PAULUS DI ROMA: KISAH PARA RASUL 19:21-40

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
PAULUS DI ROMA: KISAH PARA RASUL 19:21-40PAULUS DI ROMA: KISAH PARA RASUL 19:21-40. Kisah Para Rasul 19:21-40 - “(21) Kemudian dari pada semuanya itu Paulus bermaksud pergi ke Yerusalem melalui Makedonia dan Akhaya. Katanya: ‘Sesudah berkunjung ke situ aku harus melihat Roma juga.’ (22) Lalu ia menyuruh dua orang pembantunya, yaitu Timotius dan Erastus, mendahuluinya ke Makedonia, tetapi ia sendiri tinggal beberapa lama lagi di Asia. (23) Kira-kira pada waktu itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan Tuhan. (24) Sebab ada seorang bernama Demetrius, seorang tukang perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. Usahanya itu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-tukangnya. (25) Ia mengumpulkan mereka bersama-sama dengan pekerja-pekerja lain dalam perusahaan itu dan berkata: ‘Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita adalah hasil perusahaan ini! (26) Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa. (27) Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita berada dalam bahaya untuk dihina orang, tetapi juga kuil Artemis, dewi besar itu, berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis sendiri, Artemis yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab, akan kehilangan kebesarannya.’ (28) Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka berteriak-teriak, katanya: ‘Besarlah Artemis dewi orang Efesus!’ (29) Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang Makedonia dan teman seperjalanan Paulus. (30) Paulus mau pergi ke tengah-tengah rakyat itu, tetapi murid-muridnya tidak mengizinkannya. (31) Bahkan beberapa pembesar yang berasal dari Asia yang bersahabat dengan Paulus, mengirim peringatan kepadanya, supaya ia jangan masuk ke gedung kesenian itu. (32) Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul. (33) Lalu seorang bernama Aleksander didorong ke depan oleh orang-orang Yahudi. Ia mendapat keterangan dari orang banyak tentang apa yang terjadi. Segera ia memberi isyarat dengan tangannya dan mau memberi penjelasan sebagai pembelaan di depan rakyat itu. (34) Tetapi ketika mereka tahu, bahwa ia adalah orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya: ‘Besarlah Artemis dewi orang Efesus!’ (35) Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata: ‘Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari langit? (36) Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak. (37) Sebab kamu telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil dewi kita dan tidak menghujat namanya. (38) Jadi jika Demetrius dan tukang-tukangnya ada pengaduannya terhadap seseorang, bukankah ada sidang-sidang pengadilan dan ada gubernur, jadi hendaklah kedua belah pihak mengajukan dakwaannya ke situ. (39) Dan jika ada sesuatu yang lain yang kamu kehendaki, baiklah kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat yang sah. (40) Sebab kita berada dalam bahaya akan dituduh, bahwa kita menimbulkan huru-hara pada hari ini, karena tidak ada alasan yang dapat kita kemukakan untuk membenarkan kumpulan yang kacau-balau ini.’”.

I) Paulus ingin ke Roma.

Paulus sudah cukup banyak / lama melakukan pelayanan di Efesus, sehingga sekarang gereja Efesus sudah cukup mapan. Dan karena itu dalam Kisah Para Rasul 19: 21 kita melihat bahwa Paulus bermaksud untuk pergi ke Roma.

Kisah Para Rasul 19: 21: “Kemudian dari pada semuanya itu Paulus bermaksud pergi ke Yerusalem melalui Makedonia dan Akhaya. Katanya: ‘Sesudah berkunjung ke situ aku harus melihat Roma juga.’”.

Ada 3 hal yang bisa kita pelajari tentang hal ini:

1) Paulus ingin pergi ke Roma, dan ia berdoa untuk hal itu, dan bahkan ia berdoa supaya Tuhan memberikan perjalanan yang baik, sukses, dan menyenangkan (bdk. Roma 15:22-29 Roma 1:13 Ro 1:10).

