KEDATANGAN YESUS KRISTUS YANG KEDUA-KALINYA.
Pdt.Budi Asali, M.Div.
KEDATANGAN YESUS KRISTUS YANG KEDUA-KALINYA.
A) Perbedaan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam menggambarkan kedatangan Yesus Kristus yang kedua-kalinya.
1) Dalam Perjanjian Lama nabi-nabi tidak membedakan secara jelas kedatangan Kristus yang pertama dan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya, dan bahkan mencampur-adukkannya.
Misalnya:
a) Yoel 2:28-32 - “(28) ‘Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. (29) Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu. (30) Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. (31) Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu. (32) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orang-orang yang terlepas.”.
b) Mal 3:17-4:6 - “(3:17) Mereka akan menjadi milik kesayanganKu sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. (3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepadaNya. (4:1) Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka. (4:2) Tetapi kamu yang takut akan namaKu, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang. (4:3) Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu, pada hari yang Kusiapkan itu, firman TUHAN semesta alam. (4:4) Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa, hambaKu, di gunung Horeb untuk disampaikan kepada seluruh Israel, yakni ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum. (4:5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. (4:6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah”.
Anthony A. Hoekema: “the Old Testament prophets intermingled items relating to the first coming of Christ with items relating to Christ’s second coming. Not until New Testament times would it be revealed that what was thought of in Old Testament days as one coming of the Messiah would be fulfilled in two stages; a first and a second coming. What was therefore not clear to the Old Testament prophets was made clear in the New Testament era” (= nabi-nabi Perjanjian Lama mencampur-adukkan hal-hal yang berhubungan dengan kedatangan Kristus yang pertama dengan hal-hal yang berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya. Pada jaman Perjanjian Baru barulah dinyatakan bahwa apa yang dipikirkan dalam jaman Perjanjian Lama sebagai satu kedatangan dari Mesias akan digenapi dalam dua tahap; kedatangan pertama dan kedatangan kedua. Karena itu, apa yang tidak jelas bagi nabi-nabi Perjanjian Lama dibuat menjadi jelas dalam jaman Perjanjian Baru) - ‘The Bible and The Future’, hal 12.
2) Tetapi dalam Perjanjian Baru, Yesus dan rasul-rasul berbicara secara jelas tentang kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.
Contoh:
a) Matius 24:29-31 - “(29) ‘Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (30) Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. (31) Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”.
b) Matius 25:31-32 - “(31) ‘Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing”.
c) Matius 26:64 - “Jawab Yesus: ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’”.
d) Kis 1:11 - “dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.’”.
e) Filipi 3:20 - “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat”.
f) 1Tesalonika 4:15-16 - “(15) Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. (16) Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit”.
g) 2Tesalonika 1:7-10 - “(7) dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya, dalam kuasaNya, di dalam api yang bernyala-nyala, (8) dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. (9) Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya, (10) apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudusNya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai”.
h) Ibr 9:28 - “demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.
BACA JUGA: PEMILIHAN TANPA SYARAT
B) Istilah-istilah yang digunakan untuk menunjuk pada kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.
1) APOKALUPSIS [= revelation / unveiling (= penyataan / penyingkapan)], yang menunjuk pada penyingkiran segala sesuatu yang sekarang ini menghalangi kita untuk melihat Kristus.
Kata ini digunakan dalam:
a) 1Korintus 1:7 - “Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus”.
b) 2Tes 1:7 - “dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya, dalam kuasaNya, di dalam api yang bernyala-nyala”.
c) 1Petrus 1:7,13 - “(7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu - yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api - sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya. ... (13) Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus”.
d) 1Petrus 4:13 - “Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya”.
2) EPIPHANEIA [= appearance / manifestation (= penampilan / manifestasi)], yang merupakan suatu istilah yang menunjuk pada datangnya Kristus dari latar belakang yang tersembunyi.
Kata ini digunakan dalam:
a) 2Tesalonika 2:8 - “pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali”.
NASB: ‘by the appearance of His coming’ (= oleh pemunculan / penampilan kedatanganNya).
b) 1Timotius 6:14 - “Turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela, hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diriNya”.
NIV/NASB: ‘the appearing’ (= pemunculan / penampilan).
c) 2Tim 4:1,8 - “(1) Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataanNya dan demi KerajaanNya: ... (8) Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya”.
NIV/NASB menterjemahkan ‘appearing’ (= pemunculan / penampilan), baik untuk ay 1 maupun untuk ay 8.
d) Titus 2:13 - “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus”.
NIV/NASB: ‘appearing’ (= pemunculan / penampilan).
3) PAROUSIA [= presence (= kehadiran)], yang menunjuk pada kedatangan yang mendahului kehadiran, atau kedatangan yang menyebabkan kehadiran.
Kata ini digunakan dalam:
a) Mat 24:3,27,37 - “(3) Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-muridNya kepadaNya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia?’ ... (27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. ... (37) ‘Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia”.
b) 1Korintus 15:23 - “Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya”.
c) 1Tesalonika 2:19 - “Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu?”.
d) 1Tesalonika 3:13 - “Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya”.
e) 1Tesalonika 4:15 - “Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal”.
f) 1Tesalonika 5:23 - “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita”.
g) 2Tes 2:1,8 - “(1) Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, ... (8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali”.
NASB: ‘by the appearance of His coming’ (= oleh pemunculan / penampilan kedatanganNya).
Catatan: dalam ayat ini, kata PAROUSIA dan EPIPHANEIA muncul kedua-duanya.
h) Yakobus 5:7-8 - “(7) Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. (8) Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!”.
i) 2Petrus 1:16 - “Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaranNya”.
j) 2Pet 3:4,12 - “(4) Kata mereka: ‘Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.’ ... (12) yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya”.
k) 1Yoh 2:28 - “Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya”.
C) Kedatangan Kristus yang kedua-kalinya merupakan satu peristiwa.
Louis Berkhof: “On the basis of Scripture it should be maintained that the second coming of the Lord will be a single event” (= Berdasarkan Kitab Suci harus dipertahankan bahwa kedatangan Tuhan yang kedua akan merupakan satu peristiwa) - ‘Systematic Theology’, hal 696.
Bdk. Ibrani 9:28 - “demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.
Kalangan Dispensationalisme mengatakan tentang kedatangan Kristus yang kedua-kalinya yang terdiri dari 2 bagian, yang mereka katakan sebagai 2 aspek dari satu kedatangan (Catatan: saya sebut saja sebagai kedatangan yang ke 2a dan ke 2b; ini istilah saya sendiri).
1) Kedatangan Kristus yang ke 2a, mereka sebut PAROUSIA [= presence (= kehadiran)], dan:
a) Bisa terjadi kapan saja, dan tidak didahului oleh tanda-tanda apapun.
b) Kristus hanya datang di awan-awan dan tidak sampai ‘mendarat’ di bumi.
c) Pada saat itu mereka yang telah mati dalam Tuhan (sebagai orang percaya) akan dibangkitkan, sedangkan orang percaya yang masih hidup akan diangkat (ini yang disebut sebagai rapture / pengangkatan). Dan kedua kelompok ini akan bersama-sama bertemu dengan Tuhan Yesus di angkasa. Karena itu kedatangan ini disebut kedatangan untuk para orang kudusNya.
d) Herman Hoeksema menambahkan (hal 774) bahwa menurut pandangan Dispensationalisme, kedatangan ke 2a ini terjadi secara diam-diam / rahasia. Orang-orang yang tertinggal di bumi akan heran karena hilangnya orang-orang percaya (yang diangkat / mengalami rapture).
Dasar Kitab Suci yang digunakan: 1Tes 4:15-17 - “(15) Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. (16) Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; (17) sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan”.
2) Mereka mengatakan bahwa kedatangan Kristus yang ke 2a ini disusul dengan suatu selang waktu selama 7 tahun, dimana akan terjadi hal-hal ini:
a) Dunia akan diinjili.
Matius 24:14 - “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’”.
b) Israel akan bertobat.
Roma 11:26 - “Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: ‘Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub”.
c) Terjadi masa kesukaran besar (the great tribulation), dan juga penyesatan besar-besaran (the great apostasy).
Matius 24:21-22 - “(21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat”.
d) Anti Kristus akan dinyatakan.
2Tes 2:8-10 - “(8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. (9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka”.
3) Lalu mereka juga mengajarkan bahwa setelah masa 7 tahun itu maka terjadi kedatangan Kristus yang ke 2b, yang mereka sebut APOKALUPSIS [= revelation / unveiling (= penyataan / penyingkapan)], atau ‘hari Tuhan’ (the day of the Lord), dimana:
a) Pada saat ini Kristus akan datang bersama / dengan orang-orang kudusNya.
1Tesalonika 3:13 - “Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya”.
b) Kristus datang sampai ‘mendarat’ di bumi, bukan hanya di awan-awan seperti pada kedatangan yang ke 2a.
c) Kedatangan ini didahului oleh beberapa peristiwa yang sudah dinubuatkan.
d) Setelah kedatangan ini Kristus lalu melakukan penghakiman (Mat 25:31-46 - nubuat / perumpamaan tentang pemisahan domba dan kambing pada penghakiman akhir jaman), dan mendirikan / memimpin ke dalam kerajaan 1000 tahun.
Kesalahan ajaran Dispensationalisme ini:
1. Louis Berkhof mengatakan (hal 695), bahwa karena kedua kedatangan ini dalam kenyataannya betul-betul merupakan 2 peristiwa, yang dipisahkan oleh selang waktu 7 tahun, yang masing-masing mempunyai tujuannya sendiri-sendiri, maka keduanya tidak bisa dianggap sebagai SATU peristiwa kedatangan. Karena itu, Louis Berkhof beranggapan bahwa pada hakekatnya pandangan Dispensationalisme ini mempercayai 3 x kedatangan Yesus, dan ini jelas sekali bertentangan dengan Kitab Suci.
2. Juga Louis Berkhof mengatakan (hal 696) bahwa pandangan Dispensationalisme itu, yang menganggap kedatangan ke 2a sebagai PAROUSIA dan kedatangan ke 2b sebagai APOKALUPSIS, adalah pandangan yang salah karena:
a. Dalam 2Tes 2:1,2,8 istilah PAROUSIA [= presence (= kehadiran)] dan ‘hari Tuhan’ / ‘the day of the Lord’ digunakan secara interchangeable (bisa dibolak-balik).
2Tes 2:1,2,8 - “(1) Tentang kedatangan (Yunani: PAROUSIAS) Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah ‘hari Tuhan’ telah tiba. ... (8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang (Yunani: PAROUSIAS) kembali”.
b. Menurut 2Tes 1:7,10, APOKALUPSIS [= revelation / unveiling (= penyataan / penyingkapan)] yang disebutkan dalam ay 7, terjadi pada waktu yang bersamaan dengan ‘hari itu’, yang membawa pemuliaan kepada orang-orang kudus yang dibicarakan dalam ay 10, yang juga jelas merupakan PAROUSIA [= presence (= kehadiran)].
2Tes 1:7,10 - “(7) dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan (Yunani: APOKALUPSEI) diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya, dalam kuasaNya, di dalam api yang bernyala-nyala, ... (10) apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudusNya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai”.
Catatan: baik NIV maupun NASB menterjemahkan kata ‘di antara’ dalam ay 10 dengan kata ‘in’ (= dalam). Jadi, ay 10 menunjukkan Yesus dimuliakan dalam orang-orang kudusNya.
3. Mat 24:29-31 menggambarkan kedatangan Tuhan, pada saat mana orang-orang pilihan dikumpulkan bersama-sama, terjadi segera setelah masa kesukaran besar (the great tribulation), sementara dalam pandangan Dispensationalisme, hal itu terjadi sebelumnya.
Mat 24:29-31 - “(29) ‘Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (30) Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. (31) Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”.
Catatan: Louis Berkhof mengatakan bahwa jelas bahwa dalam sepanjang Mat 24 Yesus membicarakan kedatanganNya yang kedua-kalinya, karena Ia menggunakan kata Yunani PAROUSIA itu dalam Mat 24:3,37,39. Karena itu jelas bahwa dalam Mat 24:30 ini Ia juga membicarakan kedatangan yang sama, dan Mat 24:29 menunjukkan bahwa kedatangan itu terjadi segera setelah masa kesukaran itu.
4. Pandangan Dispensationalisme ini mengatakan bahwa Gereja tidak akan mengalami masa kesukaran besar (the great tribulation) yang terjadi bersama-sama dengan penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy), karena Gereja sudah diangkat ke surga. Tetapi ini tidak cocok dengan gambaran Kitab Suci tentang hal itu, karena Kitab Suci menggambarkan bahwa Gereja akan mengalami kedua-duanya, dan ini terlihat dalam ayat-ayat ini:
a. Matius 24:21-22 - “(21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat”.
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa pada saat itu terjadi masa kesukaran besar (the great tribulation) yang menyebabkan penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy). Dan pada saat semua itu terjadi, Gereja (orang-orang pilihan) juga mengalaminya (sekalipun mereka tidak akan sesat / murtad).
b. Lukas 21:36 - “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.’”.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa Gereja mengalami penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy) itu, karena Gereja disuruh berdoa untuk menghadapi saat itu.
c. 2Tes 2:3 - “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa”.
Lagi-lagi jelas bahwa Gereja mengalami penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy) itu.
d. 1Timotius 4:1-3 - “(1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. (3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran”.
Text ini menunjukkan bahwa pada masa penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy) itu ada orang-orang percaya (yang jelas masih hidup di dunia).
e. 2Timotius 3:1-5 - “(1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. (5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”.
Text ini mengatakan bahwa akan terjadi masa yang sukar / masa kesukaran besar (the great tribulation), dan juga penyesatan / kemurtadan besar-besaran (the great apostasy). Dan orang Kristen disuruh menjauhi orang-orang sesat seperti itu. Jadi jelas bahwa Gereja mengalami semua itu!
f. Wah 7:14 - “Maka kataku kepadanya: ‘Tuanku, tuan mengetahuinya.’ Lalu ia berkata kepadaku: ‘Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba”.
Text ini menggambarkan orang Kristen di surga, dan orang-orang itu digambarkan sebagai orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar. Itu berarti mereka telah mengalami masa kesukaran besar (the great tribulation) itu!
Herman Hoeksema mengatakan bahwa pandangan Dispensationalisme yang mengatakan bahwa Gereja tidak akan mengalami masa kesukaran besar (the great tribulation) karena sudah diangkat merupakan suatu ajaran yang berbahaya karena akan menyebabkan orang-orang kristen tidak menyiapkan diri menghadapi masa kesukaran besar (the great tribulation) itu.
5. Herman Hoeksema menambahkan bahwa ajaran tentang kedatangan ke 2a yang bersifat diam-diam / rahasia itu bertentangan dengan 1Tes 4:16 - “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit”.
6. Hal lain lagi yang diserang oleh Herman Hoeksema (hal 774) adalah bahwa ajaran Dispensationalisme yang mengatakan bahwa orang-orang percaya yang telah diangkat ke surga itu akan kembali ke bumi / dunia setelah 7 tahun. Menurut Herman Hoeksema ini bertentangan dengan 1Tes 4:17 - “sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan”.
7. Herman Hoeksema (hal 772,773) menambahkan lagi satu kesalahan dalam pandangan Dispensationalisme, yaitu bahwa mereka juga membedakan adanya 2 kebangkitan orang mati. Yang pertama adalah kebangkitan dari orang-orang percaya pada saat kedatangan Kristus yang ke 2a, dan yang kedua adalah kebangkitan orang yang tidak percaya setelah kerajaan 1000 tahun berakhir.
Ini didasarkan pada 1Tesalonika 4:14-17 - “(14) Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. (15) Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. (16) Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; (17) sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan”.
Herman Hoeksema mengatakan bahwa text ini tidak membicarakan kebangkitan orang percaya (pada kedatangan ke 2a) sebagai kontras dari kebangkitan orang yang tidak percaya (setelah kerajaan 1000 tahun). Text ini membicarakan orang benar yang masih hidup dan mengkontraskannya dengan orang benar yang sudah mati. Text ini sama sekali tidak membicarakan kebangkitan orang yang tidak percaya. Text ini juga tidak berbicara tentang kebangkitan yang pertama (dikontraskan dengan kebangkitan kedua yang akan datang). Text ini hanya mengatakan bahwa kebangkitan orang percaya yang mati akan terjadi lebih dulu dari pengangkatan dari orang percaya yang masih hidup.
Selain itu ajaran tentang adanya 2 kebangkitan yang terpisah dalam Dispensationalisme itu bertentangan dengan Yoh 5:28-29, yang jelas berbicara tentang adanya satu kebangkitan yang bersifat umum, baik untuk orang percaya maupun orang yang tidak percaya.
Yohanes 5:28-29 - “(28) Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, (29) dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum”.
D) Apakah Kristus akan segera datang kembali, dan apakah Ia bisa datang kapan saja?
Memang ada ayat-ayat yang kelihatannya menunjukkan bahwa kedatangan Kristus yang kedua-kalinya akan terjadi segera / kapan saja, seperti:
· Mat 24:42 - “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang”.
· Mat 24:48-51 - “(48) Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: (49) Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, (49) maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, (50) dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.’”.
· Mat 25:13 - “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.’”.
· Ibrani 10:37 - “‘Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatanganNya”.
· Wah 16:15 - “‘Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.’”.
· Wah 22:7 - “‘Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!’”.
Tetapi penafsiran ayat-ayat di atas harus dilakukan dengan memperhatikan fakta bahwa sampai sekarang sudah 2000 tahun berlalu dan Yesus belum datang untuk kedua-kalinya. Juga harus diperhatikan ayat-ayat lain seperti:
¨ Mat 24:5-14,21-22,29-31 - “(5) Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. (6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (8) Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. (9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. (11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. (13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. (14) Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’ ... (21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. ... (29) ‘Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (30) Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. (31) Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain”.
Catatan: Kebanyakan, atau mungkin semua, ahli theologia Reformed, beranggapan bahwa Mat 24 ini mendapatkan penggenapan awal / sebagian pada peristiwa penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M., tetapi akan mendapatkan penggenapan lanjutan yang lebih sempurna / lengkap / penuh pada akhir jaman (menjelang kedatangan Kristus yang kedua-kalinya).
¨ 2Tes 2:2-4 - “(2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah”.
¨ Mat 25:19 - “Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka”.
¨ Luk 19:11 - “Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataanNya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan”.
Karena adanya orang-orang yang menyangka seperti itu, lalu Yesus menceritakan perumpamaan tentang uang mina dalam Luk 19:12-27.
¨ Mat 25:5 - “Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur”.
¨ 2Pet 3:3-9 - “(3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (4) Kata mereka: ‘Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.’ (5) Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, (6) dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. (7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. (8) Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. (9) Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”.
BACA JUGA: MAKALAH KRISTOLOGI
2Pet 3:8 merupakan kunci untuk mengharmoniskan. Kalau dikatakan bahwa Yesus akan segera datang, itu dari sudut pandang ilahi, dan bagi Dia satu hari sama seperti 1000 tahun dan 1000 tahun seperti satu hari, yang berarti bahwa Ia tidak terbatas waktu. Tetapi dari sudut pandang manusia, Yesus tidak akan segera datang. Kitab Suci mengatakan bahwa ada hal-hal yang harus terjadi sebelum kedatangan Kristus yang kedua-kalinya, dan karena itu kedatangan Kristus yang kedua-kalinya itu tidak bisa terjadi segera / kapan saja. Memang kalau hal-hal itu sudah terjadi, maka kedatangan Kristus yang kedua-kalinya itu bisa terjadi kapan saja. Tetapi kalau hal-hal itu belum terjadi, maka kedatangan Kristus yang kedua-kalinya itu tidak mungkin bisa terjadi.
E) Tanda-tanda yang harus mendahului kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.
1) Tanda-tanda yang membuktikan / menunjukkan kasih karunia Allah.
a) Pemberitaan Injil ke seluruh dunia / kepada semua bangsa.
1. Dasar Kitab Suci.
Mat 24:14 - “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’”.
Roma 11:25 - “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk”.
2. Arti dari pemberitaan Injil ke seluruh dunia / segala bangsa.
Ini tidak boleh diartikan bahwa setiap individu di dunia harus sudah mendengar Injil, tetapi sebaliknya, adanya 1 misionaris di setiap negara / bangsa tidak bisa dijadikan alasan untuk mengatakan bahwa syarat ini sudah terpenuhi. Jadi, semua bangsa harus sudah mendengar Injil dalam arti bahwa dalam negara / bangsa itu Injil sudah tersebar secara umum, sehingga bangsa itu mendapat kesempatan untuk menerima ataupun menolak Kristus.
Dalam arti seperti ini boleh dikatakan tidak mungkin kita bisa tahu apakah tanda yang satu ini sudah terjadi atau belum. Allah yang mengetahui hal itu, bukan kita.
3. Pandangan Dispensationalisme dalam hal ini.
Louis Berkhof mengatakan (hal 698) bahwa dalam persoalan ini ajaran Dispensationalisme tidak mempercayai bahwa penginjilan terhadap dunia harus terjadi lebih dulu sebelum Kristus datang kembali (kedatangan ke 2a). Menurut mereka, penginjilan itu justru akan dimulai setelah kedatangan Kristus yang ke 2a itu.
Lalu bagaimana mereka menafsirkan Mat 24:14?
a. Mereka mengatakan bahwa Injil yang dimaksudkan dalam Mat 24:14 ini, bukan Injil kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus, tetapi Injil kerajaan, dan kedua hal itu berbeda. Injil kerajaan hanya merupakan kabar baik bahwa kerajaan itu sudah dekat.
b. Setelah kedatangan Kristus yang ke 2a, Gereja diangkat dari bumi / dunia ini, dan bersama itu penghunian oleh Roh Kudus juga telah hilang. Ini berarti kondisi Perjanjian Lama dipulihkan. Pada saat itulah Injil dengan mana Yesus memulai pelayananNya (Injil kerajaan), akan diberitakan lagi.
c. Injil kerajaan itu akan diberitakan:
· Oleh orang-orang yang dipertobatkan oleh pengangkatan Gereja.
· Belakangan, oleh Israel yang bertobat.
· Seorang utusan khusus.
· Khususnya dalam masa kesukaran besar (the great tribulation) Injil akan diberitakan oleh sisa Israel, yang termasuk orang-orang percaya.
d. Pemberitaan ini akan sangat efektif, jauh lebih efektif dari pemberitaan Injil kasih karunia Allah. Pada masa inilah terjadi pertobatan dari 144.000 dan orang banyak yang tak terhitung jumlahnya dalam Wah 7.
Dengan cara inilah nubuat Yesus dalam Mat 24:14 itu tergenapi.
Komentar Louis Berkhof tentang ajaran Dispensationalisme di atas ini.
Louis Berkhof: “The distinction between a twofold gospel and a twofold second coming of the Lord is an untenable one. The gospel of the grace of God in Jesus Christ is the only gospel that saves and that gives entrance to the Kingdom of God” (= Pembedaan 2 macam Injil dan 2 macam kedatangan Tuhan yang kedua-kalinya, merupakan sesuatu yang tidak bisa dipertahankan. Injil dari kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus adalah satu-satunya Injil yang menyelamatkan dan memberikan jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah) - ‘Systematic Theology’, hal 698.
Louis Berkhof juga menambahkan bahwa merupakan sesuatu yang bertentangan dengan Alkitab bahwa pengembalian ke kondisi Perjanjian Lama, termasuk absennya Gereja dan penghunian Roh Kudus, akan lebih efektif dari pemberitaan Injil kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus dan karunia Roh Kudus.
4. Ini mengharuskan orang Kristen untuk lebih rajin / tekun / bersungguh-sungguh dalam memberitakan Injil!
Charles Hodge: “This ingathering of the heathen is the special work of the Church. It is a missionary work. It was so understood by the Apostles. Their two great duties were the propagation and defence of the truth” (= Pengumpulan dari orang-orang kafir merupakan pekerjaan khusus dari Gereja. Itu merupakan suatu pekerjaan yang bersifat misionaris. Itu dimengerti demikian oleh Rasul-rasul. Dua kewajiban besar / agung mereka adalah penyebaran dan pembelaan dari kebenaran) - ‘Systematic Theology’, vol III, hal 803.
Dengan memberitakan Injil, boleh dikatakan kita ‘mempercepat’ kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.
2Pet 3:12a - “yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah”.
Memang ada yang menafsirkan bahwa kata-kata ini hanya berarti ‘sangat menginginkan kedatangan hari Allah’. Tetapi ada juga yang menafsirkan ‘mempercepat kedatangan hari Allah’.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang 2Pet 3:12): “‘Hasting unto.’ ... The Greek may mean ‘hastening onward the day of God;’ not that God’s time is changeable, but God appoints us as instruments of accomplishing those events which must be first before the day can come. By praying for His coming, furthering the preaching of the Gospel for a witness to all nations, and bringing in those whom ‘the long-suffering of God’ waits to save, we hasten the coming of the day of God” (= ‘Mempercepat’. ... Kata Yunaninya bisa berarti ‘mempercepat kedatangan hari Allah’; bukan bahwa waktu Allah itu bisa berubah, tetapi Allah menetapkan kita sebagai alat-alat untuk mengerjakan peristiwa-peristiwa yang harus terjadi lebih dulu sebelum hari itu bisa datang. Dengan berdoa untuk kedatanganNya, melanjutkan / memajukan pemberitaan Injil sebagai suatu kesaksian bagi semua bangsa, dan membawa masuk mereka yang ditunggu untuk diselamatkan oleh ‘kepanjangsabaran Allah’, kita mempercepat kedatangan hari Allah).
Pulpit Commentary (tentang 2Pet 3:12): “Here the translation ‘hastening’ is most appropriate. ... St. Peter seems to represent Christians as ‘hastening the coming (literally, ‘presence’) of the day of God’ by ... helping to spread the knowledge of the gospel (Matt. 24:14)” [= Di sini penterjemahan ‘mempercepat’ adalah yang paling tepat. ... Santo Petrus kelihatannya menggambarkan orang-orang kristen sebagai ‘mempercepat kedatangan (secara hurufiah, ‘kehadiran’) hari Allah’ dengan ... membantu menyebarkan pengetahuan Injil (Mat 24:14)] - hal 69.
5. Injil yang dimaksudkan adalah Injil yang sungguh-sungguh, bukan ‘Injil yang lain / berbeda’. Kitab Suci memang mengatakan adanya Injil yang seperti itu, yaitu dalam:
· Gal 1:6-9 - “(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”.
· 2Kor 11:4 - “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima”.
