Yoh 20:1 hanya menyebutkan Maria Magdalena, tetapi kata ‘kami’ dalam Yoh 20:2 menunjukkan adanya orang lain beserta dia.
Mark 16:1 menambahkan satu nama lagi yaitu Salome.
Luk 24:10 mengatakan adanya perempuan-perempuan yang lain.
Jadi, bagian-bagian ini bukan bertentangan tetapi saling melengkapi.
4) Perempuan-perempuan itu pergi ke kubur Yesus dengan tujuan untuk mengurapi / memberi rempah-rempah pada tubuh Yesus.
Mark 16:1 - “Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus”.
Luk 24:1 - “tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka”.
Sebetulnya ini merupakan tindakan yang salah! Seharusnya mereka percaya akan kepada Yesus yang mengatakan bahwa pada hari ke 3 Ia akan bangkit dari antara orang mati (bdk. Mat 16:21 17:23 20:19), dan seharusnya mereka pergi ke kubur itu untuk menyaksikan kebangkitan Yesus atau untuk bertemu dengan Yesus yang hidup, bukannya untuk mengurapi mayat Yesus!
Tetapi bagaimanapun juga, tindakan perempuan-perempuan ini masih lebih baik dari pada murid-murid yang sama sekali tidak melakukan apa-apa!
Matius 28: 2-4: “(2) Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. (3) Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. (4) Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati”.
1) Matius 28: 2: ‘seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya’.
Mark 16:5 - “Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut”.
Luk 24:4 - “Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan”.
Kelihatannya ada hal-hal yang kontradiksi / bertentangan dalam ayat-ayat yang paralel ini:
a) Mat 28:2 mengatakan ‘seorang malaikat’; Mark 16:5 mengatakan ‘seorang muda’, sedangkan Luk 24:4 mengatakan ‘dua orang’. Jadi, orang atau malaikat? Satu atau dua?
b) Juga Mat 28:2 dan Mark 16:5 mengatakan bahwa orang muda itu ‘duduk’, sedangkan Luk 24:4 mengatakan bahwa dua orang itu ‘berdiri’.
Pengharmonisan:
1. Mereka 2 orang malaikat, tetapi berada dalam bentuk manusia.
Sekalipun bersinar (ay 3), tetapi malaikat itu berbentuk seorang manusia. Dan sekalipun ada 2 malaikat, tetapi Matius dan Markus hanya menyoroti salah satu saja, mungkin yang menjadi jurubicaranya.
2. Barnes mengatakan bahwa kata yang ada dalam Lukas itu tidak harus diterjemahkan ‘berdiri’, tetapi bisa diterjemahkan sekedar bahwa mereka ‘hadir’. Atau bisa juga malaikat-malaikat itu mula-mula duduk, dan pada saat perempuan-perempuan itu masuk mereka berdiri.
2) Ay 2: ‘gempa bumi’.
Penyebab gempa bumi itu:
a) Malaikat-malaikat dalam ay 2 tadi.
b) Kebangkitan Yesus.
Jadi, baik pada waktu Yesus mati, maupun pada waktu Yesus bangkit, terjadi gempa bumi (Mat 27:51-52 Mat 28:2).
Cornelius a Lapide: “The earth, which trembled with sorrow at the death of Christ as it were leaped for joy at His resurrection” (= Bumi, yang gemetar karena sedih pada kematian Kristus, seakan-akan melonjak dengan sukacita pada kebangkitanNya).
3) Ay 2: kedua malaikat itu menggulingkan batu.
Apa tujuan penggulingan batu itu?
a) Bukan supaya mereka (para malaikat itu) bisa masuk.
Malaikat adalah roh sehingga bisa saja masuk ke kubur itu tanpa menyingkirkan batu penutupnya.
b) Bukan juga supaya Yesus yang bangkit itu bisa keluar dari kubur.
Ingat bahwa sekalipun tubuh Yesus yang lama itu dibangkitkan, tetapi tubuh itu sekaligus juga diubahkan menjadi tubuh kebangkitan yang bisa menembus dinding. Ini terlihat dalam Yoh 20:19,26 - “(19) Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’ ... (26) Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’”.
Dan juga kalau kita membandingkan kebangkitan Lazarus dan kebangkitan Yesus terdapat perbedaan, yaitu: Lazarus harus dilepasi dari kain kapannya (Yoh 11:44), tetapi Yesus tidak, karena tubuhNya bisa menembus begitu saja kain kapan itu.
