DOA YESUS: MEMULIAKAN ALLAH (YOHANES 17:1-5)

Pdt.Dr.Stephen Tong.
DOA YESUS: MEMULIAKAN ALLAH
DOA YESUS: MEMULIAKAN ALLAH. Bacaan Yohanes 17:1-5

Apa yang dimaksud dengan kemuliaan Allah? Kemuliaan Allah adalah bobot yang berada di dalam Pribadi-Nya. Ketika kita berbicara dengan seseorang, terkadang kita merasa bicaranya kurang berbobot. Itu menunjukkan kualitas yang ada di dalam diri orang itu. Allah itu mulia, karena Dialah yang paling berbobot. “Bobot” dipakai untuk memberi pengertian tentang kemuliaan Allah. 

Manusia dicipta seturut peta teladan Allah, maka manusia dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Itu sebabnya, ketika kita membahas sifat manusia, berbeda dengan theolog lain yang hanya mengacu kepada tubuh yang bisa lelah, karena sifat manusia memiliki sisi yang lain, kemuliaan dan kehormatan yang dari Allah. Yesus Kristus memiliki kemuliaan yang terbesar dan kemuliaan-Nya bukan kemuliaan yang dicipta, melainkan kemuliaan yang dari sorga. Itu sebabnya, ketika Dia turun ke dunia, Ia menjadi manusia yang paling berbobot.

Yesus mengatakan, “Muliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu memuliakan-Mu,” karena Ia memang Anak Allah. Allah yang paling berbobot sudah turun ke dunia, menjadi manusia yang memiliki sifat manusia sekaligus sifat Allah, sehingga memancarkan bobot kemuliaan Allah. Maka, kita tidak mungkin mempersamakan Yesus Kristus dengan Martin Luther, Sakyamuni, Socrates, dan lain-lain. Ia mutlak berbeda, karena Ia adalah Allah yang turun ke dunia, menyatakan bobot kemuliaan Allah kepada manusia. Itu sebab, Ia berkata, “Engkau melihat Aku, bukan melihat Aku, melainkan melihat Bapa yang mengutus Aku.” Yeus Kristus adalah perwakilan, wahyu Allah dalam bentuk manusia.

Pernyataan pertama doa Tuhan Yesus ini sama seperti Doa Bapa Kami, yang mengajarkan: diawali dengan dikuduskan, dimuliakanlah nama-Mu. Itulah prominent will (kehendak yang khusus), tujuan terakhir dari doa. Tujuan ultimat doa adalah agar Allah dipermuliakan. Itu sebab Tuhan Yesus mengawali doa dengan “permuliakanlah Anak-Mu, sehingga Anak memuliakan Bapa.”

Yesus minta dipermuliakan oleh Allah, baru Dia bisa memuliakan Allah, adalah suatu rahasia yang besar sekali. Yesus Kristus minta dipermuliakan oleh Allah Bapa, agar menyatakan bahwa Dia tidak menerima kemuliaan yang diberi oleh siapa pun, kecuali Bapa-Nya. Di dalam ajaran Yesus Kristus, kemuliaan berasal dari empat segi:

Pertama, dari orang lain. Yesus berkata, “Orang yang menerima kemuliaan dari orang lain, dia tidak sejati.” Manusia suka dipuji oleh orang lain. Tetapi kita harus sadar ada dua macam pujian, 1) yang berdasarkan kebenaran, atau 2) yang menguji engkau. Itulah yang Amsal katakan, “Jika seseorang dipuji dan ia langsung menerima, maka ia suka kemuliaan manusia.” Bahkan ada orang yang demi untuk dipuji, berani menyuap atau membayar orang lain untuk memuji dia. 

Orang demikian adalah orang yang tidak tahu malu. Jika engkau adalah orang yang suci, adil dan berbobot, rendah hati dan berkerohanian baik, maka orang pasti memujimu. Jika engkau tidak senang ketika orang lain dipuji, engkau tidak beres. Ketika orang lain dipuji, amatilah apakah dia memang patut dipuji. Kalau dia tidak patut dipuji, selidiki mengapa dia tidak patut dipuji. Jadi jangan sembarang menghakimi atau memvonis seseorang secara dangkal, karena itu sangat keji. 

