Eksposisi Kisah Para Rasul 18:18-23 (Paulus Memberitakan Injil di Synagogue)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Kisah Para Rasul 18:18-23 - “(18) Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia. (19) Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi. (20) Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya. (21) Ia minta diri dan berkata: ‘Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya.’ Lalu bertolaklah ia dari Efesus. (22) Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia. (23) Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.”.
I) Paulus cukur untuk menggenapi nazar.
1) Siapa yang cukur rambut?
Dalam Kisah Para Rasul 18: 18 versi Kitab Suci Indonesia, yang terjemahannya tidak terlalu sesuai dengan aslinya, kelihatan jelas bahwa Pauluslah yang cukur rambut.
Kisah Para Rasul 18: 18: “Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia.”.
Tetapi, dalam bahasa Yuna¬ninya, tidak jelas siapa yang cukur rambut: Paulus atau Akwila?
KJV: ‘And Paul, after this tarried there yet a good while, and then took his leave of the brethren, and sailed thence into Syria, and with him Priscilla and Aquilla; having shorn his head in Cenchrea: for he had a vow.’ [= Dan Paulus, setelah ini tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama, dan lalu meninggalkan saudara-saudara, dan dari sana berlayar ke Siria, bersama Priskila dan Akwila; telah mencukur rambutnya di Kengkrea: karena ia mempunyai nazar.].
Terjemahan KJV ini cocok dengan aslinya dalam hal susunan kalimatnya, sehingga menunjukkan bahwa orang yang cukur rambut itu bisa Paulus, bisa juga Akwila.
a) Ada yang menganggap bahwa yang cukur rambut adalah Akwila.
Alasannya: nama Akwila diletakkan sesudah Priskila (padahal Akwila adalah yang laki-laki). Tujuan peletakan seperti ini pasti untuk membuat nama Akwila sedekat mungkin dengan kata ‘having shorn’ / ‘telah mencukur’, untuk menunjukkan bahwa dialah yang mencukur rambut.
Keberatan: Dengan Kis 18:2 sebagai perkecualian, nama Priskila memang selalu disebut lebih dulu dari pada nama Akwila, mungkin karena Priskila lebih terkenal / aktif dibandingkan dengan suaminya (bdk. Kis 18:19,26 Ro 16:3 2Tim 4:19). Jadi, kalau dalam Kisah Para Rasul 18: 18 nama Akwila diletakkan setelah Priskila, itu sama sekali tidak menunjukkan bahwa nama itu sengaja diletakkan sedekat mungkin dengan kata ‘having shorn’ / ‘telah mencukur’.
b) Mayoritas penafsir menganggap bahwa Pauluslah yang mencukur rambut.
Alasannya:
1. Dalam Kisah Para Rasul 18: 18-23 ada 9 buah ‘aorist participle’ (Parti¬ciple adalah suatu kata yang dalam bahasa Inggris selalu diakhiri dengan kata ‘ing’, seperti running, dancing, speaking, dsb; sedangkan aorist adalah bentuk lampau). Tiga diantaranya ada dalam Kisah Para Rasul 18: 18 ini, termasuk kata yang diterjemahkan ‘having shorn’ / ‘telah mencukur’. Dari 9 aorist participle ini, 8 diantaranya jelas menunjuk kepada Paulus, dan karena itu maka yang ke 9 yaitu ‘having shorn’ / ‘telah mencukur’, pasti juga menunjuk kepada Paulus.
2. Tidak ada alasan untuk menceritakan tentang peristiwa yang begitu remeh, apalagi tentang Akwila yang tidak begitu terkenal. Tetapi kalau ini tentang Paulus, maka ini ada hubungannya dengan Kisah Para Rasul 18: 21-22, yang akan saya bahas nanti.
2) Paulus cukur untuk memenuhi nazarnya (Kisah Para Rasul 18: 18).
Kisah Para Rasul 18: 18: “Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia.”.
Nazar apa yang dimaksudkan? Sekalipun tidak ada kepastian yang jelas, tetapi banyak penafsir yang menghubungkan nazar Paulus ini dengan nazar tentang kenaziran dalam Bil 6:1-21.
