EKSPOSISI 2 KORINTUS 6:1-10 (PAULUS DALAM PELAYANAN PENYEBARAN INJIL)

EKSPOSISI 2 KORINTUS 6:1-10 (PAULUS DALAM PELAYANAN PENYEBARAN INJIL)
otomotif, gadget, bisnis
 
2 Korintus 6:1-10 - 2 Korintus 6:1 Sebagai teman-teman sekerja,  kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia  kasih karunia Allah , yang telah kamu terima. 6:2 Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. " Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. 6:3 Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung,  supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. 6:4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran , 6:5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;  6:6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus  dan kasih  yang tidak munafik; 6:7 dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah;  dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela 6:8 ketika dihormati dan ketika dihina; i ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu,  namun dipercayai, 6:9 sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati,  dan sungguh kami hidup;  sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; 2 Korintus 6:10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin  , namun memperkaya  banyak orang; sebagai orang tak bermilik,  sekalipun kami memiliki segala sesuatu. 

Pendahuluan.

Kata Injil adalah kata yang berasal dari Arab. Di dalam bahasa Yunani kata yang diterjemahkan dengan Injil adalah: “euanggelion,” yang artinya kabar kegirangan. Adapun yang dimaksud dengan “kabar kegirangan” adalah berita keselamatan, bahwa Tuhan Allah menyelamatkan manusia dengan perantaraan karya penebusan Kristus. Kata Injil, artinya “kabar baik” atau berita yang menggembirakan.2 Injil adalah berita sukacita tentang kerajaan Allah (penguasaan Allah), di mana di dalam tugas pemberitaan Injil, sasarannya ialah penguasaan Allah atas segala bangsa (bd. Matius 28:19-20; Markus 16:15). Pemberitaan Injil membawa kerajaan Allah ke Ujung Bumi (The End of The Word) dan di mana Kerajaan Allah berkuasa, di situ kejahatan ditahan sampai kedatangan Tuhan Yesus (bd. 2 Tesalonika 2:1-12).

Pekabaran Injil dapat didefinisikan sebagai pemberitaan kabar gembira tentang pekerjaan Kristus. Dalam arti luas seluruh pekerjaan Gereja termasuk pekerjaan sosial merupakan pekabaran Injil. Pelayanan Gereja dalam masyarakat adalah salah satu cara untuk menyatakan kasih Tuhan.4 Injil adalah kabar tentang peristiwa-peristiwa yang menggembirakan, atau kabar sukacita. Kata Injil di gunakan oleh Yesus ketika ia memproklamasikan kedatangan kerajaan Allah (Markus 1:15) dan oleh Paulus untuk karya Allah yang telah dikerjakan melalui Yesus Kristus (Roma 1:1-2).5 

Injil adalah kabar baik atau kabar gembira berupa keselamatan, Tuhan menyelamatkan manusia lewat karya penebusan dari Kristus. Allah telah memilih kaum minoritas untuk menerima anugerah khusus ini, dan mempercayakan kepada mereka tugas membagikan Injil anugerah kepada bangsa-bangsa lain. Jadi, Paulus menyebarkan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi dan mengaku bahwa anugerah ini diberikan kepada yang terkecil dari semua umat Allah, untuk mengajarkan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi dan untuk mengungkapkan Rencana Agung keselamatan Allah (Roma 15:16; 1 Korintus 15:10; 2 Korintus 12:9; Galatia 1:15; Efesus 3:2, 7-9). 

Maksud pesan ini adalah bahwa tanpa anugerah Yesus, tidak ada seorang pun yang bisa menyebarkan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Pekabaran Injil adalah pemberitaan kabar gembira tentang Tuhan dengan maksud supaya orang yang mendengar berita itu mengambil keputusan untuk bertobat kepada Kristus. Pekabaran Injil ditujukan kepada orang yang bukan Kristen dan kepada segi-segi yang tidak Kristen dalam kehidupan orang-orang Kristen, dengan maksud supaya semua orang itu menyerahkan kehidupannya secara penuh kepada Tuhan.

