RAJA ARAM DAN AHAB: I RAJA-RAJA 20:1-43

Pdt. Budi Asali, M. Div.
RAJA ARAM DAN AHAB: I RAJA-RAJA 20:1-43
RAJA ARAM DAN AHAB: I RAJA-RAJA 20:1-43. 1Raja-Raja 20:1-43 - “(1) Benhadad, raja Aram, mengumpulkan seluruh tentaranya, tiga puluh dua orang raja bersama-sama dia beserta kuda dan kereta. Lalu ia maju, ia mengepung Samaria dan memeranginya. (2) Kemudian ia mengirim utusan ke kota itu, kepada Ahab, raja Israel, (3) dengan pesan: ‘Beginilah pesan Benhadad: Emasmu dan perakmu adalah milikku, dan juga isteri-isteri dan anak-anakmu yang cantik-cantik adalah milikku.’ (4) Raja Israel menjawab, katanya: ‘Seperti bicaramu itulah, ya tuanku raja. Aku ini dengan segala yang ada padaku adalah milikmu!’ (5) Sesudah itu utusan-utusan itu kembali dan berkata: ‘Beginilah pesan Benhadad: Memang aku telah menyuruh orang kepadamu mengatakan: Emas dan perakmu, isteri-isteri dan anak-anakmu harus kauserahkan kepadaku, (6) tetapi besok kira-kira pada waktu ini, aku akan menyuruh pegawai-pegawaiku kepadamu dan mereka akan menggeledah rumahmu dan rumah pegawai-pegawaimu, maka segala yang mereka lihat dan ingini akan mereka ambil dan mereka bawa.’ (7) Lalu raja Israel memanggil semua tua-tua negeri itu dan berkata: ‘Camkanlah, orang ini mengikhtiarkan kecelakaan kita, sebab ia telah menyuruh orang kepadaku meminta isteri-isteriku, anak-anakku, emas dan perakku, dan aku tidak menolak memberikannya kepadanya.’ (8) Lalu kata semua tua-tua dan segenap rakyat itu kepadanya: ‘Jangan dengarkan, jangan luluskan!’ (9) Sebab itu ia berkata kepada utusan-utusan Benhadad: ‘Katakanlah kepada tuanku raja: Segala yang pertama kali kausuruhkan kepada hambamu ini, aku akan melakukannya, tetapi tuntutan yang kemudian ini tidak dapat kupenuhi.’ Lalu pergilah utusan-utusan itu dan menyampaikan jawab itu kepada Benhadad. (10) Benhadad menyuruh orang kepada Ahab dengan pesan: ‘Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika rakyat yang mengikut aku masih dapat menjemput segenggam penuh debu puing Samaria!’ (11) Tetapi raja Israel menjawab, katanya: ‘Katakanlah! Orang yang baru menyandangkan pedang janganlah memegahkan diri seperti orang yang sudah menanggalkannya.’ (12) Segera sesudah Benhadad mendengar perkataan itu, pada waktu ia sedang minum-minum dengan raja-raja di pondok, berkatalah ia kepada pegawai-pegawainya: ‘Aturlah barisanmu,’ lalu mereka mengatur barisannya melawan kota itu. (13) Tetapi tiba-tiba tampillah seorang nabi kepada Ahab, raja Israel, serta berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Sudahkah kaulihat semua orang yang sangat ramai itu? Bahwasanya pada hari ini Aku akan menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, supaya engkau tahu, bahwa Akulah TUHAN.’ (14) Lalu bertanyalah Ahab: ‘Dengan bantuan siapa?’ Jawabnya: ‘Beginilah firman TUHAN: Dengan bantuan orang-orang muda pengiring kepala-kepala daerah.’ Tanyanya pula: ‘Siapakah yang akan memulai perang?’ Jawabnya: ‘Engkau!’ (15) Kemudian ia menghitung jumlah orang-orang muda pengiring kepala-kepala daerah itu. Ada dua ratus tiga puluh dua orang banyaknya dan sesudah mereka itu ia menghitung jumlah seluruh rakyat, yakni segenap orang Israel. Ada tujuh ribu orang banyaknya. (16) Lalu mereka maju menyerang pada waktu tengah hari, sementara Benhadad minum-minum sampai mabuk di pondoknya, bersama dengan ketiga puluh dua raja yang membantunya. (17) Ketika orang-orang muda pengiring kepala-kepala daerah itu maju menyerang lebih dahulu, maka Benhadad menyuruh orang menyelidiknya, dan mereka memberitahukan kepadanya, demikian: ‘Ada orang-orang maju menyerang dari Samaria.’ (18) Lalu katanya: ‘Entah mereka datang dengan maksud damai, entah dengan maksud perang, tangkaplah mereka hidup-hidup!’ (19) Sementara itu keluarlah mereka itu dari dalam kota, yakni orang-orang muda pengiring kepala-kepala daerah dan juga tentara yang mengikuti mereka. (20) Lalu mereka masing-masing membunuh lawan yang dihadapinya, sehingga orang Aram itu melarikan diri dan dikejar oleh orang Israel. Tetapi Benhadad, raja Aram dapat meluputkan diri dengan naik kuda, beserta sejumlah orang berkuda. (21) Juga raja Israel maju, lalu memusnahkan kuda dan kereta itu dan mendatangkan kekalahan yang besar kepada orang Aram. (22) Lalu tampillah nabi itu kepada raja Israel dan berkata kepadanya: ‘Baiklah, kuatkanlah hatimu, pertimbangkan dan pikirkanlah apa yang harus kauperbuat, sebab pada pergantian tahun raja Aram akan maju menyerang engkau.’ (23) Pegawai-pegawai raja Aram berkata kepadanya: ‘Allah mereka ialah allah gunung; itulah sebabnya mereka lebih kuat dari pada kita. Tetapi apabila kita berperang melawan mereka di tanah rata, pastilah kita lebih kuat dari pada mereka. (24) Bertindaklah begini: Pecatlah raja-raja itu masing-masing dari kedudukannya, dan angkatlah bupati-bupati menggantikan mereka. (25) Lalu kerahkanlah tentara sebanyak tentara yang telah gugur dari pihakmu itu, demikian pula kuda dan kereta sebanyak yang dahulu. Marilah kita berperang melawan mereka di tanah rata, pastilah kita lebih kuat dari pada mereka.’ Raja mendengarkan usul mereka, dan bertindak demikian. (26) Dalam tahun yang berikutnya Benhadad memeriksa barisan orang Aram, lalu ia maju ke Afek untuk berperang melawan orang Israel. (27) Orang Israelpun memeriksa barisannya dan setelah dibekali mereka berangkat menghadapi orang Aram. Orang Israel berkemah di hadapan mereka seperti dua kawanan kambing, sedang orang Aram telah datang membanjiri negeri itu. (28) Maka tampillah abdi Allah dan berkata kepada raja Israel: ‘Beginilah firman TUHAN: Oleh karena orang Aram itu telah berkata: TUHAN ialah allah gunung dan bukan allah dataran, maka Aku akan menyerahkan seluruh tentara yang besar itu ke dalam tanganmu, supaya kamu tahu, bahwa Akulah TUHAN.’ (29) Tujuh hari lamanya mereka berkemah berhadap-hadapan. Tetapi pada hari yang ketujuh mulailah pertempuran, dan pada suatu hari orang Israel menewaskan seratus ribu orang berjalan kaki dari orang Aram itu. (30) Orang-orang yang masih tinggal melarikan diri ke Afek, ke dalam kota, tetapi temboknya roboh menimpa kedua puluh tujuh ribu orang yang masih tinggal itu. Sementara itu Benhadad melarikan diri dan masuk ke kota, dan bersembunyi dari satu kamar ke kamar yang lain. (31) Lalu berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: ‘Ketahuilah, kami telah mendengar, bahwa raja-raja kaum Israel itu adalah raja-raja pemurah. Marilah kita menaruh kain kabung pada pinggang kita dan tali pada kepala kita, dan dengan demikian keluar menghadap raja Israel; barangkali ia akan menyelamatkan nyawamu.’ (32) Lalu mereka melilitkan kain kabung pada pinggang mereka dan tali pada kepala mereka, kemudian mereka pergi menghadap raja Israel sambil berkata: ‘Hambamu Benhadad berkata: Kiranya tuanku membiarkan aku hidup.’ Jawabnya: ‘Masih hidupkah dia? Dia saudaraku.’ (33) Orang-orang itu menganggap hal itu sebagai tanda yang baik, maka segeralah mereka berpegang pada perkataannya itu, lalu berkata: ‘Memang saudaramu Benhadad!’ Sesudah itu berkatalah Ahab: ‘Pergilah, ambil dia!’ Jadi keluarlah Benhadad mendapatkan dia, lalu diajak naik ke atas kereta. (34) Kata Benhadad kepadanya: ‘Kota-kota yang telah diambil bapaku dari pihak bapamu akan kukembalikan; engkau boleh juga membuat pasar bagimu di Damsyik, seperti yang dibuat bapaku di Samaria.’ ‘Dan aku sendiri,’ kata Ahab, ‘akan membiarkan engkau pergi dengan perjanjian.’ Lalu ia mengadakan perjanjian dengan dia dan membiarkannya pergi. (35) Seorang dari rombongan nabi berkata kepada temannya atas perintah TUHAN: ‘Pukullah aku!’ Tetapi orang itu menolak memukulnya. (36) Lalu ia berkata kepadanya: ‘Oleh sebab engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, ketahuilah, apabila engkau pergi dari padaku, seekor singa akan menerkam engkau.’ Dan ketika orang itu pergi dari padanya, maka seekor singa bertemu dengan dia, lalu menerkam dia. (37) Kemudian nabi itu bertemu dengan orang lain, lalu ia berkata: ‘Pukullah aku!’ Orang itu memukul dan melukai dia. (38) Sesudah itu nabi itu pergi dan berdiri menantikan raja di jalan, sambil menyamar dengan membubuh kain pembalut pada matanya. (39) Pada waktu raja lewat, ia mengadukan halnya kepada raja, katanya: ‘Ketika hambamu ini maju ke tengah pertempuran, tiba-tiba ada seorang meninggalkan barisan dan membawa seorang kepadaku sambil berkata: Jagalah orang ini, jika ia hilang dengan cara bagaimanapun juga, maka nyawamu adalah ganti nyawanya, atau engkau harus membayar setalenta perak. (40) Ketika hambamu ini repot sana sini, orang itu menghilang.’ Kemudian raja Israel itu berkata kepadanya: ‘Begitu jugalah hukumanmu, engkau sendiri telah menetapkannya.’ (41) Lalu segeralah ia membuka kain pembalut itu dari matanya, sehingga raja Israel mengenali dia sebagai seorang dari rombongan nabi. (42) Kata nabi itu kepadanya: ‘Beginilah firman TUHAN: Oleh karena engkau telah membiarkan lolos orang yang dikhususkan bagiKu untuk ditumpas, maka nyawamu adalah ganti nyawanya dan rakyatmu ganti rakyatnya.’ (43) Lalu raja Israel pergi ke istananya dengan kesal hati dan gusar, maka sampailah ia di Samaria.”.

