Mematikan Dosa

Mematikan Dosa
“… matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi …”  Kolose 3:5 

Apakah anda mematikan dosa? Adakah anda membuatnya menjadi pekerjaan rutin anda setiap hari? Jangan cuti seharipun dalam pelaksanaan tugas ini; senantiasa siap mematikan dosa, kalau tidak dosalah yang akan mematikan anda. Kita harus menyerang dosa seperti menyerang musuh hingga dosa tidak berkutik. Dosa senantiasa bekerja keras menghadirkan perbuatan-perbuatan kedagingan. 

Hanya ketika dosa menyerah tak berdaya barulah kita boleh berhenti memeranginya.  Dosa paling aktif justru ketika dia tampak paling tenang, serupa kedalaman air yang acapkali sangat dalam di bawah permukaan air yg tenang. Dosa senantiasa bersifat pura-pura, licik, penuh bujuk rayu dan menggoda. Tidak ada satu haripun di mana dosa gagal kecuali digagalkan. Tidak ada yang aman dari peperangan yang tak henti-hentinya terhadap pemberontakan dosa yang kalap. 

Dosa tidak hanya akan berjuang keras, sibuk beraksi, memberontak, menimbulkan masalah, dan mengacau jika tidak dimatikan terus menerus, dosa juga akan membawa serta dosa-dosa lain yang keji, terkutuk, menjijikkan dan membinasakan jiwa (Galatia 5:19-20). Tatkala dosa bangkit untuk menggoda, ia selalu berusaha menyatakan dirinya secara ekstrim. 

Setiap pikiran yang najis sebisa mungkin akan menyebabkan perzinahan; setiap hasrat ketamakan akan menjadi penindasan; dan setiap pikiran yang tidak mempercayai Allah akan menjadi atheisme (tidak mengakui adanya Tuhan). Dosa menyerupai kuburan yang tidak pernah puas.  

Dosa membutakan mata jiwa untuk melihat kehanyutan kita yang semakin menjauhi Allah. Jiwa menjadi tidak peduli (acuh tak acuh) terhadap dosa selagi dosa terus tumbuh berkembang. Pertumbuhan dosa tidak mempunyai batasan bahkan hingga mengabaikan Allah sepenuhnya dan berani menentang-Nya. Dosa melaju dengan skala yang makin meninggi; semakin lama semakin mengeraskan hati.  

Baca Juga: Pandangan Alkitab Tentang Dosa Asal

Mematikan dosa akan mengeringkan akar dosa dan menghantam tepat kepala dosa pada setiap saat. Orang kudus terbaikpun di dunia ini terancam bahaya jatuh ke dalam dosa apabila mengabaikan kewajiban yang sangat penting ini. Lalai menerapkan kewajiban ini akan membusukkan rohani seorang manusia alih-alih memperbaruinya. Tugas kitalah untuk “menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah” (2 Korintus 7:1), dan untuk bertumbuh setiap hari di dalam anugerah (1 Petrus 2:2), dan mengupayakan pembaruan di dalam natur rohani hari demi hari (2 Korintus 4:16). 

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya John Owen (1616-1683), ‘Works’, VI:9-14.  https://teologiareformed.blogspot.com/

Next Post Previous Post