MINGGU SENGSARA YESUS (YOHANES 12:1,IBRANI 5:7-10)

Pdt.Samuel T. Gunawan, M.Th.
MINGGU SENGSARA YESUS: DARI MALAM PERJAMUAN TERAKHIR HINGGA PENYALIBANNYA DI GOLGOTHA.

“Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati” (Yohanes 12:1).
MINGGU SENGSARA YESUS (YOHANES 12:1,IBRANI 5:7-10)
gadget, bisnis, otomotif
“(Ibrani 5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. (5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, (Ibrani 5:9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, (5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek” (Ibrani 5:7-10).

PROLOG

Pada sesi 11 ini saya mengajak kita untuk meninjau kronologis minggu sengsara Yesus berdasarkan kitab Injil, memeriksa secara medikal betapa hebat-Nya penderitaan yang dialami Yesus selama minggu itu, menjawab pertanyaan apakah waktu di taman Getsemani Yesus berdoa dengan menangis, dan membuktikan secara medikal bahwa Kristus benar-benar telah mati saat di kayu salib. Penderitaan-penderitaan yang dialami Yesus dalam kematian-Nya telah dinamakan ketaatan yang pasif dalam teologi Protestan. Ketaatan yang pasif ini berbeda dengan ketaatan-Nya yang aktif selama hidup-Nya. HidupNya tentu saja merupakan hidup yang penuh ketaatan.

Diawali dengan kesediaan-Nya untuk menerima inkarnasi (Ibrani 10:5-10), dan diteruskan sepanjang hidup-Nya di dunia (Lukas 2:52; Yohanes 8:29), dan melalui penderitaan Ia telah belajar menjadi taat (Ibrani 5:8).

Enam hari sebelum paskah orang Yahudi (Yohanes 12:1) yang dilaksanakan pada tanggal 14 bulan Nisan diperingati oleh umat Kristen sebagai “minggu sengsara Yesus”. Paskah orang Yahudi Dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 14 bulan Nisan. Selama 7 hari itu paskah tersebut orang Yahudi tidak boleh makan roti yang beragi. (Keluaran 13:5-7; Ulangan 16:3-6). Karena Kristus bangkit pada hari pertama Paskah (Minggu), maka secara kronologis yang dimaksud enam hari sebelum paskah ketika Yesus berada di Betania (Yohenes 12:1) adalah hari Sabtu.

Jadi, yang dimaksud dengan minggu sengsara Yesus adalah dari Sabtu di Betania hingga hari Jumat menjelang kematian-Nya di kayu salib di Golgota. Karena hari Sabtu adalah hari sabat, maka pada Jumat sore setelah mati, mayat Yesus diturunkan untuk dikuburkan di kuburan milik Yusuf Arimatea. Dengan demikian, Perjamuan Terakhir (The Last Supper) dan Pergumulan di taman Getsemani terjadi pada Kamis malam, yaitu 2 hari sebelum paskah. Lebih jelasnya berikut ini kronologis minggu sengsara Yesus. 

KRONOLOGI MINGGU SENGSARA YESUS

(1) Yesus tiba di Betania sabtu sore dalam perjalanan dari Yerikho. Betania adalah nama sebuah Desa di sisi Gunung Zaitun yang terjauh dari Yerusalem, kira-kira3 km di jalan menuju ke Yerikho. Desa itu disebut dalam Kitab-kitab Injil, terutama sebagai tempat tinggal dari sahabat-sahabat Yesus, yaitu Maria, Marta dan Lazarus.

Pada malam itu di rumah lazarus : 

(a) Diadakan perjamuan yang dilayani oleh Marta untuk menyambut Yesus (Yohanes 12:1-8). 

(b) Sementara itu Maria meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya dengan menggunakan setengah kati minyak Narwastu yang mahal, mencapai harga 300 dinar (Yohanes 12:3-5). 

(c) Pada waktu yang hampir bersamaan, disini kebiasaan Yudas mencuri uang kas yang dipegangnya disingkapkan (Yohanes 12:6-8). 

(d) Di sini, banyak orang Yahudi yang percaya kepada Yesus karena mereka melihat lazarus yang bangkit. Karena itu mereka juga merencanakan membunuh Lazarus (Yohanes 12:9-11).

(2) Keesokan harinya pada hari Minggu : 

(a) Yesus mengutus murid-Nya ke Yerusalem untuk menyiapkan jalan bagiNya dengan naik keledai muda (Markus 11:1-16; Lukas 19:28-34; Matius 21:1-6); 

(b)Yesus ke Yerusalem dengan menunggang keledai muda dan orang banyak mengelu-elukan-Nya (Markus 11:7-10; Lukas 19:35-40; Matius 21:7-11; Yohanes 12:12); 

(c) Yesus mengunjungi Bait Allah (Markus 11:11; Lukas 19:41-44; Matius 21:12-16), tetapi kemudian Ia kembali ke Betania (Matius 21:17). 

(3) Keesokan harinya, yaitu pada hari Senin : 

(a) ketika Yesus masuk lagi ke Yerusalem, dia mengutuk pohon ara (Markus 11:12-14; Matius 21:18-22). 

(b) Pada hari yang sama mengusir orang-orang yang berjual beli di Bait Allah (Markus 11:15-17; Lukas 19:45-46). 

(c) Hal ini yang membuat Imam-iman Kepala marah dan lebih lagi ingin membunuh-Nya (Markus 11:18). (d) Pada malam hari Yesus kembali lagi ke Betania (Markus 11:19). 