Catatan: Baik LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani) maupun Josephus (seorang ahli sejarah Yahudi) menempatkan perang ini setelah cerita tentang Nabot (1Raja 21).

I) Tuntutan Benhadad dan penolakannya (1 Raja-Raja 20:1-12).

1) Benhadad, raja Aram / Syria, mengepung Samaria (1Raja-Raja 20: 1).

a) Ada yang mengatakan bahwa ini adalah Benhadad yang sama dengan Benhadad pada jaman Asa (raja Yehuda, ayah dari Yosafat) dalam 1Raja 15:18, tetapi ada yang mengatakan bahwa ini adalah anak atau cucu dari Benhadad pada jaman Asa itu. Memang pada jaman ini banyak nama yang sama, bahkan dalam suatu keluarga.

Bdk. Lukas 1:59-61 - “(59) Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, (60) tetapi ibunya berkata: ‘Jangan, ia harus dinamai Yohanes.’ (61) Kata mereka kepadanya: ‘Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.’”.

Orang yang tidak mempedulikan kesamaan nama ini, lalu menganggapnya sebagai kontradiksi dalam Alkitab.

Contoh: Bambang Noorsena mengatakan bahwa dalam 1Sam 17 Goliat dibunuh oleh Daud, tetapi dalam 2Sam 21:19 dikatakan bahwa Goliat dibunuh oleh Elhanan. Ini ia anggap sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Kitab Suci ada salahnya (tidak inerrant). Anggapan seperti ini muncul karena ia mengabaikan persamaan nama. Kalau kita melihat bagian paralel dari 2Sam 21:19 itu, yaitu 1Taw 20:5, maka dikatakan bahwa Goliat yang dibunuh oleh Elhanan itu namanya adalah Lahmi, dan ia adalah saudara dari Goliat yang dibunuh oleh Daud dalam 1Sam 17. Jadi, atau ia mempunyai 2 nama, yaitu ‘Lahmi’ dan ‘Goliat’, atau ‘Goliat’ adalah nama keluarga.

b) Penyerangan ini merupakan hukuman bagi Israel.

Tetapi, kalau ini memang merupakan hukuman, mengapa Tuhan menolong mereka? Karena Tuhan mau mereka bertobat oleh adanya pertolongan itu (1Raja-Raja 20: 13 akhir dan 1Raja-Raja 20: 28 akhir). Dan disamping itu Tuhan mau menghukum Aram / Syria dan Benhadad.

Pulpit Commentary: “In the invasions we see the punishment of Israel and of Ahab; in the defeats the punishment of Syria and Ben-hadad.” [= Dalam invasi / penyerbuan ini kita melihat penghukuman terhadap Israel dan Ahab; dalam kekalahan kita melihat penghukuman terhadap Syria dan Benhadad.] - hal 493.

Catatan: kata ‘invasions’ diberikan dalam bentuk jamak karena mencakup juga invasi / penyerbuan kedua yang ada dalam 1Raja-Raja 20: 26-dst.

2) Tuntutan Benhadad (1 Raja-Raja 20:2-12).

a) 1Raja-Raja 20: 3: tuntutan pertama.

Ay 3: “dengan pesan: ‘Beginilah pesan Benhadad: Emasmu dan perakmu adalah milikku, dan juga isteri-isteri dan anak-anakmu yang cantik-cantik adalah milikku.’”.

Tuntutan tentang istri-istri Ahab ini jelas menunjukkan maksud Benhadad untuk mempermalukan / merendahkan Ahab, dan bahkan memaksakan suatu peperangan dengan Ahab, karena dalam adat Timur harem sangat dijaga, dan penyerahan istri-istri sama dengan penyerahan tahta (bdk. 2Sam 16:21-22 1Raja 2:21-22).

Pulpit Commentary (hal 499) mengatakan bahwa mungkin tuntutan pertama ini maksudnya bukan menuntut Ahab menyerahkan emas, perak, istri-istri, dan anak-anaknya, karena kalau demikian tidak terlalu ada perbedaan antara tuntutan pertama (ay 3) dan tuntutan kedua (ay 6). Yang dimaksud dengan tuntutan pertama ini adalah bahwa Ahab tunduk dan menjadi bawahannya seperti 32 raja yang lain (ay 1).

b) 1Raja-Raja 20: 4 memberikan jawaban Ahab.

Ay 4: “Raja Israel menjawab, katanya: ‘Seperti bicaramu itulah, ya tuanku raja. Aku ini dengan segala yang ada padaku adalah milikmu!’”.

Ada yang mengatakan bahwa mungkin Ahab cuma pura-pura tunduk, dengan maksud mengambil hati Benhadad.

Bandingkan dengan:

Amsal 15:1 - “Jawaban yang lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.”.

Amsal 25:15 - “Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang.”.

c) 1 Raja-Raja 20:5-6: tuntutan kedua.

