YAHWEHISME (4)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
Larangan menggunakan nama ‘Yesus’

Kelompok ini bukan hanya melarang penggunaan kata ‘Allah’ dan mengharuskan penggunaan / pengembalian nama ‘Yahweh’, tetapi juga melarang penggunaan nama ‘Yesus’ dalam bahasa Indonesia maupun ‘Jesus’ dalam bahasa Inggris! Mereka menghendaki penggunaan nama ‘Yeshua’ atau ‘Yahshua’ bagi ‘Yesus / Jesus’!
YAHWEHISME (4)
tutorial, gadget
I) Penolakan terhadap nama ‘Jesus’ / ‘Yesus’.

1) Ada yang menolak nama ‘Yesus’ karena menganggap bahwa nama ‘Yesus’ itu berhubungan dengan nama dewa Zeus.

Gary Mink (internet): “THE NAME ‘JESUS’ ETYMOLOGICALLY DERIVES FROM THE NAME ‘ZEUS’. A long held and regularly used false teaching among more than half of sacred name movement assemblies and individuals is that the Greek word for ‘Jesus’ means ‘son of Zeus’ or has a meaning otherwise connected with or derived from the word ‘Zeus’. There are a number of variations on this fanciful teaching, a favorite being that ‘Jesus’ means ‘Healing Zeus’” (= Nama ‘Yesus’ ditinjau dari ilmu asal usul kata diturunkan dari nama ‘Zeus’. Suatu ajaran salah / palsu yang sudah lama dipercaya dan biasa digunakan di antara lebih dari setengah dari perkumpulan-perkumpulan dan individu-individu dari gerakan nama kudus, adalah bahwa kata Yunani untuk ‘Yesus’ berarti ‘anak / putra dari Zeus’ atau mempunyai suatu arti yang dengan cara lain dihubungkan dengan atau diturunkan dari kata ‘Zeus’. Ada sejumlah variasi dari ajaran yang penuh daya khayal ini, dan yang paling disukai adalah bahwa ‘Yesus’ berarti ‘Zeus yang menyembuhkan’).

Catatan: ini bukan pandangan Gary Mink, tetapi pandangan dari kelompok Yahweh-isme yang dikutip oleh Gary Mink.

Seorang dari kelompok Yahweh-isme juga menghubungkan nama ‘Yesus’ dengan dewa Zeus, tetapi dengan cara yang agak berbeda.

Inilah kata-katanya: “The original Hebrew or Jewish Name of the professing Jewish Messiah, who was accepted as such by a certain section (some 3000 souls) of Israel, at and after His Appearance in Israel, some 2000 years ago. To them He was known as YAHU’SHUAH (abbreviated: Y’SHUAH, also pronounced YEHOSHUA or YESHUA). In time, over the first few centuries after Messiah, His Name was gradually changed to ‘Je-Zeus Khristos’ by the pagan masses who converted and joined the originally Jewish Messianic Sect. Out of this, Christianity was born, which was a mixture of originally pure Judaism, and gradually, progressive influences of pagan customs and traditions, together with a growing tide of an anti-Semitic spirit. This was greatly due to the instigation of influential leaders like Constantine the Great, who was a Zeus worshipper, and who purportedly converted to Christianity. It was also a natural process as a result of the infiltration of followers of the sun god, Zeus, into the Christian ranks. Even the name of their pagan idol ‘Zeus’ was applied to their new-found Jewish Messiah - and Y’Shuah (the abbreviated transliteration of YAHU’SHUAH), became ‘Y’Zeus’ or Je-Zeus - which became ‘Jesus’ in English” [= Nama asli Ibrani atau Yahudi dari orang-orang yang mengakui Mesias Yahudi, yang diterima seperti itu oleh suatu bagian tertentu (sekitar 3000 jiwa) dari Israel, pada dan setelah pemunculanNya di Israel, sekitar 2000 tahun yang lalu. Bagi mereka Ia dikenal sebagai YAHU’SHUAH (disingkat: Y’SHUAH, juga diucapkan YEHOSHUA atau YESHUA). Lambat laun, melewati beberapa abad pertama setelah Mesias, NamaNya perlahan-lahan diubah menjadi ‘Ye-Zeus Khristos’ oleh massa kafir yang bertobat dan bergabung dengan Sekte Mesias Yahudi. Dari sini, kekristenan dilahirkan, yang merupakan suatu campuran dari Yudaisme murni yang semula, dan perlahan-lahan, pengaruh-pengaruh kebiasaan dan tradisi kafir, bersama-sama dengan suatu arus yang bertumbuh dari suatu semangat anti Semitik. Ini sangat disebabkan oleh dorongan dari pemimpin-pemimpin yang berpengaruh seperti Konstantin yang Agung, yang adalah seorang penyembah Zeus, dan yang secara palsu bertobat masuk kekristenan. Itu juga merupakan suatu proses alamiah sebagai hasil dari penyusupan dari pengikut-pengikut dari dewa matahari, Zeus, ke dalam barisan kekristenan. Bahkan nama dari berhala kafir ‘Zeus’ diterapkan kepada Mesias Yahudi mereka yang baru ditemukan - dan Y’Shuah (transliterasi singkatan dari YAHU’SHUAH), menjadi ‘Y’Zeus’ atau Ye-Zeus - yang menjadi ‘Jesus’ dalam bahasa Inggris].

