HIKMAT SORGAWI

Pdt. DR. Stephen Tong.
HIKMAT SORGAWI -Surat Yakobus 3:13. Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. 3:14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! 3:15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. 3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. 3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. 3:18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai (Yakobus 3:13-18)

Setelah Yakobus membahas tentang orang yang tahu menahan lidahnya adalah orang yang sempurna, dia memakai lima ilustrasi untuk menggambarkan betapa bahayanya lidah kita. Dan dia meneruskannya dengan membahas bijaksana; budi: siapakah diantara kamu yang berbudi, berbijaksana? Kita sudah berulang kali menegaskan; wisdom is not knowledge and knowledge is not wisdom. Memang sejak zaman pencerahan yang di mulai awal abad 17 sampai pertengahan abad 20, manusia begitu mementingkan bahkan memutlakkan; memperilah rasio, ilmu pengetahuan yang mendominasi kebudayaan Barat: orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang ketinggalan zaman, tak berguna, bahkan lambat laun IQ (Intelligence Quotient) manusia dipakai sebagai tolok ukur utama untuk menilai seseorang. Jadi, struktur yang ada diAufklaerung berhasil menggapai pengetahuan tinggi lewat science, tehnologi ini mengakibatkan manusia semakin terpuruk, baik perasaan jiwanya, responsibility hati nuraninya maupun hubungannya dengan sesama.

Apakah Allah Tritunggal itu sebuah doktrin? Ya. Apakah Allah Tritunggal itu Allah yang Esa? Benar. Apakah Allah Tritunggal tak berguna dalam hidup kita sehari-hari? Tidak. Relasi antar Allah Tritunggal; Allah Bapa mencintai Allah Anak, Allah Anak dan Roh Kudus mencintai Allah Bapa, Roh Kudus mencintai Allah Anak, Allah Bapa mencintai Roh Kudus, didasari cinta kasih dan damai –unsur penting dari satu komunitas yang rukun. Maka mengerti relasi antar Allah Tritunggal adalah dasar terciptanya satu komunitas yang rukun. Perhatikan: keunikan dari angka 3 tak mungkin digantikan dengan angka 2 atau 4; karena ada dua titik paling-paling bisa membentuk satu garis, 4 titik bisa membentuk satu bidang yang tak rapi, tapi 3 titik pasti bisa membentuk satu bidang yang mutlak rapi. Sejak 5.000 tahun silam, waktu Raja Tiongkok menyembah sorga, pasti bejana tembaga yang berisi kemenyan berkaki tiga, namun significansi kaki 3 baru ditemukan pada th. 1980, saat orang memutar piringan hitam, mereka menemukan stylus; jarum yang berkaki 4, bagus tapi tak sempurna, karena menimbulkan rumble; getaran dinamo yang mempengaruhi kejernihan suaranya, rumble bisa dikurangi seminimal mungkin hanya dengan satu cara: diamond berkaki 3 yang diruncingkan menjadi satu focus; tempat dudukstylus. Begitu juga kalau kita mengasah kaca dengan cara menumpuk dua lembar kaca, dia tak akan rata sampai kita menambah satu lembar kaca untuk mengapit kaca yang di tengah, barulah dia bisa rata mutlak, karena tiga titik membentuk satu bidang yang rata—ilmu geometri. Maka kita bisa menjalin interpersonal relationship, love one another becomes possible because God is a Triune God. Di kota-kota kecil saya sering menemukan papan yang bertuliskan “damai itu indah” tapi damai yang palsu, yang digapai lewat kompromi, pendirian yang tidak tegas bukan damai yang indah.

Who are wiseman among you?” Yakobus bukan bertanya: siapa diantara kamu yang bergelar tinggi, yang pintar secara akademis. Karena pengetahuan berbeda dengan bijaksana. Ada orang yang menyandang gelar doctor pendidikan tidak berhasil mendidik anaknya sendiri, sementara opung, oma yang tak sempat mengenyam pendidikan justru berhasil dalam mendidik anak anaknya? Banyak. Mengapa bisa begitu? Karena yang kelihatannya kurang berpengetahuan punya bijaksana yang tinggi, sementara yang berpengetahuan tinggi justru tak punya bijaksana.Jika kau hanya berpengetahuan tapi tak berbijak, kau tak beda dengan bangunan tinggi yang tak berfondasi, meski terlihat begitu megah, nyatanya hanya menunggu waktu dihempas oleh gempa bumi.

Kemarin dulu, kami memutuskan untuk membangun tempat parkir di basement yang bisa menampung 1.000 buah mobil, yang menghabiskan dana kira-kira 60 milyar. Memang, bagian dasar yang tak nampak membutuhkan dana yang terbesar. Pada umumnya, orang lebih mengutamakan bagian atas yang nampak ketimbang bagian bawah yang tak nampak. Begitu juga soal rohani, pada umumnya, orang hanya memperhatikan pertumbuhan yang nampak dari luar, tidak melatih imannya, doktrinnya, kepercayaannya, tahan ujinya. Itu sebabnya kita bersusah-payah membangun dasar dengan konsisten, karena kita sadar, fondasi adalah bagian yang sangat penting. Relasi kita dengan Tuhan adalah dasar kita berelasi dengan sesama. Sama halnya dengan bijaksana, meski tak nampak, dia adalah dasar dari pengetahuan yang nampak. 20, 30 tahun terakhir ini orang menemukan EQ punya peran yang lebih penting ketimbang IQ. Itu sebabnya, Yakobus membawa kita pada bagian yang paling dasar; siapa diantara kamu yang berbijaksana; berbudi?

Ayat. 13b, apa maksudnya? Barangsiapa menyatakan tenderness, meekness, goodnessdalam hidupnya, dia adalah orang yang bijak, sementara orang yang suka bertengkar, berselisih, mencari kesalahan orang hanya menyatakan kebodohan dirinya. Pepatah Perancis mengatakan, when you critizing others, at the same time, you are introducing your own personality. Siapa diantara kamu yang berbijaksana? Buktikan bijaksanamu yang sungguh lewat kelemah-lembutanmu. Sebenarnya, saya tidak menyukai istilah lemah lembut, karena meek is not weak, weak is not meek. Tuhan Yesus lembut tapi Dia tak pernah lemah, setan bisa saja lemah tapi dia tak pernah lembut. Apa bedanya weak and meek? Weak diawali dengan huruf w yang bertanduk keatas, maka orang yang bertanduk; tinggi hati itu lemah tapi orang yang merunduk; rendah hati itu lembut. Seorang yang marah besar, karena merasa tersinggung, bukan karena kebenaran, keadilan, hanya membuktikan kerohaniannya masih kanak-kanak.

Ada peribahasa Tionghoa yang berbunyi; chui ran lin zhi er bu jing, wu gu jia zhi er bu nu; meski menghadapi masalah yang datang sekonyong-konyong, dia tidak takut, juga tidak beralasan untuk marah. Orang seperti itu disebut sebagai pemberani. Kemarin saya bersama tiga orang arsitek menyempurnakan desain gereja sampai jam 23.45, saya menerima telepon dari Hongkong sampai jam 00.20. saya pulang, sampai di jalan Angkasa, ada puluhan polisi mengadakan razia, polisi menghentikan mobil saya, memeriksa SIM dan STNK, saya tanyakan padanya, pak Polisi apakah anda merazia mobil curian? Bukan, kami menerima berita, ada teroris yang mau lewat di sini. Apakah teroris itu pemberani? Bukan, tapi penakut. Karena orang yang benar- benar berani meski difitnah, diejek, diumpat tetap tenang. Sementara keberanian untuk membunuh, merusak milik orang adalah keberanian orang yang tidak bermoral, yang dari setan. Saya kira, film The passion of the Christ, arahan Mel Gibson berhasil dalam hal menyatakan Yesus menahan siksaan, fitnahan dengan kekuatan yang luar biasa: tak satu kalimat cercaan keluar dari mulutNya –wujud dari Yak. 3: Kristus menjadi contoh kita dalam mengontrol lidahNya, menjalankan kebenaran.

