JESUS IS OUR SUBSTITUTE (Yesus adalah pengganti kita)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
2Korintus 5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”.

Yesaya 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”.
JESUS IS OUR SUBSTITUTE
otomotif, gadget, bisnis
Pendahuluan:

Kalau kita menyoroti Allah seakan-akan Dia adalah manusia, maka pada satu saat Allah punya problem. Problemnya adalah: manusia telah berbuat dosa, dan harus masuk neraka, tetapi Allah itu mengasihi manusia sehingga tidak mau semua manusia masuk neraka. Sekarang kita akan membahas bermacam-macam cara pemecahan untuk problem Allah ini.

I) Dua cara pemecahan problem Allah, yang tidak memadai.

1) Allah memasukkan manusia begitu saja ke surga.

Tetapi bisakah Allah, hanya karena Ia maha kasih, memasukkan manusia berdosa ke surga begitu saja (tanpa penebusan / pertobatan)? Memang ada agama yang percaya hal ini. Mereka percaya bahwa Allah itu maha pengasih dan pengampun, sehingga Ia akan memasukkan orang berdosa ke surga begitu saja, tanpa ada yang membayar dosa-dosanya. Tetapi ini tidak mungkin! Ia tidak bisa berbuat demikian karena Ia adalah Allah yang suci, yang tidak bisa bersatu dengan manusia berdosa, dan Ia adalah Allah yang adil, yang tidak bisa tidak menghukum manusia yang berdosa!

Ilustrasi: baikkah seorang polisi yang ‘mengampuni’ saudara begitu saja, pada saat saudara melanggar peraturan lalu lintas? Kalau saudara jawab ‘ya’, saya tanya lagi, baikkah seorang polisi kalau ia ‘mengampuni’ begitu saja seorang pengutil di toko? Kalau saudara tetap berkata ‘ya’, saya tanya lebih jauh, baikkah seorang polisi kalau ia ‘mengampuni’ begitu saja seorang perampok? Rasanya sukar mengatakan ‘ya’. Bisa penuh dengan perampok negara ini. Tapi kalau saudara tetap berkata ‘ya’, saya bertanya lagi, baikkah seorang polisi kalau ia ‘mengampuni’ seorang koruptor? Seorang pengedar narkoba? Seorang pemerkosa? Seorang pembunuh? Pikir sendiri! Tidak ada orang bisa disebut baik, kalau ia tidak menegakkan hukum dengan ketat! Pelanggaran harus dihukum! Yang melakukan kompromi dalam hal itu bukannya baik!!

Demikian juga dengan Allah. Kalau Ia mengampuni begitu saja semua orang berdosa, dan memasukkan semua orang berdosa itu ke surga, IA BUKANNYA ALLAH YANG BAIK!!

2) Allah menggunakan sistim ‘keselamatan karena perbuatan baik’.

Jadi, Ia berkata kepada manusia berdosa itu: ‘Hai manusia, kalau kamu mau masuk ke surga, bertobatlah dari semua dosa-dosamu, dan mulailah berbuat baik’. Mungkinkah ini?

Sebagian besar manusia di muka bumi ini, dan juga semua agama-agama lain di luar kristen, dan boleh dikatakan semua sekte-sekte di dalam Kristen, percaya / mengajarkan bahwa orang bisa selamat / masuk surga karena perbuatan baik. Tetapi sebetulnya ini adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi karena:

a) Manusia tidak bisa berbuat baik.
Ini dinyatakan secara jelas oleh Kitab Suci.
1. Kejadian 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,”.

2. Titus 1:15 - “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.”.

3. Roma 6:20 - “Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.”.

4. Roma 3:12 - “Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.”.

Apakah benar bahwa manusia tidak bisa berbuat baik? Tidak bisakah seseorang, pada waktu melihat orang miskin / menderita, lalu menolongnya tanpa pamrih? Tentu bisa! Lalu apakah itu bisa disebut sebagai perbuatan baik? Dalam pandangan manusia, ya! Tetapi dalam pandangan Tuhan, tidak! Mengapa? Karena dalam pandangan Tuhan, supaya suatu perbuatan bisa disebut baik, maka harus dipenuhi syarat-syarat ini:

a. Perbuatan baik itu harus dilakukan karena cinta kepada Allah.
Yohanes 14:15 - “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”.

b. Perbuatan baik itu harus dilakukan untuk kemuliaan Allah.
1Korintus 10:31 - “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”.

