KEMATIAN YESUS KRISTUS (MATIUS 27:45-56)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Matius 27:45-56 - “(45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. (46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (47) Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: ‘Ia memanggil Elia.’ (48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. (49) Tetapi orang-orang lain berkata: ‘Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.’ (50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya. (51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. (53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. (54) Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ‘Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.’ (55) Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. (56) Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus”.
gadget, bisnis, otomotif |
PENJELASAN:
Matius 27: 45: “Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga”.
1) Ini merupakan tanda / mujijat yang terjadi sebelum Yesus Kristus mati, yaitu gelap gulita selama 3 jam (pukul 12 sampai pukul 3 siang).
2) Ada yang menganggap bahwa ini merupakan penggenapan dari Amos 8:9.
Amos 8:9 - “‘Pada hari itu akan terjadi,’ demikianlah firman Tuhan ALLAH, ‘Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari dan membuat bumi gelap pada hari cerah”.
3) Kegelapan ini bukanlah suatu gerhana matahari.
Kata Yunani yang dipakai dalam Lukas 23:45 adalah EKLIPONTOS (bandingkan dengan kata bahasa Inggris ‘Eclipse’, yang berarti gerhana), yang artinya adalah failing [= gagal (bersinar), melemah].
Tetapi setidaknya ada 2 alasan yang menunjukkan bahwa kegelapan ini bukanlah suatu gerhana matahari:
· Paskah selalu dirayakan pada saat bulan purnama, dan pada saat-saat seperti itu tidak mungkin terjadi gerhana matahari.
· gerhana matahari tidak mungkin terjadi selama lebih dari 15 menit, tetapi kegelapan ini berlangsung selama 3 jam.
4) Apa arti / maksud kegelapan ini?
a) Menunjukkan murka Allah.
Gelap sering merupakan simbol kemurkaan / hukuman Allah (bdk. Yesaya 5:30 60:2 Yoel 2:31 Amos 5:18,20 Zef 1:15 Matius 24:29 25:30 Kisah Para Rasul 2:20 2Petrus 2:17 Wahyu 6:12).
Kalau memang disini kegelapan itu menunjukkan kemurkaan Allah, maka perlu dipertanyakan: pada saat itu Allah murka kepada siapa?
· kepada orang-orang yang menyalibkan Kristus.
· kepada Kristus sendiri, karena pada saat itu Ia sedang memikul hukuman dosa kita. Mungkin ini adalah saat dimana Kristus mulai ‘turun ke neraka / kerajaan maut’ (bdk. 12 Pengakuan Iman Rasuli) sehingga Ia mengucapkan “Eli, Eli lama sabakhtani?” (Matius 27: 46).
Catatan: perhatikan bahwa kata-kata ‘turun ke dalam neraka / kerajaan maut’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli tidak berarti bahwa pada saat mati Kristus betul-betul turun ke suatu tempat (neraka / kerajaan maut), karena pada saat Kristus mati Ia jelas pergi ke surga / kepada Bapa (bdk. Lukas 23:43,46).
b) Menunjukkan bahwa Kristus bukanlah penjahat, dan bahkan bukanlah manusia biasa. Kalau Kristus memang adalah penjahat / manusia biasa, maka kegelapan ini pasti tak akan terjadi.
Rupanya kegelapan ini merupakan salah satu faktor yang menyadarkan kepala pasukan (Matius 27: 54).
Matius 27: 46: “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”.
1) Ada 7 kalimat dari kayu salib:
a) Luk 23:34a - “Yesus berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’”.
b) Lukas 23:43 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.
c) Yohanes 19:26-27 - “(26) Ketika Yesus melihat ibuNya dan murid yang dikasihiNya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibuNya: ‘Ibu, inilah, anakmu!’ (27) Kemudian kataNya kepada murid-muridNya: ‘Inilah ibumu!’ Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya”.
d) Matius 27:46 / Markus 15:34. Ini ayat yang sedang kita bahas.
e) Yohanes 19:28 - “Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci -: ‘Aku haus!’”.
f) Yohanes 19:30 - “Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan nyawaNya”.
g) Lukas 23:46 - “Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawaNya”.
Catatan: para penafsir sering tidak sependapat dengan urut-urutan ke 7 kalimat ini.
2) Ini merupakan penggenapan dari Maz 22:2a.
Maz 22:2a - “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”.
