Calvinisme VS Arminianisme: Kitab Kehidupan

Pdt.Budi Asali, M.Div.

Yesaya 4:3 - “Dan orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup”.
Calvinisme VS Arminianisme: Kitab Kehidupan
gadget, education, insurance
Daniel 12:1 - “‘Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu”.

Lukas 10:20 - “Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.’”.

Filipi 4:3 - “Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan”.

Ibrani 12:23 - “dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna”.

Wahyu 20:12,15 - “(12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. ... (15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.

Wahyu 21:27 - “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu”.

Wahyu 17:8 - “Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi”.

Wahyu 13:8 - “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih”.

Mazmur 69:29 - “Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!”.

Keluaran 32:31-33 - “Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. (32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’ (33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Siapa yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitabKu”.

Wahyu 22:19 - “Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini”.

KJV: ‘God shall take away his part out of the book of life, and out of the holy city, and from the things which are written in this book’ (= Allah akan mengambil bagiannya dari kitab kehidupan, dan dari kota kudus, dan dari hal-hal yang dituliskan dalam kitab ini).

RSV: ‘God will take away his share in the tree of life and in the holy city, which are described in this book’ (= Allah akan mengambil bagiannya dalam pohon kehidupan dan dalam kota kudus, yang digambarkan dalam kitab ini).

Hanya NKJV yang menterjemahkan seperti KJV, sedangkan NIV/NASB/ASV menterjemahkan seperti RSV.

Wah 3:5 - “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para malaikatNya”.

I) Pandangan Arminian tentang Kitab Kehidupan.

Pdt. Jusuf B. S.: “Buku kehidupan adalah catatan dari orang-orang percaya yang masuk Surga, termasuk segala pahalanya, yang ditulis Allah. Buku ini tidak berbentuk seperti buku catatan kita, juga bukan seperti disket-disket komputer, tetapi jauh lebih canggih yaitu suatu catatan dengan cara Illahi yang sempurna, tidak bisa salah / hilang dan betul-betul tercatat dengan rapi, teliti, langkah (?) dan betul” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 55.

Pdt. Jusuf B. S.: “Di mana terdapat buku ini? Terletak di hadapan hadirat Tuhan, itu berarti ada di dalam Surga” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 56.

Kelihatannya dia percaya bahwa betul-betul ada catatan seperti itu, sekalipun bentuknya tidak ia ketahui. Pertanyaannya: apakah Allah yang maha tahu itu membutuhkan catatan dalam bentuk apapun?

Pdt. Jusuf B. S.: “Buku Kehidupan bukanlah catatan dari nama-nama orang yang pernah lahir dan hidup di dunia. Tetapi setiap orang yang percaya, yang mengakui nama Yesus, ia selamat dan menjadi putra Allah, baru namanya ditulis di dalam buku hayat” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 60.

Jadi ia percaya bahwa penulisan nama dalam kitab kehidupan itu baru dilakukan pada saat orangnya percaya kepada Yesus.

Pdt. Jusuf B. S.: “Nama di dalam Buku Kehidupan masih dapat dihapus! Selama kita hidup di dunia ini, masih dapat terjadi perubahan. Bukan satu kali selamat tetap selamat. Sebab itu Tuhan menyuruh kita memelihara keselamatan itu dengan hati-hati” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 63.

Pdt. Jusuf B. S.: “Dalam Kel 32:33 nama-nama orang Israel akan dihapus dari dalam Buku Kehidupan oleh sebab dosa-dosanya. Tuhan tidak akan mengancam atau menindak dengan sesuatu dusta atau omong kosong. Sebab itu penghapusan nama dari Buku Kehidupan itu ada, bisa terjadi! Musa memintakan ampun sehingga hal itu ditunda” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 64.

Ia percaya bahwa nama seseorang bisa dihapuskan dari kitab kehidupan. Dengan kata lain orang itu kehilangan keselamatannya.

II) Pandangan Reformed / Calvinis tentang kitab kehidupan.

1) Memang benar bahwa kitab kehidupan mencatat nama-nama orang yang percaya kepada Yesus dan diselamatkan.

a) Lukas 10:20 - “Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.’”.

Adam Clarke (tentang Lukas 10:20): “‘Because your names are written in heaven.’ This form of speech is taken from the ancient custom of writing the names of all the citizens in a public register, that the several families might be known, and the inheritances properly preserved. This custom is still observed even in these kingdoms, though not particularly noticed. Every child that is born in the land is ordered to be registered, with the names of its parents, and the time when born, baptized, or registered; and this register is generally kept in the parish church, or in some public place of safety. Such a register as this is called in Phil 4:3; Rev 3:5, etc., the book of life, i.e. the book or register where the persons were enrolled as they came into life. It appears also probable, that when any person died, or behaved improperly, his name was sought out and erased from the book, to prevent any confusion that might happen in consequence of improper persons laying claim to an estate, and to cut off the unworthy from the rights and privileges of the peaceable, upright citizens. To this custom of blotting the names of deceased and disorderly persons out of the public registers, there appear to be allusions, Ex 32:32, where see the note; and Rev 3:5; Deut 9:14; 25:19; 29:20; 2 Kings 14:27; Ps 69:28; 109:13, and in other places” (= ‘Karena namamu ada terdaftar di sorga’. Bentuk ucapan ini diambil dari kebiasaan kuno tentang penulisan nama dari semua warga negara dalam suatu catatan umum, supaya berapa keluarga bisa diketahui, dan warisan-warisan dijaga / dipelihara dengan benar. Kebiasaan ini tetap dijalankan bahkan dalam kerajaan-kerajaan ini, sekalipun tidak diperhatikan secara khusus. Setiap anak yang dilahirkan dalam negeri itu diperintahkan untuk dicatat, bersama dengan nama dari orang tuanya, dan saat dilahirkan, dibaptis, atau dicatat; dan catatan ini biasanya disimpan di gereja wilayah, atau di suatu tempat umum yang aman. Catatan seperti ini disebut / dinamakan dalam Fil 4:3; Wah 3:5, dsb, ‘kitab kehidupan’, yaitu kitab atau catatan dimana orang-orang didaftarkan pada waktu mereka lahir. Kelihatannya juga memungkinkan, bahwa pada waktu siapapun mati, atau berkelakuan secara tidak benar, namanya dicari dan dihapuskan dari kitab itu, untuk mencegah kebingungan yang bisa / mungkin terjadi sebagai akibat dari adanya orang-orang yang tidak benar yang mengclaim suatu tanah milik, dan untuk membuang orang-orang yang tidak layak dari hak-hak dari warga negara yang suka damai dan jujur. Terhadap kebiasaan penghapusan nama dari orang-orang mati dan melanggar peraturan dari catatan umum inilah muncul kiasan-kiasan, Kel 32:32, dimana lihat catatan; dan Wahyu 3:5; Ul 9:14; 25:19; 29:20; 2Raja 14:27; Mazmur 69:29; 109:13, dan di tempat-tempat lain).

Lenski (tentang Lukas 10:20): “‘Nevertheless’ means that, although all this is true as just stated by Jesus, and although all this affords much cause for joy to the Seventy, not in this are they to go on rejoicing, ‘that the demons are submitting to you.’ Why not rejoice in this? Because it would be dangerous. Matt. 7:22 shows that one may even prophesy, cast out devils, and do wonderful things and yet be lost. It is not the exercise of some charism that saves but this fact that our names are written in the book of life. Casting out ever so many devils does not insure our own escape from the devil. This joy may lead to pride, to false notions of merit, and to other dangers to ourselves. ... We are not to rejoice at all over our ability to conquer demons. That is something outside of us, something that is really not done by us but by Jesus, in which we are only his tools. We are to go on rejoicing in something that is, indeed, personal to ourselves and not as having been done by us but as having been done for us. ... Our constant and abiding joy (durative present imperative) is in this ‘that our names have been enrolled in heaven,’ the perfect denoting that they now stand so enrolled. Note well the passive: God enrolled them, this he did for us. The figure may be taken from the genealogical records that were kept by the Jews, in which only their people’s names were entered. To get the force of the expression compare the passages on blotting out (negative) and on being written in (positive): Exod. 32:32; Ps. 69:28; Isa. 4:3; Phil. 4:3; Dan. 12:1; Rev. 3:5; 13:8; 20:12; 21:27. To be enrolled in the heavens means to be justified by God and to be accepted by him as one of his children; and to be permanently so enrolled means that we are among the number of the elect. The book of life is Christ, in whom all are written who are brought to faith by his gospel. ... Our joy over being written in this book is to increase until in heaven itself we see our names written there. To have our names thus written is the greatest victory over Satan” (= ‘Namun demikian’ berarti bahwa, sekalipun semua ini adalah benar seperti yang baru dinyatakan oleh Yesus, dan sekalipun semua ini menghasilkan / memberikan banyak penyebab untuk sukacita bagi ke 70 murid itu, bukan dalam hal ini mereka terus bersukacita, ‘bahwa roh-roh jahat tunduk kepadamu’. Mengapa tidak bersukacita dalam hal ini? Karena itu berbahaya. Mat 7:22 menunjukkan bahwa seseorang bahkan bisa bernubuat, mengusir setan-setan, dan melakukan hal-hal yang ajaib, tetapi tetap terhilang. Bukanlah pelaksanaan dari kharisma / karunia yang menyelamatkan tetapi fakta ini bahwa nama-nama kita ditulis dalam kitab kehidupan. Mengusir begitu banyak setan tidak menjamin kelolosan kita sendiri dari setan. Sukacita ini bisa membimbing pada kesombongan, pada dugaan / pikiran yang salah tentang jasa / kebaikan, dan pada bahaya-bahaya lain bagi diri kita sendiri. ... Kita tidak boleh bersukacita sama sekali atas kemampuan kita untuk mengalahkan roh-roh jahat. Ini adalah sesuatu di luar kita, sesuatu yang sebetulnya bukan dilakukan oleh kita tetapi oleh Yesus, dalam mana kita hanyalah merupakan alat-alatNya. Kita harus terus bersukacita dalam sesuatu yang memang bersifat pribadi bagi kita sendiri, dan bukan telah dilakukan oleh kita tetapi yang telah dilakukan bagi / untuk kita. ... Sukacita kita yang konstan dan menetap (kata perintah bentuk present yang terus menerus) adalah dalam hal ini ‘bahwa nama-nama kita telah terdaftar di surga’, bentuk perfect tense menunjukkan bahwa mereka sekarang tetap terdaftar seperti itu. Perhatikan dengan baik bentuk pasifnya: Allah mendaftar mereka, ini Ia lakukan bagi / untuk kita. Gambaran ini mungkin diambil dari catatan silsilah yang dipelihara oleh orang-orang Yahudi, dalam mana hanya nama-nama bangsa mereka dimasukkan. Untuk mendapatkan kekuatan dari ungkapan ini bandingkan text-text tentang penghapusan (negatif) dan tentang penulisan dalam (positif): Kel 32:32; Maz 69:29; Yes 4:3; Fil 4:3; Dan 12:1; Wah 3:5; 13:8; 20:12; 21:27. Dicatat di surga berarti dibenarkan oleh Allah dan diterima olehNya sebagai salah satu anak-anakNya; dan didaftarkan seperti itu secara permanen berarti bahwa kita ada di antara jumlah / bilangan dari orang-orang pilihan. Kitab kehidupan adalah Kristus, dalam siapa semua ditulis yang dibawa kepada iman oleh InjilNya. ... Sukacita kita tentang ditulisnya dalam kitab ini harus meningkat sampai di surga sendiri kita melihat nama-nama kita ditulis di sana. Mempunyai nama-nama kita ditulis seperti itu merupakan kemenangan terbesar atas Iblis).