Memberitakan Injil adalah perintah Tuhan Yesus. Tetapi dalam memberitakan Kabar Anugerah, tidak harus hanya ditujukan terhadap orang yang bukan Kristen saja; tetapi juga terhadap orang Kristen KTP (Kristen Tanpa Pertobatan), atau mereka sekedar beragama Kristen karena faktor keluarga, namun mereka belum mengenal Yesus Kristus dan anugerah-Nya secara pribadi dan benar (band. Yohanes.3:3-7). 

Berdasarkan paparan di atas penulis menjelaskan bahwa memberitakan Injil adalah kabar anugerah yang diberikan kepada orang percaya untuk menyampaikan Injil yang sebenarnya. Kristus sendiri yang mengutus dan tiap-tiap orang Kristen diutus untuk memberitakan Injil kepada orang yang belum mengenal Kristus. Pekabaran Injil itu pertama-tama ditujukan kepada keluarga sendiri. Tujuan pekabaran Injil adalah supaya orang memuliakan dan menghormati akan Allah. Perintah pekabaran Injil adalah perintah Tuhan Yesus kepada rasul-rasul berdasarkan Matius 28:18-20. Amanat ini kemudian harus diteruskan kepada Gereja Tuhan.

Pembahasan

Menyia-Nyiakan Kasih Karunia Allah (2 Korintus 6: 1)

Kata dasar dari menyia-nyiakan adalah sia-sia dalam bahasa Yunani menggunakan kata “κενος” (kenos). Kata “κενος” (kenos) yang artinya kosong, hampa, sia-sia, bodoh. Dengan kasus adjective neuter singular accusative no degree. kasus ini menunjukkan bentuk kata sifat, yang bersifat netral, tidak ada derajat tingkat yang berbentuk tunggal. Dengan demikian kata sia-sia merupakan bentuk kata sifat yang diterjemahkan kosong, hampa, sia-sia, bodoh. Sedangkan dalam King James Vers (KJV)“Vain” yang artinya bersia-sia. Jadi Paulus di sini menegur jemaat di Korintus supaya Injil yang mereka dengan tidak di sia-siakan, bahkan dalam terjemahan lain mengatakan jangan sampai mereka seperti orang bodoh serta Injil itu menjadi kosong atau tidak berarti karena mereka sendiri yang tidak sungguh-sungguh dalam Kristus

Kata “Kasih Karunia” dalam bahasa Yunani menggunakan kata “χαρις” (charis).

Kata “χαρις” (charis) khar’-ece yang artinya kasih karunia, anugerah, pemberian, kemurahan hati, senang, keramahan, syukur, pahala, faedah. Dengan kasus Noun feminine singular accusative. Kasus ini menunjukkan bentuk kata benda tunggal feminine. Dengan demikian kata kasih karunia merupakan bentuk kata benda tunggal, kata kasih karunia dalam (BYZ) artinya kebaikan, rahmat, kepedulian sangat ramah atau bantuan, kehendak baik. berarti sebagai orang percaya harus menyadari bahwa hidupnya harus memuliakan Tuhan karena semua itu anugerah Tuhan bahkan dikatakan orang percaya harus mensyukurinya dan menikmati kemurahan Allah itu dengan senang.

Jadi, frase “supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah” dapat diartikan bahwa suatu larangan untuk tidak menjadikan Anugerah Allah sebagai sesuatu yang kosong atau yang sia-sia. Sedangkan dalam Firman Allah Yang Hidup (FAYH) adalah berita BIS “Karena kami bekerja bersama-sama dengan Allah, maka kami mohon dengan sangat janganlah kalian menyia-nyiakan kebaikan hati Allah itu. Jadi, Allah sudah banyak menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada kamu, janganlah kamu dengan sia- sia menerima kebaikan hati-Nya. Jadi, dalam terjemahan lain kata sia-sia, itu hal yang sama. Berarti kata sia-sia penting bagi orang percaya untuk memuliakan Tuhan. Karena orang percaya sudah menerima anugerah lewat kebaikan hati Tuhan.