Ada perbedaan antara Maz 22:2, Mat 27:46 dan Markus 15:34. Tetapi sebetulnya perbedaan ini terjadi hanya karena bahasa yang berbeda.
Mazmur 22:2 - ‘Eli, Eli, lama azavtani?’
(Ibrani)
Matius 27:46 - ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’
(Ibrani) (Aramaic)
Markus 15:34 - ‘Eloi, Eloi, lama sabakhtani?’
(Aramaic)
3) Ada beberapa penafsiran tentang arti kalimat ini:
a) Yesus tidak sungguh-sungguh ditinggal / mengalami keterpisahan dengan Allah, karena kata-kata yang Ia ucapkan itu hanyalah:
· perasaan Yesus saja (bahasa jawa: Yesus kroso-krosoen), atau,
· doa Yesus sambil mengutip Maz 22, atau,
· perenungan Yesus tentang firman Tuhan dalam Mazmur 22.
Keberatan terhadap pandangan ini: kalau demikian Yesus tidak sungguh-sungguh memikul hukuman dosa kita, karena keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa!
b) Allah Anak meninggalkan Yesus sebagai manusia.
Dasar: Yesus berkata ‘AllahKu’, bukan ‘BapaKu’.
Keberatan terhadap pandangan ini:
1. Dalam Lukas 23:34,46 Yesus tetap menyebut ‘Bapa’.
2. Dalam inkarnasi, Anak Allah mengambil hakekat manusia, yang lalu mendapatkan kepribadiannya dalam diri Anak Allah itu. Kalau terjadi perpisahan antara Allah Anak dan manusia Yesus, yang tertinggal di atas kayu salib hanyalah hakekat manusia itu. Ini tidak mungkin!
Catatan: untuk mengerti hal ini sepenuhnya, bacalah buku saya yang berjudul Makalah Kristologi
3. Andaikata Yesus memang mati sebagai manusia saja, maka penebusan yang Ia lakukan tidak bisa mempunyai kuasa yang tidak terbatas!
Mazmur 49:8-9 (NIV - Ps 49:6-7):
“(7) No man can redeem the life of another or give to God a ransom for him - (8) the ransom for a life is costly, no payment is ever enough” [= (7) Tak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia - (8) tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tak ada pembayaran yang bisa mencukupi].
Jadi, ayat ini mengatakan bahwa manusia tak bisa menebus manusia lain. Jadi, seandainya Yesus mati hanya sebagai manusia saja, maka Ia tidak bisa menebus dosa kita.
Adam Clarke: “Some suppose ‘that the divinity had now departed from Christ, and that his human nature was left unsupported to bear the punishment due to men for their sins.’ But this is by no means to be admitted, as it would deprive his sacrifice of its infinite merit, and consequently leave the sin of the world without an atonement. Take deity away from any redeeming act of Christ, and the redemption is ruined” (= Sebagian orang menganggap ‘bahwa keilahian sekarang telah pergi dari Kristus, dan bahwa hakekat manusiaNya ditinggalkan tanpa dukungan untuk memikul hukuman yang seharusnya bagi manusia untuk dosa-dosa mereka’. Tetapi ini sama sekali tidak boleh diterima, karena itu akan mencabut / menghilangkan manfaat yang tak terbatas dari pengorbananNya, dan sebagai akibatnya dosa dari dunia ditinggalkan tanpa penebusan. Ambillah keilahian dari tindakan penebusan Kristus, dan penebusan itu dihancurkan).
c) Allah Bapa meninggalkan Yesus sebagai Allah dan manusia.
Keberatan terhadap pandangan ini: terjadi perpisahan dalam diri Allah Tritunggal.
Jawaban atas keberatan ini:
1. Ini memang merupakan misteri yang tidak bisa kita mengerti sepenuhnya.
2. Perpisahan Allah Bapa dengan Allah Anak bukan bersifat lokal, seakan-akan yang satu ada di sini dan yang lain ada di sana. Perpisahan secara lokal ini tidak mungkin terjadi karena baik Bapa maupun Anak adalah Allah yang maha ada. Jadi perpisahan ini hanyalah dalam persoalan hubungan / persekutuan saja.
Memang hancurnya hubungan / persekutuan antara Allah dan manusia merupakan hukuman dosa, dan hukuman inilah yang dipikul oleh Kristus!