Ayat. 14, Yakobus memaparkan sumber dari orang yang tidak bijak; iri hati dan mementingkan diri sendiri (terjemahan lain: mengakibatkan perselisihan antar sesama). Mengapa iri, mementingkan diri, merusak hubungan orang disatukan dengan memegahkan diri? Suatu kali (saat saya masih berusia 19 tahun). Saya mendengar seorang bersaksi: dulu, saya adalah seorang perampok….di dalam kesaksiannya, dia membesar-besarkan kejahatan yang pernah diperbuatnya tanpa rasa malu atau sedih. Saya mulai bertanya-tanya: is that a witness? Banyak kali, orang mendefinisikan istilah kekristenan yang indah dan mulia dengan sesuatu yang hina: mengidentikkan visi dengan ambisi, mengidentikkan beban dengan interest, hobi, mengidentikkan melayani dengan menonjolkan diri. Celakalah orang yang berbuat seperti itu, karena dia bukan saja tidak memuliakan Tuhan malah meninggikan setan. Adakah kau iri, mengakibatkan perkelahian tapi masih berani memegahkan diri? Kata Yakobus, jangan kamu memegahkan diri dan jangan kamu berdusta melawan kebenaran. Orang yang sudah membiasakan dirinya berdosa tapi tak mau bertobat, pasti akan menutupi dosanya dengan cara berbohong, menentang kebenaran. Seorang anak tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, karena di jam pelajaran berikutnya akan ada ujian, dia mulai berpikir, kalau ujianku gagal, aku tak bisa naik kelas, jadi lebih baik aku tidak ikut ujian. Tapi bagaimana caranya? Pura-pura sakit perut dan berhasil mengecoh gurunya. Sesampai di bis, dia bersenandung, Puji Tuhan, haleluya, bisa menipu gurunya. Ketika sampai di rumah dan ditanya oleh ibunya” mengapa pulang cepat?” “Guruku tidak masuk”—memakai bohong yang kedua untuk menutupi bohongnya yang pertama. Ingat: dosa bisa beranak; tidak mengenal KB.

Hari Selasa lalu, saya mengatakan satu statement yang sangat keras di Hongkong; saat Nixon ditemui hampir di-impeach oleh Parlemen Amerika, dia merasa malu bukan main, tapi nasi sudah menjadi bubur, maka dia memutuskan untuk mengemukakan pada rakyat Amerika akan pengunduran dirinya. Setelah kejadian itu, ia menerima undangan berkunjung dari Beijing, bahkan disambut dengan upacara yang layaknya dilakukan atas diri seorang Presiden –sesuatu yang tidak lazim. Tapi itulah perintah Mao Ze Dong untuk menyatakan orang Tionghoa tak melupakan kawan lamanya: saat dia mengalami kesedihan, kekecewaan, dibuatnya merasa masih berjabat sebagai Presiden. Namun, saat dia duduk, keluarlah satu kalimat dari mulut Mao Ze Dong: negaramu itu aneh, soal sekecil itu saja dibesar-besarkan begitu rupa? Padahal Amerika masih diberkati Tuhan, adalah karena mereka masih meninggikan kejujuran. Saya meninjau segala perkara dari tahta Tuhan, berusaha sejalan dengan prinsip yang saya terima dari Alkitab. Mengapa Presiden Bush terpilih lagi? Salah satu sebab yang terpenting: masa pensiun keempat orangAttorney General sudah tiba, kalau Bush tidak menjabat lagi, jabatan kosong itu pasti diisi oleh orang-orang yang menyetujui homoseksual. Jadi, karena disana masih ada banyak orang yang takut pada Tuhan, maka Tuhan memperbolehkan dia menjabat Presiden lagi, agar negaranya tak terpuruk ke dosa yang lebih besar.

Karena 4 tahun terakhir ini, Amerika mengalami krisis moral yang amat parah. Setelah 4 tahun, Bush digantikan dengan yang lain, mungkin saat itu homoseks mendapat hak yang sama, lebih dekat dengan hari kiamat. Amerika menyatakan kejujurannya dalam statement in God we trust, meski sekarang, statement di atas US dollar itu hanya sebagai slogan, banyak orang Amerika tidak lagi mempraktekkannya. Itu sebabnya, nilai US dollar bahkan iman, moral, ekonomi, politik dan hidup sehari-hari mereka pasti akan terus merosot. Waktu Mao Ze Dong mengatakan: hanya urusan bohong saja koq begitu diributkan di kongresmu? Dia mengatakan kalimat yang paling tak bermoral di sepanjang sejarah Tiongkok. Karena pintar berbohong bukanlah bijaksana, pintar memberantas kebohongan barulah bisa disebut bijaksana. Kebudayaan Tionghoa menggabungkan dua istilah yang konotasinya begitu berbeda: bijaksana dan kelicikan, orang licik dipandang sebagai orang bijak; pintar. Dimanakah orang yang pintar sekaligus jujur, karena pintar plus jujur, pintar plus suka damai baru bisa disebut bijak.

Menurut orang Yunani ada 4 karakter yang membuat seseorang disebut agung: bijaksana, adil, berani, self-control, namun bijaksana di Perjanjian Lama begitu berbeda dengan bijaksana yang diajarkan oleh Socrates, Aristoteles, M.P.Douglass, Plato….: the fear of the Lord, far away from sin, to understand His holiness. Tapi Perjanjian Baru, definisi bijak yang paling penting:

1. Diberikan oleh Yesus Kristus: orang bijak mengiyakan bijaksana. Maksudnya, orang bijak menjunjung bijaksana yang dia ketahui.
2. Diajarkan oleh Paulus: God makes Christ our wisdom, our rightousness, our redemption (1 Kor 1:30).
3. Definisi yang paling jelas, paling konkrit di Perjanjian Baru: ayat. 14-15, bijaksana berasal darimana? Sorga. Orang yang suka berselisih, memegahkan diri, iri, berbohong, melawan kebenaran…..memperoleh bijaksananya dari dunia, nafsu manusia, setan-setan.

Inilah kali kedua istilah setan-setan muncul di surat Yakobus:

a. apakah kau beriman, percaya bahwa Allah itu Esa? Imanmu benar, tapi setan-setanpun percaya monoteisme, hanya saja, mereka sambil percaya sambil gemetar.
b. bijak yang bukan dari atas adalah bijak yang dari setan-setan. Obat yang bersalutkan gula, mungkin berisi racun, maka, orang bodoh melihat lahiriah, tapi orang bijak melihat esensi, substansinya.

Ingat; gereja adalah satu persekutuan kasih, setiap orang harus bersekutu; melayani dengan kesungguhan, motivasi murni, jujur. Kalau tidak, suatu hari nanti tentu akan disaring oleh Tuhan, saya sendiri tidak pernah ingin mengeluarkan orang, berselisih dengan orang, yang saya inginkan hanyalah damai, mengerjakan segalanya dengan jujur. Saya selalu mengintrospeksi, adakah motivasi yang tidak jujur; menipu, yang terlontar dari mulut saya? Kata-kata, sikap saya bisa saja salah, tapi saya minta jangan sampai ada motivasi yang salah. Saya harap, semua rekan juga begitu, tetap memelihara cinta kasih, kemurnian, kejujuran, agar kita bisa tetap dipakai oleh Tuhan.

Cekcok, iri, perselisihan, memegahkan diri, berdusta, melawan kebenaran….bukan bijaksana yang dari atas, melainkan dari nafsu diri, setan-setan. Setelah kita menghalau semua hal yang tidak benar, mari kita hidup dengan sungguh-sungguh; meski hidup kita di dunia tidak sempurna, tapi paling sedikit, kita punya motivasi yang jujur, bajik, sempurna, terbuka, mau berdamai dengan sesama, walau kita tetap harus mempertahankan iman. Setelah gereja kita jadi nanti, mungkinkah ada orang yang berniat membakar atau membomnya? Mungkin. Tapi janganlah hal itu kita jadikan alasan untuk tidak membangun. Mungkinkah kita dimusuhi, dirugikan? Mungkin saja. Tapi janganlah hal itu kita jadikan alasan untuk tidak melayani. Mari kita melakukan sesama dengan kelembutan; bijak.