Kedua hal di atas ini tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang yang ada di luar Kristus! Manusia bisa saja berusaha berbuat baik, berjuang bagi agamanya, takut kepada Allah, takut masuk neraka, ingin masuk surga, dsb. Tetapi ‘mengasihi Allah’ tidak mungkin bisa dilakukan oleh manusia di luar Kristus, karena ‘kasih’ adalah buah Roh (Galatia 5:22). Kalau manusia tidak mungkin bisa mengasihi Allah, maka lebih-lebih ia tidak mungkin ‘hidup untuk kemuliaan Allah’. Jadi, ‘mengasihi Allah’ dan ‘hidup untuk kemuliaan Allah’ adalah 2 hal yang tidak mungkin dilakukan oleh orang yang belum percaya kepada Kristus. Kalau 2 hal ini tidak dipenuhi, maka bisalah dikatakan bahwa perbuatan baik itu dilakukan tanpa mempedulikan Allah! Bisakah itu disebut baik?

b) Andai kata pun manusia bisa berbuat baik, bagaimana dengan dosa-dosa yang telah ia lakukan maupun yang akan ia lakukan? Ingat bahwa perbuatan baik tidak bisa menghapus dosa!
Kitab Suci dengan jelas menyatakan hal itu.

1. Galatia 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus.”.

2. Galatia 2:21b - “Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.”.

Illustrasi: Misalnya suatu hari saudara naik kendaraan bermotor dan melanggar rambu lalu lintas, dan lalu seorang polisi menilang saudara. Saudara akan disidang 1 minggu yang akan datang. Sementara menunggu saat persidangan, saudara lalu mau ‘menebus dosa’ saudara dengan berbuat baik. Saudara menghibur tetangga yang kesusahan, membelikan obat untuk tetangga yang sakit, dsb. Pada saat persidangan, hakim bertanya: Apakah saudara, pada tanggal ini, di jalan ini, melanggar rambu lalu lintas ini? Saudara lalu menjawab: Benar Pak Hakim, tetapi, saya sudah menebus dosa dengan berbuat baik. Ini ada 3 saksi yang menerima kebaikan saya. Sekarang pertanyaannya: kalau hakim itu waras, apakah orang itu akan dibebaskan dari hukuman?

Illustrasi ini jelas menunjukkan bahwa ditinjau dari sudut hukum dunia / negara pun, tidak mungkin perbuatan baik bisa menutup dosa! Dan dari sudut hukum Alkitab, juga sama saja. Perbuatan baik tidak bisa menghapuskan dosa!

Jadi bagaimana? Ia sendiri yang harus menebus dosa itu / membayar hutang dosa itu! Dan karena ‘upah dosa ialah maut’ (Roma 6:23), sedangkan sebagai Allah Ia tidak bisa mati, maka Allah harus menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, supaya Ia bisa mati menebus dosa kita!

II) Satu-satunya cara yang benar: Allah menggunakan Pengganti bagi kita.

Yang dimaksud dengan ‘pengganti’ adalah ‘pengganti’ untuk memikul hukuman dosa kita. Tetapi siapa penggantinya?

Penggantinya tidak mungkin adalah manusia biasa, karena semua manusia berdosa.

Penggantinya tidak mungkin adalah malaikat, karena merupakan sesuatu yang tidak adil kalau manusia yang berdosa tetapi malaikat yang dihukum.

Satu-satunya yang bisa menjadi pengganti adalah Allah sendiri. Karena Ia adalah Hakimnya, kalau Ia sendiri mau menjadi Pengganti, maka tidak ada ketidak-adilan di sana.

Tetapi ada problem lain, yaitu Allah tidak bisa menderita, apalagi mati. Padahal upah dosa ialah maut. Supaya Allah bisa mati, Ia harus menjadi manusia dahulu (dalam diri Yesus Kristus), baru Ia bisa mati sebagai Pengganti kita.

Bahwa Kristus adalah substitute [= pengganti] kita, bisa terlihat dari:

1) Text khotbah hari ini, yaitu Yesaya 53:4-6 dan 2Korintus 5:15.

2Kor 5:15 - “Dan Kristus telah mati UNTUK semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan UNTUK mereka.”.

Kedua kata ‘untuk’ bahasa Yunaninya adalah HUPER yang berarti ‘instead of’ [= di tempat dari].

Yesaya 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”.

