8 HAL YANG DAPAT DITELADANI DARI YUSUF
1. Takut akan Tuhan
Kejadian 39:9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau Isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”
gadget, bisnis, otomotif |
Meski istri Potifar menggoda Yusuf, Yusuf mengerti bahwa ia berdosa jika menuruti keinginan istri Potifar. Bukan tentang nasib pekerjaannya, bukan tentang apa yang dipikirkan Potifar, bahkan bukan tentang apa yang dipikirkan oleh orang banyak, Yusuf hanya memikirkan bagaimana tindakan tersebut di hadapan Allah. Yusuf ingat bahwa perjinahan adalah dosa seperti yang tertulis pada ayat Alkitab tentang dosa perjinahan. Karakter ini sesuai dengan pengertian takut akan Tuhan.
2. Penuh kasih dan pengampunan
Kita telah mengerti betapa kejinya yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf. Bahkan, mereka tidak lagi mencari tahu kabar tentang Yusuf, bahkan melupakannya. Yusuf, dengan posisinya sebagai orang kedua di Mesir, tentu memiliki kesempatan yang besar untuk memberikan hukuman pada saudara-saudaranya. Ia memiliki kuasa untuk melakukan balas dendam. Namun, karakter Yusuf dalam Alkitab yang penuh kasih dan pengampunan menghalau semua itu. Ia memilih untuk mengampuni saudara-saudaranya dibandingkan membalas dendam sesuai dengan yang tertulis pada ayat Alkitab tentang pengampunan.
3. Bertanggung jawab
Dari hanya seorang budak di rumah Potifar, Yusuf kemudian menjadi kepala rumah tangga. Dari hanya seorang tahanan, Yusuf kemudian menjadi kepala penjara, bahkan lebih lanjut lagi ia menjadi orang kedua di Mesir. Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan terus menyertai Yusuf dan membuat segala pekerjaannya berhasil. Namun, satu hal yang perlu kita ketahui bahwa itu tidak mungkin terjadi jika Yusuf tidak bekerja dengan baik. Tentu, penyertaan Tuhan selalu hadir beriringan dengan usaha Yusuf untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya. Ini menunjukkan karakter Yusuf yang bertanggung jawab dalam tugasnya.
4. Rendah hati
Kejadian 41:16 Yusuf menyahut Firaun: “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.” Pekerjaan Yusuf selalu dianggap baik. Ia dipercayakan akan segala sesuatu, bahkan untuk menafsirkan mimpi Firaun. Namun, ini tidak membuat Yusuf menjadi sombong dan berpikir bahwa ia dapat melakukannya karena kekuatannya sendiri. Ia terus mengingat bahwa Allah yang memampukannya. Penyertaan Allah selalu ada sehingga segala pujian bukan ia yang layak mendapatkannya, tetapi Allah yang layak. Pernyataan Yusuf kepada Firaun dalam Kejadian 41:16 menunjukkan betapa rendah hatinya Yusuf. Yusuf menunjukkan ciri-ciri rendah hati menurut Alkitab.
5. Hati yang penuh penerimaan
Kita seringnya merespon kesulitan hidup dengan bertanya, “Mengapa harus aku?” Tetapi Yusuf malah meresponi pengalaman pahitnya dengan menerima keadaan tersebut. Ia menerima statusnya sebagai budak, bekerja sebagai pelayan Potifar. Dan ketika dia dilemparkan ke dalam penjara ia terus bekerja keras. Yusuf mengajarkan bahwa hanya dengan menerima kondisi saat inilah kita bisa melangkah maju dan menjadi sukses.
6. Pekerja keras
Yusuf tidak berusaha melawan orang-orang yang telah memperbudak dia. Dia benar-benar membantu mereka untuk menciptakan kesejahteraan. Hal ini terjadi di rumah Potifar dan di penjara. Mereka menyadari bahwa Yusuf adalah sosok yang memiliki bakat dan diberkati. Jika kita tidak bekerja keras melalui kesulitan kita, orang lain mungkin tidak akan pernah melihat kemampuan besar yang ada di dalam kita.
BACA JUGA: 10 HAL YANG DAPAT DITELADANI DARI MUSA
7. Penuh belas kasihan
Yusuf berhak membalaskan dendam atas pelakuan saudara-saudaranya, potifar dan penjaga penjara di masa lalu. Tetapi dia memilih untuk memberkati mereka. Dia membantu Potifar dan penjaga penjara untuk menciptakan kesejahteraan negeri. Dia menafsirkan mimpi dan mengusulkan upaya menyelamatkan bangsa Mesir dari kelaparan yang berkepanjangan. Dia benar-benar hidup sebagaimana Yesus mengajarkan kita untuk hidup saling mengasihi hingga di masa ini (baca Matius 5: 44). Mampu melepaskan rasa dendam akan membantu kita untuk melewati pencobaan hidup.
8. Memiliki hati yang mengampuni
Ketika Yusuf menyampaikan identitasnya kepada saudara-saudaranya, lalu dia berkata, “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. (Kejadian 45: 5)”. Dia tahu bahwa kesulitan yang terjadi ternyata menciptakan perkara besar. Karena itu dia mengampuni mereka sepenuhnya. Sebab ketika kita mengampuni, kita melepaskan segala kepahitan dan amarah yang dapat menghambat kita mencapai kemajuan hidup. Kesulitan justru membantu kita untuk mengasah karakter yang benar dalam menghadapi masalah.