ANUGERAH HIDUP KEKAL DI DALAM YESUS KRISTUS: (YOHANES 3:16)

Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th. 

ANUGERAH HIDUP KEKAL DI DALAM YESUS KRISTUS: (Yohanes 3:16). Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). 

PENDAHULUAN: 

Kematian merupakan ciri manusia dalam natur keberdosaannya. Manusia tidak hanya mati suatu hari kelak, tetapi karena dosanya manusia juga berada di bawah hukuman maut. Kematian adalah akibat dari dosa (Roma 6:23). Ada dua macam kematian, yaitu kematian rohani dan kematian jasmani. 
ANUGERAH HIDUP KEKAL DI DALAM YESUS KRISTUS: (Yohanes 3:16)

 Akibat dosanya manusia mengalami kematian jasmani, ditandai oleh kematian fisik tubuh yang fana (Kejadian 2:17; Bilangan 16:29; 27:3; Mazmur 90:7-11; Pengkhotbah 12:7). Kematian jasmaniah merupakan perpisahan antara tubuh jasmani dan roh/jiwa. Atau keadaan tubuh yang tidak memiliki jiwa atau roh (Yakobus 2:26). Tubuh bersifat sementara atau fana (Roma 6:12; 2 Korintus 4:11), Sedang jiwa roh itu kekal (Matius 10:28). Kematian jasmani merupakan akibat dari kematian rohani yang lebih dahulu dialami manusia akibat dosanya.

Manusia mati secara rohani karena pelanggaran dan dosanya (Efesus 2:1-5). Kematian rohani tersebut ditandai dengan terputusnya / terpisahnya hubungan dengan Allah dalam kehidupan sekarang ini (Yohanes 5:24; Roma 5:12-21; 8:6; Efesus 2:1; 1 Timotius 5:6). 

Jika hal ini tidak berubah dalam diri manusia di sepanjang hidupnya, maka ia akan mengalami kematian kekal. Ini disebut sebagai kematian yang kedua (Lukas 6:23; Wahyu 20:11-15), dimana manusia akan dibuang ke neraka, suatu tempat yang gelap, penuh dengan siksaan yang akhirnya membawa mereka jauh dan terpish dari hadirat Allah selama-lamanya (Matius10:28; 25:41; 2 Tesalonika 1:9; Ibrani 10:31; Wahyu 14:11; 20:11-15). 

Pada dasarnya, manusia tidak mampu melakukan apapun untuk mengubah natur maupun keadaan keberdosaannya (Roma 3:9-20). Karena manusia telah mati secara rohani, maka tidak mungkin ia dapat menghidupkan dirinya sendiri dari kematian rohani tersebut. Bahkan ia tidak dapat bekerjasama dengan Allah untuk menghidupkan dirinya tersebut (Efesus 2:5). 

Jika manusia ingin memiliki hidup, maka ia harus mendapatkannya dari sumber di luar dirinya. Manusia memerlukan suatu perubahan yang radikal dan menyeluruh yang memampukannya untuk hidup secara rohani dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan. Karena itu kebutuhan manusia yang paling utama adalah untuk memperoleh hidup yang kekal. Hidup yang kekal ini hanya di dapat di dalam Yesus Kristus (Yohanes 3:16; 10:10; Kisah Para Rasul 4:10-12; Roma 6:23; 1 Yohanes 5:11-13). 

Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yohanes 11:25); Dan lagi Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6).

ARTI HIDUP KEKAL ITU

Seorang yang percaya kepada Yesus Kristus dijamin mendapat hidup kekal. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). Kata “binasa” dalam ayat ini adalah “apolêtai” yang berarti “hilang, terbuang, menjadi kebinasaan, dan kematian”. 

Kata “binasa” disini tidak hanya menunjuk pada kematian jasmani, tetapi pada perpisahan kekal dengan Allah dan pada hukuman kekal di neraka. Sedangkan frase Yunani “tidak binasa” dalam ayat ini adalah “mê apolêtai” yang berarti “tidak menjadi binasa”. Frase Yunani “beroleh hidup yang kekal” dalam Yohanes 3:16 adalah “all ekhê zôên aiônion”. Kata “ekhê” berarti “mempunyai” atau “memiliki” dan kata “zôên” berasal dari kata “zôê” berarti “hidup yang baru” atau “hidup yang telah diperbaharui”. Sedangkan kata “aiônion” menujukkan “keabadian” atau “ketiadaan akhir”.