Matius 7:22-23 - “(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.

Catatan: sederetan ayat-ayat yang banyak itu sudah dibaca pada awal khotbah.

Hendriksen mengatakan bahwa Yesus bukannya memaksudkan bahwa para murid itu salah pada waktu mereka bersukacita karena setan-setan tunduk kepada mereka. Apa yang dimaksudkan oleh Yesus adalah bahwa hal itu merupakan sesuatu yang tidak berarti bila dibandingkan dengan fakta bahwa nama mereka tercatat di surga.

Mengapa demikian? Karena pengusiran setan akan berakhir bila kehidupan di dunia ini berakhir, tetapi keadaan kita sebagai anak-anak Tuhan / orang-orang yang diselamatkan tidak demikian.

Disamping itu, otoritas terhadap setan tidak menjamin keselamatan. Adalah mungkin bahwa Yudas Iskariot juga diberi kemampuan tersebut (bdk. Luk 9:1 - “Maka Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit”). Tetapi itu tidak membuatnya sebagai orang yang diselamatkan!

A. T. Robertson (tentang Luk 10:20): “‘Are written’ (ENGEGRAPTAI). Perfect passive indicative, state of completion, stand written, enrolled or engraved, from ENGRAPHO, common verb” [= ‘Ditulis’ (ENGEGRAPTAI). Bentuk perfect passive indicative, keadaan lengkap / sempurna, tetap tertulis, terdaftar atau terukir, dari ENGRAPHO, kata kerja umum] - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol II, hal 148-149.

Calvin (tentang Lukas 10:20): “As it was the design of Christ to withdraw his disciples from a transitory joy, that they might glory in eternal life, he leads them to its origin and source, which is, that they were chosen by God and adopted as his children. ... he intended to point out, that the source from which all these benefits had flowed was the free election of God, that they might not claim any thing for themselves. Reasons for praising God are no doubt furnished by those acts of his kindness which we feel within us; but eternal election, which is without us, shows more clearly that our salvation rests on the pure goodness of God. The metaphorical expression, ‘your names are written in heaven,’ means, that they were acknowledged by God as His children and heirs, as if they had been inscribed in a register” (= Karena merupakan rancangan Kristus untuk menarik murid-muridNya dari suatu sukacita yang fana, supaya mereka bisa bermegah dalam hidup yang kekal, Ia membimbing mereka kepada asal usul dan sumbernya, yang adalah, bahwa mereka dipilih oleh Allah dan diadopsi sebagai anak-anakNya. ... Ia bermaksud untuk menunjukkan, bahwa sumber dari mana semua manfaat-manfaat ini telah mengalir, adalah pemilihan yang cuma-cuma / bebas dari Allah, supaya mereka tidak mengclaim apapun untuk diri mereka sendiri. Alasan-alasan untuk memuji Allah tak diragukan disediakan oleh tindakan-tindakan kebaikanNya itu, yang kita rasakan di dalam kita; tetapi pemilihan kekal, yang ada di luar kita, menunjukkan dengan lebih jelas bahwa keselamatan kita bersandar pada kebaikan yang murni dari Allah. Ungkapan yang bersifat kiasan, ‘nama-namamu ditulis di surga’, berarti, bahwa mereka diakui oleh Allah sebagai anak-anak dan pewaris-pewarisNya, seakan-akan mereka telah dituliskan dalam sebuah catatan / daftar) - hal 34-35.

b) Fil 4:3 - “Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan”.

Adam Clarke (tentang Fil 4:3): “‘Whose names are in the book of life.’ Who are genuine Christians; who are enlisted or enrolled in the armies of the Lord, and have received a title to eternal glory” (= ‘Yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan’. Yang adalah orang-orang Kristen yang asli / sungguh-sungguh; yang terdaftar dalam tentara dari Tuhan, dan telah menerima suatu gelar untuk kemuliaan kekal).

Lenski (tentang Fil 4:3): “All God’s children are written in the Book of life” (= Semua anak-anak Allah tertulis dalam kitab kehidupan).

c) Wah 20:12,15 - “(12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. ... (15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.

Lenski (tentang Wah 20:15): “This is stated in so many words: ‘And if anyone (at the last judgment) was not found as having been written in the book of the life, thrown was he ... into the lake of the fire,’ thrown body and soul. ... What about the godly? The answer is given in chapters 21, and 22” [= Ini dinyatakan dalam begitu banyak kata-kata: ‘Dan jika siapapun (pada panghakiman terakhir) tidak ditemukan sebagai telah dituliskan dalam kitab kehidupan, dilemparkan ia ... ke dalam lautan api’, dilemparkan tubuh dan jiwa. .. Bagaimana tentang orang-orang saleh? Jawaban diberikan dalam pasal-pasal 21 dan 22].

Herman Hoeksema: “what will become of God’s people? They also have sinned; and they also would be condemned, would they not? To this question the text furnishes the answer when it informs us that not only shall ‘the books’ be opened, but also another book shall be opened, which is the book of life. The book of life is God’s own record of His elect saints, the book of God’s election in Christ. It contains the names of all His chosen saints. They are written in that book as redeemed by the blood of their Lord and Savior. Through that blood they were justified. By that blood they were also sanctified in Christ Jesus. ... We shall see ourselves in Christ as God sees us, as perfectly righteous, as having all our sins so covered by His atoning blood that it is as though we never have had nor committed any sin. And we shall be able to appear before the judgment seat of God without terror, clothed in the perfect righteousness of Christ!” (= apa yang akan terjadi dengan umat Allah? Mereka juga telah berdosa; dan mereka juga akan dihukum, bukan? Terhadap pertanyaan ini textnya memberikan jawaban pada waktu textnya memberikan informasi kepada kita bahwa bukan hanya ‘kitab-kitab’ yang dibuka, tetapi juga sebuah kitab yang lain akan dibuka, yang adalah kitab kehidupan. Kitab kehidupan adalah catatan Allah sendiri tentang orang-orang kudus pilihanNya, kitab dari pemilihan Allah dalam Kristus. Itu mencakup nama-nama dari semua orang-orang kudus pilihanNya. Mereka tertulis dalam kitab itu sebagai ditebus oleh darah dari Tuhan dan Juruselamat mereka. Melalui darah itu mereka dibenarkan. Oleh darah itu mereka juga dikuduskan dalam Kristus Yesus. ... Kita akan melihat diri kita sendiri dalam Kristus sebagaimana Allah melihat kita, sebagai benar secara sempurna, sebagai semua dosa-dosa kita telah ditutup sedemikian rupa oleh darahNya yang menebus sehingga seakan-akan kita tidak pernah melakukan dosa apapun. Dan kita akan bisa muncul di hadapan kursi penghakiman Allah tanpa rasa takut, dipakaiani dalam kebenaran yang sempurna dari Kristus!) - ‘Behold, He Cometh: An Exposition of the Book of Revelation’, hal 666.

Herman Hoeksema: “this opening of the book of life has a negative significance for the wicked as well as a positive significance for the righteous. ... in verse 15 the negative significance of this book of life is very clear; for there we read that ‘whosoever was not found written in the book of life was cast into the lake of fire.’” (= pembukaan dari kitab kehidupan ini mempunyai suatu arti yang negatif untuk orang-orang jahat maupun arti yang positif untuk orang-orang benar. ... dalam ayat 15 arti negatif dari kitab kehidupan ini adalah sangat jelas; karena di sana kita membaca bahwa ‘barang siapa / setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu’.) - ‘Behold, He Cometh: An Exposition of the Book of Revelation’, hal 666.

d) Wah 21:27 - “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu”.

Lenski (tentang Wah 21:27): “No one shall enter when the great final entrance takes place ‘save (εἰ μή) those having been written in the book of the life of the Lamb,’” [= Tak seorangpun akan masuk pada waktu pemasukan akhir yang besar / agung terjadi, ‘kecuali (EI ME) mereka yang telah tertulis dalam kitab kehidupan dari Anak Domba’,].