Ay 5-6: “(5) Sesudah itu utusan-utusan itu kembali dan berkata: ‘Beginilah pesan Benhadad: Memang aku telah menyuruh orang kepadamu mengatakan: Emas dan perakmu, isteri-isteri dan anak-anakmu harus kauserahkan kepadaku, (6) tetapi besok kira-kira pada waktu ini, aku akan menyuruh pegawai-pegawaiku kepadamu dan mereka akan menggeledah rumahmu dan rumah pegawai-pegawaimu, maka segala yang mereka lihat dan ingini akan mereka ambil dan mereka bawa.’”.

1Raja-Raja 20: 6 akhir: ‘maka segala yang mereka lihat dan ingini akan mereka ambil dan mereka bawa.’.

NIV: ‘They will seize everything you value and carry it away’ [= Mereka akan merampas segala sesuatu yang engkau hargai dan membawanya].

KJV: ‘whatsoever is pleasant in thine eyes, they shall put it in their hand, and take it away’ [= apapun yang menyenangkan di matamu, akan mereka ambil dan bawa].

NASB: ‘whatever is desirable in your eyes, they will take in their hand and carry away’ [= apapun yang menarik dalam matamu, akan mereka ambil dan bawa].

RSV: ‘and lay hands on whatever pleases them, and take it away’ [= dan mengambil apapun yang menyenangkan mereka, dan membawanya].

Tetapi RSV memberi footnote yang mengatakan bahwa kata ‘them’ / ‘mereka’ diambil dari manuscript Yunani, Syria dan Latin. Sedangkan manuscript Ibrani mengatakan ‘you’ / ‘kamu’. Mungkin pengubahan ini dilakukan karena melihat bahwa kata-kata dalam bahasa Ibraninya tidak masuk akal. Menurut saya itu bukan tak masuk akal. Mereka akan mengambil apapun yang Ahab nilai sebagai menyenangkan / berharga.

d) 1 Raja-Raja 20:7-9: Setelah berunding dengan para tua-tua, Ahab lalu menolak tuntutan yang dianggap keterlaluan itu. Mereka merasa lebih baik mati dengan terhormat dari pada hidup dengan tidak terhormat.

3) Benhadad bersumpah menghancurkan Samaria (ay 10).

1Raja-Raja 20: 10: “Benhadad menyuruh orang kepada Ahab dengan pesan: ‘Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika rakyat yang mengikut aku masih dapat menjemput segenggam penuh debu puing Samaria!’”.

a) Ini sumpah secara sembarangan. Orang yang bersumpah secara sembarangan biasanya justru tidak percaya kepada Allah dengan nama siapa ia bersumpah.

b) 1Raja-Raja 20: 10: ‘rakyat yang mengikut aku’.

Literal: ‘semua orang yang ada di kakiku’. Ini menunjukkan orang-orang itu tunduk kepadanya, dan ini jelas diucapkan secara sombong.

c) Maksud dari ay 10 bagian akhir: kota itu akan dihancur-leburkan begitu rupa sehingga sisanya begitu sedikit, sehingga kalau setiap tentaranya masing-masing mengambil segenggam debu, maka debu itu tidak cukup.

4) Jawaban Ahab (1Raja-Raja 20: 11).

Ay 11: “Tetapi raja Israel menjawab, katanya: ‘Katakanlah! Orang yang baru menyandangkan pedang janganlah memegahkan diri seperti orang yang sudah menanggalkannya.’”.

Ay 11: kata ‘pedang’ seharusnya adalah ‘armor’ / ‘baju baja’ / ‘perlengkapan senjata’ (NIV/RSV/NASB).

KJV: ‘harness’ [= perlengkapan perang].

Maksud dari ucapan ini adalah: kamu baru mulai perang; jangan menyombongkan diri seolah-olah sudah menang perang.

5) Benhadad lalu menyuruh tentaranya bersiap menyerang Samaria (1Raja-Raja 20: 12).

II) Tuhan menolong Israel dalam perang ( 1 Raja-Raja 20:13-30).

1) Tuhan mengirim seorang nabi (1 Raja-Raja 20:13-14).

1 Raja-Raja 20:13-14: “(13) Tetapi tiba-tiba tampillah seorang nabi kepada Ahab, raja Israel, serta berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Sudahkah kaulihat semua orang yang sangat ramai itu? Bahwasanya pada hari ini Aku akan menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, supaya engkau tahu, bahwa Akulah TUHAN.’ (14) Lalu bertanyalah Ahab: ‘Dengan bantuan siapa?’ Jawabnya: ‘Beginilah firman TUHAN: Dengan bantuan orang-orang muda pengiring kepala-kepala daerah.’ Tanyanya pula: ‘Siapakah yang akan memulai perang?’ Jawabnya: ‘Engkau!’”.

a) Siapa nabi ini?

Tidak diketahui siapa nabi ini. Ada yang mengatakan nabi Mikha yang ada dalam 1Raja 22:8-dst, tetapi ada yang menolak anggapan ini dengan alasan bahwa 1Raja 22:8-dst menunjukkan bahwa Mikha ada dalam penjara. Ada pula yang menganggap Elia atau Elisa yang menyamar, tetapi Pulpit Commentary (hal 485) mengatakan bahwa ini bukan Elia karena Elia adalah ‘minister of wrath’ [= pelayan murka].

b) Melalui nabi ini, Tuhan menjanjikan kemenangan dan memberi pimpinan dalam melakukan perang (1 Raja-Raja 20:13-14).

1. ‘orang yang sangat ramai itu’ (1 Raja-Raja 20:13).

