DILAHIRKAN DARI TUHAN ATAU DARI DUNIA - Pdt. DR. Stephen Tong
Pdt. DR. Stephen Tong.
Bacaan: Yohanes 17.
DILAHIRKAN DARI TUHAN ATAU DARI DUNIA -. Setelah tiga setengah tahun Yesus hidup didalam dunia, sebelum kembali, Ia menyerahkan dan mempertanggungjawabkan sepenuhnya apa yang diberikan Allah kepada-Nya. Ia berkata, “Nama-Mu sudah Kuberikan kepada mereka, dan mereka sekarang percaya bahwa Engkau mengutus Aku.” Hal ini sangat penting, karena perbedaan antara siapa diutus Allah langsung, yang menjadi wakil Tuhan di bumi, membawa keselamatan dari sorga ke dunia dan membawa orang berdosa kembali kepada Pencipta-Nya.
Di tengah banyaknya agama, manusia harus mengetahui siapa Juruselamat sejati, mengetahui perbedaan kualitas yang ada pada mereka, bukan melihat kuantitas. Siapa yang ditetapkan Tuhan menjadi Juruselamat bagi manusia, siapa yang diutus langsung oleh Tuhan, untuk menyelamatkan dan membawa manusia kembali kepada Bapa? Jika kita mengerti semua ini, kita mengetahui bahwa Yesus Kristuslah satu-satunya utusan Allah. Ia bukan sekadar pendiri agama yang mengajarkan kebajikan dan moralitas, tetapi menyelesaikan dosa manusia dan membawa kita kembali kepada Tuhan.
Jika engkau telah mengerti keistimewaan dan keunikan ini, engkau akan memegang iman dengan kokoh dan seumur hidup setia kepada Yesus. Bapa mengaruniakan sekelompok manusia untuk menjadi milik Kristus; dan Kristus mengaruniakan hidup kekal kepada sekelompok orang yang diberikan Bapa kepada-Nya untuk dimiliki menjadi pusaka selamanya. Pusaka ini tidak bisa dimiliki oleh manusia yang tidak mengenal Yesus Kristus. Ada perbedaan yang sangat besar yang tercatat di dalam ayat 3, yaitu pengenalan kita terhadap Yesus Kristus membedakan kita dari semua orang Kristen yang palsu dan memisahkan mereka yang beragama dengan orang Kristen yang sejati.
Di ayat 9 ada hal yang mengejutkan kita. Yesus berdoa bukan untuk dunia. Ia hanya berdoa untuk sekelompok orang. Apakah berarti Yesus bersifat sempit, diskriminasi terhadap orang bukan Kristen, sehingga Ia sengaja mengabaikan mereka? Perbedaan ini karena Gereja perlu didoakan oleh Kristus. Perlu pengantara antara mereka dan Bapa. Gereja perlu dipelihara secara khusus, karena gereja dan orang Kristen dipersulit dan menghadapi bahaya di dunia. Kita di hadapan Allah mencintai setiap orang melalui mengabarkan Injil kepada mereka, berharap agar siapapun menerima Kristus sebagai Juruselamatnya, menjadi milik Tuhan. Tidak semua orang di gereja adalah milik Tuhan. Dalam proses menjadi Kristen, Injil Kristus bekerja terus dalam hati manusia. Di dalam gereja ada yang milik Tuhan ada yang tidak, di luar gereja ada yang milik Tuhan juga ada yang tidak. Yang milik Tuhan tapi masih di luar, pasti akan kembali; sementara yang di dalam tetapi bukan milikTuhan, pasti akan keluar. Untuk sementara gandum bisa bersama-sama dengan lalang, tetapi pada akhirnya keduanya akan dipisahkan oleh Tuhan.
Hal ini dilanjutkan di ayat 20, “Aku juga berdoabagi mereka yang mendengar firman dari anak-anak yang Engkau sudah berikankepada-Ku.” Maka di sini terlihat dua tahap: tahap pertama, anak-anak Allahyang sejati; dan tahap kedua, anak-anak Allah yang akan dimunculkan olehmereka. Yang tahap kedua belum muncul karena belum diinjili. Sementara inimereka masih melawan Tuhan, mengabaikan, mengeraskan hati, dan belum maumenerima Tuhan. Mereka masih berada di luar gereja. Masih banyak orang yangbelum mendengar Injil, mereka belum pernah menerima Tuhan sebagai Juruselamatdan Tuhan mereka; bahkan ada orang yang katanya sudah dibaptis, tetapi belumpernah bertobat dan lahir baru.
Melalui KKR Regional dan KPIN, firman Tuhan diberitakan dengan sungguh, mengakibatkan banyak orang menjadi sadar dan perlu bertobat, perlu menerima Tuhan, dan kembali kepada-Nya. Itulah orang Kristen yang sedang digarap oleh firman yang diberitakan kepada mereka. Mereka juga didoakan oleh Tuhan Yesus, tetapi di tahap kedua.
