Paulus Pelayanan di Efesus: Kisah Para Rasul 19:8-20

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
Paulus Pelayanan di Efesus: Kisah Para Rasul 19:8-20. Kisah Para Rasul 19:8-20 - “(8) Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. (9) Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. (10) Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani. (11) Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, (12) bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. (13) Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’ (14) Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. (15) Tetapi roh jahat itu menjawab: ‘Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?’ (16) Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. (17) Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus. (18) Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. (19) Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak. (20) Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.”.

I) Pelayanan Paulus di Efesus.

A) Pemberitaan Injil dan Firman Tuhan.

1) Paulus memberitakan Injil (Kisah Para Rasul 19: 8).

Kisah Para Rasul 19: 8: “Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.”.

a) Istilah ‘Kerajaan Allah’ di sini (Kisah Para Rasul 19: 8), menunjuk pada Injil / ajaran kristen (bdk. 1:3 8:12 20:25 28:23).

b) Kisah Para Rasul 19: 8: ‘berusaha meyakinkan’. Terjemahan ini kurang tepat.

NASB: ‘reasoning and persuading’ [= berargumentasi dan membujuk / mendesak].

Ini menunjukkan bahwa dalam mengabarkan Injil, Paulus mengguna¬kan otaknya untuk berargumentasi / berdebat. Sangat banyak orang kristen bodoh yang sama sekali tak mengerti Alkitab tetapi sok pintar dengan menyalahkan seadanya orang yang berdebat. Berargumentasi / berdebat dalam memberitakan Injil bukanlah sesuatu yang salah, asalkan:

1. Itu bukanlah perdebatan yang ‘panas’. Kalau itu adalah perdebatan yang ‘panas’, sebaiknya saudara menghentikannya!

2. Itu bukanlah perdebatan tentang hal-hal yang remeh / dicari-cari (Titus 3:9 2Timotius 2:23).

Tit 3:9 - “Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.”.

2Tim 2:23 - “Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,”.

2) Reaksi orang Efesus.

Kisah Para Rasul 19: 9a: “Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak.”.

a) Dikatakan bahwa ada ‘beberapa orang yang tegar hatinya’ dan ‘tidak mau diyakinkan’ (ay 9a).

NIV: ‘refused to believe’ [= menolak untuk percaya].

NASB: ‘disobedient’ [= tidak taat].

Kata bahasa Yunaninya mencakup kedua arti ini. Memang orang yang tidak mau percaya, juga tidak akan mau taat!

b) Lebih dari itu, mereka juga ‘mengumpat jalan Tuhan’ (Kisah Para Rasul 19: 9a).

NASB: ‘speaking evil of the way’ [= berbicara jahat tentang jalan itu].

NIV: ‘maligned the way’ [= memfitnah jalan itu].

Dalam Mat 15:4 kata Yunani yang sama diterjemahkan ‘mengutuk’.

Matius 15:4 - “Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.”.

Penerapan: jangan heran kalau ajaran yang benar, seperti Calvinisme / Reformed, diserang, dijelek-jelekan, difitnah, dsb.

Ada 2 hal yang bisa kita pelajari dari reaksi orang Efesus ini:

1. Ada orang yang senang pada Paulus dan Firman Tuhan (bdk. 18:19-21), tetapi juga ada yang membenci Paulus dan Firman Tuhan (Kisah Para Rasul 19: 9). Bahkan, mungkin ada orang yang mula-mula senang pada Paulus dan Firman Tuhan, tetapi setelah diajar cukup banyak (Kisah Para Rasul 19: 8: ‘tiga bulan’), lalu menjadi benci pada Paulus dan Firman Tuhan.

2. Ajaran, apalagi yang berani, selalu menimbulkan oposisi!

Mengapa banyak hamba Tuhan tidak mengalami oposisi yang terlalu berarti?

a. Mungkin karena mereka tidak betul-betul mengajarkan Firman Tuhan!

