Gentleman and Small Man
Pdt. Dr. Stephen Tong.
Gentleman and Small Man - (Bagian 1)
Kongfuzu tidak membagi manusia ke dalam kategori orang berdosa dan orang benar, melainkan君子 dan 小人(‘jun zi’dan ‘xiao ren’), gentleman and small man. A gentleman has a great personality, bertanggung jawab atas semua tindakannya, benar-benar menjalankan kebajikan yang dia ketahui. Sementara xiao ren atau little man, selalu bertindak sembunyi-sembunyi, tak pernah mau berterus terang.
Setelah kita mempelajari semuanya, barulah kita merasa malu karena kita yang mengaku bahwa ajaran Kristen melampaui semua filsafat, karakter kita kalah dengan mereka yang hanya menerima wahyu umum. Ajaran Kongfuzu bukanlah wahyu umum tetapi hanya merupakan man’s response towards God’s general revelation. Maka tak heran kalau ada pertentangan antara filsafat Kongfuzu dan Alkitab. Tapi setidaknya kita tahu bahwa Kongfuzu tidak hanya mengajar satu ide karena dia sendiri juga menjalankannya.
Kejujuran inilah yang membuat dia menjadi begitu agung dan dihormati oleh banyak orang. Saya berharap dia diterima oleh Tuhan. Adakah Alkitab menyinggung keselamatan untuk orang-orang yang seperti dia? Dalam Kisah Para Rasul 10, komentar Petrus setelah menyaksikan peristiwa yang terjadi di rumah Kornelius: “Ternyata orang yang takut Tuhan dan menjalankan kebenaran, diperkenan oleh Tuhan.” Tentu bukan maksud saya mengatakan bahwa orang-orang seperti Kornelius dapat menerima keselamatan secara otomatis, tapi kepada orang-orang seperti itulah Petrus diutus memberitakan Injil Yesus Kristus agar mereka diselamatkan. Dan sebenarnya, sebelum Petrus ke sana, kebajikan mereka sudah Tuhan perkenan.
Dalam ajaran Kongfuzu terdapat banyak istilah “jun zi”. Ada yang dia ajarkan dan ada yang didefinisikan oleh murid-muridnya. Kita hanya membahas ajaran Kongfuzu sendiri.
1. jun zi yu yu yi, xiao ren yu yu li; 君子喻於義,小人喻於利;seorang gentleman, meski merugi tetap memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Tapi small man, hanya mengutamakan profit. Memang, zhe shi jie li hai zhe gai shi fei; 這世界利害遮蓋是非; dunia kita mengedepankan untung-rugi, bahkan mengizinkan untung-rugi menudungi benar-tidak benar, maka orang yang sebelum berkawan dengan orang lain sudah mempertimbangkan untung-ruginya dulu, suka dekat dengan orang-orang yang menurut dia bakal mendatangkan banyak keuntungan baginya, tak peduli terhadap banyaknya kesalahan yang telah mereka perbuat, dia adalah xiao ren, little man. Itu sebabnya saya mengharapkan semua hamba Tuhan, majelis, penatua, setiap orang Kristen mengerti ajaran Kongfuzu, agar kita menjadi orang Kristen yang lebih bertanggung jawab. Yesus berkata, “Jika kebenaranmu tak melebihi kebenaran orang Farisi, engkau tak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Itu sebabnya orang Kristen perlu introspeksi diri: apa yang menjadi titik fokus kita dalam segala hal yang kita lakukan, profit atau kebenaran?
2. jun zi shang da, xiao ren xia da; 君子上達,小人下達;gentlemen selalu berjuang untuk lebih maju, bagai mendayung perahu ke tempat yang lebih tinggi, begitu susah payah, menguras semua tenaga yang ada. Tapi small man hanya memikirkan hal-hal yang remeh sampai-sampai mau merendahkan martabat dirinya, tak segan melakukan hal-hal yang tidak beres. Ya, saat meluncur ke bawah memang terasa enak dan mudah. Suatu kali, Henry Alfred Kissinger berkata kepada Zhou En Lai: “Prime Minister Zhou, may I ask you a question?” “Yes” “Mengapa saat orang Tionghoa berjalan, selalu membungkuk, tidak seperti orang Amerika, berjalan dengan tegak, gagah?” Zhou En Lai yang sangat pintar menjawabnya: “Karena orang Tionghoa sedang mendaki gunung, sementara kalian, turun gunung”. Itulah kepiawaiannya menghadapi situasi yang genting, dapat menjawab dengan tepat, maka Kissinger sangat menghormati dia dan memandangnya sebagai high class politician. Bahkan Mao Ze Dong meski pernah beberapa kali mencoba untuk mendongkel dia, tetap tidak berhasil. Apa sebabnya? Karena dia memilih untuk menjadi second man, tidak pernah membuat atasannya merasa terancam. Tidak melakukan apa yang terdapat di peribahasa Tionghoa ‘gong gao zhen zhu’(功高震主) karena sangat berjasa tuannya pun dibuatnya gentar’. Maka orang menjulukinya bu dao weng (不倒翁), boneka yang bagian bawahnya bulat, kalau didorong akan bergoyang ke kanan dan ke kiri beberapa kali lalu tegak kembali. Suatu kali saat dia berkunjung ke Rusia, Kruschev menyatakan ketidaksenangan terhadapnya dengan mengeluarkan ingus di sapu tangan dan memasukkannya ke saku. Zhou En Lai juga ikut-ikutan membuang ingus di sapu tangan lalu membuangnya. Maksudnya, kau merasa tidak senang tapi masih menyimpannya, sementara aku, kalau tak senang, ya dibuang saja.
3. jun zi you san wei; 君子有三畏; gentleman takut akan tiga perkara: 1. wei tian ming (畏天命) takut pada mandat sorga, tak berani tak menjalankannya atau menunda-nundanya; 2. wei da ren (畏大人) takut pada pembesar; 3. wei sheng ren zhi yan (畏聖人之言) takut pada perkataan orang suci. Kalau menggunakan versi kita: 'jalankan Firman Tuhan, taati kebijaksanaan orang-orang yang berpengalaman dan kata-kata nabi.'