(4) Pada hari Selasa bagi Yesus adalah hari yang penuh pertanyaan dan waktu bagi-Nya untuk mengajar murid-murid-Nya : 

(a) Para murid memperhatikan dan membicarakan pohon ara yang dikutuk Yesus telah kering (Markus 11:20-25), 

(b) Para Murid bertanya tentang kuasa (Markus 11:27-33; Lukas 19:47-20:8; Matius 21:23-27) dan Yesus membicarakan kepada mereka tentang pertobatan (Matius 21:28-32). 

(c) pada hari yang sama ini Yesus ditanya tentang : membayar pajak kepada kaisar (Markus 12:13-17; Lukas 20:20-26; Matius 22:15-22), tentang kebangkitan (Markus 12:18-27; Lukas 20:27-40; Matius 22:23-33), dan tentang hukum yang terutama (Markus 12:28-34; Matius 22:34-40). 

(d) Yesus juga bertanya kepada murid-murid-Nya tentang Mazmur pasal 2 (Markus 12:35-37; Lukas 20:41-44; Matius 22:41-46). 

(e) Ia juga berbicara tentang kemunafikan ahli Taurat (Markus 12:38-40; Lukas 20:45-47; Matius 23:1-39) dan membandingkannya dengan kemurahan hati seorang janda (Markus 12:41-44; Lukas 21:1-14). 

(f) Pada saat mereka meninggalkan Bait Allah, Yesus memberi Khotbah di Bukit Zaitun (Markus 13:1-37; Lukas 21:5-36; Matius 24:1-25:46), lalu kembali ke Betania.

(5) Selanjutnya, Markus 14:1a menyebutkan hari bahwa “Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi”, dengan demikian menyebut hari yang baru yaitu hari Rabu. Pada hari Rabu ini : 

(a) Di Yerusalem Imam-imam Kepala dan ahli-ahli Taurat merencanakan untuk membunuh Yesus tanpa keributan sebelum hari perayaan Paskah (Markus 14:1-2; Lukas 21:37-22:2; Matius 26:1—5). Pada hari yang sama di Betania, Yesus dan murid-murid-Nya di jamu dalam suatu perjamuan makan di rumah Simon yang telah disembuhkan dari sakit kustanya, namun tetap dikenali sebagai “Simon Si Kusta” (Markus 12:3). 

(b) Di sini ada seorang perempuan yang membawa buli-buli berisi minyak wangi yang mahal dan mencurahkannya di kepala Yesus serta mengurapinya (Markus 14:3-9; Matius 26:6-13). Kemungkinan bahwa wanita ini adalah Maria adik Marta, atau pun Maria Magdalena belum bisa dibuktikan. Lebih tepat menyebutnya sebagai seorang perempuan yang “terkenal berdosa” di kota itu yang telah diampuni dosanya (bandingkan Lukas 7:36-50). 

(c) Pada larut malam Yudas mengkhianati Yesus melalui suatu konspirasi dengan para pemimpin Yahudi. (Markus 14:10-11, Lukas 22:3-6; Matius 26:14-16). Harga dari yang dibayar kepada Yudas untuk pengkhianatan ini adalah 30 keping uang perak (Matius 26:14-15). 

(6) Selanjutnya, pada hari Kamis ada 2 peristiwa yang terjadi di tempat yang berbeda, yaitu di Peristiwa Perjamuan Terakhir di Ruang atas Yerusalem dan Peristiwa Di Taman Getsemani. Nampaknya Yesus dan orang-orang Galilea lainnya merayakan Paskah 1 hari lebih awal dari orang-orang di Yerusalem (Markus 14:12; Lukas 22:7; Matius 26:17). Pada hari itu dari Betania : 

(a) Yesus mengutus dua murid untuk mengadakan persiapan perjamuan malam di Yesrusalem (Markus 14:13); 

(b) Seorang laki akan menuntun mereka ke suatu ruang atas di sebuah rumah di Yerusalem yang sudah lengkap dengan persiapan untuk jamuan paskah (Markus 14:13-16; Lukas 22:8-12; Matius 26:18-20). 

(c) Setelah berada di ruang atas di Yerusalem itu maka Yesus : melakukan pembasuhan kaki murid-muridNya (Yohanes 13:1-17), memperingati Yudas (Yohanes 13:18-30), menyampaikan khotbah terpanjang sebelum perpisahan (Yohanes 13:31-16:33). 

(d) Yesus dan murid-murid melakukan perjamuan Paskah malam hari itu (Markus 14:17-25;Matius 26:17-25; Lukas 22:7-14; Yohanes 13:21-30). Yesus memerintahkan agar upacara Perjamuan ini diulangi lagi dikemudian hari oleh murid-murid-Nya untuk mengingat Dia (Markus 14:22-25; Lukas 22:19-20; Matius 26:26-29). 

(e) Yesus juga berdoa untuk diri-Nya (Yohanes 17:1-5) dan untuk murid-murid-Nya (Yohanes 17:6-19) serta untuk setiap orang yang akan datang kepada iman dalam Yesus (Yohanes 17:20-26). 

(f) Setelah itu mereka menyanyikan nyanyian pujian lalu pergi ke Bukit Zaitun (taman Getsemani) dengan menyeberangi lembah Kidron (Markus 14:26; Yohanes 18:1). Malam hari di taman getsemani Yesus berdoa, dan memberitahu murid-murid-Nya untuk berdoa juga agar tidak jatuh ke dalam pencobaan (Lukas 22:39-40). 