Bagian-bagian yang saya garis-bawahi menunjukkan secara jelas bahwa pada waktu Kristus menderita dan mati, Ia melakukan semua itu untuk menggantikan kita. Kita yang berdosa, dan seharusnya kita yang dihukum, tetapi Dia menggantikan kita untuk memikul hukuman dosa kita!

2) Fakta bahwa Kristus tidak berdosa (2Korintus 5:21 Ibrani 4:15).
Andaikata Ia berdosa, maka pada saat Ia menderita dan mati, Ia mengalaminya sebagai hukuman untuk diriNya sendiri. Tetapi karena Ia suci, maka pada saat Ia menderita dan mati, Ia pasti mengalaminya untuk orang lain / kita!

3) Jenis hukuman mati yang Ia alami adalah salib, bukan penggal, rajam dsb. Mengapa harus salib? Karena:

a) Manusia yang berdosa terkutuk di hadapan Allah.
Galatia 3:10 - “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.’”. Bdk. Ulangan 27:26 dan Ulangan 28:1.

b) Salib adalah hukuman yang terkutuk.
Ulangan 21:22-23 - “(22) ‘Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung dia pada sebuah tiang, (23) maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.’”.

Galatia 3:13 - “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.

Sebetulnya gantung juga merupakan kematian yang terkutuk, tetapi gantung tidak memenuhi syarat lain yaitu ‘berdarah’ yang ditunjukkan oleh type-type (bayangan-bayangan) dan simbol-simbol dalam Perjanjian Lama tentang Kristus. Hanya salib yang memenuhi kedua persyaratan, ‘terkutuk’ dan ‘berdarah’ ini.

c) Dengan mengalami kematian yang terkutuk itu, Kristus menanggung kutuk yang seharusnya untuk kita, dan dengan demikian terlihat bahwa Ia menjadi Substitute / Pengganti kita.
Ada dialog dalam sebuah film yang mengatakan: ‘Seandainya Kristus mati pada abad ke 20, kita orang-orang kristen akan berkalungkan kursi listrik kecil’. Sutradara film itu tidak mengerti Kitab Suci / theologia! Kristus mati pada jaman kapanpun, Ia harus mati melalui kematian yang terkutuk dan berdarah, yaitu salib, karena kalau tidak, Ia tidak bisa menjadi Pengganti kita.
Kristus telah menggantikan kita memikul kutuk itu, dan karena itu kalau kita percaya kepada Dia, kutuk yang ada pada kita dicabut / dibuang, sehingga kita bukan lagi orang terkutuk, tetapi orang yang diberkati.

Bdk. Matius 25:34,41 - “(34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang DIBERKATI oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. ... (41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang TERKUTUK, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.”.

4) Penderitaan yang luar biasa yang Ia alami.
Kristus mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya, seperti:

a) Pencambukan.
Untuk bisa mengerti lebih baik tentang hebatnya penderitaan Kristus pada waktu disesah, mari kita lihat 2 komentar di bawah ini.

William Hendriksen (tentang Matius 27:26): “The Roman scourge consisted of a short wooden handle to which several thongs were attached, the ends equipped with pieces of lead or brass and with sharply pointed bits of bone. The stripes were laid especially on the victim's back, bared and bent. Gener¬ally two men were employed to administer this punishment, one lashing the victim from one side, one from the other side, with the result that the flesh was at times lacerated to such an extent that deep-seated veins and arteries, sometimes even entrails and inner organs, were exposed. Such flogging, from which Roman citi¬zens were exempt (cf. Acts 16:37), often resulted in death.” [= Cambuk Romawi terdiri dari gagang kayu yang pendek yang diberi beberapa tali kulit, yang ujungnya dilengkapi dengan potongan-potongan timah atau kuningan dan potongan-potongan tulang yang diruncingkan. Pencambukan diberikan terutama pada punggung korban, yang ditelanjangi dan dibungkukkan. Biasanya 2 orang dipekerjakan untuk melaksanakan hukuman ini, yang seorang mencambuki dari satu sisi, yang lain mencambuki dari sisi yang lain, dengan akibat bahwa daging yang dicambuki itu kadang-kadang koyak / sobek sedemikian rupa sehingga pembuluh darah dan arteri yang terletak di dalam, kadang-kadang bahkan isi perut dan organ bagian dalam, menjadi terbuka / terlihat. Pencambukan seperti itu, yang tidak boleh dilakukan terhadap warga negara Romawi (bdk. Kisah para rasul 16:37), sering berakhir dengan kematian.] - hal 957.