John Stott (tentang Wah 3:5): “everyone whose name is not found written in the Book of Life will be ‘thrown into the lake of fire’ (Rev. 20:11-15). Is your name written in the Lamb’s book of life? You can have a name among men for being alive (like the Church of Sardis) and still have no entry in God’s book of the living. ... Jesus told His disciples to rejoice that their names were ‘written in heaven’ (Lk. 10:20; cf. Heb. 12:23). Can you rejoice like that today?” [= setiap orang yang namanya tidak ditemukan tertulis dalam Kitab Kehidupan akan ‘dilemparkan ke dalam lautan api’ (Wah 20:11-15). Apakah namamu tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba? Di antara manusia kamu bisa terkenal sebagai orang yang hidup (seperti Gereja Sardis) tetapi tetap tidak masuk dalam kitab orang hidup dari Allah. ... Yesus menyuruh murid-muridNya untuk bersukacita bahwa nama mereka ‘tertulis di surga’ (Luk 10:20; bdk. Ibr 12:23). Bisakah engkau bersukacita seperti itu hari ini?] - ‘What Christ Thinks of the Church’, hal 97.

Adam Clarke (tentang Wah 21:27): “‘But they which are written.’ The acknowledged persevering members of the true church of Christ shall enter into heaven, and only those who are saved from their sins shall have a place in the church militant. All Christians are bound by their baptism to renounce the Devil and all his works, the pomps and vanities of this wicked world, and all the sinful lusts of the flesh; to keep God’s holy word and commandments; and to walk in the same all the days of their life. ... Reader, art thou of this number? Or art thou expecting an eternal glory while living in sin? If so, thou wilt be fearfully disappointed. Presuming on the mercy of God is as ruinous as despairing of his grace. Where God gives power both to will and to do, the individual should work out his salvation with fear and trembling” (= ‘Tetapi mereka yang tertulis’. Anggota-anggota yang bertekun dan diakui dari gereja yang benar dari Kristus akan masuk ke dalam surga, dan hanya mereka yang diselamatkan dari dosa-dosa mereka akan mendapatkan suatu tempat dalam gereja militan / agresif / suka berperang. Semua orang Kristen diharuskan oleh baptisan mereka untuk meninggalkan Iblis dan semua pekerjaan-pekerjaannya, kemegahan dan kesia-siaan dari dunia yang jahat ini, dan semua nafsu daging yang berdosa; memelihara firman dan perintah-perintah / hukum-hukum yang kudus dari Allah, dan berjalan dalam hal yang sama dalam semua hari-hari dari kehidupan mereka. ... Pembaca, apakah engkau adalah dari jumlah ini? Atau apakah engkau mengharapkan suatu kemuliaan kekal sementara / sambil hidup dalam dosa? Jika demikian, engkau akan dikecewakan secara menakutkan. Terlalu banyak bersandar pada belas kasihan Allah sama menghancurkannya dengan putus asa tentang kasih karuniaNya. Dimana Allah memberikan kuasa baik untuk menghendaki dan untuk melakukan, orang itu harus mengerjakan keselamatannya dengan takut dan gentar).

Catatan: awas, kata-kata ini tidak boleh diartikan menjadi ajaran sesat ‘keselamatan karena perbuatan baik’! Kesalehan hanya bukti / hasil dari keselamatan, bukan penyebab dari keselamatan! Saya berpendapat bahwa kata-kata yang saya garis-bawahi itu bisa membahayakan kalau diartikan secara extrim!

Jadi jelas bahwa kitab kehidupan mencatat nama dari orang-orang yang selamat, atau dengan kata lain, orang yang namanya tercatat dalam Kitab Kehidupan itulah yang akan masuk surga (Wah 21:27). Sebaliknya, orang yang namanya tidak tercatat dalam kitab kehidupan itu akan masuk ke neraka (Wah 20:15). Karena itu Tuhan Yesus berkata: bersukacitalah karena namamu tercatat dalam kitab kehidupan (Lukas 10:20).

Karena itu jangan puas / bersukacita kalau nama saudara sekedar tercatat di gereja, bahkan tercatat sebagai orang yang menduduki jabatan tertentu dalam gereja / donatur gereja, atau karena saudara sudah melakukan pelayanan-pelayanan yang besar bagi Tuhan! Ini tidak menjamin keselamatan saudara! Tetapi kalau saudara percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, maka nama saudara tercatat dalam kitab kehidupan, dan itu yang menjamin keselamatan saudara!

Wahyu 17:8 - “Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi”.

Wah 13:8 - “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih”.

2) Penulisan nama dalam kitab kehidupan sudah dilakukan sejak dunia belum dijadikan!

Kalau tadi kita sudah mendengar bahwa kitab kehidupan itu mencatat nama-nama orang-orang yang percaya kepada Yesus, maka logikanya kita juga harus beranggapan bahwa penulisan nama terjadi pada saat seseorang percaya kepada Yesus (seperti yang diajarkan oleh Pdt. Jusuf B. S. di atas).

Tetapi ternyata tidak demikian! Kitab Suci mengajar bahwa Tuhan bukannya baru menuliskan nama seseorang di dalam kitab itu pada waktu orang itu bertobat / percaya kepada Yesus! Nama seseorang sudah tertulis atau tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia belum dijadikan.

Ini bisa terlihat dalam 2 ayat Kitab Suci yaitu Wah 13:8 dan Wah 17:8.

a) Wah 17:8 - “Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan SEJAK DUNIA DIJADIKAN, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi”.

Adam Clarke tak memberi komentar apapun tentang kata-kata ‘sejak dunia dijadikan’.

Lenski (tentang Wah 17:8): “The fact that the names of the earth dwellers who admire the supposedly invincible beast have not been written in the Lamb’s Book of the Life we have seen in 13:8, where also the phrase ‘from (the) world’s foundation’ is discussed” (= Fakta bahwa nama-nama dari penghuni-penghuni bumi yang mengagumi binatang yang dianggap tak terkalahkan telah tidak ditulis dalam Kitab Kehidupan Anak Domba telah kita lihat dalam 13:8, dimana juga ungkapan ‘sejak dunia dijadikan’ didiskusikan).

Tentang Wah 17:8 ini, William Barclay, yang bukanlah seorang Calvinist, menafsirkan arti ungkapan itu dengan berkata:

“The meaning would then be that God has chosen his own from before the beginning of time, and nothing in life or in death, nothing in time or eternity, nothing that the Devil or the Roman Empire can ever do can pluck them from his hand” (= Artinya adalah bahwa Allah telah memilih milikNya sejak sebelum permulaan waktu, dan tidak ada sesuatupun dalam kehidupan atau kematian, tidak ada sesuatupun dalam waktu atau kekekalan, tidak ada sesuatupun yang bisa dilakukan oleh Setan atau Kekaisaran Romawi yang bisa mengambil mereka dari tanganNya) - hal 96.

Leon Morris (tentang Wah 17:8): “The reminder that this goes back to the foundation of the world is a reminder of God’s eternal purpose” (= Mengingatkan bahwa hal ini sudah ada pada penjadian dunia adalah mengingatkan tentang Rencana Allah yang kekal) - ‘Tyndale New Testament Commentary’, hal 209.

Barnes’ Notes (tentang Wah 17:8): “‘Whose names were not written in the book of life from the foundation of the world.’ ... The idea seems to be, that those whose names are written in the book of life, or who are truly the friends of God, would not be drawn off in admiration of the beast, or in rendering homage to it” (= ‘Nama-nama itu tidak ditulis dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan’. ... Kelihatannya gagasannya adalah bahwa mereka yang nama-namanya tertulis dalam kitab kehidupan, atau yang sungguh-sungguh adalah sahabat-sahabat Allah, tidak akan ditarik dalam kekaguman terhadap binatang itu, atau dalam memberikan penghormatan / penyembahan kepadanya).

b) Wah 13:8 - “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis SEJAK DUNIA DIJADIKAN di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih”.

Hal yang perlu kita ketahui tentang Wah 13:8 ini adalah bahwa dalam bahasa Yunaninya, kata-kata ‘sejak dunia dijadikan’ mempunyai 2 kemungkinan:

1. Dihubungkan dengan ‘penulisan dalam kitab kehidupan’.

Ini sesuai dengan terjemahan Kitab Suci Indonesia, dan juga RSV, NASB, dan ASV. Kalau dipilih arti ini, maka Wah 13:8 ini menjadi seperti Wah 17:8.

Lenski (tentang Fil 4:3): “All God’s children are written in the Book of life. ... Thus the expression Book of life may be used with reference to our justification: when we are justified, our names are written in the Book of life. Yet Rev. 13:8 goes back to eternity: ‘from the foundation of the world.’ So we may refer the expression also to our eternal election (Eph. 1:4), but always as making Christ ‘the true Book of life’ (C. Tr. 1067, 13). ‘Thus the entire Holy Trinity, God Father, Son, and Holy Ghost, directs all men to Christ, as to the Book of life, in whom they should seek the eternal election of the Father” [= Semua anak-anak Allah ditulis dalam Kitab kehidupan. ... Jadi ungkapan ‘kitab kehidupan’ bisa digunakan berhubungan dengan pembenaran kita: pada saat kita dibenarkan, nama-nama kita ditulis dalam Kitab kehidupan. Tetapi Wah 13:8 kembali pada kekekalan: ‘sejak dunia dijadikan’. Maka kita bisa menghubungkan ungkapan ini juga pada pemilihan kekal (Ef 1:4), tetapi selalu membuat Kristus sebagai ‘Kitab kehidupan yang sejati’ (C. Tr. 1067, 13). ‘Maka seluruh Tritunggal yang Kudus, Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, mengarahkan semua manusia kepada Kristus, seperti kepada Kitab kehidupan, dalam siapa mereka harus mencari pemilihan kekal dari Bapa].