Catatan: ada penafsir-penafsir yang bahkan percaya bahwa posisi kain kapan itu menunjukkan bahwa kain kapan yang tadinya membungkus tubuh Yesus itu, tiba-tiba ‘kempis’ karena tubuh Yesus yang bangkit itu menembusnya. Ini menyebabkan hanya dengan melihat kain kapannya murid-muridNya bisa percaya bahwa Yesus sudah bangkit (bdk. Yoh 20:5-8). Tetapi ada banyak juga penafsir yang menentang pandangan ini.
Yoh 20:5-8 - “(5) Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. (6) Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, (7) sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. (8) Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya”.
c) Supaya perempuan-perempuan dan murid-murid Yesus bisa masuk ke kubur dan menyaksikan kubur yang kosong itu.
4) Ay 2: ‘duduk di atas batu’.
Ini melambangkan kemenangan Kristus atas kematian dan kubur! Karena itu, kalau saudara betul-betul percaya kepada Yesus, saudara tidak perlu, dan bahkan tidak boleh, takut pada kematian dan kubur!
5) Matius 28: 4: ‘gentar ketakutan’.
NASB: ‘and the guards shook for fear of him’ (= dan penjaga-penjaga itu gemetar karena takut kepadanya).
Jadi, seharusnya bukan ‘gentar ketakutan’ tetapi ‘gemetar karena takut’. Mereka gemetar karena takut kepada malaikat-malaikat itu.
Calvin membandingkan rasa takut dari para perempuan ini (Mark 16:5b,8 Mat 28:8-9) dengan rasa takut dari para tentara (Mat 28:4). Ia berkata bahwa kedua kelompok orang ini, yang satu adalah orang-orang percaya dan yang lain adalah orang-orang yang tidak percaya. Tetapi mereka sama-sama takut. Tetapi toh ada perbedaannya yaitu: pada waktu orang-orang percaya takut, Tuhan memberikan penghiburan dengan firmanNya sehingga mereka dipulihkan, tetapi pada waktu orang-orang yang tidak percaya takut mereka dibiarkan.
Matius 28: 5-7: “(5) Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: ‘Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. (6) Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakanNya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. (7) Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-muridNya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.’”.
1) Rupa-rupanya sebelum malaikat itu mengucapkan ay 5-7, Maria Magdalena sudah lari lebih dulu (bdk. Yoh 20:2), sehingga malaikat hanya berbicara kepada perempuan-perempuan yang lain.
2) Tugas malaikat datang ke kubur Yesus ini:
a) Bukan untuk membangkitkan Yesus, karena kebangkitan Yesus jelas merupakan pekerjaan ilahi. Kebangkitan Yesus dikerjakan oleh:
1. Allah Bapa.
Ro 10:9 - “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”.
Gal 1:1 - “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati”.
2. Allah Anak / Yesus sendiri.
Ada hamba-hamba Tuhan yang top yang tidak percaya bahwa Yesus bangkit sendiri. Mereka perlu melihat ayat-ayat di bawah ini:
Yoh 2:19,21 - “(19) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’ ... (21) Tetapi yang dimaksudkanNya dengan Bait Allah ialah tubuhNya sendiri”.
Yoh 10:18 - “Tidak seorangpun mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu.’”.
Yoh 11:25 - “Jawab Yesus: ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”.
Jadi, kalau Yesus ditinjau sebagai manusia, maka Ia dibangkitkan. Tetapi kalau Ia ditinjau sebagai Allah, Ia bangkit sendiri / membangkitkan diriNya sendiri.
3. Roh Kudus.
Ro 8:11 - “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu”.
Jadi kebangkitan Yesus adalah pekerjaan dari Allah Tritunggal!
b) Memberitakan kebangkitan Yesus (ay 6).
Pada kelahiran Yesus, para malaikat memberitakan kelahiranNya kepada para gembala (Luk 2:8-14). Sekarang pada kebangkitan Yesus, malaikat juga yang memberitakan kebangkitanNya.
Dari sini terlihat bahwa sebetulnya Allah tidak membutuhkan kita untuk memberitakan Injil, karena Ia bisa memakai malaikat. Tetapi sekalipun sebetulnya Allah tidak membutuhkan kita, Ia mau memakai kita! Ini adalah suatu kehormatan bagi kita!
Penerapan: apakah tugas Pemberitaan Injil itu saudara anggap sebagai suatu beban yang menakutkan, atau sebagai suatu kehormatan?
