PELAYANAN PAULUS DAN TIMOTIUS (KISAH PARA RASUL 16:1-12)
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
PELAYANAN PAULUS DAN TIMOTIUS (KISAH PARA RASUL 16:1-12). Kisah Para Rasul 16:1-12 - “(1) Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. (2) Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium, (3) dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani. (4) Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. (5) Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. (6) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. (7) Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. (8) Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. (9) Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!’ (10) Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. (11) Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; (12) dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari.”.
Pengantar:
I) Orang-orang yang diajak Paulus dalam pelayanan.
Dalam pelajaran yang lalu kita melihat Paulus berpisah dengan Barnabas. Tetapi Paulus tidak menggantungkan dirinya / pelayanannya kepada manusia / Barnabas, dan berpisahnya ia dengan Barnabas tidak menyebabkan ia berhenti dalam pelayanan. Ia lalu mengajak Silas untuk melayani Tuhan dalam perjalanan misionarisnya yang ke 2 (Kis 15:40). Tetapi selain Silas, ada orang-orang lain yang mengikuti Paulus, yaitu:
1) Lukas.
Dalam sepanjang bacaan hari ini, kita sama sekali tidak melihat nama Lukas. Lalu dari mana kita tahu bahwa Lukas diajak oleh Paulus / ikut Paulus dalam pelayanannya? Ini bisa terlihat dalam ay 10, karena dalam Kisah Para Rasul 16: 10 itu, untuk pertama kalinya digunakan kata ganti orang ‘kami’ untuk menunjuk kepada Paulus dan kawan-kawannya. Sebelum ay 10 ini, selalu digunakan kata ganti orang ‘mereka’ (perhatikan Kisah Para Rasul 16: 6,7,8, dan juga Kis 15:35).
Kisah Para Rasul 16: 6-8,10: “(6) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. (7) Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. (8) Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. ... (10) Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.”.
Kata ‘kami’ menunjukkan bahwa penulis dari Kitab Kisah Para Rasul, yaitu Lukas, ikut serta dalam rombongan Paulus.
Catatan: dengan membandingkan Lukas 1:1-4 dengan Kis 1:1, maka kita bisa tahu bahwa Kitab Injil Lukas dan Kisah Rasul ditulis oleh orang yang sama (yaitu Lukas), dan juga ditujukan kepada orang yang sama, yaitu Teofilus.
Galatia 4:13 dan 2Kor 12:7 menunjukkan bahwa Paulus mempunyai penyakit jasmani tertentu.
Gal 4:13 - “Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku.”.
2Kor 12:7 - “Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.”.
Jadi, mungkin Lukas, yang adalah seorang tabib itu (bdk. Kol 4:10), ikut dengan rombongan Paulus untuk menangani penyakit Paulus itu. Ini mengajar kita untuk menggunakan kemampuan kita (baik kemampuan jasmani maupun rohani) untuk melayani Tuhan.
Penggunaan kata ganti orang ‘kami’ ini terus berlangsung sampai Kis 16:17, lalu terputus dan baru dilanjutkan pada Kis 20:5. Jadi, bisalah disimpulkan bahwa Lukas ikut dalam rombongan Paulus sampai di Filipi, lalu berhenti di sana dan menunggu Paulus di sana. Sementara itu, Paulus pergi ke Tesalonika, Berea, Atena, Korintus, kembali ke Anthiokhia, lalu pergi lagi ke Efesus, lalu ke Makedonia lagi. Di sana Paulus kembali bertemu dengan Lukas, dan lalu Lukas ikut dalam rombongan Paulus lagi.
2) Timotius.
a) Keluarga Timotius.
Ayah Timotius adalah seorang Yunani (Kisah Para Rasul 16: 1).
Kisah Para Rasul 16: 1: “Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.”.
Karena ibunya disebut sebagai orang percaya sedangkan ayahnya tidak, maka bisalah kita simpulkan bahwa ayah Timotius bukanlah orang Kristen. Dan dari fakta bahwa Timotius tidak / belum disunat, dapatlah kita ketahui bahwa ayah Timotius juga tidak memeluk agama Yahudi. Jadi ia adalah orang yang kafir secara total.
Ibu Timotius adalah orang Yahudi. Dari 2Tim 1:5 dan 2Tim 3:14-15, kita bisa tahu bahwa:
1. Nama ibu Timotius adalah Eunike.
2. Nama nenek Timotius adalah Lois.
3. Ibu dan nenek Timotius adalah orang beriman / Kristen.
4. Ibu dan / atau nenek Timotius mendidik Timotius tentang Kitab Suci / Perjanjian Lama (Yudaisme). Ini menyebabkan dari sejak kecilnya Timotius telah mengenal Kitab Suci (2Tim 3:14-15).