Ini sering terjadi karena mereka memenuhi khotbah dengan cerita, lelucon, illustrasi, kesaksian dsb, tetapi tidak menjelaskan ayat-ayat Kitab Suci! Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang seperti ini, saudara bukanlah problem bagi setan, dan karena itu ia tidak merasa perlu menyerang saudara dengan oposisi!

b. Mungkin mereka tidak mengajar dengan berani!

Ini sering terjadi karena mereka mengkompromikan Firman Tuhan supaya tidak menying¬gung orang / golongan tertentu, dan mereka tidak berani menegur orang yang salah dsb. Pengkhotbah yang selalu ‘menyensor’ khotbahnya supaya tidak menyinggung perasaan orang, pasti tidak akan mengalami oposisi atau sedikit sekali mengalami oposisi.

c. Mungkin karena mereka tidak memberitakan Injil!

Saya yakin setan paling benci hamba Tuhan yang selalu memberitakan Injil!

Karena itu kalau saudara adalah hamba Tuhan yang tidak pernah mengalami oposisi, introspeksilah pemberitaan Firman yang saudara lakukan! Bandingkan dengan Gal 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”.

3) Reaksi Paulus terhadap oposisi dari orang Efesus (Kisah Para Rasul 19: 9b).

Kisah Para Rasul 19: 9b: “Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus.”.

a) Paulus meninggalkan mereka.

Ini berarti ia berhenti memberitakan Injil kepada mereka. Ini sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus dalam Mat 7:6 yang berbunyi: “‘Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.’”.

Memang, kita memberitakan Injil dengan tujuan supaya ada lebih banyak orang yang percaya kepada Yesus, sehingga Tuhan bisa lebih dipermu¬liakan (bdk. 1Kor 10:31). Tetapi kalau Pemberitaan Injil itu malah menyebabkan Tuhan dihina, diejek dsb, maka Pemberitaan Injil itu harus dihentikan (setidaknya untuk sementara)!

b) Paulus memisahkan murid-muridnya dari orang-orang itu.

Pemisahan ini sesuai dengan ajaran Paulus sendiri dalam 1Kor 15:33 dan Tit 3:10.

1Korintus 15:33 - “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”.

Titus 3:10 - “Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi.”.

Paulus bukan memisahkan gandum dari lalang! Pemisahan gandum dari lalang dilarang oleh Yesus (Matius 13:18-20). Orang-orang Efesus yang menentang Paulus itu bukan lalang, karena lalang menggambarkan orang kristen KTP, sedangkan orang-orang Efesus itu adalah orang kafir total.

Penerapan: Apakah saudara menjaga pergaulan saudara? Apakah saudara men¬jauhi orang yang memberi pengaruh negatif terhadap diri saudara? Dan apakah saudara menjaga pergaulan anak-anak saudara?

4) Paulus mengajarkan Firman Tuhan (Kisah Para Rasul 19: 9c-10).

Kisah Para Rasul 19: 9-10: “(9) Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. (10) Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.”.

a) Ia mengajar tiap hari selama 2 tahun.

Memang orang kristen abad I itu belajar Firman Tuhan setiap hari! (bdk. Kis 2:46). Tidakkah kita harus malu kalau pada jaman ini kita merasa berat untuk datang ke gereja 2 x dalam seminggu (Kebaktian dan Pemahaman Alkitab)?

b) Kisah Para Rasul 19: 9: ‘setiap hari berbicara’. Ini salah terjemahan!

NASB: ‘reasoning daily’ [= berargumentasi setiap hari].

Ini menunjukkan bahwa bukan dalam hal Pemberitaan Injil saja Paulus mengguna¬kan otak untuk berargumentasi. Dalam pengajaran Firman Tuhanpun ia melakukan hal itu! Ini jelas menunjukkan bahwa pendengarnyapun juga harus mau menggunakan otaknya dalam mendengar Firman Tuhan.

Penerapan: janganlah malas memeras otak dalam mendengar Firman Tuhan. Janganlah malas untuk berpikir / berkonsentrasi, khususnya pada saat mendengar Firman Tuhan yang sukar / berat / panjang!