3) Kata-kata malaikat:
a) Matius 28: 5: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu”.
Ini sebetulnya merupakan suatu teguran!
Bdk. Luk 24:5 - “Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?”.
b) Matius 28: 6: “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakanNya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring”.
Ini menunjukkan bahwa kubur kosong itu merupakan bukti (negatif) bahwa Yesus sudah bangkit.
c) Matius 28: 7: “Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-muridNya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.’”.
1. Malaikat itu menyuruh mereka memberitakan kebangkitan Yesus kepada murid-murid. Tetapi Mark 16:7 menambahkan ‘dan kepada Petrus’. Mengapa? Karena Petrus telah menyangkal Yesus sebanyak 3 x dan ia perlu tahu bahwa Tuhan tidak menolak dia!
2. Galilea.
Mengapa Galilea? Mungkin karena Yesus lama tinggal di sana sehingga banyak yang mengenal Dia di sana.
Ini sesuai dengan nubuat Yesus dalam Mat 26:32 - “Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.’”.
Ini terjadi dalam Mat 28:16-17 - “(16) Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. (17) Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu”.
Catatan: tetapi sebelum ini Yesus sudah menyatakan diri kepada murid-muridNya.
Matius 28: 8-10: “(8) Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. (9) Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya. (10) Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudaraKu, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.’”.
1) Rupa-rupanya setelah para perempuan itu pergi (ay 8a), Maria Magdalena kembali ke kubur bersama dengan Yohanes dan Petrus (bdk. Yoh 20:2-9). Lalu Petrus dan Yohanes meninggalkan kubur itu dan meninggalkan Maria Magdalena sendirian di sana, dan saat itulah Maria Magdalena melihat malaikat, dan lalu melihat Yesus (Yoh 20:10-17). Ini adalah penampakan Yesus yang pertama kalinya! Setelah itu Maria Magdalena menceritakan peristiwa itu kepada murid-murid (Yoh 20:18).
Baru setelah itu Yesus menampakkan diri kepada perempuan-perempuan yang lain (Mat 28:9). Ini penampakan Yesus yang keduakalinya.
2) Matius 28: 8: ‘dengan takut dan dengan sukacita yang besar’.
Baik tentara-tentara maupun perempuan-perempuan sama-sama melihat malaikat, dan mula-mula sama-sama takut.
Tetapi akhirnya:
tentara-tentara berdusta tentang hilangnya mayat Yesus (ay 11-15).
Sudah jelas tidak mungkin ada sukacita dalam diri mereka, kecuali sekedar suatu kegembiraan semu karena telah menerima uang.
perempuan-perempuan itu percaya bahwa Yesus sudah bangkit.
Ini menyebabkan mereka betul-betul merasakan sukacita yang besar!
Penerapan: sering terjadi bahwa 2 orang yang sama-sama pergi ke suatu gereja dan mendengar Firman Tuhan yang sama, akhirnya yang satu pulang dengan sukacita karena mendapatkan berkat Tuhan, sedangkan yang lain merasa tidak mendapat apa-apa. Mengapa? Karena sikap hati yang berbeda! Karena itu kalau saudara pergi ke gereja dan saudara merasa tidak medapat berkat apa-apa dari Firman Tuhan, jangan cepat-cepat menyalahkan pendetanya! Memang bisa saja pendetanya yang salah karena pendetanya tidak mempersiapkan khotbah dengan baik. Tetapi bisa juga saudara sendiri yang salah!
3) Ay 8b: ‘untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus’.
a) Beberapa manuscript yang terbaik tidak mempunyai bagian ini!
b) Mari kita membandingkan Mat 28:8 ini dengan Luk 24:9, Yoh 20:2 dan Mark 16:8a.
Luk 24:9 - “Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain”.
Yoh 20:2 - “Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: ‘Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.’”.
Mark 16:8a - “Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut”.
Mat 28:8b mengatakan bahwa mereka menceritakan hal itu kepada murid-murid Yesus. Yoh 20:2 mengatakan bahwa mereka menceritakan hal itu kepada Petrus dan Yohanes. Luk 24:9 mengatakan bahwa mereka menceritakan hal itu kepada ke 11 murid dan juga kepada semua saudara yang lain (orang Kristen yang lain). Tetapi Mark 16:8 mengatakan bahwa mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun. Apakah ayat-ayat ini saling kontradiksi / bertentangan satu dengan yang lain?