William Barclay (tentang Matius 27:27-31): “Roman scourging was a terrible torture. The victim was stripped; his hands were tied behind him, and he was tied to a post with his back bent double and conveniently exposed to the lash. The lash itself was a long leather thong, studded at intervals with sharpened pieces of bone and pellets of lead. Such scourging always preceded crucifixion and ‘it reduced the naked body to strips of raw flesh, and inflamed and bleeding weals’. Men died under it, and men lost their reason under it, and few remained conscious to the end of it.” [= Pencambukan Romawi adalah suatu penyiksaan yang hebat. Korban ditelanjangi, tangannya diikat kebelakang, lalu ia diikat pada suatu tonggak dengan punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka terhadap cambuk. Cambuk itu sendiri adalah suatu tali kulit yang panjang, yang ditaburi dengan potongan-potongan tulang dan butiran-butiran timah yang runcing. Pencam¬bukan seperti itu selalu mendahului penyaliban dan ‘pencambukan itu menjadikan tubuh telanjang itu menjadi carikan-carikan daging mentah, dan bilur-bilur yang meradang dan berdarah’. Ada orang yang mati karenanya, dan ada orang yang kehilangan akalnya (menja¬di gila?) karenanya, dan sedikit orang bisa tetap sadar sampai akhir pencambukan.] - hal 363.

b) Penyaliban.

Pulpit Commentary (tentang Matius 27:32): “Nails were driven through the hands and feet, and the body was supported partly by these and partly by a projecting pin of wood called the seat. The rest for the feet, often seen in picture, was never used.” [= Paku-paku menembus tangan dan kaki, dan tubuh disangga / ditopang sebagian oleh paku-paku ini dan sebagian lagi oleh sepotong kayu yang menonjol yang disebut ‘tempat duduk’. Tempat pijakan kaki, yang sering terlihat dalam gambar, tidak pernah digunakan.] - hal 588.

William Barclay (tentang Markus 15:21-28): “When they reached the place of crucifixion, the cross was laid flat on the ground. The prisoner was stretched upon it and his hands nailed to it. The feet were not nailed, but only loosely bound. Between the prisoner’s legs projected a ledge of wood called the saddle, to take his weight when the cross was raised upright - otherwise the nails would have torn through the flesh of the hands. The cross was then lifted upright and set in its socket - and the criminal was left to die ... Sometimes prisoners hung for as long as a week, slowly dying of hunger and thirst, suffer¬ing sometimes to the point of actual madness.” [= Ketika mereka sampai di tempat penyaliban, salib itu ditidurkan di atas tanah. Orang hukuman itu direntangkan di atasnya, dan tangannya dipakukan pada salib itu. Kakinya tidak dipakukan, tetapi hanya diikat secara longgar. Di antara kaki-kaki dari orang hukuman itu (diselangkangannya), menonjol sepotong kayu yang disebut sadel, untuk menahan berat orang itu pada waktu salib itu ditegakkan - kalau tidak maka paku-paku itu akan merobek daging di tangannya. Lalu salib itu ditegakkan dan dimasukkan di tempatnya - dan kriminil itu dibiarkan untuk mati .... Kadang-kadang, orang-orang hukuman tergantung sampai satu minggu, mati perlahan-lahan karena lapar dan haus, menderita sampai pada titik di mana mereka menjadi gila.] - hal 360.

Catatan: saya tak setuju dengan bagian yang saya garis-bawahi itu, karena:
1. Penafsir-penafsir lain mengatakan kaki-Nya juga dipaku.

2. Mazmur 22 yang adalah Mazmur tentang salib, pada ay 17b-nya mengatakan: “mereka menusuk tangan dan kakiku.”.

3. Setelah bangkit, untuk membuktikan Dia bukan hantu (roh), Dia menunjukkan tangan dan kaki-Nya.
Lukas 24:37-40 - “(37) Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. (38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? (39) Lihatlah tanganKu dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.’ (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kakiNya kepada mereka.”.

Dalam tafsirannya tentang Matius 27:27-31, Barclay mengutip kata-kata Klausner, seorang penulis Yahudi, yang berkata sebagai berikut:

“The criminal was fastened to his cross, already a bleeding mass from the scourging. There he hung to die of hunger and thirst and exposure, unable even to defend himself from the torture of the gnats and flies which settled on his naked body and on his bleed¬ing wounds.” [= Kriminil / orang hukuman itu dilekatkan / dipakukan pada salib; pada saat itu ia sudah penuh dengan darah karena pencambukan. Di sana ia tergantung untuk mati karena lapar, haus dan kepanasan, bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri dari siksaan dari serangga dan lalat yang hinggap pada tubuhnya yang telanjang dan pada luka-lukanya yang berdarah.] - hal 364.