Roma 15:22-29 - “(22) Itulah sebabnya aku selalu terhalang untuk mengunjungi kamu. (23) Tetapi sekarang, karena aku tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini dan karena aku telah beberapa tahun lamanya ingin mengunjungi kamu, (24) aku harap dalam perjalananku ke Spanyol aku dapat singgah di tempatmu dan bertemu dengan kamu, sehingga kamu dapat mengantarkan aku ke sana, setelah aku seketika menikmati pertemuan dengan kamu. (25) Tetapi sekarang aku sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus. (26) Sebab Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem. (27) Keputusan itu memang telah mereka ambil, tetapi itu adalah kewajiban mereka. Sebab, jika bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani orang Yahudi, maka wajiblah juga bangsa-bangsa lain itu melayani orang Yahudi dengan harta duniawi mereka. (28) Apabila aku sudah menunaikan tugas itu dan sudah menyerahkan hasil usaha bangsa-bangsa lain itu kepada mereka, aku akan berangkat ke Spanyol melalui kota kamu. (29) Dan aku tahu, bahwa jika aku datang mengunjungi kamu, aku akan melakukannya dengan penuh berkat Kristus.”.

Roma 1:13 - “Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu - tetapi hingga kini selalu aku terhalang - agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain.”.

Roma 1:10 - “Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu.”.

KJV: ‘if by any means now at length I might have a prosperous journey by the will of God to come unto you.’ [= jika dengan cara apapun akhirnya aku bisa mendapatkan suatu perjalanan yang sukses / menyenangkan oleh kehendak Allah untuk datang kepada kamu].

Literal: ‘a happy journey’ [= perjalanan yang menyenangkan].

Akhirnya Tuhan memang mengabulkan keinginannya dan ia sampai di Roma, tetapi ia sampai di Roma dengan suatu cara yang berbeda dengan yang ia harap¬kan, karena ia pergi ke Roma sebagai seorang tawanan (Kis 27-28).

Dari sini bisa kita lihat bahwa sekalipun kadang-kadang Tuhan memberikan apa yang kita minta dengan cara seperti yang kita harapkan, tetapi seringkali Ia memberikan dengan cara yang sama sekali tidak kita harapkan.

Misalnya:

a) Saudara berdoa meminta kesabaran, dan Tuhan lalu memberikan kepada saudara seadanya hal-hal / orang-orang yang menjengkelkan saudara, karena dengan cara itulah saudara bisa melatih diri untuk bersabar.

b) Saudara berdoa meminta iman yang lebih kuat, dan Tuhan lalu memberi¬kan banyak problem kepada saudara, supaya dengan demikian saudara bisa berlatih untuk beriman kepada Tuhan dalam segala keadaan.

c) Saudara berdoa supaya saudara bisa lebih bersandar kepada Tuhan, dan Tuhan lalu menghancurkan segala sesuatu yang selama ini menjadi sandaran saudara (mungkin uang, pekerjaan, kesehatan, kemampuan, keluarga , suami, orang tua dsb), supaya saudara bisa berlatih untuk bersandar kepada Tuhan.

Seorang penafsir bernama Ironside memberikan sebuah syair sebagai berikut:

I asked the Lord that I might grow

in faith and love and every grace

Might more of His salvation know

And seek more earnestly His face

‘Twas He who taught me thus to pray

And He I trust has answered prayer

But it has been in such a way

As almost drove me to despair.

[= Aku minta kepada Tuhan supaya aku bertumbuh

dalam iman dan kasih dan setiap kasih karunia

Bisa lebih mengenal keselamatanNya

Dan mencari wajahNya dengan lebih bersungguh-sungguh


Adalah Dia yang mengajar aku berdoa seperti itu

Dan aku percaya Dia telah menjawab doa

Tetapi itu adalah dengan cara sedemikian rupa

Sehingga hampir mendorong aku pada keputusasaan.].

2) Keinginan Paulus untuk pergi (ke Yerusalem dan sesudah itu ke Roma) ini (Kisah Para Rasul 19: 21), sudah ada sebelum terjadinya huru hara di Efesus (Kisah Para Rasul 19: 23-dst). Jadi, jelaslah bahwa ketika akhirnya dalam Kis 20:1 Paulus meninggalkan Efesus, itu bukan karena ia takut / lari gara-gara kerusuhan itu.