Yesus sendiri berdoa Doa-Nya secara pribadi dengan penuh hormat (Matius 22:41-44). Ia berdoa dengan sungguh-sungguh berdoa dan menyelidiki apakah ada cara lain selain “meminum cawan penderitaan” untuk menyelamatkan dunia. Tidak ada pilihan lain kecuali melalui Kematian di salib. Ia begitu hebatnya bergumul dalam suatu ketakutan yang sangat, hingga seorang malaikat memberi kekuatan, dan dalam pergumulan doa ini peluhnya menjadi seperti titik-titik darah (Lukas 22:42-44). Doa ini dilakukannya tengah malam hingga dini hari atau memasuki hari Jumat.

(7) Pada Jumat dini hari, selesai berdoa dan ketika Ia masih berbicara dengan murid-murid-Nya : 

(a) Datanglah Yudas yang mencium-Nya dengan ciuman pengkhianatan, beserta dengan tentara untuk menangkap Yesus (Lukas 22:47-53). 

(b) Di sini, Petrus menghunus pedang hingga memutuskan telinga memutuskan telinga kanan Markus (Yohanes 18:10-11; Matius 26:51-52). 

(c) Setelah itu, seketika semua murid melarikan diri meninggalkan Yesus (Markus 14:50-52). Peristiwa ini terjadi kira-kira pukul 3 dini hari atau jumat dini hari. 

(d) kemudian Yesus ditangkap dan di bawa ke Kota ke rumah Hanas untuk diperiksa. Rumah Hanas dan rumah kayafas terletak di bagian barat daya kota, tidak jauh dari ruang atas yang telah mereka pakai untuk merayakan paskah, kemudian pengadilan itu dipindahkan ke rumah Kayafas, iman besar pada saat itu (Markus 14:53-65; Matius 26:57-68; Lukas 22:54-55; Yohanes 18:12-14, 19-24). 

(e) Ketika hari sudah pagi semua anggota sidang Sanhendrin berkumpul dan sepakat menjatuhkan hukuman terhadap Yesus. 

(f) Namun, karena orang-orang Yahudi tidak mempunyai otoritas untuk melaksanakan hukuman mati, maka mereka membawa Yesus kehadapan Pilatus, gubernur wilayah pada saat itu (Markus 15:1-5; Matius 27:1-2,11-14; Lukas 23:1-5; Yohanes 18:28-38). Peristiwa ini terjadi sekitar jam 6 pagi. Ruang pengadilan Pilatus berada dekat sudut barat laut Bait Allah, di seberang kota dari tempat kediaman Kayafas. Pada saat inilah kita diberitahu bahwa Yudas bunuh diri (Matius 27:3-10). 

(g) Karena Yesus adalah orang Galilea maka Ia dikirim oleh Pilatus ke Herodes, penguasa wilayah Galilea ada saat itu. Istana Herodes terletak di dinding kota bagian barat, dengan demikian Tuhan Yesus melintasi kota itu sekali lagi (Lukas 23:6-12). Yesus berada di pengadilan Herodes kira-kira 1 jam. 

(h) Herodes mengirim kembali Yesus ke Pilatus, dengan demikian Yesus harus melintasi kota itu sekali lagi dari Galilea ke Yerusalem. Pilatus tidak menemukan kesalahan apa pun pada Yesus, namun karena tuntutan pemimpin agama Yahudi dan orang banyak saat itu, akhirnya pilatus menjatuhi hukuman atas Yesus (Markus 15:6-14; Lukas 23:13-24; Matius 27:11-25; Yohanes 18:39-19:15), dan menyerahkan-Nya untuk disalibkan (Yohanes 19:16; Markus 15:15; Lukas 23:25; Matius 27:26)

(8) Pagi itu hari Jumat kira-kira pukul 8 pagi telah diputuskan bahwa Yesus disalibkan. Ada beberapa peristiwa yang terjadi yang tercatat dalam Markus 15:16-47; Lukas 23:26-56; Matius 27:27-61; Yohanes 19:17-42) , yaitu : 

(a) Yesus diejek oleh para prajurit dan disesah dengan hukuman cambuk, 

(b) Yesus kemudian di arak ke Golgota tempat Ia disalibkan kira-kira jam 9 pagi (Markus 15:25). 

(c) Yesus disalibkan dan digantung pada kayu salib, disini ia masih juga diolok-olok, termasuk oleh penyamun yang disalibkan disebelah kiri-Nya. 

(d) sekitar 3 yaitu dari jam 12 sampai dengan jam 3 Yesus mengalami penderitaan yang amat sangat di atas kayu salib dan kegelapan terjadi selama 3 jam tersebut. Disitulah terjadi penebusan dosa. 

(e) Setelah jam 3 Yesus menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa dan mati. Kematian-Nya di saksikan oleh beberapa perempuan yang setia mengikuti-Nya dan para prajurit yang menjaga-Nya. Karena Yesus sudah mati maka kaki-Nya tidak perlu dipatahkan, namun untuk memastikan kematian-Nya maka lambung-Nya ditikam dengan tombak. 

