Berbagai Pandangan Tentang Sanktifikasi
Oleh:John Liem.
Baik doktrin justifikasi maupun sanktifikasi, keduanya menjelaskan tentang konsep kebenaran (righteousness). Tetapi kebenaran yang dibahas di dalam justifikasi adalah berbeda dengan kebenaran yang melandasi sanktifikasi. Jikalau doktrin justifikasi memakai istilah imputed righteousness, di doktrin sanktifikasi, yang dipakai adalah imparted righteousness. Apakah yang membedakan antara “imputed” dan “imparted” righteousness ini?
Imputed righteousness menjelaskan tentang sebuah kebenaran yang asing. Kebenaran ini berasal dari luar diri manusia berdosa. Kebenaran ini adalah kebenaran milik Yesus Kristus yang akan dikenakan (imputed) kepada kita pada saat kita beriman kepadaNya. Pada saat kita mengimaniNya, maka Allah tidak lagi melihat status kita sebagai sebagai orang berdosa tetapi Dia melihat kebenaran Kristus atas
diri kita.
Tetapi bagaimanakah dengan dosa yang masih ada dan terus ada di dalam hidup kita ini? Bagaimanakah Allah membereskan dosa ini? Nah, di sinilah peranan sanktifikasi. Doktrin sanktifikasi mengajarkan tentang sebuah kebenaran yang disebut sebagai imparted righteousness.
Kebenaran ini adalah kebenaran yang akan diciptakan dan dihasilkan di dalam diri kita sendiri. Kebenaran ini adalah buah karya Roh Kudus di dalam diri kita yang disertai oleh partisipasi kita untuk menjauhi dosa. Inilah cara Tuhan membersihkan kita dari dosa di dalam hidup sehari-hari.
Tetapi, bagaimanakah proses sanktifikasi itu dilakukan di dalam hidup kita? Berikut ini adalah 4 macam pandangan yang ada:
Pandangan perfeksionis yang mengatakan pada saat ini orang Kristen sudah mencapai sebuah “kesempurnaan” karena dosa sudah dilenyapkan dari hidup mereka. Tetapi harap diperhatikan. Yang dimaksud sebagai
kesempurnaan di sini bukanlah sebuah kesempurnaan yang absolut. Kesempurnaan di sini adalah kesempurnaan yang relatif yaitu yang bergantung pada kemampuan yang mereka miliki pada saat ini untuk mengatasi dosa. Di masa mendatang, karena kemampuan mereka mengatasi dosa akan bertambah, dengan sendirinya kesempurnaan mereka juga akan bertambah. Pandangan ini dianut oleh Charles Finney.
Pandangan perfeksionis versi Wesley. John Wesley mengajarkan orang Kristen sudah sempurna sekarang ini karena mereka tidak melakukan dosa menurut kemauan mereka. Tentu saja hal ini tidak berarti orang Kristen tidak lagi tidak berdosa. Wesley megajarkan dosa yang dilakukan oleh orang Kristen adalah dosa yg tidak disengaja yaitu dosa yg tidak ketahui atau tidak pernah disadari sebelumnya. Pada saat mereka menyadari dosa itu, maka mereka harus bertobat dan mereka pun akan masuk ke dalam sebuah kesempurnaan yang baru.
Pandangan counter-aksi. Pandangan ini tidak menyatakan bahwa dosa akan dilenyapkan darihidup orang Kristen. Pandangan ini menyatakan orang Kristen harus senantiasa tinggal di dalam Kristus untuk menang melawan dosa. Inilah yang disebut sebagai sebagai prinsip counter-aksi. Dosa yang ada di dalam diri mereka akan senantiasa berusaha menjatuhkan mereka. Tetapi jika mereka tetap berdiam di dalam Kristus maka mereka akan dijaga dari dosa. Dengan kata lain, pandangan ini menyatakan sanktifikasi adalah sebuah pengalaman yang harus mereka jaga dan peilhara senantiasa.
Pandangan reformed. Jikalau ketiga pandangan sebelumnya menyatakan sanktifikasi adalah sebuah pengalaman yang bisa diterima/dialami oleh orang Kristen, pandangan reformed menyatakan sanktifikasi adalah sebuah proses yang akan dilalui oleh orang Kristen. Proses sanktifikasi ini dimulai pada saat kita dilahirkan baru (regenerasi). Pada saat itulah proses sanktifikasi mulai berlangsung dan terus akan terjadi di dalam hidup kita. Kita akan terus menerus mengalami proses ini sampai akhirnya kita mencapai kesempurnaan paska kematian kita.
Ref: Martyn LLoyd Jones "God The Holy Spirit"