Sekarang, ada banyak gereja yang memberitakan ‘Injil yang lain / berbeda’, yaitu Injil yang sudah diselewengkan, seperti:
a. Social Gospel (= Injil sosial), dimana penekan penginjilannya adalah pada bantuan sosial, bukan pada pemberitaan Injil. Ini banyak terdapat dalam gereja-gereja Protestan yang liberal. Mereka mempunyai komisi Pekabaran Injil, tetapi apa yang dilakukan oleh komisi Pekabaran Injil tersebut hanyalah mendatangi panti asuhan, tempat yang terkena bencana alam, dsb, dimana mereka lalu membagi-bagikan uang, makanan, pakaian, dan lalu pulang. Perlu diingat bahwa fungsi gereja bukanlah menjadi semacam sinterklaas, tetapi sebagai pemberita Injil / Firman Tuhan! Juga perlu diingat bahwa orang-orang yang dilayani dengan pelayanan seperti itu, sekalipun mereka merasa senang karena mendapatkan pertolongan yang bersifat jasmani dan sementara, tetapi pada akhirnya tetap akan masuk ke neraka, karena tidak percaya kepada Kristus, yang tidak pernah diberitakan kepada mereka!
b. Yesus ditekankan sebagai dokter, pelaku mujijat, pemberi berkat jasmani / kekayaan, tetapi tidak sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ini banyak terdapat dalam gereja Pentakosta / Kharismatik.
Ingat bahwa nama ‘Yesus’ berarti ‘Juruselamat dosa’, dan karena itu, dalam memberitakan Injil, itulah yang harus ditekankan.
Mat 1:21 - “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”.
Bagian yang saya garis-bawahi menunjukkan alasan mengapa Ia dinamakan ‘Yesus’.
b) Keselamatan / pertobatan Israel (yang termasuk orang pilihan).
Sebetulnya Perjanjian Lama juga berbicara / menubuatkan tentang akan terjadinya pertobatan dari Israel.
Zakh 12:10 - “‘Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.”.
Zakh 13:1 - “‘Pada waktu itu akan terbuka suatu sumber bagi keluarga Daud dan bagi penduduk Yerusalem untuk membasuh dosa dan kecemaran”.
Tetapi text yang paling diperdebatkan dalam persoalan ini adalah text Perjanjian Baru di bawah ini.
Ro 11:25-29 - “(25) Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. (26) Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: ‘Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. (27) Dan inilah perjanjianKu dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka.’ (28) Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang. (29) Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya”.
Louis Berkhof mengatakan (hal 699) bahwa orang-orang yang menganut Premillenialisme menggunakan text-text ini untuk mengatakan bahwa akan terjadi pemulihan terhadap Israel sebagai bangsa dan juga pertobatan Israel, dan ini akan terjadi persis sebelum, atau pada saat pemerintahan 1000 tahun dari Yesus Kristus.
Louis Berkhof mengatakan bahwa ada beberapa alasan untuk menolak penafsiran ini, yaitu:
1. Adanya text-text Kitab Suci yang menunjukkan secara jelas tentang perlawanan dari orang-orang Yahudi terhadap kekristenan, dan tentang kepastian bahwa mereka kehilangan kedudukan mereka sebagai anak-anak Kerajaan.
Mat 8:11-12 - “(11) Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, (12) sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.
Mat 21:28-46 - “(28) ‘Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. (29) Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. (30) Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. (31) Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: ‘Yang terakhir.’ Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. (32) Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.’ (33) ‘Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. (34) Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. (35) Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. (36) Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. (37) Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. (38) Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. (39) Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. (40) Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?’ (41) Kata mereka kepadaNya: ‘Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.’ (42) Kata Yesus kepada mereka: ‘Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. (43) Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (44) [Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.]’ (45) Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkanNya. (46) Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi”.
Mat 22:1-14 - “(1) Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: (2) ‘Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. (3) Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. (4) Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. (5) Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, (6) dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. (7) Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. (8) Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. (9) Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. (10) Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. (11) Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. (12) Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. (13) Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. (14) Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.’”.
2. Penafsiran dari Ro 11:26 harus disesuaikan kontextnya, yaitu Ro 9-11.
Louis Berkhof mengatakan bahwa penafsiran dari Ro 11:26, yang banyak dipakai orang-orang kristen tertentu sebagai dasar pandangan bahwa seluruh Israel akan bertobat, harus ditafsirkan sesuai dengan kontextnya, yaitu Ro 9-11. Dalam Ro 9-11 itu Paulus sebetulnya mendiskusikan pertanyaan, bagaimana janji Allah kepada Israel bisa diharmoniskan dengan penolakan sebagian besar orang Israel. Paulus pertama-tama menunjukkan dalam Ro 9-10 bahwa janji itu berlaku bukan bagi Israel secara daging, tetapi kepada Israel rohani. Dan selanjutnya, Paulus mengatakan bahwa Allah tetap mempunyai orang-orang pilihanNya dalam kalangan bangsa Israel, dan di antara mereka tetap ada suatu sisa menurut pilihan kasih karunia (Ro 11:1-10). Dan bahkan pengerasan terhadap Israel bukanlah tujuan akhir Allah, tetapi merupakan cara untuk membawa keselamatan kepada orang-orang non Yahudi. Ini akan menyebabkan kecemburuan orang-orang Yahudi. Louis Berkhof mengatakan bahwa pengerasan terhadap Israel bukan pengerasan total, tetapi hanyalah pengerasan sebagian (Ro 11:25b), karena dalam setiap jaman selalu ada orang-orang Yahudi yang percaya kepada Yesus / menerima Yesus. Allah akan terus mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari kalangan orang-orang Yahudi sampai seluruh orang-orang pilihan dalam kalangan non Yahudi diselamatkan, dan dengan demikian ‘seluruh Israel’ (Ro 11:26), artinya jumlah yang penuh dari orang-orang Israel yang sesungguhnya, akan diselamatkan.
Jadi, istilah ‘seluruh Israel’ tidak menunjuk kepada seluruh bangsa Israel, tetapi Israel rohani, atau orang-orang pilihan dari kalangan orang Israel.
Bdk. Ro 11:26 - “Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: ‘Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub”.
Catatan: Herman Hoeksema (hal 788-793) memberikan penguraian panjang lebar tentang Ro 11:26, dan ia akhirnya sampai pada kesimpulan yang sama seperti Louis Berkhof. Kata-kata ‘seluruh Israel’ ia tafsirkan menunjuk kepada orang-orang pilihan dari kalangan Israel / Yahudi.
3. Anthony A. Hoekema menambahkan (hal 144) bahwa kalau pertobatan bangsa Israel hanya akan terjadi pada akhir jaman, maka itu hanya berlaku untuk generasi dari bangsa Israel yang hidup pada saat itu, dan ini hanya merupakan sebagian kecil dari ‘seluruh Israel’ dan karena itu tidak cocok untuk disebut sebagai ‘seluruh Israel’!
4. Anthony A. Hoekema juga mengatakan (hal 144-145) bahwa Ro 11:26a mengatakan “Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan”.
Anthony A. Hoekema: “The text does not say, ‘And then all Israel will be saved.’ If Paul had wished to convey this thought, he could have used a word which means ‘then’ (like TOTE or EPEITA). But he used the word HOUTOS, which describes not temporal succession but manner, and which means ‘thus,’ ‘so,’ or ‘in this way.’ In other words, Paul is not saying, ‘Israel has experienced hardening in part until the full number of the Gentiles has come in, and then (after this has happened) all Israel will be saved.’ But he is saying, ‘Israel has experienced a hardening in part until the full number of the Gentiles has come in, and in this way all Israel will be saved.’” [= Textnya tidak mengatakan, ‘Dan lalu seluruh Israel akan diselamatkan’. Seandainya Paulus ingin menyampaikan pemikiran ini, ia bisa menggunakan suatu kata yang berarti ‘lalu’ (seperti TOTE dan EPEITA). Tetapi ia menggunakan kata HOUTOS, yang tidak menggambarkan penggantian yang berhubungan dengan waktu tetapi cara, dan yang berarti ‘demikianlah’, ‘begitulah’, atau ‘dengan cara ini’. Dengan kata lain, Paulus bukan berkata, ‘Israel telah mengalami pengerasan sebagian sampai jumlah yang penuh dari orang-orang non Yahudi telah masuk, dan lalu (setelah hal ini telah terjadi) seluruh Israel akan diselamatkan’. Tetapi ia mengatakan, ‘Israel telah mengalami pengerasan sebagian sampai jumlah yang penuh dari orang-orang non Yahudi telah masuk, dan dengan cara ini seluruh Israel akan diselamatkan’] - ‘The Bible and The Future’, hal 144-145.
Jadi, Anthony A. Hoekema menafsirkan (hal 145) bahwa yang dimaksudkan oleh Paulus adalah sebagai berikut: Ia sudah mengajarkan bahwa melalui ketidak-percayaan Israel, keselamatan sampai kepada bangsa-bangsa lain. Dan ini menyebabkan kecemburuan Israel. Semua ini sudah terjadi, dan tetap terjadi, dan masih akan terjadi terus.
Jadi, Allah menggenapi janjiNya kepada Israel dengan cara sebagai berikut: sekalipun Israel dikeraskan dalam ketidak-percayaan, tetapi yang dikeraskan itu hanyalah sebagian dari Israel, bukan seluruh Israel. Dengan kata lain, Israel akan terus berbalik kepada Tuhan sampai kedatangan Kristus yang kedua-kalinya, sementara pada saat yang sama orang-orang non Yahudi juga akan dikumpulkan. Dan dengan cara ini maka seluruh Israel akan diselamatkan.
Ada pandangan yang lain, yang menganggap bahwa istilah ‘seluruh Israel’ dalam Ro 11:26 menunjuk kepada ‘semua orang-orang pilihan dari Israel + non Israel’. Pandangan ini dianut antara lain oleh Calvin.
Anthony A. Hoekema mengatakan (hal 144) bahwa keberatan terhadap pandangan ini adalah bahwa dalam Ro 9-11 istilah ‘Israel’ muncul 11 x. Dan selain dalam Ro 11:26 itu, istilah ini selalu menunjuk kepada ‘bangsa Israel / Yahudi’, dan mengkontraskannya dengan ‘bangsa-bangsa non Israel / Yahudi’. Jadi, tak ada alasan untuk menganggap bahwa dalam Ro 11:26 istilah itu menunjuk kepada ‘bangsa Israel / Yahudi + non Israel / Yahudi’.
Anthony A. Hoekema lalu menyimpulkan:
· Dengan penafsiran seperti itu, kita tidak akan bisa mengetahui kapan tanda ini betul-betul sudah tergenapi (karena kita tidak tahu jumlah orang-orang pilihan baik dari kalangan Israel maupun non Israel), dan karena itu kita juga tidak bisa menentukan kapan Yesus akan datang kedua-kalinya.
· Gereja harus tetap memikirkan penginjilan terhadap Israel.
2) Tanda-tanda yang menunjukkan permusuhan terhadap Allah.
a) Masa kesukaran besar (the great tribulation).
Mat 24:9,15-21 - “(9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, ... (15) ‘Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel - para pembaca hendaklah memperhatikannya - (16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. (19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. (20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat. (21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi”.
Markus 13:9-20 - “(9) Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka. (10) Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa. (11) Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus. (12) Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. (13) Kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat.’ (14) ‘Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya - para pembaca hendaklah memperhatikannya - maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (15) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun dan masuk untuk mengambil sesuatu dari rumahnya, (16) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. (17) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. (18) Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin. (19) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (20) Dan sekiranya Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan yang telah dipilihNya, Tuhan mempersingkat waktunya”.
Luk 21:12-24 - “(12) Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena namaKu. (13) Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. (14) Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. (15) Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. (16) Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh (17) dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu. (18) Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. (19) Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.’ (20) ‘Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. (21) Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, (22) sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. (23) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, (24) dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.’”.
Yang menjadi problem adalah bahwa Mat 24 / Mark 13 / Luk 21 merupakan suatu text yang sangat sukar penafsirannya. Untuk melihat itu, perhatikan beberapa komentar yang penting dari Anthony A. Hoekema tentang penafsiran dari Mat 24:3-51 / Mark 13:3-37 / Luk 21:5-36.
Anthony A. Hoekema: “This is, however, a very difficult passage to interpret. What makes it so difficult is that some parts of the discourse obviously refer to the destruction of Jerusalem which lies in the near future, whereas other parts of it refer to the events which will accompany the Parousia at the end of the age” [= Tetapi ini merupakan suatu text yang sangat sukar untuk ditafsirkan. Apa yang membuatnya begitu sukar adalah bahwa beberapa bagian dari percakapan / pelajaran itu jelas menunjuk pada kehancuran Yerusalem yang terletak di masa depan yang dekat, sementara bagian-bagian lain dari percakapan / pelajaran itu menunjuk pada peristiwa-peristiwa yang akan menyertai PAROUSIA (= kehadiran / kedatangan) pada akhir jaman] - ‘The Bible and The Future’, hal 148.
Sekarang perhatikan awal dari percakapan / pelajaran dalam Mat 24 tersebut.
Mat 24:1-3 - “(1) Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-muridNya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. (2) Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.’ (3) Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-muridNya kepadaNya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia?’”.
Anthony A. Hoekema mengatakan (hal 148) bahwa pertanyaan dari para murid memang berkenaan dengan 2 topik. Alasannya:
1. Kata-kata “bilamanakah itu akan terjadi” jelas berhubungan dengan kata-kata Yesus bahwa Bait Allah akan diruntuhkan, dan karena itu, pertanyaan ini berhubungan dengan kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M.
2. Kata-kata “apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia” jelas berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya / akhir jaman.
Jadi, karena pertanyaannya memang terdiri dari 2 topik, tidak aneh kalau dalam jawaban Yesus kedua hal itu (kehancuran Yerusalem dan akhir jaman) juga tercakup kedua-duanya.
Anthony A. Hoekema: “As we read the discourse, however, we find that aspects of these two topics are intermingled; matters concerning the destruction of Jerusalem (epitomized by the destruction of the temple) are mingled together with matters which concern the end of the world - so much so that it is sometimes hard to determine whether Jesus is referring to the one or the other or perhaps to both. Obviously the method of teaching used here by Jesus is that of prophetic foreshortening, in which events far removed in time and events in the near future are spoken of as if they were very close together” [= Tetapi pada waktu kita membaca percakapan / pelajaran itu, kita mendapati bahwa kedua topik ini dicampur-aduk; hal-hal mengenai kehancuran Yerusalem (dilambangkan oleh kehancuran Bait Allah) dicampur-aduk dengan hal-hal yang berkenaan dengan akhir dunia ini - sedemikian banyak sehingga kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah Yesus menunjuk pada yang satu atau yang lain atau mungkin pada keduanya. Jelas bahwa metode pengajaran yang digunakan di sini oleh Yesus adalah metode penyingkatan masa depan yang bersifat nubuatan, dalam mana peristiwa-peristiwa yang berada jauh di depan dan peristiwa-peristiwa yang ada di masa depan yang dekat dibicarakan seakan-akan mereka sangat dekat] - ‘The Bible and The Future’, hal 148.
Catatan: ini cara yang sama seperti yang digunakan nabi-nabi Perjanjian Lama pada waktu menggambarkan / menubuatkan tentang kedatangan Kristus yang pertama dan kedatangan Kristus yang kedua, yang kelihatannya bukan hanya tidak dibedakan, tetapi bahkan dicampur-adukkan.
Mat 24:4-44 - “(4) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! (5) Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. (6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (8) Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. (9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. (11) Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. (13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. (14) Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’ (15) ‘Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel - para pembaca hendaklah memperhatikannya - (16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. (19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. (20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat. (21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. (23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. (25) Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. (26) Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya. (27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. (28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun.’ (29) ‘Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (30) Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya. (31) Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain. (32) Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. (33) Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. (34) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. (35) Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu. (36) Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’ (37) ‘Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, (39) dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (40) Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; (41) kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (42) Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. (43) Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. (44) Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.’”.
Catatan: yang saya beri garis bawah tunggal kelihatannya menunjuk pada kehancuran Yerusalem, sedangkan yang saya beri garis bawah ganda kelihatannya menunjuk pada akhir jaman, sedangkan yang lain membingungkan, karena bisa menunjuk pada kehancuran Yerusalem ataupun pada akhir jaman atau keduanya.
Anthony A. Hoekema: “The destruction of Jerusalem which lies in the near future is a type of the end of the world; hence the intermingling. The passage, therefore, deals neither exclusively with the destruction of Jerusalem nor exclusively with the end of the world; it deals with both - sometimes with the latter in terms of the former. ... In this discourse Jesus seems to be describing events associated with his Second Coming in terms of the people of Israel and of the life in Judea. These details, however, should not be interpreted with strict literalness” (= Kehancuran Yerusalem yang terletak di masa depan yang dekat merupakan type dari akhir dunia; dan karena itu keduanya dicampur-aduk. Karena itu, text tersebut tidak hanya membicarakan kehancuran Yerusalem ataupun akhir dunia ini; itu membicarakan keduanya - kadang-kadang membicarakan yang terakhir dengan istilah-istilah dari yang terdahulu. ... Dalam pembicaraan / pelajaran ini Yesus kelihatannya menggambarkan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan kedatanganNya yang kedua-kalinya dengan istilah-istilah tentang bangsa Israel dan kehidupan di Yudea. Tetapi, detail-detail ini tidak boleh ditafsirkan dengan penghurufiahan yang ketat) - ‘The Bible and The Future’, hal 149.
Anthony A. Hoekema: “Though the tribulation, persecution, suffering, and trials here predicted are described in terms which concern Palestine and the Jews, they must not be interpreted as having to do only with the Jews. Jesus was describing future events in terms which would be understandable to his hearers, in terms which had local ethnic and geographic color. We are not warranted, however, in applying these predictions only to the Jews, or in restricting their occurrence only to Palestine.” [= Sekalipun kesukaran, penganiayaan, penderitaan, dan ujian yang diramalkan di sini digambarkan dengan menggunakan istilah-istilah yang berkenaan dengan Palestina dan Yerusalem, hal-hal itu tidak boleh ditafsirkan sebagai berkenaan hanya dengan orang-orang Yahudi. Yesus sedang menggambarkan peristiwa-peristiwa di masa depan dengan menggunakan istilah-istilah yang bisa dimengerti bagi para pendengarNya, dengan menggunakan istilah-istilah yang mempunyai warna bangsa dan geografik setempat. Tetapi kita tidak dibenarkan dalam menerapkan ramalan-ramalan ini hanya kepada orang-orang Yahudi, atau dalam membatasi terjadinya hal-hal itu hanya pada Palestina.] - ‘The Bible and The Future’, hal 149.
Yang dimaksud dengan penggunaan istilah-istilah tentang bangsa Israel dan kehidupan di Yudea dan berkenaan dengan Palestina dan Yerusalem, adalah bagian-bagian di bawah ini.
Mat 24:9,15-20 - “(9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, ... (15) ‘Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel - para pembaca hendaklah memperhatikannya - (16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. (19) Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. (20) Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat”.
Anthony A. Hoekema: “We conclude, then, that the sign of tribulation is not restricted to the end-time, but characterizes the entire age between Christ’s two comings. ... On the basis of Jesus’ words in Matthew 24:21-30, however, it would appear that there will also be a final, climactic, tribulation just before Christ returns” (= Maka kami menyimpulkan bahwa tanda masa kesukaran besar ini tidaklah dibatasi pada akhir jaman, tetapi menjadi ciri / karakter dari seluruh jaman di antara dua kedatangan Kristus. ... Tetapi berdasarkan kata-kata Yesus dalam Mat 24:21-30, kelihatannya juga akan ada suatu kesukaran terakhir yang merupakan klimax, persis sebelum Kristus kembali) - ‘The Bible and The Future’, hal 150-151.
Louis Berkhof mengatakan bahwa tidak diragukan bahwa kata-kata Yesus dalam Mat 24 ini mendapatkan ‘penggenapan sebagian’ dalam peristiwa kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M., tetapi kata-kata Yesus ini akan mendapatkan ‘penggenapan lebih lanjut / sepenuhnya’ di masa yang akan datang dimana akan terjadi masa kesukaran yang jauh melebihi apapun yang pernah dialami / pernah terjadi (Mat 24:21 Mark 13:19).
Anthony A. Hoekema: “The sign of tribulation, like the other signs of times already discussed, does not enable us to date the Second Coming of Christ with exactness. The people of God must suffer tribulation throughout this era; when the final, intensified form of this tribulation will occur is hard to say” (= Tanda kesukaran, seperti tanda-tanda jaman yang lain yang sudah dibicarakan, tidak memampukan kita untuk mengetahui kapan persisnya kedatangan Kristus yang kedua-kalinya itu akan terjadi. Umat Allah harus menderita kesukaran dalam sepanjang jaman ini; kapan bentuk kesukaran terakhir dan yang meningkat itu akan terjadi sukar untuk dikatakan) - ‘The Bible and The Future’, hal 151.
Anthony A. Hoekema: “In any event, this sign should put us all on guard. When Christians suffer tribulation or persecution, this is to be recognized as a sign of the approaching return of Christ. The question is, Is our faith strong enough to withstand tribulation?” (= Bagaimanapun juga, tanda ini harus membuat kita semua berjaga-jaga. Pada waktu orang-orang kristen menderita kesukaran atau penganiayaan, ini harus dikenali sebagai suatu tanda dari mendekatnya kembalinya Kristus. Pertanyaannya, Apakah iman kita cukup kuat untuk menahan kesukaran?) - ‘The Bible and The Future’, hal 151.
Penerapan: kalau sekarang, hanya pada waktu mengalami kesukaran yang relatif kecil saja iman kita sudah goncang, dan kita sudah mundur dari Tuhan, bagaimana kalau nanti masa kesukaran besar (the great tribulation) itu terjadi?
b) Masa penyesatan / kemurtadan besar (the great apostasy).
1. Terjadinya masa penyesatan / kemurtadan besar (the great apostasy) bisa disebabkan karena terjadinya masa kesukaran besar (the great tribulation), tetapi juga karena munculnya banyak nabi-nabi palsu, dan Mesias / Kristus palsu, yang akan menyesatkan banyak orang dengan mujijat-mujijat palsu mereka.
Mat 24:9-10,24 - “(9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. ... (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.
Anthony A. Hoekema: “Since, as we have seen, Jesus in this discourse speaks both of the impending destruction of Jerusalem and of the end-time - often of the latter in terms of the former - we may conclude that these words describe apostasies associated with both of the events just mentioned” (= Karena, seperti yang telah kita lihat, Yesus dalam pembicaraan ini berbicara baik tentang kehancuran Yerusalem yang mendatang maupun tentang akhir jaman - sering tentang yang terakhir dengan menggunakan istilah-istilah tentang yang terdahulu - kita bisa menyimpulkan bahwa kata-kata ini menggambarkan kemurtadan berhubungan dengan kedua peristiwa yang baru dibicarakan) - ‘The Bible and The Future’, hal 152.
2. Tentang masa penyesatan / kemurtadan besar (the great apostasy) itu, Paulus membicarakannya dalam:
· 2Tes 2:3 - “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa”.
· 1Tim 4:1 - “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”.
· 2Tim 3:1-5 - “(1) Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. (2) Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, (4) suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. (5) Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”.
Paulus pasti sudah melihat kemurtadan itu pada jamannya, tetapi jelas bahwa ia menunjukkan bahwa akan datang suatu kemurtadan yang jauh lebih besar pada akhir jaman.
3. Orang-orang yang disesatkan / murtad adalah orang-orang dari kalangan Kristen, tetapi bukan orang kristen yang sejati. Sedangkan orang kristen yang sejati akan dijaga oleh Tuhan sehingga tidak akan disesatkan. Itu bisa terlihat dari banyak ayat seperti:
· Mat 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.
Kata-kata ‘sekiranya mungkin’ menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. Mengapa tidak mungkin? Bukan karena kehebatan dari orang-orang pilihan / orang-orang kristen itu sendiri, tetapi karena campur tangan dari Tuhan.
Bdk. Mat 24:21-22 - “(21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat”.
· Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”.
· Yoh 10:27-29 - “(27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa”.
· 1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita”.
Ayat-ayat di atas ini menjamin bahwa tidak akan ada orang kristen yang sejati yang murtad, dan sekaligus menjamin bahwa keselamatan tidak bisa hilang!
4. Penyesatan dan kemurtadan itu ada sejak abad pertama, tetapi menjelang kedatangan Kristus yang kedua-kalinya akan terjadi penyesatan dan kemurtadan dengan intensitas yang sangat meningkat.
Anthony A. Hoekema: “In the New Testament, however, we find predictions both of a continuing or recurring apostasy from the true worship of God throughout the history of the church and of a final apostasy which will precede the Parousia” (= Tetapi dalam Perjanjian Baru, kita mendapati ramalan-ramalan tentang kemurtadan yang terus menerus dan berulang dari penyembahan yang benar terhadap Allah dalam sepanjang sejarah gereja dan tentang kemurtadan akhir yang akan mendahului Parousia) - ‘The Bible and The Future’, hal 152.
Anthony A. Hoekema berpendapat bahwa yang Paulus maksudkan dengan 1Tim 4:1 dan 2Tim 3:1-5 di atas terjadi pada sepanjang jaman antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya. Dan memang pada abad pertama itu saja jelas sudah tercatat adanya kemurtadan dalam Kitab Suci, seperti dalam Ibr 6:6 Ibr 10:29 2Pet 2:20 1Yoh 2:19 dan sebagainya.
Tetapi tentang 2Tes 2:3-dst itu ia berpendapat bahwa Paulus betul-betul berbicara tentang masa penyesatan / kemurtadan besar (the great apostasy) yang terjadi menjelang kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.
Ini merupakan sesuatu yang ‘mengerikan’, karena kalau saat ini saja sudah begitu banyak ajaran sesat, nabi palsu, mujijat-mujijat palsu, dan juga sudah ada begitu banyak orang-orang yang sesat / murtad, bagaimana keadaan gereja kalau semua ini meningkat?
5. Ini menyebabkan tidak mungkin bagi kita untuk bisa meramalkan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya dengan persis dari tanda ini.
Anthony A. Hoekema: “As in the case of the other signs of the times, neither is this a sign which enables us to date Christ’s Second Coming with exactness. Certainly there has been apostasy in the church since New Testament times; undeniably there is apostasy in the church now. ... Yet who is to say exactly when or how the final apostasy will come? It may come very soon, or it may still be years away - we must be always ready, praying for grace that we may continue to stand fast in the faith” (= Seperti dalam kasus dari tanda-tanda jaman yang lain, tanda inipun tidak memampukan kita untuk mengetahui saat kedatangan Kristus yang kedua-kalinya dengan tepat. Pasti sudah ada penyesatan / kemurtadan dalam gereja sejak jaman Perjanjian Baru; dan tidak bisa disangkal juga ada penyesatan / kemurtadan dalam gereja saat ini. ... Tetapi siapa yang bisa mengatakan dengan tepat kapan atau bagaimana penyesatan / kemurtadan akhir itu akan datang? Itu bisa datang segera, atau masih bertahun-tahun lagi - kita harus selalu siap sedia, berdoa untuk kasih karunia supaya kita bisa terus berdiri teguh dalam iman) - ‘The Bible and The Future’, hal 153-154.
c) Kedatangan sang Anti Kristus.
1. Definisi dari ‘Anti Kristus’.
William E. Cox: “According to Greek lexicons ‘anti’ not only means to oppose Christ, it also means ‘for, instead of’ Christ (the anointed One). When antichrist comes he will claim that he is the Messiah and that this is his (Messiah’s) second advent. He will oppose Christ while acting as Christ” [= Menurut lexicon-lexicon bahasa Yunani kata ‘anti’ tidak hanya berarti menentang Kristus, itu juga berarti ‘menggantikan, sebagai ganti’ Kristus (Orang yang diurapi). Pada saat Anti Kristus datang ia akan mengclaim bahwa ia adalah sang Mesias dan bahwa ini adalah kedatanganNya (dari Mesias) yang kedua. Ia akan menentang Kristus sementara bertindak sebagai / seperti Kristus] - ‘Biblical Studies in Final Things’, hal 109.