Catatan:

a. Saya tak setuju kalau kitab kehidupan menunjuk kepada Kristus; dan saya tak menjumpai penafsir lain, kecuali Lenski, yang mengartikan seperti itu.

b. Lenski juga menghubungkan kitab kehidupan dengan pemilihan kekal.

Bdk. Ef 1:4 - “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita SEBELUM DUNIA DIJADIKAN, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya”.

Tetapi perhatikan juga pandangan Arminian Lenski yang mengatakan bahwa kita harus ‘mencari pemilihan kekal dari Bapa’! Ini jelas menunjuk pada ‘Conditional Election’ (= Pemilihan yang bersyarat), yang menurut saya merupakan pemikiran dari orang yang tidak punya logika!

Bandingkan dengan kata-kata John Owen di bawah ini.

John Owen: “Is it not because such propositions as these, ‘Believe, Peter, and continue in the faith unto the end, and I will choose thee before the foundation of the world,’ are fitter for the writings of the Arminians than the word of God?” (= Bukankah karena pernyataan seperti ini ‘Percayalah Petrus, dan bertekunlah dalam iman sampai akhir, dan Aku akan memilih engkau sebelum dunia dijadikan’, lebih cocok untuk tulisan-tulisan Arminian dari pada Firman Allah?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 55.

2. Dihubungkan dengan ‘penyembelihan Anak Domba’.

Ini sesuai dengan KJV yang menterjemahkan: ‘... whose names are not written in the book of life of the Lamb slain from the foundation of the world’ (= ... yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan dari Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan).

NIV dan NKJV menterjemahkan seperti KJV.

Adam Clarke (tentang Wahyu 13:8): “‘Slain from the foundation of the world.’ ... as Jesus Christ was in the divine purpose appointed from the foundation of the world to redeem man by his blood, he therefore is, in a very eminent sense, the Lamb slain from the foundation of the world, i.e. from the creation” (= ‘Disembelih sebelum dunia dijadikan’. ... karena Yesus Kristus ditetapkan dalam rencana ilahi sebelum dunia dijadikan untuk menebus manusia oleh darahNya, karena itu Ia adalah, dalam arti yang sangat menonjol, Anak Domba yang disembelih sejak dunia dijadikan, yaitu sejak penciptaan).

Lenski (tentang Wah 13:8): “Commentators debate as to whether they should construe, ‘having been slain from the foundation of the world,’ leaving together what the text places together, or, ‘has been written … from the foundation of the world,’ placing the phrase across all that intervenes. Appeal is made to 17:8 where the phrase does modify ‘has been written.’ But when many, like the American Committee of the R. V., settle the matter in this manner, they overlook the fact that 17:8 has only ‘the Book of the Life’ and not also the genitive, ‘of the Lamb, the one having been slain.’ Moreover, there is 1 Pet. 1:19, 20: the precious blood of the Lamb ‘who verily was foreordained before the foundation of the world’; compare John 17:24. To this add Eph. 1:4: God ‘elected us in connection with him (ἐν αὐτῷ, in Christ) before the foundation of the world.’” [= Para penafsir berdebat berkenaan apakah mereka harus menafsirkan ‘telah disembelih sejak dunia dijadikan’, membiarkan / menyerahkan sama sekali apa yang text itu tempatkan bersama-sama, atau, ‘telah ditulis ... sejak dunia dijadikan’, dengan menempatkan ungkapan itu menyeberangi semua yang ada di antaranya. Acuan untuk otoritas dibuat pada 17:8 dimana ungkapan itu memang memodifikasi kata-kata ‘telah ditulis’. Tetapi ketika banyak, seperti Komisi Amerika dari Revised Version, membereskan persoalan ini dengan cara ini, mereka mengabaikan fakta bahwa 17:8 hanya mempunyai ‘Kitab Kehidupan’ dan tidak juga mempunyai bentuk genitif ‘dari Anak Domba, yang telah disembelih’. Lebih lagi, di sana ada 1Pet 19,20: darah yang mahal dari Anak Domba ‘yang telah ditentukan lebih dulu sebelum dunia dijadikan’; bandingkan Yoh 17:24. Pada hal ini tambahkan Ef 1:4: Allah ‘memilih kita dalam hubungan dengan Dia (ἐν αὐτῷ, dalam Kristus) sebelum dunia dijadikan’].

Catatan:

Dalam bahasa Yunaninya memang urut-urutan kata-katanya adalah ‘ditulisnya nama dalam kitab kehidupan Anak Domba yang telah disembelih sebelum dunia dijadikan’. Jadi, penafsiran pertama menafsirkan sesuai dengan urut-urutan itu, tetapi penafsiran kedua menghubungkan ‘sebelum dunia dijadikan’ dengan ‘ditulisnya nama dalam kitab kehidupan’ dan meloncati apa yang ada di tengah-tengahnya (‘Anak Domba’). A. T. Robertson, ahli bahasa Yunani top abad 20, menganggap kedua penterjemahan sebagai memungkinkan, sekalipun ia sendiri lebih setuju dengan yang pertama. Lenski sendiri di sini menyetujui yang pertama, dan ini bertentangan dengan pandangannya sendiri dalam penafsirannya tentang Fil 4:3 (lihat di atas).

William Barclay (lebih-lebih orang-orang Reformed) memilih pandangan yang pertama, dengan berkata: “We have in these two translations two equally precious truths. But, if we must choose, we must choose the first, because there is no doubt that is the way in which John uses the phrase when he repeats it in Revelation 17:8” (= Dalam kedua terjemahan ini kita mempunyai dua kebenaran yang sama berharga. Tetapi, jika kita harus memilih, kita harus memilih yang pertama, karena tidak ada keraguan bahwa demikianlah Yohanes menggunakan ungkapan itu ketika ia mengulanginya dalam Wahyu 17:8) - hal 96.

William Hendriksen: “But even in these most dreadful days that shall precede Christ’s second coming there will be believers on earth, those whose names have been written from eternity in the Lamb’s book of life (cf. 17:8). Because of the fact that God has elected them from eternity to salvation in sanctification of the Spirit and belief in the truth (2 Thes. 2:13), these individuals cannot perish. The government of antichrist may destroy their bodies, but it cannot destroy their souls. Let believers wait patiently for this time of severest tribulation, knowing that all things are included in God’s decree; ... It is not Satan but God who rules supreme” [= Tetapi bahkan pada hari-hari / masa yang paling menakutkan ini, yang akan mendahului kedatangan Kristus yang keduakalinya, di sana akan ada orang-orang percaya di bumi, mereka yang namanya telah ditulis dari kekekalan dalam kitab kehidupan Anak Domba (bdk. 17:8). Karena fakta bahwa Allah telah memilih mereka sejak kekekalan pada keselamatan dalam pengudusan dari Roh dan kepercayaan pada kebenaran (2Tes 2:13), individu-individu ini tidak bisa binasa. Hendaklah orang-orang percaya menunggu dengan sabar untuk waktu kesukaran besar ini, dengan mengetahui bahwa segala sesuatu tercakup dalam ketetapan / dekrit Allah; ... Bukan Iblis, tetapi Allah, yang memegang pemerintahan tertinggi] - ‘More Than Conquerors’, hal 147.

Catatan:

a. Untuk kalimat yang saya garis-bawahi itu William Hendriksen memberikan catatan kaki yang berbunyi sebagai berikut: “The words ‘from the foundation of the world’ modify ‘written’, as in ASV” (= Kata-kata ‘sejak dunia dijadikan’ memodifikasi ‘ditulis’, seperti dalam ASV) - hal 147 (footnote).

b. Sekalipun kalau dilihat dari sudut bahasa Yunani kedua penafsiran di atas memungkinkan, tetapi saya berpendapat bahwa kalau dilihat kontextnya, penafsiran pertama lebih cocok, karena kontext memang menunjukkan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen pada jaman sang Anti Kristus, dan adanya banyak orang Kristen yang murtad dan mengikuti sang Anti Kristus, dan bagian ini merupakan penghiburan bagi orang-orang Kristen yang setia dan sedang menderita. Kalau dikatakan bahwa Kristus disembelih sejak dunia dijadikan, apa penghiburannya? Tetapi kalau dikatakan bahwa orang-orang yang murtad dan mengikut sang Anti Kristus itu memang tak ditulis dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, yang menunjukkan bahwa mereka memang adalah orang-orang yang ditentukan untuk binasa (reprobate), maka itu memang merupakan penghiburan. Mengapa ini bisa merupakan penghiburan?

· Karena pada waktu kita melihat banyak orang Kristen murtad, itu menjadikan kita sedih. Tetapi kalau kita tahu bahwa hal itu terjadi karena memang sudah ditetapkan, itu memberikan penghiburan kepada kita. Ada banyak contoh yang serupa:

* Pada waktu membicarakan penganiayaan dan kemurtadan pada akhir jaman (Mat 24:9-dst), Yesus lalu mengatakan bahwa orang-orang pilihan tidak bisa disesatkan (Mat 24:24).

* Pada waktu Yesus memberitahukan bahwa salah seorang muridNya akan menyerahkan / mengkhianatiNya, para murid menjadi sedih (Mat 26:21-22), dan Yesus menyatakan bahwa hal itu sudah dinubuatkan (Mat 26:24), atau dengan kata lain, sudah ditetapkan oleh Allah (Luk 22:22).

* Dalam surat 2Petrus, pada waktu Petrus membicarakan nabi-nabi palsu dan orang-orang yang mengikuti mereka (2Pet 2:1-2), ia menekankan bahwa neraka memang sudah disediakan bagi mereka (2Pet 2:3b,17), yang tidak terlalu berbeda dengan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang sudah ditentukan untuk binasa (reprobate).