Jadi menurut Yohanes 3:16, Allah memberikan AnakNya yang tunggal, Kristus itu bukan hanya supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi untuk menyelamatkan dan memberikan hidup kekal kepada mereka. Allah memberikan (mengorbankan) AnakNya yang tunggal dan mati di kayu salib, dengan tujuan untuk mengaruniakan hidup kekal (zôên) kepada manusia sebagai kontras dari kebinasaan (apolêtai). 

Bagi kita, hidup itu bukan hanya “kronos”, yaitu saat hidup di dunia ini di masa kini, tetapi juga “aiônios” yaitu di masa depan di dalam kekekalan. Alkitab mengatakan “... tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23). Dan lagi, “... Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 5:11-13).

Perlu diketahui bahwa ada dua istilah Yunani yang digunakan untuk kata “hidup”, yaitu “bios” dan “zoe”. Kata Yunani “bios” digunakan untuk menunjukkan bentuk kehidupan yang dimiliki setiap orang, yaitu kehidupan biologi yang dipertahankan dengan makanan, udara, dan air, tetapi pada akhirnya berakhir dengan kematian. 

Sedangkan kata zoe digunakan untuk menunjukkan kehidupan rohani, yaitu jenis kehidupan yang diberikan dan ditanamkan Allah yang bersifat kekal ketika seseorang lahir baru atau regenerasi (2 Korintus 5:17). Kedua jenis hidup ini berbeda satu dengan lainnya. Biosbersifat sementara dan fana, sedangkan zoe bersifat permanen dan kekal. Bios bersifat berpusat pada diri sendiri, sedangkan zoe berpusat pada Allah dan pada orang lain. 

Kata “zoe” muncul sebanyak tiga puluh tiga kali dalam Injil Yohanes. Sedangkan kata “zôên aiônion” disebutkan sebanyak tujuh belas kali. Penulis Injil Yohanes secara eksplisit menunjukkan dua pengertian dari memiliki hidup yang kekal, yaitu : 

(1) Kehidupan pada masa yang akan datang, yaitu dibangkitkan untuk hidup kekal pada akhir zaman (Yohanes 6:40,54; 6:39,44; 11:24;12:,25,48); 

(2) Kehidupan sekarang yang tersedia untuk setiap orang yang percaya kepada Yesus (Yohanes 3:16; 5:24; 10:10). 

Pengertian ini sama seperti yang diyakini Leon Moris, seorang pakar teologi Perjanjian Baru yang mengakui bahwa pada dasarnya Yohanes memakai kata “zôên aiônion” dengan maksud untuk menunjukkan “kehidupan yang berlangsung pada masa yang akan datang. Kehidupan yang oleh orang lain dinanti-nantikan untuk zaman yang akan datang, oleh Yohanes dibicarakan sebagai kehidupan yang sudah ada sekarang ini. 

Sekarang ini juga orang beriman mengalami hidup kekal itu. Tidak perlu mereka menanti sampai mereka mati dulu untuk bisa mengenal hidup menurut arti yang paling mendalam. ... Yohanes berbicara tentang mereka yang akan dibangkitkan Yesus pada akhir zamanpemikiran utama Yohanes (Yohanes 6:39-40,44,54). 

Akan tetapi pemikiran utama Yohanes adalah bahwa hidup kekal itu sudah dimiliki sekarang ini oleh oran-orang yang datang kepada Kristus”.(Morris, Leon., 2006. Teologi Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang, hal 370-371). 

Dengan demikian ada dua aspek dari kehidupan kekal itu, yaitu masa sekarang dan masa depan. Artinya, hidup kekal yang diterima pada masa depan merupakan kelanjutan dari kehidupan kekal yang diterima dan dialami di masa sekarang, seperti yang dikatakan Yesus, “... Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Yohanes 11:25-26).

