SAKSI YEHUWA (14)

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
SAKSI YEHUWA (14)
Ada 4 hal yang salah / sesat yang dipercayai oleh Saksi-Saksi Yehuwa tentang Roh Kudus, yaitu:

A) Roh Kudus adalah kuasa / tenaga aktif Allah.

B) Roh Kudus bukanlah seorang pribadi.

C) Roh Kudus bukan Allah.

D) Allah adalah Sumber dari Roh Kudus.

Bandingkan kepercayaan Saksi Yehuwa tentang Roh Kudus ini dengan pengakuan-pengakuan iman dari gereja-gereja Kristen tentang Roh Kudus di bawah ini:

1) Pengakuan Iman Nicea - Konstantinople.

“dan aku percaya kepada Roh Kudus, Tuhan dan Pemberi kehidupan, yang keluar dari Bapa dan Anak, yang bersama-sama dengan Bapa dan Anak disembah dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi”.

2) Pengakuan Iman Athanasius.

3. Tetapi iman Katolik / universal / am adalah ini, bahwa kami menyembah satu Allah dalam tritunggal, dan tritunggal dalam kesatuan. 4. Tidak ada kekacauan / percampuran pribadi-pribadi ataupun pemisahan zat. 5. Karena pribadi dari Bapa adalah satu, dari Anak adalah pribadi yang lain, dan dari Roh Kudus adalah pribadi yang lain. 6. Tetapi dari Bapa, dari Anak, dan dari Roh Kudus ada satu keilahian, kemuliaan yang sama / setara dan keagungan yang sama kekalnya. 7. Apa adanya Bapa itu, demikian juga dengan Anak, dan juga Roh Kudus. 8. Bapa tidak diciptakan, Anak tidak diciptakan, Roh Kudus tidak diciptakan. 9. Bapa itu maha besar, Anak itu maha besar, Roh Kudus itu maha besar. 10. Bapa itu kekal, Anak itu kekal, Roh Kudus itu kekal. 11. Tetapi tidak ada tiga yang kekal, tetapi satu yang kekal. 12. Demikian juga tidak ada tiga (makhluk) yang tidak dicipta, juga tidak tiga yang maha besar, tetapi satu yang tidak dicipta, dan satu yang maha besar. 13. Dengan cara yang sama Bapa adalah maha kuasa, Anak adalah maha kuasa, Roh Kudus adalah maha kuasa. 14. Tetapi tidak ada tiga yang maha kuasa, tetapi satu yang maha kuasa. 15. Demikian juga Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah. 16. Tetapi tidak ada tiga Allah, tetapi satu Allah. 17. Demikian pula Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan. 18. Tetapi tidak ada tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan. 19. Karena sebagaimana kami didorong seperti itu oleh kebenaran Kristen untuk mengakui setiap pribadi secara terpisah / individuil sebagai Allah dan Tuhan; demikian pula kami dilarang oleh agama Katolik / universal / am untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau Tuhan. 20. Bapa tidak dibuat dari apapun, tidak diciptakan, tidak diperanakkan. 21. Anak itu dari Bapa saja, tidak dibuat, tidak dicipta, tetapi diperanakkan. 22. Roh Kudus itu dari Bapa dan Anak, tidak dibuat, tidak dicipta, tidak diperanakkan, tetapi keluar. 23. Karena itu ada satu Bapa, bukan tiga bapa, satu Anak, bukan tiga anak, satu Roh Kudus, bukan tiga Roh Kudus. 24. Dan dalam tritunggal ini tidak ada yang pertama atau terakhir, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. 25. Tetapi ketiga pribadi yang sama-sama kekal dan setara di antara mereka sendiri; sehingga mereka semua secara keseluruhan, seperti dikatakan di atas, baik kesatuan dalam tritunggal, maupun tritunggal dalam kesatuan, harus disembah.

A) Roh Kudus adalah tenaga aktif Allah.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan:

· “‘Roh Kudus’ yang digunakan dalam Alkitab menyatakan bahwa ini adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dikendalikan yang diguna­kan oleh Allah Yehuwa untuk melaksanakan berbagai maksud-tujuanNya. Sampai taraf tertentu, ini dapat disamakan dengan listrik, tenaga yang dapat digunakan untuk melakukan beragam fungsi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 20.

· “Roh kudus adalah tenaga aktif Allah ... Roh kudus tidak setara dengan Allah tetapi selalu dipakai oleh-Nya dan lebih rendah daripada Dia” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 23.

· “From God there goes forth an invisible active force by means of which he gets his will done. It is not a mere influence such as a man might exercise over others by his powerful personality. It is a force that is operative, and it issues forth from God who is holy, that is to say, absolutely clean and righteous. He sends it forth to accomplish what is holy. So it is correctly called ‘holy spirit.’” (= Dari Allah keluar suatu tenaga aktif yang tak terlihat dengan mana Ia melakukan kehendakNya. Ini bukan semata-mata suatu pengaruh seperti yang bisa digunakan seorang manusia terhadap orang-orang lain oleh kepribadiannya yang kuat. Ini adalah suatu tenaga yang beroperasi, dan itu keluar dari Allah yang adalah suci / kudus, yaitu, bersih dan benar secara mutlak. Ia mengirimnya keluar untuk melaksanakan apa yang suci / kudus. Demikianlah itu secara tepat disebut ‘roh kudus’) - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 14a.

Sebagai suatu tambahan, Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai bahwa Allah tidak maha hadir / maha ada, tetapi Roh KudusNya / tenaga aktifNya itulah yang maha ada.

1) argumentasi Saksi Yehuwa.

a) Kejadian 1:2 - “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”.

Kej 1:2 (TDB): “Bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam, dan tenaga aktif Allah (NWT: ‘God’s active force’) bergerak kesana kemari di atas permukaan air”.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “disini, Roh Allah adalah tenaga aktifNya yang bekerja untuk membentuk bumi” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 20.

