ALLAH TUNGGAL SECARA MUTLAK (UNITARIANISME)

Pdt. Budi Asali, M. Div.

I) Apa yang disebut Unitarianisme?
ALLAH TUNGGAL SECARA MUTLAK (UNITARIANISME)
gadget, education, insurance
Sebetulnya istilah Unitarianisme berarti ajaran yang mempercayai bahwa Allah itu tunggal secara mutlak. Dalam arti ini, Yudaisme / agama Yahudi, Saksi Yehuwa, dan bahkan Islam, termasuk dalam Unitarianisme.

Tetapi yang ingin saya bicarakan di sini adalah suatu kelompok Unitarianisme tertentu, yang baru-baru ini muncul, dan sangat agresif. Pusatnya di kota Semarang. Ketua Sinodenya bernama Tjahyadi Nugroho. 2 orang mereka menjadi penulis buku:

1) Ellen Kristi, anak perempuan dari Tjahyadi Nugroho, menulis buku berjudul ‘Bukan Allah tapi Tuhan’.

2) Frans Donald, menulis buku-buku berjudul:

· ‘Allah menurut Alkitab dan Al-Quran’.

· ‘Kasus besar yang keliru’.

Saya sudah berdebat 9 x dengan kelompok ini, dan sekarang perdebatannya dilakukan dalam 2 jalur. Yang satu lagi melalui internet.

II) Bagaimana ajaran mereka?

Terus terang, saya belum mengetahui seluruh kepercayaan mereka. Yang saya berikan hanyalah yang saya ketahui tentang kepercayaan mereka.

Kelompok ini mempunyai kepercayaan sebagai berikut:

1) Yesus bukan Allah, tetapi malaikat, yang diciptakan oleh Allah / Bapa. Dan Yesus adalah pribadi yang terpisah total dari Bapa.

2) Roh Kudus bukan Allah, bukan pribadi, tetapi hanya kekuatan / tenaga dari Allah.

3) Allah Tritunggal tidak ada. Allah itu tunggal secara mutlak, yaitu Bapa saja.

Sampai sini, ajaran mereka sangat mirip dengan Saksi Yehuwa. Tetapi ajaran mereka yang lain di bawah ini, membedakan mereka dengan Saksi Yehuwa.

4) Mereka mempercayai bahwa keselamatan bisa didapatkan oleh siapa saja asalkan orangnya jujur dan tulus dalam mencari Allah. Biarpun orang itu sesat / salah dalam kepercayaannya, asal ia tulus dan jujur, ia selamat.

5) Mereka menerima baik Alkitab maupun Al-Quran.

6) Mereka menganggap agama Yahudi sebagai dasar dan panutan.

III) Argumentasi mereka / Unitarianisme dan cara memecahkannya.

1) Penggunaan ayat-ayat yang menunjukkan ketunggalan Allah.

Misalnya:

a) Ulangan 6:4 - “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”.

b) Ulangan 4:35 - “Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa TUHANlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia”.

c) Yesaya 45:5-6 - “(5) Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, (6) supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain”.

d) Yohanes 17:3 - “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, SATU-SATUNYA Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”.

Jawaban:

1. Kristen percaya pada ayat-ayat ini, karena kalau tidak, tidak akan muncul doktrin Allah TriTUNGGAL, tetapi akan muncul Tritheisme (kepercayaan pada 3 Allah).

2. Ayat-ayat yang menekankan ketunggalan Allah dalam Kitab Suci dimaksudkan bukan untuk menentang keilahian Kristus ataupun doktrin Allah Tritunggal, tetapi untuk menentang polytheisme (kepercayaan pada banyak Allah / dewa), yang pada saat itu sangat banyak terdapat (boleh dikatakan pada saat itu semua agama lain menganut polytheisme).

3. Sekalipun Kristen mempercayai Yesus dan Roh Kudus juga adalah Allah, tetapi Kristen tidak mempercayai 3 Allah, tetapi hanya 1 Allah, karena Bapa, Anak, dan Roh Kudus dipercaya mempunyai hanya 1 hakekat. Jadi, kepercayaan Kristen tidak bertentangan dengan ayat-ayat di atas yang menekankan hanya ada satu Allah saja.