(f) Sebelum jam 6 sore mayat Yesus diturunkan untuk dikuburkan oleh Yusuf Arimatea, alasannya karena Yesus sudah mati dan mayatnya harus dikuburkan sebelum sabat (Sabtu) yang pada saat itu merupakan persiapan menyambut hari pertama Paskah orang Yahudi. Jadi Yesus berada dalam kubur dari jumat sore sebelum jam 6 dan bangkit pada pagi minggu hari pertama Paskah Yahudi yang jatuh pada tanggal 14 bulan Nisan. 

PENDERITAAN YESUS DARI MALAM PERJAMUAN TERAKHIR HINGGA PENANGKAPAN DITAMAN GETSEMANI (DARI SUDUT PANDANG MEDIS)

Jadi, di dalam minggu itu benar-benar minggu penuh dengan penderitaan bagi Yesus. Penderitaan-penderitaan Yesus ini benar-benar nyata. Malam sebelum disalibkan pada saat Perjamuan Terakhir Yesus sudah mengungkapkan jalan penderitaan yang harus dilalui-Nya. Karena penderitaan dan penyaliban ini sudah diketahui olehNya, maka malan itu Yesus kemungkinan mulai mengalami stress. 

Stress adalah istilah kedokteran dan secara harafiah diartikan sebagai tekanan atau ketegangan yang memiliki kecenderungan mengganggu tubuh. Stress pada Yesus datang dari ketegangan tubuh ketika beradaptasi menghadapi kenyataan bahwa Ia akan menderita dan mati dengan cara disalibkan. Kita tahu bahwa lama sebelum penyaliban Kristus tahu bahwa Ia akan mati dengan cara disalibkan (Bandingkan Yohanes 12:27,23).

Karena telah mengetahui apa yang akan terjadi disertai dengan ketegangan saat makan bersama pengkhianat, dapat menyebabkan Yesus tidak nafsu makan. Secara medis, mengetahui lebih dulu dapat mengakibatkan respon fisik di luar kemauan seperti tachycardia (detak jantung yang cepat), nausea (muntah), pusing, gemetar, diaphoresis (berkeringat), dan mungkin sakit kepala. Ketika seseorang menghadapi situasi yang sulit, satu bagian otak tertentu akan mengeluarkan zat kimia yang disebut neurotransmitter, dan kelenjar adrenalin akan mengeluarkan hormon sperti cortisol (yaitu cortisone), epinephrine (yaitu adrenalin), dan norepinephrine (yaitu noradrenalin).

Hormon dan zat kimia itu menekan jantung dan menyebabkan tachycardia; mendorong kelenjar eringat mengeluarkan keringat; pembuluh darah akan mengalir deras, dan menyebabkan pusing, dan perubahan sistem syaraf menimbulkan sakit kepala dan gemetar. Kondisi fisik diluar kemauan ini dikenal dalam istilah kedokteran sebagai proses “lawan atau lari”. 

Ini adalah tahap pertama respon terhadap stress, yaitu melawan penyebab stress atau melarikan diri. Ada kemungkinan jika pada saat itu homon stress (cortisol, norepinephrine, dan epinephrine) dalam pembuluh darah Yesus dapat diukur, hormon tersebut pastilah sangat tinggi, karena ini memang merupakan respon alami untuk mengantisipasi hal-hal mengerikan yang akan datang.

Setelah Perjamuan Terakhir, Yesus dan murid-muridNya pergi ke Taman Getsemani untuk Berdoa. Ketika Yesus berdoa, kegalauan mentalNya tidak tertahankan sehingga Ia berkata, HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya” (Markus 14:34). Disini para penafsir Alkitab terbagi atas dua pendapat, yaitu

(1) Yesus sedih tetapi tidak menangis karena ia sedang berada dalam tingkat kesedihan yang tinggi, sehingga tidak bisa menangis, dan

(2) Yesus sedih disertai dengan ratapan dan tangisan sesuai dengan Ibrani 5:7. Saya berpendapat bahwa Yesus tidak menangis. Yesus sedang menghadapi menghadapi stress tingkat tinggi. Hal ini disebabkan kegalauan jiwa-Nya tidak diragukan semakin meningkat dalam hitungan jam (Lukas 22:43-44). Fenomena yang dialami Yesus ini dikenal sebagai “hematidrosis” dan telah dilaporkan terjadi dalam situasi stress berat. Pembuluh kapiler yang mengalirkan darah ke kelanjar keringat tiba-tiba pecah, terbuka, dan membocorkan darah ke saluran keringat yang mengakibatkan darah bercampur keringat. Hal ini bisa menyebabkan rasa sakit yang hebat di kulit karena peradangan dan pembengkakan di bawah kulit dalam kelenjar keringat.

Namun dalam kondisi ini saya tidak yakin bahwa Yesus menangis. Karena stress tingkat tinggi ini menyebabkan Yesus justru tidak dapat menangis. Jadi pada saat itu, Yesus merasakan kesedihan yang dalam (Matius 26:38), Ia merasa ketakutan hingga berkeringat hebat seperti titik-titik darah. Dampak dari stress Kristus ini bukan air mata melainkan keringat yang luar biasa bercampur darah (Lukas 22:44). Karena stress yang tinggi seorang malaikat diutus untuk menguatkan-Nya (Lukas 22:43). Dan yang terpenting dalam teks Matius, Markus dan Lukas tidak ada menyebutkan bahwa Kristus sedih hingga Ia sampai menangis sewaktu berdoa di taman Getsemani. Yesus bisa stress karena memang dalam natur kemanusiaan-Nya, Kristus juga memiliki dan merasakan kelemahan-kelemahan manusia, hanya tidak berdosa (Ibrani 4:15). 