Baca ayat 16, sedikit mirip dengan filsafat Plato: saat kuasa tidak dipadukan dengan bijak akan terjadi kekacauan dan kejahatan. Mengapa Soeharto, Gus Dur lengser? Karena kuasa tidak dibarengi dengan bijaksana. Orang yang tidak membaca ayat ini tak akan bisa menjadi pemimpin yang baik. Karena Alkitab adalah kebenaran Allah yang hidup, punya kuasa untuk menghakimi dunia. Kata Yesus: pada hari penghakiman, firman yang Kukatakan padamulah yang akan menghakimimu (Yoh. 12). Hai, orang orang yang mendengar khotbah, jangan anggap sepi khotbah yang kau dengar, terimalah sebagai bekal yang membuatmu hidup dengan penuh tanggung jawab, menjadi garam dan terang dunia. Minggu depan kita membahas sembilan bijaksana sejati yang dari sorga; dari Tuhan.

Ayat 17-18, menyatakan secara langsung akan bijaksana dari sorga; Allah, yang tidak disertai nafsu manusia atau campur tangan setan-setan itu akan menghasilkan 9 jenis buah. Bijaksana punya tempat tertinggi dalam filsafat Gerika. Karena istilah philosophy berasal dari kata filia + sofia: aku menyukai bijaksana. Namun filsafat Gerika tidak terlepas dari sifat dasar manusia: antroposentris. Kalau kita tanyakan pada orang Gerika: “Siapa itu orang bijaksana?” Jawabannya:”Orang yang memakai logika dengan tepat, sampai pikirannya berhasil menguasai emosinya, dan emosinya menguasai kelakuannya”. Bila ditanya lebih lanjut “Bagaimana seorang bisa berpikir dengan tepat?”.”Dia harus menemukan metodenya”. Artinya: wisdom and epistemology mixed in Greek philosophy. Filsafat Plato mengajarkan idos (artinya: dunia ide), bukan realita di dunia; dialah yang menentukan realita di dunia. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal apa itu keadilan, tapi definisi keadilan di setiap negara berbeda, maka hukum di tiap-tiap negara berbeda. Menurut Plato, hal itu terjadi karena keadilan dunia hanyalah bayang-bayang dari keadilan di sana. Jadi, Plato memisahkan ide yang sempurna dengan bentuk (form) yang ada di sini. Tapi menurut Aristoteles yang disini(bentuk) dan yang disana (ide) itu sama.

Perbedaan konsep ini ditangkap oleh Rafaello Sanzio, salah satu dari 3 tokoh High Renaissance. Painter yang terbesar bahkan sampai hari ini: Da Vinci, Michaelangelo,Rafaello Sanzio, karena keindahan yang mereka tuangkan di atas kanvas, punya mutu yang sangat sulit dilampaui. Rafaello Sanzio adalah yang termuda usianya, saat dia masih berusia 20-an tahun, lukisannya sudah melampaui lukisan siapapun, khususnya dalam melukis sifat kewanitaan yang tender, beauty, meek. Dia juga melukis The School of Athens, yang masih tersimpan di Vatikan, dimana terdapat lebih dari 120 orang yang paling bijaksana: Socrates, Zeno, Plato, Aristoteles, bahkan orang-orang setelah jaman Gerika termasuk astronom Mesir, bahkan dirinya sendiri. Latar belakang semuanya adalah bangunan, hanya Plato dan Aristoteles yang berlatar belakangkan langit biru. Dia berusaha mengutarakan pada dunia: Banyak orang yang paling pintar pikirannya, tetap terkungkung dalam limitasi negara, bangsa. Hanya mereka berdua punya pikiran universal, melintasi seluruh jaman. Di sana, Aristoteles dilukiskan sedang mendebat gurunya, Plato , perubahan sikap murid pada gurunya: Kata Aristoteles: Aku mengasihi guruku, tetapi aku mengasihi kebenaran lebih dari mengasihi guruku. Saat berdebat, tangan Plato memegang buku Timaeus, karyanya tentang kosmologi, satu tangan menunjuk ke atas, sementara Aristoteles satu tangannya memegang karya tulisannyaThica, satu tangannya menunjuk ke bawah. Maksudnya: Plato memberitahu muridnya :Matter yang ada di dunia adalah bayang-bayang, sementara form ada disana, tapi menurut Aristoteles: form dan matter sama-sama ada disini hanya saja form bersifat metafisika, sementara matter bersifat fisik. Jadi, bijaksana yang dicari orang Gerika itu bersifat antroposentris, butuh pikiran yang akurat. Bagaimana menemukan cara yang paling akurat guna mendapatkan pikiran yang paling sehat, sempurna , logika. Aristoteles menemukan syllogism; menemukan dalil lewat 3 tahap: major premise, minor premise, conclusion. Contoh: Semua orang bisa mati, saya adalah orang, maka saya juga bisa mati. Untuk menerima sebuah premis sebagai kebenaran butuh iman.

Maka Paulus bukan mengajarkan kita dari rasio kepada iman, melainkan dari iman kepada iman. Jelaslah sudah: tanpa Alkitab, tak ada orang bisa mengerti akan kebenaran yang sejati. Karena bijaksana Gerika stop di logika yang mereka pakai untuk menyelidiki, memikirkan dan mengetahui kebenaran, padahal logika manusia itu created, limited, polluted, no way to compare with the creator. Maka bijaksana orang Gerika yang tidak membuahkan hidup suci yang sesuai dengan sifat ilahi, hanya hidup bermoral tinggi menurut standar manusia. Saya sangat menyukai bagian ini, karena di seluruh PB hanya bagian inilah yang membahas bijaksana. Siapakah orang bijaksana? Bijaksana bukan pintar, banyak orang pintar yang kurang bijak, banyak orang bijak yang kurang pintar. Yang pasti dalam bijaksana terkandung benih yang dapat membuat kita jadi pintar, sementara dalam pintar belum tentu terkandung benih untuk menjadi bijaksana. Inilah bedanya bijaksana dan pintar: Bijaksana berasal dari sorga, didasarkan atas the fear of the Lord, depart far away from sinfull things, to know the holiness of your Creator, bukan berasal dari dunia, bukan dari neraka, juga bukan dari setan-setan. Hanya bijaksana inilah yang membuahkan 9 jenis buah, kebenaran yang tidak ditemukan di surat Paulus, Yohanes maupun Petrus. Karena Yakobus menfokuskan beritanya pada kewajiban hidup kita sehari-hari: menyatakan iman. Perhatikan ayat 17-18.

Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.  Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.” (Yakobus 3:17-18)

Buah-Buah bijaksana:

Murni, satu sifat hakiki yang tidak mengenal kompromi, mengapa waktu kita bicara dengan orang ini, kita merasa leluasa, tapi waktu dengan orang itu, kita perlu was-was? Hanya satu sebab, hatinya murni. Biarlah semua orang Kristen belajar, meski sudah tua, sudah pintar, sudah banyak belajar, tetapi tetap murni. Tuhan Yesus membagikan manusia dalam 4 kategori : a. pintar tapi murni, b. bodoh, tapi murni, c. pintar tapi tak murni d. tak murni, juga tak pintar. Mana yang paling jahat? Bukan yang bodoh, melainkan yang pintar tapi tidak murni, dia berpotensi menjadi pengacau dunia. Pelayanan di Gerakan Reformed indah karena murni, jujur, sungguh-sungguh, itulah yang membuat kita mudah berkomunikasi.

Damai: damai itu indah. Setiap anggota tubuh kita harus mengakui aku hanyalah sebagian, bukanlah segala-galanya, barulah bisa rukun. Kalau seseorang memakai tangan kanannya untuk memukul tangan kirinya, memakai kedua tangannya memukuli dadanya, tubuhnya pasti hancur. Kita butuh kerukunan, perdamaian, kesatuan. Itu sebabnya, jangan sembarangan mengatakan kalimat-kalimat yang tidak ada buktinya, salah mengerti, merasa diri superior, menghina orang. Damai itu gampang atau tidak? Tahukah saudara, dana terbesar manusia pakai untuk apa? Perang. Dana yang dipakai untuk perang setahun cukup untuk dana penginjilan dunia selama 1300 tahun. Sebelum perang Rusia, Soviet dan Amerika berakhir, rudal-rudal intercontinental missile yang dipersiapkan, cukup mengenyahkan seluruh bumi 4 kali. Mengapa negara Jepang begitu maju? Karena sejak tahun 1945, dia tidak diijinkan mengembangkan militer, itu adalah hukuman buat dia yang suka menjajah, memusuhi negara-negara tetangga, sekaligus tidak perlu menghamburkan dana untuk militer, melainkan untuk berkembang. Belajarlah untuk damai, harmonis, menghargai orang, tidak banyak menaruh curiga, mengkritik, melainkan banyak menghargai, mengerti orang. Seumur hidup, saya hanya berperang untuk kebenaran yang diselewengkan, doktrin yang palsu, yang mempermalukan nama Tuhan. Meski berkali-kali orang mencaci maki saya di internet, surat kabar, saya tidak pernah membencinya, juga tidak membela diri karena I am not called to defend myself, I am called to preach Gospel, to defend the truth, Amin? Maka, kita berada dalam gerakan Reformed Injili belajar hanya memerangi setan, ajaran yang tidak benar. Tapi berdamai dengan orang-orang yang Tuhan pimpin ke wadah ini untuk melayani, beribadah.