* Demikian juga Yudas, pada waktu membicarakan tentang nabi-nabi palsu (Yudas 4-dst), menekankan bahwa neraka sudah tersedia bagi mereka (Yudas 13), yang lagi-lagi tidak terlalu berbeda dengan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang ditentukan untuk binasa (reprobate).

· Juga, nama-nama orang yang mengikuti sang Anti Kristus itu ‘tak ditulis sejak dunia dijadikan’ secara implicit menunjukkan bahwa nama-nama orang kristen yang sejati ‘sudah ditulis sejak dunia dijadikan’, yang berarti bahwa mereka adalah orang-orang pilihan dan karena itu tidak mungkin bisa ikut murtad sehingga akhirnya binasa. Bdk. Mat 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.

Catatan: perlu diingat bahwa andaikatapun yang benar dari dua kemungkinan tentang penafsiran Wah 13:8 ini adalah yang kemungkinan yang kedua, tetap ada Wah 17:8 yang terjemahannya tidak diragukan, dan jelas-jelas berbicara bahwa tertulisnya / tidak tertulisnya nama dalam kitab kehidupan itu sudah dilakukan sejak dunia dijadikan!

Memang kalau kita melihat Wah 13:8 dan Wah 17:8 di atas, kita melihat bahwa kedua ayat itu berbicara tentang orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan. Tetapi bukankah merupakan sesuatu yang aneh untuk mengatakan bahwa ‘nama seseorang tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan’? Bukankah cukup untuk mengatakan ‘tidak tertulis’ atau ‘tidak pernah tertulis’? Karena itu, adanya kata-kata ‘tidak tertulis sejak dunia dijadikan’, secara implicit / tidak langsung menunjukkan sebaliknya, yaitu bahwa orang yang namanya ada / tertulis dalam kitab kehidupan, juga sudah tercatat di dalam kitab kehidupan itu sejak dunia belum dijadikan.

Bahwa nama seseorang sudah tertulis atau tidak tertulis dalam kitab kehidupan sebelum dunia dijadikan, jelas menunjukkan bahwa selamat atau tidaknya seseorang sudah ditentukan sejak dunia belum dijadikan. Inilah Predestinasi!

Lenski (tentang Wah 20:12): “All that is said in regard to the books and the book and their being opened is figurative and indicates the infallibility of the omniscient Judge on this great white (holy) throne ... In this book Calvinism finds its decree of absolute election” [= Semua yang dikatakan tentang kitab-kitab dan kitab ini dan pembukaan kitab-kitab itu bersifat simbolis dan menunjukkan ketidak-bisa-bersalahan dari Hakim yang maha tahu pada takhta putih (kudus) besar ... Dalam kitab ini Calvinisme menemukan dekrit / ketetapannya tentang pemilihan mutlak].

Catatan: Lenski hanya menyatakan bahwa ini merupakan pandangan dari Calvinisme; jadi tidak berarti bahwa itu adalah pandangan dia sendiri.

Calvin (tentang Mazmur 69:29): “the book of life being nothing else than the eternal purpose of God, by which he has predestinated his own people to salvation” (= kitab kehidupan bukan lain dari pada rencana kekal Allah, dengan mana Ia telah mempredestinasikan umatNya kepada keselamatan) - hal 73.

Calvin (tentang Kel 32:32): “By ‘the book,’ in which God is said to have written His elect, must be understood, metaphorically, His decree” (= Dengan kata ‘kitab’, dalam mana dikatakan Allah telah menuliskan orang-orang pilihanNya, harus dimengerti, secara simbolis, ketetapanNya) - hal 361-362.

Calvin (tentang Luk 10:20): “As it was the design of Christ to withdraw his disciples from a transitory joy, that they might glory in eternal life, he leads them to its origin and source, which is, that they were chosen by God and adopted as his children. ... The metaphorical expression, ‘your names are written in heaven,’ means, that they were acknowledged by God as His children and heirs, as if they had been inscribed in a register” (= Karena tujuan Kristus adalah untuk menarik murid-muridNya dari sukacita yang fana / tidak kekal, supaya mereka bisa bermegah dalam kehidupan yang kekal, Ia memimpin mereka kepada asal usul dan sumber dari keselamatan itu, yaitu bahwa mereka telah dipilih oleh Allah dan diadopsi menjadi anak-anakNya. ... Ungkapan yang bersifat simbolis ‘namamu tertulis di surga’ berarti bahwa mereka diakui oleh Allah sebagai anak-anak dan pewaris-pewarisNya, seakan-akan mereka telah dituliskan dalam sebuah daftar / catatan) - hal 34-35.

B. B. Warfield: “Book of life ..., which is certainly a symbol of Divine appointment to eternal life revealed in and realized through Christ” (= Kitab kehidupan ..., yang merupakan simbol dari penetapan pada kehidupan kekal yang dinyatakan dalam Kristus dan diwujudkan melalui Kristus) - ‘Biblical and Theological Studies’, hal 306.

John Owen: “This book of life is no other but the roll of God’s elect, immutable designation of them unto grace and glory” (= Kitab Kehidupan ini bukan lain dari daftar nama orang-orang pilihan Allah, penandaan yang kekal terhadap mereka kepada kasih karunia dan kemuliaan) - ‘Hebrews’, vol 7, hal 341.

Dengan mengatakan bahwa kitab kehidupan ini adalah suatu simbol, kelihatannya baik Calvin, Warfield, maupun Owen, tidak mempercayai bahwa kitab seperti itu betul-betul ada. Ini cuma suatu simbol yang menunjukkan bahwa orang-orang pilihan itu sudah tertentu dan mereka pasti akan selamat. Tidak mungkin terjadi kesalahan dalam hal ini, karena Allah itu maha tahu dan tidak mungkin salah.

Kalau Allah bisa pikun / lupa, maka Ia pasti betul-betul membutuhkan suatu kitab supaya jangan sampai salah. Tetapi karena Allah itu maha tahu, jelas bahwa Ia tidak membutuhkan semua itu. Jadi kitab kehidupan hanya merupakan simbol, yaitu simbol dari predestinasi, dan dalam fakta hurufiahnya, tidak ada kitab seperti itu. Yang ada adalah predestinasi, baik pemilihan orang-orang yang akan selamat (election), maupun penentuan orang-orang yang akan binasa (reprobation).

Mazmur 69:29 - “Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!”.

Kel 32:31-33 - “Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. (32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’ (33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Siapa yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitabKu”.

Wah 22:19 - “Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini”.

KJV: ‘And if any man shall take away from the words of the book of this prophecy, God shall take away his part out of the book of life, and out of the holy city, and from the things which are written in this book’ (= Dan jika ada orang manapun mengambil sesuatu dari kata-kata dari kitab nubuat ini, Allah akan mengambil bagiannya dari kitab kehidupan, dan dari kota kudus, dan dari hal-hal yang ditulis dalam kitab ini).

RSV: ‘and if any one takes away from the words of the book of this prophecy, God will take away his share in the tree of life and in the holy city, which are described in this book’ (= dan jika siapapun mengambil sesuatu dari kata-kata kitab dari nubuat ini, Allah akan mengambil bagiannya dalam pohon kehidupan dan dalam kota kudus, yang digambarkan dalam kitab ini).

NKJV menterjemahkan seperti KJV; sedangkan NIV/NASB/ASV menterjemahkan seperti RSV.

Wah 3:5 - “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para malaikatNya”.

Wah 13:8 - “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih”.

Wahyu 17:8 - “Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi”.

3) Penghapusan nama dari kitab kehidupan.

a) Ayat-ayat yang berbicara tentang penghapusan nama dari kitab kehidupan adalah: Kel 32:32-33 Maz 69:29.

1. Maz 69:29 - “Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!”.

Adam Clarke (tentang Maz 69:29): “‘Let them be blotted out.’ They shall be blotted out from the land of the living. They shall be cut off from life, which they have forfeited by their cruelty and oppression. The psalmist is speaking of retributive justice; and in this sense all these passages are to be understood. ‘And not be written with the righteous.’ They shall have no title to that long life which God has promised to his followers” (= ).

Adam Clarke (tentang Wah 20:15): “‘Written in the book of life.’ Only those who had continued faithful unto death were taken to heaven. All whose names were not found in the public registers, who either were not citizens, or whose names had been erased from those registers because of crimes against the state, could claim none of those emoluments or privileges which belong to the citizens; so those who either did not belong to the new and spiritual Jerusalem, or who had forfeited their rights and privileges by sin, and had died in that state, were cast into the lake of fire. This is the way in which God, at the day of judgment, will proceed with sinners and apostates. Reader, see that thy name be written in the sacred register; and if written in, see that it never be blotted out” (= ).

Lenski (tentang Fil 4:3): “All God’s children are written in the Book of life. The Scriptures speak of blotting out of the Book of life when one ceases to be a child of God” (= ).

Pulpit Commentary (tentang Maz 69:29): “‘Let them be blotted out of the Book of the living.’ God is supposed to have a ‘book of the living’ in his possession, which contains the names of all those on whom he looks with favour, and whom he will bless both in this world and beyond the grave (comp. Ex 32:32; Ps 86:6; Ezek 13:9; Dan 12:1). From this list, as from any register of earthly citizenship, the names of the unworthy may be erased. David prays for the erasure of the names of those unworthy ones against whom his imprecations are uttered. ‘And not be written with the righteous;’ i.e. not remain written in the book side by side with the names of the righteous” [= ].

2. Kel 32:31-33 - “(31) Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. (32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’ (33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Siapa yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitabKu”.

a. Musa memohonkan ampun, dan bahkan rela dihukum sebagai ganti mereka (Kel 32:31-32).