Kalau dia memang patut dipuji, ketika ia dipuji, kita harus merasa senang, karena Alkitab mengajar kita bahwa salah satu jerat kita yang terbesar adalah iri hati, di mana kita tidak bisa mendengar orang lain dipuji. Contoh kasus yang tepat adalah Saul ketika Daud pulang dengan membawa kepala Goliat, orang memuji, “Saul membunuh beribu-ribu (dia senang), tetapi Daud membunuh berlaksa-laksa (dia tidak suka).” Maka sejak saat itu Saul bertekad mengenyahkan Daud.

Kedua, dari diri sendiri. Di sini kita melihat orang yang suka memperkenalkan diri, suka membual diri dan menyombongkan dirinya sendiri. Ia sibuk menceritakan kehebatan diri yang terkadang tidak sesuai dengan kenyataan aslinya.

Ketiga, dari Allah. Ketika Allah mempermuliakan engkau, terimalah itu tanpa rasa takut atau malu. Tuhan akan memuji kebajikanmu melalui orang-orang rohani, bukan karena orang-orang itu menginginkan uangmu, atau mencari muka di hadapanmu, tetapi karena mau memuliakan Tuhan dengan itu. Itu adalah pujian yang sejati; kemuliaan yang dari Tuhan. Jadi, jangan memuliakan diri sendiri, jangan mencari kemuliaan dari orang lain, tetapi nantikanlah kemuliaan yang dari Allah.

Keempat, kemuliaan palsu. Ketika seseorang membeli gelar Doktor atau Diploma adalah tindakan kemuliaan palsu, yang kosong dari dunia ini.

Ajaran kemuliaan Allah dari Alkitab begitu ketat. Di dalam Yohanes 17: 1b, Tuhan Yesus menegaskan bahwa Dia tidak menerima kemuliaan dari manusia, dari diri atau menggunakan cara-cara lain yang palsu. Kemuliaan satu-satunya yang Dia terima adalah kemuliaan dari Bapa-Nya, Allah yang Mahatinggi. Kemuliaan yang dari Allah tidak akan dapat digoyahkan oleh siapa pun. Sebab Dialah yang tertinggi. Maka, kemuliaan dari Allah Mahatinggi adalah kemuliaan asli. Jangan mencari atau meminta kemuliaan manusia, penguasa, kemuliaan palsu yang kaubeli. Semua itu tidak ada gunanya. Kemuliaan yang sejati, yang satu-satunya adalah dari Allah di tempat yang Mahatinggi, yang tinggal tetap selama-lamanya.

Allah menyebut Abraham sebagai “bapa orang beriman”. Tidak seorang pun dapat menyangkalnya, karena yang mengatakan adalah Allah sendiri. Jadi tidak masalah jika engkau dicela, difitnah, dihina orang, namun Tuhan memuliakan engkau.

Benarkah Tuhan memuliakan engkau? Tolstoy dalam bukunya menceritakan ada seorang yang dituding membunuh dan ditangkap, lalu divonis seumur hidup dibuang ke Siberia, daerah dingin dengan suhu hingga -40 s/d -60 derajat Celcius, padahal ia tidak membunuh. Tidak seorang pun mau mendengar apa yang ia katakan. Sampai usia 84 tahun, seorang mengetuk pintu penjaranya, membacakan surat keputusan: “Hari ini Tsar Rusia membebaskanmu.” Hatinya berkecamuk antara senang dan sedih. Ia bercucuran air mata berkata, “Usiaku sudah 84 tahun. Kalaupun aku dibebaskan, ke mana aku harus pergi? Naik kereta api lima puluh jam ke Moskow, lalu apa yang bisa aku lakukan?” Ketika saya membaca kisah itu, saya turut menangis. Inilah dunia.

Dunia ini sementara; pengharapan kita bukan dari dunia ini dan hidup kita bagi kekekalan. Itulah yang Yesus perlihatkan. Ketika Dia dipaku di atas kayu salib, semua orang mengejek dan mempermalukan Dia, memandang-Nya sebagai perampok terbesar, bahkan meletakkan-Nya di tengah dua orang perampok. Tetapi Yesus tidak meratapi nasib-Nya yang kurang baik, juga tidak memaki-maki orang yang memperlakukan-Nya dengan tidak benar; Dia terima semuanya. 