Yang didoakan oleh Tuhan Yesus adalah mereka yang bukan dari dunia. Mereka adalah titipan Tuhan di dunia, yang masih belum dipisahkan dari dunia, tetapi pasti mereka bukan dari dunia. Mereka masih seperti orang dunia. Memang banyak kesamaan antara orang Kristen dan orang dunia. Sama perlu makan, sama kerja, sama bisa sakit, sama bisa mati. Tetapi bedanya, kita dari dan milik Tuhan, mereka dari dan milik dunia. Kita memang sementara di dunia, berada di dalam keadaan jasmani sama seperti mereka, tetapi jika kita dimiliki dan memiliki Tuhan, kita lahir dari atas.
Kalimat Tuhan Yesus kepada Nikodemus, “Kau harus diperanakkan pula, dilahirkan dari atas.” Orang yang lahir melalui ibu-bapa dengan kedagingan di dunia, lahir dari bawah. Orang yang lahir dari Roh Kudus, yang diturunkan dari sorga, yang memberikan firman dan hidup baru melalui memperanakkan kita. Roh Kudus dari atas, maka kita dilahirkan dari atas. Di dunia ini ada dua macam orang, yang dari atas lebih tinggi dari segala yang diciptakan. Menurut Yohanes 3, Yesus Kristus diberikan dari sorga kepada dunia. Ia lebih tinggi dari seluruh dunia, maka lebih tinggi dari segala yang diciptakan. Yohanes 6 menegaskan, “Akulah Roti dari sorga.” Tuntutlah dan carilah makanan yang dari sorga. Akhirnya, di dalam kekekalan Tuhan Allah hanya mengingat dua macam manusia, yaitu manusia yang datang dari dan hidup di dalam dunia, yang mementingkan dan mencari keuntungan untuk dunia ini, yang akhirnya binasa dan tidak ada hubungan dengan sorga sama sekali. Satu macam manusia yang lain, secara tubuh ia lahir di bumi, tetapi secara batiniah dia dilahirkan dari Roh Kudus. Ini tidak ada di dalam diri Karl Marx, Mao Zedong atau banyak filsuf atheis lainnya. Inilah ciri khas firman Tuhan yang kekal.
Akhirnya, pada saat kiamat, manusia akan dipisahkan menjadi dua kelompok, yang dari bumi atau yang dari sorga. Ada orang-orang yang sudah menerima kelahiran kembali dari sorga, mengalami pekerjaan Roh Kudus melalui firman yang melahirkan hidup di dalam hati mereka. Jika engkau bertemu dengan orang, berbicara satu dua jam dengan dia, maka engkau akan tahu dia dari bumi atau dari atas. Orang-orang Farisi yang mendengar dan melihat Kristus, terpecah menjadi dua macam, yang melihat lalu menghina dan yang melihat lalu memikirkan. Ketika Tuhan Yesus menyembuhkan, orang Farisi bukannya melihat siapa yang menyembuhkan, mengapa menyembuhkan, tetapi malah melihat hari apa menyembuhkan. Orang yang terlalu terikat pada hukum, sangat legalis, tidak akan melihat kuasa Tuhan, keindahan Injil, dan kemuliaan Kristus.
Tetapi ada seorang Farisi, yaitu Nikodemus, yang berbeda. Setelah ia melihat Tuhan Yesus melakukan mujizat di Yerusalem, ia datang kepada Yesus. Yang ia tahu Yesus tahu, tetapi yang Yesus tahu ia tidaktahu. Yesus memiliki kelebihan yang harus ia akui. Sangat mungkin Nikodemus lebih tua dari Tuhan Yesus, tetapi ia rendah hati dan tidak membanggakan kelebihan diri. Tidak mudah seorang rabi mengakui orang lain sebagai rabi, apalagi jika ia merasa memiliki banyak keunggulan akademis, sementara Tuhan Yesus tidak memiliki karier akademis sama sekali. Orang Farisi biasanya sangat menghina orang yang dianggap tidak tahu. Tuhan selalu memberikan kepada kita perkecualian untuk mengoreksi konsep kita yang tidak mau berubah.
Jika Singapura memilih orang, pasti ia akan melihat ijazahnya terlebih dahulu. Maka Steve Jobs – pendiri Apple, yang tidakmemiliki gelar akademik, tetapi ia mengubah seluruh dunia dengan teknologi – jika dibandingkan dengan semua profesor dan puluhan Ph.D. di seluruh dunia, akan dianggap tidak berpengetahuan. Demikian juga Bill Gates, pembuat Microsoft, adalah orang yang putus sekolah di universitas. Ia bukan profesor atau doktor.Tuhan terkadang memakai orang-orang untuk mengingatkan kita agar kita tidakterlalu kaku dan diikat oleh berbagai peraturan, tradisi, dan akademis yang mati.
