KEUNIKAN KELAHIRAN KRISTUS MELALUI PERAWAN MARIA
Pdt.Samuel T. Gunawan., M.Th.
.“(Matius 1:22) Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: (1:23) ‘Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel’ -- yang berarti: Allah menyertai kita” (Matius 1:22-23)
PENDAHULUAN:
Ajaran tentang kelahiran Kristus dari seorang perawan merupakan ajaran yang sangat penting karena pengakuan terhadap ajaran ini merupakan jaminan bagi keyakinan dari keunikan pribadi Kristus dan keilahianNya. Para kritikus selama berabad-abad khusus pada masa pencerahan dan pasca pencerahan telah menganggap Kekristenan sebagai agama yang tidak masuk akal atau irasional karena mengakui keilahian Kristus dan kelahiranNya dari seorang perawan. Benarkah demikian, bahwa kepercayaan Kristen itu tidak masuk akal? Bagaimana sikap orang Kristen menanggapi tuduhan tersebut ? Bagaimana orang Kristen menjelaskan tentang keilahian Kristus dan kelahiranNya dari seorang perawan?
Selama berabad-abad itu juga orang Kristen terus melakukan pembelaan dalam upaya mempertanggungjawabkan iman mereka sebagaimana yang dikatakan dalam 1 Petrus 3:15-16 “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu”. Kata “mempertanggungjawabkan iman” dalam ayat ini adalah “apologia” yang berarti “pembelaan dengan cara yang rasional”. Kritik yang menyerang kepercayaan Kristen yang mengatakan bahwa iman Kristen itu bertentangan atau anti rasionalitas itu justru sebenarnya tidaklah masuk akal. Iman Kristen bukanlah “lompatan di dalam kegelapan” melainkan didukung oleh bukti-bukti dan dapat dipertanggung jawabkan.
IMAN KRISTEN, RASIONALITAS DAN HUKUM LOGIKA
Ketika kita mempertimbangkan kepercayaan yang masuk akal kita perlu mengingat bahwa kecerdasan manusia yang terbatas itu tidak dapat sepenuhnya memahami kebenaran ilahi yang tidak terbatas. Tetapi, kenyataan bahwa segala sesuatu itu tidak dapat dimengerti sepenuhnya bukan berarti bahwa sesuatu itu tidak masuk akal. Iman Kristen bukanlah tidak masuk akal. Tidak satupun yang irasional dari kepercayaan yang diwariskan kepada kita. Iman selalu melibatkan unsur-unsur pengetahuan (fakta-fakta), ketaatan (kebenaran) dan tindakan kehendak (percaya). Kita mendengar, memproses, dan merespon Tuhan (firman) dengan menggunakan pikiran kita. Iman dan akan budi tidak bertentangan tetapi saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Kepercayaan Kristen itu sangat masuk akal dan karena itulah maka iman Kristen bersedia untuk diuji secara rasional baik fakta-faktanya maupun keakuaratannya.
Pilar-pilar yang mendasar untuk pemikiran, pencarian kebenaran, dan pengumpulan pengetahuan ialah hukum-hukum logika. Ini adalah bagian dari akal sehat yang diberikan oleh Tuhan. Hukum-hukum logika mengatur tentang bagaimana kita berpikir. Hukum logika adalah alat yang membantu bagaimana berpikir logis. Melalui hukum logika akan dapat diketahui apakah sesuatu itu kontradiksi atau tidak, absah atau tidak absah. Berikut ini tiga hukum logika yang saling berkaitan satu dengan lainnya:
(1) Hukum non kontradiksi (A bukanlah Non A) yaitu hukum yang menyatakan bahwa dua pernyataan yang kontradiktif tidak mungkin benar kedua-duanya pada saat yang sama dan pengertian yang sama. Contoh: Ayam A bukanlah non Ayam A atau saya sedang membaca koran bukan membaca yang lain pada waktu bersamaan;
(2) Hukum identitas (A adalah A) yaitu hukum yang menyatakan bahwa sesuatu adalah dirinya dan bukan yang lain pada saat yang sama. Contoh: Saya adalah saya bukan yang lain;
(3) Hukum excluded middle (A atau Non A) yaitu hukum yang menyatakan sesuatu itu adalah dirinya sendiri atau bukan dirinya sendiri pada saat yang sama dan dalam arti yang sama.