2) Ada yang menolak nama ‘Yesus’ itu karena menganggap bahwa nama ‘Yesus’ itu berhubungan dengan setan atau binatang dalam Wah 13.

Gary Mink (internet): “They do not sing, pray, preach, or speak using the name of Jesus, unless it is to denounce that name. One of their number has concisely said that it is a sin to say the name Jesus and that the name of Jesus has been and is being used by the devil. Some of them refusing to say the name, refer to Jesus as the j- word. One goes so far as to proclaim the name of Jesus is the mark of the beast” (= Mereka tidak menyanyi, berdoa, berkhotbah, atau berbicara menggunakan nama Yesus, kecuali untuk mencela nama itu. Salah seorang dari mereka telah dengan ringkas berkata bahwa merupakan suatu dosa untuk mengatakan nama Yesus dan bahwa nama Yesus telah dan sedang digunakan oleh setan. Sebagian dari mereka menolak untuk mengatakan nama itu, menunjuk kepada Yesus sebagai kata y-. Ada seorang yang berjalan begitu jauh dengan menyatakan bahwa nama Yesus adalah tanda dari sang binatang).

Catatan: ‘binatang’ di sini jelas menunjuk pada binatang dari Wah 13.

II) Perubahan dari ‘Yesus’ menjadi ‘Yahshua’.

Kalau mau menggunakan nama Ibrani dari Yesus maka seharusnya digunakan ‘Yosua’. Tetapi dalam suatu buku tafsiran yang disebut ‘Jewish New Testament Commentary’, yang pasti ditulis oleh seorang Yahudi, untuk nama ‘Yesus’ digunakan ‘Yeshua’. Saya sendiri tidak tahu dari mana bisa berubah dari ‘Yosua’ menjadi ‘Yeshua’. Dan kelihatannya yang sekarang paling banyak digunakan dalam kalangan Yahweh-isme, adalah nama ‘Yahshua’. Dari mana muncul nama ‘Yahshua’ ini? Ternyata nama ‘Yahshua’ ini mereka ‘ciptakan’ berdasarkan kata-kata Yesus dalam:

1) Yohanes 17:11 - “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepadaMu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita”.

Mereka menafsirkan bahwa kata-kata ini berarti bahwa nama Bapa, yaitu ‘Yahweh’ telah diberikan kepada Yesus, dan karena itu dalam nama ‘Yesus’ harus terkandung nama ‘Yahweh’, atau sedikitnya kependekan dari nama itu.

Kristian Sugiyarto: “salah satu signifikansi pernyataan-Nya adalah bahwa Ia membawa nama Bapa (Yoh. 17:11), yakni YHWH, “… Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu (yaitu nama-Mu) yang telah Engkau berikan kepada-Ku, …” Dan memang benar bahwa nama YHWShuA yang berarti YHWH menyelamatkan, paling tidak membawa nama Bapa, yakni YaH atau Yahu” - dari internet (disimpan dengan nama file ‘Ezra_YHWH3’).

2) Yoh 5:43 - “Aku datang dalam nama BapaKu dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia”.

Mereka menafsirkan bahwa ayat ini berarti bahwa dalam nama Yesus harus ada nama Bapa, yaitu ‘Yahweh’, dan karena itu mereka mengubah ‘Yosua’ atau ‘Yeshua’ menjadi ‘Yahshua’, dimana ‘Yah’ merupakan kependekan dari ‘Yahweh’.