Lalu apakah yang dimaksud dengan hidup kekal itu? Hidup kekal adalah konsep kunci dari Injil Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui “persatuan dengan Kristus (union with Chraist)”. 

Hidup kekal bukan hanya mengacu pada keabadian melainkan juga pada kualitas kehidupan, yaitu kehidupan yang membebaskan manusia dari kuasa dosa dan Iblis, serta meniadakan yang duniawi dalam kehidupan manusia supaya dapat mengenal Allah dengan benar. Dengan demikian hidup kekal dapat didefinisikan sebagai “suatu jenis kehidupan ilahi yang dianugerahkan Allah pada saat seseorang lahir baru”.

HIDUP KEKAL ADALAH ANUGERAH ALLAH DI DALAM YESUS KRISTUS

Saat seseorang mendapatkan anugerah hidup kekal seketika itu juga ia diselamatkan dan memiliki hidup kekal (Yohanes 3:16; 14:6; Kisah Para Rasul 4:10-12). Keselamatan itu semata-mata adalah anugerah Allah, yang artinya, tidak ada sedikitpun melibatkan jasa dan usaha manusia (Efesus 2:8-9). 

Pernyataan rasul Paulus yang tegas dalam Efesus 2:8-9, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”. 

Kita tidak mempercayai keselamatan karena perbuatan-perbuatan baik ataupun karena iman ditambah perbuatan baik, tetapi hanya karena anugerah oleh iman. R.C. Sproul menyatakan, “deklarasi utama dari reformasi adalah sola gratia, yaitu keselamatan hanya merupakan anugerah Allah semata-mata” (Sproul, R.C., 1997. Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang, hal. 263). 

 Anugerah adalah kemurahan (perlakuan istimewa) yang tidak layak kita diterima, tidak diupayakan, dan tidak diterima karena jasa. Istilah “anugerah” disebut juga kasih karunia (grace) adalah pemberian Allah yang tidak selayaknya diberikan kepada kita karena kita memang tidak layak untuk menerimanya. Jadi, seseorang masuk surga bukan karena kebaikan, kepatuhan, ataupun jasa-jasanya melainkan karena ia telah menerima anugerah hidup kekal dalam Kristus. Anugerah hidup kekal itu dapat dimiliki hanya karena keberadaannya “dalam Kristus”.

Frase “dalam Krisus” adalah terjemahan Yunani “en Christō” yang muncul sekitar tujuh puluh kali di dalam surat-surat rasul Paulus, dan dua kali dalam surat Petrus (1 Petrus 3:16; 5:14). Misalnya, rasul Paulus mengatakan, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus (en Christō), ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:17); “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus (en Christō) Yesus” (Roma 8:1); “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus (en Christō) telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga. 

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya” (Efesus 1:3-4); “Tetapi sekarang di dalam Kristus (en Christō) Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus” (Efesus 2:13). 

Jadi kesatuan dengan Kristus tersebut merupakan alasan utama kita menerima hidup yang kekal seta berkat-berkat rohani di dalam surga. Kesatuan dengan Kristus ini pertama kali terjadi saat kita mengalami regenerasi (lahir baru) oleh Roh Kudus. Saat regenerasi kesatuan antara Kristus dan orang percaya secara aktual diterjadi. 

Kesatuan pada saat regenarasi ini bukan sekedar awal dari keselamatan, tetapi kesatuan ini juga mendukung, mengisi, dan menyempurnakan keseluruhan proses keselamatan. Sehingga tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa kesatuan dengan Kristus itu sebagai sentral dari keselamatan. 

John Murray dengan tepat menyatakan, “Tidak ada yang leih setral atau mendasar selain dipersatukan dan dipersekutukan dengan Kristus... Kesatuan dengan Kristus sungguh-sungguh menrupakan kebenaran sentral dari seluruh doktrin keselamatan...” (Murray, John., 1999. Penerapan dan Penggenapan Penebusan. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta, hal 203).

Pertama, Allah di dalam Kristus memilih kita untuk menerima keselamatan dan segala berkatNya. Pemilihan (Inggris: election) Allah atas kita dalam Kristus ini berdasarkan kedaulatanNya. Perhatikan pernyataan rasul Paulus berikut ini, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus (en Christō) telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya” (Efesus 1:3-4). 