Kita bersyukur kepada Tuhan, Yesus di dunia berbeda dari semua jalur akademik. Ia memilih orang-orang Galilea yang tidak berpengetahuan dan memiliki studi akademis tinggi. Petrus, Yohanes, Yakobus adalah nelayan biasa. Tetapi bedanya, mereka memiliki kebijaksanaan dari Tuhan,yang akhirnya memutarbalikkan dunia melalui kebijaksanaan sorgawi yang lebih tinggi dari semua kebijaksanaan akademik. Ini dilihat oleh Nikodemus. Ia berkata kepada Tuhan Yesus, “Mujizat-mujizat yang Engkau lakukan, tidak mungkin dilakukan jika Allah tidak menyertainya.” Di situ ia mulai menjadi murid. Jika kita bisa melihat semua kelebihan orang lain, meskipun orang itu lebih muda,engkau akan menjadi bijaksana. Yesus berkata, “Yang dilahirkan oleh daging itu daging; yang dilahirkan oleh Roh itu roh.” Yesus memisahkan kedua hal ini. Ia memberikan wawasan baru, “Engkau berkata tentang dilahirkan di dunia ini, Aku berbicara tentang kelahiran dari atas.”
Di antara 7 miliar manusia masa kini, ada yang milik Tuhan dan akan dibawa ke sorga; ada yang dari dunia dan akan binasa beserta dunia ini. Apa yang Tuhan Yesus katakan bersifat 'qualitative different' (berbeda secara kualitas) dengan siapapun juga, karena yang Yesus katakan adalah firman Tuhan, bukan firman manusia. Firman manusia mengandung warna duniawi, keterbatasan, wawasan, keterikatan dengan waktu dan wilayah ciptaan. Perkataan Yesus adalah perkataan Allah yang berwarna sorgawi, berwawasan Tuhan dan tidak terikat dengan segala keterbatasan ciptaan.
Ayat 10 sangat indah dan satu-satu kalinya muncul. Diungkapkan tentang kepemilikan bersama. “Mereka adalah milik-Mu; milik-Mu adalah milik-Ku dan milik-Ku adalah milik-Mu.” Tentang masalah kepemilikan ini, secara logika terbagi menjadi 4 macam orang:
1). Milikku, milikku; Milikmu, milikmu. Ini adalah orang biasa pada umumnya. Dalam hal ini, semua kepemilikan dilindungi hukum. Ini adalah dasar hukum seluruh dunia, yang dimulai dari Sepuluh Hukum dari Musa.Dengan demikian ada perlindungan kepemilikan pribadi.
2). Milikiku, milikmu; Milikmu, milikmu. Ini adalah orang yang terlalu baik. Di sini seseorang rela mengorbankan diri bagi orang lain, bahkan berani memberikan seluruh dirinya untuk orang lain. Inilah hidup Tuhan Yesus. Ia turun dari sorga menjadi teladan bagaimana menyerahkan diri, mengorbankan jiwa, mengalirkan darah, memberikan hidup menjadi tebusan bagi orang lain. Etika dimulai dari Allah mengirim Anak-Nya turun ke dunia, memberi teladan dan mengubah seluruh sistem dan menggugah manusia. Semua milik kita sebenarnya adalah milik Tuhan yang Dia relakan untuk dijadikan milik kita.
3). Milikmu, milikku; Milikku, milikmu. Ini boleh ada didalam kasih, pernikahan, dan persatuan yang paling murni. Ketika engkau menikah, ketika engkau begitu mengasihi pasanganmu, engkau berkata, “Tubuhmu milikku, dan tubuhku milikmu.” Cinta kasih tertinggi adalah aku milikmu, engkau milikku. Ini persatuan cinta kasih murni, sehingga hidup mulai belajar bersatu dalam cinta kasih. Pernikahan adalah hal paling indah di dunia, karena di situ kita belajar “aku milikmu dan engkau milikku”. Ini merupakan rahasia besar, yaitu hubungan antara Kristus dan jemaat-Nya, kiranya ini juga menggambarkan relasi antara Allah dan Gereja-Nya yang bisa begitu indah. Ketiga Pribadi Allah saling memiliki, bersatu, dan merupakan komunitas paling sempurna, utuh, sehingga menjadi teladan sempurna. Ia menciptakan Gereja, supaya Gereja juga menikmati persekutuan seperti ini. Di dalam Gereja orang belajar bersatu, saling berkorban, penuh cinta kasih, saling memiliki. Ini yang kita kenal sebagai "union with Christ." Masyarakat manusia tidak beres, kecuali belajar dari persekutuan Bapa dan Anak. “Kasihilah musuhmu, berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Ajaran ini bukan dari Confusius, Buddha, Islam, tetapi dari Kristus. Anda bisa mirip Kristus, tetapi mereka tidak bisa melakukan seperti yang Kristus teladankan. Di kayu salib Tuhan Yesus berkata,“Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Disini kita belajar memberikan diri kita bagi orang lain. Milikku adalah milikmu dan milikmu adalah milikku.