Kristian Sugiyarto: “Sementara itu Yahshua menyatakan: “I am come in My Father’s Name, ....” (Yoh.5:43). Jika nama Bapa diganti TUHAN atau ALLAH dan AnakNya menjadi Yesus, kedua nama Bapa-Anak ini sama sekali tidak mengandung arti bahwa Anak membawa nama Bapa-Nya”.

Gary Mink (internet): “1.) Some of these teachers, ... go so far as to claim that this verse proves the Savior while on earth was called by the name Yahweh. To these teachers, to come in the name of someone is to be called by that person’s name. Nothing could be further from the truth. 2.) Other sacred name teachers are happy to say the verse proves the true name our Savior was called had at least some form of the name Yahweh in it. By their logic, Jesus’ true name had to be Yah-shua or some other rendering of this name that has Yah at the first. These teachers see no necessity in his name being Yahweh. By this argument, it is supposed that the verse means the name of our Lord merely has in it the abbreviated form of Yahweh - Yah. Well, maybe this is just as far from the truth as number one” [= 1.) Sebagian dari guru-guru ini, ... berjalan begitu jauh dengan mengclaim bahwa ayat ini (maksudnya Yoh 5:43) membuktikan bahwa sang Juruselamat pada waktu hidup di bumi dipanggil dengan nama Yahweh. Bagi guru-guru ini, datang dalam nama seseorang berarti dipanggil dengan nama orang itu. Tidak ada yang lebih jauh dari kebenaran dari hal ini. 2.) Guru-guru nama kudus yang lain cukup puas untuk mengatakan bahwa ayat ini membuktikan bahwa nama yang benar dengan mana Juruselamat kita dipanggil setidaknya mempunyai suatu bentuk dari nama Yahweh di dalamnya. Dengan logika mereka, nama yang benar dari Yesus harus adalah Yah-shua atau beberapa terjemahan dari nama ini yang mempunyai ‘Yah’ di awalnya. Guru-guru ini tidak melihat keharusan bahwa namaNya adalah Yahweh. Dengan argumentasi ini, dianggap bahwa ayat ini berarti bahwa nama Tuhan kita hanya mempunyai di dalamnya bentuk singkatan dari Yahweh yaitu Yah. Ya, ini mungkin sama jauhnya dari kebenaran seperti yang nomor satu].

Catatan: bagian yang saya beri garis bawah ganda maksudnya adalah: mereka tidak mengharuskan bahwa dalam nama ‘Yesus’ itu ada nama ‘Yahweh’ sepenuhnya. ‘Yah’ sudah dianggap cukup. Tetapi rupa-rupanya tak semua mereka sepakat dengan hal ini, karena ada yang memberikan awalan ‘Yhwh’ bagi nama ‘Yesus’ itu. Perhatikan kata-kata Gary Mink di bawah ini.

Gary Mink (internet): “Jesus is called Yahshua by most sacred name folks. But, more and more are beginning to use Yahushua. By some he is called Yasha, by some Yeshua, by some Yaohushua, by some Y’shua, by some Iahushua, by others Yehoshua, YAHVAHSHUA, and even Yhwhhoshua” (= Yesus disebut / dipanggil Yahshua oleh kebanyakan orang-orang nama kudus. Tetapi makin lama makin banyak yang mulai menggunakan Yahushua. Oleh beberapa orang Ia disebut / dipanggil Yasha, oleh beberapa orang Yeshua, oleh beberapa orang Yaohushua, oleh beberapa orang Y’shua, oleh beberapa orang Iahushua, oleh beberapa orang yang lain Yehoshua, YAHVAHSHUA, dan bahkan Yhwhhoshua).

III) Mereka menghubungkan pengucapan yang benar dan tepat dari nama Yesus itu dengan keselamatan!

Jadi, sama seperti dalam pembahasan tentang keharusan pengembalian nama ‘Yahweh’ dan larangan menggunakan kata ‘Allah’, kelompok Yahweh-isme ini menghubungkannya dengan keselamatan, maka di sini mereka melakukan hal yang sama. Pengucapan yang benar dan tepat dari nama ‘Yesus’ itu mereka hubungkan dengan keselamatan!