Hal yang negatif tentang ibu Timotius adalah bahwa ia mau kawin dengan orang Yunani yang kafir total, dan ia tunduk kepada suaminya yang kafir itu dengan tidak menyunatkan Timotius!
Penerapan: Ini menunjukkan kepada kita bahwa pernikahan antara orang beriman / kristen dengan orang yang tidak beriman (non kristen / kristen KTP), akan memba¬wa dampak yang negatif dalam kehidupan orang kristen tersebut! Karena itulah maka dalam 2Kor 6:14, Tuhan secara tegas melarang pernikahan orang beriman / kristen dengan orang yang tidak beriman (non kristen / kristen KTP).
2Kor 6:14 - “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”.
Berdasarkan semua ini maka janganlah saudara mencari pasangan yang bukan orang beriman! Tetapi kalau saudara sudah terlanjur menikah dengan orang yang tidak per¬caya, setidaknya janganlah menuruti ibu Timotius yang menuruti kekafiran suaminya! Saudara harus lebih taat kepada Tuhan dari pada kepada manusia (Kis 5:29).
Kis 5:29 - “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ‘Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”.
b) Pertobatan Timotius.
Kisah Para Rasul 16: 1 menunjukkan bahwa Timotius adalah seorang murid. Dan dalam 1Korintus 4:17 1Tim 1:2,18 2Timotius 1:2 dan 2Timotius 2:1, Paulus menyebut Timotius dengan sebutan ‘anakku’. Ini menunjukkan bahwa Timotius bertobat gara-gara pengin¬jilan yang dilakukan oleh Paulus. (Mungkin Timotius beserta ibu dan neneknya bertobat pada waktu Paulus memberitakan Injil di Listra dalam Kis 14:6-7, atau pada waktu Paulus mengunjungi Listra dalam Kis 14:21).
c) Kehidupan Timotius.
Kisah Para Rasul 16: 2: “Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium,”.
NIV: ‘spoke well of him’ [= berbicara baik tentang dia].
NASB: ‘he was spoken well of by’ [= ia dibicarakan secara baik oleh].
Semua ini menunjukkan bahwa Timotius dikenal sebagai orang yang baik.
Kata bahasa Yunani yang dipakai adalah EMARTUREITO [= ‘was witnessed to’ / disaksikan]. Jadi saudara-saudara di Listra dan di Ikonium memberi kesaksian bagaimana baiknya kehidupan Timotius dan ini menyebabkan Paulus membawa Timotius dalam perjalanan misionaris yang ke 2 ini.
Penerapan:
Cobalah renungkan! Andaikata orang-orang kristen dalam gereja saudara diminta untuk memberi kesak¬sian tentang kehidupan saudara, apa yang kira-kira akan mereka katakan / saksikan tentang saudara?
1. Suka berdusta atau jujur?
2. Selalu menepati janji atau sering mengabaikan janji?
3. Suka ngaret / terlambat atau disiplin dalam hal waktu?
4. Suka / mudah marah atau sabar?
5. Sombong atau rendah hati?
6. Sungguh-sungguh dalam pelayanan atau asal-asalan?
7. Cinta uang atau cinta Tuhan?
8. Suka menyeleweng atau setia?
9. Malas atau rajin?
10. Beriman atau mudah kuatir?
Maukah saudara hidup sedemikian rupa sehingga saudara bisa menjadi saksi Kristus yang baik?
d) Penyunatan Timotius.
1. Sunat di sini bukanlah merupakan suatu sakramen!
Dalam Perjanjian Lama, memang sunat merupakan suatu sakramen. Tetapi dalam Perjanjian Baru, kedudukan sunat sebagai sakramen telah diganti oleh baptisan.
Kolose 2:11-12 - “(11) Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, (12) karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.”.