2. Ayat-ayat Kitab Suci yang membicarakan Anti Kristus.
a. Dalam Perjanjian Lama sebetulnya sudah ada ayat-ayat yang membicarakan Anti Kristus, yaitu:
· Dan 7:8,23-26 - “(8) Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. ... (23) Maka demikianlah katanya: Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, menginjak-injaknya dan meremukkannya. (24) Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu. Sesudah mereka, akan muncul seorang raja; dia berbeda dengan raja-raja yang dahulu dan akan merendahkan tiga raja. (25) Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. (26) Lalu Majelis Pengadilan akan duduk, dan kekuasaan akan dicabut dari padanya untuk dimusnahkan dan dihancurkan sampai lenyap”.
· Dan 11:35-39 - “(35) Sebagian dari orang-orang bijaksana itu akan jatuh, supaya dengan demikian diadakan pengujian, penyaringan dan pemurnian di antara mereka, sampai pada akhir zaman; sebab akhir zaman itu belum mencapai waktu yang telah ditetapkan. (36) Raja itu akan berbuat sekehendak hati; ia akan meninggikan dan membesarkan dirinya terhadap setiap allah. Juga terhadap Allah yang mengatasi segala allah ia akan mengucapkan kata-kata yang tak senonoh sama sekali, dan ia akan beruntung sampai akhir murka itu; sebab apa yang telah ditetapkan akan terjadi. (37) Juga para allah nenek moyangnya tidak akan diindahkannya; baik pujaan orang-orang perempuan maupun allah manapun juga tidak akan diindahkannya, sebab terhadap semuanya itu ia akan membesarkan diri. (38) Tetapi sebagai ganti semuanya itu ia akan menghormati dewa benteng-benteng: dewa yang tidak dikenal oleh nenek moyangnya akan dihormatinya dengan membawa emas dan perak dan permata dan barang-barang yang berharga. (39) Dan ia akan bertindak terhadap benteng-benteng yang diperkuat dengan pertolongan dewa asing itu. Siapa yang mengakui dewa ini akan dilimpahi kehormatan; ia akan membuat mereka menjadi berkuasa atas banyak orang dan kepada mereka akan dibagikannya tanah sebagai upah”.
Kedua nubuat ini sudah digenapi dalam diri raja Syria / Aram yang bernama Antiochus Epiphanes (175‑164 SM), yang mengalahkan Yerusalem, lalu masuk ke Bait Allah dan mendirikan altar untuk dewa Zeus / Yupiter di dalam Bait Allah dan memerintahkan pengorbanan babi dan binatang haram yang lain di sana.
Catatan:
· cerita tentang terjadinya hal ini bisa dibaca dalam salah satu kitab Apocrypha / Deuterokanonika, yaitu dalam 1Makabe 1:20‑64, khususnya dalam ayat 20‑21,29‑31, 37‑39,45,47,54,59.
· sekalipun penulis dari kitab ini tidak diilhami oleh Roh Kudus, dan sekalipun tulisannya bukanlah Firman Tuhan, tetapi kita bisa mempercayainya sama seperti kita mempercayai kitab sejarah.
· Akhirnya orang‑orang Yahudi itu bebas dibawah pimpinan Judas Maccabaeus (165 SM).
Sekalipun kedua nubuat ini sudah digenapi dalam diri Antiochus Epiphanes, tetapi Anthony A. Hoekema mengatakan (hal 154-155) bahwa kebanyakan penafsir menganggap bahwa kedua nubuat ini juga merupakan penggambaran dari sang Anti Kristus yang dibicarakan dalam Perjanjian Baru. Ia bahkan mengatakan bahwa ada penafsir Reformed, yaitu E. J. Young yang menganggap bahwa Dan 11:36 sama sekali tidak menunjuk kepada Antiochus Epiphanes, tetapi semata-mata kepada sang Anti Kristus.
Bahwa nubuat Daniel ini mempunyai penggenapan lain setelah digenapi dalam diri Antiochus Epiphanes merupakan sesuatu yang jelas dari kata-kata Yesus dalam Mat 24:15-16 - “(15) ‘Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel - para pembaca hendaklah memperhatikannya - (16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan”.
Kata-kata ‘Pembinasa keji’ merupakan terjemahan yang salah!
KJV / NASB / Lit: ‘the abomination of desolation’.
NIV: ‘the abomination that causes desolation’.
Catatan:
· ‘Abomination’ = sesuatu yang menjijikkan / sangat dibenci.
· ‘Desolate’ = sunyi / sepi.
Ungkapan / istilah ini jelas menunjuk pada tentara Romawi.
Bdk. Luk 21:20 - “‘Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat”.
Mereka disebut ‘abomination’, karena:
1. Mereka adalah bangsa non Yahudi (bdk. Luk 21:24).
2. Mereka menodai kesucian Bait Allah.
Dalam Luk 21:20, Yesus berkata bahwa kalau mereka ini mengepung Yerusalem, maka ‘keruntuhannya sudah dekat’ [NIV: ‘its desolation is near’ (= kesunyiannya sudah dekat)]. Ini sejalan dengan nubuat Yesus dalam Mat 23:38 - “Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi”.
Pada saat Yesus mengucapkan kata-kata ini, peristiwa Antiochus Epiphanes itu sudah terjadi, dan itu membuktikan bahwa nubuat Daniel itu pasti mempunyai penggenapan lanjutan / yang lebih jauh dari pada sekedar dalam diri Antiochus Epiphanes. Penggenapan yang kedua jelas terjadi pada diri Titus yang menghancurkan Yerusalem pada tahun 70 M. dan karena kita telah mempelajari bahwa kata-kata Yesus dalam Mat 24 itu mencakup kehancuran Yerusalem maupun akhir jaman, maka kita bisa mengharapkan akan adanya penggenapan ketiga dari nubuat Daniel itu, yaitu dalam diri sang Anti Kristus.
Anthony A. Hoekema: “both Antiochus Epiphanes and Titus were types of the antichrist who is to come” (= baik Antiochus Epiphanes maupun Titus merupakan TYPE-TYPE dari Anti Kristus yang akan datang) - ‘The Bible and The Future’, hal 156.
b. Istilah ‘Anti Kristus’ muncul hanya dalam surat Yohanes, yaitu dalam:
· 1Yoh 2:18,22 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. ... (22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak”.
· 1Yoh 4:3 - “dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia”.
· 2Yoh 7 - “Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus”.
Istilah ‘Anti Kristus’ ini menunjuk kepada orang-orang yang menyamar sebagai Kristus tetapi sebetulnya menentang Kristus. Dan dari kata-kata Yohanes ini, khususnya dalam 1Yoh 2:18, kelihatannya sekalipun pada jamannya sudah ada banyak anti Kristus, tetapi mereka semua hanyalah semacam pendahulu, dan masih akan datang seorang Anti Kristus yang tertinggi (The Anti Christ).
Anthony A. Hoekema: “We can thus expect to continue to find antichristian powers and persons in every era of the church of Jesus Christ until his Second Coming. This sign of the times, therefore, like the others, is one that marks the entire era of the church between Christ’s two comings, and one that has relevance for the church today. We must be constantly on our guard against antichrists, and against antichristian teachings and practices” (= Maka kita bisa mengharapkan untuk terus menerus mendapati kekuatan-kekuatan dan pribadi-pribadi yang anti Kristen dalam setiap jaman dari gereja Yesus Kristus sampai kedatanganNya yang kedua-kalinya. Karena itu, tanda jaman ini, sama seperti yang lainnya, adalah tanda yang menandai seluruh jaman dari gereja di antara dua kedatangan Kristus, dan merupakan tanda yang berhubungan dengan gereja pada saat ini. Kita harus selalu berjaga-jaga terhadap Anti Kristus - Anti Kristus, dan terhadap ajaran-ajaran dan praktek-praktek anti Kristen) - ‘The Bible and The Future’, hal 158.
c. Dalam bagian Kitab Suci lain (selain surat Yohanes), sekalipun istilah ‘Anti Kristus’ itu tidak digunakan, tetapi ajaran tentang Anti Kristus itu jelas ada. Mari kita perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
· Mat 24:5,24 - “(5) Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. ... (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.
· 2Tes 2:3-12 - “(3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. (5) Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? (6) Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. (7) Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. (9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan”.
Catatan: Perhatikan kata-kata dalam ay 4 yang saya beri garis bawah ganda, dan perhatikan kemiripannya dengan kata-kata dalam Dan 11:36 di atas. Untuk jelasnya saya kutip Dan 11:36 lagi.
Dan 11:36 - “Raja itu akan berbuat sekehendak hati; ia akan meninggikan dan membesarkan dirinya terhadap setiap allah. Juga terhadap Allah yang mengatasi segala allah ia akan mengucapkan kata-kata yang tak senonoh sama sekali, dan ia akan beruntung sampai akhir murka itu; sebab apa yang telah ditetapkan akan terjadi”.
Anthony A. Hoekema menganggap bahwa text dalam 2Tes 2 ini merupakan ajaran Perjanjian Baru yang paling jelas tentang sang Anti Kristus.
Anthony A. Hoekema: “Needless to say, this demand to be worshipped on the part of the man of lawlessness will involve severe persecution for God’s true people, who will refuse this demand. This will then be the ‘great tribulation’ predicted by our Lord. In other words, the climactic intensification of the tribulation which is one of the signs of the times will coincide with the appearance of the man of lawlessness” (= Tak perlu dikatakan, tuntutan untuk disembah dari manusia durhaka ini akan melibatkan penganiayaan yang hebat bagi umat Allah yang sungguh-sungguh, yang akan menolak tuntutan ini. Maka ini akan merupakan ‘masa kesukaran besar’ yang telah dinubuatkan oleh Tuhan kita. Dengan kata lain, klimax dari peningkatan kesukaran yang merupakan salah satu tanda jaman akan bertepatan dengan pemunculan dari manusia durhaka) - ‘The Bible and The Future’, hal 160.
· Wah 13:1-18 - “(1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. (3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. (4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: ‘Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?’ (5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat namaNya dan kemah kediamanNya dan semua mereka yang diam di sorga. (7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. (8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih. (9) Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! (10) Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus. (11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. (12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. (13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. (14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu. (15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. (16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (17) dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam”.
3. Siapakah Anti Kristus itu?
Dari semua ayat-ayat Kitab Suci di atas bisa disimpulkan bahwa:
a. Anti Kristus itu sudah ada pada jaman rasul Paulus dan Yohanes.
b. Anti Kristus itu akan mencapai kekuatan puncaknya pada saat-saat mendekati akhir jaman.
c. Daniel menggambarkan Anti Kristus itu dalam dunia politik, Paulus menggambarkannya dalam dunia Gereja, dan Yohanes dalam keduanya.
d. Mungkin kekuatan Anti Kristus itu akhirnya akan terkonsentrasi dalam seorang pribadi, perwujudan dari semua kejahatan.
Hal ini, yaitu apakah akan muncul seorang pribadi yang merupakan sang Anti Kristus, sangat diperdebatkan. Sebagian orang menganggap bahwa Anti Kristus itu bukan pribadi, tetapi hanya merupakan penggambaran dari orang-orang jahat dan prinsip-prinsip yang menentang kekristenan, yang terus-menerus menentang Allah dan KerajaanNya dalam sepanjang jaman, kadang-kadang melemah dan kadang-kadang menguat, tetapi mendekati akhir jaman akan sangat menguat. Tetapi sebagian lain menganggap bahwa sang Anti Kristus itu nanti pasti adalah seorang pribadi. Pandangan kedua ini lebih umum, dan menurut Louis Berkhof pandangan kedua inilah yang merupakan pandangan yang Alkitabiah.
Alasannya:
· penggambaran Anti Kristus dalam kitab Daniel itu kelihatannya menunjuk kepada satu pribadi.
· Paulus, dalam 2Tes 2:3, menyebut sang Anti Kristus itu dengan sebutan ‘the man of sin’ (= manusia dosa / durhaka) dan ‘the son of perdition’ (= anak kebinasaan / neraka), dan seluruh kontext menunjukkan bahwa sang Anti Kristus itu adalah seorang pribadi.
2Tes 2:3 - “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa”.
KJV: ‘and that man of sin be revealed, the son of perdition’ (= dan bahwa manusia dosa / durhaka dinyatakan, anak kebinasaan / neraka).
· sekalipun rasul Yohanes berbicara tentang banyak Anti Kristus yang sudah muncul pada jamannya, ia tetap berbicara tentang akan datangnya ‘seorang Anti Kristus’ (1Yoh 2:18).
· dalam kitab Wahyu, binatang yang dibicarakan oleh Yohanes dalam Wah 13 itu, terlihat sebagai seorang pribadi, yang akhirnya dimasukkan ke neraka.
Wah 19:20 - “Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang”.
Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.
· karena Kristus adalah seorang pribadi, maka adalah sesuatu yang wajar kalau sang Anti Kristus itu juga adalah seorang pribadi.
William E. Cox: “Antichrist might be defined as a demonic-human adversary of Christ who will appear before the second advent as the last oppressor and persecutor of Christians” (= Anti Kristus bisa didefinisikan sebagai musuh Kristus yang merupakan manusia-setan, yang akan muncul sebelum kedatangan yang kedua-kalinya sebagai penindas dan penganiaya terakhir dari orang-orang kristen) - ‘Biblical Studies in Final Things’, hal 108.
Louis Berkhof mengatakan (hal 702) bahwa dalam sejarah ada banyak pandangan tentang siapa sang Anti Kristus itu.
¨ Dalam Gereja mula-mula ada anggapan bahwa Anti Kristus itu adalah seorang Yahudi, yang berpura-pura menjadi Mesias / Kristus, dan memerintah di Yerusalem.
¨ Banyak penafsir menganggap bahwa Paulus memaksudkan seorang kaisar Romawi sebagai Anti Kristus.
¨ Juga ada penafsir-penafsir yang menganggap, berdasarkan Wah 13:18, bahwa rasul Yohanes memaksudkan kaisar Nero sebagai Anti Kristus.
¨ Pada jaman Reformasi banyak orang Kristen Protestan yang beranggapan bahwa kepausan Roma, adalah Anti Kristus itu. Bahkan ada yang beranggapan bahwa Paus-Paus tertentu adalah Anti Kristus itu.
Anthony A. Hoekema menambahkan (hal 161) bahwa ada orang-orang yang menganggap Stalin dan Hitler sebagai Anti Kristus.
Anthony A. Hoekema: “when people in the past identified certain individuals as the antichrist, they were not entirely wrong, since there have been manifestations of antichristian thought and action throughout the history of the church. Previously, we have noted that there have been precursors or forerunners of the antichrist, and that there will continue to be such. ... every age will provide its own particular form of antichristian activity. But we look for an intensification of this sign in the appearance of the antichrist shortly before Christ’s return” (= pada waktu orang-orang di masa lampau mengidentifikasi orang-orang tertentu sebagai sang Anti Kristus, mereka tidak sepenuhnya salah, karena memang sudah ada manifestasi-manifestasi dari pemikiran dan tindakan anti Kristen dalam sepanjang sejarah Gereja. Sebelumnya, kita telah memperhatikan bahwa sudah ada pelopor-pelopor dan pendahulu-pendahulu dari sang Anti Kristus, dan akan terus ada orang-orang seperti itu. ... setiap jaman akan menyediakan bentuk khusus dari aktivitas anti Kristennya sendiri. Tetapi kita mencari suatu penguatan / peningkatan dari tanda ini dalam pemunculan dari sang Anti Kristus sebelum kembalinya Kristus) - ‘The Bible and The Future’, hal 161-162.
Anthony A. Hoekema: “This sign, too, does not enable us to date the return of Christ with precision. We simply do not know how the final antichrist will rise or what form his appearance will take” (= Tanda ini, juga, tidak memampukan kita untuk menentukan kembalinya Kristus dengan tepat. Kita tidak tahu bagaimana sang Anti Kristus yang terakhir akan muncul atau apa bentuk pemunculannya) - ‘The Bible and The Future’, hal 162.
4. Pembahasan Wah 13.
Catatan: ini bukan exposisi lengkap. Yang saya bahas hanya hal-hal yang berhubungan dengan Anti Kristus, penganiayaan yang dilakukannya, dan sikap orang Kristen terhadap hal itu.
William Hendriksen: “This is, perhaps, the most difficult paragraph in the entire book of Revelation. The main ideas are clear; the details are obscure” (= Mungkin ini merupakan pasal yang paling sukar dari seluruh kitab Wahyu. Gagasan-gagasan utamanya jelas; tetapi detail-detailnya kabur) - ‘More Than Conquerors’, hal 148.
Wah 13:1-10 - “(1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. (3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. (4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: ‘Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?’ (5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. (6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat namaNya dan kemah kediamanNya dan semua mereka yang diam di sorga. (7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. (8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih. (9) Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! (10) Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus”.
a. Penafsiran Herman Hoeksema (‘Behold He Cometh’, hal 452-dst) tentang Wah 13:1-10.
Herman Hoeksema mengatakan (hal 454) bahwa binatang yang keluar dari dalam laut itu adalah sang Anti Kristus.
Herman Hoeksema menafsirkan ‘laut’ itu sebagai orang-orang / bangsa-bangsa yang hidup di dunia di bawah kuasa dosa. Alasannya:
Yes 57:20 - “Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur”.
Wah 17:15 - “Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa”.
Binatang itu digambarkan sebagai monster berkepala 7 dan bertanduk 10. Di atas tanduk-tanduknya ada 10 mahkota, dan pada kepalanya ada nama-nama hujat. Herman Hoeksema mengatakan bahwa penggambaran binatang itu jelas merupakan sesuatu yang bersifat simbolis. Binatang / monster itu berhubungan dengan binatang-binatang dalam Daniel 7.
Herman Hoeksema menyimpulkan bahwa binatang atau monster dalam Wah 13 itu menyimbolkan kuasa politik dunia yang sangat besar, bersama-sama dengan pemerintahnya sebagai kepala. Ini bukan hanya satu negara / bangsa dengan pemerintahnya, tetapi gabungan dari banyak negara / bangsa. Herman Hoeksema mengatakan bahwa bekas luka yang membahayakan, tetapi yang telah sembuh menunjuk pada jaman pembangunan menara Babel (Kej 11), yang sebetulnya merupakan suatu usaha untuk mempersatukan bangsa-bangsa di dunia. Tetapi pada saat itu usaha itu digagalkan oleh Tuhan yang mengacaukan bahasa-bahasa mereka. Ini digambarkan dengan luka yang membahayakan jiwa binatang itu. Tetapi luka itu sekarang telah sembuh, dalam arti apa yang tadi gagal dilakukan dalam Kej 11, sekarang menjadi kenyataan.
Jangan membayangkan bahwa negara-negara / bangsa-bangsa akan mempunyai keinginan untuk bebas dari kuasa binatang itu. Sebaliknyalah yang benar. Sang Anti Kristus itu sangat menarik, dan seluruh dunia akan senang dengan pemerintahannya (ay 3b-4). Tetapi ada 1 kelompok yang tidak senang, yaitu orang-orang kristen yang sejati (ay 8).
Naga (setan / Iblis) memberikan kuasa kepada binatang itu (ay 4). Ia anti Allah, Anti Kristus, dan anti Kristen (ay 5-7). Dan ia diijinkan memerangi orang-orang kudus dan mengalahkan mereka (ay 7). Ini menunjukkan bahwa Gereja harus mengalami masa kesukaran besar (the great tribulation). Tetapi ada satu penghiburan di sini, yaitu bahwa biarpun kuasa binatang itu sangat besar, tetapi kuasa itu didapatkan dari setan, yang dirinya sendiri mempunyai kuasa yang terbatas. Jadi, sang Anti Kristus, biarpun sangat berkuasa, tidak mempunyai kuasa yang tidak terbatas. Kristusnya sendiri tetap jauh melebihinya!
b. Penafsiran William Hendriksen tentang Wah 13:1-10.
Mirip dengan penafsiran Herman Hoeksema, William Hendriksen mengatakan bahwa ‘laut’ menggambarkan bangsa-bangsa dan pemerintah-pemerintah mereka, dan ini ia dasarkan pada:
Yes 17:12 - “Wahai! Ributnya banyak bangsa-bangsa, mereka ribut seperti ombak laut menderu! Gaduhnya suku-suku bangsa, mereka gaduh seperti gaduhnya air yang hebat!”.
Wah 17:15 - “Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa”.
Binatang ini menyimbolkan kuasa menganiaya dari setan yang diwujudkan dalam semua bangsa dan pemerintahan dalam dunia sepanjang sejarah. Sekalipun bentuknya bisa berbeda-beda, tetapi hakekatnya tetap sama, yaitu pemerintahan duniawi yang diarahkan menentang Gereja.
Binatang ini mempunyai kemiripan dan perbedaan dengan penggambaran tentang naga dalam Wah 12:3 - “Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota”.
Jadi, binatang maupun naga / setan itu sama-sama berkepala 7 dan bertanduk 10, tetapi bedanya adalah bahwa binatang itu mahkotanya ada pada tanduk-tanduknya, sedangkan naga itu mahkotanya ada pada kepala-kepalanya. Perbedaan ini menurut dia menunjukkan bahwa naga, atau Setan, itulah yang memerintah / berkuasa. Rencananya dilaksanakan oleh pemerintah-pemerintah yang anti Kristen dari dunia ini.
William Hendriksen menganggap bahwa bekas luka yang membahayakan itu menunjuk pada matinya kaisar Nero, yang tadinya menganiaya gereja habis-habisan. Pada waktu ia mati (dengan cara bunuh diri), maka kekaisaran Romawi mendapat luka yang membahayakan itu. Tetapi lalu muncul kaisar Domitian, dan penganiayaan terhadap orang Kristen dilanjutkan. Ini digambarkan oleh sembuhnya luka itu.
Tentang ay 8-10, William Hendriksen berkata: “Let believers wait patiently for this time of severest tribulation, knowing that all things are included in God’s decree; ... It is not Satan but God who rules supreme” (= Hendaklah orang-orang percaya menunggu dengan sabar untuk waktu / masa kesukaran yang paling hebat ini, karena mengetahui bahwa segala sesuatu tercakup dalam penetapan Allah; ... Bukan Setan / Iblis, tetapi Allahlah yang adalah pemerintah tertinggi) - hal 147.
c. Penafsiran William Barclay tentang Wah 13:1-10.
Binatang yang keluar dari laut itu menunjuk pada kekaisaran Romawi, dan sama seperti Herman Hoeksema, Barclay menghubungkan Wah 13 ini dengan Dan 7.
Binatang itu mempunyai 7 kepala dan 10 tanduk. Ini menggambarkan penguasa-penguasa dan kaisar-kaisar Roma. Ada 7 kaisar yang dimaksud, yaitu Tiberius (14-37 M), Caligula (37-41 M), Claudius (41-54 M), Nero (55-68 M), Vespasian (69-79 M), Titus (79-81 M), Domitian (81-96 M). Barclay menganggap bahwa ke 7 kaisar ini adalah ke 7 kepala dari binatang ini. Lalu apa arti dari 10 tanduk? Barclay mengatakan bahwa setelah kematian Nero ada waktu yang pendek dimana terjadi kekacauan. Dalam 18 bulan ada 3 orang yang berbeda yang menguasai kekaisaran. Mereka adalah Galba, Otho dan Vitellius. Mereka tidak termasuk dalam daftar 7 kepala, tetapi mereka termasuk dalam daftar 10 tanduk.
Lalu Barclay menganggap bahwa nama-nama hujat yang ada pada kepala binatang itu menunjuk pada gelar-gelar dari para kaisar itu. Setiap kaisar disebut DIVUS atau SEBASTOS, yang artinya ‘ilahi’. Sering nama ‘God’ / ‘Allah’ atau ‘Son of God’ / ‘Anak Allah’ diberikan kepada kaisar-kaisar itu, dan Nero menyebut dirinya sendiri ‘Juruselamat dunia’. Juga ada kaisar-kaisar yang menyebut dirinya ‘Lord’ / ‘Tuhan’. Ini semua jelas merupakan suatu penghujatan.
Lalu bagaimana pandangan Barclay tentang luka yang membahayakan yang ada pada salah satu kepala, tetapi yang sudah sembuh itu? Ia menganggap itu menunjuk kepada Nero, yang telah mati, tetapi lalu ‘hidup kembali’.
Barclay: “Here is symbolized the Nero redivivus, or Nero resurrected, legend which the Christians fused with the idea of Antichrist. ... the Antichrist whom John expected was the resurrected Nero” (= Di sini disimbolkan Nero redivivus, atau Nero dibangkitkan, legenda yang digabungkan dengan gagasan tentang Anti Kristus. ... sang Anti Kristus yang diharapkan oleh Yohanes adalah Nero yang dibangkitkan) - hal 90,92.
Tentang ay 10, Barclay mengatakan: “The idea there is that there is no escaping the decree of God” (= Gagasan di sini adalah bahwa tidak ada kemungkinan untuk lolos dari ketetapan Allah) - hal 97.
d. Penafsiran Homer Hailey tentang Wah 13:1-10.
Ia mengatakan bahwa ‘laut’ menyimbolkan masyarakat-masyarakat / bangsa-bangsa dengan pergolakan mereka, dari mana kekaisaran-kekaisaran dunia muncul.
Binatang ini bertanduk 10 menyimbolkan kekuasaan yang penuh, dan berkepala 7 menyimbolkan kepandaian dan hikmat yang lengkap. Sedangkan mahkota menunjukkan bahwa ia memerintah.
Kemiripannya dengan gambaran naga dalam Wah 12:3 menunjukkan bahwa binatang ini sepenuhnya seperti setan; ia mempunyai sifat dan kwalitet dari setan.
Pada kepalanya ada nama-nama hujat menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak menghormati Allah dan semua yang keramat / kudus. Seluruh kepandaian, hikmat dan kehendaknya, diarahkan menentang Allah. Contohnya adalah gelar-gelar ilahi yang digunakan kaisar-kaisar Romawi terhadap dirinya sendiri.
Binatang ini menyimbolkan semua oposisi yang anti Allah dan kekerasan yang dibawa terhadap umat Allah.
Tentang luka membahayakan pada kepala tetapi yang sembuh, ia menafsirkan sama seperti penafsiran Barclay, bahwa ini menunjuk pada matinya Nero, dan munculnya Domitian, sehingga seakan-akan Nero hidup kembali.
Orang-orang non kristen akan mengikuti / menyembah binatang itu. Mereka menolak Kristus yang telah disembelih dan mati dan bangkit lagi, tetapi mereka sekarang menyembah / mengikuti binatang, yang kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi yang lalu sembuh!
Tetapi orang-orang kristen yang sejati, tidak akan mengikutinya (ay 3b,4,8). Ini akan menyebabkan mereka dianiaya, dan bahkan dibunuh (ay 7). Pada saat itu, orang Kristen tidak boleh melawan dengan kekerasan (bdk. Mat 26:52 Ro 13:2 1Pet 2:13), tetapi melawannya dengan senjata rohani (ay 10b bdk. 2Kor 10:3-5 Ef 6:10-18 1Yoh 5:4). Dan perlu diingat bahwa hal tersebut tidak mungkin bisa dihindarkan (ay 10).