Gary Mink (internet): “It became their belief that God’s people must call him only by his Old Testament name in Hebrew. This is most often pronounced, ‘Yahweh.’ They also came to believe ‘Jesus’ cannot be called ‘Jesus.’ He must be called by a Hebrew name, ‘Yahshua.’ (Pronunciations of both names differ within the movement.) It is generally taught that salvation is dependent upon pronouncing these names properly and exactly” [= Menjadi kepercayaan mereka bahwa umat Allah harus menyebut / memanggil Dia hanya dengan nama Perjanjian LamaNya dalam bahasa Ibrani. Ini paling sering diucapkan ‘Yahweh’. Mereka juga menjadi percaya bahwa ‘Yesus’ tidak bisa disebut / dipanggil ‘Yesus’. Ia harus disebut / dipanggil oleh suatu nama Ibrani ‘Yahshua’ (pengucapan dari kedua nama berbeda-beda dalam gerakan ini.) Pada umumnya diajarkan bahwa keselamatan tergantung pada pengucapan kedua nama itu secara benar dan tepat].

Tanggapan Pdt. Budi Asali:

1) Penghubungan penyebutan nama ‘Yesus’ secara benar dan tepat dengan keselamatan, jelas merupakan ajaran sesat. Ini menunjukkan bahwa mereka mengajarkan doktrin sesat ‘salvation by works’ (= keselamatan oleh perbuatan baik).

Ini jelas bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci yang menekankan keselamatan karena iman saja, seperti Efesus 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.

Lucunya, dalam kalangan Yahweh-isme sendiri tidak ada kesepakatan tentang bagaimana cara yang tepat dan benar untuk mengucapkan nama ‘Yesus’ itu.

Gary Mink (internet): “It became their belief that God’s people must call him only by his Old Testament name in Hebrew. This is most often pronounced, ‘Yahweh.’ They also came to believe ‘Jesus’ cannot be called ‘Jesus.’ He must be called by a Hebrew name, ‘Yahshua.’ (Pronunciations of both names differ within the movement.) It is generally taught that salvation is dependent upon pronouncing these names properly and exactly. However, it is no easy matter to find two groups in the movement which pronounce the names the same way” [= Menjadi kepercayaan mereka bahwa umat Allah harus menyebut / memanggil Dia hanya dengan nama Perjanjian LamaNya dalam bahasa Ibrani. Ini paling sering diucapkan ‘Yahweh’. Mereka juga menjadi percaya bahwa ‘Yesus’ tidak bisa disebut / dipanggil ‘Yesus’. Ia harus disebut / dipanggil oleh suatu nama Ibrani ‘Yahshua’ (pengucapan dari kedua nama berbeda-beda dalam gerakan ini.) Pada umumnya diajarkan bahwa keselamatan tergantung pada pengucapan kedua nama itu secara benar dan tepat. Tetapi, bukanlah persoalan yang mudah untuk menemukan dua kelompok dalam gerakan itu yang mengucapkan nama-nama itu dengan cara yang sama].

Yakub Sulistyo menggunakan ‘Yeshua’, Kristian Sugiyarto menggunakan ‘Yahshua’ atau ‘Y’Shua’, sedangkan Teguh Hindarto mula-mula menggunakan ‘Yesua’, tetapi belakangan juga menggunakan ‘Yahshua’. Yang mana yang benar?

Bukankah lucu dan tolol, kalau mereka mengatakan bahwa keselamatan tergantung pada pengucapan yang benar dari nama Yesus itu tetapi ternyata dalam kalangan mereka sendiri tak ada keseragaman bagaimana mengucapkan nama tersebut, dan bahkan satu orang bisa mempunyai pengucapan yang berbeda tentang nama itu?

2) Tentang larangan menggunakan nama ‘Yesus’.

a) Nama ‘Yesus’ tak ada hubungannya sama sekali dengan nama dewa Zeus.

Saya beranggapan bahwa kelompok ini ahli dalam menciptakan suatu khayalan yang gila, yang sudah terbukti pada saat mereka mengatakan bahwa Perjanjian Baru asli ada dalam bahasa Ibrani. Sekarang mereka mengatakan bahwa nama ‘Yesus’ berhubungan dengan nama dewa Zeus, suatu kegilaan dan khayalan yang kurang lebih sama.

Kalau memang ada hubungan antara nama ‘Yesus’ dengan nama dewa Zeus, mengapa tidak pernah ada Encyclopedia manapun yang mengatakan hal itu? Seandainya ada, saya yakin mereka sudah mengutipnya. Bahwa mereka tidak memberikan kutipan pendukung dari Encyclopedia manapun, sudah menunjukkan bahwa memang tidak ada Encyclopedia yang mengatakan demikian.

b) Nama ‘Yesus’ dipakai oleh setan, dan berhubungan dengan binatang dalam Wah 13.