Tetapi dari mana Saksi-Saksi Yehuwa bisa menterjemahkan ‘tenaga aktif Allah’ dalam Kej 1:2 itu? Perlu diketahui bahwa kata Ibrani yang digunakan dalam Kej 1:2 itu adalah RUAKH ELOHIM. Kata ELOHIM artinya ‘Allah’, sedangkan kata Ibrani RUAKH, sama dengan kata Yunani PNEUMA, bisa diartikan sebagai ‘angin’, ‘nafas’, ‘roh’, dan sebagainya.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Because the Hebrew word ru’ahh contains the idea of action and movement, English translators have rendered it as ‘blast, breath, breeze, tempest, wind, active force,’ as well as ‘spirit.’” (= Karena kata Ibrani RUAKH mengandung gagasan tentang tindakan dan gerakan, penterjemah-penterjemah Inggris telah menterjemahkannya sebagai ‘hembusan / ledakan, nafas, angin sepoi-sepoi, angin badai / ribut, angin, tenaga aktif’, maupun sebagai ‘roh’) - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 16.

Pertanyaan: Penterjemah-penterjemah Inggris yang mana?

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “For instance, in the second verse of the Sacred Scriptures (Ge 1:2) the word ru’ahh occurs for the first time. How should it be rendered into another language? Well, the popular English version of the Bible, the King James Authorized Version, renders Genesis 1:1, 2 in this way: ‘In the beginning God created the heaven and the earth. And the earth was without form, and void; and darkness was upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters.’ However, An American Translation, copyrighted by the University of Chicago in 1939, reads: ‘When God began to create the heavens and the earth, the earth was a desolate waste, with darkness covering the abyss and a tempestuous wind raging over the surface of the waters.’ Here, instead of the word ‘Spirit,’ the word ‘wind’ is used, and the expression ‘the Spirit of God’ is rendered as ‘a tempestuous wind.’ Thus An American Translation indicates that the word ru’ahh means something invisible and in motion or in action.” [= Sebagai contoh, dalam ayat yang kedua dari Kitab Suci yang Kudus (Kej 1:2) kata RUAKH muncul untuk pertamakalinya. Bagaimana kata itu harus diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain? Versi Alkitab bahasa Inggris yang populer, King James Authorized Version (KJV/AV), menterjemahkan Kej 1:2 dengan cara ini: ‘Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Dan bumi ada tanpa bentuk, dan kosong; dan kegelapan ada di atas permukaan samudera. Dan Roh Allah bergerak di atas permukaan air’. Tetapi, Suatu Terjemahan Amerika, yang diberi hak cipta oleh Universitas Chicago pada tahun 1939, berbunyi: ‘Pada waktu Allah mulai mencipta langit dan bumi, bumi adalah suatu kekosongan yang sunyi, dengan kegelapan menutupi jurang yang dalam dan suatu angin keras mengamuk di atas permukaan air’. Di sini, bukannya kata ‘Roh’, tetapi kata ‘angin’ yang digunakan, dan ungkapan ‘Roh Allah’ diterjemahkan sebagai ‘suatu angin keras’. Jadi, Suatu Terjemahan Amerika menunjukkan bahwa kata RUAKH berarti sesuatu yang tak terlihat dan bergerak atau bertindak] - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 17.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Holding in view that ru’ahh means an invisible force in action, the New World Translation of the Holy Scriptures puts Genesis 1:1, 2 into English in this way: ‘In the beginning God created the heavens and the earth. Now the earth proved to be formless and waste and there was darkness upon the surface of the watery deep; and God’s active force was moving to and fro over the surface of the waters.’ Thus this translation as well as An American Translation makes it clear that no person called ‘the Spirit’ was moving invisibly over the waters that covered the entire globe. Rather, it was the impersonal active force of God that was moving to and fro over the unlighted surface of the waters” (= Mempertahankan pandangan bahwa RUAKH berarti suatu tenaga yang tak terlihat yang bertindak, Terjemahan Dunia Baru dari Kitab Suci yang Kudus menterjemahkan Kejadian 1:1,2 dengan cara ini: ‘Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam, dan tenaga aktif Allah bergerak kesana kemari di atas permukaan air’. Jadi terjemahan ini maupun Suatu Terjemahan Amerika membuat jelas bahwa tidak ada pribadi yang disebut ‘Roh’ yang bergerak secara tak terlihat di atas air yang menutupi seluruh bumi. Tetapi, adalah tenaga aktif yang tak berpribadi dari Allah yang sedang bergerak kesana kemari di atas permukaan yang gelap dari air) - ‘CD - Watchtower’, ‘The Holy Spirit’, ch 1, no 18.
Bantahan:

1. Arti dan penterjemahan dari kata Ibrani RUAKH atau kata Yunani PNEUMA.

Kata Ibrani RUAKH maupun kata Yunani PNEUMA arti sebenarnya dan yang terutama adalah ‘angin’. Dan karena ‘nafas’ juga merupakan ‘angin’ / ‘udara yang bergerak’, maka lalu kata RUAKH / PNEUMA juga digunakan untuk menunjuk kepada ‘nafas’. Dan karena ‘nafas’ berhubungan dengan ‘kehidupan’ / ‘nyawa’, maka lalu kata RUAKH / PNEUMA juga bisa berarti ‘nyawa’ / ‘roh’.

Tetapi dalam melakukan penterjemahan, kita harus memilih, mau menterjemahkan dengan ‘roh’, atau dengan ‘nafas’, atau dengan ‘angin’. Tetapi Saksi-Saksi Yehuwa tidak konsisten dalam memilih kata yang dipakai untuk menterjemahkan kata RUAKH atau PNEUMA tersebut. Kalau untuk kata ‘Roh’ dalam istilah ‘Roh Kudus’ mereka mau memilih terjemahan ‘angin’ maka mereka seharusnya konsisten, sehingga setiap kali kata ‘Roh Kudus’ itu muncul, mereka harus menterjemahkan sebagai ‘Angin Kudus’. Tetapi ternyata bukan itu yang mereka lakukan.

2. Terjemahan dari Suatu Terjemahan Amerika (1939) tentang Kej 1:2.

Lagi-lagi mereka memilih suatu terjemahan yang tidak pernah diketahui orang, yaitu yang mereka sebut Suatu Terjemahan Amerika (1939), untuk mendukung pandangan sesat mereka. Apakah mereka memilih terjemahan ini, karena terjemahan ini benar? Mari kita perhatikan dan teliti terjemahan Amerika (1939) ini:

“When God began to create the heavens and the earth, the earth was a desolate waste, with darkness covering the abyss and a tempestuous wind raging over the surface of the waters” (= Pada waktu Allah mulai mencipta langit dan bumi, bumi adalah suatu kekosongan yang sunyi, dengan kegelapan menutupi jurang yang dalam dan suatu angin keras mengamuk di atas permukaan air).