2) Penggunaan ayat-ayat yang menekankan kemanusiaan Yesus, atau yang menekankan Yesus sebagai Pengantara, yang mereka pakai untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Allah.

Contoh:

a) Matius 24:36 - “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.’”.

b) Yohanes 14:28 - “Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada BapaKu, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku”.

Jawab:

Ada banyak ayat yang menunjukkan keilahian Kristus, dan ada banyak ayat yang menunjukkan kemanusiaan Kristus. Kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Kristus untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah manusia, dan kita juga tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kema­nusiaan Kristus untuk membuktikan bahwa Ia bukanlah Allah!

Illustrasi: Saya adalah seorang pendeta, tetapi pada saat yang sama saya juga adalah seorang olahragawan. Kadang-kadang saya memakai toga dan memimpin Perjamuan Kudus, sehingga saya terlihat sebagai pendeta. Tetapi kadang-kadang saya memakai celana pendek, kaos, dan sepatu olah raga, sehingga saya terlihat sebagai olahragawan. Tidak ada orang yang pada waktu melihat saya memakai toga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan olahragawan, dan sebaliknya, waktu melihat saya memakai pakaian olah raga, menganggap itu sebagai bukti bahwa saya bukan pendeta!

Analoginya, karena Yesus adalah Allah dan manusia, maka kita tidak boleh menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan manusia, atau menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan kemanusiaan Yesus untuk membuktikan bahwa Ia bukan Allah!

3) Penggunaan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Yesus berbeda dengan Allah / Bapa, dan mereka pakai untuk menentang kesatuan Yesus dengan Bapa, seperti yang dipercaya oleh orang-orang kristen.

Jawab:

Kristen percaya bahwa Yesus bukan Bapa, dan Bapa bukan Yesus. Yesus berbeda dengan Bapa, dalam pribadinya, tetapi Yesus satu dengan Bapa, dalam hakekatnya.

Tanpa perbedaan Yesus dengan Bapa, dan juga dengan Roh Kudus, maka Kristen tidak akan mempercayai doktrin Allah TRItunggal.

4) Mereka mengatakan bahwa Yesus tak pernah mengaku diri sebagai Allah. Yesus selalu mengatakan diri-Nya adalah Anak Allah.

Jawab:

a) Kita tidak membangun kepercayaan / pengajaran hanya berdasarkan kata-kata Yesus saja, tetapi dari seluruh Kitab Suci. Dan dalam ayat-ayat lain, yang bukan diucapkan oleh Yesus sendiri, ada banyak ayat yang menyatakan Yesus sebagai Allah. Ayat-ayat itu akan saya berikan nanti.

b) Yesus memang mengaku diri sebagai Anak Allah. Tetapi apa arti istilah itu?

Pengakuan Yesus bahwa Ia adalah Anak Allah berarti Ia menyetarakan diri dengan Allah.

Bandingkan dengan:

· Yohanes 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah”.

· Yohanes 10:30-36 - “(30) Aku dan Bapa adalah satu.’ (31) Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. (32) Kata Yesus kepada mereka: ‘Banyak pekerjaan baik yang berasal dari BapaKu yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?’ (33) Jawab orang-orang Yahudi itu: ‘Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah.’ (34) Kata Yesus kepada mereka: ‘Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? (35) Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah--sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan--, (36) masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutusNya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?”.

· Matius 14:33 - “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah.’”.

· Yohanes 19:7 - “Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: ‘Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diriNya sebagai Anak Allah.’”. Bdk. Mat 26:63-66.

5) Penggunaan ayat-ayat sukar yang seolah-olah menunjukkan Yesus bukan Allah, Yesus dicipta dan sebagainya.

Contoh:

Wahyu 3:14 - “‘Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah”.

Kata-kata yang saya garis bawahi mereka tafsirkan bahwa Yesus adalah ciptaan pertama dari Allah.

Jawab:

Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan ‘permulaan’ adalah ARCHE. Kata ARCHE ini mempunyai banyak arti seperti:

· beginning (= permulaan / mulanya). Arti ini diambil dalam Yohanes 1:1.

· ruler / chief (= pemerintah / kepala).

· origin (= asal usul).

· source (= sumber).

Bagian ini tidak boleh diartikan bahwa Yesus adalah ciptaan pertama, karena ini berarti Yesus bukan Allah, dan ini akan bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci yang lain.