Lalu bagaimana dengan Ibrani 5:7 yang mengatakan bahwa “Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan”. Sedangkan di dalam Ibrani 5:7 dikatakan demikian, “Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan”. Kata kerja Yunani yang dipakai untuk “ratap tangis” dalam ayat ini adalah kata kerja “kraugazo” yang berarti menangis dengan penderitaan yang dalam”. Menurut beberapa penafsir Alkitab, Ibrani 5:7 ini merujuk pada peristiwa di taman Getsemani.

Dimana setelah Perjamuan Terakhir, Yesus dan murid-murid-Nya pergi ke Taman Getsemani untuk Berdoa. Ketika Yesus berdoa, kegalauan mentalNya tidak tertahankan sehingga Ia berkata, “HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya” (Markus 14:34). Walaupun Matius, Markus maupun Lukas tidak ada menyebutkan bahwa Kristus sedih hingga Ia sampai menangis sewaktu Ia berdoa di taman Getsemani. Namun frase, “Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut” nampaknya mendukung peristiwa di taman Getsemani sebagai rujukan Ibrani 5:7 tersebut. Stress tingkat tinggi yang dialami Yesus pada peristiwa di taman Getsemani itu sebenarnya menyebabkan Yesus tidak bisa menangis.

Puncak dari stress tersebut secara medis dikenal dengan fenomena “hematidrosis” yang terjadi dalam situasi stress paling berat. Fenomena “hematidrosis” terjadi ketika pembuluh kapiler yang mengalirkan darah ke kelanjar keringat tiba-tiba pecah, terbuka, dan membocorkan darah kesaluran keringat yang mengakibatkan darah bercampur keringat. Hal ini bisa menyebabkan rasa sakit yang hebat di kulit karena peradangan dan pembengkakan di bawah kulit dalam kelenjar keringat. Namun dalam kondisi ini saya tidak yakin bahwa Yesus menangis. Karena stress tingkat tinggi ini menyebabkan Yesus justru tidak dapat menangis.

Jadi kapan Yesus manangis pada peristiwa di taman Getsemani itu jika merujuk pada Ibrani 5:7, kemungkinan secara medis, Ia bisa menangis ketika sistem sarafnya mulai nyaman atau mencapai suatu tahap bisa menerima keadaan yang akan terjadi atas-Nya, itu terjadi persis ketika ia berkata “bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang jadi” dan ketika seorang malaikat diutus untuk memberi-Nya kekuatan (Lukas 22:43). Yesus merasakan kesedihan yang dalam (Matius 26:38), Ia merasa ketakutan hingga berkeringat hebat seperti titik-titik darah. Dampak dari stress Kristus ini bukan saja menghasilkan keringat yang luar biasa bercampur darah, tetapi setelah Ia bisa menerima keadaan keharusan kematian-Nya Ia menangis, bukan karena kalah melainkan karena kemenangan atas pergumulanNya yang sangat hebat itu (Lukas 22:44). 

Probelem fisik lainnya yang mungkin mempengaruhi Yesus pada saat itu adalah bahwa keringat pada suhu dingin dimalam hari kemungkinan besar membuat Yesus kedinginan dan gemetar, yang sangat tidak mengenakkan. Mungkin Yesus pada kondisi ini mengalami penurunan suhu badan (hypothrmia) terutama jika ada angin semilir yang dingin. Problem lainnya, Yesu mengalami kelemahan fisik karena asupan makanan dan air yang kurang, Ingat, selama minggu Paskah Yesus sudah mengetahui pengkhianatan dan kematian yang akan dialami, dan tidak diragukan, Dia gelisah. Stess mental yang berat bisa menyebabkan anorexia atau kehilangan nafsu makan.

Saat Perjamuan Terakhir, Yesus memang makan dan di minum, namun ada kemungkinan hanya sedikit. Akibatnya, ketika tiba di taman Getsemani dari perjalanan Yerusalem, Yesus mungkin sudah dehidrasi ringan. Jika demikian, hal ini akan diperparah dengan kehilangan cairan tubuh dari keringat, yang dalam istilah medis disebut kehilangan cairan yang tidak dapat dirasakan. Kurangnya asupan kalori dan cairan bisa menyebabkan tekanan darah rendah, kelemahan fisik, pusing dan gemetaran. Mungkin Yesus mengalami Selain itu, jika seseorang tidak mendapat makanan yang cukup selama lebih dari 24 jam, maka cadangan glikogen yang menyuplai gula ke liver menjadi berkurang, dan tubuh akan membakar bahan bakar lainnya yang disebut keton, yang dibentuk dalam otot dan liver. Jadi saat tiba di taman Getsemani sebenarnya tubuh Yesus sudah dalam keadaan lemah. 

Faktor lain yang perlu diketahui mengenai konsidi fisik Yesus saat berada di taman Getsemani adalah kurang tidur. Sepanjang minggu Paskah dapat dipastikan bahwa Yesus kurang istirahat, khususnya pada malam sebelum penyaliban-Nya. Sejak Perjamuan Terakhir, di taman Getsemani dan hingga penyalibanNya Yesus tidak tidur. Tidur sangat penting untuk perbaikan dan regenerasi berbagai sistem organ tubuh, dan untuk membuat fungsi otak dan sistem syaraf optimal. Jika tidak beristirahat secukupnya selama beberapa hari, seseorang akan mengalami kelemahan, kelelahan, mual, kehilangan nafsu makan, sakit-sakit di otot, dan sakit kepala.