Terjemahan ini pasti salah, karena:

a. Kata ‘Roh Allah’ dalam Kej 1:2, yang oleh Suatu Terjemahan Amerika ini diterjemahkan ‘a tempestuous wind’ / ‘suatu angin keras’, dalam bahasa Ibraninya adalah RUAKH ELOHIM.

Kata RUAKH memang bisa berarti ‘angin keras’, seperti dalam Keluaran 10:13 dan Yeremia 4:11, tetapi jika dipilih arti demikian, maka kata ‘ELOHIM’nya dibuang kemana?

Kata RUAKH juga memungkinkan diterjemahkan hanya sebagai ‘wind’ (= angin), tetapi kata ELOHIM (= Allah) tidak pernah bisa diterjemahkan sebagai ‘tempestuous’ (= keras). John Owen mengatakan (‘The Works of John Owen’, vol 3, hal 97) bahwa ‘wind of God’ (= angin Allah) memang bisa diartikan sebagai ‘angin yang keras’, karena dalam Kitab Suci ‘kegentaran yang besar’ disebut dengan istilah ‘kegentaran Allah’ (1Samuel 14:15), dan ‘pohon aras yang besar’ disebut ‘pohon aras Allah’ (Maz 80:11). Tetapi John Owen menolak kalau dalam Kej 1:2 ini istilah RUAKH ELOHIM diterjemahkan ‘angin keras’, karena kalau diterjemahkan demikian, kapan angin keras tersebut diciptakan? Juga terjemahan ‘angin keras’ ini tidak cocok dengan arti kata MERAKHEFET, yang akan saya jelaskan di bawah ini.

b. Kata Ibrani yang oleh Suatu Terjemahan Amerika ini diterjemahkan ‘raging’ (= mengamuk) adalah MERAKHEFET, yang sebetulnya tidak pernah mempunyai arti ‘raging’ (= mengamuk). Artinya bisa bermacam-macam, yaitu: ‘move gently’ (= bergerak dengan lembut), ‘cherish’ (= memelihara), ‘brood’ (= mengerami), ‘hovering’ (= melayang-layang) - ‘The New Brown-Driver-Briggs-Gesenius Hebrew-Aramaic Lexicon’, hal 934.

Beberapa penafsir tidak setuju dengan penterjemahan ‘melayang-layang’ di sini, mereka lebih setuju dengan arti ‘mengerami’, dan ini menunjukkan bahwa pada peristiwa penciptaan itu Roh Allah itu ‘mengerami’ ciptaan itu sehingga memunculkan kehidupan / membereskan kekacauan yang ada.

3. Terjemahan dari NWT/TDB tentang Kej 1:2.

Dalam NWT/TDB Saksi-Saksi Yehuwa menterjemahkan kata-kata dalam Kej 1:2 itu sebagai ‘God’s active force’ (= tenaga aktif Allah).

a. Ini jelas juga merupakan terjemahan yang salah, karena kata RUAKH tidak pernah punya arti ‘tenaga aktif’.

Saya berusaha mencari dalam kamus / lexicon bahasa Ibrani tentang kata RUAKH. Inilah kamus-kamus / lexicon-lexicon yang saya pakai:

· William L. Holladay, ‘A Concise Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament’, hal 334-335.

· ‘The New Brown-Driver-Briggs-Gesenius Hebrew-Aramaic Lexicon’, hal 924-926.

· Benjamin Davidson, ‘The Analytical Hebrew and Chaldee Lexicon’, hal 678.

tetapi saya tidak bisa menemukan arti ‘force’ / ‘tenaga’.

Saya berusaha lagi dengan mencari ayat Kitab Suci dimana kata RUAKH diterjemahkan ‘active force’ / ‘tenaga aktif’. Ini saya lakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia maupun Inggris:

¨ Saya mencari dalam konkordansi semua ayat dalam Kitab Suci Indonesia dimana kata ‘tenaga’ itu digunakan. Saya memeriksa ayat-ayat itu dalam bahasa aslinya, dan ternyata tidak pernah digunakan kata RUAKH.

¨ Lalu saya mencoba dengan menggunakan bahasa Inggris. Kata ‘tenaga’ dalam bahasa Inggris bisa diterjemahkan sebagai:

* ‘strength’ (= kekuatan).

* ‘power’ (= kuasa).

* ‘force’ (= kekuatan).

* ‘energy’ (= tenaga).

Lalu saya mencari kata-kata tersebut dalam konkordansi. ‘Young’s Analytical Concordance to the Bible’ memberikan banyak kata-kata Ibrani dan Yunani yang bisa diartikan sebagai ‘strength’ (= kekuatan), atau ‘power’ (= kuasa), atau ‘force’ (= kekuatan), dan sekaligus memberikan ayat-ayat dimana kata-kata itu digunakan dalam Kitab Suci. Tetapi dari semua kata yang diberikan itu tidak ada kata RUAKH!

Sedangkan kata ‘energy’ (= tenaga) tak pernah muncul dalam KJV, dan hanya sekali muncul dalam RSV, tetapi itu ada dalam Perjanjian Baru (Kolose 1:29), yang tentunya tidak menggunakan kata RUAKH, dan bahkan juga tidak menggunakan kata Yunani PNEUMA.

Kesimpulan saya: kata Ibrani RUAKH tidak bisa diterjemahkan sebagai ‘kuasa’, ‘kekuatan’, atau ‘tenaga’, apalagi ‘tenaga aktif’.

Rupanya Saksi-Saksi Yehuwa berusaha menggunakan kata ‘angin’ yang merupakan ‘udara yang bergerak’, dan mereka lalu menganggap bahwa angin mempunyai / mengandung kekuatan / tenaga, dan karena itu mereka lalu membelokkan arti kata RUAKH itu menjadi ‘tenaga aktif’.

Keberatan saya:

· ‘Angin’ tidak sama dengan ‘tenaga aktif’. Sekalipun angin mengandung kekuatan / tenaga, tetapi angin tetap berbeda dengan kekuatan / tenaga. Sama halnya kalau kita tahu bahwa kata ‘heart’ berarti ‘jantung’, dan sekalipun kata ‘jantung’ mengandung ‘darah’ / ‘otot’, kita tidak bisa menterjemahkan ‘heart’ sebagai ‘darah’ / ‘otot’.

