KEUTAMAAN KRISTUS: KOLOSE 1:15-20

Pdt.Budi Asali, M.Div.
KEUTAMAAN KRISTUS: KOLOSE 1:15-20. Kolose 1:15-20 - “(15) Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, (16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (17) Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. (18) Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. (19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, (20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus”.
KEUTAMAAN KRISTUS: KOLOSE 1:15-20
otomotif, gadget, bisnis
PENDAHULUAN: 

Catatan: bagian yang saya garis bawahi itu salah terjemahan.

Kolose 1:15 (NASB): ‘And He is the image of the invisible God, the firstborn of all creation’ (= Dan Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung dari semua ciptaan).

Dalam buku Saksi Yehuwa yang berjudul ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 395-397, dikatakan sebagai berikut:

“Kolose. 1:15,16: ‘Ia (Yesus Kristus) adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi.’ Dalam arti apa Yesus Kristus adalah ‘yang sulung dari segala yang diciptakan’?

(1) Penganut-penganut Tritunggal mengatakan bahwa ‘anak sulung’ di sini berarti yang utama, paling baik, paling terkemuka; maka Kristus diartikan bukan sebagai bagian dari ciptaan, melainkan sebagai yang paling terkemuka dalam hubungan dengan mereka yang diciptakan. Kalau begitu, dan andai kata doktrin Tritunggal benar, mengapa Bapa dan roh suci tidak dikatakan juga sebagai yang sulung dari semua ciptaan? Namun Alkitab menerapkan ungkapan ini kepada Anak saja. Menurut arti yang umum dari ‘anak sulung,’ itu menunjukkan bahwa Yesus adalah yang tertua dari putra-putra dalam keluarga Allah.

(2) Sebelum Kolose 1:15, ungkapan ‘yang sulung dari’ muncul lebih dari 30 kali dalam Alkitab, dan setiap kali hal itu diterapkan pada makhluk-makhluk hidup, arti yang samalah yang berlaku - yaitu yang sulung adalah bagian dari suatu kelompok. ‘Anak sulung Israel’ adalah salah seorang dari putra-putra Israel; ‘anak sulung Firaun’ adalah salah seorang dari keluarga Firaun; ‘anak sulung binatang’ adalah juga binatang. Maka, apa sebabnya beberapa orang menerapkan arti yang lain dari kata itu dalam Kolose 1:15? Apakah memang demikian penggunaannya dalam Alkitab atau itu merupakan suatu kepercayaan yang sudah mereka anut dan yang coba mereka buktikan?

(3) Apakah Kolose 1:16,17 meniadakan kemungkinan bahwa Yesus Kristus diciptakan, ketika dikatakan ‘di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu ... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia’? Kata Yunani yang di sini diterjemahkan ‘segala sesuatu’ adalah pan’ta, bentuk infleksi (perubahan) dari pas. Dalam Lukas 13:2, TB dan BIS menggunakan kata ‘semua ... yang lain’; Klinkert menuliskan ‘sekalian ... yang lain.’ (Lihat juga Lukas 21:29 dalam Bode dan BIS, dan Filipi 2:21.) Maka selaras dengan hal-hal lain yang dikatakan Alkitab mengenai Anak, NW memberikan arti yang sama pada kata pan’ta dalam Kolose 1:16,17, sehingga sebagian bunyinya, ‘melalui dia semua hal lain diciptakan ... Semua hal lain telah diciptakan melalui dia dan untuk dia.’ Maka ia diperlihatkan sebagai makhluk ciptaan, bagian dari karya ciptaan Allah”.

Bantahan:

1) Kata ‘sulung’ / ‘anak sulung’ memang biasanya diartikan sebagai salah seorang dari kelompok tersebut, hanya saja ia yang paling tua / paling dulu ada.

Tetapi dalam Kitab Suci seringkali suatu kata bisa digunakan dalam arti yang berbeda dengan biasanya. Misalnya:

a) Kata ‘iman’ digunakan puluhan atau mungkin ratusan kali dalam arti ‘kepercayaan’, tetapi dalam Gal 1:23 kata ‘iman’ digunakan dalam arti ‘ajaran / Injil’.

Galatia 1:23 - “Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya”.

b) Kata ‘allah’ / ‘Allah’ digunakan ratusan atau ribuan kali untuk menunjuk kepada Allah / dewa, tetapi juga perkecualiannya.

Mazmur 82:1,6-7 - “(1) Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi: ... (6) Aku sendiri telah berfirman: ‘Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. - (7) Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas.’”.

NASB menterjemahkan ‘para allah’ dalam Mazmur 82:1 dengan kata ‘rulers’ (= penguasa-penguasa /pemerintah-pemerintah).

c) Kata ‘roh’ dari ratusan kali penggunaan mungkin hanya dalam text ini saja menunjuk kepada ‘pengajar firman’.

1Yohanes 4:1-3 - “(1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus Kristus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.”.

Demikian juga dengan penggunaan kata ‘sulung’. Sekalipun biasanya menunjuk kepada salah satu dari kelompok tersebut, hanya saja ia yang paling tua / paling dulu ada, tetapi ada perkecualiannya, dimana kata ‘sulung’ digunakan dengan arti yang berbeda dari biasanya. Dalam kutipan dari buku Saksi Yehuwa di atas, mereka sendiri mengakui bahwa itu merupakan ARTI YANG UMUM dari kata ‘sulung’ (perhatikan bagian yang saya garis-bawahi dari kutipan di atas). Jadi secara implicit mereka mengakui bahwa ada arti yang merupakan perkecualian dari arti umum tersebut.

Misalnya:

1. Roma 8:29 - “Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara”.

2. Ibrani 1:6 - “Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.’”.

Catatan: untuk kata ‘sulung’ dalam kedua ayat ini digunakan kata Yunani yang sama seperti dalam Kolose 1:15.