4). Milikku, milikku; Milikmu, milikku. Ini adalah orang serakah dan perampok. Ketika seseorang merampok, ia berpikir, milikku adalah milikku, tetapi milikmu juga milikku. Kita tidak boleh mengikuti mentalitas seperti ini. Tuhan Yesus berkata, “Mereka yang Engkau berikan kepada-Ku, ”menunjuk kepada satu kelompok orang yang disebut “mereka” yang Allah berikan kepada Yesus, yang mengerti bagaimana hidup memuliakan Allah. Mereka melihat kemuliaan Tuhan, melihat pengorbanan Kristus, dan melihat teladan kehidupan Kristus. Mari kita belajar menjadi orang-orang yang memuliakan Tuhan. Setelah kita melihat kemuliaan Tuhan di dalam Kristus, maka kita bersedia memuliakan, merefleksikan, mewakili, dan memaparkan kemuliaan-Nya kepada orang lain.
Dari keempat jenis kepemilikan ini, kita baru tahu seorang baik atau jahat. Pasal 17 ini begitu manis dan begitu agung untuk membawa kita masuk ke dalam persekutuan bagaimana Kristus dipersatukan dengan Bapa, dan bagaimana kita memiliki persatuan dengan Kristus. Inilah keindahan yang membuat kita lebih menikmati hidup dan bersekutu di dalam Kristus. Lalu, kehidupan yang limpah, buah, dan kemuliaan mulai tampak ketika kita memuliakan Juruselamat kita melalui kehidupan kita. Selesainya Yohanes 17 mengakhiri pembicaraan kepada manusia, pasal 18 ke belakang sudah membicarakan bagaimana Yesus ditangkap dan dibunuh. Pasal-pasal selanjutnya memperlihatkan seluruh gambaran Mesias yang turun dari sorga ke dunia dan digantung di kayu salib karena mencintai engkau dan saya.
Kiranya hal ini menyadarkan kita bagaimana kita hidup makin mengasihi Allah dan makin melayani Dia.
Bacaan : Yohanes 17.
DILAHIRKAN DARI TUHAN ATAU DARI DUNIA - Pdt. DR. Stephen Tong (2). Doa Yesus kepada Bapa tidak pernah tercatat selengkap dan sesempurna seperti Yohanes 17 ini. Allah memilih orang-orang untuk menjadi milik Kristus. Ini merupakan pusaka terbesar yang Kristus miliki. Sama seperti dikatakan di Mazmur 2, “Allah memberikan manusia yang Ia pilih, takdirkan, predestinasikan, dan selamatkan, kepada Yesus.” Kita adalah milik Tuhan, hadiah Bapa kepada Anak.
Kristus memiliki kita dengan cara Ia datang ke dunia menebus, membersihkan, membeli kita kembali dengan harga yang paling mahal yang diberikan kepada Bapa. Orang berdosa adalah orang yang berhutang kemuliaan, keadilan, dan segala rencana Allah yang seharusnya kita jalankan. Maka kita harus dihukum dan sementara dibiarkan oleh Allah Bapa. Lalu Iblis mengambil kesempatan untuk menggoda, merusak, dan menguasai kita. Ajaran yang mengatakan bahwa Yesus membeli kita dengan membayar hutang kepada setan adalah salah. Yesus membayar hutang kepada Bapa, lalu melepaskan kita dari tangan Iblis, sehingga kita menjadi milik Allah.
Di dalam Wahyu 5 dikatakan bahwa dengan darah-Nya, Kristus membeli manusia dari segala bangsa, suku, tempat, membawa mereka dengan darah-Nya dan mengembalikannya kepada Bapa. Mereka itu menjadi milik-Mu, dan milik-Mu adalah milik-Ku, milik-Ku adalah milik-Mu. Di dunia begitu banyak manusia menyeleweng dan tersesat menjadi musuh Tuhan. Sebagian sudah diubah, ditebus, dan kembali menjadi milik Tuhan. Jika kita selalu sadar dan ingat bahwa kita milik Tuhan, kita tidak berani hidup sembarangan mengikuti kemauan diri. Biarlah melalui hidup kita, orang melihat kemuliaan Tuhan dan mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan.
Tuhan telah membayar harga begitu tinggi, sehingga sekarang saya bukan lagi milik saya. Jika saya milik Tuhan, maka saya harus hidup memuliakan Tuhan. Allah dan Kristus memiliki kita, maka kita berada di dalam tangan kedua Oknum yang tangan-Nya memelihara kita. Di dalam Yohanes 10:28, Tuhan Yesus mengatakan, “Seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” Umat Tuhan tidak mungkin binasa jika memang telah sungguh-sungguh diselamatkan. Orang yang sungguh-sungguh diselamatkan, yang sudah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus, adalah milik yang dipelihara Kristus. Di dalam Yohanes 10:29, kalimat ini diulang dengan pembedaan, “Seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.” Bapa ikut memelihara karena engkau adalah milik Kristus, dan milik Kristus adalah milik Allah. Bapa dan Anak sama-sama memiliki dan memelihara kita.