4. jun zi qiu zhu ji; 君子求諸己;A gentleman demands from himself; gentleman selalu menuntut diri begitu rupa, menunaikan semua tugas dengan baik. Xiao ren qiu zhu ren; 小人求諸人;small man only demands from others; small man selalu menuntut dan mempersalahkan orang lain. Jadi, orang yang selalu menuntut, mendisiplin, mengintrospeksi diri adalah gentleman, dan orang yang hanya tahu menuntut orang lain, dirinya sendiri tak melakukan apapun adalah small man. Mirip dengan teguran Yesus Kristus kepada orang Farisi yang terus menyuruh orang melakukan ini dan itu tapi dirinya sendiri tak melakukan apapun. Tapi waktu engkau membandingkan statement Kongfuzu yang mirip dengan statement Yesus Kristus, misalnya ajaran Kongfuzu: ‘Apa yang tak kau inginkan, jangan kau lakukan pada orang lain’, sementara ajaran Yesus Kristus: ‘Kau ingin diperlakukan seperti apa, lakukan itu pada orang lain’, maka engkau akan menemukan mana yang aktif. Ajaran Yesus menuntut kita untuk rela berkorban – dinamis; melakukan dulu apa yang engkau inginkan. Maka masyarakat yang mengadopsi ajaran Kristen selalu dinamis dan punya inisiatif, sementara masyarakat yang menganut ajaran Kongfuzu ‘Engkau tak menggangguku, aku juga tak mengganggumu’ – cenderung pasif, statis.
5. jun zi bu qi; 君子不器;gentleman tak seperti bejana yang hanya punya satu fungsi. Misalnya gelas hanya dipakai untuk minum. Gentleman harus belajar sebanyak mungkin sehingga hidupnya dapat berguna bagi banyak hal. Itulah yang membedakan orang Tionghoa dan orang Barat. Orang Tionghoa jarang sekali yang jadi specialist, mayoritasnya generalist, bisa ini, bisa itu, tapi tak ada yang mereka dalami. Sementara orang Barat, banyak yang jadi specialist, khusus meneliti satu hal sampai mendalam, bagaimana dengan hal-hal lain? Tak tahu sama sekali. Saya punya sebuah buku yang saya beli 35 tahun silam, hanya judulnya saja sudah sangat menarik: ‘Between Japanese and Jewish’. Ayah dari penulisnya adalah orang Yahudi dan ibunya adalah orang Jepang, maka dia menyelidiki, membandingkan kebudayaan kedua orang tuanya dan menyimpulkan: orang Timur adalah generalist bukan specialist, sementara orang Barat, mayoritas adalah specialist bukan generalist. Dan Israel adalah satu-satunya bangsa yang menuntut untuk jadi generalist dulu baru mengkhususkan diri jadi specialist. Dengan begitu karyamu akan sangat mengejutkan. Jepang meniru falsafah ini tapi tertinggal jauh dari orang Yahudi. Sekarang sudah tak ada buku yang menyajikan studi banding antara Asia dan Barat. Sungguh sangat ironis, orang Indonesia yang punya kesempatan studi di Australia, Amerika, setelah pulang pemikirannya sudah Americanized, tak tahu akan ajaran Chinese dan Indonesia yang baik. Sebaliknya, orang yang memahami betul akan ajaran Chinese dan Indonesia tak pernah studi ke luar negeri, dan tak punya pemikiran global. Maka sebagai orang Kristen, selain mempelajari Alkitab juga perlu mempelajari pemikiran orang non-Kristen. Karena jun zi bu qi; a gentleman is so useful in so many aspects, because he learns so many things. Seorang anak dari Profesor saya mempelajari teknik pesawat, ironisnya setelah lulus tak pernah mendapatkan pekerjaan. Saya bertanya kepada ayahnya: “Mengapa bisa begitu?” “Dia studi teknik pesawat khusus bagian propeler dan begitu dia selesai studi, dunia tak lagi menggunakan pesawat propeler tapi menggunakan jet. Jadi meski dia memperoleh gelar, ilmu yang dia miliki tak pernah terpakai karena dia hanya menekuni satu bidang, tak tahu yang lain. Padahal arti dari istilah ‘Doktor’ di bahasa Mandarin adalah orang yang berpengetahuan luas, bukan hanya ahli dalam satu hal.
6. Jun zi zhou er bu bi, xiao ren bi er bu zhou; 君子周而不比,小人比而不周;gentleman menyatu dengan semua orang, bukan membentuk klik, kelompok eksklusif. Sebaliknya small man hanya berkumpul dengan orang-orang tertentu, tak mau tahu dengan yang lain. Jadi, gentleman memperhatikan masyarakat secara menyeluruh, utuh, sedangkan small man hanya mementingkan segelintir orang yang baik dengannya. Kadang-kadang di gereja juga terdapat orang-orang seperti ini, hanya mau bergaul dengan orang yang cocok dengannya. Kalau ditanya mengapa? Karena bicaranya klop, bisa diajak bicara dari hati ke hati. Itu bukan persekutuan melainkan geng. Bisakah kau berdiskusi dengan orang yang tidak cocok denganmu? Persatukan seluruhnya bukan hanya mementingkan segelintir orang yang cocok denganmu.
7. jun zi jin er bu zheng, qun er bu dang; 君子矜而不爭,群而不黨;gentleman mempersatukan seluruhnya dengan tegas, bukan untuk mencari muka atau menyenangkan segelintir orang melainkan sanggup berkerja sama dengan semua orang. Karena jun zi he er bu tong, xiao ren tong er bu he; 君子和而不同,小人同而不和; gentleman hidup rukun dengan semua orang tapi tak dapat menyetujui pendirian yang salah. Dengan kata lain, dia memegang teguh pendiriannya namun tetap menaruh hormat kepada orang yang pendiriannya berbeda dengannya dan hidup rukun bersamanya; to agree with disagreement. Sementara small man, menyetujui semua teori, bahkan teori yang tidak benar, kompromi. Tapi di saat lain dia bisa bertengkar dengan orang begitu rupa, tak menjaga keharmonisan di masyarakat.