Menghargai Waktu (2 Korintus 6: 2)

Kata waktu dalam bahasa Yunani menggunakan kata “καιρος” (kairos). Kata “καιρος” (kairos) kahee-ros’ yang artinya waktu, zaman, saat, waktu yang tepat, musim kesempatan. Dengan kasus noun masculine singular dative. Kata ini menunjukkan kata benda maskulin tunggal umum. Dalam King james Vers (KJV) “time” artinya waktu. Sedangkan dalam perbandingan versi FAYH mengatakan bahwa “Sebab Allah berfirman, "Jeritanmu datang kepada-Ku pada saat yang baik. 

BIS mengatakan bahwa Dalam Alkitab, Allah berkata, "Pada waktu yang diperkenankan, Aku sudah mendengarkan engkau, dan pada hari keselamatan, Aku telah menolong engkau." Ingatlah baik-baik, sekarang inilah waktu yang diperkenankan itu. Sekarang inilah hari untuk diselamatkan. 

Matthew Henry mengatakan: Sekarang adalah waktu perkenanan itu, sekarang adalah hari penyelamat itu (ayat 2). Hari Injil adalah suatu hari penyelamatan, sarana kasih karunia adalah sarana keselamatan, tawaran Injil adalah tawaran keselamatan, dan sekarang inilah satu-satunya saat yang tepat untuk menerima semua tawaran ini. Hari ini, selama masih bisa disebut hari ini. 

Hari esok bukan urusan kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, atau di mana kita akan ada. Kita juga harus ingat bahwa musim kasih karunia yang ada sekarang ini waktunya singkat dan tidak pasti, dan tidak di ketahui kapan berakhirnya. Karena itu, tugas dan kepentingan kitalah untuk memanfaatkannya, selama musim itu masih berlangsung. Keselamatan kita sendiri bergantung pada apakah kita melakukannya atau tidak.

Melayani Sebagai Pelayan Allah ( 2 Korintus 6: 4-10)

Kata pelayan dalam bahasa Yunani menggunakan kata “διακονος” (diakonos). Kata “διακονος” (diakonos) yang artinya pelayan, pembantu, diaken. Dengan kasus noun masculine plural nominative. Kata ini menunjukkan kata benda maskulin jamak. Dalam perbandingan Versi BIS sebaliknya, dalam segala hal, kami menunjukkan bahwa kami adalah hamba-hamba Allah. Sebab, segala macam kesukaran sudah kami derita dengan sabar. 

Dalam FAYH mengatakan sebenarnya, apapun yang kami lakukan, kami berusaha membuktikan bahwa kami benar-benar peyanan Allah. Dalam tafsiran Alkitab mengatakan karena Paulus dan kawan-kawannya adalah pelayan Allah, mereka sanggup membuat hidup mereka menjadi contoh untuk diteladani. Cara lain menerjemahkan adalah karena kami ini pelayan-pelayan Allah, kami malahan membuat hidup kami menjadi contoh untuk diteladani. 

Henry mengatakan: Orang percaya melihat bahwa setiap ada kesempatan Rasul Paulus selalu menekankan bahwa orang percaya harus setia di dalam pekerjaan orang percaya, karena sering kali keberhasilan orang percaya bergantung pada hal tersebut. Matanya tertuju pada satu arah dan hatinya lurus di dalam semua pelayanannya. Kerinduannya yang terutama adalah untuk menjadi hamba Allah, dan membuktikan dirinya memang demikian. Perhatikan, para pelayan Injil harus memandang diri mereka sebagai pelayan atau hamba Allah, dan di dalam segala hal bertindak sesuai dengan kedudukan mereka tersebut. Begitulah yang dilakukan Rasul Paulus.

KAJIAN TEOLOGIS PELAYANAN PENYEBARAN INJIL

Dalam kajian teologis ini memaparkan pelayanan penyebaran Injil itu sebagai wujud pelayanan Rasul Paulus.

Kasih Karunia Allah Menyelamatkan

Karunia mempunyai arti lebih dari sekedar kebaikan yang tidak layak kita terima. Seringkali dalam firman Tuhan, kasih karunia berarti pemberdayaan atau kuasa ilahi.