Bilangan 6:1-21 - “(1) TUHAN berfirman kepada Musa: (2) ‘Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila seseorang, laki-laki atau perempuan, mengucapkan nazar khusus, yakni nazar orang nazir, untuk mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, (3) maka haruslah ia menjauhkan dirinya dari anggur dan minuman yang memabukkan, jangan meminum cuka anggur atau cuka minuman yang memabukkan dan jangan meminum sesuatu minuman yang dibuat dari buah anggur, dan jangan memakan buah anggur, baik yang segar maupun yang kering. (4) Selama waktu kenazirannya janganlah ia makan sesuatu apapun yang berasal dari pohon anggur, dari bijinya sampai kepada pucuk rantingnya. (5) Selama waktu nazarnya sebagai orang nazir janganlah pisau cukur lalu di kepalanya; sampai genap waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, haruslah ia tetap kudus dan membiarkan rambutnya tumbuh panjang. (6) Selama waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, janganlah ia dekat kepada mayat orang; (7) bahkan apabila mati ayahnya ataupun ibunya, saudaranya laki-laki ataupun saudaranya perempuan, janganlah ia menajiskan dirinya kepada mereka, sebab tanda kenaziran bagi Allahnya ada di atas kepalanya. (8) Selama waktu kenazirannya ia kudus bagi TUHAN. (9) Tetapi apabila seseorang mati di dekatnya dengan sangat tiba-tiba, sehingga ia menajiskan rambut kenazirannya, maka haruslah ia mencukur rambutnya pada hari pentahirannya, yaitu pada hari yang ketujuh haruslah ia mencukurnya. (10) Pada hari yang kedelapan haruslah ia membawa dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati kepada imam, ke pintu Kemah Pertemuan. (11) Maka haruslah imam mengolah yang seekor menjadi korban penghapus dosa dan yang lain menjadi korban bakaran, dan mengadakan pendamaian bagi dia, oleh karena dia telah berdosa dengan berada dekat mayat. Pada hari itu juga ia harus menguduskan kepalanya (12) dan mengkhususkan waktu kenazirannya bagi TUHAN. Ia harus membawa seekor domba jantan berumur setahun menjadi korban penebus salah. Hari-hari yang sudah lewat dianggap batal, karena rambut kenazirannya telah menjadi najis. (13) Dan inilah hukum tentang seorang nazir. Apabila waktu kenazirannya genap, ia harus dibawa ke pintu Kemah Pertemuan, (14) dan ia harus mempersembahkan sebagai persembahannya kepada TUHAN seekor domba jantan berumur setahun yang tidak bercela untuk korban bakaran dan seekor domba betina berumur setahun yang tidak bercela untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan yang tidak bercela untuk korban keselamatan, (15) juga sebakul roti yang tidak beragi, yakni roti bundar dari tepung yang terbaik, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi diolesi dengan minyak, serta dengan korban sajian dan korban-korban curahannya. (16) Lalu haruslah imam membawa semuanya itu ke hadapan TUHAN dan mengolah korban penghapus dosa dan korban bakarannya; (17) domba jantan itu haruslah diolahnya sebagai korban keselamatan bagi TUHAN, beserta sebakul roti yang tidak beragi itu; juga haruslah imam mengolah korban sajian dan korban curahannya. (18) Maka haruslah orang nazir itu mencukur rambut kenazirannya di depan pintu Kemah Pertemuan, lalu mengambil rambut kenazirannya itu dan melemparkannya ke dalam api yang di bawah korban keselamatan. (19) Imam haruslah mengambil paha depan domba jantan itu, sesudah dimasak, dan satu roti bundar yang tidak beragi dari dalam bakul, dengan satu roti tipis yang tidak beragi, lalu meletakkannya ke atas telapak tangan orang nazir itu, setelah orang ini mencukur rambut kenazirannya; (20) kemudian haruslah imam mengunjukkan semuanya itu ke hadapan TUHAN sebagai persembahan unjukan; semuanya itu menjadi bagian kudus bagi imam, beserta dada persembahan unjukan dan beserta paha persembahan khusus. Sesudah itu barulah boleh orang nazir itu minum anggur.’ (21) Itulah hukum tentang orang nazir yang menazarkan persembahannya kepada TUHAN berdasarkan kenazirannya, belum dihitung apa yang ia mampu mempersembahkan di samping itu. Sesuai dengan bunyi nazar yang diikrarkannya, demikianlah harus dilakukannya berdasarkan hukum tentang kenazirannya.”.
Untuk orang yang sedang berada di luar Palestina, maka orang itu boleh cukur rambut di tempat itu, tetapi rambutnya harus dibawa ke Yerusalem, untuk dibakar di mezbah di Bait Allah. Mungkin ini juga merupakan alasan mengapa Paulus begitu bersikeras untuk pergi ke Yerusalem, meninggalkan orang Efesus yang ingin mendengar Firman Tuhan dari dia (Kisah Para Rasul 18: 20-22).
