KEMATIAN, PENGHAKIMAN DAN PENEBUSAN YESUS KRISTUS (IBRANI 9:27)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
KEMATIAN, PENGHAKIMAN DAN PENEBUSAN YESUS KRISTUS (IBRANI 9:27). Ibrani 9:27- “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,”.

Ayat ini memang mempunyai perkecualian:
KEMATIAN, PENGHAKIMAN DAN PENEBUSAN YESUS KRISTUS (IBRANI 9:27)
otomotif, gadget, bisnis
1) Orang-orang yang mengalami kematian 2x. Semua orang yang mati dan secara mujijat dibangkitkan, seperti Lazarus dsb, pasti akan mati lagi.

2) Orang-orang yang tidak pernah mengalami kematian, seperti Elia, Henokh, dan orang-orang percaya yang masih hidup pada saat Yesus Kristus datang kedua-kalinya.

Tetapi secara umum berlaku ayat ini.

I) Kematian.

1) Semua orang ditetapkan untuk mati.

Karena itu tak peduli saudara orang kaya atau miskin, tua atau muda, sehat atau sakit, menjaga kesehatan atau tidak, saudara pasti akan mati. Ini sering dilupakan orang karena sibuknya dengan dunia. Mereka terus sibuk mengurusi pekerjaan, uang, keluarga, kesenangan, seakan-akan mereka bisa hidup selama-lamanya.

Karena itu saat-saat seperti ini, dimana ada seseorang yang meninggal, harus kita gunakan untuk mengingat dan menyadari bahwa suatu hari kitapun akan mati. Pada saat itu kita mengelilingi si A, tetapi ada suatu saat kitalah yang ada dalam peti dan dikelilingi oleh teman dan keluarga kita.

Kalau belum waktunya, maka orang yang mengalami kecelakaan pesawat bisa tidak mati, tetapi kalau sudah waktunya mati, pasti akan terjadi dengan cara apapun.

Illustrasi: ada dongeng kuno tentang seorang pedagang di Bagdad. Suatu hari ia suruh pelayannya pergi ke pasar. Pelayan itu kembali dengan muka pucat ketakutan. Tuannya bertanya: ‘Ada apa?’. Pelayan itu menjawab: ‘Tuan, aku bertemu dengan maut. Maut itu melihat aku, lalu menggerak-gerakkan tangannya secara menakutkan. Tuan, aku takut sekali, tolong pinjami aku kuda, supaya aku bisa lari’. Tuan itu bertanya: ‘Kamu mau lari kemana?’. ‘Aku mau lari ke kota Samarra. Tuan itu kasihan dan lalu meminjamkan kudanya dan pelayan itu lari ke kota Samarra. Tuan itu lalu merasa penasaran, dan ia lalu pergi ke kota untuk mencari maut itu. Waktu bertemu dengan maut, ia lalu bertanya: ‘Hai maut, mengapa kamu menakut-nakuti pelayanku?’. Maut menjawab: ‘Aku tidak menakut-nakuti dia. Aku hanya heran melihat dia di pasar di kota Bagdad ini, karena aku mempunyai perjanjian untuk bertemu dengan dia malam ini di kota Samarra’.

2) Kita tidak tahu kapan kita akan mati.

Tuhan mengatakan kita akan mati tetapi Ia tidak memberitahu kapan. Hanya ada beberpa orang yang diberitahu kapan akan mati, seperti Musa. Tetapi secara umum, Tuhan tak memberitahu kapan kita mati, dan juga tak memberitahu kapan Ia akan datang kedua-kalinya.

Memang kadang-kadang kematian bisa diduga, misalnya kalau sudah sakit lama dan berat dan tidak ada harapan. Tetapi sering juga kematian datang dengan mendadak tanpa ada tanda-tanda apapun. Karena itu sudah seharusnya kalau kita siap senantiasa menghadapi kematian.

Alasan mengapa kedatangan Kristus yang keduakalinya dan saat kematian kita tak diberitahukan, adalah karena Tuhan mau kita SELALU siap kalau hal itu terjadi. Dia tahu kita itu kurang ajar, kalau diberitahu saatnya, kita baru bertobat 1 menit sebelum hal itu terjadi.