Akibat dari pengajaran Firman Tuhan ini adalah: semua penduduk Asia men¬dengar Injil (Kisah Para Rasul 19: 10b). Ini jelas merupakan suatu gaya bahasa hyperbole, yaitu gaya bahasa yang melebih-lebihkan. Kata-kata ‘semua penduduk’ tentu tidak berarti ‘setiap individu’, tetapi hanya berarti ‘banyak orang’. Dan kata ‘Asia’ tidak berarti ‘seluruh benua Asia’, tetapi mungkin hanya berarti ‘propinsi dimana Efesus adalah ibu-kotanya’. Tetapi bagaimanapun juga ini tetap menunjukkan bahwa penginjilan Paulus mencapai banyak sekali orang.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sini:

1. Jelas bahwa Paulus tidak hanya mengajar Firman Tuhan kepada orang yang sudah percaya, tetapi ia juga memberitakan Injil kepada orang di luar gereja yang belum percaya! Dalam setiap gereja, harus ada kombinasi dari Pemberitaan Injil dan pengajaran Firman Tuhan!

2. Kalau hanya Paulus yang memberitakan Injil, maka akan sukar sekali mencapai orang yang begitu banyak. Jelas bahwa jemaat juga ikut memberitakan Injil, sehingga Injil tersebar dengan begitu cepat.

Penerapan: jangan menganggap bahwa hanya Pendeta / Penginjil saja yang harus memberitakan Injil! Saudara juga harus memberitakan Injil!

3. Dalam Pemberitaan Injil, mereka tidak memandang bangsa. Mereka memberitakan Injil baik kepada orang Yahudi, maupun kepada orang Yunani (Kisah Para Rasul 19: 10b). Ini sesuai dengan perintah Yesus yang mengharuskan orang kristen menjadikan semua bangsa murid Yesus (Mat 28:19)!

Penerapan: apakah saudara juga memberitakan Injil kepada orang yang tidak sebangsa / tidak segolongan dengan saudara?

4. Sekarang penduduk Asia mendengar Injil, padahal dalam Kis 16:6-7, Paulus dilarang untuk memberitakan Injil di Asia. Dari sini bisa kita pelajari bahwa ada saat yang tepat bagi seseorang untuk mene¬rima Injil.

Penerapan: Hati-hatilah dengan bagian ini! Adanya saat yang tepat dalam memberitakan Injil, bisa kita salah-gunakan dengan jalan terus menerus menunda memberitakan Injil! Karena itu, berdoalah supaya Tuhan mem¬beri hikmat dan pimpinan kepada saudara dalam memberitakan Injil sehingga saudara bisa tahu kapan harus memberitakan Injil, dan kapan harus menahan Injil.

B) Melakukan mujijat / kesembuhan (Kisah Para Rasul 19: 11-12).

Kisah Para Rasul 19: 11-12: “(11) Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, (12) bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.”.

1) Mula-mula Lukas, sebagai penulis dari Kitab Kisah Rasul ini, menceritakan pelayanan Paulus dalam Pemberitaan Injil dan Firman Tuhan dalam ay 8-10, lalu baru pada Kisah Para Rasul 19: 11-12, ia menceritakan tentang pela¬yanan Paulus dalam melakukan mujijat dan kesembuhan.

Jelas bahwa Pemberitaan Injil dan Firman Tuhan adalah hal yang jauh lebih penting dari pada pengadaan mujijat / kesembuhan. Bandingkan dengan banyak gereja / hamba Tuhan / orang kristen jaman ini yang jauh lebih menekankan mujijat dan kesembuhan dibandingkan dengan Pemberitaan Injil dan Firman Tuhan!

2) Kisah Para Rasul 19: 12 mengatakan bahwa sapu tangan / kain Paulus bisa dipakai untuk menyembuhkan orang sakit.