· Juga kalau dikatakan ‘aktif’, itu seakan-akan menunjukkan bahwa angin itu bisa berbuat sesukanya sendiri, padahal Allahlah yang membuat angin berhembus (Kejadian 8:1 Keluaran 10:13,19 Kel 14:21 Bil 11:31 Ayub 28:25 Mazmur 48:8 Mazmur 78:26 Mazmur 104:4 Mazmur 107:25 Mazmur 135:7 Mazmur 147:18 Mazmur 148:8 Amsal 30:4 Yes 30:30 Yes 41:16 Yeremia 4:12 Yeremia 10:13 Yer 23:19 Yeremia 30:23 Yeremia 49:36 Yeremia 51:16 Yeh 13:13 Yeh 37:9 Amos 4:13 Yunus 1:4 Yunus 4:8 Mat 8:26-27).

b. Hal lain yang ingin saya tekankan di sini adalah: kalau tadi terlihat bahwa Saksi-Saksi Yehuwa mendukung terjemahan dari ‘Suatu Terjemahan Amerika’ (1939) yang menterjemahkan kata-kata RUAKH ELOHIM itu sebagai ‘tempestuous wind’ (= angin keras), mengapa Saksi-Saksi Yehuwa sendiri tidak menterjemahkan kata-kata RUAKH ELOHIM itu sebagai ‘tempestuous wind’ (= angin keras) dalam NWT/TDB? Terlihat dengan jelas bahwa mereka hanya menggunakan ‘Suatu Terjemahan Amerika’ itu sebagai suatu batu loncatan untuk memberikan terjemahan mereka sendiri, yaitu ‘tenaga aktif’.

c. Dari terjemahan NWT / TDB pun sebetulnya tetap tidak mungkin bisa didapatkan kesimpulan bahwa Roh Kudus adalah ‘tenaga aktif Allah’.

Kej 1:2 (TDB): “Bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam, dan tenaga aktif Allah (NWT: ‘God’s active force’) bergerak kesana kemari di atas permukaan air”.

Dari terjemahan ini kita sebetulnya cuma bisa melihat bahwa pada saat itu ada tenaga aktif Allah yang bergerak kesana kemari di atas permukaan air. Lalu dari mana bisa didapatkan bahwa ‘tenaga aktif itu’ adalah ‘Roh Kudus’? Hanya dengan melihat pada terjemahan mereka tidak mungkin bisa didapatkan kesimpulan seperti itu.

Saksi-Saksi Yehuwa harus menghubungkan terjemahan mereka dengan terjemahan kita yang berbunyi: “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”, dan barulah mereka bisa mengatakan bahwa ‘Roh Allah’ adalah ‘tenaga aktif Allah’.

Tetapi kalau mereka menganggap bahwa terjemahan kita salah, bagaimana mungkin mereka menggunakannya?

4. Kej 1:2 ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa ‘Roh Kudus’ adalah ‘tenaga aktif Allah’. Mengapa tidak ditafsirkan bahwa Roh Kudus adalah seorang Pribadi, yang pada saat itu juga hadir, untuk menciptakan alam semesta bersama-sama dengan Allah (Bapa)?

5. Saksi-Saksi Yehuwa tidak secara konsisten menterjemahkan RUAKH ELOHIM (= ‘Roh Allah’) sebagai ‘tenaga aktif Allah’.

Bahkan mereka tidak pernah menterjemahkan RUAKH ELOHIM sebagai ‘tenaga aktif Allah’ di tempat-tempat lain dalam Kitab Suci.

Kalau kita melihat konkordansi maka kita akan mendapatkan bahwa kata-kata ‘Roh Allah’ dalam Perjanjian Lama muncul hanya di dalam ayat-ayat sebagai berikut: Kej 41:38 Kel 31:3 Kel 35:31 Bil 24:2 1Sam 10:10 1Sam 11:6 1Sam 19:20,23 2Taw 15:1 2Taw 24:20 Ayub 27:3 Ayub 33:4 Yeh 11:24.

Dalam semua ayat-ayat ini, Saksi-Saksi Yehuwa menterjemahkannya sebagai ‘roh Allah’ (TDB).

Perlu diketahui bahwa kata Ibrani yang digunakan dalam Kej 1:2 dan semua ayat-ayat ini adalah sama persis yaitu RUAKH ELOHIM, dengan perkecualian Ayub 33:4 saja, dimana digunakan RUAKH EL (yang artinya sama saja, yaitu ‘Roh Allah’).

Pertanyaan yang perlu diberikan kepada Saksi-Saksi Yehuwa adalah: mengapa dalam Kej 1:2 mereka menterjemahkan secara berbeda dengan di semua ayat-ayat lain, padahal kata yang diterjemahkan adalah persis sama? Hanya untuk menyesuaikan dengan doktrin mereka?

Dari sini terlihat secara jelas kekurang-ajaran dan sikap tidak fair / jujur dari para Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa ini dalam menterjemahkan Kitab Suci!

6. Yohanes 4:24 mengatakan bahwa ‘Allah adalah Roh’. Kalau Saksi-Saksi Yehuwa memang menganggap ‘Roh’ sebagai angin / tenaga, mengapa dari Yoh 4:24 mereka tidak menyimpulkan bahwa Allah / Yehuwa juga adalah angin / tenaga aktif?

7. Kalau kata ‘Roh’ mereka tafsirkan seperti itu, lalu mengapa dalam Kitab Suci ada istilah ‘Roh Kristus’, dan bagaimana mereka menafsirkannya?

· Roma 8:9 - “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus”.

· 1Petrus 1:11 - “Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu”.

Apakah Saksi-Saksi Yehuwa mengartikan ‘Roh Kristus’ ini sebagai ‘angin Kristus’ atau ‘tenaga aktif Kristus’?

b) Bilangan 11:17,25 - “Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya. ... Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambilNya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruhNya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi”.

