BELAJAR DARI HIDUP YUSUF

Pdt. Ir. Agus Marjanto, M.Div.

Bacaan : Kejadian 39:21 - 40:23.

40:1 Sesudah semuanya itu terjadilah, bahwa juru minuman raja Mesir dan juru rotinya membuat kesalahan terhadap tuannya, raja Mesir itu,

40:2 maka murkalah Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan kepala juru roti itu.

40:3 Ia menahan mereka dalam rumah kepala pengawal raja, dalam penjara tempat Yusuf dikurung.

40:4 Kepala pengawal raja menempatkan Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk melayani mereka. Demikianlah mereka ditahan beberapa waktu lamanya.

40:5 Pada suatu kali bermimpilah mereka keduanya -- baik juru minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam penjara itu -- masing-masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan mimpi masing-masing itu ada artinya sendiri.” (Kejadian 40:1-5).

Pengantar: 

Melalui peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalam Alkitab, ada 3 hal yang harus kita pikirkan: 

1) Bahwa peristiwa-peristiwa tersebut merupakan sejarah yang sungguh–sungguh terjadi dan Alkitab merupakan catatan sejarah yang boleh dipercaya. Alkitab bukan merupakan tulisan hasil pikiran, ide ataupun karangan manusia. Alkitab boleh menjadi sandaran iman dan sandaran semua ilmu. Ini yang disebut dalam teologi Kristen 'the inerrancy and infallibility of the Bible’. 

2) Alkitab bukan hanya berbicara mengenai sejarah yang benar-benar terjadi, melainkan menceritakan mengenai sejarah keselamatan Allah. Alkitab menyatakan ada 2 sejarah yaitu sejarah manusia dan sejarah keselamatan Allah atau ‘history of redemption, history of salvation’. Sejarah manusia bisa kita lihat, sebagai contoh, melalui radio, majalah, koran, televisi dan berbagai media masa. Sejarah manusia kebanyakan dibuat oleh orang–orang yang terkenal, hebat, kaya, penguasa, dan sebagainya.

Sebaliknya sejarah keselamatan Allah tidak terlihat dan bersifat kekekalan. Sejarah tersebut bisa hanya bisa dilihat oleh orang–orang taat yang membaca Alkitab dan yang pikirannya telah dibukakan oleh Tuhan. Sejarah keselamatan Allah dari titik alpha sampai omega (dari awal sampai akhir) dibentuk oleh orang-orang yang taat kepada Tuhan. Tuhan ingin agar kita sepenuhnya taat kepada-Nya dan kehendak-Nya. Sebagai contoh hidup Abraham, Musa, Yoel, para nabi dan rasul seperti Yesaya, Yeremia, Petrus, Yohanes dan para bapa gereja. Mereka semuanya membentuk sejarah keselamatan Allah yang dinyatakan di dalam sejarah dunia. 

3) Meskipun tiap–tiap kita menjalani dan menghadapi konteks kehidupan yang berbeda, tetapi prinsip kerja Tuhan dalam membentuk anak-anak-Nya selalu sama. Itu sebab mengapa Alkitab Tuhan meskipun sudah ribuan tahun usianya bisa tetap kita mengerti pada masa kini. Sering kali kegagalan kita dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup disebabkan karena kita tidak mengerti cara kerja Tuhan. Dalam menghadapi masalah hidup, kita menjadi cenderung bingung, depresi dan akhirnya bereaksi negatif terhadap Tuhan. 

Bila kita tidak mengerti prinsip kerja Tuhan, kita bisa meninggalkan Tuhan pada akhirnya.

Lantas bagaimanakah cara Tuhan bekerja dalam membentuk hidup kita? Dengan cara yang sama seperti cara Tuhan membentuk hidup Yusuf, yaitu:

1). Tuhan bekerja dengan cara mengguncang kehidupan anak–anak-Nya, seperti yang terjadi dalam sejarah kehidupan Yusuf. Yusuf pada masa mudanya merupakan anak kesayangan Yakub. Hal ini membuat iri hati saudara–saudaranya. Ditambah lagi dengan kesombongan Yusuf menceritakan mengenai mimpinya dimana saudara–saudaranya akan tunduk kepadanya. Hal ini membuat saudara-saudaranya menjadi bertambah benci sehingga tega menjual Yusuf kepada orang Mesir sebagai budak. 

Dari anak kesayangan, dia harus menjalani hidup sebagai budak. Kemudian posisinya diangkat lagi oleh Tuhan dengan dijadikan orang kepercayaan Potifar. Tetapi kemudian hidupnya diturunkan kembali ke titik yang rendah oleh sebab fitnahan dari istri Potifar. Dia dimasukkan ke dalam penjara.

Tetapi kembali hidupnya diangkat oleh Tuhan dengan dijadikan kepercayaan kepala penjara. Beberapa waktu kemudian, hadir juru minuman dan juru roti raja ke dalam penjara. Yusuf mengira bahwa saatnya dia menghirup udara kebebasan akan segera tiba setelah dia, dengan anugerah Tuhan, berhasil menafsirkan arti mimpi dari juru minuman dan juru roti raja. Akan tetapi kembali dia harus menjalani kehidupaannya dalam penjara, dilupakan oleh juru minuman raja selama kurang lebih dua tahun lamanya. Hidupnya bergejolak, naik-turun. 

Hal yang dapat kita pelajari melalui kehidupan Yusuf ialah bahwa Tuhan tidak pernah memberikan kehidupan yang nyaman atau ‘comfort zone’ kepada anak–anak-Nya. Salah satu kesalahan hidup kekristenan ialah kita cenderung mencari kenyamanan sedangkan hal ini berbeda dengan cara kerja Tuhan yang mengguncang kehidupan anak-anakNya. 