Pada waktu Kristus dikatakan sebagai ‘yang sulung di antara banyak saudara’ / ‘AnakNya yang sulung’, sudah tentu Kristus tidak bisa dikatakan termasuk dalam kelompok ‘saudara-saudara’ / ‘anak-anak Allah’ tersebut. Ingat bahwa istilah ‘Anak Allah’ untuk Yesus tidak menunjuk kepada kemanusiaanNya, tetapi kepada keilahianNya.

Loraine Boettner: “Christ is the Son of God by nature; we become the sons of God by grace. He is the Son of God in His own right; we become sons of God by adoption. He has existed thus from eternity; we become sons in time as we are regenerated to a new life and have His righteousness imparted to us. ... God is the Father of the Lord Jesus Christ in a sense in which He is the Father of none other” (= Kristus adalah Anak Allah yang asli / secara alamiah; kita menjadi anak-anak Allah oleh kasih karunia. Ia adalah Anak Allah dalam hakNya sendiri; kita menjadi anak-anak Allah oleh pengadopsian. Ia telah mempunyai keberadaan seperti itu dari kekekalan; kita menjadi anak-anak dalam waktu, pada saat kita dilahirkan kembali kepada suatu kehidupan yang baru dan kebenaranNya diberikan kepada kita. ... Allah adalah Bapa dari Tuhan Yesus Kristus dalam suatu arti dalam mana Ia bukan Bapa dari siapapun yang lain) - ‘Studies in Theology’, hal 153.

Bdk. Yohanes 20:17 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu.’”.

Perhatikan bahwa sekalipun Yesus Kristus menyebut para muridNya dengan kata ‘saudara-saudaraKu’ tetapi Ia juga berkata ‘BapaKu dan Bapamu’, bukan ‘Bapa kita’. Jelas bahwa ‘hubungan Bapa dengan Yesus Kristus / Anak’ tidak bisa disamakan dengan ‘hubungan Bapa dengan kita yang percaya’.

Sekarang mari kita soroti kata-kata dari buku Saksi Yehuwa di atas [point no (2)] yang berkata: “Sebelum Kolose 1:15, ungkapan ‘yang sulung dari’ muncul lebih dari 30 kali dalam Alkitab, dan setiap kali hal itu diterapkan pada makhluk-makhluk hidup, arti yang samalah yang berlaku - yaitu yang sulung adalah bagian dari suatu kelompok”.

Jelas terlihat bahwa kata-kata ini salah, karena Roma 8:29, yang terletak sebelum Kolose 1:15, menggunakan kata ‘sulung’ itu dalam arti yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa sering mengclaim secara sembarangan, dan bahwa claim mereka tidak bisa dipercaya!

Sekarang, kalau dalam Roma 8:29 dan Ibrani 1:6, kata ‘sulung’ bisa diartikan bahwa Yesus Kristus tidak termasuk dalam kelompok itu, apakah aneh kalau kata-kata ‘yang sulung dari semua ciptaan’ dalam Kolose 1:15 kita artikan dengan cara yang serupa? Ini tidak menunjukkan bahwa Yesus Kristus termasuk dalam ciptaan, tetapi bahwa Ia ada di atas ciptaan itu.

2) Perbandingan kata ‘sulung’ dalam Kolose 1:15 dan kata ‘sulung’ dalam Kolose 1:18.

a) Kolose 1:15 - ‘yang sulung dari semua ciptaan’.

TDB: ‘yang sulung dari antara semua ciptaan’.

b) Kolose 1:18 - ‘yang sulung dari orang mati’.

TDB: ‘yang sulung dari antara orang mati’.

1. Perhatikan bahwa TDB (Terjemahan Dunia Baru = Kitab Suci Saksi Yehuwa) dalam terjemahannya menyamakan kedua ungkapan dalam Kolose 1:15 dan Kolose 1:18 itu.

Catatan: penyamaan terjemahan TDB antara Kolose 1:15 (‘dari antara semua ciptaan’) dengan Kol 1:18 (‘dari antara orang mati’) jelas salah, karena bahasa Yunaninya berbeda.

Tetapi anehnya adalah: mengapa Saksi-Saksi Yehuwa tidak membandingkan kedua ungkapan ini, dan lalu mengatakan:

a. Pada waktu dalam Kolose 1:18 Yesus Kristus disebut ‘yang sulung dari antara orang mati’, Ia tadinya termasuk dalam kelompok orang mati tersebut.

b. Jadi, konsekwensinya, pada waktu dalam Kolose 1:15 Yesus dikatakan sebagai ‘yang sulung dari semua ciptaan’, Ia harus termasuk pada ciptaan tersebut, hanya saja Ia yang pertama kali diciptakan.

Saya menduga, rupanya Saksi-Saksi Yehuwa tidak mau menggunakan serangan / argumentasi seperti ini karena mereka bingung bagaimana mengatakan Yesus sebagai yang sulung / yang pertama bangkit dari antara orang mati (bdk. Kisah Para Rasul 26:23 1Korintus 15:20,23 Wahyu 1:5), karena sebelum kebangkitan Yesus Kristus sudah ada banyak peristiwa kebangkitan (1Raja-raja 17:17-24 2Raja-raja 4:18-37 2Raja-raja 13:21 Markkus 5:21-43 Lukas 7:11-17 Yohanes 11:1-44 Matius 27:52-53).

Kita mempercayai bahwa Yesus Kristus bangkit secara jasmani, dan lalu tubuhNya diubahkan menjadi tubuh kebangkitan. Sebelum Yesus Kristus, tidak ada orang mati yang lalu dibangkitkan dan diberi tubuh kebangkitan. Mereka bangkit dengan tubuh lama, tanpa mengalami perubahan menjadi tubuh kebangkitan, dan karena itu mereka pasti akan mati lagi. Jadi, bagi kita Yesus Kristus memang bisa dikatakan sebagai ‘yang sulung / yang pertama bangkit dari antara orang mati’.

Tetapi Saksi Yehuwa tidak mempercayai kebangkitan jasmani / tubuh kebangkitan dari Yesus, dan karena itu sebutan ‘yang sulung / yang pertama bangkit dari antara orang mati’ untuk Yesus ini pasti memusingkan.