Ramah  dan  lembut, Minggu lalu kita sudah membahas: Yesus lembut tapi tidak pernah lemah. Karena lemah bukan lembut, lembut bukan lemah. Jiwa kita perlu lembut khususnya di hadapan kebenaran. Orang yang berkeras di hadapan kebenaran adalah orang yang congkak, yang merasa diri superior, yang tidak pernah rendah hati. Orang yang sukses luar biasa tapi tetap rendah hati, karena dia menyadari, di dalam kesuksesan terkandung kewajiban, sukses bukan sesuatu yang pantas dimegahkan jikalau ada orang bertanya mengapa kita membangun gereja besar? Bukan karena kita mau memegahkan diri, melainkan karena kita butuh suatu wadah yang besar. Di seluruh Jakarta, salah satu gerakan yang berpotensi besar mengembangkan pekerjaan Tuhan yang berbobot adalah gerakan Reformed, we need it and we have potential to do it. Saya berharap, sebelum saya mati, ada orang-orang yang lebih hebat, lebih berbakat, lebih sungguh-sungguh melayani, Tuhan bangkitkan untuk menyambung pelayanan Reformed di jaman yang akan datang. Saya perlu memberi pengertian yang sangat tajam pada kalian yang bergabung dalam gerakan ini. Karena banyak konsep pelayanan kita yang begitu berbeda dengan gereja lain yang perlu saya kemukakan. Karena saya harus mempertanggung jawabkan panggilan dan visi yang Tuhan berikan pada saya: mendidik jaman ini. Sikap lembut, ramah adalah modal yang kita tanam untuk kelak kita tuai. Apa yang akan kita tuai? Persekutuan yang indah, yang memuliakan nama Tuhan. Mau menjadi pendendam itu mudah, tapi mau mengubah rasa dendam menjadi rasa damai itu sulit sekali. Itu sebabnya, jangan terlalu cepat menunjukkan sikap kurang ramah, kurang lembut pada orang. Kita perlu tegas terhadap kebenaran yang diselewengkan, doktrin yang salah, ketidakjujuran, mempermalukan nama Tuhan. Tapi perlu bersikap lembut pada sesama yang punya kelemahan, kekurangan.

Penuh belas kasihan: bagaimana perasaanmu saat melihat orang yang lemah, berkekurangan, berada dalam kesulitan, mengganggu atau ikut dalam kesusahan? Kalau kau ikut merasakan penderitaannya. Kau punya ikatan batin dengan sesama, itulah yang membuatmu bersedia menolong orang. Belas kasihan membuat orang merasa hidupnya berarti. Saya pernah menceritakan: seorang anak yang berumur 14 tahun menuliskan dalam buku hariannya, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku dengan lompat ke sungai. Tapi kalau sebelum aku tiba di sana, ada satu orang saja yang mau tersenyum padaku, aku akan mengurungkan niat itu. Nyatanya, dia bunuh diri. Waktu saya membaca kisah itu, saya ingin sekali menjadi orang yang hari itu menyapa dia, tersenyum padanya. Berapa banyak orang hidup di jamanmu, mendapat berkat, didikan kebenaran, pengharapan, penghiburan darimu?

Buah-buah yang baik. Yakobus sering memakai istilah dalam bentuk jamak, misalnya: setan-setan, buah-buah¡, saya pernah membahas tentang 7 jenis buah-buah orang Kristen di Semarang, seorang majelis mendatangi saya dan berkata, dulu saya penganut Tridarma, mempelajari Budhisme, Konfusionisme, dan Taoisme, namun saya menemukan agama hanya membicarakan sejenis buah: perbuatan, tapi Alkitab membahas 7 jenis buah, membuktikan bahwa Kitab Suci begitu kaya. Buah terang, Injil, pelayanan, Roh Kudus, keadilan, kebenaran. Menandakan kau bijaksana.

Tidak memihak, artinya: saat orang berselisih, kalau kau berbijaksana, kau tidak boleh memihak, kecuali ada pihak yang sengaja melawan, memerangi kebenaran, barulah kau memihak kebenaran. Jadi jangan memihak penguasa, orang miskin, orang malas, karena berpihak membuatmu terjerumus ke dalam pertikaian; perselisihan yang tak perlu. Apalagi seorang pemimpin rohani, prinsip kepemimpinan mengacu pada prinsip Alkitab, sangat berbeda dengan kepemimpinan yang ada di pasaran: Yesus berkata, jika kau mau menjadi besar jadilah hamba semua orang. Kita harus bersemangat melayani seperti hamba, tapi kita tidak diperbudak. Waktu kau menjadi pemimpin, jangan kau memihak. Di dunia, banyak orang berpihak dengan dasar motivasi yang tidak jujur. Jika kita tidak punya motivasi egois, dengan sendirinya kau tidak akan tergoda dengan janji-janji profit, bisa menjalankan kehendak Tuhan dengan lebih mudah. Tidak pilih kasih, karena Alkitab mengajarkan, Allah tidak pilih kasih.

Tidak munafik. Salah satu kelemahan terbesar dari orang baik adalah niatnya membantu, tapi ingat: niat membantu bukan berarti mampu membantu. Waktu orang minta bantuan, jangan segera mengiyakan, lalu tak menepati, orang akan menganggap janjimu itu janji kosong, kau dipandang munafik, meski tidak ada motivasi itu di hatimu. Tahukah saudara, siapakah kelompok bohong yang terbesar di dunia? Orang Kristen. Kita menyanyikan lagu: ku mau cinta Yesus, nyatanya kita tidak cinta Yesus. Jangan munafik: kalau tidak sanggup mengerjakan, janganlah mengumbar janji, artinya janjimu harus dapat dipercaya, Honesty is the best policy, jadi berbicaralah dengan jujur, dengan sungguh. Orang bijak tidak sembarangan mengumbar janji, yang akhirnya menjerat bahkan mematikan diri sendiri.

Buah kebenaran ditabur dalam damai, terjemahan lain: barangsiapa mendamaikan orang, dia menabur benih damai. Artinya: orang yang sungguh bijaksana mendamaikan orang. Memang tidak gampang, bahkan kadang-kadang harus menanggung rugi, tapi mendamaikan orang adalah perintah Allah: berbahagialah orang yang mendamaikan orang, the peace maker will be called the children of God. Karena pendamai meneladani hal yang Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah lakukan: mendamaikan kita dengan Allah, kita dengan kita, kita dengan orang lain, orang lain dengan orang lain, orang lain dengan Allah lewat kematianNya. Itulah bijaksana. Bijaksana yang sungguh berasal dari atas, bukan dari filsafat Gerika, bukan epistemologi yang bersifat antroposentris, bukan kepintaran yang menguntungkan diri sendiri, melainkan menuntut diri damai, ramah, lembut, memperlakukan orang dengan berbelas kasihan, tidak memihak, mau berkorban demi mendamaikan orang.

Sejarah manusia, tidak pernah sekacau 10 tahun terakhir ini: bom bunuh diri semakin hari semakin banyak. Karena banyak orang mengira dirinya pintar, tahu caranya membuat bom untuk membunuh orang. Itu adalah kepintaran yang merusak, mengacau, menebar kebencian, bukan hikmat sorgawi. Jika kita merealisasi Firman yang kita dengar hari ini, maka di Jakarta ada 1300-an orang yang mewujudkan hikmat sorgawi di bumi. Kalau satu orang mempengaruhi lagi sekian banyak orang, sekian banyak orang mempengaruhi sekian banyak orang lagi, Jakarta menjadi kota yang berpenduduk bijaksana, Amin? Baca ayat 13-18 dengan perlahan, sambil menegur diri, minta Tuhan menolong kita menjalankannya.