Barclay lalu melanjutkan kata-kata Klausner: “It is not a pretty picture but that is what Jesus Christ suffered - willingly - for us.” [= Itu bukanlah suatu gambaran yang bagus, tetapi itulah yang diderita oleh Yesus Kristus - dengan sukarela - bagi kita.] - hal 364.

Kristus memang harus mengalami penderitaan yang luar biasa ini, karena penderitaan di neraka juga luar biasa hebatnya!

5) Kristus menolak anggur bius.
Kristus diberi minum 2 x (Matius 27:34,48 Markus 15:23,36). Yang pertama Ia tolak (Matius 27:34 Markus 15:23), yang kedua Ia terima (Matius 27:48 Markus 15:36 Yoh 19:29-30a).

Mat 27:34,48 - “(34) Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya. ... (48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum”.

Markus 15:23,36 - “(23) Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepadaNya, tetapi Ia menolaknya. ... (36) Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata: ‘Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.’”.

Yohanes 19:29-30a - “(29) Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. (30a) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, ...”.

Mengapa yang pertama ditolak? Matius mengatakan minuman itu sebagai anggur bercampur empedu, dan Markus menyatakannya sebagai anggur bercampur mur. Banyak penafsir beranggapan anggur itu mengandung sejenis ramuan bius, yang bisa mengurangi rasa sakit. Seandainya Yesus mau meminum anggur bius itu, dan rasa sakit yang Ia alami berkurang, maka Ia tidak memikul seluruh hukuman dosa kita, dan sekalipun kita percaya kepada-Nya, kita akan diampuni hanya sebagian dari dosa kita. Tetapi puji Tuhan, Yesus sadar bahwa saat itu Ia sedang menggantikan kita dalam memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia tidak mau rasa sakitnya dikurangi. Ia mau memikul 100 % hukuman dosa kita! Karena itu, kalau kita percaya kepada-Nya, semua dosa kita diampuni, yang dulu, yang sekarang, maupun yang akan datang. Tidak ada satu pun harus kita bayar sendiri! Karena itu Paulus berkata dalam Roma 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”.

6) Kristus mengalami kehausan (Yohanes 19:28).
Ingat bahwa orang di neraka pasti mengalami kehausan yang luar biasa. Bandingkan dengan kehausan dari orang kaya di neraka dalam Lukas 16:23-24 - “(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.”.

Kristus menggantikan kita memikul hukuman itu, dan karenanya Ia harus mengalami kehausan yang luar biasa. Ia sudah ditangkap pada Kamis malam, digiring kesana kemari, diadili, dicambuki, memikul kayu salib, disalibkan di terik matahari, dsb. Ia mengalami kehausan yang luar biasa, yang dalam Maz 22, yang adalah mazmur tentang salib, digambarkan sebagai: “kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.” (Mazmur 22:16).

Ini merupakan penggantian yang Yesus lakukan bagi kita. Seharusnya kita yang mengalami kehausan di neraka, tetapi Ia menggantikan kita memikul kehausan tersebut. Ini menyebabkan kita tidak perlu mengalami kehausan di neraka, asal kita percaya kepada Yesus!

7) Kristus mengalami keterpisahan dengan Allah.

Keterpisahan dengan Allah merupakan hukuman dosa.

2Tesalonika 1:8-10 - “(8) dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak menaati Injil Yesus, Tuhan kita. (9) Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, (10) apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai.”.

Kristus menggantikan kita memikul hukuman dosa, dan karena itu Ia harus mengalami keterpisahan dengan Allah / Bapa-Nya.

Matius 27:46 - “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: AllahKu, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”.

Dengan demikian, kita yang percaya kepadaNya diperdamaikan dengan Allah (Roma 5:1), dan tidak bisa lagi terpisah dari Allah.

Roma 5:1 - “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.”.

8) Kristus mati.
Upah dosa ialah maut (Roma 6:23), dan karena itu Kristus, yang menggantikan kita untuk memikul hukuman dosa, harus mengalami kematian.
Karena itu, orang yang percaya Yesus, sekalipun tetap mengalami kematian, tetapi tidak mengalami kematian itu sebagai hukuman dosa, tetapi sebagai pintu gerbang menuju surga!