Bagusnya pandangan ini:
· Kristus betul-betul memikul hukuman dosa.
· Karena Kristus memikul hukuman dosa itu sebagai Allah dan manusia, maka penebusannya mempunyai kuasa yang tak terbatas!
4) Kata ‘mengapa’ dalam ay 46 ini tidak menunjukkan bahwa Kristus betul-betul tidak tahu apa sebabnya Ia ditinggalkan oleh BapaNya, tetapi hanya merupakan ungkapan kesedihan karena Ia ditinggal oleh BapaNya.
5) Ini merupakan penderitaan terberat bagi Yesus, karena:
a) Ini merupakan penderitaan rohani.
Setiap orang yang pernah mengalami penderitaan rohani tahu bahwa penderitaan rohani lebih berat dari penderitaan jasmani.
b) Yesus selalu dekat dengan BapaNya, tetapi sekarang harus terpisah.
Orang yang berdosa / orang dunia memang tidak peduli kalau dirinya tidak mempunyai hubungan dengan Allah. Tetapi orang kristen, makin rohani orang itu, makin akan merasa berat kalau menjauh dari Bapa. Apalagi Yesus!
c) Yesus ditinggal justru dipuncak penderitaanNya, yaitu pada saat Ia sedang menderita di atas kayu salib.
Biasanya orang-orang yang hampir mati syahid selalu merasakan kehadiran Allah. Contoh: Stephanus dalam Kisah Para Rasul 7:56.
Tetapi Yesus justru ditinggal oleh Allah pada saat seperti itu!
6) Mengapa Yesus harus mengalami semua ini? Tidak cukupkah penghinaan, pukulan, cambukan, penyaliban yang Ia terima?
Jawabnya: tidak cukup, karena:
a) Manusia terdiri dari tubuh dan roh. Karena itu Yesus harus mengalami penderitaan jasmani maupun rohani.
b) Karena dosa memisahkan Allah dan manusia (Kejadian 3:23-24 Yesaya 59:1-2 Matius 25:41 Ro ma 6:23 2Tesalonika 1:9 Wahyu 21:8). Karena itu kalau Yesus mau memikul hukuman dosa kita, Ia harus mengalami keterpisahan itu.
7) Karena Yesus sudah mengalami keterpisahan ini, maka:
a) Orang berdosa yang terpisah / tidak mempunyai hubungan dengan Allah, bisa diperdamaikan dengan Allah asal ia mau percaya kepada Yesus.
Roma 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”.
2Korintus 5:18-21 - “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Penerapan: sudahkah saudara mempunyai hubungan atau berdamai dengan Allah? Datanglah dan percayalah kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka saudara akan diperdamaikan dengan Allah! Kalau saudara tidak mau, maka saudara adalah musuh Allah!
b) Orang kristen yang sudah diperdamaikan dengan Allah, tidak bisa lagi mengalami keterpisahan dari Allah, baik di dunia ini maupun di dalam kekekalan.
Ibrani 13:5b - “Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”.
Yohanes 14:16 - “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”.
Ada beberapa ajaran yang bertentangan dengan doktrin ini:
1. Orang kristen yang berbuat dosa akan ditinggal oleh Roh Kudus, dan kalau ia bertobat ia harus mengundang Yesus untuk masuk ke dalam dirinya lagi.
Ini jelas adalah ajaran yang salah! Kita bisa merasa ditinggal oleh Allah, tetapi tidak bisa betul-betul ditinggal oleh Allah, karena Yesus sudah mengalami hal itu untuk kita!
2. Orang kristen bisa kehilangan keselamatannya. Ini berarti bahwa ia terpisah dari Allah dalam kekekalan. Ini lagi-lagi merupakan suatu ajaran yang salah, karena kita tak mungkin mengalami keterpisahan dari Allah karena hal ini sudah dialami oleh Yesus bagi kita!
Matius 27: 47-49: “(47) Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: ‘Ia memanggil Elia.’ (48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. (49) Tetapi orang-orang lain berkata: ‘Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.’”.
1) Ini tidak berarti bahwa mereka tidak mengerti arti dari kata-kata Yesus.
· kalau mereka adalah orang Yahudi, mereka pasti mengerti.
· kalau mereka adalah tentara Romawi, mereka mungkin tidak mengerti, tetapi bagaimana mungkin mereka mengenal Elia?