Ilustrasi: Dr. Chamblin, dosen bahasa Ibrani saya, setiap masuk kelas bisa ujian.

3) Kita ditetapkan mati hanya 1 x saja.

Ini bertentangan dengan reinkarnasi. Ajaran tentang reinkarnasi salah dan berbahaya karena menyebabkan orang santai / tak bertobat, karena nanti toh ada kesempatan lagi. Tetapi Kitab Suci mengatakan bahwa kita ditetapkan untuk mati hanya 1 x, tidak ada kesempatan lagi setelah itu.

II) Penghakiman.

1) Ini menunjukkan bahwa kematian bukanlah akhir segala-galanya.

Seandainya kematian memang adalah akhir segala-galanya, kita tidak perlu siap menghadapi kematian. Sebaliknya kita sebaiknya bersenang-senang, selagi kita masih hidup.

Bdk. 1Kor 15:32b - “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati’.”.

2) Ini menunjukkan tidak adanya ‘second chance’ [= kesempatan yang kedua], karena setelah mati lalu dihakimi.

Cerita Lazarus dan orang kaya juga meneguhkan hal itu. Tak ada penginjilan di dunia orang mati, dan tak ada kesempatan bertobat setelah kematian! Kalau mau bertobat, bertobatlah sekarang, karena begitu saudara mati, tak ada lagi kesempatan bertobat itu!!!

Ilustrasi: konperensi setan.

3) Hal yang perlu disadari pada waktu memikirkan penghakiman adalah bahwa dosa kita sangat banyak. Berapa kali saudara berdusta, marah, benci, berzinah, tidak mengasihi sesama, tidak mengasihi Allah, dsb? Dan semua dosa-dosa itu akan dihakimi! Saudara mungkin berkata: tetapi saya kan juga berbuat baik? Maka perlu saudara ketahui bahwa Kitab Suci mengatakan bahwa:

a) Manusia berdosa di luar Kristus, sama sekali tidak bisa berbuat baik.

Kejadian 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa SEGALA kecenderungan hatinya SELALU membuahkan kejahatan SEMATA-MATA,”.

Roma 3:12 - “Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.”.

Roma 6:20 - “Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.”.

b) Perbuatan baik tidak bisa menutupi dosa (Gal 2:16)!

Galatia 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat.”.


Illustrasi: Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan lalu lintas dan 1 minggu setelahnya harus menghadap ke pengadilan. Dalam waktu satu minggu itu ia lalu banyak berbuat baik untuk menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang kepada pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang kepada siapa ia sudah melakukan kebaikan itu sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya: ‘Benarkah saudara melanggar peraturan lalu lintas?’, ia lalu menjawab: ‘Benar pak hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik untuk menebus dosa saya. Ini saksi-saksinya’. Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim itu akan membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah ‘tidak’! Jadi terlihat bahwa dalam hukum duniapun kebaikan tidak bisa menutup / menebus / menghapus dosa! Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan / Kitab Suci!

III) Penebusan Yesus Kristus.

Kalau hanya ditinjau ini saja, maka semua kita seharusnya masuk neraka. Tetapi Kitab Suci juga mengajarkan adanya penebusan oleh Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Allah yang telah menjadi manusia, telah mati disalib untuk dosa-dosa manusia. Karena itu kalau saudara percaya kepada Dia, berlaku Roma 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”.

Maka, kematian dan penghakiman bukan lagi sesuatu yang menakutkan.

“Cullen whispered in his last moment, ‘I wish I had the power of writing or speaking, for then I would describe to you how pleasant a thing it is to die’” [= Cullen berbisik pada saat terakhirnya, ‘Seandainya saya mempunyai kekuatan untuk menulis atau berbicara, karena kalau demikian saya akan menggambarkan kepadamu betapa menyenangkannya mati itu’] - ‘Streams in the desert’, vol 5, 20 Desember.

Tetapi kalau saudara tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, Nerakalah bagian saudara.

Yohanes 3:18 - “Barangsiapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”.

Yohanes 8:24 - “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.’”.

Wahyu 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

Penutup.

Karena itu, marilah pada saat ini kita merenungkan diri kita masing-masing. Siapkah saudara menghadapi kematian yang bisa datang setiap saat? Sudahkah saudara mempunyai Yesus Kristus sebagai Juruselamat?


Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post