NIV: ‘this vast army’ [= pasukan yang sangat banyak ini].

KJV/RSV/NASB: ‘this great multitude’ [= orang yang sangat banyak ini].

Ini tentu menunjuk kepada pasukan musuh. Sekalipun mereka sangat banyak tetapi Tuhan berjanji akan memberikan mereka kepada Ahab / Israel (ay 13b).

2. Mengapa Tuhan tidak membiarkan Israel dikalahkan dan dengan demikian menggunakan orang Aram / Benhadad untuk menghajar Israel / Ahab / Izebel? Karena:

a. Benhadad bukanlah orang yang dipilih / ditetapkan oleh Tuhan untuk melakukan hal itu (bdk. 1Raja 19:17 2Raja 10:32).

b. Benhadad sendiri sangat jahat dan karenanya ia sendiri harus dihukum. Dan ini adalah saat Tuhan menghukum Benhadad, bukan saat Tuhan menghukum Israel / Ahab.

c. Tuhan ingin menunjukkan kuasaNya kepada Ahab / Israel (ay 13b) supaya mereka bertobat. Ingat bahwa Tuhan tidak selalu mempertobatkan seseorang dengan cara menghajar / menghukum. Ia sering mempertobatkan justru dengan menolong / menunjukkan kasih.

3. Tuhan menyatakan siapa yang harus dipakai sebagai tentara (1 Raja-Raja 20:14), dan ternyata jumlah mereka hanya 232 orang (ay 15a). Ini lalu ditambah dengan rakyat yang bisa berperang, yang jumlahnya 7000 orang (ay 15b). Dan Tuhan menyuruh mereka memulai penyerangan (ay 14b).

a. Bilangan ‘7000’ di sini adalah hurufiah, berbeda dengan yang ada dalam 1Raja 19:18. Tetapi ada yang menganggap bahwa 7000 orang ini adalah 7000 orang dalam 1Raja 19:18 itu! Tetapi saya berpendapat ini sangat tidak masuk akal, karena 7000 di sini adalah tentara.

b. Bahwa Israel saat itu hanya mempunyai 7000 tentara, jauh lebih sedikit dari statistik biasanya (2Sam 24:9 1Taw 21:5 2Taw 13:3 2Taw 14:8), menunjukkan bahwa di bawah pemerintahan Ahab yang lemah, kerajaan Israel menjadi sangat kacau / tidak terorganisir.

c. Pulpit Commentary: “The agency by which the victory was won was purposely weak and feeble, in order that the work might be seen to be of God (cf. Judg. 7:2; 1Cor. 1:27,29).” [= Alat dengan mana kemenangan itu didapatkan, sengaja diatur sebagai sesuatu yang lemah, supaya pekerjaan itu bisa terlihat sebagai pekerjaan Allah (bdk. Hakim 7:2; 1Kor 1:27,29).] - hal 486.

Allah memang senang menggunakan yang lemah untuk mempermalukan yang kuat.

Bdk. 1Kor 1:27-29 - “(27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.”.

2) Israel menyerang dan menang (1 Raja-Raja 20:16-21).

Bahwa pada masa perang Benhadad dan ke 32 raja itu berani minum sampai mabuk (1 Raja-Raja 20:12,16) menunjukkan keyakinan Benhadad bahwa ia pasti menang.

Pulpit Commentary: “Security is the certain usher of destruction. We have never so much cause to fear as when we fear nothing (cf. Dan 5:1,30; Luk 17:27; 1Thess. 5:3).” [= Keamanan adalah pengantar yang pasti dari kehancuran. Kita tidak pernah mempunyai begitu banyak alasan untuk takut seperti pada saat kita tidak takut pada apapun (bdk. Dan 5:1,30; Luk 17:27; 1Tes 5:3).] - hal 497.

Ada rasa aman yang berasal dari Tuhan. Misalnya orang yang karena percaya kepada Yesus lalu yakin akan masuk surga. Atau orang kristen yang yakin akan pemeliharaan Tuhan pada masa sukar. Tetapi ada juga rasa aman yang bukan dari Tuhan dan yang membahayakan, yang berasal dari kesombongan / kesembronoan, dan rasa aman seperti ini bisa terjadi dalam hal apapun. Misalnya:

a) Merasa aman lalu pergi malam-malam, sehingga dirampok.

b) Merasa pasti lulus ujian sehingga tidak belajar dan akhirnya justru tidak lulus.

c) Merasa aman karena pikirannya hanya ditujukan pada hal-hal duniawi saja, tahu-tahu ia mati atau Kristus datang kembali, dan ia harus masuk neraka. Bdk. orang kaya yang bodoh (Luk 12:16-21).

1Tes 5:2-3 - “(2) karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. (3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman - maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin - mereka pasti tidak akan luput.”.

Mat 24:37-39 - “(37) ‘Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, (39) dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”.

d) Merasa aman karena merasa rohaninya hebat.

Akibatnya ia lalai dalam berdoa / memelihara / meningkatkan kerohaniannya, sehingga pada waktu setan menyerang, ia jatuh. Bdk. 1Kor 10:12 - “Sebab itu siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”.

Mabuknya Benhadad dan ke 32 raja (1 Raja-Raja 20:16) merupakan salah satu penyebab kekalahannya. Karena itu hati-hati dengan minuman keras; kita boleh minum minuman keras, tetapi tidak boleh sampai mabuk!