3) Paulus ingin pergi ke Roma, jelas untuk memberitakan Injil.

Sekalipun dalam Kisah Para Rasul 19: 21 dikatakan ‘melihat Roma’, tetapi tentu ia tidak ingin pergi kesana hanya untuk melihat-lihat kota Roma, tetapi untuk memberitakan Injil. Ini terbukti dari Kis 28, ketika ia memberitakan Injil di Roma sekalipun ia datang di sana sebagai seorang tawanan.

Ini menunjukkan betapa rajinnya ia dalam memberitakan Injil! Ia betul-betul memberitakan Injil / Firman Tuhan, baik atau tidak baik waktunya, sesuai dengan apa yang ia ajarkan dalam 2Tim 4:2 - “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”.

Bagaimana dengan saudara?

Tetapi sebelum ia pergi, ia mengutus Timotius dan Erastus untuk mendahului dia, sementara ia masih tetap tinggal di Efesus. Dan pada saat itulah terjadi huru hara di Efesus (Kisah Para Rasul 19: 23-40).

II) Huru hara di Efesus.

1) Latar belakang dari huru hara ini adalah penyembahan terhadap dewi Artemis.

a) Artemis juga disebut Diana. Artemis adalah bahasa Yunaninya, dan Diana adalah bahasa Latinnya.

b) Dalam Kisah Para Rasul 19: 27 dikatakan ‘Artemis yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab’. Kata-kata ‘yang beradab’ sebe¬tulnya tidak ada. Dan yang dimaksud dengan ‘seluruh dunia’ adalah wilayah kekaisaran Romawi (bdk. Luk 2:1). Ini menunjukkan bahwa penyembahan terhadap dewi Artemis ini sangat meluas!

c) Efesus merupakan pusat penyembahan kepada Artemis ini! Dan di Efesus ada kuil Artemis yang luar biasa megah dan indahnya. Bangunan yang berukuran panjang 425 kaki, lebar 220 kaki dan tinggi 60 kaki ini dibangun dalam waktu 220 tahun dan merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia pada saat itu!

d) Dalam kuil Artemis di Efesus itu ada patung Artemis, yang diper¬caya jatuh dari langit (Kisah Para Rasul 19: 35 akhir).

Kisah Para Rasul 19: 35: “Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata: ‘Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari langit?”.

William Barclay: “The image of Artemis was not beautiful. It was black, squat, many-breasted figure, signifying fertility; it was so old that no one knew where it had come from or even of what material it was made. The story was that it had fallen from heaven.” [= Patung Artemis itu tidak indah. Patung itu hitam, berbentuk pendek gemuk, dengan banyak buah dada, menunjukkan kesu¬buran; patung itu begitu tua sehingga tak seorangpun tahu dari mana datangnya atau bahkan dari bahan apa patung itu dibuat. Ceritanya mengatakan bahwa patung itu jatuh dari langit.] - hal 141.

Catatan: patung Artemis itu dipenuhi buah dada mulai dari bahu sampai ke kakinya.

Memang pada jaman itu (dan juga jaman sekarang) ada banyak agama yang membanggakan diri karena mempunyai benda-benda pujaan yang dianggap turun / jatuh dari langit. Mungkin ada yang sekedar dongeng, tetapi mungkin ada yang benar, dalam arti bahwa benda itu adalah sebuah meteor!

Dalam kekristenan tidak ada patung / batu / Kitab Suci / gereja dsb yang dianggap turun / jatuh dari langit! Kita memang tidak mempercayai bahwa Allah memberikan sesuatu apapun yang jatuh / turun dari langit untuk kita puja. Tetapi kita tidak perlu merasa minder karena hal itu, karena kita percaya bahwa Allah sendiri telah turun dari langit dan menjadi manusia di dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah mati dan bangkit untuk membereskan / menebus dosa-dosa kita! Kita bahkan seharusnya bangga mempunyai Allah seperti itu!

e) Pada tahun 260 M kuil itu dibakar sehingga musnah, dan sekarang tak diketahui dengan pasti letak asalnya.