2. Dalam NIV kedua ungkapan itu dibedakan.

a. Kolose 1:15 - ‘yang sulung dari semua ciptaan’.

NIV: ‘the firstborn over all creation’ (= yang sulung di atas semua ciptaan).

b. Kolose 1:18 - ‘yang sulung dari orang mati’.

NIV: ‘the firstborn from among the dead’ (= yang sulung dari antara orang mati).

Perhatikan terjemahan dari NIV. Kata-kata ‘dari antara orang mati’ (Kolose 1:18) menunjukkan bahwa Yesus termasuk dalam kelompok orang mati itu, tetapi Ia yang pertama bangkit dari antara mereka. Jadi di sini Yesus termasuk dalam golongan orang mati tersebut. Ini berbeda dengan Kolose 1:15, dimana NIV menterjemahkan ‘di atas semua ciptaan’, yang menunjukkan Yesus tidak termasuk ciptaan tersebut. Apakah pembedaan terjemahan seperti ini bisa dipertanggung-jawabkan? Jawabnya adalah: ya, karena dalam Kolose 1:18 ada kata Yunani e]k (EK), sedangkan kata Yunani EK ini tidak ada dalam Kolose 1:15.

Kolose 1:15 - PROTOTOKOS PASES KTISEOS

firstborn of all creation

sulung dari semua ciptaan

Kolose 1:18 - PROTOTOKOS EK TON NEKRON

firstborn from / out of the dead

sulung dari orang mati

Sekarang, apa arti dari kata Yunani EK ini? Dalam kamus Arndt & Gingrich, ‘A Greek-English Lexicon of the New Testament’, hal 234, pertama-tama kata EK diartikan: ‘from’ (= dari); ‘out of’ (= keluar dari); ‘away from’ (= jauh / dijauhkan dari). Lalu Lexicon itu memberikan arti yang lebih terperinci:

(a) ‘To denote separation’ (= Untuk menunjukkan pemisahan).

(1) ‘to introduce the place from which the separation takes place’ (= untuk menunjukkan tempat dari mana pemisahan itu terjadi).

(2) ‘with a group or company from which the separation takes place’ (= dengan suatu kelompok atau perkumpulan dari mana pemisahan itu terjadi).

(3) ‘of situations and circumstances out of which someone is brought’ (= dari situasi dan keadaan dari mana seseorang diambil).

(b) ‘to denote the direction from which something comes’ (= untuk menunjukkan arah dari mana sesuatu datang).

(c) ‘to denote origin, cause, motive, reason’ (= untuk menunjukkan asal usul, penyebab, motivasi, alasan).

Dari arti dari kata bahasa Yunani EK ini, jelaslah bahwa pada waktu dalam Kolose 1:18 Yesus dikatakan sebagai ‘yang sulung dari antara orang mati’, Ia termasuk dalam golongan orang mati tersebut. Tetapi pada waktu dalam Kolose 1:15 Yesus Kristus dikatakan sebagai ‘yang sulung dari semua ciptaan’ Ia tidak termasuk dalam ciptaan tersebut, karena kata Yunani EK itu tidak ada dalam Kolose 1:15. Jadi, kata Yunani EK dalam Kolose 1:18 itu menjadi kunci yang membedakan kedua ungkapan yang kelihatannya sama itu.

3) Alasan lain yang menyebabkan sebutan ‘yang sulung dari semua ciptaan’ terhadap diri Yesus Kristus, tidak boleh diartikan bahwa Yesus Kristus merupakan ciptaan pertama, adalah:

a) Kolose 1:15 tidak boleh ditafsirkan menentang kontextnya.

Kolose 1:16-17 menunjukkan keilahian Yesus dan bahwa Yesus Kristus adalah Pencipta segala sesuatu. Kalau Kol 1:15 diartikan bahwa Yesus Kristus adalah ciptaan pertama, maka Ia sama sekali bukan Allah, dan Ia tidak bisa mencipta, dan dengan demikian bertentangan dengan Kolose 1:16-17.

Sekarang mari kita soroti bagian-bagian tertentu dari Kolose 1:16-17.

1. Kolose 1:16 - “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”. Bdk. Yohanes 1:3.

a. ‘oleh Dia’.

Seharusnya lebih tepat ‘through Him’ (= melalui Dia), seperti dalam terjemahan RSV, karena yang digunakan adalah kata Yunani DIA, yang artinya adalah ‘through’ (= melalui).

b. ‘untuk Dia’.

Harlow: “This verse also teaches us that all things were created for Christ, that is, for His glory and pleasure. This word ‘for’ again proves that Christ is God because God will not give His glory to any creature, Isaiah 42:8” (= Ayat ini juga mengajar kita bahwa segala sesuatu diciptakan untuk Kristus, yaitu, untuk kemuliaanNya dan kesenanganNya. Kata ‘untuk’ ini membuktikan lagi bahwa Kristus adalah Allah karena Allah tidak akan memberikan kemuliaanNya kepada ciptaan yang manapun, Yes 42:8) - hal 10.

Yesaya 42:8 - “Aku ini TUHAN, itulah namaKu; Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain atau kemasyhuranKu kepada patung”.

2. Kolose 1:17 - “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia”.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘He is before all things’. Perhatikan kata ‘is’ yang merupakan bentuk present!

Moule: “is, not only was” - hal 78.

Ini mengingatkan kita akan Yohanes 8:58 dimana Yesus Kristus berkata (KJV): ‘Before Abraham was, I am’.

Hanya untuk Allah bisa digunakan bentuk present, sekalipun yang dibicarakan terjadi di masa yang lalu, karena hanya Allahlah yang tidak terbatas oleh waktu (2 Petrus 3:8). Kalau dalam Kolose 1:16 dan Yohanes 8:58 hal itu digunakan terhadap Yesus, itu pasti membuktikan bahwa Dia adalah Allah.

b) Istilah ‘firstborn’ (= sulung / dilahirkan pertama) berbeda dengan ‘first-created’ (= diciptakan pertama), dan Kolose 1:15 menggunakan istilah yang pertama, bukan yang kedua, untuk Yesus Kristus !