3) Melalui nabi tadi, Tuhan memberikan peringatan kepada Ahab / Israel, bahwa Benhadad / Aram akan menyerang lagi tahun depan (1 Raja-Raja 20:22).

Mungkin tujuan peringatan ini tidaklah terlalu mengarah pada persiapan jasmani (mengumpulkan tentara, membuat senjata dsb), tetapi lebih mengarah pada persiapan rohani (bertobat dari dosa, mendekat kepada Tuhan, dsb). Memang adanya penderitaan / bahaya yang mendekat seharusnya kita hadapi dengan mendekat kepada Tuhan!

4) Persiapan dan strategi Aram / Benhadad ( 1 Raja-Raja 20:23-25).

Ada beberapa hal yang diusulkan oleh para penasehat Benhadad:

a) Mengajak Israel perang di tanah rata, bukan di gunung, karena mereka beranggapan bahwa Yahweh adalah Allah gunung (1 Raja-Raja 20:23,25b).

1. Adam Clarke: “It was a general belief in the heathen world that each district had its tutelary and protecting deity, who could do nothing out of his own sphere.” [= Merupakan kepercayaan umum dalam dunia kafir bahwa setiap daerah mempunyai dewa penjaga dan pelindung, yang tidak bisa melakukan apapun di luar daerahnya.] - hal 466.

2. Ada yang mengatakan bahwa munculnya pandangan bahwa Yahweh adalah allah gunung, disebabkan beberapa hal:

a. Bait Allah dibangun di atas bukit / gunung.

b. Penyembahan selalu dilakukan di tempat tinggi / bukit-bukit pengorbanan (high places).

c. Hukum Taurat diberikan di gunung Sinai.

d. Api diturunkan oleh Elia di gunung Karmel.

e. Samaria sendiri tanahnya berbukit-bukit.

3. Bandingkan kepercayaan / nasehat sesat ini dengan Maz 95:3-5 yang berbunyi: “(3) Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah. (4) Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tanganNya, puncak gunung-gunungpun kepunyaanNya. (5) KepunyaanNya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tanganNyalah yang membentukNya.”.

4. Apakah kita juga menganggap bahwa Tuhan hanya berkuasa atas hal-hal tertentu? Misalnya kita percaya bahwa Ia bisa menolong kita dalam persoalan dosa dan pelayanan, tetapi Ia tidak mampu menolong kita dalam persoalan pekerjaan, keuangan, atau pacaran?

b) Mengganti ke 32 raja ( 1 Raja-Raja 20:24).

Mungkin para raja itu dianggap tidak becus perang, atau tidak sungguh-sungguh dalam perang, dan karenanya harus diganti.

c) Menyiapkan tentara, kereta dan kuda sebanyak yang dahulu (1 Raja-Raja 20:25a).

5) Perang yang keduakalinya (1 Raja-Raja 20:26-30).

a) Kata-kata mereka dalam 1Raja-Raja 20: 23, yang menganggap Yahweh hanyalah allah gunung, justru membuat Tuhan bekerja untuk mengalahkan mereka lagi, supaya mereka tahu bahwa Yahweh tidak hanya berkuasa di gunung, tetapi di mana-mana (1Raja-Raja 20: 28). Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak senang kalau dianggap mempunyai kekuasaan yang terbatas.

b) Aram / Benhadad dikalahkan untuk keduakalinya (1 Raja-Raja 20:29-30).

1. Dalam 1 hari Israel membunuh 100.000 tentara Aram (1Raja-Raja 20: 29).

2. Sisa tentara Aram lari ke Afek, tetapi tembok kota roboh menimpa 27.000 orang yang tersisa itu. Robohnya tembok ini jelas merupakan mujijat / pekerjaan Tuhan, dan ini menunjukkan bahwa kalau Tuhan sudah mau membunuh orang, sekalipun orang itu lari kemanapun, ke tempat yang paling aman sekalipun, orang itu tetap akan mati (ay 30a)

Bdk. Amos 9:1-4 - “(1) Kulihat Tuhan berdiri dekat mezbah, dan Ia berfirman: ‘Pukullah hulu tiang dengan keras, sehingga ambang-ambang bergoncang, dan runtuhkanlah itu ke atas kepala semua orang, dan sisa-sisa mereka akan Kubunuh dengan pedang; tidak seorangpun dari mereka akan dapat melarikan diri, dan tidak seorangpun dari mereka akan dapat meluputkan diri. (2) Sekalipun mereka menembus sampai ke dunia orang mati, tanganKu akan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka naik ke langit, Aku akan menurunkan mereka dari sana. (3) Sekalipun mereka bersembunyi di puncak gunung Karmel, Aku akan mengusut dan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka menyembunyikan diri terhadap mataKu di dasar laut, Aku akan memerintahkan ular untuk memagut mereka di sana. (4) Sekalipun mereka berjalan di depan musuhnya sebagai orang tawanan, Aku akan memerintahkan pedang untuk membunuh mereka di sana. Aku akan mengarahkan mataKu kepada mereka untuk kecelakaan dan bukan untuk keberuntungan mereka.’”.

3. Benhadad lari bersembunyi (ay 30b).

III) Ahab melepaskan Benhadad (1 Raja-Raja 20:31-43).

1) Benhadad minta pengampunan kepada Ahab (1 Raja-Raja 20:31-32a).