Calvin (tentang Kolose 2:11-12): “He proves that the circumcision of Moses is not merely unnecessary, but is opposed to Christ, because it destroys the spiritual circumcision of Christ. For circumcision was given to the Fathers that it might be the figure of a thing that was absent: those, therefore, who retain that figure after Christ’s advent, deny the accomplishment of what it prefigures. ... the circumcision which is made in the heart is the circumcision of Christ, ... ‘Buried with him, in baptism.’ He explains still more clearly the manner of spiritual circumcision - because, being buried with Christ, we are partakers of his death. He expressly declares that we obtain this by means of baptism, ... Christ, says he, accomplishes in us spiritual circumcision, not through means of that ancient sign, which was in force under Moses, but by baptism. Baptism, therefore, is a sign of the thing that is presented to us, which while absent was prefigured by circumcision.” [= Ia membuktikan bahwa sunat Musa bukan semata-mata tidak perlu, tetapi bertentangan dengan Kristus, karena itu menghancurkan sunat rohani dari Kristus. Karena sunat diberikan kepada Bapa-bapa supaya itu bisa menjadi gambaran dari sesuatu yang sedang absen / belum ada: karena itu, mereka yang mempertahankan gambaran itu setelah kedatangan Kristus, menyangkal penyelesaian / penyempurnaan / penggenapan dari apa yang digambarkannya. ... sunat yang dibuat dalam hati adalah sunat Kristus, ... ‘Dengan Dia dikuburkan dalam baptisan’. Ia menjelaskan dengan lebih jelas lagi cara dari sunat rohani - karena, dengan dikuburkan dengan Kristus, kita adalah pengambil-pengambil bagian dari kematianNya. Ia secara explicit menyatakan bahwa kita mendapatkan ini melalui baptisan, ... Kristus, katanya, menyelesaikan dalam kita sunat rohani, bukan melalui cara dari tanda kuno itu, yang berlaku di bawah Musa, tetapi oleh baptisan. Karena itu, baptisan adalah suatu tanda yang diberikan kepada kita, yang pada waktu absen / belum ada digambarkan oleh sunat.].
2. Sunat di sini tidak dilakukan sebagai syarat keselamatan!
Dalam Kis 15:1-2 Gal 2:3-5 Gal 5:2-3, Paulus menentang penyunatan, karena di sana sunat ditekankan sebagai syarat keselamatan.
Kis 15:1-2 - “(1) Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: ‘Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.’ (2) Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.”.
Galatia 2:3-5 - “(3) Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. (4) Memang ada desakan dari saudara-saudarapalsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. (5) Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu.”.
Galatia 5:2-3 - “(2) Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. (3) Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat.”.
Kalau pada saat itu Paulus menyetujui sunat, itu berarti Paulus mengkhianati Injil dan ia menyebabkan orang lain percaya pada doktrin ‘salvation by works’ [= keselamatan oleh perbuatan baik] yang jelas merupakan suatu ajaran sesat. Tetapi di dalam kasus Timotius ini, sunat tidak dilakukan sebagai syarat untuk selamat, tetapi hanya supaya mereka bisa diterima oleh orang-orang Yahudi (ay 3). Kalau Timotius tidak disunat, ia akan dianggap najis oleh orang-orang Yahudi, dan mereka tidak akan mau menerima Timotius (bdk. Kis 10:28).
Kis 10:28 - “Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir.”.
Bahkan bisa-bisa Paulus dan Silas ikut dianggap najis dan ini akan menyebabkan seluruh Pemberitaan Injil yang mereka lakukan akan ditolak. Karena itu, demi suksesnya Pemberitaan Injil, Paulus menyuruh menyunatkan Timotius (bdk. 1Korintus 9:20).
1Korintus 9:19-22 - “(19) Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. (20) Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. (21) Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. (22) Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.”.
Semua ini mengajar kita hal-hal tertentu:
a. Ada hal-hal yang dosa / tidaknya tergantung pada motivasi, tujuan, dan latar belakang tindakan itu! Perhatikan bahwa saya mengatakan ‘ada’, dan itu tak berarti ‘semua’.
b. Dalam Pemberitaan Injil, kita perlu menyesuaikan diri dengan orang yang akan kita injili, asalkan tidak dalam hal-hal yang berdosa. Misalnya kalau saudara menginjili orang yang menganggap babi itu haram, maka jangan makan babi pada waktu saudara bersama dia.
c. Timotius mau disunat, meskipun ia jelas merasa sakit karena penyunatan itu, demi suksesnya Pemberitaan Injil. Kita juga harus rela berkorban demi Tuhan dan pelayanan! Adakah saudara rela berkorban dalam saudara mengikut / melayani Tuhan?
II) Pelayanan Paulus dan kawan-kawannya.
1) Mereka berkeliling untuk menyampaikan keputusan sidang Yerusalem dalam Kis 15 (Kisah Para Rasul 16: 4).
Kisah Para Rasul 16: 4: “Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya.”.
Ini menyebabkan jemaat diteguhkan dalam iman (kata ‘teguh’ merupakan lawan kata dari kata ‘goyang’ atau ‘terombang-ambing’), dan teguhnya iman ini, menyebabkan gereja bertumbuh dalam jumlah (Kisah Para Rasul 16: 5).
Kisah Para Rasul 16: 5: “Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.”.
Penerapan: Di dalam pelayanan dalam suatu gereja, sekalipun Pemberitaan Injil adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi kita tidak boleh hanya memikirkan Pemberitaan Injil saja atau terus memikirkan orang baru saja! Kita juga harus memikirkan, melayani dan mendoakan orang lama (yang mundur, goncang imannya, mengalami problem yang berat, jatuh ke dalam dosa dsb). Apakah saudara melakukan hal itu? Kalau tidak, ingatlah bahwa dalam suatu tubuh, kalau satu anggota tubuh sakit, itu akan menghalangi pertumbuhan dan merusak kegiatan dari seluruh anggota tubuh yang lain!