Selain itu, respon terhadap tuga motorik mungkin terganggu, dan ini bisa menyebabkan kecelakaan dan terjatuh. Di taman Getsemani ketika prajurit-prajurit menangkap-Nya, Yesus diperlakukan dengan kasar, bagai seorang penjahat. Dia mungkin di dorong-dorong yang bisa mengakibatkan lezet atau luka. Saat Kristus meninggalkan taman Getsemani untuk menghadap pengadilan Hanas, Kayafas, Herodes, dan Pilatus, kondisi fisiknya sudah buruk karena perlakuan kasar para prajurit, stress, kurang makan dan minum, kurang tidur, dan kedinginan di udara malam. Yesus benar-benar menderita.

PENDERITAAN YESUS DARI PENGADILANNYA HINGGA KEMATIANNYA DISALIB SUDUT PANDANG MEDIS

Alkitab mencatat, “Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu” (Kisah Para Rasul 4:27-28). Supaya kita mengerti betapa mahalnya harga yang harus dibayar Kristus bagi dosa-dosa kita, berikut ini deskripsi singkat penderitaan yang dialami Kristus hingga kematian-Nya dikayu salib yang saya ringkas karya Lee Strobel, berdasarkan hasil investigasinya yang ditulis dalam buku The Case For Christ.

Pertama, Alkitab banyak menggambarkan penderitaan Kristus. Yesaya 52:14 menyatakan, “Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia- begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi.” Yesus amat menderita selama diadili, disiksa dan disalibkan (Matius pasal 27, Markus pasal 15, Lukas pasal 23, Yohanes pasal 19). Sengeri apapun penderitaan-Nya secara fisik, itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan rohani yang harus dijalaniNya. 2 Korintus 5:21, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.

Yesus menanggung dosa seluruh dunia di atas diri-Nya (1 Yohanes 2:2). Adalah dosa yang mengakibatkan Yesus berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Jadi sekeji apa pun penderitaan jasmaniah Yesus, itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Dia harus menanggung dosa-dosa kita dan mati bagi dosa-dosa kita (Roma 5:8). Yesaya 53, khususnya ayat 3 dan 5 menubuatkan penderitaan Yesus, “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. “

Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Mazmur 22:14-18 adalah bagian Alkitab lain yang menubuatkan penderitaan sang Mesias, “Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.”

Kedua, pencabukan Romawi terkenal sangat kejam dan brutal. Biasanya dilakukan 39 kali, tetapi seringkali lebih banyak dari pada itu, tergantung dari suasana hati algojo yang melaksanakan hukum cambuk. Cambuk yang digunakan adalah kepangan tali kulit dengan bola-bola logam yang dijalin ke dalamnya, serta potongan-potongan duri tajam atau tulang iga pada ujungnya. Dengan cemeti seperti ini maka bola-bola itu menyebabkan memar atau lebam yang dalam, duri tajam atau tulang iga akan mengiris daging pada tubuh dengan hebat. Punggung yang dipukul itu akan menjadi begitu tercabik-cabik sehingga sebagian dari tulang belakang kadang kala terlihat akibat irisan yang dalam, sangat dalam (bandingkan Mazmur 22:14-18). Pencambukan ini akan dilakukan ke segala arah, dari bahu turun ke punggung, pantat, dan kebagian belakang kaki.

Seorang dokter peneliti hukum cambuk romawi mengatakan “Selagi pencambukan berlanjut, luka koyakan akan tercabik sampai ke otot-otot kerangka di bawahnya dan menghasilkan goresan-goresan daging berdarah yang gemetar”. Eusebeus, seorang sejarawan abad ketiga mendeskripsikan pencambukan dengan mengatakan “pembuluh-pembuluh si penderita terbuka telanjang, dan otot-otot, urat-urat, dan isi perut si korban dapat terlihat”. Dengan demikian dapat dipastikan banyak orang akan mati akibat pemukulan semacam ini sebelum mereka sampai disalib. Setidaknya, si korban akan mengalami kesakitan hebat dan keguncangan hipovolemik atau efek-efek kehilangan sejumlah besar darah.

Akibat dari keguncangan hipovolemik ini adalah: jantung berdetak cepat untuk mencoba memompa darah yang tidak ada disana; tekanan darah turun, menyebabkan kepingsanan atau keadaan tak sadarkan diri; ginjal berhenti menghasilkan urin untuk mempertahankan volume yang masih tinggal; orang tersebut menjadi sangat haus sewaktu tubuhnya sangat membutuhkan cairan untuk menggantikan volume darah yang hilang.

Dapat dipastikan bahwa Kristus berada dalam keguncangan hipovolemik ini ketika Ia berjalan terhuyung-huyung ke lokasi hukuman mati di Kalvari, memikul batang kayu yang horizontal. Akhirnya Yesus tak sadarkan diri, dan serdadu Roma memerintahkan Simon dari Kirene untuk memikul salib bagi-Nya. Selanjutnya Alkitab mengatakan bahwa Yesus berkata “aku haus”, tetapi bukan air yang diterimanNya melainkan cuka. Karena efek-efek mengerikan dari pemukulan ini, sudah pasti bahwa Yesus sudah berada dalam kondisi yang serius sampai kritis bahkan sebelum paku-paku ditancap menembus kedua tangan dan kaki-Nya.