Ay 31-32: “(31) Lalu berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: ‘Ketahuilah, kami telah mendengar, bahwa raja-raja kaum Israel itu adalah raja-raja pemurah. Marilah kita menaruh kain kabung pada pinggang kita dan tali pada kepala kita, dan dengan demikian keluar menghadap raja Israel; barangkali ia akan menyelamatkan nyawamu.’ (32) Lalu mereka melilitkan kain kabung pada pinggang mereka dan tali pada kepala mereka, kemudian mereka pergi menghadap raja Israel sambil berkata: ‘Hambamu Benhadad berkata: Kiranya tuanku membiarkan aku hidup.’ Jawabnya: ‘Masih hidupkah dia? Dia saudaraku.’”.

‘Tali pada kepala kita’ (1 Raja-Raja 20:31-32) maksudnya tali dilingkarkan di leher, untuk menunjukkan bahwa nasib mereka betul-betul ada di tangan Ahab, yang bisa saja menggantung mereka.


2) Ahab mengampuni Benhadad (1 Raja-Raja 20:32b-34).

a) Waktu mendengar bahwa Benhadad minta ampun / belas kasihan Ahab berkata: ‘Masih hidupkah dia? Dia saudaraku.’ (1Raja-Raja 20: 32b).

Ingat bahwa Benhadad melakukan semua itu bukan karena ia bertobat dengan sungguh-sungguh, tetapi hanya karena takut dibunuh! Tetapi Ahab menganggap Benhadad, seorang kafir dan musuh umat Allah, sebagai saudaranya!

Ini merupakan sesuatu yang perlu kita hindari. Kalau berbicara dalam kontext rohani, maka janganlah menyebut orang yang non Kristen (termasuk semua sekte / bidat) sebagai saudara! Bdk. Yohanes 1:12.

b) Ahab menyambut Benhadad dengan baik / ramah, dan akhirnya mengadakan perjanjian dengan dia dan mengampuninya (1Raja-Raja 20: 33-34).

Mungkin banyak orang menganggap ini sebagai kasih kristen, tetapi benarkah demikian? Mari kita melihat pembahasan ay 35-43 di bawah.

3) Seorang nabi memberitakan hukuman Ahab (ay 35-43).

a) Tidak jelas apakah nabi ini sama dengan nabi dalam ay 13,22 atau tidak. Juga tidak diketahui siapa nama nabi ini. Ada yang mengatakan bahwa nabi ini adalah Mikha, yang lalu dipenjarakan oleh Ahab (1Raja 22).

b) Nabi ini minta temannya memukulnya, dan pada waktu temannya menolak, temannya dihukum mati oleh Tuhan (ay 35-36). Apakah hukuman ini terlalu keras? Tidak, karena orang ini juga dari rombongan nabi, jadi mestinya ia tahu bahwa hal seperti itu harus ditaati. Bdk. Luk 12:47-48. Bandingkan juga dengan 1Raja 13:21-26.

Pulpit Commentary: “in each case the lesson is the same - that God’s commandments must be kept, whatever the cost, or that stern retribution will inevitably follow.” [= dalam setiap kasus pelajarannya adalah sama - bahwa perintah-perintah Allah harus ditaati, apapun ongkosnya, atau pembalasan yang keras akan mengikuti secara tak terhindarkan.] - hal 491.

Adam Clarke: “By this emblematical action he intended to inform Ahab that, as the man forfeited his life who refused to smite him when he had the Lord’s command to do it; so he (Ahab) had forfeited his life, because he did not smite Benhadad when he had him in his power.” [= Oleh tindakan simbolis ini ia bermaksud memberitahu Ahab bahwa sebagaimana orang / nabi itu kehilangan nyawanya karena menolak untuk memukulnya pada waktu ia mendapatkan perintah Allah untuk melakukannya; begitu juga ia (Ahab) telah kehilangan nyawanya, karena ia tidak memukul Benhadad pada waktu ia ada dalam kuasanya.] - hal 468.

c) Akhirnya ada orang yang mau memukul nabi itu, dan nabi itu lalu menyamar (1Raja-Raja 20: 37-38).

1Raja-Raja 20: 38: ‘kain pembalut’ [= RSV/NIV/NASB].

KJV: ‘disguised himself with ashes upon his face’ [= menyamarkan dirinya sendiri dengan abu pada mukanya].

Kata ‘ashes’ [= abu] dalam bahasa Ibrani adalah APHER, sedangkan ‘kain pembalut’ dalam bahasa Ibraninya adalah APHAD. Dua huruf pertama adalah sama, dan hanya huruf ketiga yang berbeda. Yang pertama menggunakan huruf Resh, yang kedua menggunakan huruf DALETH, dan kedua huruf ini mirip sekali.

Catatan: Ingat bahwa bahasa Ibrani tidak mempunyai huruf hidup!

d) Nabi itu menceritakan suatu cerita (1Raja-Raja 20: 39-40a), dan tanpa disadari Ahab menjatuhkan hukuman atas dirinya sendiri (ay 40b-42). Hukuman ini digenapi dalam 1Raja 22.

Kasus ini mirip dengan kasus Daud yang ditegur nabi Natan dalam 2Samuel 12:1-6. Tetapi bedanya adalah bahwa Daud bertobat, sedangkan Ahab menjadi kesal hati dan gusar (1Raja-Raja 20: 43).

Semua ini menunjukkan bahwa keramahan / kasih / pengampunan / persahabatan yang ditunjukkan oleh Ahab kepada Benhadad, ternyata dikecam oleh Tuhan. Mengapa dikecam?