Mat 26:52 - “Maka kata Yesus kepadanya: ‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang”.
Ro 13:2 - “Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya”.
1Pet 2:13 - “Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi”.
2Kor 10:3-5 - “(3) Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, (4) karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. (5) Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus”.
Ef 6:10-18 - “(10) Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasaNya. (11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; (12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (13) Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. (14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, (15) kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; (16) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, (17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, (18) dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus”.
1Yoh 5:4 - “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita”.
e. Penafsiran Leon Morris (Tyndale) tentang Wah 13:1-10.
Leon Morris mengatakan bahwa Perjanjian Baru menunjukkan bahwa pada akhir jaman akan muncul kuasa kejahatan secara khusus (1Yoh 2:18 2Tes 2:3). Dan dalam kitab Wahyu ini Yohanes menyatakan hal itu dalam bentuk ‘binatang yang keluar dari laut’ ini. Ia berhubungan sangat dekat dengan setan dan boleh dikatakan merupakan inkarnasi dari setan. Banyak penafsir modern yang menghubungkan binatang ini dengan kekaisaran Romawi, tetapi Leon Morris menganggap ini terlalu sederhana. Memang dalam kekaisaran Romawi ada manifestasi awal dari kejahatan tetapi pada akhir jaman ini akan diwujudkan sepenuhnya dalam diri sang Anti Kristus.
Leon Morris menganggap bahwa ‘laut’ dihubungkan dengan kejahatan.
Ia juga mengatakan bahwa text ini sangat sedikit bicara tentang ‘naga’ / setan (ay 4), dan ini menunjukkan cara kerja setan. Ia selalu ada di latar belakang, dan tidak bekerja secara terang-terangan, tetapi melalui manusia.
Tentang siapa binatang itu, Leon Morris mengambil tafsiran William Hendriksen, yang mengatakan bahwa binatang itu adalah pemerintahan duniawi yang menentang Gereja.
Leon Morris menekankan bahwa binatang itu diberi kuasa untuk melakukan hal itu 42 bulan lamanya. Ini menunjukkan bahwa Allah membatasi dia, dan ia hanya bisa mempunyai kuasa selama Allah mengijinkannya.
Leon Morris (Tyndale): “Even the horrible and irresistible beast can exercise authority only during the time God permits. The saints are encouraged by the thought that the duration of their suffering has already been determined by God. It is not the beast who decides this point” (= Bahkan binatang yang mengerikan dan tidak bisa ditahan ini bisa menjalankan otoritas hanya selama waktu yang diijinkan oleh Allah. Orang-orang kudus dikuatkan / diberi semangat oleh pemikiran bahwa waktu dari penderitaan mereka telah ditentukan oleh Allah) - hal 168.
Leon Morris juga menyoroti kata ‘diperkenankan’ (ay 7). Leon Morris mengatakan bahwa dalam bahasa Inggris digunakan kata-kata ‘was given’ (= diberikan), dan ini muncul 4 x dalam ay 5-7, dan ini menunjukkan bahwa “even the antichrist can function only by divine permission” (= bahkan sang Anti Kristus bisa bekerja hanya oleh ijin ilahi) - hal 169.
Leon Morris juga menyoroti kata-kata ‘kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa’. Ia mengatakan bahwa di sini ada yang lebih dari penganiayaan pada jaman kaisar Nero, karena yang itu tidak bersifat universal.
Leon Morris juga menekankan kata-kata ‘setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba’ (ay 8), dan lalu mengatakan sebagai berikut: “But the significant thing is that their names are not written in the book of life. John wants his little handful of persecuted Christians to see that the thing that matters is the sovereignty of God, not the power of evil. When a man’s name is written in the book of life he will not be forgotten. His place is secure” (= Tetapi hal yang penting adalah bahwa nama-nama mereka tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Yohanes ingin sedikit orang-orang kristen yang dianiaya itu melihat bahwa hal yang berarti adalah kedaulatan Allah, bukan kuasa jahat. Kalau nama seseorang tertulis dalam kitab kehidupan, ia tidak akan dilupakan. Tempat / kedudukannya adalah aman / pasti) - hal 169.
Wah 13:11-18 - “(11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga. (12) Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. (13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. (14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu. (15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh. (16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (17) dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam”.
a. Penafsiran Herman Hoeksema (‘Behold He Cometh’, hal 452-dst) tentang Wah 13:11-18.
Mulai ay 11 diceritakan tentang binatang yang kedua. Jelas ada hubungan yang pasti antara kedua binatang ini. Keduanya bersama-sama membentuk gambaran dari kuasa Anti Kristus yang penuh dan lengkap. Binatang pertama dalam aspek politik, binatang kedua dalam aspek agama / religius.
Ini mirip dengan pandangan Matthew Poole (hal 985) yang mengatakan bahwa penulis-penulis Protestan pada umumnya menganggap binatang kedua ini sebagai sang Anti Kristus sendiri.
Binatang kedua muncul dari dalam bumi. Jadi, berbeda dengan binatang pertama yang muncul dari laut yang bergelora, maka binatang kedua ini muncul dari dalam bumi yang lebih tenang.
Binatang kedua ini kelihatan seperti domba, menunjukkan bahwa ia kelihatan seperti orang Kristen. Tetapi pada waktu berbicara ia seperti naga (ay 11), menunjukkan bahwa ia mengajarkan ajaran sesat. Bdk. Mat 7:15 - “‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas”.
Jadi, berbeda dengan binatang pertama yang menindas dengan menggunakan kekuasaan politik, maka binatang kedua ini menggunakan kata-kata / tipuan / ajaran sesat. Ia tidak memaksa, tetapi meyakinkan. Ia juga menggunakan tanda-tanda dan mujijat-mujijat (ay 13-15).
Tentang ay 13 yang mengatakan bahwa binatang itu akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, Matthew Poole mengatakan: “Prophets were to be judged true or false not from any signs or wonders which they did, but from the doctrine they taught” (= Nabi-nabi harus dinilai benar atau palsu bukan dari tanda-tanda dan mujijat-mujijat apapun yang mereka lakukan, tetapi dari doktrin / ajaran yang mereka ajarkan) - hal 985.
Tuhan memberikan nabi-nabi dan rasul-rasul kemampuan untuk melakukan mujijat-mujijat (sekalipun tak semua mereka bisa melakukan mujijat; bdk. Yoh 10:41 dimana dikatakan bahwa Yohanes Pembaptis tak pernah melakukan satu tandapun), untuk membuktikan kebenaran ajaran mereka.
Bdk. 2Kor 12:12 - “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa”.
Dan setan, yang memang adalah seorang pemalsu ulung, juga memperlengkapi nabi-nabi palsunya / Anti Kristusnya dengan kemampuan untuk melakukan mujijat-mujijat palsu!
Jadi, jelas bahwa binatang kedua ini melambangkan nabi palsu. Bandingkan dengan 2 ayat di bawah ini:
· Wah 19:20 - “Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang”.
· Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya”.
Dalam kedua text ini jelas bahwa yang dimaksud dengan ‘binatang’ adalah ‘binatang pertama’ dalam Wah 13, dan yang dimaksud dengan ‘nabi palsu’ adalah ‘binatang kedua’ dalam Wah 13.
Herman Hoeksema menganggap bahwa binatang kedua ini tidak menunjuk kepada satu pribadi, tetapi pada semua kuasa dari gabungan filsafat, ilmu pengetahuan, dan agama. Jadi, pada masa yang akan datang akan muncul suatu agama baru, yang bersifat universal. Semua agama, pengakuan iman, aliran, sekte akan bergabung menjadi satu. Saya tidak setuju dengan penafsiran Herman Hoeksema dalam hal ini, dan saya lebih setuju dengan tafsiran dari William R. Newell (hal 198), yang mengatakan bahwa kedua binatang ini pasti adalah ‘orang’. Alasannya: keduanya nanti dibuang ke dalam neraka (Wah 19:20 20:10), dan karena itu mereka pasti adalah orang.
Herman Hoeksema menganggap (hal 472) bahwa kalau dikatakan bahwa binatang kedua ini akan melakukan tanda-tanda dan mujijat-mujijat yang hebat, itu bukan benar-benar mujijat-mujijat. Menurut saya, penafsirannya di sini ini aneh, dan tidak masuk akal. Kalau Kristus betul-betul melakukan mujijat-mujijat yang hebat, apakah mungkin Mesias palsu / sang Anti Kristus tidak betul-betul melakukan mujijat-mujijat yang hebat?
Anehnya, tentang ay 14b dimana binatang kedua itu menyuruh mendirikan patung untuk menghormati binatang pertama, Herman Hoeksema menganggapnya sebagai sesuatu yang hurufiah. Ia tidak tahu bagaimana binatang kedua bisa menghidupkan patung itu dan menyebabkannya berbicara.
Lalu tentang ay 15-17 Herman Hoeksema mengatakan bahwa orang-orang yang mau menyembah patung itu akan diberi tanda, tetapi ia tak tahu apa tanda itu.
b. Penafsiran William Hendriksen tentang Wah 13:11-18.
William Hendriksen: “Two beasts are described. The first is a monster of indescribable horror. The second has a harmless appearance and for that very reason is even more dangerous than the first. The first beast comes up out of the sea. The second arises from the land. The first is Satan’s hand. The second is the devil’s mind. The first represents the persecuting power of Satan operating in and through the nations of this world and their governments. The second symbolizes the false religions and philosophies of this world” (= Dua binatang digambarkan. Binatang pertama adalah monster yang sangat menakutkan. Binatang kedua mempunyai penampilan yang tidak berbahaya, dan karena alasan itu ia bahkan lebih berbahaya dari binatang yang pertama. Binatang pertama keluar dari laut. Binatang kedua muncul dari tanah / bumi. Binatang pertama adalah tangan Iblis. Binatang kedua adalah pikiran Iblis. Binatang pertama mewakili kuasa Iblis yang menganiaya yang bekerja di dalam dan melalui bangsa-bangsa dari dunia ini dan pemerintahan mereka. Binatang kedua menyimbolkan agama-agama palsu dan filsafat-filsafat dari dunia ini) - ‘More Than Conquerors’, hal 144.
William Hendriksen: “we immediately feel that this monster is the devil’s imitation of the true Lamb of God” (= kita langsung merasakan bahwa monster ini adalah tiruan setan tentang Anak Domba yang benar dari Allah) - ‘More Than Conquerors’, hal 148 (footnote).
William Hendriksen mengatakan bahwa tanda itu diberikan pada dahi dan tangan kanannya (ay 16b). Ini ia artikan secara simbolis, bukan hurufiah. Pada dahi menyimbolkan pikiran / kepercayaan orang itu, dan pada tangan kanannya menyimbolkan tindakan-tindakan orang itu. Jadi, dari pikiran, kata-kata, tulisan, dan tindakan seseorang, bisa terlihat bahwa ia anti Kristen. Apapun tanda itu, yang jelas, dengan adanya tanda itu, akan bisa dibedakan siapa yang Kristen dan siapa yang bukan. Dan orang Kristen, yang tidak mempunyai tanda itu tidak bisa melakukan bisnis, membeli kebutuhan hidupnya, dan sebagainya. Mereka dikucilkan, diejek, dianiaya dan bahkan dibunuh! Pada saat ini terjadi masa kesukaran besar (the great tribulation) dan sekaligus masa penyesatan / kemurtadan besar (the great apostasy). Banyak orang Kristen (KTP) yang murtad. Dan untuk orang kristen yang sejatipun, mereka akan murtad, seandainya waktunya tidak dipersingkat oleh Tuhan.
Bdk. Mat 24:21-24 - “(21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. (22) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. (23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. (24) Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.
Ini menunjukkan hebatnya penderitaan orang-orang kristen pada saat itu.
c. Penafsiran Homer Hailey tentang Wah 13:11-18.
Homer Hailey: “A second beast of the same genus as the first arises to serve the purpose of the dragon; ... It could be said that the one was to serve as his right hand and the other as his left” (= Seekor binatang kedua dari jenis yang sama seperti binatang yang pertama muncul untuk melayani tujuan dari sang naga; ... Bisa dikatakan bahwa yang satu melayani sebagai tangan kanannya dan yang lain sebagai tangan kirinya) - ‘Revelation’, hal 292.
Homer Hailey: “This second beast has the ouward appearance of a docile, probably inoffensive creature, having two horns like a lamb” (= Binatang yang kedua ini mempunyai penampilan luar dari makhluk yang jinak, mungkin tidak mengganggu, mempunyai dua tanduk seperti seekor anak domba) - ‘Revelation’, hal 292.
Kalau dikatakan bahwa binatang kedua ini berbicara seperti seekor naga, maka artinya bukan bahwa kata-katanya menakutkan, tetapi bahwa kata-katanya dusta, karena setan memang bapa segala dusta (Yoh 8:44).
Homer Hailey: “Later references to him as ‘the false prophet’ (16:13; 19:20; 20:10) indicate that this beast represents some aspect of false religion, one of the devil’s means of deceiving and seducing people” [= Keterangan-keterangan belakangan menunjukkan dia sebagai ‘sang nabi palsu’ (16:13; 19:20; 20:10) menunjukkan bahwa binatang ini menggambarkan / mewakili beberapa aspek dari agama palsu, salah satu cara Iblis untuk menipu dan membujuk / menggoda manusia] - ‘Revelation’, hal 292.
Bandingkan dengan:
· Mat 7:15 - “‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas”.
· 2Kor 11:14-15 - “(14) Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. (15) Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka”.
Homer Hailey: “To the people of John’s day, this beast represented paganism, or the sacerdotal system of paganism, in one of its most repulsive forms - emperor worship. However, a representation of this form of paganism probably does not exhaust its significance, for its spirit is reflected in all forms of false worship which followed, including the papacy and many other systems of false religion” (= Bagi orang-orang pada jaman Yohanes, binatang ini menggambarkan kekafiran, atau sistim imamat dari kekafiran, dalam salah satu bentuk yang paling menjijikkan - penyembahan kaisar. Tetapi penggambaran dari bentuk kekafiran ini bukanlah satu-satunya arti, karena roh / semangatnya digambarkan dalam semua bentuk dari penyembahan palsu yang berikutnya, termasuk kepausan dan banyak sistim agama-agama palsu yang lain) - ‘Revelation’, hal 293.
d. Penafsiran Leon Morris tentang Wah 13:11-18.
Leon Morris (Tyndale): “His origin in the familiar earth makes him less mysterious than the first which came from the sea” (= Asal usulnya dari bumi yang akrab / familiar membuatnya kurang misterius dari binatang pertama yang keluar dari laut) - hal 171.
Penafsiran Leon Morris tentang kata-kata ‘dari dalam laut’ dan ‘dari dalam bumi’ tak terlalu berbeda dengan penafsiran Herman Hoeksema di atas, dan bagi saya rasanya terlalu abstrak. Ada penafsiran lain tentang hal ini yang diberikan oleh Pulpit Commentary, hal 334, yang mengatakan bahwa Yohanes bermaksud untuk menunjukkan sifat universal dari pencobaan yang menyerang orang-orang kristen. Dunia hanya terbagi atas darat / bumi dan laut. Satu binatang keluar dari dalam laut dan satunya dari dalam bumi, menunjukkan bahwa serangan terhadap orang-orang kristen ada di seluruh dunia!
Leon Morris (Tyndale): “He is less fearsome than the first” (= Ia kurang menakutkan dibandingkan binatang pertama) - hal 171.
Leon Morris (Tyndale): “‘Like a lamb’ may indicate a parody of true religion, which is further brought out later when this beast is described as ‘the false prophet’ (16:13 19:20 20:10)” [= ‘Seperti anak domba’ mungkin menunjukkan suatu tiruan dari agama yang benar, yang belakangan ditunjukkan lebih jauh pada waktu binatang ini digambarkan sebagai ‘sang nabi palsu’ (16:13 19:20 20:10)] - hal 171.
Leon Morris (Tyndale): “‘great wonders’ (SEMEIA). This noun is sometimes used in Revelation of the visions John sees (12:1,3 15:1), but a number of times also for miracles. In this sense it always denotes miracles wrought by evil powers (so here and in verse 14, 16:14, 19:20), a sharp contrast with the Fourth Gospel where it is a characteristic word for the miracles of Jesus. Perhaps this is a further example of the parodying of the good. The term indicates that the miracles are not aimless wonders. They have deep significance and are part of Satan’s plan (cf. Mk. 13:22, 2Thes. 2:9). An example is the making of ‘fire come down from heaven.’ This is not said to have destroyed the beast’s enemies or the like. It is apparently simply meant to arouse admiration” [= ‘tanda-tanda yang dahsyat’ (SEMEIA). Kata benda ini kadang-kadang digunakan dalam kitab Wahyu tentang penglihatan yang dilihat oleh Yohanes (12:1,3 15:1), tetapi banyak kali juga digunakan untuk mujijat-mujijat. Dalam arti ini kata itu selalu menunjuk pada mujijat-mujijat yang dilakukan oleh kuasa-kuasa jahat (demikianlah di sini dan dalam ay 14, 16:14, 19:20), suatu kontras yang tajam dengan Injil yang keempat dimana itu merupakan suatu kata yang khas untuk mujijat-mujijat Yesus. Mungkin ini merupakan suatu contoh lebih lanjut dari peniruan hal-hal yang baik / benar. Istilah ini menunjukkan bahwa mujijat-mujijat bukanlah tanda-tanda yang tidak mempunyai tujuan. Mereka mempunyai arti yang dalam dan merupakan bagian dari rencana Iblis (bdk. Mark 13:22, 2Tes 2:9). Contohnya adalah ‘menurunkan api dari langit’. Ini tidak dikatakan untuk menghancurkan musuh-musuh dari binatang itu atau sejenisnya. Itu kelihatannya hanya dimaksudkan untuk membangkitkan kekaguman] - hal 171.
Mark 13:22 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan”.
2Tes 2:9 - “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu”.
Leon Morris (Tyndale): “‘Them that dwell on the earth’ in this book seems to mean unregenerate mankind ... The beast can deceive only unbelievers. There is an important spiritual truth here. If a man serves God with all his heart he will not be taken in by the empty miracles of the deceiver. But if he turns from God he predisposes himself to believe the lies of the second beast” (= ‘Mereka yang diam di bumi’ dalam kitab ini kelihatannya berarti umat manusia yang tidak percaya ... Binatang ini bisa menipu hanya orang-orang yang tidak percaya. Ada suatu kebenaran penting di sini. Jika seseorang melayani / menyembah Allah dengan segenap hatinya ia tidak akan ditipu oleh mujijat-mujijat kosong dari sang penipu. Tetapi jika ia berbalik dari Allah ia memberikan kecenderungan kepada dirinya sendiri untuk mempercayai dusta-dusta dari binatang kedua) - hal 172.
Bdk. 2Tes 2:9-12 - “(9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan”.
Ay 15: “Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh”.
Leon Morris mengatakan bahwa kalau kalimat ini ditinjau secara gramatika, maka patung yang dihidupkan itulah yang membunuh orang-orang yang tidak mau menyembahnya. Tetapi ia juga mengatakan bahwa mungkin di sini ada suatu pergantian subyek, sehingga artinya menjadi: binatang kedua itulah yang membunuh orang-orang yang tak mau menyembah patung binatang pertama. Menurut saya tak terlalu jadi soal siapa yang membunuh. Yang menjadi penekanan adalah bahwa orang-orang yang menolak untuk menyembah patung itu akan dibunuh.
Leon Morris (Tyndale): “The choice of right hand or forehead is presumably for conspicuousness. It could not be hidden. ... The precise significance of the mark is uncertain. ... no one could engage in trade without the mark. ... It points to a total prohibition, which would make it impossible for people without the mark to get even necessities like food. It is thus impossible for those who oppose the beast even to live” (= Pemilihan tentang tangan kanan atau dahi mungkin menunjuk pada sesuatu yang menyolok. Itu tidak bisa disembunyikan. ... Arti yang persis dari tanda itu tidak pasti. ... tak seorangpun bisa ikut serta dalam perdagangan tanpa tanda itu. ... Ini menunjuk pada suatu larangan total, yang membuat mustahil bagi orang-orang tanpa tanda itu bahkan untuk mendapatkan kebutuhan hidup seperti makanan. Begitu tidak mungkin bagi mereka yang menentang binatang itu bahkan untuk hidup) - hal 172-173.
William R. Newell: “Satan’s Steel trap: ‘Worship My Christ, or Starve!’” (= Jebakan / jerat baja dari Iblis: ‘Sembahlah Kristusku, atau mati kelaparanlah!’) - hal 192.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan:
· tidak bisa mendapatkan makanan ini tidak mungkin diartikan secara mutlak, karena kalau demikian, akan bertentangan dengan Mat 6:33 - “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”.
· bukankah ay 15 mengatakan bahwa orang-orang yang tak mau menyembah patung binatang itu dibunuh? Lalu mengapa ay 16-17 mengatakan orang-orang yang tak mempunyai tanda itu tak bisa membeli atau menjual? William Barclay (hal 98) mengatakan bahwa hukuman mati itu tak selalu dilaksanakan, tetapi kalaupun seorang Kristen tidak dihukum mati pada waktu ia menolak untuk menyembah patung binatang itu, ia tidak akan bisa membeli atau menjual. Jadi, ia akan bangkrut secara ekonomi.
William Barclay: “It remains true that the world knows how to bring pressure to bear on those who will not accept its standards. Often still a man has to choose between material success and loyalty to Jesus Christ” (= Tetap merupakan sesuatu yang benar bahwa dunia tahu bagaimana memberi tekanan untuk dipikul kepada mereka yang tidak mau menerima standardnya. Tetap sering seseorang harus memilih antara kesuksesan secara materi dan kesetiaan kepada Yesus Kristus) - hal 98.
e. Penafsiran Lenski tentang Wah 13:11-18.
Lenski: “The dragon stood on the sand of the sea, where the sea and the earth meet, and thus he has one beast on one side of him, the second on his other side. They are almost like two arms” (= Sang naga berdiri di pantai laut, dimana laut dan tanah bertemu, dan dengan demikian ia mempunyai satu binatang di sisinya dan binatang yang kedua di sisinya yang lain. Mereka hampir seperti 2 lengan) - hal 403.
Bdk. Wah 12:18 - “Dan ia tinggal berdiri di pantai laut”.
KJV (Rev 13:1): ‘And I stood upon the sand of the sea’ (= Dan aku berdiri di tanah di pantai).
RSV (Rev 12:17b): ‘And he stood on the sand of the sea’ (= Dan ia berdiri di tanah di pantai).
NASB (Rev 13:1): ‘And he stood on the sand of the seashore’ (= Dan ia berdiri di tanah di pantai).
NIV (Rev 13:1): ‘And the dragon stood on the shore of the sea’ (= Dan sang naga berdiri di pantai laut).
NIV memberikan footnote / catatan kaki yang menyatakan bahwa ada manuscripts yang mengatakan ‘And I ...’ (dan aku ...) seperti dalam KJV.
Catatan: penomoran ayat untuk kalimat ini berbeda-beda.
Lenski: “This wild beast has an innocent, harmless appearance. ... It is not at all like the other wild beast which appears as a monstrosity with its many heads and many horns, ... But despite its lamblike little horns this second beast kept speaking ‘as a dragon,’ ... ‘Like to a lamb’ and ‘as a dragon,’ state the resemblance in a general though decidedly unmistakable way since we know that Christ is the Lamb of God and that Satan is the dragon ...” (= Binatang liar ini mempunyai penampilan yang tidak berdosa, tidak berbahaya. ... Ia sama sekali tidak seperti binatang liar yang satunya yang kelihatan sebagai monster dengan banyak kepala dan banyak tanduk, ... Tetapi sekalipun kelihatan seperti anak domba dengan tanduk yang kecil, binatang kedua ini tetap berbicara ‘seperti seekor naga’, ... ‘Seperti anak domba’ dan ‘seperti naga’ menyatakan kemiripan-kemiripan itu dengan suatu cara yang umum tetapi tidak bisa salah, karena kita tahu bahwa Kristus adalah Anak Domba Allah dan Iblis adalah sang naga) - hal 403.
Penafsiran tentang bilangan 666 dalam Wah 13:18.
Wah 13:18 - “Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam”.
Catatan: untuk ay 18 ini ada manuscripts yang menuliskan bukan ‘666’ tetapi ‘616’, tetapi ini pada umumnya tidak dipercaya.
Apa artinya bilangan ‘666’? Herman Hoeksema mengatakan bahwa ada suatu metode penafsiran yang sangat populer tentang hal ini, disebut dengan istilah GEMATRIA, yang dimulai oleh seorang bapak gereja kuno, yang bernama Irenaeus. Ia mengatakan bahwa huruf-huruf dari bahasa Yunani digunakan sebagai bilangan.
Memang dalam bahasa Ibrani maupun Yunani, setiap huruf dalam abjad mempunyai angka equivalen.
George Eldon Ladd: “Neither the Greek nor Hebrew tongues used a system of numbers. Instead of numbers, the letters of the alphabet stood for numbers; e.g. A=1, B=2, C=3, etc.” (= Baik bahasa Yunani maupun bahasa Ibrani tidak menggunakan suatu sistim bilangan / angka. Sebagai ganti dari bilangan / angka, huruf-huruf dari alfabet digunakan sebagai bilangan / angka; misalnya A=1, B=2, C=3, dst) - ‘Revelation’, hal 186.
Dalam bahasa Ibrani, abjad dan angka-angka equivalennya adalah sebagai berikut:
x - ahleph - 1
b - beth / veth - 2
g - geemel - 3
d - dahleth - 4
h - heh - 5
v - vaw / waw - 6
z - zahyin - 7
H - kheth - 8
F - teht - 9
y - yodh - 10
k - kahf - 20
l - lahmed - 30
m - mem - 40
n - nun - 50
s - sahmekh - 60
f - ahyin - 70
p - peh / feh - 80
c - tsahdee - 90
q - kofh - 100
r - resh - 200
w - sheen - 300
W - seen - 300
t - taw - 400
Catatan: w (sheen) dianggap sama dengan W (seen).
Dalam bahasa Yunani, abjad dan angka-angka equivalennya adalah sebagai berikut:
a - Alpha - 1
b - Beta - 2
g - Gamma - 3
d - Delta - 4
e - Epsilon - 5
z - Zeta - 6
h - Eta - 7
q - Theta - 8
i - Iota - 9
k - Kappa - 10
l - Lambda - 20
m - Mu - 30
n - Nu - 40
c - Xi - 50
o - Omicron - 60
p - Pi - 70
r - Rho - 80
s - Sigma - 90
t - Tau - 100
u - Upsilon - 200
f - Phi - 300
x - Chi - 400
y - Psi - 500
w - Omega - 600
Sedangkan dalam bahasa Latin, abjad dan angka equivalennya adalah sebagai berikut:
a - 1
b - 2
c - 3
d - 4
e - 5
f - 6
g - 7
h - 8
i - 9
j - 10
k - 20
l - 30
m - 40
n - 50
o - 60
p - 70
q - 80
r - 90
s - 100
t - 200
u - 300
v - 400
w - 500
x - 600
y - 700
z - 800
Leon Morris (Tyndale): “The problem then is to find a name which gives a total of 666 when the numbers signifed by its letters are added together” (= Maka problemnya adalah mendapatkan suatu nama yang memberikan jumlah 666 pada waktu angka-angka yang ditunjuk oleh huruf-huruf dari nama itu dijumlahkan) - hal 174.