Saksi-Saksi Yehuwa menganggap bahwa tidak mungkin seorang pribadi dibagi-bagi, dan karena itu jelas bahwa Roh Kudus bukan seorang pribadi, tetapi hanya merupakan tenaga / kuasa dari Allah.
Bantahan:

1. Bil 11:17,25 versi Kitab Suci Indonesia ini sebetulnya terjemahannya kurang tepat, dan RSV juga menterjemahkan secara sama salahnya dengan Kitab Suci Indonesia. Kata ‘sebagian’ itu seharusnya tidak ada. Bandingkan dengan terjemahan KJV, NIV dan NASB di bawah ini.

KJV: ‘And I will come down and talk with thee there: and I will take of the spirit which is upon thee, and will put it upon them; and they shall bear the burden of the people with thee, that thou bear it not thyself alone. ... And the LORD came down in a cloud, and spake unto him, and took of the spirit that was upon him, and gave it unto the seventy elders: and it came to pass, that, when the spirit rested upon them, they prophesied, and did not cease’ (= Aku akan turun dan berbicara denganmu di sana, dan Aku akan mengambil dari Roh yang ada padamu dan meletakkanNya pada mereka; dan mereka akan memikul beban dari bangsa denganmu, sehingga engkau tidak memikulnya sendirian. ... Dan TUHAN turun dalam awan, dan berbicara kepadanya, dan mengambil dari Roh yang ada padanya dan memberikanNya pada tujuh puluh tua-tua itu; dan terjadilah bahwa ketika Roh itu hinggap pada mereka, mereka bernubuat, dan tidak berhenti).

NIV: ‘I will come down and speak with you there, and I will take of the Spirit that is on you and put the Spirit on them. They will help you carry the burden of the people so that you will not have to carry it alone. ... Then the LORD came down in the cloud and spoke with him, and he took of the Spirit that was on him and put the Spirit on the seventy elders. When the Spirit rested on them, they prophesied, but they did not do so again’ (= Aku akan turun dan berbicara denganmu di sana, dan Aku akan mengambil dari Roh yang ada padamu dan meletakkan Roh itu pada mereka. Mereka akan menolongmu memikul beban dari bangsa itu sehingga engkau tidak usah memikulnya sendirian. ... Lalu TUHAN turun dalam awan dan berbicara dengannya, dan Ia mengambil dari Roh yang ada padanya dan meletakkan Roh itu pada tujuh puluh tua-tua itu. Ketika Roh itu hinggap pada mereka, mereka bernubuat, tetapi mereka tidak berbuat demikian lagi).

NASB: ‘Then I will come down and speak with you there, and I will take of the Spirit who is upon you, and will put Him upon them; and they shall bear the burden of the people with you, so that you shall not bear it all alone. ... Then the LORD came down in the cloud and spoke to him; and He took of the Spirit who was upon him and placed Him upon the seventy elders. And it came about that when the Spirit rested upon them, they prophesied. But they did not do it again’ (= Maka Aku akan turun dan berbicara denganmu di sana, dan Aku akan mengambil dari Roh yang ada padamu, dan meletakkan Dia pada mereka; dan mereka akan memikul beban dari bangsa itu denganmu, sehingga engkau tidak akan memikulnya sendirian. ... Lalu TUHAN turun dalam awan dan berbicara kepadanya; dan Ia mengambil Roh yang ada padanya dan meletakkan Dia pada tujuh puluh tua-tua itu. Dan terjadilah bahwa ketika Roh itu hinggap pada mereka, mereka bernubuat. Tetapi mereka melakukannya lagi).

2. Apa arti dari kata ‘Roh’ di sini?

a. Calvin [juga Pulpit Commentary (hal 109,110) dan Matthew Poole (hal 283)] beranggapan bahwa kata ‘Roh’ dalam Bil 11:17,25 ini menunjuk pada karunia-karunia Roh Kudus.

Calvin: “The word Spirit is here, as frequently elsewhere, applied to the gifts themselves; as if He had said, I had deposited with thee gifts sufficing for the government of the people; but now, since thou refusest, I will distribute his due measure to each of the seventy, so that the grace of the Spirit, which dwelt in thee alone, shall be manifestly dispersed among many” (= Kata ‘Roh’ di sini, seperti sering di tempat lain, diterapkan kepada karunia-karunia itu sendiri; seakan-akan Ia berkata: Aku telah meletakkan kepadamu / mempercayakan kepadamu karunia-karunia yang cukup untuk pemerintahan bangsa ini; tetapi sekarang, karena engkau menolak, Aku akan membagikan ukuran / takaran yang seharusnya kepada setiap orang dari 70 orang ini, sehingga kasih karunia dari Roh Kudus, yang tadinya berada dalam engkau saja, akan dibagikan / disebarkan secara nyata / jelas di antara banyak orang) - hal 26.

Contoh lain dimana kata ‘Roh’ menunjuk pada karunia-karunia Roh Kudus, adalah:

· Keluaran 28:3 - “Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagiKu”.

· Ibrani 2:4 - “Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”.

Catatan: Untuk Ibr 2:4 ini, KJV/RSV/NIV/NASB secara seragam menterjemahkan ‘karunia-karunia Roh Kudus’, padahal kata ‘karunia-karunia’ itu sebetulnya tidak ada.

b. Kalaupun kata ‘Roh’ diartikan menunjukkan kepada Roh Kudus, ayat ini tetap tidak menimbulkan problem. Mengapa? Karena Roh Kudus adalah Allah yang maha ada, sehingga bisa saja Ia dibagi-bagikan kepada banyak orang. Pandangan / argumentasi dari Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa seorang pribadi tidak dapat dibagi-bagikan, hanya bisa berlaku, kalau pribadi itu adalah pribadi biasa yang terbatas. Tetapi pandangan / argumentasi itu tidak berlaku kalau yang dibicarakan adalah pribadi Roh Kudus / Allah yang maha ada.

Keil & Delitzsch: “We are not to understand this as implying, that the fulness of the Spirit possessed by Moses was diminished in consequence; ... For the Spirit of God is not something material, which is diminished by being divided” (= Kita tidak boleh mengartikan ini untuk menunjukkan bahwa kepenuhan Roh yang dimiliki oleh Musa berkurang sebagai akibatnya; ... Karena Roh Allah bukanlah sesuatu yang bersifat materi, yang berkurang bila dibagi-bagi) - hal 70.