Sebutan ‘sulung’, atau lebih jelas dalam bahasa Inggris ‘firstborn’ (= dilahirkan pertama), untuk Yesus, menunjukkan bahwa Yesus Kristus (sebagai Allah) bukan diciptakan, tetapi dilahirkan / diperanakkan oleh Bapa. Kalau Yesus Kristus memang ciptaan pertama dari Bapa, Ia pasti akan disebut bukan sebagai ‘firstborn’ (= sulung / yang lahir pertama) tetapi sebagai ‘first-created’ (= yang diciptakan pertama). Sebutan ‘sulung’ / ‘firstborn’ ini juga didukung oleh istilah ‘Anak Allah’ yang ditujukan kepada Yesus Kristus, yang juga menunjukkan bahwa Yesus diperanakkan, bukan diciptakan, oleh Bapa!

Tentang Kolose 1:15 ini, yang juga dipakai sebagai dasar oleh Arianisme, Philip Schaff memberikan komentar sebagai berikut: “But PROTOTOKOS is not equivalent to PROTOKTISTOS or PROTOPLASTOS: ... The meaning of the expression, therefore, is: born before every creature, i.e. before anything was made. The text indicates the distinction between the eternal generation of the Son from the essence of the Father, and the temporal creation of the world out of nothing by the Son. Yet there is a difference between MONOGENES and PROTOTOKOS, which Athanasius himself makes: the former referring to the relation of the Son to the Father, the latter, to his relation to the world” [= Tetapi PROTOTOKOS (first-born / dilahirkan pertama) tidak sama artinya dengan PROTOKTISTOS (first-created / diciptakan pertama) atau PROTOPLASTOS (first-formed / dibentuk pertama): ... Karena itu, arti dari ungkapan itu adalah: dilahirkan sebelum setiap ciptaan, yaitu sebelum apapun dibuat. Text ini menunjukkan perbedaan antara tindakan kekal memperanakkan Anak dari hakekat Bapa, dan penciptaan alam semesta dari tidak ada menjadi ada, oleh Anak, dalam waktu. Tetapi ada suatu perbedaan antara MONOGENES (only begotten / satu-satunya yang diperanakkan) and PROTOTOKOS (first-born / dilahirkan pertama), yang dibuat oleh Athanasius sendiri: yang pertama menunjuk pada hubungan Anak dengan Bapa, yang terakhir menunjuk pada hubunganNya dengan alam semesta] - ‘History of the Christian Church’, vol III, hal 647 (footnote).

Moule: “‘Firstborn over all creation,’ Himself ‘not created but begotten,’ the Son, the Heir of all things, and thus eternally antecedent to all contingent and created being” (= ‘Yang sulung di atas semua ciptaan’, Ia sendiri ‘tidak diciptakan tetapi diperanakkan’, Anak, Pewaris dari segala sesuatu, dan karena itu secara kekal mendahului semua makhluk-makhluk yang tergantung dan yang diciptakan) - hal 76.

Ini perlu ditekankan! Yesus Kristus / Anak Allah (sebagai Allah) tidak diciptakan tetapi diperanakkan! Ini sebetulnya juga ada dalam Yohanes 3:16, Yohanes 1:14,18 versi TDB / NWT.

Yohanes 3:16 (TB-LAI) - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

Yoh 3:16 (TDB) - “Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi”.

Catatan: terjemahan ‘Putra satu-satunya yang diperanakkan’ sesuai dengan terjemahan bahasa Inggris yang mengatakan ‘the only begotten Son’, dan ini memang benar.

Yoh 1:14 (TB-LAI): “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.

Yohanes 1:14 (TDB): “Maka Firman itu menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya, kemuliaan seperti yang dimiliki satu-satunya putra yang diperanakkan dari seorang bapak; dan dia penuh kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh dan kebenaran”.

Yohanes 1:18 (TB-LAI) - “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya”.

Yohanes 1:18 (TDB): “Tidak seorang pun pernah melihat Allah; satu-satunya allah yang diperanakkan yang berada pada posisi dada Bapak, dia itulah yang menjelaskan mengenai dirinya”.

Catatan: dalam Yoh 1:18 ini ada 4 kelompok manuscripts, dan menurut saya terjemahan dari TDB ini memilih manuscript yang terbaik. Jadi dalam hal Yoh 1:18 ini, TDB lebih baik dari pada TB-LAI, kecuali kata ‘allah’ yang dimulai dengan huruf kecil, yang menunjukkan mereka tidak mempercayai Yesus Kristus sebagai Allah.

Perhatikan bahwa dalam Yohanes 1:18 ini Yesus disebut sebagai ‘satu-satunya Allah yang diperanakkan’. Kita mengakui Bapa sebagai Allah, Yesus Kristus sebagai Allah, dan Roh Kudus juga sebagai Allah (sekalipun kita tidak mengakui adanya 3 Allah). Bapa dan Roh Kudus tidak diperanakkan; hanya Yesus Kristus yang diperanakkan (ingat, ini tidak membicarakan Yesus sebagai manusia, pada waktu Ia diperanakkan oleh Maria. Ini membicarakan Yesus sebagai Allah!). Jadi tepatlah kalau dalam Yoh 1:18 ini dikatakan bahwa Yesus Kristus adalah ‘satu-satunya Allah yang diperanakkan’.

Yohanes 1:14,18 dan Yohanes 3:16 ini bisa dijadikan senjata dalam melawan Saksi Yehuwa, yang mengatakan bahwa Yesus Kristus hanyalah ‘suatu allah’, yang adalah ciptaan pertama dari Allah, karena dalam ayat-ayat ini ditunjukkan secara jelas bahwa Yesus Kristus bukan diciptakan, tetapi diperanakkan. Ini menunjuk pada doktrin ‘the eternal generation of the Son’ (baca note saya tentang ini).