Kisah Para Rasul 18: 20-22: “(20) Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya. (21) Ia minta diri dan berkata: ‘Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya.’ Lalu bertolaklah ia dari Efesus. (22) Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.”.
Bandingkan juga dengan hal yang serupa yang dilakukan oleh Paulus dalam Kis 21:15-26!
Kisah Para Rasul 21:15-26 - “(15) Sesudah beberapa hari lamanya tinggal di Kaisarea, berkemaslah kami, lalu berangkat ke Yerusalem. (16) Bersama-sama dengan kami turut juga beberapa murid dari Kaisarea. Mereka membawa kami ke rumah seorang yang bernama Manason. Ia dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Kami akan menumpang di rumahnya. (17) Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara menyambut kami dengan suka hati. (18) Pada keesokan harinya pergilah Paulus bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus; semua penatua telah hadir di situ. (19) Paulus memberi salam kepada mereka, lalu menceriterakan dengan terperinci apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya. (20) Mendengar itu mereka memuliakan Allah. Lalu mereka berkata kepada Paulus: ‘Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. (21) Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita. (22) Jadi bagaimana sekarang? Tentu mereka akan mendengar, bahwa engkau telah datang ke mari. (23) Sebab itu, lakukanlah apa yang kami katakan ini: Di antara kami ada empat orang yang bernazar. (24) Bawalah mereka bersama-sama dengan engkau, lakukanlah pentahiran dirimu bersama-sama dengan mereka dan tanggunglah biaya mereka, sehingga mereka dapat mencukurkan rambutnya; maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat. (25) Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan.’ (26) Pada hari berikutnya Paulus membawa orang-orang itu serta dengan dia, dan ia mentahirkan diri bersama-sama dengan mereka, lalu masuk ke Bait Allah untuk memberitahukan,bilamana pentahiran akan selesai dan persembahan akan dipersembahkan untuk mereka masing-masing.”.
Dalam bagian ini, ia jelas melakukan hal itu supaya orang-orang Yahudi tidak menganggap dia anti Yahudi / Hukum Taurat (bdk. 1Kor 9:20).
1Korintus 9:20 - “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.”.
3) Paulus mencukur rambutnya di Kengkrea (Kisah Para Rasul 18: 18).
Dalam Ro 16:1 dikatakan bahwa ada gereja di Kengkrea.
Roma 16:1 - “Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea,”.
Jelas bahwa Pauluslah yang mendirikan gereja ini, dan ini menunjukkan bahwa kemanapun Paulus pergi, untuk cukur rambut sekalipun, ia selalu meninggalkan jejak, yaitu hasil pemberitaan Injilnya berupa suatu gereja.
Penerapan: Jejak yang bagaimana yang saudara tinggalkan kalau saudara pergi ke suatu tempat? Gossip / fitnah? Hu¬tang yang tidak dibayar? Musuh / orang-orang yang geger dengan saudara? Atau hasil pemberitaan Injil seperti Paulus? Maukah saudara lebih banyak memberitakan Injil sehingga bisa meninggalkan jejak seperti Paulus?
II) Paulus di Efesus.
1) Paulus memberitakan Injil kepada orang Yahudi di synagogue (Kisah Para Rasul 18: 19).
Kisah Para Rasul 18: 19: “Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi.”.
Dalam Kisah Para Rasul 18:6, waktu pemberitaan Injilnya ditolak di Korintus, ia mengebaskan debu terhadap orang Yahudi yang menentangnya, dan berkata bahwa ia akan memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi. Tetapi ini tidak berla¬ku untuk semua orang Yahudi di seluruh dunia, tetapi hanya untuk orang Yahudi di Korintus saja. Karena itu, waktu tiba di Efesus, hal pertama yang ia lakukan adalah pergi ke sinagog untuk memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi.
Penerapan: Jangan pukul rata suatu bangsa / golongan / agama / aliran, hanya karena saudara melihat bahwa sebagian dari mereka adalah orang-orang yang brengsek! Contoh yang salah yang sangat jelas dalam hal main pukul rata seperti ini adalah dalam persoalan persembahan persepuluhan. Karena ada, atau bahkan banyak, pendeta-pendeta yang menyalahgunakanpersembahan persepuluhan, maka ada banyak orang-orang yang ‘anti persembahan persepuluhan’ main pukul rata dan menganggap semua orang yang ‘pro persembahan persepuluhan’ pasti adalah orang yang mata duitan!