NUBUAT DAN PENGGENAPAN KELAHIRAN KRISTUS DARI SEORANG PERAWAN
Kelahiran Kristus berbeda dari kelahiran lainnya karena Ia lahir dari rahim seorang perawan yang bernama Maria. Perawan Maria yang pada saat itu sedang bertunangan dengan Yusuf, mengandung seorang bayi dengan kuasa Roh Kudus (Lukas 1:31,35), tanpa peran serta Yusuf. Injil Matius dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa Maria dan Yusuf selama bertunangan hingga Maria melahirkan Yesus tidak pernah melakukan hubungan seks atau biologis suami-istri. Perhatikan pernyataan Matius berikut, “Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus” (Matius 1:24-25).
Dua ayat penting yang menubuatkan (meramalkan) kelahiran Juruselamat dari seorang perawan adalah Kejadian 3:15 dan Yesaya 7:14, dan digenapi di dalam Matius 1:18-23; Lukas 1:26-38. Dalam Kejadian 3:15, setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka Tuhan sendiri menubuatkan tentang Juruselamat demikian “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”. Ayat ini dikenal dengan istilah “protevangelium” karena merupakan nubuat pertama dari kabar baik tentang Kristus. Nubuat itu menekankan tiga hal yaitu:
(1) Mesias atau Penyelamat yang akan datang adalah keturunan perempuan. Dengan demikian disini kelahiran Juruselamat dari seorang perawan diramalkan karena ayat ini menujuk pada “benih perempuan” yaitu Krisus yang lahir dari anak dara, Maria (Bdk. Matius 1:16);
(2) akan ada permusuhan antara ular (Iblis) dan keturunan perempuan (Mesias);
(3) Mesias atau Juruselamat itu akan mengalahkan si ular, tetapi dengan melakukan hal tersebut Mesias itu sendiri harus mengalami penderitaan.
Selanjutnya, 700 tahun sebelum kelahiran Kristus nabi Yesaya telah meramalkan bahwa Juruselamat akan dilahirkan dari seorang perawan, dengan menyatakan, “... Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel”. (Yesaya 7:14). Dalam tujuh pemunculan di Perjanjian Lama, istilah Ibrani “עַלְמָה ('almah)” yang diterjemahkan “anak dara” dalam ayat ini, tidak pernah ditujukan pada seorang perempuan yang telah hilang keperawanannya. Berdasarkan konteksnya maka ayat ini memiliki dua penggenapan yaitu: (1) pada masa yang akan datang yang segera digenapi dengan kelahiran Maher-Shalal-hash-baz (Yesaya 8:3);
(2) pada masa akan datang yang lebih jauh adalah kelahiran Yesus Kristus dari perawan Maria. Injil Matius dengan jelas menyatakan bahwa Kelahiran Kristus melalui perawan Maria merupakan penggenapan dari Nubuat Yesaya ini (Matius 1:23).
Matius menjelaskan bahwa yang bertanggung jawab dalam kehamilan Maria ini adalah Roh Kudus bukan Yusuf (Matius 1:18). Lukas dalam Injil Lukas merincikan peristiwa luar biasa ini adalah karya Roh Kudus dan kuasa Allah (mujizat) yang turun atas Maria yang mendapat kasih karunia. Wajarlah Maria terkejut mendengar kabar tersebut dengan bertanya “bagaimana mungkin hal itu terjadi, sedangkan aku belum bersuami” (Lukas 1:34). Karena itulah Yesaya menggunakan istilah Ibrani עַלְמָה ('almah) yang berarti perawan (bukan sekedar perempuan muda). Sebab jika yang dimaksud perempuan muda baik yang menikah atau belum menikah maka Yesaya akan menggunakan istilah yang biasa digunakan dalam budaya Yahudi pada masa itu yaitu בְּתוּלָה (bethulah). Namun, Yesaya dengan tepat telah menggunakan istilah Ibrani “עַלְמָה ('almah)” yang diterjemahkan “anak dara”, tidak pernah ditujukan pada seorang perempuan yang telah hilang keperawanannya. Kira-kira 700 tahun kemudian, Matius mengutip Yesaya dengan menggunakan kata Yunani “parthenos (parthenos)” untuk menerjemahkan kata “almah” yang berarti perawan.