Ungkapan Tuhan Yesus di Yohanes 10:30 menyatakan suatu jaminan ganda, sehingga kita tidak lagi milik dunia, milik setan, atau milik diri. Kita adalah milik Kristus di dalam Bapa, dan milik Bapa di dalam Kristus. Dunia ini menyebabkan banyak sekali kesengsaraan, kesulitan, penganiayaan, kekecewaan, tetapi itu semua tidak mungkin menggoncangkan kita dari status sebagai anak Allah. Sebagaimana hebatnya serangan setan, atau godaan dunia, kita tidak perlu takut.
Yesus pernah berkata kepada Petrus, “Setan akan menampi engkau, tetapi Aku telah berdoa bagimu, agar engkau tidak kehilangan iman.” Alkitab tidak pernah menjanjikan orang Kristen tidak bisa gagal, tidak bisa meleset, tidak tergoda, dan bisa hidup sempurna suci. Bagi orang dunia, berdosa adalah hal yang terus-menerus terulang dan merupakan kebiasaan rutin; tetapi bagi orang Kristen, berdosa, hanya sementara terjadi, dan langsung hati nurani menegur dengan keras, ia mulai mengingat kasih Allah, sehingga ia langsung menyesal, bertobat, segera keluar dari dosa, menangis memohon pengampunan Tuhan.
Yesus menyatakan peringatan kepada Petrus sebelum Petrus tiga kali menyangkal-Nya. Saat itu Petrus menyatakan rela mati bagi Kristus, dengan penuh keyakinan. Tetapi Yesus mengingatkan dia bahwa dia akan menyangkal Tuhan sebelum ayam berkokok. Orang yang terlalu percaya diri dan tidak mau mendengarkan orang lain akan jatuh sangat dalam. Terkadang Tuhan membiarkan kita terlalu percaya diri, menganggap diri hebat, pandai, kuat, sampai akhirnya kita sadar kalau kita lemah sekali. Kerohanian tidak tergantung berapa banyak pengetahuan yang kita miliki. Mengerti theologi tidak menjamin kerohanian yang baik. Mahasiswa theologi yang mengetahui banyak teori, memiliki pengertian epistemologis mendahului pengalamannya, tetapi setelah punya pengertian kognitif, ia perlu dilengkapi dengan ketaatan, bersandar kepada Tuhan. Setiap tahap perlu pengorbanan, ketaatan, dan bersandar kepada Tuhan dengan gentar.
Paulus berkata, “Ketika saya merasa diri lemah, saat itu saya kuat. Tetapi ketika saya merasa diri kuat, saat itu saya lemah.” Orang yang jatuh justru adalah orang yang merasa dirinya tidak bisa jatuh. Tidak ada orang yang mengenal diri kita lebih daripada Tuhan. Ia tahu apa yang mungkin terjadi, di mana titik kelemahan kita. Di dalam hidup kita terkadang ada “titik kelemahan” yang tidak kita sadari.
Dalam Roma 12:3 diungkapkan: Orang yang menilai diri kurang dari seharusnya, menghina diri (rendah diri); atau orang yang merasa diri lebih dari yang sebenarnya (tinggi hati), akan jatuh ke dalam tiga dosa, yaitu: 1) tidak memuliakan Tuhan, tetapi memuliakan diri; 2) memisahkan diri dan menghina orang lain yang lebih rendah dari kita; 3) tidak waspada kemungkinan setan mengganggu kita. Orang superior (tinggi hati) menganggap diri lebih tinggi, sementara orang inferior (rendah diri) selalu menganggap diri lebih rendah. Keduanya bisa dipakai Iblis yang membuat kita tidak bisa berdiri tegak dan tepat di dalam menjalankan kewajiban yang Tuhan berikan.
Dalam ayat-ayat pasal 17, Yesus menyebut Allah sebagai Bapa dengan dua istilah yang istimewa: “Bapa yang kudus” dan “Bapa yang benar (adil)”. Istilah “Allah yang kudus” tidak banyak muncul, Roh Kudus muncul banyak. Di ayat 11 muncul “Bapa yang kudus, peliharalah mereka karena nama-Mu” dikaitkan dengan Mazmur 23. Kita dikuduskan bukan demi kepentingan kita, tetapi untuk memelihara nama Tuhan yang mulia. Untuk itu kita dikuduskan dan dipelihara oleh Tuhan. Demi nama Tuhan sendiri, Ia membangunkan kerohanian kita agar kita tidak tertidur.