Pulpit Commentary (tentang Kel 32:33): “Beyond a doubt, it is the general teaching of Scripture that vicarious punishment will not be accepted” (= Tak diragukan, ini merupakan ajaran umum dari Kitab Suci bahwa hukuman yang dijalani untuk orang lain tidak akan diterima).

Bandingkan dengan:

· Ulangan 24:16 - “Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri”.

· Yehezkiel 18:20 - “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya”.

· Mazmur 49:8-9 - “(8) Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, (9) karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya”.

Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.

NIV: ‘No man can redeem the life of another or give to God a ransom for him - the ransom for a life is costly, no payment is ever enough’ (= Tak seorangpun bisa menebus nyawa orang lain atau memberi kepada Allah suatu tebusan untuknya - tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tidak ada pembayaran yang bisa mencukupi).

b. Tuhan menolak permintaan Musa untuk menjadi ‘pengganti’, dan mengatakan bahwa orang yang berbuat dosalah yang namanya akan dihapuskan dari kitab kehidupan.

Adam Clarke (tentang Kel 32:33): “‘Whosoever hath sinned against me, him will I blot out.’ As if the Divine Being had said: ‘All my conduct is regulated by infinite justice and righteousness: in no case shall the innocent ever suffer for the guilty. That no man may transgress through ignorance, I have given you my law, and thus published my covenant, the people themselves have acknowledged its justice and equity, and have voluntarily ratified it. He then that sins against me (for sin is the transgression of the law, 1 John 3:4, and the law must be published and known that it may be binding), him will I blot out of my book.’ And is it not remarkable that to these conditions of the covenant God strictly adhered, so that not one soul of these transgressors ever entered into the promised rest? Here was justice. And yet, though they deserved death, they were spared! Here was mercy. Thus, as far as justice would permit, mercy extended; and as far as mercy would permit, justice proceeded. Behold, O reader, the GOODNESS and SEVERITY of GOD! MERCY saves all that JUSTICE can spare, and JUSTICE destroys all that MERCY should not save” (= ).

Pdt. Jusuf B. S.: “Nama di dalam Buku Kehidupan masih dapat dihapus! Selama kita hidup di dunia ini, masih dapat terjadi perubahan. Bukan satu kali selamat tetap selamat. Sebab itu Tuhan menyuruh kita memelihara keselamatan itu dengan hati-hati” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 63.

Pdt. Jusuf B. S.: “Dalam Keluaran 32:33 nama-nama orang Israel akan dihapus dari dalam Buku Kehidupan oleh sebab dosa-dosanya. Tuhan tidak akan mengancam atau menindak dengan sesuatu dusta atau omong kosong. Sebab itu penghapusan nama dari Buku Kehidupan itu ada, bisa terjadi! Musa memintakan ampun sehingga hal itu ditunda” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 64.

b) Ayat-ayat di atas ini (Kel 32:32-33 Mazmur 69:29) tidak boleh diartikan bahwa nama seseorang memang bisa dihapus dari kitab kehidupan, dalam arti seseorang yang sudah selamat bisa kehilangan keselamatannya.

Jelas ada pro kontra tentang penafsiran dari penghapusan nama dari kitab kehidupan. Tetapi ada beberapa alasan yang menyebabkan kita tidak boleh menafsirkan hal itu secara hurufiah, atau mengartikan bahwa orang kristen yang sejati bisa kehilangan keselamatan.

Alasannya:

1. Di atas sudah dibahas bahwa kitab kehidupan merupakan simbol dari predestinasi, dan predestinasi / rencana Allah tidak mungkin gagal (Ayub 42:2 Yes 14:24,26-27).

2. Kita tidak boleh menafsirkan Mazmur 69:29 dan Kel 32:32-33 itu sehingga bertentangan dengan Wah 3:5 - “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para malaikatNya”.

Lenski (tentang Wah 3:5): “As is the case in the rest of the seven letters, ‘the conquering one’ also here receives the great promise that is made individually to him. ... It has been asked what it is that these in Sardis conquer since neither persecution, heresy, nor fanaticism are mentioned in this letter. These are not the only foes. The great foes that threaten our spiritual life directly are carelessness, indifference, sleep and sloth, failure to remember, to keep, to continue in repentance, to avoid the world’s foulness. Are not these enough for us to conquer? They creep in with stealth and are thus most dangerous. Unrecognized, they often do their damage unseen. Open, blatent hostility we easily see and brace ourselves against its assaults; but inner decay works when no defense is made. Those are heroes who fight the open foes; but no less are those heroes who conquer the insidious, intangible creeping death” (= ).

Lenski (tentang Wah 3:5): “The idea of a book that records the names of God’s people and thus of having one’s name entered in this heavenly book and also of having a name erased, goes back to Exod. 32:32, where even the erasing is mentioned. Compare Ps. 69:28; ... To have one’s name inscribed implies divine certification of a position and of corresponding rights with the Lord. To have one’s name erased (ἐξαλείφω) is to lose both, and never to have it inscribed is never to have them. ... This book contains the names of all who have the true spiritual life. It is important to note that the statement is negative: ‘I shall not erase his name.’ This leads us to think of those whose names once appeared in this book but are now erased because they are dead (v. 1). Yet this negative is really a litotes regarding the living victor: his name shall ever remain in the book. It was written there when he was first begotten of the Spirit and the Word. Written thus, it assured him also of the eternal life in heaven. This is the same life (ἡ ζωή, definite, there is no other) that he has now (John 3:15, 16) by faith; but in our present state here on earth it may die out; if it remains in us, temporal death only transfers it into glory” (= ).

Adam Clarke (Wah 3:5): “‘I will not blot out his name.’ This may be an allusion to the custom of registering the names of those who were admitted into the church in a book kept for that purpose, from which custom our baptismal registers in churches are derived. These are properly books of life, as there those who were born unto God were registered; as in the latter those who were born in that parish were enrolled. ... ‘I will confess his name.’ I will acknowledge that this person is my true disciple, and a member of my mystical body. In all this there may also be an allusion to the custom of registering citizens. Their names were entered into books, according to their condition, tribes, family, etc.; and when they were dead or had by unconstitutional acts forfeited their right of citizenship, the name was blotted out, or erased fron the registers. See the note at Ex 32:32.” (= ).

Herman Hoeksema (tentang Wah 3:5): “... the book of life. In that book, written before the foundation of the world, the names are written of those who are chosen unto everlasting life and glory. The names that are written in that book will, of course, never be blotted out. Nor does the Lord say that this is possible. He merely assures the faithful in Sardis that their names shall not be erased from the roll of God’s elect. Fact is that once upon a time also the unfaithful ones in Sardis had appeared as if they had been written in that book of life too: for their names had appeared on the roll of the church. Now, however, their apostasy and their walk in sin prove that their names had never been written in the book of life. Hence, not to be blotted out from the book of life represents the assurance that they had from all eternity been written in it and that the believers in Sardis may be confident that they shall find their names are written therein in the day of judgment” (= ... kitab kehidupan. Dalam kitab itu, tertulis sebelum dunia dijadikan, ditulis nama-nama mereka yang dipilih kepada hidup dan kemuliaan kekal. Tentu saja nama-nama yang tertulis dalam kitab itu tidak pernah dihapuskan. Tuhan tidak berkata bahwa itu mungkin terjadi. Ia hanya menjamin kepada orang-orang setia di Sardis bahwa nama-nama mereka tidak akan dihapuskan dari daftar orang-orang pilihan Allah. Faktanya adalah bahwa pada suatu saat juga orang-orang yang tidak setia di Sardis terlihat seolah-olah dituliskan dalam kitab kehidupan juga: karena nama-nama mereka terlihat dalam daftar gereja. Tetapi sekarang, kemurtadan mereka dan kehidupan mereka dalam dosa membuktikan bahwa nama mereka tidak pernah dituliskan dalam kitab kehidupan. Karena itu, ‘tidak dihapuskan dari kitab kehidupan’ menggambarkan keyakinan bahwa dari kekekalan mereka telah ditulis dalam kitab itu, dan bahwa orang-orang percaya di Sardis boleh yakin bahwa mereka akan mendapatkan nama mereka tertulis di dalamnya pada hari penghakiman) - hal 122.

Steve Gregg (tentang Wah 3:5): “This is a difficult statement to harmonize with the concept of the believer’s inevitable perseverance. There are two classic ways to remove the impression that this passage denies the doctrine of perseverance of the saints. One is to suggest that the Book of Life is not the list of the redeemed, but rather contains the names of all people living at a given time. Removal of one’s name from the book would thus signify physical death but not damnation (but cf. 20:15). A second suggestion is that the warning is merely hypothetical - meaning that no one will ever have their name removed in actuality, since it is not said that some will have their names removed, only that some will not (but cf. 21:19)” [= Ini adalah pernyataan yang sukar untuk diharmoniskan dengan konsep dari ketekunan yang pasti terjadi dari orang percaya. Ada dua cara klasik untuk menyingkirkan kesan bahwa text ini menyangkal doktrin ketekunan orang kudus. Yang pertama adalah dengan mengatakan bahwa Kitab Kehidupan bukanlah daftar orang yang ditebus, tetapi terdiri dari nama-nama semua orang yang hidup pada saat tertentu. Jadi, penghapusan nama seseorang dari kitab itu menunjukkan kematian jasmani, tetapi bukan penghukuman (tetapi bdk. 20:15). Usul kedua adalah bahwa peringatan di sini semata-mata bersifat pengandaian, yang berarti bahwa dalam kenyataannya tak seorangpun akan dihapus namanya, karena tidak dikatakan bahwa beberapa orang akan dihapus namanya, tetapi hanya bahwa beberapa tidak akan dihapus namanya (tetapi bdk. 21:19)] - hal 74.