Ada gereja / hamba Tuhan yang lalu meniru Paulus dengan menggu¬nakan saputangan yang lalu dijadikan semacam jimat! Ini jelas salah! Ingatlah bahwa bagian ini adalah bagian yang bersifat descriptive [= menggambarkan], dan karena itu hal ini bukanlah sesuatu yang boleh kita jadikan pedoman / hukum dalam hidup kita. Tuhan juga tidak pernah menyuruh kita / memberi otoritas kepada kita untuk meniru Paulus dalam hal ini.

Juga Gereja Roma Katolik, yang menggunakan hal ini sebagai dasar dari penggunaan relics, jelas sudah menyimpangkan maksud text Kitab Suci ini.

3) Paulus menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan dari orang yang kerasukan setan.

Ingat bahwa sekalipun ada orang yang sakit karena kerasukan setan (bdk. Mat 12:22 Mat 17:14-18), tetapi jelas bahwa tidak semua orang sakit karena kerasukan setan! Yesus maupun rasul-rasul tidak selalu menengking setan kalau mereka mau menyembuhkan orang sakit (bdk. Mat 12:13 Kis 3:6). Karena itu jangan sembarangan menengking setan dari diri orang yang sakit!

II) Pemalsuan terhadap pelayanan Paulus.

A) Pemalsuan / peniruan (Kisah Para Rasul 19: 13-14).

Kisah Para Rasul 19: 13-14: “(13) Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’ (14) Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa.”.

1) Penirunya (Kisah Para Rasul 19: 13-14).

a) Mereka disebut sebagai anak-anak Skewa, seorang imam kepala Yahudi. Mungkin sekali bahwa ayah mereka bukanlah imam dalam agama Yahudi, tetapi dalam agama kafir yang menyembah Diana / Artemis (bdk. Kisah Para Rasul 19: 24).

b) ‘tukang jampi Yahudi’ (Kisah Para Rasul 19: 11).

NASB: ‘Jewish exorcists’ [= pengusir setan Yahudi].

c) Pada saat itu memang ada banyak pengusir setan (bdk. Mat 7:22 12:27 Lukas 9:49). Para penafsir mengatakan bahwa adanya para pengusir setan itu dimulai sejak jaman raja Salomo.

d) Mungkin sekali 7 orang anak Skewa ini termasuk di antara orang Yahudi yang menentang Paulus dalam Kisah Para Rasul 19: 9 tadi.

Mereka tidak mau menerima Injil / Firman Tuhan yang Paulus beritakan, tetapi mau meniru cara Paulus dalam mengusir setan.

2) Cara meniru (Kisah Para Rasul 19: 13b).

a) ‘aku menyumpahi kamu’. Ini salah terjemahan.

RSV/NASB: ‘I adjure you’ [= aku mendesak kamu].

NIV: ‘I command you to come out’ [= aku memerintahkan kamu untuk keluar].

b) ‘dalam nama Yesus yang diberitakan Paulus’.

1. Jelas bahwa mereka sendiri tidak percaya kepada Yesus!

2. Ini menunjukkan penggunaan kata-kata ‘dalam nama Yesus’ sebagai semacam mantera, dan ini jelas merupakan penggunaan yang salah!

3. Ini menunjukkan bahwa dalam Kisah Para Rasul 19: 11-12 tadi, Pauluspun mengu¬sir setan dengan menggunakan kata-kata ‘dalam nama Yesus’, dan memang rasul-rasul sering menyembuhkan orang sakit / mengusir setan dengan menggunakan nama Yesus (bdk. Kis 3:6 9:17,34 16:18).

Tetapi sering juga terjadi penyembuhan tanpa menggunakan nama Yesus (Kis 9:40-41 14:8-10 20:10 28:5). Ada 2 ke¬mungkinan tentang hal ini:

a. Mungkin nama Yesus digunakan tetapi tidak ditulis dalam Kitab Suci, seperti dalam Kisah Para Rasul 19: 11-12 tadi.

b. MUNGKIN kata-kata ‘dalam nama Yesus’ itu tidak diucapkan tetapi hati mereka percaya bahwa hanya dalam nama Yesus mereka bisa menyembuhkan.