Artemis, yang pada jaman itu begitu besar dan dipuja oleh begitu banyak orang, sekarang tidak mempunyai seorang pemujapun! Bandingkan dengan Tuhan kita Yesus Kristus, yang sekalipun pada waktu datang di dunia dihina dan direndahkan oleh banyak orang dan bahkan akhirnya mati disalib, tetapi lalu bangkit dan naik ke surga dan sekarang disembah oleh begitu banyak orang. Dan pada akhir jaman nanti, dengan rela ataupun terpaksa, setiap orang akan sujud menyembah Dia dan mengakuiNya sebagai Tuhan (Fil 2:9-11)!

Fil 2:9-11 - “(9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.

2) Demetrius.

Penyembahan Artemis ini dimanfaatkan oleh Demetrius untuk mencari uang! Ia membuat sebuah perusahaan yang memproduksi kuil-kuilan Artemis dari perak (ay 24).

Kisah Para Rasul 19: 24: “Sebab ada seorang bernama Demetrius, seorang tukang perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. Usahanya itu mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-tukangnya.”.

Banyak orang yang membelinya sekedar sebagai souvenir, tetapi banyak juga yang membelinya dan terus membawanya sebagai jimat! Memang tahyul dan ajaran-ajaran kafir sering memberi keuntungan kepada orang-orang tertentu.

Misalnya:

a) Kepercayaan bahwa kita bisa membakar rumah-rumahan kertas supaya keluarga kita yang mati bisa mempunyai rumah di alam baka, jelas hanya menguntungkan pembuat rumah-rumahan kertas itu! Lebih-lebih dengan adanya kepercayaan bahwa di dalam membeli rumah-rumahan kertas itu kita tidak boleh menawar!

b) Kepercayaan bahwa kita harus membuang kembang di tempat-tempat tertentu (di perempatan jalan dsb), tentu hanya menguntungkan penjual kembangnya!

c) Kepercayaan yang mengharuskan pemasangan Hu, Pat Kwa dsb pada rumah kita, tentu hanya menguntungkan penjual barang-barang itu!

Karena itu, hati-hatilah dengan segala macam ajaran / tahyul yang sengaja diciptakan oleh orang-orang tertentu untuk mendatangkan keuntungan bagi dirinya sendiri!

3) Paulus.

Dalam situasi kota Efesus dengan penyembahannya kepada Artemis dan tahyulnya yang menguntungkan Demetrius, muncullah Paulus. Paulus lalu memberitakan Injil dan mengajarkan Firman Tuhan di sana. Dan ia juga memberikan pengajaran yang menentang penyembahan berhala (Kisah Para Rasul 19: 26 bdk. 17:29).

Kisah Para Rasul 19: 26: “Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa.”.

Kis 17:29 - “Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.”.

KJV: ‘the Godhead’ [= Allah / hakekat ilahi / keilahian].

Perhatikan bahwa di sini Paulus jelas menyerang agama lain! Seka¬lipun sedapat mungkin kita tidak menyerang ajaran agama lain, tetapi seringkali hal ini tidak bisa terhindarkan karena adanya pertentangan antara ajaran kekristenan (khususnya doktrin dasar) dengan agama lain itu.

Misalnya: mengajarkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12), secara implicit sudah menyerang agama lain!

4) Kemarahan dan hasutan Demetrius.

a) Alasan kemarahan Demetrius (Kisah Para Rasul 19: 25-27).

Kisah Para Rasul 19: 25-27: “(25) Ia mengumpulkan mereka bersama-sama dengan pekerja-pekerja lain dalam perusahaan itu dan berkata: ‘Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita adalah hasil perusahaan ini! (26) Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa. (27) Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita berada dalam bahaya untuk dihina orang, tetapi juga kuil Artemis, dewi besar itu, berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis sendiri, Artemis yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab, akan kehilangan kebesarannya.’”.