Adam Clarke mengatakan bahwa Origen dan Theodoret memberikan illustrasi sebagai berikut: Musa seperti sebuah lampu (yang menggunakan minyak tanah dan sumbu), dan pada waktu api dari lampu tersebut diberikan kepada 70 buah lampu yang lain, maka lampu yang pertama itu tidak berkurang apinya.

c) Hak 14:6 - “Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya ... tanpa apa-apa di tangannya”.

Saksi Yehuwa menggunakan terjemahan dari Today’s English Version (TEV) yang mengatakan: “Suddenly the power of the LORD made Samson strong” (= Tiba-tiba kuasa TUHAN membuat Simson kuat).

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Apakah suatu pribadi ilahi benar-benar memasuki atau berkuasa atas Simson, menggunakan tubuhnya untuk melakukan apa yang ia lakukan? Tidak, ini benar-benar ‘kuasa TUHAN (yang) membuat Simson kuat’ - Today’s English Version (TEV)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21.
Bantahan:

1. Terjemahan TEV / Good News Bible ini justru salah, tetapi yang salah ini yang justru dipilih oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

Tetapi kalaupun digunakan terjemahan TEV / Good News Bible ini, tetap tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah kuasa / tenaga aktif dari Allah. Bukankah kita bisa menafsirkan bahwa Allah sendiri memberikan kuasaNya kepada Simson?

2. Dalam ayat ini terjemahan Kitab Suci Indonesia benar. Perhatikan juga terjemahan NIV: “The Spirit of the LORD came upon him in power” (= Roh TUHAN datang kepada dia dalam kuasa).

Jadi ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa yang memasuki dan menguasai Simson adalah ‘Roh TUHAN’, bukan sekedar ‘kuasa TUHAN’! Dan Roh TUHAN itu maha kuasa sehingga dengan mudah Ia bisa menjadikan Simson sangat kuat.

d) Lukas 5:17 - “Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit”.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Tenaga aktif dari Allah ini memungkinkan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21.
Bantahan:

Terjemahan Kitab Suci Indonesia cukup baik, tetapi saya tetap akan membandingkannya dengan NIV dan NASB.

NIV: “And the power of the Lord was present for him to heal the sick” (= Dan kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk menyembuhkan orang sakit).

NASB: “And the power of the Lord was present for Him to perform healing” (= Dan kuasa Tuhan hadir / ada bagi Dia untuk melakukan penyembuhan).

Ayat ini memang menunjukkan adanya ‘kuasa Tuhan’ tetapi ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah kuasa Tuhan! Roh Kudus ada dalam diri Yesus dan karena itu dengan sendirinya kuasa Allah juga ada di dalam Yesus.

e) 2Korintus 4:7 - “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami”.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Roh Allah dapat juga memberikan ‘kekuatan yang melimpah-limpah (‘melebihi yang normal,’ NW)’ kepada mereka yang melayani Dia. (2 Korintus 4:7)” - ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 21.
Bantahan:

Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa ‘Roh Kudus’ adalah ‘kuasa Allah’. Ayat itu hanya mengatakan bahwa Allah memberikan kuasaNya (kuasaNya ini bukan Roh Kudus). Atau kita bisa menafsirkan bahwa ayat itu artinya: Allah memberikan Roh KudusNya, dan Roh Kudus itu memberikan kuasaNya.

f) Mazmur 104:30 2Petrus 1:21 Kisah Para Rasul  4:31.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “roh suci adalah tenaga aktif Allah. Roh suci bukan suatu pribadi melainkan tenaga yang kuat yang keluar dari Allah sendiri untuk mencapai maksud suciNya. - Maz 104:30; 2Pet 1:21; Kis 4:31” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 319.
Bantahan:

Mari kita soroti ketiga ayat yang mereka gunakan itu satu per satu.

1. Mazmur 104:30 - “Apabila Engkau mengirim rohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi”.

Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa Roh Kudus bukan suatu pribadi tetapi hanya merupakan kuasa / tenaga aktif Allah. Yoh 1:3,10 dan Kol 1:16-17 menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Yesus sebagai agenNya, dan itu, bahkan dari sudut pandang Saksi Yehuwa, tidak berarti bahwa ‘Yesus bukan pribadi tetapi hanya kuasa / tenaga Allah’.

Maka Maz 104:30 ini juga bisa diartikan secara sama. Allah menciptakan melalui Roh Kudus sebagai agenNya, dan itu tidak menunjukkan bahwa ‘Roh Kudus bukan pribadi tetapi hanya kuasa / tenaga Allah’.

2. 2Pet 1:21 - “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”.

Kalau Roh Kudus itu hanyalah sekedar suatu kuasa / tenaga, bagaimana mungkin Ia mendorong orang-orang untuk berbicara?

3. Kis 4:31 - “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani”.

Alangkah lucunya kalau hanya karena tempat itu bergoyang, maka diartikan bahwa Roh Kudus adalah kuasa / tenaga Allah. Ayat ini menceritakan bahwa orang-orang kristen itu dipenuhi dengan Roh Kudus, dan tempat itu bergoyang karena pekerjaan dari Roh Kudus itu. Roh Kudus itu memang maha kuasa, karena Ia adalah Allah sendiri, dan Ialah yang membuat tempat itu bergoyang!

Dalam Yes 6, pada waktu Yesaya melihat TUHAN, maka dikatakan dalam Yes 6:4 - “Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap”.

Dan dalam Ayub 9:4-6, Ayub berkata: “(4) Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat? (5) Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murkaNya; (6) yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang”.

Mengapa dari ayat-ayat ini Saksi-Saksi Yehuwa tidak menganggap / menyimpulkan bahwa Allah hanya merupakan kuasa / tenaga, dan bukan pribadi?

g) Allah tidak maha ada; Roh KudusNya / tenaga aktifNyalah yang maha ada.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Suatu pusat pembangkit tenaga listrik terdapat di tempat tertentu di dalam atau dekat kota. Akan tetapi, listriknya dibagi-bagikan di seluruh daerah, untuk memberikan penerangan dan tenaga. Demikian pula halnya dengan Allah. Ia ada di surga. (Yesaya 57:15; Mazmur 123:1) Namun, roh suci-Nya, yaitu tenaga aktif-Nya yang tidak kelihatan, dapat dirasakan di mana-mana, di seluruh alam semesta. Melalui roh suci-Nya Allah menciptakan langit, bumi dan semua benda-benda hidup. (Mazmur 33:6; Kejadian 1:2; Mazmur 104:30) Untuk menciptakan semuanya ini, Allah tidak perlu hadir dengan tubuh-Nya. Ia dapat mengirim roh-Nya, tenaga aktif-Nya, untuk melakukan apa pun yang Ia inginkan meskipun Ia berada di tempat yang jauh.” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal 37.