Disini rasul Paulus menegaskan bahwa Allah telah memberkati kita dengan semua berkat rohani di dalam Kristus (en Christō), bukan berdasarkan kelayakan kita melainkan karena Allah telah memilih di dalam Kristus sebelum dunia diciptakan (Yunani: pro kataboles kosmou). Ketika Bapa memilih Kristus; Dia juga memilih kita (1 Petrus 1:20; Efesus 1:4).

Kedua, melalui karya penebusan Kristuslah yang menjadikan keselamatan itu teraktualisasi bagi kita. Paulus menegaskan, “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan -- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus (en Christō) Yesus”(Efesus 2:4-7). 

Frase Yunani “telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus” adalah “synezōopoiēsen tō Christō” menunjukkan bahwa kita yang telah mati menjadi hidup secara rohani oleh Allah karena kasatuan dengan Kristus.

Ketiga, anugerah keselamatan dan berkat-berkat rohani yang menyertainya tersebut hanya dapat diterima orang percaya melalui iman. Rasul Paulus mengatakan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus (en Christō) Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:8-10); Perhatikanlah bahwa pernyataan klasik “tê gar khariti este sesôsmenoi dia tês pisteôs” yang diterjemahkan “Sebab adalah karena kasih karunia kamu telah diselamatkan melalui iman”, menunjukkan bahwa kita menerima anugerah Allah itu hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus. 

Rasul Petrus dengan tegas mengatakan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12). 

Perhatikan juga pernyataan rasul Paulus kepada jemaat di Galatian, “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’ Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia (en auto) berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu” (Galatia 3:14). 

Kata Yunani yang digunakan untuk istilah keselamatan adalah “soteria” yang merupakan terjemahan dari kata Ibrani “yasha” dimana kata tersebut mengandung arti pembebasan dan penyelamatan dari kesukaran, penderitaan, kesakitan dan ikatan, juga di dalamnya terkandung makna pemeliharaan, keamanan dan keutuhan. 

Dalam Galatia 2:19-20, “... Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”. Di dalam ayat ini Rasul Paulus menyatakan kesatuannya dengan Kristus dengan menyatakan “Kristus hidup di dalam aku” atau dengan keta lain, Kristus yang berdiam di dalamnya. Pengetahuan dan kesadaran ini hanya dapat diterima dan dijalani dengan iman.


Melalui kesatuan dengan Kristus ini, artinya orang percaya telah dibuat mengambil bagian dalam kelseluruhan misi penebusan, yaitu : kematian, penguburan, kebangkitan, kenaikan, dan pemuliaan Kristus. 

Orang percaya dikatakan telah disalibkan (synstaurōo) bersama dengan Kristus (Roma 6:6; Galatia 2:20); telah dikuburkan (synthaptomai) bersama dengan Kristus (Roma 6:4; Kolose 2:12); telah dibangkitkan (synegeiro) bersama dengan Kristus (Kolose 3:1); telah dibuat menjadi hidup (synezōopoiēsen) bersama dengan Kristus (Efesus 2:5); telah didudukan (synekathisen) bersama dengan Kristus di dalam surga (Efesus 2:6); dan dimasa yang akan datang akan dimuliakan (syndoxasthomen) bersama dengan Kristus (Roma 8:17). (Lihat : Milne, Bruce., 1993. Mengenali Kebenaran. Terjemahan. Penerbit BPK : Jakarta, hal. 253; Beker, Charles. F., 1994. A Dispensasional Theology. Terjemahan, Penerbit Alkitab Anugerah: Jakarta, hal. 566).

KAPANKAH KITA MENERIMA HIDUP KEKAL ITU?

Karya Allah dalam memberikan hidup kekal dimulai secara aktual saat seseorang menerima kehidupan yang baru atau regenerasi, yang dilanjutkan dengan konversi (iman dan pertobatan, persatuan dengan Kristus, pembenaran, adopsi (pengangkatan anak), jaminan kekal (ketekunan) dan pemuliaan. 