Kalau dilihat dari kutipan di atas, tuduhan ini sama sekali tak diberi dasar apapun. Kasarnya, ini adalah tuduhan dari orang yang ‘asal mangap’ (asal mengangakan mulut), dan karena itu saya tak merasa perlu menanggapi kata-kata gila seperti ini.

3) Perubahan nama ‘Yesus’ menjadi ‘Yahshua’.

Tadi sudah kita lihat bahwa mereka menggunakan Yoh 17:11 dan Yoh 5:43 sebagai dasar perubahan ini. Sekarang, mari kita melihat dan membahas kedua ayat yang mereka gunakan ini.

a) Yohanes 17:11 - “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepadaMu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita”.

Adam Clarke: “‎By the name, here, it is evident that the doctrine or knowledge of the true God is intended; as if our Lord had said, Keep them in that doctrine which thou hast given me, that they may be one, etc” (= Dengan ‘nama’ di sini, adalah jelas bahwa doktrin atau pengetahuan / pengenalan tentang Allah yang benar yang dimaksudkan; seakan-akan Tuhan kita telah berkata: Peliharalah mereka dalam doktrin / ajaran yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu, dsb).

Barnes’ Notes: “It is literally ‘keep in thy name.’ And if the term name be taken to denote God himself and his perfections (see the note at John 17:6), it means ‘keep in the knowledge of thyself. Preserve them in obedience to thee and to thy cause. Suffer them not to fall away from thee and to become apostates.’” (= Secara hurufiah itu adalah ‘peliharalah dalam namaMu’. Dan jika istilah ‘nama’ diartikan untuk menunjuk kepada Allah sendiri dan kesempurnaanNya (lihat catatan pada Yoh 17:6), itu berarti ‘peliharalah dalam pengetahuan / pengenalan tentang diriMu sendiri. Pelihara / jaga mereka dalam ketaatan kepadaMu dan perkaraMu. Jangan biarkan mereka meninggalkanMu dan menjadi murtad’).

Matthew Henry: “‘Keep them through thine own name.’ That is, (1.) Keep them for thy name’s sake; so some. ‘Thy name and honour are concerned in their preservation as well as mine, for both will suffer by it if they either revolt or sink.’ The Old Testament saints often pleaded, for thy name’s sake; and those may with comfort plead it that are indeed more concerned for the honour of God’s name than for any interest of their own. (2.) Keep them in thy name; so others; the original is so, ‎en to onomati‎. ‘Keep them in the knowledge and fear of thy name; keep them in the profession and service of thy name, whatever it cost them. Keep them in the interest of thy name, and let them ever be faithful to this; keep them in thy truths, in thine ordinances, in the way of thy commandments.’ (3.) Keep them by or through thy name; so others. ‘Keep them by thine own power, in thine own hand; keep them thyself, undertake for them, let them be thine own immediate care. Keep them by those means of preservation which thou hast thyself appointed, and by which thou hast made thyself known. Keep them by thy word and ordinances; let thy name be their strong tower, thy tabernacle their pavilion.’” (= ‘Peliharalah mereka melalui namaMu sendiri’. Artinya, 1. Jaga / peliharalah mereka demi namaMu; demikianlah beberapa orang mengartikan. ‘Nama dan kehormatanMu yang diperhatikan dalam pemeliharaan mereka maupun diriKu sendiri, karena keduanya akan menderita olehnya jika mereka memberontak atau tenggelam’. Orang-orang suci Perjanjian Lama sering memohon, demi namaMu; dan mereka bisa dengan senang memohon kalau mereka memang lebih memperhatikan kehormatan nama Allah dari pada kepentingan diri mereka sendiri. 2. Peliharalah mereka dalam namaMu; demikianlah yang lain mengartikan; dalam bahasa aslinya memang demikian, EN TO ONOMATI. ‘Peliharalah mereka dalam pengetahuan / pengenalan dan rasa takut terhadap namaMu; peliharalah mereka dalam pengakuan dan pelayanan terhadap namaMu, apapun ongkos yang harus mereka bayar. Peliharalah mereka dalam kepentingan namaMu, dan biarlah mereka selalu setia pada hal ini; peliharalah mereka dalam kebenaranMu, dalam peraturanMu, dalam jalan dari perintahMu’. 3. Peliharalah mereka oleh atau melalui namaMu; demikianlah orang lain mengartikan. ‘Peliharalah mereka oleh kuasaMu sendiri, dalam tanganMu sendiri; peliharalah mereka oleh diriMu sendiri, usahakanlah untuk mereka, hendaklah mereka menjadi perhatian langsungMu sendiri. Peliharalah mereka oleh cara-cara pemeliharaan yang telah Engkau tetapkan sendiri, dan dengan mana Engkau membuat diriMu sendiri dikenal. Peliharalah mereka dengan firman dan peraturan-peraturan; hendaklah namaMu menjadi menara yang kuat bagi mereka, dan kemahMu menjadi pondok mereka’.).