Barclay memberikan contoh-contoh berdasarkan angka equivalen dari abjad Latin, seperti:
* Kata LATEINOS (= Latin) ® L=30; A=1; T=300 (bukan 200?); E=5; I=10 (bukan 9?); N=50; O=70 (bukan 60?); S=200 (bukan 100?), dan jumlahnya = 666. Dan karena itu binatang itu dianggap menunjuk pada Kerajaan orang-orang Latin, atau kekaisaran Romawi.
* Kata TEITAN ® T=300 (bukan 200?); E=5; I=10 (bukan 9?); T=300 (bukan 200?); A=1; N=50, dan jumlahnya = 666.
Barclay: “Teitan could be made to yield two meanings. First, in Greek mythology the Titans were the great rebels against God. Second, the family name of Vespasian and Titus and Domitian was Titus, and possibly they could be called the Titans” (= TEITAN bisa mempunyai dua arti. Pertama, dalam mitologi Yunani orang-orang Titan adalah pemberontak-pemberontak terhadap Allah. Kedua, nama keluarga dari Vespasian dan Titus dan Domitian adalah Titus, dan mungkin mereka bisa disebut ‘the Titans’) - hal 101.
* Kata ARNOUME ® A=1; R=100 (bukan 90?); N=50; O=70 (bukan 60?); U=400 (bukan 300?); M=40; E=5, dan jumlahnya = 666.
Barclay: “It is just possible that ARNOUME could be a form of the Greek word ARNOUMAI, ‘I deny.’ In this case the number would stand for the denial of the name of Christ” (= Juga mungkin bahwa ARNOUME merupakan suatu bentuk dari kata Yunani ARNOUMAI, ‘Aku menyangkal’. Dalam hal ini bilangan / angka itu berarti penyangkalan terhadap nama Kristus) - hal 101.
Catatan: Jelas bukan abjad Latin biasa yang digunakan, karena tak cocok. Apakah pada jaman itu abjad Latinnya berbeda? Atau urut-urutannya berbeda? Saya tidak tahu, dan saya tidak bisa menemukan buku tafsiran / encyclopedia yang menjelaskan hal ini.
Lenski menganggap (hal 416-417) bahwa bilangan 666 sengaja diubah menjadi 616, untuk menyesuaikan dengan nama Caligula, yang namanya sebenarnya adalah Cajus Caesar [dalam Yunani: Gaioj Kaisar (GAIOS KAISAR)]. Kalau huruf-huruf dari namanya dijumlahkan maka didapatkan bilangan 616. Tetapi dalam hal ini saya juga tidak mengerti bagaimana huruf-huruf dari nama tersebut dijumlahkan bisa didapat 616. Dalam perhitungan saya, jumlahnya hanya 354 (3+1+9+60+90 + 10+1+9+90+1+80).
Barclay menceritakan tentang seseorang yang pada masa perang dunia II, menghitung nama HITLER dengan asumsi bahwa A = 100, B = 101, C= 102 dst, mendapatkan bilangan 666.
a - 100
b - 101
c - 102
d - 103
e - 104
f - 105
g - 106
h - 107
i - 108
j - 109
k - 110
l - 111
m - 112
n - 113
o - 114
p - 115
q - 116
r - 117
s - 118
t - 119
u - 120
v - 121
w - 122
x - 123
y - 124
z - 125
HITLER = 107 + 108 + 119 + 111 + 104 + 117 = 666.
Barclay: “The suggestion as to the meaning of 666 are endless. ... everyone has twisted it to fit his own arch-enemy; and so 666 has been taken to mean the Pope, John Knox, Martin Luther, Napoleon and many another” (= Usul berkenaan dengan arti dari 666 tak ada akhirnya. ... setiap orang telah membengkokkannya untuk mencocokkan dengan musuh bebuyutannya; dan dengan demikian 666 telah diartikan sebagai Paus, John Knox, Martin Luther, Napoleon, dan banyak yang lain) - hal 100.
Barclay menganggap semua usul-usul di atas itu tidak meyakinkan. Ia yakin bahwa yang dimaksud dengan 666 adalah Kaisar Nero (nama ‘Nero’ bisa dieja ‘Neron’).
Barclay: “None of these suggestions is convincing. The chapter itself gives us by far the best clue. There recurs again and again the mention of the head that was wounded to death and then restored. We have already seen that that head symbolizes the Nero redivivus legend. We might well, therefore, act on the assumption that the number has something to do with Nero. Many ancient manuscripts give the number as 616. If we take Nero in Latin and give it its numerical equivalent, we get: N=50; E=5; R=500; O=60; N=50. The total is 666; and the name can equally well be spelled without the final N which would give the number 616. In Hebrew the letters of Nero Caesar also add up to 666.” (= Tidak ada dari usul-usul ini yang meyakinkan. Pasal itu sendiri memberikan kepada kita petunjuk yang terbaik. Di sana muncul berulang-ulang penyebutan tentang kepala yang terluka sehingga membahayakan hidupnya, tetapi yang lalu sembuh. Kita telah melihat bahwa kepala itu menyimbolkan legenda tentang Nero yang bangkit kembali. Karena itu, kita bisa bertindak berdasarkan anggapan bahwa bilangan ini berhubungan dengan Nero. Banyak manuscripts kuno memberikan bilangan 616. Jika kita mengambil nama Nero dalam bahasa Latin dan memberikan angka equivalennya, kita mendapatkan N=50; E=5; R=500; O=60; N=50. Jumlahnya adalah 666; dan nama itu bisa dengan sama baiknya dieja tanpa huruf N yang terakhir yang akan memberikan bilangan 616. Dalam bahasa Ibrani huruf-huruf dari Kaisar Nero juga berjumlah 666) - hal 101-102.
Catatan: lagi-lagi saya tidak mengerti dari mana R kok bisa = 500.
Bruce M. Metzger menduga bahwa perubahan dari 666 menjadi 616 itu disengaja karena melihat bahwa bentuk Yunani dari ‘Kaisar Neron’ kalau ditulis dalam huruf-huruf Ibrani berjumlah 666, sedangkan bentuk Latinnya, ‘Kaisar Nero’, berjumlah 616 (‘A Textual Commentary on the Greek New Testament’, hal 750)
Barclay: “There is little doubt that the number of the beast stands for Nero; and that John is forecasting the coming of Antichrist in the form of Nero, the incarnation of all evil, returning to this world” (= Hanya sedikit keraguan bahwa bilangan dari binatang itu berarti Nero; dan bahwa Yohanes sedang meramalkan kedatangan Anti Kristus dalam bentuk Nero, inkarnasi dari semua kejahatan, kembali ke dunia ini) - hal 102.
Pulpit Commentary (hal 337) memberikan penjelasan yang lebih jelas bagaimana bilangan 666 bisa cocok dengan nama Nero. Ia mengatakan bahwa kalau ‘kaisar Neron’, ditulis dalam bahasa Ibrani maka didapatkan rsq Nvrn, yang kalau angka equivalennya dijumlahkan (dari belakang ke depan) adalah: 50+200+6+50 + 100+60+200 = 666.
Catatan:
Ø Untuk nama ‘kaisar Nero / Neron’, pada waktu ditulis dalam bahasa Ibrani, semua huruf hidup dihilangkan, karena bahasa Ibrani tidak mempunyai huruf hidup.
Ø Sebetulnya ada sedikit modifikasi terhadap kata-kata ‘kaisar Neron’ itu, karena tulisan Ibraninya sebenarnya adalah rsyq Nvrn. Jadi ada huruf Ibrani y (yod) yang dibuang [lihat Robert H. Mounce (NICNT) hal 264 (footnote) dan Leon Morris (Tyndale) hal 174].
Saya kira, penafsiran dengan metode GEMATRIA ini, dimana kita harus mencari nama orang yang jumlah dari angka equivalennya sama dengan 666, merupakan metode penafsiran yang salah. Perhatikan kata-kata dari William Hendriksen dan Pulpit Commentary di bawah ini.
William Hendriksen: “The attempts to arrive at an interpretation by adding the numerical values in the name Nero, Plato and so on, lead to nothing just because they lead to everything” (= Usaha-usaha untuk sampai pada suatu penafsiran dengan menjumlahkan angka-angka dalam nama Nero, Plato, dsb, tidak membawa kemana-mana justru karena mereka membawa kepada segala sesuatu) - ‘More Than Conquerors’, hal 151 (footnote).
Pulpit Commentary: “There are three rules by the help of which I believe an ingenious man could find the required sum in any given name. First, if the proper name by itself will not yield it, add a title; secondly, if the sum cannot be found in Greek, try Hebrew, or even Latin; thirdly, do not be too particular about the spelling” (= Ada tiga peraturan dengan pertolongan mana saya percaya seorang yang banyak akal bisa mendapatkan jumlah yang diinginkan dalam nama apapun yang diberikan. Pertama, jika nama itu sendiri tidak sesuai, tambahkan suatu gelar; kedua, jika jumlah itu tidak bisa didapatkan dalam bahasa Yunani, cobalah bahasa Ibrani, atau bahkan bahasa Latin; ketiga, jangan terlalu teliti tentang ejaan) - hal 337.
Bilangan 666 dibandingkan dengan 777 dan dengan nama ‘Yesus’ yang berjumlah 888.
Leon Morris (Tyndale): “If we take the sum of the values represented by the letters of the name IESOUS, the Greek name of ‘Jesus’, it comes to 888. Each digit is one more than seven, the perfect number. But 666 yields the opposite phenomenon, for each digit falls short. The number may be meant to indicate not an individual, but a persistent falling short. All the more is this likely to be correct if we translate ‘it is the number of man’ rather ‘a man’. John will then be saying that unregenerate man is persistently evil. He bears the mark of the beast in all he does. Civilization without Christ is necessarily under the dominion of the evil one” (= Jika kita mengambil jumlah dari nilai-nilai yang digambarkan oleh huruf-huruf dari nama IESOUS, nama Yunani dari ‘Yesus’, hasilnya adalah 888. Setiap digit lebih satu angka dari 7, bilangan yang sempurna. Tetapi 666 menghasilkan fenomena yang sebaliknya, karena setiap digit kurang satu. Bilangan itu bisa dimaksudkan untuk menunjuk bukan pada seorang individu, tetapi suatu kekurangan yang terus menerus. Lebih-lebih lagi ini memungkinkan untuk benar jika kita menterjemahkan ‘bilangan itu adalah bilangan manusia’ dan bukannya ‘seorang manusia’. Jadi, Yohanes mengatakan bahwa orang yang tidak percaya akan terus menerus jahat. Ia membawa tanda dari binatang itu dalam semua yang ia lakukan. Kebudayaan tanpa Kristus pasti berada di bawah kekuasaan si jahat) - hal 174.
Lagi-lagi saya tidak mengerti bagaimana menghitungnya kok bisa menjadi 888. Menurut perhitungan saya nama IESOUS = 9 + 7 + 90 + 60 + 200 + 90 = 456.
George Eldon Ladd mengatakan (hal 186) bahwa IESOUS = 10 + 8 + 200 + 70 + 400 + 200 = 888. Tetapi bagaimana bisa berbeda dengan angka equivalen yang saya berikan di atas, saya tidak tahu.
Catatan: bisa dilihat dalam http://www.agapebiblestudy.com/charts/letter_number_equivalent.htm
bagaimana huruf-huruf Ibrani dan Yunani mempunyai angka equivalen. Adanya ‘huruf-huruf’ yang sekarang sudah tak ada menyebabkan perhitungan saya tak cocok.
Lenski: “666, three times falling short of the divine 7. In other words, not 777, but competing with 777, seeking to obliterate 777, but doing so abortively, its failure being as complete as was its expansion by puffing itself up from 6 to 666” (= 666, 3 x kekurangan dari bilangan ilahi 7. Dengan kata lain, bukan 777, tetapi bersaing dengan 777, berusaha untuk menghapuskan 777, tetapi melakukannya dengan begitu gagal, kegagalannya begitu sempurna / lengkap sama seperti perluasan / pengembangannya dengan menggembungkan / menyombongkan dirinya sendiri dari 6 menjadi 666) - hal 412.
Lenski: “Those who stamped with ‘666’ are marked as being outside of God’s and Christ’s kingdom, as being the property of the monster beast, as being the slaves of the antichristian power that is symbolized by this monstrosity and is thus revealed as what it really is. The mark they bear, this ‘666,’ is that of complete, and not merely of partial, opposition of Christ; it marks them as being at war with Christ, yet at the same time as being doomed to the completest defeat” (= Mereka yang dicap dengan ‘666’ ditandai sebagai berada di luar kerajaan Allah dan Kristus, sebagai milik dari binatang monster itu, sebagai budak-budak / hamba-hamba dari kuasa Anti Kristus yang disimbolkan oleh makhluk yang berbentuk monster ini, dan dengan demikian dinyatakan sebagaimana adanya. Tanda yang mereka miliki, ‘666’ ini, merupakan oposisi lengkap / sempurna, bukan hanya sebagian, terhadap Kristus; itu menandai mereka sebagai berperang melawan Kristus, tetapi pada saat yang sama sebagai ditentukan pada kekalahan yang paling lengkap / sempurna) - hal 412.
Penafsiran Herman Hoeksema tentang bilangan 666: Ia berkata bahwa 6 merupakan bilangan dari makhluk ciptaan, karena Allah menciptakan alam semesta / seluruh ciptaan dalam 6 hari. Tetapi seluruh minggu bukan terdiri dari 6 hari, tetapi 7 hari. Dan hari ke 7 merupakan hari yang dikuduskan untuk digunakan bagi Tuhan untuk kemuliaanNya. Bahwa di sini digunakan bilangan 6, bukan 7, menunjukkan bahwa ini hanya membicarakan tentang ciptaan, tetapi tanpa Allah dan tanpa pelayanan / ibadah kepada Allah, dan juga tanpa usaha untuk memuliakan Allah.
Herman Hoeksema: “The world with all its fulness, with all its powers, but without God, under the influence of sin, - that is the symbolism of the number six. Ten ... is the number that denotes a complete measure of anything according to the decree of God, ... Ten times six would denote the world and all its fulness, without God, developed according to the measure of God’s plan. And ten times ten times six denotes that same development in the highest degree, coming to its fullest consummation” (= Dunia dengan seluruh kepenuhannya, dengan seluruh kekuasaannya, tetapi tanpa Allah, di bawah pengaruh dosa, - itulah yang disimbolkan oleh bilangan 6. 10 ... adalah bilangan yang menunjukkan suatu ukuran yang lengkap / sempurna dari apapun menurut ketetapan Allah, ... 10 x 6 menunjukkan dunia dengan seluruh kepenuhannya, tanpa Allah, berkembang menurut ukuran rencana Allah. Dan 10 x 10 x 6 menunjukkan perkembangan yang sama dalam tingkat yang tertinggi, mencapai puncaknya yang paling penuh) - ‘Behold He Cometh’, hal 475-476.
Herman Hoeksema: “The idea, therefore, is not very difficult. God has created a world, in order that this world should glorify Him and be consecrated to Him. But that world tore itself loose from Him, refused to glorify Him; and man now developed the kingdom of the world without God. ... And that kingdom we have in this antichristian beast. These beasts represent the highest development of the sovereignty of man apart from God, developing all the powers of creation without God and under the devil. It is the climax of development of the Man of Sin. It is the kingdom of man, of the creature, without God, without the seven” (= Karena itu, gagasan / artinya tidak terlalu sukar. Allah telah menciptakan suatu dunia, supaya dunia ini memuliakan Dia dan dikuduskan bagiNya. Tetapi dunia itu merobek dirinya sendiri lepas dari Dia, menolak untuk memuliakan Dia; dan manusia sekarang mengembangkan kerajaan dunia tanpa Allah. ... Dan kerajaan itu kita dapatkan dalam binatang Anti Kristus ini. Binatang-binatang ini menggambarkan perkembangan yang tertinggi dari kedaulatan manusia terpisah dari Allah, mengembangkan semua kuasa-kuasa dari penciptaan tanpa Allah dan di bawah setan. Itu merupakan klimax dari perkembangan dari manusia durhaka. Itu adalah kerajaan manusia, dari makhluk ciptaan, tanpa Allah, tanpa sang tujuh) - ‘Behold He Cometh’, hal 476.
William Hendriksen: “Six, moreover is not seven and never reaches seven. It always fails to attain to perfection; that is, it never becomes seven. Six means missing the mark, or failure. Seven means perfection or victory. Rejoice, O Church of God! The victory is on your side. The number of the beast is 666, that is, failure upon failure upon failure! It is the number of man, for the beast glories in man; and must fail!” (= 6, lebih-lebih bukan 7 dan tidak pernah mencapai 7. Itu selalu gagal untuk mencapai kesempurnaan; artinya, itu tidak pernah menjadi 7. 6 berarti gagal mencapai target, atau kegagalan. 7 berarti kesempurnaan atau kemenangan. Bersukacitalah, O Gereja Allah! Kemenangan ada di pihakmu. Bilangan dari binatang itu adalah 666, yaitu, kegagalan di atas kegagalan di atas kegagalan! Itu adalah bilangan dari manusia, karena binatang itu bermegah dalam manusia; dan pasti gagal!) - ‘More Than Conquerors’, hal 151.
George Eldon Ladd: “The most we can say is that if the number of the beast is a prophecy of a future situation, no one yet has solved the meaning of the number, but its meaning will be plain when the time comes” (= Yang terbaik yang bisa kita katakan adalah bahwa bilangan dari binatang itu merupakan suatu nubuat dari suatu situasi yang akan datang, tak seorangpun telah memecahkan arti dari bilangan itu, tetapi artinya akan menjadi jelas pada saat waktunya tiba) - hal 187.
5. Pembahasan 2Tes 2:1-12.
2Tes 2:1-12 - “(1) Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. (5) Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? (6) Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. (7) Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. (9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan”.
Ay 1-2: “(1) Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba”.
Kata-kata pada akhir ay 2 diterjemahkan dalam 2 macam terjemahan.
KJV: ‘the day of Christ is at hand’ (= hari Kristus sudah dekat).
RSV/NASB: ‘the day of the Lord has come’ (= hari Tuhan sudah tiba).
NIV: ‘the day of the Lord has already come’ (= hari Tuhan sudah tiba).
Terlihat bahwa terjemahan KJV berbeda dengan yang lain. Yang mana yang benar? Perhatikan kata-kata Pulpit Commentary di bawah ini.
Pulpit Commentary: “Is at hand; literally, is present, so R.V. The verb is so translated in the other passages where it occurs (Rom 8:38; 1 Cor 3:22; Gal 1:4; Heb 9:9), except in 2 Tim 3:1, where it ought also to have been so rendered. It is, however, difficult to conceive how the Thessalonians could think that the day of the Lord was actually present. We cannot imagine that they thought that Christ had already come for judgment. To escape the difficulty, some conceive that ‘the day of the Lord’ is not identical with ‘the coming of the Lord,’ but that, besides the actual advent, it includes the events which are its antecedents and concomitants (Eadie). It appears, however, best to suppose that the word is a strong expression for the imminence of that day; that the hour of the advent was about in strike” [= ‘sudah dekat’; secara hurufiah, ‘sudah hadir / ada’, demikian R.V. Kata kerjanya diterjemahkan demikian dalam text-text yang lain dimana kata kerja itu muncul (Ro 8:38; 1Kor 3:22; Gal 1:4; Ibr 9:9), kecuali dalam 2Tim 3:1, dimana kata kerja itu seharusnya juga diterjemahkan seperti itu. Tetapi adalah sukar untuk mengerti / membayangkan bagaimana orang-orang Tesalonika bisa berpikir bahwa hari Tuhan betul-betul sudah hadir / ada. Kita tidak membayangkan bahwa mereka berpikir bahwa Kristus telah datang untuk penghakiman. Untuk melepaskan diri dari kesukaran, sebagian orang memahami bahwa ‘hari Tuhan’ tidak identik dengan ‘kedatangan Tuhan’, tetapi bahwa, disamping kedatangan yang sungguh-sungguh, itu mencakup peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya dan terjadi yang bersamaan dengannya (Eadie). Tetapi kelihatannya merupakan yang terbaik untuk menganggap bahwa kata itu merupakan suatu ungkapan yang kuat untuk menunjukkan dekatnya hari itu; bahwa saat dari kedatangan sudah akan memukul / menimpa].
Jadi, Pulpit Commentary menganggap bahwa sebetulnya terjemahan dari RV / RSV / NIV / NASB / Kitab Suci Indonesia lebih benar, tetapi kata-katanya tak boleh diartikan secara hurufiah, karena kata-kata itu hanyalah ungkapan yang menunjukkan betapa sudah dekatnya kedatangan Kristus yang kedua-kalinya. Jadi, kalau berbicara tentang arti, terjemahan KJV yang benar.
Sekarang mari kita kembali pada 2Tes 2:1-2 - “(1) Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba (sudah dekat)”.
Apa sebabnya Paulus mengatakan hal ini? Karena surat 1Tes menyebabkan jemaat Tesalonika menganggap bahwa hari Tuhan akan segera tiba. Dalam surat 1Tes Paulus berbicara tentang hari Tuhan / hari kedatangan Yesus yang kedua-kalinya.
1Tes 4:13-5:8 - “(4:13) Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. (4:14) Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. (4:15) Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. (4:16) Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; (4:17) sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. (4:18) Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. (5:1) Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, (5:2) karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. (5:3) Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman - maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin - mereka pasti tidak akan luput. (5:4) Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, (5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. (5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. (5:7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. (5:8) Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan”.
Matthew Henry mengatakan bahwa rupanya hal ini menyebabkan orang-orang Tesalonika mengira bahwa Kristus akan segera datang kedua-kalinya. Itu sebabnya ia menulis surat 2Tes, khususnya 2Tes 2:1-2 - “(1) Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, (2) supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba”.
Dari penafsiran yang salah dari orang-orang Tesalonika tentang kata-kata Paulus dalam surat 1Tes ini jelas terlihat bahwa pemberitaan Firman Tuhan sebaik apapun, bahkan dari seorang rasul seperti Paulus, bisa menimbulkan tanggapan yang salah dan bahkan penyesatan. Mengapa? Karena adanya pekerjaan setan yang membuat para penerima firman mendapatkan pengertian yang salah / sesat.
Matthew Henry: “We have a subtle adversary, who watches all opportunities to do mischief, and will sometimes promote errors even by means of the words of scripture” (= Kita mempunyai seorang musuh yang licik / cerdik, yang mengamati semua kesempatan-kesempatan untuk melakukan kejahatan / kerusakan, dan kadang-kadang akan memajukan / mengembangkan kesalahan-kesalahan bahkan dengan menggunakan kata-kata / firman dari Kitab Suci).
Bdk. Mat 4:5-6 - “(5) Kemudian Iblis membawaNya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepadaNya: ‘Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diriMu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kakiMu jangan terantuk kepada batu.’”.
Dalam Mat 4:6 ini, Iblis mengutip ayat Kitab Suci, dari Maz 91:11-12, tetapi menafsirkannya secara salah, dan menggunakannya untuk mencobai Yesus! Karena itu jangan heran kalau orang-orang sesat, yang pada hakekatnya adalah pelayan-pelayan Iblis, juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh bapa mereka! Karena itu:
· Jangan terlalu cepat percaya pada suatu ajaran, hanya karena pengajarnya memberikan dasar Kitab Suci. Harus diperhatikan apakah dasar Kitab Sucinya ditafsirkan secara benar atau tidak. Untuk itu semua orang Kristen memang harus belajar Hermeneutics / ilmu penafsiran Kitab Suci.
· Banyaklah membaca dan belajar Kitab Suci, supaya otak saudara dipenuhi ayat-ayat Kitab Suci, yang bisa saudara gunakan untuk menyensor / mengecheck ajaran yang saudara terima / dengar.
Kesalahan tafsir dari jemaat Tesalonika ini menyebabkan Paulus menulis bagian ini untuk meluruskan hal itu. Dan Matthew Henry juga mengatakan bahwa dari fakta bahwa Paulus segera menanggapi hal itu untuk meluruskannya, dapat disimpulkan bahwa hamba Tuhan juga harus melakukan hal itu.
Selain kesalahan tafsir tentang 1Tes, rupanya ada juga hal-hal lain yang menyebabkan jemaat Tesalonika menganggap Yesus akan segera datang. Hal-hal itu dinyatakan dalam ay 2: “supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba (sudah dekat)”.
Perhatikan bagian-bagian yang saya garis-bawahi.
¨ ‘Ilham roh’. Ini mungkin menunjukkan bahwa ada orang-orang yang berpura-pura mendapatkan ilham dari Roh Kudus, menyampaikan nubuat seolah-olah nubuat itu datang dari Tuhan, bahwa hari Tuhan sudah dekat.
¨ ‘Pemberitaan’. Ada nabi-nabi palsu yang juga melakukan pengajaran tentang hal ini.
¨ ‘Surat yang dikatakan dari kami’. Ini kelihatannya menunjukkan ada pemalsuan. Orang-orang tertentu mengatakan mendapatkan surat dari Paulus, atau menulis surat yang lalu mereka katakan berasal dari Paulus. Karena itu dalam 2Tes 3:17 Paulus memberi tahu bagaimana mengenali keaslian suratnya.
2Tes 3:17 - “Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku”.
Memang sejak jaman dulu sudah banyak pemalsuan seperti ini, dan karena itu muncul kitab-kitab seperti Injil Barnabas, Injil Yudas, dan sebagainya.
Penerapan: banyak orang kurang ajar yang sengaja memfitnah hamba Tuhan, dengan mengatakan bahwa pendeta itu mengajar begini atau begitu, padahal sebenarnya tidak.
Contoh: banyak orang mengatakan bahwa Budi Asali mengajarkan Hyper-Calvinisme!
Tetapi sering juga hal itu terjadi bukan karena mereka memfitnah secara sengaja, tetapi karena mereka salah menafsirkan ajaran pendeta itu, atau salah dalam menyampaikan ajaran pendeta tersebut.
Apa yang diakibatkan oleh pemikiran / pengertian yang salah dalam diri jemaat Tesalonika ini?
Ay 2: “supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah”.
KJV: ‘ye be not soon shaken in mind, or be troubled’ (= jangan engkau digoncangkan dalam pikiran, atau dikacaukan).
Jelas bahwa mereka menjadi bingung dan kacau pikiran / hatinya. Memang ajaran sesat / salah bisa membuat seseorang menjadi bingung dan kacau dalam pikiran / hatinya.
Contoh:
* keharusan berbahasa roh bagi orang yang sudah mempunyai Roh Kudus menimbulkan kebingungan bagi orang yang sekalipun sudah percaya Kristus tetapi belum menerima bahasa Roh.