8. Jun zi tai er bu jiao, xiao ren jiao er bu tai; 君子泰而不驕,小人驕而不泰;gentlemen sangat stabil dan tak sombong, sedangkan small man selalu meninggikan diri tapi jiwanya tak stabil. Jadi, orang yang agung tak menonjolkan diri, begitu stabil, mantap, dan tenang. Meski dalam bahaya juga tak panik. Sementara small man selalu ingin memamerkan kehebatan diri sendiri tapi waktu kesulitan tiba dia panik luar biasa, jiwanya tak stabil. Pernah terjadi di kota Xia Men, seorang yang baru belajar ilmu bela diri merasa diri hebat dan sering memukul orang. Suatu hari datang seorang wanita tua, menepuk dia sambil berkata: “Anak muda, jangan berlagak seperti itu.” Ia menjawab dengan geram: “Hai encim tua, kalau aku mau begini, kau mau apa?” Encim itu menepuk bahunya tiga kali sambil berkata: “Jangan!” “Kau tak usah ikut campur urusanku.” “Aku hanya menasihatimu,” lalu encim itu pergi. Setelah kejadian itu, pemuda itu mulai merasa tangannya sakit, hampir tak bisa digerakkan, dia bertanya pada orang, “Mengapa ya, tanganku sakit sekali?” “Apa kau terjatuh?” “Tidak” “Tertabrak?” “Tidak, hanya ditepuk oleh seorang encim tiga kali” “Encim yang mana?” “Yang kurus, yang....” “Wah celaka, ilmu bela dirinya hebat sekali, orang yang ditepuknya bisa-bisa jadi lumpuh.” “Jadi, apa yang harus kuperbuat?” Dia mulai panik. Itulah jiao er bu tai; merasa dirinya hebat tapi tak stabil. “Kau harus mencari dia, karena hanya dia yang bisa memulihkan tanganmu.” “Dimana dia tinggal?” “Di pegunungan yang jauh sekali.” “Tanganku begini sakit, mana mungkin aku ke sana?” “Apa boleh buat, kalau kau tak menemui dia, tanganmu akan cacat.” Maka dia terpaksa pergi ke sana dan syukur, si encim ada di sana, lalu katanya: “Encim, tolong aku, tanganku sakit sekali.” Si encim melirik dia lalu katanya: “Aku tak punya waktu.” “Tolong adakan waktu buatku.” Tapi dia biarkan pemuda itu menunggu berjam-jam, minta-minta ampun, baru ditanya: “Kau adalah pemuda yang suka memukuli orang, bukan?” “Ya.” “Apakah perbuatanmu itu bisa dibenarkan?” Dia pun berlutut pada encim tua itu sambil menangis, kata encim itu: “Berdiri,” lalu tangannya dipelintir, pemuda itu berteriak sejadi-jadinya karena kesakitan. “Sekarang kau tahu apa itu sakit? Aku perintahkan kau belajar bela diri dengan baik, tapi jangan sombong. Kalau kau berani sombong, kau berurusan denganku.” Sesudah itu, dia memberinya obat dan menyuruhnya pulang. Sejak hari itu, pemuda itu berubah, tak lagi jiao er bu tai melainkan tai er bu jiao.
Gentleman and Small Man - Pdt. Dr. Stephen Tong (Bagian 2)
Kongfuzu tidak membagi manusia ke dalam kategori orang berdosa dan orang benar, melainkan君子, 小人 (jun zi dan xiao ren); gentleman and small man. A gentleman has a great personality, bertanggung jawab atas semua tindakannya, benar-benar menjalankan kebajikan yang dia ketahui. Sementara xiao ren (little man), selalu bertindak sembunyi-sembunyi, tak pernah mau berterus terang.
9. Jun zi na yu yan, er min yi xing;君子欲 於言,而敏於行;gentleman slow in talking but diligent in doing; gentlemantak fasih berkata-kata tetapi mengerjakan semua hal dengan rajin, gesit, teliti, dan sungguh-sungguh; dia lebih pandai menjalankan apa yang dia ketahui ketimbang menuturkan teorinya. Ada beberapa majelis kita kalau disuruh naik ke mimbar, ketakutan bukan main bahkan kabur. Tapi kalau disuruh bekerja, seberat apa pun dia dapat mengerjakannya dengan baik. Saya menyukai orang yang menjalankan tugasnya dengan setia, kalau disuruh berbicara tak mau. Dia berbeda dengan orang yang pandai berbicara tetapi tak mau mengerjakan apa-apa atau mengerjakan dengan ogah-ogahan.
Semua bahan kuliah ini, kalaupun kau tak ingat bahasa aslinya, paling tidak kau tahu artinya dan dapat kau pakai untuk mendidik anakmu. Karena tak banyak orang seagung Kongfuzu. Coba perhatikan orang Barat yang butuh ribuan tahun untuk mengumpulkan statement-statement agung yang diucapkan si A, si B. Tapi Kongfuzu seorang diri dalam masa hidupnya yang hanya 72,5 tahun menemukan, mengajarkan, dan menjalankan ajaran yang sangat penting ini. Semua kebijaksanaan termasuk kebijaksanaan orang non-Kristen berasal dari Tuhan, bukan? Jadi mari kita saring dan wariskan pada anak cucu kita. Ajar mereka untuk menjalankan dahulu, bukan komentar dahulu. Waktu saya duduk di kelas lima, seorang guru mengatakan, “Orang Jerman bekerja dan bekerja, tak banyak berbicara. Orang Inggris sambil bekerja sambil berbicara. Orang Tionghoa hanya berbicara tak mengerjakan apa-apa.” Statement itu saya kaji dan sadar bahwa apa yang dia katakan itu benar adanya.