Ibrani 10:25 memberikan pesan penting, yaitu perlunya firman yang baik, yang menggugah kita di setiap ibadah atau kebaktian. Perlu ada khotbah yang bertanggung jawab, yang benar-benar dipakai Tuhan untuk membangunkan kita dan membawa kita kembali ke jalan yang benar. Tuhan tidak mau nama-Nya dicoreng karena kelakuan kita yang tidak beres. Terkadang fitnah terhadap kita membuat nama kita buruk, tetapi fitnah yang tidak ada faktanya, pada akhirnya Tuhan akan menyatakan itu bersih dan akan menghancurkan semua fitnah. Yang paling takut, jika kita sendiri berkompromi dengan dosa dan tidak mau bertobat. Berdoalah agar Tuhan pelihara kita dengan nama-Nya yang membangunkan kita dan membawa kita ke jalan yang benar.
Bapa, Anak, dan Roh Kudus, ketiga-Nya adalah satu, harmonis, saling menghormati, menjadi teladan dan kemungkinan bagi komunitas dunia. Di alam ini, manusia dicipta dengan sifat yang berbeda dengan binatang. Persatuan Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah persatuan unity dan union, bukan hanya union saja. Unity, karena keilahian Bapa, Anak, dan Roh Kudus bersubstansi tunggal (hypostasis), tiga Pribadi Allah adalah satu Allah. Persatuan seperti ini tidak ada di dalam diri manusia. Kristen harus menghargai, bersatu dengan Kristen lain, sebagaimana Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah tiga Pribadi yang harmonis bersama.
Ada yang ditentukan untuk binasa? Yang jelas adalah Yudas, yang lain Alkitab tidak menulis dengan jelas. Istilah “anak binasa” hanya ditujukan kepada Yudas. Tetapi semua yang dipelihara oleh Tuhan tidak ada satu pun yang akan binasa. Kita bersyukur kepada Tuhan, orang Kristen adalah orang yang dipelihara Allah melalui Kristus di dalam nama Bapa dan tidak ada satu pun akan binasa. Maka jika seseorang itu betul-betul umat Tuhan, ia tidak mungkin binasa, seperti yang diajarkan beberapa ajaran Kristen yang tidak tepat. Diselamatkan adalah diperanakkan pula (dilahirkan kembali) sungguh-sungguh oleh Roh Kudus, bukan yang ikut kebaktian, yang angkat tangan, atau sudah dibaptis. Ia harus sungguh-sungguh diperanakkan pula oleh Roh Kudus, bertobat, dan meninggalkan dosa. Secara status meninggalkan kejahatan dan menjadi milik Tuhan. Mereka tidak akan binasa, bukan karena mempertahankan kehebatan diri atau tekun menjaga iman dan tidak berubah.
Bagaimana kita tahu bahwa saya bukan orang yang tidak dipelihara? Sebelum Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, Ia berdoa semalam suntuk. Di antara mereka ada satu “anak binasa” yaitu Yudas Iskariot. Menurut Yohanes 17:9, Tuhan Yesus tidak mendoakan mereka. Tuhan Yesus memang mungkin berdoa ketika pemilihan, tetapi tidak mendoakan sesudahnya. Saya tidak tahu apa alasannya, tetapi kita tahu bahwa kita ada di tangan Tuhan yang memelihara kaum pilihan-Nya. Kita dipilih bukan karena kita baik atau berjasa. Kita hanya manusia yang miskin kebenaran dan kehidupan, tidak ada apa pun dalam diri kita yang membuat kita berkualifikasi cukup untuk dipilih, tetapi Tuhan dengan anugerah yang besar, kasih yang melampaui kebijaksanaan manusia, telah membawa kita kembali kepada-Nya, dengan mengorbankan diri, mencurahkan darah bagi kita.
Ada orang yang ditentukan binasa dan tidak diselamatkan. Setiap kali muncul pernyataan ini, jangan melemparkannya kepada kedaulatan Allah, lalu melupakan, dan tidak memerhatikan unsur-unsur diri kita sendiri. Yesus berkata, “Yudas, sekarang silakan lakukan apa yang kau mau lakukan.” Itu berarti Yudas ditentukan untuk binasa. Ini juga adalah bagian Yudas yang harus ia pertanggungjawabkan. Ditentukan binasa bukan berarti Allah memanggil dan memaksa Yudas untuk menjual Yesus. Allah membiarkan dia binasa. Alkitab mengatakan dengan tegas “Apa yang engkau mau lakukan” bukan “lakukan apa yang Allah tetapkan untuk engkau lakukan.” Sebenarnya yang Yudas inginkan adalah mendapat uang banyak, sambil menolong dan mempercepat proses bagaimana Tuhan Yesus bisa segera menjadi Raja. Ketika engkau ingin mendapat uang banyak dan menjual Yesus, jangan pikir engkau lebih baik dari Yudas dan Petrus. Kita sering karena menghindari kerugian, atau ingin menjaga muka kita, kita menyangkal nama Yesus. Banyak orang Kristen sombong merasa diri lebih baik dari Yudas atau Petrus.