Ir. Herlianto: “Perhatikan baik-baik, ‘persepuluhan’ yang disinggung Tuhan Yesus dalam Matius 23:23 dan Lukas 11:42 adalah jenis-jenis persepuluhan yang ‘mboten-mboten’: persepuluhan bumbu-bumbu dapur yaitu ‘persepuluhan selasih, adas manis, jintan, inggu, dll.’ yang merupakan ‘hukum persepuluhan tambah-tambahan’ yang secara agamawi dilaksanakan ketat oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Dari ‘sentilan yang lucu’ ini, kita seharusnya jeli membaca ayat tersebut, bahwa Tuhan Yesus justru sedang mengecam praktek ‘persepuluhan’ mereka itu. Bahwa jelas dalam Matius 23:23 dan Lukas 11:42, Tuhan YESUS tidak menyinggung tentang Hukum Persepuluhan yang sesuai dengan Hukum Musa ... Tetapi, Tuhan YESUS sedang menyorot ‘persepuluhan tambah-tambahan’ diluar Taurat ... Tuhan Yesus ketika berbicara kepada para lawanNya (dalam hal ini orang-orang Farisi dan ahli Taurat) sering dengan gaya bahasa satir yang menyindir, bahkan kadang juga dengan gaya bahasa sarkastik. Justru setiap kali Yesus hendak mendobrak atau membongkar sesuatu dalam kemunafikan ibadah mereka, gaya satir hampir selalu ada. Dengan demikian, dapatkah Matius 23:23 dan Lukas 11:42 ‘diplintir’ sebagai legitimasi bagi gereja untuk memungut persepuluhan dalam gereja dan diperlakukan sebagai hukum yang mengikat orang-orang Kristen? Jikalau kedua ayat ini masih diperlakukan sebagai alasan dari para pendeta untuk memberlakukan pungutan persepuluhan dalam gereja, ini adalah bentuk nyata ‘abusement’ ayat-ayat Alkitab. Gereja-gereja dan ‘hamba-hamba Tuhan gadungan’ yang sebenarnya tidak melayani Tuhan melainkan perut mereka sendiri (Roma 16:18), mereka yang melakukan ‘tindak kriminal’ ini secepatnya harus bertobat!.”.
Ini bukan hanya bodoh, tetapi juga kurang ajar / memfitnah!
2) Orang-orang Yahudi itu meminta Paulus untuk tetap di sana untuk mengajar mereka (Kisah Para Rasul 18: 20).
Kisah Para Rasul 18: 20: “Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.”.
Mayoritas orang Yahudi, mulai abad I sampai sekarang, menolak Kristus. Tetapi, orang Yahudi di Efesus ini ternyata lain dari pada yang lain! Mereka justru ingin mendengar Firman Tuhan / Injil dari Paulus! Ini lagi-lagi menun¬jukkan bahwa sikap pukul rata adalah sesuatu yang salah!
3) Paulus menolak permintaan mereka! (Kisah Para Rasul 18: 20).
Mengapa? Alasan Paulus ada dalam Kisah Para Rasul 18: 21.
Kisah Para Rasul 18: 21: “Ia minta diri dan berkata: ‘Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya.’ Lalu bertolaklah ia dari Efesus.”.
Dalam terjemahan Indonesia alasan ini tak kelihatan; tetapi mari kita lihat terjemahan KJV.
Kisah Para Rasul 18: 21 ini dalam terjemahan KJV, ada tambahan (yang saya garisbawahi) sebagai berikut: ‘but bade them farewell, saying, I MUST BY ALL MEANS KEEP THIS FEAST THAT COMETH IN JERUSALEM: BUT I will return again unto you, if God will. And he sailed from Ephesus.’ [= tetapi ia mengu¬capkan selamat tinggal, dan berkata: AKU HARUS MEMELI¬HARA PESTA / HARI RAYA YANG AKAN DATANG DI YERUSALEM, TETAPI aku akan kembali kepadamu kalau Allah menghen¬dakinya. Dan ia berlayar dari Efesus.].
a) Apakah tambahan KJV ini asli atau tidak?
Ada yang menganggap bahwa ini harus dibuang. Dasar¬nya: ini adalah suatu penambahan dari Kis 20:16 - “Paulus telah memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, supaya jangan habis waktunya di Asia. Sebab ia buru-buru, agar jika mungkin, ia telah berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta.”.