10. Jun zi zhen er bu liang; 君子貞而不諒; gentleman boleh saja tak peduli pada hal-hal yang remeh, tapi dia tetap mempertahankan kebenaran dengan gigih. Orang yang selalu berkutat dalam hal-hal kecil mungkin semua barangnya rapi, bersih, tapi tak pernah memberi sumbangsih apa-apa pada dunia. Seorang gentleman mengutamakan perkara besar tanpa mau kompromi, tapi ada kalanya dia mengabaikan hal-hal kecil. Seringkali isteri tak tahan melihat suaminya yang tak peduli akan hal-hal kecil, maka dia selalu memperhatikan apakah kancing bajunya sudah terpasang semuanya, adakah rambutnya kurang rapi. Padahal orang-orang seperti Albert Einstein, dia mempersiapkan kuliahnya begitu rupa sehingga waktu bel masuk kelas berbunyi dia tak menemukan ikat pinggangnya, maka dia mengenakan dasi sebagai ikat pinggangnya lalu masuk kelas memberi kuliah tanpa peduli apa pandangan orang lain terhadap dirinya. Contoh lain: James Watt, penemu mesin uap, karena begitu asyik bekerja, waktu dia ingin merebus telur, ia malah memasukkan arloji sakunya ke dalam panci. Ketika dia mau memakan telur rebusnya baru dia tahu bahwa yang ada di dalam panci itu bukan telur melainkan arloji sakunya. Contoh lain: Thomas Edison, setelah melangsungkan pernikahan di gereja dia naik kereta kuda dan semua orang bertepuk tangan memberi selamat. Ketika kereta kuda yang dia tumpangi melewati laboratoriumnya dia berkata pada isterinya, “Tunggu sebentar ya...” lalu dia masuk dan diam di sana satu hari serta lupa untuk keluar. Kadang-kadang tokoh-tokoh besar tak peduli akan urusan yang remeh. Jadi jangan memandang kecerobohannya sebagai satu kesalahan besar karena gaya hidupnya adalah zhen er bu liang. Isteri Socrates sering masak dengan susah payah tapi ternyata suaminya tidak pulang untuk makan. Karena itu dia marah besar bahkan pernah melemparkan masakan ke wajah Socrates. Karena yang jadi perhatian Socrates adalah filsafat maka kalau dia bertemu dengan orang yang mau berdebat dengannya, meski harus berdebat dua tiga jam dia akan layani sampai lupa pulang untuk makan dan akhirnya isterinya mengamuk. Maka katanya, “A good wife makes a sweet home for you, a bad wife makes you a philosopher.” Contoh lain: John Wesley, menikah saat dia berusia 45 tahun, malam harinya dia menulis di buku harian: “Dulu aku pikir orang yang tidak menikah bisa melayani pekerjaan Tuhan dengan penuh konsentrasi, namun hari ini aku menyudahi pikiran itu dan menikah”. Tapi faktanya dia salah menikah karena ia menikahi janda yang buruk paras dan galak sekali. Setiap kali berselisih pandangan dengannya ia pasti pulang ke rumah orang tuanya. John Wesley sejak usia 20 tahun, dalam setiap tahun berkhotbah seribu kali dan dalam setiap hari berkhotbah tiga sesi. Dia lakukan itu selama 45 tahun, pergi ke sini ke sana bukan dengan naik pesawat melainkan dengan menunggang kuda. Suatu hari isterinya marah-marah dengannya, dan karena bosan dengan omelan isterinya, dia mengenakan pakaian lalu turun dari apartemennya, berdiri di tepi jalan dan menunggu dokar. Isterinya terus mengomel sampai akhirnya sadar mengapa sepi sekali, ternyata John Wesley sudah tidak di dalam rumah. Ia menengok ke bawah dan melihat suaminya berdiri di sana. Maka ia mengambil satu ember air lalu dituangnya ke bawah sehingga suaminya basah kuyup. Saat itu seorang kawan lewat di sana dan bertanya, “Apa yang terjadi denganmu, John?” “Biasa, sesudah halilintar disusul dengan hujan yang lebat,” jawabnya.
11. Jun zi tan dang dang, xiao ren chang qi qi; 君子坦蕩蕩,小人常戚戚; gentleman berhati lapang meski sedang susah dan memikul beban berat; tetap ceria dan tabah. Sementara xiao ren sepanjang hari terus menggerutu, murung, tak pernah puas. Kalau kau memberinya sesuatu dia selalu berkomentar kurang besar, kurang... Kalau tak diberi apa-apa kau dianggap pelit, serba salah. Maka mana yang lebih enak, jadi gentleman atau small man? Gentleman. Maka belajarlah saat jatuh sakit tidak mengeluh, tidak takut, atau khawatir. Saya sadar menjalani hidup seperti itu memang tak gampang, tapi terus belajar sampai berhasil menghadapi segala situasi hidup dengan tabah. Sebenarnya hari Minggu lalu waktu terbang ke Singapore, saya merasa sedikit khawatir karena minggu ini setelah pulang dari Taipei, keesokan paginya harus ke kedutaan, lalu sore sampai malam harus mengajar selama tujuh jam. Apa jadinya kalau saya mengantuk atau jatuh sakit padahal peserta yang mendaftar untuk ikut kelas ini begitu banyak. Puji Tuhan, kuliah ini berlangsung sampai besok malam dan Tuhan memberikan saya kekuatan. Selesai mengajar langsung pulang dan berbaring, tidur sebentar lalu bangun dan makan. Lelah tapi penuh sukacita karena bisa menjadi berkat bagi banyak orang. Jadi bukan bersungut-sungut melainkan mengatur sedemikian rupa agar tetap bisa bersyukur pada Tuhan, Amin?
12. Jun zi yi you qiong fu?zi re, jun zi gu qiong, xiao ren qiong se lan yi; 君子亦有窮乎? 子曰,君子固窮,小人窮斯濫矣;Seorang murid Kongfuzu bertanya, “Mungkinkah orang agung jatuh miskin?” Jawabnya, “Orang agung bisa saja jatuh miskin meski begitu dia akan tetap mempertahankan karakternya.” Berbeda dengan small man yang saat miskin karakternya akan hancur. Jadi di masa jaya small man mengumbar nafsu berahinya dalam perzinahan dan ketika menjadi miskin dia mencuri, menipu, melakukan segala kejahatan – moralnya hancur-hancuran. Jika begitu maka Paulus adalah seorang yang agung karena dia mengetahui bagaimana hidup dalam kelimpahan maupun kekurangan.
13. Jun zi cheng ren zhi mei; xiao ren fan shi; 君子成人之美。小人反是; gentleman always accomplish other’s goodness; makes others more perfect; gentleman menyempurnakan keindahan orang lain sementara small manterbalik, tak senang melihat orang lain sukses. Jadi kalau ada orang memberitahu rencananya yang agung dan minta pandapatmu, jangan iri dengannya tapi restui dia, kalau perlu bantulah dia. Memang ada orang yang berpikir, apa jadinya kalau aku membantunya dan nanti dia menjadi lebih hebat dariku? Tak jadi soal. Kalau Tuhan mengizinkan dia jadi hebat biar kehendak-Nya yang jadi. Orang agung menyempurnakan keindahan bagi orang lain, tetapi small mantidak cukup lapang dada untuk menyaksikan orang lain sukses. Kriteria inilah yang membuat kita dapat mengenali dengan mudah siapa itu small man. Tentu bukan untuk meniadakan dia melainkan mendoakan, menolong dia keluar dari belenggu dirinya dan menjadi orang yang agung. Yang terpenting adalah jadilah orang agung dan didiklah anakmu mengarah pada karakter yang agung.