* ajaran yang mengatakan bahwa keselamatan bisa hilang pasti membingungkan / membuat takut / kuatir orang-orang kristen yang mempercayai ajaran ini. Adalah sangat aneh kalau seseorang tahu betapa mengerikannya neraka itu, dan ia percaya bahwa adalah mungkin baginya untuk murtad dan lalu masuk ke neraka, tetapi ia tidak takut / kuatir.
* ajaran / nubuat tentang kedatangan Kristus yang kedua-kalinya juga sudah banyak kali menimbulkan kebingungan, kekuatiran, dan bahkan tindakan-tindakan yang salah.
Albert Barnes mengatakan bahwa dalam satu tahun, yaitu tahun 1843, ada 17 orang yang masuk rumah sakit jiwa di Worcester, yang telah menjadi kacau pikirannya / gila karena mengharapkan Tuhan Yesus akan segera datang.
Ay 3-4: “(3) Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, (4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah”.
· “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!” (ay 3a).
Matthew Henry mengatakan bahwa ada banyak cara yang bisa digunakan oleh penyesat-penyesat / nabi-nabi palsu untuk menyesatkan orang-orang. Ada yang berpura-pura mendapatkan wahyu yang baru, ada juga yang tetap menggunakan Kitab Suci tetapi menafsirkannya secara salah, dan ada yang melakukan pemalsuan terhadap ajaran dari nabi-nabi asli.
Albert Barnes mengatakan bahwa jaman sekarang ada banyak nabi palsu / penyesat yang mengclaim telah mendapatkan hikmat yang luar biasa untuk menafsirkan Kitab Suci.
Contoh: drg. Yusak yang mengaku diajar langsung oleh Tuhan sendiri selama 40 hari tentang arti dari seluruh Kitab Suci.
Karena itu kita sebagai orang-orang kristen harus sangat waspada supaya tidak ada yang bisa menyesatkan kita.
· “Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa” (ay 3b).
KJV: ‘except there come a falling away first, and that man of sin be revealed, the son of perdition’ (= kecuali datang lebih dahulu kemurtadan, dan manusia dosa dinyatakan, anak kebinasaan / kehancuran / neraka).
NIV: ‘for that day will not come until the rebellion occurs and the man of lawlessness is revealed, the man doomed to destruction’ (= karena hari itu tidak akan datang sampai pemberontakan terjadi dan manusia tanpa hukum dinyatakan, orang yang ditentukan untuk kehancuran).
NASB: ‘for it will not come unless the apostasy comes first, and the man of lawlessness is revealed, the son of destruction’ (= karena itu tidak akan datang kecuali kemurtadan datang dulu, dan manusia tanpa hukum dinyatakan, anak kehancuran).
Dengan mengatakan ‘sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka’, Paulus ingin meluruskan pandangan salah yang mengatakan bahwa Kristus sudah datang atau akan segera datang. Ia mengatakan bahwa Kristus tidak mungkin bisa datang kedua-kalinya sebelum:
* Terjadi kemurtadan / masa kemurtadan besar.
Adam Clarke mengatakan bahwa istilah murtad menunjukkan bahwa seseorang meninggalkan ajaran-ajaran dasari dari Kristen, baik itu meninggalkan Kristen secara total (lalu pindah ke agama lain), ataupun terjadi kerusakan kepercayaan berkenaan dengan ajaran dasar sehingga seluruh kepercayaan itu tidak memungkinkan untuk menyelamatkannya.
Lenski: “This is an apostasy (v. 3). It is, therefore, to be sought in the church visible and not outside of the church, not in the pagan world” [= Ini adalah kemurtadan (ay 3). Karena itu, hal itu harus dicari dalam gereja yang kelihatan, dan bukan di luar gereja, bukan dalam dunia kafir] - hal 433.
Jadi, tidak mungkin kita menafsirkan bahwa Islam, atau komunis, sebagai sang Anti Kristus. Sang Anti Kristus harus ada dalam gereja yang kelihatan.
Tetapi Lenski lalu menambahkan: “We should not confuse the little antichrists with the great Antichrist, the antichrists outside of the visible church with the great Antichrist inside it.” (= Kita tidak seharusnya mengacaukan antikristus-antikristus kecil dengan sang Anti Kristus yang besar, antikristus-antikristus di luar gereja yang kelihatan, dengan sang Anti Kristus yang besar di dalamnya) - hal 433.
Saya berpendapat bahwa anti Kristus - anti Kristus kecil itu, sekalipun bisa ada di luar gereja, tetapi tidak harus di luar gereja. Bdk. 1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita”.
Perhatikan kata ‘mereka’ yang jelas menunjuk pada banyak orang, dan karena itu menunjuk pada antikristus-antikristus yang kecil, tetapi toh dikatakan bahwa ‘mereka berasal dari antara kita’, yang menunjukkan bahwa mereka berasal dari gereja.
* ‘manusia durhaka / tanpa hukum’ / ‘anak kebinasaan / neraka / kehancuran’ dinyatakan.
v Arti dari istilah yang aneh ini.
Matthew Henry: “He is called the man of sin, to denote his egregious wickedness; not only is he addicted to, and practises, wickedness himself, but he also promotes, countenances, and commands sin and wickedness in others; and he is the son of perdition, because he himself is devoted to certain destruction, and is the instrument of destroying many others both in soul and body” (= Ia disebut manusia dosa / durhaka, untuk menunjukkan kejahatannya yang menyolok; bukan hanya bahwa ia kecanduan pada kejahatan dan mempraktekkannya sendiri, tetapi ia juga memajukan, menyetujui, dan memerintahkan dosa dan kejahatan dalam diri orang-orang lain; dan ia adalah anak kehancuran / kebinasaan, karena ia sendiri disediakan untuk kehancuran, dan merupakan alat untuk menghancurkan banyak orang lain baik dalam jiwa maupun tubuh).
Istilah ‘the son of perdition’ (= anak kebinasaan / neraka), selain ditujukan kepada sang Anti Kristus di tempat ini, hanya diterapkan kepada Yudas Iskariot dalam Yoh 17:12.
Yoh 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”.
KJV: ‘but the son of perdition’ (= kecuali anak kebinasaan / kehancuran / neraka).
v Boleh dikatakan semua penafsir mengarahkan istilah ini kepada sang Anti Kristus.
Wycliffe Bible Commentary: “In the NT only John uses the term ‘antichrist’ (1 Jn 2:18,22; 4:3; 2 Jn 7), but there can be no doubt as to whom Paul had in mind” [= Dalam Perjanjian Baru hanya Yohanes menggunakan istilah ‘Anti Kristus’ (1Yoh 2:18,22; 4:3; 2Yoh 7), tetapi tidak ada keraguan siapa yang ada dalam pikiran Paulus].
A. T. Robertson: “He seems to be the Antichrist of 1 John 2:18. The terrible phrase, ‘the son of perdition,’ is applied ... here to the lawless one (ho anomos), 2 Thes 2:8, who is not Satan, but some one definite person who is doing the work of Satan” [= Ia kelihatannya adalah sang Anti Kristus dari 1Yoh 2:18. Istilah yang mengerikan ‘anak kehancuran’, diterapkan ... di sini kepada orang tanpa hukum (HO ANOMOS), 2Tes 2:8, yang bukanlah setan, tetapi seseorang tertentu yang melakukan pekerjaan setan].
v Kebanyakan penafsir Protestan menganggap bahwa Gereja Roma Katolik merupakan penggenapan dari nubuat ini. Ada yang menganggapnya sebagai penggenapan penuh, ada yang menganggapnya sebagai penggenapan sebagian.
· “yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah” (ay 4).
* Istilah-istilah dalam ay 4 tentang sang Anti Kristus inilah yang menyebabkan banyak orang Protestan yang menganggap bahwa sang Anti Kristus itu adalah Gereja Roma Katolik / Paus / ke-Paus-an.
Calvin: “every one that has learned from Scripture what are the things that more especially belong to God, and will, on the other hand, observe what the Pope claims for himself - though he were but a boy of ten years of age - will have no great difficulty in recognizing Antichrist </div3><div3 type="Scripture" title="2 Thessalonians 2:5-8">
” (= setiap orang yang telah belajar dari Kitab Suci tentang hal-hal apa yang secara khusus adalah milik Allah, dan pada saat yang sama memperhatikan apa yang diclaim oleh Paus bagi dirinya sendiri - sekalipun ia adalah seorang anak berusia 10 tahun - tidak akan mendapatkan problem dalam mengenali Anti Kristus).
Apa hubungannya kata-kata dalam ay 4 ini dengan Gereja Roma Katolik / kepausan?
Barnes’ Notes: “The following expressions, applied to the Pope of Rome by Catholic writers, without any rebuke from the papacy, will show how entirely applicable this is to the pretended Head of the Church. He has been styled ‘Our Lord God the Pope; another God upon earth; king of kings and lord of lords. The same is the dominion of God and the Pope. To believe that our Lord God the Pope might not decree as he decreed is heresy. The power of the Pope is greater than all created power, and extends itself to things celestial, terrestrial, and infernal. The Pope doeth whatsoever he listeth, even things unlawful, and is more than God;’ see the authority for these extraordinary declarations in Dr. Newton book on the Prophecies, Dissertations xxii.” (= Ungkapan-ungkapan berikut, diterapkan kepada Paus dari Roma oleh penulis-penulis Katolik, tanpa teguran dari kepausan, akan menunjukkan betapa hal ini cocok sepenuhnya dengan orang-orang yang berpura-pura menjadi Kepala dari Gereja. Ia telah disebut ‘Tuhan Allah kami sang Paus; Allah yang lain di bumi; raja atas segala raja dan tuhan atas semua tuhan. Kekuasaan Allah sama dengan kekuasaan Paus. Mempercayai bahwa Tuhan Allah kita sang Paus tidak boleh menetapkan seperti ia menetapkan merupakan bidat / kesesatan. Kuasa dari sang Paus lebih besar dari semua kuasa yang diciptakan, dan memperluas dirinya sendiri pada hal-hal yang berkenaan dengan surga, bumi, dan neraka. Sang Paus melakukan apapun kemana ia condong, bahkan hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh hukum, dan adalah lebih dari Allah’; lihat otoritas dari pernyataan-pernyataan yang luar biasa ini dalam buku Dr. Newton tentang Nubuat-nubuat, Dissertations xxii).
Matthew Henry: “the antichrist here mentioned is some usurper of God’s authority in the Christian church, who claims divine honours; and to whom can this better apply than to the bishops of Rome, to whom the most blasphemous titles have been given, as Dominus Deus noster papa - Our Lord God the pope; Deus alter in terr - Another God on earth; Idem est dominium Dei et papae - The dominion of God and the pope is the same?” (= sang Anti Kristus yang disebutkan di sini adalah seorang perebut kuasa dari otoritas Allah dalam Gereja Kristen, yang mengclaim kehormatan ilahi; dan bagi siapa ini bisa diterapkan dengan lebih baik dari pada uskup-uskup Roma, kepada siapa gelar-gelar yang paling bersifat menghujat telah diberikan, seperti Dominus Deus noster papa - Tuhan Allah kami sang Paus; Deus alter in terr - Allah yang lain di bumi; Idem est dominium Dei et papae - Kekuasaan Allah dan Paus adalah sama?).
Perhatikan kepercayaan Roma Katolik tentang Paus dalam New York Catechism ini: “The pope takes place of Jesus Christ on earth ... By divine right the pope has supreme and full power in faith and morals over each and every pastor and his flock. He is the true vicar of Christ. He is the infallible ruler, the founder of dogmas, the author of and the judge of councils; the universal ruler of truth, the arbiter of the world, the supreme judge of heaven and earth, the judge of all, being judged by no one, God himself on earth” (= Paus menggantikan Yesus Kristus di bumi ... Oleh hak ilahi Paus mempunyai kuasa tertinggi dan penuh dalam iman dan moral atas setiap gembala dan domba gembalaannya. Ia adalah wakil yang benar / sejati dari Kristus. Ia adalah pemerintah / pemimpin yang tidak bisa salah, pendiri dari dogma-dogma, pengarang / sumber dan hakim dari sidang-sidang gereja, pemimpin kebenaran di seluruh dunia, penengah / wasit dunia ini, hakim tertinggi dari surga dan bumi, hakim dari semua, tidak dihakimi oleh siapapun, Allah sendiri di bumi ini) - Loraine Boettner, ‘Roman Catholicism’, hal 127.
Loraine Boettner lalu menambahkan:
“Thus the Roman Catholics holds that the pope, as the vicar of Christ on earth, is the ruler of the world, supreme not only over the Roman Church itself but over all kings, presidents, and civil rulers, indeed over all peoples and nations” [= Demikianlah orang Roma Katolik beranggapan bahwa Paus, sebagai wakil Kristus di bumi, adalah pemerintah dunia, mempunyai kedudukan / otoritas tertinggi bukan hanya atas gereja Roma (Katolik) sendiri tetapi atas semua raja, presiden, dan pemerintah sipil, bahkan atas semua orang dan bangsa] - ‘Roman Catholicism’, hal 127-128.
* Tetapi ada juga yang menganggap, seperti Jamieson, Fausset & Brown, bahwa Gereja Roma Katolik / kepausan tidak mungkin merupakan penggenapan utama dari nubuat ini. Jadi Gereja Roma Katolik / kepausan bukanlah sang Anti Kristus itu sendiri, tetapi hanya merupakan pendahulu darinya.
Saya sendiri berpendapat bahwa paling-paling Gereja Roma Katolik hanya bisa disebut sebagai penggenapan sebagian dari nubuat ini, atau merupakan pendahulu dari sang Anti Kristus itu. Alasannya:
v Sudah lewat ratusan / lebih dari 1000 tahun sejak adanya Gereja Roma Katolik, tetapi Kristus tetap belum datang.
v Dalam ay 9 maupun Wah 13:13-14, dikatakan bahwa kedatangan sang Anti Kristus itu akan disertai dengan mujijat-mujijat palsu, dan ini tidak ada dalam Gereja Roma Katolik.
Ay 9: “Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu”.
Wah 13:13-14 - “(13) Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. (14) Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu”.
* Kalau ada orang Katolik yang marah karena penafsiran ini, perlu mereka ketahui bahwa salah seorang Paus mereka berbicara dengan nada serupa.
Jamieson, Fausset & Brown: “Gregory the Great declared against the patriarch of Constantinople, that whosoever should call himself ‘Universal Bishop’ would be ‘the forerunner of Antichrist.’ The Papacy fulfilled this” (= Gregory yang Agung menyatakan terhadap kepala-kepala / bapa-bapa dari Konstantinople, bahwa siapapun yang menyebut dirinya sendiri ‘Uskup Universal’ merupakan ‘pendahulu dari Anti Kristus’. Kepausan menggenapi hal ini).
Catatan:
v Gelar ‘Uskup Universal’ sama saja dengan gelar ‘Paus’.
v Gregory the Great adalah seorang ‘Paus’ pada tahun 590-604, yang menolak gelar Paus itu waktu diberikan kepadanya oleh Kaisar pada saat itu. Tetapi Paus yang menggantikan dia, yaitu Boniface III, menerima gelar itu pada tahun 607. Jadi, ini berarti bahwa menurut Gregory yang Agung, Boniface III dan Paus-Paus lain setelahnya, adalah pendahulu-pendahulu dari sang Anti Kristus.
Ay 5: “Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu?”.
· William Hendriksen mengatakan bahwa ini merupakan suatu teguran halus. Seandainya mereka lebih memperhatikan ajaran / kata-kata Paulus, maka mereka tidak akan mempunyai pengertian yang salah seperti ini!
· Paulus telah berulangkali memberi tahu mereka tentang hal ini.
Baik KJV maupun RSV menterjemahkan ‘I told you’, tetapi William Hendriksen mengatakan bahwa seharusnya diterjemahkan ‘I used to tell’ (seperti dalam terjemahan NIV), yang menunjukkan bahwa pada masa lalu itu Paulus telah berulangkali mengajarkan hal ini.
Wycliffe Bible Commentary: “‘I told you.’ The imperfect tense indicates that more than once Paul had discussed these events” (= ‘Aku memberi tahu kamu’. Tensa imperfect menunjukkan bahwa Paulus mendiskusikan peristiwa-peristiwa ini lebih dari sekali).
Jadi dalam hal ini terjemahan Kitab Suci Indonesia lebih benar (‘hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu’).
· Jadi, rupanya sekalipun dulu sudah diajarkan, dan bahkan sering diajarkan, mereka lupa / mengabaikan sebagian ajaran itu, dan ini menyebabkan mereka lalu mempunyai pandangan yang salah.
Calvin mengatakan bahwa hal ini menunjukkan betapa mudah lupanya manusia tentang hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan kekal (hal-hal rohani).
Ini mengajar kita untuk sangat berhati-hati dan berkonsentrasi penuh dalam mendengar ajaran, dan juga untuk memperhatikan semua, tanpa mengabaikan apapun juga.
Bandingkan dengan:
* Yos 1:8 - “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung”.
* Yos 1:13 - “‘Ingatlah kepada perkataan yang dipesankan Musa, hamba TUHAN itu, kepadamu, yakni: TUHAN, Allahmu, mengaruniakan keamanan kepadamu dan memberikan kepadamu negeri ini”.
* Maz 119:52 - “Aku ingat kepada hukum-hukumMu yang dari dahulu kala, ya TUHAN, maka terhiburlah aku”.
* Amsal 4:5 - “Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku”.
* Mal 4:4 - “Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa, hambaKu, di gunung Horeb untuk disampaikan kepada seluruh Israel, yakni ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum”.
* Yoh 2:19-22 - “(19) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.’ (20) Lalu kata orang Yahudi kepadaNya: ‘Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?’ (21) Tetapi yang dimaksudkanNya dengan Bait Allah ialah tubuhNya sendiri. (22) Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-muridNya bahwa hal itu telah dikatakanNya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus”.
* Yoh 15:20 - “Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firmanKu, mereka juga akan menuruti perkataanmu”.
* Yoh 16:4a - “Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.’”.
* Yak 1:22-25 - “(22) Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. (23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. (24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. (25) Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya”.
Ay 6-8: “(6) Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. (7) Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali”.
· ‘Sekarang’ (ay 6).
Perhatikan kata ‘sekarang’. William Hendriksen mempersoalkan, apakah kata ‘sekarang’ itu berhubungan dengan kata-kata ‘kamu tahu’ atau dengan kata-kata ‘menahan dia’. William Hendriksen lebih setuju kalau kata ‘sekarang’ dihubungkan dengan kata-kata ‘menahan dia’. Ini menjadi seperti terjemahan RSV/NASB.
RSV: ‘And you know what is restraining him now so that he may be revealed in his time’ (= Dan kamu tahu apa yang menahan dia sekarang, sehingga ia akan dinyatakan pada waktunya).
NASB: ‘And you know what restrains him now, so that in his time he will be revealed’ (= Dan kamu tahu apa yang menahan dia sekarang, sehingga pada waktunya ia akan dinyatakan).
Alasannya, kalimat ini memang mengkontraskan antara ‘sekarang masih ada yang menahan dia’ dan ‘ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang ditentukan baginya’ (nanti).
Tetapi Pulpit Commentary menafsirkan sebaliknya, dan menghubungkan kata ‘sekarang’ itu dengan kata-kata ‘kamu tahu’ seperti dalam terjemahan Kitab Suci Indonesia, KJV dan NIV.
KJV: ‘And now ye know what withholdeth that he might be revealed in his time’ (= Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan sehingga ia bisa dinyatakan pada waktunya).
NIV: ‘And now you know what is holding him back, so that he may be revealed at the proper time’ (= Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan sehingga ia bisa dinyatakan pada waktunya).
Pulpit Commentary memberikan kemungkinan penafsiran yang lain, yaitu kata ‘sekarang’ itu hanya dianggap sebagai partikel penghubung, dan karena itu dalam penterjemahan boleh dihapuskan.
Saya lebih setuju dengan William Hendriksen.
· ‘kamu tahu’ (ay 6).
Jemaat Tesalonika tahu / mengerti apa yang Paulus maksudkan, tetapi kita tidak, karena ada hal-hal yang mereka tahu yang sekarang ini tidak kita ketahui.
· ‘apa yang menahan dia .... sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, ...’ (ay 6,7).
Kata ‘dia’ pasti menunjuk kepada sang Anti Kristus, tetapi kata-kata ‘yang menahan dia’ menunjuk kepada apa / siapa? Mengapa saya menyebut ‘apa / siapa’? Ini menunjuk kepada ‘sesuatu’ atau ‘seseorang’? Sebetulnya menunjuk kepada kedua-duanya, karena ay 6 menunjuk pada ‘sesuatu’, tetapi ay 7 menunjuk kepada ‘seseorang’.
Ay 6: “apa yang menahan dia”. Kata ‘apa’ menunjuk pada ‘sesuatu’.
Ay 7: “Kalau yang menahannya telah disingkirkan”. Ini kurang tepat terjemahannya sehingga tidak kelihatan kalau menunjuk kepada ‘seseorang’.
KJV: ‘until he be taken out of the way’ (= sampai ia disingkirkan). Kata ‘he’ / ‘ia’ menunjuk kepada ‘seseorang’.
Wycliffe Bible Commentary: “the change from neuter (v. 6) to masculine (v. 7) suggests that the restrainer can be spoken of as a thing or person” [= perubahan dari jenis kelamin netral (ay 6) menjadi jenis kelamin maskulin / laki-laki (ay 7) menunjukkan bahwa si penahan itu bisa dibicarakan sebagai sesuatu atau seseorang].
Ada bermacam-macam penafsiran tentang apa / siapa yang menahan sehingga sang Anti Kristus itu belum menyatakan diri.
* Ada yang menganggap ini menunjuk kepada Roh Kudus. Dan nanti Roh Kudus disingkirkan. Kapan itu terjadi? Setelah gereja mengalami rapture / pengangkatan. Baru pada saat itu sang Anti Kristus itu akan menyatakan diri. Ini pandangan dari Dispensationalisme, dan menurut saya ini pasti salah, karena seharusnya orang-orang kristen akan mengalami masa dari sang Anti Kristus itu.
Wycliffe Bible Commentary: “Dispensationalist interpreters (e. g., C. I. Scofield, L. S. Chafer, and J. Walvoord) have identified the restrainer as the Holy Spirit, a view supported by the fact that the Spirit may be described in both neuter and masculine genders. Removal of the Spirit takes place when the Church, his temple, is raptured (1 Thes 4:13-17). However, why would Paul speak of the Spirit in such veiled terms? Furthermore, how can the revelation of Antichrist be a sign to the church that has already been raptured?” [= Penafsir-penafsir Dispensationalisme (misalnya, C. I. Scofield, L. S. Chafer, dan J. Walvoord) mengenali sang penahan itu sebagai Roh Kudus, suatu pandangan yang didukung oleh fakta bahwa Roh Kudus bisa digambarkan baik oleh jenis kelamin netral maupun maskulin / laki-laki. Penyingkiran Roh Kudus terjadi pada waktu Gereja, BaitNya, diangkat (1Tes 4:13-17). Tetapi, mengapa Paulus berbicara tentang Roh dengan istilah-istilah yang begitu terselubung? Selanjutnya, bagaimana penyataan dari sang Anti Kristus bisa merupakan suatu tanda bagi gereja yang telah diangkat?].
* Calvin menganggap bahwa Allah akan mencegah munculnya sang Anti Kristus sebelum Injil diberitakan ke seluruh dunia. Jadi, yang menahan adalah Allah sendiri. Tetapi kalau demikian, mengapa disebut ‘apa’ atau ‘siapa’?
* Ada juga yang menganggap ini menunjuk pada pemerintahan Romawi. Tetapi karena Romawi sudah hancur selama ratusan tahun dan sang Anti Kristus belum juga menyatakan diri, maka pandangan ini lalu dimodifikasi, dan diartikan sebagai ‘seadanya pemerintahan di dunia’. Ini mungkin merupakan penafsiran yang paling populer.
William Hendriksen memberikan banyak alasan yang mendukung bahwa ‘yang menahan’ itu adalah pemerintah, seperti:
v Ini merupakan pandangan umum dari bapa-bapa gereja.
v Merupakan sesuatu yang cocok kalau ‘the man of lawlessness’ (= orang yang tanpa hukum / tak peduli hukum) ditahan oleh pemerintah / hukum. Catatan: istilah ‘lawlessness’ (= tanpa hukum) itu muncul beberapa kali dalam sepanjang 2Tes 2:1-12, yaitu pada ay 3,7,8. Dalam terjemahan Kitab Suci Indonesia ‘the man of lawlessness’ ini diterjemahkan ‘manusia durhaka’.
v Merupakan sesuatu yang cocok kalau dalam ay 6 Paulus menyebutnya sebagai ‘sesuatu’, dan dalam ay 7 sebagai ‘seseorang’. Pemerintahan adalah ‘sesuatu’, sedangkan pimpinan pemerintahan itu adalah ‘seseorang’.
v Dalam Roma 13:1-5 Paulus berkata: “(1) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. (2) Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. (3) Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. (4) Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. (5) Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita”.
Kata-kata ini cocok dengan penafsiran ini, karena dalam Ro 13 ini Paulus menyatakan bahwa pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan kita, dan juga untuk menentang / menahan kejahatan.
v Pada waktu kekaisaran Romawi jatuh, pemerintahan tidak hilang. Dimana-mana di dunia ini tetap ada pemerintahan.
v Ada penafsir yang memberikan tambahan argumentasi yang menarik.
Geoffrey B. Wilson: “Not only would it have been dangerous for Paul to have spoken more plainly of the removal of Roman rule, but the intervening centuries since the disappearance of that Empire have also proved that his vague allusion to the Restrainer was far more appropriate than any specific reference to the contemporary scene. Not was this accidental, for like all prophets inspired of God, the apostle spoke better than he knew at the time” (= Bukan hanya berbahaya bagi Paulus untuk berbicara dengan lebih jelas tentang penyingkiran dari pemerintahan Romawi, tetapi abad-abad yang telah berlalu sejak musnahnya kekaisaran itu juga telah membuktikan bahwa ibarat / kiasannya yang samar-samar terhadap sang Penahan itu jauh lebih tepat dari pada petunjuk yang spesifik pada suasana pada jamannya. Juga hal ini bukanlah suatu kebetulan, karena seperti semua nabi-nabi yang diilhami oleh Allah, sang rasul berbicara lebih baik dari pada yang ia ketahui pada saat itu) - hal 102.
Penjelasan: sekalipun Paulus memaksudkan seadanya pemerintahan, tetapi pada saat itu di sana, pemerintahan yang sah adalah kekaisaran Romawi, dan karena itu merupakan sesuatu yang berbahaya bagi Paulus untuk mengatakan hal itu secara terang-terangan.
Tetapi Geoffrey B. Wilson juga menambahkan (pada bagian akhir kutipan di atas itu) bahwa bukan suatu kebetulan kalau Paulus berbicara secara samar-samar. Mungkin ia menduga kekaisaran Romawi, tetapi seandainya ia berbicara terang-terangan dan menunjuk pada kekaisaran Romawi, maka nubuat itu akan meleset. Jadi, Tuhan memang membimbing dia dalam menulis, dan tulisannya mempunyai arti lebih dari yang ia sendiri ketahui. Ini tidak berbeda dengan nabi-nabi yang bernubuat. Nubuat mereka mempunyai arti lebih tinggi dari yang mereka ketahui. Bandingkan dengan:
1Pet 1:10-12 - “(10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. (11) Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. (12) Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat”.