Ada juga yang menganggap bahwa tambahan ini harus dipertahankan, dan menganggap bahwa orang-orang tertentu membuangnya karena mereka mengira bahwa bagian ini bertentangan dengan ay 22-dst yang menunjukkan bahwa Paulus ternyata tidak pergi ke Yerusalem seperti yang ia katakan di sini. [Catatan: perkiraan / anggapan orang-orang ini sebe¬tulnya salah, karena dalam Kisah Para Rasul 18: 22 Paulus memang pergi ke Yerusalem (lihat penjelasan tentang Kisah Para Rasul 18: 22 di bawah)].
Saya agak condong untuk berpendapat bahwa tambahan KJV ini asli!
b) Hari raya yang Paulus maksudkan itu bisa hari raya Pentakosta, bisa juga hari raya Paskah / Passover [= hari peringatan keluarnya Israel dari Mesir].
Ini tentu tidak berarti bahwa Paulus masih merasa bahwa dirinya harus memelihara ceremonial law! Kata Yunani yang diterjemahkan ‘keep’ dalam tambahan KJV (Kisah Para Rasul 18: 21), seharusnya bisa diartikan ‘memperingati’ atau ‘mele¬watkan waktu’.
Mungkin sekali, Paulus ingin ke Yerusalem, selain untuk membakar rambutnya, juga supaya bisa bertemu dengan orang-orang Yahudi dari segala penjuru, yang datang ke Yerusalem pada hari raya itu.
c) Paulus menghibur mereka dengan berkata bahwa ia akan kembali kepada mereka, kalau Allah menghendaki.
Kata-kata ini menunjukkan bahwa Paulus betul-betul menyadari bahwa semua manusia tergantung kepada Allah secara mutlak!
Calvin (tentang Kis 18:21): “we do all confess that we be not able to stir one finger without his direction;” [= kita semua mengakui bahwa kita tidak bisa menggerakkan satu jari tanpa pimpinanNya;].
Penerapan: Jangan merencanakan / melakukan sesua¬tu apapun dengan suatu self confidence [= keyakinan pada diri sendiri]. Ingat bahwa saudara tergantung secara mutlak kepada Tuhan.
Bdk. Yakobus 4:13-17 - “(13) Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: ‘Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung,’ (14) sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. (15) Sebenarnya kamu harus berkata: ‘Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.’ (16) Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. (17) Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”.
III) Perjalanan Paulus dari Efesus.
1) Paulus pergi ke Kaisarea, lalu ke Yerusalem (Kisah Para Rasul 18: 22).
Kisah Para Rasul 18: 22: “Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.”.
Kisah Para Rasul 18: 22 dalam Kitab Suci Indonesia salah terjemahan! Kata ‘ke darat’ itu sebetulnya tidak ada! Juga kata ‘berang¬kat’ merupakan terjemahan yang tidak tepat!
KJV: ‘When he had landed at Caesarea, and GONE UP, and saluted THE CHURCH, he WENT DOWN to Antioch.’ [= Pada waktu ia telah mendarat di Kaisarea, dan NAIK, dan memberi salam kepada GEREJA, ia TURUN ke Antiokhia.].
Sekalipun di sini tidak ada kata ‘Yerusalem’, tetapi yang dimaksud dengan ‘the church’ / ‘gereja’, bukanlah gereja di Kaisarea, tetapi gereja di Yerusalem! Alasannya:
a) Kata ‘gereja’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan definite article / kata sandang tertentu. Karena itu dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘the church’. Ini jelas menunjuk pada gereja induk yaitu gereja Yerusalem.
b) Kalau ini menunjuk pada gereja Kaisarea, dan bukan pada gereja Yerusalem, maka itu berarti bahwa dalam Kisah Para Rasul 18: 21 di atas (tambahan KJV), Paulus berdusta.
Disamping itu, kalau ini adalah gereja Kaisarea, maka tidak ada alasan untuk menceritakan hal ini di sini. Tetapi, kalau ini adalah gereja Yerusalem, maka hal ini perlu diceritakan, yaitu untuk menun¬jukkan bahwa kata-kata Paulus dalam ay 21 (tambahan KJV) itu tidak dusta.
c) Istilah ‘gone up’ / ‘naik’ memang selalu digunakan kalau seseorang pergi ke Yerusalem, karena Yerusalem terletak di atas bukit (bdk. Kis 11:2 15:2 Matius 20:17 Markus 10:32 Lukas 2:42 Yohanes 5:1 7:8 11:55 12:20 Galatia 1:17-18 2:1-2).