Kita bisa mengambil arti ke 2, yaitu ruler / chief, seperti terjemahan NIV. NIV menterjemahkan Wah 3:14 - the ruler of God’s creation (= pemerintah / kepala dari ciptaan Allah). Terjemahan ini tidak menunjukkan Yesus sebagai ciptaan dari Allah, tetapi sebagai pemerintah / kepala dari ciptaan Allah!

Atau bisa juga kita mengambil arti ke 3 atau ke 4. Dengan demiki­an Wahyu 3:14 ini menunjukkan Yesus sebagai ‘sumber’ dari ciptaan Allah, atau ‘asal mula’ dari ciptaan Allah. Jadi, Allah mencipta segala sesuatu melalui Yesus (bdk. Yohanes 1:3 Ibr 1:2b), dan dengan demikian Wah 3:14 ini tidak menunjukkan Yesus sebagai ciptaan Allah, tetapi sebaliknya, sebagai Pencipta!

6) Penggunaan ayat-ayat yang menunjukkan Yesus sebagai malaikat.

Contoh:

Mal 3:1 - “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam”.

Jawab:

Ini tidak jadi masalah, karena kata ‘malaikat’ diterjemahkan dari kata Ibrani MALAKH, yang bisa berarti ‘malaikat’, maupun ’utusan’.

IV) Serangan untuk hancurkan mereka.

1) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu seorang diri.

Yesaya 44:24 - “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; ‘Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi--siapakah yang mendampingi Aku?”. Bdk. Ayub 9:4a,8 Maz 136:1-9

Mereka berkata bahwa Yesus adalah ciptaan pertama dari Bapa, dan lalu melalui Yesus Bapa menciptakan segala sesuatu yang lain. Itu jelas bertentangan dengan ayat ini, yang mengatakan bahwa Bapa menciptakan segala sesuatu sendirian.

Tetapi ayat ini tidak bertentangan dengan ajaran Kristen, karena dalam Kristen sekalipun dipercaya bahwa Yesus juga adalah Pencipta, tetapi juga dipercaya bahwa Yesus dan Bapa adalah satu.

2) Ayat-ayat yang menunjukkan kekekalan Yesus.

a) Wahyu 1:7-8,17-18 - “(7) Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. (8) ‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’ ... (17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kakiNya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kananNya di atasku, lalu berkata: ‘Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (18) dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut”.

Catatan:

· Dengan melihat pada Wahyu 1:7, terlihat bahwa Wahyu 1:8 berbicara tentang Yesus. Dan Wahyu 1:17-18 jelas sekali berbicara tentang Yesus, karena adanya kata-kata ‘telah mati, namun lihatlah, Aku hidup’.

· Kata-kata ‘Yang Awal’ dalam Wahyu 1:17 seharusnya adalah ‘Yang Pertama’.

b) Wahyu 2:8 - “‘Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali”.

Catatan: Kata-kata ‘Yang Awal’ di sini seharusnya juga adalah ‘Yang Pertama’.

c) Wahyu 22:12-13 - “(12) ‘Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upahKu untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. (13) Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.’”.

Catatan: kata-kata ‘Yang Terkemudian’ dalam Wah 22:13 ini seharusnya adalah ‘Yang Akhir’.

Perhatikan bahwa:

1. Wah 1:8 dan Wah 22:13 menyebut Yesus sebagai ‘Alfa dan Omega’ (huruf pertama dan terakhir dalam abjad Yunani). Kalau Yesus memang adalah ciptaan pertama dari Bapa, maka Ia seharusnya disebut sebagai ‘Beta dan Omega’ (Catatan: Beta adalah huruf kedua dalam abjad Yunani).

2. Wahyu 22:13 mengatakan bahwa Ia adalah ‘Yang Awal dan Yang Akhir’. Kalau Yesus adalah ciptaan pertama dari Bapa, Ia tidak bisa disebut sebagai ‘Yang Awal’.

3. Wahyu 1:17, Wahyu 2:8 dan Wahyu 22:13 mengatakan bahwa Yesus adalah ‘Yang pertama dan Yang Akhir’. Kalau Yesus adalah ciptaan pertama dari Bapa, Ia seharusnya disebut sebagai ‘Yang kedua dan Yang Akhir’.