Alasan no 1 adalah uang (Kisah Para Rasul 19: 25a,27a), dan alasan no 2 adalah agama (ay 27b). Sebetulnya alasan no 2 ini hanya sebagai kedok.

William Barclay: “Their trouble was that their pockets were being touched.” [= Problem mereka adalah karena kantong mereka disentuh.].

Demetrius menentang Kristus / kekristenan karena ia merasa dirugikan oleh semua itu (bdk. Mat 8:34 - orang-orang yang kehilangan babi-babi mereka menolak Kristus). Demetrius menentang ajaran yang benar, dan mempertahankan ajaran yang salah, demi keuntungan pribadi!

b) Bahwa Demetrius merasa kuatir perusahaannya akan bangkrut (Kisah Para Rasul 19: 27), membuktikan efektifnya pelayanan Paulus.

Andaikata gereja jaman ini sama efektifnya dengan pada saat itu, maka komplex pelacuran, pabrik rokok, bandar judi, dsb juga akan kuatir dan marah kepada gereja! Tetapi kenyataannya, pada saat ini mereka sama sekali tidak menguatirkan gereja, karena banyak orang kristen yang tetap melacur, merokok, dan main judi! Dan ini membuktikan rendahnya keefektifan gereja pada saat ini! Karena itu, marilah kita banyak berdoa, berusaha untuk hidup suci, dan memberitakan Injil / Firman Tuhan supaya gereja jaman ini menjadi sama efektifnya seperti gereja abad I!

c) Kemarahan dan kekuatiran Demetrius menunjukkan bahwa Paulus betul-betul memberitakan seluruh Injil dan kebenaran Firman Tuhan!

Pulpit Commentary:

• “It is doubtful whether we are declaring the whole counsel of God, if we are provoking no hostility by our utterance;” [= Adalah sesuatu yang meragukan apakah kita betul-betul memberita¬kan seluruh kehendak Allah kalau kita tidak menimbulkan permusuhan karena ucapan kita;].

• “The Gospel of Christ cannot be proclaimed in its fullness without giving occasion for many to say, here and there, now and again, ‘This our craft is in danger’ (ver. 27).” [= Injil Kristus tidak bisa diberitakan sepenuhnya tanpa berulang-ulang dan dimana-mana menyebabkan banyak orang berkata: ‘Pekerjaan kita ada dalam bahaya’ (Kisah Para Rasul 19: 27).].

Bandingkan dengan kata-kata Paulus dalam Galatia 4:16 - “Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?”.

Karena itu kalau ada Pendeta / Penginjil yang memberitakan Injil / Firman Tuhan tanpa pernah menimbulkan kekuatiran pada orang-orang tertentu, yang lalu menimbulkan permusuhan / oposisi, mungkin sekali Pendeta / Penginjil itu tidak memberitakan seluruh Firman Tuhan, tetapi mengkompromikan Firman Tuhan!

d) Demetrius lalu berusaha melawan / menghancurkan Paulus dengan jalan menghasut tukang-tukangnya sehingga menimbulkan huru hara massal.

Alangkah kontrasnya cara Paulus dan cara Dimetrius! Paulus selalu memberitakan Injil / Firman Tuhan dengan menggunakan argu¬mentasi.

Kisah Para Rasul 19: 26: “Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa.”.

NIV: ‘has convinced’ [= telah meyakinkan].

KJV/RSV/NASB: ‘hath / has persuaded’ [= telah membujuk / meyakinkan dengan menggunakan argumentasi].

Demetrius tidak bisa melawan Paulus dengan mengadu argumentasi, dan karena itu ia menggunakan hasutan yang menimbulkan huru hara massal!

Penerapan: Adalah sesuatu yang menarik bahwa Yesus maupun rasul-rasul dan orang-orang kristen abad I selalu menang dalam adu argumentasi! Ini disebabkan karena mereka mempunyai pengetahuan / pengertian yang baik sekali tentang kebenaran dan mereka dipimpin oleh Roh Kudus dalam perdebatan itu (bdk. Kis 6:10). Dan adalah sesuatu yang aneh kalau banyak orang kristen jaman ini mengaku dipenuhi Roh Kudus tetapi sering tidak bisa mempertahankan diri dalam adu argumentasi, dan bahkan beralasan bahwa penggunaan otak dalam adu argumentasi menunjukkan bahwa kita tidak beriman, firman Tuhan bukan untuk diperdebatkan, dan segala macam alasan konyol yang lain!!