Bandingkan dengan ini: Yesus menyuruh kita berdoa dalam namaNya (Yoh 16:24), tetapi dalam Kitab Suci kita tidak pernah membaca ada doa yang diakhiri dengan kata-kata ‘dalam nama Yesus’ (bdk. Ef 3:14-21 dimana doa Paulus tidak diakhiri dengan kata-kata ‘dalam nama Yesus’). Jadi jelas bahwa yang penting bukanlah mengucap¬kan kata-kata ‘dalam nama Yesus’ itu, seakan-akan kata-kata itu merupakan suatu mantera, tetapi hati yang percaya bahwa hanya karena jasa penebusan Kristuslah doa kita bisa diterima oleh Tuhan.

3) Peniruan ini adalah serangan setan.

Setan selalu berusaha meniru apa yang datang dari Tuhan! Bukan hanya mujijat saja (misalnya bahasa roh yang palsu), tetapi juga nabi / rasul dan Firman Tuhan / Injil (bdk. 2Kor 11:13-14 Gal 1:6-9), dan orang kristen (Mat 13:24-30,36-43). Karena itu kita harus sangat berhati-hati, baik dalam berhadapan dengan seorang hamba Tuhan, dalam mendengar suatu ajaran, maupun dalam melihat terjadinya suatu mujijat! Jangan terlalu cepat percaya keasliannya.

B) Reaksi setan (Kisah Para Rasul 19: 15-16).

Kisah Para Rasul 19: 15-16: “(15) Tetapi roh jahat itu menjawab: ‘Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?’ (16) Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.”.

1) Kata-kata dan tindakan dari setan yang ada di dalam orang yang kerasukan itu:

a) ‘Yesus aku kenal dan Paulus aku ketahui’.

NASB: ‘I recognize Jesus and I know about Paul’ [= aku mengenali Yesus dan aku tahu tentang Paulus].

b) ‘Tetapi kamu, siapakah kamu?’.

Ini jelas bukan suatu pertanyaan, tetapi suatu hinaan yang merendahkan! Dari kalimat ini terlihat dengan jelas bahwa setan bisa membedakan antara orang kristen yang sungguh-sungguh (seperti Paulus), dan orang kristen KTP (seperti anak-anak Skewa itu).

c) Setan memukuli mereka.

2) Aneh! Mengapa setan tidak pura-pura keluar? Kalau peniruan tadi berasal dari setan, mengapa setan yang merasuk itu tidak bekerja sama dengan setan yang meniru? Ada 2 jawaban:

a) Allah menguasai segala sesuatu, termasuk setan, dan Allah mengatur sehingga setan itu tidak keluar.

b) Setan mempunyai banyak taktik! Ia tidak menipu kita dengan cara yang monotoon / cara yang sama terus menerus!

Kalau kita melihat Mat 7:22, maka kelihatannya di situ para pengusir itu berhasil mengeluarkan setannya, padahal para pengusir itu juga adalah orang kristen KTP. Tetapi di sini, setan itu tidak mau keluar, bahkan ia menyerang para pengusirnya, yang sebetulnya adalah anak-anaknya sendiri, dengan tujuan:

1. Supaya nama Yesus direndahkan.

Mungkin sekali karena peristiwa itu ada orang-orang yang lalu merendahkan nama Yesus, tetapi Kitab Suci tidak menceritakannya. Kitab Suci hanya menceritakan akibat yang positif dari peristiwa itu (ay 17-20). Ingat bahwa Kitab Suci memang tidak bertujuan menceritakan sejarah / segala sesuatu secara lengkap!

2. Supaya para pengusir setan seperti dalam Mat 7:22 kelihatan seperti asli, karena mereka ‘berhasil mengusir’ setan.

C) Akibatnya bagi gereja (Kisah Para Rasul 19: 17-20).

Kisah Para Rasul 19: 17-20: “(17) Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus. (18) Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. (19) Banyak juga di antara mereka, yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak. (20) Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa.”.