Kasih karunia adalah sesuatu yang memberdayakan kita (1 Korintus 15:10). Kasih karunia adalah sebuah zat yang Allah masukkan dalam kita sewaktu kita membutuhkannya (Ibrani 4:16). Kasih karunia adalah satu-satunya hal yang mengubah hidup kita (1 Timotius 1:13-14). Kalau Allah tidak memberi kita kasih karunia-Nya, tidak ada sesuatu pun dalam hidup kita yang akan berubah. Hanya dengan kasih karunia yang Allah berikanlah kita dimampukan untuk menjaga hati kita agar bebas dari kepahitan (Ibrani 12:15). Kasih karunia itu sangat dibutuhkan untuk mengendalikan perasaan-perasaan kita. Kasih karunia menyediakan kekuatan yang dibutuhkan untuk menaati apa yang Allah minta kita lakukan (Roma 1:5).

Pfitzner mengatakan: Pada waktu itu orang-orang Korintus sudah mendengar dan menerima berita tentang kasih karunia Allah, perkenan-Nya sama sekali tidak layak mereka terima, di dalam Kristus. yang menjadi masalah adalah kemungkinan yang menguatirkan bahwa kasih karunia itu tidak dibiarkan mengubah hidup mereka. Bagi Paulus sendiri, kasih karunia tentu akan menjadi sia-sia andai kata tidak mengikuti panggilan untuk menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan dengan menjadi rasul-rasul-Nya (1 Korintus 15:10). Kasih karunia Allah akan menjadi sia-sia bagi orang Korintus bila mereka tetap hidup untuk diri sendiri (5:15), atau bila mereka menolak untuk mendengarkan Paulus yang telah membawakan Injil kasih karunia kepada mereka.

Dalam Wycliffe menyia-Nyiakan dalam kata sia-sia. Teman-teman sekerja merupakan terjemahan dari sunergeo (sebuah kata kerja yang di bagian Perjanjian Baru lainnya hanya dipakai dalam Markus 16:20; Roma 8:28; 1 Korintus 16:16; Yakobus 2:22). Terdapat “kerja sama” sejati sesudah keselamatan (Filipi 2:12-13). Kata sia-sia. Bandingkan Galatia 2:2; Filipi 2:16; 1 Tesalonika 3:5. Paulus selalu mencari bukti-bukti nyata dari kuasa Injil di antara orang-orang yang dimenangkan olehnya (1 Tesalonika 2:13). 

Dikatakan juga kasih karunia mewarnai ajaran Yesus dalam PB. Manusia berdosa tidak mungkin bebas kutuk dosa dari usahanya sendiri, hanya karena kasih karunia Yesus manusia bisa selamat. “mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah” (Roma 8:8). Yesus datang ke dunia dan mati di salib, untuk mengampuni dosa manusia bagi yang mau percaya dan bertobat, maka nubuat “Etika Taman Eden” menjadi “tergenapi”.  

Dalam Perjanjian Baru, istilah anugerah dijelaskan dengan bahasa Yunani kharis, khairen, yang artinya “bersukacita, penampilan yang menyenangkan, disetujui, dan diterima” (Lukas 4:22; Kolose 4:6). Anugerah juga dapat berarti maksud atau kehendak baik (Lukas 1:30; 2:40,52: KPR 2:47;7:46;24:27); atau sukacita yang dilimpahkan oleh TUHAN (2 Korintus 9:8. Arti lain dari anugerah ialah rasa syukur atau pengucapan syukur (Lukas 4:22; I Korintus 10:38; 15:57; 2 Korintus 2:14; 8:16; I Timotius 1:12). Karena kasih karunia-Nya Ia telah memilih umat perjanjian-Nya. Pemilihan Allah terhadap umat- Nya itu bukan maksud Penyelamat Telah Tiba

Istilah keselamatan atau soteriologi yang digunakan disini berasal dari kata soteria atau soterios dan logi atau logy (salubrious salus, salutis- Latin); istilah mana secara umum dapat disebut “ilmu tentang keselamatan”. Istilah soteria berakar dari kata bahasa Yunani, saos, yang kata dasarnya ialah sazo, yang memiliki arti yang dalam, yang dapat berarti “dilepaskan, dilindungi dari bahaya” (Kisah Para Rasul 7:25; 27:31; Ibrani 11:7). 