5) Terjadi huru hara.

a) Kisah Para Rasul 19: 29 mengatakan bahwa ‘Seluruh kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian’. Ini salah terjemahan!

NIV: ‘rushed as one man into the theater’ [= menyerbu sebagai satu orang ke dalam gedung kesenian].

NASB: ‘rushed with one accord into the theater’ [= menyerbu dengan satu hati ke dalam gedung kesenian].

Yunani: HOMOTHUMADON [= with one accord / dengan satu hati].

Jadi, dari ay 29 ini kelihatannya mereka bersatu. Tetapi perhatikan Kisah Para Rasul 19: 32!

Kisah Para Rasul 19: 32: “Sementara itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang seorang mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul.”.

Di sana terlihat bahwa mereka berbeda pendapat satu dengan yang lain, bahkan mayoritas dari mereka tidak tahu apa sebabnya mereka berkumpul di sana! Jadi, jelaslah bahwa kesatuan yang dimaksud dalam Kisah Para Rasul 19: 29 hanyalah kesatuan dalam tindakan lahiriah, bukan kesatuan hati.

b) Kisah Para Rasul 19: 28,34 menunjukkan bahwa mereka berteriak-teriak: ‘Besarlah Artemis, dewi orang Efesus’.

Teriakan histeris seperti ini justru menunjukkan bahwa mereka tidak mengimani apa yang mereka teriakkan!

Ironside: “Very often, the less that certain people know about things, the more they shout about them and try to convince themselves as to their truth by the noise they make.” [= Sangat sering, makin sedikit orang-orang tertentu tahu tentang hal-hal terten¬tu, makin banyak mereka berteriak tentang hal-hal itu, dan berusaha meyakinkan diri mereka sendiri berhubungan dengan kebenaran mereka dengan suara / keributan yang mereka perbuat.].

Penerapan:

Jaman sekarang, ada banyak gereja / persekutuan, yang juga selalu dipenuhi dengan teriakan-teriakan yang histeris. Apa sebetulnya bedanya dengan orang-orang kafir di Efesus itu?

Juga kalau kita melihat orang-orang tertentu mendoakan orang sakit, mereka sering berteriak berulang-ulang seperti: “Kami percaya bahwa Engkau adalah Allah yang mahakuasa. Kami percaya bahwa Engkau mau / telah menyembuhkan orang ini. Kami percaya bahwa saat ini juga saudara kami ini telah Engkau sembuhkan.” dsb.

Apa perlunya kalimat-kalimat itu diteriakkan dan diulangi terus menerus? Apakah ini bukan suatu doa yang bertele-tele? Apakah ini tidak sama dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang Efesus di sini, dimana mereka berusaha meyakinkan diri mereka sendiri dengan menyugesti diri sendiri?

c) Adanya huru hara itu bukanlah karena kesalahan Paulus.

Kemanapun Paulus pergi, selalu timbul huru-hara sehingga ia disebut ‘a trouble maker’ [= seorang pembuat keributan / pengacau] dalam Kis 24:5 (NIV)! Tetapi apakah terjadinya huru hara ini merupakan kesalahan Paulus? Tentu saja tidak! Yesus sendiri sudah berkata bahwa Ia datang bukan membawa damai tetapi membawa pedang (Matius 10:34), dan karena itu dimanapun Injil diberitakan, bisa saja terjadi kekacauan. Tetapi ini adalah kesalahan dari orang-orang yang menolak Injil itu, bukan kesalahan pemberita Injilnya!