Mengapa banyak orang menuntut ilmu, tapi sedikit sekali yang menuntut hikmat sorgawi? Karena manusia dibutakan oleh profitisme. Menuntut pengetahuan tidaklah salah, karena manusia yang Tuhan cipta punya keinginan menggali sebanyak mungkin pengetahuan, mengaktualisasi perkembangan dirinya. Pengetahuan memang penting, tapi pengetahuan berbeda dengan bijaksana, bijaksana bagaikan fondasi, meski tak nampak, namun dialah penopang bangunan tinggi yang nampak. Bolehkah orang Kristen hanya menuntut pengetahuan tapi tidak mau menuntut bijaksana? Tidak! Kita perlu fondasi hidup, juga perlu mengutamakan arah ketimbang fasilitas, pimpinan dari atas ketimbang perjuangan individu yang tidak berarah. Semua ahli perang, politikus punya pengetahuan, tapi kalau mereka juga punya bijaksana, dia akan dijadikan teladan dari zaman ke zaman. Bukankah saat kita mendengar nama Hitler, Ceaucescu , diktator-diktator, kita merasa muak, tapi saat kita mendengar nama Abraham Lincoln, Gandhi, selalu teringat akan hal-hal yang indah? Mengapa kita rela mengirim uang 30.000 dollar, bahkan 50.000 dollar per tahun untuk studi anak-anak kita di Amerika? Karena kita mengharapkan mereka sukses. Itu sebabnya, ajaklah anak-anakmu mendengar Firman Tuhan, agar benih iman tertanam dalam diri mereka, sampai mereka punya rasa takut pada Tuhan, bijaksana sorgawi, iman yang teguh, pengertian kebenaran yang membuat hubungannya secara vertikal dengan Tuhan maupun secara horizontal dengan sesama beres, kemanapun dia pergi, kau akan merasa lega.

Saya adalah ayah dari 4 anak, jika mereka hanya menyandang titel, tapi tidak punya relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama, saya tetap menganggap diri sebagai ayah yang gagal dan mereka adalah anak yang terhilang. Apakah orang yang menyandang banyak titel pasti punya bijaksana sorgawi? Tidak! Itu sebabnya, jangan menghina mereka yang dari lubuk hatinya patuh pada Tuhan. Karena bijaksana jauh lebih penting, lebih mendasar ketimbang ilmu. Di Yoh. 3 terdapat statement: to be born from above —-bom atom yang Yesus letakkan pada kalangan intelektual tertinggi. Siapakah itu Nikodemus? Dia punya latar belakang pendidikan tertinggi, punya nama besar di kalangan orang Yahudi. Tapi Yesus berkata padanya: kau harus diperanakkan pula (bahasa Gerikanya bisa diterjemahkan: you should be born from above). Kalau kita membandingkannya dengan Yak. 3, kita tahu, ada dua perkara dari atas: hidup dan bijaksana; hidup sorgawi itu hidup baru, sementara bijaksana sorgawi itu wawasan baru. Orang yang memiliki hidup sorgawi, wawasannya pasti berbeda dengan orang dunia. Sebagaimana angin bertiup seturut kemauannya sendiri, begitulah juga orang yang diperanakkan oleh Roh Kudus. Maksudnya, dalam hal diperanakkan pula, manusia berperan pasif, Roh Kuduslah yang berperan aktif.

Sejarah mencatat, saat Nikodemus tua, dia meninggalkan semua reputasinya, demi mengikut Yesus. Membuktikan bahwa dia terus menggumuli kalimat yang malam itu dia dengar dari mulut Yesus, karena niat hatinya menemui Yesus bukan untuk membanggakan statusnya sebagai orang Farisi, atau agama yang selama itu dia anut, melainkan untuk belajar. Semakin hari semakin saya temukan ada dua jenis majelis atau pendeta:
1.yang menganggap dirinya cukup hebat dan tidak mau belajar.
2.yang sudah hebat, tapi masih merasa dirinya tidak tahu apa-apa, mau belajar dan belajar.

Nikodemus termasuk kategori kedua, maka saat dia menemui Yesus, dia memanggilNya :Rabi¡, menandakan bahwa dia mengakui Yesus adalah Rabi di atas segala Rabi, –itulah rendah hati. Saat dia menemukan, di dalam diri Yesus ada sesuatu yang tidak dia temukan baik di buku, tradisi maupun sistem pendidikan orang Farisi, dia berkata: Rabi, aku tahu, jika Allah tidak menyertai, tak seorangpun sanggup melakukan mujizat yang Kau lakukan. Adakah Yesus menjawab: kaulah orang yang sudah lama Ku tunggu-tunggu, mari minum kopi bersama?Tidak! JawabNya : Dengan sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, jika kau tidak diperanakkan pula, kau tidak akan masuk ke dalam kerajaan Allah. Adakah statement yang lebih berterus terang dari statement itu? Statement yang begitu tepat dan begitu berani, membuat Yesus dibenci oleh musuhNya, sekaligus dikagumi oleh orang yang berniat mencari tahu.

Nikodemus bertanya dengan rendah hati: Mungkinkah seorang yang sudah tua masuk lagi ke dalam rahim ibunya? Yesus bisa saja mentertawakan dia begitu bodoh dalam soal rohani, namun kataNya: “Yang dilahirkan dari daging itu daging, yang dilahirkan oleh Roh itu roh ” dua wilayah yang berbeda jadi not to be born of your parents, but to be born of Holy Spirit, to be born of God, to be born of the word of God, to be born of the Gospel –empat statement yang intinya sama; diperanakkan pula. Kalimat itu dicerna oleh Nikodemus, puluhan tahun kemudian, dia sadar, dirinya butuh lahir baru, karena hanya Yesus, satu-satunya pengharapan. Mengapa Nikodemus butuh waktu puluhan tahun untuk mencerna itu? Karena dia sudah memegang pengertian sistem agama yang sangat ketat, bahkan dia adalah seorang pemimpin agama. Kita lihat disini, ada kalanya Yesus berbicara kepada massa, namun ada kalanya Dia rela mengajarkan pengajaran yang penting hanya kepada satu orang.

Meski pengaruh Nikodemus tidak segera nampak, tapi selama 2000 tahun ini, dia terus menerangi orang-orang yang dulunya merasa dirinya sudah beragama, datang mendengar Firman yang Yesus sampaikan dengan rendah hati. Apakah dilahirkan dari atas saja sudah cukup? Tidak! Kita perlu dilengkapi dengan bijaksana yang dari atas. Di Manila saya bertemu dengan orang-orang yang mengaku diri born again Christian, tapi waktu ditanya:”how do you know that you are born again? “I am not smoking now, tidak berjudi, tidak bermabuk-mabukan, — sudah mengalami perubahan hidup. Tentu, orang yang sudah lahir baru akan mengalami perubahan hidup, tapi perubahan hidup tidak identik dengan lahir baru. Jangan dibalik, Dr. Franchis Shaeffer pernah mengatakan satu statement yang sangat memilukan: so many people call themselves born again Christian, they came to La Abre Fellowship in Switzerland, but they ask me a question, does God exist? So many people seems already open their hearts for the Christian faith, but their understanding never support by their believes. Tidak seperti Paulus yang berkata, aku tahu persis, siapa yang kupercaya.

Reformed Theology menegaskan: imanmu membuatmu sanggup menghadapi serangan musuh, ideologi atau wawasan dunia yang bertentangan dengan kekristenan itu dengan stabil, Amin? Jadi, to be born from above is not enough, you should be equipped with the wisdom from above. Apa itu bijaksana sorgawi?:

Murni. Genuine hearted, pure motivation before God adalah dasar dari sebuah gereja yang sehat, juga merupakan tuntutan dari gerakan Reformed Injili. Orang yang hatinya murni memang sulit kita temukan, sebab pada masyarakat terdapat banyak orang pintar tapi hatinya serong, kelihatannya ramah nyatanya menikammu dari belakang. Mari kita mempraktikkan hidup gerejawi, dimana setiap orang memiliki hati yang murni, Amin? Memang tidak gampang. Karena masih ada banyak orang Kristen sejati yang sedang kost di agama lain, juga ada banyak anak-anak kegelapan yang sedang kost di gereja.