Mat 13:16-17 - “(16) Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. (17) Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya”.
Dari ayat-ayat di atas ini jelas bahwa pada waktu nabi-nabi bernubuat, mereka tidak mengerti seluruh kata-kata mereka sendiri.
Yoh 11:47-53 - “(47) Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: ‘Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. (48) Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepadaNya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.’ (49) Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak tahu apa-apa, (50) dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.’ (51) Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. (53) Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia”.
Jelas bahwa kata-kata Kayafas mempunyai arti lebih tinggi dari yang ia ketahui / pikirkan.
Saya sendiri mengambil pandangan ini. Yang menahan sehingga munculnya sang Anti Kristus itu tertunda, adalah pemerintah.
Karena itu kita harus menyadari bahwa seburuk-buruknya pemerintah, tetap lebih baik dari keadaan tanpa pemerintah (anarchy). Dan karena itu, kita harus selalu mendoakan pemerintah supaya bisa memerintah dengan sebaik-baiknya (bdk 2Tim 2:1-2).
· ‘secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja’ (ay 7).
Sekarang kedurhakaan itu telah mulai bekerja, tetapi tetap akan muncul sang Anti Kristus itu. Ini sesuai dengan kata-kata rasul Yohanes dalam:
* 1Yoh 4:3 - “dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia”.
* 2Yoh 7 - “Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus”.
* 1Yoh 2:18 - “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir”.
Kalau sekarang saja ajaran sesat dan nabi palsu sudah begitu banyak, dan membingungkan banyak orang Kristen, sedangkan ini hanya dilakukan oleh pendahulu-pendahulu dari sang Anti Kristus, bisakah dibayangkan apa yang akan terjadi pada saat sang Anti Kristus itu sendiri muncul? Karena itu, rajin dan tekunlah dalam belajar Firman Tuhan!
· “sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. ... Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya” (ay 6,7,8).
Kalau ‘yang menahan’ itu memang menunjuk kepada pemerintahan, lalu kapan pemerintahan disingkirkan? Pada saat anak buah setan menjadi penguasa dunia / bangsa-bangsa. Setelah itu maka muncullah sang Anti Kristus itu. Ini cocok dengan Wah 13:1-18 yang sudah kita bahas di atas.
Sesuatu yang menghibur di sini, adalah kata-kata ‘pada waktu yang telah ditentukan baginya’ (ay 6).
Sebetulnya kata-kata ‘telah ditentukan baginya’ terlalu kuat terjemahannya.
KJV/RSV: ‘in his time’ (= pada waktunya).
Tetapi secara implicit ini memang menunjukkan bahwa waktu itu ditentukan oleh Allah, dan ini menunjukkan bahwa Allahlah yang berkuasa dan mengontrol segala sesuatu! Jadi, bagaimanapun kepinginnya setan memunculkan sang Anti Kristus itu cepat-cepat, kalau waktu / belum sampai, itu tidak akan terjadi. Artinya, setan maupun sang Anti Kristusnya ada di bawah kontrol Allah sepenuhnya!
William Hendriksen: “This, of course happens under God’s direction. Hence, for the time being, the worst Satan can do is to promote the spirit of lawlessness. But this does not satisfy him. It is as if he and his man of sin bide their time. At the divinely decreed moment (‘the appropriate season’) when, as a punishment for man’s willingness to cooperate with this spirit, the ‘some one’ and ‘something’ that now holds back is removed, Satan will begin to carry out his plans” [= Ini tentu terjadi di bawah pengarahan dari Allah. Karena itu, pada saat sekarang ini, yang paling buruk yang bisa dilakukan oleh Iblis adalah memajukan roh / semangat dari manusia tanpa hukum. Tetapi ini tidak memuaskan dia. Seolah-olah ia dan manusia-tanpa-hukum-nya itu menunggu waktu mereka. Pada saat yang ditentukan oleh Allah (pada waktu yang tepat) pada saat, sebagai suatu penghukuman bagi kemauan manusia untuk bekerja sama dengan roh ini, ‘seseorang’ dan ‘sesuatu’ yang sekarang ini menahannya disingkirkan, Iblis akan mulai melaksanakan rencana-rencananya] - hal 183.
Geoffrey B. Wilson: “the purpose of the prophecy is not to provide believers with a time-table. It is to let them see that not even Satan’s final master-stroke is an independent development. Indeed it assures them that nothing is beyond the control of the sovereign God who makes all things work together for the good of His people (Rom. 8:28)” [= tujuan dari nubuat ini bukanlah menyediakan orang-orang percaya suatu jadwal waktu. Tujuannya adalah supaya mereka melihat bahwa bahkan pencobaan / pukulan Iblis yang terakhir bukanlah suatu perkembangan yang bebas / tak tergantung. Sebaliknya itu menjamin mereka bahwa tidak ada yang berada di luar kontrol dari Allah yang berdaulat yang membuat segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan umatNya (Ro 8:28)] - hal 102.
· ‘pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali’ (ay 8).
Geoffrey B. Wilson mengatakan bahwa, tanpa berhenti untuk mengatakan apakah selang waktunya akan panjang atau pendek, Paulus langsung menyatakan bahwa kekalahan yang sempurna dari sang Anti Kristus terjadi pada saat Tuhan Yesus datang. Karena memang sang rasul tidak ingin membicarakan khronology dari manusia tanpa hukum itu. Yang ia ingin bicarakan dan tekankan adalah kemenangan mutlak dari Tuhan Yesus pada saat Ia datang kedua-kalinya. Tujuannya supaya orang-orang kristen sabar dalam penderitaan dan berharap pada hal itu.
‘Pertarungan’ Tuhan Yesus melawan sang Anti Kristus itu bukanlah suatu pertarungan yang hebat dan lama. Itu merupakan suatu pertarungan yang sama sekali tidak seimbang. Tuhan Yesus akan menang dengan sangat mudah dan dengan sangat cepat. Dari mana terlihat hal ini?
* Perhatikan kata-kata ‘Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya’.
Ada yang menafsirkan bahwa kata ‘nafas mulutNYa’ menunjuk pada Firman Tuhan. Tetapi ada yang menafsirkan secara hurufiah.
A. T. Robertson: “It is a powerful picture how the mere breath of the Lord will destroy this arch-enemy” (= Merupakan suatu gambaran yang sangat kuat bagaimana semata-mata nafas dari Tuhan akan menghancurkan sang musuh bebuyutan).
Pulpit Commentary: “With the spirit (or, breath) of his mouth. Various interpretations have been given to this clause. Some refer it to the Word of God, and others to the Holy Spirit, and suppose that the conversion of the world is here predicted; but this is evidently an erroneous interpretation, as the doom of antichrist is here announced. Others refer the term to a cry or word, and think that the sentence of condemnation pronounced by the Lord Jesus on the wicked is intended. But the words are to be taken literally as a description of the power and irresistible might of Christ at his coming - that the mere breath of his mouth is sufficient to consume the wicked (comp. Isa 11:4, ‘He shall smite the earth with the rod of his mouth, and with the breath of his lips shall he slay the wicked’).” [= Dengan roh (atau, nafas) dari mulutNya. Bermacam-macam penafsiran telah diberikan kepada anak kalimat ini. Sebagian mengarahkan kepada Firman Allah, dan yang lain kepada Roh Kudus, dan menduga bahwa pertobatan dari dunia diramalkan di sini; tetapi ini jelas merupakan penafsiran yang salah, karena ajal dari sang Anti Kristus yang diumumkan di sini. Yang lain mengarahkan istilah ini pada teriakan atau firman, dan berpikir bahwa yang dimaksudkan adalah kalimat penghukuman yang diucapkan oleh Tuhan Yesus terhadap orang jahat. Tetapi kata-kata ini harus diartikan secara hurufiah sebagai suatu penggambaran dari kuasa dan kekuatan dari Kristus pada kedatanganNya - sehingga semata-mata nafas dari mulutNya cukup untuk menghancurkan orang jahat (bdk. Yes 11:4 - ‘Ia akan menghajar bumi dengan perkataanNya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutNya Ia akan membunuh orang fasik’).].
* Perhatikan kata-kata ‘dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali’.
NASB: ‘and bring to an end by the appearance of His coming’ (= dan mengakhiri dengan penampilan dari kedatanganNya).
Untuk kata ‘appearance’ (= penampilan) digunakan kata Yunani EPIPHANEIA, dan untuk kata ‘coming’ (= kedatangan) digunakan kata Yunani PAROUSIA.
Pulpit Commentary: “the meaning is that the mere appearance of Christ’s presence will annihilate the wicked” (= artinya adalah bahwa semata-mata pemunculan / penampilan dari kehadiran Kristus akan memusnahkan orang jahat).
Memang ini hanya sang Anti Kristus, bukan setan sendiri. Tetapi setan sendiri waktu konfrontasi dengan Yesus bukan main takutnya, dan terlihat bahwa ia memang bukan tandingan Yesus.
Bdk. Mat 8:28-32 - “(28) Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu. (29) Dan mereka itupun berteriak, katanya: ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’ (30) Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. (31) Maka setan-setan itu meminta kepadaNya, katanya: ‘Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.’ (32) Yesus berkata kepada mereka: ‘Pergilah!’ Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air”.
Bandingkan dengan malaikat pada waktu menghadapi setan dalam Daniel 10, bahkan bandingkan dengan Mikhael waktu menghadapi setan.
Dan 10:12-14 - “(12) Lalu katanya kepadaku: ‘Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. (14) Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu.’”.
Yudas 9 - “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’”.
Karena itu, pandangan Saksi Yehuwa / Unitarianisme bahwa Yesus adalah malaikat Mikhael merupakan suatu kegilaan yang tidak Alkitabiah.
Kesimpulan: sekarang sudah banyak antikristus-antikristus, tetapi akan datang sang Anti Kristus. Sekarang ia belum datang karena masih ada yang menahannya. Tetapi pada waktu Tuhan, yang menahannya akan disingkirkan dan pada saat itulah sang Anti Kristus itu akan menyatakan dirinya. Kita tidak tahu berapa selang waktunya, tetapi yang jelas setelah sang Anti Kristus itu menyatakan diri, maka Tuhan Yesus sendiri akan datang kedua-kalinya, dan pada saat itu dengan mudah Ia akan menghancurkan sang Anti Kristus itu. Karena itu, pada saat kita mengalami penderitaan gara-gara sang Anti Kristus itu, kita harus tetap sabar, dan berharap pada kedatangan Yesus yang kedua-kalinya!
Ay 9-12: “(9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. (11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, (12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan”.
· ‘Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu’ (ay 9).
Sama seperti ahli-ahli sihir Mesir meniru mujijat-mujijat yang dilakukan oleh Musa, demikianlah sang Anti Kristus meniru mujijat-mujijat dari Tuhan.
Bdk. Kis 2:22 - “Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu”.
Bandingkan juga dengan:
2Kor 12:12 - “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa”.
Ibr 2:4 - “Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”.
Beda kedua text ini dengan Kis 2:22 adalah bahwa dalam Kis 2:22 hal itu dilakukan oleh Kristus sendiri, sedangkan dalam kedua text ini hal-hal itu dilakukan oleh pelayan-pelayan Kristus / rasul-rasul.
Dalam bahasa Yunani digunakan 3 kata yang persis sama antara Kis 2:22 2Kor 12:12 Ibr 2:4 dan 2Tes 2:9, yang menunjukkan bahwa sang Anti Kristus betul-betul meniru hal-hal supranatural yang Kristus lakukan.
Tetapi Lenski mengatakan (hal 426) bahwa sebetulnya ada perbedaan. Dalam 2Tes 2:9 ini kata-kata ‘all power’ (KJV) ada dalam bentuk tunggal, dan hanya ‘signs and wonders’ yang ada dalam bentuk jamak. Sedangkan dalam ayat-ayat seperti Kis 2:22 2Kor 12:12 dan Ibr 2:4, ketiga kata itu ada dalam bentuk jamak.
2Tes 2:9 (KJV): ‘Even him, whose coming is after the working of Satan with all power and signs and lying wonders’.
Kis 2:22 (KJV): ‘Ye men of Israel, hear these words; Jesus of Nazareth, a man approved of God among you by miracles and wonders and signs, which God did by him in the midst of you, as ye yourselves also know’.
2Kor 12:12 (KJV): ‘Truly the signs of an apostle were wrought among you in all patience, in signs, and wonders, and mighty deeds’.
Ibr 2:4 (KJV): ‘God also bearing them witness, both with signs and wonders, and with divers miracles, and gifts of the Holy Ghost, according to his own will?’.
Semua kata-kata yang saya garis-bawahi dalam bahasa Yunani adalah DUNAMIS, tetapi dalam 2Tes 2:9 kata itu dalam bentuk tunggal, sedangkan dalam ayat-ayat yang lain kata itu ada dalam bentuk jamak. Dalam 2Tes 2:9 kata itu menunjuk pada kuasa setan (bentuk tunggal), tetapi dalam ketiga ayat yang lain kata itu menunjuk pada kuasa Tuhan (bentuk jamak).
Lenski mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa sekalipun setan itu kuasanya sangat besar, tetapi ia tidak maha kuasa.
Banyak penafsir protestan yang menganggap bahwa tanda-tanda dan mujijat-mujijat dalam ay 9 ini hanyalah sesuatu yang bersifat tipuan, dan bukanlah tanda-tanda / mujijat-mujijat sungguh-sungguh. Dan mereka mengatakan bahwa dalam Gereja Roma Katolik ada banyak ‘mujijat-mujijat’ tipuan, seperti: darah Januarius, pindahnya anak tangga Pontius Pilatus ke Roma, dan juga rumah Maria yang pindah ke Roma dan sebagainya (Albert Barnes). Bahkan perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus dalam Perjamuan Kudus mereka dianggap sebagai salah satu mujijat tipuan tersebut!
Catatan: Loraine Boettner dalam bukunya yang berjudul ‘Roman Catholicism’ mengatakan bahwa Gereja Roma Katolik mempunyai kepercayaan tentang:
* darah St. Januarius, orang suci pelindung Naples, Italia, yang setiap tahun mencair tiga kali.
* Rumah Maria di Loretto, Italia. Rumah berukuran 28 kaki x 12 kaki ini dipercaya oleh orang Roma Katolik sebagai rumah yang ditempati Yesus dan Maria di Nazaret, Palestina. Setelah Kristus naik ke surga, Maria terus hidup di situ sampai mati [Catatan: ini bertentangan dengan Yoh 19:26-27 yang mengatakan bahwa Maria diterima oleh Yohanes (= murid yang dikasihi Yesus) di rumahnya]. Ketika Nazaret diserang oleh tentara Romawi, rumah itu dijaga secara mujijat sehingga tidak dapat dimasuki atupun disentuh oleh tentara Romawi. Dikatakan bahwa pada tahun 1291, ketika Nazaret diserang oleh orang Saracen, rumah itu diangkat oleh malaikat dan dibawa menyeberang laut dan dipindahkan ke Dalmatia di Makedonia, dan diletakkan di sebuah bukit. Orang-orang Dalmatia memperlakukan rumah itu dengan baik dan menyembahnya. Selama 3 tahun 7 bulan rumah itu ada disana dan dikunjungi oleh banyak orang. Tiba-tiba rumah itu dipindah lagi, terbang melewati laut ke Italia Timur, dekat kota Loretto, 2 mil dari pantai. Beberapa bulan kemudian rumah itu dipindah lagi ke tempatnya yang sekarang, di suatu bukit di kota Loretto, disimpan dalam gereja yang indah - Loraine Boettner, ‘Roman Catholicism’, hal 290-291.
Tetapi saya menganggap ini sebagai penafsiran yang dipaksakan, hanya untuk menyesuaikan dengan penafsiran bahwa Gereja Roma Katolik / kepausan adalah sang Anti Kristus. Dan itu menyebabkan mujijat-mujijat tipuan dalam Gereja Roma Katolik dianggap sebagai penggenapan dari ay 9 ini. Tetapi saya tidak setuju dengan semua ini. Mengapa? Karena kalau memang kata-kata ini hanya menunjuk pada mujijat-mujijat tipuan, lalu untuk apa kuasa dari setan itu? Setan punya kuasa yang besar, dan bisa melakukan mujijat-mujijat yang sungguh-sungguh. Bahwa ini disebut ‘palsu’, hanya untuk menunjukkan bahwa asal usulnya dari setan, bukan untuk menunjukkan bahwa itu merupakan mujijat-mujijat tipuan.
Jamieson, Fausset & Brown (ay 9): “‘Lying wonders.’ ... Matt. 24:24 shows that the miracles shall be real, though demoniac” (= ‘Mujijat-mujijat palsu / dusta’. ... Mat 24:24 menunjukkan bahwa mujijat-mujijat itu akan sungguh-sungguh, sekalipun berhubungan dengan setan).
Mat 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.
· ‘dengan rupa-rupa tipu daya jahat’ (ay 10a).
Yang ini memang merupakan penipuan, dan tidak mengherankan bahwa hal ini ada, karena setan memang adalah bapa segala dusta (Yoh 8:44).
Penipuan jahat ini bisa berupa bermacam-macam hal, seperti:
* ajaran sesat / salah. Jaman sekarang sudah banyak ajaran salah / sesat yang memang disengaja untuk menipu, seperti Theologia Kemakmuran, penggunaan minyak urapan, baptisan dan Perjamuan Kudus untuk melakukan kesembuhan, memberikan kenaikan pangkat / kedudukan dalam pekerjaan, dan sebagainya.
* kesaksian-kesaksian palsu dari para ‘hamba Tuhan’! Misalnya pengakuan dusta bahwa orang-orang tertentu mengalami mujijat, diajar Kitab Suci oleh Tuhan sendiri, dibawa ke surga dan neraka, dan sebagainya.
* Kebaktian penyembuhan yang menggunakan combe / orang-orang yang pura-pura sakit yang lalu ‘disembuhkan’.
· ‘orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. ... supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan’ (ay 10b,12).
Ini membicarakan orang-orang non pilihan, sedangkan orang-orang percaya / pilihan dibicarakan dalam ayat selanjutnya, yaitu 2Tes 2:13 - “Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai”.
Jadi, yang bisa disesatkan hanyalah orang-orang non pilihan / orang-orang yang tidak percaya.
Calvin: “He limits the power of Satan, as not being able to injure the elect of God, just as Christ, also, exempts them from this danger. (Matthew 24:24.) From this it appears, that Antichrist has not so great power otherwise than by his permission” [= Ia membatasi kuasa setan, sehingga tidak bisa melukai orang-orang pilihan Allah, sama seperti Kristus juga mengeluarkan / mengecualikan mereka dari bahaya ini (Mat 24:24). Dari sini kelihatan bahwa Anti Kristus tidak mempunyai kuasa yang begitu besar lebih dari yang diijinkan olehNya].
Mat 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.
Mari kita perhatikan kembali ay 12: “supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan”.
William Hendriksen: “It is true that in his own power no man can accept ‘the love for the truth.’ That, however, is not the emphasis here. Here what is stressed is man’s guilt. When man is lost, it is ever his own fault, never God’s” (= Memang benar bahwa dengan kekuatannya sendiri tak ada orang yang bisa mengasihi kebenaran. Tetapi bukan itu yang ditekankan di sini. Di sini yang ditekankan adalah kesalahan dari manusia. Pada waktu manusia itu terhilang, itu selalu adalah kesalahannya sendiri, tidak pernah karena kesalahan Allah) - hal 185.
Calvin: “And from this appears more clearly what I have already stated - that the gospel required to be preached to the world before God would give Satan so much permission, for he would never have allowed his temple to be so basely profaned, had he not been provoked by extreme ingratitude on the part of men. In short, Paul declares that Antichrist will be the minister of God’s righteous vengeance against those who, being called to salvation, have rejected the gospel, and have preferred to apply their mind to impiety and errors” (= Dan dari sini terlihat dengan lebih jelas apa yang telah saya nyatakan - bahwa injil harus diberitakan kepada dunia sebelum Allah memberi setan ijin begitu banyak, karena Ia tidak akan pernah mengijinkan BaitNya dinajiskan seperti itu, kalau Ia tidak diprovokasi oleh rasa tidak tahu terima kasih yang begitu extrim dari manusia. Singkatnya, Paulus menyatakan bahwa Anti Kristus akan menjadi pelayan dari pembalasan yang benar dari Allah terhadap mereka yang telah dipanggil pada keselamatan, tetapi menolak Injil, dan lebih memilih untuk menyesuaikan pikiran mereka pada kejahatan dan kesalahan-kesalahan).
Calvin: “For though the domination of Antichrist has been cruel, none have perished but those who were deserving of it, nay more, did of their own accord choose death. (Proverbs 8:36.) And unquestionably, while the voice of the Son of God has sounded forth everywhere, it finds the ears of men deaf, nay obstinate, and while a profession of Christianity is common, there are, nevertheless, few that have truly and heartily given themselves to Christ” [= Karena sekalipun penguasaan Anti Kristus itu kejam, tidak ada yang binasa kecuali mereka yang layak mendapatkannya, bahkan lebih lagi, yang dengan persetujuan mereka sendiri memilih kematian (Amsal 8:36). Dan tidak perlu dipertanyakan, sementara suara dari Anak Allah telah terdengar di mana-mana, tetapi suara itu mendapatkan telinga manusia yang tuli, bahkan keras kepala, dan sekalipun orang-orang yang mengaku Kristen itu banyak, tetapi hanya sedikit yang dengan sungguh-sungguh dan dengan segenap hati telah menyerahkan diri mereka sendiri kepada Kristus].
Amsal 8:36 - “Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut.’”.
Calvin: “For we must keep in view what is stated in Deuteronomy 13:3, that the hearts of men are subjected to trial, when false doctrines come abroad, inasmuch as they have no power except among those who do not love God with a sincere heart” (= Karena kita harus memperhatikan apa yang dinyatakan dalam Ul 13:3, bahwa hati manusia menjadi sasaran dari ujian, pada waktu ajaran palsu datang, karena ajaran-ajaran palsu itu tidak mempunyai kekuatan kecuali di antara mereka yang tidak mengasihi Allah dengan hati yang tulus).
Ul 13:1-5 - “(1) Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. (4) TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya harus kamu berbakti dan berpaut. (5) Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan - dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu”.
Matthew Henry: “They are such as love not the truth that they may be saved. They heard the truth (it may be), but they did not love it; they could not bear sound doctrine, and therefore easily imbibed false doctrines; they had some notional knowledge of what was true, but they indulged some powerful prejudices, and so became a prey to seducers. Had they loved the truth, they would have persevered in it, and been preserved by it; but no wonder if they easily parted with what they never had any love to. And of these persons it is said that they perish or are lost; they are in a lost condition, and in danger to be lost for ever” [= Mereka adalah orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran yang bisa menyelamatkan mereka. Mereka mendengar kebenaran itu (itu bisa saja), tetapi mereka tidak mengasihinya; mereka tidak tahan terhadap ajaran yang sehat, dan karena itu dengan mudah meminum ajaran-ajaran palsu; mereka mempunyai sedikit pengetahuan yang bersifat khayalan tentang apa yang benar, tetapi mereka menuruti prasangka-prasangka yang kuat, dan dengan demikian menjadi mangsa dari pembujuk-pembujuk. Seandainya mereka mengasihi kebenaran, mereka akan bertekun di dalamnya, dan dipelihara / dijaga olehnya; tetapi tidak mengherankan jika mereka dengan begitu mudah berpisah dengan apa yang tidak pernah mereka kasihi. Dan tentang orang-orang ini dikatakan bahwa mereka binasa atau terhilang; mereka berada dalam kondisi terhilang, dan ada dalam bahaya untuk terhilang selama-lamanya].
Jamieson, Fausset & Brown: “Not merely must we assent to, but love, the truth (Ps. 119:97)” [= Kita bukan hanya harus menyetujui, tetapi mengasihi, kebenaran (Maz 119:97)].
Maz 119:97 - “Betapa kucintai TauratMu! Aku merenungkannya sepanjang hari”.
Geoffrey B. Wilson: “Those without the love of the truth will always delight in unrighteousness, for between these opposite affections there is no neutral ground” (= Mereka yang tanpa kasih terhadap kebenaran akan selalu senang dengan ketidak-benaran, karena di antara 2 perasaan / kecintaan yang bertentangan ini tidak ada daerah netral) - hal 106.
Bdk. Yoh 3:19-20 - “(19) Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. (20) Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak”.
Pulpit Commentary: “Men who reject the Bible are sometimes ready to believe anything except the Bible; they will greedily accept any legend, any scientific hypothesis, though evidently not more than a provisional hypothesis, which seems to contradict the Bible” (= Orang-orang yang menolak Alkitab kadang-kadang siap untuk mempercayai apapun kecuali Alkitab; mereka akan dengan rakus menerima dongeng apapun, hipotesa ilmiah manapun, sekalipun itu jelas tidak lebih dari hipotesa sementara / bersyarat, yang kelihatannya bertentangan dengan Alkitab) - hal 37.
Contoh:
* orang-orang yang mempercayai teori evolusi, yang sebenarnya bukanlah merupakan sesuatu yang betul-betul bersifat ilmiah, tetapi hanya suatu hipotesa / dugaan.
* Ioanes Rahmat dengan kubur Yesus di Talpiot. Orang sesat ini jelas tidak mempercayai Alkitab, dan itu menyebabkan ia mempercayai apapun yang bertentangan dengan Alkitab. Dan dalam kalangan Liberal banyak ‘hamba Tuhan’ seperti ini!
* Buku Da Vinci Code.
* dan sebagainya.
Wycliffe Bible Commentary: “‘Them that perish.’ The present participle (apollymenois) suggests that the process is already in operation (cf. 1 Cor 1:18)” [= ‘Mereka yang binasa’. Penggunaan bentuk present participle APOLLUMENOIS menunjukkan bahwa proses itu sudah berjalan (bdk. 1Kor 1:18)].
1Kor 1:18 - “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa (Yunani: APOLLUMENOIS), tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah”.
William Hendriksen: “The true believer must never be afraid of belonging to the minority. It is the remnant that shall be saved. All others will be condemned” (= Orang percaya yang sejati tidak pernah boleh takut termasuk dalam golongan minoritas. Hanyalah ‘sisa’nya yang akan diselamatkan. Semua yang lain akan dihukum) - hal 186.
Bdk. 2Tim 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng”.
· ‘Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta’ (ay 11).
Kata ‘kesesatan’ diterjemahkan berbeda-beda.
KJV: ‘strong delusion’ (= tipuan yang kuat).
RSV: ‘a strong delusion’ (= tipuan yang kuat).
NIV: ‘a powerful delusion’ (= tipuan yang kuat).
NASB: ‘a deluding influence’ (= pengaruh yang menipu).
Lenski (hal 430) menterjemahkan ‘error’s working’ (= pekerjaan kesalahan), dan lalu memberi komentar sebagai berikut:
Lenski: “Error works, and its working always destroys souls. The idea that error is harmless is deceptive. Many have their pet errors; but every one of them is dangerous” (= Kesalahan bekerja, dan pekerjaannya selalu menghancurkan jiwa-jiwa. Gagasan / kepercayaan bahwa kesalahan itu tidak berbahaya merupakan sesuatu yang bersifat menipu. Banyak orang mempunyai kesalahan-kesalahan yang dikasihi; tetapi setiap kesalahan itu berbahaya) - hal 430.