Sedangkan akar-akar dari pemberian hidup kekal melalui kesatuan dengan Kristus tersebut berdasarkan penyediaan, pemilihan, dan panggilan Allah. Ketika seseorang diselamatkan, seketika ia mendapatkan hidup yang baru dan menjadi ciptaan baru dalam Kristus! Rasul Paulus mengatakan, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:17). 

Hidup baru atau ciptaan baru ini disebut dengan istilah “regenerasi”. Regenerasi merupakan perubahan supranatural dan sepenuhnya merupakan tindakan Allah tanpa melibatkan manusia (Yohanes 3:6). Manusia yang telah mati secara rohani tidak mungkin dapat bekerja sama dengan Allah untuk menghidupkan dirinya sendiri, karena itu regenerasi merupakan tindakan Allah dan manusia hanya menerimanya.

Regenerasi ini merupakan perubahan yang terjadi secara seketika, bukan suatu proses bertahap. Paulus mengatakan, “telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita - oleh kasih karunia kamu diselamatkan -” (Efesus 2:5).


Di sini, kata kerja yang diterjemahkan “menghidupkan” adalah “synezoopoiesen”, memakai bentuk aorist tenseyang berarti tindakan yang seketika atau sekejap. Regenerasi yang kita alami merupakan perubahan yang radikal, suatu perubahan pada akar natur kita. Dengan demikian regenerasi berarti penanaman (pemberian) kehidupan rohani yang baru, karena pada dasarnya manusia telah mati secara rohani (Efesus 2:5; Kolose 2:13; Roma 8:7-8). 

Bersamaan dengan penanaman kehidupan rohani yang baru tersebut, terjadi perubahan yang total yaitu perubahan yang mempengaruhi seluruh keberadaan kepribadian kita meliputi : pikiran, hati nurani, kehendak, dan emosi. Dengan demikian, seorang yang telah lahir baru oleh Roh Kudus adalah seorang yang telah diselamatkan dan mendapat hidup yang kekal. Hidup kekal itu adalah pemberian Allah yang dimiliki orang percaya di kehidupan di masa kini dan dilanjutkan di masa yang akan datang. (Lihat, Hoekema, Anthony A., 2010. Diselamatkan Oleh Anugerah, Penerbit Momentum : Jakarta, hal. 67-86).

JALAN UNTUK MENERIMA HIDUP YANG KEKAL

Telah disebutkan di atas, bahwa frase Yunani “beroleh hidup yang kekal” dalam Yohanes 3:16 adalah “all ekhê zôên aiônion”. Kata “ekhê” berarti “mempunyai atau memiliki”. Jadi, siapa pun yang percaya kepada Yesus akan “mempunyai” hidup yang kekal. Inilah kepastian terbesar (the greatest certainty) bagi keselamatan kita, dan kita dapat menerima anugerah hidup kekal itu hanya dengan percaya kepada Kristus. 

Kata “percaya” dalam teks asli Yohanes 3:16 adalah “pisteuon” berasal dari kata kerja, pisteuô yang berarti “percaya, yakin, setia, tunduk”. Banyak ayat dalam Alkitab menegaskan bahwa tanggung jawab manusia dalam keselamatan hanyalah percaya (Yohanes 1:12; 3:16,18,36; 5;24; 11:25-26; 12:44; 20:31; Kisah Para Rasul 16:31; 1 Yohanes 5:13, dan lainnya). Sewaktu kepala penjara di Filipi bertanya, “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?”. Dijawab oleh Paulus dan Silas tanpa ragu-ragu, ”Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat” (Kisah Para Rasul 16:30; Bandingkan Yohanes 3:16). 

Jadi iman adalah satu-satunya jalan, melalui mana manusia beroleh keselamatan. Tetapi, “apakah iman itu?” Iman yang dimaksud oleh Yohanes dalam Injilnya adalah “aktivitas yang membawa manusia menjadi satu dengan Kristus”, sama dengan yang dimaksudkan oleh Paulus dalam surat-suratnya, yaitu “kepercayaan kepada Kristus”. Jadi, kita yang percaya kepada Kristus tidak hanya menerima hidup yang kekal tetapi juga memiliki hidup yang kekal itu. Satu-satunya jalan untuk beroleh hidup kekal adalah dengan percaya kepada Yesus Kristus!