Jadi, kelihatannya memang ada banyak penafsiran tentang ayat ini, tetapi tidak ada yang menafsirkan bahwa ‘nama’ betul-betul menunjuk pada nama ‘Yahweh’. Ini memang logis / masuk akal, karena kalau ‘nama’ dalam Yoh 17:11 betul-betul berarti ‘nama pribadi’, yaitu ‘Yahweh’, lalu bagaimana kita menafsirkan kata-kata ‘peliharalah mereka dalam namaMu’ (Yoh 17:11a)?

b) Yohanes 5:43 - “Aku datang dalam nama BapaKu dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia”.

Adam Clarke: “‘I am come in my Father’s name’. With all his influence and authority. Among the rabbis, it was essential to a teacher’s credit that he should be able to support his doctrine by the authority of some eminent persons who had gone before. Hence, the form, Coming in the name of another. ‘If another shall come in his own name’. Having no divine influence, and no other authority than his own,” (= ‘Aku datang dalam nama BapaKu’. Dengan semua pengaruh dan otoritasNya. Di antara para rabi, merupakan sesuatu yang penting bagi guru itu untuk mendapat pengakuan / penghargaan bahwa ia harus bisa mendukung ajarannya dengan otoritas dari beberapa orang menonjol yang telah datang sebelumnya. Karena itu, ada bentuk ‘datang dalam nama orang lain’. ‘Jikalau orang lain datang atas namanya sendiri’. Tidak mempunyai pengaruh ilahi, dan tidak ada otoritas lain dari pada otoritasnya sendiri).


Barnes’ Notes: “‘I am come in my Father’s name’. By the authority of God; or giving proof that I am sent by him. ‘If another shall come in his own name’. A false teacher setting up himself, and not even pretending to have a divine commission” (= ‘Aku datang dalam nama BapaKu’. Dengan otoritas Allah; atau memberikan bukti bahwa Aku diutus oleh Dia. ‘Jikalau orang lain datang atas namanya sendiri’. Seorang guru palsu menetapkan dirinya sendiri, dan bahkan tidak berpura-pura mempunyai pengutusan ilahi).

International Standard Bible Encyclopedia, Revised Edition (dengan topik ‘name’): “God sent people to speak ‘in his name’ (Jer 11:21; 14:14; etc.). This sharing of His name with others meant that the message they spoke was spoken under inspiration, with authority, by divine appointment, and thus was to be heard as the word of the Lord and responded to accordingly” [= Allah mengutus orang-orang untuk berbicara ‘dalam namaNya’ (Yer 11:21; 14:14; dsb). Pen-sharing-an namaNya dengan orang-orang lain berarti bahwa berita yang mereka ucapkan diucapkan di bawah pengilhaman, dengan otoritas, dengan penetapan ilahi, dan dengan demikian harus didengarkan sebagai firman Tuhan dan ditanggapi sesuai dengan itu] - PC Study Bible version 5.

Yeremia 11:21 - “Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang orang-orang Anatot yang ingin mencabut nyawaku dengan mengatakan: ‘Janganlah bernubuat demi nama TUHAN, supaya jangan engkau mati oleh tangan kami!’”.

Yer 14:14 - “Jawab TUHAN kepadaku: ‘Para nabi itu bernubuat palsu demi namaKu! Aku tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri”.

International Standard Bible Encyclopedia, Revised Edition (dengan topik ‘name’): “Jesus’ disciples prophesied ‘in his name’ (Matt 7:22), cast out demons ‘in his name’ (Luke 10:17), performed miracles ‘in his name’ (Mark 9:39), etc. With the use of this expression it becomes evident that the disciples spoke and acted like Jesus, in His place and with His authority, as did the prophets of Yahweh in the OT (see Acts 4:7-10). Similarly, the gospel is to be preached in all the world ‘in his name,’ i.e., by His authority, and thus be made effectual to save people (Luke 24:47), justify sinners (Acts 10:43), and forgive people their sins (1 John 2:12)” [= Murid-murid Yesus bernubuat ‘dalam namaNya’ (Mat 7:22), mengusir setan ‘dalam namaNya’ (Luk 10:17), melakukan mujijat ‘dalam namaNya’ (Markus 9:39), dsb. Dengan penggunaan ungkapan ini menjadi jelas bahwa murid-murid berbicara dan bertindak seperti Yesus, di tempatNya dan dengan otoritasNya, seperti yang dilakukan nabi-nabi Yahweh dalam Perjanjian Lama (lihat Kis 4:7-10). Mirip dengan itu, injil harus diberitakan di seluruh dunia ‘dalam namaNya’, yaitu, dengan otoritasNya, dan dengan demikian dibuat jadi efektif untuk menyelamatkan orang-orang (Lukas 24:47), membenarkan orang-orang berdosa (Kis 10:43), dan mengampuni dosa orang-orang (1Yoh 2:12)] - PC Study Bible version 5.