Catatan:

a. Pandangan no 1 pasti salah karena bertentangan / tidak sesuai dengan Wahyu 20:15.

b. Saya kira ‘21:19’ maksudnya adalah ‘22:19’.

John Stott (‘What Christ Thinks of The Church’, hal 97,98) mengatakan bahwa kata-kata ‘tidak akan menghapus’ dalam Wah 3:5 dalam bahasa Yunaninya menggunakan ‘double negatives’ (2 x kata ‘tidak’), dan ini menunjukkan suatu penekanan bahwa Kristus tidak akan menghapus nama mereka dari kitab kehidupan.

Jadi, yang namanya dihapus dari kitab kehidupan hanyalah orang kristen KTP (inipun peninjauan dari sudut manusia); karena orang pilihan pasti menang sehingga tidak akan dihapus (Wahyu 3:5 bdk. Ro 8:37).

Calvin: “John says (Rev 3:5, 22:18): Whoever has sinned, I shall delete him from the book of life. If, says Georgius, you apply this to the reprobate, they never were written in the book of life; if to the elect, the counsel of God is unstable. He then concludes that there is no certain election. So babbles this monk, as if God did not always accommodate Himself to our understanding” [= Yohanes berkata (Wah 3:5, 22:18): Barangsiapa telah berdosa, Aku akan menghapusnya dari kitab kehidupan. Georgius berkata, jika engkau menerapkan ini kepada orang-orang yang ditentukan binasa, mereka tidak pernah ditulis dalam kitab kehidupan; jika ini diterapkan kepada orang-orang pilihan, maka rencana Allah tidak stabil. Lalu ia menyimpulkan bahwa tidak ada pemilihan tertentu. Demikianlah rahib / biarawan ini mengoceh, seakan-akan Allah tidak selalu menyesuaikan diriNya sendiri dengan pengertian kita] - ‘Concerning The Eternal Predestination Of God’, chapter IX, no 5 / hal 151.

Catatan:

a. Kata-kata yang saya garisbawahi itu dalam versi bahasa Inggris ditulis di footnote, yang ditambahkan dari versi bahasa Perancisnya.

b. Wahyu 22:18 mungkin lebih tepat kalau diganti Wahyu 22:19.

Wah 22:19 - “Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini”.

KJV: ‘And if any man shall take away from the words of the book of this prophecy, God shall take away his part out of the book of life, and out of the holy city, and from the things which are written in this book’ (= ).

RSV: ‘and if any one takes away from the words of the book of this prophecy, God will take away his share in the tree of life and in the holy city, which are described in this book’ (= ).

Hanya NKJV yang menterjemahkan seperti KJV, sedangkan NIV/NASB/ASV menterjemahkan seperti RSV.

Barnes’ Notes (tentang Wah 22:19): “‘God shall take away his part out of the book of life.’ Perhaps there is here an intimation that this would be most likely to be done by those who professed to be Christians, and who supposed that their names were in the book of life. In fact, most of the corruptions of the sacred Scriptures have been attempted by those who have professed some form of Christianity. Infidels have but little interest in attempting such changes, and but little influence to make them received by the church. It is most convenient to them, as it is most agreeable to their feelings, to reject the Bible altogether. When it said here that ‘God would take away his part of the book of life,’ the meaning is not that his name had been written in that book, but that he would take away the part which he might have had, or which he professed to have in that book. Such corruptions of the Divine oracles would show that they had no true religion, and would be excluded from heaven” (= ) - hal 1729.

Lenski (tentang Wah 22:19): “He testifies that God will add the very plagues that are written in this book to him who adds to the things (αὐτά) constituting this book. Likewise, that God will take away anyone’s part in the life and in the Holy City, anyone’s part in the blessed things written in this book (τῶν γεγραμμένων is dependent on τὸ μέρος αὐτοῦ), from anyone who takes away from the words of this book. The consequences following upon either act are the same. They are expressed in terms of exact justice: he who takes away - God shall take away; he who adds - God shall add. A just God cannot do otherwise. Note that ἀφελῶ is the future of ἀπαιρέω (R. 356); also that οί λόγοι does not mean mere vocables (Woerter) as found in a dictionary but ‘words’ as thought-bearers (Worte), statements. He cannot keep the words of this book (v. 7, 9) who ruins them by injecting other things or casts some of the words aside” (= ).

Jadi, menurut Calvin, Allah berbicara tentang penghapusan nama dari kitab kehidupan hanya karena Ia menyesuaikan diriNya dengan pengertian kita. Memang dari sudut pandang kita, kalau seseorang masuk ke gereja dan mengaku percaya kepada Kristus, maka ia diselamatkan, dan namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Kalau orang itu murtad, maka ia tidak selamat, dan namanya dihapus dari kitab kehidupan.

Dari semua penafsiran tentang penghapusan nama dari kitab kehidupan ini, saya paling setuju dengan penafsiran Calvin.

Tetapi orang Arminian akan berkata: ‘Itu janji bagi orang kristen yang menang. Tetapi orang kristen yang kalah, namanya akan dihapuskan dari kitab kehidupan’.

Pdt. Jusuf B. S.: “Juga di sini (dalam Wahyu 3:5) Tuhan menjanjikan pada orang yang menang bahwa namanya akan jadi permanen di dalam Buku Kehidupan, sebab mereka menang. Tetapi orang-orang yang selalu jatuh bangun dalam dosa itu dalam bahaya. Kalau mereka terus menuruti daging dan hidup dalam dosa sampai mati, maka namanya yang sudah tertulis di dalam Buku Kehidupan akan terhapus dari dalamnya dan itu berarti tidak masuk dalam Kerajaan Surga” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 65.

Saya menjawab argumentasi ini dengan 2 pertanyaan:

1. Orang kristen mana yang tidak jatuh bangun dalam dosa? Jatuh bangun dalam dosa itu pasti terjadi pada diri orang kristen manapun, termasuk Paulus (Roma 7:15-19 bdk. 1Yohanes 1:10). Ini berbeda dengan ‘terus menuruti daging dan hidup dalam dosa sampai mati’ yang jelas menunjukkan bahwa orangnya adalah orang kristen KTP.

2. Apakah orang kristen yang sejati bisa kalah? Jelas tidak mungkin. Bandingkan dengan:

a. Roma 8:35-37 - “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: ‘Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.’ Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita”.

Ini masih ditambahi lagi dengan Roma 8:38-39 yang menjamin bahwa tidak ada apapun yang bisa memisahkan kita (orang kristen) dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

b. Wahyu 17:14 - “Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.’”.

Catatan: kata-kata ‘juga akan menang’ (yang saya cetak miring) sebetulnya tidak ada, tetapi secara implicit itu ada.

c. 1Korintus 15:57 - “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”.

d. 2Kor 2:14a - “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenanganNya”.

Kalau orang kristen sejati tidak mungkin kalah, maka jelas bahwa Wah 3:5 itu berlaku untuk setiap orang kristen dan dengan demikian penghapusan nama dari kitab kehidupan itu tidak mungkin terjadi.

c) Hubungan penghapusan nama dari kitab kehidupan dengan Wah 13:8 dan Wah 17:8.

Wahyu 13:8 - “Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang NAMANYA TIDAK TERTULIS SEJAK DUNIA DIJADIKAN di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih”.

Wahyu 17:8 - “Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang TIDAK TERTULIS DI DALAM KITAB KEHIDUPAN SEJAK DUNIA DIJADIKAN, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi”.

Kalau memang ada penghapusan nama dari kitab kehidupan, mengapa nama-nama dari orang-orang yang murtad dan mengikuti sang Anti Kristus ini dikatakan ‘tidak tertulis dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan’? Mengapa bukannya dikatakan ‘dulu tertulis tetapi telah dihapus dari kitab kehidupan’? Bdk. Mat 7:23 - “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku TIDAK PERNAH mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.

Jelas bahwa orang-orang ini bukannya pernah selamat lalu kehilangan keselamatan itu, tetapi memang tidak pernah diselamatkan!

Sekarang mari kita membahas lebih teliti kedua text tersebut di atas.

a) Mazmur 69:29 - “Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!”.

Beberapa penafsir seperti Adam Clarke, Albert Barnes, dan Keil & Delitzsch, menafsirkan bahwa ayat ini artinya adalah bahwa Daud berdoa supaya mereka dibunuh, dan tidak mendapat kehidupan yang panjang yang dijanjikan Allah kepada pengikut-pengikutNya.

Barnes’ Notes: “‘Let them be blotted out of the book of the living.’ That is, Let them cease to live; let them not be numbered among the living men; let them be cut off. ... The language has no reference to the future world; it is not a prayer that they should not be saved. ‘And not be written with the righteous.’ Let them not be registered or numbered with the righteous. ... The language is evidently derived from the idea so common in the Old Testament that length of days would be the reward of a righteous life ..., and that the wicked would be cut off in the midst of their days” (= ) - hal 230.

Keil & Delitzsch: “Let them be blotted out of ... that is to say, struck out of the list of the living, and that of the living in this present world; for it is only in the New Testament that we meet with the Book of Life as a list of the names of the heirs of the zwh aviwnioV” (= ) - hal 285.

Catatan: tetapi dalam tafsirannya tentang Kel 32:32-33 Keil & Delitzsch memberikan kata-kata yang agak membingungkan artinya (lihat dalam bagian tentang Kel 32:32-33).

Calvin mengatakan bahwa kata-kata ini disesuaikan dengan kapasitas pengertian manusia.