Ayat lain yang juga bisa dipakai untuk menunjukkan bahwa Yesus Kristus bukan dicipta tetapi dilahirkan / diperanakkan adalah Amsal 8:24-25 - “Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir”.

Dalam perdebatan saya dengan penatua Saksi Yehuwa, terhadap serangan ini ia menjawab bahwa: Yesus Kristus diperanakkan itu artinya Ia diciptakan oleh Bapa. Ia juga menunjuk kepada Adam yang juga disebut sebagai ‘anak Allah’ (Luk 3:38) sekalipun ia diciptakan oleh Bapa.

Tanggapan saya:

Kata ‘Bapa’ memang bisa diartikan sebagai ‘sumber’ / ‘pencipta’, seperti dalam Yes 9:5 Yesus Kristus dikatakan sebagai ‘Bapa yang kekal’ (seharusnya ‘Bapa dari kekekalan’). Ini berarti bahwa Yesus Kristus adalah sumber dari kekekalan.

Kalau ‘Bapa’ bisa diartikan sebagai sumber / pencipta, maka adalah sesuatu yang logis kalau ‘anak’ bisa diartikan sebaliknya, yaitu sebagai ‘ciptaan’. Dan mungkin arti inilah yang diambil pada waktu Adam, dan juga malaikat, disebut dengan istilah ‘anak Allah’ (Lukas 3:38 Ayub 1:6). Saya katakan ‘mungkin’, karena masih ada kemungkinan lain, yaitu dengan mengartikan kata ‘anak’ sebagai ‘kemiripan’, seperti pada waktu ada orang-orang yang disebut sebagai ‘anak Iblis’ (1Yohanes 3:10).

Tetapi pada saat Yesus Kristus disebut sebagai ‘Anak Allah’, pasti kata ‘Anak’ ini digunakan dalam arti yang berbeda, karena:

1. Pada waktu Ia menggunakan istilah ‘Anak Allah’ untuk diriNya Ia dituduh menyamakan / menyetarakan diri dengan Allah, dan Ia tidak menyangkal tuduhan tersebut! Bdk. Yohanes 5:18 Yoh 10:30-36.

2. Selain disebut ‘Anak Allah’, Ia juga disebut ‘Anak Tunggal Allah / Bapa’.

Kalau Yesus Kristus disebut ‘Anak’ dalam arti bahwa Ia dicipta oleh Allah, bagaimana mungkin Ia disebut ‘Anak yang Tunggal dari Allah / Bapa’?

3. Berbeda dengan Adam dan malaikat-malaikat, yang oleh bagian-bagian lain dari Kitab Suci dikatakan sebagai diciptakan oleh Bapa / Allah (Kej 1 Yohanes 1:3); maka untuk Yesus, Kitab Suci tidak pernah mengatakan seperti itu. Sebaliknya Kitab Suci menggambarkan Dia sebagai Pencipta (Yohanes 1:10 Ibrani 1:10).

4) Sekarang tentang pertanyaan dari Saksi Yehuwa: Mengapa Allah Bapa dan Roh Kudus tidak pernah disebutkan sebagai ‘yang sulung dari semua ciptaan’?

Tanggapan saya:

a) Saksi Yehuwa membuat rumusan sendiri tanpa dasar Kitab Suci.

Tidak ada alasan atau dasar Kitab Suci yang mengharuskan Bapa, Anak, dan Roh Kudus disebut dengan istilah yang sama. Siapa yang membuat peraturan bahwa suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk kepada salah satu pribadi dari Allah Tritunggal, juga harus diterapkan kepada pribadi-pribadiyang lain?

Sebaliknya, ada banyak contoh dimana setiap pribadi dari Allah Tritunggal mempunyai sebutan-sebutan yang khas, yang tidak digunakan untuk pribadi yang lain.

Misalnya:

1. Untuk pribadi ketiga dari Allah Tritunggal, selalu digunakan kata ‘Roh’, pada umumnya dengan tambahan ‘Kudus’ atau ‘Kebenaran’. Mengapa Bapa dan Anak tidak pernah disebut dengan istilah ‘Roh Kudus’ / ‘Roh Kebenaran’? Apakah Bapa dan Anak bukan Roh? Apakah Bapa dan Anak tidak kudus / benar?

2. Yesus Kristus dan Roh Kudus disebut dengan istilah Yunani PARAKLETOS, yang bisa diterjemahkan ‘Penolong’, ‘Penghibur’, ‘Pengantara’, ‘Pembela’, ‘Penasehat’, ‘Pengacara’ (1Yohanes 2:1 Yohanes 14:16,26 Yohanes 15:26 Yohanes 16:7), tetapi sebutan ini tidak pernah diberikan kepada Bapa. Apakah Bapa bukan Penolong, Penghibur, Penasehat bagi kita?

3. Yesus Kristus disebut dengan istilah ‘Saksi yang setia’ (Wahyu 1:5 3:14). Roh Kudus juga adalah saksi (Yoh 15:26), tetapi Ia tidak pernah disebut ‘Saksi yang setia’. Bapa juga adalah saksi (Yohanes 8:18), tetapi Ia juga tidak pernah disebut sebagai ‘saksi yang setia’. Apakah Bapa dan Roh Kudus adalah ‘saksi yang tidak setia’?

4. Istilah ‘Juruselamat’ berulang kali diterapkan kepada Bapa (khususnya dalam Perjanjian Lama), dan kepada Yesus (khususnya dalam Perjanjian Baru). Tetapi seingat saya istilah itu tidak pernah diterapkan kepada Roh Kudus. Padahal tanpa pekerjaan Roh Kudus tidak mungkin ada orang yang bisa diselamatkan (Yohanes 3:3,5 1Korintus 12:3 Titus 3:5).

b) Tujuan dari penggunaan istilah itu untuk Yesus Kristus dalam Kolose 1:15 adalah untuk menunjukkan bahwa Ia bukan ciptaan, dan bahkan ada di atas segala ciptaan. Ini lalu dilanjutkan dengan Kolose 1:16-17 yang menunjukkan Yesus Kristus sebagai Pencipta segala sesuatu (bdk. Yoh 1:3,10 Ibrani 1:10).