Karena sudah adanya korban Yesus Kristus, maka jalan untuk selamat itu menjadi begitu sederhana dan mudah, yaitu hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Cara ini disebut sebagai ‘the greatest simplicity’ (kesederhanaan terbesar). 

Kita tidak mempercayai keselamatan karena perbuatan baik ataupun karena iman ditambah perbuatan baik, tetapi hanya karena kasih karunia oleh iman. Rasul Paulus menulis dalam Efesus 2:8-9, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”. Tetapi karena begitu sederhana, banyak orang lalu meremehkan cara ini, padahal hanya ini satu-satunya jalan untuk selamat dan tidak ada yang lain. Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan karena Dia adalah satu-satunya yang dapat membayar hutang dosa kita (Roma 3:23). 

Tidak ada agama lain yang mengajarkan dalamnya dan seriusnya dosa kita dan akibat-akibatnya. Tidak ada agama yang menawarkan pembayaran dosa seperti yang disediakan oleh Yesus. Tidak ada “pendiri agama” lain yang adalah Allah yang menjelma menjadi manusia (Yohanes 1:1, 14), yaitu satu-satunya cara untuk melunasi utang dosa. 

Yesus haruslah Allah supaya Dia dapat membayar hutang kita. Yesus harus menjadi seorang manusia supaya Dia bisa mati. Keselamatan hanya tersedia melalui iman di dalam Yesus Kristus. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah para rasul 4:12).

Allah memungkinkan manusia berbaik dengan Dia, hanya kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Allah berbuat ini untuk semua orang yang percaya kepada Kristus; sebab tidak ada perbedaannya (Roma 3:22). Alkitab mengajarkan kita bahwa tidak ada jalan lain untuk mendapatkan keselamatan selain melalui Kristus. Yesus berkata dalam Yohanes 14:6, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). 

Textus Receptus menulis ayat ini demikian: εγω ειμι η οδος και η αληθεια και η ζωη ουδεις ερχεται προς τον πατερα ει μη δι εμου (ego eimi he hodos kai he aletheia kai he zoe oudeis erkhetai pros ton patera ei me di emou). Penggunaan kata sandang “he” di depan kata “hodos (jalan), aletheia (kebenaran), dan zoe (hidup)”, menunjukkan bahwa hanya Dia satu-satunya dan tidak ada yang lain selain Dia saja. 

Apakah Anda membuat keputusan untuk menerima Kristus karena apa yang Anda baca di sini? Menerima kasih Allah dalam Kristus adalah keputusan paling serius dan paling penting. Ketika kita datang pada Tuhan dan percaya pada Kristus, kita disatukan dengan Dia, diselamatkan dan menerima hidup yang kekal.

MENGETAHUI BAHWA KITA TELAH MEMILIKI HIDUP KEKAL

Pesan seutuhnya dari Injil bukan hanya dibebaskannya kita dari hukuman kekal di neraka, tetapi juga dianugerahi-Nya kita hidup yang kekal. Pertanyaan yang logis muncul adalah, “Bagaimanakah kita mengetahui bahwa kita telah memiliki hidup kekal?”

Pertama, rasul Yohanes menuliskan demikian, “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barang siapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barang siapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 5:11-13). 

Di sini Yohanes menjelaskan bahwa Allah telah mengaruniakan anak-Nya, Yesus Kristus yang melalui-Nya manusia dapat memiliki hidup yang kekal. Selanjutnya Yohanes dalam suatu cara yang deduktif memberikan sebuah silogisme hipotesis bahwa “Jika Anak memiliki hidup kekal, maka orang yang memiliki Anak pasti juga memiliki hidup kekal”. Berdasarkan pernyataan rasul Yohanes tersebut kita mengetahui bahwa dengan memiliki Yesus Kristus maka kita memiliki hidup yang kekal.