Calvin: “he denounces against them eternal destruction, which is the obvious meaning of the prayer, that they might be blotted out of the book of the living; for all those must inevitably perish who are not found written or enrolled in the book of life. This is indeed an improper manner of speaking; but it is one well adapted to our limited capacity, the book of life being nothing else than the eternal purpose of God, by which he has predestinated his own people to salvation. God, it is certain, is absolutely immutable; and, farther, we know that those who are adopted to the hope of salvation were written before the foundation of the world, (Eph. 1:4;) but as God’s eternal purpose of election is incomprehensible, it is said, in accommodation to the imperfection of the human understanding, that those whom God openly, and by manifest signs, enrols among his people, ‘are written.’ On the other hand, those whom God openly rejects and casts out of his Church are, for the same reason, said ‘to be blotted out.’” (= ) - hal 73-74.

Calvin: “Yet I do not deny that the Spirit sometimes accommodates the utterance to the measure of our understanding - for instance, when he says: ‘They shall not be in the secret of my people, or be enrolled in the register of my servants’ (Ezek. 13:9). It is as if God were beginning to write in the book of life those whom he reckons among the number of His people, although we know, as Christ bears witness (Luke 10:20), that the names of the children of God have been written in the book of life from the beginning (Phil. 4:3). But these words simply express the casting away of those who seemed the chief among the elect, as the psalm had it: ‘Let them be blotted out of the book of life; let them not be enrolled among the righteous’ (Ps. 69:28; cf. Rev. 3:5)” [= ] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter 24, no 9.

Catatan:

· Lukas 10:20 secara hurufiah seharusnya adalah ‘your names have been written in heaven’ (= namamu telah tertulis di surga).

· sebetulnya kalau mau menunjukkan bahwa nama sudah tertulis dalam kitab kehidupan sejak semula, lebih baik menggunakan Wahyu 13:8 dan Wahyu 17:8.

Spurgeon menafsirkan bahwa penghapusan nama dari kitab kehidupan menunjukkan bahwa nama itu tidak pernah dituliskan dalam kitab kehidupan itu.

C. H. Spurgeon: “the inner meaning of being blotted out from the book of life is to have it made evident that the name was never written there at all. Man in his imperfect copy of God’s book of life will have to make many emendations, both of insertion and erasure; but, as before the Lord, the record is for ever fixed and unalterable” (= ) - ‘The Treasury of David’, vol 2, hal 184.

Matthew Poole mengatakan bahwa nama seseorang dikatakan ditulis dalam kitab kehidupan, atau dihapuskan dari kitab kehidupan, sesuai dengan kelihatannya dari jalan kehidupan mereka. Tetapi bahwa penghapusan nama tidak bisa diartikan secara hurufiah, terlihat dengan jelas dari bagian akhir dari Maz 69:29 itu.

Matthew Poole: “In this book men may be said to be written, either, 1. In reality, by God’s election and predestination. Or, 2. In appearance, when a man is called by God to the profession and practice of the true religion, and into covenant with himself, and professeth to comply with it; ... And when a man renounceth this profession and religion, he may be said to be ‘blotted out of’ that ‘book’, because his apostacy makes it evident that he was not written in it, as he seemed to be. ... men may be said to be ‘written in’ or ‘blotted out of this book’, when they seem to be so by the course of their lives and actions. But that this ‘blotting out’ is not meant properly and positively, is clear from the last branch of this verse; which, after the manner of these books, expounds the former, wherein this doubtful phrase is explained by one which is evident and unquestionable, even by his not being ‘written’ in it; for it is impossible that a man’s name should be properly blotted out of that book in which it was never written”(= ) - hal 110.

Psalm 69:28 (KJV): ‘Let them be blotted out of the book of the living, and not be written with the righteous’ (= Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, dan tidak ditulis dengan orang benar).

Kata Ibraninya bisa diartikan ‘menulis’ atau ‘mencatat’.

Kata-kata Poole ini, khususnya yang bagian akhir, perlu diperhatikan. Memang Maz 69:29 itu mengidentikkan ‘penghapusan nama’ dan ‘tidak dituliskannya nama’.

W. S. Plumer: “To ‘be blotted out of this book’ is the same thing as not to ‘be written with the righteous’. The clauses are parallel” (= Dihapuskan dari kitab ini adalah sama dengan tidak ditulis dengan orang benar. Kedua kalimat itu paralel) - ‘The Psalms’, hal 684.

Pulpit Commentary memberikan penafsiran yang berbeda / bertentangan. Ia berkata: “‘And not be written with the righteous;’ i.e. not remain written in the book side by side with the names of the righteous”(= ‘Dan tidak ditulis dengan orang benar’; artinya tidak tetap tertulis dalam kitab itu bersama-sama dengan nama-nama orang benar) - hal 55.

Tetapi kata ‘remain’ (= tetap) ini sebetulnya tidak ada dalam ayat itu, dan karena itu penafsiran ini tidak bisa diterima!

b) Keluaran 32:31-33 - “Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: ‘Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. (32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu - dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.’ (33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Siapa yang berdosa kepadaKu, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitabKu”.

Adam Clarke mengatakan bahwa kitab itu merupakan catatan dari orang-orang Israel. Yang namanya dihapus adalah orang-orang yang tidak diperkenankan untuk masuk ke Kanaan.

Keil & Delitzsch: “To blot out of Jehovah’s book, therefore, is to cut off from fellowship with the living God, or from the kingdom of those who live before God, and to deliver over to death” (= ) - hal 231.

Pulpit Commentary mengatakan (hal 343) bahwa ada yang mengartikan bahwa kata-kata Musa dalam Kel 32:32 ini hanya sekedar berarti ‘Bunuhlah aku’. Jadi, kitab itu hanya diartikan sebagai kitab yang mencatat nama-nama orang-orang yang masih hidup, dan tak berhubungan dengan keselamatan. Tetapi Pulpit Commentary sendiri lebih setuju bahwa itu juga berhubungan dengan keselamatan.

Sama seperti dalam tafsirannya tentang Mazmur 69:29 di atas Calvin menganggap bahwa istilah ‘penghapusan nama’ dipakai untuk menyesuaikan dengan pengertian manusia (semacam bahasa antropomorphis). Tentu kita tidak bisa mengartikan bahwa bisa terjadi perubahan dalam rencana kekal Allah. Istilah ‘penghapusan nama’ itu hanya untuk menunjukkan bahwa Tuhan akhirnya menyatakan bahwa orang-orang reprobate, yang untuk sementara kelihatannya terhitung bersama-sama dengan orang-orang pilihan, sebetulnya sama sekali tidak termasuk di dalamnya.

Dalam tafsirannya tentang Kel 32:32, Calvin berkata: “By ‘the book,’ in which God is said to have written His elect, must be understood, metaphorically, His decree. But the expression which Moses uses, asking to be blotted out of the number of the pious, is an incorrect one, since it cannot be that one who has been once elected should be ever reprobated; and those lunatics who, on this ground, overturn, as far as they can, that prime article of our faith concerning God’s eternal predestination, thereby demonstrate their malice no less than their ignorance. David uses two expressions in the same sense, ‘blotted out,’ and ‘not written:’ ‘Let them be blotted out of the book of the living, and not be written with the righteous.’ (Ps. 69:28.) We cannot hence infer any change in the counsel of God; but this phrase is merely equivalent to saying, that God will at length make it manifest that the reprobate, who for a season are counted amongst the number of the elect, in no respect belong to the body of the Church. Thus the secret catalogue, in which the elect are written, is contrasted by Ezekiel (13:9) with that external profession, which is often deceitful. Justly, therefore, does Christ bid His disciples rejoice, ‘because their names are written in heaven,’ (Luke 10:20;) for, albeit the counsel of God, whereby we are predestinated to salvation, is incomprehensible to us, ‘nevertheless (as Paul testifies) this seal standeth sure, The Lord knoweth them that are his.’ (2Timotius 2:19)” (= ) - hal 361-362.

Yehezkiel 13:9 - “Aku akan mengacungkan tanganKu melawan nabi-nabi yang melihat perkara-perkara yang menipu dan yang mengucapkan tenungan-tenungan bohong; mereka tidak termasuk perkumpulan umatKu dan tidak akan tercatat dalam daftar kaum Israel, dan tidak akan masuk lagi di tanah Israel; dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan ALLAH”.


Dan tentang Kel 32:33, Calvin berkata: “In these words God adapt Himself to the comprehension of the human mind, when He says, ‘Him will I blot out;’ for hypocrites make such false profession of His name, that they are not accounted aliens, until God openly renounces them: and hence their manifest rejection is called erasure” (= Dalam kata-kata ini Allah menyesuaikan diriNya sendiri dengan pengertian pikiran manusia, pada saat Ia berkata ‘Aku tidak akan menghapuskannya’; karena orang-orang munafik membuat pengakuan palsu tentang namaNya supaya mereka tidak dianggap sebagai orang asing / non kristen, sampai Allah secara terbuka menyangkal mereka sebagai anak: dan karena itu penolakan yang nyata ini disebut penghapusan) - hal 362.

Juga dalam Keluaran 32:33 itu, mungkin sekali Tuhan menggunakan kata-kata itu untuk menyesuaikan dengan kata-kata Musa dalam Keluaran 32:32.

Kesimpulan / penutup.Calvinisme VS Arminianisme: Kitab Kehidupan

Kitab kehidupan hanya merupakan simbol dari predestinasi. Penghapusan nama dari kitab kehidupan tidak benar-benar ada. Istilah itu digunakan hanya karena Allah menyesuaikan diri dengan pengertian manusia yang terbatas, sehingga Ia menggambarkan tindakanNya seperti tindakan manusia yang mencatat, menghapus dan sebagainya. Orang yang ‘dihapus namanya’ adalah orang kristen KTP, yang sebetulnya tidak pernah tercatat di dalam kitab kehidupan itu. Bagi orang percaya / pilihan, namanya sudah ada dalam kitab kehidupan sejak dunia belum dijadikan dan tidak mungkin akan dihapuskan. Puji Tuhan.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post