6) Penanganan huru hara.

a) Paulus mau menangani huru hara itu, tetapi dilarang oleh murid-muridnya dan para pembesar yang pro Paulus (Kisah Para Rasul 19: 30-31). Paulus tidak bersikap keras kepala dan ia menuruti nasehat mereka.

b) Seorang Yahudi yang bernama Alexander mau menangani huru hara itu, tetapi ketika massa itu tahu bahwa ia adalah orang Yahudi, merekapun menolak dia (Kisah Para Rasul 19: 33-34), karena:

1. Orang Yahudi juga menentang berhala.

2. Yahudi merupakan kebangsaan Paulus.

3. Yahudi dianggap sebagai sumber kekristenan atau bahkan diang¬gap satu / sama dengan kekristenan. Ini pandangan yang sangat lazim tetapi sangat salah. Mayoritas orang Yahudi sampai saat ini termasuk anti Kristen!

c) Panitera kota menenangkan massa itu dengan:

1. Menggunakan dusta (Kisah Para Rasul 19: 35-36).

Kisah Para Rasul 19: 35-36: “(35) Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak itu dan berkata: ‘Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun dari langit? (36) Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak.”.

Bagi dia, yang penting tujuannya terlaksana. Bagaimana cara¬nya tidak jadi soal! Hal seperti ini begitu banyak terjadi di Indonesia. Tetapi orang kristen tidak boleh menggunakan cara seperti ini!

2. Mengatakan bahwa Paulus maupun orang-orang kristen toh tidak merampok kuil ataupun menghujat Artemis (Kisah Para Rasul 19: 37).

Kisah Para Rasul 19: 37: “Sebab kamu telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil dewi kita dan tidak menghujat namanya.”.

3. Memberitahu bahwa mereka harus menempuh cara yang benar yaitu melalui pengadilan (Kisah Para Rasul 19: 38-39).

Kisah Para Rasul 19: 38-39: “(38) Jadi jika Demetrius dan tukang-tukangnya ada pengaduannya terhadap seseorang, bukankah ada sidang-sidang pengadilan dan ada gubernur, jadi hendaklah kedua belah pihak mengajukan dakwaannya ke situ. (39) Dan jika ada sesuatu yang lain yang kamu kehendaki, baiklah kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat yang sah.”.


a. Dari sini terlihat bahwa panitera kota itu sebetulnya tahu kalau Demetriuslah yang menjadi penyebab huru hara itu, tetapi ia takut untuk menindak Demetrius.

b. Petunjuknya untuk mengajukan Paulus dan orang kristen Efesus ke pengadilan, ternyata tidak ditanggapi oleh Demetrius, yang tahu bahwa ia sebetulnya tidak punya dasar apa-apa.

4. Memberi tahu mereka bahwa pemerintah Roma benci pada huru hara (Kisah Para Rasul 19: 40).

Kisah Para Rasul 19: 40: “Sebab kita berada dalam bahaya akan dituduh, bahwa kita menimbulkan huru-hara pada hari ini, karena tidak ada alasan yang dapat kita kemukakan untuk membenarkan kumpulan yang kacau-balau ini.’”.

Pada saat itu memang ada hukum Romawi yang mengancam orang yang menimbulkan huru hara dengan hukuman mati.

Dengan kata-katanya ini akhirnya huru hara itu bubar. Dari sini terlihat bahwa Tuhan bisa menolong Paulus dan gereja Efesus saat itu dengan menggunakan panitera kota yang adalah orang kafir, pemerintahan Romawi yang adalah pemerintah kafir, dan hukum Romawi yang adalah hukum kafir!

Kesimpulan .PAULUS DI ROMA: KISAH PARA RASUL 19:21-40

Paulus diserang karena ia hidup bagi Tuhan, tetapi Tuhan bisa menolong dengan cara yang luar biasa! Kalau saudara hidup bagi Tuhan, maka saudarapun akan mengalami serangan. Tetapi jangan takut, jangan mundur, dan jangan berkompromi dengan setan! Tuhan bisa menolong saudara dengan cara-cara yang tidak terduga!

PAULUS DI ROMA: KISAH PARA RASUL 19:21-40
-AMIN-
Next Post Previous Post