Damai. Th. 1969, waktu saya studi penginjilan dari Dr. Bob Pierce, pendiri World Vision, mengatakan: May I introduce the Swiss people with three- full: beautiful, wonderful, peaceful. Yang ingin saya tegaskan adalah peaceful. Negara Switzerland yang berdiri kira-kira 600-an tahun silam itu, menetapkan tidak bergabung dengan blok manapun, dan tidak mau berperang, yang mereka inginkan hanyalah peace. Mari kita belajar: peace is the attitude of the heavenly wisdom . Dilawan? Tak masalah. Karena orang yang melawanmu, yang memarahi, menfitnah, mengejekmu akan kehabisan bahan. Saat seseorang mengatakan sesuatu yang tidak benar, kalau kau punya kesempatan, katakanlah dengan rendah hati dan ringkas, apa yang kau katakan itu tidak benar. Apakah semua orang yang berdemonstrasi di jalan raya betul-betul menuntut keadilan? Belum tentu, mungkin mereka adalah pendemo bayaran. Kata Soren A. Kierkegaard: massa bagaikan anjing gila yang dipelihara oleh majikan yang sudah merencanakan sesuatu bagi diri sendiri tapi mengatasnamakan rakyat. Penipu kelas atas yang memprovokasi orang bertikai, bermusuhan , menghancurkan masyrakat, selalu ada di setiap zaman, mereka bukanlah orang yang bijaksana.

Ramah. Peribahasa Tionghoa mengatakan, ai ren zhi, ren heng ai zhi, hen ren zhi, ren heng hen zhi, orang yang mengasihi orang akan senantiasa dikasihi, orang yang membenci orang akan selalu dibenci. Itulah wahyu umum: kebenaran yang kita temui di masyarakat. Kau menginginkan hari depan yang baik? Jangan hanya bermimpi, lakukan sesuatu hari ini juga. Ingat: hari ini bisa bergeser menjadi kemarin, kemarin akan bergeser menjadi kemarin dulu, besok akan bergeser menjadi hari ini. Maksudnya, kita berada di dalam proses. Orang yang mengatakan: aku punya sekian banyak uang, rumah, emas, berlian adalah orang bodoh, karena semua itu adalah barang tingkat rendah yang untuk sementara Tuhan titipkan padamu, dengan tujuan menguji sikapmu terhadap dunia kekal dan dunia sementara, kau lebih cinta Tuhan atau harta. Harta yang sejati adalah hidupmu, waktu dan ruang yang diberikan padamu dan proses yang menjadi potensimu. Proses mungkin lebih mudah dimengerti sebagai pengalaman, tapi saya tetap pilih menyebutnya proses, karena we are created within the limit of time and space, dua kurun yang punya kaitan erat dengan proses.

Penurut dan penuh belas kasihan. Bijaksana sorgawi membuat kita tahu: how to deal with people above you and people beneath you? Seorang murid Kongfuzu menjawabnya tanpa ragu: zhong shu er yi; setia pada atasan dan penuh belas kasihan pada bawahan. Tapi Firman Tuhan bukan mengajar kita zhong shu melainkan ai shun;kasih dan taat. Paulus berkata: hai suami, kasihilah isterimu. Hai isteri, taatilah suamimu. Hai orang tua, cintailah anakmu. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu. Hai pemerintah, kasihilah rakyatmu, hai rakyat, taatlah pada pemerintahmu. Lalu mana yang duluan: taat atau mengasihi? Ingat: orang tua pernah menjadi anak-anak, sementara anak-anak belum pernah menjadi orang tua. Jadi, orang tua harus lebih dahulu mengasihi anak, karena betapapun hebatnya mereka, mereka tetaplah anak yang mengamati tindak tandukmu. Kepada siapa kita harus menurut? Tuhan, FirmanNya, Roh Kudus, prinsip-prinsip kebenaran. Mari kita belajar untuk menurut pada atasan dan mengasihi bawahan, karena the heavenly wisdom caused the good relationship. Kapan kita menjalankan perintah Yesus untuk love one another? saat kita berselisih dengan orang, saat di hatimu ada ganjalan. Karena membenci atau dibenci orang. Jadi, menjadi orang Kristen betul-betul tidak gampang, karena di dalam kekristenan terdapat tuntutan Tuhan yang begitu tinggi, kala kita tidak mencapainya, kita disebut hamartia, dosa. Ada kalanya orang yang menaruh belas kasihan pada orang sepertinya rugi. Hari Kamis, Jumat, team kami bekerja sampai jam 1 pagi, kemarin jam 02:00 baru pulang, jam 6 sudah harus bangun, berkotbah dan berlanjut sampai malam nanti. Kapan saya mempersiapkan kotbah? Cara saya berkotbah memang sangat berbeda, bukan sekedar memindahkan pengetahuan dari buku ke otak anda, melainkan menggumuli semua hal di Alkitab sampai tuntas, barulah saya mengkotbahkan dengan berani dan tegas. Cara Tuhan melatih saya begitu unik, akhirnya saya menjadi hamba Tuhan yang tidak terlalu menghiraukan sakit penyakit, lelah, difitnah, bahkan mati. Taat: Tuhan, aku adalah hambaMu, apapun yang Kau beri akan kuterima. Mengasihi, bahkan orang yang membenci kitapun perlu dikasihi.

Buah-buah yang baik. Mengapa buah yang sering kita tonjolkan: buah Roh Kudus di dalam bahasa aslinya berbentuk tunggal. Tapi buah yang di Yak. 3 ini berbentuk jamak? Karena selain buah Roh Kudus, ada buah-buah lain: buah terang, buah keadilan, buah kebenaran, buah kelakuan, buah pelayanan, buah Injil. Buah adalah representasi dari pohon, demikian juga buah yang kita hasilkan adalah representasi dari hidup, pelayanan, mutu kerohanian dan karakter kita. Baca Yoh. 15: 7 – 8, pesan Yesus Kristus: bare fruit in order to glorify our Father in heaven and you prove that you are My disciples.

Tidak memihak dan tidak munafik –dua hal yang penting tapi tidak gampang. Mengapa? Saat orang berselisih, semua pihak pasti mengharapkan kita berada di pihaknya, dalam sikon seperti itu, tidak memihak kelompok manapun adalah bijaksana. Ingat: tidak memihak manusia bukan berarti tidak memihak kebenaran. Salah satu contoh yang menggetarkan adalah kisah Abraham Lincoln, sebelum dia menjabat presiden. Seorang kandidat presiden pernah melecehkannya: hai orang Amerika, kalau anda ingin melihat orang hutan, tak perlu pergi ke kebun binatang, lihat saja Lincoln. Tapi setelah Lincoln terpilih, saat orang mendiskusikan kandidat pimpinan angkatan darat, dia justru mengusulkan orang itu. Mereka sempat heran, tapi katanya, bukankah kita sedang membahas soal kandidat pimpinan AD yang paling tepat, bukan membahas relasi siapa dengan siapa? Mari kita memisahkan dua perkara itu. Menurut filsafat Menzius, gentlemen punya tiga kualifikasi: no move even though you are poor, no change even though you are rich, no submit even though you are threaten. Tokoh Alkitab yang paling cocok dengan kualifikasi itu adalah Yohanes Pembaptis, lebih memilih dipenggal kepalanya daripada menarik statement yang pernah dia katakan pada Herodes.

Menabur the fruit of righteousness yang mengandung keadilan, kesucian dan ketegasan. Who is the righteous man? Unsur yang terpenting: hidup suci, berlaku adil pada orang, berani mengutarakan pendiriannya dengan tegas. Mimbar GRII menyatakan pendirian iman dengan tegas dan berani tanpa kompromi: kita memerangi ajaran yang tidak benar, tapi kita mau berdamai dengan semua orang. Baca ay. 15 – 18, minta Tuhan menambahkan bijaksana sorgawi atas diri kita yang sudah memiliki hidup sorgawi, untuk bersaksi bagiNya.