Seumur hidup saya berusaha mengalahkan rasa takut atau perasaan tidak aman dalam diri yang membuat saya bisa menyangkal Tuhan atau menjual nama Tuhan. Saya akhirnya belajar, semua orang yang suka “main aman” tidak mungkin setia kepada Tuhan. Di saat tertentu, setiap orang harus mengambil keputusan antara menyelamatkan diri atau setia kepada firman dan kebenaran. Saat itu, engkau mungkin menjadi Petrus yang menjaga keamanan diri dan menyangkal nama Tuhan, atau seperti Yudas yang mendapat profit lebih jika menjual Yesus. Maka yang ditentukan binasa tidak bisa menyalahkan Tuhan. Meskipun ia ditetapkan untuk binasa, tetapi yang menyebabkan binasa adalah usaha dan rencananya sendiri untuk menjual Yesus. Orang seperti Yudas banyak, termasuk engkau dan saya. Seluruh umat manusia berdosa semacam ini, bukan berjasa sehingga Tuhan sukses, tetapi mengakibatkan Tuhan berkorban. Jangan Anda beranggapan bahwa Yudas berjasa karena dengan menjual Yesus baru rencana Tuhan bisa sukses. Tetapi justru sebaliknya karena dosa orang begitu banyak, maka Yesus harus berkorban bagi kita. Persoalannya, jika Yesus tidak mau datang ke dunia, Yudas mau jual apa.
Di dalam doktrin keselamatan selalu menyangkut dua pihak, yaitu kebebasan manusia dan kedaulatan Allah. Kalau kita memihak kebebasan manusia dan menyangkal kedaulatan Allah, engkau tidak sadar sedang dibuang oleh Tuhan. Semua anugerah yang kita terima tidak menambah kemuliaan Tuhan sedikit pun, tetapi Ia memberikan anugerah barulah kita bisa hidup. Tuhan tidak mengampuni setiap orang. Kedaulatan Tuhan tidak tentu dibagi ke setiap orang. Di lain pihak, kita melihat manusia begitu sombong dan merasa tidak memerlukan Tuhan. Tanpa Tuhan apa yang manusia bisa lakukan? Bernafas pun dengan udara yang dari Tuhan, setiap kita bergerak, kita bergerak di dunia milik Tuhan. Ketika engkau berani marah melawan Tuhan, kehendak dan kekuatan yang engkau mau pakai buat melawan Tuhan sebenarnya adalah dari Tuhan juga. Kebebasan melawan Tuhan tetap anugerah Tuhan.
Yudas dari sejak nafas pertama keluar dari rahim ibunya sampai terakhir bunuh diri dengan kekuatan dari Tuhan. Ketika ia menjual Yesus dan bunuh diri, ia menyalahgunakan semua kebebasan dan kekuatannya untuk melawan Tuhan. Ia ditentukan untuk binasa bukan karena Allah mematikannya, tetapi Allah mematikan orang yang mau mematikan diri, agar keinginannya jadi. Ketika Tuhan membiarkan engkau boleh melaksanakan semua yang engkau inginkan, ketika itu engkau sedang dalam bahaya. Ketika dokter sudah membiarkan orang boleh makan apa saja setelah sebelumnya begitu serius mengusahakan diet ketat pada orang itu, janganlah dipandang sebagai kemenangan pasien. Batasan yang diberikan oleh dokter adalah agar kita bisa terpelihara.
Ketika dibutuhkan, Aku memberikan hukum kepadamu. Hukum itu akan memelihara engkau, menjaga, dan melindungimu. Di balik semua perintah ini adalah kasih. Maka Alkitab mengatakan bahwa semua hukum berdasarkan kasih. Kalau engkau mengasihi, engkau tidak akan menjadi pembunuh; kalau engkau mengasihi, engkau tidak akan berzinah; kalau engkau mengasihi, engkau tidak akan menjadi penipu. Semua itu didasarkan pada kasih. Jika engkau mengasihi dan kasih itu membatasi, maka itu baik. Jika Tuhan memperbolehkan engkau seenaknya melakukan apa yang engkau mau, berarti engkau sudah dibuang.
Pembiaran adalah kebebasan yang liar. Ketika menikmati kebebasan yang paling mutlak itulah akhir engkau memakai kehendakmu untuk menghentikan kehendakmu; itulah kekuatanmu yang kaugunakan untuk menghentikan kekuatanmu; itulah kekuatanmu untuk mematikan diri dengan hidupmu. Inilah orang yang ditentukan binasa. Sebaliknya, jadilah kehendak-Mu di dunia, seperti di sorga. Tetapi Yudas, “Kehendakku, bukan kehendak-Mu.” Di taman Eden Adam berkata, “Kehendak setan jadilah, bukan kehendak-Mu.” Di Getsemani Tuhan Yesus berkata, “Bukan kehendak-Ku, kehendak-Mu jadilah.” Alkitab mengatakan bahwa setan masuk ke dalam hati Yudas, lalu ia menjalankan apa yang ia ingin jalankan. Di sini kita melihat sinkronnya antara apa yang Yudas jalankan dan apa yang setan inginkan. Di sini kita mempelajari kehendak Allah, kehendak Yesus, kehendak Adam, kehendak Yudas, dan kehendak Setan.