III) Keselamatan karena iman.

Karena Kristus sudah menjadi substitute [= pengganti] kita secara lengkap / sempurna, maka sekarang untuk selamat / masuk surga kita tidak perlu melakukan apa-apa! Hanya percaya / beriman kepada Yesus! Kita bukan diselamatkan karena perbuatan baik atau karena iman + perbuatan baik, tetapi hanya karena iman.

Ini terlihat dari ayat-ayat di bawah ini:
1. Roma 3:27-28 - “(27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”.
2. Gal 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus.”.
3. Efesus 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”.
4. Roma 3:24 - “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan DENGAN CUMA-CUMA karena penebusan dalam Kristus Yesus.”.

Sudahkah saudara selamat / percaya kepada Yesus? Ingat bahwa percaya kepada Yesus, haruslah dengan penekanan bahwa kita mempercayai Dia sebagai Allah / Tuhan, dan sebagai Juruselamat / Penebus kita. Kalau saudara hanya percaya Dia sebagai pemberi berkat, kekayaan, dokter / penyembuh, dsb, itu bukan iman yang benar. Ingat bahwa nama ‘Yesus’ itu artinya ‘Juru selamat (dosa)’.

Matius 1:21 - “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.’”.

Roma 3:24-25 - “(24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. (25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya.”.
Bagian yang saya garis bawahi itu dalam NIV diterjemahkan: ‘through faith in his blood’ [= melalui iman kepada darah-Nya].

Jadi, jelas bahwa kita harus percaya kepada Dia sebagai Penebus / Juru selamat kita. Tetapi apa artinya percaya Yesus sebagai Penebus / Juru selamat kita? Artinya, kita harus percaya bahwa pada waktu Dia menderita dan mati pada 2000 tahun yang lalu, Ia menjadi Pengganti bagi kita dalam menerima hukuman Allah. Kita yang berdosa, dan seharusnya kita yang dihukum, tetapi Ia telah dihukum sebagai ganti kita. Percayakah saudara kepada Yesus dengan cara seperti ini?

Kalau ya, saudara harus memenuhi 2 tanda ini:

1) Keyakinan akan keselamatan.
Adalah sesuatu yang tidak masuk akal bahwa ada banyak orang mengaku kalau mereka percaya bahwa Yesus sudah mati memikul semua dosa-dosa mereka, tetapi pada saat yang sama mereka masih ragu-ragu / tidak yakin bahwa mereka akan masuk ke surga! Ini adalah suatu kontradiksi! Kalau memang saudara percaya bahwa Yesus sudah membayar semua dosa saudara, lalu dosa yang mana lagi yang menyebabkan saudara mengira bahwa saudara masih bisa masuk neraka?

2) Ada perubahan hidup ke arah yang positif dalam diri saudara.
Sekalipun perbuatan baik tidak punya andil dalam menyelamatkan kita, tetapi perbuatan baik / perubahan hidup ke arah positif pasti ada dalam diri orang yang betul-betul percaya kepada Yesus! Mengapa? Karena orang yang percaya pasti menerima Roh Kudus (Yohanes 7:38-39 Efesus 1:13-14), yang akan mengeluarkan buah Roh (Galatia 5:22-23).
Jadi, ini merupakan bukti dari keselamatan bukan penyebab keselamatan!
-------------------------------------------------------------------------------------
tidak ada perbuatan baik ada perbuatan baik

selamat

Lukas 19:9 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.”.

Perubahan hidup itu harus ada:

a) Dalam hal rohani. Misalnya: kerinduan akan Firman Tuhan, doa, berbakti dsb. Khususnya pada saat ada wabah virus corona ini, dimana kebaktian harus dilakukan online, apakah saudara tetap berbakti?

b) Dalam hidup sehari-hari. Misalnya: menjadi lebih jujur, lebih rajin, lebih bertanggung jawab dan sebagainya.

Penutup / kesimpulan.

Apakah saudara sudah mempunyai keyakinan akan keselamatan saudara dan perubahan hidup ke arah yang positif sebagai bukti iman saudara? Kalau belum, saudara belum selamat! Percayalah kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat saudara saat ini juga, supaya saudara betul-betul diselamatkan!

JESUS IS OUR SUBSTITUTE (Yesus adalah pengganti kita)
-AMIN-
Next Post Previous Post