Catatan: lihatlah ayat-ayat ini dalam terjemahan bahasa Inggris, karena terjemahan Indonesia kurang tepat (tidak diterjemahkan ‘naik’ sebagaimana seharusnya).
d) Istilah ‘went down / turun’ juga selalu digunakan kalau seseorang pergi dari Yerusalem ke tempat lain (bdk. Kis 8:5 9:32 11:27 15:1 Lukas 10:30).
Catatan: juga untuk ayat-ayat ini lihatlah dalam terjemahan bahasa Inggris, karena Kitab Suci Indonesia lagi-lagi menterjemahkan secara kurang tepat (tidak diterje¬mahkan ‘turun’ sebagaimana seharusnya, kecuali dalam Lukas 10:30).
e) Kaisarea terletak di tepi pantai (dataran rendah); Yerusalem terletak di sebelah tenggara dari Kaisarea dan terletak di atas gunung / bukit (dataran tinggi); sedangkan Antiokhia terletak jauh di Utara (lebih utara dari Kaisarea), dan terletak dekat dengan pantai (dataran rendah).
Karena itu, yang dimaksud dengan ‘gereja’ dalam Kisah Para Rasul 18: 22 ini tidak mungkin gereja Kaisarea, karena kalau ini adalah gereja Kaisarea, maka itu berarti Paulus turun dari Kaisarea ke Antiokhia. Ini jelas tidak mungkin, karena:
1. Antiokhia letaknya lebih utara dari Kaisarea.
2. Kaisarea adalah dataran rendah / pantai.
Tetapi, kalau yang dimaksud dengan ‘gereja’ adalah gereja Yerusalem, maka itu berarti Paulus turun dari Yerusalem ke Antiokhia. Ini cocok! Dengan catatan bahwa kata ‘turun’ itu tidak berarti pergi ke selatan (karena Antiokhia ada di utara Yerusalem), tetapi berarti pergi dari dataran tinggi (Yerusalem) ke dataran rendah (Antiokhia).
Dari semua ini jelaslah bahwa Kisah Para Rasul 18: 22 ini menunjukkan bahwa Paulus memang pergi ke Yerusalem. Ini menunjuk¬kan bahwa:
1. Ia menepati nazarnya (membawa rambutnya ke Yerusa¬lem), sekalipun untuk itu ia harus bersusah payah.
Penerapan: Apakah saudara selalu menepati nazar (janji kepada Tuhan)? Mungkin nazar yang saudara buat dalam KKR, Seminar, Camp / Retreat dsb, atau nazar dalam keadaan sehari-hari.
Bandingkan dengan Pkh 5:3-4 - “(3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. (4) Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.”.
2. Pada waktu ia menolak permintaan orang Efesus untuk tetap tinggal dan mengajar Firman Tuhan, ia tidak asal memberikan alasan, tetapi ia memberikan alasan yang benar (Kisah Para Rasul 18: 21 - tambahan KJV). Ia selalu mengucapkan kebe¬naran! Bagaimana dengan saudara?
2) Dari Yerusalem, Paulus lalu pergi ke Antiokhia (Kisah Para Rasul 18: 22).
Kisah Para Rasul 18: 22: “Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.”.
Antiokhia adalah gereja yang mengutus Paulus untuk melakukan perjalanan misionarisnya.
a) 13:2-3 ia melakukan perjalanan misionaris pertama.
b) 14:21 ia kembali ke Antiokhia.
c) 15:35-41 ia pergi lagi (perjalanan misionaris ke dua).
d) 18:22 ia kembali lagi ke Antiokhia.
e) 18:23 ia pergi lagi (perjalanan misionaris ke tiga).
Maukah saudara meniru keaktifan Paulus dalam pelayanan / Pemberitaan Injil?
3) Paulus menjelajahi Galatia dan Frigia (Kisah Para Rasul 18: 23).
Kisah Para Rasul 18: 23: “Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.”.
Sekarang ia meneguhkan / menguatkan semua murid. Paulus bukan hanya memberitakan Injil, tetapi juga menguatkan orang-orang yang sudah bertobat.
Penerapan: Kalau saudara memberitakan Injil, apakah saudara melakukan pelayanan lanjutan (follow up) terhadap orang yang sudah bertobat?
Kesimpulan:
Ada 2 hal yang harus kita tiru dari Paulus:
1) Keaktifannya dan kerelaannya dalam melayani Tuhan.
2) Kesalehannya, seperti:
a) Menepati nazar.
b) Selalu berkata benar.
Maukah saudara meniru dia?
-AMIN-