Kedua, pertanyaan bagaimanakah kita mengetahui bahwa kita telah memiliki hidup kekal ini juga dijawab oleh Yesus ketika Ia mendifinisikan hidup kekal sebagai suatu hubungan dengan Dia. Perhatikan apa yang dikatakan Yesus dalam doanya kepada Bapa di ruang atas tepat sebelum Ia disalibkan, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). 

Jadi dari ayat ini kita mengetahui bahwa kita memiliki hidup yang kekal apabila kita telah mengenal Bapa, sebagai satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang diutus-Nya. Hidup kekal adalah pengetahuan akan Allah yang hidup dan benar, yaitu jenis pengenalan yang bersifat hubungan intim rasional antara orang tua dan anak yang tidak akan dialami oleh orang-orang di luar Kristus karena terpisah dari Allah untuk selama-lamanya.


Banyak orang berpikir bahwa hidup yang kekal hanyalah berarti hidup untuk selama-lamanya. Bagaimanapun juga, setiap orang setiap orang memang akan hidup untuk selamanya. Sebagian hidup kekal di surga, sementara yang lainya hidup kekal di neraka. Dengan demikian anggapan bahwa seseorang tidak akan ada lagi ketika ia mati adalah konsep yang keliru, sebab setelah tubuh fisik mati maka jiwa/roh itu tetap hidup. Jadi tujuan keselamatan yang sesungguhnya bukanlah hidup selamanya di surga, walau pun hal itu memang benar demikian. 

Tujuan yang sebenarnya dari keselamatan adalah memiliki hubungan yang intim, hubungan pribadi dengan Allah yang hidup dan benar. Yesus datang bukan hanya untuk memberi kita hidup kekal selama di surga, tetapi juga untuk memberi kita hubungan pribadi yang intim dengan Allah Bapa saat ini. Karena dosa telah merusak persekutuan manusia dengan Allah, maka Yesus datang untuk memulihkan persekutuan tersebut. Allah memberi kita hidup kekal di dalam Kristus. Kristus mati bukan hanya untuk mengampuni dosa kita tetapi untuk membawa kita dekat kembali dengan-Nya.

PENUTUP:

Ringkasnya, tujuan Injil adalah hidup kekal (Yohanes 3:16); hidup kekal itu adalah mengenal Allah dan memiliki Kristus (Yohanes 17:3; 1 Yohanes 5:12); mengenal Allah dan Kristus berarti memiliki hubungan yang intim (1 Korintus 6:16-17); dan hidup kekal itu tersedia saat ini dan berlanjut di masa yang akan datang (1 Yohanes 5:12). Karena itu, Rasul Petrus memberikan nasehat yang penting dan sangat berharga ketika berkata “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru selamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya” (2 Petrus 3:18). 

Kata Yunani yang diterjemahkan dengan “bertumbuhlah” adalah “auksanete”, merupakan bentuk kata kerja aktif imperatif atau kata kerja bentuk perintah. Kata “auksanete” ini berasal dari kata “auksano” yang berarti “tumbuh, bertambah, berkembang, dan bertambah besar”. 

Di sini Petrus menasihati agar orang percaya yang telah menerima hidup yang kekal itu bertumbuh dalam kasih karunia karena makin baik pengertian kita akan kasih karunia, makin baik kita akan menjalani hidup sebagai orang percaya. Untuk bertumbuh dalam kasih karunia ini maka kita juga harus bertumbuh dalam pengetahuan akan Yesus Kristus, sebab kasih karunia bukanlah suatu konsep yang abstrak, tetapi suatu Pribadi. 

Kata Yunani yang diterjemahkan dengan “pengenalan” adalah “gnosis” yang berarti “pengetahuan yang sebenarnya”. Dengan demikian, cara kita bertumbuh dalam kasih karunia adalah dengan mengenal Yesus Kristus melalui persekutuan yang akrab dengan Dia, karena makin baik kita mengenal Yesus, makin banyak kita mengalami kasih karunia-Nya. Demikianlah kita dapat memiliki dan menikmati hidup kekal dalam Kristus di masa kini dan masa yang akan datang dalam kekekalan di surga.https://teologiareformed.blogspot.com/