Pengharmonisan:
1. Mark 16:8 tidak berarti bahwa mereka tidak menceritakan hal itu kepada siapapun untuk selama-lamanya, karena malaikat justru memerintahkan mereka untuk menceritakan hal itu kepada murid-murid Yesus yang lain (Mat 28:7 Mark 16:7). Jadi, arti / maksud ayat ini adalah: selama dalam perjalanan mereka tidak menceritakan hal itu kepada siapapun.
2. Setelah bertemu dengan murid-murid lain, mereka menceritakannya kepada semua murid-murid itu, dan juga kepada orang-orang kristen yang ada di sana pada saat itu (Mat 28:8 Luk 24:9). Ini tidak bertentangan dengan kata-kata Yohanes dalam Yoh 20:2. Yoh 20:2 hanya menceritakan Petrus dan Yohanes, karena dari semua yang menerima kabar itu hanya mereka berdua yang lari ke kubur Yesus. Jadi, ini hanya penekanan cerita. Yohanes tidak berkata bahwa perempuan-perempuan itu menceritakan kabar itu hanya kepada Petrus dan Yohanes.
4) Matius 28: 9: “Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: ‘Salam bagimu.’ Mereka mendekatiNya dan memeluk kakiNya serta menyembahNya”.
a) ‘Salam bagimu’.
Kata bahasa Yunani CHAIRETE, yang diterjemahkan ‘salam bagimu’ di sini, menurut beberapa penafsir, seharusnya mempunyai arti hurufiah: ‘Bersukacitalah kamu!’.
Bandingkan dengan Yoh 16:16-22 - “(16) ‘Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku lagi dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku.’ (17) Mendengar itu beberapa dari muridNya berkata seorang kepada yang lain: ‘Apakah artinya Ia berkata kepada kita: Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku? Dan: Aku pergi kepada Bapa?’ (18) Maka kata mereka: ‘Apakah artinya Ia berkata: Tinggal sesaat saja? Kita tidak tahu apa maksudNya.’ (19) Yesus tahu, bahwa mereka hendak menanyakan sesuatu kepadaNya, lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Adakah kamu membicarakan seorang dengan yang lain apa yang Kukatakan tadi, yaitu: Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku? (20) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. (21) Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. (22) Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu”.
Memang kebangkitan Kristus seharusnya membuat semua orang kristen hidup dalam sukacita! Mengapa? Karena Kristus telah menang, dan kalau kita satu dengan Kristus, maka kita juga sudah menang!
b) ‘Memeluk kakiNya’.
Yesus membiarkan perempuan-perempuan itu memeluk kakiNya, dan karena itu tidak mungkin dalam Yoh 20:17 Yesus melarang Maria Magdalena menyentuhNya. Jadi Yoh 20:17 artinya adalah: jangan menahan (nggandoli) Aku, karena Aku harus pergi kepada Bapa (= naik ke surga).
5) Matius 28: 10: “Maka kata Yesus kepada mereka: ‘Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudaraKu, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.’”.
a) ‘Saudara-saudaraKu’.
Ini menunjuk kepada murid-murid / rasul-rasul (bdk. Yoh 20:17-18).
Jadi, sekalipun murid-murid itu meninggalkan Dia pada waktu Ia ditangkap, tetapi Kristus tetap menyebut mereka dengan sebutan ‘saudara-saudaraKu’!
Penerapan: kalau saudara jatuh ke dalam dosa, asal saudara betul-betul adalah anak Tuhan, Kristus tidak mungkin menolak / menjauhi / membenci saudara! Ia tetap mengasihi saudara dan menerima saudara! Tetapi bagaimanapun juga, saudara perlu mengakui dosa itu dan bertobat darinya.
b) Setelah meninggalkan kubur, mula-mula para perempuan itu tetap tidak mau memberitakan kebangkitan Yesus (bdk. Mark 16:8). Tetapi mereka lalu bertemu dengan Yesus sendiri (Mat 28:9-10). Baru setelah itu mereka mau memberitakan kebangkitan Yesus (bdk. Luk 24:9-11).
MATIUS 28:11-20
Matius 28:11-15 - “(11) Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. (12) Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu (13) dan berkata: ‘Kamu harus mengatakan, bahwa murid-muridNya datang malam-malam dan mencuriNya ketika kamu sedang tidur. (14) Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.’ (15) Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini”.
1) Matius 28: 11: “Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala”.