Semua ini memang pasti juga berlaku untuk Bapa dan Roh Kudus, tetapi Kitab Suci tidak harus menyatakannya dengan cara yang sama / menggunakan istilah yang sama. Kitab Suci bisa menyatakan dengan cara yang berbeda. Misalnya dengan menceritakan cerita penciptaan dalam Kej 1, dimana dikatakan bahwa Allah (Bapa) menciptakan segala sesuatu. Roh Kudus juga ada di sana (Kejadian 1:2), dan apa kerjanya Dia pada saat itu, kalau tidak ikut mencipta? Bdk. Ayub 33:4 - “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup”.

5) Sekarang tentang terjemahan dari Kolose 1:16-20 versi NWT / TDB.

Kolose 1:16-20 (TB1-LAI) - “(16) karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (17) Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. (18) Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. (19) Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, (20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus”.

Saksi-Saksi Yehuwa ingin mengubah kata-kata ‘segala sesuatu’ menjadi ‘segala sesuatu yang lain’. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa dalam Kolose 1: 15 Yesus Kristus dinyatakan sebagai ciptaan pertama, dan sekarang dalam ay 16-20 dikatakan bahwa Allah menciptakan ‘segala sesuatu yang lain’ melalui Yesus Kristus.

Untuk jelasnya saya mengutip ulang kata-kata mereka di atas. Saksi-Saksi Yehuwa berkata: “Kata Yunani yang di sini diterjemahkan ‘segala sesuatu’ adalah pan’ta, bentuk infleksi (perubahan) dari pas. Dalam Lukas 13:2, TB dan BIS menggunakan kata ‘semua ... yang lain’; Klinkert menuliskan ‘sekalian ... yang lain.’ (Lihat juga Lukas 21:29 dalam Bode dan BIS, dan Filipi 2:21.) Maka selaras dengan hal-hal lain yang dikatakan Alkitab mengenai Anak, NW memberikan arti yang sama pada kata pan’ta dalam Kolose 1:16,17, sehingga sebagian bunyinya, ‘melalui dia semua hal lain diciptakan ... Semua hal lain telah diciptakan melalui dia dan untuk dia.’ Maka ia diperlihatkan sebagai makhluk ciptaan, bagian dari karya ciptaan Allah”.

Jadi, Saksi-Saksi Yehuwa berusaha menterjemahkan kata Yunani PANTA / PAS menjadi ‘semua yang lain’ / ‘sekalian yang lain’. Dan untuk mendukung hal itu mereka memberikan contoh kata Yunani tersebut diterjemahkan seperti itu. Contohnya adalah:

a) Lukas 13:2 - “Yesus menjawab mereka: ‘Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?”.

b) Lukas 21:29 - “Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: ‘Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja”.

NIV: “He told them this parable: ‘Look at the fig tree and all the trees” (= Ia menceritakan perumpamaan ini kepada mereka: ‘Lihatlah pada pohon ara dan semua pohon).

c) Filipi 2:21 - “sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus”.

Tanggapan saya:

a) Dalam persoalan terjemahan ‘semua yang lain’.

1. Kalau tadi dalam pembahasan tentang istilah ‘yang sulung’ mereka mati-matian berusaha memberikan arti yang umum dari kata-kata ‘yang sulung’ itu. Mengapa itu tidak mereka lakukan di sini? Arti yang umum dari kata PANTA adalah ‘semua / segala sesuatu’, bukan ‘semua yang lain’.

2. Saya memang setuju bahwa dalam Lukas 13:2 dan Lukas 21:29 kata Yunani PANTA bisa diterjemahkan ‘semua yang lain’, tetapi dalam Filipi 2:21 tidak.

3. Mengapa dalam Lukas 13:2 dan Lukas 21:29 bisa diterjemahkan seperti itu? Bukan karena kata PANTA memang mempunyai arti seperti itu, tetapi karena kontextnya menuntut hal itu. Mungkin ini terjadi karena perbedaan kebiasaan dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani hal itu tidak apa-apa, tetapi waktu diterjemahkan ke bahasa Inggris / Indonesia rasanya menjadi aneh, sehingga harus ditambahkan kata-kata ‘yang lain’.

4. Tetapi dalam Kolose 1:16-17,20, sekalipun kontextnya sama sekali tidak menuntut hal itu, Saksi-Saksi Yehuwa tetap memaksakan penterjemahan seperti itu. Saya ingin Saksi-Saksi Yehuwa merenungkan kata-kata mereka sendiri dalam point no (2) bagian akhir: “Apakah memang demikian penggunaannya dalam Alkitab atau itu merupakan suatu kepercayaan yang sudah mereka anut dan yang coba mereka buktikan?”.