Istilah “keselamatan” adalah terjemahan dalam bahsa Yunani “soteria”. Membahas tentang keselamatan tidak lepas dari kasus dalam tanam Eden, yang mengakibatkan manusia jatuh dalam dosa, dan memerlukan pertolongan dari ketidak-berdayaannya menuju kematian kekal, yaitu “penyelamatan” yang menyelamatkan manusia dari hukuman neraka selamanya. Allah dalam Taman Eden, “berprakarsa” untuk mencarikan jalan pertolongan dengan mencanangkan nubuat-Nya tentang “penebusan dosa”, yang pertama dalam awal sejarah. Penebusan dosa adalah upaya menyelamatkan terhadap manusia berdosa. Di mana Bapa “merancang” penyelamatan, Anak yang “melaksanakannya”, dan Roh Kudus yang “menerapkan” atau mewujudkan keselamatan itu menjadi “nyata” pada diri seseorang.“pusat penyelamatan” itu adalah salib Kristus (Roma 1:16; I Korintus 1:18).

Paulus Daun menjelaskan: Seluruh umat manusia, menginginkan, merindukan keselamatan. Sebab itu mereka berusaha mencari dan mendapatkan keselamatan itu. Pada umumnya keselamatan di luar Kristus dicapai dengan bersandar pada kemampuan diri sendiri, yaitu dengan jalan berbuat baik, berbuat amal dan sebagainya. Alkitab dengan jelas mengungkapkan perbuatan baik manusia di hadapan Allah bagaikan orang yang memakai pakaian compang-camping saja. 

Dengan kata lain, manusia tidak mungkin bersandar kemampuan diri untuk mendapat perkenaan dari Allah. Hal ini bagaikan Adam dan Hawa yang jatuh kedalam dosa dan berusahan dengan cara sendiri membuat pakaian dari daun-daunan untuk menutupi malunya, tetapi mereka gagal! Karena daun yang sebentar saja menjadi layu dan kering, tidak mungkin dapat menutup malu mereka. setelah Tuhan turun tangan menyediakan pakaian dari kulit binatang barulah secara permanen, mereka dapat menutupi malunya.

Melayani Sebagai Hamba

Erastus Sabdono berpendapat bagaimana hati seorang hamba. Ciri seorang pelayan Tuhan yang benar, pertama: bekerja sepenuh hati bagi Tuannya. Tuan disini adalah Tuhan sendiri. Ini adalah sebuah kehidupan yang dihargai Allah, dan sungguh-sungguh berharga. Kehidupan semacam inilah yang sudah ditemukan oleh rasul Paulus (Filipi 1:21; 2 Korintus 5:14-15; 1Korintus 6:19). Seorang yang hidup bagi Tuhan, bagai prajurit yang baik tidak memusingkan penghidupannya sendiri (2 Timotius 2:4). 

Hsueh Yu Kwong mengatakan: Setiap umat Kristen mempunyai gereja sendiri dan juga mengambil bagian dalam pelayanan. Setiap pelayanan yang diperuntukan bagi Allah adalah pelayanan ya indah di mata Tuhan. Hamba-hamba Tuhan yang setia, di antaranya Paulus. Ia mengasihi bukan hanya satu gereja, tetapi semuanya. Di dalam Perjanjian Baru, minimal sebanyak sepuluh kali menyebut istilah “gereja-gereja” atau jemaat-jemaat dan yang paling banyak menyebutnya adalah surat kiriman kepada jemaat Korintus. 

Paulus menyinggung dengan istilah tersebut karena di dalam tubuh gereja di korintus terjadi perpecahan; anggotanya hanya memikirkan diri sendiri dan tidak menghiraukan anggota tubuh lainnya, Oleh karena Paulus secara khusus mengajarkan tentang kebenaran ini. Oleh karena Tuhan mengasihi gereja-Nya, bagi manusia yang melayani di gereja sudah pasti pelayanan orang percayadiperkenankan Tuhan. 