Penerapan: banyak orang Kristen tahu gerejanya sesat, tetapi anehnya, mereka tetap ada dalam gereja itu dan tidak mau pindah. Ini adalah orang-orang kristen yang mempunyai pemikiran bodoh bahwa kesalahan / kesesatan itu bukanlah sesuatu yang membahayakan! Dan jelas bahwa orang-orang seperti ini sama sekali tidak mempedulikan peringatan Yesus supaya kita waspada terhadap nabi-nabi palsu (Mat 7:15).
Geoffrey B. Wilson: “Not for one moment will Paul leave his readers to imagine that this triumph of Satan is achieved at the expense of God’s supremacy over all events. The familiar evasion that God simply ‘permits’ evil to exist, or that its punishment is merely the outworking of an impersonal law, finds no place in the apostle’s thought. Whereas it would seem from v 9 that Satan is responsible for the success of the Lawless One in deceiving his followers, here it is shown that God’s ultimate control over the whole process cannot be set aside” (= Satu saatpun Paulus tidak akan membiarkan pembacanya untuk mengkhayalkan bahwa kemenangan setan ini dicapai dengan mengorbankan kuasa tertinggi dari Allah di atas semua peristiwa. Penghindaran yang sering dilakukan dengan mengatakan bahwa Allah hanya ‘mengijinkan’ keberadaan dari kejahatan, atau bahwa penghukumannya hanyalah merupakan pekerjaan dari suatu hukum yang tidak berpribadi, tidak mendapatkan tempat dalam pemikiran sang rasul. Sekalipun dari ay 9 kelihatan bahwa setan bertanggung jawab bagi suksesnya manusia durhaka / tanpa hukum dalam menipu pengikut-pengikutnya, di sini ditunjukkan bahwa kontrol tertinggi dari Allah atas seluruh proses tidak bisa dikesampingkan) - hal 105-106.
Geoffrey B. Wilson: “In a universe created and controlled by God, even the fall and all its consequences are ordained for the furtherance of His eternal purpose. Although this means that God is the ultimate cause of whatever comes to pass, it does not make Him the author of sin because every evil act is the result of a deliberate volition for which its immediate agent is responsible” [= Dalam alam semesta yang diciptakan dan dikontrol oleh Allah, bahkan kejatuhan (ke dalam dosa) dan semua konsekwensinya ditentukan untuk melanjutkan rencana kekalNya. Sekalipun ini berarti bahwa Allah adalah penyebab tertinggi dari apapun yang terjadi, itu tidak membuatNya menjadi pencipta dosa karena setiap tindakan jahat merupakan akibat / hasil dari kehendak yang sengaja untuk mana orang itu bertanggung jawab] - hal 105 (footnote).
Orang-orang yang berfaham Arminian beranggapan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa manusia sesat karena kesalahan mereka sendiri, dan bukan karena penetapan Allah.
Dalam mempersoalkan hal ini, yang perlu dipertanyakan adalah: bukankah semua orang yang belum percaya tidak mengasihi kebenaran dan suka pada kejahatan? Lalu mengapa Allah tidak membiarkan semua dalam dosa dan mendatangkan kesesatan kepada mereka supaya semua masuk neraka? Dalam faktanya Ia menyelamatkan sebagian dari mereka. Apa alasannya? Siapa yang diselamatkan dan siapa yang tidak? Apakah karena yang diselamatkan itu lebih baik dari yang tidak diselamatkan? Kalau ya, itu berarti keselamatan itu karena kebaikan kita, dan ini pasti salah. Jawaban yang benar: itu semua didasarkan pada predestinasi!
Bdk. Ro 9:10-18 - “(10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’ (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.’ (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya”.
Wycliffe Bible Commentary: “‘God shall send.’ indicates God’s sovereignty, controlling the destinies not only of his own but of his enemies. Rejected light results in greater darkness, as Mt 13:10 ff. and Rom 1:24-32 demonstrate” (= ‘Allah akan mengirimkan / Allah mendatangkan’ menunjukkan kedaulatan Allah, yang mengontrol tujuan-tujuan, bukan hanya dari milikNya, tetapi dari musuh-musuhNya. Penolakan terhadap terang menghasilkan kegelapan yang lebih hebat, seperti yang ditunjukkan oleh Mat 13:10-dst dan Ro 1:24-32).
Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
* Ro 1:24,26,28 - “(24) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. ... (26) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. ... (28) Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas”.
* 1Sam 16:14-16,23 - “(14) Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN. (15) Lalu berkatalah hamba-hamba Saul kepadanya: ‘Ketahuilah, roh jahat yang dari pada Allah mengganggu engkau; (16) baiklah tuanku menitahkan hamba-hambamu yang di depanmu ini mencari seorang yang pandai main kecapi. Apabila roh jahat yang dari pada Allah itu hinggap padamu, haruslah ia main kecapi, maka engkau merasa nyaman.’ ... (23) Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya”.
* 1Sam 19:9 - “Tetapi roh jahat yang dari pada TUHAN hinggap pada Saul, ketika ia duduk di rumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi”.
* 1Raja 22:22-23 - “(22) Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.’”.
* Ayub 12:16 - “Pada Dialah kuasa dan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat maupun orang yang menyesatkan”.
* Yeh 14:9 - “Jikalau nabi itu membiarkan dirinya tergoda dengan mengatakan suatu ucapan - Aku, TUHAN yang menggoda nabi itu - maka Aku akan mengacungkan tanganKu melawan dia dan memunahkannya dari tengah-tengah umatKu Israel”.
3) Tanda-tanda yang menunjukkan penghakiman / penghukuman ilahi.
Mat 24:6-8 - “(6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. (8) Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru”.
Mat 24:29-30 - “(29) ‘Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. (30) Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya”.
Lukas 21:9-11 - “(9) Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.’ (10) Ia berkata kepada mereka: ‘Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, (11) dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit”.
Luk 21:25-26 - “(25) ‘Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. (26) Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang”.
Dari ayat-ayat di atas bisa terlihat bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua-kalinya akan terjadi:
a) Perang, gempa bumi, kelaparan.
Tanda-tanda ini merupakan hal-hal yang sudah banyak terjadi, sehingga sukar untuk menentukan apakah yang sedang terjadi betul-betul merupakan tanda dari akhir jaman tersebut.
Anthony A. Hoekema mengatakan (hal 162) bahwa tanda-tanda ini bahkan sudah dinubuatkan dan sudah ada dalam Perjanjian Lama.
1. Tentang perang.
Yes 19:2 - “Aku akan menggerakkan orang Mesir melawan orang Mesir, supaya mereka berperang, setiap orang melawan saudaranya, dan setiap orang melawan temannya, kota melawan kota, kerajaan melawan kerajaan”.
2Taw 15:6 - “Bangsa menghancurkan bangsa, kota menghancurkan kota, karena Allah mengacaukan mereka dengan berbagai-bagai kesesakan”.
2. Tentang gempa bumi.
Maz 18:7 - “Lalu goyang dan goncanglah bumi, dan dasar-dasar gunung gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala murkaNya”.
Maz 68:9 - “bergoncanglah bumi, bahkan langit mencurahkan hujan di hadapan Allah; Sinai bergoyang di hadapan Allah, Allah Israel”.
Yes 24:19 - “Bumi remuk redam, bumi hancur luluh bumi goncang-gancing”.
Yes 29:6 - “engkau akan melihat kedatangan TUHAN semesta alam dalam guntur, gempa dan suara hebat, dalam puting beliung dan badai dan dalam nyala api yang memakan habis”.
3. Tentang kelaparan.
Yer 15:2 - “Dan apabila mereka bertanya kepadamu: Ke manakah kami harus pergi?, maka jawablah mereka: Beginilah firman TUHAN: Yang ke maut, ke mautlah! Yang ke pedang, ke pedanglah! Yang ke kelaparan, ke kelaparanlah! dan yang ke tawanan, ke tawananlah!”.
Yeh 5:16-17 - “(16) tatkala Aku mendatangkan atasmu kelaparan yang dahsyat, yang membinasakan, dan Aku mendatangkannya untuk membinasakan kamu, tatkala Aku memperdahsyat bencana kelaparan atasmu dan memusnahkan persediaan makananmu. (17) Aku akan mendatangkan kelaparan atasmu dan binatang-binatang buas di tengah-tengahmu, yang akan memunahkan anak-anakmu; sampar akan berkecamuk dan darah akan mengalir di tengah-tengahmu dan Aku akan mendatangkan pedang atasmu, Aku, TUHAN, yang mengatakannya.’”.
Yeh 14:13 - “‘Hai anak manusia, kalau sesuatu negeri berdosa kepadaKu dengan berobah setia dan Aku mengacungkan tanganKu melawannya dengan memusnahkan persediaan makanannya dan mendatangkan kelaparan atasnya dan melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang”.
Anthony A. Hoekema: “Like the other signs, these too mark the entire period between Christ’s first and second coming” (= Seperti tanda-tanda yang lain, tanda-tanda ini juga menandai seluruh periode di antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya) - ‘The Bible and The Future’, hal 163.
Anthony A. Hoekema: “These are not, strictly speaking, signs of the end. ... In other words, when wars, earthquakes, and famines occur, we are not to assume that the return of Christ is immediately at hand. These signs ‘point toward the end and provide a pledge that it will come.’” (= Tanda-tanda ini, secara ketat, bukanlah tanda dari akhir jaman. ... Dengan kata lain, pada waktu perang-perang, gempa-gempa bumi, dan kelaparan-kelaparan terjadi, kita tidak boleh menganggap bahwa kembalinya Kristus sudah dekat. Tanda-tanda ini ‘menunjuk ke arah akhir jaman dan memberikan suatu janji bahwa itu akan datang’) - ‘The Bible and The Future’, hal 163.
Matius 24:6,8 - “(6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. ... (8) Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru”.
Dikatakan bahwa menjelang akhir jaman tanda-tanda ini akan meningkat dalam jumlah / banyaknya dan intensitasnya. Tetapi pada saat hal-hal itu meningkat dalam jumlah dan intensitasnya, kita tetap tidak akan tahu apakah itu memang tanda akhir jaman, ataukah tanda-tanda itu masih akan meningkat lagi dalam jumlah dan intensitasnya sebelum akhir jaman tiba.
Catatan: di antara tanda-tanda kedatangan Kristus yang kedua-kalinya ini jelas ada hal-hal yang sangat tidak menyenangkan bagi orang-orang percaya, seperti adanya masa kesukaran besar (the great tribulation), nabi-nabi palsu, mujijat-mujijat palsu, dan khususnya sang Anti Kristus itu sendiri. Dan tentu saja tanda yang ini, yaitu perang, gempa bumi, dan kelaparan, juga merupakan hal-hal yang sangat tidak menyenangkan bagi orang-orang percaya. Tetapi Anthony A. Hoekema (‘The Bible and The Future’, hal 135) mengatakan bahwa tanda-tanda yang tidak menyenangkan itu bisa menjadi hal-hal yang menyenangkan bagi orang-orang percaya, kalau mereka memandangnya secara benar. Pada waktu nubuat-nubuat berkenaan dengan hal-hal itu terjadi, mereka bisa mengingat bahwa itu telah dinubuatkan, dan karena itu terjadinya hal-hal itu menunjukkan bahwa semua itu ada dalam kontrol dari Allah sendiri. Semua itu bukan saja tak bisa mengalahkan tujuan / rencana Allah yang kekal, tetapi bahkan menggenapinya. Juga bahwa tanda-tanda itu menunjukkan bahwa Kristus sedang dalam perjalanan untuk datang kedua-kalinya.
Anthony A. Hoekema: “believers pay attention to them. When they do so, the signs become for them joyful tidings: indications that the Lord is on the throne, and that his return is near. Even when he sees the unpleasant signs, therefore (like apostasy, false prophets and false Christ, persecution and tribulation), the believer is not discouraged. For he knows that antichristian forces are always under God’s control, and can never defeat God’s ultimate purpose. He knows, too, that even these unpleasant signs are to be expected, and are indications that Christ’s return is on the way” [= orang-orang percaya memperhatikan tanda-tanda itu. Pada waktu mereka melakukan demikian, tanda-tanda itu bagi mereka menjadi berita sukacita: petunjuk bahwa Tuhan ada di takhtaNya, dan bahwa kembalinya Dia sudah dekat. Karena itu, bahkan pada waktu ia melihat tanda-tanda yang tidak menyenangkan (seperti kemurtadan, nabi-nabi palsu, dan Kristus palsu, penganiayaan dan kesukaran), orang percaya tidak kecil hati. Karena ia tahu bahwa kekuatan-kekuatan anti kristen selalu ada di bawah kontrol dari Allah, dan tidak pernah bisa mengalahkan rencana / tujuan akhir dari Allah. Ia juga tahu bahwa bahkan tanda-tanda yang tidak menyenangkan ini harus diharapkan, dan merupakan petunjuk-petunjuk bahwa kembalinya Kristus ada dalam perjalanan] - ‘The Bible and The Future’, hal 135.
b) Tanda-tanda di langit pada benda-benda angkasa.
Ada yang menganggap ini bukan sebagai sesuatu yang bersifat hurufiah, tetapi hanya simbolis, misalnya William R. Kimball (‘What the Bible says about the Great Tribulation’, hal 157). Ia mengatakan (hal 159-162) bahwa:
1. Gelora laut (Luk 21:25) / air menyimbolkan bangsa-bangsa / orang-orang. Ini ia dasarkan pada:
· Wah 17:15 - “Lalu ia berkata kepadaku: ‘Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa”.
· Yes 57:20 - “Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur”.
2. Matahari, bulan dan bintang sering digunakan dalam hubungan huru hara, bencana alam, dan pergolakan politik.
William Hendriksen: “In connection with this apocalyptic picture strict literalness must be avoided. Until this prophetic panorama becomes history we shall probably not know how much of this description must be taken literally and how much figuratively. Observe, however, that the convulsions here described do not blot the human race. Today, by means of sensational books and articles, we are being told that this or that frightfully destructive bombs will completely wipe out humanity. There are also scientists who tell us that the sun will gradually lose its mass - hence its gravitational pull - and that as a result the earth will recede farther and farther away from the solar orb and from its heat. Cold winds accompanied by blinding snow will cause the human race to freeze to death. According to another theory, however, some day a celestial body - call it a ‘star’ or a star-fragment’ - will come whizzing toward our planet. Before it even touches the earth, buildings and homes everywhere will be a sea of flames, and everybody will be roasted to death. But according to the passages which we are now studying (also according to 1Thessalonians 4:17) there will still be people on earth when Jesus returns!” [= Berkenaan dengan gambaran apokaliptik ini penghurufiahan yang ketat harus dihindarkan. Sampai pemandangan yang bersifat nubuatan ini terjadi, kita mungkin tidak akan tahu seberapa dari penggambaran ini harus dianggap bersifat hurufiah dan seberapa bersifat kiasan. Tetapi perhatikan, bahwa kekacauan yang digambarkan di sini tidak menghapuskan umat manusia. Jaman sekarang, melalui buku-buku dan artikel-artikel yang sensasional, kita diberi tahu bahwa bom-bom penghancur yang sangat menakutkan yang ini atau yang itu akan menghapuskan umat manusia secara total. Juga ada ilmuwan-ilmuwan yang memberitahu kita bahwa matahari akan kehilangan massanya secara perlahan-lahan - dan dengan demikian juga kehilangan gaya tarik gravitasinya - dan bahwa sebagai akibatnya maka bumi akan makin lama makin menjauh dari matahari dan dari panasnya. Angin yang dingin disertai dengan salju yang menyilaukan akan menyebabkan umat manusia membeku sampai mati. Tetapi menurut teori yang lain, suatu hari suatu benda langit, sebutkan itu sebuah bintang atau pecahan dari bintang, akan datang dengan cepat ke arah planet kita. Bahkan sebelum benda itu menyentuh bumi, bangunan-bangunan dan rumah-rumah di mana-mana akan menjadi lautan api, dan setiap orang akan dipanggang sampai mati. Tetapi menurut text-text yang sekarang sedang kita pelajari (juga menurut 1Tes 4:17) di sana tetap akan ada orang-orang di bumi pada saat Yesus datang kembali!] - ‘The Bible on the Life Hereafter’, hal 139.
F) Beberapa kesalahan yang umum berkenaan dengan tanda-tanda akhir jaman ini.
1) Menganggap bahwa tanda-tanda ini hanya berkenaan dengan saat-saat menjelang kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.
Anthony A. Hoekema: “One such mistaken understanding is to think of the signs of times as referring exclusively to the end-time, as if they had to do only with the period immediately preceding the Parousia and had nothing to do with the centuries preceding the Parousia” (= Salah satu kesalah-mengertian seperti itu adalah menganggap tanda-tanda jaman itu sebagai menunjuk secara eksklusif hanya pada akhir jaman, seakan-akan tanda-tanda itu hanya berurusan dengan periode persis sebelum PAROUSIA dan tidak berurusan dengan abad-abad yang mendahului PAROUSIA) - ‘The Bible and The Future’, hal 130.
2) Menganggap bahwa tanda-tanda ini haruslah berupa sesuatu yang betul-betul bersifat spektakuler.
Anthony A. Hoekema: “Another mistaken understanding of these signs is to think of them only in terms of abnormal, spectacular, or catastrophic events. ... Instead of looking for spectacular signs, therefore God’s people should be on the alert to discern the signs of Christ’s return primarily in the nonspectacular processes of history” (= Kesalah-mengertian yang lain dari tanda-tanda ini adalah menganggap mereka hanya sebagai peristiwa-peristiwa yang luar biasa / tidak normal, spektakuler, dan berupa bencana besar. ... Karena itu, dari pada mencari tanda-tanda spektakuler, umat Allah harus waspada untuk melihat tanda-tanda dari kembalinya Kristus terutama dalam proses-proses sejarah yang tidak spektakuler) - ‘The Bible and The Future’, hal 130,131.
3) Meramalkan saat kedatangan Kristus yang kedua-kalinya berdasarkan sudah terjadinya tanda-tanda tersebut.
Anthony A. Hoekema: “A third wrong understanding of the signs of the times is to attempt to use them as a way of dating the exact time of Christ’s return. Such attempts have been made throughout Christian history” (= Kesalah-mengertian yang ketiga dari tanda-tanda jaman adalah mencoba untuk menggunakan tanda-tanda itu sebagai cara / jalan untuk menentukan saat yang tepat dari kembalinya Kristus. Usaha-usaha seperti itu telah dibuat dalam sepanjang sejarah Kristen) - ‘The Bible and The Future’, hal 131.
Anthony A. Hoekema: “Christ himself, however, condemned all such attempts when he told us that no one knows the day or the hour of his return, not even the Son (Mark 13:32 Mat 24:36). If Christ himself did not know the day, who are we that we should try to know more than Christ? The signs of the times tell us about the certainty of the Second Coming, but do not divulge its precise date” [= Tetapi Kristus sendiri mengecam semua usaha seperti itu pada waktu Ia berkata kepada kita bahwa tak seorangpun tahu hari dan saat dari kembalinya Dia, bahkan Anakpun tidak (Mark 13:32 Mat 24:36). Jika Kristus sendiri tidak mengetahui hari itu, siapakah kita sehingga kita berusaha untuk mengetahui lebih dari Kristus? Tanda-tanda jaman memberitahu kita kepastian dari kedatangan yang kedua-kalinya, tetapi tidak memberitahukan saatnya / tanggalnya yang persis] - ‘The Bible and The Future’, hal 131.
Bdk. Matius 24:36,44 - “(36) Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’ ... (44) Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.’”.
Catatan:
· kata-kata ‘Anakpun tidak’ harus diartikan bahwa sebagai manusia Yesus tidak tahu hari Tuhan. Tetapi sebagai Allah Ia maha tahu, sehingga tidak mungkin Ia tidak tahu hari Tuhan.
· perhatikan kata-kata ‘pada saat yang tidak kamu duga’ dalam Mat 24:44 itu! Jadi, kalau ada orang-orang menduga bahwa Kristus akan datang kembali pada suatu tanggal / saat tertentu, justru itu menunjukkan Kristus tidak mungkin datang pada saat itu!
4) Membuat / meramalkan urut-urutan yang pasti tentang terjadinya tanda-tanda akhir jaman itu.
Anthony A. Hoekema: “A fourth wrong use of the signs culminates in the attempt to construct an exact timetable of future happenings. This attempts has been characteristic of many eschatologically oriented sectarian movements; it continues to be characteristic of certain types of dispensationalism” (= Penggunaan keempat yang salah dari tanda-tanda itu memuncak dalam usaha untuk menyusun daftar yang tepat dari kejadian-kejadian yang akan datang. Usaha ini merupakan ciri khas dari gerakan-gerakan sekte yang berpusatkan pada eschatology; itu terus menjadi ciri dari type-type tertentu dari dispensationalisme) - ‘The Bible and The Future’, hal 131-132.
Di sini diperlukan sikap hati-hati dalam menafsirkan nubuat; dalam hal ini, khususnya yang berhubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua-kalinya.
Charles Hodge (‘Systematic Theology’, vol III, hal 790-792) memberikan suatu pengajaran tentang penafsiran nubuat yang sangat penting diperhatikan.
Ia mengatakan bahwa nubuat diberikan supaya kita mengerti tentang hal-hal tertentu yang akan datang, tetapi dengan suatu cara yang berbeda dengan kalau kita menafsirkan cerita-cerita sejarah tentang hal-hal pada masa lampau.
Charles Hodge: “Prophecy is very different from history. It is not intended to give us a knowledge of the future, analogous to that which history gives us of the past. This truth is often overlooked. We see interpreters undertaking to give detailed expositions of the prophecies of Isaiah, of Ezekiel, of Daniel, and of the Apocalypse, relating to the future, with the same confidence with which they would record the history of the recent past. Such interpretations have always been falsified by the event” (= Nubuat sangat berbeda dengan sejarah. Itu tidak dimaksudkan untuk memberi kita pengetahuan tentang masa yang akan datang, seperti apa yang sejarah berikan kepada kita pada masa yang lalu. Kebenaran ini sering diabaikan / dilupakan. Kami melihat penafsir-penafsir berusaha untuk memberikan exposisi yang mendetail tentang nubuat-nubuat Yesaya, Yehezkiel, Daniel, dan kitab Wahyu, berkenaan dengan masa yang akan datang, dengan keyakinan yang sama pada saat mereka mencatat sejarah dari masa yang baru lalu. Penafsiran-penafsiran seperti itu selalu dibuktikan salah oleh peristiwanya) - ‘Systematic Theology’, vol III, hal 790.
Dalam persoalan nubuat, hal itu diberikan hanya supaya orang-orang tahu dengan pasti bahwa nubuat itu akan terjadi, dan mereka bersiap-siap untuk hal itu. Sebelum nubuat itu terjadi, biasanya ada banyak penafsiran yang berbeda-beda, dan bahkan penafsiran-penafsiran yang salah, berkenaan dengan nubuat itu. Tetapi pada saat nubuat itu terjadi, orang akan tahu dengan pasti bahwa peristiwa itu merupakan penggenapan sebenarnya dari nubuat itu.
Contohnya adalah nubuat-nubuat tentang kedatangan Kristus yang pertama. Jauh sebelum Kristus datang untuk pertama kalinya, jelas sudah dinubuatkan bahwa Mesias / seorang Penebus akan datang, dan Ia adalah seorang Raja, Imam dan Nabi, dan bahwa Ia akan membebaskan umatNya dari dosa, dan dari bencana / kejahatan (evil), dan bahwa Ia akan mendirikan Kerajaan yang akan menguasai kerajaan-kerajaan di dunia ini, menundukkan bangsa-bangsa dan sebagainya. Juga bahwa Ia akan menjadikan umatNya bahagia dan diberkati. Juga dinubuatkan bahwa Elia akan datang kembali, untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan / Mesias itu.
Nubuat-nubuat ini membuat bangsa Israel / orang-orang Yahudi mengarahkan pikiran mereka ke depan, mendoakan hal itu dan mengharap-harapkan kedatangan Mesias itu. Tidak ada seorangpun dari mereka yang menafsirkan kedatangan Kristus yang pertama itu dengan benar. Mereka bahkan salah menafsirkannya. Tetapi pada waktu kedatangan Kristus yang pertama itu betul-betul terjadi, kita tahu bahwa itu pasti merupakan penggenapan dari nubuat-nubuat itu.
Kristus memang adalah Raja yang mempunyai kerajaan, tetapi secara rohani, bukan seperti yang mereka harapkan / perkirakan. Kristus memang adalah Imam, tetapi Ia juga adalah Korbannya, dan tak ada yang menduga seperti ini. Ia membebaskan umatNya, tetapi bukan seperti yang mereka harapkan (dari penjajahan Romawi dsb). Ia memang menundukkan bangsa-bangsa, tetapi bukan dengan kekerasan / pedang, tetapi dengan kebenaran dan kasih (Injil). Elia memang datang untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan, tetapi ia datang dalam diri Yohanes Pembaptis, suatu cara yang tak pernah dipikirkan siapapun.
Charles Hodge: “It follows, from what has been said, that prophecy makes a general impression with regard to future events, which is reliable and salutary, while the details remain in obscurity” (= Dari apa yang sudah dikatakan, maka bisa disimpulkan bahwa nubuat membuat suatu kesan umum berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang akan datang, yang dapat dipercaya dan bermanfaat, sementara detail-detailnya tetap kabur) - ‘Systematic Theology’, vol III, hal 791.
Charles Hodge: “The utter failure of the Old Testament Church in interpreting the prophecies relating to the first advent of Christ, should teach us to be modest and diffident in explaining those which relate to his second coming. We should be satisfied with the great truths which those prophecies unfold, and leave the details to be explained by the event” (= Kegagalan total dari Gereja Perjanjian Lama dalam menafsirkan nubuat-nubuat berkenaan dengan kedatangan Kristus yang pertama, harus mengajar kita untuk menjadi rendah hati dan tidak percaya diri dalam menjelaskan nubuat-nubuat yang berkenaan dengan kedatanganNya yang kedua. Kita harus puas dengan kebenaran-kebenaran yang besar yang disingkapkan oleh nubuat-nubuat itu, dan membiarkan / meninggalkan detail-detailnya dijelaskan oleh peristiwa itu sendiri) - ‘Systematic Theology’, vol III, hal 791-792.
Ini perlu diterapkan dalam menentukan sang Anti Kristus, masa kesukaran besar (the great tribulation), kemurtadan besar, pertobatan seluruh Israel, tanda-tanda di langit, dan sebagainya.
Anthony A. Hoekema: “We are confident that all predictions about Christ’s return and the end of the world will be fulfilled, but we do not know exactly how they will be fulfilled” (= Kami / kita yakin bahwa semua ramalan tentang kembalinya Kristus dan akhir dari dunia ini akan digenapi, tetapi kami / kita tidak tahu bagaimana persisnya tanda-tanda itu akan digenapi) - ‘The Bible and The Future’, hal 133