3) Ayat yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Yahweh, tetapi ayat lain mengatakan bahwa hanya Allah yang bernama YAHWEH. Jadi, nama Yahweh tidak diberikan kepada yang lain.

Yeremia 23:5-6 - “(5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN--keadilan kita”.

Mazmur 83:19 - “supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi”.

4) Dalam Kitab Suci ada banyak ayat yang menunjukkan adanya kejamakan dalam diri Allah.

a) Kata ganti orang bentuk jamak.

Contoh:

· Kejadian 1:26 - “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’”.

· Yes 6:8a - “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’”. Ini salah terjemahan.

NASB: “Whom shall I send and who will go for Us?” (= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang mau pergi untuk Kami?).

b) Kata kerja dalam bentuk jamak.

Contoh:

· Kejadian 20:13 - “Ketika Allah menyuruh aku mengembara keluar dari rumah ayahku, berkatalah aku kepada isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku, yakni: katakanlah tentang aku di tiap-tiap tempat di mana kita tiba: Ia saudaraku.’”.

Kata-kata ‘menyuruh aku mengembara’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.

· Kejadian 35:7 - “Didirikannyalah mezbah di situ, dan dinamainyalah tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ, ketika ia lari terhadap kakaknya.

Kata ‘menyatakan’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.

· 2Samuel 7:23 - “Dan bangsa manakah di bumi seperti umatMu Israel, yang Allahnya pergi membebaskannya menjadi umatNya, untuk mendapat nama bagiNya dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat bagi mereka, dan dengan menghalau bangsa-bangsa dan para allah mereka dari depan umatNya?”.

Kata ‘pergi’ dalam bahasa Ibraninya adalah kata kerja bentuk jamak.

· Mazmur 58:12 - “Dan orang akan berkata: ‘Sesungguhnya ada pahala bagi orang benar, sesungguhnya ada Allah yang memberi keadilan di bumi.’”.

Kata-kata ‘memberi keadilan’ dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak (sebetulnya ini bukan kata kerja tetapi parti­ciple).

Padahal dalam ayat-ayat di atas ini, subyeknya adalah kata ‘ELOHIM’ yang digunakan untuk menyatakan Allah yang esa.

c) Kata-kata bentuk jamak lainnya seperti dalam:

· Pkh 12:1a - “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu”.

Kata ‘pencipta’, dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk jamak, sehingga seharusnya terjemahan­nya adalah ‘creators’ (= pencipta-pencipta).

· Mazmur 149:2 - “Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!”.

Kata-kata ‘yang menjadikannya’, dalam bahasa Ibrani­nya ada dalam bentuk jamak.

· Yosua 24:19 - “Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: ‘Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu”.

Dalam bahasa Ibraninya, kata ‘kudus’ ada dalam bentuk jamak, tetapi kata ‘cemburu’ ada dalam bentuk tunggal.

Jadi, kalau dalam Yesaya 6:8 digunakan kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk menunjuk kepada Allah, maka di sini digunakan kata sifat bentuk tunggal dan jamak terhadap diri Allah.

5) Ayat-ayat yang menunjukkan keilahian Yesus.

1. Yesaya 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”.

2. Yohanes 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”.

3. Yoh 1:18 - “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya”.

Yohanes 1:18 (TDB): “satu-satunya allah yang diperanakkan”.

Catatan: TDB adalah Kitab Suci Saksi Yehuwa. Menurut saya, dalam ayat ini mereka memberikan terjemahan yang paling benar.

4. Yohanes 20:28 - “Tomas menjawab Dia: ‘Ya Tuhanku dan Allahku!’”.

5. Kisah Para Rasul 20:28 - “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri”.

Catatan: kata ‘Anak’ seharusnya tidak ada.

Jadi kata ‘Nya’ menunjuk kepada kata ‘Allah’, tetapi pada saat yang sama pasti menunjuk kepada Yesus, karena adanya kata ‘darah’. Jadi, ayat ini menyatakan Yesus sebagai Allah.

6. Roma 9:5 - “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”.

Kata ‘Ia’ jelas menunjuk kepada ‘Mesias’ / Yesus. Jadi ayat ini menunjukkan Yesus sebagai Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.