Saya harap kalian belajar akan hal ini, saat mau mengerjakan sesuatu jangan pikirkan susahnya dahulu tapi pikirkan kemungkinannya dahulu. Hal ini memang mudah untuk diucapkan namun tidak mudah untuk dijalankan. Tapi usahakanlah setiap kali punya kesempatan untuk menolong orang, pikirkanlah ini: “If I can give contribution to help others, that is my privilege, I should thank God.” Dengan begitu kau akan terus-menerus menjadi berkat bagi orang lain. Ketahuilah saat orang menerima berkat melaluimu, kau juga akan mengalami sukacita yang tak mungkin dapat dibeli dengan uang karena kau yang begitu remeh masih Tuhan pakai jadi berkat bagi orang lain.
14. Jun zi bu ke xiao zhi er ke da shou ye; xiao ren bu ke da shou er ke xiao zhi ye;君子不可小知而可大受也; 小人不可大受而可小知也; a gentleman must not be evaluated from the small shorted because he can be trusted to do the great task; jangan terus memperhitungkan kelemahannya yang kecil, misalnya pelupa karena itu tidak fair, bukankah sudah terbukti bahwa ia sanggup mengerjakan tugas yang berat dengan tuntas? Menurut orang Tionghoa, barangsiapa lebih dulu datang mengadu dialah yang salah. Tentu kau pernah bertemu dengan orang yang setelah mendengar kau memuji si Anu hebat, langsung menimpali dengan: “Tapi tahukah kau, dia itu gini, gini, gini... bukan? Saya justru terbalik, kalau orang melapor orang ini begini, begitu, saya akan menimpali, “Tapi dia agung, sukses dalam hal ini, ini...” guna mengimbangi.
15a. Jun zi yi shi er nan yue ye; 君子易事而難說 (讀悅); gentleman is very easy to be served but very difficult to be pleased. Gentleman mudah untuk dilayani dan tidak menyusahkan orang, tidak minta untuk dilayani secara khusus – apa adanya, tapi sulit untuk membuat dia puas. Seorang tetangga saya di Malang menetapkan bahwa sayuran harus dipotong tak lebih dari 5 cm. Kalau lebih dia langsung komplain, “Apa kau berniat membuatku mati tersedak?” Maka nyonyanya susah sekali karena suaminya susah sekali dilayani, menuntut ini dan itu. Tapi kalau Anda melayani saya tentu merasa mudah karena makanan apapun (yang bisa dimakan) yang disajikan pasti saya makan, meski setiap hari saya harus pindah tempat tidur, ada tempat yang menyediakan bantal tebal, tempat lain menyediakan bantal tipis, di tempat ini harus bangun pagi buta, di tempat lain bisa bangun sedikit siang karena jadwal penerbangan yang berbeda-beda. Di bulan Januari, setiap minggu bagai hidup di empat musim, di Indonesia panas, di Taiwan dingin, saya dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan karena sudah terlatih untuk hidup sederhana. Itulah yang dimaksud dengan gentleman mudah dilayani. Tapi mengapa susah untuk membuat dia puas? Karena dia sangat idealis, punya tuntutan yang tinggi untuk karakter, pelayanan, dan tata krama. Apakah mudah untuk menyenangkan hati Tuhan? Tidak, tapi ketika Yesus inkarnasi, Ia mudah untuk dilayani. Jadi, apa yang Kongfuzu ajarkan sebenarnya sudah Yesus jalankan semuanya. Maka kalau kita membandingkan agama-agama, kita akan menemukan ada unsur-unsur penting yang mirip tapi Yesus Kristus tetaplah yang tertinggi. Karena Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.
15b. Shuo zhi bu yi dao, bu shuo ye; 說之不以道,不說也;kecuali kebenaran tak ada hal lain yang dapat membuatnya senang atau puas. Jadi kalau kau ingin membuatnya senang dengan memberinya amplop yang isinya tebal, pasti ditolaknya karena dia hanya menginginkan kau melakukan hal yang benar. Maka jangan coba-coba menyenangkan dia dengan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran. Karena selain kebenaran tak ada hal yang dapat membuat gentleman senang. Ada seorang di Semarang, tadinya dia adalah penjudi yang selalu mujur karena setiap kali berjudi pasti menang, setiap kali ada penggerebekan dia tak ada di sana. Tapi akhirnya ia berhenti dan tak berjudi sama sekali, karena isterinya adalah orang yang agung. Setiap kali dia membawa pulang hasil judinya, berapa besar pun jumlahnya, isterinya tak mau mengambil barang sepeser. Karena dia lebih memilih makan nasi dengan garam, hidup susah, daripada makan enak dari hasil judi. Penolakan yang terus-menerus inilah yang membuat sang suami berpikir, meski orang menyebut aku penjudi yang untung tapi apa arti semua itu kalau isteriku sama sekali tak mau menyentuh uangku. Akhirnya dia mendengar Injil dan bertobat serta minta maaf pada isterinya. Dalam hal ini isterinya adalah seorang jun zi karena selain kebenaran tak ada hal lain yang dapat membuatnya senang. Jadi kalau kau asal menerima profit lalu merasa senang tanpa menanyakan dari mana datangnya profit itu, kau adalah xiao ren, small man. Apalagi kalau kau berani menipu, mencuri, menghalalkan segala cara demi memperoleh uang, maka kau adalah perampok halus. Seorang yang terkenal sekali dari Indonesia, beritanya masuk headline news di surat kabar Singapore karena dia memelihara seorang perempuan, memberinya ratusan ribu dolar untuk mencarikan perempuan-perempuan yang mau menjadi isteri mudanya. Padahal dia sudah punya banyak isteri di Indonesia. Karena perempuan itu tak berhasil memenuhi permintaannya maka dia marah dan minta perempuan itu mengembalikan uangnya. Perempuan yang sudah dia nodai itu pun mengadukan hal ini ke pengadilan, tapi karena dia berduit maka dia memenangkan perkara itu. Karena surat kabar membongkar kebobrokannya maka namanya menjadi busuk bukan kepalang. Si perempuan juga sama karena demi uang dia berani menghalalkan segala cara termasuk cara yang tidak benar.