Edi Suranta Ginting mengatakan bahwa: Hamba Tuhan yang terbesar adalah Hamba Tuhan yang menjadi pelayan bagi umat Tuhan. Bila di dunia memimpin dilayani, di dalam gereja, pemimpin adalah yang melayani dan rela menjadi hamba Tuhan bagi yang lain. Oleh karena itu, seorang memimpin gereja adalah seorang pelayan gereja dan bukan tuan gereja yang harus dilayani.

Penulis menyimpulkan bahwa seorang pelayan Allah harus memiliki hati yang baik untuk melayani Tuhan di gereja manapun, karena seorang pelayan harus mengasihi jemaat tersebut.

Rasul Paulus menasihatkan jemaat di Korintus supaya Injil yang mereka dengar tidak di sia-siakan, bahkan jangan sampai mereka seperti orang bodoh serta Injil itu menjadi kosong atau tidak berarti karena mereka sendiri yang tidak sungguh-sungguh dalam Kristus. Berarti sebagai orang percaya harus menyadari bahwa hidupnya harus memuliakan Tuhan karena semua itu anugerah Tuhan bahkan dikatakan orang percaya harus mensyukurinya dan menikmati kemurahan Allah itu dengan senang. 
EKSPOSISI 2 KORINTUS 6:1-10 (PAULUS DALAM PELAYANAN PENYEBARAN INJIL)
otomotif, gadget, bisnis
Orang percaya harus menghargai kesempatan yang di berikan Tuhan untuk Melaksana Tugas Amanat Agung-Nya, kepada orang yang belum mengenal Tuhan Yesus dalam dirinya. Karena memberitakan Injil adalah perintah Tuhan Yesus. Tetapi dalam memberitakan Kabar Anugerah, tidak harus hanya ditujukan terhadap orang yang bukan Kristen saja; tetapi juga terhadap orang Kristen KTP (Kristen Tanpa Pertobatan), atau mereka sekedar beragama Kristen karena faktor keluarga, namun mereka belum mengenal Yesus Kristus dan anugerah-Nya secara pribadi dan benar. Seorang pelayan harus memiliki ciri rendah hati untuk memberitakan kabar keselamatan kepada semua orang, karena keselamatan hanya ada di dalam Kristus Yesus.

IMPLIKASI PERSPEKTIF PELAYANAN PENYEBARAN INJIL

Berdasarkan hasil analisa eksegetikal dan teologis ada 3 Perspektif Rasul Paulus Tentang Pelayanan Penyebaran Injil yaitu: tidak menyia-nyiakan kasih karunia Allah, menghargai waktu dan melayani sebagai Pelayan Allah. 

Tidak Menyia-Nyiakan Kasih Karunia Allah

Rasul Paulus menjelaskan dalam 2 Korintus 6:1c bahwa supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. Bahwa Rasul Paulus menasihatkan jemaat di Korintus supaya Injil yang mereka dengarkan tidak menjadi sia-sia, karena mereka sendiri yang tidak sungguh-sungguh didalam Kristus untuk memberitakan Injil. Bahkan kasih karunia Allah sudah banyak menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada jemaat di Korintus supaya janganlah di sia-siakan menerima kebaikan hati-Nya. Jadi, kata sia-sia, itu hal yang sama. Berarti kata sia-sia penting bagi orang percaya untuk memuliakan Tuhan. Karena orang percaya sudah menerima anugerah lewat kebaikan hati Tuhan.

Karunia mempunyai arti lebih dari sekedar kebaikan yang tidak layak orang percaya terima. Seringkali dalam firman Tuhan, kasih karunia berarti pemberdayaan atau kuasa ilahi. Kasih karunia adalah sesuatu yang memberdayakan kita (1 Korintus 15:10). Kasih karunia adalah sebuah zat yang Allah masukkan dalam kita sewaktu kita membutuhkannya (Ibrani 4:16). Kasih karunia adalah satu-satunya hal yang mengubah hidup orang percaya (1 Timotius 1:13-14). Kalau Allah tidak memberi kita kasih karunia-Nya, tidak ada sesuatu pun dalam hidup kita yang akan berubah. Hanya dengan kasih karunia yang Allah berikanlah kita dimampukan untuk menjaga hati orang percaya agar bebas dari kepahitan (Ibrani 12:15). Kasih karunia itu sangat dibutuhkan untuk mengendalikan perasaan-perasaan kita. Kasih karunia menyediakan kekuatan yang dibutuhkan untuk menaati apa yang Allah minta kita lakukan (Roma 1:5).