KELAHIRAN DARI SEORANG PERAWAN DIMUNGKINKAN
Sejarah mencatat kelahiran yang tidak lazim. Misalnya ditahun 1961 wanita berusia 54 tahun di Birma melahirkan bayi seberat kurang lebih 3 pon yang sudah mengapur setelah dikandung selama 25 tahun. Sejarah juga mencatat seorang wanita bernama Lesley Brown pada tanggal 25 Juli 1978 melahirkan “bayi tabung” pertama di Inggris. Pembuahan dilakukan diluar rahim sang ibu. Saat ini soal “pinjam rahim” untuk melahirkan anak sudah bisa dilakukan dengan bantuan medis dan teknologi. Walaupun kelahiran Kristus tidaklah sama dengan pembuahan buatan yang merupakan penemuan teknologi saat ini, namun hal ini menunjukkan bahwa pembuahan yang melawan natur alamiah (biasa) dimungkinkan. Yesus jelaslah dikandung di dalam rahim Maria bukan sebagai akibat hubungan seksual. Ketika mengandung Yesus, Maria masih merupakan seorang perawan, dan dia juga tetap perawan hingga Yesus lahir. Sebab menurut Alkitab, Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus lahir (Matius 1:25). Maria mengandung sebagai akibat pengaruh Roh Kudus atas dirinya (Lukas 1:35; Matius 1:20). Namun, kenyataan itu tidaklah berarti bahwa Yesus merupakan hasil persetubuhan antara Allah dan Maria. Allah tetaplah Allah, dan seluruh sifat kemanusiaan Kristus dibangun oleh Roh Kudus di dalam rahim. Wujud jasmaniah kemanusiaan Kristus tidak dibawa dari kekekalan melainkan dicipta, dalam pengertian dibangun dan dibentuk oleh Roh Kudus di dalam rahim Maria. Sekali lagi, ini bukan berarti menyatakan bahwa Kristus itu tidak kekal. Keilahiannya kekal karena Ia adalah Allah, namun tubuh jasmaniah kemanusiaanNya barulah ditambahkan padaNya saat inkarnasiNya. Kenyataan tersebut juga tidak berarti bahwa kelahiran Yesus bukan merupakan suatu kelahiran yang wajar. Kristus tetap dikandung dan dilahirkan dengan cara yang wajar.
Kelahiran dari perawan bukannya tidak masuk akal ini adalah suatu mujizat yaitu karya Allah yang melampaui akal. Empat teori penciptaan ini perlu diperhatikan: yaitu:
(1) Allah menciptakan Adam tanpa menggunakan laki-laki dan perempuan;
(2) Allah menciptakan Hawa hanya menggunakan laki-laki tanpa perempuan;
(3) Allah menciptakan saya dan saudara melalui proses alamiah dengan menggunakan ayah dan ibu kita masing-masing. Sampai disini, Allah menggunakan 3 (tiga) cara penciptaan. Tinggal 1 (satu) cara lagi yang belum ia gunakan, yaitu:
(4) Allah “mencipta” (dalam arti inkarnasi) Yesus Kristus, tanpa laki-laki tapi hanya menggunakan perempuan saja. Setelah keempat cara ini, pada prinsipnya tidak ada lagi teori penciptaan yang muncul. Ini melampaui akal tetapi tidak melanggar hukum logika. Ini dimungkinkan karena mujizat dari Tuhan, Pencipta dan Mahakuasa. Dengan demikian, ajaran tentang kelahiran Kristus dari seorang perawan menyatakan bahwa kelahiran Kristus adalah akibat dari suatu mujizat pada waktu dikandung oleh Maria. Perawan Maria mengandung seorang bayi dengan kuasa Roh Kudus, tanpa peran serta dari seorang ayah (laki-laki). Mujizat kelahiran Kristus ini menjelaskan kepada kita mengenai natur yang dimilikiNya, yaitu natur kemanusiaan dan natur keilahianNya yang menjadikan Kristus seorang pribadi yang unik. Perlu ditegaskan bahwa Kristus telah ada sebelum Ia dilahirkan dari seorang perawan Maria. Kristus ada sebelum penciptaan dan sebelum adanya waktu. Ia Allah yang kekal, dan ada selalu ada selama-lamanya.