1) Hal itu diketahui banyak orang sehingga:

a) Mereka menjadi takut, artinya mereka menjadi takut untuk menggunakan nama Yesus dengan sembarangan.

b) Nama Yesus ditinggikan.

Kisah Para Rasul 19: 17b: ‘makin masyhurlah nama Tuhan Yesus’. Ini terje¬mahannya kurang tepat!

NASB: ‘the name of the Lord Jesus was being magnified’ [= nama Tuhan Yesus ditinggikan / dibesarkan].

2) Banyak orang kristen yang bertobat dari dosa-dosa mereka.

a) Kisah Para Rasul 19: 18 terjemahannya kurang tepat!

Kisah Para Rasul 19: 18: “Banyak di antara mereka yang telah menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu.”.

NASB: ‘Many of those who had believed kept coming, confessing and disclosing their practices’ [= Banyak dari mereka yang telah percaya datang, mengaku dosa dan menyingkapkan prak¬tek-praktek mereka].

1. Kata-kata ‘had believed’ menunjukkan bahwa mereka sudah percaya sebe¬lum saat itu. Jadi mereka adalah orang kristen, tetapi tidak jelas apakah mereka adalah kristen asli atau tidak.

2. Kata ‘practices’ oleh NIV diterjemahkan ‘evil deeds’ [= tindakan-tindakan jahat].

Sebetulnya kata ‘evil’ itu tak ada, tetapi kata Yunani yang diterjemahkan ‘practices / deeds’ itu biasanya menunjuk pada tindakan yang jahat.

Kesimpulannya: orang-orang yang sudah kristen itu mengaku dosa dan bertobat.

b) Kisah Para Rasul 19: 19: orang-orang kristen yang lain membakar buku-buku sihir yang mahal.

1. Mereka bukannya menyimpan buku-buku sihir itu, karena:

a. Bisa menyebabkan mereka suatu hari kembali pada buku sihir itu.

b. Buku sihir itu bisa berbahaya karena mengandung kuasa gelap / roh jahat yang bisa mengganggu.

Tetapi benarkah hal ini? Kitab Suci tidak membenarkan ataupun membantah hal ini. Memang ada ayat yang seakan-akan tidak membenarkan hal ini, yaitu Hab 2:19, yang mengatakan ‘roh tidak ada sama sekali di dalamnya (berhala)’. Ini bisa diartikan bahwa berhala / jimat dsb tidak mengandung kuasa gelap. Tetapi kata Ibrani RUACH yang diterjemahkan ‘roh’, oleh NIV diterjemahkan ‘breath’ / nafas (bandingkan dengan Maz 135:17 dimana RUACH juga diterjemahkan ‘nafas’). Jadi Hab 2:19 itu sebenarnya hanya mengatakan bahwa berhala adalah benda mati yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tujuannya untuk mengontraskan berhala YANG MATI itu dengan Allah YANG HIDUP. Jadi jelas bahwa Hab 2:19 tidak menentang pandangan bahwa benda-benda seperti itu bisa mengandung kuasa gelap.

Dr. Kurt Koch, yang selama puluhan tahun mendedikasikan dirinya untuk menyelidiki Occultisme, mengatakan bahwa penyimpanan benda-benda seperti itu bisa menimbulkan berbagai macam gangguan, seperti adanya pertengkaran, penyakit, depresi, dan bahkan bunuh diri.

2. Mereka bukannya menjual buku-buku itu, lalu mempersembahkan uangnya kepada Tuhan, karena:

a. Akan menjatuhkan pembeli ke dalam dosa.

b. Tuhan menolak uang haram (Ul 23:18).

Ulangan 23:18 - “Janganlah kaubawa upah sundal atau uang semburit ke dalam rumah TUHAN, Allahmu, untuk menepati salah satu nazar, sebab keduanya itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.’”.