Ini karena kenyamanan mematikan iman dan kerohanian kita, membuat kita tidak lagi mengandalkan Tuhan dalam hidup kita, kita menjadi malas dan tidak bertumbuh. Kita harus mengerti bahwa ketika kita diguncang hidupnya itu bukan berarti kita terhilang atau terlepas dari anugerah Tuhan. Melainkan melalui guncangan dalam hidup, Tuhan berintervensi, bekerja membentuk kita. 

Tujuan Tuhan mengguncang hidup kita adalah agar kita lebih mengandalkan Tuhan dan anugerah-Nya saja, mengenal Dia dengan lebih baik dan percaya akan pimpinan-Nya dalam hidup kita. Pribadi Tuhan menjadi yang terutama dalam hidup kita, juga rencana-Nya. Hidup Kristen yang sejati memang melelahkan tetapi kita bisa bersuka cita dalam kelelahan kita dalam Tuhan.

2). Tuhan menggunakan segala sesuatu untuk membentuk dan memberkati kehidupan kita(Roma 8:28 - “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”). 

Juru minuman dan juru roti raja dalam kisah tersebut hanya merupakan supplemen dalam kehidupan Yusuf, sedang inti dari cerita tersebut adalah Yusuf pribadi. Mereka tiba-tiba masuk dalam kehidupan Yusuf dan setelah itu tidak ada lagi. Mereka boleh ada karena dipakai Tuhan untuk membentuk kehidupan Yusuf. Sama seperti halnya dengan dunia, dengan segala kemajuan teknologinya, akan dipakai Tuhan untuk membentuk dan memberkati kita, gereja-Nya. Mata Tuhan tidak tertuju kepada dunia, tetapi hanya tertuju pada kita, gereja-Nya.

BACA JUGA: 8 HAL YANG DAPAT DITELADANI DARI YUSUF

Dalam Alkitab, manusia hanya dilihat melalui 2 garis saja, yaitu di dalam Adam atau di dalam Kristus, dan mata Tuhan hanya tertuju kepada kita, gereja-Nya dalam Kristus. Allah membentuk dan memberkati Yusuf dengan segala sesuatu yang ada dalam hidupnya. Kesalahan lain kita sebagai orang Kristen dalam menghadapi masalah adalah kita selalu cenderung untuk mencari siapa atau apa yang benar/salah. 

Kita tidak menyadari bahwa masalah tersebut diijinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita untuk membentuk hidup kita. Maka seharusnya kita bukan mencari siapa atau apa yang benar/salah, melainkan mencari apa rencana Tuhan dalam hidup kita dengan mengijinkan masalah tersebut terjadi dalam hidup kita.

Dalam Roma 8:28 dikatakan bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu, termasuk kesalahan dan dosa kita. Seperti yang kita lihat dalam cerita Yusuf, awal masalah timbul karena kesombongan Yusuf di hadapan saudara-saudaranya. Tetapi kesalahan Yusuf ada dalam kedaulatan Allah. Thomas Watson, seorang puritan, pernah berkata bahwa ‘Sebagai orang Kristen kita harus sadar bahwa Tuhan tetap bekerja sekalipun kita berdosa, bukan hanya ketika kita baik’. Bukan berarti bahwa kita bisa tetap hidup dalam dosa.

Melainkan bila kita bertobat dari dosa kita kepada Tuhan, Tuhan sanggup mengubah segala sesuatu termasuk dosa kita untuk membentuk dan memberkati hidup kita. Contoh lain ialah dalam silsilah Tuhan Yesus yang tercatat didalam injil Matius. Dalam daftar silsilah tersebut, tercatat banyak nama orang berdosa seperti raja Daud yang dengan keji menghamili istri Uria dan membunuh Uria agar bisa memiliki istrinya. 

Dalam silsilah seperti itu, Tuhan bekerja untuk gereja-Nya, termasuk dosa dan kesalahan. Kita harus bertobat dari dosa kembali kepada Tuhan dan Dia sanggup mengubah tragedi menjadi kemenangan dan kemuliaan bagi-Nya.


3). Tuhan menggunakan kehidupan pribadi kita untuk menjalankan rencana-Nya yang universal. Salah satu kesalahan pikiran kita mengenai bentukan Tuhan adalah kita cenderung berpikir untuk lingkup yang kecil dan personal yang hanya berpusat pada diri kita sendiri. Padahal ketika Tuhan bekerja, prinsip-Nya itu selalu sama, lingkupnya luas dan jejak rencana Tuhan luas, sampai kekekalan. Tuhan membentuk pribadi kita, personal kita untuk menjalankan rencana-Nya yang universal. Seperti Yusuf, dia tidak tahu mengapa harus mengalami kehidupan yang penuh gejolak. Dia baru mengerti setelah puluhan tahun lamanya seperti yang diucapkannya dalam Kejadian 50:18-20. 

Penutup: 

Hasil bentukan pribadi Yusuf yang personal itu membuat berkat bagi banyak orang pada akhirnya. Kita harus jangan hanya berpusat pada diri sendiri. Pada akhirnya Yusuf mengerti bahwa apa yang dihadapinya merupakan bagian dari rencana keselamatan universal Tuhan.

Terpujilah Tuhan Allah yang menyertai, membentuk hidup dan yang akan memuliakan hidup kita untuk kemuliaan-Nya. BELAJAR DARI HIDUP YUSUF. Amin.
Next Post Previous Post