Penjaga-penjaga melaporkan hal itu kepada imam-imam kepala, bukan kepada Pontius Pilatus, karena dalam Mat 27:65 mereka diletakkan di bawah otoritas imam-imam kepala itu.
2) Matius 28: 12-13: “(12) Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu (13) dan berkata: ‘Kamu harus mengatakan, bahwa murid-muridNya datang malam-malam dan mencuriNya ketika kamu sedang tidur”.
a) Ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa para penjaga itu menceritakan kalau mereka melihat bahwa kubur itu kosong / mayat Yesus hilang (bdk. ay 2-4). Jadi mereka bukan hanya melihat malaikat, tetapi juga melihat kosongnya kubur Yesus!
b) Mendengar cerita dari para penjaga kubur itu, maka tokoh-tokoh Yahudi itu tidak pergi ke kubur Yesus untuk memeriksa kebenaran cerita mereka! Jelas bahwa secara intelektual mereka percaya akan kebenaran cerita itu, tetapi mereka tetap tidak mau percaya kepada Yesus! Sebaliknya, mereka menyuap para penjaga itu untuk menyebarkan cerita dusta / ajaran sesat.
Tadi mereka menyebut Yesus sebagai ‘si Penyesat’ (27:63-64), tetapi sekarang ternyata bahwa mereka sendirilah yang adalah penyesat!
c) Konsekwensi dari maunya orang jahat mengorbankan uang demi sesuatu yang jahat.
Pulpit Commentary: “If the wicked give ‘large money’ to promote a lie, the good should not give small money grudgingly to propagate the saving truth” (= Jika orang jahat memberikan ‘uang besar / sejumlah besar uang’ untuk mengembangkan suatu dusta, orang baik tidak seharusnya memberikan uang kecil / sedikit uang dengan menggerutu untuk menyebarkan kebenaran yang menyelamatkan).
Pikirkan / renungkan hal ini! Ada banyak orang-orang dari agama lain, dan dari sekte-sekte sesat yang rela mengorbankan uang mereka demi sesuatu yang salah. Ini seharusnya mendorong saudara untuk lebih mau lagi mengorbankan uang saudara demi sesuatu yang benar!
d) Cerita yang disebarkan itu nyata kemustahilannya karena:
1. Penjaga-penjaga ada banyak. Tidak mungkin semuanya tidur! Apalagi pada jaman itu kalau penjaga menjaga orang tahanan, dan orang tahanan itu sampai lari, maka penjaganya dihukum mati (Kis 12:19 16:27).
2. Kalau memang mayat Yesus hilang karena dicuri, maka pastilah pencurinya membawa mayat Yesus beserta kain kapannya. Tidak mungkin pencuri itu mau berlambat-lambat dan membuang waktu untuk melepasi kain kapan lalu meninggalkannya dalam kubur. Tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa kain kapan itu tertinggal dalam kubur (bdk. Yoh 20:5-8).
3. Kalau para penjaga tidur, dari mana mereka tahu bahwa murid- murid yang mencuri mayat itu? Juga kalau toh mereka akhirnya bisa tahu bahwa pencuri mayat itu adalah murid-murid, mengapa mereka tidak mencari murid-murid itu untuk mendapatkan mayat itu kembali?
3) Matius 28: 14: “Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.’”.
a) Ini merupakan janji / jaminan para imam.
b) Kata-kata ‘berbicara dengan dia’ diterjemahkan bermacam-macam:
KJV: ‘persuade’ (= membujuk).
NIV/RSV: ‘satisfy’ (= memuaskan).
NASB: ‘win over’ [= membujuk (?)].
NKJV: ‘appease’ (= menenangkan).
Kata bahasa Yunaninya adalah: PEISOMEN yang berasal dari kata dasar PEITHO yang artinya: persuade (= membujuk), convince (= meyakinkan), win over [= membujuk (?)], conciliate (= mendamaikan), satisfy (= memuaskan), seek favor / approval from (= mencari perkenan dari).
Hampir bisa dipastikan bahwa para imam itu melakukan hal ini lagi-lagi dengan menggunakan uang!
4) Matius 28: 15: “Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini”.
a) Para penjaga itu mau melakukan dosa demi mendapatkan uang!
Bdk. 1Tim 6:10 - “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”.
b) Kata-kata ‘Sampai sekarang ini’ artinya adalah sampai saat Matius menuliskan Injilnya.
Tetapi William Hendriksen mengatakan bahwa sampai abad 20 cerita itu masih banyak beredar dan dipercayai di kalangan orang Yahudi!