DAFTAR REFERENSI:ANUEGERAH HIDUP KEKAL DI DALAM YESUS KRISTUS: (Yohanes 3:16) 
Beker, Charles. F., 1994. A Dispensasional Theology. Terjemahan, Penerbit Alkitab Anugerah: Jakarta.
Berkhof, Louis., 2011. Teologi Sistematika: Doktrin Keselamatan. Jilid 4, Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Boice, James M., 2011. Dasar-dasar Iman Kristen. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Carson, D.A., 2009. Kesalahan-Kesalahan Eksegetis. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Conner, Kevin J., 2004. The Fondation of Christian Doctrine. Terjemahan, Pernerbit Gandum Mas: Malang.
Cornish, Rick., 2007. Five Minute Theologian. Terjemahan, Penerbit Pionir Jaya : Bandung.
Douglas, J.D., ed, 1993. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jilid 1 & 2. Terjemahkan Yayasan Komunikasi Bina Kasih : Jakarta.
Enns, Paul., 2004. The Moody Handbook of Theology. Jilid 1. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang.
______________., 2000. Approaching God. Jilid 2. Terjemahan, Penerbit Interaksara: Batam.
Evans, Tony, 2005. Sungguh-sungguh Diselamatkan, terjemahan, Penerbit Gospel Press: Batam.
Erickson J. Millard., 2003. Teologi Kristen, Jilid 3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Grudem, Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to a Biblical Doctrine. Zodervan Publising House: Grand Rapids, Michigan.
__________., 2009. Christian Beliefs. Terjemahan, Penerbit Metanonia Publising: Jakarta.
Gunawan, Samuel., 2014. Kharismatik Yang Kukenal dan Kuyakini. Penerbit Bintang Fajar Ministries: Palangka Raya.
Guthrie, Donald, dkk., 1982. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jilid 3. Terjemahan. Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.
Guthrie, Donald., 2010. Teologi Perjanjian Baru. Jilid 3, Terjemahan, Penerbit BPK : Jakarta.
__________________., 2009. Pengantar Perjanjian Baru. Jilid 2 Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Hoekema, Anthony A., 2010. Diselamatkan Oleh Anugerah, Penerbit Momentum : Jakarta.
Marxsen, Willi., 2012. Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-masalahnya. Terjemahan, Penerbit BPK Gunung Mulia: Jakarta.
Milne, Bruce., 1993. Mengenali Kebenaran. Terjemahan. Penerbit BPK : Jakarta.
Murray, John., 1999. Penerapan dan Penggenapan Penebusan. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.
Morris, Leon., 2006. Teologi Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Palmer. Edwin., 2005. Lima pokok Calvinisme. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Pfeiffer F. Charles & Everett F. Harrison., ed. 1962. The Wycliffe Bible Commentary. Volume 3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas Malang.
Ridderbos, Herman., 2004. Paul: An Outline of His Theology. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.
Ryrie, Charles C., 1991. Teologi Dasar. Jilid 2, Terjemahan, Penerbit ANDI Offset: Yogyakarta.
Sandison, George & Staff., 2013. Bible Answers for 1000 Difficult Questions. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Scahnabal, Echhard J., 2010. Rasul Paulus Sang Misionaris: Perjalanan, Stategi dan Metode Misi Rasul Paulus. Terj, Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Sproul, R.C., 1997. Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang.
Soedarmo, R., 2000. Ikhtisar Dogmatika. Cetakan ke-11. Penerbit BPK : Jakarta.
Stamps, Donald C., ed, 1995. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Stuart, Douglas & Gordon D. Fee., 2011. Hermeneutik: Menafsirkan Firman Tuhan Dengan Tepat. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Susanto, Hasan., 2003. Perjanjian Baru Interlinier Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru, jilid I & II. Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Tabb, Mark, ed., 2011. Mari Berpikir Tentang Teologi: Apa Yang Kita Yakini. Terjemahan, Penerbit Yayasan Gloria : Yogyakarta.
Thiessen, Henry C., 1992. Lectures in Systematic Theology, direvisi Vernon D. Doerksen. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Williamson, G.I., 2012. Westminster Confession Of Faith. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Zuck, Roy B, editor., 2011. A Biblical of Theology The New Testament. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Next Post Previous Post