Menghargai Waktu

Dalam 2 Korintus 6:2 di jelaskan bahwa Sekarang adalah waktu perkenanan itu, sekarang adalah hari penyelamat itu (ayat 2). Hari Injil adalah suatu hari penyelamatan, sarana kasih karunia adalah sarana keselamatan, tawaran Injil adalah tawaran keselamatan, dan sekarang inilah satu-satunya saat yang tepat untuk menerima semua tawaran ini. Hari ini, selama masih bisa disebut hari ini. Hari esok bukan urusan orang percaya. Orang percaya tidak tahu apa yang akan terjadi besok, atau di mana orang percaya akan ada. Orang percaya juga harus ingat bahwa musim kasih karunia yang ada sekarang ini waktunya singkat dan tidak pasti, dan tidak di ketahui kapan berakhirnya. Karena itu, tugas dan kepentingan orang percayalah untuk memanfaatkannya, selama musim itu masih berlangsung. Keselamatan kita sendiri bergantung pada apakah orang percaya melakukannya atau tidak.

Melayani Sebagai Pelayan Allah

Dalam 2 Korintus 6:4-10 menjelaskan bahwa dalam pelayan Allah adalah harus menahan berbagai hal yaitu: kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam jerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa, dalam sukacita dan dukacita dalam menghadapi pelayanan Tuhan. Apapun yang terjadi harus melayani dengan segenap hati, untuk memberitakan Injil Tuhan.


Orang percaya melihat bahwa setiap ada kesempatan Rasul Paulus selalu menekankan bahwa orang percaya harus setia di dalam pekerjaan Tuhan, karena sering kali keberhasilan orang percaya bergantung pada hal tersebut. Matanya tertuju pada satu arah dan hatinya lurus di dalam semua pelayanannya. Kerinduannya yang terutama adalah untuk menjadi hamba Allah, dan membuktikan dirinya memang demikian. Perhatikan, para pelayan Injil harus memandang diri mereka sebagai pelayan atau hamba Allah, dan di dalam segala hal bertindak sesuai dengan kedudukan mereka tersebut. Begitulah yang dilakukan Rasul Paulus.

PENUTUP

Secara keseluruhan pokok pembahasan pelayanan penyebaran Injil itu adalah hal yang baik, karena itu menunjukkan bahwa orang percaya menjangkau jiwa-jiwa yang belum mengenal Kristus, maka perlu pelayanan penyebaran Injil. Dalam Surat 2 Korintus 6:1-10, Rasul Paulus menasihatkan jemaat di Korintus supaya mereka mengerti Injil itu. Sehingga mereka tidak menyia-nyiakan kasih karunia Allah yang mereka terima, karena anugerah yang diberikan Tuhan kepada orang percaya hanya lewat pengorbanan-Nya untuk menebus dosa umatnya.

Menjalankan dan melakukan pelayanan penyebaran Injil itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk disampaikan. Karena ada banyak tantangan yang datang dalam melaksanakan tugas pelayanan untuk penyebaran Injil itu. Oleh karena itu seorang hamba Tuhan yang memberitakan Injil harus melibatkan Tuhan agar kasih karunia Allah, tidak disia-siakan begitu saja. Karena rasul Paulus memberitakan Injil yang luar biasa, dan rasul Paulus juga menghargai waktu dalam pelayanan penyebaran Injil. Walaupun banyak tantangan dan ritangan akan tetapi Tuhan selalu memampukan rasul Paulus agar kuat, teguh dan setia melayani untuk memberitakan kabar baik sekali pun ia pertaruhannya nyawannya untuk memenangkan jiwa-jiwa.

Manusia jatuh ke dalam dosa karena ketidaktaan, oleh karena kasih karunia Allah kepada manusia diselamatkan dari belenggu dosa. Seorang pelayan Tuhan harus memiliki hati sebagai hamba yang melayani Tuhan dengan segenap hati. Soli Deo Gloria. 

Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


.
Next Post Previous Post