Bisakah saudara bayangkan betapa hebatnya pengaruh dari ajaran sesat tersebut? Bisakah saudara bayangkan berapa juta orang Yahudi yang tersesat selama hampir 2000 tahun ini dan harus masuk neraka gara-gara ajaran sesat itu? Karena itu jangan mengabaikan / meremehkan penyesatan yang terjadi karena adanya suatu ajaran sesat! Berusahalah untuk menentang semua penyesatan!
Tetapi ajaran yang benar juga bisa seperti itu. Apa yang saudara beritakan saat ini, bisa tetap ada sampai Yesus datang kedua-kalinya. Karena itu rajinlah dalam memberitakan Injil / Firman Tuhan.
5) Ini menunjukkan benarnya kata-kata dalam Luk 16:31 - “Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”.
Matius 28:16-20 - “(16) Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. (17) Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. (18) Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.
1) Matius 28: 16-17: “(16) Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. (17) Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu”.
a) ‘Kesebelas murid’.
Ini sesuatu yang menyedihkan! Selama 3 tahun lebih selalu ada 12 murid, tetapi sekarang hanya 11!
Penerapan: jangan saudara menjadi murid yang sesat seperti Yudas!
b) Ini ketaatan terhadap perintah Yesus dalam 28:7,10.
c) Yesus menggenapi kata-kata / nubuatNya dalam 26:32 dan 28:10.
2) Matius 28: 18: “Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”.
a) Yesus yang rela merendahkan diri sampai mati, sekarang menerima segala kuasa di sorga dan di bumi.
Bdk. Fil 2:5-10 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.
b) Dalam Mat 4:8-10, pada waktu setan menawarkan seluruh kerajaan dunia dengan segala kemegahannya, Yesus menolak tawaran itu. Sekarang Bapa memberikan kepadaNya lebih dari yang setan tawarkan.
Penerapan: tolaklah segala tawaran dari setan, dan tetaplah hidup benar, maka Allah akan memberikan lebih dari yang setan tawarkan!
3) Matius 28: 19-20: “(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, (20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.
Ini adalah Amanat Agung Tuhan Yesus.
a) ‘Jadikanlah semua bangsa muridKu’.
1. Dalam bahasa Yunaninya, ‘jadikan murid’ adalah satu-satunya kata perintah dalam bagian ini. Sedangkan kata-kata ‘pergilah’, ‘baptislah’, dan ‘ajarlah’ merupakan participles (kalau diterjemahkan ke bahasa Inggris menjadi ‘kata kerja + ing’, yaitu: going, baptizing, teaching).
Ini menunjukkan bahwa penekanan utama dari bagian ini adalah ‘menjadikan murid Yesus’. Sedangkan ‘pergi’, ‘membaptis’ dan ‘mengajar’ adalah hal-hal yang harus dilakukan untuk bisa menjadikan semua bangsa murid Yesus.
2. Berbeda dengan dalam Mat 10:5-6, dimana sasaran penginjilannya hanyalah orang-orang Yahudi, maka sekarang sasarannya adalah ‘semua bangsa’! Karena itu jelas tidak benar kalau dikatakan:
kristen adalah agama untuk orang Yahudi saja.
Kristus adalah Juruselamat untuk orang Yahudi saja.
3. Ini juga secara implicit menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan ke surga, karena kalau tidak mengapa Yesus menyuruh menjadikan semua bangsa muridNya?
Ajaran bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan ke surga harus diterima dan dipertahankan karena:
a. Kitab Suci mengajar demikian (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12 1Tim 2:5).
Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’”.
Ayat ini hanya mempunyai 3 kemungkinan:
Kitab Sucinya salah / ngawur. Yesus tidak pernah mengatakan pernyataan ini, tetapi Kitab Suci mencatat seolah-olah Yesus mengatakan pernyataan ini.
Kitab Sucinya betul; Yesus memang pernah mengucapkan pernyataan ini. Tetapi Yesusnya berdusta, karena Ia menyatakan diri sebagai satu-satunya jalan kepada Bapa padahal sebetulnya tidak demikian.
Kitab Sucinya betul, dan Yesusnya tidak berdusta, sehingga Ia memang adalah satu-satunya jalan kepada Bapa / ke surga.
Renungkan: yang mana dari 3 kemungkinan ini yang saudara terima? Kalau saudara menerima yang pertama atau yang kedua, Sebaiknya saudara pindah agama saja, karena apa gunanya menjadi Kristen tetapi mempercayai bahwa Kitab Sucinya salah / ngawur, atau Tuhannya pendusta!
Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”.
1Yoh 5:11-12 - “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.
1Tim 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.
Hanya orang sesat yang tidak menghargai otoritas Kitab Suci dan yang ingin memutarbalikkan Kitab Suci yang bisa menafsirkan bahwa ayat-ayat ini tidak menunjukkan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke surga.
Perhatikan bahwa Kis 4:12 itu menyatakan bahwa ‘keselamatan itu ada di dalam Yesus’, dan 1Yoh 5:11-12 menyatakan bahwa ‘hidup yang kekal itu ada di dalam Yesus’. Bayangkan Yesus sebagai sebuah kotak yang di dalamnya berisikan keselamatan / hidup kekal. Kalau seseorang menerima kotaknya (Yesus), maka ia menerima isinya (keselamatan / hidup yang kekal), dan sebaliknya kalau ia menolak kotaknya (Yesus), otomatis ia juga menolak isinya (keselamatan / hidup yang kekal).
Perhatikan juga kata-kata ‘di bawah kolong langit ini’ dalam Kis 4:12, dan kata-kata ‘barangsiapa tidak memiliki Anak’ dalam 1Yoh 5:12 itu. Ini menunjukkan bahwa tidak mungkin kata-kata ini ditujukan hanya untuk orang kristen. Ayat-ayat tersebut di atas ini berlaku untuk seluruh dunia!
Juga perhatikan bahwa berbeda dengan Yoh 14:6 yang diucapkan oleh Yesus kepada murid-muridNya (orang-orang yang percaya / kristen), maka Kis 4:12 diucapkan oleh Petrus kepada orang-orang Yahudi yang anti kristen! Jadi jelas bahwa ayat ini tidak mungkin dimaksudkan hanya bagi orang kristen!
Karena itu, kalau kita mengatakan bahwa orang yang tidak percaya Yesus pasti masuk neraka, maka kita bukan menghakimi, tetapi percaya pada kebenaran Kitab Suci!
Orang-orang yang berkata bahwa mereka tidak tahu akan nasib orang yang tidak percaya Yesus (dengan alasan bahwa kita tidak maha tahu; hanya Allah yang maha tahu) adalah orang yang tidak menghargai otoritas Kitab Suci! Mereka bukannya tidak tahu, tetapi memang tidak mau tahu!
Juga saudara perlu hati-hati dengan orang yang mengatakan ‘moga-moga Tuhan menyediakan jalan untuk selamat bagi orang yang mati tanpa Kristus’. Kata-kata seperti ini tampaknya penuh kasih, tetapi jelas merupakan kata-kata dari orang yang tidak percaya pada Firman Tuhan! Mengatakan ‘moga-moga orang di luar Kristus bisa selamat’ adalah sama dengan mengatakan ‘moga-moga kata-kata Yesus dalam Yoh 14:6 itu adalah salah / dusta’!
b. Karena Kristus adalah Allah sendiri dan Ia satu dengan BapaNya (Yoh 10:30). Karena itu sikap kepada Yesus Kristus merupakan sikap terhadap Allah Bapa (Yoh 5:23 14:9 15:23 1Yoh 2:22-23).
Dengan demikian, orang yang tidak percaya kepada Yesus, sama dengan tidak percaya kepada Allah. Lalu bagaimana ia mau masuk surga yang adalah milik Allah?
c. Karena Kristus adalah satu-satunya Penebus / Juruselamat dosa.
Orang yang tidak mau percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosanya, harus membayar dosanya sendiri, dan karena itu ia harus masuk ke neraka selama-lamanya!
b) ‘Pergilah’.
1. Untuk bisa pergi mencari jiwa, kita sendiri harus sudah datang kepada Kristus! Bdk. Mat 4:19 yang mengatakan: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Jadi, harus ikut Yesus dulu baru menjadi penjala manusia!
2. Kata ‘pergi’ ini jelas menunjukkan bahwa kita tidak boleh hanya menunggu sampai orang luar mau datang ke gereja. Kita harus pergi mencari mereka!
Penerapan: apakah saudara sendiri sudah pergi mencari jiwa?
c) ‘Baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus’.
1. Kata ‘nama’ ada dalam bentuk singular (= tunggal), sekalipun di belakangnya ada 3 pribadi, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ini salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal. Perlu saudara sadari bahwa sekalipun istilah ‘Tritunggal’ itu memang tidak ada dalam Kitab Suci, tetapi konsep tentang Tritunggal jelas ada dalam Kitab Suci.