15c. Ji qi shi ren ye, qi zhi; 及其使人也,器之;seorang gentleman dapat menggunakan orang seturut dengan bakat yang orang itu miliki. Maka waktu dia menemukan orang yang berbakat, dia akan mengangkat, membina, membuatnya jadi orang yang berguna. Lalu bagaimana pendapat Kongfuzu tentang small man? Xiao ren nan shi er yi shuo ye; 小人難事而易說也。說之雖不以道,說也;及其使人也,求備焉;small man susah untuk dilayani, minta ini minta itu tapi terus tak puas, tapi mudah dibuat senang. Tak perlu menggunakan kebenaran asal disodori perempuan untuk memuaskan berahinya atau diberi profit maka dia sudah senang. Bukan saja demikian, saat memakai orang juga menuntut orang untuk menuruti keinginannya seratus persen, susah dilayani.
Mari kita mengoreksi diri “Apakah aku termasuk gentleman or small man?” Dengan cara apa kau menyenangkan bosmu – perempuan atau kebenaran? Bosmu memujimu karena kau melakukan hal yang benar atau karena kau menyodorkan perempuan? Dunia bisnis memang sudah sangat bejat. Terlebih lima tahun silam, semua tamu luar negeri disodori pelacur agar mereka mau menandatangani kontrak dengannya. Xu Xiu Lan, seorang soloist Kristen di Hong Kong yang diundang menyanyi solo di KKR saya di Makau, waktu berada di atas feri mengatakan kepada saya, “Saya tak mau ke Indonesia.” “Mengapa?” “Negara macam apa itu, memeras perempuan. Semua bintang film luar negeri yang datang ke sana, begitu tiba paspornya ditahan, mau pulang pun tidak boleh kecuali mau tidur satu malam, bersetubuh dengan orang yang menahan paspornya. Saya adalah seorang Kristen tentu tak akan mau dipermalukan seperti ini.” Memang dunia sudah menjadi begitu bejat, banyak orang berani melakukan apa saja asal mendapatkan profit. Mereka bukan gentleman melainkan small man yang gampang dipuaskan.
Gentleman and Small Man - Pdt. Dr. Stephen Tong (Bagian 3)
Kongfuzu tidak membagi manusia ke dalam kategori orang berdosa dan orang benar, melainkan君子, 小人(jun zi dan xiao ren); gentleman and small man. A gentleman has a great personality, bertanggungjawab atas semua tindakannya, benar-benar menjalankan kebajikan yang dia ketahui. Sementara xiao ren (little man), selalu bertindak sembunyi-sembunyi, tak pernah mau berterus terang.
16. Jun zi bo xue yi wen, yue zhi yi li; 君子博學於文,約之以禮;gentleman punya pengetahuan yang luas tapi membatasi penggunaannya dengan tata krama.
17. Jun zi huai de, xiao ren huai tu; 君子懷德,小人懷土;gentleman memperhatikan hukum dan moral; small manhanya menginginkan keuntungan remeh.
18. Jun zi huai xing, xiao ren huai hui; 君子懷刑,小人懷惠; hati gentleman takut akan hukuman, namun hati small man tertambat pada suap. Asal diberi sedikit uang, dia mau melakukan apa saja termasuk hal yang melanggar hukum. Karena gentleman takut dihukum, maka sebelum melakukan segalanya dia akan berpikir, “Apakah perbuatan ini bakal mendatangkan hukuman?” Karena itu dia tak bertindak semaunya. Tapi small man berbuat salah pun oke asal beroleh profit. Dia tak punya pendirian, tak dapat memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk.
Kongfuzu juga menyinggung soal ren; perikemanusiaan. Lima hal penting dalam ren: (i) gong; 恭; rendah hati, stabil dan betul-betul berkualitas, mengerjakan segalanya dengan penuh tanggung jawab; (ii) kuan; 寬; lapang dada, bijaksana, mau mengerti, mengampuni, dan menerima orang yang berbeda pendapat; (iii) xin; 信;sincere, honest, truthfulness; jujur, dapat dipercaya; (iv) min; 敏;gesit, tegas, diligent and responsible; (v) hui; 惠; bermurah hati kepada orang, suka memberkati, membawa berkat bagi orang lain. Kalau seseorang bisa melakukan lima prinsip ini, maka dia disebut punya perikemanusiaan yang cukup, berjiwa besar, dan murah hati. Seorang gentleman, terlebih seorang pemimpin, harus punya perikemanusiaan barulah dia bisa menjadi pemimpin yang berbobot dan betul-betul serius, berjiwa besar, jujur, dapat dipercaya, cakap dan rajin, murah hati, serta suka membahagiakan orang lain.