Walter Martin: “In this particular rendering, Jehovah’s Witnesses attempt one of the most clever perversions of the New Testament texts that the author has ever seen. Knowing full well that the word ‘other’ does not occur in this text, or for that matter in any of the three verses (16,17,19) where it has been added, albeit in brackets, the Witnesses deliberately insert it into the translation in vain attempt to make Christ a creature and one of the ‘things’ He is spoken of as having created. Attempting to justify this unheard of travesty upon the Greek language and simple honesty, the New World Bible Translation Committee enclosed each added ‘other’ in brackets, which are said by them to ‘enclose words inserted to complete or clarify the sense in the English text’ (‘New World Translation of the Christian Greek Scriptures’, op. cit., ‘Foreword,’ p. 6). Far from ‘clarifying’ God’s Word here, these unwarranted additions serve only to further the erroneous presupposition of the Watchtower that our Lord Jesus Christ is a creature rather than the Eternal Creator. ... Jehovah’s Witnesses have no conceivable ground, then, for this dishonest rendering of Colossians 1:16,17 and 19 by the insertion of the word ‘other’ since they are supported by no grammatical authorities, nor do they dare dispute their perversion with competent scholars lest they further parade their obvious ignorance of Greek exegesis” [= Dalam terjemahan yang khusus ini, Saksi-Saksi Yehuwa mengusahakan salah satu dari penyelewengan / pemutak-balikan yang paling cerdik dari text-text Perjanjian Baru yang pernah dilihat oleh pengarang. Mereka tahu benar bahwa kata ‘yang lain;’ tidak ada dalam text ini, atau untuk persoalan itu dalam yang manapun dari ketiga ayat (16,17,19) dimana kata itu telah ditambahkan, sekalipun dalam tanda kurung, Saksi-Saksi Yehuwa secara sengaja memasukkan kata itu ke dalam terjemahannya, dalam suatu usaha yang sia-sia untuk membuat Kristus sebagai suatu makhluk ciptaan dan satu dari ‘hal-hal’ yang diciptakan. Dalam usahanya untuk membenarkan karikatur /ejekan yang tak pernah didengar seperti ini tentang bahasa Yunani dan kejujuran, Komisi Penterjemahan Alkitab Dunia Baru meletakkan setiap tambahan ‘yang lain’ dalam tanda kurung, yang mereka katakan ‘untuk membungkus kata-kata yang dimasukkan untuk melengkapi atau menjelaskan arti dalam text bahasa Inggris’ (‘New World Translation of the Christian Greek Scriptures’, op. cit., ‘Foreword’, p. 6). Tetapi penambahan-penambahan yang tak berdasar / tak beralasan ini bukannya ‘menjelaskan’ Firman Allah di sini tetapi sebaliknya hanya melayani / menolong untuk melanjutkan anggapan yang salah dari Menara Pengawal bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah suatu makhluk ciptaan dan bukannya Sang Pencipta yang kekal. ... Jadi, Saksi-Saksi Yehuwa tidak mempunyai dasar yang memungkinkan untuk penterjemahan yang tidak jujur dari Kolose 1:16,17 dan 19 dengan memasukkan kata ‘yang lain’ karena mereka tidak didukung oleh wewenang tata bahasa, dan mereka tidak berani memperdebatkan penyimpangan yang mereka lakukan dengan ahli-ahli bahasa asli Kitab Suci supaya mereka tidak lebih jauh memamerkan kebodohan mereka yang nyata tentang exegesis bahasa Yunani] - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 75.

Catatan: 

a. Dalam Kolose 1:19 tambahan ‘lain’ / ‘yang lain’ itu tidak ada. Yang dimaksudkan oleh Walter Martin pasti adalah Kolose 1:20. Dalam Kolose 1:20, kata ‘segala sesuatu’ dalam Kitab Suci Indonesia, diterjemahkan oleh TDB sebagai ‘segala perkara yang lain’.

b. Dalam NWT (Kitab Suci Saksi Yehuwa yang berbahasa Inggris), kata ‘lain’ (‘other’) itu diletakkan dalam tanda kurung. Tetapi dalam TDB (Kitab Suci Saksi Yehuwa berbahasa Indonesia), tanda kurung itu tidak ada.


b) Ajaran yang mengatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu yang lain melalui Yesus Kristus, yang adalah makhluk ciptaan yang terpisah secara total dari Allah, bertentangan dengan Yesaya 44:24 - “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; ‘Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang SEORANG DIRI membentangkan langit, yang menghamparkan bumi - SIAPAKAH YANG MENDAMPINGI AKU?”.

RSV menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia, tetapi untuk kata-kata terakhir, yaitu ‘yang menghamparkan bumi - siapakah yang mendampingi Aku?’, RSV memberikan catatan kaki sebagai berikut: ‘Another reading is: who spread out the earth by myself’ (= Bacaan yang lain adalah: yang menghamparkan bumi oleh diriKu sendiri).

KJV/NIV/NASB mengambil bacaan yang lain ini; NWT menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia.

Yang manapun terjemahan yang benar tidak terlalu jadi soal, karena artinya sama. AYAT INI MENUNJUKKAN BAHWA ALLAH MENCIPTAKAN SEGALA SESUATU SENDIRIAN.


Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu yang lain melalui Yesus Kristus, dan Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai bahwa Yesus Kristus adalah pribadi yang terpisah total dari Allah, dan karena itu Saksi-Saksi Yehuwa jelas sekali bertentangan dengan ayat ini!

Bandingkan dengan Matthew Henry:
Mengenai pribadi Sang Penebus, sebagai Allah dan sebagai Pengantara.

1. sebagai Allah (Kolose 1: 15-17).

(1) Dia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Bukan seperti manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya (Kejadian 1:27), dalam hal kemampuan dan kekuasaan alaminya di atas makhluk-makhluk. Bukan, Dia adalah gambar wujud Allah (Ibrani 1:3). Dia adalah gambar Allah seperti halnya anak adalah gambar bapanya, yang memiliki kesamaan alami dengan dia. Karena itu, barangsiapa telah melihat Dia telah melihat Bapa (Yohanes 14:9), dan kemuliaan-Nya adalah kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa (Yohanes 1:14).

(2) Dia adalah yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan. Bukan berarti Dia sendiri adalah ciptaan, karena prōtotokos pasēs ktiseōs – dilahirkan atau diperanakkan sebelum segala ciptaan, atau sebelum ciptaan mana pun diciptakan. Ini merupakan cara Alkitab menggambarkan kekekalan, dan dengan cara ini kekekalan Allah digambarkan kepada kita: Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama (Amsal 8:23-26). Kata-kata ini menunjukkan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, seperti halnya anak sulung dalam suatu keluarga adalah ahli waris dan penguasa segala sesuatu, demikian pula Dia berhak menerima segala yang ada (Ibrani 1:2). Kata tersebut, dengan perubahan aksen saja, prōtotokos, berarti yang bertindak sebagai yang pertama memperanakkan atau menghasilkan segala sesuatu, dan dengan demikian sangat sesuai dengan anak kalimat selanjutnya. Vid. Isidor. Peleus. epist. 30 lib. 3.