Matius 7:22 - “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?”. NIV: ‘in your name’ (= dalam namaMu).

Lukas 10:17 - “Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: ‘Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi namaMu.’”. NIV: ‘in your name’ (= dalam namaMu).

Markus 9:39 - “Tetapi kata Yesus: ‘Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi namaKu, dapat seketika itu juga mengumpat Aku”. NIV: ‘in my name’ (= dalam namaKu).

Kis 4:7-10 - “(7) Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: ‘Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?’ (8) Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: ‘Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, (9) jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, (10) maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati - bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu”. NIV: ‘by the name of Jesus Christ’ (= oleh nama Yesus Kristus).

Lukas 24:47 - “dan lagi: dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem”. NIV: ‘in his name’ (= dalam namaNya).

1Yoh 2:12 - “Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena namaNya”. NIV: ‘on account of his name’ (= karena namaNya).

Dari pembahasan kedua ayat di atas, terlihat bahwa kelompok Yahweh-isme ini melakukan kesalahan yang sama seperti dalam persoalan mengharuskan pengembalian nama ‘Yahweh’, yaitu dimana mereka mengartikan bahwa kata ‘nama’ betul-betul menunjuk pada ‘nama pribadi’. Padahal kata ‘nama’ bisa menunjuk pada diri orang yang mempunyai nama, atau pada kuasa orang itu, atau otoritas orang itu, dsb.

Kalau mereka tetap berkeras bahwa kata ‘nama’ harus betul-betul menunjuk pada ‘nama pribadi’ maka kita bisa menggunakan ayat-ayat yang dimana kata ‘nama’ tidak mungkin diartikan seperti itu. Misalnya, ayat seperti Matius 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.

Bagaimana mereka mempraktekkan baptisan? Apa yang mereka ucapkan pada saat membaptis? Dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus? Atau dengan nama Yahweh?

Gary Mink juga membuktikan kesalahan penafsiran di atas ini dengan membandingkannya dengan 1Samuel 17:45 - “Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: ‘Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu”.

Apakah ayat ini membuktikan bahwa Daud juga disebut Yahweh, atau bahwa nama Daud juga harus mengandung kata Yahweh atau Yah dsb? Kalau mereka mengubah ‘Yesus’ / ‘Yosua’ menjadi ‘Yahshua’, mengapa mereka tidak mengubah nama ‘Daud’ menjadi ‘Yahud’?

4) Asal usul yang benar dari nama ‘Yesus’.

a) Nama ‘Yesus’ berasal dari nama ‘Yosua’.

Sebetulnya nama ‘Yesus’ dalam bahasa Ibrani adalah ‘Yosua’. Dalam LXX / Septuaginta, nama ‘Yosua’ (yang membawa Israel masuk ke dalam tanah Kanaan) ditransliterasikan ke dalam bahasa Yunani, dan menjadi IESOUS, nama yang sama yang digunakan untuk Yesus dalam bahasa Yunani. Dan dalam Perjanjian Baru nama ‘Yosua’ (yang membawa Israel masuk ke dalam tanah Kanaan) muncul dalam 2 ayat, yaitu:

· Kis 7:45 - “Kemah itu yang diterima nenek moyang kita dan yang dengan pimpinan Yosua dibawa masuk ke tanah ini, yaitu waktu tanah ini direbut dari bangsa-bangsa lain yang dihalau Allah dari depan nenek moyang kita; demikianlah sampai kepada zaman Daud”.

· Ibrani 4:8 - “Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain”.

Dan dalam Kis 7:45 kata Yunani yang digunakan untuk ‘Yosua’ itu adalah IESOU, yang merupakan bentuk genitive dari kata Yunani IESOUS. Dan dalam Ibr 4:8 kata Yunani yang digunakan untuk ‘Yosua’ adalah IESOUS.

b) Arti nama ‘Yesus’ memang sama dengan arti nama ‘Yosua’.