KelahiranNya dari seorang perempuan menunjukkan bahwa Ia adalah benar-benar manusia dan menjadi sama dengan kita. Namun, kemanusiaanNya tidaklah sama dengan kita, sebab kita lahir dengan dosa asal yang diwariskan dan dipertalikan, tetapi Kristus tidak demikian, kemanusiaanNya benar-benar sempurna. Kelahiran dari perawan juga berhubungan dengan keilahian Kristus, dimana yang Ilahi mungkin datang ke dunia melalui kelahiran dari perawan, dan mujizat kelahiranNya menunjukkan pada keilahian Kristus. Sebab itu ketika malaikat Gabriel memberitahukan Maria Maria bahwa, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya..”(Lukas 1:31-32), Maria langsung memprotesnya bahwa ia belum bersuami. Namun apa yang dikatakan malaikat Gabriel jelaslah menunjukkan natur keilahian dari Anak tersebut, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (Lukas 1:35).
Karena itulah, maka ajaran tentang kelahiran Kristus dari seorang perawan dapat menjadi ujian mengenai pandangan seseorang terhadap mujizat. Jika seseorang dapat menerima kelahiran Yesus dari seorang perawan, maka orang tersebut akan mungkin lebih mudah untuk dapat menerima mujizat-mujizat lainnya yang tercatat di dalam Alkitab. Dengan demikian keyakinan seseorang akan doktrin ini jelas sangat menentukan juga sikapnya terhadap hal-hal yang supranatural pada umumnya, termasuk pengakuan terhadap keilahian Kristus. Karena memang lebih mudah menerima keilahian Kristus ketimbang menerima kelahiranNya dari seorang perawan. Pandangan seseorang mengenai kelahiran Kristus dari seorang perawan akan menentukan apakah ia menerima keilahian Kristus atau tidak.
PENTINGNYA KRISTUS LAHIR DARI SEORANG PERAWAN MARIA
Kelahiran perawan maria ini penting sebab:
(1) hal tersebut menunjukkan keunikan juruselamat itu yang berbeda dari manusia lainnya. Inkarnasi bisa saja terjadi tanpa kelahiran dari seorang perawan, namun kelahiran melalui perawan merupakan cara yang telah ditetapkan oleh Allah untuk menunjukkan bahwa Yesus merupakan pribadi yang sangat istimewa yang dipersiapkan secara khusus oleh Allah.
(2) Untuk menunjukkan ketidakberdosaanNya. Seandaikan Kristus dilahirkan dari pembuahan yang wajar, maka Ia akan mewarisi sifat berdosa yang ditularkan melalui proses kelahiran yang menggerakan semua orang berbuat dosa.
(3) untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Anak Allah tanpa cacat, sepenuhnya murni, tanpa dosa sebagai korban bagi pendamaian dan penebus dosa manusia. Hanya korban ini yang bisa diterima secara sempurna oleh Allah.
(4) Hal tersebut merupakan bukti yang lain mengenai kuasa dan kedaulatan Allah atas alam semesta dan bahwa Ia melampuai hukum-hukum alam. Melalui kelahiran Kristus dari seorang perawan, Allah telah menunjukkan kuasaNya yang tidak terbatas dan bahwa tidak ada yang mustahil bagiNya untuk melaksanakan apa yang Ia ingin lakukan.