Kesimpulannya: kata-kata ini diucapkan hanya sebagai ejekan saja!
2) Mengapa mereka menghubungkan kata-kata Yesus dengan Elia?
a) Karena nama ‘Elia’ mirip dengan kata ‘ELI’ (= My God / AllahKu) yang diucapkan oleh Yesus.
b) Karena nubuat dalam Maleakhi 4:5 menyebutkan bahwa Elia akan datang kembali.
Mal 4:5 - “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu”.
3) Pemberian anggur asam.
a) Pemberian anggur asam ini terjadi bukan karena teriakan “Eli, Eli, lama sabakhtani?” (Matius 27: 46), tetapi karena teriakan “Aku haus” dalam Yohanes 19:28.
b) Yesus berkata: “Aku haus”. Mengapa?
1. Karena ia memang sangat kehausan, dan kehausannya ini menggenapi Mazmur 22:16 - “kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku”.
Yesus harus mengalami kehausan yang luar biasa ini karena memang ini merupakan hukuman yang akan dialami oleh orang berdosa di dalam api neraka. Bandingkan dengan kata-kata orang kaya dalam Lukas 16:24 yang berbunyi: “Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini”.
Penerapan: kalau saudara tidak mau percaya kepada Yesus, saudarapun akan mengalami apa yang dialami oleh orang kaya itu!
2. Supaya nubuat dalam Maz 69:22b tergenapi (bdk. Yohanes 19:28).
Maz 69:22b - “pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam”.
Yoh 19:28 - “Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci -: ‘Aku haus!’”.
c) Kata-kata dalam Matius 27: 49 tidak betul-betul melarang pemberian minum itu, tetapi lagi-lagi hanya merupakan olok-olok saja, karena akhirnya Yesus tetap diberi minum anggur asam itu (Yohanes 19:28-30).
Matius 27: 50: “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawaNya”.
1) ‘Yesus berseru pula dengan suara nyaring’.
Seruannya:
a) ‘Sudah selesai’ (Yohanes 19:30).
Ini menunjukkan bahwa karya keselamatan / penebusan dosa yang Ia lakukan bagi kita, sudah selesai!
b) ‘Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu’ (Lukas 23:46 bdk. Mazmur 31:6).
2) Yesus menyerahkan nyawaNya (Matius 27: 50b bdk. Lukas 23:46).
a) Baik dalam Matius 27: 50b, maupun dalam Lukas 23:46, kata ‘nyawa’ seharusnya adalah ‘roh’.
b) Yesus menyerahkan rohNya, menunjukkan bahwa:
1. KematianNya merupakan tindakan aktif.
Untuk menunjukkan kelahiranNya, Ia sering menggunakan kata ‘datang’ yang menunjukkan tindakan aktif (Yohanes 1:11 10:10 dsb).
Sekarang untuk menunjukkan kematianNya, Ia menggunakan kata ‘Kuserahkan rohKu’ yang juga merupakan tindakan aktif.
Semua ini menunjukkan bahwa Yesus bukan sekedar manusia biasa, tetapi juga adalah Allah sendiri!
2. Ia mati karena kehendakNya sendiri (bdk. Yohanes 10:17-18).
Catatan: kata-kata Yesus ini sekalipun mirip, tetapi berbeda, dengan kata-kata Stefanus: ‘Tuhan Yesus, terimalah rohku’ (Kis 7:59). Kata-kata Stefanus ini tidak menunjuk pada tindakan aktif, dan juga tidak menunjukkan bahwa Ia mati oleh kehendaknya sendiri. Kata-kata Stefanus ini hanya merupakan suatu permohonan supaya rohnya diterima oleh Yesus.
3) Kristus mati pada sekitar pukul 3 siang (Matius 27: 45-46).
Ini merupakan saat dimana orang-orang Yahudi membunuh domba Paskah.
Kel 12:6 - ‘Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja’.
Dengan demikian lagi-lagi Yesus menggenapi TYPE dalam Perjanjian Lama, dan Ia menjadi ANTI TYPE dari domba Paskah.
Bdk. 1Korintus 5:7 - “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus”.
BACA JUGA: KRISTUS TELAH MATI (2 KORINTUS 5:15)
Matius 27: 51-56: “(51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, (52) dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. (53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. (54) Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ‘Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.’ (55) Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. (56) Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus”.