Bijaksana yang manusia tuntut adalah bijaksana yang dia dapatkan dari pengalaman sejarah – itu penting sekali. Tapi ada bijaksana yang lebih penting dari itu: bijaksana sorgawi yang Tuhan karuniakan. Karena mengkristalisasi pengalaman pahit yang hanya membuat kita menyadari, hak kita sebagai manusia sudah direbut orang. karena pendekatan yang kita pakai adalah untung rugi. Maka, pengalaman selalu ada sangkut pautnya dengan untung rugi, bijaksana seorangpun diukur dengan untung rugi: orang yang pintar cari profit disebut orang bijak, sementara orang yang selalu rugi disebut bodoh. Itu sebabnya manusia selalu memperebutkan profit. Tapi Alkitab menawarkan satu pandangan yang amat berbeda: tujuan kita hidup adalah untuk memuliakan Tuhan, menikmati Tuhan dan segala anugerahNya. Anugerah Tuhan tidak bisa kita nilai dengan profit yang berbentuk materi, Tuhan Yesus mengatakan dengan jelas. apa gunanya kau beroleh seluruh dunia tapi kehilangan nyawa? Tuhan mengajar kita cara menilai yang lebih sesuai dengan kehendakNya, dengan cara pandangNya. lstilah “bijaksana” jarang kita temukan di Perjanjian Baru, tapi sering kita jumpai di Perjanjian Lama, khususnya di Amsal.

Raja Solomo memang berbeda dengan ayahnya: raja Daud, karena Daud, lahir sebagai anak seorang gembala, Allah mengurapinya dan berani menjadikannya raja Israel. Tapi Daud perlu menunggu dua puluhan tahun, sampai usianya empat puluh tahun, barulah dia naik tahta. Perhatikan: di masa penantian yang sangat panjang itu, dia dikejar-kejar, bahkan berkali-kali nyaris dibunuh oleh raja Saul yang sudah dibuang oleh Allah. Daud memang mahir berperang. sejak kali pertama dia berperang lawan Goliat sampai akhir hidupnya, dia selalu menang atas musuhnya, namun dia tidak memerangi bangsanya sendiri. Itulah bijaksana: ia tahu kapan harus berperang, kapan harus berdamai, dia begitu mencintai bawahannya, sampai jendral-jendralnya rela mati baginya. Karena mereka tahu, pemimpin mereka tidak egois, tidak memerangi “orang sendiri”. Bahkan saat dia dimusuhi oleh orang Israel, dia tidak membalas, sampai menjelang ajalnya, barulah dia beritahukan pada Salomo: waspadailah orang ini…. mereka pernah memusuhi ayahmu. Mungkin orang beranggapan Daud tidak mengampuni orang yang bersalah padanya, tapi interpretasi saya berbeda: kalau Daud mendendam, dia bisa saja membunuhnya. Tapi faktanya, dia tak pernah balas dendam pada siapapun. Mari kita belajar darinya: tidak memerangi orang sendiri, meski mereka tidak sepaham dengan kita. Sementara Salomo, sejak kecil tak pernah berperang. Bahkan setelah Daud mendirikan negara Israel dengan susah payah, sampai negara itu aman tentram, baru diserahkan padanya.

Perhatikan: generasi kedua yang tak pernah berjuang, cenderung berpikir: memang aku pantas mendapatkan semua ini. Sementara orang yang hidupnya pernah susah, saat dia memperoleh sesuatu. bisa menerimanya dengan ucapan syukur. Jadi, berilah anakmu kesempatan untuk hidup susah. Mungkin kau menganggap membiarkan anak hidup susah adalah menyiksanya? Tidak. Perbedaan antara melatih dan menyiksa: melatih bertujuan membuatnya tegar. tapi menyiksa bertujuan membuatnya mati. Kamu yang dulunya miskin, dan sekarang membiarkan anakmu hidup nikmat secara berlebih telah melakukan sesuatu yang bodoh; tidak bijaksana. Salomo mewarisi kesuksesan besar ayahnya tanpa berjuang, dia sendiri mengakui akibatnya: aku mencobai diriku dengan minuman keras, kenikmatan daging…. untuk melihat apakah aku tetap dipimpin oleh bijaksana (Pkh. 2). Ini konyol sekall: dia minta bijaksana, tapi setelah dia dapatkan, malah dia permainkan.

Perhatikan: waktu dia mau menjadi raja. Tuhan bertanya padanya “apa yang kau minta: kaya, umur panjang, rezeki …. ?” “bukan! Aku tak minta apa-apa, kecuali bijaksana” Permisi tanya, orang yang minta bijaksana itu adalah orang bijak atau bukan? Bijak. Kalau dia tidak bijak, mana mungkin dia minta bijaksana? What do you want manifest your heart. Jadi, dengan bijaksana dia meminta bijaksana, seperti kata Tuhan: kepada orang yang sudah memiliki, akan diberi lebih, tapi orang yang tidak memiliki, milikinyapun akan dirampas, Statemen ini mungkin membuat orang berpikir, Tuhan itu kejam sekali. Sebenarnya di sana tersimpan satu dalil: Tuhan sudah menanamkan banyak hal di dalam diri kita. kalau kita menganggap bijaksana itu penting tuntutlah bijaksana, bijaksanamu akan ditambah sementara orang yang mengabaikan bijaksana bijaksananya akan terus terkikis dia menjadi semakin dan semakin bodoh. Jadi, pada tahap pertama, Salomo by wisdom asking wisdom. Pada tahap kedua . dengan bijaksana, dia menguji bijaksana. Inilah satu hal yang konyol. karena by wisdom, he is playing his own wisdom sama dengan bunuh diri. Apakah Solomo bijaksana? secara bakat dan talenta, dia lebih bijak dari papanya, tapi karena papanya berhasil melewati begitu banyak ujian, dia lebih berkenan di mata Tuhan ketimbang anaknya. Pada tahap ketiga: dengan bijaksana yang tidak dia kaitkan dengan sumber bijaksana, dia menghancurkan bijaksana: menurut perkiraan, Salomo memelihara seribu orang selir, dia menghancurkan moral dirinya, Apa dia bertobat? Saya yakin, dia bertobat. Karena di Pengkhotbah ada tertulis: aku pernah menjadi raja di Yerusalem. Raja mana yang punya bijaksana menulis kitab itu, kecuali Salomo? Sayang. masa keemasannya sudah dia serahkan ke tangan setan, meski dia bertobat, dia sudah kehilangan kesempatan menjadi panutan bangsanya. Tak lama setelah dia meninggal. kerajaannya terpecah. Apa itu bijaksana sorgawi? (melanjutkan bahasan lalu)

Membuahkan buah-buah kebajikan: berlaku baik. bertutur-kata baik. memikirkan hal yang baik, menunjukkan sikap yang baik pada orang, itulah dasar pelayanan kita. Orang yang hanya pintar mengajar, tapi perbuatannya tidak bajik. tak mungkin menghasilkan buah-buah yang lebat dan yang kekal. Yesus berkata, bukan kamu yang memilih Aku, Akulah yang memilih kamu, mengutus kamu berbuah. dan buahmu itu tetap; permanen, tahan uji, berkualitas tinggi. Saya perhatikan, di tahun 50-an. ada sekelompok orang yang setiap minggu pergi menginjili empat jam. Saya tanyakan pada mereka. “kapan mereka mulai melakukan hal itu?” “th. 1939, saat John Sung berkunjung ke Indonesia”. Memang, John Sung pernah dua kali ke Indonesia: th.1936 & 1939, khotbahnya berapi-api, hidupnya suci tanpa kompromi, dia dipenuhi Roh Kudus, api, kasih, keberanian dan kesungguhan. Dia memimpin KKR di Jakarta, Cirebon. Semarang. Surabaya, masing-masing tujuh hari, setiap hari tiga sesi, setiap sesi tiga jam. membahas kitab Kejadian sampai Wahyu, dan rencana Allah mencipta, menebus sampai Kristus datang kembali secara ringkas.