Namun, karena uniknya Pribadi Kristus ini, yakni satu pribadi yang memiliki dua natur maka tentang pribadi Kristus ini kekristenan telah dituduh membuat dua natur yang ilahi dan manusiawi; Kekristenan telah dituduh menceritakan suatu imajinasi dengan mempercayai bahwa Kristus adalah Allah. Menurut tuduhan tersebut, bagaimana mungkin Kristus yang dilahirkan sebagai manusia dan Ia adalah Allah pada waktu yang bersamaan. Ini tidak masuk akal, nonsen, dan irasional! Terhadap tuduhan ini orang Kristen menjawab “bahwa Kristus adalah Allah yang mengambil rupa manusia (inkarnasi), dalam kemanusiaannya Ia tidak pernah berhenti menjadi Allah atau kehilangan hakNya sebagai Allah atau berkurang sifat-sifatNya sebagai Allah, tetapi kepadaNya ditambahkan sifat kemanusiaan, yang mana Ia dengan rela membatasi diriNya menggunakan atribut keAllahanNya ketika menjadi manusia”. Kesatuan Allah-Manusia ini dalam bahasa teologi disebut “HIPOSTATIS” yaitu “Kristus SATU PRIBADI yang mempunyai DUA NATUR (sifat) yaitu Allah-Manusia”. Ini tidak bertentangan dengan hukum logika! Inkarnasi Kristus sekilas kelihatannya kontradiksi, tetapi bila dicermati dengan teliti tidaklah demikian. Perhatikan formula ini “Kristus adalah satu pribadi (A) tetapi dua dalam natur (B)”. Kekristen tidak mengatakan bahwa “Kristus adalah Allah (A) dan bukan Allah (non A)” atau “Kristus adalah manusia (B) dan bukan manusia (Non B)”. Tetapi yang benar ialah bahwa “Kristus adalah A dan B dengan semua atribut yang terkena di dalamnya”.
BACA JUGA: SIAPAKAH HAMBA TUHAN YANG SEJATI?
Alkitab mengajarkan bahwa Juruselamat yang memadai sebagai “pengantara” manusia dengan Allah adalah Pribadi Yesus Kristus. Karena Kristus adalah manusia sempurna dan Ia adalah Allah. Allah tidak dapat mati karena itu Ia perlu mengambil natur manusia agar bisa mati, Namun, jika Juruselamat itu hanya memiliki natur manusia maka ia akan mati dan tidak bangkit lagi. Karena itulah hal ini menjadi penting yaitu “Juruselamat haruslah manusia supaya Ia bisa mati bagi dosa-dosa kita; danJuruslamat haruslah Allah supaya Ia bisa bangkit dan hidup dari kematian bagi pembenaran kita”.
PENUTUP:
Ajaran tentang kelahiran perawan itu penting dan Alkitabiah. Ada cukup alasan untuk menerima ajaran tersebut dan mengakuinya sebagai suatu keyakinan yang berhubungan dengan keunikan pribadi Kristus dan keilahianNya. Apakah akal kita mampu ataukah tidak mampu menerimanya, tidaklah membuktikan bahwa kelahiran Kristus melalui seorang perawan itu tidak mungkin terjadi, karena memang akal manusia terbatas untuk memahami hal-hal yang bersifat mujizat dan supranatural itu. Namun, karena Alkitab menyatakan bahwa memang Kristus dikandung dan dilahirkan melalui seorang perawan yang bernama Maria, maka kita seharusnya menerima pernyataan tersebut. Sebab jika tidak, maka kita sebenarnya tidak mengakui otoritas Alkitab. Apabila kita menerima ajaran tersebut maka itu berarti kita mengakui otoritas Alkitab, dan ini akan berdampak bagi penerimaan kita terhadap ajaran-ajaran lainnya yang dinyatakan di dalam Alkitab. Sebaliknya, penolakan terhadap doktrin kelahiran Kristus dari seorang perawan ini dapat dipastikan akan berdampak lebih luas terhadap doktrin keunikan pribadi Kristus dan keilahianNya, bahkan penolakan terhadap mujizat dan doktrin lainnya yang dinyatakan dalam Alkitab. Jadi, kita menerima kelahiran Kristus dari seorang perawan adalah karena Alkitab telah menyatakannya demikian, dan kita mempercayaiNya.