Yesaya 57:15 - “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus namaNya: ‘Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk”.

Mazmur 123:1 - “Nyanyian ziarah. KepadaMu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga”.
Bantahan:

1. Adalah lucu kalau Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan ‘Allah tidak perlu hadir dengan tubuh-Nya’. Allah adalah Roh (Yohanes 4:24) dan Ia tidak mempunyai tubuh!

Kalau dalam Kitab Suci sering dikatakan tentang anggota-anggota tubuh Allah, seperti tangan dan telinga Allah (Yesaya 59:1), mata Allah (Amsal 15:3), jari Allah (Keluaran 31:18), dsb, itu hanya merupakan bahasa Anthropomorphisme, yaitu bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia. Bahasa Anthropomorphisme ini penting dan harus digunakan, karena tanpa itu kita tidak bisa belajar apa-apa tentang Allah. Tetapi bagaimanapun juga, dalam arti yang sesungguhnya, Allah tidak mempunyai tubuh.

Apakah Saksi-Saksi Yehuwa memang mempercayai bahwa Allah mempunyai tubuh? Inilah jawabannya.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Meskipun Ia tidak mempunyai tubuh jasmani, Ia mempunyai tubuh rohani. Suatu pribadi roh mempunyai tubuh? Ya, Alkitab berkata: ‘Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.’ - 1Korintus 15:44; Yohanes 4:24. Karena Allah suatu pribadi dengan tubuh rohani, Ia harus mempunyai tempat tinggal. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa surga adalah ‘tempat kediaman yang tetap’ dari Allah (1Raja 8:43)” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal 3.6

Ada beberapa hal yang harus diberikan sebagai jawaban tentang hal ini:

a. Dalam persoalan tubuh rohaniah dalam 1Korintus 15:44, mereka mengutip ayat out of context! Mari kita sekarang melihat seluruh kontextnya.

1Kor 15:35-49 - “(35) Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: ‘Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?’ (36) Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. (37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. (38) Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendakiNya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri. (39) Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan. (40) Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi. (41) Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. (42) Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. (43) Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. (44) Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. (45) Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup’, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. (46) Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. (47) Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. (48) Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. (49) Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi”.

Dari seluruh text ini terlihat dengan jelas bahwa ‘tubuh rohaniah’ di sini tak ada hubungannya dengan tubuh rohaniah Allah. Itu adalah tubuh yang akan kita dapatkan pada kebangkitan orang mati. Dan karena kebangkitan kita mengikuti pola kebangkitan Kristus (Roma 6:4,5,8 1Korintus 15:20-23 Filipi 3:21), maka itu juga merupakan tubuh Kristus setelah Ia bangkit dari antara orang mati.

Catatan: ini bertentangan dengan dengan ajaran Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa sebelum berinkarnasi, Kristus mempunyai tubuh rohaniah. Ini terlihat dari kutipan di bawah ini:

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Jadi sebelum dilahirkan di bumi sebagai manusia Yesus sudah ada di surga sebagai pribadi roh yang penuh kuasa. Ia mempunyai tubuh rohani yang tidak dapat dilihat manusia, seperti halnya dengan Allah” - ‘Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi’, hal 58.

b. Seluruh text di atas, khususnya ay 46, menunjukkan bahwa ‘tubuh alamiah’ ada lebih dulu, dan nanti baru ada ‘tubuh rohaniah’.

1Korintus 15:46 - “Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah”.

Kalau Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa ‘tubuh rohaniah’ dalam 1Kor 15 ini merupakan ‘tubuh rohaniah dari Allah’, apakah mereka mempercayai bahwa ‘tubuh alamiah kita’ ada lebih dulu dari ‘tubuh rohaniah Allah’?

c. 1Raja 8:43 - “maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat kediamanMu yang tetap, dan Engkau kiranya bertindak sesuai dengan segala yang diserukan kepada-Mu oleh orang asing itu, supaya segala bangsa di bumi mengenal namaMu, sehingga mereka takut akan Engkau sama seperti umatMu Israel dan sehingga mereka tahu, bahwa namaMu telah diserukan atas rumah yang telah kudirikan ini”.

Saya tidak tahu dari mana gerangan muncul kata-kata ‘yang tetap’ itu. Kata-kata itu sebetulnya tidak ada. Saksi-Saksi Yehuwa lagi-lagi menggunakan Kitab Suci yang salah terjemahan untuk mendukung pandangan mereka, dan mereka juga memasukkan kata-kata itu ke dalam terjemahan mereka.

TDB: “kiranya engkau mendengarkan dari surga, tempat tinggalmu yang tetap”.

NWT: “may you yourself listen from the heavens, your established place of dwelling” (= kiranya engkau sendiri mendengar dari surga, tempat tinggalmu yang ditetapkan / tak dapat dipungkiri).

Sekarang bandingkan dengan terjemahan-terjemahan dari Kitab Suci bahasa Inggris.

KJV/RSV/NASB: ‘Hear thou in heaven thy dwelling place, ...’ (= Dengarkanlah di surga tempat tinggalMu, ...).

NIV: ‘then hear from heaven, your dwelling place, ...’ (= maka dengarlah dari surga, tempat tinggalMu, ...).

Jadi, kelihatannya untuk mendukung pandangan mereka bahwa Allah itu tidak maha ada, Saksi-Saksi (palsu) Yehuwa ini menggunakan Kitab Suci yang salah terjemahan, dan juga secara sengaja menyalah-terjemahkan Kitab Suci mereka sendiri, baik NWT maupun TDB.

d. Mengatakan bahwa Allah hanya ada di surga, bertentangan dengan ayat-ayat pada point no 3. di bawah, yang menunjukkan kemaha-adaan Allah.

2. Illustrasi yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa tentang pembangkit listrik dan tenaga listrik yang dikirimkan itu, hanya berdasarkan logika, tetapi tidak ada dalam Kitab Suci dan tidak berdasarkan Kitab Suci, dan sangat tidak Alkitabiah pada waktu diterapkan kepada Allah dan Roh KudusNya.