7. Fil 2:5b-7 - “(5b) ... Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.

8. Titus 2:13 - “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan (Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita) Yesus Kristus”.

Catatan: tanda kurung dari saya.

9. Ibrani 1:8 - “Tetapi tentang (kepada) Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran”.

Kata ‘tentang’ seharusnya adalah ‘kepada’ seperti dalam KJV.

10. 2Petrus 1:1 - “Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus”.

11. 1Yohanes 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.

12. Wahyu 1:8 - “‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’”.

Kalau saudara menghadapi Saksi-Saksi Yehuwa atau Unitarian, maka saudara akan melihat bahwa hampir semua ayat-ayat ini atau diubah terjemahannya atau ditafsirkan seenak mereka.

Misalnya:

a) Yohanes 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”.

Bagian yang saya garis bawahi mereka ubah menjadi ‘Firman itu ilahi / bersifat ilahi’ (Unitarian), atau ‘Firman itu adalah suatu allah’ (Saksi Yehuwa).

b) Fil 2:5-7 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.

KJV: ‘(5) Let this mind be in you, which was also in Christ Jesus: (6) Who, being in the form of God, thought it not robbery to be equal with God: (7) But made himself of no reputation, and took upon him the form of a servant, and was made in the likeness of men’ (= ).

Baik Unitarian maupun Saksi Yehuwa menafsirkan bahwa ayat ini artinya adalah: Yesus tidak memikirkan untuk merampok kesetaraan dengan Allah itu.

c) Mazmur 45:7 - “Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran”.

Bdk. Ibrani 1:8 - “Tetapi tentang (kepada) Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran”.

Ibr 1:8 mengutip dari Maz 45:7. Tetapi dalam Kitab Suci Indonesia, terjemahan yang benar seharusnya adalah Ibrani 1:8, tetapi mereka mengatakan Mazmur 45:7 itulah yang benar. Padahal, dilihat dari bahasa Ibraninya, Maz 45:7 itu sama sekali tidak mungkin diterjemahkan demikian. Juga tidak ada Kitab Suci bahasa Inggris yang menterjemahkan seperti itu.

KJV: ‘Thy throne, O God’ (= ).

RSV: ‘Your divine throne’ (= ). Ini sebetulnya terjemahannya juga ngawur, tetapi tetap beda dengan Kitab Suci Indonesia.

NIV: ‘Your throne, O God’ (= ).

NASB: ‘Thy throne, O God’ (= ).

d) 1Yohanes 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.

Orang yang waras tentu akan mengartikan bahwa kata ‘Dia’ yang saya garis bawahi itu menunjuk kepada orang terakhir yang dibicarakan dalam kalimat sebelumnya, yaitu ‘Yesus Kristus’. Tetapi mereka mengatakan bahwa kata ‘Dia’ menunjuk kepada Bapa!

e) Roma 9:5 - “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”.

Kata ‘Ia’ jelas menunjuk kepada ‘Mesias’, tetapi mereka mengatakan kata ‘Ia’ menunjuk kepada Bapa.

f) Wahyu 1:8 - “‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’”.

Kalau kita melihat kontextnya, maka ayat-ayat sebelum dan sesudah Wah 1:8 ini membicarakan tentang Yesus.


Wahyu 1:7-8 - “(7) Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. (8) ‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’”.

Dan ay 9-20 menunjukkan bahwa rasul Yohanes mendapat penglihatan tentang Yesus.

Jadi, mestinya dalam ay 8 ini yang berbicara adalah Yesus. Tetapi mereka menafsirkan bahwa dalam ayat ini yang berbicara adalah Bapa.

g) Yesaya 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”.

Saksi Yehuwa mengatakan bahwa istilah ‘Allah yang perkasa’ berbeda dengan istilah ‘Allah yang maha kuasa’ (bdk. Kejadian 17:1). Yang pertama menunjuk kepada Yesus (hanya allah kecil); sedangkan yang kedua menunjuk kepada Bapa / YAHWEH.

Jawab: ini tidak mungkin, karena dalam Yesaya 10:21, istilah yang persis sama muncul lagi, dan digunakan terhadap Bapa.

Yes 10:21 - “Suatu sisa akan kembali, sisa Yakub akan bertobat di hadapan Allah yang perkasa”. 

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America

-AMIN-
Next Post Previous Post