Karena Dia tahu: “Kemuliaan-Ku bukan dari manusia, bukan dari dunia ini. Kemuliaan-Ku adalah dari Bapa-Ku yang di sorga.” Di Yohanes 17: “Bapa, permuliakanlah Anak-Mu. Anak-Mu akan mempermuliakan Engkau.” Biarlah kita menjadi orang yang dipermuliakan oleh Allah, bukan dimuliakan oleh manusia, agar engkau dapat mengembalikan kemuliaan kepada-Nya, menjadi orang yang bertanggung jawab kepada-Nya.


Di Yohanes 17: 2: Seluruh ciptaan berada di dalam tangan Allah. Yesus Kristus memiliki dan berkuasa atas semua ciptaan-Nya. Kita dapat mengategorikan ciptaan, mulai dari yang paling pasif, materi, kemudian rumput, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan tertinggi manusia. Orang Stoa menyebut “yang tidak punya hidup” sebagai pasif, dan “yang punya hidup” sebagai aktif. Dari “yang hidup” kita melihat tingkatan dari kehidupan bersel tunggal, rumput, terus meningkat hingga yang tertinggi adalah manusia. 

Inilah yang diungkap juga di dalam Mazmur 8: “Engkau telah memahkotai manusia dengan hormat dan mulia. Memberinya kuasa atas semua ciptaan, burung di udara, binatang di bumi dan ikan-ikan di laut.” Semua ciptaan ini Tuhan serahkan kepada Adam. Adam menamai dan berkuasa atas semua ciptaan. Namun, dosa telah membuat Adam kehilangan kuasa itu. Akibatnya, manusia takut kepada binatang, yang seharusnya dia kuasai. Jadi, setelah Adam berdosa, keberadaan berbagai makhluk lain menjadi ancaman bagi kesejahteraan manusia.

Tetapi di dalam Yohanes 17: 2, Tuhan Yesus memproklamasikan bahwa Dia memperoleh kembali hak, kuasa yang hilang di dalam Adam, yang belum Adam miliki secara faktual, yaitu berupa janji Allah, dan Yesus memiliki itu. Ayat-ayat Mazmur 8, Kejadian 2, Korintus, Wahyu, dan Ibrani 2 menyatakan bahwa tidak seorang manusia pun berkuasa atas segala ciptaan-Nya, tetapi Anak Allah yang berinkarnasi, sementara jadi sedikit lebih rendah dari malaikat, Dia berkuasa atas semuanya. Maka ayat ini menegaskan bahwa Kristus adalah Adam yang sejati. Adam pertama gagal dan Yesus Kristus menjadi Adam yang sejati, yaitu Adam yang Allah semula rencanakan.

Di dalam Yohanes 17: 2 ada banyak lapisan. Beberapa di antaranya: 1) Siapa yang memberi kepada siapa? Allah memberi kepada Anak-Nya; 2) Siapa Anak-Nya? Yesus Kristus; 3) Apa yang Allah berikan kepada Kristus? Semua yang hidup, semua ciptaan Allah, termasuk manusia. Yesus berkata, “Aku akan memberikan hidup kekal kepada orang-orang yang Kauberikan menjadi milik-Ku.” Jadi di sini terdapat dua lapisan hidup, yaitu hidup yang dicipta, yang dimiliki semua makhluk, dan hidup yang bukan dicipta, yaitu hidup kekal, yang akan Yesus tambahkan kepada orang-orang yang Bapa berikan kepada-Nya.


Yesus Kristus, Allah yang mulia datang ke dunia, dipermuliakan oleh Allah yang Mahatinggi. Lalu Dia mengembalikan kemuliaan kepada Bapa. Dan memberikan hidup kekal kepada manusia, yang mempunyai hidup tertinggi pada saat dicipta. Kita adalah manusia yang hidup, yang Allah cipta lebih dari semua ciptaan-Nya yang hidup. Tapi hanya punya hidup itu saja belumlah cukup. 

Karena kata Yesus, “Aku akan memberikan hidup yang kekal dari Allah, bukan hidup yang sementara, yang dicipta.” Dan Gereja, adalah tempat, di mana orang yang telah menerima hidup kekal berkumpul bersama untuk menyaksikan, mempelajari, memperoleh kemuliaan Allah, dan memuliakan Allah dengan hidup kekal yang Yesus berikan pada kita. 


Amin.
Next Post Previous Post