2) Dipimpin dan diarahkan oleh Tuhan.
a) Tuhan melarang mereka memberitakan Injil di Asia dan Bitinia (Kisah Para Rasul 16: 6-7).
Kisah Para Rasul 16: 6-7: “(6) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. (7) Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.”.
Mengapa? Karena Tuhan mempunyai rencana yang lain!
Penerapan: Sekalipun suatu pelayanan itu baik, belum tentu Tuhan menghendaki saudara untuk melayani di sana! (bdk. 2Sam 7 dimana Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan, tetapi dilarang oleh Tuhan). Karena itu, gumulkanlah setiap pelayanan yang akan saudara lakukan!
b) Diarahkan ke Makedonia / Eropa (Kisah Para Rasul 16: 9-10).
Ay 9-10: “(9) Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!’ (10) Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.”.
1. Kalau di sini Tuhan memberi pimpinan kepada Paulus dan kawan-kawannya melalui sebuah penglihatan, itu tidak boleh diartikan bahwa Tuhan akan selalu memimpin kita melalui penglihatan! Tuhan bisa menunjukkan kehendak / pimpinanNya melalui banyak cara. Janganlah menuntut Tuhan untuk memberikan pimpinanNya melalui suatu cara tertentu!
2. Kisah Para Rasul 16: 9: Sebetulnya, semua orang yang tidak / belum percaya kepada Kristus, sama seperti orang Makedonia dalam penglihatan yang diberikan kepada Paulus ini! Mereka membutuhkan pertolongan dari kita yang sudah percaya! Karena itu rajinlah dan tekunlah dalam memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar saudara!
3. Pengutusan Paulus ke Makedonia / Eropa ini merupakan suatu cara untuk menggenapi nubuat Nuh dalam Kejadian 9:27 yang berbunyi: ‘hendaklah ia (Yafet) tinggal dalam kemah-kemah Sem’. Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:
a. Bangsa Eropa [= keturunan Yafet] akan menjajah Asia [= keturunan Sem].
b. Bangsa Eropa akan mendapat berkat dari keturunan Sem, dan ini jelas terwujud karena kekristenan yang masuk ke Eropa berasal dari Asia / Palestina. Ini tergenapi dengan pengiriman Paulus ke Makedonia / Eropa untuk memberitakan Injil di sana.
3) Paulus dan kawan-kawannya segera mengikuti pimpinan Tuhan tersebut.
Kisah Para Rasul 16: 10-11: “(10) Setelah Paulus melihat penglihatan itu, SEGERALAH kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. (11) Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; (12) dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari.”.
Kisah Para Rasul 16: 10: ‘segeralah’.
Kisah Para Rasul 16: 11-12: besoknya mereka sampai di Neapolis, dan mereka lalu pergi ke Filipi / Makedonia!
Penerapan: Jangan menunda-nunda dalam mentaati panggilan / perintah Tuhan, khususnya dalam pelayanan / Pemberitaan Injil. Ingatlah bahwa penundaan dalam mentaati Tuhan adalah sama dengan pembangkangan terhadap Tuhan. Juga penundaan penginjilan menyebabkan lebih banyak orang masuk ke dalam neraka! Karena itu, segeralah mulai dalam memberitakan Injil! Maukah saudara?
4) Akibat dari semua ini, kekristenan berkembang di Eropa.
Bahkan kalau kita melihat sejarah gereja, maka kekristenan lebih berkembang di Barat, dari pada di Timur, baik dalam segi jumlah / kwantitas, maupun dari segi kwalitas / theologia.
BACA JUGA: MANUSIA: PETA TELADAN ALLAH
Andrew W. Blackwood: “Though the Christian church was born in what we call Asia, the stormy adolescence of our faith was in Europe, and on that continent the church grew to maturity.” [= Sekalipun gereja Kristen dilahirkan di tempat yang kita sebut Asia, masa remaja yang penuh badai dari kepercayaan kita terjadi di Eropa, dan di benua itu gereja bertumbuh menjadi dewasa.] - ‘The Holy Spirit in Your Life’, hal 114.
Karena itu hati-hati dengan ajaran Bambang Noorsena dari Gereja Orthodox Syria, yang:
a) Mengatakan bahwa kekristenan yang masuk ke Indonesia adalah kekristenan dari Belanda / Eropa yang telah mengalami westernisasi selama lebih dari 1000 tahun.
b) Menjadikan kekristenan di Timur Tengah / Syria sebagai standard yang paling benar.
PELAYANAN PAULUS DAN TIMOTIUS (KISAH PARA RASUL 16:1-12)
-AMIN-