1. Karena Ahab melakukannya tanpa mendapatkan perintah dari Tuhan / tanpa mengkonsultasikannya dengan Tuhan.


Elisa melakukan hal yang serupa dalam 2Raja 6:18-23, tetapi tidak dikecam. Mengapa? Mungkin karena dalam kasus Elisa, itu hanyalah tentara biasa, bukan rajanya. Di samping, Elisa pasti mendapatkan perintah itu dari Tuhan sendiri. Sedangkan dalam kasus Ahab, ia tidak mendapatkan perintah dari Tuhan, tetapi ia toh melepaskan.

Pulpit Commentary: “it is to be remembered, first, that Ahab was not free to do as he liked in this matter. His victories had been won, not by his prowess, by the skill of his generals, or the valour of his soldiers, but by the power of God alone. The war, that is to say, was God’s war: it was begun and continued, and should therefore have been ended, in Him. When even the details of the attack had been ordered of God (ver. 14), sure He should have been consulted as to the disposal of the prisoners. ... But Ahab, who had himself played so craven a part, and who had contributed nothing to these great and unhoped-for victories, nevertheless arrogated to himself their fruits, and thereby ignored and dihonoured God.” [= pertama-tama harus diingat bahwa dalam hal ini Ahab tidak bebas melakukan apa yang ia inginkan. Kemenangannya telah dimenangkan bukan dengan kemampuannya, oleh keahlian dari jendral-jendralnya, atau keberanian tentaranya, tetapi oleh kuasa Allah saja. Itu berarti bahwa perang itu adalah perangnya Allah: itu dimulai dan dilanjutkan, dan karena itu seharusnya diakhiri, dalam Dia. Pada waktu bahkan hal-hal kecil tentang penyerangan telah diperintahkan oleh Allah (ay 14), tentu Ia harus dimintai pendapat-Nya berkenaan dengan penyelesaian tentang para tawanan. ... Tetapi sekalipun demikian Ahab, yang dirinya sendiri memainkan peranan yang begitu pengecut, dan yang tidak menyumbangkan apa-apa kepada kemenangan-kemenangan yang besar dan tidak diharapkan ini, merebut bagi dirinya sendiri buah kemenangan itu, dan dengan itu mengabaikan dan tidak menghormati Allah.] - hal 492.

2. Juga perlu diperhatikan bahwa penghukuman mati terhadap raja jahat yang dikalahkan sudah sering terjadi sebelum saat ini, seperti dalam Yosua 10:26 Hak 7:25 1Samuel 15:33. Adanya banyak kasus seperti ini memperberat dosa Ahab di sini.

Jadi jelas bahwa tindakan Ahab ini merupakan kesabaran / belas kasihan / kasih yang tidak pada tempatnya. Ini sama dengan kesabaran / kasih yang ditunjukkan polisi dengan melepaskan para perampok, perusuh, suporter bonek, dsb. Karena itu, hal ini dikecam oleh Tuhan.

Perlu dicamkan bahwa ada saat untuk bersabar, dan ada saat untuk bertindak keras dan tegas.

Kesaksian: Waktu saya khotbah di suatu gereja, pada saat doa sebelum Firman, tahu-tahu ada orang yang menyela pada waktu doa belum selesai. Pada waktu saya selesai berdoa, orangnya masih terus berdiri sambil berbicara. Saya lalu menyuruh dia diam dan duduk, dan lalu mengatakan bahwa tindakannya itu melanggar 1Korintus 14:26-40. Saya lalu mendapat keterangan dari seorang majelis bahwa orang itu bahkan melakukan hal seperti itu pada waktu pengkhotbah memberitakan Firman Tuhan, tetapi selama ini dibiarkan saja oleh pendeta / pengkhotbah. Saya berpendapat bahwa tindakan para pengkhotbah yang membiarkan saja hal seperti itu, merupakan sikap yang sama dengan yang dilakukan oleh Ahab terhadap Benhadad.

Hal seperti ini juga perlu diperhatikan oleh:

a. Gereja yang tidak mau melakukan disiplin gerejani terhadap jemaat yang sengaja hidup dalam dosa yang memalukan.

b. Orang-orang yang terlalu kasih / ramah / sabar sehingga mereka juga sabar dan ramah terhadap nabi palsu (bdk. 2Yoh 10-11).

2Yohanes 10:11 - “(10) Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. (11) Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.”.

c. Guru yang tidak pernah mendisiplin muridnya.

d. Orang tua yang tidak pernah mendisiplin anaknya!

Bdk. Amsal 13:24 - “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.”.

e. Pemerintah / polisi / pengadilan yang tidak mau menindak / menghukum orang jahat (bdk. Ro 13:4b).

Ingat bahwa semua ini bukanlah ‘meekness’ [= kelembutan], tetapi ‘weakness’ [= kelemahan].

Kesimpulan / penutup:

Kalau saudara menerima kebaikan dari Tuhan, hati-hati untuk tidak meniru Ahab yang lalu mengabaikan Tuhan dalam mengambil keputusan! Juga hati-hati untuk tidak bersikap sabar pada saat seharusnya saudara bertindak dengan keras / tegas. Mintalah hikmat dari Tuhan untuk bisa membedakan kapan harus bertindak dengan sabar / lembut dan kapan harus bertindak dengan keras / tegas. RAJA ARAM DAN AHAB: I RAJA-RAJA 20:1-43

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post