Dalam memberikan illustrasi, kita mestinya memberikan ajaran Kitab Suci dulu, dan baru setelah itu, untuk memperjelasnya kita menggunakan illustrasi. Tetapi mereka langsung loncat pada illustrasi, tanpa dasar Kitab Suci, dan ini jelas salah.

3. Allah memang hadir di surga, tetapi Ia juga hadir dimana-mana. Tidak ada tempat dimana Allah tidak ada.

· 1Raja-raja 8:27 - “Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini”.

· Maz 139:1b,5-10 - “(1b) TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; ... (5) Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tanganMu ke atasku. (6) Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. (7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku”.

Perhatikan bahwa subyek dari pembicaraan ini adalah ‘TUHAN’ atau YAHWEH (ay 1b). Selanjutnya text ini sangat menekankan kemaha-adaan dari Allah / YAHWEH tersebu

* Ay 5nya mengatakan bahwa YAHWEH itu mengurung pemazmur dari depan dan dari belakang.

* Ay 7a memang bicara tentang ‘rohMu’, yaitu Roh dari YAHWEH, atau Roh Kudus, tetapi ay 7b berkata ‘kemana aku dapat pergi dari hadapanMu?’, dimana kata ‘Mu’ pasti menunjuk kepada YAHWEH. Jadi ini lagi-lagi menunjukkan kemaha-adaan dari Allah / YAHWEH.

* Dalam ay 8-10, kata ‘Engkau’ dan ‘Mu’ lagi-lagi pasti menunjuk kepada Allah / YAHWEH, dan karena itu jelas menyatakan kemaha-adaan dari Allah / YAHWEH.

· Yesaya 57:15 - “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus namaNya: ‘Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk”.

Yes 57:15 ini digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, tetapi ayat ini hanya mereka soroti sebagian (yang digaris-bawahi), sedangkan sebagian yang lain mereka abaikan (yang dicetak miring). Bagian yang mereka abaikan itu jelas menunjukkan bahwa Allah bukan hanya ada di surga, tetapi juga bersama dengan orang-orang yang remuk dan rendah hati, dan itu berarti ada di bumi, dan bahkan di banyak tempat di bumi!

· Yesaya 66:1 - “Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhtaKu dan bumi adalah tumpuan kakiKu; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagiKu, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentianKu?”.

· Yer 23:23-24 - “(23) Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, demikianlah firman TUHAN, dan bukan Allah yang dari jauh juga? (24) Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN”.

· Kisah Para Rasul 17:27-28 - “supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga”.

Kita tidak perlu merasa menghina Allah, kalau kita mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana, bahkan di tempat-tempat yang kotor (got, tempat sampah, dsb), dan di neraka sekalipun!


Ada orang yang bertanya: ‘Where is God?’ (= Dimanakah Allah?) yang lalu dijawab dengan pertanyaan: ‘Where is He not?’ (= Dimana Ia tidak ada?).

4. Dalam kutipan di atas, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa Allah ada di surga, dan untuk melakukan apapun Ia hanya mengirimkan Roh KudusNya / tenaga aktifNya untuk melakukan apapun yang Ia kehendaki.

Tetapi ini jelas bertentangan dengan Kitab Suci, karena dalam Kitab Suci sering dikatakan Allah datang / pergi, turun / naik, berjalan-jalan / ada di bumi, dan sebagainya. Misalnya:

· Kej 3:8-10 - “(8) Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. (9) Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: ‘Di manakah engkau?’ (10) Ia menjawab: ‘Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.’”.

· Kejadian 11:5-7 - “(5) Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, (6) dan Ia berfirman: ‘Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. (7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.’”.

· Kejadian 18:21 - “Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepadaKu atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.’”.

· Kejadian 18:33 - “Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya”.

Catatan: bahwa Ia ‘pergi’, jelas menunjukkan bahwa tadinya Ia ‘datang’.

· Kel 19:9,11,17-18 - “(9) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu.’ Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN. ... (11) Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai. ... (17) Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. (18) Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat”.

· Keluaran 34:28 - “Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman”.

· Hak 13:20 - “Sedang nyala api itu naik ke langit dari mezbah, maka naiklah Malaikat TUHAN dalam nyala api mezbah itu. Ketika Manoah dan isterinya melihat hal ini, sujudlah mereka dengan mukanya sampai ke tanah”.

Catatan:

* ‘Malaikat TUHAN’ ini adalah Allah sendiri (ay 21-22).

* Kalau di sini dikatakan Ia naik, pasti tadinya Ia turun dulu.

Memang sebetulnya, kalau dalam Kitab Suci dikatakan Allah datang, pergi, turun, naik, dsb., itu semua lagi-lagi hanyalah merupakan bahasa Anthropomorphisme (= bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia). Kemaha-adaan Allah tidak membutuhkan untuk ‘pergi’, ‘datang’, ‘naik’, ‘turun’ dan sebagainya. Semua ini digunakan hanya untuk menyesuaikan dengan kapasitas otak kita yang terbatas.

5. Pandangan Louis Berkhof tentang pandangan seperti ini.

Louis Berkhof: “the Deistic conception that God is indeed present in creation per potentiam (with His power), but not per essentiam et naturam (with His Being and nature), and acts upon the world from a distance. Though God is distinct from the world and may not be identified with it, He is yet present in every part of His creation, not only per potentiam, but also per essentiam” [= pengertian yang bersifat Deisme bahwa Allah itu memang hadir dalam ciptaan per potentiam (dengan kuasaNya), tetapi tidak per essentiam et naturam (dengan keberadaan dan hakekatNya), dan bertindak pada dunia ini dari jarak jauh. Sekalipun Allah itu berbeda dari dunia dan tidak boleh disamakan dengannya, tetapi Ia hadir di setiap bagian dari ciptaanNya, bukan hanya per potentiam (dengan kuasaNya), tetapi juga per essentiam (dengan hakekatNya)] - ‘Systematic Theology’, hal 61.

Kesimpulan: argumentasi Saksi-Saksi Yehuwa dalam hal ini sangat lemah! Karena itu, ini merupakan titik yang harus kita serang dalam perdebatan / berargumentasi.SAKSI YEHUWA (14)
Next Post Previous Post