Encyclopedia Britannica 2007 (dengan topik ‘Jesus Christ’): “By the time the text of creed was established, this was the usual designation for the Saviour. Originally, of course, ‘Jesus’ had been his given name, meaning ‘Yahweh saves,’ or ‘Yahweh will save’ (see Matt. 1:21), while ‘Christ’ was the Greek translation of the title ‘Messiah.’” [= Pada saat text dari credo / Pengakuan Iman diteguhkan, ini merupakan nama / sebutan bagi sang Juruselamat. Tentu saja secara orisinil ‘Yesus’ adalah nama yang diberikan kepadaNya, yang berarti ‘Yahweh menyelamatkan’ atau ‘Yahweh akan menyelamatkan’ (lihat Mat 1:21), sedangkan ‘Kristus’ merupakan terjemahan Yunani dari gelar ‘Mesias’.].

Matius 1:21 - “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”.

Nelson’s Bible Dictionary: “‘Jesus’ ... Jehovah is salvation” (= ‘Yesus’ ... Yehovah adalah keselamatan).

Nama ‘Yesus’ ini memang sama artinya dengan nama ‘Yosua’.

Unger’s Bible Dictionary (dengan topik ‘Joshua’): “JOSH’UA (josh’ua); (Heb. yehoshua`, ‘Jehovah is salvation’), changed by Moses (Num. 13:16) from Hoshea, ‘salvation’ (13:8)” [= YOSH’UA (yosh’ua); (Ibr. yehoshua, ‘Yehovah adalah keselamatan’), diubah oleh Musa (Bil 13:16) dari Hosea, ‘keselamatan’ (13:8)].

Bil 13:8,16 - “(8) dari suku Efraim: Hosea bin Nun; ... (16) Itulah nama orang-orang yang disuruh Musa untuk mengintai negeri itu; dan Musa menamai Hosea bin Nun itu Yosua”.

c) Nama IESOUS, bentuk Yunani dari Yosua / Yesus, betul-betul ada dalam Perjanjian Baru bahasa Yunani.

Gary Mink (internet): “Of course, it can be easily seen that if the complete New Testament or any part of it were originally written in Greek, then the name of Jesus was written in Greek by inspired men. By this, both the New Testament writers and the Holy Spirit gave their approval to the name of IESOUS” (= Tentu saja, bisa dilihat dengan mudah bahwa jika Perjanjian Baru yang lengkap atau bagian manapun darinya ditulis secara orisinil dalam bahasa Yunani, maka nama Yesus ditulis dalam bahasa Yunani oleh orang-orang yang diilhami. Dengan ini, baik penulis-penulis Perjanjian Baru maupun Roh Kudus, memberikan persetujuan mereka pada nama IESOUS).

Catatan: IESOUS adalah nama Yesus dalam bahasa Yunani.

Gary Mink (internet): “A very weighty piece of evidence lies in the John Ryland Library in Manchester England. It is a fragment of the eighteenth chapter of John’s Gospel. It is commonly called the Ryland Fragment and is numbered p52. It was found in Egypt in 1934. While it is not the original Gospel written in John’s own handwriting, it is likely a copy made directly from the original. Manuscript specialists date it in the first quarter of the second century. Some set the date as early as A.D. 100. An interesting note on the contents of this small piece of John’s writing: it has the name of Jesus in Greek. The same Greek in which John wrote the original” [= Suatu potongan bukti yang sangat kuat terletak di Perpustakaan John Ryland di Manchester Inggris. Itu adalah suatu potongan dari Injil Yohanes pasal 18. Itu biasanya disebut Potongan Ryland dan diberi nomor p52. Itu ditemukan di Mesir pada tahun 1934. Sekalipun itu bukanlah Injil asli yang ditulis oleh tulisan tangan Yohanes sendiri, adalah mungkin bahwa itu merupakan suatu salinan yang dibuat langsung dari yang asli. Para ahli manuscript menentukan tahunnya pada seperempat pertama dari abad ke 2 (antara tahun 100-125 M.). Beberapa orang menentukan tahunnya se-awal tahun 100 M. Suatu catatan yang menarik tentang isi dari potongan kecil tulisan Yohanes ini: itu mempunyai nama Yesus dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunani yang sama dalam mana Yohanes menulis Injil aslinya].
Next Post Previous Post