Ketiga,
kondisi Kristus dilokasi penyaliban. Ketika Yesus tiba ditempat penyaliban inilah yang terjadi pada Kristus: Ia akan dibaringkan, dan kedua tangannya akan dipakukan dalam posisi terentang ke batang kayu horizontal. Balok salib ini, (yang dipikul Kristus dari tempat pencambukan) disebut patibulum, dan pada tahap ini balok tersebut dipisahkan dari batang kayu vertikal, yang secara permanen ditancapkan di tanah.

Paku yang ditancapkan ditangan dan kaki Yesus adalah paku besar yang panjangnya 5 sd 7 inci (12 sd 18 cm) dan meruncing ke suatu ujung tajam. Paku ini ditancapkan menembus pergelangan tangan sekitar 1 inci dibawah telapak tangan. Ini adalah posisi pemakuan yang kokoh yang akan mengunci posisi tangan. Tetapi akibatnya, paku ini akan menembus dan meremukkan tempat di mana urat syaraf tengah berada, ini adalah urat syarat terbesar yang menuju ke tangan. Rasa sakit yang amat sangat sakit dan tak tertahankan.

Dengan demikian, sebenarnya tidak ada satu kata pun yang dapat mendeskripsikan penderitaan hebat yang ditimbulkan selama penyaliban. Kemudian, Yesus dinaikkan selagi balok horizontal dipasangkan ketiang (balok) vertikal, selanjutnya paku-paku ditancapkan menembus kedua kaki-Nya. Karena disana ada urat syaraf kaki, maka rasa sakit akibat penancapan paku ini sama dengan yang terjadi pada pergelangan tangan. Urat syaraf yang hancur dan putus, suatu kondisi yang amat sangat menyakitkan. Dalam posisi tergantung ini, kedua lengan Kristus langsung terentang dan kedua bahuNya akan berubah posisi. Dengan posisi dan kondisi demikian Kristus tergantung dikayu salib.

BACA JUGA: SUPREMASI YESUS KRISTUS (NABI, IMAM DAN RAJA)

Keempat, kematian Kristus dilokasi penyaliban. Orang yang digantung dikayu salib dalam posisi vertikal akan mengalami suatu kematian perlahan yang diakibatkan oleh asfiksiasi yaitu sesak nafas karena kekurangan oksigen dalam darah, ini karena: tekanan-tekanan pada otot dan diafragma membuat dada berada pada posisi menarik nafas. Agar dapat bernafas individu harus mendorong kakinya agar tekanan pada otot-otot dapat dihilangkan untuk sesaat. Ketika melakukan itu paku akan merobek kaki, lalu akhirnya mengunci posisi terhadap tulang-tulang tumit kaki. Setelah dapat menarik nafas, orang itu kemudian akan dapat rileks dan menarik nafas lagi. Kemudian ia harus mendorong tubuhnya naik untuk menghembuskan nafas, menggesek punggungnya yang berdarah ke kayu salib yang kasar.

Ini akan berlangsung terus menerus sampai kepayahan sepenuhnya, dan orang itu tidak akan mampu mengangkat diri dan bernafas lagi. Saat nafas orang tersebut semakin perlahan, ia mengalami apa yang disebut asidosis pernafasan yaitu karbon dioksida dalam darah larut sebagai asam karbonik, menyebabkan keasaman darah meningkat. Ini menyebabkan detak jantung yang tidak menentu, inilah saat-saat menjelang kematian. Kita ingat inilah saat-saat di mana Yesus berkata “Ya, Bapa, ke dalam tanganMu, kuserahkan nyawaKu”.

Dan kemudian Ia mati akibat berhentinya detak jantung. Keguncangan hipovolemik akan menyebabkan jantung berdebar dengan kencang terus menerus yang akan mengakibatkan kegagalan jantung, menyebabkan terkumpulnya cairan dalam membran disekitar jantung yang disebut pericardia effusion, dan ini juga terjadi disekitar paru-paru yang dikenal pleural effusion. Inilah yang menyebabkan serdadu Roma menusukkan tombak ke pinggang kananNya (diantara tulang-tulang rusuk) untuk menegaskan bahwa Yesus telah mati. Tombak yang ditusuk itu menembus paru-paru kanan dan ke jantung.
MINGGU SENGSARA YESUS (YOHANES 12:1,IBRANI 5:7-10)
Saat tombak itu ditarik keluar, sejumlah cairan (pericardial effusion dan pleural effusion) keluar. Ini terlihat sebagai cairan jernih seperti air diikuti dengan banyak darah. (Yohanes 19:4). Dengan demikian kesimpulanNya, sama sekali tidak ada keraguan bahwa Yesus benar-benar mati, sebagai korban bagi dosa seluruh dunia. Rasul Paulus mengatakan, “Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Korintus 15:1-4). 

EPILOG

Bagaimanakah seharusnya respons kita terhadap kasih karunia Allah melalui kematian Kristus ini?

Pertama, menerima kasih karunia Allah itu dengan percaya kepada Yesus Kristus. Rasul Petrus dengan tegas mengatakan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”. (Kisah Para Rasul 4:12). Satu-satunya jalan supaya tidak binasa tetapi beroleh hidup kekal adalah dengan percaya kepada Yesus Kristus. Jalan untuk selamat begitu sederhana dan mudah, yaitu hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Cara ini disebut sebagai “the greatest simplicity”(kesederhanaan terbesar). 