REFERENSI: KEUNIKAN KELAHIRAN KRISTUS MELALUI PERAWAN MARIA
Anderson, Leith. A., 2009. Yesus : Biografi Lengkap Tentang PribadiNya, NegaraNya, dan BangsaNya. Terjemahan, Penerbit ANDI : Yogyakarta.
Archer, Gleason L., 2009. Encyclopedia of Bible Difficulties. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Beker, Charles. F., 1994. A Dispensasional Theology. Terjemahan, Penerbit Alkitab Anugerah: Jakarta.
Conner, Kevin J., 2004. Jemaat Dalam Perjanjian Baru, terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Carson, D.A., 2009. Kesalahan-Kesalahan Eksegetis. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Douglas, J.D., ed, 1993. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jilid 1 & 2. Terjemahkan Yayasan Komunikasi Bina Kasih : Jakarta.
Eaton, Michael 2008. Jesus Of The Gospel. Terjemahan, Penerbit ANDI Offset: Yogyakarta.
Enns, Paul., 2004. The Moody Handbook of Theology. Jilid 1. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang.
Evan, Craig. A., 2008. Merekayasa Yesus. Terjemahan, Penerbit ANDI : Yogyakarta.
Erickson J. Millard., 2003. Teologi Kristen, Jilid 2. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Fee, Gordon D., 2008. New Testament Exegesis. Edisi Ketiga. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Geisler, Norman & Ron Brooks., 2010. Ketika Alkitab Dipertanyakan. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.
Grudem, Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to a Biblical Doctrine. Zodervan Publising House: Grand Rapids, Michigan
Geisler, Norman & Ron Brooks., 2010. Ketika Alkitab Dipertanyakan. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.
Gunawan, Samuel., 2014. Kharismatik Yang Kukenal dan Kuyakini. Penerbit Bintang Fajar Ministries: Palangka Raya.
Guthrie, Donald, dkk., 1982. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jilid 1. Terjemahan. Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.
Guthrie, Donald., 2010. Teologi Perjanjian Baru. Jilid 1, Terjemahan, Penerbit BPK : Jakarta.
__________________., 2009. Pengantar Perjanjian Baru. Jilid 2 Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.
Pandensolang, Welly., 2009. Kristologi Kristen. Penerbit YAI Press : Jakarta.
Pfeiffer F. Charles & Everett F. Harrison., ed. 1962. The Wycliffe Bible Commentary. Volume 3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas Malang.
Morris, Leon., 2006. Teologi Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Ryrie, Charles C., 1991. Teologi Dasar. Jilid 1 & 2, Terjemahan, Penerbit ANDI Offset: Yogyakarta.
Sandison, George & Staff., 2013. Bible Answers for 1000 Difficult Questions. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Sproul, R.C., 2000. Mengenali Alkitab. Edisi revisi, terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Stamps, Donald C., ed, 1995. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Stott, John., 2010. Kristus Yang Tiada Tara. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.
Stuart, Douglas & Gordon D. Fee., 2011. Hermeneutik: Menafsirkan Firman Tuhan Dengan Tepat. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Susanto, Hasan., 2003. Perjanjian Baru Interlinier Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru, jilid I & II. Penerbit Literatur SAAT : Malang.
___________., 2011. Hermeneutika: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Tabb, Mark, ed., 2011. Mari Berpikir Tentang Teologi: Apa Yang Kita Yakini. Terjemahan, Penerbit Yayasan Gloria : Yogyakarta.
Thiessen, Henry C., 1992. Lectures in Systematic Theology, direvisi Vernon D. Doerksen. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Tong, Stephen., 2004. Yesus Kristus Juruselamat Dunia. Penerbit Momentum: Jakarta.
Yancey, Philip, 1997. Bukan Yesus Yang Saya Kenal. Terjemahan, Penerbit Profesional Books : Jakarta.
Zuck, Roy B, editor., 2011. A Biblical of Theology The New Testament. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.