3. Mereka membakar buku-buku sihir yang mahal itu!

Kitab Suci memang menunjukkan perintah dan teladan untuk menghancurkan berhala, sekalipun berhala itu terbuat dari emas (Ul 7:5,25-26 Hak 6:25-28 Kel 32:20 2Raja 18:4).

Ul 7:25-26 - “(25) Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu. (26) Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkaupun ditumpas seperti itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu dikhususkan untuk dimusnahkan.’”.

Hak 6:25-28 - “(25) Pada malam itu juga TUHAN berfirman kepadanya: ‘Ambillah seekor lembu jantan kepunyaan ayahmu, yakni lembu jantan yang kedua, berumur tujuh tahun, runtuhkanlah mezbah Baal kepunyaan ayahmu dan tebanglah tiang berhala yang di dekatnya. (26) Kemudian dirikanlah mezbah bagi TUHAN, Allahmu, di atas kubu pertahanan ini dengan disusun baik, lalu ambillah lembu jantan yang kedua dan persembahkanlah korban bakaran dengan kayu tiang berhala yang akan kautebang itu.’ (27) Kemudian Gideon membawa sepuluh orang hambanya dan diperbuatnyalah seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya. Tetapi karena ia takut kepada kaum keluarganya dan kepada orang-orang kota itu untuk melakukan hal itu pada waktu siang, maka dilakukannyalah pada waktu malam. (28) Ketika orang-orang kota itu bangun pagi-pagi, tampaklah telah dirobohkan mezbah Baal itu, telah ditebang tiang berhala yang di dekatnya dan telah dikorbankan lembu jantan yang kedua di atas mezbah yang didirikan itu.”.

Keluaran 32:20 - “Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel.”.


2Raja-raja 18:4 - “Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.”.

Pembakaran ini menunjukkan kebencian mereka pada dosa yang dulu mereka banggakan.

Bdk. Filipi 3:4-9 - “(4) Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: (5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. (7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.”.

3) Gereja bertumbuh (Kisah Para Rasul 19: 20).

Ada 3 alasan yang menyebabkan pertumbuhan gereja di sini:

a) Peristiwa dalam Kisah Para Rasul 19: 13-16 makin menunjukkan bahwa Paulus adalah hamba Tuhan yang sejati, karena ia bisa menggunakan nama Yesus untuk mengusir setan / menyembuhkan penyakit, sedangkan anak-anak Skewa itu tidak bisa!

b) Agama kafir yang menyembah Diana / Artemis itu banyak menggu¬nakan magic / jimat / sihir dsb.

Kalau memang benar bahwa Skewa adalah imam dalam agama kafir yang menyembah Diana / Artemis, maka mungkin sekali anak-anaknya juga menggunakan magic, jimat, sihir dsb. Dan kegagalan mereka dalam mengusir setan menyebabkan orang-orang yang juga menggunakan sihir dsb itu bertobat.

c) Karena orang-orang kristen bertobat dan menyucikan diri (Kisah Para Rasul 19: 18-19), maka Tuhan makin memberkati sehingga gereja bertumbuh.

Penerapan: sucikan diri saudara, khususnya dari hal-hal yang termasuk occultisme / penggunaan kuasa gelap (tenaga dalam, Wai Tang Kung, Taichi, Yoga dsb), supaya gereja saudara bertumbuh!

Kesimpulan: Paulus Pelayanan di Efesus: Kisah Para Rasul 19:8-20

Sekalipun setan memalsukan pelayanan Paulus dengan maksud untuk menghancurkan pelayanan Paulus, tetapi Tuhan menguasai segala sesuatu¬nya sehingga yang terjadi justru adalah kebaikan bagi gereja / pelayanan Paulus. Ini sesuai dengan Ro 8:28 yang berbunyi: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”.

Maukah saudara percaya bahwa segala sesuatu, yang kelihatannya merugikan sekalipun, akan menghasilkan kebaikan, baik bagi saudara secara pribadi, maupun bagi seluruh gereja?

Paulus Pelayanan di Efesus: Kisah Para Rasul 19:8-20
-AMIN-
Next Post Previous Post