Dr. John Sung adalah satu di antara tiga tokoh paling berkuasa di sejarah kekristenan, bukan maksud saya mengatai rasul-rasul tidak berkuasa. tapi mereka bertiga memang sangat istimewa:

aYohanes pembaptis, mimbarnya di padang belantara. dimana dia berseru-seru: bertobatlah kamu, karena kerajaan Allah sudah dekat. Orang-orang berduyun-duyun datang ke sana, mendengar khotbah yang menggugah hati mereka bertobat. Dia hanya melayani setengah tahun. lalu dipenggal kepala. Tapi sejarah Kristen yang dia rintis meski sudah berlangsung 2000 tahun tidak pernah melupakannya.

b. George Whitefield. salah seorang dari dua.pendiri gereja Methodist. Apa bedanya George Whitefield dengan John Wesley? John Wesley sampai mati tak mengerti teologi Reformed, sementara George Whitefield, sejak awal sudah mengerti teologi Reformed. George Whitefield surat – menyurat dengan John Wesley selama dua puluh enam tahun. guna meyakinkan Wesley akan doktrin pilihan, tapi Wesley tetap tidak bisa menerimanya. Whitefield begitu agung, tanpa dia, Wesley tidak akan menyelenggarakan open air evangelism. Karena Wesley ditahbiskan di gereja Anglican yang begitu disiplin. Whitefield-lah yang mendesak dia menyaksikan pekerjaan Roh Kudus dalam membawa orang Inggris bertobat. Setelah Wesley menyaksikon, ribuan orang miskin yang datang mendengar khotbah Whitefield bertobat, menjadi orang Kristen sejati, barulah pikirannya terbuka, berkhotbah di lapangan terbuka. Orang yang datang mendengar khotbah George Whitefield pernah mencapai delapan puluh ribu orang. tanpaloudspeaker, tapi cintanya terhadap jiwa-jiwa membuat dia menyerukan Injil Tuhan dengan begitu berkuasa.

cJohn Sung, pernah berkhotbah di Amoi, kota kelahiran saya, selama tiga puluh hari, setiap hari tiga sesi, setiap sesi tiga jam, juga membahas kitab Kejadian sampai Wahyu, dihadiri oleh enam ribu lima ratus orang. ada yang datang dari Amerika, Taiwan, Jepang… Tak lama kemudian, dia menderita kanker tulang, meninggal saat usianya baru empat puluh tiga tahun. Tapi orang-orang yang bertobat dalam pelayanannya terus bertumbuh, mereka membentuk team penginjilan, berjanji mengabarkan Injil seumur hidup. Itulah api kebangunan. Sangat berbeda dengan hamba Tuhan masa kini. lulus dari sekolah teologi tapi tidak mau mengabarkan Injil. John Sung pernah membuat oom Gombak, yang tadinya pecandu judi bertobat, bahkan menandai pertobatannya dengan memotong jari tangannya. Waktu orang bertanya padanya, mengapa dia sudah lama tidak berjudi? Jawabnya, “oom Gombak mana yang kalian cari?” “kau” “oom Gombak yang dulu sudah mati, yang di depan kalian ini adalah oom Gombak yang baru”. Pelayanan John Sung hanya lima belas tahun, Tuhan memanggilnya pulang di th.1943 atau 1944, lima tahun sebelum Komunisme merajalela di RRC. Tapi Tuhan mengizinkan Wong Ming Doo, yang pernah membesuk dan mendoakan John Sung, saat dia sakit, dianiaya dan dipenjarakan selama dua puluh enam tahun, mencapai usia delapan sekian tahun. mereka adalah orang-orang yang Tuhan pakai begitu rupa, mereka berbuah lebat, dan buah mereka permanen, buah mereka begitu cinta Tuhan, memberitakan firman lewat hidup yang suci. kelakuan yang baik. Inilah bijaksana sorgawi: dunia beserta segala nafsunya akan berlalu, hanya mereka yang menjalankan kehendak Tuhan tinggal tetap sampai selamanya.

Tidak memilhak. Peperangan, perselisihan selalu dimulai dari memihak. Perhatikan: hanya daging yang membeda-bedakan warna kulit, suku, negara, jenis kelamin. Sementara jiwa, tidak membeda-bedakan: sama-sama dicipta seturut peta teladan Allah. Itu sebabnya, saya perlu terus menerus memelihara kemurnian jiwa, rohani seorang pemimpin, tidak memihak orang kaya maupun orang miskin, Mari kita belajar tidak memilhak, kalau harus memihak, berdirilah di pihak kebenaran, Allah. Karena orang berkedudukan tinggipun perlu dibina, orang terkayapun perlu diingatkan, orang termiskin juga harus dididik. jangan sampai selalu mau menang sendiri. Saat Abraham Lincoln belum tepilih sebagai Presiden, seorang kandidat presiden pernah menghinanya di depan umum: hai orang Amerika, kalian tak perlu melihat orang hutan di kebun binatang, Lihat saja Lincoln. Setelah Lincoln jadi Presiden, orang bertanya padanya. siapa yang cocok menjabat sebagat penasihat Angkatan Laut? Lincoln memilih orang itu. Orang merasa heran “hah, dia yang pernah menghina bapak?” “Bukankah kita sedang membahas urusan negara, bukan urusan pribadi?” “Ya, pak Presiden” Barulah orang sadar Lincoln adalah pemimpin yang agung. Saya berharap semua jemaat, pendeta GRII adalah orang-orang yang agung: tidak memihak, kalau ada orang lebih berhasil dari kita, bersyukurlah pada Tuhan. Karena iri hati, benci, dendam… tidaklah berguna, apalagi di dalam pekerjaan Tuhan. Kisah Lincoln yang lain: di th.1861- 1864 terjadi civil war yang paling sengit di sejarah Amerika. Seusai perang, seorang berkata “pak Presiden, kita bersyukur pada Tuhan, Jendral Grant di Utara yang tak menyetujui sistem memperbudak orang Negro menang, karena Tuhan memihak kita” jawaban Lincoln mengejutkan ‘kita menang, bukan karena Tuhan memihak kita, melainkan kita di pihak Tuhan”.

Tak ada kepalsuan. Ada peribahasa Tionghoa yang berbunyi: lu yao, zhi ma li, ri jiu jian ren xin; kalau menempuh jalan yang panjang, kita tak tahu berapa besar tenaga seekor kuda. Kalau tidak melewati masa yang panjang, kita tak tahu apakah orang itu berhati murni. Waktu adalah saksi yang paling setia. penguji yang paling kejam. teman yang paling akrab. Mengapa kita mengenakan cincin emas pada saat menikah? Karena emas tahan lama, tidak berubah warna.


Gerakan Reformed dan teologi Reformed, sejak John Calvin sampai sekarang, sudah 450 tahun, hampir tidak ada statemen yang ada di buku Institute of Christian religion bisa digeser oleh filsafat. Satu-satunya perkara yang membuat kita tahan uji adalah sungguh-sungguh jujur, meski adakalanya orang jujur tidak disenangi semua orang, tapi puluhan bahkan ratusan tahun kemudian, you will win people’s heart, you will win history. Inilah bijaksana: to be respected is not rob but gain, Orang yang hanya menuntut profit, tidak segan-segan menggunakan tipu muslihat, dia bukan orang bijak. Orang bijak tahu menjaga kemurnian diri, karena pure, genuine, no deception, honesty, sincerity membuatnya dipercaya, dihormati.

Ayat 18, kalau kau melakukan kebenaran, kau menuai buah kebenaran, kau perlu menanamnya sebagai benih guna mendamaikan orang. Siapakah pendamai? Orang yang bijaksana. Menggosip, membuat orang berselisih adalah benih iblis yang mengacaukan tubuh Kristus. Mari kita berjanji pada Tuhan: Lord, make me a peace maker. Dr. Andrew Gin mengingatkan: saat kau membesuk orang yang sedang mengadu, mengeritik, hendaklah kau tutup mulut. Ada orang yang kelihatannya rajin membesuk ternyata hanya menggosip.

Berbahagialah orang yang bisa mendamaikan orang. Caranya: menanam benih. Benih apa? Benih dari buah. Buah apa? Kebenaran. Orang Kristen perlu belajar menyelesaikan semua masalah dengan damai. Mulai kapan? Sekarang. Mulai dari mana? gereja. Ingat: hanya ada dua cara untuk membereskan orang yang kau benci: menghantamnya atau mengirim anakmu mati baginya. Cara yang Allah pakai adalah mengirim anakNya mati bagi musuhNya, menggerakkan musuhNya bertobat, dan terciptalah damai. Memang tidak gampang, tapi itulah bijaksana sorgawi.

Kiranya Tuhan mendidik kita, karena kita perlu terus menerus belajar. sampai Kristus datang kembali. HIKMAT SORGAWI. 

Amin.
Next Post Previous Post