Sebenarnya, jika disarikan, hanya ada dua kutub, yaitu: kehendakku yang taat kehendak Allah, ini mirip Tuhan Yesus, dan kehendakku yang sejalan dengan kehendak setan, yaitu Yudas. Kelihatannya seperti manusia berencana, bertindak. Jangan menipu diri dan semua keselamatan berdasarkan kehendak rencana Allah yang memilih, yang akhirnya memberikan iman dan membawaku kepada Yesus dan Yesus memberiku hidup yang kekal.
Allah menciptakan manusia, manusia berkehendak, tetapi kehendaknya harus masuk ke dalam kehendak Allah. Kaum pilihan adalah umat Tuhan, kaum binasa adalah umat Iblis. Kehendak manusia bisa sinkron kepada: 1) kehendak Tuhan, sehingga engkau menjadi orang suci, mencintai dan taat Tuhan, hidup beres dan berkelakuan yang bertanggung jawab; 2) kehendak setan, di mana engkau menerima tipuan, godaan, dan akhirnya menjual Tuhan menjadi anak binasa. Bersyukurlah jika sampai mati engkau tidak meninggalkan Tuhan; bersyukurlah jika kita boleh berjuang di tengah godaan dunia, pencobaan setan, dan rayuan keuntungan dunia. Bersyukurlah jika kita boleh dipelihara oleh Tuhan, mencintai Tuhan, dan ikut Dia sampai mati. Sesudah dari dunia, umat pilihan akan menuju sorga mulia, bahagia, suci, adil selama-lamanya. Saat itu engkau tahu ada anak binasa yang dibuang selamanya. Mari baik-baik memelihara diri dan mengikut Tuhan.
Di ayat 13 dibicarakan tentang persatuan Kristus dan Allah yang merupakan persatuan dan kesatuan antara Kristus dan Bapa; di mana persatuan ini merupakan model persatuan orang Kristen dengan Kristus dan antara orang Kristen dengan orang Kristen lainnya. Kita akan dipelihara, dipersatukan ke dalam wadah suci milik Tuhan selama-lamanya. Sukacita tidak berarti tidak ada kesusahan. Orang Kristen bisa mengalami banyak kesusahan.
Di dalam Yohanes 16:33 Kristus memberikan damai sejahtera, karena Kristus telah mengalahkan dunia. Terkadang saya kasihan kepada orang-orang yang selalu hidup ketakutan, merasa segala tidak beres, dan semua menjadi ancaman baginya. Setiap kali berkata, selalu mengkritik orang lain, karena ia tidak pernah merasa aman. Kita tidak boleh paranoid seperti itu. Jika kita punya Tuhan, seharusnya kita tenang, sejahtera, dan tidak gelisah. Ketika ada kesulitan datang, saya tidak gelisah. Pertama-tama, saya bertanya apa yang Engkau mau saya kerjakan, kemudian mengapa Tuhan memberi kesulitan ini, dan apa yang bisa saya pelajari dan harus saya kerjakan. Saya hanya memohon Tuhan menyatakan kehendak-Nya. Dengan demikian saya bisa senantiasa stabil. Tuhan berkata, “Di dunia ini ada kesulitan, tetapi di dalam diri-Ku ada damai sejahtera.” Jangan takut. Begitu luar biasa ketika Kristus sedang menyongsong kayu salib, Ia masih bisa berkata tentang “sukacita-Ku”.
Orang Kristen memiliki sejahtera dan sukacita dari Tuhan. Bunga tidak perlu diberi minyak wangi, karena bunga sudah berhakikat wangi. Maka wangi tidak perlu ditambahkan ke bunga, tetapi justru bunga menghasilkan wangi. Sukacita juga bukan dari luar, bukan ditambahkan ke kita, tetapi menjadi hakikat, berasal dari dalam. Yang asli makin diperas makin wangi, yang palsu makin diperas makin bau. Orang Kristen makin dianiaya makin harum, karena ada sukacita di dalam. Jadi sukacita Kristen mengalir dari dalam ke luar. Yesus berkata, “Semua ini Aku pelihara, semua tidak akan binasa, kecuali anak binasa yang ditentukan, supaya sukacita-Ku penuh di dalam hati mereka.”DILAHIRKAN DARI TUHAN ATAU DARI DUNIA - Pdt. DR. Stephen Tong.
Amin.