1) Ada beberapa tanda / mujijat yang terjadi pada saat Yesus mati, yaitu:
a) Tirai Bait Allah terbelah dua (Matius 27: 51a).
1. Tentang tirai yang memisahkan Ruang Suci dan Ruang Maha Suci ini saudara bisa membacanya dalam Keluaran 26:33 Ibrani 6:19 9:3 10:20.
2. Tinggi tirai ini adalah 60 feet (= 18 meter).
3. Arti terbelahnya tirai ini:
a. Dihapusnya Bait Allah, para imam, dan ceremonial law (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan dalam Perjanjian Lama).
b. Kematian Kristus membuka jalan kepada Bapa.
Ibrani 10:19-20 - “(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri”.
b) Gempa bumi (Matius 27: 51b).
c) Bukit batu terbelah (Matius 27: 51c).
d) Kuburan terbuka (Matius 27: 52a).
Calvin: “This was also a striking miracle, by which God declared that his Son entered into the prison of death, not to continue to be shut up there, but to bring out all who were held captive. ... This is the reason why, when he was about to be shut up in a sepulchre, other sepulchres were opened by him. ... Now by this sign it was made evident, that he neither dies nor rose again in a private capacity, but in order to shed the odour of life on all believers” (= Ini juga merupakan mujijat yang menyolok, dengan mana Allah menyatakan bahwa AnakNya masuk ke dalam penjara kematian, tidak untuk terus dikurung di sana, tetapi untuk membawa keluar semua yang ditawan. ... Ini adalah alasan mengapa pada waktu Ia mau dikurung dalam kuburan, kuburan-kuburan yang lain terbuka oleNya. ... Oleh tanda ini dibuat jelas bahwa Ia tidak mati ataupun bangkit kembali untuk diriNya sendiri, tetapi untuk mencurahkan minyak wangi kehidupan kepada semua orang percaya) - hal 324-325.
Tetapi Calvin lalu menambahkan bahwa menurutnya peristiwa ini terjadi setelah kebangkitan Kristus, karena Kristus disebut yang sulung / pertama bangkit dari antara orang mati. Jadi Calvin kelihatannya berpendapat bahwa orang-orang ini bangkit dengan tubuh kebangkitan, dan karenanya tidak mungkin mendahului kebangkitan Kristus. Sejalan dengan itu Calvin juga berpendapat bahwa orang-orang itu akhirnya tidak mati lagi.
Saya tidak setuju dengan Calvin dalam persoalan ini.
e) Orang kudus bangkit (Matius 27: 52-53).
2) Matius 27: 54: “Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ‘Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.’”.
Bdk. Lukas 23:47-48 - “(47) Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: ‘Sungguh, orang ini adalah orang benar!’ (48) Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri”.
a) Mujijat-mujijat itu ‘menyadarkan’ baik kepala pasukan, prajurit-prajurit, maupun orang-orang yang berkerumun. Tetapi sampai dimana ‘pertobatan’ mereka ini, tidak bisa diketahui.
b) Pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah (Matius 27: 54) dan pengakuan bahwa Yesus adalah ‘orang benar’ (Lukas 23:47) tidak bertentangan, karena kalau ia mengakui bahwa Yesus adalah orang benar, maka ia harus mengakui bahwa claim Yesus sebagai Anak Allah adalah sesuatu yang benar!
Karena itu adalah aneh / tidak masuk akal, kalau ada orang-orang yang mengakui Yesus sebagai orang benar / saleh / nabi, tetapi tidak mempercayaiNya sebagai Anak Allah / Allah sendiri.
3) Matius 27: 55-56: “(55) Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. (56) Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus”.
a) Ini adalah perempuan-perempuan yang melayani rombongan Yesus dengan uang mereka.
Lukas 8:1-3 - “(1) Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas muridNya bersama-sama dengan Dia, (2) dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, (3) Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka”.
b) Pada saat Yesus disalibkan dan mati, murid-murid lari (hanya Yohanes yang kembali), tetapi perempuan-perempuan itu tetap di sana. Ini menunjukkan keberanian dan sekaligus kesetiaan mereka dalam mengikut Yesus!
Penerapan: keberanian dan kesetiaan saudara baru akan teruji kalau ada resiko dalam saudara mengikut Yesus! Tetapkah saudara setia pada saat-saat seperti itu?
Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :
-Amin-