Kedua, hidup bagi Kristus dengan melakukan perbuatan baik sebagai rasa syukur untuk apa yang telah Allah lakukan bagi kita. Rasul Paulus dalam 2 Korintus 5:15, “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”. Salah satu cara kita diminta untuk memberi respon terhadap kasih karunia Allah adalah dengan melakukan pekerjaan baik. Pernyataan klasik tentang keselamatan hanya “karena kasih karunia oleh iman” adalah frase Yunani “tê gar khariti este sesôsmenoi dia tês pisteôs” yang diterjemahkan “Sebab adalah karena kasih karunia kamu telah diselamatkan melalui iman”, langsung diikuti oleh pernyataan ini “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10). Frase Yunani “pekerjaan baik” dalam ayat ini adalah “ergois agathois” diterjemahkan “perbuatan-perbuatan yang baik”. Kata “agathois” berasal dari kata “agathos” yaitu kata yang biasa digunakan untuk menerangkan gagasan yang “baik” sebagai kualitas jasmani atau moral. Kata ini dapat berarti “baik, mulia, patut, yang terhormat, dan mengagumkan”. 

REFERENSI

Anderson, Leith. A., 2009. Yesus : Biografi Lengkap Tentang PribadiNya, NegaraNya, dan BangsaNya. Terjemahan, Penerbit Gloria Graffa : Yogyakarta.
Chamblin, J. Knox., 2006. Paulus dan Diri: Ajaran Rasuli Bagi Keutuhan Pribad. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta. 
Conner J. Kevin., 2004. A Practical Guide to Christian Bilief. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Cornish, Rick., 2007. Lima Menit Teologi. Terjemahan, Penerbit Pionir Jaya : Bandung.
Douglas, J.D., ed, 1993. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jilid 1 & 2. Terjemahkan Yayasan Komunikasi Bina Kasih : Jakarta. 
Eaton, Michael 2008. Jesus Of The Gospel. Terjemahan, Penerbit ANDI Offset: Yogyakarta.
Enns, Paul., 2004. The Moody Handbook of Theology. Jilid 1 & 2 Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang.
Evan, Craig. A., 2008. Merekayasa Yesus. Terjemahan, Penerbit ANDI : Yogyakarta.
Erickson J. Millard., 2003. Teologi Kristen, Jilid 2. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Ferguson, B. Sinclair, David F. Wright, J.I. Packer., 1988. New Dictionary Of Theology. Jilid 1 & 2, diterjemahkan (2008), Penerbit Literatur SAAT : Malang.
Geisler, Norman & Ron Brooks., 2010. Ketika Alkitab Dipertanyakan. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.
Grudem, Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to a Biblical Doctrine. Zodervan Publising House: Grand Rapids, Michigan.
Grudem, Wayne., 2009. Kebenaran Yang Memerdekakan. Terjemahan, Penerbit Metanoia: Jakarta.
Geisler, Norman & Ron Brooks., 2010. Ketika Alkitab Dipertanyakan. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.
Guthrie, Donald, dkk., 1982. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jilid 1. Terjemahan. Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.
Guthrie, Donald., 2010. Teologi Perjanjian Baru. Jilid 1, Terjemahan,Penerbit BPK : Jakarta.
Ladd, Geoge Eldon, 1999. Teologi Perjanjian Baru. Jilid 2, terjemahan Penerbit Kalam Hidup : Bandung.
Pandensolang, Welly., 2009. Kristologi Kristen. Penerbit YAI Press : Jakarta. 
Pfeiffer F. Charles & Everett F. Harrison., ed. 1962. The Wycliffe Bible Commentary. Volume 3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas Malang.
Marinella, Mark A., 2009. Yesus Yang Disalibkan Bagiku. Terjemahan, Penerbit Andi Offset : Yogyakarta.
Milne, Bruce., 1993. Mengenali Kebenaran. Terjemahan, Penerbit BPK : Jakarta.
Morris, Leon., 2006. Teologi Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Ryrie, Charles C., 1991. Teologi Dasar. Jilid 1 & 2, Terjemahan, Penerbit ANDI Offset: Yogyakarta.
Sandison, George & Staff., 2013. Bible Answers for 1000 Difficult Questions. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang. 
Tabb, Mark, ed., 2011. Mari Berpikir Tentang Teologi: Apa Yang Kita Yakini. Terjemahan, Penerbit Yayasan Gloria : Yogyakarta.
Thiessen, Henry C., 1992. Teologi Sistematika, direvisi Vernon D. Doerksen. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Sproul, R.C., 1997. Essential Truths of the Christian Faith. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang. 
Stamps, Donald C., ed, 1995. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang. 
Stott, John., 2010. Kristus Yang Tiada Tara. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta. 
Strobel, Lee., 2005. Pebuktian Atas Kebenaran Yesus. Terjemahkan, Penerbit Gospel Press : Batam.
Tong, Stephen., 2004. Yesus Kristus Juruselamat Dunia. Penerbit Momentum: Jakarta.
Yancey, Philip, 1997. Bukan Yesus Yang Saya Kenal. Terjemahan, Penerbit Profesional Books : Jakarta.
Zuck, Roy B, editor., 2011. A Biblical of Theology The New Testament. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang. MINGGU SENGSARA YESUS (YOHANES 12:1,IBRANI 5:7-10).
Next Post Previous Post