(3) Dia sendiri sejak awal sama sekali bukan ciptaan, melainkan justru Dia-lah Sang Pencipta. Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan (ay. 16). Dia menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada, baik malaikat tertinggi di sorga maupun manusia di bumi. Dia menciptakan dunia, yaitu dunia yang di atas dan yang di bawah, dengan segala penghuninya. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan (Yoh. 1:3). Rasul Paulus berbicara di sini seolah-olah ada beberapa golongan malaikat: baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa, yang pasti menunjukkan tingkat keunggulan yang berbeda atau jabatan dan pekerjaan yang berbeda. Segala malaikat, kuasa dan kekuatan (1Petrus 3:22). Kristus adalah hikmat kekal Bapa, dan dunia diciptakan dalam hikmat. Dia adalah Firman yang kekal, dan dunia diciptakan oleh firman Allah. Dia adalah tangan kekuasaan Tuhan, dan dunia diciptakan oleh tangan itu. Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia, di’ autou kai eis auton. Karena diciptakan oleh Dia, mereka diciptakan untuk Dia. Karena diciptakan dengan kuasa-Nya, mereka diciptakan menurut kesenangan-Nya dan untuk kemuliaan-Nya. Dia adalah akhir, dan juga penyebab segala sesuatu. Segala sesuatu adalah kepada Dia (Roma 11:36), eis auton ta panta.

(4) Dia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu. Dia sudah ada sebelum dunia diciptakan, sebelum permulaan waktu, dan oleh karena itu dari segala kekekalan. Hikmat ada bersama-sama dengan Bapa, dan dimiliki oleh-Nya pada permulaan jalan-Nya, sebelum pekerjaan-Nya dahulu kala (Ams. 8:22). Dan pada mulanya Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1). Dia bukan hanya sudah ada sebelum dilahirkan oleh seorang perawan, melainkan juga sudah ada sebelum keseluruhan waktu.


(5) Segala sesuatu ada di dalam Dia. Mereka bukan hanya bertahan hidup dalam keberadaan mereka, melainkan juga ada karena perintah atas mereka dan ketergantungan mereka. Dia bukan hanya menciptakan segala sesuatu pada awalnya, melainkan juga oleh firman kekuasaan-Nya mereka semua terus ditopang (Ibrani 1:3). Seluruh ciptaan disatukan oleh kekuasaan Anak Allah, dan dibuat bergantung pada kerangkanya yang tepat. Seluruhnya dipelihara supaya tidak tercerai-berai dan menjadi kacau-balau.

2.  Sebagai Pengantara (Kolose 1:18-19).

(1) Dia adalah kepala tubuh, yaitu jemaat. Dia bukan hanya kepala pemerintahan dan pimpinan, seperti halnya raja adalah kepala negara dan memiliki hak untuk menetapkan undang-undang, melainkan juga kepala yang memberi pengaruh sangat penting bagi kelangsungan hidup, seperti halnya kepala pada tubuh jasmani. Ini karena seluruh kasih karunia dan kekuatan berasal dari Dia, dan jemaat adalah tubuh-Nya, kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu (Efesus 1:22-23).

(2) Dia adalah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, archē, prōtotokos, yang utama, yang sulung dari antara orang mati. Dia adalah asal mula kebangkitan kita, dan juga yang sulung itu sendiri. Seluruh pengharapan dan sukacita kita muncul dari Dia yang adalah pembawa keselamatan kita. Bukan bahwa dia adalah yang pertama yang pernah bangkit dari kematian, melainkan yang pertama dan satu-satunya yang bangkit dengan kekuatan-Nya sendiri, dan dinyatakan sebagai Anak Allah, dan Tuhan atas segala sesuatu. Dan Dia adalah kepala kebangkitan, dan telah memberi kita teladan dan bukti kebangkitan kita dari antara orang mati. Dia bangkit sebagai buah sulung (1Korintus 15:20).

(3) Dia lebih utama dalam segala sesuatu. Kehendak Bapa adalah supaya Dia memiliki segala kuasa di sorga dan di bumi, sehingga jauh melebihi para malaikat dan segala kuasa di sorga (nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka [Ibrani 1:4]). Dan dalam segala urusan kerajaan Allah di antara manusia Dia harus memiliki keutamaan. Dia memiliki keutamaan di hati umat-Nya melebihi dunia dan daging, dan dengan lebih mengutamakan Dia kita tunduk kepada kehendak Bapa, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa (Yohanes 5:23).

(4) Seluruh kepenuhan diam di dalam Dia, dan Bapa berkenan akan hal itu (ay. 19). Bukan hanya kepenuhan kelimpahan untuk diri-Nya sendiri, melainkan juga kelebihan untuk kita, kepenuhan kebaikan dan kebenaran, kekuatan dan anugerah. Seperti halnya kepala adalah pusat dan sumber semangat, demikian pula Kristus adalah pusat dan sumber segala anugerah bagi umat-Nya. Allah berkenan bahwa segala kepenuhan berdiam di dalam Dia, dan kita dapat datang dengan bebas kepada-Nya untuk memperoleh seluruh anugerah yang kita butuhkan. Dia bukan hanya menjadi pengantara untuk itu, melainkan juga bendahara yang ke dalam tangan-Nya hal itu diletakkan untuk disalurkan kepada kita. Dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia, yaitu kasih karunia di dalam kita yang sesuai dengan kasih karunia yang ada di dalam Dia (Yohanes. 1:16), dan Dia memenuhi semua dan segala sesuatu (Efesus 1:23).

PENUTUP: 

Ini berbeda dengan dalam kekristenan, dimana sekalipun kita mempercayai bahwa Anak dan Roh Kudus juga ikut dalam melakukan penciptaan, tetapi kita percaya bahwa ketiga pribadi itu mempunyai satu hakekat dan merupakan satu kesatuan, dan karena itu tidak bertentangan dengan ayat ini. KEUTAMAAN KRISTUS: KOLOSE 1:15-20

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post