2. Ini adalah satu-satunya formula baptisan dalam Kitab Suci, dan karena itu maka pada waktu pendeta melakukan baptisan, maka ia mengucapkan kata-kata ‘Aku membaptis kamu dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus’.
Pada abad ke 20 ini ada banyak gereja / hamba Tuhan yang menambahi formula baptisan itu menjadi ‘Aku membaptis kamu dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus’. Ini mungkin dilandasi oleh ayat-ayat seperti Kis 2:38 8:16 10:48 19:5 (baptisan dalam nama Tuhan Yesus).
Tetapi perlu disadari bahwa:
kata-kata itu salah secara teologis, karena ‘Bapa, Anak dan Roh Kudus’ tidak sama dengan ‘Tuhan Yesus Kristus’!
ayat-ayat ini (Kis 2:38 8:16 10:48 19:5) tidak menunjukkan formula baptisan! Kata-kata ‘dibaptis dalam nama Tuhan Yesus’ hanya menunjukkan bahwa orang-orang itu dibaptis atas otoritas Tuhan Yesus, atau bahwa orang-orang itu dibaptis masuk ke dalam tubuh Kristus.
3. Mengapa dalam Amanat Agung Tuhan Yesus ini, kata ‘baptis’ mendahului kata ‘ajar’?
ada yang menganggap bahwa ini adalah dasar dari baptisan bayi, karena untuk bayi memang baptisan mendahului pengajaran!
ada juga yang mengatakan bahwa ini disebabkan karena baptisan hanya dilakukan 1 x sedangkan pengajaran dilakukan seumur hidup.
d) ‘Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu’.
1. Kata ‘segala sesuatu’ menunjukkan bahwa hamba Tuhan harus mau dan berusaha untuk mengajarkan seluruh Firman Tuhan, bukan hanya sebagian-sebagian (yang gampang, yang praktis-praktis saja, atau yang disenangi jemaat dsb).
Tetapi kalau hamba Tuhan harus mengajar seluruh Firman Tuhan, maka jelas bahwa jemaat harus mau belajar seluruh Firman Tuhan!
Penerapan: apakah saudara selalu pilih-pilih dalam mengajar / belajar Firman Tuhan?
2. Kata ‘melakukan’ menunjukkan bahwa hamba Tuhan harus mengajar dengan tujuan supaya ajaran itu ditaati, dan jemaat harus belajar dengan tujuan mentaati Firman Tuhan!
Penerapan: apa tujuan saudara belajar Firman Tuhan? Hanya untuk mengisi otak saudara? Supaya menang dalam berdebat? Atau supaya saudara bisa hidup lebih sesuai dengan kehendak Tuhan melalui pelajaran firman Tuhan itu?
e) Ay 20b: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.
Ini merupakan janji penyertaan Tuhan Yesus bagi orang Kristen YANG MEMBERITAKAN INJIL. Perintah untuk memberitakan Injil dalam ay 19-20a memang berat, tetapi Tuhan berjanji untuk menyertai orang yang mau mentaati perintah itu!
BACA JUGA: EKSPOSISI INJIL MATIUS PASAL 1-4
Penerapan: kalau saudara mau untuk memberitakan Injil, saudara harus menyadari bahwa akan ada serangan setan bagi saudara. Tetapi jangan takut, karena Tuhan Yesus beserta dengan saudara!
f) Matius 28: 19-20 vs ay 13-15: “(13) dan berkata: ‘Kamu harus mengatakan, bahwa murid-muridNya datang malam-malam dan mencuriNya ketika kamu sedang tidur. (14) Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.’ (15) Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini”.
Dalam ay 13-15:
ada perintah (ay 13).
ada janji (ay 14).
ada ketaatan (ay 15).
Dalam ay 19-20:
ada perintah (ay 19-20a).
ada janji (ay 20b).
adakah ketaatan????
Seorang mengatakan bahwa statistik menunjukkan kalau hanya 0,5 % orang kristen yang memberitakan Injil! Adalah sesuatu yang menyedihkan bahwa orang-orang yang memberitakan ajaran sesat lebih rajin dari pada orang-orang kristen dalam memberitakan Injil! Kalau selama ini saudara tidak pernah memberitakan Injil, maukah saudara mulai sekarang berusaha untuk memberitakan Injil?.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America