Murid-murid Kongfuzu juga menjabarkan istilah gentleman dan dibukukan. Kita akan membahas beberapa di antaranya. Suatu kali seorang muridnya yang bernama Zi Lu; 子路bertanya kepada Kongfuzu: “Jun zi shang yong hu; 君子尚勇乎; Guru, apakah seorang gentleman punya keberanian?” Jawab Kongfuzu: 19. Jun zi yi wei shang; 君子義爲上; gentleman mengutamakan keadilan. 20. Jun zi you yong er wu yi wei luan; 君子有勇而無義爲亂; gentlemanselain punya keberanian juga harus punya keadilan, dengan begitu dia tak akan mengacaukan segalanya. Sementara xiao ren you yong wu yi wei dao;小人有勇而無義爲盜; small man hanya punya keberanian tak punya keadilan, maka perbuatannya tak beda dengan perampok. Maksudnya adalah keberanian memang penting, tapi keberanian perlu diimbangi dengan keadilan. Saat mengajar Theologi Penginjilan, saya membandingkan dengan the perfect man, ideal man yang terdapat di filsafat Gerika, yang diwarisi dari dua buku yang sangat penting yaitu Iliad dan Odyssey, karangan seorang penyair buta yang bernama Homer. Dua buku itu mengisahkan peperangan yang terjadi di Troy. Selesai perang, mereka pulang ke Ithaca (sebuah pulau), rajanya bernama Ulysses (bahasa Gerika: Odyssey). Bagi orang Gerika, orang yang sempurna terbentuk dari empat unsur, yaitu: wisdom, righteousness, courage, dan temper (self-control), tak boleh kurang satu pun. Karena unsur pertamanya adalah kebijaksanaan, maka orang Gerika mencari kebijaksanaan, bahkan menyebut diri ‘The lover of wisdom’ (bahasa Gerika: philia artinya I love; dan sophia artinya wisdom) atau ‘philosopher’. Itu sebabnya filsafat Barat dimulai dari Gerika yang mencintai dan mencari kebijaksanaan. Setelah seseorang punya kebijaksanaan, maka dia harus punya keadilan; yi; dikaiosune. Karena semua hal yang tak adil bertentangan dengan kebijaksanaan. Sesudah punya keadilan harus punya keberanian. Perhatikan, orang Gerika meletakkan keberanian di belakang keadilan. Jadi, untuk apa seorang punya keberanian kalau ternyata keberaniannya hanya dipakai untuk membela hal yang tidak adil? Karena orang yang tidak mengimbangi keberanian dengan keadilan akan menimbulkan banyak kekacauan. Kongfuzu juga mengajarkan bahwa small man yang hanya punya keberanian, tak punya keadilan, tak beda dengan pencuri, bukan? Maka bagi Kongfuzu, seorang pemberani harus punya keadilan. Begitu juga ajaran Gerika, keadilan harus dipadukan dengan keberanian, bahkan harus diikat dengan temperance danself control agar tak menjadi liar. Surat-surat Paulus juga banyak menggunakan istilah temperance dan righteousness, tak banyak menggunakan istilah keberanian, karena baginya Christ is our wisdom. Kebijaksanaan bukan didapat dari ajaran filsafat melainkan pemberian Allah, dan keberanian harus diikat oleh kasih. Maka Alkitab jauh lebih tinggi dari semua ajaran filsafat. All things that have been thought by the culture leaders, when Bible discusses it, always in the superior level, because Bible tells us the eternal will of God. Begitu juga dengan empat unsur yang dianggap paling penting oleh filsafat Gerika ternyata hanya bersumber dari manusia - antroposentris. Ajaran di Alkitab, Allah menjadikan Kristus sebagai kebenaran, kebijaksanaan, penebusan, dan kesucian kita. Sementara di ajaran Gerika, kita tak menemukan kesucian, kasih, pengharapan, dan iman, mirip dengan ajaran Kongfuzu. Tapi ajaran Kongfuzutidak menjadikan keberanian sebagai hal yang terpenting, karena menurutnya, tanpa dibarengi keadilan, keberanian akan mendatangkan kekacauan, membuat small man mencuri.
Zi Gong, murid Kongfuzu yang terpenting pernah bertanya: “Jun zi yi you wu hu; 君子亦有惡乎; adakah sesuatu yang gentleman benci? satu pertanyaan yang bagus bukan? Karena gentleman sering dipandang sebagai orang yang sangat sempurna, adakah sesuatu yang dia benci? Zi ye, you wu. Wu cheng ren zhi e zhe, wu ju xia liu er shan shang zhe; 子曰,有惡。惡稱人之惡者,惡居下流而訕上者; jawab Kongfuzu: Ada. 21. Gentleman benci menyebarkan gosip yang menjelek-jelekkan orang lain; dia bukan membenci orangnya tapi hal-hal tak berguna seperti: mengejek orang lain di belakangnya atau menebar gosip. Bukan saja demikian, dia juga membenci bawahan yang suka memfitnah atasannya. Bukan saja demikian, 22. Gentleman juga membenci segala hal yang tak berguna dan masih saja dipertahankan begitu rupa.
Banyak ajaran Kongfuzu yang sangat agung tentang gentleman dan small man. Satu lagi: 23. Jun zi li yi xing zhi, sun yi chu zhi, xin yi cheng zhi, jun zi zai; 君子禮以行之,孫以出之,信以成之,君子哉; gentleman A. mengerjakan hal yang benar, adil; only do the righteous thing, tak akan melakukan sesuatu yang tak didasarkan atas kebenaran, keadilan. B. Menjalankan hal yang sesuai dengan tata-krama, peraturan yang adil dan benar. C. Mengatakan dan melakukan semua itu dengan rendah hati, karena gentleman selalu merasa dirinya masih saja kurang. D.Menyempurnakan apa yang dia katakan dan lakukan dengan kejujuran. Pernahkah kau mendengar orang Kristen yang saat bersaksi membangga-banggakan kenakalan masa lalunya? Saya rasa orang yang membanggakan kebobrokan pada masa lalunya tidak benar. Sejak umur belasan tahun, kalau saya mendengar orang yang saat bersaksi membanggakan kenakalan, kekurangajaran, dan dosa-dosa masa lalunya, saya rasa dia bukan sedang bersaksi melainkan sedang dipakai setan dan memberi nilai nol pada kesaksian macam itu. Suatu kali waktu seorang minta bersaksi di kebaktian saya, saya tolak karena saya rasa ada something wrong. Kesaksiannya yang membangga-banggakan kenakalan masa lalunya dan mengundang tawa audience itu sebenarnya sedang memuji kehebatan diri lebih dari memperkenalkan Kristus yang telah mengampuni dosanya. Maka kata Karl Barth: “Never mention sin except you mention it with the victory of Jesus Christ over your sin” jangan singgung dosamu kecuali kau barengi dengan menyinggung kuasa Tuhan Yesus yang sudah mengalahkan dosamu. Karena orang yang mengkisahkan dosanya menjadi sesuatu yang sangat menarik, dia sedang berdosa bahkan melakukan dosa double. Meski begitu, waktu kau melakukan sesuatu yang benar juga tak perlu kau bangga-banggakan dalam kesaksianmu. Kata Kongfuzu, “Jalankan semua hal dengan adil, benar, dan sopan. Utarakan apa yang kau kerjakan dengan sungguh-sungguh rendah hati, barulah kau disebut gentleman”.
Saya kira kalimat-kalimat ini sangat agung dan penting bagi kita sebagai orang Kristen. Karena ada kalanya kita yang berada di lingkungan Kristen tidak mementingkan pembentukan karakter. Bahkan ada banyak pendeta yang karakternya tak keruan. Mana mungkin dia membina karakter jemaatnya? Saat jemaat bersaksi, asal kesaksiannya disukai orang, menarik orang datang, persembahan bertambah banyak, dia sudah senang. Kita tidak boleh begitu, kita harus melakukan semuanya dengan baik, sejalan dengan firman Tuhan. Terlebih orang non-Kristen pun sudah punya ajaran yang begitu agung.
Saya akan menutup kuliah ini dengan kisah Madame Sousatzka, seorang guru piano yang tak banyak bicara dan sangat disiplin. Suatu kali dia mendapatkan seorang murid, pemuda berumur + 17 tahun yang berasal dari keluarga miskin tapi sangat tampan, genius, dan berbakat. Maka selain merasa senang sekali, dia juga sangat mencintai murid itu dan mendisiplinnya dengan ketat, membuatnya mencapai kemajuannya yang sangat pesat. Tapi kemudian terjadi satu masalah karena tujuan orang tuanya membiayai kursus piano anaknya adalah mengharapkan anaknya bisa cepat-cepat cari uang. Terlebih saat menyaksikan anaknya sudah begitu pintar main piano, tapi nyatanya si guru tak kunjung memberi kesempatan kepada anak mereka untuk mengadakan konser. Mereka mulai merasa jengkel terhadap guru anaknya, bahkan curiga kalau-kalau sang guru punya problem psikologikal: takut muridnya lebih terkenal darinya. Mereka bertingkah laku apa yang Kongfuzu gambarkan: yi xiao ren zhi xin du jun zi zhi fu; 以小人之心度君子之腹;menilai gentleman dengan hati small man. Sudah barang tentu guru itu tak tahu apa yang orang tua muridnya pikirkan. Dia tetap mendidik anak itu dengan ketat sambil berkata kepadanya: “Kau belum boleh tampil di konser.” “Sampai kapan?” “Pokoknya sekarang ini belum boleh”. Dan dia tak pernah memberitahu apa alasannya sehingga pemuda yang di mata orang sudah begitu hebat itu tidak boleh mengadakan konser. Memang jarang ada orang tua yang mengerti maksud hati guru. Kebanyakan orang tua hanya merasa guru ini menekan, menganiaya anak mereka, dan menaruh simpati pada si anak. Orang tua pemuda itu sangat jengkel dengan guru anaknya dan si guru juga merasa kecewa karena sebenarnya dia menaruh harapan besar pada si pemuda. Dia ingin menjadikannya pianis no. 1 yang menggemparkan dunia, tapi ternyata orang tua pemuda itu malah mencaci maki dirinya. Di luar pengetahuan gurunya, orang tua pemuda itu menandatangani kontrak dengan orang yang mau mengadakan konser bagi anak mereka. Karena orang itu pernah menyaksikan anak mereka dapat memainkan piano dengan sangat memukau dan merayunya: “Gurumu tidak baik, dia menghalangi masa depanmu. Ikut kami saja, maka kau akan punya masa depan yang gemilang, jadi pianis terkenal”. Karena puji rayunya, si pemuda lupa daratan dan setuju menandatangani kontrak memainkan concerto yang sulit sekali. Lalu orang itu membuat publikasi besar-besaran. Banyak orang tertarik untuk datang ke konser itu, tiketnya laku keras, inilah cara bisnis.
Pemuda itu membayangkan kalau saja guruku yang mengadakan konser bagiku, mana mungkin dia membuat publikasi yang begitu besar? Maka nama gurunya tak dicantumkan dalam publikasi itu. Memang, pemuda yang pintar selalu lupa akan gurunya. Apalagi saat dijanjikan menerima sekian puluh persen dari hasil penjualan tiket konsernya. Orang tuanya pun sempat berpikir, inilah saatnya kami mulai bisa menikmati hidup. Karena dulu sebagian besar penghasilan mereka dipakai untuk membiayai kursus piano anak mereka. Pemuda itu memberikan tiket yang paling mahal pada gurunya. Bukan menginginkan gurunya datang menonton, hanya ingin ‘menyadarkan’ gurunya: “Kau salah. Sekarang aku sudah punya hari depan”. Gurunya melihat tiket dan menangis. Kalau saja dia tahu gurunya menangis, pasti pikirnya: “Sekarang kau menyesal, bukan?” Manusia selalu begitu. Maka hari ini waktu kita membahas gentleman and small man, saya ingin kalian belajar sesuatu dari kisah yang penting ini. Saat hari ‘H’-nya, sebenarnya sang guru tak ingin menghadiri konser yang telah merusak rencana yang selama ini dia pendam dan tak diutarakan pada siapapun. Hari itu si murid mengenakan jas yang bagus. Dia memang pintar sekali main piano tapi tak punya pengalaman konser. Setelah dia memainkan movement pertama, orang bertepuk tangan riuh karena dia memang memainkan piano dengan begitu piawai. Sampai waktu dia mainkan movement terakhir, gurunya datang untuk menyaksikan bagaimana akhir dari konser itu. Tapi karena sudah terlambat dia bukan masuk dari pintu depan melainkan ke samping panggung dan melihat muridnya main dengan sangat bagus, tapi sampai di bagian yang terpenting, pemuda itu mendadak stop karena lupa. Sementara orkestra yang mengiringinya terus berjalan. Kesalahan yang sangat fatal. Pemuda itu mulai gelisah, ingin coba masuk tapi tak bisa. Audience mulai ngomel: “Konser apaan nih, masakan dia berhenti?” Sang guru sedih sekali, kenangan lamanya muncul. Ternyata, waktu dia muda, dia juga pernah mengalami hal yang sama. Seumur hidupnya tak bisa menjadi musikus; seumur hidupnya hancur hanya karena konser yang diadakan saat dirinya masih kurang matang. Maka dia memutuskan untuk melatih muridnya sampai matang, jadi pianis terbaik di dunia, tak mengulang pengalamannya yang buruk. Niatnya untuk membuat muridnya betul-betul sukses, tak mengulang kesalahannya adalah jiwa seorang gentleman. Sayang, si murid dan orang tuanya tak mengerti. Dan akhirnya pemuda itu berkeringat dingin, frustrasi, karena tak bisa melanjutkan permainannya. Konser itu bubar dengan caci makian penonton. Dan mulai hari itu, dia bukan saja tak mungkin lagi mengadakan konser apapun, bahkan malu bertemu dengan gurunya karena rencananya jadi musikus hancur berantakan. Maka jangan lupa, untuk menjadi orang agung perlu menunggu dengan tekun. Banyak orang yang gagal karena terbuai atau terlalu cepat puas akan keberhasilannya sesaat. Maka pesan saya: “A gentleman should wait, should be patient, because it takes time for you to be mature. Jangan terburu-buru”.Gentleman and Small Man - Pdt. Dr. Stephen Tong.